makalah ict

30
Makalah ICT Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Kemajuan Pendidikan di Indonesia Disusun Oleh: Dikka Amelia Ferdiana 0311 12 147 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

Upload: dikkaameliaferdiana

Post on 26-Jun-2015

1.140 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah ict

Makalah ICT

Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Dalam Kemajuan Pendidikan di Indonesia

Disusun Oleh:

Dikka Amelia Ferdiana 0311 12 147

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PAKUAN

2012

Kata Pengantar

Page 2: Makalah ict

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

rahmat dan kasih sayangNya, penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ICT

dengan judul “Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Kemajuan

Pendidikan di Indonesia” dalam bentuk makalah.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang

penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan

materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari pihak-pihak

lain. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dosen mata kuliah ICT Bapak Aries Mesya, M.Kom yang telah

memberikan tugas, petunjuk, dan bimbingan kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan tugas ini.

2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi

berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai.

3. Pihak-pihak yang menjadi sumber materi dalam bentuk media internet.

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran

bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang

diharapkan dapat tercapai, Amiin.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka

dari itu kritik dan saran sangat dibutuhkan penulis untuk penyempurnaan

makalah.

Bogor, Oktober 2012

Penulis

Daftar Isi

Page 3: Makalah ict

Kata Pengantar........................................................................................... i

Daftar Isi.................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang......................................................................... 1

1.2 Manfaat.................................................................................... 4

BAB II Pembahasan.................................................................................. 5

2.1 Landasan Pemikiran................................................................. 5

2.2 Pergeseran Pandangan Tentang Pembelajaran........................ 7

2.3 Tujuh Peranan Teknologi Informasi........................................ 9

2.4 Kreatifitas dan Kemandirian Belajar....................................... 10

2.5 Media Pembelajaran................................................................ 12

2.6 Kendala.................................................................................... 13

2.7 Peran Guru............................................................................... 14

BAB III Penutup........................................................................................ 16

3.1 Kesimpulan.............................................................................. 16

Daftar Pustaka............................................................................................ 17

BAB I

Page 4: Makalah ict

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah

memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses

pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan

TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke

penampilan, (2) dari ruang kelas di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on

line” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu

siklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan

menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-

mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui

hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media

tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung

dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup

yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan

menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah

berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu

proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang

makin poluper saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan

menggunakan media Teknologi Komunikasi dan Informasi khususnya internet.

Menurut Rosenberg (2001; 28), e-learning merupakan satu penggunaan teknologi

internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang

belandaskan tiga kriteria yaitu: (1) e-learning merupakan jaringan dengan

kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi

materi ajar atau informasi, (2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui

komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar, (3)

memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik

paradigma pembelajaran tradisional. Saat ini e-learning telah berkembang dalam

berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based

Training), CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning, Distance

Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop

Page 5: Makalah ict

Videoconferencing, ILS (Integrated Learning Syatem), LCC (Learner-Cemterted

Classroom), Teleconferencing, WBT (Web-Based Training), dsb.

Satu bentuk produk TIK adalah internet yang berkembang pesat di

penghujung abad 20 dan di ambang abad 21. Kehadirannya telah memberikan

dampak yang cukup besar terhadap kehidupan umat manusia dalam berbagai

aspek dan dimensi. Internet merupakan salah satu instrumen dalam era globalisasi

yang telah menjadikan dunia ini menjadi transparan dan terhubungkan dengan

sangat mudah dan cepat tanpa mengenal batas-batas kewilayahan atau

kebangsaan. Melalui internet setiap orang dapat mengakses ke dunia global untuk

memperoleh informasi dalam berbagai bidang dan pada gilirannya akan

memberikan pengaruh dalam keseluruhan perilakunya. Dalam kurun waktu yang

amat cepat beberapa dasawarsa terakhir telah terjadi revolusi internet di berbagai

negara serta penggunaannya dalam berbagai bidang kehidupan. Keberadaan

internet pada masa kini sudah merupakan satu kebutuhan pokok manusia modern

dalam menghadapi berbagai tantangan perkembangan global. Kondisi ini sudah

tentu akan memberikan dampak terhadap corak dan pola-pola kehidupan umat

manusia secara keseluruhan. Dalam kaitan ini, setiap orang atau bangsa yang

ingin lestari dalam menghadapi tantangan global, perlu meningkatkan kualitas

dirinya untuk beradaptasi dengan tuntutan yang berkembang. TIK telah mengubah

wajah pembelajaran yang berbeda dengan proses pembelajaran tradisional yang

ditandai dengan interaksi tatap muka antara guru dengan siswa baik di kelas

maupun di luar kelas.

