in memoriam nano s. mata arivangtakparnah...

2
Pikiran Rakyat o Senin o Se/asa o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu Minggu 2 G) 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 OJan OPeb o Mar OApr OMei OJun OJul OAgs OSep OOkt ONov ODes "In Memoriam" Nano S. Mata ari vang tak Parnah Pa_~ B tCARA tentang Nano S.berarti bi- cara tentang seorang sosok yang se- lalu menjadi energi dan cahaya bagi kehidupan di dunianya. Masih segar dalam ingatan ketika komposisi "Kalangkang" da- lam konsep degung tiba-tiba menjadi karya yang cukup digemari kembali. Malahan di- pertengahan tahun 'So-an, degung "Kalang- kang" sempat menjadi tren di kalangan ABG "kelas atas" di Bandung. Mereka merasa trendijika di dalam mobilnya bisa memutar- kan degung "Kalangkang". Padahal sebe- lumnya seni degung sedang terdesak oleh musik elekton yang muncul sejak akhir 197o-an. Setelah Nano S. menjadi hits ma- ker pada industri musik pop.Sunda, sejum- lah lagu seperti "Kalangkang" yang dinyanyi- kan Nining Meida, "Cinta" yang dinyanyikan Hetty Koes Endang, "Duh Engkang" yang di- nyanyikan Itje Tresnawati, dan seabrek hits Nano S.lainnya secara otomatis mampu mendongkrak citra seni karawitan. Pernyataan tersebut pernah diakui pula oleh para maestro karawitan lainnya sekali- gus dosen di STSI seperti Yuyun Kusumah- dinata, Yus Wiradireja, dan Ade Rudiana. Malahan menurut dosen STSI lainnya, Asep Solihin dan Suhendi, di era itu minat mahasiswa untuk kuliah pada jurusan ka- rawitan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal yang sama pernah diakui pula oleh Barnbang Aranaya, pengajar salah satu . sekolah kejuruan karawitan. Namun, di ba- lik berbagai pujian yang selangit kepada- nya, sang maestro pun kerap mendapatkan tuduhan tak nyaman karena dianggap telah melakukan semacam pembelotan. Takja- rang kepada para seniman musik umum/diatonik Nano S. sengaja melaku- kan curhat. Namun hebatnya, sekalipun '\ mendapat kecaman sejumlah seniman tra- disional Sunda, ia tak berniat mundur se- langkah pun. Apalagi setelah ia yakin betul bahwa kiprahnya itu benar-benar telah memberi manfaat luar biasa bagi seni bu- daya Sunda. Sekadar gambaran, karya-kar- ya Nano S. bukan saja hanya terkenal di Ja- wa Bhat melainkan juga dalam kancah na- sional bahkan internasional. Kasetnya yang selalu terjual jutaan copy membuat apre- siasi seni karawitan Sundajauh meningkat tajam, baik di seluruh penjuru tanah air maupun di luar negeri. Tak aneh bila ke- mudian Dana Setia yang saat itu masih menjabat sebagai Ketua HAPMI (Himpu- nan Artis Penyanyi Musisi Indonesia) dan Kepala Depdikbud Kota Bandung, pernah memfasilitasi saya, Aat Soeratin, dan Wan-: di Kuswandi untuk berdiskusi dengan para inohong seni Sunda. Salah satu tujuannya tentu saja untuk mengklarifikasi kesalahpa- haman terhadap langkah-Iangkah besar yang tengah dilakukan Kang Nano. Selain energi bagi kehidupan, matahari merupakan unsur yang menerangi kehi- dupan, dan peran ini pun selalu dikakukan Nano S. sebelum dirinya menjadi seniman yang sangat terkenal. Ditahun 1976, Kang Nano S. sempat "teu genah cicing"karena ada artikel pada salah satu koran yang me- nilai bahwa seni karawitan Sunda merupa- kan genre musik yang monoton dan stag- nan. Oleh karena itu, saat karni Panitia Lomba Lagu-Lagu Rakyat dari BKTKme- mintanya menjadi juri, beliau meminta agar kami memberinya kesempatan untuk mempertunjukkan karya-karya kontempo- rernya tanpa merninta honorarium sepeser Kliping Humas Unpad 2010 pun, "Ceuk paribasanamah sanajan akang kudu mayar, akang daek mayar ka panitia anu penting masyarakat kedah te- rang yen seni krauiitan Sunda teh teu stagnan,"katanya. Empat komposisi kara- witan yang berbasisnuansa lues, di anta- ranya "Sambel Lada" dan "Disko Obor" be- nar-benar mampu membuka mata masya- rakat musik dan sejumlah kritikus di Ban- dung, termasuk menimbulkan kekaguman dan pujian di mata para pentolan musik In- donesia saatitu seperti Benny Soebarja, Wandi Kuswandi, Harry Roesli, Soleh Su- giarto, dan lain-lain. Apalagi pada sesi dis- kusi Nano S. benar-benar sa:ngat menun- jukkan kelasnya sebagai seniman Sunda yang well educated dan sangat "masagi". Dia tak.hanya tahu banyak soal karawitan, melainkan juga sangat tahu banyak soal il- mu dan sejarah seni musik u urn. Malahan di akhir acara diskusi beliau ma- sih membuka kesempatan memberi infor- masi. "Sok bisi aya keneh ami nganggap seni karauiitan Sunda euuieuli nanaonan urang teruskeun ngobroljeu 9 akang di rorompok," katanya lagi, Kontan sejak itu nama Nano S. dan citra kehebatan karawit- an Sunda mulai lebih sering terpublikasi- kan, terutama di TVRIyang iasih merupa- kan satu-satunya stasiun tele isi di negeri ini, terlebih lagi di koran Pikiran Rakyat melalui tangan Us Tiarsa (re aktur musik) dan Tatang RS. (wartawan usik). Awal ta- hun 198o-an, wawasam pengetahuan dan wawasan berbuat Nano S.mulai menceng- angkan masyarakat Indonesia, tepatnya sa- at dia menyajikan komposisi musik dan tari massal bertajuk "Umbul-Umbul" untuk aca- ra Festival Film Indonesia (FFI) yang diada-

