peranan ict dalam dunia pendidikan

22
MAKALAH INFORMATION COMMUNICATION TECHNOLOGY Pemanfaatan ICT Sebagai Media Pembelajaran Dalam Mendukung Kemajuan Pendidikan IndonesiaDisusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Information Communication Technology Oleh : Yuni Shara Hutahaean (0311 12 136) PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN 2012

Upload: yuniehutahaean

Post on 20-Feb-2017

18.687 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

MAKALAH INFORMATION COMMUNICATION

TECHNOLOGY

“Pemanfaatan ICT Sebagai Media Pembelajaran Dalam Mendukung

Kemajuan Pendidikan Indonesia”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Information Communication

Technology

Oleh :

Yuni Shara Hutahaean (0311 12 136)

PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAKUAN

2012

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati kami memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT

atas berkat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini untuk

memenuhi dalam bidang penilaian mata kuliah Information Communication Technology

(ICT) , yang berjudul “Pemanfaatan ICT Sebagai Media Pembelajaran Dalam Mendukung

Kemajuan Pendidikan Indonesia”.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini kami masih banyak kekurangan, baik itu dari

segi penulisan, isi dan lain sebagainya, maka kami sangat mengharapkan kritik dan saran

guna untuk perbaikan untuk pembuatan makalah di hari yang akan datang.

Demikianlah sebagai kata pengantar, dengan iringan serta harapan, semga tulisan

sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Atas semua ini kami

mengucapkan ribuan terima kasih yang tak terhingga, semoga segala bantuan dari semua

pihak mudah-mudahan dapat amalan baik yang diberikan oleh Allah SWT.

Bogor, Oktober 2012

Penulis

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK ) atau secara internasional dikenal

dengan istilah ICT ( Information and Communication Technology ) sangat penting di era

globalisasi saat ini. Penggunaan komputer untuk mengakses, mengolah, dan menyajikan

informasi, baik secara individu maupun kelompok, intra network ( intranet ) maupun

internasional network ( internet ), merupakan kebutuhan primer di era digital. Survey di

Amerika Serikat memperlihatkan bahwa pelajar, termasuk mahapelajar, di era abad 21 ini ini

memperlihatkan perubahan sikap. Perubahan sikap yang nyata adalah penguasaan dan

penerapan teknologi informasi dan komunikasi khususnya internet oleh pelajar dalam

aktivitas keseharian amat dominan. Paling tidak 76% dari setiap pelajar percaya bahwa TIK /

ICT akan membantu mereka dalam kegiatan pembelajaran dan oleh karenanya berpendapat

bahwa lembaga pendidikan / universitas harus memiliki fasilitas dan trend penggunaan TIK /

ICT dalam aspek pembelajaran.

Pesatnya perkembangan TI, khususnya internet, memungkinkan pengembangan layanan

informasi yang lebih baik dalam suatu institusi pendidikan. Dilingkungan pertenaga

pendidikan tinggi, pemanfaatan IT lainnya yaitu diwujudkan dalam suatu sistem yang disebut

electronic university (e-University). Pengembangan e-University bertujuan untuk mendukung

penyelenggaraan pendidikan, sehingga pertenaga pendidikan tinggi dapat menyediakan

layanan informasi yang lebih baik kepada komunitasnya, baik didalam maupun diluar

pertenaga pendidikan tinggi tersebut melalui internet. Layanan pendidikan lain yang bisa

dilaksanakan melalui sarana internet yaitu dengan menyediakan materi kuliah secara online

dan materi kuliah tersebut dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkan.

Penerapan TIK / ICT memiliki keunggulan tersedianya informasi secara luas, cepat, dan

tepat, adanya kemudahan dalam proses pembelajaran dan dukungan teknologi untuk

memudahkan proses belajar mengajar. Penerapan TIK / ICT juga memiliki keunggulan khas

yaitu tidak terbatasi oleh tempat dan waktu. Pemerintah melalui Departemen Pendidikan

Nasional juga telah merespon keadaan di atas dan adanya era informasi ini dengan

merumuskan kebijakan peningkatan akses, efisiensi, efektivitas dan kualitas pendidikan serta

manajemen pendidikan dengan implementasi ICT.

Hal ini merupakan salah satu faktor yang mengharuskan pengembangan ICT dalam dunia

pendidikan di Indonesia. Agar kualitas sumber daya manusia Indonesia yang merupakan

produk dari pendidikan itu semakin baik dan dapat bersaing dalam dunia yang berbasiskan

teknologi. Oleh sebab itu Depertemen Pendidikan Nasional melalui PUSTEKKOM

melakukan pengembangan terus menerus terhadap ICT untuk dunia pendidikan di Negara

kita ini. Untuk melihat hal ini lebih luas lagi, maka dalam makalah ini akan dibahas tentang

penggunaan ICT dalam dunia pembelajaran di Indonesia.

BAB II

Pembahasan

2.1 Teknologi Informasi dan Komunikasi

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), atau dalam bahasa Inggris dikenal

dengan istilah Information and Communication Technologies (ICT), adalah payung besar

terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan

informasi. ICT mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi.

Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai

alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah

segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan

mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi

dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi

Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait

dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media.

TIK menjadi simbol kemajuan bagi sebuah bangsa, maka tak heran kalau TIK

menjadi mata pelajaran yang harus dikuasai oleh pelajar saat ini. TIK menjadi sesuatu yang

mutlak untuk dikuasai untuk mengejar ketertinggalan teknologi bangsa Indonesia. Bahkan di

berbagai lembaga pendidikan saat ini pasti akan memprioritaskan dan menambah pelajaran

TIK dalam jadwal pelajarannya serta memperbanyak media-media yang membantu

pengembangan pembelajaran. Perkembangannya yang sangat cepat dan pesat menuntut

semua komponen lembaga pendidikan harus mampu mengejarnya, tak terkecuali tenaga

pendidik.

Kehadiran TIK akan memperkuat model pembelajaran yang berpusat pada pelajar di

samping yang sudah berkembang secara konvensional. Ini sebagaimana diramalkan oleh

Wrigley bahwa pada saatnya ketika datang era informasi, peran tenaga pendidik akan

berkurang seiring makin pesatnya penggunaan komputer berbasis jaringan sebagai sumber

ilmu pengetahuan. Kehadiran TIK bagi sebagian kalangan akan memberi jawaban terhadap

persoalan pendidikan, misalnya menambah kekayaan media pembelajaran dari yang sudah

ada. sementara menurut penelitian dari PBB, Indonesia menempati urutan ke 106 dari 180

negara yang disurvay dalam hal penggunaan IT. Namun penelitian di Amerika sendiri

menyatakan bahwa di negara pusat teknologi ini juga tidak merata dalam penggunaan IT

dalam pendidikan.

Dalam menghadirkan fungsi teknologi asas praktis, efektif dan efisien menjadi acuan

acuan utama. Artinya kalau kehadirannya justru menyulitkan dan menambah beban materi

dan waktu maka kehadiran TIK justru tidak ada gunanya. Namun rasanya hal ini tidak akan

terjadi di era informasi ini. Di mana perangkat komunikasi nirkabel sudah merambah sampai

ke pelosok pedesaan. Kehadiran teknologi ini harus digunakan sebaik-baiknya dengan

pengelolaan yang tepat. TIK yang sudah menyatu kehadirannya dengan masyarakat menjadi

sesuatu yang harus dimuati nilai baik. Maka tugas tenaga pendidik untuk menangkap

kehadiran TIK ini menjadi sesuatu yang positif dan berdaya guna bahkan menjadi bernilai

ekonomis (ergonomis).

Secara khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:

1. Menyadarkan kita akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

yang terus berubah sehingga termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari

teknologi ini sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.

2. Memotivasi kemampuan kita agar bisa beradaptasi dan mengantisipasi

perkembangan TIK, sehingga bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan

sehari hari secara mandiri dan lebih percaya diri.

3. Mengembangkan kompetensi kita dalam menggunakan Teknologi Informasi dan

Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam

kehidupan sehari hari.

4. Mengembangkan kemampuan belajar berbasis TIK, sehingga proses pembelajaran

dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong kita lebih terampil dalam

berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.

5. Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan

bertanggung jawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk

pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah sehari hari.

2.2 Fungsi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

dalam Pembelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memilliki tiga fungsi utama yang digunakan dalam

kegiatan pembelajaran, yaitu

1. Teknologi berfungsi sebagai alat (tools), dalam hal ini TIK digunakan sebagai alat bantu bagi

pengguna (user) atau siswa untuk membantu pembelajaran, misalnya dalam mengolah kata,

mengolah angka, membuat unsur grafis, membuat database, membuat program administratif

untuk siswa, guru dan staf, data kepegawaian, keuangan dan sebagainya.

2. Teknologi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan (science). Dalam hal ini teknologi sebagai

bagian dari disiplin ilmu yang harus dikuasai oleh siswa. Misalnya teknologi komputer

dipelajari oleh beberapa jurusan di perguruan tinggi seperti informatika, manajemen

informasi, ilmu komputer. dalam pembelajaran di sekolah sesuai kurikulum 2006 terdapat

mata pelajaran TIK sebagai ilmu pengetahuan yang harus dikuasi siswa semua

kompetensinya.

3. Teknologi berfungsi sebagai bahan dan alat bantu untuk pembelajaran (literacy). Dalam hal

ini teknologi dimaknai sebagai bahan pembelajaran sekaligus sebagai alat bantu untuk

menguasai sebuah kompetensi berbantuan komputer. Dalam hal ini komputer telah diprogram

sedemikian rupa sehingga siswa dibimbing secara bertahap dengan menggunakan prinsip

pembelajaran tuntas untuk menguasai kompetensi. dalam hal ini posisi teknologi tidak

ubahnya sebagai guru yang berfungsi sebagai : fasilitator, motivator, transmiter, dan

evaluator.

