inisiasi menyusu dini

17

Click here to load reader

Upload: srinurramliah

Post on 25-Sep-2015

26 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

KESEHATAN

TRANSCRIPT

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, tetapi sekaligus menggembirakan. Ada satu hal yang selama ini tidak disadari dan tidak dilakukan orangtua dan tenaga medis tapi begitu vital bagi kehidupan bayi selanjutnya, yaitu member kesempatan bagi bayi untuk memulai menyusu pertama kali (inisiasi menyusui dini) dalam kehidupannya.Selama berpuluh-puluh tahun, baik tenaga kesehatan maupun orangtua berpendapat bahwa bayi baru lahir tidak mungkin dapat menyusui sendiri. Kita berpikir untuk mendapat ASI pertama kalinya, kita harus membantu bayi dengan memasukan puting susu ke mulut bayi atau menyusuinya. Padahal bayi baru lahir belum siap menyusui sehingga jika ibu ingin menyusui bayi untuk pertama kali, kadang ia hanya melihat dan menjilat puting susu, bahkan kadang menolak tindakan yang yang mengganggunya ini. Faktanya, saat dilahirkan, bayi mungkin lebih mengerti akan hal ini daripada ibu an kita. 1. Definisi Inisiasi menyusui dini (early initiation) atau permulaan menyusui dini adalah bayi mulai menyusui sendiri segera setelah lahir. Jadi sebenarnya bayi manusia seperti juga bayi mamalia lain mempunyai kemampuan untuk menyusu sendiri. Asalkan dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya selama satu jam segera setelah lahir (Roesli,2008).Sesaat setelah ibu melahirkan biasanya bayi akan dibiarkan atau diletakan di atas dada si ibu agar sang anak mencari sendiri putting ibunya, ini disebut dengan inisiasi menyusu dini/IMD (Kodrat, 2010). Pemberian ASI secara dini juga membiasakan bayi agar terbiasa mengkonsumsi ASI untuk pertumbuhan dan perkembangannya, sebab untuk ASI merupakan makanan yang memiliki nilai gizi yang tinggi yang didalam ASI mengandung unsur-unsur gizi lengkap yang diperlukan bayi dalam pertumbuhan dan perkembangan kelak (Saleha, 2008).2. Manfaat Inisiasi Menyusui DiniManfaat inisiasi dini bagi bayi adalah: memenuhi kebutuhan nutrisi bayi karena ASI merupakan makanan dengan kualitas dan kuantitias yang optimal; memberi kekebalan pasif kepada bayi melalui kolostrum sebagai imunisasi yang pertama bagi bayi; meningkatkan kecerdasan; membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan nafas; meningkatkan jalinan kasih saying ibu dan bayi; mencegah kehilangan panas; serta meransang kolostrum, segera keluar. Sedangkan manfaat inisiasi menyusu dini bagi ibu adalah; meransang produksi ASI; dan meningkatkan jalinan kasih saying ibu dan bayi (Sidi et all, 2004).3. Manfaat Kontak Kulit Antara Ibu BayiManfaat kontak kulit antara ibu dan bayi adalah: dada ibu mampu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak mencari payudara sehingga akan menurunkan kematian karena kedinginan (hypothermia); baik ibu maupun bayi makan merasa lebih tenang, pernapasan dan detak jantung bayi lebih stabil dan bayi akan jarang menangis sehingga mengurangi pemakaian energy; saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit ibunya melalui jilatan dan menelan bakteri menguntungkan dikulit ibu sehingga bakteri ini akan berkembang baik membentuk koloni disuse dan kulit bayi, menyaingi bakteri yang merugikan.Bonding (ikatan kasih saying) antara ibu dan bayi akan lebih baik karena pada 1-2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga dan setelah itu bayi akan tidur dala, waktu yang lama; makanan yang diperoleh bayi dari ASI sangat diperlukan bagi pertumbuhan bayi dan kemungkinan bayi menderita alergi dapat dihindari lebih awal; bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusu eklsklusif dan lebih