ii tinjauan pustaka a. konsep uks - selamat datangdigilib.unila.ac.id/4282/14/bab ii.pdf ·...

33
II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep UKS Usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah bagian dari usaha kesehatan pokok yang menjadi beban tugas puskesmas yang ditujukan kepada sekolah-sekolah dengan anak beserta lingkungan hidupnya, dalam rangka mencapai keadaan kesehatan anak sebaik-baiknya dan sekaligus meningkatkan prestasi belajar anak sekolah setingi-tingginya (Azwar Nasrul,1998). Usaha kesehatan sekolah merupakan salah satu usaha kesehatan pokok yang dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan disekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya sebagai sasaran utama. Usaha kesehatan sekolah berfungsi sebagai lembaga penerangan agar anak tahu bagaimana cara menjaga kebersihan diri, menggosok gigi yang benar, mengobati luka, merawat kuku dan memperoleh pendidikan seks yang sehat (PrasastiEffendi,2009). Usaha kesehatan di sekolah juga merupakan wadah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin. Usaha kesehatan di sekolah merupakan perpaduan antara dua upaya dasar, yakni upaya pendidikan sekolah dan upaya kesehatan, yang diharapkan UKS dapat dijadikan sebagai usaha untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. Unit kesehatan sekolah juga memiliki

Upload: truonghanh

Post on 23-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

8

II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep UKS

Usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah bagian dari usaha kesehatan pokok

yang menjadi beban tugas puskesmas yang ditujukan kepada sekolah-sekolah

dengan anak beserta lingkungan hidupnya, dalam rangka mencapai keadaan

kesehatan anak sebaik-baiknya dan sekaligus meningkatkan prestasi belajar anak

sekolah setingi-tingginya (Azwar Nasrul,1998). Usaha kesehatan sekolah

merupakan salah satu usaha kesehatan pokok yang dilaksanakan oleh puskesmas

dan juga usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan disekolah-sekolah dengan

anak didik beserta lingkungan sekolahnya sebagai sasaran utama. Usaha

kesehatan sekolah berfungsi sebagai lembaga penerangan agar anak tahu

bagaimana cara menjaga kebersihan diri, menggosok gigi yang benar, mengobati

luka, merawat kuku dan memperoleh pendidikan seks yang sehat

(PrasastiEffendi,2009).

Usaha kesehatan di sekolah juga merupakan wadah untuk meningkatkan

kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin.

Usaha kesehatan di sekolah merupakan perpaduan antara dua upaya dasar, yakni

upaya pendidikan sekolah dan upaya kesehatan, yang diharapkan UKS dapat

dijadikan sebagai usaha untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada

setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. Unit kesehatan sekolah juga memiliki

9

definsi yaitu upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang

dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan

disekolah, perguruan agama serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka

pembinaan dan pemeliharaan kesehatan di lingkungan sekolah (Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Nasrul,1998). UKS juga merupakan wahana untuk

meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku yang

sehat sehingga menghasilkan derajat kesehatan yang optimal (Departemen

Kesehatan dalam Nasrul, 1998)

Dalam UU. No. 9 Tahun 1960 dijelaskan bahwa kesehatan adalah keadaan

yang meliputi kesehatan badan,rohani (mental) dan sosial, dan b ukan hanya

keadaan yang bebas dari berbagai macam penyakit cacat dan kelemahan.

Sedangkan di UU. No. 23 Tahun 1992 dijelaskan secara sederhana bahwa

kesehatan tersebut meliputi kesejahterahan badan, jiwa dan sosial yang

memungkinkan setiap orang untuk dapat hidup produktif secara sosial dan

ekonomis.Bila disimak secara seksama, maka dalam kata usaha kesehatan sekolah

terdapat tiga suku kata yang memiliki makna tersendiri dan bersatu menjadi

makna yang hakiki dalam rangka mengupayakan kesehatan bagi siswa di sekolah.

Pengertian kesehatan di atas sangat berguna dalam memahami kesehatan serta

keterkaitanya dengan suatu usaha yang dapat dilakukan di sekolah guna

menanamkan konsep hidup sehat di kalangan siswa.

Bila dikaitkan dengan suatu upaya secara utuh pengertian usaha kesehatan

sekolah dikemukakan Hasan Walinono ( 1985 : 6 ) adalah usaha meningkatkan

kesehatan dalam ruang lingkup mencegah penyakit, memperpanjang hidup

manusia, meningkatkan hidup sehat, memberantas penyakit menular, membina

10

kebersihan pribadi, pengobatan penyakit sedini mungkin yang dapat dilakukan

melalui pelajaran olahraga kesehatan maupun ekstra kurikuler lainnya. suharto (

1999 : 2 ) memberikan penjelasan UKS sebagai upaya meningkatkan kemampuan

hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan

yang sehat untuk membentuk manusia seutuhnya. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa UKS merupakan bagian integral dari sistem pendidikan

nasional dan sistem kesehatan nasional

Sedangkan departemen kesehatan republik indonesia ( dalam Mursyal,

1999 : 25 ) melihat usaha kesehatan sekolah dalam konsep yang luas seperti

tertera pada kutipan berikut :

„‟ usaha kesehatan sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang

dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan

hidupnya sebagai sasaran utama. Usaha kesehatan sekolah merupakan

wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya

membentuk prilaku hidup sehat, yang pada giliranya menghasilkan derajat

kesehatan yang optimal’’

Usaha kesehatan sekolah disingkat UKS adalah suatu usaha yang

dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di

kawasan lingkungan sekolah. UKS biasanya dilakukan di ruang kesehatan suatu

sekolah.Pemerintah telah menyarankan untuk menjadikan UKS sebagai

ekstrakurikuler wajib di sekolah. Maka dari itu patut diketahui bahwa keberadaan

UKS sangatlah bermanfaat. Unit ini bisa menjadi sarana yang meningkatkan

kualitas kesehatan manusia, khususnya dalam lingkup dunia pendidikan.

Pendidikan kesehatan di jalur formal bisa di mulai sejak tingkat Sekolah

Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Siswa diberi pelajaran

tentang cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mencegah penyebaran

11

penyakit, tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan, dan hal lain yang

berkaitan dengan pengetahuan medis dasar. Kompetensi-kompetensi tersebut

tentunya dapat dikuasai siswa dengan perantaraan UKS.Yang menarik dari

ekstrakurikuler UKS adalah, adanya "staf" UKS yang disebut Dokter cilik (untuk

siswa SD). Dokter cilik dipilih dan diseleksi, kemudian diajari cara pertolongan

pertama oleh dokter yang sengaja dipanggil pihak sekolah untuk membimbing

para "dokter" ini. Dengan adanya UKS diharapkan siswa dapat meningkatkan

kesadaran akan kesehatan di lingkungan sekolah.

B. Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah

UKS adalah pusat kegiatan kesehatan dalam upaya pelayanan kesehatan

pada siswa sekolah yang dikelola dan diselenggarakan oleh institusi kesehatan,

bekerja sama dengan institusi pendidikan melalui dukungan teknis dari petugas

kesehatan dalam rangka pencapaian derajat kesehatan siswa (Depkes RI, 2002.

Mengadopsi dari internet).

