identifikasi kandungan boraks pada keripik · pdf filekurkumin dan uji nyala. jumlah sampel...

74
IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK USUS AYAM (BERIZIN) YANG DIJUAL DI PASAR BESAR KOTA KUALA KAPUAS KALIMANTAN TENGAH KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat guna mencapai Gelar Ahli Madya Farmasi Oleh : JONI TRIATAMA NPM : 11.71.13123 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI DIII FARMASI 2014

Upload: vandung

Post on 06-Feb-2018

288 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

1

IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK

USUS AYAM (BERIZIN) YANG DIJUAL DI PASAR BESAR

KOTA KUALA KAPUAS KALIMANTAN TENGAH

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat guna mencapai

Gelar Ahli Madya Farmasi

Oleh :

JONI TRIATAMA

NPM : 11.71.13123

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

2014

Page 2: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

2

ii

Page 3: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

3

iii

Page 4: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

4

iv

Page 5: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

5

v

Page 6: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

6

IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK USUS AYAM

(BERIZIN) YANG DIJUAL DI PASAR BESAR KOTA KUALA KAPUAS

KALIMANTAN TENGAH

Triatama, Joni. Dosen Pembimbing I Guntur Satrio P., S.Farm., M.Si., Apt,

pembimbing II Widya Ayu V., S.Farm., Apt. Program Studi DIII Farmasi

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, 2014.

ABSTRAK

Dalam Kehidupan sehari-hari, BTP telah digunakan oleh produsen pangan

sebagai bahan pembantu pengolahan pangan. Namun pada kenyataan masih

ditemukan beberapa makanan yang mengandung bahan berbahaya seperti boraks.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Boraks pada Keripik Usus

Ayam yang dijual di Pasar Besar Kota Kuala Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah

khususnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kertas

kurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5

sampel diambil di Pasar Besar Kota Kuala Kapuas. Teknik pengambilan sampel

pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semua sampel yang di Pasar Besar

Kuala Kapuas tidak teridentifikasi mengandung boraks. Hal ini ditunjukkan pada

hasil pengujian dengan kertas kurkumin dan uji nyala, dimana warna kertas dan

nyala api yang ditimbulkan oleh sampel tidak sama seperti warna pada baku

pembanding. Adapun hasil pengujian Limit Of Detection (LOD) boraks pada

Keripik Usus Ayam dengan metode kertas kurkumin sebesar 750 ppm dan metode

uji nyala sekitar 1000 ppm dengan perlakuan yang sama seperti perlakuan pada

sampel yang diuji.

Kata kunci :

Boraks, Keripik Usus Ayam, Kurkumin, Uji nyala.

vi

Page 7: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

7

MOTTO

Kesungguhan bahwasanya diiringi dengan niat, doa, tindakan dan semangat.

Yakinlah apabila semua dijalani tanpa beban insyaAllah semua

akan berjalan dengan mudah.

vii

Page 8: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

8

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tulis ini saya persembahkan untuk :

a. Ayahanda dan Ibunda Tercinta

Yang setiap saat memberikan kasih sayang, semangat, doa, dan dukungan

baik moril maupun materil yang tak ternilai harganya.

b. Kakak, adik dan semua saudara-saudaraku

Yang memberikan motivasi dan dukungan yang tak henti-hentinya.

c. Dosen Pembimbing saya

Yang telah memberikan arahan dan bimbingan dengan penuh kesabaran

yang sangat berharga bagi saya.

d. Sahabat seperjuangan Farmasi 2011

Yang telah memberikan masukan dan semangat serta keceriaan dan canda

tawa selama ini.

viii

Page 9: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

9

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaaanirrahim. Segala puji dan syukur penulis ucapkan

kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan ridha-Nya yang telah memberikan

kekuatan dan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah yang berjudul “Identifikasi Kandungan Boraks Pada Keripik Usus

Ayam (Berizin) Yang Dijual di Pasar Besar Kota Kuala Kapuas, Kalimantan

Tengah” ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan terwujud tanpa

bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Drs. H. Bulkani, M.Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Palangkaraya.

2. Bapak dr. H. Fery Iriawan, MPH, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.

3. Ibu Rabiatul Adawiyah, S.Farm., Apt, selaku Ketua Program Studi DIII

Farmasi Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

4. Bapak Guntur Satrio P., S.Farm., M.Si., Apt, selaku Dosen Pembimbing I yang

telah meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan dan arahan

yang sangat berharga.

5. Ibu Widya Ayu V., S.Farm., Apt, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan dan arahan yang

sangat berharga.

6. Dosen-dosen Program Studi D III Farmasi yang telah memberikan ilmu dan

bimbingan yang sangat berharga selama ini.

7. Orang tua tersayang yang selalu memberikan dukungan baik secara moral

maupun materil.

8. Teman-teman yang telah banyak memberikan semangat dan saran dalam

penulisan Karya Tulis Ilmiah.

9. Serta semua pihak yang telah membantu penulisan sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

ix

Page 10: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

10

Penulis dengan senang hati mengharapkan masukan, kritik dan saran dari

pembaca untuk kesempurnaan tulisan ini. Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah

ini bermanfaat untuk kita semua. Amin.

Palangka Raya, Juni 2014

Joni Triatama,

11.71.13123

x

Page 11: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

11

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii

LEMBAR PENGUJIAN ................................................................................ iv

PERNYATAAN .............................................................................................. v

RINGKASAN ................................................................................................. vi

MOTTO .......................................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 3

C. Batasan Masalah ........................................................................ 4

D. Rumusan Masalah ....................................................................... 4

E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4

F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pangan ........................................................................................ 5

B. Makanan Jajanan ......................................................................... 5

C. Keripik Usus Ayam .................................................................... 6

D. Bahan Tambahan Pangan ............................................................ 7

E. Pengawet ..................................................................................... 9

F. Jenis-jenis Pengawet ................................................................... 10

G. Boraks ......................................................................................... 10

H. Prosedur Identifikasi Boraks ....................................................... 13

xi

Page 12: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

12

I. Limit Of Detection (LOD)/Batas Deteksi .................................... 14

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian .................................... 15

B. Metode Penelitian ...................................................................... 15

C. Populasi dan Sampel .................................................................. 15

D. Prosedur Kerja ............................................................................ 16

1. Alat dan Bahan ................................................................... 16

2. Cara Kerja ........................................................................... 16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ............................................................................................ 19

B. Pembahasan ................................................................................ 22

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ..................................................................................... 26

B. Saran .......................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

xii

Page 13: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

13

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Golongan BTP yang digunakan dalam Pangan .................................. 8

Tabel 2.2 Bahan yang dilarang digunakan sebagai BTP .................................... 9

Tabel 4.1 Hasil Organoleptis .............................................................................. 19

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Uji Nyala .................................................................. 20

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Kertas Kurkumin ...................................................... 20

Tabel 4.4 LOD (Limit Of Detection) Boraks Pada Keripik Usus Ayam Metode

Uji Nyala ............................................................................................ 21

Tabel 4.5 LOD (Limit Of Detection) Boraks Pada Keripik Usus Ayam

Metode Kertas Kurkumin ................................................................... 21

xiii

Page 14: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

14

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Penimbangan bahan ..................................................................... 30

Lampiran 2. Pembuatan Reagen ...................................................................... 32

Lampiran 3. Skema Kerja ................................................................................ 34

Lampiran 4. Data Alamat Produksi Keripik Usus Ayam................................. 39

Lampiran 5. Gambar Baku Boraks .................................................................. 40

Lampiran 6. Gambar sampel ............................................................................ 42

Lampiran 7. Gambar sampel sebelum diarangkan ........................................... 44

Lampiran 8. Gambar sampel setelah menjadi arang ........................................ 46

Lampiran 9. Gambar sampel pada saat dinyalakan.......................................... 48

Lampiran 10. Gambar sampel sebelum diabukan .............................................. 50

Lampiran 11. Gambar sampel setelah menjadi abu ........................................... 52

Lampiran 12. Gambar warna kertas kurkumin yang dicelupkan ke sampel ...... 54

Lampiran 13. LOD Boraks pada Keripik Usus Ayam ....................................... 56

Lampiran 14. Gambar pengujian LOD pada Keripik Usus Ayam ..................... 57

Lampiran 15. Gambar pembuatan kertas kurkumin........................................... 59

xiv

Page 15: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air,

baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan

pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses

penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman. Pangan

merupakan kebutuhan manusia yang sangat mendasar karena berpengaruh

terhadap eksistensi dan ketahanan hidupnya, baik dipandang dari segi

kuantitas dan kualitasnya. Mengingat kadar kepentingan yang demikian

tinggi, pada dasarnya pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia

yang sepenuhnya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia (Depkes RI,

2004).

Bahan Tambahan Pangan yang selanjutnya disingkat BTP adalah bahan

yang ditambahkan kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk

pangan (Depkes RI, 2012). Dalam Kehidupan sehari-hari, BTP telah

digunakan oleh produsen pangan sebagai bahan pembantu pengolahan

pangan. Namun, kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa sampai hari ini

masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan bahan kimia yang

dilarang. Praktik yang salah semacam ini dilakukan oleh produsen atau

pengelola pangan yang tidak bertanggung jawab atau dapat juga disebabkan

karena ketidaktahuan produsen pangan baik mengenai sifat-sifat dan

keamanan bahan kimia tersebut (Rahayu, WP. et all. 2011).