lama disusui; hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di putting susu ibu dan sekitarnya, emutan, dan jilatan bayi pada putting ibu meransang pengeluaran hormone oksitosin.Bayi mendapat ASI / kolostum yang pertama kali keluar, cairan ini kaya akan zar yang meningkatkan daya tahan tubuh, penting untuk ketahanan infeksi, penting untuk pertumbuhan, bahkan kelangsungan hidup bayi. Kolostrum akan membuat lapisan yang melindungi usu bayi yang masih belum matang sekaligus mematangkan usu (Roslu, 2007).4. Alasan Pentingnya Inisiasi Menyusui DiniMenurut Maryunani (2009), alasan pentingnya melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah karena suhu dada ibu dapat menyesuaikan suhu ideal (thermogulator) yang diperlukan bayi. Kulit dada ibu yang melahirkan 1C lebih panas dari ibu yang tidak melahirkan. Jika bayinya kedinginan, suhu tubuh ibu otomatis naik 2C untuk menghangatkan bayi, sehingga dapat menurunkan resiko hipotermia dan menurunkan kematian bayi akibat kedinginan.Kehangatan dada ibu saat bayi diletakan didada ibu, akan membuat bayi merasakan getaran cinta sehingga merasakan ketenangan, merasa dilindungi dan kuat secara psikis. Bayi akan lebih tenang, karena dengan mendengar pernapasan dan detak jantung ibu dapat menenangkan bayi, menurunkan stress akibat proses kelahiran dan meningkatkan kekebalan tubuh bayi.Bayi yang dibiarkan merayap diperut ibu dan menemukan puting susu ibunya sendiri, akan tercemar bakteri yang tidak berbahaya terlebih dahulu sebagai anti ASI ibu, sehingga bakteri baik ini membentuk kolini disuse dan kulit bayi. Hal ini berarti mencegah kolonisasi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan. Pada saat bayi dapat menyusu segera setelah lahir, maka kolostrum makin cepat keluar sehingga bayi akan lebih cepat mendapatkan kolostrum ini, yaitu cairan pertama yang kaya akan antibody dan sangat penting untuk pertumbuhan usus dan ketahanan terhadap infeksi yang dibutuhkan bayi demi kelansungan hidupnya.Bayi akan belajar menyusu dengan nalurinya sendiri. Sentuhan, kuluman/ emutan dan jilatan pada puting ibu akan meransang oksitosin ibu yang penting dalam menyebabkan kontraksi rahim, sehingga membantu pengeluaran plasenta dan mengurangi perdarahan, meransang hormone lain yang membuat ibu merasa tenang, rileks dan merangsang pengaliran ASI dari payudara.Secara psikologi pemberian ASI pada satu jam pertama akan memberikan manfaat yaitu bayi akan mendapat terapi psikologi berupa ketenangan dan kepuasan. Terpenuhinya rasa aman dan nyaman akibat kelelahan selama proses persalinan karena kepala bayi harus melewati pintu atas panggul, panggul dalam dam dasar panggul yang membuat bayi stress. Dengan menemukan putting susu ibu, bayi mendapatkan ketenangan kembali. Pelukan ibu membuat bayi merasa aman dan nyaman seperti dalam rahim ibu. Hal ini merupakan terapi bagi bayi yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikologis, karena ia mendapat modal pertama membentuk kepercayaan diri terhadap lingkungan.5. Inisiasi Menyusui Dini Yang Kurang TepatMenurut Roesli (2008), praktik inisiasi menyusu dini selama ini kurang tepat, dimana penanganan bayi baru lahir sebagai berikut: begitu lahir bayi diletakkan diperut ibu yang sudah dialasi kain kering; bayi segera dikeringkan dengan kain kering, tali pusat dipotong lalu diikat; karena takut kedinginan, bayi dibungkus (dibedong) dengan selimut bayi, kemudian diletakan didada ibu (tidak terjadi kontak kulit antara bayi dan ibu). Bayi dibiarkan didada ibu (bonding) untuk beberapa lama (10-15 menit) atau sampai tenaga kesehatan selesai menjahit perineum. Selanjutnya di angkat dan disusukan pada ibu dengan cara memasukan puting ibu