Menurut John Biddulph dan John Stace (1999: 381-382), pentingnya UKS adalah

sebagai berikut:

1. Jumlah anak-anak usia sekolah dasar dan sekolah menengah merupakan

seperempat populasi masyarakat. Anak sekolah merupakan suatu

kelompok yang besar.

2. Sekolah merupakan tempat yang baik untuk mengajar kesehatan. Anak-

anak berkumpul di satu tempat. Mereka berharap dapat belajar sesuatu

yang baru di sekolah. Guru sudah dilatih untuk mengajar anak. Salah satu

hal penting yang harus dipelajari anak sekolah adalah masalah kesehatan.

3. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat. Bermula dari sekolah hal-hal

12

yang menyangkut kesehatan akan menyebar ke masyarakat. Anak akan

membawa pulang apa yang sudah dipelajari di sekolah dan akan

memberitahukannya kepada keluarga di rumah.

4. Perbaikan kesehatan anak semasa sekolah akan menolong sisa hidup

mereka. Misalnya, anak dengan infeksi telinga dapat menjadi tuli jika tidak

diobati dengan tepat. Ketulian ini akan menghalangi dia untuk belajar

dengan baik di sekolah. Setelah ia selesai dan keluar dari sekolah,

ketuliannya ini akan menghalangi ia mendapatkan pekerjaan. Jika infeksi

telinga diobati dengan benar di sekolah semua masalah dapat dicegah.

5. Melalui pemeriksaan anak-anak sekolah ternyata didapatkan banyak anak

sekolah yang memerlukan pengobatan.

6. Jika anak sehat, ia akan belajar dengan baik di sekolah. Jika sakit, ia tidak

dapat belajar dengan baik di sekolah. Setelah anak lulus sekolah, ia akan

sulit mendapat pekerjaan yang baik.

7. Di sekolah anak berhubungan dengan banyak orang. Ini berarti

mempunyai banyak kemungkinan tertular penyakit infeksi.

UKS dapat diartikan sebagai suatu kegiatan penyuluhan kesehatan. Menurut Azrul

Azwar (1983: 14), yaitu kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara

menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga anggota masyarakat (anak

sekolah) tidak hanya sadar, tahu dan mengerti, tetapi dapat melakukan suatu

anjuran yang berkaitan dengan kesehatan.

Sementara itu menurut Departemen Kesehatan, tujuan pelayanan UKS adalah

sebagai berikut:

13

1. Meningkatkan pelayanan kesehatan bagi anak usia sekolah

2. Meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar dan mengembangkan

kegiatan kesehatan dan kegiatan yang menunjang peningkatan

kemampuan hidup sehat

3. Pendekatan dan pemeratan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam

usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan pada penduduk

berdasarkan letak geografi

Selain itu UKS merupakan bagian dari upaya kesehatan, sebagaimana

dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007: 8), yaitu kegiatan untuk memelihara

dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat.

Peningkatan kesehatan terdiri dari kesehatan individu, kelompok dan

masyarakat harus terus ditingkatkan.

Menurut Abdul Latief dkk (1985: 59), UKS adalah keadaan anak di sekolah

dan lingkungannya yang dapat memberikan kesempatan belajar dan tumbuh

yang harmonis, efesien dan optimal.

C. Efektivitas

Menurut Notoatmodjo (2007: 42), efektivitas adalah pencapaian tujuan atau

hasil yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, pikiran

dan alat-alat yang dikeluarkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

(1989:59), efektif didefinisikan sebagai usaha atau tindakan yang ada efeknya,

yaitu akibat, pengaruh, serta dampaknya, serta dapat memberikan hasil dan

berhasil guna.

14

Menurut Soekanto (2002: 120), efektivitas adalah tercapainya sasaran atau

tujuan-tujuan dari suatu instansi yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam

efektivitas terkandung makna berdaya tepat atau berhasil guna untuk

menyebutkan bahwa sesuatu itu telah berhasil dilaksanakan secara sempurna,

secara tepat dan target telah tercapai. Selain itu terkandung makna efisiensi, yaitu

berdaya guna untuk menunjukkan bila suatu tindakan atau usaha sudah efektif dan

ekonomis, baru dikatakan efisisen.

Menurut Andrian (2001:12), efektivitas adalah pekerjaan yang

dilaksanakan dan berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam pekerjaan

tersebut, dengan memberdayakan seluruh potensi sumberdaya manusia maupun

sumberdaya dana yang ada.

Menurut Martiman (2001:12), efektivitas adalah suatu pencapaian hasil

pekerjaan secara tepat waktu dan tepat sasaran, dalam artian bahwa hasil

pekerjaan yang diperoleh sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Efektivitas

berkaitan erat dalam kemampuan sumber daya manusia memanfaat potensi yang

ada.

Menurut Suharsono (2001:12), efektivitas adalah hasil-hasil pekerjaan

yang diraih secara optimal dengan ciri yaitu adanya kesesuaian antara harapan dan

kenyataan hasil kerja secara berkesinambungan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

efektivitas adalah suatu keadaan di mana aktivitas atau kegiatan dilaksanakan

sesuai perencanaan yang telah disusun sebelumnya, dengan memanfaatkan

sumber daya manusia secara maksimal. Efektivitas pelaksanaan UKS dalam

meningkatkan kesehatan siswa adalah suatu keadaan di mana petugas UKS telah

15

melaksanakan berbagai program kesehatan untuk meningkatkan kesehatan siswa

sesuai dengan program kegiatan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh UKS.

D. Efektivitas Pemberdayaan UKS

Penilaian usaha kesehatan sekolah harus dilakukan secara komprehensif

baik terhadap proses maupun hasil. Penilain proses merupakan uapaya untuk

mengetahui efektivitas pemberdayaan yang dilakukan oleh tim pelaksanaan UKS.

Artinya mengetahui secara operasional pelaksanaan usaha kesehatan sekolah yang

dilakukan oleh tim pelaksana baik berkaitan dengan proses penyusunan program,

pelaksanaan maupun pengawasan. Sedangkan penilaian terhadap hasil harus

dilihat dari hasil kegiatan yang dilakukan seperti pemahaman siswa terhadap

hidup sehat atau tingkat dan status kesehatan mereka meningkat.

Sebenarnya kedudukan usaha kesehatan sekolah berada pada posisi

kurikulum, tepatnya pada kegiatan ekstra kurikuler atau bertepatan pada kegiatan

belajar mengajar bidang studi pendidikan jasmani dan olahraga artinya

pemberdayaan usaha kesehatan sekolah dilaksanakan oleh tim pelaksana di

sekolah, khususnya dilakukan oleh kepala sekolah,guru, atau pihak puskesmas

lainnya dengan kerjasama bidang pekerjaan yang ditetepkan secara bersama.

Sedangkan pemberdayaan usaha kesehatan sekolah dalam proses pembelajaran

dapat dilaksanakan sejalan dengan kegiatan pengajaran pendidikan jasmani atau

olahraga dalam paket materi pelajaran yang ditetapkan berdasarkan kurikulum,

terutama berkaitan dengan pengajaran teoritis penyuluhan, pencegahan dan

pengobatan

16

E. Tujuan UKS

Secara umum UKS bertujuan meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi

belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta

derajat kesehatan peserta didik. Selain itu juga menciptakan lingkungan yang

sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis

dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas.