Disinilah peran dan fungsi teknologi informasi untuk menghilangkan berkembangnya sel dua, tiga

dan empat berkembang di banyak institusi pendidikan yaitu dengan cara:

1. Meminimalisir kelemahan internal dengan mengadakan perkenalan teknologi informasi

global dengan alat teknologi informasi itu sendiri (radio, televisi, computer )

2. Mengembangkan teknologi informasi menjangkau seluruh daerah dengan teknologi informasi

itu sendiri (Wireless Network connection, LAN ), dan

3. Pengembangan warga institusi pendidikan menjadi masyarakat berbasis teknologi informasi

agar dapat terdampingan dengan teknologi informasi melalui alat-alat teknologi informasi.

Peran dan fungsi teknologi informasi dalam konteks yang lebih luas, yaitu dalam manajemen dunia

pendidikan, berdasar studi tentang tujuan pemanfaatan TI di dunia pendidikan terkemuka di Amerika,

Alavi dan Gallupe (2003) menemukan beberapa tujuan pemanfaatan TI, yaitu

memperbaiki competitive positioning;

meningkatkan brand image;

meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengajaran;

meningkatkan kepuasan siswa;

meningkatkan pendapatan;

memperluas basis siswa;

meningkatkan kualitas pelayanan;

mengurangi biaya operasi; dan

mengembangkan produk dan layanan baru.

Karenanya, tidak mengherankan jika saat ini banyak institusi pendidikan di Indonesia yang berlomba

lomba berinvestasi dalam bidang TI untuk memenangkan persaingan yang semakin ketat. Maka dari

itu untuk memenangkan pendidikan yang bermutu maka disolusikan untuk memposisikan institusi

pendidikan pada sel satu yaitu lingkungan peluang yang menguntungkan dan kekuatan internal yang

kuat.

2.3 Implementasi TIK (ICT) dalam dunia pendidikan

Tidak bisa dipungkiri, keberadaan komputer saat ini bukan lagi merupakan barang mewah,

Alat ini sudah digunakan di berbagai bidang pekerjaan, termasuk dalam dunia pendidikan.

Saat ini jumlah guru yang ada adalah 2.692.217, dari jumlah trsebut yang memenuhi syarat

sertifikasi 727.381 orang atau sekitar 27%, sehingga diperlukan sekitar 1.964.836 atau 73%

guru yang harus itingkatkan kualifikasi pendidikan dan profesionalismenya. Dan yang juga

menjadi masalah adalah rendahnya tingkat pemanfaatan ICT di sekolah (Digital Divide) ICT

dapat menunjang optimalisasi sekolah, karena potensi ICT cukup besar, diantaranya

1. Memperluas kesempatan belajar,

2. Meningkatkan efisiensi,

3. Meningkatkan kualitas belajar,

4. Meningkatkan kualitas mengajar,

5. Memfasilitasi pembentukan keterampilan,

6. Mendorong belajar sepanjang hayat berkelanjutan,

7. Meningkatkan perencanaan kebijakan dan manajemen,

8. Mengurangi kesenjangan digital. Begitu besar peran ICT dalam pendidkan sehingga

secara khusus pemerintah dalam Pustekkom Diknas membagi peran ICT di sekolah modern

menjadi 7 peran sekaligus sebagi pilar pendidikan. Ke-7 peran ICT tersebut yaitu

1. ICT sebagai gudang ilmu pengetahuan. Artinya dengan ICT sumber ilmu pengetahuan

menjadi begitu kaya bahkan melimpah, baik ilmu pengetahuan inti (core content) dalam

pelajaran sekolah maupun sebagai materi pengaya pembelajaran (content suplement).Pada

fungsi ini internet memiliki peran besar sebagai sumber ilmu pengetahuan yang dapat diakses

secara luas yang didalamnya telah terkoneksi dengan ribuan perpustakaan digital, jutaan

artikel/jurnal, jutaan e-book, dan lan-lain.

2. ICT sebagai alat bantu pembelajaran. Artinya bahwa pembelajaran saat ini lebih mudah

dengan bantuan ICT, untuk menghadirkan dunia di kelas dan dapat disajikan kepada seluruh

siswa melalui peralatan ICT seperti multimedia dan media pembelajaran hasil olahan

komputer seperi poster, grafik, foto, gambar, display, dan media grafis yang lainnya.

Pemanfaatan CD Interaktif, Video Pembelajaran, Multimedia presentasi, e-learning termasuk

pada bagian ini.

3. ICT sebagai fasilitas pendidikan. Dalam hal ini ICT sebagai saran yang melengkapi

fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan, terutama fasilitasfasilitas yang bernuansa

elektronik seperti labolatorium komputer, peralatan di laboratorium bahasa, raung

multimedia, studio rekaman suara, studio musik, studio produksi video dan editing.

4. ICT sebagai standar kompetensi. Artinya ICT sebagai mata pelajaran yang kita kenal

Mata Pelajaran TIK. Mata pelajaran ini berisi standar kompetensi.

Selain peran ICT diatas, terdapat pendapat lain tentang peranan ICT dalam pendidikan yaitu :

1. ICT sebagai Keterampilan (skill) dan Kompetensi :

Setiap pemangku kepentingan harus memiliki kompentensi dan keahlian

menggunakan ICT untuk pendidikan.