Di masa-masa mendatang, arus informasi akan makin meningkat melalui

jaringan internet yang bersifat global di seluruh dunia dan menuntut siapapun

untuk beradaptasi dengan kecenderungan itu kalau tidak mau ketinggalan jaman.

Dengan kondisi demikian maka pendidikan khususnya proses pembelajaran cepat

atau lambat tidak dapat terlepas dari keberadaan komputer dan internet sebagai

alat bantu utama. Majalah Asiaweek terbitan 20-27 Agustus 1999 telah

menurunkan tulisan-tulisan dalam tema "Asia in the New Millenium" yang

memberikan gambaran berbagai kecenderungan perkembangan yang akan terjadi

Page 6: Makalah ict

di Asia dalam berbagai aspek seperti ekonomi, politik, agama, sosial, budaya,

kesehatan, pendidikan, dsb, termasuk di dalamnya pengaruh revolusi internet

dalam berbagai dimensi kehidupan. Salah satu tulisan yang berkenaan dengan

dunia pendidikan disampaikan oleh Robin Paul Ajjelo dengan judul

"Rebooting:The Mind Starts at School". Dalam tulisan tersebut dikemukakan

bahwa ruang kelas di era millenium yang akan datang akan jauh berbeda dengan

ruang kelas seperti sekarang ini yaitu dalam bentuk seperti laboratorium komputer

di mana tidak terdapat lagi format anak duduk di bangku dan guru berada di depan

kelas. Ruang kelas di masa yang akan datang disebut sebagai "Cyber Classroom"

atau "ruang kelas maya" sebagai tempat anak-anak melakukan aktivitas

pembelajaran secara individual maupun kelompok dengan pola belajar yang

disebut "interactive learning" atau pembelajaran interaktif melalui komputer dan

internet. Anak-anak berhadapan dengan komputer dan melakukan aktivitas

pembelajaran secara interaktif melalui jaringan internet untuk memperoleh materi

belajar dari berbagai sumber belajar. Anak akan melakukan kegiatan belajar yang

sesuai dengan kondisi kemampuan individualnya sehingga anak yang lambat atau

cepat akan memperoleh pelayanan pembelajaran yang sesuai dengan dirinya.

Kurikulum dikembangkan sedemikian rupa dalam bentuk yang lebih kenyal atau

lunak dan fleksibel sesuai dengan kondisi lingkungan dan kondisi anak sehingga

memberikan peluang untuk terjadinya proses pembelajaran maju berkelanjutan

baik dalam dimensi waktu maupun ruang dan materi. Dalam situasi seperti ini,

guru bertindak sebagai fasilitator pembelajaran sesuai dengan peran-peran

sebagaimana dikemukakan di atas.

Dalam tulisan itu, secara ilustratif disebutkan bahwa di masa-masa

mendatang isi tas anak sekolah bukan lagi buku-buku dan alat tulis seperti

sekarang ini, akan tetapi berupa: (1) Komputer Notebook dengan akses internet

tanpa kabel, yang bermuatan materi-materi belajar yang berupa bahan bacaan,

materi untuk dilihat atau didengar, dan dilengkapi dengan kamera digital serta

perekam suara, (2) Jam tangan yang dilengkapi dengan data pribadi, uang

elektronik, kode sekuriti untuk masuk rumah, kalkulator, dsb. (3) Videophone

bentuk saku dengan perangkat lunak, akses internet, permainan, musik, dan TV,

Page 7: Makalah ict

(4) Alat-alat musik, (5) Alat olah raga, dan (6) Bingkisan untuk makan siang. Hal

itu menunjukkan bahwa segala kelengkapan anak sekolah di masa itu nanti berupa

perlengkapan yang bernuansa internet sebagai alat bantu belajar.