Sedangkan secara khusus tujuan UKS adalah menciptakan lingkungan kehidupan

sekolah yang sehat, meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan membentuk

perilaku masyarakat sekolah yang sehat dan mandiri. Di samping itu juga

meningkatkan peran serta peserta didik dalam usaha peningkatan kesehatan di

sekolah dan rumah tangga serta lingkungan masyarakat, meningkatkan

keteramplan hidup sehat agar mampu melindungi diri dari pengaruh buruk

lingkungan. Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi peserta didik

sebagai sasaran primer, guru pamong belajar/tutor orang tua, pengelola

pendidikan dan pengelola kesehatan serta TP UKS di setiap jenjang sebagai

sasaran sekunder. Sedangkan sasaran tertier adalah lembaga pendidikan mulai

dari tingkat pra sekolah / TK / RA sampai SLTA/MA, termasuk satuan

pendidikan luar sekolah dan perguruan tinggi agama serta pondok pesantren

beserta lingkungannya. Sasaran lainnya adalah sarana dan prasarana

pendidikan kesehata dan pelayanan kesehatan. Sasaran tertier lainnya

adalah lingkungan yang meliputi lingkungan sekolah, keluaraga.

Untuk belajar dengan efektif peserta didik sebagai sasaran UKS

memerlukan kesehatan yang baik. Kesehatan menunjukkan keadaan yang

sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup

17

produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan bagi peserta didik merupakan

sangat menentukan keberhasilan belajarnya di sekolah, karena dengan kesehatan

itu peserta didik dapat mengikuti pembelajaran secara terus menerus. Kalau

peserta didik tidak sehat bagaimana bisa belajar dengan baik. Oleh karena itu kita

mencermati konsep yang dikemukakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),

bahwa salah satu indikator kualitas sumber daya manusia itu adalah kesehatan,

bukan hanya pendidikan. Ada tiga kualitas sumber daya manusia, yaitu

pendidikan yang berkaitan dengan berapa lama mengikuti pendidikan, kesehatan

yang berkaitan sumber daya manusianya, dan ekonomi yang berkaitan dengan

daya beli. Untuk tingkat ekonomi Indonesia masih berada pada urutan atau

ranking yang sangat rendah yaitu 108 pada tahun 2008, dibandingkan dengan

negara-negara tetangga. Kemajuan ekonomi suatu bangsa biasanya berkorelasi

dengan tingkat kesehatan masyarakatnya. Semakin maju perekonomiannya, maka

bangsa itu semakin baik pula tingkat kesehatannya. Oleh karena itu, jika tingkat

ekonomi masih berada di urutan yang rendah, maka tingkat kesehatan masyarakat

pada umumnya belum sesuai denganharapan.

Ada tiga program pokok UKS yang sering disebut trias UKS, yaitu

pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah

sehat. Pendidikan kesehatan dilakukan secara intra kurikuler dan ekstra kurikuler.

Kegiatan intra kurikuler adalah melaksanakan pendidikan pada saat jam pelajaran

berlangsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pendidikan ini tidak hanya

diberikan pada saat mata pelajaran Pendidikan Jasmani saja, namun bisa juga

secara integratif pada saat mata pelajaran lainnya disampaikan kepada peserta

didik. Kegiatan ekstrakurikuler adalah melaksanakan pendidikan di luar jam

18

pelajaran yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah. Misalnya, melaksanakan

penyuluhan tentang, gizi, narkoba, dan sebagainya terhadap peserta didik, guru

dan orangtua. Melaksanakan pelatihan UKS bagi peserta didik, guru pembina

UKS dan kader kesehatan. Melaksanakan pendidikan dan kebiasaan hidup bersih

melalui program sekolah sehat.

F. Pelayanan Kesehatan Sekolah

Menurut John Biddulph dan John Stace (1999: 382 - 383), pelayanan

kesehatan sekolah adalah berbagai upaya yang dilakukan oleh petugas UKS dalam

memberikan pelayanan kesehatan kepada para murid di sekolah. Setiap sekolah

harus dikunjungi petugas kesehatan paling sedikit satu kali setahun. Petugas UKS

harus mempunyai kerjasama yang baik dengan guru sekolah. Tidak ada program

kesehatan sekolah yang dapat berhasil jika tidak ada kerjasama yang baik. Petugas

UKS harus selalu memberitahu guru mengenai apa yang didapatkan pada anak-

anak didik dan memberitahu pengobatan apa yang diperlukan.

Hal-hal yang dilakukan pada saat melakukan kunjungan kesehatan sekolah adalah

sebagai berikut:

1. Membicarakan tentang higiene sekolah, penyediaan air bersih dan

keamanan sekolah serta lapangan bermain dengan para guru.

2. Menanyakan tentang pelajaran kesehatan di sekolah. Pelajaran ini dapat

diberikan melalui guru, radio atau Petugas UKS.

3. Melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap:anak-anak baru di sekolah

(Kelas 1), anak-anak yang akan segera meninggalkan sekolah (Kelas 6),

anak-anak yang kesehatannya dikuatirkan guru dan anak-anak yang

ditemukan adanya kelainan pada pemeriksaan kesehatan sebelumnya.

19

4. Melanjutkan perawatan pada anak-anak yang memerlukan pengobatan

jangka panjang

5. Memastikan para guru dan karyawan sekolah lainnya tidak menderita

suatu penyakit infeksi yang dapat menular kepada anak-anak sekolah.

6. Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi sekolah. Jika tersedia, pelayanan

ini diberikan oleh perawat gigi.

7. Anak-anak sekolah harus mendapat imunisasi yang diperlukan seperti

campak dan tetanus toksoid.

8. Guru-guru harus dapat mengenali dan mengobati berbagai penyakit ringan

seperti pilek, sariawan dan demam pada anak-anak sekolah. Para guru

harus dapat memberikan pertolongan pertama. Sekolah harus memiliki

perlengkapan pertolongan pertama. Petugas dapat membantu dengan

memberikan berbagai nasehat.

9. Guru harus memperhatikan adanya tanda-tanda emosional atau penyakit

mental (kesalahan penyesuaian diri) pada anak-anak. Hal ini biasanya

ditandai oleh adanya perubahan tingkah laku atau penampilan anak.

Mungkin anak kehilangan minat di sekolah. Atau menjadi kesepian, sedih

dan tidak mempunyai teman. Atau anak menjadi tidak ramah dan

berperangai buruk. Atau anak menunjukkan tingkah laku yang tidak biasa.

Guru sebaiknya memberitahu Petugas UKS jika ada anak sekolah yang

mengalami masalah fisik, mental atau emosional.

10. Guru sebaiknya memeriksa anak setiap tahun di dalam kelas mereka untuk

meyakinkan mereka dapat melihat dan mendengar dengan baik.

20

Menurut Abdul Latief dkk (1985: 60), UKS memiliki program yaitu

lingkungan kehidupan sekolah yang sehat, pendidikan kesehatan dan usaha

pemeliharaan kesehatan di sekolah.

Menurut Notoatmodjo (2007: 8), Upaya untuk mewujudkan kesehatan dapat

dilihat dari dua aspek yaitu pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan.

