manajemen icu

24
Manajemen ICU BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Intensive Care Unit (ICU) merupakan ruang perawatan dengan tingkat resiko kematian pasien yang tinggi. Tindakan keperawatan yang cepat dan tepat sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan pasien. Pengambilan keputusan yang cepat ditunjang data yang merupakan hasil observasi dan monitoring yang kontinu oleh perawat. Tingkat kesibukan dan standar perawatan yang tinggi membutuhkan manajemen ICU dan peralatan teknologi tinggi yang menunjang. Secara umum, Manajemen itu memiliki ciri-ciri : adanya tujuan yang ingin dicapai, adanya sumber daya, upaya penggerakan sumber daya, adanya orang yang menggerakan sumber daya (manajer), adanya proses perencanaan – pengorganisasian – penggerakan pelaksanaan – pengarahan dan pengendalian. Begitu pun manajemen yang ada di rumah sakit terutama di ruang ICU, kita sebagai seorang perawat juga harus betul-betul memahami seperti apa tugas-tugas dan tanggung jawab masing-masing

Upload: maf-id

Post on 23-Jul-2015

679 views

Category:

Documents


49 download

TRANSCRIPT

Page 1: Manajemen icu

Manajemen ICU

BAB IPENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Intensive Care Unit (ICU) merupakan ruang

perawatan dengan tingkat resiko kematian pasien yang tinggi. Tindakan keperawatan yang

cepat dan tepat sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan pasien. Pengambilan keputusan

yang cepat ditunjang data yang merupakan hasil observasi dan monitoring yang kontinu oleh

perawat. Tingkat kesibukan dan standar perawatan yang tinggi membutuhkan manajemen

ICU dan peralatan teknologi tinggi yang menunjang.

Secara umum, Manajemen itu memiliki ciri-ciri : adanya tujuan yang ingin dicapai,

adanya sumber daya, upaya penggerakan sumber daya, adanya orang yang menggerakan

sumber daya (manajer), adanya proses perencanaan – pengorganisasian – penggerakan

pelaksanaan – pengarahan dan pengendalian. Begitu pun manajemen yang ada di rumah sakit

terutama di ruang ICU, kita sebagai seorang perawat juga harus betul-betul memahami

seperti apa tugas-tugas dan tanggung jawab masing-masing pelaksana kesehatan, mengetahui

seperti apa layaknya ruang ICU dan masih banyak lainnya.

Atas dasar hal tersebut maka kami mengangkat judul “ Manajemen Ruang Intensive

Care Unit (ICU)”.

B.     RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas , maka rumusan masalahnya adalah :

1.      Bagaimana manajemen rumah sakit khususnya di ruang intensive care unit (ICU) ?

C.     TUJUAN PENULISAN

Page 2: Manajemen icu

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai salah satu tugas mata kuliah

manajemen kesehatan dan untuk mengetahui serta memahami manajemen rumah sakit

khususnya di ruang intensive care unit (ICU).

D.    MANFAAT PENULISAN

Adapun manfaat yang ingin kami capai dalam penulisan makalah ini adalah untuk

memberikan informasi kepada para pembaca mengenai seperti apa manajemen di ruang ICU.

BAB IITINJAUAN TEORITIS

A.    DEFINISI MANAJEMEN SECARA UMUM

Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya

organisasi lainnya agar rnencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Dari defenisi di atas terlihat bahwa Stoner telah menggunakan kata "proses", bukan

"seni". Mengartikan manajemen sebagai "seni" mengandung arti bahwa hal itu adalah

kemampuan atau keterampilan pribadi. Sedangkan suatu "proses" adalah cara sistematis

untuk melakukan pekerjaan. Manajemen didefenisikan sebagai proses karena semua manajer

tanpa harus rnemperhatikan kecakapan atau ketrampilan khusus, harus melaksanakan

kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan dalam pencapaian tujuan yang diinginkan.

Page 3: Manajemen icu

Begitupun proses yang terjadi di rumah sakit . Rumah sakit adalah salah satu subsistem

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan dua jenis pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan

pelayanan administrasi, olehnya itu diperlukan suatu manajemen yang dapat menunjang

pelaksanaan pemberian pelayanan tersebut. Tidak hanya mencakup manajemen rumah sakit

secara umum,namun setiap bagian dari rumah sakit itupun juga memiliki structural dan

proses manajemen yang berbeda-beda.

Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen merupakan

kerjasama dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-

tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling).

B.     DEFINISI MANAJEMEN ICU

Perawatan intensif care unit merupakan pelayanan keperawatan yang saat ini sangat

perlu untuk di kembangkan di Indonesia yang bertujuan memberikan asuhan bagi pasien

dengan penyakit berat yang potensial reversibel, memberikan asuhan pada pasien yang

memerlukan observasi ketat dengan atau tanpa pengobatan yang tidak dapat diberikan

diruang perawatan umum memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien dengan potensial

atau adanya kerusakan organ umumnya paru mengurangi kesakitan dan kematian yang dapat

dihindari pada pasien-pasien dengan penyakit kritis  (Adam & Osbone, 1997).

C.     TUJUAN PELAYANAN ICU

Adapun tujuan pelayanan yang dilakukan di ruang intensive care unit antara lain

sebagai berikut :

a.       Melakukan tindakan untuk mencegah terjadinya kematian atau cacat.

b.      Mencegah terjadinya penyulit

Page 4: Manajemen icu

c.       Menerima rujukan dari level yang lebih rendah & melakukan rujukan ke level yang lebih

tinggi

d.      Mengoptimalkan kemampuan fungsi organ tubuh pasien

e.       Mengurangi angka kematian pasien kritis dan mempercepat proses penyembuhan pasien

D.    JENIS-JENIS ICU

Menurut fungsinya intensive care unit (ICU) dibagi menjadi beberapa unsur yaitu :

a.       ICU Khusus

Dimana pasien dirawat dengan payah dan akut dari satu jenis penyakit. Adapun

contohnya yaitu :

1)      ICCU (Intensive Coronary Care Unit) yaitu ruang untuk pasien yang dirawat dengan

gangguan pembuluh darah Coroner.

2)      Respiratory Unit yaitu ruang untuk pasien yang dirawat dengan mengalami gangguan

pernafasan.

3)      Renal Unit yaitu ruang untuk pasien yag dirawat dengan gangguan gagal ginjal.

b.      ICU Umum

Dimana pasien dirawat dengan sakit payah akut di semua bagian RS. Menurut umur,

ICU anak & neonatus dipisahkan dengan ICU dewasa.

E.     SYARAT - SYARAT RUANG ICU

1.   Letaknya di sentral RS dan dekat dengan kamar bedah serta kamar pulih sadar ( Recovery

Room)

2.   Suhu ruangan diusahakan 22-25 oC, nyaman , energi tidak banyak keluar.

3.   Ruangan tertutup & tidak terkontaminasi dari luar

4.   Merupakan ruangan aseptic & ruangan antiseptic dengan dibatasi kaca- kaca.

5.   Kapasitas tempat tidur dilengkapi alat-alat khusus

6.   Tempat tidur harus yang beroda dan dapat diubah dengan segala posisi.

Page 5: Manajemen icu

7.   Petugas maupun pengunjung memakai pakaian khusus bila memasuki ruangan isolasi.

8.   Tempat dokter & perawat harus sedemikian rupa sehingga mudah untuk mengobservasi

pasien

F.      INDIKASI MASUK ICU

a.       Prioritas 1 

Penyakit atau gangguan akut pada organ vital yang memerlukan terapi intensif dan agresif

seperti Gangguan atau gagal nafas akut , Gangguan atau gagal sirkulasi, Gangguan atau gagal

susunan syaraf , Gangguan atau gagal ginjal .

b.      Prioritas 2 

Pemantauan atau observasi intensif secara ekslusif atas keadaan-keadaan yang dapat

menimbulkan ancaman gangguan pada sistem organ vital Misalnya Observasi intensif pasca

bedah operasi : post trepanasi, post open heart, post laparatomy dengan komplikasi,

Observasi intensif pasca henti jantung dalam keadaan stabil , dan Observasi pada pasca bedah

dengan penyakit jantung.

c.       Prioritas 3   

Pasien dalam keadaan sakit kritis dan tidak stabil yang mempunyai harapan kecil untuk

penyembuhan (prognosa jelek). Pasien kelompok ini mugkin memerlukan terapi intensif

untuk mengatasi penyakit akutnya, tetapi tidak dilakukan tindakan invasife Intubasi atau

Resusitasi Kardio Pulmoner. NB : Pasien prioritas 1 harus didahulukan dari pada prioritas 2

dan 3.