Meskipun teknologi informasi komunikasi dalam bentuk komputer dan

internet telah terbukti banyak menunjang proses pembelajaran anak secara lebih

efektif dan produktif, namun di sisi lain masih banyak kelemahan dan

kekurangan. Dari sisi kegairahan kadang-kadang anak-anak lebih bergairah

dengan internetnya itu sendiri dibandingkan dengan materi yang dipelajari. Dapat

juga terjadi proses pembelajaran yang terlalu bersifat individual sehingga

mengurangi pembelajaran yang bersifat sosial. Dari aspek informasi yang

diperoleh, tidak terjamin adanya ketepatan informasi dari internet sehingga sangat

berbahaya kalau anak kurang memiliki sikap kritis terhadap informasi yang

diperoleh. Bagi anak-anak sekolah dasar penggunaan internet yang kurang

proporsional dapat mengabaikan peningkatan kemampuan yang bersifat manual

seperti menulis tangan, menggambar, berhitung, dsb. Dalam hubungan ini guru

perlu memiliki kemampuan dalam mengelola kegiatan pembelajaran secara

proporsional dan demikian pula perlunya kerjasama yang baik dengan orang tua

untuk membimbing anak-anak belajar di rumah masing-masing.

1.2 Manfaat

Makalah ini diharapkan memberi manfaat bagi pihak-pihak yang

membutuhkan khususnya penulis, yaitu agar mengetahui pemanfaatan ICT

dengan baik dan benar, memanfaatkan ICT dalam pendidikan khususnya untuk

memajukan pendidikan di Indonesia.

BAB II

Page 8: Makalah ict

PEMBAHASAN

2.1    Landasan Pemikiran

Mengingat begitu pentingnya peranan kurikulum di dalam sistem

pendidikan dan dalam perkembangan proses kehidupan manusia, maka

pengembangan kurikulum harus dikerjakan dengan teliti. Pengembangan

kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat dan didasarkan atas

berbagai hal, misalnya landasan filosofis, analisis, psikologis, empiris, politis dan

lain sebagainya.

Dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 4

menegaskan paling tidak terdapat dua tujuan Pendidikan Nasional, yaitu memiliki

pengetahuan dan keterampilan. Menurut Soedijarto (1993: 70) pendidikan

nasional selain bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa masih dituntut pula

untuk : (1) meningkatkan kualitas manusia, (2) meningkatkan kemampuan

manusia termasuk kemampuan mengembangkan dirinya, (3) meningkatkan mutu

kehidupan dan martabat manusia, dan (4) ikut mewujudkan tujuan nasional.

Dengan menyadari hal itu, pengembangan kurikulum perlu selalu berorientasi

pada perkembangan zaman dan masyarakat.

Selanjutnya dalam Pasal 37 UU No. 2 Tahun 1989, menyiratkan kaidah-

kaidah, bahwa kurikulum harus dapat memberikan suatu pengetahuan dan

keterampilan kepada peserta didik untuk dapat: (1) mengadakan hubungan timbal

balik dengan lingkungan serta kemampuan mengembangkan diri (2) kemampuan

akademik dan atau profesional untuk menerapkan, mengembangkan, dan

menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi, maupun untuk kesenian (Soedijarto,

1993: 47).

Sementara itu Ki Hajar Dewantara (1946: 15) menyatakan bahwa

kebudayaan merupakan faktor penting sebagai akar pendidikan suatu bangsa. Hal

ini mengindikasikan bahwa dalam mengembangkan kurikulum, kedudukan

kebudayaan merupakan variabel yang penting.

Page 9: Makalah ict

Winarno Surakhmad (2000: 4) menyatakan bahwa kurikulum masa depan

adalah kurikulum yang mengutamakan kemandirian dan menghargai kodrat, hak

serta prestasi manusia. Ini berarti dalam pengembangan kurikulum sesuatu yang

konkrit dan bersifat empiris dari suatu komunitas sosial tidak dapat dipisahkan, di

samping tuntutan kemampuan masyarakat itu sendiri.

Dengan bercermin pada kondisi masyarakat Indonesia saat ini yang sedang

ditempa oleh fenomena sosial yang amat besar yaitu gelombang reformasi dan

isu-isu yang berkaitan dengan hak asasi manusia dan lingkungan hidup, maka

perlu kajian-kajian yang mendalam guna reposisi maupun reorientasi kurikulum.

Tuntutan masyarakat pada hakikatnya adalah amat kompleks dan beragam, sebab

hal ini erat kaitannya dengan kondisi psikologis tiap-tiap individu. Perbedaan

individu berhubungan dengan perkembangannya, latar belakang sosial budaya,

dan faktor-faktor yang dibawa dari kelahirannya, merupakan hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum.

Landasan lain yang diperlukan dalam pengembangan kurikulum adalah teori

belajar, yaitu tentang bagaimana peserta didik belajar. Banyak sekali teori belajar

yang dikenal saat ini. Teori-teori tersebut dikembangkan terutama dari psikologi,

Ratna Wilis Dahar (1989) antara lain menyebutkan: (1) behaviorisme (Ivan

Pavlov): Classical Conditioning; E.L Thorndike: Hukum pengaruh ; B.F Skinner:

Operant Conditioning); (2) Cognitive (Akomodasi dan Asimilasi dari Piagiet;

belajar bermakna dari Ausubel; Skemata) dan sebagainya tentu saja amat berguna

dalam pengembangan kurikulum.

