identifikasi ikan_k2e008009

63
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Laut merupakan sebuah ekosistem besar yang menjadi tempat hidup bagi berbagai macam biota laut, dari yang berukuran kecil hingga yang berukuran besar, yang hidup di pesisir hingga hidup di laut dalam. Biota laut adalah berbagai jenis organisme hidup di perairan laut yang menurut fungsinya digolongkan menjadi tiga, yaitu produsen merupakan biota laut yang mampu mensintesa zat organik baru dari zat anorganik, kedua adalah konsumen merupakan biota laut yang memanfaatkan zat organik dari luar tubuhnya secara langsung. Dan yang ketiga adalah redusen merupakan biota laut yang tidak mampu menelan zat organik dalam bentuk butiran, tidak mampu berfotosintesis namun mampu memecah molekul organik menjadi lebih sederhana. Dalam suatu kawasan perairan ditemukan banyak sekali flora dan fauna didalamnya. Jenis biota didalamnya sangatlah beragam jika diberi nama satu biota satu nama maka kita tidak dapat menghitung banyaknya nama yang diperlukan. Untuk itu kita perlu memberi nama biota tersebut berdasarkan ragamnya. Untuk mengetahui ragam dari biota tersebut maka diperlukan adanya identifikasi biota tersebut. Tahap identifikasi dapat kita lihat berdasarkan tingkat suku hingga pada tingkat yang lebih spesifik seperti spesies. Untuk melakukan pengamatan diperlukan pengamatan terhadap biota

Upload: bennysiagian387

Post on 04-Jul-2015

1.951 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Identifikasi Ikan_K2E008009

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Laut merupakan sebuah ekosistem besar yang menjadi tempat hidup bagi berbagai

macam biota laut, dari yang berukuran kecil hingga yang berukuran besar, yang hidup di pesisir

hingga hidup di laut dalam. Biota laut adalah berbagai jenis organisme hidup di perairan laut

yang menurut fungsinya digolongkan menjadi tiga, yaitu produsen merupakan biota laut yang

mampu mensintesa zat organik baru dari zat anorganik, kedua adalah konsumen merupakan biota

laut yang memanfaatkan zat organik dari luar tubuhnya secara langsung. Dan yang ketiga adalah

redusen merupakan biota laut yang tidak mampu menelan zat organik dalam bentuk butiran,

tidak mampu berfotosintesis namun mampu memecah molekul organik menjadi lebih sederhana.

Dalam suatu kawasan perairan ditemukan banyak sekali flora dan fauna didalamnya.

Jenis biota didalamnya sangatlah beragam jika diberi nama satu biota satu nama maka kita tidak

dapat menghitung banyaknya nama yang diperlukan. Untuk itu kita perlu memberi nama biota

tersebut berdasarkan ragamnya. Untuk mengetahui ragam dari biota tersebut maka diperlukan

adanya identifikasi biota tersebut.

Tahap identifikasi dapat kita lihat berdasarkan tingkat suku hingga pada tingkat yang

lebih spesifik seperti spesies. Untuk melakukan pengamatan diperlukan pengamatan terhadap

biota tersebut seperti habitat dari biota tersebut, cara hidup, dan harus dapat menentukan

morfologi ( bagian-bagian tubuh ) biota laut tersebut, karena sangatlah beragam.

1.2. Tujuan Praktikum

1. Praktikan mampu mengamati dan menggambar morfologi luar tubuh biota laut,

mengukur panjang badan ( dari rostrum sampai telson ), panjang karapas, panjang

rostrum, jumlah kaki jalan, jumlah kaki renang, dan jumlah segmen pada abdomen,

spesies, jenis kelamin mengamati bentuk luar tubuh dan mengidentifikasi sampel

crustaceae.

Page 2: Identifikasi Ikan_K2E008009

2. Praktikan mampu mengamati dan menggambar morfolog luar ikan, dan menentukan

bagian-bagiannya, mengukur panjang ikan standar length dan total length serta mengukur

tinggi ikan, menggambar jenis dan bentuk sirip, menentukan rumus sirip ikan dan

menghitungjari-jari sirip ikan yaitu dorsal, fin, anal fin, caudal fin. Dalam menggambar

sirip ikan biasanya digunakan rumus sirip. Penulisan rumus sirip dilakukan dengan huruf

yang menunjukan jenis sirip kemudian menyusul angka yang menunjukan jumlah jari-jari

sirip, dan mampu melakukan identifikasi.

3. Praktikan dapat menentukan morfologi dan preparat ( awetan ) teripang, bulu babi,

bintang laut, dan bintang ular. Warna tubuh keadaan permukaan tubuh, kaki tabung,

tentakel, panjang tubuh, bagian oral (mulut) dan bagian aboral ( anus ), menggambar

sampel Echinodermata dan mengudentifikasinya secara keseluruhan.

4. Praktikan dapat menentukan dan menggambar morfologi, menentukan jumlah kaki yang

panjang dan jumlah kaki yang pendek dan mengidentifikasi sampel dari molusca.

5. Praktikan mampu menggambar cangkang, memperhatikan corak yang ada pada cangkang

dan mengidentifiokasi sampel bivalvia.

Page 3: Identifikasi Ikan_K2E008009

BAB II

MATERI DAN METODE

2.1. Materi

Bahan

Ikan Tongkol

Ikan Bandeng

Ikan Kembung

Ikan Bawal

Ikan Belanak

Ikan pari

Anadara

Escargo

Squomosa

H.Iris

Netrina chamaelon

Cassidula nucieus

Cerithidea obtuse

Lepidochelys olivacea ( penyu lekang )

Amisoda

teripang

Amusium

Terebralia

Holoturia

Ophiothriks frgilis

Bintang laut

Bulu babi

Murex trapa

Haliclona siymaeformis

Page 4: Identifikasi Ikan_K2E008009

Favites

Montipora digilata

Platigira

Porites

Ctenactis

Tubipora musica

Tubastrea

Goniopora

Ikan Kakap merah

Kerapu

Ikan Sebelah

Ikan Simadar

Ikan Layur

Kerang kipas

Kerang hijau

Udang Kipas

Rajungan

Kepiting

Udang Ronggeng

2.2. Metoda

Alat

Nampan → Tempat preparat

Gunting → Untuk membedah

Mistar dan penggaris → Untuk mengukur panjang preparat

Kertas folio → Untuk mencatat hasil

Pensil → Untuk menggambar preparat

Page 5: Identifikasi Ikan_K2E008009

2.3.Cara Kerja

A. Crustacea

1) Udang

1. Mengamati dan menggambar morfologi luar tubuh udang.

2. Mengukur panjang badan (dari rostrum sampai telson), panjang karapas, panjang

rostrum, jumlah dari rostrum, jumlah kaki jalan (periopod), jumlah kaki renang

(pleopod), dan jumlah segmen pada abdomen.

3. Menggambar udang secara keseluruhan dan nama bagian-bagian tubuhnya.

4. Mengetahui spesies udang tersebut.

2) Kepiting / rajungan

1. Mengamati morfologi luar, warna dan bentuk tubuh.

2. Mengukur panjang dan lebar karapaks

3. Menghitung jumlah kaki renang, kaki jalan dan capit.

4. Menentukan jenis kelamin dengan cara mengamati penampakan yang ada pada abdomen

5. Menggambar kepiting / rajungan secara keseluruhan dan nama bagian-bagian tubuhnya.

6. Mengidentifikasinya.

B. Ikan

1. Mengamati dan menggambar morfologi luar ikan, dan menentukan bagian-bagiannya

2. Mengukur panjang ikan yaitu standar lenght dan total lenght serta mengukur tinggi ikan

3. Mengamati dan menggambar jenis dan bentuk sirip

4. Mengamati bentuk dan jenis sirip ekor

5. Menentukan rumus sirip dan menghitung jari-jari sirip ikan yaitu dorsal fin, pectoral fin,

ventral fin, anal fin dan caudal fin. Dalam menggambar sirip ikan biasanya digunakan

rumus sirip. Penulisan rumus sirip dilakukan dengan huruf yang menunjukkan jenis sirip,

kemudian menyusul angka yang menunjukkan jumlah jari-jari sirip. Jari-jari sirip keras

ditandai dengan angka romawi dan jari-jari lemah dengan angka arab.