Upload: others

Post on 22-Jan-2020

11 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Pikiran Rakyato Senin o Se/asa o Rabu o Kamis o Jumat o Sabtu • Minggu

2 G) 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1517 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

OJan OPeb oMar OApr OMei OJun OJul OAgs OSep OOkt ONov ODes

"In Memoriam" Nano S.

Mata ari vang tak Parnah Pa_~B tCARA tentang Nano S. berarti bi-

cara tentang seorang sosok yang se-lalu menjadi energi dan cahaya bagi

kehidupan di dunianya. Masih segar dalamingatan ketika komposisi "Kalangkang" da-lam konsep degung tiba-tiba menjadi karyayang cukup digemari kembali. Malahan di-pertengahan tahun 'So-an, degung "Kalang-kang" sempat menjadi tren di kalangan ABG"kelas atas" di Bandung. Mereka merasatrendijika di dalam mobilnya bisa memutar-kan degung "Kalangkang". Padahal sebe-lumnya seni degung sedang terdesak olehmusik elekton yang muncul sejak akhir197o-an. Setelah Nano S. menjadi hits ma-ker pada industri musik pop.Sunda, sejum-lah lagu seperti "Kalangkang" yang dinyanyi-kan Nining Meida, "Cinta" yang dinyanyikanHetty Koes Endang, "Duh Engkang" yang di-nyanyikan Itje Tresnawati, dan seabrek hitsNano S. lainnya secara otomatis mampumendongkrak citra seni karawitan.Pernyataan tersebut pernah diakui pula

oleh para maestro karawitan lainnya sekali-gus dosen di STSI seperti Yuyun Kusumah-dinata, Yus Wiradireja, dan Ade Rudiana.Malahan menurut dosen STSI lainnya,Asep Solihin dan Suhendi, di era itu minatmahasiswa untuk kuliah pada jurusan ka-rawitan mengalami kemajuan yang sangatpesat. Hal yang sama pernah diakui pulaoleh Barnbang Aranaya, pengajar salah satu. sekolah kejuruan karawitan. Namun, di ba-lik berbagai pujian yang selangit kepada-nya, sang maestro pun kerap mendapatkantuduhan tak nyaman karena dianggap telahmelakukan semacam pembelotan. Takja-rang kepada para seniman musikumum/diatonik Nano S. sengaja melaku-

kan curhat. Namun hebatnya, sekalipun '\mendapat kecaman sejumlah seniman tra-disional Sunda, ia tak berniat mundur se-langkah pun. Apalagi setelah ia yakin betulbahwa kiprahnya itu benar-benar telahmemberi manfaat luar biasa bagi seni bu-daya Sunda. Sekadar gambaran, karya-kar-ya Nano S. bukan saja hanya terkenal di Ja-wa Bhat melainkan juga dalam kancah na-sional bahkan internasional. Kasetnya yangselalu terjual jutaan copy membuat apre-siasi seni karawitan Sundajauh meningkattajam, baik di seluruh penjuru tanah airmaupun di luar negeri. Tak aneh bila ke-mudian Dana Setia yang saat itu masihmenjabat sebagai Ketua HAPMI (Himpu-nan Artis Penyanyi Musisi Indonesia) danKepala Depdikbud Kota Bandung, pernahmemfasilitasi saya, Aat Soeratin, dan Wan-:di Kuswandi untuk berdiskusi dengan parainohong seni Sunda. Salah satu tujuannyatentu saja untuk mengklarifikasi kesalahpa-haman terhadap langkah-Iangkah besaryang tengah dilakukan Kang Nano.Selain energi bagi kehidupan, matahari