Y. Marpaung (2000: 2) dalam hasil wawancaranya dengan guru antara lain

menyebutkan bahwa apabila siswa ditanya oleh guru dan apabila pertanyaan yang

diajukan oleh guru agak sulit dan mereka tidak yakin bahwa jawabannya benar

maka mereka akan diam. Hasil penelitian Munawir Yusuf (1997: iii)

menyebutkan bahwa terdapat: (1) 68% siswa yang mengalami kesulitan belajar

menbaca, (2) 71,8 % kesulitan belajar menulis, dan (3) 62,2% kesulitan belajar

Page 10: Makalah ict

berhitung. Dua contoh tersebut di atas merupakan satu dari masalah yang

berkaitan dengan hal "bagaimana" seharusnya memperoleh perolehan, sehingga

peserta didik diajak untuk berfikir dan menghayati bahan ajarnya. Gencarnya

perkembangan iptek menuntut adanya manusia-manusia yang kreatif agar mereka

dapat memasuki dunia yang amat kompetitif. Berkaitan dengan hal tersebut,

M.S.U Munandar (1987: 56-59) mengemukakan bahwa kreativitas adalah

kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau

unsur yang ada.

Dari beberapa pemikiran yang telah dikemukakan di atas, pengembangan

kurikulum "Pendidikan Teknologi " untuk siswa di jenjang pendidikan dasar

nampaknya merupakan salah satu alternatif yang "dapat" mengatasi masalah

berkaitan dengan pembudayaan teknologi. Pendidikan teknologi pada hakikatnya

merupakan materi pembelajaran yang mengacu pada bidang-bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi dimana peserta didik diberi kesempatan untuk

membahas masalah teknologi dan kemasyarakatan, memahami dan menangani

peralatan hasil teknologi, memahami teknologi dan dampak lingkungan, serta

membuat peralatan-peralatan teknologi sederhana melalui kegiatan-kegiatan

merancang dan membuat (BTE, 1998: 7).

2.2     Pergeseran pandangan tentang pembelajaran

Manfaat dan perkembangan teknologi informasi telah merubah cara belajar

dan mengajar dari kondisi tradisional. Pengembangan teknologi informasi online

memudahkan siswa memilih cara memperoleh informasi. Dan guru dapat

mengajar melalui media online dan berkomunikasi secara fleksibel dalam

berinteraksi (Siew Choo Soo, 2002).

Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran,

ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu (1) siswa dan guru harus memiliki akses

kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga

pendidikan guru, (2) harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan

dukungan kultural bagi siswa dan guru, dan (3) guru harus memilikio pengetahuan

Page 11: Makalah ict

dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk

membantu siswa agar mencaqpai standar akademik. Sejalan dengan pesatnya

perkembangan TIK, maka telah terjadi pergeseran pandangan tentang

pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam pandangan tradisional di

masa lalu (dan masih ada pada masa sekarang), proses pembelajaran dipandang

sebagai: (1) sesuatu yang sulit dan berat, (2) upoaya mengisi kekurangan siswa,

(3) satu proses transfer dan penerimaan informasi, (4) proses individual atau

soliter, (5) kegiatan yang dilakukan dengan menjabarkan materi pelajaran kepada

satuan-satuan kecil dan terisolasi, (6) suatu proses linear. Sejalan dengan

perkembangan TIK telah terjadi perubahan pandangan mengenai pembelajaran

yaitu pembelajaran sebagai: (1) proses alami, (2) proses sosial, (3) proses aktif

dan pasif, (4) proses linear dan atau tidak linear, (5) proses yang berlangsung

integratif dan kontekstual, (6) aktivitas yang berbasis pada model kekuatan,

kecakapan, minat, dan kulktur siswa, (7) aktivitas yang dinilai berdasarkan

pemenuhan tugas, perolehan hasil, dan pemecahan masalah nyata baik individual

maupun kelompok.

