ict dan pendidikan

33

Click here to load reader

Upload: jerry-makawimbang

Post on 03-Jul-2015

116 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: ICT Dan Pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan tidak berjalan dalam ruang hampa. Suatu

pernyataan yang memiliki makasud bahwa terdapat saling

pengaruh antara pendidikan dengan perkembangan sosial-

budaya, termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi di

lingkungannya. Sistem pendidikan dipengaruhi oleh perubahan

yang terjadi di masyarakat, sebaliknya pendidikan juga

mempengaruhi dan bahkan diharapkan dapat mengarahkan

perubahan yang terjadi ke arah yang positif. Salah satu

perubahan besar yang terjadi dalam beberapa dasa warsa

terakhir ini, adalah kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), yang didukung oleh penggunaan

komputer. Dengan kemajuan TIK, maka terjadilah era globalisasi yang merambah aspek sosial budaya,

politik, ekonomi, termasuk pendidikan. Masuknya TIK telah mengubah pola-pola komunikasi dan

distribusi informasi tanpa batas wilayah, negara atau waktu.

Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information

and Communication Technologies (ICT) untuk rentang waktu yang sangat singkat telah menjadi salah

satu fondasi bagi masyarakat modern. Sebagian negara saat ini menganggap pemahaman tentang ICT

dan pengasaan – penguasaan dasar dan konsep ICT sebagai bagian dari pendidikan. Dalam kaitannya

dengan pendidikan pada proses pembelajaran, TIK khususnya internet dapat dimanfaatkan oleh guru

maupun siswa, antara lain: dalam pencarian informasi atau bahan pelajaran, mendekatkan jarak ruang

dan waktu dalam interaksi guru-murid, efisiensi pembelajaran serta penyimpanan berbagai data dan

informasi yang diperlukan. Perkembangan teknologi terutama teknologi komunikasi dan teknologi

informasi (ICT), yang telah memperngaruhi sluruh aspek kehidupan tak terkeculai pendidikan,

sesungguhnya bias dimanfaatkan untuk memberikan dukungan terhadap adanya tuntutan reformasi

dalam system pendidikan. Pengembangan dan pemanfaatan media pembelajaran berbasis TI baik yang

bersifat off-line maupun on-line, bisa dimanfaatkan sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang

berminat. Tanggung jawab sekolah dalam memasuki era globalisasi yaitu harus menyiapkan siswa untuk

menghadapi semua tantangan yang berubah sangat cepat dalam masyarakat kita. Hal ini menyebabkan

sekolah dituntut untuk mampu menghasilkan SDM-SDM unggul yang mampu bersaing dalam kompetisi

global ini. Peningkatan kualitas dan kemampuan siswa dapat dilakukan dengan mudah, yakni dengan

memanfaatkan internet sebagai lahan untuk mengakses ilmu pengetahuan seluas-luasnya. Upaya ini

dapat dilakukan dengan memasukkan TIK sebagai pendekatan dalam proses pembelajaran pada

Lembaga Pendidikan (Sekolah). Dinas Pendidikan Nasional sebagai induk dari sekolah, memiliki

ICT dan Pendidikan 1

Page 2: ICT Dan Pendidikan

beberapa program yang berguna bagi peningkatan kualitas siswa dan sekolah dengan memanfaatkan

TIK

Dari pernyataan di atas menunjukan bahwa TIK sangat diperlukan dalam proses pembelajaran pada

lembaga pendidikan (Sekolah), namun beberapa sekolah belum siap melaksanakan pembelajaran TIK.

Mata pelajaran ini dianggap sulit diajarkan karena sebagian besar guru belum memiliki kemampuan yang

memadai untuk mengajarkan mata pelajaran TIK tersebut, beragamnya persepsi dan sikap guru tentang

TIK. Di samping itu beberapa sekolah belum dilengkapi komputer yang dapat dimanfaatkan sebagai

media pembelajaran guna menunjang peningkatan mutu pendidikan.

Oleh karena itu, berdasarkan hal – hal tersebut diatas, kami kelompok akan membahas materi

tentang ICT dan Pendidikan sebagai tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada kami pada mata

kuliah Teknologi Komunikasi dan Informasi dalam Pendidikan oleh dosen mata kuliah : Prof. Dr. H.

Sumual,M.Pd.

BAB II

PEMBAHASAN

ICT dan Pendidikan 2

Page 3: ICT Dan Pendidikan

A. Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Materi ICT dan Pendidikan yang dipelajari saat ini memiliki maksud dari UNESCO untuk

mengetahui perkembangan ICT atau memastikan semua negara, baik yang telah maju, sedang

berkembang, telah memiliki akses kepada fasilitas – fasilitas pendidikan yang penting untuk

mempersiapkan generasi muda agar bisa memainkan perannya dalam masyarakat dengan

memberikan sumbangsih bagi bangsa dan negara.

2. Tujuan

Ada 2 (dua) tujuan yang terkandung pada materi pembahasan mengenai ICT dan

Pendidikan, yaitu :

a. Adanya persiapan bagi sekolah – sekolah menengah dalam pembelajaran untuk pembuatan

kurikulum berbasis TIK.

b. Pembuatan program pengembangan profesional guru dan dapat diimplementasikan dalam

kurikulum berbasis TIK.

B. Teknologi Informasi dan Komunikasi

1. Teminologi

Untuk mendefinisikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), maka beberapa hal yang

perlu diketahui, maksudnya terlebih dahulu kita definisikan dua istilah yaitu :

a) Informatika (Ilmu komputer)

UNESCO memberikan defenisi bahwa informatika merupakan sebuah ilmu pengetahuan

yang membahas tentang desain, realisasi, evaluasi, penggunaan, pemeliharaan sistem –

sistem pemrosesan informasi termasuk hardware, software, aspek – aspek organisasi dan

manusia dalam aplikasinya disemua bidang.

b) Teknologi Informatika

Teknologi Informatika didefinisikan sebagai aplikasi teknologi terhadap informatika dalam

masyarakat.

c) Teknologi Informasi dan komunikasi, atau dalam bahasa inggrisnya dikenal dengan istilah

Information and Communication Technologies (ICT) didefenisikan sebagai kombinasi antara

Teknologi Informatika dan teknologi komunikasi.

