identifikasi ion.doc

32
LAPORAN MINGGUAN KIMIA ANALITIK IDENTIFIKASI ANION Oleh : Nama : Fahrunnisa NRP : 063020078 Meja : 4 (empat) Kelompok : III (Tiga) Asisten : Devita Indriani Tgl. Percobaan : 27 Oktober 2007

Upload: kendis-nandya-salim

Post on 28-Sep-2015

242 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

LAPORAN MINGGUAN

LAPORAN MINGGUANKIMIA ANALITIK

IDENTIFIKASI ANIONOleh :

Nama

: Fahrunnisa

NRP

: 063020078

Meja

: 4 (empat)

Kelompok: III (Tiga)

Asisten

: Devita Indriani

Tgl. Percobaan: 27 Oktober 2007

LABORATORIUM KIMIA ANIALITIK

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PASUNDAN

BANDUNG

2007I PENDAHULUANBab ini menguraikan mengenai, (1) Latar Belakang percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.

1.1. Latar Belakang

Analisis kualitatif sistematik kation diklasifikasikan kedalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagenesia, dengan memakai reagensia golongan secara sistematik, dapat ditentukan ada atau tidaknya golongan-golongan kation dan dapat juga memisahkan golongan-golongan itu untuk pemeriksaan lebih lanjut. Klasifikasi ini didasarkan atas suatu reaksi kation dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Anion-anion dapat dipisahkan dalam golongan -golongan utama yang bergantung pada kelarutan garam perak, garam kalsium atau garam barium, dan garam zink. Indikator ini hanya berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan metoda ini dan memastikan hasil yang diperoleh dari prosedur yang sederhana (Svehla, 1990).1.2. Tujuan Percobaan

Tujuan percobaan identifikasi ion adalah untuk mengetahui ion (kation dan anion) apa saja yang terdapat dalam sampel, sehingga dapat ditentukan metoda yang tepat untuk analisa selanjutnya apabila kadarnya akan di tetapkan.

1.3. Prinsip Percobaan

Prinsip Percobaan identifikasi ion adalah berdasarkan reaksi spesifik, terbentuknya endapan ataupun larutan kompleks berwarna antara ion (kation/anion) dengan pereaksi. Ion yang diidentifikasi merupakan hasil pemisahan golongan yang didasarkan pada kelarutan (ksp) dan pH larutan.

1.4. Reaksi Percobaan

Cl-

: filtrat + HNO3 + AgNO3 endapan putih

I-: filtrat + HNO3 + AgNO3 endapan putih + KSCN larut

NO2: filtrat + H2SO4 + difenil amin endapan kuning muda

Cr2O42-: filtrat + AgNO3 endapan merah cokelat

SO42 : filtrat + BaCl2 endapan putih

CH3COO-: filtrat + FeCl3 endapan merah darah + HCl endapan merah darah hilang.

Br- : filtrat + AgNO3 endapan kuning

CO3 : filtrat + H2SO4 endapan putih

II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan mengenai : (1) Reaksi-reaksi Kation, (2) Reaksi-reaksi Anion, dan (3) Pengkajian Reaksi kation, dan Anion Skala Semimikro. 2.1. Reaksi-reaksi Kation

Analisa kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia. Dengan memakai apa yang disebut reagensia golongan secara sistematik, dapat ditetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation dan juga memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut (Svehla, 1990).Kelima golongan kation dari ciri-ciri khas golongan ini adalah sebagai berikut:

1. Golongan IKation golongan I membentuk endapan asam klorida encer. Ion-ion golongan I adalah Ag+, Hg+, Pb+.

2. Golongan II

Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan II adalah Hg++, Cu2+, Cd2+, Bi2+, As dan Sn. Keempat ion ini yang pertama merupakan sub golongan IIA. Sulfida dari kation dalam golongan IIA tidak larut dalam ammonium polisulfida.

3. Golongan III

Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun, kation ini membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral ataupun amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah kobalt (II), nikel (II), besi (II), besi (III), kromium (III), zink dan mangan (II).4. Golongan IV

Kation golomgan ini tidak bereaksi dengan reagensia golongan I,II dan III. Katiom-kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah kalsium, barium dan strontium.

5. Golongan VKation-kation yang umum yang tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya merupakan golongan kation yang terakhir yang meliputi ion-ion magnesium, natrium, kalium, ammonium, litium dan hydrogen (Svehla, 1990).