Pemeliharaan kesehatan terdiri dari pengobatan penyakit dan pemulihan

kesehanan. Peningkatan kesehatan terdiri dari pencegahan penyakit dan

peningkatan kesehatan itu sendiri.

Menurut Azrul Azwar (1983: 10), yaitu pendidikan kesehatan adalah

sejumlah pengalaman yang berpengaruh secara menguntungkan terhadap

kebiasaan-kebiasaan, sikap dan pengetahuan yang ada hubungannya dengan

kesehatan perorangan dan masyarakat.

G. Kunjungan Sekolah

Menurut John Biddulph dan John Stace (1999: 388 - 389), hal-hal yang

dilakukan dalam kunjungan sekolah adalah sebagai berikut:

1. Membicarakan rencana kunjungan ke sekolah dengan Kepala Sekolah satu

minggu sebelumnya. Mintalah Kepala Sekolah memberitahu orang tua

bahwa Petugas UKS akan mengunjungi anak-anak mereka.

2. Memperkenalkan diri petugas pada saat datang. Jika mungkin, dapat

berkeliling sekolah bersama Kepala Sekolah. Lakukan pengamatan

menyeluruh, terutama penyediaan air, pembuangan sampah dan ventilasi.

3. Menanyakan Kepala Sekolah tentang masalah kesehatan yang ada.

menanyakan apakah ada anak-anak sekolah yang perlu diperiksa.

4. Memeriksa semua anak yang baru masuk dan yang akan meninggalkan

21

sekolah dan anak-anak yang diminta guru untuk diperiksa.

5. Memberikan imunisasi untuk anak-anak yang baru masuk sekolah dan

yang akan segera meninggalkan sekolah.

6. Bercakap-cakap dengan para murid. Mungkin petugas tidak dapat

berbicara dengan seluruh anak. Bicarakan hal-hal yang berkaitan dengan

apa yang diamati di sekolah. Kemudian menyiapkan untuk berbicara

tentang salah satu dari hal-hal tersebut.

7. Membicarakan dengan Kepala Sekolah apa yang sudah dilihat. Bicarakan

tentang kepentingan kesehatan dan pendidikan kesehatan yang diperlukan.

8. Mengusahakan mendorong Kepala Sekolah untuk meneruskan program

pendidikan kesehatan yang sudah dilaksanakan, didukung oleh praktek

misalnya, memeriksa kesehatan perorangan, kebiasaan mencuci tangan,

penggunaan kakus yang benar, dan lain-lain.

9. Menawarkan bantuan untuk perbaikan yang diperlukan dan bantuan

kepada Kepala Sekolah dalam usahanya memperoleh dana dan bahan.

10. Melakukan tindak lanjut (follow-up), dengan mengatur tanggal yang tepat,

dalam satu atau dua bulan mendatang, bersama kepala sekolah, kapan

petugas akan datang kembali ke sekolah.

H. Tugas Usaha Kesehatan Sekolah

Menurut Abdul Latief dkk (1985: 59), UKS bertugas untuk mencapai tujuan

untuk mencapai potensi maksimal yang ada pada anak didik dengan jalan di

antaranya adalah sebagai berikut:

22

1. Mengikutsertakan secara aktif guru dan orang tua murid dalam usaha

memberikan pendidikan kesehatan, menanamkan kebiasaan hidup sehat,

mengawasi kesehatan anak didik dan memberikan pengobatan sederhana

yang diperlukan

2. Menemukan kelainan pada tingkat permulaan dan mengusahakan

pengobatannya

3. Imunisasi ulangan

4. Pengobatan dan pencegahan terhadap penyakit gigi

5. Usaha ke arah perbaikan gizi

6. Mengusahakan kehidupan lingkungan sekolah yang sehat

Menurut Notoatmodjo (2007: 12), tugas UKS perlu ditingkatkan karena

kesehatan itu relatif dan mempunyai bentangan yang luas, oleh sebab itu

upaya kesehatan promotif mengandung makna bahwa kesehatan seseorang

dan kelompok harus ditingkatkan secara optimal.

Menurut Azrul Azwar (1983: 14), tugas UKS adalah untuk merubah perilaku

perorangan dan masyarakat dalam bidang kesehatan. Tujuan ini adalah tujuan

yang amat mendasar, karena sebenarnya banyak masalah kesehatan yang

ditemukan antara lain perilaku perorangan dan masyarakat yang belum sesuai

dengan prinsip-prinsip kesehatan.

I. Peran Puskesmas dalam Meningkatkan Usaha Kesehatan Sekolah

Menurut Azrul Azwar (1983: 21), peran Puskesmas dalam meningkatkan

UKS adalah dengan melakukan pengembangan kesehatan masyakat, membina

peran masyarakat dan memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu

pada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

23

Menurut Notoatmodjo (2007: 17), peran Puskesmas dalam meningkatkan

UKS adalah dengan secara langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh

kepada UKS dalam suatu wilayah kerjanya dalam bentuk usaha-usaha kesehatan

yang bersifat kontinyu.

Menurut Abdul Latief dkk (1985: 60), peran Puskesmas dalam meningkatkan

UKS adalah sebagai berikut:

a) Sebagai pusat pembangunan UKS di wilayah kerjanya.

b) Membina peran serta UKS di wilayah kerjanya dalam rangka

meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.

c) Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada

siswa yang berada dalam wilayah kerja UKS.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka peran Puskesmas dalam meningkatkan

UKS adalah dengan memberikan petunjuk kepada UKS tentang menggunakan

sumber daya UKS yang ada secara efektif dan efesien. Selain itu dengan

memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan kesehatan

kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menyebabkan

ketergantungan.

K. Strategi Pemberdayaan UKS

Pemeliharaan Kesehatan Sekolah (School Health Service) Pemeliharaan

kesehatan sekolah untuk tingkat sekolah dasar, dimaksudkan untuk memelihara,

meningkatkan dan menemukan secara dini gangguan kesehatan yang mungkin

terjadi terhadap peserta didik maupun gurunya. Pemeliharaan kesehatan di

24

sekolah dilakukan oleh petugas puskesmas yang merupakan tim yang dibentuk

dibawah seorang koordinator usaha kesehatan sekolah yang terdiri dari dokter,

perawat, juru imunisasi dan sebagainya.

Untuk koordinasi pada tingkat kecamatan dibentuk tim pembina usaha

kesehatan sekolah dengan kegiatan yang dilakukan meliputi pemeriksaan

kesehatan, pemeriksaan perkembangan kecerdasan, pemberian imunisasi,

penemuan kasus-kasus dini yang mungkin terjadi, pengobatan sederhana,

pertolongan pertama serta rujukan bila menemukan kasus yang tidak dapat

ditanggulangi di sekolah.