G.    INDIKASI KELUAR ICU 

Adapun indikasi keluar ICU antara lain sebagai berikut :

a.       Penyakit atau keadaan pasien telah membaik dan cukup stabil.

Page 6: Manajemen icu

b.      Terapi dan perawatan intensif tidak memberi hasil pada pasien. 

c.       Dan pada saat itu pasien tidak menggunakan ventilator.

d.      Pasien mengalami mati batang otak. 

e.       Pasien mengalami stadium akhir (ARDS stadium akhir)  

f.       Pasien/keluarga menolak dirawat lebih lanjut di ICU (pulang paksa) 

g.      Pasien/keluarga memerlukan terapi yang lebih gawat mau masuk ICU dan tempat penuh. 

BAB IIISTRUKTURAL MANAJEMEN ICU

Intensive care unit (ICU) adalah suatu kesatuan perawatan dan aktivitas medis yang

beroperasi mandiri dalam suatu rumah sakit dan didalamnya fasilitas sumber daya manusia,

keterampilan profesional, piranti teknis dan ruang yang memadai. Bagian ini di gunakan

untuk merawat pasien gawat akibat pembedahan, trauma dan penyakit kritis, yang dengan

terapi intensif dan terapi penunjang fungsi vital kehidupan (life support) dapat harapkan

sembuh dan menjalanui hidup normal kembali.

A.    BAGAN STRUKTURAL INTENSIVE CARE UNIT (ICU)

 

Page 7: Manajemen icu

 

 

1.      Kepala  ICU

Tanggung

jawab penatalaksanaan medis dan administrasi dibebankan pada seorang dokter yang bekerja

full time  atau minimal 50 % waktu kerjanya dicurahkan untuk memberikan pelayanan

intensif dan secara fisik dapat dihubungi dan tidak terikat kewajiban lain yang menyita waktu

dan kedudukannya sebagai kepala ICU . Kepala ICU hanya memiliki tanggung jawab medis

dan administratif untuk bagian yang dibawahinya, dan posisi ini sebaiknya tidak dirangkap

dengan tanggung jawab sebagai atasan di bagian atau fasilitas lain di rumah sakit tersebut.

Kepala ICU bertanggungjawab atas pelayanan yang dilakukan bersama profesi terkait baik

yang menjadi penanggungjawab pasien sebelum dirujuk ke ICU maupun bersama profesi

yang memberi konsultasi dan atau yang ikut melakukan perawatan/terapi. Kepala ICU

sebaiknya seorang yang telah mendalami spesialisasi anestesiologi, ilmu penyakit dalam,

Page 8: Manajemen icu

bedah , ilmu kesehatan anak atau bagian lain dan pernah menjalani pelatihan dan pendidikan

formal di bidang kedokteran perawatan intensif. 

2.      Staf medis

Kepala ICU dibantu oleh dokter yang ahli di bidang perawatan intensif. Jumlahnya

dihitung menurut jumlah tempat tidur di bagian itu, jumlah pergantian kerja tiap hari , jumlah

hari kerja per minggu  dan sebagai fungsi dari beban kerja klinis, riset dan pendidikan. Untuk

menjamin kelangsungan kerja, ICU dianjurkan setidaknya mempekerjakan 4 orang dokter

yang ahli di bidang perawatan intensif tiap 6 - 8 tempat tidur.

Staf medis bertugas melaksanakan dan mengkoordinir rencana perawatan/terapi

bersama dokter yang memasukkan pasien dan konsultan lain, serta menampung  dan

menyimpulkan opini yang berbeda  dari konsultan-konsultan tersebut sehingga tercapai

pelayanan dan pendekatan yang terkoordinir pada pasien dan keluarga. Untuk tujuan tersebut

mereka perlu mengatur visite harian untuk memberitahukan rencana terapi dan perawatan.

Pada acara ini semua staf sebaiknya dilibatkan. Dokter pemilik/perujuk pasien sebaiknya

datang setiap hari untuk mengetahui hasil diskusi, saran-saran dan perkembangannya.

Anggota staf medis ICU  bertanggungjawab atas perawatan medis dan administratif  pasien

yang dirawat di unit tersebut. Mereka merumuskan kriteria masuk dan keluar serta

bertanggungjawab atas protokol diagnostik dan terapi guna standarisasi perawatan di bagian

tersebut. 

