inisiasi 8 manajemen likuiditas resiko tingkat bunga

29
1

Upload: raden-roro-lia-chairina

Post on 28-Dec-2015

205 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

likud8

TRANSCRIPT

Page 1: Inisiasi 8 Manajemen Likuiditas Resiko Tingkat Bunga

1

Page 2: Inisiasi 8 Manajemen Likuiditas Resiko Tingkat Bunga

2

Page 3: Inisiasi 8 Manajemen Likuiditas Resiko Tingkat Bunga

Likuiditas adalah kemampuan menyediakan dana untuk memenuhi penarikan simpanan dan permintaan kredit serta kewajiban lainnya yang telah jatuh tempo.

Likuiditas wajib merupakan jumlah minimum cadangan yang wajib dipertahankan atau dipelihara oleh lembaga keuangan.

3

Page 4: Inisiasi 8 Manajemen Likuiditas Resiko Tingkat Bunga

Kas atau uang tunai (kertas dan logam) yang tersimpan dalam brankas (khasanah) bank tersebut;

Saldo dana milik bank tersebut yang terdapat pada Bank Sentral (Saldo Giro BI);

Tagihan atau deposito pada bank lain, termasuk bank koresponden;

Chek yang diterima, tetapi masih dalam proses penguangan pada Bank Sentral dan bank korespoden.

4

Page 5: Inisiasi 8 Manajemen Likuiditas Resiko Tingkat Bunga

1. Cadangan primer (Primary Reserve ) terdiri dari uang kas dan saldo rekening giro pada bank sentral (cash assets). Digunakan dalam jangka waktu sangat pendek.

2. Cadangan sekunder (Secondary Reserve) adalah aset yang dapat segera ditukar menjadi uang tunai tanpa ada penundaan yang biasanya terdiri dari surat-surat berharga yang berjangka pendek dan berkualitas tinggi.

5

Page 6: Inisiasi 8 Manajemen Likuiditas Resiko Tingkat Bunga

Dana yang harus disisihkan oleh bank untuk cadangan yang wajib dipelihara sesuai ketentuan BI dalam bentuk saldo giro pada BI

Primary Reserve yang ditetapkan oleh BI minimal 5% dari total Dana Pihak Ketiga untuk valuta Rupiah dan 3% dari Dana Pihak Ketiga untuk valuta asingRasio GWM = Giro pada BI x 100%DPK

6

Page 7: Inisiasi 8 Manajemen Likuiditas Resiko Tingkat Bunga

cadangan yang berfungsi sebagai penyangga Primary Reserve dalam bentuk investasi jangka pendek yang likuid

Cadangan sekunder ditempatkan dalam bentuk surat berharga (Marketable Securities) yang memenuhi criteria sebagai berikut:-   Short Terms (berjangka pendek)-   High Quality (berkualitas tinggi)-   Marketable (mudah diperjualbelikan)

7

Page 8: Inisiasi 8 Manajemen Likuiditas Resiko Tingkat Bunga

Simpanan dari masyarakat Aset yang telah jatuh tempo Menjual aset Melakukan pinjaman dana Menggunakan fasilitas diskonto

8

Page 9: Inisiasi 8 Manajemen Likuiditas Resiko Tingkat Bunga

Menjaga posisi likuiditas bank agar selalu berada pada posisi yang ditentukan bank sentral.

Mengelola alat likuid agar selalu dapat memenuhi semua kebutuhan cash flow.

Memperkecil kemungkinan terjadinya idle funds

9

Page 10: Inisiasi 8 Manajemen Likuiditas Resiko Tingkat Bunga

Alat-alat likuid terhadap jumlah dana pihak ketiga. Kas-RR (reserve requirement) atau likuiditas wajib + surat

berharga bank sentral terhadap jumlah dana pihak ketiga.

Surat berharga yang jatuh tempo kurang dari 1 tahun terhadap total surat berharga.

Kredit yang diberikan terhadap jumlah dana pihak ketiga. Kredit yang diberikan terhadap total aktiva Kas-RR+surat berharga bank sentral terhadap total aktiva Surat-surat berhaga jangka pendek terhadap total aktiva.

10

Page 11: Inisiasi 8 Manajemen Likuiditas Resiko Tingkat Bunga

1) Cash RatioRasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan nasabah atau deposan pada saat ditarik dengan menggunakan alat likuid yang dimilikinya.