Informasi merupakan “bahan mentah” dari pengetahuan yang harus diolah melalui

proses pendidikan.

Membagi pengetahuan antar satu peserta didik dengan yang lainnya bersifat mutlak

dan tidak berkesudahan.

Belajar mengenai bagaimana cara belajar yang efektif dan efisien bagi pendidik,

peserta didik, dan stakeholder.

Belajar adalah proses seumur hidup yang berlaku bagi setiap individu atau manusia.

2. ICT sebagai Infrastruktur Pendidikan

Saat ini, bahan ajar banyak disimpan dalam format digital dengan model yang

beragam seperti multimedia.

Para pendidik, instruktur dan peserta didik secara aktif bergerak dari satu tempat ke

tempat lainnya.

Proses pendidikan seharusnya dapat dilakukan dimana dan kapan saja.

Perbedaan letak geografi seharusnya tidak menjadi batasan pendidikan.

“The network is the school” akan menjadi fenomena baru di dalam dunia pendidikan.

3. ICT sebagai Sumber Bahan Belajar

Ilmu pengetahuan berkembang sedemikian cepatnya.

Pendidik yang hebat tersebar di berbagai belahan dunia.

Buku-buku, bahan ajar, dan referensi diperbaharui secara kontinyu.

Inovasi memerlukan kerjasama pemikiran.

Tanpa teknologi, proses peserta didikan yang “up-to-date” membutuhkan waktu yang

lama.

4. ICT sebagai Alat Bantu dan Fasilitas Pendidikan

Penyampaian pengetahuan seharusnya mempertimbangkan konteks dunia nyatanya.

Memberikan ilustrasi berbagai fenomena ilmu pengetahuan untuk mempercepat

penyerapan bahan ajar.

Peserta didik diharapkan melakukan eksplorasi terhadap pengetahuannya secara lebih

bebas dan mandiri.

Akuisisi pengetahuan berasal dari interaksi antarpeserta didik dan pendidik.

Rasio antara pendidik dan peserta didik tidak dibatasi tergantung pada proses dan

pemberian fasilitas.

5ICT sebagai Pendukung Manajemen Pendidikan

Setiap individu memerlukan dukungan pendidikan tanpa henti setiap harinya.

Transaksi dan interaksi interaktif antar-stakeholder memerlukan pengelolaan back-

office yang kuat.

Kualitas layanan pada pengelolaan administrasi pendidikan seharusnya ditingkatkan

secara bertahap.

Orang merupakan sumber daya yang sangat bernilai sekaligus terbatas dalam institusi.

Munculnya keberadaan sistem pendidikan inter dan antar organisasi.

6. ICT sebagai Sistem Pendukung Keputusan

Setiap individu memiliki karekteristik dan bakat masing-masing dalam pendidikan.

Pendidik seharusnya meningkatkan kompetensi dan keterampilan pada berbagai

bidang ilmu.

Sumber daya terbatas, pengelolaan yang efektif seharusnya dilakukan.

Institusi seharusnya tumbuh dari waktu ke waktu dalam hal jangkauan dan kualitas.

Pemerintah seharusnya memiliki pengetahuan tentang profil institusi pendidikan.

2.4 Prinsip Penggunaan ICT dalam Pembelajaran Kelas

Secara umum dengan terintegrasikannya kelas dengan ICT maka sangat dimungkinkan

bahwa kelas bisa dibawa ke kancah global. Kelas bisa terhubung tanpa sekat dengan kelas

yang lain, bahkan “dunia lain”. Dengan demikian pembatasan dan konsepnya harus jelas.

Untuk apakah penggunaan ICT dalam kelas? Apakah akan belajar menggunakan ICT ataukan

Menggunakan ICT untuk belajar? Idealnya tentu adalah bagaimana memanfaatkan ICT untuk

belajar.

Prinsip umum penggunaan teknologi, dalam hal ini ICT, adalah sebagai berikut:

1. Efektif dan efisien. Penggunaan ICT harus memperhatikan manfaat dari teknologi ini

dalam hal mengefektifkan belajar, meliputi pemerolehan ilmu, kemudahan dan

keterjangkauan, baik waktu maupun biaya. Dengan demikian, penggunaan ICT yang justru

membebani akan berakibat tidak berjalannya pembelajaran secara efektif dan efisien.

2. Optimal. Dengan menggunakan ICT, paling tidak pembelajaran menjadi bernilai

“lebih” daripada tanpa menggunakannya. Nilai lebih yang diberikan ICT adalah keluasan

cakupan, kekinian (up to date), kemodernan dan keterbukaan.

3. Menarik. Artinya dalam prinsip ini, pembelajaran di kelas akan lebih menarik dan

memancing keingintahuan yang lebih. Pembelajaran yang tidak menarik dan memancing

keingintahuan yang lebih akan berjalan membosankan dan kontra produktif untuk

pembelajaran.