2.2 Reaksi-reaksi Anion Memisahkan anion-anion ke dalam golongan-golongan utama bergantung kelarutan garam peraknya, garam kalsium, garam barium dan garam zinknya. Namun, ini hanya boleh berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan -keterbatasan metode ini dan untuk memastikan hasil-hasil yang di peroleh dengan prosedur-prosedur yang lebih sederhana (Underwood, 1999). 2.3. Pengkajian Reaksi Kation dan Anion Skala SemimikroObjek analisis kualitatif sistematik pada skala semimikro tidak hanya mendeteksi penyusun-penyusun suatu campuran, suatu tujuan yang sama pentingnya adalah memastikan kualitas relatif kira-kira dari masing-masing komponen. Untuk maksud ini sekitar 0.2 gr bahan sisanya dan biasanya digunakan untuk analisis itu sebesar relatif sebagai endapan maka memberikan pedoman kasar mengenai perbandingan penyusun-penyusun yang ada (Svehla, 1990)Analisis semimikro sistematik dilakukan dalam tahap-tahap berikut :

1. Pengujian pendahuluan cuplikan padat, ini mencakup pengujian pendahuluan dengan uji kering, pemeriksaan hasil reaksi yang mudah menguap dengan larutan natrium hidroksida (untuk amonium) dan dengan asam sulfat encer maupun pekat (untuk anion-anion tertentu). Uji pendahuluan khusus untuk nitrat dan nitrit juga dimuat disini.

2. Uji untuk anion adalam larutan. Ini mencakup penyiapan Ekstark Soda, yang ikut dengan uji-uji sistematik. Pada gilirannya uji ini dapat dijadikan konklusif dengan uji-uji pemastian.

3. Uji untuk kation dalam larutan, cuplikan haruslah dilarutkan terlebih dahulu, kemudian dilakukan uji pendahuluan dan pemisahan. Akhirnya, adanya tiap kation harus diperhatikan dan dipastikan dengan reaksi yang sesuai.

Perhatikan bahwa disini urutan harus dibalik, yakni anion diuji lebih dulu, kemudian diikuti uji-uji untuk kation. Pengalaman menunjukan bahwa sekali uji-uji pendahuluan selesai dilakukan, akan diperoleh banyak informasi mengenai ada atau tidaknya ion-ion tertentu dan adanya faedah untuk meneruskan pengujian anion pada tahap ini, sambil selalu mengingat hasil-hasil yang diperoleh pada uji-uji pendahuluan. Analisis sistematik untuk kation mengikuti tahap ini, juga didasarkan pada pemisahan tiap kation tunggal seperti dalam analisis makro dan pada uji-uji spesifik yang dilakukan setelah pemisahan kation-kation itu (Svehla, 1990).III ALAT, BAHAN DAN METODE PERCOBAAN

Bab ini akan membahas mengenai : (1) Alat yang digunakan, (2) Bahan yang digunakan, dan (3) Metode Percobaan.3.1. Alat yang DigunakanAlat-alat yang digunakan dalam percobaan identifikasi anion adalah pipet tetes, plat tetes, tabung reaksi, dan rak tabung.3.2. Bahan yang DigunakanBahan yang digunakan dalam percobaan identifikasi anion adalah sampel 1A (Cu2+, Fe3+, K3+), Na2CO3 jenuh, HNO3, AgNO3, KSCN, H2SO4, difenil amin, BaCl2, FeCl3, HCl.

3.3. Metode Percobaan3.3.1. Pembuatan ekstrak soda

Campurkan 1 gr sampel padat yang telah digerus atau sejumlah volume sampel cairan atau larutan yang mengandung 1 gr padatan dengan 15-20 ml larutan jenuh Na2CO3, lalu diamkan selama 10 menit. Saring larutan tersebut, maka akan terbentuk endapan. Sedangkan filtratnya digunakan untuk mengidentifikasi anion.

3.3.2. Pemeriksaan anion dari sampel

Filtrat hasil penyaringan ekstrak soda kemudian digunakan untuk mengidentifikasi adanya anion-anion di bawah ini, bila terbentuk endapan dengan warna yang sesuai setelah ditambahkan beberapa zat, maka sampel yang diuji mengandung anion tertentu.

IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan, dan (2) Pembahasan.