Pemerintah telah mengeluarkan peraturan tentang pelarangan

penggunaan bahan berbahaya untuk pangan seperti penggunaan boraks

sebagai Bahan Tambahan Pangan. Namun, sampai saat ini masih banyak

ditemukan penyalahgunaan penggunaan boraks sebagai bahan untuk

membuat pangan lebih kompak (kenyal) teksturnya dan sebagai pengawet

(Rahayu, WP. et all. 2011). Boraks banyak digunakan dalam pembuatan

1

Page 16: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

2

berbagai makanan seperti bakso, mie basah, pisang molen, lemper, lontong,

ketupat, pangsit dan siomay (Sugiyatmi, Sri, 2006).

Kasubdin Pemberdayaan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan

(PMKL) Dinas Kesehatan Kota Semarang Poedjianto, SKM menjelaskan,

penelitian yang dilakukan pada bulan Oktober 2006 di Kota Semarang

menunjukkan, jajanan yang beredar disejumlah sekolah berpotensi

mengandung zat aditif berbahaya, terutama dari jenis boraks dan formalin.

Dari 113 sampel yang dikirimkan ke Balai Laboratorium Kesehatan

diketahui, enam sampel positif mengandung zat berbahaya tersebut. Dari hasil

penelitian, ditemukan mie goreng yang mengandung boraks dan formalin

sekaligus. Sementara, pada jajanan lain semacam kerupuk, bakso, dan bakmi

putih ditemukan kandungan boraks. Kandungan boraks ditemukan pada

sampel jajanan bakmi putih yang dijual di sekitar MAN 1 Semarang, bakso di

SD Sawah Besar, kerupuk di SD Taman Maluku dan kerupuk di SD Sekaran.

Sementara, sampel jajanan yang mengandung boraks dan formalin ditemukan

pada mie goreng yang dijual di sekitar di SD Alkhotimah dan SD Kanisius

Kobong. Penelitian itu pula dilakukan di sejumlah sekolah yang tersebar di 16

kecamatan Se-Kota Semarang (Suara Merdeka, 2006).

Boraks juga banyak ditemui pada jajanan khususnya keripik, keripik

merupakan makanan yang populer dan banyak digemari oleh manyarakat,

hanya saja keripik bersifat mudah alot sehingga banyak usaha yang dilakukan

oleh produsen maupun pedagang agar produknya awet dan bertahan lama

sehingga dapat dijual ke berbagai tempat khususnya di pasar besar

tradisional.

Makanan jajanan merupakan jenis makanan yang dijual dipedagang

kaki lima, pinggiran jalan, di stasiun, di pasar, tempat permukiman serta

lokasi yang sejenis. Makanan jajanan dapat dibagi menjadi empat kelompok :

pertama adalah makanan utama atau main dish, contohnya nasi remes, nasi

rawon, nasi pecel dan sebagainya; yang kedua adalah panganan atau snacks,

contohnya kue-kue, onde-onde, pisang goreng dan lain sebagainya; kelompok

ketiga adalah golongan minuman, seperti es teler, es buah, teh dan lain

Page 17: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

3

sebagainya; dan kelompok keempat adalah buah-buahan segar dari mangga,

durian, dan lain sebagainya (Rahayu, WP. et all. 2011).

Kota Kuala Kapuas terdapat pasar besar tradisional yang bertempat di

jalan melati. Hampir semua bahan pangan tersedia di pasar besar ini, salah

satu bahan pangan yang tersedia dan menjadi jajanan masyarakat Kota Kuala

Kapuas dan dikonsumsi masyarakat adalah Keripik Usus Ayam, selain

harganya cukup terjangkau selain itu juga bahan baku berupa usus ayam

bentuknya keriting dan panjang, kalau dikunyah, makanan berwarna kuning

kecokelatan ini berbunyi kriuk-kriuk rasanya gurih asin dan terbuat dari usus

ayam, aroma rasa yang gurih dan renyah ketika dikonsumsi, menjadi alasan

kenapa keripik usus ayam tidak pernah sepi dari pembeli. Namun yang masih

diragukan adalah apakah keripik Usus Ayam yang dijual dipasar besar

tradisional Kota Kuala Kapuas tersebut tidak mengandung bahan berbahaya

seperti boraks.

Boraks yang dikonsumsi dalam jangka waktu lama dapat terakumulasi

dalam tubuh. Ketika asam borat masuk kedalam tubuh, dapat menyebabkan

mual, muntah, diare, sakit perut, penyakit kulit, kerusakan ginjal, kegagalan

sistem sirkulasi akut, dan bahkan kematian. Organ target kedua setelah otak,

yang ditemukan menyimpan boraks dalam jumlah tinggi adalah hati. Tiga

sampai enam gram boraks bila tertelan oleh anak-anak dapat menyebabkan

shock dan kematian (Rahayu, WP. et all. 2011).

Berdasarkan latar belakang di atas maka dianggap perlu melakukan

penelitian dengan judul “Identifikasi Boraks Pada Keripik Usus Ayam

(Berizin) Yang Dijual Di Pasar Besar Kota Kuala Kapuas Kalimantan

Tengah.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan fenomena dalam latar belakang diatas maka terdapat

permasalahan yang teridentifikasi yaitu:

1. Belum diketahui makanan jajanan masyarakat Kota Kuala Kapuas yaitu

Keripik Usus Ayam yang dijual di pasar besar Kota Kuala Kapuas

mengandung bahan berbahaya (Boraks).

Page 18: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

4

2. Belum ada penelitian mengenai kandungan boraks dalam jajanan yang

dijual di pasar besar Kota Kuala Kapuas.

C. Batasan Masalah

Peneliti membatasi permasalahan kedalam konteks yang lebih spesifik

guna menghindari perluasan dalam pengkajian masalah yang akan diteliti.

Batasan masalah tersebut, yaitu:

1. Metode yang digunakan untuk identifikasi boraks pada keripik usus ayam

yaitu uji nyala api dan kertas kurkumin.

2. Keripik Usus Ayam yang dijadikan sampel untuk penelitian yaitu keripik

olahan rumah tangga yang telah memiliki izin edar dari Departemen

Kesehatan yang dijual oleh pedagang di Pasar besar Kota Kuala Kapuas

Jalan Melati, Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi serta batasan masalah yang telah dikemukakan

sebelumnya maka rumusan masalah dalam penelitian adalah apakah keripik

Usus Ayam yang dijual oleh pedagang di pasar besar Kota Kuala Kapuas,

mengandung boraks?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Kandungan Boraks

Pada Keripik Usus Ayam (Berizin) Yang Dijual Di Pasar Besar Kota Kuala

Kapuas, Kalimantan Tengah.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat, yaitu:

1. Sebagai media informasi bagi pedagang makanan jajanan khususnya

Keripik Usus Ayam agar tahu tentang bahaya boraks jika dicampur

dalam makanan.

2. Bagi masyarakat agar lebih hati-hati dan selektif dalam memilih makanan

jajanan khususnya Keripik Usus Ayam.

3. Bagi peneliti dapat menambah wawasan tentang boraks dan cara

mengidentifikasinya.

Page 19: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pangan

Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air,

baik yang diolah maupun yang tidak diolah. Pangan diperuntukkan sebagai

makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk dalam bahan

tambahan pangan, bahan baku pangan, serta bahan lain yang digunakan

dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan minuman

(Depkes RI, 2004).

Keamanan pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk

melindungi pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda

lain yang dapat mengganggu, merugikan, serta membahayakan kesehatan

manusia. Mendapatkan pangan yang aman merupakan hak asasi setiap

individu (WHO 1992 dalam Rahayu, WP. et all. 2011).

B. Makanan Jajanan

Keputusan Menteri Kesehatan No. 942 Tahun 2003 tentang Makanan

Jajanan menyebutkan bahwa Makanan jajanan adalah makanan dan minuman

yang diolah oleh penyaji makanan ditempat penjualan dan atau disajikan

sebagai makanan siap saji untuk dijual bagi umum selain disajikan jasa boga,

rumah makan, restoran.

Makanan jajanan merupakan jenis makanan yang dijual di kaki lima,

pinggiran jalan, di stasiun, di pasar, tempat permukiman serta lokasi yang

sejenis. Makanan jajanan dapat dibagi menjadi empat kelompok : pertama

adalah makanan utama atau main dish, contohnya nasi remes, nasi rawon,

nasi pecel dan sebagainya; yang kedua adalah panganan atau snacks,

contohnya kue-kue, onde-onde, pisang goreng dan lain sebagainya; kelompok

ketiga adalah golongan minuman, seperti es teler, es buah, teh dan lain

sebagainya; dan kelompok keempat adalah buah-buahan segar dari mangga,

durian, dan lain sebagainya (Rahayu, WP. et all. 2011).

