pengetahuan dan sikap bidan tentang inisiasi menyusu dini di wilayah kerja puskesmas medan timur...

28
Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Timur Tahun 2010 

Upload: deltramendrofa

Post on 13-Oct-2015

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Timur Tahun 2010

BAB IPENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Angka kematian Ibu dan bayi di Provinsi Sumatera Utara masih tergolong cukup tinggi, sehingga pemerintah provinsi akan lebih serius menjalankan program Inisiasi Menyusu Dini ( IMD) dengan tujuan utama mengurangi angka kematian Ibu dan bayi. Angka kematian Ibu dan bayi sebelumnya tercatat 20 kematian per 1000 kelahiran, kemudian dengan program IMD angka kematian Ibu dan bayi bisa ditekan, sehingga sampai akhirnya diharapkan rasio perbandingan telah menjadi 18 kematian per 1000 kelahiran(Sri Hartati). Dengan Program IMD diharapkan bisa mengurangi angka kematian hingga 23%, dan motivasi ini berupa himbauan kepada Ibu hamil agar satu jam pertama setelah proses melahirkan bersedia melakukan IMD bagi bayi mereka, dan juga sebaliknya memberikan air susu Ibu (ASI ) secara langsung selama 6 bulan tanpa susu formula. Program IMD dengan ASI langsung dapat memberikan kesehatan yang lebih baik terhadap bayi dan kebaikan terhadap metabolisme kesehatan Ibu ( Utami Roesli ) Penelitian Sose dkk CIBA Foundation (1978), menunjukkan bahwa ada hubungan antara kontak ibu- bayi pertama kali terhadap lama menyusui. Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini dengan meletakkan bayi dengan kontak kulit ke kulit setidaknya satu jam, hasilya dua kali lebih lama disusui. Pada usia enam bulan dan setahun, bayi yang diberi kesempatan untuk menyusui dini, hasilnya 59% dan 38% yang masih disusui. Bayi yang tidak diberikan kesempatan menyusu dini tinggal 29% dan 8% yang masih disusui di usia yang sama. Penelitian dr,Utami Roesli SpA, menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir jika ndipisahkan dengan ibunya akan menyebabkan peningkatan hormon stres hingga 50%, dan secara otomatis hal tersebut akan menyebabkan kekebalan dan daya tahan tubuh bayi akan menurun, untuk itu perlu dilakukan kontak antara kulit Ibu dan bayi yang akan menyebabkan penurunan hormon stres, sehingga bayi menjadi lebih tenang, tidak stres, pernafasan dan detak jantungnya akan lebih stabil Lembaga Internasional UNICEF memperkirakan, pemberian ASI Eksklusif sampai usia enam bulan dapat mencegah kematian 1,3 juta anak berusia dibawah limatahun. Penelitian di Ghana menunjukkan 16% kematian bayi dapat dicegah melalui pemberian ASI pada bayi sejak hari pertama kelahirannya. Angka ini naik menjadi 22% jika pemberian ASI dimulai dalam satu jam pertama setelah kelahiran bayi. Di Indonesia hanya 8% ibu memberi ASI eksklusif pada bayinya sampai berumur enam bulan dan hanya 4% bayi disusui ibunya dalam waktu satu jam pertama setelah kelahirannya. Kontak dengan bayi sejak dini membuat menyusui menjadi dua kali lebih lama, bayi lebih jarang terkena infeksi, dan pertumbuhannya lebih baik. Pemberian ASI dini meningkatkan kemungkinan 2-8 kali lebih besar untuk ibu memberi ASI eksklusif. Dikarenakan berbagai faktor dan penjelasan diatas peneliti tertarik untuk meneliti apakah IMD sudah diterapkan oleh para bidan yang wilayah kerjanya masih termasuk di wilayah kerja Puskemas Medan Timur. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah bagaimana perilaku bidan terhadap inisiasi menyusui dini di wilayah kerja Puskemas Medan Timur.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan UmumUntuk mengidentifikasi perilaku bidan terhadap inisiasi menyusu dini di wilayah kerja Puskesmas Medan Timur 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi pengetahuan bidan terhadap inisiasi menyusu dini di wilayah kerja Puskesmas Medan Timur 2. Mengidentifikasi sikap bidan terhadap inisiasi menyusu dini di wilayah kerja Puskesmas Medan Timur