4.1. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Identifikasi Anion

UNSUR(+) / (-)

Cl--

I--

NO2--

CrO42--

SO42--

CH3COO-+

Br--

CO32-+

(Sumber : Fahrunnisa , Meja 3, Kelompok III).Reaksi :

- CH3COO- filtrat + FeCl3 merah darah + HCl merah darah hilang

CO32- filtrat + H2SO4 CO24.2. Pembahasan

Pada saat melakukan percobaan dengan menggunakan sampel yang ditambahkan CI-, I-, NO22-, CrO42-, SO42-, CH3COO, Br--, dan CO32- terkadang terjadi kecerobohan sehingga kita mendapatkan hasil yang tidak maksimal dan bahkan sering terjadi kesalahan prosedur jadi percobaan pun diulang kembali dari awal. Pengamatan yang benar seharusnya uji anion I-, NO2-, CrO42-, CH3COO-, Br-, dan CO32- adalah negatifan SO42- dan Cl- adalah positif. Ketika pemindahan sampel harus dilakukan dengan teliti dan pada saat melakukan reaksi pembentukan ekstrak soda haruslah dilakukan dengan serapih mungkin ini dikarenakan agar sampel tetap akurat dan tidak tercemar oleh larutan lain. Misalkan pada saat memasukan larutan kedalam sampel jangan asal memasukan zat dengan menggunakan 1 pipet tetes untuk melakukan pengambilan bermacam-macam larutan ini akan mengakibatkan perbedaan hasil reaksi bahkan tercemarnya larutan yang telah diambil.

Asam sulfat adalah cairan yang tidak berwarna, asam pekat yang murni dan komersial adalah suatu campuran bertitik didih konstan, cairan ini dapat bercampur dengan air dalam semua perbandingan dengan melepaskan panas yang banyak ketika dicampurkan. Untuk membuktikan sulfat, maka filtrat ditambahkan dengan barium klorida, sehingga terjadi endapan putih barium sulfat (BaSO4) yang tak larut dalam asam klorida encer dan asam nitrat encer. Endapan barium sulfat dapat disaring dari suatu larutan yang panas:

SO42- + Ba2+ ( BaSO4 (Percobaan ini menghasilkan suatu sulfat yang memiliki endapan sehingga sulfat tersebut positif ( Svehla, 1990).

Semua asetat normal,terkecuali perak dan merkuri (I) asetat yang sangat sedikit larut, dengan mudah larut dalam air. Asam bebasnya, CH3COOH adalah cairan yang tak berwarna dengan bau yang sangat menusuk sehingga apabila ditambahkan dengan FeCl3 akan terjadi perubahan warna menjdi merah darah dan apabila ditambahkan dengan HCl warna merahnya akan hilang karena larutan yang ditambahkan mengandung asam dengan titik didih asetat 1170C, titik leburnya 170C dan dapat bercampur dengan air dalam semua perbandingan dan zat ini bersifat korosif terhadap kulit manusia.

Pewarnaan merah tua, disebabkan oleh pembentukan ion kompleks, [Fe3(OH)2(CH3COO)6]+. Dengan mendidihkan larutan yang merah itu, ia terurai dan endapan besi (III) basa yang merah kecoklatan terbentuk :

6CH3COO- + 3Fe3+ + 2H2O ( [Fe3(OH)2(CH3COO)6]+ + 2H+

[Fe3(OH)2(CH3COO)6]+ + 4H2O ( ( 3Fe(OH)2CH3COO ( + 3CH3COOH + H+

( Svehla, 1990).

Klorida kebanyakan larut dalam air, apabila klorida ditambahkan dengan larutan perak nitrat, maka akan menghasilkan suatu endapan perak klorida (AgCl) dan berwarna putih seperti dadih (lemak). Perak klorida tidak larut dalam air dan dalam asam nitrat encer, tetapi larut dalam larutan amonia encer (NH3) dan dalam larutan kalium sianida dan juga tiosulfat:

Cl- + Ag+ ( AgCl (AgCl ( + 2NH3 ( [Ag(NH3)2]+ + Cl-[Ag(NH3)2]+ + Cl- + 2H+ ( AgCl ( + 2NH4+Jika endapan perak klorida disaring, dicuci dengan aquadest ditambah dengan natrium arsenit, endapan diubah menjadi perak arsenit yang berwarna kuning. Pada percobaan klorida ini maka dihasilkan klorida positif yang berwarna putih (Svehla, 1990)

Nitrit sangat larut dalam air. Bila larutan nitrit ditambahkan dengan larutan besi yang diasmkam dengan asam asetat encer atau asam sulfat encer, terbentuk cincin cokelat pada perbatasan antara kedua cairan itu yang ditimbulkan oleh senyawa besi (II) sulfat. Apabila pewarnaan tidak dilakukan dengan hati-hati maka akan mengakibatkan perwarnaan tersebut menjadi berwarna cokelat:

NO2- + Ag+ ( AgNO2 (Pada percobaan ini akan terjadi endapan kristalin putih dari larutan yang pekat (Svehla, 1990).

