makalah glikosida

24
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan zaman membuat ilmu pengetahuan semakin berkembang, begitu pula dengan ilmu kefarmasian. Ditemukan begitu banyak senyawa-senyawa aktif alamiah yang dapat dimanfaatkan keberadaannya untuk sarana pengobatan berbagai macam penyakit. Salah satu diantaranya adalah glikosida. Glikosida banyak terdapat dalam alam. Glikosida merupakan salah satu kandungan aktif tanaman yang termasuk dalam kelompok metabolit sekunder. Di dalam tanaman, glikosida tidak lagi diubah menjadi senyawa lain, kecuali bila memang mengalami peruraian akibat pengaruh lingkungan luar. Glikosida terdiri atas gabungan dua bagian senyawa, yaitu gula dan bukan gula. Keduanya dihubungkan oleh suatu bentuk ikatan berupa jembatan oksigen (O – glikosida, dioscin), jembatan nitrogen (N-glikosida, adenosine), jembatan sulfur (S-glikosida, sinigrin), maupun jembatan karbon (C-glikosida, barbaloin). Bagian gula biasa disebut glikon sedangkan bagian bukan gula disebut sebagai aglikon atau genin. Apabila glikon dan aglikon saling terikat maka senyawa ini disebut sebagai glikosida. Menyadari bahwa glikosida sebagai salah satu kandungan aktif tanaman dan perlunya pemahaman yang memadai tentang senyawa ini, penyusun mengangkat tema glikosida yang merupakan senyawa alamiah yang biasa digunakan dalam bidang kefarmasian dan cukup dikenal luas pemanfaatannya dalam masyarakat Indonesia.

Upload: denny-deny

Post on 05-Aug-2015

1.420 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah GLIKOSIDA

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman membuat ilmu pengetahuan semakin berkembang,

begitu pula dengan ilmu kefarmasian. Ditemukan begitu banyak senyawa-senyawa

aktif alamiah yang dapat dimanfaatkan keberadaannya untuk sarana pengobatan

berbagai macam penyakit. Salah satu diantaranya adalah glikosida.

Glikosida banyak terdapat dalam alam. Glikosida merupakan salah satu

kandungan aktif tanaman yang termasuk dalam kelompok metabolit sekunder. Di

dalam tanaman, glikosida tidak lagi diubah menjadi senyawa lain, kecuali bila

memang mengalami peruraian akibat pengaruh lingkungan luar. Glikosida terdiri

atas gabungan dua bagian senyawa, yaitu gula dan bukan gula. Keduanya

dihubungkan oleh suatu bentuk ikatan berupa jembatan oksigen (O – glikosida,

dioscin), jembatan nitrogen (N-glikosida, adenosine), jembatan sulfur (S-glikosida,

sinigrin), maupun jembatan karbon (C-glikosida, barbaloin). Bagian gula biasa

disebut glikon sedangkan bagian bukan gula disebut sebagai aglikon atau genin.

Apabila glikon dan aglikon saling terikat maka senyawa ini disebut sebagai glikosida.

Menyadari bahwa glikosida sebagai salah satu kandungan aktif tanaman dan

perlunya pemahaman yang memadai tentang senyawa ini, penyusun mengangkat

tema glikosida yang merupakan senyawa alamiah yang biasa digunakan dalam

bidang kefarmasian dan cukup dikenal luas pemanfaatannya dalam masyarakat

Indonesia.

I.2 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui Pengertian Glikosida

2. Mengetahui Jenis-jenis Gula

3. Mengetahui Macam-macam Glikosida

4. Mengetahui Fungsi Glikosida

5. Mengetahui pembentukan Glikosida

Page 2: Makalah GLIKOSIDA

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Glikosida

Glikosida merupakan salah satu kandungan aktif tanaman yang termasuk

dalam kelompok metabolit sekunder. Di dalam tanaman glikosida tidak lagi

diubah menjadi senyawa lain, kecuali bila memang mengalami peruraian akibat

pengaruh lingkungan luar (misalnya terkena panas dan teroksidasi udara).

Glikosida adalah senyawa yang terdiri atas gabungan dua bagian

senyawa, yaitu gula dan bukan gula. Keduanya dihubungkan oleh suatu bentuk

ikatan berupa jembatan oksigen (O – glikosida, dioscin), jembatan nitrogen (N-

glikosida, adenosine), jembatan sulfur (S-glikosida, sinigrin), maupun jembatan

karbon (C-glikosida, barbaloin). Bagian gula biasa disebut glikon sedangkan

bagian bukan gula disebut sebagai aglikon atau genin. Apabila glikon dan

aglikon saling terikat maka senyawa ini disebut sebagai glikosida.

