identifikasi kasus

24
Tugas individu MK Studi kasus TUGAS STUDI KASUS OLEH : NURHAYATI 064 404 057 B JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

Upload: sucilestari-askal

Post on 25-Jul-2015

411 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: identifikasi kasus

Tugas individu

MK Studi kasus

TUGAS STUDI KASUS

OLEH :

NURHAYATI

064 404 057

B

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Page 2: identifikasi kasus

2009

BAB I

DESKRIPSI KASUS

A. KONFIDENSIAL

Sasaran dari penyusunan studi kasus ini adalah diutamakan pada anak yang mengalami

hambatan-hambatan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dan pada anak yang berperilaku

menyimpang yang mengakibatkan proses belajar mengajar terganggu. Di sinilah penyusun

memilih salah satu siswa dari SMP NEG 1 MARBO sebagai klien (objek). Klien tersebut lambat

dalam belajar dan terlalu manja. Klien tersebut bernama Naufa Nabila, duduk di kelas I pada

tahun ajaran 2009/2010.

Dalam penyusunan studi kasus ini mempunyai beberapa tujuan utama diantaranya adalah :

1. Sebagai calon guru harus memiliki wawasan dan pengetahuan dalam menangani

permasalahan siswanya.

2. Sebagai seorang calon guru sekaligus konselor harus mempunyai kepekaan terhadap siswa

yang berpotensi terkena kasus.

3. Sebagai seorang guru harus dapat memahami pada diri siswa akan muncul berbagai karakter

dan keunikan watak yang berbeda antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya.

4. Memberi bantuan secara mendalam kepada siswa yang mengalami permasalahan (kasus)

untuk memperoleh jalan keluar.

5. Membantu siswa dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya dengan menciptakan

kondisi yang sesuai dengan tingkat perkembangannya.

B. IDENTIFIKASI KASUS

Dalam penyusunan studi kasus, identifikasi siswa yang berkasus (klien) merupakan tahap

awal yang harus dilalui di dalam proses penyusunan studi kasus. Pada saat ini konselor

mengamati klien yang mengalami lambat dalam belajar dan terlalu manja. Klien tersebut

diterima di SMP NEG 1 MARBO sebagai siswa kelas 1 pada tahun ajaran 2009/2010. Dia selalu

rutin masuk sekolah dan mematuhi peraturan yang ada di sekolah. Pada saat pembelajaran dia

termasuk anak yang aktif. Hampir semua pertanyaan guru dijawab tetapi sebagian jawaban salah.

Pada saat menerangkan dia lebih banyak berbicara sendiri daripada memeperhattikan penjelasan

Page 3: identifikasi kasus

guru. Ayah Nabila bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, pulang kerja sore hari, kadang juga

lembur atau piket, sehingga ayahnya kurang bisamemeperhatikan Nabila. Dia di rumah

diperhatikan oleh kakek, nenek, ibu dan saudara-saudaranya. Untuk belajar dia selalu diingatkan

oleh ibunya jika tidak diingatkan dia tidak belajar. Ibunya selalu menemani saat ia belajar, tetapi

ibunya juga harus mengawasi adiknya yang masih kecil. Di rumah dia termasuk anak yang

dimanja. Semua keinginanya selalu dituruti orang tuanya atau oleh kakek neneknya. Apabila

tidak dituruti dia menangis dan marah. Pada waktu berangkat sekolah dia sellu diantar dan saat

pulangnya dia pun di jemput. Kebiasaan orang tua Nabila yang selalu memanjakanya itu

memebuat Nabila manja dan maunya sendiri.

1) Identitas klien

a. Nama Siswa : Naufa Nabila

b. Nama Panggilan : Nabila

c. Kelas :

d. Tempat/tgl. Lahir : Takalar, 29 April 199

e. Agama : Islam

f. Jenis Kelamin : Perempuan

g. Alamat : lengkese takalar

h. Sekolah : SMP NEG 1 MARBO TAKALAR

i. Hobby : Menggambar

j. Jumlah saudara : 2 (dua)

k. Anak ke : 1 (satu)

l. Keadaan Jasmani Siswa

Tinggi Badan : 145 cm

Berat badan : 35 kg

Warna kulit : sawo matang

Warna rambut : hitam bentuk muka : lonjong

m. Keadaan Kesehatan

Penglihatan : Normal

Pendengaran : Normal

Pembicaraan : Normal

Potensi jasmani : Normal

Page 4: identifikasi kasus

n. Kegiatan Siswa di Rumah

Klien bangun pagi setiap pukul 05.00 WIB, cuci muka, lihat tv, mandi, sarapan

dan berangkat sekolah.