6. Mengamati dan menggambar bentuk-bentuk mulut dan letaknya.

Page 6: Identifikasi Ikan_K2E008009

7. Melakukan identifikasi iakn dengan menggunakan buku identifikasi Saanin (1986), yaitu

menentukan spesies dari ikan yang telah diamati.

C. Echinodermata

1. Mengamati morfologi dari preparat (awetan) teripang, bulu babi, bintang laut dan bintang

ular. Warna tubuh, keadaan permukaan tubuh, kaki tabung, tentakel, panjang tubuh.

2. Mengetahui bagian oral (mulut) dan bagian aboral (anus).

3. Menggambar sampel Echinodermata secara keseluruhan.

4. Mengetahui spesies dari preparat tersebut.

D. Mollusca

1. Mengamati dan menggambar morfologi luar tubuh.

2. Menghitung jumlah kaki yang panjang dan jumlah kaki yang pendek.

3. Menggambar secara keseluruhan dan nama bagian-bagian tubuhnya.

4. Mengidentifikasinya.

E. Bivalvia dan Gastropoda

1. Menggambar cangkangnya.

2. Memperhatikan corak yang ada pada cangkang.

3. Mengidentifikasinya.

Page 7: Identifikasi Ikan_K2E008009

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

PRAKTIKUM

3.1 Ikan (Pisces)

1. Bagian-bagian Tubuh Ikan

Struktur tubuh ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang

merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis ikan.

Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan.

Ukuran tubuh ikan

Ukuran standar yang dipakai dalam identifikasi dapat dilihat pada Gambar 2.1. Semua

ukuran yang digunakan merupakan pengukuran yang diambil dari satu titik ke titik lain tanpa

melalui lengkungan badan.

- Panjang total (TL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae) hingga

ujung ekor.

- Panjang standar (SL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae) hingga

pertengan pangkal sirip ekor (pangkal sirip ekor bukan berarti sisik terakhir karena sisik-sisik

tersebut biasanya memanjang sampai ke sirip ekor)

- Panjang kepala (HL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxilla) hingga

bagian terbelakang operculum atau membran operculum.

Page 8: Identifikasi Ikan_K2E008009

Gambar 2.1 Skema ikan untuk menunjukkan bagian-bagian utama ikan dan ukuran-ukuran yang digunakan dalam

identifikasi. (A) sirip punggung, (B) sirip ekor, (C) gurat sisi, (D) lubang hidung, (E) sungut, (F) sirip dada, (G)

sirip perut, (H) sirip dubur, (a) panjang total, (b) panjang standar, (c) panjang kepala, (d) panjang batang ekor, (e)

panjang moncong, (f) tinggi sirip punggung, (g) panjang pangkal sirip punggung, (h) diameter mata, (i) tinggi

batang ekor, (j) tinggi badan, (k) panjang sirip dada, (l) panjang sirip[ perut. (Sumber: Kotelllat et al., 1993)

- Panjang batang ekor (LCP) diukur mulai dari jari terakhir sirip dubur hingga pertengan

pangkal batang ekor.

- Panjang moncong (SNL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir hingga pertengan

garis vertikal yang menghubungkan bagian anterior mata.

- Tinggi sirip punggung (DD) diukur mulai dari pangkal hingga ujung pada jari-jari pertama

sirip punggung.

- Diameter mata (ED) diukur mulai dari bagian anterior hingga posterior bola mata, diukur

mengikuti garis horisontal.

- Tinggi batang ekor (DCP) diukur mulai dari bagian dorsal hingga ventral pangkal ekor.

- Tinggi badan diukur (BD) secara vertikal mulai dari pangkal jari-jari pertama sirip punggung

hingga pangkal jari-jari pertama sirip perut.

Page 9: Identifikasi Ikan_K2E008009

- Panjang sirip dada diukur mulai dari pangkal hingga ujung jari-jari sirip dada.

- Panjang sirip perut diukur mulai dari pangkal hingga ujung sirip perut.

Sirip ikan

Sirip-sirip pada ikan umumnya ada yang berpasangan dan ada yang tidak. Sirip punggung,

sirip ekor, dan sirip dubur disebut sirip tunggal atau sirip tidak berpasangan. Sirip dada dan sirip

perut disebut sirip berpasangan. Macam-macam sirip ekor dapat dibedakan berdasarkan bentuk

sirip tersebut. Bentuk sirip ekor ikan ada yang simetris, apabila lembar sirip ekor bagian dorsal

sama besar dan sama bentuk dengan lembar bagian ventral, ada pula bentuk sirip ekor yang

asimetris yaitu bentuk kebalikannya. Bentuk-bentuk sirip ekor yang simetris yaitu:

Gambar 2.2 Bentuk-bentuk utama sirip ekor (a) membulat, (b) bersegi, (c) sedikit cekung atau

berlekuk tunggal, (d) bulan sabit, (e) bercagak, (f) meruncing, (g) lanset (Sumber: Kotellat, et

al., 1993)

- Bentuk membulat, apabila pinggiran sirip ekor membentuk garis melengkung dari bagian

dorsal hingga ventral., contoh ikan gurame (Osphronemus gouramy)

- Bentuk bersegi atau tegak, apabila pinggiran sirip ekor membentuk garis tegak dari bagian

dorsal hingga ventral, contoh ikan nila (Oreochromis niloticus)

- Bentuk sedikit cekung atau berlekuk tunggal, apabila terdapat lekukan dangkal antara

lembar dorsal dengan lembar ventral, contoh ikan tambakan (Helostoma temminckii).

Page 10: Identifikasi Ikan_K2E008009

- Bentuk bulan sabit, apabila ujung dorsal dan ujung ventral sirip ekor melengkung ke luar,

runcing, sedangkan bagian tengahnya melengkung ke dalam, membuat lekukan yang dalam,

contoh ikan tongkol (Squalus sp.)

- Bentuk bercagak, apabila terdapat lekukan tajam antara lembar dorsal dengan lembar

ventral, contoh ikan tawes (Puntius javanicus), ikan kembung (Rastrelliger sp.)

- Bentuk meruncing, apabila pinggiran sirip ekor berbentuk tajam (meruncing), contoh ikan

belut (Monopterus albus).

- Bentuk lanset, apbila pinggirn sirip ekor pada pangkalnya melebar kemudian membentuk

sudut diujung, contoh ikan bloso (Glossogobius sp.)

Beberapa ikan ada yang memiliki satu atau dua sirip punggung. Pada ikan bersisirp

punggung tunggal, umumnya jari-jari bagian depan (1-40) tidak bersekat dan mengeras,

sedangkan jari-jari dibelakangnya lunak atau bersekat dan umumnya bercabang. Pada ikan yang

memiliki dua sirip punggung, bagian depannya terdiri dari duri dan yang kedua terdiri dari duri

di bagian depan diikuti oleh jari-jari lunak atau bersekat umumnya bercabang. Pada beberapa

famili (suku) dua sirip punggungnya mungkin bersatu atau bergabung (Gambar 2.3 & 2.4).

Gambar 2.3 Bagian sirip punggung pertama yang keras (a) dan bagian kedua yang lunak (b) (Sumber: Kotellat, et

al., 1993)

Page 11: Identifikasi Ikan_K2E008009

Gambar 2.4 Skema gabungan dua sirip punggung (a) duri, (b) jari-jari.

Pada beberapa ikan, umumnya ikan berkumis (Siluriformes) memiliki sirip lemak yaitu sirip tipis

tanpa jari-jari yang terletak sedikit di depan sirip ekor (Gambar 2.5)

Gambar 2.5 Jari-jari sirip punggung pertama yang keras (a) dan sirip lemak pada sirip punggung (b).