5

Page 20: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

6

C. Keripik Usus Ayam

Keripik Usus Ayam merupakan jajanan yang saat ini populer dan

sebagian besar banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena rasanya yang

gurih asin, aroma rasa yang gurih dan renyah ketika dikonsumsi. Bahan baku

berupa usus ayam bentuknya keriting dan panjang, kalau dikunyah keripik ini

berbunyi kriuk-kriuk, menjadi alasan kenapa keripik usus ayam tidak pernah

sepi dari pembeli. Kendati tergolong industri rumah tangga, komoditi tersebut

mampu memberikan penghasilan yang cukup menjanjikan, di tengah sulitnya

kondisi ekonomi saat ini. Keripik usus biasanya dijual di toko oleh-oleh, ada

jenis keripik usus ayam kampung dan ayam negeri. Keripik usus pun siap

dinikmati, baik sebagai camilan maupun sebagai pengganti kerupuk untuk

pelengkap makan. Bahan-bahan/bumbu-bumbu yang digunakan untuk

pembuatan keripik usus ayam ini yaitu 350 gram usus ayam, dicuci,

dipotong-potong 15 cm, 2 sendok teh air kapur sirih, 1 sendok teh garam, 1

sendok teh air jeruk nipis, minyak untuk menggoreng, bumbu pelapis (aduk

rata), 200 gram tepung beras, 50 gram tepung sagu, 2 sendok teh garam, 1/2

sendok teh merica bubuk, bahan perendam, 200 mL santan dari 1/4 butir

kelapa, 3 lembar daun jeruk, dibuang tulang daunnya, diiris, bumbu halus, 5

siung bawang putih, 5 butir bawang merah, 2 sendok teh ketumbar bubuk, 1/2

sendok teh garam, 1/2 sendok teh merica bubuk, 2 cm kunyit, dibakar, 3 butir

kemiri.

Cara Pengolahan keripik usus ayam :

1. Rendam usus ayam di dalam campuran air kapur sirih, garam, dan air

jeruk nipis. Diamkan 30 menit. Angkat dan cuci bersih.

2. Aduk rata bahan perendam dan bumbu halus. Tambahkan usus ayam.

Aduk rata. Diamkan 15 menit. Angkat dan tiriskan.

3. Gulingkan usus ke dalam bahan pelapis.

4. Goreng dalam minyak yang sudah dipanaskan di atas api kecil sampai

matang dan kering.

Page 21: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

7

D. Bahan Tambahan Pangan

Peraturan Menteri Kesehatan No.33 Tahun 2012 Tentang Bahan

Tambahan Pangan menyebutkan bahwa Bahan Tambahan Pangan yang

selanjutnya disingkat BTP adalah bahan yang ditambahkan kedalam pangan

untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan.

Definisi versi the Food Protection Committee of the food and Nutrition

Board yang dikutip dalam buku Branen et al. (2002) menyatakan bahwa

Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah suatu substansi atau campuran

substansi, selain dari ingredient utama pangan, yang berada dalam suatu

produk pangan sebagai akibat dari aspek produksi, pengolahan, penyimpanan,

atau pengemasan (tidak termasuk kontaminan) (Wijaya, CH. et all. 2012).

Sementara itu, menurut Food and Drug Administration (FDA) Amerika

Serikat, BTP adalah zat yang secara sengaja ditambahkan kedalam pangan

untuk menghasilkan sifat fungsional tertentu pada pangan, baik secara

langsung maupun tidak langsung dan menjadi bagian dari pangan tersebut

(termasuk zat yang digunakan selama produksi, pengemasan, pengolahan,

transportasi, dan penyimpanan) (Wijaya, CH. et all. 2012). Mengutip pada

Surat Keputusan Kepala Badan Pangan Obat Dan Makanan No. H.K.

00.05.5.1.4547, yang dimaksud dengan BTP adalah bahan yang ditambahkan

ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan, baik yang

mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi (Wijaya, CH. et all. 2012).

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 033 Tahun

2012 pada BAB II Pasal 3 menyebutkan Bahan Tambahan Pangan (BTP)

yang digunakan dalam pangan terdiri atas beberapa golongan sebagai

berikut:

Page 22: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

8

Tabel 2.1 Golongan BTP yang digunakan dalam Pangan (PERMENKES 033 Th

2012 pembaruan atas PERMENKES Nomor 722/Menkes/Per/IX/1988)

No Nama Golongan BTP No Nama Golongan BTP

1 Antibuih (Antifoaming agent); 15 Pengembang (Raising agent);

2 Antikempal (Anticaking agent); 16 Pengemulsi (Emulsifier);

3 Antioksidan (Antioxidant); 17 Pengental (Thickener);

4 Bahan pengkarbonasi

(Carbonating agent); 18 Pengeras (Firming agent);

5 Garam pengemulsi (emulsifying

salt); 19

Penguat rasa (Flavour

enhancer);

6 Gas untuk kemasan (Packaging

gas); 20

Peningkat volume (Bulking

agent);

7 Humektan (Humectant); 21 Penstabil (Stabilizer);

8 Pelapis (Glazing agent); 22 Peretensi warna (Colour

retention agent);

9 Pemanis (Sweetener); 23 Perisa (Flavouring);

10 Pembawa (Carrier); 24 Perlakuan tepung (Flour

treatment agent);

11 Pembentuk gel (Gelling agent); 25 Pewarna (Colour);

12 Pembuih (Foaming agent); 26 Propelan (Propellant);

13 Pengatur keasaman (Acidity

regulator); 27 Sekuestran (Sequestrant).

14 Pengawet (Preservative);

Selain menyebutkan golongan BTP yang aman digunakan sebagai

pangan, Peraturan Menteri Kesehatan No.033 Tahun 2012 juga menyebutkan

dalam lampirannya beberapa daftar bahan yang dilarang penggunaannya

sebagai BTP, yaitu sebagai berikut:

Page 23: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

9

Tabel 2.1 Bahan yang Dilarang digunakan Sebagai BTP (PERMENKES 033

Th 2012 pembaruan atas PERMENKES Nomor

722/Menkes/Per/IX/1988)

NO BAHAN YANG DILARANG DIGUNAKAN SEBAGAI BTP

1 Asam borat dan senyawanya (Borid acid)

2 Asam salisilat dan garamnya (Salisylic acid and its salt)

3 Dietilpirokarbonat (Dietylpirocarbonate, DEPC)

4 Dulsin (Dulcin)

5 Formalin (Formaldehyde)

6 Kalium bromat (Potassium bromate)

7 Kalium klorat (Potassium chlorate)

8 Kloramfenikol (Chloramphenicol)

9 Minyak nabati yang dibrominasi (Brominated vegetable oils)

10 Nitrofurazon (Nitrofurazone)

11 Dulkamara (Dulcamara)

12 Kokain (Cocain)

13 Nitrobenzene (Nitrobenzene)

14 Sinamil antranilat (Cinnamyl anthranilate)

15 Dihidrosafrol (Dihydrosafrole)

16 Biji tonka (Tonka bean)

17 Minyak kalamus (Chalamus oil)

18 Minyak tansi (Tansy oil)

19 Minyak sasafras (Sasafras oil)

E. Pengawet

Zat pengawet adalah bahan yang ditambahkan kedalam makanan guna

mencegah atau menghambat tumbuhnya jamur, bakteri, atau jasad renik

(Fachrudin, 1995).

Bahan pengawet adalah bahan tambahan makanan yang dapat mencegah

atau menghambat fermentasi, pengasaman, atau penguraian terhadap makanan

yang disebabkan oleh bakteri (Depkes RI, 1997).

Page 24: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

10

Bahan pengawet adalah bahan yang digunakan untuk mengawetkan

makanan yang mempunyai sifat mudah rusak dan dapat menghambat atau

memperlambat proses fermentasi, pengasaman, atau penguraian yang dapat

disebabkan oleh mikroba (Depkes RI, 1997)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bahan pengawet adalah

bahan tambahan makanan yang digunakan untuk mengawetkan, menghambat

fermentasi dan penguraian yang disebabkan oleh mikroorganisme. Bahan

pengawet ini dapat memperpanjang daya simpan makanan. Dari segi kegunaan

bahan pengawet ada yang boleh digunakan dalam makanan dan ada juga yang

tidak boleh digunakan dalam makanan. Salah satu bahan pengawet yang dilarang

digunakan dalam makanan adalah boraks sebab boraks merupakan bahan

pengawet yang digunakan untuk mengawetkan kayu. Akan tetapi, masih banyak

masyarakat yang menambahkan boraks dalam produk-produk makanan dengan

maksud mengenyalkan atau mengompakan dan sekaligus mengawetkan.

F. Jenis-Jenis Pengawet

Ada dua jenis pengawet, yaitu pengawet yang diijinkan digunakan dalam

makanan dan pengawet yang dilarang digunakan dalam makanan. Pengawet yang

diijinkan digunakan dalam makanan, misalnya asam benzoat, asam sorbat,

propionat, nitrit, sulfit (Depkes RI, 1997). Pengawet yang dilarang digunakan

dalam makanan, misalnya asam borat dan senyawanya, formalin atau

formaldehida (Depkes RI, 1998).

G. Boraks

1. Pengertian Boraks

Boraks adalah senyawa kimia berbahaya untuk pangan dengan

nama kimia natrium tetraborat (NaB4O7. 10H2O), dapat dijumpai dalam

bentuk padat dan jika larut dalam air akan menjadi natrium hidroksida

dan asam borat (H3BO3). Boraks atau asam borat merupakan bahan untuk

membuat deterjen, mengurangi kesadahan air, dan bersifat antiseptik.