4. Merangsang daya kreatifitas berpikir pelajar.

Dengan menggunakan ICT tentu saja diharapkan pelajar mampu menumbuhkan

kreativitasnya dengan maksimal yang terdapat di dalam diri mereka. Seorang anak yang

mempunyai kretaivitas tinggi tentunya berbeda dengan pelajar yang mempunyai kreativitas

rendah. Pelajar yang mempunyai kreativitas tinggi tentunya akan mampu menyelesaikan

permasalahan dengan cepat dan tanggap terhadap permasalahan yang muncul. Sedangkan

pelajar yang berkreativitas rendah terlihat kurang menanggapi permasalahan dalam

pembelajaran. Pelajar yang kurang kreativitas tidak akan bisa dengan cepat menyelesaikan

tugas, dan apabila kesulitan dalam membuat tugas pelajar tersebut terlambat reaksinya untuk

bertanya kepada orang lain.

Dengan demikian tujuan ICT akan sejalan dengan tujuan pendidikan itu sendiri ketika

digunakan dalam pembelajaran. Penggunaan ICT tidak justru menjadi penghambat dalam

pembelajaran namun akan memberikan manfaat yang lebih dalam pembelajaran.

2.5 Penggunaan ICT dalam Pengajaran dan Pembelajaran

(a) Tutorial

ICT digunakan untuk pembelajaran tutorial apabila digunakan untuk menyampaikan

informasi/pelajaran berdasarkan urutan urutan yang telah ditetapkan.

Pembelajaran tutorial meliputi :

· Pembelajaran ekspositori yaitu penjelasan terperinci.

· Demonstrasi dan latihan.

(b) Eksplorasi

Penggunaan ICT untuk pembelajaran berlaku apabila ICT digunakan sebagai media untuk :

· Mencari dan mengakses informasi dari internet.

· Melihat demonstrasi sesuatu kejadian sesuai urutan dengan soft ware dan hard ware.

(c). Alat aplikasi.

ICT dikatakan sebagai alat aplikasi apabila membantu murid melaksanakan tugas Contoh : –

membuat dan menganalisa diagram dalam pelajaran matematika.

(d) Komunikasi.

ICT dikatakan sebagai alat untuk memudahkan komunikasi antara tenaga pendidik dengan

murid dalam mengirim,dan menerima informasi.

2.6 Penerapan ICT dalam Pendidikan

a. Buku Elektronik

Buku elektronik atau e-book adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan komputer untuk

menayangkan informasi multimedia dalam bentuk yang ringkas dan dinamis. Dalam sebuah

e-book dapat diintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga

informasi yang disajikan lebih kaya dibandingkan dengan buku konvensional. Jenis e-book

paling sederhana adalah yang sekedar memindahkan buku konvensional menjadi bentuk

elektronik yang ditayangkan oleh komputer. Dengan teknologi ini, ratusan buku dapat

disimpan dalam satu keping CD atau compact disk (kapasitas sekitar 700MB), DVD atau

digital versatile disk (kapasitas 4,7 sampai 8,5 GB) maupun flashdisk (saat ini kapasitas yang

tersedia sampai 16 GB). Bentuk yang lebih kompleks dan memerlukan rancangan yang lebih

cermat misalnya pada Microsoft Encarta dan Encyclopedia Britannica yang merupakan

ensiklopedi dalam format multimedia. Format multimedia memungkinkan e-book

menyediakan tidak saja informasi tertulis tetapi juga suara, gambar, movie dan unsur

multimedia lainnya. Penjelasan tentang satu jenis musik misalnya, dapat disertai dengan

cuplikan suara jenis musik tersebut sehingga pengguna dapat dengan jelas memahami apa

yang dimaksud oleh penyaji.

b. E-learning

Beragam definisi dapat ditemukan untuk e-learning. Victoria L. Tinio, misalnya, menyatakan

bahwa e-learning meliputi pembelajaran pada semua tingkatan, formal maupun nonformal,

yang menggunakan jaringan komputer (intranet maupun ekstranet) untuk pengantaran bahan

ajar, interaksi, dan/atau fasilitasi. Untuk pembelajaran yang sebagian prosesnya berlangsung

dengan bantuan jaringan internet sering disebut sebagai online learning. Definisi yang lebih

luas dikemukakan pada working paper SEAMOLEC, yakni e-learning adalah pembelajaran

melalui jasa elektronik. Meski beragam definisi namun pada dasarnya disetujui bahwa e-

learning adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik sebagai sarana

penyajian dan distribusi informasi. Dalam definisi tersebut tercakup siaran radio maupun

televisi pendidikan sebagai salah satu bentuk e-learning. Meskipun radio dan televisi

pendidikan adalah salah satu bentuk e-learning, pada umumnya disepakati bahwa e-learning

mencapai bentuk puncaknya setelah bersinergi dengan teknologi internet. Internet-based

learning atau web-based learning dalam bentuk paling sederhana adalah website yang

dimanfaatkan untuk menyajikan materi-materi pembelajaran. Cara ini memungkinkan

pembelajar mengakses sumber belajar yang disediakan oleh narasumber atau fasilitator

kapanpun dikehendaki. Bila diperlukan dapat pula disediakan mailing list khusus untuk situs

pembelajaran tersebut yang berfungsi sebagai forum diskusi. Fasilitas e-learning yang

lengkap disediakan oleh perangkat lunak khusus yang disebut perangkat lunak pengelola

pembelajaran atau LMS (learning management system). LMS mutakhir berjalan berbasis

teknologi internet sehingga dapat diakses dari manapun selama tersedia akses ke internet.

