ilustrasi kasus case hepatitis
TRANSCRIPT
BAB II
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. MY
RM : 1164577
Usia : 37 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Cibinong
Pendidikan : tamat SLTP
Pekerjaan : Buruh
Status : Menikah
ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 28 Juli 2012 pukul 16.00
1. Keluhan Utama
Kulit kuning sejak 4 hari SMRS
2. Riwayat Penyakit Sekarang
10 hari SMRS pasien mengeluhkan muncul demam tinggi yang berlangsung sampai
sekarang, demam muncul mendadak dan berlangsung sepanjang hari. Demam dirasakan
sama pada saat siang maupun malam, tidak ada saat tertentu dimana demam menjadi
lebih tinggi ataupun lebih rendah. Pasien juga mengeluhkan badan terasa lemas dan
terdapat nyeri sendi. Pasien menyangkal adanya batuk maupun pilek. Sesak napas,
bengkak pada tungkai, nyeri di sekitar dan belakang mata disangkal.
7 hari SMRS pasien mengeluh mual hebat, muntah setiap kali pasien makan, muntah
semula berisi makanan sampai akhirnya hanya ada cairan berwarna kuning, nafsu makan
menurun, pasien tetap makan 3x sehari, namun hanya makan dua sendok makan setiap
kali makan. Pasien mengeluhkan nyeri pada ulu hati dan warna air seni menjadi seperti
teh.
5 hari SMRS pasien mulai tidak BAB. Pasien mengaku tidak ada perubahan warna tinja
pada BAB sebelumnya.
4 hari SMRS pasien mengaku mulai menyadari bahwa kulitnya menjadi kuning dan tidak
membaik. Pasien berobat ke RSUD Cibinong dan dikatakan menderita hepatitis,
kemudian pasien dirujuk ke RSUP Fatmawati. Pasien menyangkal adanya rasa gatal.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit kuning sebelumnya disangkal, riwayat transfusi disangkal, riwayat
penyakit kadar gula darah tinggi dan tekanan darah tinggi disangkal.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga lain yang mengeluhkan penyakit yang sama dengan pasien.
Riwayat tekanan darah tinggi, kadar gula darah tinggi, asma maupun alergi lain, atau
penyakit paru disangkal.
5. Riwayat Sosial
Kebiasaan merokok, minum alkohol, penggunaan jarum suntik, dan aktivitas seksual
bebas disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tinggi badan : 164 cm
Berat badan : 58 kg
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Frekuensi nadi : 92 x/menit
Frekuensi napas : 20 x/menit
Suhu tubuh : 37 oC
Status Generalis
Kepala Normocephali, jejas (-)
Mata Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik +/+, pupil bulat isokor, Ф 3mm/3mm, reflex
cahaya langsung +/+, reflex cahaya tidak langsung +/+, jejas (-)
Leher Jejas (-), KGB dan tiroid tidak teraba membesar, JVP 5-3 cmH2O
Thorax Simetris kanan dan kiri, jejas (-)
Paru Dada simetris kanan dan kiri saat bergerak maupun diam
Pergerakan dada simetris kanan dan kiri, vocal fremitus kanan=kiri, krepitasi (-)
Sonor pada kedua lapang paru
Suara napas vesikuler +/+, Rhonkhi -/-, wheezing -/-
Jantung Iktus kordis tidak tidak terlihat
Ikutus kordis teraba di ICS 5 MCLS
Batas jantung kanan ICS 4 SLD
Batas jantung kiri ICS 5 MCLS
Pinggang jantung ICS 3 PSLS
Bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen Tampak datar, kulit tampak tidak tegang
Bising usus (+) 3x normal
Nyeri tekan (+) hipokondrium kanan dan epigastrium, hepar teraba 4 cm bac dan
3 cm bpx. Tepi hepar teraba tajam, permukaan licin rata, konsistensi lunak. Lien
tidak teraba membesar
Shifting dullness (-)
Murphy’s sign (-)
Ekstrimitas Akral hangat, tidak ada edema, CRT <2”
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium 23-07-2012
Hemoglobin 13,8 g/dl
Hematokrit 38,8 %
Leukosit 5.600 /uL
Trombosit 242.000/uL