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Praktik Kebidanan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu ilmu kebidanan yang efektif terhadap pemberian ASI secara dini pada bayi. 1.4.2 Peneliti Meningkatkan wawasan, pengetahuan peneliti dan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dalam perawatan bayi untuk mencegah infeksi melalui pemberian ASI secara dini, serta dapat dijadikan acuan, tambahan atau perbandingan dalampenelitian di masa mendatang. 1.4.3 Masyarakat Menambah pengetahuan Ibu tentang pemberian ASI secara dini yang dapat meningkatkan kesehatan Ibu dan bayi. Lebih menarik minat Ibu untuk melakukan pemberian ASI secara dini pada bayinya. Selanjutnya Ibu diharapkan dapatmemberikan informasi penting ini kepada keluarga, teman-temannya, terutama calon-calon Ibu yang mempunyai bayi.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Berdasarkan pengalaman dan penelitian, perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. 2.1.2 Tingkatan Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. 1. Tahu (know)Tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa seseorang itu tahu adalah ia dapat menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan; 2. Memahami (comprehension). Memahami berarti kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang paham harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan Meramalkan3. Aplikasi/ penerapan (application)Aplikasi berarti kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metodedan prinsip dalam konteks atau situasi nyata4. Analisis (analysis)Analisis adalah kemampuan menjabarkan materi atau objek ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dlihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membuat bagan, membedakan, memisahkan dan mengelompokkan; 5. Sintesis (synthesis)Sintesis merupakan kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi yang sudah ada. Sebagai contoh, dapat menyusun, merencanakan, dapat meringkas dan dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada6. Evaluasi (evaluation)Evaluasi berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kriteria sendiri atau kriteria yang telah ada. 2.2 Sikap 2.2.1 Definisi Sikap Sikap adalah determinan perilaku, karena mereka berkaitan dengan persepsi, kepribadian dan motivasi. Sebuah sikap merupakan suatu keadaan siap mental, yang dipelajari dan diorganisasi menurut pengalaman, yang menyebabkan timbulnya pengaruh khusus atau reaksi seseorang terhadap orang-orang, objek-objek dan situasi-situasi dengan siapa ia berhubungan (Winardi, 2004, hlm 87). Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Menurut Sarwono, 1997 dalam buku Maulana (2009), sikap merupakan kecenderungan merespon (secara positif atau negative) orang, situasi atau objek tertentu. 2.2.2 Tingkatan Sikap Sikap terdiri atas empat tingkatan, mulai dari terendah sampai tertinggi, yakni menerima, merespon, menghargai dan bertanggung jawab. 1. Menerima (receiving), menerima berarti mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan/ objek (misalnya, sikap terhadap inisiasi menyusu dini dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian tentang inisiasi menyusu dini yang dilakukan); 2. Merespon (responding), memberikan jawaban jika ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan merupakan indikasi sikap. Terlepas dari benar atau salah, hal ini berarti individu menerima ide tersebut;3. Menghargai (valuing), pada tingkat ini individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah; 4. Bertanggung jawab (responsible) merupakan sikap yang paling tinggi dengan segala resiko bertanggung jawab terhadap sesuatu yang telah dipilih, meskipun mendapat tantangan dari keluarga. Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung (langsung ditanya) dan tidak langsung. 2.3 Bidan Bidan adalah seorang yang telah berhasil sukses menyelesaikan pendidikan bidan yang terakreditasi dan diakui oleh negara, telah memperoleh kualifikasi yang dibutuhkan untuk mendaftarkan diberikan setifikat dan atau secara resmi diberi lisensi untuk melakukan praktik kebidanan, diakui sebagai profesional yang bertanggungjawab dan akuntabilitas terhadap pekerjaannya, bermitra dengan perempuan, memberi dukungan, asuhan- asuhan dan nasehat yang diperlukan selama hamil, bersalin, dan nifas untuk memfasilitasi kelahiran atas tanggungjawab sendiri. (ICM, 2005)