Klien berangkat ke sekolah diantar orang tua.

Pada pukul 15.30 klien pulang sekolah dan selanjutnya bermain.

Pada pukul 16.30 klien mandi setelah itu makan.

Fasilitas Belajar dan Pendukung

Kelengkapan belajar Buku paket : lengkap

Buku catatan : lengkap

Ruang belajar : tidak punya

Bimbingan Dari ayah : pernah, Dari ibu : selalu, Dari saudara : selalu

Waktu belajar Waktu belajar siswa kurang teratur.Siswa belajar jika disuruh

orang tua.

Kelakuan dan prestasi Klien Sikap pada teman : Cukup baik, tidak membeda-

bedakan teman Sikap pada guru : Baik, tapi masih merasa segan untuk bertanya.

Prestasi : Kurang baik/lambat, prestasi rendah.

2) Identitas keluarga

a. Ayah

Nama; Makmur

Umur/TTL : 39 tahun / takalar, 7 April 1969

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

Hubungan dengan anak : Anak kandung

Alamat : lengkese takalar

b. Ibu

Nama lengkap : Salma

Umur/TTL : 31 tahun / takalar, 28 Agustus 1977

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat:lengkesetakalar

Page 5: identifikasi kasus

C. GAMBARAN UMUM KASUS

Adapun gambaran lebih rinci tentang kasus ini adalah sebagai berikut:

a. Kurang minat belajar

b. Bimbingan dari orang tua kurang.

c. Pengaruh kemajuan teknologi

d. Anggota keluarga terlalu memanjakannya

Gambaran diri klien

a. Penampilan fisik, sesuai dengan pengamatan, anak tersebut tergolong normal dari segi

fisik dengan postur tubuh yang agak proporsional dengan tinggi badannya, rambut, kulit

dan cara berpakaian yang selalu rapi.

b. Penampilan psikis, anak tersebut cukup sehat secara normal, hal ini ditunjukkan oleh

kemampuan berkomunikasi dengan teman-temannya. Namun, menampakkan gejala

malas belajar yang diperoleh dari hasil raport/nilai yang diperolehnya.

D. ALASAN MEMILIH KASUS

Adapun alas an memilih kasus ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi calon konselor

Terampil dalam mengidentifikasi siswa yang dianggap memiliki maslah

Terampil dalam melaksanakan konseling secara individual

Terampil menilai efektifitas konseling beserta kegiatan tindak lanjut (follow-up)

b. Bagi siswa

Dapat lebih memahami dirinya serta masalah yang telah dihadapinya

Dapat merubah dan meningkatkan cara belajarnya agar dapat meningkatkan

prestasi belajarnya

Klien dapat berkonsentrasi dalam belajar dan dapat berperan aktif dalam kegiatan

kelompok

c. Bagi sekolah

Kegiatan ini dapat membantu siswa yang sedang mengalami masalah sehingga

dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

Page 6: identifikasi kasus

BAB II

GEJALA, PENYAJIAN, ANALISIS DAN SINTESIS DATA

A. GEJALA

Kurang minat belajar.

Bimbingan dari orang tua kurang.

Pengaruh kemajuan teknologi.

Motivasi yang kurang.

.Anak tidak mau meneliti kembali hasil pekerjaannya.

Anak terlalu manja.

Semua keinginanya harus dipenuhi.

Kurang bimbingan orang tua saat belajar.

Terlalu dimanja dengan selalu menuruti keinginan klien.

Pelanggaran-pelangaran klien kurang mendapat teguran dari orang tua.

Anggota keluarga terlalu memanjakannya.

B. PEYAJIAN DATA

Sebagai upaya untuk memahami kasus ini secara mendalam dan terarah pada diri klien ,

maka digunakanlah alat pengumpul data yang di harapkan dapat memberikan gambaran yang

jelas tentang kasus dan apa yang menjadi factor penyebab munculnya masalah-masalah yang di

hadapi oleh klien dan bagaimana alternatif pemecahan yang akan di berikan, yang konsisten

dengan gejala yang di tuampakkan.

Adapun alat pengumpul data yang di gunakan dalam pengumpulan tentang diri klien adalah :

Observasi , Yaitu pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala2 yg di

teliti.observasi menjadi salah satu teknik pengumpul data apabila : (1) sesuai dengan

tujuan penelitian, (2) direncanakan dan dicatat secara sistematis, dan dapat di Kontrol

keandalannya ( reliabilitasnya ) dan kesahihannya ( validitasnya ).

