identifikasi enterobactericeae
DESCRIPTION
A. Identifikasi Bakteri Secara Umum1. Menyiapkan Alat dan Bahan2. Menyiapkan sampel (Darah, Sputum, Feses, Rectal Swab, Nanah, atau Biopsi Jaringan)3. Menanam sampel pada media pemupukMedia Pemupuk atau media diperkaya adalah media yang digunakan untuk memperbanyak / menumbuhkan bakteri menjadi lebih banyak. Media ini bersifat universal, yaitu dapat ditumbuhi oleh hampir semua jenis bakteri.Contoh : Mannitol Selenite Broth (MSB), Blood Agar, Brain Hearth Infusion Broth (BHIB), Nutrient Agar, dan sebagainya.4. Menanam bakteri yang tumbuh pada media differensial Media Differensial adalah media yang digunakan untuk memindahkan pertumbuhan mikroorganisme, media ini juga berguna untuk membagi bakteri menjadi 2 kelompok besar yaitu bakteri gram positif atau gram negatif. Contoh : Media EMB Agar, CLED Agar, Mac Conkey, dan sebagainya.5. Memindahkan biakan bakteri ke media selektifMedia Selektif adalah media yang digunakan untuk memilih koloni satu jenis bakteri dari koloni yang lain. Media ini menumbuhkan, mengembang-biakkan bakteri-bakteri tertentu, sedangkan bakteri lainnya dihambat agar tidak tumbuh. Contoh : Media TCBS Agar, Media Sabroud Dextrose Agar, Salmonella Shigella Agar (SSA), dan sebagainya.6. Melakukan uji pada media Biokimia reaksiMedia ini digunakan untuk identifikasi atau untuk menentukan jenis bakteri yang lebih spesifik berdasarkan sifat-sifat biokimia reaksi yang ditimbulkan. Contoh : Media KIA/TSIA, media gula-gula, Simmon’s citrate agar, dan sebagainya.7. Melakukan Test Kimiawi.B. Identifikasi Bakteri genus Enterobacteriaceae. Identifikasi Bakteri Shigella sp1. Menyiapkan Alat dan Bahan2. Menyiapkan sampel berupa rectal swab/Feses3. Menanam sampel pada media pemupukSampel ditanam pada media Manitol Selenit Broth (MSB) sebagai mediapemupuk ( Enrichment Medium), lalu diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Pada media pemupuk ini semua bakteri dapat tumbuh. Oleh karena itu, untuk mengetahui spesies yang lebih spesifik bakteri yang tumbuh dipindah ke media differential.4. Menanam bakteri yang tumbuh pada media differensialBakteri yang tumbuh pada media pemupuk, di tanam pada Media Mac Conkey disimpan pada suhu 15⁰C - 25⁰C dengan pH 6,9 – 7,4. Media ini untuk menumbuhkan bermacam-macam bakteri khususnya untuk bakteri gram negatif basil seperti Salmonella, Shigella, Hidrocolera, dan E.Coli. Warna koloni shigella yang tumbuh pada media mac conkey tidak berwarna karena Shigella sp tidak memfermentasi laktosa kecuali Shigella sonnei.TRANSCRIPT
Putri Rahayu
P27834113044
D4 Analis Kesehatan
TUGAS BAKTERIOLOGIA. Identifikasi Bakteri Secara Umum
1. Menyiapkan Alat dan Bahan
2. Menyiapkan sampel (Darah, Sputum, Feses, Rectal Swab, Nanah, atau Biopsi
Jaringan)
3. Menanam sampel pada media pemupuk
Media Pemupuk atau media diperkaya adalah media yang digunakan untuk
memperbanyak / menumbuhkan bakteri menjadi lebih banyak. Media ini bersifat
universal, yaitu dapat ditumbuhi oleh hampir semua jenis bakteri.
Contoh : Mannitol Selenite Broth (MSB), Blood Agar, Brain Hearth Infusion Broth
(BHIB), Nutrient Agar, dan sebagainya.