2.4 Inisiasi Menyusu Dini 2.4.1Definisi Inisiasi menyusu dini atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir (Utami Roesli, 2008). Inisiasi menyusu duni ( early initation ) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu dini segera setelah lahir ( Ambarwati, 2009, hlm 36 ) Inisiasi menyusu dini atau permulaan menyusu dini adalah kemampuan bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir (Breastcrawl, 2009 ). Inisiasi menyusu dini ( IMD ) adalah proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri dapat menyusu segera dalam satu jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit antara bayi dengan kulit ibu. Bayi dibiarkan setidaknya selama satu jam di dada ibu, sampai bayi menyusu sendiri (Idris, 2008 ). 2.3.2 Manfaat Inisiasi Menyusu Dini bagi Bayi 1. Menurunkan Kejadian Hipotermi, Hipoglikemi dan Asfiksia a. Menurunkan Kejadian Hipotermi Luas permukaan tubuh bayi 3 kali luas permukaan tubuh orang dewasa. Lapisan insulasi jaringan lemak di bawah kulit tipis, sehingga panas pada tubuh bayi baru lahir lebih cepat hilang 4 kali pada orang dewasa. Pada ruangbersalin dengan suhu 20- 25 0C suhu kulit bayi akan turun 0,30C dan suhu tubuh bagian dalam turun 0,10C. Selama periode dini setelah bayi lahir biasanya bayi akan kehilangan panas kumulatif 2- 30C. Kehilangan panas ini terjadi melalui konveksi, konduksi, radiasi dan evaporasi ( Nelson, 2000 ). b. Menurunkan Kejadian Asfiksia Inisiasi menyusu dini, Ibu dan bayi akan menjadi lebih tenang. Hal ini akan membantu pernapasan dan bunyi jantung lebih stabil c. Menurunkan Kejadian Hipoglikemia Inisiasi menyusu dini membuat bayi menjadi lebih tenang dan frekuensi menangis kurang sehingga mengurangi pemakaian energi ( WBW, 2007 ). Penelitian membuktikan bahwa bayi yang melakukan IMD memiliki tingkat gula darah yang lebih baik dari pada bayi yang baru lahir yang dipisahkan dari ibunya ( http://www.mediasehat.com, 2008 ). 2. Meningkatkan Kekebalan Tubuh Bayi Bayi akan mendapatkan kolostrum ( liquid gold ) untuk minuman pertama yang merupakan hadiah kehidupan, yang mana kolostrum mengandung banyak zat kekebalan aktif, antibodi, dan banyak protein protektif. Kolostrum juga mengandung faktor pertumbuhan yang akan membuat lapisan pelindung usus bayi yang masih belum matang sekaligus mematangkan usus bayi. Selain itu kolostrum kaya akan vitamin A yang akan membantu menjaga kesehatan mata dan mencegah infeksi. Kolostrum akan merangsang pergerakan usus sehingga meconium akan segera dibersihkan dari usus. Melalui jilatan bayi pada saat mulai menyusu, bayi akan tercemar terlebih dahulu oleh bakteri yang berasal dari tubuh ibu yang tidak akan berbahaya bagi bayi. 3. Meningkatkan Produksi Hormon Oksitosin Melalui sentuhan, emutan dan jilatan bayi pada puting susu Ibu akan merangsang produksi hormon oksitosin. Oksitosin akan menyebabkan uterus berkontraksi sehingga membantu pegeluaran plasenta dan mengurangi terjadinya perdarahan post partum. Di samping itu oksotosin akan merangsang hormon lain yang membuat Ibu menjadi tenang, dan merangsang pengeluaran ASI. 4. Memfasilitasi Bonding Attachment Bonding akan meningkatkan hubungan antara Ibu dan anak pada saat awal kelahiran. Hubungan yang terjadi antara Ibu dan bayi dapat berupa sentuhan halus Ibu pada anggota gerak dan wajah bayi. 2.3.3.Manfaat Inisiasi Menyusu Dini bagi Ibu Adapun manfaat Inisiasi Menyusu Dini bagi ibu antara lain : 1. Mencegah perdarahan pascapersalinan dan mempercepat kembalinya rahim ke bentuk semula 2. Mencegah anemia defisiensi zat besi 3. Membantu menurunkan berat badan ibu 4. Menunda kesuburan 5. Mengurangi kemungkinan terkena kanker payudara dan ovarium ( Saleha, 2009, hal: 32 ) 2.3.4 Langkah- Langkah Melakukan IMD1. Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering2. Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya 3. Tali pusat di potong lalu diikat 4. Vernix ( zat lemak putih ) yang melekat di tubuh bayi sebaiknya tidak dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi 5. Tanpa dibedong bayi langsung ditengkurapkan di dada atau perut ibu. Ibu dn bayi diselimuti bersama- sama 2.3.5 Faktor Penghambat Inisiasi Menyusu Dini 1. Bayi kedinginan 2. Setelah melahirkan ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya Seorang Ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir. Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini membantu menenangkan ibu 3. Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore harus segera di berikan setelah lahir. Menurut penelitian hal ini dapat membahayakan bayi, tindakan pencegahan ini dapat ditunda setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri 4. Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukur Menunda memandikan bayi, berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu kesempatan vernix meresap, melunakkan, dan melindungi kulit bayi jadi lebih besar. 5. Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi Kolostrum sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Selain sebagai imunisasi dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrum melindungi dan mematangkan dinding usus yang masih muda