Cash Ratio = Alat likuid x 100% Pasiva likuid

2) Reserve Requirenment (RR) Rasio ini disebut pula likuiditas wajib minimum, yaitu suatu simpanan minimum wajib dipelihara dalam bentuk giro pada Bank Indonesia bagi semua bank. Besarnya RR dapat diukur dengan rumus:

RR = Giro Wajib Minimum x 100% Jumlah DP III

3) Loan to Deposit (LDR)Rasio ini adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, yang menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Oleh karena itu semakin tinggi rasionya memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank tersebut, hal ini sebagai akibat jumlah dana yang diperlukan unutk membiayai kredit menjadi semakin besar dengan rumus sebagai berikut:

LDR = Jumlah kredit yang diberikan x 100% Total dana pihak ketiga

 

11

Page 12: Inisiasi 8 Manajemen Likuiditas Resiko Tingkat Bunga

4) Loan to Assets Ratio (LAR)Rasio ini untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total asset yang dimiliki bank. LAR merupakan perbandingan antar besarnya kredit yang diberikan bank dengan besarnya total asset yang dimiliki bank. Loan to Assets Ratio dirumuskan dengan:LAR = Jumlah kredit yang diberikan x 100%

Jumlah asset5) Rasio Net Call Money to Current Asset (NCM to CA)

Rasio ini menunjukkan besarnya kewajiban bersih call money tterhadap aktiva lancar atau aktiva yang paling likuid dari bank yang dirumuskan sebagai berikut:NCM to CA = Kewajiban Bersih Call Money x 100

Aktiva Lancar

12

Page 13: Inisiasi 8 Manajemen Likuiditas Resiko Tingkat Bunga

Analisa rasio CAMEL (capital, asset, quality, management, earnings, liquidity, sensitivity to market risk) yaitu suatu analisis keuangan bank dan alat pengukuran kinerja bank yang ditetapkan oleh Bank Indonesia untuk mengetahui tentang tingkat kesehatan bank yang bersangkutan dari berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank dengan menilai faktor-faktor penilaian tingkat kesehatan bank (Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya1999:52).

13

Page 14: Inisiasi 8 Manajemen Likuiditas Resiko Tingkat Bunga

Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva likuid kurang dari 1 bulan.

1-month maturity mismatch ratio, yaitu perbandingan selisih aktiva dan pasiva yang akan jatuh tempo 1 bulan dengan pasiva yang akan jatuh tempo 1 bulan.

Rasio pinjaman terhadap pihak ketiga (loan deposit ratio-LDR) Proyeksi arus kas 3 bulan yang akan datan Ketergantungan pada dana antarbank dan deposan inti, yaitu

perbandingan deposan inti dengan dana pihak ketiga. Kemampuan bank memperoleh akses kepada pasar uang, pasar

modalm dan sumber pendanaan lainnya. Stabilitas dana pihak ketiga dengan indikator pendukung yaitu

pertumbuhan dana pihak ketiga dan pertumbuhan deposan inti.

14

Page 15: Inisiasi 8 Manajemen Likuiditas Resiko Tingkat Bunga

Berdasarkan pandangan bahwa cadangan likuiditas merupakan suatu penampungan atau reservoir.

Reservoir berfungsi untuk mengimbangi perbedaan sementara antara arus masuk dan arus keluar dana.

15

Page 16: Inisiasi 8 Manajemen Likuiditas Resiko Tingkat Bunga

Memisahkan arus dana keluar pada periode terjadi arus negatif, menjadi arus dana keluar fakultatif dan tidak fakultatif.

Penarikan dana fakultatif (voluntary) adalah permintaan dana oleh nasabah yang sebenarnya bisa dihindarkan apabila dana diperkirakan kurang mencukupi.

Penarikan tidak fakultatif (involuntary) adalah penarikan dana oleh nasabah yang tidak dapat ditunda atau dihindarkan dan harus dipenuhi.

16

Page 17: Inisiasi 8 Manajemen Likuiditas Resiko Tingkat Bunga

Gap yang dimaksud adalah selisih antara jumlah aset dan kewajiban yang jatuh tempo pads periode tertentu. Distribusi komponen neraca kedalam bucket interval waktu sesuai dengan perkiraan arus kas.

Gap Positif berarti aset lebih besar dari kewajiban pads periode Maturity tersebut. Gap Negatif berarti Kewajiban lebih besar dari Aset pada periode Maturity tersebut. Gap Kumulatif adalah akumulasi nilai gap pada periode tersebut dan periode sebelumnya.

Gap Negatif adalah keadaan yang menimbulkan risiko bagi bank dan membutuhkan pengelolaan lebih lanjut.

17

Page 18: Inisiasi 8 Manajemen Likuiditas Resiko Tingkat Bunga

18

Page 19: Inisiasi 8 Manajemen Likuiditas Resiko Tingkat Bunga

Sisi permintaan adalah biaya atas pinjaman. Jumlah yang dibayarkan sebagai imbalan atas penggunaan uang yang dipinjam tersebut.

Sisi penawaran (supply side) adalah pendaptan atas pemberian kredit. Pemilik dana akan menggunakan atau mengalokasikan dananya pada jenis investasi yang menjanjikan pembayaran bunga yang lebih tinggi.