Defenisi – defenisi Teknologi Komunikasi dan Informasi (TIK) lebih jelas akan dijelaskan

pada bagian berikut.

2. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi

Beberapa pengertian mengenai TIK, antara lain :

a. Menurut Eric Deeson, Harper Collins Publishers, Dictionary of Information Technology,

Glasgow,UK,1991 : “Information Technology (IT) the handling of information by electric and

ICT dan Pendidikan 3

Page 4: ICT Dan Pendidikan

electronic (and microelectronic) means. ”Here handling includes transfer. Processing, storage

and access, IT special concern being the use of hardware and software for these tasks for the

benefit of individual people and society as a whole” Dari penjelasan di atas : Kebutuhan

manusia didalam mengambil dan memindahkan , mengolah dan memproses informasi dalam

konteks social yang menguntungkan diri sendiri dan masyarakat secara keseluruhan.

Bagaimana implikasinya agar dapat menguntungkan secara individual dan masyarakat

secara keseluruhan tidak didifinisikan secara lebih khusus.

b. Information Technology in the National Curriculum, England and Wales, 1995

“Information technology (IT) capability is characterized by an ability to use effectively IT tools

an information source to analyse, process an present information, and to model, measure an

control external events. This Involve : Using information sourcxes and IT tools to solve

problems. Using it tools and information source, sich as computer systems and software

packages, to support learning in variety contexts; Understanding the implication of IT for

working life and society. Pupils should be given opportunities, where appropriate, to develop

and apply their IT capability in their study of National Curriculum subjects.” Dari penjelasan di

atas : Nampaknya terdapat acuan kemampuan TIK yang hendak dicapai dan system nilai

dalam bekerja pada kehidupan sehari-hari yang hendak dibelajarkan, seperti nilai apa yang

perlu dikembangkan dalam suatu system social masyarakat berkenaan dengan kemampuan

menggunakan TIK.

c. Menurut Puskur Diknas Indonesia

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu

1) Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi.

Teknologi Informasi adalah meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses,

penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.

Teknologi Komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat

bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.

2) Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah

Suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang

segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan

transfer/pemindahan informasi antar media

d. Menurut UNESCO, (2004)

TIK adalah teknologi yang digunakan untuk berkomunikasi dan menciptakan, mengelola

dan mendistribusikan informasi.

e. Menurut anatta sannai, Jakarta Indonesia, 2004 : Teknologi Informasi dan komunikasi

adalah sebuah media atau alat bantu dalam memperoleh pengetahuan antara seseorang

kepada oranglain

ICT dan Pendidikan 4

Page 5: ICT Dan Pendidikan

f. Menurut Kementerian Negara Riset dan Teknologi,

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK) secara umum adalah semua yang teknologi berhubungan dengan

pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan

penyajian informasi.

g. Menurut Susanto ( 2002 )

informasi merupakan hasil dari pengolahan data namun tidak semua hasil dari

pengolahan tersebut dapat menjadi informasi. Jadi pengertian TIK adalah sebuah media atau

alat bantu yang digunakan untuk transfer data baik itu untuk memperoleh suatu data /

informasi maupun memberikan informasi kepada orang lain serta dapat digunakan untuk alat

berkomunikasi baik satu arah ataupun dua arah.

Berdasarkan pengertian diatas dapat dikemukakan Pengertian TIK menurut kelompok

adalah semua bentuk teknologi yang terlibat dalam pengumpulan, memanipulasi, komunikasi,

presentasi dan menggunakan data (data yang ditransformasi menjadi informasi) yang dapat

dimanafaatkan atau digunakan dalam mendukung proses belajar mengajar dan kegiatan

administrasi di sekolah.

3. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komuikasi dalam Pendidikan

a. Sejarah Perkembangan TIK

Sejarah pemanfaatan TIK dalam pendidikan, khususnya dalam pembelajaran sangat

dipengaruhi oleh perkembangan prangkat keras TIK, khususnya komputer. Teemu Leinonen

(2005) membagi perkembangan tersebut kedalam 5 fase, yaitu :

1) Fase pertama (akhir 1970an – awal 1980an) adalah fase programming, drill and practice.

Fase ini ditandai dengan penggunaan perangkat lunak komputer yang menyajikan

latihalatihan praktis dan singkat, khususnya untuk mata pelajaran matematika dan

bahasa. Latihan-latihan ini hanya dapat menstimulasi memori jangka pendek.

2) Fase kedua (akhir 1980an – awal 1990an) adalah fase computer based training (CBT)

with multimedia (latihan berbasis komputer dengan multimedia). Fase ini adalah era

keemasan CD-ROM dan komputer multimedia. Penggunaan CD-ROM dan komputer

multimedia ini diharapkan memberikan dampak signifikan terhadap proses pembelajaran,

karena kemampuannya menyajikan kombinasi teks, gambar, animasi, dan video. Konsep

pedagogis yang mendasari kombinasi kemampuan ini adalah bahwa manusia memiliki

perbedaan. Sebagian bias belajar dengan baik kalau mempergunakan indra penglihatan,

seperti menonton filem/animasi, sebagian lainnya mungkin lebih baik kalau

mendengarkan atau membaca.

3) Fase ketiga (awal 1990an) adalah fase Internet-based training (IBT) (latihan berbasis

internet. Pada fase ini, internet digunakan sebagai media pembelajaran. Hanya saja,

ICT dan Pendidikan 5

Page 6: ICT Dan Pendidikan

pada saat itu, masih terbatas pada penyajian teks dan gambar. Penggunaan animasi,

video dan audio masih sebatas ujicoba, sehingga dirasakan pemanfaatannya belum

maksimal untuk dapat menfasilitasi pembelajaran.