1. Biosintesis Glikosida

Apabila bagian aglikon dari suatu glikosida juga merupakan gula, maka

glikosida ini disebut hollosida, sedang kalau bukan gula disebut heterosida.

Pembicaraan tentang biosintesa dari heterosida umumnya terdiri dari dua bagian

yang penting. Yang pertama adalah reaksi umum bagaimana bagian gula terikat

dengan bagian aglikon, diperkirakan reaksi transfer ini sama pada semua sistem

biologik. Ini kemudian dilanjutkan dengan pembicaraan secara mendetail

tentang jalannya reaksi biosintesa untuk berbagai jenis aglikon yang akan

menyusun glikosida.

Hasil-hasil penyelidikan telah menunjukkan bahwa jalan reaksi utama dari

pembentukan glikosida meliputi pemindahan (transfer) gugusan uridilil dari uridin

trifosfat kesuatu gula-l-fosfat. Enzim-enzim yang bertindak sebagai katalisator

pada reaksi ini adalah uridilil transferase (a) dan telah dapat diisolasi dari

binatang, tanaman dan mikroba. Sedang gula fosfatnya dapat pentosa, heksosa

Page 3: Makalah GLIKOSIDA

dan turunan gula lainnya. Pada tingkat reaksi berikutnya enzim yang digunakan

adalah glikolisis transferase (b), dimana terjadi pemindahan (transfer) gula dari

uridin difosfat kepada akseptor tertentu (aglikon) dan membentuk glikosida

Apabila glikosida telah terbentuk, maka suatu enzim lain akan bekerja

untuk memindahkan gula lain kepada bagian monosakarida sehingga terbentuk

bagian disakarida. Enzim serupa terdapat pula dalam tanaman yang

mengandung glikosida lainnya yang dapat membentuk bagian di-, tri- dan

tetrasakarida dari glikosidanya dengan reaksi yang sama.

Aglikon

Aglikon dari glikosida terdiri dari banyak jenis senyawa kimiawi. Senyawa-

senyawa tersebut meliputi senyawa-senyawa alkoholik dan fenolik, isotiosianat,

nitril sianogenetik, turunan antrasen, flavonoid dan steroid. Meskipun demikian

glikosida tanaman yang pada waktu ini banyak digunakan secara medisinal

kebanyakan mempunyai aglikon steroid, flavonoid atau antrasen. Ini tidak berarti

bahwa glikosida lain tidak penting, hanya yang digunakan untuk pengobatan

lebih sedikit.

II.2 Jenis-jenis Gula

Glikosida sering diberi nama sesuai bagian gula yang menempel

didalamnya dengan menambahkan kata oksida. Sebagai contoh, glikosida yang

mengandung glukosa disebut glukosida, yang mengandung arabinosa disebut

arabinosida, yang mengandung galakturonat disebut galakturonosida, dan

seterusnya.

Gula yang sering menempel pada glikosida adalah β-D-glukosa. Meskipun

demikian ada juga beberapa gula jenis lain yang dijumpai menempel pada

glikosida misalnya ramnosa, digitoksosa dan simarosa. Bagian aglikon atau

genin terdiri dari berbagai macam senyawa organik, misalnya triterpena, steroid,

Page 4: Makalah GLIKOSIDA

antrasena, ataupun senyawa-senyawa yang mengandung gugus fenol, alkohol,

aldehid, keton dan ester. Secara kimiawi, glikosida adalah senyawa asetal

dengan satu gugus hidroksi dari gula yang mengalami kondensasi dengan

gugus hidroksi dari komponen bukan gula. Sementara gugus hidroksi yang

kedua mengalami kondensasi di dalam molekul gula itu sendiri membentuk

lingkaran oksida. Oleh karena itu gula terdapat dalam dua konformasi, yaitu

bentuk alfa dan bentuk beta maka bentuk glikosidanya secara teoritis juga

memiliki bentuk alfa dan bentuk beta. Namun dalam tanaman ternyata hanya

glikosida bentuk beta saja yang terkandung didalamnya. Hal ini didukung oleh

kenyataan bahwa emulsion dan enzim alami lain hanya mampu menghidrolisis

glikosida yang ada pada bentuk beta.