Wawancara , yaitu melakukan tanya jawab lisan dengan klien .orang tua dan guru klien.

Wawancara adalah suatu teknik mengumpulkan data dengan tanya jawab baik secara

langsung maupun tidak langsung yang terarah pada tujuan tertentu.

Page 7: identifikasi kasus

Dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari data/dokumentasi tentang

siswa.

C. ANALISIS DAN SINTESIS

1) HASIL ANALISIS

Analisis merupakan langkah pengumpulan informasi diri klien besertta latar belakangnya.

Informasi dan data yang di kumpulkan mencakup segala aspek kepribadian klien seperti

kemampuan, minat, kesehatan fisik serta karakteristik lainnya yang dapat mempermudah dan

menghambat penyesuaian diri klien, baik untuk kehidupan di rumah,disekolah, maupun

penyesuaian diri pada umumnya.

Berdasarkan Pengamatan di Sekolah:

1. Kepribadian

Pribadi klien baik walaupun cenderung mudah putus asa dan kurang teliti dalam

mengerjakan sesuatu. Dia selalu ingin semua keinginannya dituruti. Dia juga cenderung

untuk memilih-milih teman.

2. Tingkah Laku Tingkah laku klien di rumah menunjukkan sikap yang cukup baik. Ia juga

sangat patuh terhadap peraturan sekolah. Ia termasuk siswa yang disiplin baik dalam

piketnya, datang ke sekolah atau mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah lainnya.

3. Perkembangan Jasmani Perkembangan jasmani klien cukup baik. Klien memiliki fisik

yang normal dan sama seperti teman-teman seusianya, taapi kurang lincah. Di dalam kelas

klien termasuk siswa yang lembut dan tidak urakan.

4. Hubungan dengan Guru Klien memiliki hubungan yang baik dengan guru. Klien patuh dan

hormat dengan guru-guru di sekolah. Dalam kesehariannya, klien terlihat memilki rasa

tidak percaya diri untuk mengutarakan isi hatinya ketika ada materi pelajaran yang belum

ia pahami. Pada saat guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya klien

cenderung untuk memilih diam saja. Ia tidak berani angkat tangan untuk bertanya.

. Berdasarkan Wawancara

1. Latar Belakang Keluarga. Berdasarkan wawancara dengan orang tua klien, klien adalah

anak pertama dari dua bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai pegawi negeri sipil di Pemkab

Page 8: identifikasi kasus

Blitar Sanankulon. Ibunya sebagai ibu rumah tangga. Klien dan keluarganya tinggal di

lingkungan desa Ringinanom, Sumberjati. Rumahnya tergolong sedang dan sederhana.

Di dalam lingkungan desa tersebut klien tidak mengalami hambatan dalam berinteraksi

dengan lingkungan tempat tinggalnya, sehingga hubungan bertetangganyapun cukup baik

dan akrab.

2. Minat. Minat klien terhadap kegiatan sekolah yang berhubungan dengan masalah

pelajaran cukup baik walaupun secara intelektual klien tertinggal dengan teman yang lain-

lainnya. Hal ini dapat dilihat dari presensi klien yang tidak pernah membolos dan selalu

masuk sekolah.

3. Kebiasaan Klien di rumah Berdasarkan angket yang diberikan pada klien dan wawancara

kepada orang tua dapat disimpulkan bahwa waktu klien kurang dimanfaatkan untuk

melakukan kegiatan yang berguna. Sepulang sekolah klien memafaatkan waktu untuk

bermain atau melihat tv. Ia belajar setiap harinya maksimal 1 jam. Kalau dia merasa tidak

bias dia minta diajari oleh ibunya.

4. Hobby Klien Klien memiliki hobby bermain menggambar. Kadang waktu luangnya

digunakan untuk menggambar daripada mempelajari kembali pelajaran sekolah.

Berdasarkan Studi Dokumentasi

1. Hasil Nilai Raport. Hasil nilai raport yang diterima klien kurang baik. Nilai raport dari

kelas I tengah semester 1 hingga kelas I tengah semester 2, nilai klien menunjukan

penurunan

2. Absensi Siswa. Dari daftar kehadiran siswa di sekolah dapat diketahui bahwa klien

termasuk anak yang rajin masuk sekolah. Ia tidak pernah membolos sekolah. Klien hanya

ijin jika kondisinya benar-benar sakit atau kepentingan yang mendesak.