Boraks terkandung juga dalam bleng. Bleng ada yang terdapat dalam

bentuk padatan yang biasa disebut cetitet yang terdiri dari campuran

garam dapur, soda, boraks, dan zat warna. Bleng ada juga yang terdapat

dalam bentuk cair (Rahayu, WP. et all. 2011).

Page 25: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

11

Boraks yang dikonsumsi dalam jangka waktu lama dapat

terakumulasi dalam tubuh. Ketika asam borat masuk kedalam tubuh,

dapat menyebabkan mual, muntah, diare, sakit perut, penyakit kulit,

kerusakan ginjal, kegagalan sistem sirkulasi akut, dan bahkan kematian.

Organ target kedua setelah otak, yang ditemukan menyimpan boraks

dalam jumlah tinggi adalah hati. Tiga sampai enam gram (3–6 g) boraks

bila tertelan oleh anak-anak dapat menyebabkan shock dan kematian

(Rahayu, WP. et all. 2011).

Penggunaan boraks (dipasaran dikenal sebagai “bleng”) sebagai

bahan tambahan dalam pangan tidak diperbolehkan karena sangat

berbahaya, kerena dapat berdampak buruk pada susunan syaraf pusat,

ginjal, dan hati jika tertelan. Dosis fatal untuk dewasa dan anak-anak

berturut-turut berkisar 15-20 g dan 3-6 g (Rahayu, WP. et all. 2011).

2. Sinonim atau Nama Lain

a. Sodium borate

b. Borax decahydrate

c. Sodium biborate decahydrate

d. Disodium tetraborate decahydrate

e. Sodium pyroborate decahydrate

f. Sodium tetraborate decahydrate

g. Boron sodium oxide

h. Fused borax (Rahayu, 2011).

3. Sifat Fisika dan Kimia

a. Titik didih titik sekitar 1575 ºC

b. Titik lebur sekitar 743 ºC

c. Boraks dapat larut dalam air dan dalam lebih kurang 1 bagian gliserol

d. Sukar larut dalam alkohol (Depkes RI, 1995)

4. Penggunaan

a. Mematri logam

b. Pembuatan gelas dan enamel

c. Pengawet dan anti jamur kayu

Page 26: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

12

d. Obat untuk kulit dalam bentuk salep

e. Sebagai antiseptik

f. Pembasmi kecoa

g. Campuran bahan pembersih (Rahayu, WP. et all. 2011).

5. Bahaya Akut (Jangka Pendek)

a. Bila terhirup/inhalasi dapat menyebabkan iritasi pada selaput lendir

dengan batuk-batuk dan dapat diabsorpsi menimbulkan efek sistemik

seperti pada efek akut bila tertelan.

b. Bila kontak dengan kulit dapat menimbulkan iritasi pada kulit dan

dapat diabsorpsi melalui kulit yang rusak

c. Bila kontak dengan mata dapat menimbulkan iritasi, mata merah dan

rasa perih

d. Bila tertelan dapat menimbulkan gejala-gejala yang tertunda meliputi

badan terasa tidak enak (malaise), mual nyeri hebat pada perut bagian

atas (epigastric), pendarahan gastroenteritis disertai muntah darah,

diare, lemah, mengantuk, demam, dan sakit kepala (Rahayu, WP. et

all. 2011).

6. Bahaya Kronis (Jangka Panjang)

a. Bila terhirup/inhalasi dalam waktu yang lama dan berulang-ulang

dapat menyebabkan radang cabang tenggorok (bronchitis), radang

pangkal tenggorok (laringitis) dan efek lain seperti pada efek kronis

bila tertelan.

b. Bila kontak dengan kulit dalam waktu lama dan berulang-ulang dapat

menyebabkan radang kulit (dermatitis). Jika terabsorpsi dalam jumlah

cukup banyak bisa terjadi keracunan sistematik seperti pada efek

kronis bila tertelan.

c. Bila kontak dengan mata dalam waktu yang lama dan berulang-ulang

dapat menyebabkan radang selaput mata (conjunctivitis).

d. Bila tertelan berulang-ulang dapat menyebabkan hilangnya nafsu

makan (anorexia), turunnya berat badan, iritasi ringan disertai

Page 27: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

13

gangguan pencernaan, kulit ruam dan merah-merah, kulit kering dan

mukosa membran dan bibir pecah-pecah, lidah merah, radang selaput

mata, anemia, luka pada ginjal, bisa juga terjadi kejang-kejang. Telah

dilaporkan adanya efek reproduksi lain pada binatang (Rahayu, WP. et

all. 2011).

7. Ciri-Ciri Pangan Mengandung Boraks

Pangan yang mengandung boraks biasanya lebih mengkilat dan

tidak lengket. Sedangkan untuk bakso, atau lontong teksturnya sangat

kenyal. Empek-empek atau bakso yang berwarna putih bersih dan sangat

kenyal, kemungkinan dibuat dengan penambahan boraks (Rahayu, WP. et

all. 2011).

H. Prosedur Identifikasi Boraks

1. Asam Sulfat Pekat dan Alkohol (uji nyala api)

Sedikit boraks dicampurkan 1 mL asam sulfat pekat dan 5 ml

metanol dan etanol (yang pertama lebih disukai karena lebih mudah

menguap) dalam sebuah cawan porselen kecil, dan alkhol ini dinyalakan;

alkohol akan terbakar dengan nyala yang pinggirnya hijau, disebabkan

pembentukan metil boraks B(OCH3)3 atau etil borat B(OC2H5)3. Kedua

ester ini beracun. Garam tembaga dan barium mungkin memberi nyala

hijau yang serupa. Modifikasi yang berikut dari uji yang tergantung dari

sifat boron triflourida, BF3 yang lebih mudah menguap, dapat dipakai

dengan adanya senyawa-senyawa tembaga (Cu) dan barium (Ba), zat-zat

ini tidak membentuk senyawa-senyawa yang mudah menguap pada

kondisi-kondisi eksperimen yang dibawah. Campurlah dengan seksama

borat dengan kalsium flourida yang telah dijadikan bubuk dan sedikit

asam sulfat pekat, dan bawa sedikit dari pasta yang terjadi tersebut diatas

cincin dari kawat platinum, atau pada ujung batang kaca sampai dekat

sekali ketepi bagian dasar nyala Bunsen tanpa benar-benar

menyentuhnya; boron triflourida yang mudah menguap terbentuk, dan

mewarnai nyala menjadi hijau (Svehla, G, 1985).

Page 28: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

14

2. Uji Kertas Kunyit (turmerik)

Sehelai kertas kurkumin dicelup kedalam larutan suatu borat yang

diasamkan dengan asam klorida encer, lalu dikeringkan pada 1000C,

kertas ini menjadi cokelat-kemerahan. Kertas dikeringkan paling

sederhana dengan melilitkannya sekeliling sisi luar dekat tepi mulut suatu

tabung uji yang mengandung air, dan mendidihkan air itu selama 2-3

menit. Setelah kertas dibasahi dengan larutan natrium hidroksida encer,

kertas menjadi kehitam-hitaman. Kromat, klorat, nitrit, iodide, dan zat-zat

pengoksid lain mengganggu, karena aksinya memutihkan kunyit itu

(Svehla, G, 1985).

I. Limit of Detection (LOD)/ Batas Deteksi

Validasi metode analisis bertujuan untuk memastikan dan

mengkonfirmasi bahwa metode analisis tersebut sudah sesuai untuk

peruntukannya. Parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam

validasi metode analisis salah satunya adalah penentuan batas deteksi. Batas

deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang

masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blangko. Batas

deteksi merupakan parameter uji batas (Riyadi, 2009).

Batas deteksi (limit of detection) didefenisikan sebagai konsentrasi

analit terendah dalam sampel yang masih dapat dideteksi oleh alat, dimana

hasil yang diperoleh belum tepat karena tidak memenuhi akurasi dan presisi.

Presisi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji

individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika

prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari

campuran yang homogen. Penentuan batas deteksi suatu metode berbeda-

beda tergantung pada metode analisis itu menggunakan instrumen atau tidak.

Pada analisis yang tidak menggunakan instrumen batas tersebut ditentukan

dengan mendeteksi analit dalam sampel pada pengenceran bertingkat (Riyadi,

2009)

Page 29: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

15

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.

2. Waktu Pelaksanaan Penelitian

Waktu penelitian ini dimulai pada tanggal 25 April sampai dengan

10 Juni 2014.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian eksperimen (experiment

research) dengan pendekatan laboratorium yang akan dilakukan dengan

serangkaian percobaan. Penelitian eksperimen (experiment research) adalah

kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang

timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu. Ciri khusus dari

penelitian eksperimen adalah adanya percobaan atau trial (Notoadmodjo,

2005).

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

diteliti (Notoadmodjo, 2005). Berdasarkan pada pengertian tersebut maka

populasi pada penelitian ini adalah Keripik Usus Ayam yang dijual di

Kota Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah berjumlah 10 jenis keripik usus

ayam.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti dianggap mewakili seluruh populasi. Teknik pengambilan sampel

dalam penelitian ini yaitu menggunakan teknik Purvosive Sampling.