Salah satu pelayanan masyarakat yang dilaksanakan di sekolah

diwujudkan dalam bentuk pemberdayaan usaha kesehatan sekolah. Inti kegiatan

operasional dikemukakan oleh tim pembina UKS pusat (1999 : 2) yang

mencangkup tiga program meliputi (1) penyuluhan (2) pencegahan (3)

pengobatan/perawata. Pemberdayaan selalu dikaitkan dengan manajemen. Ketika

pemberdayaan dikonotasikan sebagai manajemen maka secara umum segiovani

(198. : 5) memberikan pengertian anatara lain “ the process of working with and

through others to effidiently accompls organizational goals” pemberdayaan yang

baik adalah penyelesaian pekerjaan dengan mencapai tujuan-tujuan organisasi

secara efisiensi. Dalam pengertian besar manajemen usaha kesehatan sekolah

dijelaskan Kurniasri Darliana (1990 : 17-25) sebagai berikut:

1. Perencanaan : rencana ini tijunjukan pada upaya pencegahan,pemberantasan

dan pembasmian penyakit menular. Kemudian diarahkan juga kepada

25

pendidikan kesehatan gizi,pengobatan,perawatan serta lingkungan sekolah dan

tempat tinggal

2. Pengorganisasian : pemberdayaan usaha kesehatan sekolah merupakan tugas

dan tanggung jawab bagian UKS puskesmas komposisi struktur tersebut

tergantung kebutuhan dan kemampuan puskesmas.

3. Personalia : penentuan personalia dilihat dari aspek keterampilan, kemampuan

dan pengetahuan baik medis ( asuransi kesehatan,dana sehat dll).

4. Pengarahan : pelayanan pengarahan dilakukan secara langsung dan

terintergrasi dalam program, sehingga masyarakat, pihak sekolah dan siswa

ikut bertanggung jawab atas keberhasilan manajemen kesehatan. Hal yang

paling strategis mewujudkan pengarahan adalah prosedur kerja yang harus

ditaati dengan seksama

5. Pengawasan : tolak ukur menentukan pengawasan pemberdayaan manajeman

kesehatan yang baik antara lain : (a) mempunyai standart untuk pedoman

pertandingan hasil pelaksana rencana (b) mengadakan pengawasan kegiatan (c)

melakukan perbandingan hasil dan standart (d) melakukan tindakan oerbaikan

Untuk lagkah awal, implementasi manajemen dituangkan ke dalam

program kerja yang disusun oleh kepala sekolah dan dibantu oleh guru, prngurus

BP3 serta pihak puskesmas lainya. Hal-hal yang amat paling penting dituangkan

meliputi : (1) visi dan misi (2) substansi (3) fasilitas (4) pendanaan dan (5)

mekanisme kerjasama

26

K. Pengelolaan UKS

Dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah, prinsip pengelolaan

yang digunakan diantaranya mengikutsertakan peran serta aktif masyarakat

sekolah, kegiatan yang terintegrasi, melaksanakan rujukan serta kerjasama.

Kerjasama tim di tingkat Puskesmas sangat diperlukan untuk mendukung

pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah, kerjasama ini terdiri dari beberapa

program yang terlibat didalamnya diantaranya dokter, perawat komunitas, petugas

gigi, ahli gizi, petugas sanitasi, petugas posyandu dan tenaga kesehatan lainnya

yang dikoordinir oleh Kepala Puskesmas (Zein, 2008).

Dukungan yang diberikan dalam pengelolaan program usaha kesehatan

sekolah oleh tenaga kesehatan Puskesmas mencakup melakukan pengembangan

program baik yang dilakukan secara rutin maupun program tambahan, ikut

berpartisipasi langsung dalam setiap pelaksanaan kegiatan usaha kesehatan

sekolah disetiap sekolah serta kegiatan pada waktu tertentu seperti perlombaan

sekolah sehat, HUT kemerdekaan, Hardiknas, Hari Kesehatan Nasional dan lain-

lain (Sujudi, 2004).

L. Peran Petugas Kesehatan

Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan

peserta didik sedini mungkin serta menciptakan lingkungan yang sehat,

dibutuhkan peran petugas kesehatan dalam memberikan pendidikan kesehatan dan

upaya kesehatan dasar dalam pelaksanan program usaha kesehatan sekolah

(Supari, 2008). Petugas kesehatan puskesmas memiliki peran masing-masing

dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah ini. Tenaga dokter/dokter

umum disamping bertanggung jawab dalam pelaksanaan program juga ikut

27

terlibat dalam pelaksanaan program seperti penyuluhan dan pelatihan guru usaha

kesehatan sekolah, pelatihan dokter kecil serta skrening kesehatan (Murid, 2009).

Perawat komunitas melaksanakan perannya dengan melaksanakan skrening

kesehatan, memberikan pelayanan dasar untuk luka dan keluhan minor dengan

memberikan pengobatan sederhana, memantau status imunisasi siswa dan

keluarganya dan juga aktif dalam mengidentifikasi anak-anak yang mempunyai

masalah kesehatan. Perawat perlu memahami peraturan yang ada dan menyangkut

anak-anak usia sekolah, seperti memberikan libur pada siswa karena adanya

penyakit menular, kutu, kudis atau parasit lain. Disamping itu perawat juga

berperan sebagai konsultan terutama untuk para guru, perawat dapat memberikan

informasi tentang pentingnya memberikan pengajaran di sekolah

Usaha kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan oleh dokter gigi dan perawat

gigi melalui program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang bertujuan

untuk menghilangkan atau mengurangi gangguan kesehatan gigi dan mulut serta

mempertinggi kesadaran kelompok masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut. Kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan dan

pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut serta perawatannya secara rutin untuk anak

sekolah (Nugrahani, 2008).

Petugas kesehatan lain yang juga terlibat dalam program usaha kesehatan

sekolah ini adalah ahli gizi, berperan memberikan pendidikan tentang gizi dan

makanan. Penyuluhan tentang gizi dan makan ini merupakan cara yang sangat

efektif untuk mencegah foodborne illnes, karena anak tidak hanya belajar tentang

keamanan makanan mereka sendiri, tetapi juga menyampaikan kebutuhan mereka

akan higiene makanan kapada orang tua dengan anggota keluarga lainnya. Peran

28

lain dari petugas ahli gizi adalah Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah

(PMTAS), penimbangan berat badan serta memberikan pengetahuan kepada guru

usaha kesehatan sekolah tentang keamanan makanan dan pengolahan makan yang

sehat (Motarjemi, 2004). Tenaga sanitasi dan petugas kesehatan lainnya memiliki

peran dan tanggungjawab masing-masing sesuai dengan bidang dan keahliannya

(Depkes, 2004).

M. Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan merupakan bagian dari program kesehatan, sehingga harus

mengacu pada program kesehatan yang sedang berjalan. Penyusunan perencanaan

program penyuluhan harus diperhatikan bahwa perencanaan yang dibuat harus

sesuai dengan kebutuhan sasaran, mudah diterima, bersifat praktis, dapat

dilaksanakan sesuai dengan situasi setempat, dan sesuai dengan program yang

ditunjang dan didukung oleh kebijaksanaan yang ada. Penyuluhan merupakan

bagian dari program kesehatan, sehingga harus mengacu pada program kesehatan

yang sedang berjalan. Penyusunan perencanaan program penyuluhan harus

diperhatikan bahwa perencanaan yang dibuat harus sesuai dengan kebutuhan

sasaran, mudah diterima, bersifat praktis, dapat dilaksanakan sesuai dengan situasi

setempat, dan sesuai dengan program yang ditunjang dan didukung oleh

kebijaksanaan yang ada.keseluruhan menginginkan hidup sehat, tahu bagaimana

caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perorangan maupun

secara kelompok.