Kromat logam biasanya adalah zat-zat padat yang berwarna, yang menghasilkan larutan berwarna kuning bila dapat larut dalam air. Untuk membuktikan kromat biasanya mencampurkan filtrat ditambahkan dengan perak nitrat sehingga terjadi endapan merah kecoklatan perak kromat Ag2CrO4, dengan larutan suatu kromat. Endapan larut dalam nitrat encer dan dalam larutan amonia, tetapi tidak larut dalam asam asetat. Asam klorida mengubah endapan menjadi perak klorida sehingga berwarna putih. Endapan cokelat kemerahan perak dikromat terbentuk dengan larutan pekat suatu dikromat ketika dipanaskan dengan air, menjadi perak kromat yang lebih sedikit larutannya:

Cr2O72- + 2Ag+ ( Ag2CrO4 (Ag2CrO4 + H2O ( Ag2CrO4 ( + CrO42- + 2H+

( Svehla, 1990).

Maka pada umumnya untuk pemeriksaan anion sampel harus diubah ke bentuk garam natriumnya yang larut. Hal ini dikerjakan dengan membuat ekstrak soda, yang dibuat dengan cara : Didihkan 1 gr sampel padat yang telah digerus atau sejumlah volume sampel cairan atau larutan yang mengandung 1 gr padatan dengan 15 20 ml larutan jenuh Na2CO3 selama 15 menit dan disaring maka hasil filtratnya disebut dengan ekstrak soda dan akan digunakan untuk pemeriksaan anion. Namun residu dapat dilakukan/digunakan untuk penyelidikan : fosfat, arsenat sulfida, flourida. Kompleks -kompleks sianida dan halogenida dari perak, yang memungkinkan berasal dari senyawa yang tidak bereaksi/larut dengan NaCO3. Jika tidak terbentuk residu endapan padat diartikan tidak terdapat ion-ion logam berat dan alkali tanah dalam sampel tersebut (Svehla, 1990)

V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan, dan (2) Saran.

5.1 KesimpulanBerdasarkan hasil percobaan identifikasi anion dapat disimpulkan bahwa sampel mengandung anion CH3COO- dan CO32-. Seharusnya dalam sampel mengandung anion SO42- dan Cl-5.2 SaranBerdasarkan percobaan yang telah dilakukan, Sebaiknya waktu yang disediakan lebih banyak, karena percobaan yang dilakukan kali ini banyak memakan waktu, jadi percobaan dilakukan dengan terburu-buru yang dapat menimbulkan banyak kesalahan yang menyebabkan hasil praktikum tidak sesuai dengan yang seharusnya dan praktikan harus benar-benar mengikuti instruksi dan prosedur yang telah ada agar tidak terjadi kesalahan pada saat melakukan percobaan.DAFTAR PUSTAKA

Khopkar. S.M, (1990), Konsep Dasar Kimia Analitik, Penerbit Universitas Indonesia(UI-PRESS): Jakarta.Svehla. G, (1990), Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro, PenerbitPT Gramedia Pustaka: Jakarta.

Underwood, (1999) Analisa Kuantitatif Kelima, Penerbit Erlangga: Jakarta.

QUIZ

1. Apa yang dilakukan apabila sampel yang dilarutkan tidak larut dalam air raja ?

Jawab :

Suatu zat yang tidak dengan asam-asam pekat (HCL atau HNO3) atau air raja dinyatakan sebagai tak larut maka untuk melarutkannya harus digunakan cara-cara khusus. Sebelum sampel tak larut dilarutkan dengan cara-cara khusus, harus dilakukan dahulu pemeriksaaan pendahuluan sebagai berikut :

Amati warnanya

Cr2O+ (hijau), Fe2O3 (merah tua), SnS2 (warna perunggu), PbCrO4 (coklat), Fe4 (biru prusia), Cu2 (coklat), FeCr2O4 (abu-abu tua), AgBr (kuning pucat), AgL (kuning muda), C (hitam), dan S (kuning) serta zat-zat tak larut lainnya berwarna putih.

