icu

14
PORTOFOLIO LAPORAN DATA KEMATIAN PASIEN di RUANGAN INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUD KABUPATEN INDRAMAYU Disusun oleh : dr. Tiffany Pelealu dr. Eka Narsusi dr. Givenchy Eunike Semen dr. Putra Anugrah Ramadhan dr. Daniel Prem dr. Muhammad Aminudin dr. Arif Fajar Maulana

Upload: givenchy-es

Post on 04-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

//

TRANSCRIPT

Page 1: Icu

PORTOFOLIO

LAPORAN DATA KEMATIAN PASIEN di RUANGAN

INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUD KABUPATEN INDRAMAYU

Disusun oleh :

dr. Tiffany Pelealu

dr. Eka Narsusi

dr. Givenchy Eunike Semen

dr. Putra Anugrah Ramadhan

dr. Daniel Prem

dr. Muhammad Aminudin

dr. Arif Fajar Maulana

INDRAMAYU

2015

Page 2: Icu

BAB I

PENDAHULUAN

Dari waktu ke waktu keberadaan institusi rumah sakit semakin dituntut untuk

memberikan pelayanan prima dalam bidang kesehatan kepada masyarakat. Kebutuhan ini

sejalan dengan dua hal penting, yaitu semakin ketatnya kompetisi sector rumah sakit dan

seiring dengan peningkatan kesadaran serta tuntutan pasien terhadap kualitas pelayanan

rumah sakit.

Salah satu pelayanan yang sentral di rumah sakit adalah pelayanan Intensive Care

Unit (ICU). Saat ini pelayanan di ICU tidak terbatas hanya untuk menangani pasien pasca-

bedah saja tetapi juga meliputi berbagai jenis pasien dewasa, anak, yang mengalami lebih

dari satu disfungsi/gagal organ. Kelompok pasien ini dapat berasal dari Unit Gawat Darurat,

Kamar Operasi, Ruang Perawatan, ataupun kiriman dari Rumah Sakit lain. Ilmu yang

diaplikasikan dalam pelayanan ICU, pada dekade terakhir ini telah berkembang sedemikian

rupa sehingga telah menjadi cabang ilmu kedokteran tersendiri yaitu ”Intensive Care

Medicine”. Meskipun pada umumnya ICU hanya terdiri dari beberapa tempat tidur, tetapi

sumber daya tenaga (dokter dan perawat terlatih) yang dibutuhkan sangat spesifik dan

jumlahnya pada saat ini di Indonesia sangat terbatas.

ICU memiliki beberapa level yaitu, Level I / Primer pada Rumah Sakit di daerah yang

kecil (di Rumah Sakit Daerah dengan tipe C dan D), Level II / Sekunder ICU level II mampu

melakukan ventilasi jangka lama, punya dokter yang selalu siap di tempat dan mempunyai

hubungan dengan fasilitas fisioterapi, patologi dan radiologi, Level III / Tertier ICU Level III

biasanya pada Rumah Sakit tipe A yang memiliki semua aspek yang dibutuhkan ICU agar

dapat memenuhi peran sebagai Rumah Sakit rujukan.

Level I / Primer adalah Rumah Sakit di daerah yang kecil (di Rumah Sakit Daerah

dengan tipe C dan D), ICU lebih tepat disebut sebagai unit ketergantungan tinggi (High

Dependency). Pelayanan ICU primer mampu memberikan pengelolaan resusitatif segera

untuk pasien sakit gawat, tunjangan kardio-respirasi jangka pendek, dan mempunyai peran

penting dalam pemantauan dan pencegahan penyulit pada pasien medik dan bedah yang

berisiko. Dalam ICU dilakukan ventilasi mekanik dan pemantauan kardiovaskuler sederhana

selama beberapa jam. Di ICU level I ini dilakukan observasi perawatan ketat dengan monitor

EKG. Ciri – ciri ICU level I :

Page 3: Icu

Ruang tersendiri, letaknya dekat dengan kamar bedah, ruang gawat darurat dan

ruang perawatan lainnya.

Memiliki kebijaksanaan / kriteria penderita yang masuk, keluar serta rujukan..

Memiliki seorang dokter spesialis anestesiologi sebagai kepala.

Ada dokter jaga 24 jam dengan kemampuan melakukan resusitasi jantung paru

( A,B,C,D,E,F ).

Konsulen yang membantu harus selalu dapat dihubungi dan dipanggil setiap saat.