Penyuluhan menurut Gondoyoewono adalah suatu penerangan yang

menekankan pada suatu objek tertentu dan hasil yang diharapkan adalah suatu

29

perubahan perilaku individu atau sekelompok orang. Penyuluhan merupakan

suatu usaha menyebarluaskan hal-hal yang baru agar masyarakat tertarik dan

berminat untuk melaksanakannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Penyuluhan juga merupakan suatu kegiatan mendidik sesuatu kepada masyarakat,

memberi pengetahuan, informasi-informasi, dan kemampuan-kemampuan agar

dapat membentuk sikap dan berperilaku hidup menurut apa yang seharusnya.

Hakekatnya penyuluhan merupakan suatu kegiatan nonformal dalam rangka

mengubah masyarakat menuju keadaan yang lebih baik seperti yang dicita-

citakan.

Konsep kesehatan secara umum, penyuluhan kesehatan diartikan sebagai

kegiatan pendidikan kesehatan yang dilakukan dengan cara menyebarluaskan

pesan dan menanamkan keyakinan, dengan demikian masyarakat tidak hanya

sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan dapat melakukan anjuran yang

berhubungan dengan kesehatan (Azwar, 1983 dalam Maulana, 2009)

Penyuluhan merupakan inti dari program sosialisasi Penyuluhan adalah

upayamemberikan penjelasan kepada individu atau kelompok tertentu sehubungan

dengan objek tertentu sehubungan dengan objek tertentu, biasanya dilakukan

secara terencana dan sistematis dengan memperhatikan kondisi sasaran fasilitas

maupun factor penunjang laninya. Penyuluhan akan berlangsung secara efektif

apabila yang diberikan penyuluhan mengerti dengan di tandai pemahaman,

perubahan sikap perbuatan sederhana menjadi terampil. Penyuluhan usaha

kesehatan sekolah yang dikatakan efektif jelas dapat dipahami dan diamalkan

dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan kesehatan di sekolah akan berhasil

dalam mencapai sasaran apabila dilakukan dengan strategi penyuluhan

30

berkesinambungan strategi penyuluhan dilakukan sebagai rangkaian pembedayaan

dan pembudayaan suatu objek sebagai substansi yang diberikan kepada peserta.

Di dalam pendidikan proses pemberdayaan dan proses pembudayaan

merupakan kerangka redefinisi yang dapat menentukan reposisi pendidikan itu

sendiri. ( HAR. Tilaar, 2000: 53) makna yang terkandung dalam ungkapan

tersebut agar pendidikan dan kebudayaan tidak perlu dipisahkan. Lebih lanjut

diketahui bahwa salah satu inti konsep ini adalah bagaimana penyuluhan dijadikan

wahana pemberdayaan pendidikan kebudayaan.

Di sisi lain, dengan gamblang sjafioedin (1993 : 26-27) menyebutkan

penyuluhan dapat dilakukan melalui berbagai cara dan media. Cara pertama

menugaskan personil yang mempunyai pengetahuan tentang objek, termasuk guru

kepada murid melalui proses pembelajaran dalam pelajaraan intra/ekstra

kurikuler. Cara kedua melalui media masa seperti brosur-brosur,majalah,Koran

atau televise dan sebagainya. Cara-cara demikian selalu dilakukan

dalampertimbangan keuangan.

Dalam strategi penyuluhan ini, kinerja pihak sekolah sangat berpengaruh

menentukan keberhasilan program. Pihak sekolah disini yaitu kepala sekolah

selaku ketua tim pelaksana, sedngkan guru difungsikan sebagai sekertaris ataupun

anggota. Guru utama dalam program usaha kesehatan sekolah ini adlaha guru

bidang studi pendidikan jasmani dan kesehatan. Menurun tim Pembina UKS pusat

(1999 : 6-15) program penyuluhan yang dilakukan kepala sekolah meliputi (1)

penjelasan rencana kegiatan usaha kesehatan sekolah pada rapat pengurus

BP3 untuk dimasukan kepada rencana kegiatan sekolah dan RAPBS, (2)

31

memberikan pelajaran pendidikan kesehatan sesuai dengan GBPP mata

pelajaran pendidikan jasmani dan keshatan kepada guru, (3) memberikan

penjelasan dan pengembangan kemampuan peserta didik untuk berperan aktif

dalam pelayanan kesehatan, (4) memberikan pendidikan kesehatan diluar jam

pelajaran guna menanamkan prilaku hidup sehat (5) strategi ini dapat dilakukan

dengan metode ceramah,diskusi,demonstrasi dan penugasan.

Di samping itu dengan memahami penyuluhan sebagai kegiatan

operasional maka tugas dan fungsi guru tidak jauh berbeda dari kepala

sekolah. Hanya saja guru tidak memiliki kewenangan khusus menyusun

rencana tanpa melimpahkan wewenang dengan singkat dijelaskan tim Pembina

UKS pusat bahwa kinerja penyuluhan yang dilakukan guru antara lain : (1)

memberikan pendidikan tentang kesehatan pribadi, makanan dan minuman

sehat, keseimbangan antara kegiatan dan istirahat, kesehatn mental, penyakit

menular, imunisasi, pendidikan keselamatan dan kesehatan lingkungan (2)

melakukan diskusi (3) melakukan demonstrasi (4) memberikan tugas sesuai

dengan sasaran kesehatn siswa.

N. Pencegahan Penyakit

Berangkat dari upaya mengetahui pengertian yang terkandung di dalam

kata „pencegahan‟secara umum diartikan sebagai tindakan reventif, dalam buku

petunjuk.UKS Sjafioedin (1993 : 1-3) menjelaskan bahwa pencegahan merupakan

kegiatan yang paling penting dalam memelihara kesehatan. Contoh tentang

penyakit DBD, bahwa suatu penyakit menular yang ditularkan oleh nyamuk

Aedes Aegypti berkembang di tempat penampungan air. Serangan nyamuk ini

32

dapat memperpendek usia, upaya pencegahan yang dilakukan adalah

kewaspadaan dari dini mulai dari penyelidikan gejala penyakit dan persiapan

tenaga serta fasilitas, obat-obatan. Tindakan preventif di sini adalah kewaspadaan

sejak dini dapat melakukan kegiatan : (1) menguras (2) menutup (3) mengubur (4)

melatih

Pencegahan juga dapat dilakukan melalui sarana elektronik seperti

radio,televise,majalah dan sebagainya Manatan Menteri Kesehatan FA. Muluk

(1997) Selalu memberikan pengarahan agar membudayakan masyarakat untuk

hidup bersih, indah dan sehat, seperti salah satu pernyataan bahwa cegahlah

demam berdarah yang disebapkan oleh nyamuk melalui tindakan preventif seperti

menguras bak air, menutup genangan air, serta mengubur barang-barang seperti

kaleng yang dapat menampung air. Hasan Walinono (1985 : 44) menyebutkan

pencegahan dapat berupa : 1 konsultasi kesehatan remaja (2) pencegahan penyakit

menular dengan memberantas sumber infeksi (3) imunisasi kegiatan pencegahan

dilakukan oleh petugas kesehatan dengan bantuan guru yang telah dilatih dalam

menjalankan tindakan sesuai wewenang dan jadwal kerja yang telah disusun

sebelumnya.