Fasilitas yang disediakan meliputi pengelolaan siswa atau peserta didik, pengelolaan materi

pembelajaran, pengelolaan proses pembelajaran termasuk pengelolaan evaluasi pembelajaran

serta pengelolaan komunikasi antara pembelajar dengan fasilitator-fasilitatornya. Fasilitas ini

memungkinkan kegiatan belajar dikelola tanpa adanya tatap muka langsung di antara pihak-

pihak yang terlibat (administrator, fasilitator, peserta didik atau pembelajar). „Kehadiran‟

pihak-pihak yang terlibat diwakili oleh e-mail, kanal chatting, atau melalui video conference.

2.7 Pembelajaran Berbasis ICT (e_Learning)

Cisco (2001) menjelaskan filosofis e-learning sebagai berikut. Pertama, e-learning

merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan secara on-line. Kedua,

e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara

konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan

pelatihan berbasis komputer), sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi.

Ketiga, e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas,

tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan

teknologi pendidikan. Keempat, Kapasitas peserta didik amat bervariasi tergantung pada

bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar konten dan alat

penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas peserta didik yang pada

gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik.

Pembelajaran berbasis TIK atau e-Learning adalah sumber pembelajaran baik secara formal

maupun informal yang dilakukan melalui media elektronik, seperti Internet, Intranet,

CDROM, video tape, DVD, TV, Handphone, dan PDA

Pola-pola seperti di atas semua berbeda satu dengan yang lain. E-learning lebih luas

dibandingkan dengan online learning. Online learning hanya menggunakan

Internet/intranet/LAN/WAN tidak termasuk menggunakan CD ROM.

Dalam pembelajaran berbasis TIK terdapat perbedaan komunikasi antara pembelajaran

langsung (syncronous) dan tidak langsung (ansyncronous), dengan sebuah terminologi untuk

mendeskripsikan bagaimana dan kapan pembelajaran berlangsung.

2.7.1. Pembelajaran Langsung (Syncronous Learning)

Dalam pembelajaran langsung, proses belajar dan mengajar berlangsung dalam waktu yang

sama (real time) walaupun pendidik dan para peserta didik secara fisik berada pada tempat

yang berbeda satu sama lain. Sebagai contoh yaitu:

1. Mendengarkan siaran Radio.

2. Menonton siaran Televisi

3. Konferensi audio/video.

4. Telepon Internet.

5. Chatting

6. Siaran langsung Satelite dua arah.

2.7.2. Pembelajaran Tidak Langsung (Ansyncronous Learning)

Dalam pembelajaran tidak langsung, proses belajar dan mengajar berlangsung dengan adanya

delay waktu (waktu yang berbeda) dan pendidik dan peserta didik secara fisik berada pada

tempat yang berbeda. Sebagai contoh yaitu:

1. Belajar sendiri menggunakan internet atau CD-Rom.

2. Kelas belajar menggunakan video tape.

3. Presentasi web atau seminar menggunakan audio/video.

4. Rekaman suara.

5. Mentoring tanya jawab.

6. Membaca pesan e-mail.

7. Mengakses content online

8. Forum diskusi

Karakteristik dari pembelajaran tidak langsung (ansyncronous) adalah pendidk harus

mempersiapkan terlebih dahulu materi belajar sebelum proses belajar mengajar berlangsung.

Peserta didik bebas menentukan kapan akan mempelajari materi belajar tersebut.

Contoh TIK yang digunakan dalam komunikasi pembelajaran secara syncronous dan

asyncronous sebagai berikut:

Asyncronous Learning Syncronous Learning

Fax Telephone

E-Mail Screen Sharing

Knowledge Base Chat

Newsgroups Web conferences

Computer Based Training Online Seminar

Quick Reference Guide Compressed video classes

Sedangkan karakteristik e-learning dapat dikemukakan sebagai berikut:

Karakteristik Penjelasan

Non-linearity Pemakai (user) bebas untuk mengakses (browse)

tentang objek pembelajaran dan terdapat fasilitas untuk

memberikan persyaratan tergantung pada pengetahuan

pemakai.

Self Managing Pemakai dapat mengelola sendiri prosespembelajaran

dengan mengikuti struktur yangtelah dibuat.

Feedback-Interactivity Pembelajaran dapat dilakukan dengan interaktifdan

disediakan feedback pada prosespembelajaran.

2.8 Manfaat ICT dalam bidang Pendidikan (e-education)

Peran TIK dalam bidang pendidikan sangat tidak mungkin untuk dihindari. Dalam dunia

pendidikan teknologi pembelajaran terus mengalami perkembangan seiring perkembangan

zaman. Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari Teknologi Informasi dan Komunikasi

sering dijumpai sebagai kombinasi teknologi audio/data, video/data, audio/video, dan

internet. Internet merupakan alat komunikasi yang murah dimana memungkinkan terjadinya

interaksi antara dua orang atau lebih. Pendidikan yang menggunakan sarana TIK, terutama

internet umumnya disebut e-education.