Memiliki jumlah perawat yang cukup dengan sebagian besar terlatih.

Mampu dengan cepat melayani pemeriksaan lab. tertentu ( Hb, Ht, Elektrolit, Gula

darah dan Trombosit ) , Rontgen, kemudahan diagnostik dan fisioterapi.

Ruang ICU level II mampu melakukan ventilasi jangka lama, punya dokter yang selalu

siap di tempat dan mempunyai hubungan dengan fasilitas fisioterapi, patologi dan radiologi.

Bentuk fasilitas lengkap untuk menunjang kehidupan (misalnya dialisis), monitor invasif

(monitor tekanan intrakranial) dan pemeriksaan canggih (CT Scan) tidak perlu harus selalu

ada. Pelayanan ICU sekunder memberikan standar ICU umum yang tinggi, yang mendukung

peran rumah sakit yang lain yang telah digariskan, misalnya kedokteran umum, bedah,

pengelolaan trauma, bedah saraf, bedah vaskular dan lain-lainnya. ICU hendaknya mampu

memberikan tunjangan ventilasi mekanis lebih lama dan melakukan dukungan/bantuan hidup

lain tetapi tidak terlalu kompleks. Ciri – ciri ICU level II :

Ruang tersendiri, letaknya dekat dengan kamar bedah, ruang darurat dan ruang

keperawatan lain

Memiliki kebijaksanaan, kriteria yang masuk, keluar serta rujukan.

Memiliki konsultan yang dapat dihubungi dan datang setiap saat bila diperlukan

Memiliki seorang kepala ICU, seorang dokter konsultan Intensive Care atau bila tidak

tersedia, dokter spesialis anestesiologi yang bertanggungjawab secara keseluruhan

dan dokter jaga yang minimal mampu melakukan RJP (A, B, C, D, E, F).

Mampu menyediakan tenaga perawat dengan perbandingan pasien : perawat = 1 : 1

untuk pasien ventilator, renal replacement therapy dan 2 : 1 untuk kasus-kasus

lainnya.

Memiliki perawat bersertifikat terlatih perawatan / terapi intensif atau minimal

berpengalaman kerja 3 tahun di ICU.

Mampu memberikan tunjangan ventilasi mekanik beberapa lama dan dalam batas

tertentu melakukan pemantauan intensif dan usaha-usaha penunjang hidup.

Page 4: Icu

Mampu melayani pemeriksaan laboratorium, rontgen, kemudahan diagnostik, dan

fisioterapi selama 24 jam.

Memiliki ruangan isolasi dan mampu melakukan prosedur isolasi.

Ruang ICU Level III biasanya pada Rumah Sakit tipe A yang memiliki semua aspek

yang dibutuhkan ICU agar dapat memenuhi peran sebagai Rumah Sakit rujukan. Personil di

ICU level III meliputi intensivist dengan trainee, perawat spesialis, profesional kesehatan

lain, staf ilmiah dan sekretariat yang baik. Pemeriksaan canggih tersedia dengan dukungan

spesialis dari semua disiplin ilmu. Pelayanan ICU tersier merupakan rujukan tertinggi untuk

ICU, memberikan pelayanan yang tertinggi termasuk dukungan/bantuan hidup multi-sistem

yang kompleks dalam jangka waktu yang tak terbatas. ICU ini melakukan ventilasi mekanis,

pelayanan dukungan/bantuan renal ekstrakorporal dan pemantauan kardiovaskular invasif

dalam jangka waktu yang terbatas dan mempunyai dukungan pelayanan penunjang medik.

Semua pasien yang masuk ke dalam unit harus dirujuk untuk dikelola oleh spesialis intensive

care. Ciri – ciri ICU level III :

Memiliki ruang khusus, tersendiri di dalam rumah sakit

Memiliki kriteria penderita masuk, keluar serta rujukan.

Memiliki dokter spesialis yang dapat dihubungi dan datang setiap saat bila diperlukan.

Dikelola oleh seorang ahli anestesiologi/konsultan Intensive Care atau dokter ahli

konsultan intensive care yang lain yang bertanggungjawab secara keseluruhan dan

dokter jaga yang minimal mampu melakukan RJP ( A, B, C, D, E, F ).

Mampu menyediakan tenaga perawat dengan perbandingan pasien : perawat = 1 : 1

untuk pasien dgn ventilator, renal replacement therapy dan 2 : 1 untuk kasus-kasus

lainnya.