Hal itu telah menguban peran guru dan siswa dalam pembelajaran. Peran

guru telah berubah dari: (1) sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama

informasi, akhli materi, dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasilitator

pembelajaran, pelatih, kolaborator, navigator pengetahuan, dan mitra belajar; (2)

dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebih

banyak memberikan lebih banyak alternatif dan tanggung jawab kepada setiap

siswa dalam proses pembelajaran. Sementara itu peran siswa dalam pembelajaran

telah mengalami perubahan yaitu: (1) dari penerima informasi yang pasif menjadi

partisipan aktif dalam proses pembelajaran, (2) dari mengungkapkan kembali

pengetahuan menjadi menghasilkan dan berbagai pengetahuan, (3) dari

pembelajaran sebagai aktiivitas individual (soliter) menjadi pembelajaran

berkolaboratif dengan siswa lain.

2.3    Tujuh Peranan Teknologi Informasi

Page 12: Makalah ict

Sesuai dengan hakekat dan karakteristiknya, paling tidak terdapat 7 (tujuh)

peranan utama teknologi informasi dalam dunia pendidikan. Ketujuh peranan

strategis tersebut terkait langsung dengan 4 (empat) pilar utama penopang

arsitektur sistem institusi pendidikan yang baik yaitu konten dan kurikulum,

proses belajar mengajar, sumber daya manusia dan kultur, serta fasilitas dan

jaringan prasarana yang ditunjangoleh 3 (tiga) entitas pendukung

operasional,masing-masing adalah infrastruktur dan suprastruktur, kegiatan

operasional terpadu, dan sistem manajemen mutu.

Berdasarkan sejumlah aspek inilah maka diturunkan 7 (tujuh) peranan

teknologi informasi (Indrajit, 2005), yaitu:

1.      Teknologi informasi merupakan sumber atau gudang ilmu pengetahuan

karena dengan memanfaatkan jaringan raksasa semacam internet, pengajar

maupun peserta didik dapat mengakses secara bebas ribuan bahkan jutaan sumber

pengetahuan di seluruh dunia disamping memberikan kesempatan bagi para

stakeholder pendidikan untuk saling berinteraksi di dunia maya dengan

menggunakan berbagai fasilitas seperti chatting, email, mailing list, newsboard,

dan discussion forum

2.      Teknologi informasi sebagai alat bantu pengajar maupun peserta didik

dalam melakukan aktivitas pembelajaran, misalnya dengan memanfaatkan

komputer dan sejumlah aplikasinya sebagai media simulasi, alat bantu ilustrasi,

sarana interaksi, dan lain sebagainya;

3.      Teknologi informasi sebagai standar kompetensi dan keahlian yang harus

dimiliki oleh pengajar, peserta didik, penyelenggara pendidikan, dan stakeholder

terkait lainnya (misalnya: orang tua, pemerintah, dan masyarakat) karena

merupakan prasyarat mutlak agar pendidikan berbasis teknologi informasi dapat

dilakukan secara efektif.

4.      Teknologi informasi sebagai peluang terjadinya sebuah transformasi sistem

pendidikan masa depan terutama dengan diperkenalkannya sejumlah konsep

semacam e-library, virtual class, digital library, dan lain-lain yang tidak lagi

bergantung pada batasan-batasan fisik dari sumber daya (Morton, 1991);

Page 13: Makalah ict

5.      Teknologi informasi sebagai alat penunjang manajemen institusi pendidikan

dalam proses pengambilan keputusan strategis maupun operasional, terutama

terkait dengan pemanfaatan dan alokasi sumber daya serta pemantauan kinerja

institusi, seperti implementasi decision support system, executive information

system, management information system, dan lain sebagainya (Scott, 1994);

6.      Teknologi informasi sebagai sarana memadukan beragam fungsi dan proses

di dalam penyelenggaraan administrasi pendidikan, terutama yang menyangkut

mengenai alokasi sumber daya pembelajaran (pengajar, peserta didik, ruang kelas,

peralatan, dan lain sebagainya) maupun hal-hal penopang lainnya, seperti sistem

informasi keuangan, sumber daya manusia, pengadaan dan logistik, dan

manajemen dokumen (Sprague, 1993);

7.      Teknologi informasi sebagai infrastruktur dan suprastruktur institusi

pendidikan, dalam arti kata bahwa lembaga yang bersangkutan harus memiliki

akses terhadap jaringan infrastruktur yang menghubungkan seluruh komputer

yang dimilikinya dan tentu saja menyusun beragam kebijakan dan peraturan

pelaksanaan penggunaannya.