Pengambilan sampel secara Purposive Sampling didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau

15

Page 30: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

16

sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. (Notoadmodjo,

2005). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Keripik Usus

Ayam yang telah memiliki izin edar dan dijual di Pasar Besar Kota Kuala

Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah berjumlah 5 sampel.

D. Prosedur Kerja

1. Alat dan Bahan

1.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu cawan

porselen, korek api, oven, timbangan analitik, corong, Erlenmeyer,

penjepit besi, labu ukur ;100 mL; 1000 mL, batang pengaduk, gelas

ukur 100 mL, beaker gelas 100 mL, mortir dan stamper, pipet volume

5 mL; 10 mL; 100 mL, pipet ukur 1 mL; 5 mL; 10 mL; 100 mL,

bunsen dan tanur.

1.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampel

Keripik Usus Ayam, H2SO4 (asam sulfat pekat), HCl 10% (asam

klorida) p.a, metanol, natrium tetraborat p.a, kalsium karbonat 10%,

NaOH 1% (Natrium Hidroksida), turmerik powder, etanol p.a, kertas

saring (whatman 40), aquadest dan kertas lakmus.

2. Cara Kerja

2.1 Uji Nyala Api

a. Preparasi Sampel

Sampel ditimbang sebanyak 10 gram dioven pada suhu 120ºC

selama 6 jam, kemudian sampel diarangkan.

b. Identifikasi Boraks pada Sampel

Sampel yang telah menjadi arang ditambahkan 1 mL asam sulfat

pekat dan 5 mL metanol dalam cawan porselen dan dinyalakan,

bila timbul nyala yang pinggirnya hijau maka menandakan

adanya boraks (Svehla, G, 1985).

Page 31: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

17

c. Membuat Kontrol Positif

Baku boraks (2500 ppm) dicampurkan kedalam blanko di oven

pada suhu 120ºC selama 6 jam, kemudian diarangkan. Setelah

menjadi arang ditambahkan 1 mL asam sulfat pekat dan 5 mL

metanol, kemudian dibakar nyala yang dihasilkan berwarna hijau

dipinggir dan digunakan sebagai baku positif.

2.2 Uji Kertas Kurkumin

a. Membuat Kertas Kurkumin

Timbang sebanyak 2 gram turmerik powder dan masukkan

bersama 100 mL etanol 80% kedalam Erlenmeyer 250 mL lalu

ditutup. Dikocok selama 5 menit setelah itu disaring

menggunakan kertas saring. Celupkan kertas saring kedalam

larutan tersebut, lalu kertas digantung untuk mengeringkan.

Setelah 1 jam kertas dipotong dengan ukuran 6x1 cm dan

disimpan ditempat yang rapat dan terhindar dari cahaya (Anonim,

1999 dalam terjemahan Ramadhani, 2013).

b. Uji Warna Kertas Kurkumin pada pengujian boraks

Prosedur uji warna kertas kurkumin pada pengujian boraks adalah

sebagai berikut :

1. Preparasi Sampel

Sampel ditimbang sebanyak 50 gram dan di oven pada suhu

120ºC, setelah kering ditambahkan dengan 10 mL kalsium

karbonat 10%. Kemudian masukkan ke dalam tanur hingga

menjadi abu selama 6 jam dan dinginkan (Ramadhani, 2013).

2. Membuat Kontrol Positif

Baku boraks dicampurkan kedalam blanko lalu di oven pada

suhu 120ºC, setelah itu ditambahkan dengan 10 gram kalsium

karbonat kemudian masukkan kedalam tanur hingga menjadi

abu selama 6 jam dan dinginkan. Abu kemudian tambahkan 3

ml asam klorida 10%, celupkan kertas kurkumin ke dalam

sampel lalu keringkan pada suhu 100ºC. Kertas yang

Page 32: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

18

mulanya berwarna kuning berubah menjadi merah kecoklatan

lalu dibasahi dengan larutan natrium hidroksida encer, kertas

menjadi berwarna hitam kebiruan atau hitam kehijauan dan

digunakan sebagai baku positif (Ramadhani, 2013).

3. Identifikasi Boraks pada Sampel

Abu dari sampel kemudian ditambahkan 3 mL asam klorida

10%, celupkan kertas kurkumin. celupkan kertas kurkumin ke

dalam sampel lalu keringkan pada suhu 100ºC. Kertas yang

mulanya berwarna kuning berubah menjadi merah kecoklatan

lalu dibasahi dengan larutan natrium hidroksida encer. Bila di

dalam sampel terdapat boraks, kertas kurkumin yang

berwarna kuning menjadi berwarna hitam-kebiruan atau

hitam kehijauan (Svehla, G, 1985).

2.3 Limit of Detection (LOD) Boraks pada Keripik Usus Ayam

a. Pembuatan Baku Induk 2500 ppm:

Timbang sebanyak 2,5 gram boraks masukkan kedalam labu

tentukur 1000 mL. Larutkan dengan aquadest hingga 1000 mL.

b. Membuat baku seri 1250, 1000, 750, 500, 250 dan 200 ppm:

LOD Boraks pada Keripik Usus Ayam Metode Kertas Kurkumin:

Pipet sebanyak 25, 20, 15, 10, 5 dan 4 mL dari larutan baku induk

masing-masing kedalam 50 gram sampel. Di oven pada suhu

1200C, setelah kering ditambahkan dengan 10 mL CaCO3 10%.

Kemudian masukkan ke dalam tanur hingga menjadi abu selama

6 jam dan dinginkan. Abu kemudian ditambahkan 6 mL asam

klorida 10%. Celupkan kertas kurkumin.

LOD Boraks pada Keripik Usus Ayam Metode Uji Nyala:

Pipet sebanyak 5, 4, 3, 2 dan 1 ml dari larutan baku induk masing-

masing kedalam 10 gram sampel, lalu di oven pada suhu 120ºC

selama 6 jam kemudian diarangkan. Setelah menjadi arang

ditambahkan 1 mL H2SO4 pekat dan 5 mL metanol kemudian

dinyalakan (Ramadhani, 2013).

Page 33: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

19

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Uji organoleptis sampel keripik usus

Tabel 4.1 Uji organoleptis sampel keripik usus

No Sampel Uji organoleptis

Bentuk Bau Rasa Warna

1

Keripik Usus

Ayam “BU NOR

AIDA”

Depkes RI. P. IRT

203620303034

Pipih,

keriting,

panjang

Aroma

khas

keripik

usus

Asin dan

gurih

Coklat

gelap

2

Cemilan Snack

“CAP JEMPOL”

Depkes RI. P. IRT

206630318018

Pipih,

keriting,

panjang

Aroma

khas

keripik

usus

Asin dan

gurih

Coklat

gelap

3

Aneka Cemilan

Stiek Usus

“MANDIRI”

Depkes RI. P. IRT

21462030005

Pipih,

keriting,

panjang

Aroma

khas

keripik

usus

Asin dan

gurih

Coklat

muda

4

Aneka Cemilan

“UD. ANEKA

BUDAYA”

Depkes RI.

P.SP.NO.

120/11/1993

Pipih,

keriting,

panjang

Aroma

khas

keripik

usus

Asin dan

gurih

Coklat

gelap

5

Stiek Usus Ayam

“CATERING

ROSE”

Depkes RI. P. IRT

203627102005418

Pipih,

keriting,

panjang

Aroma

khas

keripik

usus

Asin dan

gurih

Coklat

gelap

19

Page 34: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

20

Berikut ini merupakan hasil pengujian laboratorium kandungan boraks

dalam sampel keripik usus ayam produk olahan rumah tangga berizin yang

dijual di pasar besar Kota Kuala Kapuas, diperoleh data seperti ditunjukkan

pada tabel 4.2 dan tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Uji Nyala Api

No Nama Sampel Warna Nyala

Api Hasil Pengujian

1 Baku Boraks Hijau dibagian

pinggir Positif

2 Sampel 1 Kuning Oranye Negatif

3 Sampel 2 Kuning Oranye Negatif

4 Sampel 3 Kuning Oranye Negatif

5 Sampel 4 Kuning Oranye Negatif

6 Sampel 5 Kuning Oranye Negatif

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Kertas Kurkumin

No Nama Sampel

Warna Kertas Hasil

Pengujian Dicelup ke

sampel + HCl

Dicelupkan

ke NaoH

1 Baku Boraks Merah

Kecoklatan

Hitam

Kebiruan Positif

2 Sampel 1 Kuning Kuning Negatif

3 Sampel 2 Kuning Kuning Negatif

4 Sampel 3 Kuning Kuning Negatif

5 Sampel 4 Kuning Kuning Negatif

6 Sampel 5 Kuning Kuning Negatif

Page 35: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

21

Berikut ini merupakan hasil pengujian laboratorium Limit of Detection

(LOD) boraks pada keripik usus ayam, diperoleh data seperti ditunjukkan

pada tabel 4.4 dan tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.4 Limit of Detection (LOD) Boraks Pada keripik usus ayam Metode

Uji nyala api

No

Kontrol Baku Boraks

pada keripik usus ayam

(ppm)

Warna Nyala Api Keterangan

1 1250 Hijau dibagian pinggir

Positif

2 1000 Hijau dibagian pinggir

Positif

3 750 Nyala orange kekuningan

Negatif

4 500 Nyala orange kekuningan

Negatif

5 250

Nyala orange kekuningan Negatif

Tabel 4.5 Limit of Detection (LOD) Boraks Pada keripik Metode Kertas

Kurkumin

No Kontrol Baku Boraks pada

keripik usus ayam (ppm)

Perubahan Warna

Kertas Keterangan

1 1250 Hitam kebiruan Positif

2 1000 Hitam kebiruan Positif

3 750 Hitam kebiruan Positif

4 500 Kuning Negatif

5 250 Kuning Negatif

Page 36: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

22

B. Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk

menganalisis boraks. Sampel yang dipilih yaitu keripik usus ayam yang dijual

di pasar besar Kota Kuala Kapuas. Total sampel yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu sebanyak 5 sampel. Identifikasi boraks terhadap sampel

pada penelitian ini dilakukan dengan dua metode yaitu metode uji nyala dan

kertas kurkumin.