2) HASIL SINTESIS

Sintesis adalah merupakan kegiatan yang di lakukan untuk menghubungkan dan

merangkum data sehingga bisa nampak jelas hal-hal yang melatar belakangi adanya suatu

masalah yang di hadapi oleh klien.

a. Penghambat

Adapun faktor penghambatnya yaitu :

Page 9: identifikasi kasus

Penulis sangat di batasi oleh waktu sehingga kasus dan laporannya belum tuntas

betul, sehingga sebagai tindak lanjutnya di harapkan bantuan dari konselor, wali

kelas ,orang tua serta semua staf yang ada di SMP NEGERI 1 MANGARABOMBANG

TAKALAR dalam membantu siswa yang bersangkutan dalam hal bagaimana

meningkatkan prestasi belajarnya, mengubah kebiasaan belajarnya yang kurang baik dan

dapat memotivasi klien sehingga dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tujuan

pendidikan.

b. pendukung

Adapun faktor pendukungnya yaitu :

Klien yang sangat terbuka dalam mengungkapkan permasalahan yang tengah

dihadapinya sehingga dapat mempermudah dalam membantu siswa yang bersangkutan.

Adanya kerja sama yang baik dengan konselor, wali kelas ,orang tua serta semua

staf yang ada di SMP NEGERI 1 MENGARABOMBANG TAKALAR dalam membantu

siswa yang bersangkutan.

Sarana dan prasarana yang yang memadai yang menunjang terlaksananya

pemberian bantuan secara efektif dan efisien.

Page 10: identifikasi kasus

BAB III

DIAGNOSIS DAN PROGNOSIS

A. DIAGNOSIS

Diagnosis merupakan tahap menginterpretasi data dalam bentuk (dalam studi) problem

yang di tunjukkan yang permasalahannya di lakukan melalui proses pengambilan atau penarikan

kesimpulan yang sifatnya logis.

Dengan melihat data dan informasi yang telah ada, maka dapatlah di rumuskan bahwa

penyebab timbulnya masalah yang di hadapi oleh klien yakni masalah “kurang dapat

beronsentrasi dalam belajar ” yang sangat berpengaruh pada prestasi belajar yang di capai oleh

klien

. Adapun penyebab dari masalah tersebut adalah :

Tidak ada keinginan / motivasi dalam belajar

Cara belajar yang kurang baik (tidak mempunyai jadwal belajar)

Jarang berada di rumah di luar jam sekolah

Tidak suka belajar

Bersifat acuh tak acuh dan kurang perhatian terhadap pelajaran

Hubungan sosial dengan teman sekelas kurang baik

Kurang mendapatkan perhatian dari orang tuanya

Berdasarkan pengungkapan masalah di atas, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa

masalah yang di hadapi klien adalah masalah akademik, yakni prestasi belajar yang rendah.

B. PROGNOSIS

Prognosis merupakan bagian dari diagnosis, di mana di dalam prognosis ini bersangkutan

dengan upaya memprediksikan kemungkinan- kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan data

yang telah ada sekarang.

Page 11: identifikasi kasus

Setelah diketaui masalah yang di hadapi atau yang sedang di alami oleh klien, maka perlu

di berikan perhatian khusus untuk membantu klien memecahkan masalah yang di hadapinya.

Berdasarkan hasil diagnosis di atas, maka perencanaan pemberian bantuan sebagai berikut :

1. Pemberian konseling :Trait and Factor”, seperti :

Pemahaman diri dan kemungkinan keberhasilan dan memusatkan perhatian pada buku

Menyusun langkah-langkah/ rencana untuk mencapai tujuan dan cita-cita ke depannya

Memberi kebebasan penuh pada klien untuk memilih keputusan yang di anggap baik

baginya dan sesuai dengan keinginannya tanpa ada paksaan dari pihak lain

2. Melaksanakan konseling rasional emotif theraphy , seperti :

Mengubah pandangan klien tentag manfaat dan pentingnya belajar sejak dini

Mengubah pandangan klien tentang dirinya maupun orang tuanya

3. Pemberian informasi tentang :

Nilai- nilai moral

Cita-cita dan masa depan

Kiat-kiat bergaul yang baik

Cara belajar yang efektif dan efisien

4. Memberikan tips cara belajar yang baik dan mengatur waktu belajar

5. Meyakinkan klien bahwa ia akan berhasil dengan baik jika mau berusaha semaksimal

mungkin.