  Setiap dokter dan  perawat yang bekerja di ICU  wajib 

1)      Memperdalam pengetahuannya  dengan mengikuti perkembangan ilmu dari

kepustakaan, seminar, lokakarya dsb.

2)      Secara berkala mengikuti pendidikan kedokteran berkelanjutan/pendidikan keperawatan

dalam bidang intensive care.

3.      Bagian  staf keperawatan

Page 9: Manajemen icu

Untuk staf keperawatan dalam ruang ICU terdiri atas :

a.       Kepala Perawat

Kepala perawat ICU adalah Perawat anestesi (D III atau sederajat) atau perawat yang telah

mendapat pelatihan dan pendidikan di bidang perawatan atau terapi intensif sekurang-

kurangnya 6 bulan atau perawat yang telah membantu pelayanan di ICU minimal 1 tahun.

Dalam menjalankan tugasnya kepala perawat dibantu oleh  seorang wakil kepala perawat

yang sewaktu-waktu bisa menggantikannya.

Kepala perawat harus mampu menjaga kelangsungan pendidikan bagi staf perawat. Kepala

perawat dan wakilnya sebaiknya tidak dilibatkan dalam aktivitas keperawatan rutin.

b.      Staf Perawat

Perawat ruang intensif adalah perawat yang telah mendapat  pelatihan dan pendidikan di

bidang perawatan atau terapi intensif sekurang-kurangnya 6 bulan atau perawat yang telah

bekerja pada pelayanan di ICU minimal 1 tahun. Setiap perawat yang bertugas di ICU harus

memiliki kualifikasi tertentu, memahami fungsi ICU ,tata kerja dan peralatan yang digunakan

untuk menjaga mutu pelayanan, mencegah timbulnya penyulit dan mencegah kerusakan pada

alat-alat canggih/mahal.  

Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah (rasio jumlah perawat terhadap pasien) adalah Ideal

= 1:1 , Optimal = 1:2, Minimal = 1:3.

Pelayanan perawatan dilaksanakan 24 jam terus-menerus dan pengaturan tenaganya dibagi

dalam 3 shift jaga. Pada setiap shift  ditunjuk perawat penanggungjawab dan dilakukan serah

terima pasien. Untuk setiap penderita sebaiknya ditunjuk seorang perawat yang

bertanggungjawab mengenai perawatan, penyediaan alat-alat medik dan obat-obatan. 

Perawat yang sedang menjalani pelatihan bidang perawatan intensif dan keperawatan gawat

darurat  harus dilatih dan di bawah pengawasan staf perawat terlatih. Mereka tidak dapat

penuh menggantikan staf perawat reguler.

Page 10: Manajemen icu

4.       Ahli Fisioterapi

Untuk setiap 12 tempat tidur harus tersedia seorang ahli fisioterapi yang bekerja 7 hari dalam

seminggu.

5.      Ahli Radiologi

Ahli radiologi sebaiknya dapat dihubungi setiap waktu dalam 24 jam. Interpretasi hasil

pemeriksaan oleh radiolog harus tersedia setiap waktu.

6.      Ahli Gizi

Harus dapat dihubungi setiap waktu selama jam kerja normal.

7.      Tenaga analis obat

ICU sebaiknya mempunyai  seorang analis yang tugasnya memeriksa pengadaan obat.

8.      Ahli Teknik

Perawatan kalibrasi dan perbaikan peralatan teknis di bagian ini perlu ditangani dengan

cermat.oleh seorang ahli tehnik, yang tersedia 24 jam.

9.      Tenaga Administrasi

Untuk setiap 6 tempat tidur sebaiknya disediakan seorang tenaga administrasi yang

mengurusi administrasi pasien, dokumen medis, laboratorium dan lain-lain.

10.  Tenaga Kebersihan

Di  ICU sebaiknya tersedia grup bagian kebersihan  yang khusus. Mereka perlu mengetahui

protokol pencegahan infeksi dan bahaya dari peralatan medis.