4. Menanam bakteri yang tumbuh pada media differensial
Media Differensial adalah media yang digunakan untuk memindahkan
pertumbuhan mikroorganisme, media ini juga berguna untuk membagi bakteri
menjadi 2 kelompok besar yaitu bakteri gram positif atau gram negatif.
Contoh : Media EMB Agar, CLED Agar, Mac Conkey, dan sebagainya.
5. Memindahkan biakan bakteri ke media selektif
Media Selektif adalah media yang digunakan untuk memilih koloni satu jenis
bakteri dari koloni yang lain. Media ini menumbuhkan, mengembang-biakkan bakteri-
bakteri tertentu, sedangkan bakteri lainnya dihambat agar tidak tumbuh.
Contoh : Media TCBS Agar, Media Sabroud Dextrose Agar, Salmonella Shigella
Agar (SSA), dan sebagainya.
6. Melakukan uji pada media Biokimia reaksi
Media ini digunakan untuk identifikasi atau untuk menentukan jenis bakteri
yang lebih spesifik berdasarkan sifat-sifat biokimia reaksi yang ditimbulkan.
Contoh : Media KIA/TSIA, media gula-gula, Simmon’s citrate agar, dan sebagainya.
7. Melakukan Test Kimiawi.
B. Identifikasi Bakteri genus Enterobacteriaceae.
Identifikasi Bakteri Shigella sp
1. Menyiapkan Alat dan Bahan
2. Menyiapkan sampel berupa rectal swab/Feses
3. Menanam sampel pada media pemupuk
Sampel ditanam pada media Manitol Selenit Broth (MSB) sebagai media
pemupuk ( Enrichment Medium), lalu diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.
Pada media pemupuk ini semua bakteri dapat tumbuh. Oleh karena itu, untuk
mengetahui spesies yang lebih spesifik bakteri yang tumbuh dipindah ke media
differential.
4. Menanam bakteri yang tumbuh pada media differensial
Bakteri yang tumbuh pada media pemupuk, di tanam pada Media Mac
Conkey disimpan pada suhu 15⁰C - 25⁰C dengan pH 6,9 – 7,4. Media ini untuk
menumbuhkan bermacam-macam bakteri khususnya untuk bakteri gram negatif
basil seperti Salmonella, Shigella, Hidrocolera, dan E.Coli. Warna koloni shigella
yang tumbuh pada media mac conkey tidak berwarna karena Shigella sp tidak
memfermentasi laktosa kecuali Shigella sonnei.
Gambar koloni Shigella sp pada media Mac Conkey tampak tidak berwarna
Kandungan dalam media mac conkey :
a. Pepton sebagai sumber nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan bakteri.
b. Laktosa sebagai sumber energi dan bahan karbohidrat.
c. Bile salt dan kristal violet sebagai penghambat tumbuhnya bakteri gram positif.
d. NaCl sebagai pengatur keseimbangan tekanan osmosis pada media.
e. Neutral red sebagai indikator untuk mengetahui terbentuk tidaknya asam karena
pemecahan karbohidrat.
f. Agar sebagai bahan pemadat media dan tempat tumbuhnya mikroba atau bakteri.
5. Memindahkan biakan bakteri ke media selektif
Koloni dipindahkan pada media Salmonella Shigella Agar (SSA),
diinkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam. Media ini memang dikhususkan untuk
mengisolasi bakteri Salmonella sp dan Shigella sp dari sampel pasien. Campuran
bile salt, sodium sitrat, dan brilliant green dalam SSA akan menghambat bakteri
gram positif, sebagian besar bakteri coliform dan pertumbuhan swarming Dari
Proteus Sp. Sehingga, bakteri Salmonella sp dan Shigella sp dapat tumbuh dengan
baik.