Cara kerja dalam metode uji nyala pada penelitian ini dilakukan sesuai

dengan prosedur, yaitu sampel ditimbang sebanyak 10 gram lalu di oven pada

suhu 120ºC selama 6 jam kemudian diarangkan. Sampel yang telah menjadi

arang ditambahkan 1 mL asam sulfat pekat dan 5 mL metanol, kemudian

dinyalakan.

Tujuan penambahan 1 mL asam sulfat pekat (asam kuat) yaitu

memberikan suasana asam pada sampel dan untuk membantu melarutkan

garam boraks menjadi asam borat dan jika dinyalakan dengan metanol akan

terbentuk nyala yang pinggirnya hijau jika sampel positif mengandung

boraks. Hal tersebut dikarenakan terbentuknya metil borat.

Pada penelitian ini semua sampel tidak teranalisis mengandung boraks,

sampel-sampel tersebut tidak menunjukkan perubahan warna pada kertas

kurkumin dan tidak menunjukkan nyala yang pinggirnya hijau pada

pengujian nyala api, sampel-sampel tersebut dikatakan negatif karena

dilakukan dengan membandingkan warna kertas maupun nyala api pada baku

boraks, hal tersebut dapat dikatakan negatif dikarenakan pada kelima sampel

tidak memiliki atau tidak adanya kandungan senyawa-senyawa molekul

garam-garam natrium tetraborat atau boraks, jika sampel menhasilkan hasil

yang positif akan mengalami reaksi, pada pengujian reaksi warna, jika sedikit

boraks dicampurkan dengan 1 mL asam sulfat pekat dan 5 mL metanol atau

etanol (yang pertama lebih disukai karena mudah menguap) dalam sebuah

cawan porselen kecil, dan alkohol ini dinyalakan alkohol akan terbakar

dengan nyala yang pinggirannya hijau, disebabkan oleh pembentukan metil

borat B(OCH3)3 atau etil borat B(OC2H5)3 dengan reaksi berikut:

Page 37: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

23

Dalam reaksi tersebut metil borat akan dibebaskan ditandai dengan saat

pembakaran sampel warna api menjadi berwana hijau dikarenakan terdapat

kandungan metil borat namun dalam beberapa detik warna hijau pada api

tersebut menghilang disebabkan kandungan metil borat telah hilang atau

terbebaskan terbawa oleh uap air hasil dari pembakaran.

Cara kerja pengujian kertas kurkumin dalam penelitian ini adalah

sampel ditimbang sebanyak 50 gram dan di oven pada suhu 120ºC, setelah

kering di tambahkan dengan 10 mL kalsium karbonat 10%. Kemudian

masukkan ke dalam tanur hingga menjadi abu selama 6 jam dan dinginkan.

Abu dari sampel kemudian ditambahkan 6 mL asam klorida 10%, cek

keasaman sampel setelah itu celupkan kertas kurkumin, lalu keringkan dan

celupkan kembali kedalam larutan natrium hidroksida encer.

Cara kerja yang dilakukan tidak menggunakan kalsium karbonat 10

gram dan 3 ml asam klorida 10% melainkan menggunakan 10 mL larutan

kalsium karbonat 10% dan 6 mL asam klorida 10%. Hal ini dikarenakan

penambahan kalsium karbonat sebanyak 10 gram dalam sampel dinilai terlalu

berlebih sehingga akan membuat sampel sulit diasamkan pada perlakuan

berikutnya. Penambahan asam klorida 10% sebanyak 6 mL yaitu untuk

membuat sampel menjadi asam. Pada saat penambahan 3 mL asam klorida

10% ternyata sampel masih belum mencapai keadaan asam setelah di cek

menggunakan kertas lakmus merah biru dengan menandakan kertas lakmus

warna biru tidak mengalami perubahan menjadi berwarna merah.

Tujuan dari pengabuan adalah untuk menghilangkan senyawa-senyawa

organik seperti mineral dalam sampel sehingga yang tersisa hanya bentuk

logam atau oksida logam serta garam-garam yang tidak menguap pada suhu

tinggi. Tujuan penambahan kalsium karbonat sebelum sampel diabukan

ditanur untuk mengikat senyawa boraks agar tidak menguap dan tetap

menjadi garamnya. Sedangkan penambahan HCl 10% pada saat sampel telah

menjadi abu yaitu untuk melarutkan garam-garam boraks sisa proses

Page 38: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

24

pengabuan serta memberikan suasana asam. Keadaan sampel harus benar-

benar asam sebelum proses identifikasi karena dalam keadaan basa kertas

kurkumin akan berwarna merah kecoklatan dan itu akan menghasilkan

sampel positif palsu mengandung boraks, maka terlebih dahulu dilakukan

pengecekan keasaman dengan kertas lakmus. Jika sampel positif mengandung

boraks maka asam borat dengan kurkumin akan membentuk kompleks khelat

rosasianin yaitu suatu zat warna merah karmesin lalu apabila kertas kurkumin

yang positif mengandung boraks dibasahi dengan larutan natrium hidroksida

encer, kertas menjadi berwarna hitam kebiruan atau hitam kehijauan.

Pada pengujian metode kertas kurkumin yaitu bahwa kurkumin

merupakan indikator untuk menentukan adanya kandungan boraks di dalam

makanan. Pada kondisi asam, kurkumin akan berwarna kuning dan dalam

keadaan basa akan berwarna kecoklatan sehingga air kunyit dapat dijadikan

indikator adanya asam basa. Boraks berada dalam bentuk senyawa yang

bersifat basa, sehingga bila bercampur dengan kurkumin akan menimbulkan

senyawa baru yang disebut boro-kurkumin. Senyawa ini berwarna merah

kecoklatan.

Pada penelitian ini dilakukan juga penentuan Limit of Detection (LOD)

mulai dari 1250 ppm hingga 250 ppm untuk metode uji nyala dan mulai dari

1250 ppm hingga 250 ppm untuk metode kertas kurkumin yang bertujuan

untuk mengetahui batas deteksi terkecil boraks pada keripik usus ayam. Nilai

Limit Of Detection diperoleh dari nilai konsentrasi terendah analit Proses

penentuan Limit Of Detection dilakukan dengan prosedur kerja yang sama

H3BO3 + 2

Cl- - 3H2O

Kurkumin

Rosasianin

(HCl)

Page 39: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

25

seperti perlakuan pada sampel. Untuk hasil pengujian Limit of Detection

(LOD) dapat dilihat pada tabel 4.4 dan 4.5.

Berdasarkan Permenkes No. 033 tahun 2012, bahwa boraks

dicantumkan sebagai salah satu bahan berbahaya yang dilarang apabila

ditambahkan pada makanan dalam konsentrasi sekecil apapun. Pada

penelitian ini semua sampel keripik usus ayam yang dijual di pasar besar

Kota Kuala Kapuas tidak teridentifikasi mengandung boraks. Dengan batas

deteksi (LOD) boraks pada keripik usus 1000 ppm dengan metode uji nyala

dan 750 ppm dengan metode kertas kurkumin.

Page 40: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

26

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik simpulan yaitu

dari kelima sampel keripik usus ayam yang dijual di pasar besar Kota Kuala

Kapuas setelah diuji menggunakan metode uji nyala api dan kertas kurkumin

menunjukkan hasil negatif yang berarti tidak teridentifikasi adanya

kandungan senyawa bahan kimia boraks.

B. Saran

1. Perlu dilakukan pengujian terhadap sanitasi dan higienis pada keripik

usus ayam mulai dari segi pembuatan sampai dengan pengemasan.

2. Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut mengenai bahan berbahaya lain

seperti formalin atau pengujian lebih lanjut tentang identifikasi kadar

kolesterol maksimal dan kadar lemak minyak standar yang diperbolehkan

pada pembuatan keripik usus ayam.

3. Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut mengenai bahan berbahaya seperti

boraks atau formalin pada sampel keripik usus ayam yang tidak memiliki

nomor Izin Penyelenggaraan Industri Rumah Tangga Pangan (IP-IRTP).

26

Page 41: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

27

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1999. Chemical Methods Manual. http://www.dfo-

mpo.gc.ca/library/89088.pdf. [28 Mei 2013]. Terjemahan pada jurnal

”Rahmadani, 2013. Identifikasi Boraks Pada Siomay di Kecamatan Jekan

Raya Kota Palangka Raya. Program Studi D-III Farmasi Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Palangka Raya.”