C. PELAKSANAAN TREATMENT/TERAPI

Sesuai gejala yang ditampakkan oleh klien, maka teknik konseling yang akan digunakan

dalam penanganan kasusu ini adalah teori konseling Rational emotif terapi yang dikembangkan

oleh Dr. Albert Elllis, seorang ahli clinical psychology (psikologi klinis).

Tujuan dari rational emotif terapi adalah pada intinya untuk mengatasi fikiran yang tidak

logis tentyang diri sendiri dan lingkungannya. Konselor berusaha agar klien makin menyadari

fikiran dan kata-katanya sendiri, serta mengadakan pendekatan yang tegas, melatih klien untuk

bisa berfikir dan berbuat yang lebih realistis dab rasional.

Menurut konseling ini bahwa individu merasa dicela , diejek dan diacuhkan oleh individu

lain, karena ia memiliki keyakinan dan berfikir bahwa individu lain itu mencela dan

Page 12: identifikasi kasus

mengacuhkandirinya. Kondisi yang demikian inilah yang cara berfikir yang tidak rasionaloleh

konseling rationa emotif terapi.

Alasan konselor mengguanakan teknik ini dalam penanganan masalah klien adalahkarena

konselor berusaha menghilangkan peasaan-perasaan atau fikiran-fikiran yang tidak rasional yang

menganggap bahwa orang tua klien tidak menyayangi klien dan merasa kurang diperhatikan

padahal itu disebabkan karenasifat kekamnak-kanakan dan kemanjaannya.

Dimana dengan pemberian teknik ini, klien di harapkan mampu untuk :

Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi, cara dan keyakinan serta pandangan-

pandangan klien yang irrasional dan illogis menjadi rasional dan logis sehingga klien

dapat mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan tahap perkembangannya.

Menghilangkan gangguan-gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti rasa

berdosa dan bersalah. Rasa penyesalan, sebagai konsekuensi dari cara berpikir dan

system keyakinan yang keliru dengan jalan melatih hidup secara rasional dan

membangkitkan kemampuan diri sendiri.

Page 13: identifikasi kasus

BAB IV

PEMBERIAN BANTUAN DAN EVALUASI

A. PEMBERIAN BANTUAN

1. Usaha Bantuan Yang Direncanakan

Adapun usaha pemberian bantuan yang di rencanakan yaitu :

Melaksanakan konseling rasional emotif theraphy seperti :

a. Menunjukkan kepada klien bahwa mereka terlalu banyak memanfaatkan hal – hal

yang seharusnya atau seyogyanya.

b. Melolong klien memodifikasi pemikiran rasional dengan jalan memahami lingkaran

setan proses menyalahkan diri.

c. Menantang klien mengembangkan falsafah hidup rasional dengan jalan menyerang

inti pemikiran irasional.

Pemberian informasi

Pemberian konseling :Rational emotif terapi”, yaitu menunjukkan dan menekankan

bahwa cara berfikir yang tidak logis itulah yang merupakan penyebab gangguan

emosionalnya.

2. Usaha Bantuan Yang Dilaksanakan

Adapun usaha pemberian bantuan yang di laksanakan yaitu :

Bantuan melalui layanan konseling, yakni dengan melaksanakan layanan informasi,

meyakinkan klien bahwa keberhasilan dapat di peroleh bila mana ada usaha yang serius

dan optimal. Adapun tujuannya adalah bahwa melalui kegiatan ini di garapkan agar klien

dapat memahami dirinya dan keadaan keluarganya sehingga ia dapat berkembang

semaksimal mungkin khususnya dalam mengubah sikap dan perilakunya atau kebiasaan

yang kurang baik .Di samping itu juga kegiatan ini di maksudkan untuk membangkitkan

gairah, minat dan motivasi klien dalam belajar dengan tekun.

Page 14: identifikasi kasus

Bantuan pemberian informasi . Tujuannya yaitu agar siswa memperoleh suatu gambaran

tentang cara belajar yang baik, pembagian waku luang, informasi tentang seolah lanjutan

dengan harapan agar siswa mengetahui dan dapat menerapkan serta menyiapkan diri

sesuai dengan kebutuhannya.

3. Usaha Bantuan Yang Belum Terlaksana

Dalam studi kasus ini , semua proses pemberian bantuan yang di rencanakan secara

umum telah terlaksana walaupun belum begitu optimal.