ke mulut bayi; setelah itu bayi dibawa ke kamar transisi, atau kamar pemulihan (recovery room) untuk ditimbang, diukur, dicap, diazankan oleh ayah, diberi suntikan vitamin K dan diberi tetes mata. 6. Inisiasi Menyusu Dini Yang DianjurkanKeberhasilam inisiasi dini menyusu dini, sangat tergantung pada petugas kesehatan yang menanganinya. Karena petugaslah yang akan membimbing ibu dan bayi melakukan langkah-langkah yang tepat. Untuk itu, Roesli (2008) menganjurkan petugas melakukan langkah-langkah sebagai berikut: begitu lahir bayi diletakan diperut ibu yang sudah dialasi kain kering; keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya, kecuali kedua tanganya; vernix (zat lemak putih) yang melekat ditubuh bayi sebaiknya tidak dibersihkan, karena zat ini membuat nyaman kulit bayi; tali pusat dipotong lalu diikat; tanpa dibedong, bayi lansung ditengkurapkan didada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu. Jika bayi diberi topi untuk mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya.7. Perilaku Bayi Saat Inisiasi Menyusui DiniSaat inisiasi menyusu dini, dimana bayi baru lahir langsung dikeringkan, diletakan di perut ibu (kontak kulit) kemudian dibiarkan setidaknya satu jam/sampai bayi berhasil menyusu, semua bayi akan mengalami beberapa tahapan perilaku (prefeeding behavior). Perilaku bayi saat inisiasi menyusu dini terdiri dari 5 tahap. Tahap pertama merupakan stadium istirahat/diam dalam keadaan siaga, bayi dan tidak bergerak sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya. Hal ini berlangsung sekitar 30 menit. Masa tenang yang istimewa ini merupakan penyesuaian peralihan dari keadaan dalam kandungan ke keadaan diluar kandungan. Bonding (hubungan kasih sayang) ini merupakan dasar pertumbuhan bayi dalam suasana aman. Hal iini meningkatkan kemampuan menyusui dan mendidik bayinya.Tahap kedua, bayi mulai mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti mau minum, mencium dan menjilat tangan. Tahap ini berlangsung anata 30 40 menit. Bayi mencium dan merasakan cairan ketuban yang ada ditangannya. Bau ini sama dengan bau cairan yang dikeluarkan dari payudara ibu. Bau dan rasa ini akan membimbing bayi untuk putting susu ibu.Tahap ketiga bayi mengeluarkan air liur. Saat menyadari bahwa ada makanan disekitarnya, bayi mengeluarkan air liurnya. Tahap ke empat, bayi muali bergerak kearah payudara ibu, dengan kaki menekan perut ibu. Menoleh kekanan dan kekiri, serta menyentuh dan meremas daerah puting susu dan sekitarnya dengan tanganya yang mungil. tahap kelima, bayi muali menemukan puting ibu, menjilat, mengulum dan membuka mulut lebar sehingga melekat dengan baik (Saleha,2008).B. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini1. Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini Secara Umum.Pelaksana inisiasi menyusu dini dimulai dengan memberitahu ibu dan keluarga tentang asuhan yang diberikan, suami atau keluarga dianjurkan untuk mendampingi ibu saat persalinan, biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan (normal, dengan posisi jongkok atau melahirkan didalam air), dan hindari pengguanaan obat kimiawi saat persalinan, dapat diganti dengan cara non-kimiawi (pijat, aroma terapi, gerakan atau hypnobirthing).Setelah bayi lahir, keringkan seluruh badan dan kepala bayi (kecuali kedua tangan) secepatnya, biarkan lemak putih (vernix) karena dapat menyamankan kulit bayi. Lakukan pemotongan dan pengikatan talipusat kemudian tengkurapkan bayi di dada atau perut ibu dan biarkan kulit bayi melekat diperut ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini dipertahankan minimal satu jam atau setelah menyusu awal selesai. Selimuti ibu dan bayi, jika perlu gunakan topi bayi. Biarkan bayi mencari sendiri puting ibu, ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan lembut, tetapi tidak boleh memaksakan bayi ke puting susu ibu. Hal ini dapat berlangsung selama beberapa menit atau satu jam, bahkan lebih.Selanjutnya, anjurkan suami/keluarga untuk mendukung ibu dan membantu ibu untuk mengenal tanda-tanda atau bayi sebelum menyusu, karena dukungan ini akan meningkatkan rasa percaya diri. Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan kulit ibunya setidaknya selama satu jam, walaupun ia telah berhasil menyusui pertama sebelum satu jam. Jika belum menemukan puting payudara ibunya dalam waktu satu jam, biarkan kulit bayi versentuhan dengan kulit ibunya sampai berhasil mnyusu pertama. Kesempatan kontak kulit dengan kkulit juga dianjurkan pada ibu yang melahirkan dengan tindakan, misalnya operasi Caesar.Bayi hanya boleh dipisahkan dari ibu untuk ditimbang, diukur dan dicap setelah satu jam atau menyusu awal selesai. Prosedur yang invasive, misalnya suntikan vitamin K dan tetesan mata bayi dapat ditunda. Rawat gabung ibu dan bayi dirawat dalam satu kamr_ selama satu jam ibu bayi tidak dipisahkan dan bayi selalu dalam jangakuan ibu. Hindari pemberian minuman pre- laktal (cairan yang diberikan sebelum ASI keluar) (Baskoro, 2008). C. Kontra Indikasi Inisiasi Menyusui Dini.Ada beberapa kondisi yang tidak memungkinkan untuk pelaksanaan inisiasi menyusu dini, baik kondisi ibu maupun kondisi bayi. Namun biasanya kondisi seperti ini hanya ditemui di rumah sakit karena kondisi ini merupakan kondisi kegawatdaruratan yang penanganan persalinannya pun hanya dapat dilakukan oleh dokter-dokter yang ahli dibidangnya (Roesli, 2008).1. Kontra Indikasi Pada Ibu.Kontra indikasi pada ibu antara lain yang pertama ibu dengan fungsi kardiorespiratori yang tidak baik, penyakit jantung klasifikasi II dianjurkan untuk smentara tidak menyusui sampai keadaan jantung cukup baik. Bagi pasien jantung klasifikasi III tidak dibenarkan untuk memnyusui. Penilaian akan hal ini harus dilakukan dengan hati-hati. Jika penyakit jantungnya tergolong berat, tak dianjurkan memberi ASI. Mekanisme oksitoksin dapat merangsang otot polos. Sementara organ jantung bekerja dibawah pengaruh otot polos. Jadi, menyusui dapat memunculkan kontraksi karena kelenjar tersebut terpacu hingga kerja jantung jadi lebih keras sehingga bisa timbul gagal jantung.Kedua ibu dengan eklamsia dan pereklamsia berat. Keadaan ibu biasanya tidak baik dan dipengaruhi obat-obatan untuk mengatasi penyakit. Biasnya menyebabkan kesadaran menurun sehingga ibu belum sadar betul. Tidak diperbolehkan ASI dipompa dan diberikan pada bayi. Sebaiknya pemberian ASI dihentikan meski tetap perlu dimonitor kadar gula darahnya. Konsultasikan pada dokter mengenai boleh tidaknya pemberian ASI pada bayi dengan mempertimbangkan kondisi ibu serta jenis obat-obatan yang dikonsumsi.Ketiga ibu dengan penyakit infeksi akut dan aktif. Bahaya penularan pada bayi yang dikhawatirkan tuberculosis paru yang aktif dan terbuka merupakan kontra indikasi mutlak. Pada sebsis keadaan ibu biasnya buruk dan tidak akan mampu menyusui. Banyak perdebatan mengenai penyakit infeksi apakah dibenatrkan menyusui atau tidak. Ibu yang positif mengidap AIDS belum tentu bayinya positif AIDS. Itu sebabnya ibu yang mengidap AIDS, sama sekali tak boleh member ASI pada bayi.Keempat, ibu dengan karsinoma payudara harus dicegah jangna sampai ASInya keluar karena mempersulit penilaian penyakitnya. Apabila menyusui, ditakutkan adanya sel-sel karsinoma yang terminum sibayi. Kalau semasa menyusui ibu ternayata harus menjalani pengobatan kanker, disarankan menghentikan pemberian ASI. Obat-obatan anti