2.4    Kreativitas dan Kemandirian Belajar

Dengan memperhatikan pengalaman beberapa negara sebagaimana

dikemukakan di atas, jelas sekali TIK mempunyai pengaruh yang cukup berarti

terhadap proses dan hasil pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. TIK

telah memungkinkan terjadinya individuasi, akselerasi, pengayaan, perluasan,

efektivitas dan produktivitas pembelajaran yang pada gilirannya akan

meningkatkan kualitas pendidikan sebagai infrastruktur pengembangan sumber

daya manusia secara keseluruhan. Melalui penggunaan TIK setiap siswa akan

terangsang untuk belajar maju berkelanjutan sesuai dengan potensi dan kecakapan

yang dimilikinya. Pembelajaran dengan menggunakan TIK menuntut kreativitas

dan kemandirian diri sehingga memungkinkan mengembangkan semua potensi

yang dimilikinya.

Dalam menghadapi tantangan kehidupan modern di abad-21 ini kreativitas

dan kemandirian sangat diperlukan untuk mampu beradaptasi dengan berbagai

Page 14: Makalah ict

tuntutan. Kreativitas sangat diperlukan dalam hidup ini dengan beberapa alasan

antara lain: pertama, kreativitas memberikan peluang bagi individu untuk

mengaktualisasikan dirinya, kedua, kreativitas memungkinkan orang dapat

menemukan berbagai alternatif dalam pemecahan masalah, ketiga, kreativitas

dapat memberikan kepuasan hidup, dan keempat, kreativitas memungkinkan

manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dari segi kognitifnya, kreativitas

merupakan kemampuan berfikir yang memiliki kelancaran, keluwesan, keaslian,

dan perincian. Sedangkan dari segi afektifnya kreativitas ditandai dengan motivasi

yang kuat, rasa ingin tahu, tertarik dengan tugas majemuk, berani menghadapi

resiko, tidak mudah putus asa, menghargai keindahan, memiliki rasa humor,

selalu ingin mencari pengalaman baru, menghargai diri sendiri dan orang lain,

dsb. Karya-karya kreatif ditandai dengan orisinalitas, memiliki nilai, dapat

ditransformasikan, dan dapat dikondensasikan. Selanjutnya kemandirian sangat

diperlukan dalam kehidupan yang penuh tantangan ini sebab kemandirian

merupakan kunci utama bagi individu untuk mampu mengarahkan dirinya ke arah

tujuan dalam kehidupannya. Kemandirian didukung dengan kualitas pribadi yang

ditandai dengan penguasaan kompetensi tertentu, konsistensi terhadap

pendiriannya, kreatif dalam berfikir dan bertindak, mampu mengendalikan

dirinya, dan memiliki komitmen yang kuat terhadap berbagai hal.

Dengan memperhatikan ciri-ciri kreativitas dan kemandirian tersebut, maka

dapat dikatakan bahwa TIK memberikan peluang untuk berkembangnya

kreativitas dan kemandirian siswa. Pembelajaran dengan dukungan TIK

memungkinkan dapat menghasilkan karya-karya baru yang orsinil, memiliki nilai

yang tinggi, dan dapat dikembangkan lebih jauh untuk kepentingan yang lebih

bermakna. Melalui TIK siswa akan memperoleh berbagai informasi dalam

lingkup yang lebih luas dan mendalam sehingga meningkatkan wawasannya. Hal

ini merupakan rangsangan yang kondusif bagi berkembangnya kemandirian anak

terutama dalam hal pengembangan kompetensi, kreativitas, kendali diri,

konsistensi, dan komitmennya baik terhadap diri sendiri maupun terhadap pihak

lain.

Page 15: Makalah ict

2.5     Media Pembelajaran

Kerjasama antar pakar dan juga dengan mahasiswa yang letaknya berjauhan

secara fisik dapat dilakukan dengan lebih mudah. Dahulu, seseorang harus

berkelana atau berjalan jauh menempuh ruang dan waktu untuk menemui seorang

pakar untuk mendiskusikan sebuah masalah. Saat ini hal ini dapat dilakukan dari

rumah dengan mengirimkan email.

Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data

melalui Internet, via email, ataupun dengan menggunakan mekanisme file

sharring dan mailing list. Bayangkan apabila seorang mahasiswa di Sulawesi

dapat berdiskusi masalah teknologi komputer dengan seorang pakar di universitas.

Mahasiswa dimanapun di Indonesia dapat mengakses pakar atau dosen yang

terbaik di Indonesia dan bahkan di dunia. Batasan geografis bukan menjadi

masalah lagi. Sharing information juga sangat dibutuhkan dalam bidang penelitian

agar penelitian tidak berulang (reinvent the wheel). Hasilhasil penelitian di

perguruan tinggi dan lembaga penelitian dapat digunakan bersamasama sehingga

mempercepat proses pengembangan ilmu dan teknologi.