Gambar koloni Shigella sp pada media SSA tampak tidak berwarna
Indikator SSA adalah Neutral Red, oleh karena itu prinsip terbentuknya
koloni sebenarnya sama seperti koloni pada media mac conkey. Bakteri Shigella sp
membentuk koloni yang bersih transparan dan tidak berwarna karena tidak meragi
laktosa. Sedangkan, bakteri koliform pertumbuhannya akan terhambat dengan
membentuk koloni yang kecil, berwarna merah muda sampai merah.
6. Melakukan uji pada media Biokimia reaksi
a. Kigler Iron Agar (KIA)
Dalam media KIA, bakteri di inkubasi pada suhu 37°C selama 24 jam.
Tujuan media ini untuk menguji adanya H2S, Fermentasi karbohidrat, dan Gas.
Media TSIA mengandung glukosa, laktosa, ferri sulfat (untuk mendeteksi
produksi H2S), dan indikator pH (fenol merah), dimana apabila bakteri
mengkatabolisme glukosa dan laktosa, maka akan mengubah indicator tersebut
menjadi warna kuning.
Gambar Shigella sp pada media KIA (kanan)
Jika bakteri memfermentasikan glukosa bagian miring dan pangkal akan
berubah warna kuning akibat sejumlah kecil asam yang dihasilkan. Apabila
produk fermentasi kemudian dioksidasi menjadi CO2 dan H2O dan dilepaskan
dari agar miring serta dekarbosilasi oksidatif protein masih berlanjut dengan
pembentukan amino ,bagian miring berubah menjadi alkalin (merah). Bakteri
Shigella sp menunjukkan lereng dari media KIA berwarna merah yang berarti
bersifat Alkali, dan dasarnya berwarna kuning yang berarti bersifat acid, juga
tidak tampak adanya gas serta tidak berwarna hitam berarti H2S juga negatif.
b. Urea Agar
Biakan dari media KIA ditanam pada Urea Agar dengan bentuk zig-zag
pada bagian Lereng dengan menggunakan Oce. Tujuan uji pada urea agar ini
untuk menguji fermentasi bakteri terhadap urea. Bakteri Shigella sp
menunjukkan hasil negatif karena tidak terjadi warna merah lembayung (pink).
c. Simmon’s Citrate Agar
Digunakan untuk mengetahui apakah bakteri menggunakan citrat sebagai
sumber karbon atau tidak. Shigella dysentriae menunjukkan hasil negative
karena tetap berwarna hijau, berarti menunjukkan bahwa bakteri dengan spesies
tersebut tidak menggunakan sitrat sebagai sumber karbon. Namun, beberapa
spesies shigella lainnya menunjukkan hasil positif yang ditandai terjadinya
perubahan warna hijau menjadi biru atau suasananya alkalis.
d. Motility Indol Ornithin (MIO)
Biakan ditanam pada MIO dengan menggunakan Nal dan kemudian
ditusuk dengan Nal sampai ke dasar tabung. Bakteri Shigella sonnei
menunjukkan hasil positif (+) terjadi kekeruhan pada tusukan kemudian terjadi
cincin merah lembayung setelah penambahan larutan kopacs dan terjadi warna
ungu.
e. Methyl Red (MR)
Gambar Shigella sp pada MR menunjukkan hasil (+)
Biakan Shigella sp yang ditanam pada Methyl Red menuunjukkan hasil
positif karena berubah warna dari jernih menjadi merah setelah penambahan
reagen Metil Red.
f. Media Gula-Gula
Uji dengan Laktosa, Sukrosa, Maltosa, Manitol menunjukkan hasil Positif
(+) karena terdapat warna kuning pada permukaan larutan Gula – gula dan tidak
menghasilkan gas pada tabung durham. Ujia pada Glukosa juga Positif (+) dan
terbentuk gas pada sisi dalam larutan Glukosa.
Identifikasi Bakteri Klebsiella sp
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Menyiapkan sampel
3. Kultur pada media pemupuk
Media pemupuk merupakan media yang digunakan untuk memperbanyak
bakteri, media ini juga disebut sebagai media diperkaya. Spesimen pada uji ini
ditanam pada media Brain Hearth Infusion Broth (BHIB), replikasi bakteri
saluran dari usus normal dan meningkatkan bakteri Klebsiella, Setelah itu
diinkubasi selama18-24 jam, pada media pemupuk bakteri gram (+) dan (-) dapat
tumbuh, lalu ditanam pada media differensial dan selektif.