Cahyadi, Wisnu, 2012. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.

Jakarta: Bumi Aksara pada jurnal ”Rahmadani, 2013. Identifikasi Boraks

Pada Siomay di Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya. Program

Studi D-III Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Palangkaraya. Palangka Raya.”

Depkes RI, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Depkes RI, Jakarta.

Depkes RI. 1997. Bahan Tambahan Pangan. Jakarta: Departemen Kesehatan

Republik Indonesia. Pada jurnal “Siga, Stefania A, 2007. Identifikasi Boraks

Dalam Bakso Yang Dijual di Warung “X” Ciliwung Malang. Akademi

Analis Farmasi Dan Makanan“Putera Indonesia”. Malang. [pdf]”

Depkes RI. 1998. Kumpulan Perundang-undangan Bidang Makanan Dan

Minuman. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pada jurnal

“Siga, Stefania A, 2007. Identifikasi Boraks Dalam Bakso Yang Dijual di

Warung “X” Ciliwung Malang. Akademi Analis Farmasi Dan

Makanan“Putera Indonesia”. Malang. [pdf]”

Depkes RI. 2003. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 942 Tahun 2003 Tentang

Makanan Jajanan. Depkes RI, Jakarta.

Depkes RI. 2004. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun

2004 Tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan. Depkes RI, Jakarta.

Depkes RI. 2012. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 033 Tahun

2012 Tentang Bahan Tambahan Pangan. Depkes RI, Jakarta.

Fachrudin, 1. 1995. Memilih dan Memanfaatkan Bahan Tambahan Makanan. Bogor:

Trubus Agriwidaya. Pada jurnal “Siga, Stefania A, 2007. Identifikasi Boraks

Dalam Bakso Yang Dijual di Warung “X” Ciliwung Malang. Akademi

Analis Farmasi Dan Makanan“Putera Indonesia”. Malang. [pdf]”

Notoadmojo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka

Cipta.

Page 42: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

28

Rahayu, WP, Wulandari N, Nurfaidah D, Koswara S, Subarna, Kusumaningrum

HD. 2011. Keamanan Pangan Peduli Kita Bersama. Bogor: IPB Press. pada

jurnal ”Rahmadani, 2013. Identifikasi Boraks Pada Siomay di Kecamatan

Jekan Raya Kota Palangka Raya. Program Studi D-III Farmasi Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Palangka

Raya.”

Rahmadani, 2013. Identifikasi Boraks Pada Siomay di Kecamatan Jekan Raya

Kota Palangka Raya. Program Studi D-III Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Palangka Raya.

Riyadi, Wahyu. 2009. Validasi Metode Analisis. http://www.chem-is-

try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/validasi-metode-analisis/. [13 Mei

2013]. pada jurnal ”Rahmadani, 2013. Identifikasi Boraks Pada Siomay di

Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya. Program Studi D-III Farmasi

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.

Palangka Raya.”

Siga, Stefania A., 2007. Identifikasi Boraks Dalam Bakso Yang Dijual di Warung

“X” Ciliwung Malang. Akademi Analis Farmasi Dan Makanan“Putera

Indonesia”. Malang. [pdf]”

Suara Merdeka, 2006. Enam Jajanan Mengandung Boraks dan Formalin.

http://www.suaramerdeka.com/harian/0601/06/kot06.htm.

[Diakses 16 Juni 2014]

Sugiyatmi, Sri, 2006. Analisis Faktor-Faktor Resiko Pencemaran Bahan Toksik

Boraks dan Pewarna pada Makanan Jajanan Tradisional yang Dijual di

Pasar-Pasar Kota Semarang Tahun 2006. Program Pasca Sarjana.

Universitas Diponegoro Semarang. Semarang.

Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Diterjemahkan

oleh Setiono L., et all., edisi kelima. Jakarta : PT. Kalman Media Pustaka.

Wijaya CH dan Mulyono N. 2012. Bahan Tambahan Pangan Pengawet. Bogor:

IPB Press pada jurnal ”Rahmadani, 2013. Identifikasi Boraks Pada Siomay

di Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya. Program Studi D-III

Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

Palangkaraya. Palangka Raya

Page 43: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

29

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : JONI TRIATAMA

Tempat Tanggal Lahir : Talian Kereng, 18 Juni 1993

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jalan Tingang Induk, Perum. Enderwan No. 3,

Kecamantan Jekan Raya, Kelurahan Bukit Tunggal,

Palangka Raya/ Jalan Pemuda Komplek Denmar

Raya No. 11 A, Kecamatan Selat, Kelurahan Selat

Dalam, Kuala Kapuas.

No. Telepon/Hp : 089655292129 / 085390497160

Kode Post : -

Nama Orang Tua :

Ibu : Ramintan

Ayah : Riduan

Hoby : Traveling, Sepak Bola/Futsal,

Riwayat Pendidikan

Pendidikan Jurusan Tahun

SDN selat Hulu IV, Kuala

Kapuas - 2005

SMPN 4 Selat, Kuala Kapuas - 2008

SMAN 2 Selat, Kuala Kapuas IPA 2011

Universitas Muhammadiyah

Palangkaraya

Program Studi D III

Farmasi Fakultas Ilmu

Kesehatan

-

Page 44: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

30

LAMPIRAN 1

Penimbangan Bahan

Penimbangan Bobot (gram)

CaCO3 (Kalsium Karbonat) 10,0044

Serbuk Kurkumin 2,0030

Baku Boraks 2,5257

NaOH (Natrium Hidroksida) 1,0076

1. Penimbangan Sampel

Metode Uji Sampel Bobot (gram)

Kertas Kurkumin

Baku

Boraks 50,0667

1 50,0081

2 50,0354

3 50,0677

4 50,0133

5 50,0805

Nyala Api

Baku

Boraks 10,0732

1 10,0687

2 10,0721

3 10,0230

4 10,0233

5 10,0853

Page 45: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

31

2. Penimbangan Sampel Untuk LOD (Limit of Detection)

Metode Uji Sampel Konsentrasi

(ppm) Bobot (gram)

Nyala Api

1 1250 10,0343

2 1000 10,0284

3 750 10,0888

4 500 10,0206

5 250 10,0771

Kertas Kurkumin

1 1250 50,0380

2 1000 50,0717

3 750 50,0386

4 500 50,0704

5 250 50,0464

Page 46: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

32

LAMPIRAN 2

Pembuatan Reagen

1. Pembuatan CaCO3 (Kalsium Karbonat) 10% (FI IV hal 159)

Menimbang CaCO3 sebanyak 10 gram

Larutkan dalam aquadest 100 mL + sedikit garam amonium dalam

labu tentukur

2. Pembuatan HCl (Asam Klorida) 10 %

- Pengenceran

Diketahui :

- HCl yang tersedia : 25%

- HCl yang ingin dibuat : 10%

- Volume HCl yang ingin dibuat : 100 mL

N1 . V1 = N2 . V2

25 . V1 = 10 . 100

= 1000

25

= 40 mL

- Pembuatan

Dipipet HCl 25% sebanyak 40 mL

Masukkan ke dalam labu tentukur 100 mL

Add aquadest 100 mL

Page 47: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

33

3. Pembuatan Etanol 80 %

- Pengenceran

Diketahui :