KLASIFIKASI DARI GLIKOSIDA

Ketika bahan kimia alami dari kelompok aglycone digunakan sebagai dasar

pengaturan, dimana penggolongannya sebagai berikut:

Page 5: Makalah GLIKOSIDA

II.3 Macam-macam Glikosida

GLIKOSIDA SAPONIN

Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa sapogenin.

Glikosida saponin bisa berupa saponin steroid maupun saponin triterpenoid.

Saponin adalah segolongan senyawa glikosida yang mempunyai struktur steroid

dan mempunyai sifat-sifat khas dapat membentuk larutan koloidal dalam air dan

membui bila dikocok. Saponin merupakan senyawa berasa pahit menusuk dan

menyebabkan bersin dan sering mengakibatkan iritasi terhadap selaput lendir.

Saponin juga bersifat bisa menghancurkan butir darah merah lewat reaksi

hemolisis, bersifat racun bagi hewan berdarah dingin, dan banyak diantaranya

digunakan sebagai racun ikan. Saponin bila terhidrolisis akan menghasilkan

aglikon yang disebut sapogenin. Ini merupakan suatu senyawa yang mudah

dikristalkan lewat asetilasi sehingga dapat dimurnikan dan dipelajari lebih lanjut.

Saponin yang berpotensi keras atau beracun seringkali disebut sebagai

sapotoksin.

Menurut SOBOTKA :

1. Saponin merupakan turunan dari hidrokarbon yang jenuh dari

siklopentano perhidrofenantren

2. Juga dapat merupakan turunan yang tak jenuh dari siklopentano

perhidrofenantren.

Page 6: Makalah GLIKOSIDA

Struktur kimiawi

Berdasarkan struktur aglikonnya (sapogeninnya), saponin dapat dibedakan

menjadi 2 macam yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid. Kedua senyawa ini

memiliki hubungan glikosidik pada atom C-3 dan memiliki asal usul biogenetika

yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan isoprenoid.

Glikosida saponin dibagi menjadi 2 jenis berdasarkan pada struktur bahan

kimia dari aglycone (sapogenin). Saponin pada hidrolisis menghasilkan suatu

aglycone yang dikenal sebagai "sapogenin".

BIOSINTESIS GLIKOSIDA SAPONIN

Berdasarkan struktur dari aglikon maka glikosida dan saponin dapat dibagi

2 golongan yaitu saponin netral yang berasal dari steroid dengan rantai samping

spiroketal dan saponin asam yang mempunyai struktur triterpenoid. Biosintesa

saponin triterpenoid lebih kurang diketahui bila dibandingkan dengan saponin

steroid tetapi dapat dikatakan bahwa keduanya mempunyai tidak tolak yang

sama yaitu yang berasal dari asetat dan mevalonat. Rantai samping terbentuk

sesudah terbentuknya squalen. Sebagian terjadi inti steroid spiroketal dan yang

lain membentuk triterpenoid pentasiklik. Gugus gulanya dapat berdiri 1 – 55 gula

dan dalam beberapa hal aglikon tak diikat dengan gula tetapi dengan asam

uronat.

Page 7: Makalah GLIKOSIDA

GLIKOSIDA STEROID

Glikosida steroid adalah glikosida yang aglikonnya berupa steroid.

Glikosida steroid disebut juga glikosida jantung karena memiliki daya kerja kuat

dan spesifik terhadap otot jantung.

Struktur Kimiawi

Secara kimiawi bentuk struktur glikosida jantung sangat mirip dengan asam

empedu yaitu bagian gula yang menempel pada posisi tiga dari inti steroid dan

bagian aglikonnya berupa steroid yang terdiri dari dua tipe yaitu tipe kardenolida

dan tipe bufadienolida. Tipe kardenolida merupakan steroid yang mengandung

atom C-23 dengan rantai samping terdiri dari lingkaran lakton 5-anggota yang

tidak jenuh dan alfa-beta menempel pada atom C nomor 17 bentuk beta.

Sementara tipe bufadienolida berupa homolog dari kardenolida dengan atom C-

24 dan mempunyai rantai samping lingkaran keton 6-anggota tidak jenuh ganda

yang menempel pada atom C nomor 17.