4. Kultur pada media differensial
Media differensial digunakan untuk membedakan organisme atau
kelompok organisme yang terkait erat. Karena adanya zat pewarna atau bahan
kimia tertentu di media, organisme akan menghasilkan perubahan karakteristik
atau pola pertumbuhan yang digunakan untuk identifikasi atau diferensiasi.
Pada uji ini digunakan media BAP (Blood Agar Plate). Media ini
digunakan untuk isolasi, menumbuhkan berbagai macam bakteri patogen dan
menetapkan bentuk hemolisa dari bakteri tersebut. Media kultur ini kaya nutrien
yang menyediakan kondisi pertumbuhan bakteri yang optimal. pH media ini
sekitar 6,8 untuk menstabilkan sel darah merah dan menghasilkan media
hemolisa yang jelas. Kandungan yang didapat pada agar darah seperti nutrien
substrat (ekstrak hati dan pepton), NaCl, agar – agar, darah domba.
Media Agar Darah merupakan media differensial yang berfungsi
membedakan bakteri berdasar kemampuan bakteri melisiskan sel darah merah.
Ekspresi dari hemolisis bakteri dapat diketahui ada atau tidaknya zona bening
disekeliling koloni bakteri. Terdapat 3 tipe sifat hemolisis yaitu alpha, beta, dan
gama. Bakteri yang memiliki tipe hemolisis alpha adalah S. Pneumoniae.
Hemolisis alpha terjadi penurunan hemoglobin sel darah merah di sekitar koloni
sehingga sekeliling bakteri akan tampak warna hijau atau coklat dalam medium.
Hemolisis beta didefinisikan lisis lengkap dengan tampilan warna tranparan
disekeliling bakteri pada medium. Bakteri yang termasuk beta hemolisis adalah
Streptococcus hemolitik, Streptococcus pyogenes. Tipe hemolisis gamma
menunjukan kurangnya tanda hemolisis. Bakteri yang memiliki sifat ini adalah
Klebsiella sp., Enterococcus faecalis.17 Gambaran pertumbuhan Klebsiella sp.
pada media agar darah ditunjukkan pada Gambar
Gambar Koloni K. pneumoniae pada agar darah (Gama-hemolisis)
5. Kultur pada media selektif differensial
Media selektif merupakan media yang selain mengandung nutrisi juga
ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan
mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Pada kultur ini
menggunakan Mac Conkey. Media Mac Conkey agar termasuk salah satu media
isolasi primer. Mac Conkey merupakan medium selektif differensial yang
mengandung zat warna khusus dan karbohidrat untuk membedakan koloni yang
memfermentasikan laktosa (bewarna merah jambu) dengan yang tidak
memfermentasikan laktosa (tidak bewarna), ukuran dan bentuk koloni bervariasi
tergantung species. Kelompok lactosa fermenter seperti Klebsiella sp. menghasilkan
koloni bewarna merah jambu pada media isolasi primer. Koloni Klebsiella sp.
membentuk koloni yang mukoid, kapsul polisakarida yang besar, kurang motil dan
menunjukan positif untuk lisin dekarbosilase dan sitrat. Media Mac Conkey
memungkinkan identifikasi persumtif secara cepat pada bakteri interik. Gambaran
pertumbuhan Klebsiella sp. pada media Mac Conkey ditunjukkan pada Gambar.
Gambar. Koloni K. pneumonia tampak berwarna merah muda mukoid pada media
Mac Conkey (laktosa positif)
6. Pewarnaan kapsul
Pewarnaan kapsul dengan menggunakan teknik burri-gins memiliki tujuan
untuk mengetahui ada tidaknya kapsul pada bakteri. Kapsul bakteri mudah ditembus
zat warna namun sukar dalam mengikat zat wana. Pada pewarnaan ini bakteri
bewarna terang jernih dengan latar belakang yang gelap.