merupakan unsur yang menerangi kehi-dupan, dan peran ini pun selalu dikakukanNano S. sebelum dirinya menjadi senimanyang sangat terkenal. Ditahun 1976, KangNano S. sempat "teu genah cicing"karenaada artikel pada salah satu koran yang me-nilai bahwa seni karawitan Sunda merupa-kan genre musik yang monoton dan stag-nan. Oleh karena itu, saat karni PanitiaLomba Lagu-Lagu Rakyat dari BKTKme-mintanya menjadi juri, beliau memintaagar kami memberinya kesempatan untukmempertunjukkan karya-karya kontempo-rernya tanpa merninta honorarium sepeser

Kliping Humas Unpad 2010

pun, "Ceuk paribasanamah sanajanakang kudu mayar, akang daek mayar kapanitia anu penting masyarakat kedah te-rang yen seni krauiitan Sunda teh teustagnan,"katanya. Empat komposisi kara-witan yang berbasisnuansa lues, di anta-ranya "Sambel Lada" dan "Disko Obor" be-nar-benar mampu membuka mata masya-rakat musik dan sejumlah kritikus di Ban-dung, termasuk menimbulkan kekagumandan pujian di mata para pentolan musik In-donesia saatitu seperti Benny Soebarja,Wandi Kuswandi, Harry Roesli, Soleh Su-giarto, dan lain-lain. Apalagi pada sesi dis-kusi Nano S. benar-benar sa:ngat menun-jukkan kelasnya sebagai seniman Sundayang well educated dan sangat "masagi".Dia tak.hanya tahu banyak soal karawitan,melainkan juga sangat tahu banyak soal il-mu dan sejarah seni musik u urn.Malahan di akhir acara diskusi beliau ma-

sih membuka kesempatan memberi infor-masi. "Sok bisi aya keneh ami nganggapseni karauiitan Sunda euuieuli nanaonanurang teruskeun ngobroljeu 9 akang dirorompok," katanya lagi, Kontan sejak itunama Nano S. dan citra kehebatan karawit-an Sunda mulai lebih sering terpublikasi-kan, terutama di TVRI yang iasih merupa-kan satu-satunya stasiun tele isi di negeriini, terlebih lagi di koran Pikiran Rakyatmelalui tangan Us Tiarsa (re aktur musik)dan Tatang RS. (wartawan usik). Awal ta-hun 198o-an, wawasam pengetahuan danwawasan berbuat Nano S.mulai menceng-angkan masyarakat Indonesia, tepatnya sa-at dia menyajikan komposisi musik dan tarimassal bertajuk "Umbul-Umbul" untuk aca-ra Festival Film Indonesia (FFI) yang diada-

NANO Suratno. *

kan di Bandung (1985). Karena merasa sa-ngat tertarik dengan komposisi tadi, W.S.Rendra malah sempat datang ke tempatNano S. Bahkan sempat menitikan airmatasaat mengapresiasi komposisi "Umbul-Urn-bul" sambil bermeditasi. "Kang Nano bukansekadar komposer hebat melainkan kompo-ser yang mampu menciptakan bunyi musikfilosofis", kata Rendra seraya menunjukkansejumlah frase melodik yang membuatnyamenangis. Di ujung usianya, Nano S. yangsangat bersahaja tak pernah tenggelam un-tuk menjadi matahari. Malah jika Anda per-

nah membaca artikel Nano S. di PikiranRakyat, senin 27 Oktober tahun lalu, se-sungguhnya tulisan tersebut merupakankarya terahir yang ia selesaikan beberapapuluh menit sebelum penyakit stroke me-nimpanya. Selamatjalan pakasaban Kara-witan. Selamat jalan kakak dan guruku ter-kasih. Insya Allah matahari yang selalu kaupancarkan akan selalu bermanfaat bagi ke-hidupan. Allohummagfirlahu WarhamhuWaafihi WaJuanhu. Amiin ya Rob. (AdjieEsa Poetra. Penulis adalah guru vokal &pengamat musik)***