Biosintesa Glikosida Jantung

Aglikon dari glikosida jantung adalah steroid yaitu turunan dari siklo-

pentenofenantren yang mengandung lingkaran lakton yang tidak jenuh pada

atom C-17. Seperti sudah kita ketahui biosintesis dari senyawa steroid pada

umumnya didasarkan atas biosintesa dari senyawa kolesterol. Meskipun tidak

semua senyawa steroid memerlukan kolesterol sebagai prekursor (pra zat)

pembentukannya, paling tidak pembentukan kolesterol ini dianggap sebagai

mekanisme biosintesa senyawa steroid pada umumnya.

GLIKOSIDA ANTRAKUINON

Beberapa jenis obat pencahar yang berasal dari tanaman mengandung

glikosida sebagai isi aktifnya. Glikosida-glikosida yang terdapat di dalam obat

pencahar tersebut mengandung turunan antrasen atau antrakinon sebagai

aglikonnya. Simplisia yang mengandung glikosida ini antara lain Rhamni

purshianae Cortex, Rhamni Frangulae Cortex, Aloe, Rhei Radix, dan Sennae

Folium. Kecuali itu Chrysa robin dan Cochineal (Coccus cacti) juga mengandung

turunan antrakinon, akan tetapi tidak digunakan sebagai obat pencahar karena

daya iritasinya terlalu keras (Chrysarobin) sehingga hanya digunakan sebagai

Page 8: Makalah GLIKOSIDA

obat luar atau hanya digunakan sebagai zat warna (Cochineal, Coccus Cacti).

Tanaman-tanaman seperti kelembak, aloe, sena, dan kaskara telah lama dikenal

sebagai obat alami kelompok purgativummeskipun pada saat itu kandungan

kimiawinya belum diketahui dengan jelas. Belakangan, ternyata ada persamaan

kandungan kimiawi antara obat purgativum dengan beberapa bahan pewarna

alami. Senyawa yang pertama ditemukan adalah sena dari tipe antrakuinon, baik

dalam keadaan bebas maupun sebagai glikosida. Penelitian lebih lanjut

menunjukkan bahwa produk alam juga mengandung turunan antrakuinon yang

tereduksi, misalnya oksantron, antranol, dan antron. Termasuk juga produk lain

seperti senyawa yang terbentuk dari dua molekul antron, yaitu diantron.

Senyawa-senyawa ini dapat dalam keadaan bebas (tidak terikat dengan

senyawa gula dalam bentuk glikosida) dapat pula dalam bentuk glikosida

dimana turunan antrakinon tersebut berfungsi sebagai aglikon.

Struktur Kimiawi

Sama halnya dengan sifat glikosida lainnya, glikosida antrakuinon juga

mudah terhidrolisis. Bentuk uraiannya adalah aglikon dihidroksi antrakuinon,

trihidroksi antrakuinon, atau tetrahidroksi antrakuinon.

Page 9: Makalah GLIKOSIDA

Biosintesa Senyawa Antrakinon

Biosintesa senyawa antrakinon diselidiki di dalam mikroorganisme. Dan

disimpulkan bahwa biosintesa pada tumbuhan tinggi terjadi melalui proses yang

serupa, salah satu contoh yang sederhana ialah pembentukan turunan

antrakinon dari asam asetat yang diberi label dalam Peniccilium islandicum,

jenis Penicillium yang dikenal menghasilkan bermacam-macam turunan

antrakinon.

Terjadinya proses biosintesa emodin atau senyawa antrakinon lainnya

dapat diikuti dengan memberi label (tanda) pada asam asetat, yang dimaksud

dengan memberi label adalah menggunakan senyawa yang sebagian unsure-

unsurnya diberi muatan radio aktif dengan menggunakan isotopnya yang

radioaktif.

GLIKOSIDA SIANOPORA

Glikosida sianopora adalah glikosida yang pada ketika dihidrolisis akan

terurai menjadi bagian-bagiannya dan menghasilkan asam sianida (HCN).

Biosintesa Glikosida Sianopor

Aglikon-aglikon dari glikosida sianofor yang digunakan dalam pengobatan

adalah senyawa-senyawa fenilprokanoid, yang merupakan turunan dari asam

amino C6 – C3 seperti fenilalanin dan tirosin. Biosintesa senyawa ini adalah

melalui “Shikimic Acid Pathway”. Setelah terbentuk asam shikimat dapat

mengalami fosforilasi dan bereaksi dengan asam fosfoenolpiruvat membentuk

asam profenat, yang selanjutnya melalui asam fenilpiruvat menjadi fenilalanin.