Eritrosit 4,61 juta/uL
LED 15 mm/jam
Hitung jenis:
Basofil 0
Eosinofil 0
Batang 0
Segmen 43
Limfosit 57
Monosit 0
GDS 206 mg/dl
Ureum 56 mg/dl
Creatinin 0,98 mg/dl
Bilirubin total 18,9 mg/dl
Bilirubin direk 14,2 mg/dl
Bilirubin indirek 4,7 mg/dl
SGOT 195 u/l
SGPT 505 g/dl
Natrium 152 mmol/L
Kalium 3,1 mmol/L
Clorida 97 mmol/L
HBs Ag negatif
Laboratorium 23-07-2012
Alkali Fosfatase 258 IU/L
GDP 137 mg/dl
Anti HCV non reaktif (0,12)
Anti HAV IgM reaktif (>7,00)
Laboratorium 26-07-2012
GDP 88 mg/dl
GD 2 jam PP 106 mg/dl
Laboratorium 27-07-2012
HBA 1C 4,4 %
GDS 124 mg/dl
SGOT 93 U/I
SGPT 313 U/I
Laboratorium 30-07-2012
GDS 108 mg/dl
SGOT 62 U/I
SGPT 200 U/I
USG 27-07-2012
Interpretasi:
Liver Ukuran dalam batas normal, permukaan rata, sudut lancip, enkostruktur parenkim
meningkat homogen, tak tampak pelebaran vena porta maupun sistem bilier intra
hepar, SOL (-), asites (-)
Gall bladder Dinding tak menebal, batu (-), sludge (-), CBD tak melebar
Pankreas Enkostruktur dan bentuk dalam batas normal, SOL (-), tak tampak pelebaran
duktus pankreatikus
Lien Ukuran dan enkostruktur normal, SOL (-), tak tampak pelebaran vena lienalis
Kesan Fatty liver
Organ intra abdomen lain dalam batas normal
DIAGNOSIS
1. Hepatitis A virus
2. Hiperglikemia reaktif
3. Hipokalemia
TATA LAKSANA
1. IVFD NaCl 0,9% 500cc/8 jam
2. Curcuma 3 x 1 tab
3. Ranitidine 2 x 50 mg IV
4. Ondansetron 3 x 4 mg IV
5. Sistenol 3 x 500 mg bila suhu >38oC
6. Lactulosa 3 x CI
7. Urdafalk 3 x CI
8. KSR 3 x 1 tab
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanactionam : dubia ad bonam
BAB IV
ANALISIS MASALAH
Pada pasien ini, diagnosis hepatitis A virus dapat disimpulkan dari anamnesis yang
didapat bahwa pasien mengeluhkan demam tinggi selama 10 hari yang muncul mendadak dan
berlangsung terus menerus. Pasien juga mengeluhkan mual dan muntah, BAK berwarna seperti
teh, serta kulit yang kuning sejak 4 hari SMRS.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan sclera ikterik, kulit kuning, serta teraba hepar sebesar
4 cm bac dan 3 cm bpx. Sedangkan dari pemeriksaan penunjang didapatkan bahwa ada
peningkatan enzim transaminase dan pemeriksaan anti HAV IgM memberikan hasil reaktif.
Untuk pengobatan dianjurkan rawat jalan agar pasien terhindar dari dehidrasi, kemudian
dapat diberikan obat-obatan berupa pemberian sistenol jika demam tinggi. Hal ini dimaksudkan
agar pasien dapat beristirahat dengan lebih tenang jika suhu tubuh tidak tinggi. Alasan pemberian
sistenol adalah sistenol sebagian dimetabolisme pada hati dan sebagian pada ginjal, sehingga
tidak terlalu memberatkan kerja hati.
Pemberian curcuma bertujuan sebagai hepatoprotektor agar kesehatan dan fungsi hati
tetap terjaga. Dapat pula ditambahkan anti emetik seperti ranitidine dan ondansetron untuk
memberikan pasien rasa nyaman.
Diagnosa hiperglikemi reaktif didapatkan dari hasil pemeriksaan gula darah sewaktu
yang menunjukkan hasil yang tinggi (206 mg/dl) sedangkan pada pemeriksaan HBA 1C tidak
didapatkan peningkatan. Pada prinsipnya hiperglikemi reaktif tetap diberikan terapi insulin jika
kadar gula darah meningkat di atas 200. Akan tetapi karena peningkatan gula darah hanya
sedikit, dan pada pemeriksaan gula darah berikutnya tidak didapatkan peningkatan kadar gula
darah, maka untuk masalah hiperglikemia reaktif tidak diberikan tata laksana khusus.
Pada anamnesis juga didapatkan adanya keluhan badan lemas, dan pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan penurunan kadar kalium darah. Maka dapat ditegakkan diagnosis
hipokalemi. Untuk terapi dapat diberikan tablet kalium.