ilmu kesehatan kulit dan kelamin refarat mini
DESCRIPTION
sadadTRANSCRIPT
ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN REFARAT MINI
FAKULTAS KEDOKTERAN MARET 2014
UNIVERSITAS HASANUDDIN
DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN ICHTYOSIS
DISUSUN OLEH :
Eta Lestari Taufan C111 10 802
PEMBIMBING :
dr. Arie Rachmini
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa:
Nama : Eta Lestari Taufan
NIM : C111 10 802
Judul : Diagnosis dan Penatalaksanaan Ichtyosis
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Makassar, Maret 2015
Mengetahui,
Pembimbing CoAss
( dr. Arie Rachmini ) ( Eta Lestari Taufan )
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II DIAGNOSIS
A. ANAMNESIS
B. PEMERIKSAAN FISIK
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
D. DIAGNOSIS BANDING
BAB III PENATALAKSANAAN
BAB IV PROGNOSIS
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Ichtyosis merupakan kelompok penyakit herediter yang ditandai dengan penumpukan
skuama berlebihan pada kulit,yang bervariasi dari ringan dan asimtomatik sampai yang
dapat mengancam kehidupan (FP 111)
Pada 1806 Alibert mendeskripsikan “ichthyose nacre”, yang merupakan
dokumentasi pertama tentang Ichtyosis Vulgaris.Pada 1966, Welks danKerr membagi
antara Dominant Ichthyosis Vulgaris (DIV) dan bentuk X-linked Ichthyosis dan
memberikan gambaran klinis serta epidemiologinya.
Etiologi pada ichtyosis yang paling sering terjadi yaitu DIV,sebenarnya tidak
diketahui. Pada XLI biasanya diakibatkan oleh defisiensi steroid sulfatase. Pada LI
onsetnya pada saat lahir yang biasa disebut sebagai ‘Collodion baby’. Pada EH,terdapat
mutasi pada koding gen keratin 1 atau 10,dan ini mengganggu perbandingan epidermal
serta memperlihatkan abnormalitas gen keratin pada vakuola di lapisan atas epidermis,
sehingga melepuh dan menyebabkan hyperkeratosis.
Ichtyosis acquired,yang biasanya muncul untuk pertama kalinya pada saat dewasa,
adalah kondisi non-herediter yang terkait dengan penyakit sistemik. Penyebabnya
biasanya dihubungkan dengan penyakit tertentu.
BAB II
DIAGNOSIS
Ichtyosis didiagnosis berdasarkan gejala klinis dan patologis,riwayat
keluarga,hasil pemeriksaan fisik dan adanya mutasi gen filaggrin.Pada pemeriksaan fisik
akan tampak kulit bersisik,dilakukan penilaian kualitas sisik,pola penyebaran,adanya
blister ataupun keterlibatan organ lainnya.Pemeriksaan patologi dapat dilakukan dengan
biopsy kulit.
Untuk DIV,biasanya pertama kali muncul pada masa kanak-kanak (umur 3-12
bulan),skuama yang jelas di atas permukaan tubuh,kulit yang kering dapat terlihat dengan
jelas,skuama lebih kasar pada region trunkus dan ekstremitas bawah terutama
ekstensor,biasanya region axila dan gluteal tidak terkena,region antekubiti dan fossa
popliteal biasanya juga tidak terkena,tetapi perubahan atopi dapat terjadi.
Untuk X-linked Ichtyosis hanya didapatkan pada laki-laki dan karakteristik
penderitanya mencolok,kulit tampak kotor dan coklat. Biasanya pada leher,
ekstremitas,badan dan bokong dengan onset cepat setelah melahirkan. Lesi pada kulit
biasanya terjadi 2 sampai 6 minggu setelah kelahiran.Diagnosis dapat ditegakkan dengan
riwayat keluarga serta didapatkan hyperkeratosis,lapisan granular,hiperglanulosis,serta
pemeriksaan laboratorium.
Lamellar Ichtyosis biasanya terjadi saat lahir,dimana kulit bayi seperti dibungkus
oleh lapisan membrane.Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan :
Pada bayi baru lahir, bayi collodion, ektropion,eklabion, dan eritroderma
generalisata.
Pada anak atau dewasa,hyperkeratosis yang luas pada hamper seluruh bagian
tubuh,hiperkeratotik yang pecah,lapisan kulit yang menebal,dan coklat hamper di
seluruh tubuh,keratoderma pada tangan dan kaki,eritoderma juga mungkin
ditemukan. Alopesia bisa terjadi pada kepala,akibat lesi yang ada di kepala. Pada
mata biasa terjadi ektropion.
Epidermolytic Hyperkeratosis terjadi saat atau beberapa saat setelah lahir dengan
lepuhan kulit.Beberapa waktu kemudian kulit menjadi keratotik dan terkadang
terdapat veruka,biasanya pada daerah fleksural,lutut,dan siku.Lokasinya dapat di
seluruh tubuh atau mengenai lokasi tertentu. Rambut biasanya normal, namun pada
kuku mungkin dapat terjadi kelainan abnormal.
B.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan patologi dapat dilakukan dengan biopsy kulit. Spesimen biopsy
dapat diperiksa di bawah mikroskop cahaya dan mikroskop electron. Sampel biopsy
diambil pada area kulit yang mengalami hyperkeratosis maksimum,karena jika sampel
biopsy diambil pada area dengan skuama yang sedikit, hasilnya kurang dapat diandalkan
untuk analisis dan temuan histopatologi tidak dapat dibedakan dengan kulit normal.
Skuama yang tebal biasanya ditemukan pada aspek anterior tungkai bawah.
C.DIAGNOSIS BANDING
BULLOUS CONGENITAL ICHTYOSIFORM ERYTHRODERMA
NONBULLOUS CONGENITAL ICHTYOSIFORM ERYTHRODERMA
EPIDERMOLYSIS HYPERKERATOSIS
BAB II