4) Fase keempat (akhir 1990an – awal 2000an) adalah fase e-learning yang merupakan

fase kematangan pembelajaran berbasis internet. Sejak itu situs web yang menawarkan

e-learning semakin bertambah, baik berupa tawaran kursus dalam bentuk e-learning

maupun paket LMS (learning management system). Bahkan saat ini sudah cukup banyak

paket seperti itu ditawarkan secara gratis dalam bentuk open source. Konsep pedagogik

yang mendasari adalah bahwa pembelajaran membutuhkan interaksi sosial antara siswa

dan siswa dan antara siswa dan guru. Dengan perangkat lunak LMS, siswa dapat

bertanya kepada temannya atau kepada guru apabila dia tidak memahami materi yang

telah dibacanya.

5) Fase kelima (akhir 2000) adalah fase social software + free and open content. Fase ini

ditandai dengan banyaknya bermunculan perangkat lunak pembelajaran dan konten

pembelajaran gratis yang mudah diakses baik oleh guru maupun siswa, yang selanjutnya

dapat diedit dan dimanipulasi sesuai dengan kebutuhan. Konsep pedagogik yang

mendasari fase ini adalah teori kontstruktivis sosial. Dalam konteks ini, pembelajaran

melalui komputer terjadi tidak hanya menerima materi dari internet saja misalnya, tapi

dimungkinkan dengan membagi gagasan dan pendapat.

b. Perkembangan TIK dalam Pendidikan di Indonesia

Dalam Renstra Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005-2009, program

pengembangan TIK bidang pendidikan akan dilaksanakan melalui tahap – tahap sebagai

berikut :

1) Tahap pertama meliputi :

(a) merancang sistem jaringan yang mencakup jaringan internet, yang menghubungkan

sekolah-sekolah dengan pusat data dan aplikasi, serta jaringan internet sebagai

sarana dan media komunikasi dan informasi di sekolah,

(b) merancang dan membuat aplikasi database,

(c) merancang dan membuat aplikasi manajemen untuk pengelolaan pendidikan di

pusat, daerah, dan sekolah, dan

(d) merancang dan membuat aplikasi pembelajaran berbasis web, multimedia, dan

interaktif.

2) Tahap kedua meliputi :

(a) melakukan implementasi sistem pada sekolah-sekolah di Indonesia yang meliputi

pengadaan sarana/prasarana TIK dan pelatihan tenaga pelaksana dan guru dan

ICT dan Pendidikan 6

Page 7: ICT Dan Pendidikan

(b) merancang dan membuat aplikasi pembelajaran.

3) Tahap ketiga dan keempat adalah tahap memperluas implementasi sistem di sekolah –

sekolah.

4. Peranan TIK dalam Pendidikan

ada 10 peran strategis TIK bagi dunia pendidikan, yaitu :

a. TIK sebagai sumber pengetahuan. Yang dimaksud TIK disini adalah Internet, suatu jejaring

raksasa yang mempertemukan dan mengintegrasikan seluruh pusat-pusat referensi

pembelajaran yang ada dimuka bumi ini (Kumail, 2002). Melalui internet, seorang

mahasiswa di tanah Papua misalnya dapat dengan mudah mengakses perpustakaan yang

ada diperguruan tinggi terkemuka dunia seperti Stanford University dan Combridge Univercity

untuk menemukan referensi yang dibutuhkan. Adapun jendela pencari referensi atau

perangkat lunak berselancar di internet semacam Google, Altavista, dan Yahoo. Demikian

pula keberadaan situs-situs yang dapat mejadi sumber pembelajaran seperti You Tube dan

Wikipedia memperlihatkan bagaimana internet dapat meningkatkan kompetensi serta

keahlian seorang peserta didik dalam waktu yang relative singkat. Proses belajar menjadi

semakin cepat dan menyenangkan.

b. Dalam konteks KBK dan internet, adalah kenyataan bahwa internet tidak hanya menjadi

pusat sumber referensi, tetapi lebih jauh lagi menjadi tempat bertemunya para individu

pembelajar itu sendiri. Dengan fasilitas aplikasi seperti email, mailing list, chatting dan

blogging maka seorang siswa yang sedang belajar di Marioriawa Soppeng dapat berinteraksi

dengan tokoh idolanya pemenang nobel Fisika dari belahan bumi lain dengan leluasa. Tidak

hanya itu, seorang mahasiswa yang mengalami kesulitan ketika sedang menyusun skripsi

dapat berdiskusi dan bertukar pikiran dengan teman sesama mahasiswa. Jika proses

komunikasi ini dilakukan secara benar, intensif, dan efisien, maka niscaya kendala

kekurangan tenaga guru atau pengajar maupun keluhan rendahnya kualitas guru atau

pengajar dapat teratasi dengan baik.

c. Dengan penggabungan kedua peranan tersebut dimuka, maka akan didapatkan sebuah

peranan yang menjadi penyebab terjadinya revolusi pendidikan yaitu TIK sebagai pemungkin

(driver) terjadinya transformasi pendidikan. Hal ini sejalan filsafat pendidikan dan teknologi

yang mengatakan bahwa dengan teknologi, mahasiswa semakin lebih berpeluang

menciptakan perubahan yang bermanfaat bagi kehidupan yang lebih berkembang dan maju,

karena teknologi pada dasarnya merupakan suatu system intelektual pemberdayaan

manusia yang dihasilkan dari system kegiatan pendidikan. Dalam kaitan ini proses

digitalisasi terhadap sumber daya pendidikan dan proses pendidikan melahirkan berbagai

inisiatif penyelenggaraan mengajar belajar dengan memanfaatkan internet sebagai media

ICT dan Pendidikan 7

Page 8: ICT Dan Pendidikan

penembus batas ruang dan waktu. Sebuah sekolah dipedesaan yang tidak mempunyai

perpustakaan yang lengkap, dapat menambah koleksinya melalui e-Liberary. Sebuah

sekolah tinggi yang tidak mempunyai dosen ahli robotika dapat menyelenggarakan mata

kuliah bermutu melalui e-Learning dengan perguruan tinggi di Jepang (Wen, 2003).