Sisik ikan

Bentuk, ukuran dan jumlah sisik ikan dapat memberikan gambaran bagaimana kehidupan

ikan tersebut. Sisik ikan mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka macam, yaitu sisik

ganoid merupakan sisik besar dan kasar, sisik sikloid dan stenoid merupakan sisik yang kecil,

tipis atau ringan hingga sisik placoid merupakan sisik yang lembut. Umumnya tipe ikan

perenang cepat atau secara terus menerus bergerak pada perairan berarus deras mempunyai tipe

sisik yang lembut, sedangkan ikan-ikan yang hidup di perairan yang tenang dan tidak berenang

secara terus menerus pada kecepatan tinggi umumnya mempunyai tipe sisik yang kasar. Sisik

sikloid berbentuk bulat, pinggiran sisik halus dan rata sementara sisik stenoid mempunyai bentuk

seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar (Gambar 2.6).

Page 12: Identifikasi Ikan_K2E008009

Gambar 2.6 Tipe-tipe sisik pada ikan (Sumber: Moyle & Cech, 1988)

Selain jenis sisik yang menjadi kriteria bagi suatu jenis ikan tertentu, jumlah sisik ikan

juga perlu diperhatikan (Gambar 2.7).

§ Jumlah sisik pada gurat sisi merupakan jumlah pori-pori pada gurat sisi atau jika gurat sisi

tidak sempurna atau tidak ada, maka jumlah sisik yang dihitung adalah jumlah sisik yang

biasa ditempati gurat sisi atau disebut deretan sisik sepanjang sisi badan. Penghitungan sisik

ini dimulai dari sisik yang menyentuh tulang bahu hingga pangkal ekor.

§ Jumlah sisik melintang badan merupakan jumlah baris sisik antara gurat sisi dan awal sirip

punggung atau sirip punggung pertama dan antara gurat sisi dan awal sirip dubur. Sisik yang

terdapat di depan awal sirip punggung dan sirip dubur dihitung ½.

§ Jumlah sisik di depan sirip punggung meliputi semua sisik di pertengahan punggung antara

insang dan awal sirip punggung.

Page 13: Identifikasi Ikan_K2E008009

§ Jumlah sisik di sekeliling batang ekor meliputi jumlah baris sisik yang melingkari batang

ekor pada bidang yang tersempit.

§ Jumlah sisik di sekeliling dada merupakan jumlah sisik di depan sirip punggung yang

melingkari dada.

Gambar 2.7. Skema penghitungan sisik utama pada ikan

Mulut ikan

Bentuk, ukuran dan letak mulut ikan dapat menggambarkan habitat ikan tersebut

(Gambar 2.8). Ikan-ikan yang berada di bagian dasar mempunyai bentuk mulut yang subterminal

sedangkan ikanikan pelagik dan ikan pada umumnya mempunyai bentuk mulut yang terminal.

Ikan pemakan plankton mempunyai mulut yang kecil dan umumnya tidak dapat ditonjolkan ke

luar. Pada rongga mulut bagian dalam biasanya dilengkapi dengan jari-jari tapi insang yang

panjang dan lemas untuk menyaring plankton.

Gambar 2.8 Tipe-tipe utama letak mulut (a) terminal, (b) sub-terminal, (c) inferior, dan (d) superior (Sumber:

Kotellat, et all., 1993).

Page 14: Identifikasi Ikan_K2E008009

2. Bentuk tubuh ikan

Bentuk luar ikan seringkali mengalami perubahan dari sejak larva sampai. Bentuk tubuh

ikan merupakan suatu adaptasi terhadap lingkungan hidupnya atau merupakan pola tingkah laku

yang khusus. Secara umum, Moyle & Cech (1988) mengkatergorikan ikan kedalam enam

kelompok yaitu roverpredator (predator aktif), lie-in-wait predator (predator tak aktif), surface-

oriented fish (ikan pelagik), bottom fish (ikan demersal), ikan bertubuh besar, dan ikan semacam

belut (Gambar 2.9).

Gambar 2.9 Bentuk-bentuk tubuh ikan (A) dan (B) predator aktif, (C) predator tak aktif, (D) ikan pelagis, (E) ikan

demersal, (F) ikan perekat di dasar, (G) flatfish, (H) ikan berekor panjang, (I)ikan beebadan bulat, (J) ikan seperti

belut

Page 15: Identifikasi Ikan_K2E008009

oPredator aktif. Ikan ini mempunyai bentuk tubuh yang langsing/lurus (fusiform), dengan

mulut di ujung (terminal) dan batang ekor menyempit/kecil dengan bentuk ekor cagak

atau bulan sabit. Ikan-ikan kelompok ini selalu bergerak dan mengejar mangsa, contoh

ikan tuna.

oPredator tak aktif bentuk tubuh yang cocok untuk menangkap mangsa dengan cara

menghadang ikan-ikan perenang cepat. Tubuh berbentuk ramping/lurus memanjang

seringkali beebentuk sepertik torpedo. Kepala berbentuk rata dengan mulut yang besar

dan bergigi. Sirip ekor cenderung membesar dengan sirip punggung dan anal berada jauh

dibelakang badan dan letaknya segaris. Susunan sirip ikan seperti ini memberikan daya

dorong pada saat ikan ini akan meluncur dengan cepat untuk menangkap mangsa yang

lewat. Kelompok ikan ini antara lain ikan-ikan air tawar Esocidae, Belonidae,

Centropomidae.

Page 16: Identifikasi Ikan_K2E008009

3.1.2.Pembahasan Ikan

Mugil cepalus ( belanak )

Standar length 12,8 cm

Fork length 14,6 cm

Total length 15,6 cm

Berat 38,97 gram

Ciri-ciri

penampang kepala dengan punggung hamper mendatar, hidung pitjak, bibir atas berbulu, sirip

dada mencapai sisik garis rusuk ke-9, permulaan sirip dubur dimuka,permulaan sirip punggung

kedua.

Rumus sirip :

D IV-8-9; A III,8-10; P1 15-18; LR 30-34

Ikan Tongkol ( Grammatorcynus bilineatus )

Page 17: Identifikasi Ikan_K2E008009

Standar length 25,5 cm

Fork length 27,9 cm

Total length 34 cm

Berat 90,8 gram

Rumus sirip

D XI-XIII-10-14; A 10-14; P1 22-25; GR 17-22

Ikan Bandeng (Chanos chanos )

Standar length 18,8 cm

Fork length 19,5 cm

Total length 23,6 cm

Berat 24,53 gram

Rumus sirip

D 13-17; A 8-11; P1 15-17; P2 10-12

ciri – ciri

tidak bersisik; badan ditutupi sisik sikloid; sirip ekornya sangat bercagak. Indo-Pasifik.Kepala

Page 18: Identifikasi Ikan_K2E008009

Ikan bawal (Parastromateus niger )

Standar length 12,3 cm

Fork length 14,1 cm

Total length 16,1 cm

Berat 81.6 gram

Rumus sirip

D (IV)-I,40-45; A (II)-I,35-39; GR 5-7+13-15; Scutes 8-19

Ikan Kembung (Rastrelliger kanagurta)

Standar length 14,6 cm

Fork length 16,3 cm

Total length 18,6 cm

Berat 80,87 gram

Page 19: Identifikasi Ikan_K2E008009

Rumus sirip

D IX-XI-11-13; A 11-12; P1 19-22; GR 48-57

ciri-ciri

Badan relatif memanjang; dua sirip punggung yang benar-benar terpisah; dua deret bintik-bintik

pada bagian punggung, bagian bawah kekuningan, sebuah bercak hitam dibelakang dasar sirip

dada; mencapai ukuran 20 cm panjang cagak. Indo-Pasifik Barat.