Pelatihanpun merupakan upaya pencegahan penyakit. Pelatihan dapat

diberikan melalui program jangka waktu panjang maupun singkat. Pelatihan

bertujuan memepersiapkan sumber daya manusia yang handal dan mengerti

dengan kesehatan. Haruslah diorganisir dengan baik. Pelatihan kesehatan

masyarakat dapat dilakukan dengan perantara singkat yang memerlukan frekuensi

latihan lebih banyak dari pada teori. Pelatihan yang diharapkan tersebut adalah

33

mampu menmyebarkan informasi kepada pihak lain atau setidaknya bermanfaat

bagi diri sendiri.

Mengenai strategi pencegahan, maka dapat disimpulkan bahwa dalam

mewujudkan program pencegahan penyakit di sekolah dan rumah tangga sebagai

wujud nyata pemberdayaan Usaha Kesehatan Sekolah maka kegiatan yang

dilakukan adalah sebagai berikut : (1) Penyesuain teknik, fasilitas, dukungan dana

(2) melakukan tindakan operasional sesuai program (3) bekerja sama dengan baik

O. Penguasaan Pola Hidup Sehat

Penerapan konsep hidup sehat yang efektif merupakan muara dari sebuah

usaha kesehatan sekolah. Sesuai dengan paparan teori sebelumnya bahwa realisasi

yang disimpulkan untuk mengetahui apakah siswa mengaplikasikan konsep

tersebut dalam kehidupan sehari-hari yaitu : (1) pemahaman tentang hidup sehat,

dan (2) merealisasikan konsep hidup sehat di sekolah dan rumah

Perilaku hidup sehat adalah memperaktekan kebiasaan hidup sehat secar

pribadi, keluarga dan masyarakat, hidup sehat merupakan dambaan setiap

manusia normal. Belum ada satupun di dunia ini terlihat manusia normal yang

mendambakan sakit sepanjang hayatnya, hidup sehat tidak dating begitu saja akan

tetapi memerlukan suatu proses panjang dan membutuhkan pengertian-pengertian.

Hal ini dimaklumi karena hidup sehat bukan saja terlihat pada badan yang sehat

melaikan juga jiwa yang tidak terkontaminasi virus-virus yang menyebapkan diri,

keluarga dan masyarakat keluar dari garis normal.

34

Pada bagian ini dikemukakan Suharto (1999 : 36) pengertian hidup sehat

dikalangan siswa yaitu praktek kebiaasaan hidup bersih dan sehat yang

dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari selama siswa berada di dalam kelas

maupun berada di luar kelas (di lingkungan sekolah) Tim Pembina UKS pusat

(1994 : 82-85) memberikan pengertian tentang pengalaman siswa terhadap hidup

sehat yaitu : (1) meningkatnya pengetahuan (2) meningkatnya kemampuan (3)

meningkatnya kesadaran (4) melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari (5)

membawa teman lingkungan menciptakan kondisi hidup sehat

Sebagai buah pemberdayaan Usaha Kesehatan Sekolah yang efektif adalah

terjadinya pengamalan kosep hidup sehat di kalangan siswa. Tidak mudah

memberikan ukuran tentang realisasi konsep hidup sehat yang sesuai dengan

harapan. Secara mendalam, upaya merealisasikan KOnsep Hidup Sehat di

lingkungan sekolah, Djauzak Ahmad (1994 : 20-21) mengambar suatu kondisi

antara lain :

1) Kebersihan

a. Halaman, lapangan olah raga harus selau bersih dan terawatt baik

b. Ada toilet/WC dan selalu bersih,cukup air

c. Sekolah selalu bersih terawatt dan berfungsi

d. Ruang kepala sekolah,guru,kelas,ruang ibadah,perpustakaan selalu bnersih

dan teratur bersih

2) Keindahan

a. Taman ditata dan terawatt

b. Pot bunga,gambar dinding di tata dengan rapih

3) Kesehatan

35

a. Pembungan sampah dilakukan secara teratur pada tempat yang telah

disediakan

b. Alat P3K tersedia dan berfungsi

c. Air bersih, sumur dirawat dengan bersih, memenuhi syarat kesehatan

d. Kanti/warung sekolah bersih,memenuhi syarat kesehatan

e. Tersedia apotik hidup yang terawatt/kebun sekolah

Kesimpulan pokok dari pernyataan di atas diketahui siswa yang dikatakan

telah merealisasikan konsep hidup sehat yang meliputi : (1) dapat menjelaskan

pengertian kesehatan (2) dapat menjelaskan sumber-sumber bahaya penyakit (3)

memiliki jasmani, pakaian dan makanan yang bersih, (4) memiliki rohani yang

sehat

O. Kriteria Siswa Hidup Sehat

Sebenarnya pada bagian awal telah disinggung juga tentang kesehatan

siswa. Memang banyak kriteria yang menyatakan sisw tersebut sehat, pada bagian

Tim Pembina UKS Pusat (1985 : 43) membatasi kriteria siswa sehat adalah tidak

sakit. Indikasi ini terlihat pada fisik dan mental. Siswa yang sehat fisik tidak

terlihat gangguan pada organ tubuh, sedangkan siswa yang sehat mental terlihat

pada cerminan pikiran yang cemerlang. Djauzak Ahmad (1994 : 21) menjelaskan

dengan sederhana bahwa kriteria siswa yang sehat tersebut adalah pengamalan

hidup bersih, sehat dan mampu mencegah pengaruh merokok dan obat-obatan

terlarang serta tinggi dan berat badannya ideal.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang sehat adalah

siswa yang memiliki kesehatan jasmani dan rohani. Dengan kondisi demikian,

siswa akan berpeluang melakukan yang terbaik dalam kegiatan paengajaran.

36

Sudah tidak dapat disangkal lagi siswa yang sehat. Merupakan jaminan untuk

meningkatkan prestasi belajar. Belum ada ditemukan suatu kamus yang

menyatakan bahwa orang yang pintar dan cerdas terjadi pada jiwa dan jasmani

yang sakit, betapa pentingnya sebuah kesehatan bagi manusia, khususnya

dikalangan siswa yang dapat saja direalisasikan dalam berbagai kegiatan di

sekolah.

P. Kerangka Pikir

UKS merupakan salah satu unit kegiatan bidang kesehatan yang ada di

tingkat sekolah di seluruh Indonesia yang bertugas melaksanakan berbagai bidang

usaha kesehatan untuk mencapai terciptanya kesehatan anak sekolah secara

nasional. UKS menjadi salah satu pokok program kerja Puskemas, yang bertujuan

untuk meningkatkan kesehatan anak didik atau siswa. Upaya kesehatan siswa ini

ditujukan untuk mencapai derajat kesehatan siswa yang setinggi-tingginya baik

secara fisik, mental, maupun sosial.

UKS merupakan penanggung jawab pelayanan kesehatan di sekolah, untuk

meningkatkan kemampuan hidup sehat, dan derajat kesehatan peserta didik serta

menciptakan lingkungan yang sehat. Untuk mewujudkan hal itu maka petugas

UKS berarti memiliki peranan sebagai pendidik kesehatan, pelayanan kesehatan,

dan pembinaan kesehatan lingkungan sekolah.