d. TIK sebagai pendukung, Pengajar maupun peserta didik untuk mengatasi keterbatasan

panca indera dalam menyerap, mengolah, mengorganisasikan, menyampaikan,

mengelaborasikan, menyimpulkan dan mengimplementasikan berbagai khasanah

pengetahuan dan kompetensi yang menjadi objek pembelajaran. Dengan menggunakan

animasi yang dapat diunduh (download) dari internet seorang guru dapat mengilustrasikan

bagaimana system peredaran darah menusia terjadi.

e. TIK sebagai komponen atau bagian tak terpisahkan (terintegrasi) dari kerangka

kurikulum dan metode pendekatan mengajar belajar. Salah satu strategi pembelajaran

berbasis kompetensi adalah dengan mengimplementasikan beragam metode instruksional

sekaligus seperti model studi mandiri, simulasi, insiden, bermain peran, praktikum,

eksperimen, dan lain-lain (Yamin, 2003). Contohnya adalah untuk mata ajar sejarah, dimana

seorang guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk meneliti mengapa Napoleon

kalah di Waterloo dengan cara melakukan studi leteratur di internet. Hasilnya sangatlah

mengejutkan bagi siswa maupun guru karena ternyata dari empat puluh siswa di kelas yang

mengerjakannya, terdapat empat puluh jawaban yang berbeda karena beragamnya sudut

pandang yang dipergunakan. Secara padagogis intinya adalah bukan pada benar tidaknya

jawaban siswa, tetapi bagaimana dalam proses menjawab pertanyaan tersebut siswa

berusaha untuk mencari data/informasi yang relevan, mamilah-milahnya secara hat-hati,

melakukan pengolahan ragam fakta yang ada, mencoba mencari relasi antar kejadian-

kejadian, hingga menyimpulkan fenomena yang dipelajari (Jogiyanto, 2006). Sang guru pun

menjadi semangat untuk datang ke kelas, untuk “belajar” dari para siswanya yang telah

berhasil melakukan penelitian sederhana melalui tugas yang diberikan tersebut. Kelaspun

menjadi menyenangkan, proses belajarpun menjadi mengasyikkan.

f. TIK bagi pengajar dan peserta didik adalah sebagai alat pemicu atau penyeimbang

gaya belajar individu yang bermacam-macam karena berbedanya tingkat dan ragam

kecerdasan manusia. Konsep kecerdasan majemuk yang sifatnya unik bagi masing-masing

individu menggambarkan perlunya proses kustomisasi terhadap bahan ajar dan metode

pendekatan pembelajaran agar menjadi semakin efektif (Armstrong, 2002). Dalam konteks

inilah maka setiap peserta didik dipersilahkan dan dimungkinkan untuk men-“tailor made”

sendiri referensi, bahan ajar dan pendekatan pembelajarannya dengan tetap berada dalam

koridor system pendidikan yang ditetapkan pengajar. Dengan kata lain, heterogenitas

karakteristik peserta didik harus diimbangi dengan heterogenitas dalam mekanisme dan

ICT dan Pendidikan 8

Page 9: ICT Dan Pendidikan

model pembelajaran agar sesuai dengan gaya belajar dan kemampuannya. Disinilah TIK

yang dibangun dengan menggunakan arsitektur informasi dan aplikasi modular dapat

menemukan konteksnya yang signifikan.

g. TIK sebagai penunjang manajemen operasional institusi pendidikan, agar pengolahan

berbagai sumber daya yang dimiliki dapat terjadi secara efektif, efisien, optimal dan

terkontrol dengan baik. Pemanfaatan aplikasi manajemen kelas dan mata ajar misalnya

(baca: course / class management system), akan mempermudah terlaksananya proses

operasional dan administrasi pembelajaran secara terintegrasi, yang selama ini masih

dikelola secara manual, seperti : mekanisme absensi, penggandaan bahan ajar, pelaksanaan

ujian, penghitungan nilai evaluasi, hingga pemberitahuan hasil belajar. Aplikasi lain yang

tidak kalah pentingnya misalnya terkait dengan pengisian rencana studi untuk mahasiswa

perguruan tinggi, atau pengelola kegiatan ekstrakulikuler untuk sekolah menengah atas, atau

manajemen keuangan lembaga yang diperlukan yaysan pendidikan, dan lain-lain (Molyono,

2008)

h. TIK untuk pengambilan keputusan. Melalui penerapan aplikasi MIS (Management

Informasi System), DSS (Decision Support System), TIS (Transaction Information System),

datawarehouse, dashboard, dan sejenisnya-pemilik dan penyelenggara lembaga pendidikan

dapat melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan proses penyelenggaraan belajar-

mengajar diinstitusi terkait syarat dari proses pengambil keputusan adalah tersedianya

informasi yang lengkap dan berkualitas. Informasi yang dimaksud pada dasarnya diambil

dari seluruh data hasil rekaman pada proses operasional dan administrasi sehari-hari

(Oriondo, 1984).

i. TIK sebagai infrastruktur penting dimiliki institusi pendidikan. Dalam kaitan ini, sebuah

sekolah atau kampus harus memiliki koneksi transmisi data dengan cara terhubung langsung

ke infrastruktur telekomunikasi, baik melalui jalur terrestrial, kabel laut, maupun satelit.

Kemudian diatas infrastruktur tersebut, perlu dibangun sebuah jaringan computer yang dapat

menghubungkan berbagai piranti elektronik dan/atau digital yang ada dilingkungan institusi

pendidikan terkait. Hanya dengan jaring inilah maka keseluruhan inisiatif pengembangan TIK

sebagai media teknologi pendidikan dapat terwujud (Syukur, 2002). Perlu diperhatikan

bahwa computer bukanlah merupakan satu-satunya jenis TIK yang dipergunakan dalam

dunia pendidikan. Piranti keras lain seperti PDA, telepon genggam, web-TV, dan smart

phone hanyalah sebuah contoh dari beraneka ragam “digital gadget” yang telah tersedia di

pasar. Oleh karena itulah maka infrastruktur yang dibangun haruslah bersifat terbuka

terhadap berbagai jenis kemungkinan pengguna piranti teknologi yang dipakai oleh segenap

pemangku kepentingan.