Lutjarus sp (kerapu)

Sirip caudal : Homosersal

Bentuk mulut : Terminal

Panjang total : 12 cm

Panjang standar : 7,2 cm

Lebar tubuh : 3,7 cm

Rumus sirip : D.IX.12 (continous)

Page 20: Identifikasi Ikan_K2E008009

Ikan sebelah(Johnius borneensis )

ciri-ciri :

rumus sirip D.40 (continous)

terdapat pectoral

bentuk mulut terminal

bentuk tubuh panjang pipih

bentuk ekor belakang homosersal

warna tubuh sebelah gelap dan sebelah terang

mata hanya terdapat dibagian kanan bagian ikan saja

3.2 Crustacea

Kata Crustacea barasal dari kata crusta yang artinya kulit ang mengeras.Ciri-ciri umum

dari kelas ini adalah adanya ruas-ruas pada tubuhnya atau bersegmen-segmen.Tubuhnya terdiri

dari sephalothoraks(kepala dan dada bersatu)dan perut (abdomen).Bagian depan (anterior)lebih

besar dari bagian belakang(posterior).

1.Udang

Bagian –bagian tubuh udang terdiri dari karapak, rostrun, kaki jalan, kaki renang, dan

antena .Tiap-tiap udang pasti mempunyai bagian-bagian tersebut tapi yang membedakannya

adalah hanya pada jumlahnya saja.Pada udang putih mempunyai karapaks dengan panjang 2cm,

jumlah kaki jalan 5 pasang, jumlah kaki renang 5 pasang, jumlah segmen 6 ruas. Pada udang

Page 21: Identifikasi Ikan_K2E008009

windu panjang karapaksnya 2,5cm, jumlah kaki jalan 5 pasang, jumlah kaki renang 5 pasang,

jumlah segmen 6 ruas. Sedangkan pada udang ronggeng bentuk karapaksnya bergaris-garis,

jumlah kaki jalan 3 pasang, jumalh kaki renang 5 pasang, jumlah segmen 10 ruas. Kaki jalan

berfungsi untuk berjalan dan menangkap mangsa sedangkan kaki renang berfungsi untuk

berenang. Habitatnya pada umumnya adalah didaerah akuatik.

Struktur Tubuh

Struktur tubuh Crustacea bersegmen (beruas) dan terdiri atas sefalotoraks (kepala dan

dada menjadi satu) serta abdomen (perut). Bagian anterior (ujung depan) tubuh besar dan lebih

lebar, sedangkan posterior (ujung belakang) sempit. Dibagian kepala terdapat dua pasang

antena, satu pasang mandibulla, untuk menggigit mangsanya, satu pasang maksilla, satu pasang

maksiliped, yang berfungsi untuk menyaring makanan dan menghantarkan makanan ke mulut.

Alat gerak berupa kaki (satu pasang setiap ruas pada abdomen) dan berfungsi untuk berenang,

merangkak atau menempel di dasar perairan.

Gambar 1-1. Struktur tubuh Crustacea

Page 22: Identifikasi Ikan_K2E008009

Klasifikasi Crustacea

Berdasarkan ukuran tubuhnya Crustacea dikelompokkan sebagai berikut:

1) Entomostraca (udang tingkat rendah)

Hewan ini dikelompokkan menjadi empat ordo, yaitu:

a) Branchiopoda

b) Ostracoda

c) Copepoda

d) Cirripedia

2) Malakostraca (udang tingkat tinggi)

Hewan ini dikelompokkan dalam tiga ordo, yaitu:

a) Isopoda

b) Stomatopoda

c) Decapoda

Entomostraca (udang tingkat rendah)

Entomostraca pada umumnya merupakan penyusun zooplankton, adalah melayang-layang

di dalam air dan merupakan makanan ikan. Adapun pembagian ordo yang termasuk

Entomostraca antara lain :

a) Branchiopoda

Hewan ini sering disebut kutu air dan merupakan salah satu penyusun zooplankton.

Pembiakan berlangsung secara parthenogenesis.

Contoh: Daphnia pulex dan Asellus aquaticus.

Page 23: Identifikasi Ikan_K2E008009

b) Ostracoda

Hidup di air tawar dan laut sebagai plankton, tubuh kecil dan dapat bergerak dengan

antena.

Contoh: Cypris candida, Codona suburdana

c) Copepoda

Hidup di air laut dan air tawar, dan merupakan plankton dan parasit, segmentasi tubuhnya

jelas.

Contoh: Argulus indicus, Cyclops.

Gambar 1- 5. Contoh Copecoda

d) Cirripedia

Tubuh Cirripedia dengan kepala dan dada ditutupi karapaks berbentuk cakram dan hidup

di laut melekat pada batu atau benda lain. Cirripedia ada yang bersifat parasit Cara hidup

Cirripedia beranekaragam. Salah satu diantaranya adalah Bernakel yang terdapat pada dasar

Page 24: Identifikasi Ikan_K2E008009

kapal, perahu dan tiang-tiang yang terpancang di laut atau mengapung di laut.

Contoh: Lepas atau Bernakel,Sacculina

Gambar 1- 6. Bernakel

Malakostraca (udang tingkat tinggi)

Biota ini kebanyakan hidup di laut, adapula yang hidup di air tawar. Tubuhnya terdiri atas

sefalotoraks yaitu kepala dan dada yang bersatu serta perut (abdomen). Malakostraca dibagi

menjadi 3 ordo, yaitu Isopoda, Stomatopoda dan Decapoda.

a) Isopoda

Tubuh pipih, dorsiventral, berkaki sama.

Contoh: - Onicus asellus (kutu perahu)

- Limnoria lignorum

Keduanya adalah pengerek kayu.

Gambar 1- 7. Kutu perahu

Page 25: Identifikasi Ikan_K2E008009

b) Stomatopoda

Stomatopoda hidup di laut, bentuk tubuh mirip belalang sembah dan mempunyai warna

yang mencolok. Belakang kepala mempunyai karapaks. Kepala dilengkapui dengan dua segmen

anterior yang dapat bergerak, mata dan antena.

Contoh: Squilla empusa (udang belalang).

c) Decapoda (si kaki sepuluh)

Yang termasuk ordo ini adalah udang dan ketam. Hewan ini mempunyai sepuluh kaki dan

merupakan kelompok udang yang sangat penting peranannya bagi kehidupan manusia.

Decapoda banyak digunakan sebagai sumber makanan yang kaya dengan protein. Contohnya

adalah udang, kepiting, ketam dan rajungan. Kepala – dada menjadi satu (cephalothorax) yang

ditutupi oleh karapaks. Tubuh mempunyai 5 pasang kaki atau sepuluh kaki sehingga disebut

juga hewan si kaki sepuluh. Hidup di air tawar, dan beberapa yang hidup di laut. Beberapa

contoh Decapoda berikut uraiannya, yaitu:

- Udang

1. Penacus setiferus (udang windu), hidup di air payau, enak dimakan

dan banyak dibudidayakan.

2. Macrobrachium rasenbengi (udang galah), enak dimakan, hidup

di air tawar dan payau.

3. Cambarus virilis (udang air tawar)

4. Panulirus versicolor (udang karang), hidup di air laut dan tidak

memiliki kaki catut.