19

Page 20: Inisiasi 8 Manajemen Likuiditas Resiko Tingkat Bunga

Simple interest (bunga biasa) Compound interest (bunga

majemuk) Annuity (anuitas).

20

Page 21: Inisiasi 8 Manajemen Likuiditas Resiko Tingkat Bunga

Besar kecilnya jumlah bunga yang diterima kreditor tergantung pada besar kecilnya principal (modal), interest rate (tingkat bunga), dan jangka waktu:

B = f (P.i.n)

Keterangan:B= BungaP= Principal (modal)i = interest rate (tingkat bunga)n = jangka waktu.

21

Page 22: Inisiasi 8 Manajemen Likuiditas Resiko Tingkat Bunga

Bunga majemuk biasanya dilakukan dalam waktu yang relatif panjang dan dalam perhitungan bunga dilakukan lebih dari satu periode.Bunga majemuk adalah bunga yang terus menjadi modal bila tidak diambil pada waktunya.Perhitungan bunga majemuk dilakukan secara reguler dengan interval tertentu, setiap bulan, setiap kuartal, setiap 6 bulan, atau setiap tahun.

S = P (1+i)n

P = S (1+i)-n atau P =

n =Di mana: S = Jumlah penerimaan

P = Present Value n = Periode waktu i = tingkat bunga per periode waktu

22

ni

S

)1( %1001i

/1

n

P

S

)1log(

loglog

i

PS

Page 23: Inisiasi 8 Manajemen Likuiditas Resiko Tingkat Bunga

Nilai (1+i)n disebut compounding factor, yaitu suatu bilangan yang digunakan untuk menilai uang pada masa yang akan datang (future value).

Nilai (1+i)-n disebut discount factor, yaitu suatu bilangan untuk menilai nilai uang dalam bentuk present value (nilai sekarang).

23

Page 24: Inisiasi 8 Manajemen Likuiditas Resiko Tingkat Bunga

Anuitas adalah suatu rangkaian pembayaran dengan jumlah yang sama besar pada setiap interval pembayaran. Besar kecilnya jumlah pembayaran pada setiap interval tergantung pada jumlah pinjaman, jangka waktu, dan tingkat bunga.Anuitas dapat dibagi atas dua bagian:1.Anuitas Biasa (Simple Annuity) 2.Anitas Kompleks (Complex Annuity).

24

Page 25: Inisiasi 8 Manajemen Likuiditas Resiko Tingkat Bunga

Tingkat bunga nominal (nominal rate) adalah bunga yang dibayar sesuai dengan perjanjian (kontrak).

Tingkat bunga riil (real rate) mencerminkan daya beli atau dengan kata lain merupakan refleksi atas tingkat pertukaran antara barang dan jas-jasa hari ini dengan barang dan jasa pada masa yang akan datang.

25

Page 26: Inisiasi 8 Manajemen Likuiditas Resiko Tingkat Bunga

Perkiraan tingkat inflasi yang terjadi. Pergeseran sisi supply dan demand dari

loanable funds. Pendapatan agregat (aggregate

income).

26

Page 27: Inisiasi 8 Manajemen Likuiditas Resiko Tingkat Bunga

Sliding rate/metode consumer loanadalah pembebanan bunga terhadap pokok pinjaman akan semakin mengecil atau menurun dari periode ke periode sejalan dengan menurunnya jumlah pokok pinjaman.

Flat ratepembebanan bunga terhadap okok pinjaman yang jumlahnya akan selalu tetap selama periode pencicilan meskipun saldo pinjaman telah semakin mengecil akibat adanya pelunasa atau pembayaran cicilan pokok.

Floating rateperhitungan bunga di mana besarnya tingkat bunga pinjaman tidak tetap tapi mengambang mengikuti perkembangan tingkat bunga pasar uang. 27

Page 28: Inisiasi 8 Manajemen Likuiditas Resiko Tingkat Bunga

Interest Rate Gap Analysisteknik ini terkait dengan masalah jangka waktu hingga jatuh tempo atau penetapan ulang tingkat bunga (repricing).

28

Page 29: Inisiasi 8 Manajemen Likuiditas Resiko Tingkat Bunga

Setelah mempelajari topik ini Anda diharapkan mampu menjelaskan pengertian dan likuiditas, pengertian bunga.

Strategi belajar yang dapat Anda gunakan untuk memperdalam pemahaman materi tentang perbankan di Indonesia ini adalah sebagai berikut:membaca berulang-ulang sehingga dapat menghafalkan pengertian bank dan kebijakan moneter.membuat catatan-catatan penting atau ringkasan yang berisi contoh jenis-jenis bank.berlatih menjawab soal di modul.

29