BAB III KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengetahuan dan sikap bidan tentang Inisiasi Menyusu Dini meliputi (definisi, manfaat bagi bayi, manfaat bagi ibu, langkah- langkah melakukan IMD, serta faktor penghambat IMD ) sebagai berikut: Skema. 1. Skema kerangka konsep - Pengetahuan bidan - Sikap bidan Inisiasi Menyusu Dini ( IMD ) 1. Definsi 2. Manfaat bagi bayi 3. Manfaat bagi ibu 4. Langkah langkah melakukan IMD 5. Faktor penghambat IMD

Skema. 1. Skema kerangka konsep

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan,dan sikap bidan terhadap Inisiasi Menyusu Dini di wilayah kerja Puskesmas Medan Timur 4.2 Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah bidan, baik yang ada dan bekerja di Puskesmas Medan Timur maupun bidan praktik swasta yang masih dalam kawasan wilayah kerja Puskesmas Medan Timur sebanyak 60 orang. 2. Sampel Sampel adalah seluruh dari populasi yang ada. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling ( sampel diambil secara keseluruhan ), yaitu sebanyak 60 orang. 4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas dan di wilayah kerja Puskesmas Medan Timur. Karena masih banyak bidan praktik swasta maupun bidan yang memiliki klinik bersalin belum melakukan inisiasi menyusu dini pada pasien yang bersalin baik di Puskesmas maupun klinik bersalin. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Maret - Mei 20104.4 Pertimbangan Etik Penelitian Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi pendidikan, yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin dari Kepala Puskesmas Medan Timur sehingga dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka calon responden dipersilahkan untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi responden. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen penelitian, tetapi menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. untuk mendapatkan pengetahuan dan sikap responden di wilayah kerja Puskesmas Medan Timur setelah mengisi kuesioner. 4.5 Instrumen Penelitian 1. Kuesioner Penelitian Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti yang disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan peneliti mengkonsultasikan kuesioner kepada pembimbing sehingga responden hanya memilih jawaban yang telah ada. Alat pengumpulan data ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian pertama instrumen penelitian berisi data demografi, bagian pengetahuan dan bagian sikap. Kuesioner ini berisi pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan bidan terhadap inisiasi menyusu dini., bagian ini terdiri dari 20 pertanyaan. Untuk menilai pengetahuan bidan, dilakukan penyekoran dengan jawaban benar diberi 1 (satu) dan jawaban yang salah diberi nilai 0. Untuk mendapatkan kriteria digunakan perhitungan berikut: - Menentukan skor terbesar dan terkecil Skor terbesar : 20 Skor terkecil : 0 - Menentukan nilai rentang (R) Rentang = skor terbesar skor terkecil = 20-0 = 20 - Menentukan nilai panjang kelas (i) Panjang kelas (i) = banyaknya kelasRe tan Rgn )( = 320 = 6,6 - Menentukan skor kategori Kurang = 0 + 6,6 = 6,6 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar menjawab 0-6 pertanyaan) Cukup = 6,7 + 6,6 = 13,3 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar menjawab 7-13 pertanyaan) Baik = 13,4 + 6,6 = 20 (Dari jumlah pertanyaan, responden hanya benar menjawab 14-20 pertanyaan) Bagian ketiga instrumen juga dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka. Kuesioner ini berisi pertanyaan untuk mengetahui sikap bidan terhadap Inisiasi Menyusu Dini. Bagian ini terdiri dari 20 pertanyaan. Untuk menilai penerimaan sikap bidan yang dijadikan sampel dilakukan dengan cara mengisi kuesioner dengan menggunakan skala likert yang menggunakan empat kategori untuk setiap pertanyaan sebagai berikut: (a) Bila bentuk pertanyaan positif, alternatif jawaban: sangat setuju (SS) skornya 3, setuju (S) skornya 2, tidak setuju (TS) skornya 1; (b) Bila bentuk pertanyaan negatif, alternatif jawaban : sangat setuju (SS) skornya 1,setuju (S) skornya 2, tidak setuju (TS) skornya 3. Untuk mandapatkan kriteria digunakan perhitungan berikut : - Menentukan skor terbesar dan terkecil Skor terbesar : 60 Skor terkecil : 20 - Menentukan nilai rentang (R) Rentang = skor terbesarskor terkecil = 60-20 = 40 - Menentukan nilai panjang kelas (i) Panjang kelas (i) = banyaknya kelasRe tan Rgn )( = 2040 = 20 - Menentukan skor Positif : jika responden memiliki jumlah skor > 20Negatif : jika responden memiliki jumlah skor < 202. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 2.1 Uji validitas Uji validitas, dimaksudkan agar pertanyaan yang termuat dalam kuesioner bisa mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh instrumen atau kuesioner tersebut. Suatu pertanyaan dikatakan valid dan dapat mengukur variabel penelitian yang dimaksud jika nilai koefisien validitasnya lebih dari atau sama dengan 0,50. Uji validitas sudah dilakukan dengan content validity oleh dr. M. Fahdhy, SpOG. 2.2 Uji Realibilitas Uji reliabilitas, uji dimaksudkan untuk mengukur tingkat kestabilan atau kekonsistenan jawaban yang diberikan reponden atas pertanyaan dari kuesioner. Sekumpulan pertanyaan untuk mengukur suatu variabel dikatakan reliabel dan berhasil mengukur dimensi variabel yang kita ukur jika koefisien realibilitasnya lebih dari 0,6 sudah memadai syarat realibilitas. 4.6 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap bidan terhadap inisiasi menyusu dini. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan, adalah: mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU, dan mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Kepala Puskesmas Medan Timur, setelah mendapat izin menyatakan persetujuan responden menjadi responden secara sukarela, setelah calon responden bersedia maka diminta untuk menandatanganilembar persetujuan menjadi responden. Penelitian menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner dengan jujur dan agar mengisi seluruh pertanyaan. Kemudian peneliti mendampingi responden dalam pengisian untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner, lembar kuesioner diisi oleh masing-masing bidan yang bekerja di Puskesmas maupun yang berada di luar Puskesmas namun masih dalam wilayah kerja Puskesmas dengan waktu 15 menit, kemudian peneliti memeriksa kelengkapan data. Selanjutnya, data yang terkumpul di analisis. 4.7 Analisa Data Analisa data dilakukan dengan data yang telah terkumpul diolah secara manual dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) Editing/ pemeriksaan data, dilakukan pengecekan kelengkapan-kelengkapan pada data pertanyaan yang telah terkumpul. Bila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam pengumpulan data maka diperbaiki kembali; (2) Coding/ pemberian kode, data yang telah dikumpul dan hasil jawaban dari setiap pertanyaan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya, kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah ke komputer; (3) Entry/ pemasukan data komputer, data yang diproses kemudian dimasukkan ke dalam program komputer untuk diolah; (4) Tabulating, memperoleh analisa dan pengolahan data serta mengambil kesimpulan data dimasukkan ke dalam bentuk tabel distribusi dan frekuensi.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan pada bab ini mengenai pengetahuan dan sikap bidan tentang inisiasi menyusu dini di wilayah kerja Puskesmas Medan Timur tahun 2010. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai Maret sampai dengan Mei 2010 di Puskesmas Medan timur dengan jumlah responden sebanyak 60 orang. Pengidentifikasian pengetahuan dan sikap bidan tentang Inisiasi menyusu dini, peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan 20 pertanyaan pengetahuan dan 20 pernyataan sikap. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu karakteristik responden, pengetahuan dan sikap bidan tentang inisiasi menyusu dini di wilayah kerja Puskesmas Medan Timur Tahun 2010. 1. Karakteristik Responden Karakteristik responden pada penelitian ini mencakup umur, dan tingkat pendidikan, Secara rinci dapat dilihat sebagai berikut:Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Bidan tentang Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Timur Tahun 2010 (n = 60) Berdasarkan tabel 5.1 diketahui berumur 26-30 tahun merupakan responden terbanyak yaitu 25 orang (41,6 %), pendidikan terbanyak pendidikan tertinggi yaitu 40 orang (66,7 %). 2. Pengetahuan Responden Pengetahuan (Knowledge) merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