5. Palaemon carcinus (udang sotong)

Page 26: Identifikasi Ikan_K2E008009

Ketam : Portunus sexdentatus (kepiting), Neptunus peligicus (rajungan) / Pagurus sp,

Parathelpusa maculata (yuyu), Scylla serrata (kepiting), Birgus latro (ketam kenari)

Gambar 1- 8. Kelompok Malakostraca

3.2.1 Pembahasan Crustacea

Oratosquilla sp (udang ronggeng)

ciri-ciri :

Kepala dan badan menyatu

Jumlah kaki renang 10

Memiliki sepasang capit

Panjang tubuh sampai 17cm

Memiliki karapaks 10 ruas

Klasifikasi udang ronggeng

Filum :Arthopoda

Kelas :Crustacea

Page 27: Identifikasi Ikan_K2E008009

Ordo :Decapoda

Familia:Portunidae

genus :Oratesquilla

spesies:Oratesquilla sp

Portunis pelagius (rajungan)

ciri-ciri

jantan

Berwarna abu-abu

Abdomen runcing

Ukuran tubuh lebih kecil disbanding betina

Betina

Berwarna merah

Abdomen tidak meruncing

Ukuran tubuh lebih besar dari jantan

Jantan :

Lebar karapaks : 8.5 cm

Panjang karapaks : 6,2 cm

Jumlah kaki renang : sepasang

Jumlah kaki jalan : 3 pasang

Capit : sepasang

Betina :

Lebar karapaks : 9 cm

Page 28: Identifikasi Ikan_K2E008009

Panjang karapaks : 7 cm

Jumlah kaki renang : sepasang

Jumlah kaki jalan : 3 pasang

Capit : sepasang

Klasifikasi rajungan

Filum : Artthripoda

Kelas : Crustacea

Ordo : Decapoda

Famil : Portunidae

Genus : Portunis

Spesies : Portunis pelagicus

Scylla serrata (kepiting) :

Klasifikasi :

Kingdom : Animalia

Fillum : Anthropoda

Class : Crustacea

Ordo : Decapoda

Family : Poturidae

Genus : Scylla

Page 29: Identifikasi Ikan_K2E008009

Spesies : Scylla serarata

3.3 Echinodermata

Echinodermata berasal dari kata Yunani, echinos artinya duri dan derma artinya kulit.

Echinodermata dapat diartikan sebagai hewan berkulit duri. Memang jika Anda meraba kulit

hewan ini akan terasa kasar, karena kulitnya mempunyai lempeg-lempeng zat kapur dengan

duri-duri kecil.

Hewan ini biasanya hidup di pantai dan di dalam laut sampai kedalaman sekitar 366 m.

Sebagian hidup bebas, hanya gerakannya lamban. Ada sekitar 5.300 jenis Echinodermata yang

sudah dikenal manusia. Jumlahnya amat banyak, karena musuh hewan ini hanya sedikit.

Keistimewaan Echinodermata adalah memiliki tubuh (organ tubuh) lima atau

kelipatannya. Di samping itu hewan ini memiliki saluran air yang sering disebut sistem

ambulakral. Sistem ini digunakan untuk bergerak, bernafas, atau untuk membuka mangsanya

yang memiliki cangkok. Ciri umum lainnya adalah pada waktu masih larva tubuhnya berbentuk

bilateral simetri. Sedangkan setelah dewasa bentuk tubuhnya menjadi radial simetri.

Gambar 3- 2. Struktur tubuh bintang laut (Asterias forbesi)

Hewan ini memiliki kerangka dalam yang terdiri dari lempeng-lempeng kapur.

Lempeng-lempeng kapur ini bersendi satu dengan yang lainnya dan terdapat di dalam kulit.

Hewan ini juga umumnya mempunyai duri-duri kecil. Duri-durinya berbentuk tumpul dan

pendek.

Sistem Ambulakral

Sistem ambulakral sebenarnya merupakan sistem saluran air. Sistem saluran air ini

Page 30: Identifikasi Ikan_K2E008009

terdiri atas:

Madreporit, merupakan lubang tempat masuknya air dari luar tubuh., saluran batu, saluran

cincin, saluran radial, meluas ke seluruh tubuh., Saluran lateral, ampula, kaki tabung

ambulakral berfungsi untuk bergerak, bernafas atau membuka mangsa. Pada hewan ini

air laut masuk melalui lempeng dorsal yang berlubang-lubang kecil (madreporit) menuju ke

pembuluh batu. Kemudian dilanjutkan ke saluran cincin yang mempunyai cabang ke lima

tangannya atau disebut saluran radial selanjutnya ke saluran lateral. Pada setiap cabang terdapat

deretan kaki tabung dan berpasangan dengan semacam gelembung berotot atau disebut juga

ampula. Dari saluran lateral, air masuk ke ampula. Saluran ini berkahir di ampula.

Gambar 3- 3. Sistem ambulakral pada Echinodermata

Jika ampula berkontraksi, maka air tertekan dan masuk ke dalam kaki tabung. Akibatnya

kaki tabung berubah menjulur panjang. Apabila hewan ini akan bergerak.

Klasifikasi Echinodermata

Hewan Echinodermata berdasarkan bentuk tubuhnya dapat dibagi menjadi 5 kelas, yaitu

kelas Asteroidea, Echinoidea, Ophiuroidea, Crinoidea, dan Holoturoidea.

1. Asteroidea

Asteroidea sering disebut bintang laut. Sesuai dengan namanya itu, jenis hewan ini

berbentuk bintang dengan 5 lengan. Di permukaan kulit tubuhnya terdapat duri-duri dengan

berbagai ukuran. Hewan ini banyak dijumpai di pantai. Ciri lainnya adalah alat organ tubuhnya

bercabang ke seluruh lengan.

Page 31: Identifikasi Ikan_K2E008009

Gambar 3- 6. Bintang laut

Mulut terdapat di permukaan bawah atau disebut permukaan oral dan anus terletak di

permukaan atas (permukaan aboral). Kaki tabung tentakel (tentacle) terdapat pada permukaan

oral. Sedangkan pada permukaan aboral selain anus terdapat pula madreporit. Madreporit

adalah sejenis lubang yang mempunyai saringan dalam menghubungkan air laut dengan sistem

pembuluh air dan lubang kelamin.

2. Echinoidea

Binatang ini tubuhnya dipenuhi duri tajam. Duri ini tersusun dari zat kapur. Duri ini ada

yang pendek dan ada pula yang panjang seperti landak. Itulah sebabnya jenis hewan ini sering

disebut landak laut. Jenis hewan ini biasanya hidup di sela-sela pasir atau selasela bebatuan

sekitar pantai atau di dasar laut. Tubuhnya tanpa lengan hampir bulat atau gepeng. Ciri lainnya

adalah mulutnya yang terdapat di permukaan oral dilengkapi dengan 5 buah gigi sebagai alat

untuk mengambil makanan. Hewan ini memakan bermacam-macam makanan laut, misalnya

hewan lain yang telah mati, atau organisme kecil lainnya. Alat pengambil makanan digerakkan

oleh otot yang disebut lentera arisoteteles. Sedangkan anus, madreporit dan lubang kelamin

terdapat di permukaan atas.

Gambar 3- 7. Landak laut

Ciri lainnya adalah mulutnya yang terdapat di permukaan oral dilengkapi dengan 5 buah

gigi sebagai alat untuk mengambil makanan. Hewan ini memakan bermacam-macam makanan

laut, misalnya hewan lain yang telah mati, atau organisme kecil lainnya. Alat pengambil

makanan digerakkan oleh otot yang disebut lentera arisoteteles. Sedangkan anus, madreporit

Page 32: Identifikasi Ikan_K2E008009

dan lubang kelamin terdapat di permukaan atas.

3. Ophiuroidea

Hewan ini jenis tubuhnya memiliki 5 lengan yang panjang-panjang. Kelima tangan ini

juga bias digerak-gerakkan sehingga menyerupai ular. Oleh karena itu hewan jenis ini sering

disebut bintang ular laut (Ophiuroidea brevispinum).

Gambar 3- 8. Bintang Ular laut

Mulut dan madreporitnya terdapat di permukaan oral. Hewan ini tidak mempunyai anus,

sehingga sisa makanan atau kotorannya dikeluarkan dengan cara dimuntahkan melalui

mulutnya. Hewan ini hidup di laut yang dangkal atau dalam. Biasanya bersembunyi di sekitar

batu karang, rumput laut, atau mengubur diri di lumpur/pasir. Ia sangat aktif di malam hari.

Makanannya adalah udang, kerang atau serpihan organisme lain (sampah).