Virtual university merupakan sebuah aplikasi baru bagi Internet. Virtual

university memiliki karakteristik yang scalable, yaitu dapat menyediakan

pendidikan yang diakses oleh orang banyak. Jika pendidikan hanya dilakukan

dalam kelas biasa, berapa jumlah orang yang dapat ikut serta dalam satu kelas?

Jumlah peserta mungkin hanya dapat diisi 40 50 orang. Virtual university dapat

diakses oleh siapa saja, darimana saja. Penyedia layanan virtual university ini

adalah www.ibuteledukasi.com . Mungkin sekarang ini virtual university

layanannya belum efektif karena teknologi yang masih minim. Namun diharapkan

di masa depan virtual university ini dapat menggunakan teknologi yang lebih

handal semisal video streaming yang dimasa mendatang akan dihadirkan oleh ISP

lokal, sehingga tercipta suatu sistem belajar mengajar yang efektif yang

diimpiimpikan oleh setiap ahli IT di dunia pendidikan.

Page 16: Makalah ict

Virtual school juga diharapkan untuk hadir pada jangka waktu satu

dasawarsa ke depan. Bagi Indonesia, manfaatmanfaat yang disebutkan di atas

sudah dapat menjadi alasan yang kuat untuk menjadikan Internet sebagai

infrastruktur bidang pendidikan. Untuk merangkumkan manfaat Internet bagi

bidang pendidikan di Indonesia:

* Akses ke perpustakaan;

* Akses ke pakar;

* Melaksanakan kegiatan kuliah secara online;

* Menyediakan layanan informasi akademik suatu institusi pendidikan;

* Menyediakan fasilitas mesin pencari data;

* Meyediakan fasilitas diskusi;

* Menyediakan fasilitas direktori alumni dan sekolah;

* Menyediakan fasilitas kerjasama;

* Dan lain lain.

2.6     Kendala

Jika memang IT dan internet memiliki banyak manfaat, tentunya ingin kita

gunakan secepatnya. Namun ada beberapa kendala di Indonesia yang

menyebabkan IT dan Internet belum dapat digunakan seoptimal mungkin.

Kesiapan pemerintah Indonesia masih patut dipertanyakan dalam hal ini.

Salah satu penyebab utama adalah kurangnya ketersediaan sumber daya manusia,

proses transformasi teknologi, infrastruktur telekomunikasi dan perangkat

hukumnya yang mengaturnya. apakah infrastruktur hukum yang melandasi

operasional pendidikan di Indonesia cukup memadai untuk menampung

perkembangan baru berupa penerapan IT untuk pendidikan ini. Perlu diketahui

bahwa cyber law belum diterapkan pada dunia hukum di Indonesia.

Selain itu masih terdapat kekurangan pada hal pengadaan infrastruktur

teknologi telekomunikasi, multimedia dan informasi yang merupakan prasyarat

terselenggaranya IT untuk pendidikan sementara penetrasi komputer (PC) di

Page 17: Makalah ict

Indonesia masih rendah. Biaya penggunaan jasa telekomunikasi juga masih mahal

bahkan jaringan telepon masih belum tersedia di berbagai tempat di Indonesia..

Untuk itu perlu dipikirkan akses ke Internet tanpa melalui komputer pribadi di

rumah.

Sementara itu tempat akses Internet dapat diperlebar jangkauannya melalui

fasilitas di kampus, sekolahan, dan bahkan melalui warung Internet.Hal ini

tentunya dihadapkan kembali kepada pihak pemerintah maupun pihak swasta;

walaupun pada akhirnya terpulang juga kepada pemerintah. Sebab pemerintahlah

yang dapat menciptakan iklim kebijakan dan regulasi yang kondusif bagi investasi

swasta di bidang pendidikan. Namun sementara pemerintah sendiri masih

demikian pelit untuk mengalokasikan dana untuk kebutuhan pendidikan (Nurdin

Salmi,2005).