kanker yang di konsumsi, bersifat sitotaksit yang prinsipnya mematikan sel. Jika obat-obatan ini sampai terserap ASI lalu diminumkan ke bayi dikhawatirkan menggangu pertumbuhan sel-sel bayi.Kelima, ibu dengan gangguan psikologi. Keadaan jiwa si ibu tidak dapat dikontrol bila menderita psikosis. Meskipun pada dasarnya ibu saying pada bayinya, tetapi selalu ada kemungkinan penderita psikosis membuat cedera pada bayinya. Keenam, ibu dengan gangguan Hormon. Bila ibu menyusui mengalami gangguan hormone dan sedang menjalani pengobatan dengan mengkonsumsi obat-obatan hormone sebaiknya pemberian ASI dihentikan. Dikhawatirkan obat yang menekan kelenjar tiroid ini akan masuk ke ASI lalu membuat kelenjar tiroid bayi menjado terganggu.Ketujuh, ibu dengan tuberculosis. Pengidap tuberculosis aktiv tetap boleh menyusi karena kuma penyakit ini tak akan menular lewat ASI, agar tak menyebarkan kuman ke bayi selama menyusui, ibu harus menggunakan masker. Tentu saja ibu harus menjalani pengobatan secara tuntas.Ibu dengan hepatitis. Bila ibu terkena hepatitis selama hamil, biasanya kelak bagitu bayi lahir aka nada pemeriksaan khusus yang ditangani dokter anak. Bayi akan diberi antibody untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya agar tidak terkena penyakit yang sama. Sedangkan untuk ibunya akan ada pemeriksaan laboratorium tertentu berdasarkan hasil konsultasi dokter penyakit dalam. Dari hasil pemeriksaan tersebut baru bisa ditentukan, boleh tidknya ibu member ASI. Bila hepatitisnya tergolong parah umumnya tidak diperbolehkan memberikan ASI karena dikhawatirkan bisa menularkan kepada sibayi.2. Kontra Indikasi Pada BayiKontra indikasi pada bayi antara lain: pertama bayi kejang-kejang. Kejang-kejang pada bayi akibat cedera persalinan atau infeksi tidak memungkinkan untuk menyusui ada bahaya aspirasi, bial kejang timbul saat bayi menyusui. Kesadaran bayi yang menurun juga tidak memungkinkan bayi untuk menyusui. Kedua, bayi yang sakit berat. Bayi dengan penyakit jantung atau paru-paru atau penyakit lain yang memerlukan perawatan intensif tidak memungkinkan untuk menyusui, namun setelah keadaan membaik tentu dapat disusui. Misalnya bayi dengan kelainan lahir dengan berat badan bayi sangat rendah (Very Low Birth Weight). Reflex menghisap dan reflex lain pada BBLSR belum baik sehingga tidak memnungkinkan utnuk menyusi.Ketiga, bayi dengan cacat bawaan. Diperlukan persiapan mental si ibu untuk menerima keadaan bahwa bayinya cacat. Cacat bawaan mengancam jiwa si bayi merupakan kontra indikasi mutlak. Cacat ringan seperti labioskhisis, palatoskisis bahkan labiopalatoskisis masih memungkinkan untuk menyusui.D. Penghambat Inisiasi Menyusui DiniBanyak pendapat yang beredar dimasyarakat yang dapat menghambat terjadi kontak dini kulit ibu dengan bayi, padahal tidak terbukti kebenarannya justru sebaliknya harus melaksanakan Insisiasi Menyusu Dini. Berikut pendapat dimasyarakat dan bantahannya. Pendapat yang pertama adalah karena bayi kedinginan hal ini tidak benar. Bergeman, N (2005) menjelaskan bahwa suhu dada ibu yang melahirkan 1 derajat lebih panas dari pada suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika bayi yang diletakan didada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun satu derajat dan jika bayi kedinginan, suhu dada ibu akan meningkat dua nderajat untuk menghangatkan bayi.Pendapat yang kedua adalah suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonorrhea harus segera diberikan setelah lahir. Menurut American College of Obtetrics and Gynecology dan academy Breastfeeding Medicine (2007), tindakan pencegahan ini dapat ditunda setidaknya selama satu jam bayi menyusui sendiri tanpa membahayakan bayi.