GLIKOSIDA ISOTIOSIANAT

Banyak biji dari beberapa tanaman keluarga Crucifera mengandung

glikosida yang aglikonnya adalah isotiosianat. Aglikon ini merupakan turunan

alifatik atau aromatik. Senyawa-senyawa yang penting secara farmasi dari

glikosida ini adalah sinigrin (Brassica nigra = black mustard), sinalbin (Sinapis

alba = white mustard) dan glukonapin (rape seed).

Page 10: Makalah GLIKOSIDA

Biosintesa Glikosida Isotiosianat

Aglikon dari glikosida isotiosianat dapat merupakan senyawa alifatik atau

turunan aromatik. Penelitian dengan radio isotop telah menunjukkan bahwa

aglikon yang berupa senyawa alifatik biosintesanya dapat melalui “Acetate

Pathway” sedang yang aromatik melalui “Shikimic Acel Pathwey”.

GLIKOSIDA FLAVONOL

Glikosida flavonol dan aglikon biasanya dinamakan flavonoid. Glikosida ini

merupakan senyawa yang sangat luas penyebarannya di dalam tanaman. Di

alam dikenal adanya sejumlah besar flavonoid yang berbeda-beda dan

merupakan pigmen kuning yang tersebar luas diseluruh tanaman tingkat tinggi.

Rutin, kuersitrin, ataupun sitrus bioflavonoid (termasuk hesperidin, hesperetin,

diosmin dan naringenin) merupakan kandungan flavonoid yang paling dikenal.

Biosintesa Glikosida Flavonoid

Aglikon dan glikosida flavonol dan falvanoid lainnya adalah contoh

senyawa yang di dalam sistem biologis pembentukannya dapat melalui kedua

cara pembentukan senyawa aromatis, yaitu dengan kondensasi asam asetat

dan melalui shikimic Acid Pathway.

GLIKOSIDA ALKOHOL

Glikosida alkohol ditunjukkan oleh aglikonnya yang selalu memiliki gugus

hidroksi. Senyawa yang termasuk glikosida alcohol adalah salisin. Salisin adalah

glikosida yang diperoleh dari beberapa spesies Salix dan Populus.

GLIKOSIDA ALDEHIDA

Salinigrin yang terkandung dalam Salix discolor terdiri dari glukosa yang

diikat oleh m-hidroksibenzaldehida sehingga merupakan glikosida yang

aglikonnya suatu aldehida.

GLIKOSIDA LAKTON

Meskipun kumarin tersebar luas dalam tanaman, tetapi glikosida yang

mengandung kumarin (glikosida lakton) sangat jarang ditemukan. Beberapa

glikosida dari turunan hidroksi kumarin ditemukan dalam bahan tanaman seperti

skimin dan Star anise Jepang, aeskulin dalam korteks horse chestnut, daphin

dalam mezereum, fraksin dan limettin.

Page 11: Makalah GLIKOSIDA

GLIKOSIDA FENOL

Beberap aglikon dari glikosida alami mempunyai kandungan bercirikan

senyawa fenol. Arbutin yang terkandung dalam uva ursi dan tanaman Ericaceae

lain menghasilkan hidrokuinon sebagai aglikonnya. Hesperidin dalam buah jeruk

juga dapat digolongkan sebagai glikosida fenol. Uva ursi adalah daun kering dari

Arctostaphylos uva ursi (Famili Ericaceae). Tanaman ini merupakan semak yang

selalu hijau merupakan tanaman asli dari Eropa, Asia, Amerika Serikat dan

Kanada.

II.4 FUNGSI GLIKOSIDA

Secara umum arti penting glikosida bagi manusia adalah untuk sarana

pengobatan dalam arti luas yang beberapa diantaranya adalah sebagai obat

jantung, pencahar, pengiritasi lokal, analgetikum dan penurunan tegangan

permukaan.

Fungsi glikosida :

1. Fungsi glikosida sebagai cadangan gula temporer

2. Proses pembentukan glikosida merupakan proses detoksikasi

3. Glikosida sebagai pengatur tekanan turgor

4. Proses glikosidasi untuk menjaga diri terhadap pengaruh luar yang

mengganggu

5. Glikosida sebagai petunjuk sistematik

Penggunaan glikosida dimana beberapa diantara glikosida merupakan

obat yang sangat penting, misalnya yang berkhasiat kardiotonik, yaitu glikosida

dari Digitalis, Strophanthus, Colchicum, Conyallaria, Apocynum dan sebagainya

yang berkhasiat laksatifa/pencahar seperti Senna, Aloe, Rheum, Cascara

Sagrada dan Frangula yang mengandung glikosida turunan antrakinon emodin.