4. Crinoidea

Sekilas hewan ini mirip tumbuhan bunga. Ia memiliki tangkai dan melekat pada bebatuan,

tak beda seperti tumbuhan yang menempel di bebatuan. Ia juga memiliki 5 lengan yang

bercabang-cabang lagi mirip bunga lili. Oleh karena itu hewan ini sering disebut lili laut

(Metacrinus sp).

Gambar 3- 4. Lili laut

Page 33: Identifikasi Ikan_K2E008009

Ciri lainnya mulut dan anus hewan ini terdapat di permukaan oral dan tidak mempunyai

madreporit. Hewan ini sering ditemukan menempel dengan menggunakan cirri (akar) pada

bebatuan di dasar laut. Ia juga bisa berenang bebas, sehingga jika lingkungan tidak

menguntungkan akan pindah dan menempel pada tempat lain. Jenis lainnya adalah Antedon

tenella, dengan tubuhnya kecil kecil, bentuk piala disebut calyx (kaliks) tanpa tangkai.

5. Holoturoidea

Hewan jenis ini kulit durinya halus, sehingga sekilas tidak tampak sebagai jenis

Echinodermata. Tubuhnya seperti mentimun dan disebut mentimun laut atau disebut juga

teripang. Hewan ini sering ditemukan di tepi pantai. Gerakannya tidak kaku, fleksibel, lembut

dan tidak mempunyai lengan. Rangkanya direduksi berupa butir-butir kapur di dalam kulit.

Mulut terletak pada ujung anterior dan anus pada ujung posterior (aboral). Di sekeliling mulut

terdapat tentakel yang bercabang sebanyak 10 sampai 30 buah. Tentakel dapat disamakan

dengan kaki tabung bagian oral pada Echinodermata lainnya. Tiga baris kaki tabung di bagian

ventral digunakan untuk bergerak dan dua baris di bagian dorsal berguna untuk melakukan

pernafasan. Selain itu pernafasan juga menggunakan paru-paru air. Kebiasaan hewan ini

meletakkan diri di atas dasar laut atau mengubur diri di dalam lumpur/pasir dan bagian akhir

tubuhnya diperlihatkan.

Gambar 3- 10. Teripang / mentimun laut (Thyone briareus)

3.3.1. Pembahasan Echinodermata

Diadema sp : memiliki duri pada bagian tubuh, bentuk tubuh lonjong,warna

Page 34: Identifikasi Ikan_K2E008009

kehitaman.

Holotuna ara : bentuk tubuh lonjong, tubuh berbintik, warna kecoklatan.

Holotuna scabra : berbentuk lonjong, warna putih dengan bintik putih

Ophiotrix fragilis : bercabang lima, memiliki rambut

Anthopleura : bercabang lima

Protoaster : bercabang lima

Calcite sp : berbentuk seperti segi lima, berwarna putih coklat

Laganum laganum : berwarna putih coklat, menempel di batu hingga mati

Linkra : memiliki cabang lima, warna biru

3.4 Mollusca

Mollusca merupakan biota lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuh hewan ini tripoblastik,

bilateral simetri, umumnya memiliki mantel yang dapat menghasilkan bahan cangkok berupa

kalsium karbonat. Cangkok tersebut berfungsi sebagai rumah (rangka luar) yang terbuat dari zat

kapur misalnya kerang, tiram, siput sawah dan bekicot. Namun ada pula Mollusca yang tidak

memiliki cangkok, seperti cumicumi, sotong, gurita atau siput telanjang. Mollusca memiliki

struktur berotot yang disebut kaki yang bentuk dan fungsinya berbeda untuk setiap kelasnya.

Gambar 4- 1. (a) kerang, (b) siput, (c) cumi-cumi

Cangkok kerang ini terdiri dari dua belahan, sedangkan cangkok siput berbentuk seperti

kerucut yang melingkar. Perbedaan lainnya, kaki siput tipis dan rata. Fungsinya adalah untuk

berjalan dengan cara kontraksi otot. Lain halnya dengan kerang yang mempunyai kaki seperti

mata kapak yang dipergunakan untuk berjalan di lumpur atau pasir. Sementara itu cumi-cumi

Page 35: Identifikasi Ikan_K2E008009

dan sotong tidak punya cangkok, kakinya terletak di bagian kepala yang berfungsi untuk

menangkap mangsa. Mollusca memiliki alat pencernaan sempurna mulai dari mulut yang

mempunyai radula (lidah parut) sampai dengan anus terbuka di daerah rongga mantel. Di

samping itu juga terdapat kelenjar pencernaan yang sudah berkembang baik. Peredaran darah

terbuka ini terjadi pada semua kelas Mollusca kecuali kelas Cephalopoda. Pernafasan dilakukan

dengan menggunakan insang atau “paru-paru”, mantel atau oleh bagian epidermis. Alat ekskresi

berupa ginjal. Sistem saraf terdiri atas tiga pasang ganglion yaitu ganglion cerebral, ganglion

visceral dan ganglion pedal yang ketiganya dihubungkan oleh tali-tali saraf longitudinal. Alat

reproduksi umumnya terpisah atau bersatu dan pembuahan internal atau eksternal. Berdasarkan

simetri tubuh, ciri kaki dan cangkoknya, Mollusca dibagi menjadi lima kelas, yaitu kelas

Gastropoda, Cephalopoda, Bivalvia atau Pelecypoda, Amphineura dan kelas Scaphopoda.

Berikut akan dibahas satu persatu.

Klasifikasi Mollusca

1. Kelas Gastropoda

Gastropoda merupakan kelas Mollusca yang terbesar dan populer. Ada sekitar 50.000

jenis/spesies Gastropoda yang masih hidup dan 15.000 jenis yang telah menjadi fosil. Karena

banyaknya jenis Gastropoda, maka hewan ini mudah ditemukan. Sebagian besar Gastropoda

mempunyai cangkok (rumah) dan berbentuk kerucut terpilin (spiral). Bentuk tubuhnya sesuai

dengan bentuk cangkok. Padahal waktu larva, bentuk tubuhnya simetri bilateral. Namun ada

pula Gastropoda yang tidak memiliki cangkok, sehingga sering disebut siput telanjang

(vaginula). Hewan ini terdapat di laut dan ada pula yang hidup di darat. Gaster artinya perut,

dan podos artinya kaki. Jadi Gastropoda adalah hewan yang bertubuh lunak, berjalan dengan

perut yang dalam hal ini disebut kaki. Gerakan Gastropoda disebablan oleh kontraksi-kontraksi

otot seperti gelombang, dimulai dari belakang menjalar ke depan. Pada waktu bergerak, kaki

bagian depan memiliki kelenjar untuk menghasilkan lendir yang berfungsi untuk mempermudah

berjalan, sehingga jalannya meninggalkan bekas. Hewan ini dapat bergerak secara

mengagumkan, yaitu memanjat ke pohon tinggi atau memanjat ke bagian pisau cukur tanpa

Page 36: Identifikasi Ikan_K2E008009

teriris.

Gambar 4- 2. Siput air tawar (Lemnaea javanica)

Di kepala siput terdapat sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada

tentakel panjang, terdapat mata. Mata ini hanya berfungsi untuk membedakan gelap dan terang.

Sedangkan pada tentakel pendek berfungsi sebagai indera peraba dan pembau. Sistem

pencernaan dimulai dari mulut yang dilengkapi dengan rahang dari zat tanduk. Di dalam mulut

terdapat lidah parut atau radula dengan gigi-gigi kecil dari kitin. Selanjutnya terdapat

kerongkongan, kemudian lambung yang bulat, usus halus dan berakhir di anus. Gastropoda

umumnya pemakan tumbuh-tumbuhan atau disebut hewan herbivora. Pernafasan bagi

Gastropoda yang hidup di darat menggunakan paru-paru, sedangkan Gastropoda yang hidup di

air, bernafas dengan insang. Alat ekskresi berupa sebuah ginjal yang terletak dekat jantung.