ICT dan Pendidikan 9

Page 10: ICT Dan Pendidikan

Pembentuk Pusat Unggulan

Sumber Pengetahuan

Piranti Komunikasi

Pemungkin Transform

asi

Media Pem

belajaran

Penerap Ragam m

etoda

Pemicu G

aya Belajar

Pemandu Pengambilan Keputusan

Infrastruktur pendidikan

Pendukung Operasional

j. TIK sebagai pusat unggulan atau Center of Excellence bagi lembaga pendidikan

sejenis lainnya. Dengan menerapkan ke -9 atau sebagian dari peran TIK bagi pendidikan

maka dapat merubah institusi pendidikan menjadi pusat unggulan atau Center Excellence.

Hal ini mengandung arti bahwa siapapun yang dapat menghubungkan dirinya dengan

institusi penerap TIK ini tidak peduli yang bersangkutan adalah individu, kelompok

masyarakat, organisasi atau lembaga badan hokum akan langsung mendapatkan

keseluruhan manfaat yang dirasakan oleh pemangku kepentingan (baca : stakeholder) dari

institusi pendidikan tersebut. Hal ini berarti bahwa sebuah institusi pendidikan yang telah

menerapkan TIK berpotensi menjadi “mercu suar” pengetahuan bagi masyarakat disekitarnya

maupun lembaga-lembaga lain yang ingin menjalin kerjasama dengannya (Miarso, 2004).

Fenomena yang didasari oleh Hukum Metcalfe ini merupakan ciri khas atau karakteristik dari

TIK yang tidak dimiliki oleh teknologi lainnya.

Dari kesepuluh peran TIK bagi pendidikan dapat disimpulkan menjadi tiga bagian dan

diilustrasikan sebagai “Rumah Peranan TIK” .

Bagian pertama terdiri atas tiga peranan TIK merupakan fondasi dari rumah tersebut. Bagian

kedua terdiri atas 6 pilar peranan TIK berkaitan dengan pemanfaatan teknologi pendidikan untuk

meningkatkan kualitas mengajar-belajar yang dimanfatkan oleh tenaga pengajar dan peserta

didik. Dan bagian ketiga mempresentasikan atap rumah merupakan peranan TIK yang dapat

dimanfaatkan bagi masyarakat sekitar.

5. Peran pemerintah terhadap Teknologi Komunikasi & Informasi dalam Pendididikan,

ICT dan Pendidikan 10

Page 11: ICT Dan Pendidikan

UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP19/2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan (SNP) dan PP 17/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan

merupakan beberapa instrumen pemerintah untuk mengimplementasikan Teknologi

Komunikasi & Informasi Untuk Pendidikan. Pemerintah pun telah mendeklarasikan

penggunaan dan pengembangan Open Source Software (OSS) sebagai salah satu

langkah strategis dalam mempercepat penguasaan teknologi informasi di Indonesia.

Sejalan dengan komitmen Pemerintah untuk memajukan kualitas pendidikan Indonesia

dan juga mendayagunakan teknologi informasi dalam kehidupan masyarakat

Pasal 4 Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

yang menyatakan bahwa “pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan

serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan,

nilai kultural, dan kemajemukan bangsa”. Secara umum, peranan e-learning dalam

proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua: komplementer dan substitusi.

Yang pertama mengandaikan bahwa cara pembelajaran dengan pertemuan tatap-muka

masih berjalan tetapi ditambah dengan model interaksi berbantuan TI, sedang yang kedua

sebagian besar proses pembelajaran dilakukan berbantuan TI. Saat ini, regulasi yang

dikeluarkan oleh pemerintah juga telah memfasilitasi pemanfaatan e-learning sebagai

substitusi proses pembelajaran konvensional.

Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 107/U/2001 dengan jelas membuka

koridor untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh di mana e-learning dapat masuk

memainkan peran dalam pendidikan melalui pembelajaran jarak jauh.

6. Kendala – kendala pengembangan Teknologi Komunikasi & Informasi Dalam Pendididikan

Ada beberapa kendala di Indonesia yang menyebabkan TIK belum dapat digunakan

seoptimal mungkin, yaitu :

a. Kesiapan pemerintah Indonesia

Pemerintah masih pelit untuk mengalokasikan dana untuk kebutuhan pendidikan.

b. infrastruktur telekomunikasi

masih terdapat kekurangan pada hal pengadaan infrastruktur teknologi telekomunikasi,

multimedia dan informasi yang merupakan prasyarat terselenggaranya IT untuk pendidikan

sementara penetrasi komputer (PC) di Indonesia masih rendah.

c. perangkat hukumnya yang mengaturnya. apakah infrastruktur hukum yang melandasi

operasional pendidikan di Indonesia cukup memadai untuk menampung perkembangan baru

berupa penerapan IT untuk pendidikan ini. Sebab perlu diketahui bahwa Cyber Law belum

diterapkan pada dunia Hukum di Indonesia.

ICT dan Pendidikan 11

Page 12: ICT Dan Pendidikan

d. Biaya penggunaan jasa telekomunikasi juga masih mahal bahkan jaringan telepon masih

belum tersedia di berbagai tempat di Indonesia.

e. Hanya Institut - institut pendidikan unggulan yang memiliki fasilitas untuk mengakses

jaringan TIK yang memadai. Padahal masih banyak institut-institut pendidikan lainnya yang

belum diperlengkapi dengan fasilitas IT.Harapan kita bersama hal ini dapat diatasi sejalan

dengan perkembangan telekomunikasi yang semakin canggih dan semakin murah.

f. Belum meratanya penyebaran teknologi informasi akan berpengaruh terhadap

proses perkembangan pendidikan. Hal ini dikarenakan peran teknologi

informasi di dunia pendidikan sangatlah penting.

g. Kurangnya ketersediaan sumber daya manusia, Kemampuan SDM untuk tenaga

pendidik dan tenaga administrasi masih belum sesuai harapan.