7. Uji biokimia
a. Triple Sugar Iron Agar (TSIA)
TSIA merupakan media yang dapat mengidentifikasi bakteri sesuai dengan
karakter spesifik yang ditunjukan oleh bakteri. Media TSIA mengandung 0,1%
glukosa, 1% sukrosa, 1% laktosa, ferosulfat (untuk mendeteksi produksi H2S),
ekstrak jaringan (substrat pertumbuhan protein), dan indikator pH (fenol merah),
dimana apabila bakteri mengkatabolisme glukosa, sukrosa dan laktosa, maka akan
mengubah indicator tersebut menjadi warna kuning. Zat tersebut dimasukkan
kedalam tabung reaksi sehingga menghasilkan agar miring dengan bagian pangkal
yang dalam dan diinokulasi dengan menusukkan pertumbuhan bakteri ke dalam
bagian pangkal. Jika memfermentasikan glukosa bagian miring dan pangkal akan
berubah warna kuning akibat sejumlah kecil asam yang dihasilkan. Apabila
produk fermentasi kemudian dioksidasi menjadi CO2 dan H2O dan dilepaskan
dari agar miring serta dekarbosilasi oksidatif protein masih berlanjut dengan
pembentukan amino ,bagian miring berubah menjadi alkalin (merah). Reaksi oleh
Klebsiella sp. pada TSIA yaitu asam/asam bewarna kuning pada bagian pangkal
dan miring, dapat terdeteksi gas, tidak dihasilkan H2S.
b. Tes motilitas pada agar semisolid
Uji ini dignakan untuk mengetahui pergerakan bakteri. Bakteri diinokulasikan
dengan menggunakan suatu kawat lurus melalui pusat medium. Organisme-
organisme non-motil seperti Klebsiella sp. hanya tumbuh pada garis inokulum.
Sedangkan organisme yang motil tumbuh keluar dari medium, yang menjadi
keruh.
c. Tes Indol
Uji indol untuk menilai pembentukan indol oleh bakteri dari triptopan sebagai
sumber karbon. Bila positif menghasilkan warna merah sedangkan apabila negatif
menghasilkan warna kuning. Klebsiella sp. merupakan bakteri dengan indol
negative.
d. Tes metil merah dan Voges – Prokauer (VP)
Tes metil merah digunakan untuk mendeteksi produksi asam kuat selama proses
fermentasi glukosa. Pembentukan asam pada fermentasi glukosa memberikan
warna merah dengan indikator metil merah. Voges – Prokauer merupakan uji
untuk menentukan organisme yang memproduksi dan mengelola asam dan
fermentasi glukosa, memperlihatkan kemampuan sistem buffer dan menentukan
bakteri yang menghasilkan produk netral (asetil metal karbinol atau aseton) dari
hasil fermentasi glukosa. Klebsiella sp menghasilkan warna merah yang
memberikan hasil positif terhadap reaksi VP.
e. Tes sitrat
Biakan diinokulasi pada media simmon sitrat agar dengan inokolum yang tipis
kemudian diinkubasi pada suhu 35°C selama 48 jam. Jika hasil positif terjadi
perubahan warna indikator dari hijau menjadi biru yang bermakna pertumbuhan
bakteri pada medium sitrat menghasilkan keadaan alkalis dan bakteri telah
menggunakan sitrat. Klebsiella sp. memberikan reaksi positif terhadap
penggunaan sitrat.
f. Tes urease
Uji hidrolisis urea menunjukan bakteri menghasilkan enzim urease. Dilakukan
dengan cara menggoreskan pembiakan 1 ose pada permukaan agar miring.
Diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37°C Shigella sp. Tes dinilai positif apabila
menghasilkan warna merah muda dan negatif apabila warna tidak berubah.
Bakteri Klebsiella sp. menghasilkan nilai positif pada pemeriksaan ini.