Hasil ekskresi dikeluarkan ke dalam rongga mantel. Sistem peredaran darah adalah sistem

peredaran darah terbuka. Jantung terdiri dari serambi dan bilik (ventrikel) yang terletak dalam

rongga tubuh. Sistem saraf terdiri atas tiga buah ganglion utama yakni ganglion otak (ganglion

cerebral), ganglion visceral atau ganglion organ-organ dalam dan ganglion kaki (pedal). Ketiga

ganglion utama ini dihubungkan oleh tali saraf longitudinal, sedangkan tali saraf longitudinal ini

dihubungkan oleh saraf transversal ke seluruh bagian tubuh. Di dalam ganglion pedal terdapat

statosit (statocyst) yang berfungsi sebagai alat keseimbangan. Gastropoda mempunyai alat

reproduksi jantan dan betina yang bergabung atau disebut juga ovotestes. Gastropoda adalah

hewan hemafrodit, tetapi tidak mampu melakukan autofertilisasi. Beberapa contoh Gastropoda

adalah bekicot (Achatina fulica), siput air tawar (Lemnaea javanica), siput laut (Fissurella sp),

dan siput perantara fasciolosis (Lemnaea trunculata).

2. Kelas Cephalopoda

Tubuh Cephalopoda dilindungi oleh cangkokj, kecuali Nautillus. Cephalopoda (cephale :

kepala, podos : kaki) adalah Mollusca yang berkaki di kepala. Cumi-cumi dan sotong memiliki

Page 37: Identifikasi Ikan_K2E008009

10 tentakel yang terdiri dari 2 tentakel panjang dan 8 tentakel lebih pendek. Gurita memiliki 8

tentakel. Kaki (tentakel) ini berfungsi sebagai tangan untuk mencari, merasa dan menangkap

makanan. Cumicumi, sotong dan gurita adalah contoh hewan kelas Cephalopoda.

Gambar 4- 3. Cumi-cumi

Tubuh cumi-cumi dibedakan atas kepala. Leher dan badan. Di depan kepala terdapat

mata yang besar dan tidak berkelopak. Mata ini berfungsi sebagai alat untuk melihat. Masih di

dekat kepala terdapat sifon atau corong berotot yang berfungsi sebagai kemudi. Jika ia ingin

bergerak ke belakang, sifon akan menyempurnakan air ke arah depan, sehingga tubuhnya

bertolak ke belakang. Sedangkan gerakan maju ke depan menggunakan sirip dan tentakelnya. Di

bagian perut tepatnya sebelah sifon akan ditemukan cairan tinta berwarna hitam yang

mengandung pigmen melanin. Fungsinya untuk melindungi diri. Jika dalam keadaan bahaya

cumi-cumi menyemprotkan tinta hitam ke luar sehingga air menjadi keruh. Pada saat itu cumi-

cumi dapat meloloskan diri dari lawan. Sistem pembuluh darah cumi-cumi adalah sistem

pembuluh darah tertutup, jadi darah seluruhnya mengalir di dalam pembuluh darah. Hewan ini

bernafas dengan insang yang terdapat di rongga mantel. Sedangkan ekskresi dilakukan dengan

ginjal. Alat reproduksinya terpisah, masing-masing dengan gonad yang terletak dekat ujung

rongga mantel. Sistem pencernaan makanan terdiri atas: mulut, faring, kerongkongan, lambung,

usus buntu, usus dan anus. Juga dilengkapi dengan kelenjar pencernaan yaitu kelenjar ludah,

hati dan pankreas. Makanan cumi-cumi

berupa ikan, udang dan Mollusca lainnya.

3. Kelas Bivalvia atau Pelecypoda

Kerang yang hidup di laut dan remis yang hidup di air tawar adalah contoh kelas Bivalvia.

Hewan Bivalvia bisa hidup di air tawar, dasar laut, danau, kolam, atau sungai yang lainnya

banyak mengandung zat kapur. Zat kapur ini digunakan untuk membuat cangkoknya.

Page 38: Identifikasi Ikan_K2E008009

Gambar 4- 4. Struktur luar kerang air tawar

Hewan ini memiliki dua kutub (bi = dua, valve = kutub) yang dihubungkan oleh

semacam engsel, sehingga disebut Bivalvia. Kelas ini mempunyai dua

cangkok yang dapat membuka dan menutup dengan menggunakan otot

aduktor dalam tubuhnya. Cangkok ini berfungsi untuk melindungi tubuh.

Cangkok di bagian dorsal tebal dan di bagian ventral tipis. Kepalanya tidak

nampak dan kakinya berotot. Fungsi kaki untuk merayap dan menggali lumpur

atau pasir.

Cangkok ini terdiri dari tiga lapisan, yaitu:

a. Periostrakum adalah lapisan terluar dari zat kitin yang berfungsi sebagai pelindung.

b. Lapisan prismatik, tersusun dari kristal-kristal kapur yang berbentuk prisma.

c. Lapisan nakreas atau sering disebut lapisan induk mutiara, tersusun dari lapisan kalsit

(karbonat) yang tipis dan paralel.

Gambar 4- 5. (A) Penampang melintang tubuh Pelecypoda; (B) Penampang

melintang cangkok dan mantel.

Kaki hewan ini berbentuk seperti kapak pipih yang dapat dijulurkan ke luar. Hal ini sesuai

dengan arti Pelecypoda (pelekis = kapak kecil; podos = kaki). Kerang bernafas dengan dua buah

insang dan bagian mantel. Insang ini berbentuk lembaran-lembaran (lamela) yang banyak

mengandung batang insang. Sementara itu antara tubuh dan mantel terdapat rongga mantel.

Rongga ini merupakan jalan masuk keluarnya air. Sistem pencernaan dimulai dari mulut,

Page 39: Identifikasi Ikan_K2E008009

kerongkongan, lambung, usus dan akhirnya bermuara pada anus. Anus ini terdapat di saluran

yang sama dengan saluran untuk keluarnya air. Sedangkan makanan golongan hewan kerang ini

adalah hewan-hewan kecil yang terdapat dalam perairan berupa protozoa diatom, dll. Makanan

ini dicerna di lambung dengan bantuan getah pencernaan dan hati. Sisa-sisa makanan

dikeluarkan melalui anus.

Gambar 4- 6 Struktur dalam kerang air tawar

Hewan seperti kerang air tawar ini memiliki kelamin terpisah atau berumah dua.

Umumnya pembuahan dilakukan secara eksternal. Untuk memudahkan memahami daur hidup

Bivalvia dapat digambarkan melalui contoh daur hidup kerang air tawar pada gambar berikut.

Gambar 2 - 7. Diagram daur hidup kerang air tawar

Dalam kerang air tawar, sel telur yang telah matang akan dikeluarkan dari ovarium.

Kemudian masuk ke dalam ruangan suprabranchial. Di sini terjadi pembuahan oleh sperma

yang dilepaskan oleh hewan jantan. Telur yang telah dibuahi berkembang menjadi larva

glochidium. Larva ini pada beberapa jenis ada yang memiliki alat kait dan ada pula yang tidak.

Selanjutnya larva akan keluar dari induknya dan menempel pada ikan sebagai parasit, lalu

menjadi kista. Setelah beberapa hari kista tadi akan membuka dan keluarlah Mollusca muda.

Akhirnya Mollusca ini hidup bebas di alam.

4. Kelas Amphineura

Hewan Mollusca kelas Amphineura ini hidup di laut dekat pantai atau di pantai. Tubuhnya

bilateral simetri, dengan kaki di bagian perut (ventral) memanjang. Ruang mantel dengan

Page 40: Identifikasi Ikan_K2E008009

permukaan dorsal, tertutup oleh 8 papan berkapur, sedangkan permukaan lateral mengandung

banyak insang.

Gambar 2- 8. Kiton

Hewan ini bersifat hermafrodit (berkelamin dua), fertilisasi eksternal (pertemuan sel teur dan

sperma terjadi di luar tubuh). Contohnya Cryptochiton sp atau kiton. Hewan ini juga

mempunyai fase larva trokoper.