Penambahan dengan pemanasan

Panaskan sedikit zat dalam kurs kecil, belerang akan melelh menjadi cairan kuning dan terbakar dengan warna biru dan menghasilkan SO2. Karbon akan membara dan terbakar hampir sempurna dan meninggalkan sedikit abu, jika abu ini di lebur dengan KNO3 (dalam tabung reaksi) maka terjadi oksidasi dengan pembentukkan K3CO3 dan bila kepadanya ditambahkan asam encer akan terbentuk gas CO2.

Pemanasan dengan II2O4 pekat

( Terjadi gas yang mengeruhkan setetes air pada batang pengaduk gelas menyatakan adanya fluorida.

( Terbentuk gas CO yang terbakar dengan warna biru menunjukkan adanya feroksianida.

2. Unsur apa saja yang ada di golongan I dan bagaimana cara menganalisanya ?

Jawab :

Plumbum (Pb2+)

Filtrat + 1 tetes K2CrO4 + H-asetat endapan kuning dari PbCrO4 yang larut lagi dalam HNO3 atau alkali

Filtrat + H2SO4 PbSO4 endapan putih Argentum (Ag+)

Filtrat + Larutan KI endapan kuning dari AgI Filtrat + Larutan K2CrO4 endapan merah bata Ag2CrO4 Merkuri (Hg2+) Bila ada edapan hitam dari Hg(NH2)Cl + Hg pada pengerjaan diatas, terdapat Hg2+ Endapan dilarutkan dalam air raja, endapan, sering : Filtratnya ditambah SnCl2 Endapan putih dari Hg2Cl23. Unsur apa saja yang ada di golongan IV dan bagaimana cara menganalisanya ?

Jawab :

Kalsium (Ca2+)

Filtrat + kristal Na2SO4, lihat dibawah mikroskop. Terjadi kristal jarum-jarum. Bandingkan dengan Ba

Filtrat + 1 tetes H-asetat + meditren endapan jingga. Lihat dibawah mikroskop, bentuk spesifik. Bandingkan dengan Ba.

Barium (Ba2+)

Larutan zat + H-asetat encer + larutan K2CrO4 endapan berwarna kuning dari BaCrO4 2 tetes larutan zat + 1 tetes H2SO4 pekat endapan BaSO4 putih

Stronsium (Sr2+)

Larutan ion/filtrat atau endapan ditambah dengan HCl pekat. Reaksi nyala berwarna merah jingga.

4. Sebutkan cara mengidentifikasi anion. Berikan contoh anion!

Jawab :

Dengan menggunakan ekstrak soda, yaitu sampel yang diubah dalam bentuk garam natrium yang larut.

Contoh anion : I-, Cl-, NO2-, CrO4-, dll

5. Sebutkan cara-cara melarutkan sampel?

Jawab :

Sampel dilarutkan terlebih dahulu dengan aquadest lalu diaduk dengan menggerakkan batang pengaduk secara perlahan-lahan. Lalu apabila sampel belum larut, sampel dipanaskan. Jika belum larut juga maka dilarutkan dengan pelarut lain secara berurutan yaitu HCL encer, HCL pekat, HNO3 encer HNO3 pekat, dan yang terakhir drngan air raja (aquaregia). Untuk setiap jenis pelarut ini dicoba terlebih dahulu dalam keadaan dingin jika belum larut juga maka coba dalam keadaan panas. Jika sampel sudah larut sampel dapat langsung digunakan untuk percobaan.Percobaan Pengenalan Reaksi Anion

Berbagai langkah reaksi di bawah ini adalah alternatife prosedur percobaan yang bisa dilakukan pada percobaan pengenalan Reaksi anion. Agar tidak terjadi kerumunan praktikan di salah satu bahan kimia saat praktikum, maka asistenlah yang akan menentukan urutan langkah serta anion apa saja yang perlu dicoba reaksinya. Asisten bisa menambah/mengurangi reaksi yang dilakukan oleh praktikan.