Selanjutnya sinigrin, suatu glikosida dari Sinapis nigra, mengandung

alilisotiosianat suatu iritansia lokal. Gaulterin adalah glikosida dari gaulteria yang

dapat menghasilkan metal salisilat sebagai analgesik.

Page 12: Makalah GLIKOSIDA

Beberapa Hipotesa dan Teori Tentang Adanya Glikosida dalam Tanaman

1. Fungsi glikosida sebagai cadangan gula temporer. Teori Pfeffer mengatakan

bahwa glikosida adalah meruapakan cadangan gula temporer (cadangan gula

sementara) bagi tanaman. Cadangan gula di dalam bentuk ikatan glikosides

ini tidak dapat diangkut dari sel satu ke sel yang lain, oleh karena adanya

bagian aglikon.

2. Proses pembentukan glikosida merupakan proses detoksikasi. Pada tahun

1915, Geris mengatakan bahwa proses sintesa senyawa glokosida adalah

merupakan proses detoksikasi, sedang anglikonnya merupakan sisa

metabolisme.

3. Glokosida sebagai pengatur tekanan turgor Teori Wasicky mengatakan

bahwa setelah diadakan percobaan-percobaan pada tanaman digitalis,

ternyata bahwa glikosida mempunyai fungsi sebagai pengatur tekanan turgor

di dalam sel.

4. Proses glikosida untuk menjaga diri terhadap pengaruh luar yang

menggangu. Teori ini menyatakan bahwa proses glikosidasi di dalam

tanaman dimaksudkan untuk menjaga diri terhadap serangan serangga atau

binatang lain dan untuk mencegah timbulnya penyakit pada tanaman.

5. Glikosida sebagai petunjuk sistimatik. Adanya glikosida didalam tanaman,

meskipun masih sangat tersebar, dapat digunakan sebagai salah satu cara

mengenal tanaman secara sistimatik, baik dari aglikonnya, bagian gulanya

maupun dari glikosidanya sendiri. Sebab ada beberapa glikosida, aglikon atau

gula yang hanya terdapat di dalam tanaman atau familia tertentu.

6. Menurut hasil penelitian Fuch dan kawan-kawan (1952), ternyata bahwa

didalam waktu 24 jam tidak terdapat perubahan yang berarti pada kadar

glikosida baik ditinjau dari sudut biologi maupun secara kimiawi. Juga pada

tanaman yang ditempatkan pada tempat yang gelap selama 24 jam, tidak ada

perubahan kadar glikosida.

II.5 PEMBENTUKAN GLIKOSIDA

Apabila glukosa direaksikan dengan metal alkohol, menghasilkan dua

senyawa. Kedua senyawa ini dapat dipisahkan satu dari yang lain dan keduanya

tidak memiliki sifat aldehida. Keadaan ini membuktikan bahwa yang menjadi pusat

Page 13: Makalah GLIKOSIDA

reaksi adalah gugus –OH yang terikat pada atom karbon nomor 1. Senyawa yang

terbentuk adalah suatu asetal dan disebut secara umum glikosida. Ikatan yang

terjadi antara gugus metal dengan monosakarida disebut ikatan glikosida dan gugus

–OH yang bereaksi disebut gugus –OH glikosidik.

Metilglikosida yang dihasilkan dari reaksi glukosa dengan metal alcohol

disebut juga metilglukosida. Ada dua senyawa yang terbentuk dari reaksi ini, yaitu

metil–α–D–glukosida atau metil-α-D-glukopiranosida dan metil-β-D-glukosida atau

metil-β-D-glukopiranosida. Kedua senyawa ini berbeda dalam hal rotasi optic,

kelarutan serta sifat fisika lainnya. Dengan hidrolisis, metil glikosida dapat diubah

menjadi karbohidrat dan metilalkohol.

Glikosida banyak terdapat dalam alam, yaitu pada tumbuhan. Bagian yang

bukan karbohidrat dalam glikosida ini dapat berupa metilalkohol, gliserol atau lebih

kompleks lagi misalnya sterol. Di samping itu antara sesama monosakarida dapat

terjadi ikatan glikosida, misalnya pada molekul sukrosa terjadi ikatan α-glukosida-β-

fruktosida.