Memiliki perawat bersertifikat terlatih perawatan/terapi intensif atau minimal

berpengalaman kerja 3 tahun di ICU

Mampu melakukan semua bentuk pemantauan dan perawatan / therapi intensif baik

invasif maupun non invasif.

Mampu melayani pemeriksaan laboratorium, rontgen, kemudahan diagnostik, dan

fisioterapi selama 24 jam.

Memiliki paling sedikit seorang yang mampu dalam mendidik tenaga medik dan

paramedik agar dapat memberikan pelayanan yang optimal pada pasien.

Memiliki prosedur untuk pelaporan resmi dan pengkajian.

Page 5: Icu

Memiliki staf tambahan yang lain : misalnya tenaga administrasi, tenaga rekam

medis, tenaga untuk kepentingan ilmiah dan penelitian.

RSUD Indramayu merupakan rumah sakit negeri kelas B. Rumah sakit ini mampu

memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas. Rumah sakit ini juga

menampung pelayanan rujukan dari rumah sakit kabupaten. RSUD Indramayu memiliki

ruang Intensive Care Unit yang tergolong dalam level II / Sekunder, dan terbagi dalam 2

ruang, ICU I dan ICU II. Ruang ICU I dapat menerima hingga 8 orang pasien, sedangkan

Ruang ICU II dapat menerima 5 orang pasien. Ruang ICU memiliki setidaknya ventilator,lat

ventilasi manual dan alat penunjang jalan nafas, alat hisap, peralatan akses vaskular,

peralatan monitor invasif dan non-invasif, defibrilitor dan alat pacu jantung, alat pengatur

suhu pasien, peralatan drain thorax, pompa infus dan pompa syringe, peralatan portable

untuk transportasi, tempat tidur khusus, dan lampu untuk tindakan.

Ruang ICU di RSUD Indramayu dikepalai oleh Ns. Martuah, S.Kep dan dr. Widyana

yang menjadi dokter konsultan ruang ICU. Terdapat 2 dokter spesialis anestesiologi yang

bertanggung jawab mengawasi pelaksanaan keseluruhan ruang ICU dan dibantu oleh dokter

jaga. Tenaga keperawatan yang tersedia sudah cukup ideal, terdiri dari 13 orang yang

ditempatkan masing-masing kamar di setiap shift (dalam sehari, waktu kerja perawat terbagi

dalam 3 shift).

Adanya laporan data kematian pasien ini bertujuan sebagai suatu evaluasi deskriptif

terhadap frekuensi dan penyebab kematian di ruangan Intensive Care Unit (ICU) RSUD

Indramayu.

Page 6: Icu

BAB II

LAPORAN DATA KEMATIAN

Laporan data kematian yang akan dipaparkan dibawah ini merupakan laporan data

kematian pasien di ruangan Intensive Care Unit (ICU) RSUD Kabupaten Indramayu periode

Januari – Juni 2015. Pada periode ini, terdapat sebanyak 238 kematian pasien di ruangan

ICU dari total 603 pasien; dan sebanyak 365 pasien dapat melewati masa kritis dan

dikembalikan ke ruangan perawatan biasa atau atas permintaan sendiri dan keluarga menolak

untuk melanjutkan perawatan lebih lanjut di rumah sakit.

Tabel 1. Jumlah Pasien Keluar Ruang Intensive Care Unit (ICU)

NO BULANJUMLAH PASIEN KELUAR*

HIDUPMENINGGA

L TOTAL1 JANUARI 59 55 1142 FEBRUARI 64 38 1023 MARET 64 51 1154 APRIL 57 33 905 MEI 67 35 1026 JUNI 54 26 80 365 238 603

*Kriteria pasien keluar :

1. Meninggal dunia2. Tidak ada kegawatan yang menganca jiwa sehingga dirawat di ruang biasa atau dapat pulang3.Atas permintaan keluarga atau pasien. Untuk kasus seperti ini keluarga atau pasien harus

menandatangani surat keluar ICU atas permintaan sendiri.