C. Kurikulum dan Pengembangan Guru

1. Kurikulum

a. Pengertian Kurikulum

Beberapa pengertian kurikulum antara lain :

1) Menurut etimologi, Istilah kurikulum pada zaman Yunani kunoberasal dari kata “Curee”

yang berarti “tempat pertandingan”. Kurir artinya orang yang bertugas menyampaikan

berita dari suatu tempat ke tempat lain. Kurikulum diartikan “jarak yang harus ditempuh

dalam suatu perlombaan lari” atau “race cource”. Analog dengan makna di atas,

kurikulum dalam pendidikan diartikan sebagai sejumlah mata pelajaran dan materi yang

harus dikuasai peserta didik untuk memperoleh ijasah tertentu.

2) Hilda Taba mendefinisikan kurikulum sebagai rencana belajar dengan mengungkapkan,

bahwa a curriculum is a plan for learning. Kurikulum biasanya terdiri dari tujuan,

materi/isi, strategi pembelajaran dan evaluasi.

3) Pengertian lain tentang kurikulum diungkapkan dalam Undang-Undang no 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dan digunakan dalam Peraturan Pemerintah no. 19

tahun 2005 yang merumuskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan

pengaturan mengenai tujuan, materi/isi atau bahan pelajaran serta metode cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai

tujuan pendidikan.

b. Komponen kurikulum.

Komponen kurikulum antara lain :

1) Komponen tujuan

Dalam kurikulum, tujuan merupakan arah atau sasaran yang hendak dicapai dalam

penyelenggaraan pendidikan. Setiap perencanaan kurikulum terlebih dahulu harus

ICT dan Pendidikan 12

Page 13: ICT Dan Pendidikan

merumuskan apa yang hendak dicapai, sesudah itu haruslah diidentifikasi dan diselidiki

materi pembelajaran dan kegiatan belajar yang diperlukan bagi pencapaian tujuan.

2) Komponen materi dan pengalaman belejar.

Komponen kurikulum ini berkaiatan dengan pernyataan apa yang akan diajarkan

agar peserta didik memperoleh pengalaman belajar sehingga mampu mencaoai tujuan

yang digariskan dalam kurikulum. Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana metode atau

strategi penyajian materi tersebut agar peserta didik memperoleh pengalaman belejar

yang diharapkan.terdapat dud dasar pembagian materi pembelajaran , yaitu :

Materi pembelajaran yang didasarkan pada filsafat progresivisme,

Materi pembelajaran lebih memperhatikan tentang kebutuhan, minat, dan

kehidupan peserta didik. Oleh karena itu, materi pembelajaran harus diambil dari

dunia peserta didik dan oleh peserta didik itu sendiri.

Materi pembelajaran yang didasarkan pada filsafat konstruktivisme,

Materi pembelajaran dikemas sedemikian rupa dalam bentuk tema-tema dan

topik-topik yang diangkat dari masalah-masalah sosial yang krusial, misalnya tentang

ekonomi, sosial bahkan tentang alam. Materi pembelajaran yang berlandaskan pada

teknologi pendidikan banyak diambil dari disiplin ilmu, tetapi telah diramu sedemikian

rupa dan diambil hal-hal yang esensialnya saja untuk mendukung penguasaan suatu

kompetensi. Materi pembelajaran atau kompetensi yang lebih luas dirinci menjadi

bagian-bagian atau sub-sub kompetensi yang lebih kecil dan obyektif.

3) Komponen Strategi Pembelajaran

Perbedaan dalam menentukan tujuan dan materi pembelajaran, memiliki

konsekuensi terhadap penentuan strategi pembelajaran yang hendak dikembangkan.

Apabila yang menjadi tujuan dalam pembelajaran adalah penguasaan informasi-

intelektual,–sebagaimana yang banyak dikembangkan oleh kalangan pendukung filsafat

klasik dalam rangka pewarisan budaya ataupun keabadian, maka strategi pembelajaran

yang dikembangkan akan lebih berpusat kepada guru. Guru merupakan tokoh sentral di

dalam proses pembelajaran dan dipandang sebagai pusat informasi dan pengetahuan.

Sedangkan peserta didik hanya dianggap sebagai obyek yang secara pasif menerima

sejumlah informasi dari guru. Metode dan teknik pembelajaran yang digunakan pada

umumnya bersifat penyajian (ekspositorik) secara massal, seperti ceramah atau seminar.

Selain itu, pembelajaran cenderung lebih bersifat tekstual. Strategi pembelajaran yang

berorientasi pada guru tersebut mendapat reaksi dari kalangan progresivisme. Menurut

kalangan progresivisme, yang seharusnya aktif dalam suatu proses pembelajaran adalah

peserta didik itu sendiri. Peserta didik secara aktif menentukan materi dan tujuan

belajarnya sesuai dengan minat dan kebutuhannya, sekaligus menentukan bagaimana

ICT dan Pendidikan 13

Page 14: ICT Dan Pendidikan

cara-cara yang paling sesuai untuk memperoleh materi dan mencapai tujuan belajarnya.

Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik mendapat dukungan dari kalangan

rekonstruktivisme yang menekankan pentingnya proses pembelajaran melalui dinamika

kelompok.

Pembelajaran cenderung bersifat kontekstual, metode dan teknik pembelajaran yang

digunakan tidak lagi dalam bentuk penyajian dari guru tetapi lebih bersifat individual,

langsung, dan memanfaatkan proses dinamika kelompok (kooperatif), seperti :

pembelajaran moduler, obeservasi, simulasi atau role playing, diskusi, dan sejenisnya.

Dalam hal ini, guru tidak banyak melakukan intervensi. Peran guru hanya sebagai

fasilitator, motivator dan guider. Sebagai fasilitator, guru berusaha menciptakan dan

menyediakan lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya. Sebagai motivator,

guru berupaya untuk mendorong dan menstimulasi peserta didiknya agar dapat

melakukan perbuatan belajar. Sedangkan sebagai guider, guru melakukan

pembimbingan dengan berusaha mengenal para peserta didiknya secara personal.