Page 14: Makalah GLIKOSIDA

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

1. Glikosida merupakan salah satu kandungan aktif tanaman yang termasuk

dalam kelompok metabolit sekunder. Di dalam tanaman glikosida tidak lagi

diubah menjadi senyawa lain, kecuali bila memang mengalami peruraian

akibat pengaruh lingkungan luar (misalnya terkena panas dan teroksidasi

udara).

2. Macam- macam glikosida adalah glikosida steroid, glikosida saponin,

glikosida antrakuinon, glikosida sianopora, glikosida isotiosianat, glikosida

flavonol, glikosida alcohol, glikosida aldehida, glikosida lakton, dan glikosida

fenol.

3. Fungsi glikosida : Fungsi glikosida sebagai cadangan gula temporer

Proses pembentukan glikosida merupakan proses detoksikasi

Glikosida sebagai pengatur tekanan turgor

Proses glikosidasi untuk menjaga diri terhadap pengaruh luar yang mengganggu

Glikosida sebagai petunjuk sistematik

Page 15: Makalah GLIKOSIDA

DAFTAR PUSTAKA

1. Gunawan, Didik. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid 1. Penebar

Swadaya. Jakarta.

2. Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. UI-Press. Jakarta.

3. Tim Dosen. Farmakognosi I. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam UNHAS. Makassar.

4. http/www. Google.co.id/ glycoside.

Page 16: Makalah GLIKOSIDA

PERTANYAAN DISKUSI :

1. Apa yang dimaksud dengan uridilil transferase ? (A. Tenri Abeng)

2. Jika 2 senyawa antara glikosida holosida dan heterosida digabungkan

bagaimana bentuknya ? Dan apa manfaat glikosida dalam bidang farmasi ?

(Rahmat Jaya Ningra)

3. Apa peranan masing-masing senyawa (gula dan bukan gula), dan berikan

contoh tumbuhan dari masing-masing senyawa tersebut ? (Usman Bugis)

4. Uridilil transferase dioksidasi dengan apa ? (Dirjansyah)

5. Bagaimana mekanisme kerja gula dalam tubuh sehingga menyebabkan

Diabetes Melitus ? (Ruslan)

JAWABAN :

1. Uridilil Transferase adalah enzim yang bertindak sebagai katalisator yang

mempercepat reaksi pembentukan glikosida.(Nuris Randa M)

2. Bentuk antara glikosida holosida dan heterosida adalah tidak terbentuk, karena

holosida adalah glikosida yang aglikonnya berupa gula dan glikonnya juga gula

sedangkan heterosida adalah glikosida yang aglikonnya bukan gula dan

glikonnya adalah gula. Dan inilah yang menyebabkan tidak terbentuknya

holosida dengan heterosida, karena mereka sudah merupakan glikosida.

(Rony Wibowo)

Adapun hubungannya dengan farmasi adalah sebagaimana diketahui bahwa

glikosida merupakan salah satu kandungan aktif dalam tanaman yang

termasuk dalam kelompok metabolit sekunder, jadi hubungannya adalah zat

aktif yang terkandung tersebut dapat dijadikan obat yang diambil dari tanaman

yang terkandung didalamnya. (Denny dan Trisna Ouwpoly)

3. Peranannya adalah aglikon dan glikon sama-sama memiliki peranan dalam

senyawa glikosida, dan contoh tumbuhan adalah Digitalis Folium. ( Rini

Patabang)

4. Uridilil transferase tidak dapat dioksidasi karena Uridilil Transferase adalah

enzim yang bertindak sebagai katalisator. (Lisa Rassang Masero)

5. Diabetes mellitus terjadi akibat tidak berfungsinya pancreas memproduksi

insulin untuk mengubah gula menjadi energy akibatnya gula dalam darah

melebihi batas normal dalam tubuh. (Denny)

Page 17: Makalah GLIKOSIDA
Page 18: Makalah GLIKOSIDA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

RINI PATABANG

RONY WIBOWO

PADLIANA

RISKY SASMALA

DENNY

NURIS RANDA .M

SERLY MARIPPI

MIRNAWATI

TRISNA OUWPOLY

LISA RASSANG

NINI KARTINI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI

MAKASSAR

2012