Salah satu pernanan TIK dalam dunia pendidikan saat ini adalah dengan munculnya E-

learning. Dengan e-Learning memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar jarak jauh

(E-learning) menjadi lebih efektif dan efisien sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik.

E-learning merupakan dasar dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.

Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang

kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga

dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya

yang harus dikeluarkan oleh sebuah Program pembelajaran atau Program pendidikan. Dengan

demikian e-learning dapat mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya

pendidikan untuk belajar menjadi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara

peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun

sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses

bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta

didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Pemerintah

Indonesia sekarang tengah gencar-gencarnya memanfaatkan teknologi ini bekerja sama

dengan TELKOM melaksanakan Program “internet go to school”, yaitu pengadaan internet

bagi sekolah-sekolah yang belum mempunyai sarana internet.

Jika dilihat berdasarkan jenis kegiatannya, maka ICT dapat bermanfaat untuk:

a. Penelitian

Penggunaan peralatan TIK sangat bermanfaat dalam mendukung semua kegiatan penelitian

dalam bentuk proses pencarian data, pengolahan data, sehingga hasil yang bagus dan

bermanfaat dari suatu penelitian dapat diperoleh. Disamping itu, proses penyebaran informasi

hasil penelitian diharapkan lebih cepat dan tepat pada sasaran yang dituju.

b. Perpustakaan Online

Perpustakaan online adalah fasilitas perpustakaan dalam dunia digital yang ada di internet

yang memungkinkan seseorang pencari informasi dapatmengakses ke segala sumber ilmu

pengetahuan dengan cara yang mudah tanpa adanya batasan waktu dan jarak.

c. Sarana Belajar Interaktif

Penggunaan alat teknologi informasi seperti LCD Proyektor dan CD-ROM Multimedia

menjadikan suasana belajar lebih menarik dan interaktif. Kreativitas seorang guru dan

keaktifan siswa bisa menciptkakan suasana komunikasi dua arah.

d. Akses Informasi Akademik secara Online

Biasanya lembaga sekolah atau institusi mempunyai alamat situsnya sendiri. Hal ini

memungkinkan informasi akademik seperti pengumuman pendaftaran siswa baru (PMB),

sistem penilaian, dan sistem informasi sekolah dituangkan dalam bentuk digital di internet

yang dapat diakses oleh pihak sekolah dan beberapa orang yang membutuhkannya.

Dari segi manusia yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, maka akan ada 2

pihak yang mendapatkan keuntungan, yaitu peserta didik dan lembaga penyelenggara

pendidikan itu sendiri.

Keuntungan yang diperoleh bagi peserta didik dari pemanfaatan peralatan teknologi

informasi dan komunikasi antara lain:

1). Dapat mengakes informasi hasil penelitian-penelitian orang lain.

2). Mudahnya cara mengakses informasi langsung ke sumbernya.

3). Akses dengan para pakar untuk berkonsultasi juga lebih mudah.

4). Adanya materi pelajaran yang tersusun secara interaktif dan menarik.

5). Bisa mengikuti kelas online sehingga kendala terhadap biaya dan waktu dapat diatasi.

Sedangkan keuntungan yang diperoleh bagi penyelenggara pendidikan dari

pemanfaatan peralatan teknologi informasi dan komunikasi antara lain:

1). Dapat saling bertukar hasil penelitian dengan institusi pendidikan yang lain.

2). Memberikan kemudahan dalam pelayanan kepada peserta didik.

3). Dengan program jarak jauh, maka informasi akademik dapat dicapai oleh peserta didik

melalui program jarak jauh.

4). Biaya pengadaan buku-buku sekolah yang ada diperpustakaan bisa dikurangi dengan

adanya perpustakaan online.

5). Memungkinkan terjadinya kerjasama dengan institusi lain.

2.9 Dampak TIK terhadap aktivitas pendidikan

Tahukah kita selain membawa manfaat yang besar Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK) juga mempunyai pengaruh buruk yang besar pula pada perkembangan generasi anak

bangsa. Saat ini perangkat yang paling mempengaruhi anak pelajar Indonesia saat ini antara

lain :

1. Komputer

2. Handphone

3. MP4 player

4. Game Console

5. Media tontonan seperti Televisi dan Film

Namun kali ini kita akan membahas salah satu diantaranya yaitu pengaruh buruk Teknologi

Komputer. Pengaruh positif atau negatif yang bisa muncul dari alat ini tentu saja lebih

banyak tergantung dari pemanfaatannya. Bila anak-anak dibiarkan menggunakan komputer

secara sembarangan, pengaruhnya bisa jadi negatif. Sebaliknya, komputer akan memberikan

pengaruh positif bila digunakan dengan bijaksana, yaitu membantu pengembangan intelektual

dan motorik anak.