Peranan UKS sebagai pendidik kesehatan dilaksanakan melalui kegiatan

intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Pelaksanaan pendidikan melalui kegiatan

intrakurikuler adalah pelaksanaan pendidikan pada jam pelajaran, dengan mata

pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Pelaksanaannya diberikan melalui

peningkatan pengetahuan penanaman nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup

37

sehat dan peningkatan keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan,

pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan. Sedangkan kegiatan

ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam sekolah (termasuk kegiatan pada

waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah tujuan untuk

memperluas pengetahuan dan keterampilan siswa serta melengkapi upaya

pembinaan manusia Indonesia seutuhnya.

Peranan UKS sebagai pelayanan kesehatan dilakukan dengan kegiatan

peningkatan (promotif) yang merupakan pemulihan penyuluhan kesehatan yang

dilaksanakan dengan kegiatan secara ekstrakurikuler, kegiatan pencegahan

(preventif) yang dilakukan dengan pemeliharaan kesehatan yang bersifat umum

maupun khusus untuk penyakit-penyakit tertentu dan penjaringan kesehatan bagi

anak yang baru masuk sekolah dan lain-lain. Untuk mewujudkan hal itu maka

petugas UKS berarti memiliki peranan sebagai pendidik kesehatan, pelayanan

kesehatan, dan pembinaan kesehatan lingkungan sekolah. Efektivitas pelaksanaan

UKS bagi kesehatan siswa meliputi:

1. Sebagai Pendidik Kesehatan

Pelaksanaan pendidikan kesehatan diberikan melalui kegiatan kurikuler

dan kegiatan ekstrakurikuler. Pelaksanaan pendidikan melalui kegiatan

intrakurikuler adalah pelaksanaan pendidikan pada jam pelajaran.

Pelaksanaan pendidikan kesehatan sesuai dengan Garis-garis Besar

Program Pembelajaran dengan mata pelajaran pendidikan jasmani dan

kesehatan.

38

2. Sebagai Pelayanan Kesehatan

Peranan sebagai Pelayanan Kesehatan dilakukan dengan kegiatan

peningkatan (Promotif) yang merupakan pemulihan penyuluhan kesehatan

yang dilaksanakan dengan kegiatan secara ekstrakurikuler, Kegiatan

Pencegahan (preventif) yang dilakukan dengan pemeliharaan kesehatan yang

bersifat umum maupun khusus untuk penyakit-penyakit tertentu, penjaringan

kesehatan bagi anak yang baru masuk sekolah dan lain-lain sedangkan

kegiatan penyembuhan dan pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif) meliputi

diagnosa dini; pengobatan ringan; pertolongan pertama pada kecelakaan dan

pertolongan pertama pada nenyakit dan rujukan medik.

3. Sebagai Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat

Kegiatan ini meliputi pembinaan lingkungan sekolah seperti penyediaan air

bersih, pemeliharaan penampungan air bersih, pengadaan dan pemeliharaan

tempat pembuangan sampah dan lain lain. Pembinaan lingkungan mental

dan sosial yang sehat dilakukan melalui upaya pemantapan sekolah sebagai

lingkungan pendidikan wiyata mandala dengan meningkatkan pelaksanaan

konsep ketahanan sekolah sehingga tercipta suasana hubungan dan

pembinaan kekeluargaan yang akrab dan erat antara warga sekolah.

Q. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian mengenai efektivitas pelaksanaan UKS dalam

meningkatkan kesehatan Siswa SD Negeri 1 Talang Bojong, adalah sebagai

berikut:

39

Gambar 1. Paradigma Penelitian

R. Kajian Penelitia Relevan

Dari sekian banyak studi yang dilakukan berkaitan dengan kesehatan,

termasuk Usaha Kesehatan Sekolah, ternyata belum menyentuh aspek kenerja

Tim Pelaksana secara penuh. Akan tetapi studi yang dilakukan tersebut sudah

sangat berkembang, maka sesuai dengan topic yang diajukan sebelumnya,

kesehatan anak disekolah amat penting diperhatikan. Studi Usaha Kesehatan

Sekolah telah dilakukan oleh berbagai peneliti baik pada timgkat pemula maupun

para ahli.studi yang dilakukan ini adalah melihat kinerja tim pelaksana UKS

dalam program pemberdayaan sekoalah serta realisasi siswa dalam mengamalkan

konsep hidup sehat. Untuk membandingkan dan memperkuat studi ini ditemukan

studi terdahulu yang relevan dengan pemberdayaan Usaha Kesehatan Sekolah

atau studi tentang kesehatan.

Output 1. Kesehatan Siswa di Sekolah

Menjaga kebersihan kelas

Menjaga kebersihan wc dan

kamar mandi

Tidak jajan sembarangan

Mengikuti kerja bakti

Mengikuti kegiatan olahraga

Mengikuti kegiatan

penyuluhan kesehatan

2. Kesehatan Siswa di Rumah

Menjaga kesehatan pribadi

Mejaga kebersihan rumah

3. Kesehatan Siswa di Lingkungan

Membersihkan lingkungan

Menjaga keindahan lingkungan

Dinas Kesehatan

Puskesmas Pringsewu

(Petugas)

Siswa

SD Muhammadiyah 1

Pringsewu

(Mengikuti Penyuluhan dan Pelayanan Kesehatan)

40

Mursyal (1999) menekankan studinya pada pengelolaan UKS, di mana

pengelolaan UKS di sekolah dasar terdapat sejumlah kelemahan seperti

perencanaan yang belum sempurna, relevansi program dan penilaian kegiatan

UKS. Ia menyarankan agar UKS SD menjadi pilot percontohan diperlukan jalinan

kerja sama unsure-unsur yang terlibat dalam pengelolaan UKS setempat dan

meningkatkan kemampuan melalui kegiatan membaca diskusi atau penataran

Data kuantitatif dari studi Susilowati (1995) menggambarkan masih

rendahnya kesadaran untuk melakukan pemberdayaan Usaha Kesehatan Sekolah.

Terutama kinerja petugas pelaksana UKS seperti : (1) hanya 10% petugas UKS

yang menginginkan peningkatan pelayanan kesehatan seperti pemeriksaan

berkala, (2) hanya 12% kepala sekolah yang sepakat dengan guru petugas UKS

untuk menumbuhkan kesadaran staf dan anak didik dalam merealisasikan konsep

hidup sehat, (3) hanya 10% saja kepala sekolah yang sepakat dengan gurupetugas

UKS untuk mengatasi masalah lingkungan sekolah seperti mengusahankan

adanya kebun sekolah, (4) terdapar 12% kepala sekolah yang sepakat dengan guru

petugas UKS yang membutuhkan pemeliharaan lingkungan sekolah.

Hasil studi di atas mengagambarkan kondisi pemberdayaan usaha

kesehatan sekolah baik dilakukan di sekolah maupun dirumah sakit atau di

tempat-tempat lain diselimuti berbagai kelemahan, kelemahan itu ditampilkan

mulai dari kotmitmen sampai kapadaa manajemen dan implementasinya. Melalui

studi ini akan tergambar secara rinci strategi yang dilakukan untuk mewujudkan

efektivitas pemberdayaan usaha kesehatan sekolah. Strategi ini akan dilihat dari

kinerja tim pelaksana