A. Ion Cl : a) Ditambahkan sedikit H2SO4 encer, amati apa yang terjadi. b) Ditambahkan H2SO4 pekat, amati apa yang terjadi. c) Ditambahkan larutan AgNO3, amati apa yang terjadi

B. Ion Br : a) Ditambahkan H2SO4 (dgn perb. 1:10), panaskan, lalu amati apa yang terjadi. b) Ditambahkan larutan H2SO4 pekat, timbul gas, lalu dipanaskan dan amati apa yang terjadi. c) Ditambahkan larutan AgNO3, amati apa yang terjadi

C. Ion I : a) Ditambahkan larutan H2SO4 pekat, amati apa yang terjadi. b) Ditambahkan AgNO3, amati apa yang terjadi. c) Ditambahkan larutan CuSO4, amati apa yang terjadi

D. Ion Fe(CN)6 3-: a) Ditambahkan H2SO4 encer, amati apa yang terjadi. b) Ditambahkan H2SO4 pekat, amati apa yang terjadi. c) Ditambahkan AgNO3, amati apa yang terjadi

E. Ion CNS : a) Ditambahkan H2SO4 encer, amati apa yang terjadi. b) Ditambahkan H2SO4 pekat, amati apa yang terjadi. c) Ditambahkan AgNO3, amati apa yang terjadi

F. Ion NO2 : a) Ditambahkan H2SO4 encer, pada keadaan dingin tidak terjadi apa-apa, coba dipanaskan, amati apa yang terjadi. b) Ditambahkan larutan NH4Cl, lalu ditambahkan asam asetat, amati apa yang terjadi. c) Ditambahkan larutan FeCl3, lalu ditambahkan H2SO4 pekat, amati apa yang terjadi

G. Ion S 2-: a) Ditambahkan H2SO4 pekat, lalu dipanaskan, amati apa yang terjadi. b) Ditambahkan H2SO4 encer atau HCl , amati apa yang terjadi (cium bau yang muncul). c) Ditambahkan AgNO3, amati apa yang terjadi

H. Ion CH3COO -: a) Ditambahkan H2SO4 pekat,terbentuk asam asetat, lalu ditambahkan etanol, amati apa yang terjadi (cium bau yang muncul). b) Ditambahkan larutan FeCl3, lalu panaskan. amati apa yang terjadi

I. Ion SO3 2-: a) Ditambahkan H2SO4 encer, amati apa yang terjadi. b) Ditambahkan AgNO3, amati apa yang terjadi. c) Ditambahkan larutan BaCl2, amati apa yang terjadi

J. Ion CO3 2-: a) Ditambahkan H2SO4 encer, amati apa yang terjadi. b) Ditambahkan AgNO3, amati apa yang terjadi. c) Ditambahkan larutan BaCl2, amati apa yang terjadi

K. Ion C2O4 2-: a) Ditambahkan H2SO4 pekat, amati apa yang terjadi. b) Ditambahkan AgNO3, amati apa yang terjadi. c) Ditambahkan larutan BaCl2, amati apa yang terjadi

L. Ion PO4 2-: a) Ditambahkan AgNO3, amati apa yang terjadi. b) Ditambahkan larutan BaNO3, amati apa yang terjadi

M. Ion Nitrat NO3 : a) Ditambahkan H2SO4 pekat, lalu dipanaskan, amati apa yang terjadi. b) Larutan Nitrit ditambahkan FeSO4 jenuh berlahan-lahan lalu ditambahkan H2SO4 pekat perlahan-lahan lewat dinding tabung, amati apa yang terjadi

N. Ion SO4 2-: a) Ditambahkan larutan BaCl2, amati apa yang terjadi. b) Ditambahkan larutan Pb asetat, amati apa yang terjadi

O. Ion F : a) Ditambahkan H2SO4 pekat, lalu panaskan. amati apa yang terjadi. b) Ditambahkan larutan CaCl2, amati apa yang terjadi

P. Ion BO3 2-: a) Ditambahkan H2SO4 pekat, dibakar, amati apa yang terjadi . b) Ditambahkan H2SO4 pekat dan alcohol (methyl atau ethyl alcohol amati apa yang terjadi . c) Ditambahkan AgNO3, amati apa yang terjadi. Coba lakukan pemanasan, amati apa yang terjadi

Q. Ion Fe(CN)6 4-: a) Ditambahkan H2SO4 ,amati apa yang terjadi. Lakukan pemanasan, amati apa yang terjadi. b) Ditambahkan H2SO4 pekat, lakukan pemanasan. amati apa yang terjadi

"http://ms.praktikum kimia analisa /reaksi anion"