Etanol yang tersedia : 96%

Etanol yang ingin dibuat : 80%

Volume Etanol yang ingin dibuat : 100 mL

N1 . V1 = N2 . V2

96. V1 = 80.100

= 8000

96

= 83,33 ml ≈ 83,50 mL

- Pembuatan

Dipipet Etanol 96% sebanyak 83,50 mL

Masukkan ke dalam labu tentukur 100 mL

Larutkan dalam aquadest 100 mL

4. Pembuatan NaOH encer 1%

Menimbang Natrium Hidroksida sebanyak 1 gram

Larutkan dalam aquadest 100 mL dalam labu tentukur

Page 48: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

34

LAMPIRAN 3

Skema Kerja

1. Skema Kerja Metode Uji Nyala

Menimbang sampel sebanyak 10 gram lalu di oven pada suhu selama 6 jam

Kemudian sampel diarangkan

Sampel yang telah menjadi arang ditambahkan 1 mL Asam Sulfat pekat dan

5 mL metanol

Kemudian dinyalakan, jika positif mengandung boraks nyala api akan

berwarna hijau

2. Skema Kerja Metode Kertas Kurkumin

a. Pembuatan Kertas Kurkumin

Menimbang serbuk kurkumin sebanyak 2 gram

Larutkan dengan 100 mL Etanol 80%

Gojog dan diamkan selama 5 menit

Disaring Larutan menggunakan kertas saring

Celupkan kertas whatman 40 kedalam larutan tersebut Kertas dikeringkan

Setelah 1 jam, kertas digunting dengan ukuran 6x1 cm

Page 49: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

35

Simpan ditempat rapat dan terlindung dari cahaya agar tidak mempengaruhi

kandungan kurkumin pada kertas

b. Preparasi Sampel dan Identifikasi Sampel

Sampel ditimbang sebanyak 50 gram

Di oven pada suhu 120ºC

Setelah kering ditambahkan dengan 10 mL Kalsium Karbonat 10%

Kemudian masukkan ke dalam tanur hingga menjadi abu selama

6 jam dan dinginkan

Abu dari sampel kemudian ditambahkan 6 ml Asam Klorida 10%

Cek pH Setelah itu Celupkan Kertas Kurkumin jika positif akan berwarna merah

kecoklatan

Keringkan kertas kurkumin sampai kering

Celupkan kertas kedalam larutan Natrium Hidroksida encer, jika positif akan

berwarna hitam kebiruan atau hitam kehijuan

3. Skema Kerja Pembuatan Baku Pembanding

a. baku pembanding uji nyala

500 mg serbuk boraks dimasukkan kedalam 10 gram sampel

Lalu di oven pada suhu 120ºC selama 6 jam

Page 50: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

36

Kemudian diarangkan

Setelah menjadi arang ditambahkan 1 mL Asam Sulfat pekat

dan 5 mL Metanol

Kemudian dinyalakan, jika positif mengandung boraks nyala api akan berwarna

hijau

b. Baku Pembanding Uji Kertas Kurkumin

500 mg serbuk boraks dimasukkan kedalam 50 gram sampel

Di oven pada suhu 1200C

Setelah kering ditambahkan dengan 10 mL Kalsium Karbonat 10%

Kemudian masukkan ke dalam tanur hingga menjadi abu selama

6 jam dan dinginkan

Abu kemudian ditambahkan 6 ml Asam Klorida 10%

Cek pH Setelah itu Celupkan Kertas Kurkumin, jika positif akan

berwarna merah kecoklatan

Keringkan kertas kurkumin sampai kering

Celupkan kertas kedalam larutan Natrium Hidroksida encer, jika positif akan

berwarna hitam kebiruan atau hitam kehijuan

Page 51: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

37

4. Skema Kerja Pembuatan Limit Of Detection (LOD) Boraks pada Keripik

Usus Ayam

c. Pembuatan Baku Induk 2500 ppm:

Menimbang 2,5 gram boraks masukkan kedalam labu tentukur 1000 mL

Larutkan dengan aquadest hingga 1000 mL

d. Membuat baku seri 1250, 1000, 750, 500, 250 dan 200 ppm:

LOD Boraks pada Keripik Usus Ayam Metode Uji Nyala:

Dipipet Sebanyak 5, 4, 3, 2 dan 1 mL dari larutan baku induk masing-

masing kedalam 10 gram sampel

Lalu di oven pada suhu 120ºC selama 6 jam

Kemudian diarangkan

Setelah menjadi arang ditambahkan 1 mL Kalsium Karbonat pekat dan 5

mL Metanol

Kemudian dinyalakan, jika positif mengandung boraks nyala api akan

berwarna hijau

LOD Boraks pada Keripik Usus Ayam Metode Kertas Kurkumin:

Dipipet Sebanyak 25, 20, 15, 10, 5 dan 4 mL dari larutan baku induk

masing-masing kedalam 50 gram sampel

Di oven pada suhu 120ºC

Setelah kering ditambahkan dengan 10 mL CaCO3 10%

Page 52: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

38

Kemudian masukkan ke dalam tanur hingga menjadi abu selama 6 jam

dan dinginkan

Abu kemudian ditambahkan 6 mL Asam Klorida 10%

Cek pH Setelah itu celupkan Kertas Kurkumin, jika positif akan berwarna

merah kecoklatan

Keringkan kertas kurkumin sampai kering

Celupkan kertas kedalam larutan Natrium Hidroksida encer, jika positif

akan berwarna hitam kebiruan atau hitam kehijauan

Page 53: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

39

LAMPIRAN 4

Data Alamat Produksi Keripik Usus Ayam

No Sampel Nama/Merk keripik Usus

Ayam dan nomor izin edar Alamat Produksi

1 Sampel 1

Keripik Usus Ayam “BU NOR

AIDA”

Depkes RI. P. IRT:

203620303034

Jl. Barito, Kuala

Kapuas, Kal-Teng

2 Sampel 2

Cemilan Snack “CAP JEMPOL”

Depkes RI. P. IRT:

206630318018

Jl. Menteri Warga 4,

Martapura, Kal-Sel

3 Sampel 3

Aneka Cemilan Stiek Usus

“MANDIRI”

Depkes RI. P. IRT: 21462030005

Jl. Pemuda Km 1,

Kuala Kapuas,

Kal-Teng

4 Sampel 4

Aneka Cemilan “UD. ANEKA

BUDAYA”

Depkes RI. P. SP.

NO. 120/11/1993

Simpang Empat

Banjar Baru, Kal-Sel

5 Sampel 5

Stiek Usus Ayam “CATERING

ROSE”

Depkes RI. P. IRT:

203627102005418

Palangka Raya,

Kal-Teng

Page 54: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

40

LAMPIRAN 5

Gambar Baku Boraks

No Keterangan Gambar

1

Sodium tetraborate decahydrate

2 Hasil baku boraks Metode Uji nyala

Page 55: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

41

Gambar Baku Boraks

4

Hasil baku boraks Metode Uji

Kertas Kurkumin

Boraks Boraks

Page 56: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

42

LAMPIRAN 6

Gambar Sampel Keripik Usus Ayam

No Nama Sampel Gambar

1 Sampel 1

2 Sampel 2

3 Sampel 3

Page 57: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

43

4 Sampel 4

5 Sampel 5

Page 58: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

44

LAMIRAN 7

Gambar Sampel Sebelum Diarangkan (Uji Nyala)

No Nama Sampel Gambar

1 Sampel 1

2 Sampel 2

3 Sampel 3

Page 59: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

45

Gambar Sampel Sebelum Diarangkan (Uji Nyala)

4 Sampel 4

5 Sampel 5

Page 60: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

46

LAMPIRAN 8

Gambar Sampel Setelah Menjadi Arang

No Nama Sampel Gambar

1 Sampel 1

2 Sampel 2

3 Sampel 3

Gambar Sampel Setelah Menjadi Arang

Page 61: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

47

4 Sampel 4

5 Sampel 5

Page 62: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

48

LAMPIRAN 9

Gambar Sampel pada saat dinyalakan

No Nama Sampel Gambar

1 Sampel 1

2 Sampel 2

3 Sampel 3

Page 63: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

49

Gambar Sampel pada saat dinyalakan

4 Sampel 4

5 Sampel 5

Page 64: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

50

LAMPIRAN 10

Gambar Sampel sebelum diabukan (Uji Kertas Kurkumin)

No Nama Sampel Gambar

1 Sampel 1

2 Sampel 2

3 Sampel 3

Page 65: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

51

4 Sampel 4

5 Sampel 5

Page 66: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

52

LAMPIRAN 11

Gambar Sampel Setelah Menjadi Abu

No Nama Sampel Gambar

1 Sampel 1

2 Sampel 2

3 Sampel 3

Page 67: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

53

Gambar Sampel Setelah Menjadi Abu

4 Sampel 4

5 Sampel 5

Page 68: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

54

LAMPIRAN 12

Gambar Warna Kertas Kurkumin Setelah dicelup pada sampel yang telah di

asamkan dengan asam klorida dan di celupkan ke NaOH encer

No Kertas+sampel Gambar

1 Kertas Sampel 1

2 Kertas Sampel 2

SAMPEL 1

3

SAMPEL 2

3

Page 69: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

55

3 Kertas Sampel 3

4 Kertas Sampel 4

5 Kertas Sampel 5

SAMPEL 4

SAMPEL 3

3

SAMPEL 5

Page 70: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

56

LAMPIRAN 13

LOD (Limit Of Detection) Boraks Pada Keripik Usus Ayam

Metode Uji Nyala

No Kontrol Baku Boraks pada

Keripik Usus Ayam (ppm) Warna Nyala Api

1 1250 Hijau dibagian pinggir

2 1000 Hijau dibagian pinggir

3 750 Nyala orange kekuningan

4 500 Nyala orange kekuningan

5 250

Nyala orange kekuningan

Metode Kertas Kurkumin

No Kontrol Baku Boraks pada

Keripik Usus Ayam (ppm) Perubahan Warna Kertas

1 1250 Hitam kebiruan

2 1000 Hitam kebiruan

3 750 Hitam kebiruan

4 500 Tidak berubah warna

5 250 Tidak berubah warna

Page 71: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

57

LAMPIRAN 14

Gambar Pengujian LOD Pada Keripik Usus Ayam Metode Kertas Kurkumin

No

Kontrol Baku

Boraks pada

Keripik Usus Ayam

(ppm)

Gambar

1 1250

2 1000

3 750

Page 72: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

58

4 500

5 250

Page 73: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

59

LAMPRIRAN 15

Gambar Pembuatan Kertas Kurkumin

No

Pembuatan Kertas Kurkumin

Keterangan Gambar

1 Bahan (Tumeric Powder)

2 Serbuk Setelah ditimbang

3 Serbuk setelah dilarutkan

dengan ethanol 80%

Page 74: IDENTIFIKASI KANDUNGAN BORAKS PADA KERIPIK · PDF filekurkumin dan uji nyala. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 5 ... masih dijumpai produsen pangan yang menggunakan

60

Gambar Pembuatan Kertas Kurkumin

4

Pengeringan Kertas Setelah

Direndam dengan Larutan

Kurkumin

5 Kertas Kurkumin setelah

dipotong