Pengaruh buruk lewat internet

Mampu mengakses internet sesungguhnya merupakan suatu awal yang baik bagi

pengembangan wawasan anak. Sayangnya, anak juga terancam dengan banyaknya informasi

buruk yang membanjiri internet. Melalui internetlah berbagai materi bermuatan seks,

kekerasan, dan lain-lain dijajakan secara terbuka dan tanpa penghalang. Sebuah studi yang

menunjukkan bahwa satu dari 12 anak di Canada sering menerima pesan yang berisi muatan

seks, tawaran seks, saat tengah berselancar di internet.

Pengaruh Buruk Terlalu Sering Bermain Komputer

Kecanduan bermain komputer ditengarai memicu anak menjadi malas menulis, menggambar

atau pun melakukan aktivitas sosial. Kecanduan bermain komputer bisa terjadi terutama

karena sejak awal orangtua tidak membuat aturan bermain komputer. Pengaturan waktu perlu

dilakukan agar anak tidak berpikir bahwa bermain komputer adalah satu-satunya kegiatan

yang menarik bagi anak. Pengaturan ini perlu diperhatikan secara ketat oleh orangtua,

setidaknya sampai anak berusia 12 tahun. Pada usia yang lebih besar, diharapkan anak sudah

dapat lebih mampu mengatur waktu dengan baik.

* Menimbang untung ruginya mengenalkan komputer pada anak, pada akhirnya memang

amat tergantung pada kesiapan orangtua dalam mengenalkan dan mengawasi anak saat

bermain komputer.

* Selain itu juga pihak sekolah harus ikut andil dalam memberikan pengarahan terbaik agar

siswa/siswi dapat mempergunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi ke arah yang

positif.

* Pemerintah sebagai pengendali semua sistem penyedia Informasi harusnya lebih aktif

dalam mengontrol penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Generasi Anak

Bangsa.

Sadar atau tidak sadar Teknologi Informasi dan Komunikasi telah membawa perubahan besar

terhadap Generasi Penerus Bangsa, hanya tinggal kita yang bisa atau tidak membawa

perubahan itu ke arah yang positif atau negatif.

3 Kekurangan utama dari ICT untuk pendidikan

1. Melalui ICT, gambar-gambar dapat lebih mudah digunakan dalam proses mengajar

dan memperbaiki daya ingat dari para murid.

2. Melalui ICT, para pengajar dapat dengan mudah menjelaskan instruksi-instruksi yang

rumit dan memastikan pemahaman dari para murid.

3. Melalui ICT, para pengajar dapat membuat kelas interaktif dan membuat proses

belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan, yang dapat memperbaiki tingkat

kehadiran dan juga konsentrasi dari para siswa

3 Kekurangan utama dari ICT untuk pendidikan

1. Permasalahan dalam pengaturan dan pengoperasian dari alat tersebut

2. Terlalu mahal untuk dimiliki

3. Kesulitan untuk para pengajar dengan pengalaman yang sangat minim dalam

penggunaan alat ICT

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah

Information and Communication Technologies (ICT) merupakan media atau bantu untuk

melakukan kegiatan seperti pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan

informasi. ICT mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi.

ICT sangat diperlukan dalam pembelajaran di era sekarang ini. Dengan prinsip penggunaan

ICT yang efektif dan efisien, optimal, menarik, dan merangsang daya kreativitas, ICT

menjadi salah satu media pembelajaran yang banyak digunakan di berbagai bidang

pendidikan karena meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran.

.Penggunaan ICT dalam pembelajaran antara lain sebagai tutorial, eksplorasi, alat aplikasi,

dan komunikasi. Sedangkan penerapan ICT dalam dunia pendidikan adalah berupa buku

elektronik dan e-learning.

Pemanfaatan tekonologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan mutlak dilakukan untuk

menjawab permasalahan di bidang pendidikan terutama akses dan pemerataan serta mutu

pendidikan. Kebijakan dan standarisasi mutu pendidikan menjadi pondasi yang harus

dibangun untuk mendukung pendidikan berbasis ICT yang efektif dan efisien. Implementasi

pendidikan berbasis ICT dapat dilakukan melalui model hybrid (dual system) yang

mengkombinasikan pembelajaran klasikal (face 2 face) dengan belajar terbuka dan jarak jauh

(on line). Sedangkan pembelajaran berbasis ICT dapat dilaksanakan secara lansung

(syncronous learning) dan tidak langsung (asyncronous Learning). Hal ini tergantung dengan

kondisi teknologi dan jaringan yang tersedia. Standarisasi dalam pemanfaatan ICT dalam

pendidikan sangat penting untuk menjamin mutu proses dan hasil pendidikan.

Daftar Pustaka

Haryanto, Edy. (2008). Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan

Perkembangannya. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Media

Pembelajaran

Gairola, C. M. (2004). Information and Communications Technology for Development. New

Delhi: Elsevier.

Munir. (2009). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.

Bandung, Penerbit:Alfabeta.

Munir. (2008). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung,

Penerbit:Alfabeta.

S.P.Hariningsih. 2005. Teknologi Informasi. Penerbit Graha Ilmu.

Yuhetty, H. (n.d.). ICT and Education in Indonesia. Retrieved 11 20, 2008, from

http://www.lib.itb.ac.id/: http://www.lib.itb.ac.id/~mahmudin/e-list/Indonesia-ICT-paper.pdf