B. Pembahasan 1. Pengetahuan Bidan tentang Inisiasi Menyusu Dini Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 60 responden yang diteliti ditemukan responden berpengetahuan baik tentang Inisiasi Menyusu Dini sebanyak 52 orang (86,7 %) dan minoritas responden berpengetahuan cukup tentang Inisiasi Menyusu Dini sebanyak 8 orang (13,3 %). Hal ini dikarenakan responden mengetahui manfaat Inisiasi Menyusu Dini, salah satunya yang dirasakan responden adalah dengan Inisiasi Menyusu Dini program pemberian ASI Eksklusif dapat berjalan dengan baikB. Pembahasan 1. Pengetahuan Bidan tentang Inisiasi Menyusu Dini Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 60 responden yang diteliti ditemukan responden berpengetahuan baik tentang Inisiasi Menyusu Dini sebanyak 52 orang (86,7 %) dan minoritas responden berpengetahuan cukup tentang Inisiasi Menyusu Dini sebanyak 8 orang (13,3 %). Hal ini dikarenakan responden mengetahui manfaat Inisiasi Menyusu Dini, salah satunya yang dirasakan responden adalah dengan Inisiasi Menyusu Dini program pemberian ASI Eksklusif dapat berjalan dengan baikb. Soal nomor 13 sebanyak 49 orang (81,7%) bidan menyatakan setuju mengenai pernyataan tersebut dengan alasan bahwa selama melakukan inisiasi menyusu dini bayi harus dibiarkan sendiri mencari puting susu Ibu. Pendapat Roesli (2007) bahwa sentuhan dan pandangan kasih sayang orang tua pada bayinya akan mengalirkan kekuatan jalinan kasih diantara keduanya. Hal ini lebih menjurus ke orangtua khususnya Ibu, karena Ibu yang lebih sering dan lebih dekat kepada bayinya, sentuhan orang tua adalah dasar perkembangan komunikasi yang akan memupuk cinta kasih secara timbal balik. c. Soal nomor 5 sebanyak 41 orang (68,3 %) bidan menyatakan tidak setuju mengenai pernyataan tersebut dengan alasan melakukan inisiasi menyusu dini maka akan dapat mengurangi resiko ca mamma.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan menjawab penelitian Hasil penelitian pengetahuan dan sikap bidan tentang inisiasi menyusu dini di wilayah kerja Puskesmas Medan Timur Tahun 2010. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Mayoritas responden jika dilihat dari segi umur terdapat responden berusia 26-30 tahun yaitu sebanyak 25 orang (41,6 %). Sedangkan berdasarkan pendidikan, sebagian besar responden berpendidikan diploma yaitu sebanyak 40 orang (66,7 %) . 2. Mayoritas responden jika dilihat dari segi pengetahuan tentang inisiasi menyusu dini, di dapati responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 52 orang (86,7 %) dan berpengetahuan cukup sebanyak 8 orang ( 13,3 % ) 3. Mayoritas responden jika dilihat dari segi sikap tentang inisiasi menyusu dini, menunjukkan bahwa responden memiliki sikap positif yaitu sebanyak 60 orang (100%).