5. Kelas Scaphopoda

Dentalium vulgare adalah salah satu contoh kelas Scaphopoda. Cangkang jenis Scaphopoda ini

berbahaya karena biasanya hewan ini tumbuh di batu atau benda laut lainnya yang berbaris

menyerupai taring. Dentalium vulgare hidup di laut dalam pasir atau lumpur. Hewan ini juga

memiliki cangkok yang berbentuk silinder yang kedua ujungnya terbuka. Panjang tubuhnya

sekitar 2,5 s.d 5 cm. Dekat mulut terdapat tentakel kontraktif bersilia, yaitu alat peraba.

Fungsinya untuk menangkap mikroflora dan mikrofauna. Sirkulasi air untuk pernafasan

digerakkan oleh gerakan kaki dan silia, sementara itu pertukaran gas terjadi di mantel. Hewan

ini mempunyai kelamin terpisah.

Gambar 2- 9. (a) Dentalium vulgare, (b) Struktur tubuh Dentalium sp

Page 41: Identifikasi Ikan_K2E008009

3.4.1 Pembahasan Molusca

1. Gurita ( Octopus sp)

Kaki berjumlah 8, kepala bulat, kaki panjang terdapat tentakel, warna putih, tubuhnya

agak lembek

2. Cumi-cumi (Lolilgo sp)

Bentuk tubuh lonjong, kaki berjumlah 10, warna putih keungu-unguan, tubuh lembek,

cangkang berada didalam tubuh

3. Sotong ( Sepia Sp)

Kaki berjumlah 8, kaki relatif pendek, mata bulat berair mempunyai tentakel

3.5 BIVALVIA

Contoh kelas Bivalvia yaitu kerang yang hidup di laut dan remis yang hidup di air tawar.

Hewan Bivalvia bisa hidup di air tawar, dasar laut, danau, kolam, atau sungai yang lainnya

banyak mengandung zat kapur. Zat kapur ini digunakan untuk membuat cangkoknya.

Page 42: Identifikasi Ikan_K2E008009

Gambar 4- 4. Struktur luar kerang air tawar

Hewan ini memiliki dua kutub (bi = dua, valve = kutub) yang dihubungkan oleh

semacam engsel, sehingga disebut Bivalvia. Kelas ini mempunyai dua cangkok yang dapat

membuka dan menutup dengan menggunakan otot aduktor dalam tubuhnya. Cangkok ini

berfungsi untuk melindungi tubuh. Cangkok di bagian dorsal tebal dan di bagian ventral tipis.

Kepalanya tidak nampak dan kakinya berotot. Fungsi kaki untuk merayap dan menggali Lumpur

atau pasir.

Cangkok ini terdiri dari tiga lapisan, yaitu:

a. Periostrakum adalah lapisan terluar dari zat kitin yang berfungsi sebagai pelindung.

b. Lapisan prismatik, tersusun dari kristal-kristal kapur yang berbentuk prisma.

c. Lapisan nakreas atau sering disebut lapisan induk mutiara, tersusun dari lapisan kalsit

(karbonat) yang tipis dan paralel.

Gambar 4- 5. (A) Penampang melintang tubuh Pelecypoda; (B) Penampang

melintang cangkok dan mantel.

Kaki hewan ini berbentuk seperti kapak pipih yang dapat dijulurkan ke luar. Hal ini sesuai

dengan arti Pelecypoda (pelekis = kapak kecil; podos = kaki). Kerang bernafas dengan dua buah

insang dan bagian mantel. Insang ini berbentuk lembaran-lembaran (lamela) yang banyak

mengandung batang insang. Sementara itu antara tubuh dan mantel terdapat rongga mantel.

Rongga ini merupakan jalan masuk keluarnya air. Sistem pencernaan dimulai dari mulut,

kerongkongan, lambung, usus dan akhirnya bermuara pada anus. Anus ini terdapat di saluran

yang sama dengan saluran untuk keluarnya air. Sedangkan makanan golongan hewan kerang ini

adalah hewan-hewan kecil yang terdapat dalam perairan berupa protozoa diatom, dll. Makanan

ini dicerna di lambung dengan bantuan getah pencernaan dan hati. Sisa-sisa makanan

Page 43: Identifikasi Ikan_K2E008009

dikeluarkan melalui anus.

Gambar 4- 6 Struktur dalam kerang air tawar

Hewan seperti kerang air tawar ini memiliki kelamin terpisah atau berumah dua.

Umumnya pembuahan dilakukan secara eksternal. Untuk memudahkan memahami daur hidup

Bivalvia dapat digambarkan melalui contoh daur hidup kerang air tawar pada gambar berikut.

Gambar 2 - 7. Diagram daur hidup kerang air tawar

Dalam kerang air tawar, sel telur yang telah matang akan dikeluarkan dari ovarium.

Kemudian masuk ke dalam ruangan suprabranchial. Di sini terjadi pembuahan oleh sperma

yang dilepaskan oleh hewan jantan. Telur yang telah dibuahi berkembang menjadi larva

glochidium. Larva ini pada beberapa jenis ada yang memiliki alat kait dan ada pula yang tidak.

Selanjutnya larva akan keluar dari induknya dan menempel pada ikan sebagai parasit, lalu

menjadi kista. Setelah beberapa hari kista tadi akan membuka dan keluarlah Mollusca muda.

Akhirnya Mollusca ini hidup bebas di alam.

3.5.1 Pembahasan Bivalvia

a. perna viridis : warna kehijauan, 2 cangkang simetris, Permukaan cangkang

Page 44: Identifikasi Ikan_K2E008009

halus

b. Polymesoda erosa : warna putih, 2 cangkang simetris, Permukaan kasar

c. Amusium sp : warna coklat muda, permukaan halus dan licin, 2 cangkang

simetris

d. Scallope sp : permukaan tubuh kasar, pigmen coklat keputihan.

BAB V

KESIMPULAN

1. Crustacea

Tubuh crustacea beruas-ruas atau mempunyai abdomen-abdomen.

Page 45: Identifikasi Ikan_K2E008009

Bentuk abdomennya dapat menunjukan jenis kelaminnya.

Morfologinya dapat menunjukan spesiesnya.

2. Ikan

Bentuk mulut menandakan jenis makanannya.

Jari-jari sirip dapat dihitung dengan menggunakan rumus sirip. Jari-jari sirip keras ditandai

dengan angka romawi dan jari-jari lemah dengan angka arab.

3. Echinidermata

Bentuk tubuhnya simetri meruji dan ada yang bagian tubuhnya dipenuhi duri.

Mulutnya terletak pada bagian bawah tubuhnya.

4. Mollusca

Struktur tubuhnya lunak dan mempunyai cangkang berkapur

Alat geraknya brupa tentakel yang terltak d atas kepala

5. Bivalvia

Struktur tubuhnya lunak

Mempunyai cangkang setangkup

Bentuk tubuhnya simetri bilateral

Kedua cangkangnya sama besar

Page 46: Identifikasi Ikan_K2E008009

DAFTAR PUSTAKA

Bowser, Paul R. 1999. Disease Of Fish. Departemen Of Microbiology and Immunology

College of Veterinary Medicine Cornell University Ithaca, New York

Dixon, C. J., F. R. Schram & S. T. Ahyong (2004). "A new hypothesis of decapod

P hylogeny". Crustaceana 76 (8): 935–975.

Fra Fran ncisco José Poyato-Ariza , A revision of the ostariophysan fish family Chanidae, with

Speci special reference to the Mesozoic forms (Verlag Dr. Friedrich Pfeil, 1996)

JW Martin & GE Davis (2001). An Updated Classification of the Recent Crustacea. Natural History

Page 47: Identifikasi Ikan_K2E008009

Muse museum of Los Angeles County.

TayloTaylor (1992). "Gills and Lungs: The Exchange of Gases and Ions". Microscopic Anatomy of

Invert Intervebrates 10: 203–293.

Page 48: Identifikasi Ikan_K2E008009