Selanjutnya, dengan munculnya pembelajaran berbasis teknologi yang menekankan

pentingnya penguasaan kompetensi membawa implikasi tersendiri dalam penentuan

strategi pembelajaran. Meski masih bersifat penguasaan materi atau kompetensi seperti

dalam pendekatan klasik, tetapi dalam pembelajaran teknologis masih dimungkinkan

bagi peserta didik untuk belajar secara individual. Dalam pembelajaran teknologis

dimungkinkan peserta didik untuk belajar tanpa tatap muka langsung dengan guru,

seperti melalui internet atau media elektronik lainnya. Peran guru dalam pembelajaran

teknologis lebih cenderung sebagai director of learning, yang berupaya mengarahkan

dan mengatur peserta didik untuk melakukan perbuatan-perbuatan belajar sesuai dengan

apa yang telah didesain sebelumnya. Berdasarkan uraian di atas, ternyata banyak

kemungkinan untuk menentukan strategi pembelajaran dan setiap strategi pembelajaran

memiliki kelemahan dan keunggulannya tersendiri.

4) Komponen organsasi

Komponen ini tersangkut paut dengan bagaimana materi pelajaran disusun atau

diorganisasikan sehingga peserta didik secara lancar memperoleh pengalaman belajar

yang relevan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Keseluruhan materi pelajaran

perlu disusun sebaik-baiknya sehingga terbentuk program belajar yang terdiri dari unit -

unit kegiatan belajar. Berkenaan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,

tampaknya lebih cenderung menggunakan pengorganisasian yang bersifat eklektik

(suatu program yang mencari keseimbangan antara organisasi kurikulum yang terpusat

pada mata pelajaran dan peserta didik), yang terbagi ke dalam lima kelompok mata

pelajaran, yaitu : (1) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; (2) kelompok

ICT dan Pendidikan 14

Page 15: ICT Dan Pendidikan

1

PerencanaanKurikulum

PelaksanaanKurikulum

PengembanganKurikulumPenilaian

Kurikulum

23

4

GambarSiklus pengembangan Kurikulum (Curriculum Mesineering Cycle)

Dikutip dari Munir (2008 : 30)

mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; (3) kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi; (4) kelompok mata pelajaran estetika; dan (5) kelompok

mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan

5) Komponen evaluasi

Evaluasi sebagai komponen kurikulum berfungsi untuk mendapatkan gambaran

apakah kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Selain itu, dengan evaluasi akan diperoleh data mengenai kelebihan

dan kekurangan yang ada pada komponen lain dan proses interaksi antar komponen.

Dengan demikian, tujuan evaluasi kurikulum adalah untuk memperoleh gambaran

tentang keberhasilan kurikulum dan kelemahannya yang dijumpai dalam berbagai

komponen dan prosesnya.

c. Pengembangan Kurikulum

Dalam pengembangan kurikulum terjadi dalam sebuah siklus (Depdiknas 2006) yaitu

sebagai berikut :

1. Perencanaan kurikulum

Perencanaan kurikulum pada dasarnya adalah penyiapan dokumen kurikulum

berupa dokumen inti, dan dokumen penunjang (Berupa dokumen pembelajaran).

Pengembangan kurikulum didasari atas beberapa analisis, yaitu :

a) Analisis kebutuhan masyarakat,

b) Analisis Kebutuhan pengembangan ilmu pengetahuan dan nilai – nilai,

c) Analisis kebutuhan peserta didik.

ICT dan Pendidikan 15

Page 16: ICT Dan Pendidikan

2. Pengembangan kurikulum

Pengembangan kurikulum melibatkan pihak terkait sehingga bisa terlaksananya

pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum dilakukan pada komponen –

komponen kurikulum. Komponen kurikulum tersebut merupakan suatu kesatuan yang

saling berhubungan satu dengan lainnya dalam pengembangan kurikulum.

3. Pelaksanaan kurikulum

Pelaksanaan kurikulum atau biasa dikenal dengan implementasi kurikulum

merupakan kegiatan nyata yang dilaksanakan pengajar dalam proses pembelajaran.

4. Penilaian kurikulum

Penilaian kurikulum atau penilaian atas pelaksanaan kulrikulum sebagai suatu

proses, meliputi :

a) Penilaian kurikulum terhadap beberapa unsur pelaksanaan kurikulum

b) Penilaian kurikulum dilakukan terhadap keseluruhan pelaksanaan kurikulum.

Penilaian kurikulum memiliki fungsi antara lain untuk :

a) Mendiagnosa kegagalan atau kelemahan pelaksanaan kurikulum

b) Merevisi kurikulum atas kelemahan atau kegagalan yang ditemui,

c) Membandingkan kurikulum yang dikembangkan dengan kurikulum sebelumnya atau

kurikulum luar dalam upaya perbaikan.

d) Mengantisipasi kebutuhan – kebutuhan yang berhubungan dengan pendidikan,

e) Menentukan tujuan yang sudah dicapai.

d. Kurikulum Berbasis TIK

Penerapan dan pengembangan kurikulum berbasis TIK adalah salah satu langkah

strategis dalam menyonsong masa depan pendidikan Indonesia, hal ini sesuai dengan

kebijakan yang ada di dalam Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional

(Depdiknas) 2005 – 2009. Kurikulum masa depan bukan sekedar mengikuti trend global,

melainkan merupakan suatu langkah strategis didalam upaya meningkatkan mutu pendidikan

kepada masyarakat.

Kurikulum TIK masa yang akan datang perlu dikembangkan mengarah pada terwujudnya

sistem pendidikan terpadu yang dapat membangun bangsa yang mandiri, maju dan dinamis.

Hal ini sudah barang tentu harus diikuti oleh kesiapan seluruh komponen bangsa.

2. Pengembangan guru

Para guru perlu dipersiapkan secara memadai agar bisa mengimplementasikan kurikulum

berbasis ICT yang paling terkini ataupun ada kurikulum terbaru yang menuntut adanya persiapan

yang saksama, manajemen, penyediaan sumber daya dan dukungan yang berkesinambungan.