2.7    Peran guru

Semua hal itu tidak akan terjadi dengan sendirinya karena setiap siswa

memiliki kondisi yang berbeda antara satu dengan lainnya. Siswa memerlukan

bimbingan baik dari guru maupun dari orang tuanya dalam melakukan proses

pembelajaran dengan dukungan TIK. Dalam kaitan ini guru memegang peran

yang amat penting dan harus menguasai seluk beluk TIK dan yang lebih penting

lagi adalah kemampuan memfasilitasi pembelajaran anak secara efektif. Peran

guru sebagai pemberi informasi harus bergeser menjadi manajer pembelajaran

dengan sejumlah peran-peran tertentu, karena guru bukan satu-satunya sumber

informasi melainkan hanya salah satu sumber informasi. Dalam bukunya yang

berjudul “Reinventing Education”, Louis V. Gerstmer, Jr. dkk (1995),

menyatakan bahwa di masa-masa mendatang peran-peran guru mengalami

perluasan yaitu guru sebagai: pelatih (coaches), konselor, manajer pembelajaran,

partisipan, pemimpin, pembelajar, dan pengarang. Sebagai pelatih (coaches), guru

harus memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi siswa untuk

mengembangkan cara-cara pembelajarannya sendiri sesuai dengan kondisi

masing-masing. Guru hanya memberikan prinsip-prinsip dasarnya saja dan tidak

memberikan satu cara yang mutlak.

Page 18: Makalah ict

Hal ini merupakan analogi dalam bidang olah raga, di mana pelatih hanya

memberikan petunjuk dasar-dasar permainan, sementara dalam permainan itu

sendiri para pemain akan mengembangkan kiat-kiatnya sesuai dengan

kemampuan dan kondisi yang ada. Sebagai konselor, guru harus mampu

menciptakan satu situasi interaksi belajar-mengajar, di mana siswa melakukan

perilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif dan tidak ada

jarak yang kaku dengan guru. Disamping itu, guru diharapkan mampu memahami

kondisi setiap siswa dan membantunya ke arah perkembangan optimal. Sebagai

manajer pembelajaran, guru memiliki kemandirian dan otonomi yang seluas-

luasnya dalam mengelola keseluruhan kegiatan belajar-mengajar dengan

mendinamiskan seluruh sumber-sumber penunjang pembelajaran. Sebagai

partisipan, guru tidak hanya berperilaku mengajar akan tetapi juga berperilaku

belajar dari interaksinya dengan siswa.

Hal ini mengandung makna bahwa guru bukanlah satu-satunya sumber

belajar bagi anak, akan tetapi ia sebagai fasilitator pembelajaran siswa. Sebagai

pemimpin, diharapkan guru mampu menjadi seseorang yang mampu

menggerakkan orang lain untuk mewujudkan perilaku menuju tujuan bersama.

Disamping sebagai pengajar, guru harus mendapat kesempatan untuk

mewujudkan dirinya sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam berbagai

kegiatan lain di luiar mengajar. Sebagai pembelajar, guru harus secara terus

menerus belajar dalam rangka menyegarkan kompetensinya serta meningkatkan

kualitas profesionalnya. Sebagai pengarang, guru harus selalu kreatif dan inovatif

menghasilkan berbagai karya yang akan digunakan untuk melaksanakan tugas-

tugas profesionalnya. Guru yang mandiri bukan sebagai tukang atau teknisi yang

harus mengikuti satu buku petunjuk yang baku, melainkan sebagai tenaga yang

kreatif yang mampu menghasilkan berbagai karya inovatif dalam bidangnya. Hal

itu harus didukung oleh daya abstraksi dan komitmen yang tinggi sebagai basis

kualitas profesionalismenya.

Page 19: Makalah ict

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Guna mempersiapkan sumber daya manusia yang handal dalam memasuki

era kesejagadan, yang salah satunya ditandai dengan sarat muatan teknologi, salah

satu komponen pendidikan yang perlu dikembangkan adalah kurikulum yang

berbasis pendidikan teknologi di jenjang pendidikan dasar. Bahan kajian ini

merupakan materi pembelajaran yang mengacu pada bidang-bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi di mana peserta didik diberi kesempatan untuk

membahas masalah teknologi dan kemasyarakatan, memahami dan menangani

produk-produk teknologi, membuat peralatan-peralatan teknologi sederhana

melalui kegiatan merancang dan membuat, dan memahami teknologi dan

lingkungan.

Kemampuan-kemampuan seperti memecahkan masalah, berpikir secara

alternatif, menilai sendiri hasil karyanya dapat dibelajarkan melalui pendidikan

teknologi. Untuk itu, maka pembelajaran pendidikan teknologi perlu didasarkan

pada empat pilar proses pembelajaran, yaitu: learning to know, learning to do,

learning to be, dan learning to live together.

Page 20: Makalah ict

Daftar Pustaka

http://maribelajarpartini.blogspot.com/2012/01/diaksespadabulanOktober2012/

pukul20.00