Page 11: Manajemen icu

BAB IVPEMBAHASAN

A.    STANDAR KUALIFIKASI INTENSIVE CARE UNIT

Ruangan ICU merupakan suatu  unit di RS yang dibandingkan dengan ruagan lain,

banyak perbedaan ,tingkat  pelayanannya. Tingkat pelayanan ini ditentukan oleh  jumlah staf,

fasilitas, pelayanan penunjang ,jumlah dan macam pasien yang dirawat, untuk itu harus

ditunjang oleh tenaga yang memenuhi kualifikasi standart ICU.

Pelayanan ICU harus memiliki kemampuan minimal sebagai berikut :

1.      Resusitasi jantung paru 

2.      Pengelolaan jalan nafas termasuk intubasi trakeal dan penggunaan ventilator sederhana 

3.      Terapi oksigenasi 

4.      Pemamtauan EKG ,pulse oximetri terus menerus 

5.      Pemberian nutrisi enteral dan panenteral

6.      Pelaksanaan terapi secara titrasi 

7.      Kemampuan melaksanakan teknik khusus sesuai kondisi pasien 

8.      Memberikan tunjangan fungsi vital dengan alat –alat portabel selama transportasi pasien

gawat 

9.      Kemampuan melakukan fisioterapi dada

B.     SARANA DAN PRASARANA

1.      Lokasi

Dianjurkan satu komplek dengan kamar bedah dan kamar pulih sadar dan berdekatan atau

mempunyai akses yang mudah ke unit gawat darurat,laboratorium dan radiologi.

2.      Desain

Page 12: Manajemen icu

Standart ICU yang memadai ditentukan desain yang baik dan pengaturan ruang yang adekuat.

Adapun bangunan ICU Sebaiknya terisolasi dan mempunyai standart tertentu terhadap

Bahaya Api, Ventilasi, AC, Pipa air, Komunikasi, Bakteorologis, Exhausts fan, Kabel

monitor, dan Lantai mudah dibersihkan ,keras dan rata.

3.      Area pasien

a)      Unit terbuka 12-16 M2/pertempat tidur

b)      Unit tertutup 16 – 20 m2 pertempat tidur

c)      Jarak antara TT : 2 m

d)     Unit terbuka mempunyai 1 tempat cuci tangan, setiap 2 TT

e)      Unit tertutup 1 ruangan terdiri 1 tempat tidur dan 1 tempat cuci tangan.

f)       Harus ada sejumlah outlet yang cukup sesuai dengan level ICU

g)      Pencahayaan cukup dan adekuat untuk observasi khusus dengan lampu TL 10 watt / m2.

Jendela dan akses tempat tidur menjamin kenyamanan pasien dan petugas, desain dari unit

memperhatikan privasi pasien.

4.      Area Kerja meliputi :

a)      Ruang yang cukup untuk staf dan menjaga kontak visual perawat dengan pasien.

b)      Ruang yang cukup untuk memonitor pasien peralatan resusitasi dan penyimpanan obat dan

alat (lemari pendingin)

c)      Ruang yang cukup untuk X-Ray mobil dan mempunyai tekanan negatif.

d)     Ruang untuk telpon dan sistem komunikasi lain seperti komputer, koleksi data, alat untuk

penyimpanan alat tulis.

5.      Lingkungan 

Mempunyai pendingin / AC yang dapat mengontrol suhu dan kelembaban sesuai

dengan luas ruangan . Suhu 220 – 250.

Page 13: Manajemen icu

6.      Ruang Isolasi 

Dilengkapi dengan tempat cuci tangan dan tempat ganti pakaian sendiri.

7.      Ruang Penyimpanan Peralatan dan Barang Bersih. 

Untuk penyimpanan monitor, ventilator, pompa infus dan pompa syringe, peralatan dialisi,

alat-alat hisap, linen dan tempat penyimpanan barang dan alat bersih.

8.      Ruang Tempat Pembuangan Alat atau Bahan Kotor. 

a)      Ruang untuk membersihkan alat-alat, pemeriksaan urine, pengosongan dan pembersihan

pispot dan botol urine. 

b)      Desain untuk menjamin tidak ada kontaminasi

9.      Ruang Perawat

Terdapat ruang terpisah yang dapat digunakan oleh perawat yang bertugas dan kepala

ruangan.

10.  Ruang Staf Dokter.

11.  Ruang Tunggu Keluarga Pasien.

12.  Laboratorium yang terpusat.

C.     PERALATAN YANG HARUS TERSEDIA

1.      Jumlah dan macam peralatan yang ada, sesuai dengan tipe ICU sekunder.

2.      Terdapat prosedur pemeriksaan berkala untuk keamanan alat yaitu ada program kalibrasi dan

pemeliharaan alat , ada buku pemakaian alat serta pemeliharaan alat, ada protap-protap

pemakaian kalibrasi dan pemeliharaan alat-alat.