Dalam hal kurikulum ICT, perhatian – perhatian yang lebih ditunjukan kepada tenaga pendidik

ICT dan Pendidikan 16

Page 17: ICT Dan Pendidikan

untuk mengembangkan diri. Pengembangan guru akan kemampuan ICT, harus selalu

dilaksanakan dan mendapat dukungan dari semua pihak.

D. Beragam kondisi diseluruh negara.

Kondisi dan sumber daya (Alam maupun Manusia) sangat bervariasi antara masing – masing

negara, hal ini memberi pengaruh pada implementasi kurikulum ICT. Adapun hal – hal yang perlu

diketahui akibat dampak kemajuan teknologi yaitu :

a) Menghadapi perubahan

Perkembangan – perkembangan yang pesat dalam ICT merupakan hal membawa dampak

yang besar dan sulit diatur. Situasi dari perubahan ini menghadang semua pihak, baik pendidik,

dan seluruh komponen yang terkait. Kurikulum ICT yang dikembangakan diharapkan mampu

menghadapi perubahan – perubahan yang ada dan membantu kebutuhan dalam pendidikan.

b) Kondisi lokal dan beberapa negara lainnya

1) Kondisi lokal

Kondisi – kondisi bervariasi terjadi di Indonesia sebagai akibat implemnetasi kurikulum

ICT dan pemanfaatan ICT tersebut.

2) Kondisi beberapa negara lainnya

Wilayah – wilayah di asia

Majalah Asiaweek terbitan 20-27 Agustus 1999 telah menurunkan

tulisan-tulisan dalam tema "Asia in the New Millenium" yang memberikan

gambaran berbagai kecenderungan perkembangan yang akan terjadi di Asia

dalam berbagai aspek seperti ekonomi, politik, agama, sosial, budaya,

kesehatan, pendidikan, dan lainnya, termasuk di dalamnya pengaruh

revolusi internet (sarana ICT) dalam berbagai dimensi kehidupan.

Amerika, Australia dan Eropa

Saat ini hampir seluruh program distance learning di Amerika, Australia dan

Eropa dapat juga diakses melalui internet. Studi yang dilakukan oleh

Amerika, sangat mendukung dikembangkannya e-learning, menyatakan

bahwa computer based learning sangat efektif, memungkinkan 30%

pendidikan lebih baik, 40% waktu lebih singkat, dan 30% biaya lebih murah.

Bank Dunia (World bank) pada tahun 1997 telah mengumumkan program

Global Distance Learning Network (GDLN) yang memiliki mitra disebanyak

80 negara di seluruh dunia (sampai dengan Juni 2000, pusat yang

beroperasi baru 15 negara, dan 5 diantaranya di Asia tetapi belum di

ICT dan Pendidikan 17

Page 18: ICT Dan Pendidikan

Indonesia). Melalui GDLN ini maka World Bank dapat memberikan e-learning

kepada mahasiswa 5 kali lebih banyak (dari 30 menjadi 150 mahasiswa)

dengan biaya 31% lebih murah, Hampir separuh dari sekitar 3.900 lembaga

pendidikan tinggi di Amerika Serikat menyelenggarakan sejenis pendidikan

jarakjauh (distance education / distance learning ).

c) Ketersediaan Sumber daya.

Dalam pendidikan apapun tingkatannya, ketersediaan sumber daya merupakan dasar

terlaksananya kegiatan pendidikan. Ketersediaan infrastruktur dan sumber daya manusia dituntut

harus mampu menyesuaikan terhadap perkembangan yang ada. Oleh karena itu, Kurikulum yang

diusulkan harus mempertimbangkan isu – isu sumber daya dan harus dirinci semua kebutuhan

yang ada.

BAB III

KESIMPULAN

1. Materi ICT dan Pendidikan yang dipelajari saat ini memiliki maksud dari UNESCO untuk mengetahui

perkembangan ICT atau memastikan semua negara, baik yang telah maju, sedang berkembang,

telah memiliki akses kepada fasilitas – fasilitas pendidikan yang penting untuk mempersiapkan

generasi muda agar bisa memainkan perannya dalam masyarakat dengan memberikan sumbangsih

bagi bangsa dan negara.

2. Untuk mendefinisikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), maka beberapa hal yang perlu

diketahui, maksudnya terlebih dahulu kita definisikan dua istilah yaitu :

a. Informatika (Ilmu komputer),

UNESCO memberikan defenisi bahwa informatika merupakan sebuah ilmu pengetahuan

yang membahas tentang desain, realisasi, evaluasi, penggunaan, pemeliharaan sistem – sistem

ICT dan Pendidikan 18

Page 19: ICT Dan Pendidikan

pemrosesan informasi termasuk hardware, software, aspek – aspek organisasi dan manusia

dalam aplikasinya disemua bidang.

b. Teknologi Informatika

Teknologi Informatika didefinisikan sebagai aplikasi teknologi terhadap informatika dalam

masyarakat.

c. Teknologi Informasi dan komunikasi,

Dalam bahasa inggrisnya dikenal dengan istilah Information and Communication

Technologies (ICT) didefenisikan sebagai kombinasi antara Teknologi Informatika dan teknologi

komunikasi.

3. Pengertian TIK menurut kelompok adalah semua bentuk teknologi yang terlibat dalam pengumpulan,

memanipulasi, komunikasi, presentasi dan menggunakan data (data yang ditransformasi menjadi

informasi) yang dapat dimanafaatkan atau digunakan dalam mendukung proses belajar mengajar

dan kegiatan administrasi di sekolah.

4. TIK mengalami perkembangan yang pesat terlebih dalam implementasinya untuk pendidikan.

5. Penerapan dan pengembangan kurikulum berbasis TIK adalah salah satu langkah strategis dalam

menyonsong masa depan pendidikan Indonesia, hal ini sesuai dengan kebijakan yang ada di dalam

Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) 2005 – 2009.

6. Kurikulum masa depan bukan sekedar mengikuti trend global, melainkan merupakan suatu langkah

strategis didalam upaya meningkatkan mutu pendidikan kepada masyarakat.

ICT dan Pendidikan 19