Page 7: Icu

Grafik 1. Jumlah Pasien Keluar Ruang Intensive Care Unit (ICU)

Januari Februari Maret April Mei Juni0

10

20

30

40

50

60

70

80

PASIEN KELUAR RUANG ICU

PASIEN HIDUP PASIEN MENINGGAL

Pasien di ICU pada dasarnya adalah pasien dengan indikasi klinis membutuhkan

ventilator. Pasien ICU dapat dibedakan menjadi pasien surgical dan pasien medical. Pasien

surgical adalah pasien post operative yang membutuhkan bantuan ventilator. Kausa pasien

surgical adalah trauma kepala dan tulang belakang, trauma dada, trauma abdomen dan akut

abdomen, luka bakar dan trauma jalan napas, transplantasi organ. Pasien medical adalah

pasien dengan penyakit sistemik yang membutuhkan bantuan ventilator. Kausa pasien

medical adalah hipertensi, kegagalan kardiopulmoner, sepsis, gagal ginjal, gagal hati,

kegawatan endokrin, obat – obatan dan keracunan.

Selama periode Januari – Juni 2015, hanya terdapat 7 pasien surgical / post operative

dari 238 pasien yang meninggal; 5 pasien post laparatomi eksplorasi dan 2 pasien post

kraniotomi. Sedangkan 231 pasien lainnya yang meninggal merupakan pasien medical.

Tabel 2. Data Pasien Keluar Ruang ICU yang Meninggal; Surgical dan Medical

Page 8: Icu

NO STATUS PASIEN JUMLAH1 SURGICAL 72 MEDICAL 231

Adapun penyebab kematian pasien medical didominasi oleh adanya kegagalan sistem

organ, sedangkan infeksi dan keganasan hanya mendapat jumlah yang sangat sedikit.

Tabel 3. Penyebab Kematian Pasien Medical di Ruang ICU

No. Penyebab Kematian Angka Kematian

1. Kegagalan Organ

197

2. Infeksi 31

3. Keganasan 3

Gambar 1. Penyebab Kematian Pasien Medical di Ruang ICU

85.20%

13.41% 1.29%

Penyebab Kematian Pasien Medical

Kegagalan Sistem OrganInfeksiKegaganasan

Page 9: Icu

Berdasarkan diagnosis penyakit pasien, Stroke, baik yang hemoragik maupun yang

non-hemoragik, menempati 2 peringkat teratas penyebab kematian pasien. Namun, stroke itu

sendiri tidak menjadi penyebab tunggal kematian pasien, karena biasanya pasien yang

menderita stroke dan masuk ke dalam ruang ICU merupakan pasien stroke yang disertai

dengan kegagalan sistem organ lain selain otak dan sistem saraf pusat ataupun infeksi. Gagal

jantung kongestif berada pada peringkat ketiga penyebab kematian pasien di ruang ICU,

diikuti oleh cedera kepala (moderate – severe) dan penyakit ginjal kronik.

Grafik 2. Sepuluh Diagnosis Penyakit Terbanyak yang Meninggal di Ruangan

Intensive Care Unit (ICU) RSUD Indramayu.

STROKE HEMORAGIK

STROKE NON-HEMORAGIK

CONGESTIVE HEART FAILURE

CEDERA KEPALA SEDANG - BERAT

CHRONIC KIDNEY DISEASE

KAD / DIABETES MELLITUS

KEJANG DEMAM KOMPLEKS

SYOK KARDIOGENIK

DENGUE SHOCK SYNDROME

BRONCHOPNEUMONIAE

0 10 20 30 40 50 60 70 80

JUMLAH PASIEN

Page 10: Icu

Tabel 4. Deskripsi Diagnosis Penyakit Penyebab Kematian Pasien di Ruangan

Intensive Care Unit (ICU) RSUD Indramayu

NO DIAGNOSA PENYAKITJUMLAH PASIEN

1 STROKE HEMORAGIK 692 STROKE NON-HEMORAGIK 273 CONGESTIVE HEART FAILURE 244 CEDERA KEPALA SEDANG - BERAT 125 CHRONIC KIDNEY DISEASE 116 KAD / DIABETES MELLITUS 97 KEJANG DEMAM KOMPLEKS 98 SYOK KARDIOGENIK 89 DENGUE SHOCK SYNDROME 6

10 BRONCHOPNEUMONIAE 511 ENSEFALO-MENINGITIS 512 SYOK SEPSIS 513 POST LAPARATOMI EKSPLORATIF 514 DIARE 515 SIROSIS HATI 416 STEMI/IMA 417 ANEMIA GRAVIS 318 PNEUMONIA 319 EKLAMPSIA 220 POST KRANIOTOMI 221 TIFOID TOKSIK 222 HIPOGLIKEMI 223 INTOKSIKASI ZAT 224 MYALGIC ENCEPHALOMYELITIS 225 LAIN-LAIN 12

TOTAL 238 PASIEN