3.      Untuk di ICU sendiri sekarang terdapat peralatan dasar, yang meliputi : 

a)      Ventilator. 

b)      Alat ventilasi manual dan alat penunjang jalan nafas seperti :

         Alat hisap atau suction.

Page 14: Manajemen icu

         Peralatan akses vaskuler.

         Peralatan monitor unvasif dan non invasif

         Defibrilator dan alat pacu jantung

         Alat pengatur suhu pasien.

         Peralatan drain thorak.

         Pompa infus dan pompa syringe

         Peralatan portable untuk transportasi.

         Tempat tidur khusus

         Lampu untuk tindakan.

         Ruang Hemodialisa juga tersedia untuk mendukung fungs ICU

4. Monitoring Peralatan.

Hal-hal yang sangat vital sangat ditekankan pada pemantauannya termasuk peralatan yang

digunakan untuk transportasi pasien yaitu :

         Mengerti dan tahu tentang tanda bahaya kegagalan pasokan gas

         Mengerti trentang kegagalan pasokan oksigen ,maka alat yang secara otomatis teraktifasi

untuk memonitor penurunan tekanan pasokan oksigen yang selalu terpasang di ventilator

         Pemantauan konsentrasi oksigen :Semua petugas diruang ICU diharapkan mengetahui

tentang bahaya kegagalan ventilator atau diskonsentrasi sistem pernafasan.Pada pengguna

ventilator otomatis,harus ada alat yang didapat segera mendeteksi kegagalan sistem

pernafasan atau ventilator secara terus menerus

         Volume dan tekanan ventilator terpantau secara akurat dan berkesinambungan.

         Harus memantau suhu alat pelembab (humidifier) apabila terjadi peningkatan suhu udara

inspirasi.

         Terpasang alat elektro kardiograf pada setiap pasien dan dapat dipantau terus menerus

         Harus tersedia pulse oksimetri pada setiap pasien ICU

Page 15: Manajemen icu

         Apabila ICU memungkinkan apabila ada indikasi klinis harus tersedia peralatan untuk

mengukur variabel visiologis lain seperti tekanan intra arterial dan tekanan pulmunalis, curah

jantung, tekanan intra karnial, suhu, transmisi neuromuskular,kadar CO2 respirasi.

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, dengan melihat tinjauan teori, dan

pembahasannya maka kami dapat mengemukakan kesimpulan makalah ini sebagai berikut :

A.    KESIMPULAN

Dari hasil uraian makalah ini dimana penulis telah merangkum tinjauan teoritis dan

tinjauan kasus, serta pembahasan dari keduanya maka dapat diuraikan bahwa Perawatan

intensif merupakan pelayanan keperawatan yang saat ini sangat perlu untuk di kembangkan

di Indonesia yang bertujuan memberikan asuhan bagi pasien dengan penyakit berat yang

potensial reversibel, memberikan asuhan pada pasien yang memerlukan Observasi ketat

dengan atau tanpa pengobatan yang tidak dapat diberikan diruang perawatan umum

Page 16: Manajemen icu

Ruangan ICU adalah suatu  unit di RS yang dibandingkan dengan ruagan lain, banyak

perbedaan ,tingkat  pelayanannya. Tingkat pelayanan ini ditentukan oleh  jumlah staf,

fasilitas, pelayanan penunjang ,jumlah dan macam pasien yang dirawat, untuk itu harus

ditunjang oleh tenaga yang memenuhi kualifikasi standart ICU.

B.     SARAN

Adapun saran kami dalam penulisan makalah ini yaitu kami berharap dengan adanya

makalah ini, dapat dipergunakan sebagai mana mestinya sehingga dapat dijadikan acuan

perawat dalam mengatur atau memanage tugas-tugasnya dalam pemberian pelayanan

keperawatan di rumah sakit khusunya pada bagian intensive care unit (ICU) dan juga sebagai

acuan dalam peningkatan pendidikan dan pengetahuan dalam pemberian pelayanan kesehatan

demi terciptanya kualitas dan mutu pelayanan kesehatan yang optimal.