B. EVALUASI

Berdasarkan follow up dan penilaian yang diberikan, penulis telah melihat perubahan-

perubahan yang terjadi yang terangkum dalam 2 aspek berikut:

a. Aspek Keberhasilan :

1. Klien dengan senang hati mendengar dan menerima setiap arahan dan bimbingan dari

kakak pembimbingnya

2. Klien mulai bergairah dan cukup antusias dalam mengikuti pelajaran

3. Klien telah memahami permasalahannya dan berusaha untuk memecahkannya secara

mandiri.

4. Klien telah mengetahui dan menerima segala kekurangan dan potensi yang dimilikinya

dan berusaha akan mengoptimalkan potensinya.

5. Sudah mulai ada perhatian orang tua terhadap klien,

6. Informasi dari klien bahwa ia sudah mulai bisa menerima keberadaan ibu tirinya.

b. Aspek Ketidakberhasilan

1. Siswa bersangkutan masih sungkan berkomunikasi dengan ayah.

2. Pemberian bantuan yang diberikan belum mencapai taraf optimal karena dibatasi waktu

yang sangat terbatas sehingga tidak mencapai hasil yang optimal pula.

Page 15: identifikasi kasus

BAB V

PELIMPAHAN DAN TINDAK LANJUT

Pelimpahan dan tindak lanjut dalam proses knseling ini akan dilakukan jika hasil yang

diinginkan tidak tercapai. Maka pelimpahan dan tindak lanjutnya akan diserahkan kepada pihak

yangmemiliki wewenang yaitu seoran psikolog yang dianggap lebih mampu dan ahli dalam

bidang psikologi.

Dalam membantu siswa yang bersangkutan dalam meningkatkan prestasi belajarnya, serta

mengubah kebiasaan belajarnya yang kurang baik agar mampu mengembangkan diri dan

potensinya secara optimal maka diharapkan adanya bantuan dari konselor, wali kelas, dan yang

terpeting adalah orang tua klien. Olehnya itu di harapkan agar kedepannya proses konseling ini

dapat memberikan manfaat bagi:

1. Terhadap Klien

Mengajak klien berbincang-bincang mengenai masalah yang dihadapinya sehingga

memudahkan konselor untuk megetahui pribadi siswa dan masalah yang sedang

dihadapinya serta mempermudah memberikan bantuan dan bimbingan.

Memberi bimbingan yang luas pada klien yang berhungan dengan pendidikan

sehingga dapat menimbulkan minat dan motivasi untuk meningkatkan semangat

belajarnya .

memberi pengarahan pada klien bahwa sikapnya yang semaunya sendiri menimbulkan

kerugian pada dirinya sendiri.

Memberikan pengarahan dan penjelasan agar klien memeperhatikan penjelasan dari

guru. Serta tidak mudah menyerah bila mengalami kesulitan belajar.

Menasihati klien agar tidak telalu manja pada siapapun

Menasihati klien agar lebih rajin belajar.

Page 16: identifikasi kasus

2. Terhadap Orang Tua

Memberikan pengarahan pada orang tua agar tidak terlalu memanjakannya karena hal

itu dapat berakibat buruk pada klien.

Memeberikan penjalasan pada orang tua agar selalu memeperingatkan klien untuk

belajar dan selalu menasihati dan memeberikan dorongan pada klien untuk lebih rajin

belajar.

Memeberikan penjelasan pada orang tua bahwa mereka harus selalu memeperhatikan

dan membimbing anaknya untuk belajar lebih giat agar tidak tertinggal dengan teman-

temannya.

Memeberikan penjelasan pada orang tua agar menanamkan pada diri klien sikap

menghormati dan menghargai orang lain.

3. Terhadap Teman Klien

Menasihati teman-teman klien agar mau memebantu klien bila ada kesulitan dalam

belajar.

Menasihati teman-teman klien agar mau menegur klien bila melakuakn

penyelewengan-penyelewengan.

Page 17: identifikasi kasus

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu. 1997. Diagnostik Kesulitan Belajar. Suatu Petunjuk Praktis. Makassar. FIP UNM.

Ambo Enre Abdullah. 1998. Pokok-pokok Layanan Bimbingan Belajar . Ujung Pandang FIP

IKIP Ujung Pandang.

Anti, E dan Prayitno, 1994. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Slameto . 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta

Sardiman, A.M . 2001 . Interaksi dan Motivasi belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo

Persada.

Yin,. 1995. Studi Kasus . Desain dan Metode. Jakarta : Rajawali Pers.

A. Razak daruma, dkk. 2003. Studi Kasus . Makassar : FIP UNM