skripsirepository.utu.ac.id/32/1/bab i-v.pdf · standar biaya yang diperlukan untuk membiayai...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGGUNAAN DANA BANTUANOPERASIONAL SEKOLAH (BOS) UNTUK
PENINGKATAN KUALITAS SEKOLAH(Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri Kuala Trang Kecamatan
Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya)
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas danmemenuhi syarat-syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Sosial
OLEH:
YOGI TRISAPUTRANIM: 06C2-0201078
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARAFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH-ACEH BARAT
2013
ANALISIS PENGGUNAAN DANABANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH ( BOS )
UNTUK PENINGKATAN KUALITAS SEKOLAH(Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri Kuala Trang Kecamatan
Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya)
SKRIPSI
OLEH
YOGI TRISAPUTRAO6C20201078
PROGRAN STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARAFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TEUKU UMARMeulaboh, Aceh Barat
2012
ANALISIS PENGGUNAAN DANA OPERASIONAL SEKOLAH
( BOS ) UNTUK PENINGKATAN KUALITAS SEKOLAH
( Studi Kasus di SDN Se-Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya)
SKRIPSI
OLEH
YOGI TRISAPUTRAO6C20201078
Sebagai Salah satu Syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Sosialpada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Teuku Umar
PROGRAN STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARAFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TEUKU UMARMeulaboh - Aceh Barat
Tahun 2012
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan tolak ukur suatu pemerintahan yang berkembang,
menyediakan bantuan keuangan melalui peningkatan mutu pendidikan dapat
meningkatkan kualitas sumber daya manusia suatu negara. Sehubungan dengan
itu, pemerintah terus melakukan upaya peningkatan mutu penyelenggaraan
pendidikan, antara lain dengan mengeluarkan program Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) yang merupakan penggantian atas pengurangan subsidi bahan
bakar minyak dan sehubungan dengan penuntasan wajib belajar pendidikan dasar
9 tahun yang ditujukan agar para siswa memperoleh layanan pendidikan dasar
yang lebih bermutu. Pemerintah memprogramkan pemberian BOS bagi
SD/MI/SDLB/SMP/MTs/SMPLB Negeri atau Swasta dan Pesantren Salafiyah
serta sekolah agama non Islam setara SD dan SMP yang menyelenggarakan wajib
belajar pendidikan dasar 9 tahun. Sekolah berperan dalam mendukung program
tersebut dengan menggunakan dana tersebut seefektif mungkin untuk
meningkatkan mutu pembelajaran.
Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (Dirjen
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas) tentang Sistem
Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-
15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa
pemerintah pusat dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar
minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya, sedangkan dalam
1
2
ayat 3 menyebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang
diselenggarakan oleh lembaga pendidikan pemerintah pusat, pemerintah daerah,
dan masyarakat. Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut pemerintah
pusat dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh
peserta didik pada tingkat pendidikan dasar serta satuan pendidikan lain yang
sederajat. Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) merupakan wujud dari
pelaksanaan Pasal 34 ayat 2 tentang wajib belajar.
Bantuan Operasional Sekolah adalah program pemerintah yang pada
dasarnya untuk penyediaan pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan
pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar. Menurut Peraturan
Mendiknas Nomor 69 Tahun 2009, standar biaya operasi non personalia adalah
standar biaya yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi non personalia
selama 1 (satu) tahun sebagai bagian dari keseluruhan dana pendidikan agar
satuan pendidikan dapat melakukan kegiatan pendidikan secara teratur dan
berkelanjutan sesuai Standar Nasional Pendidikan. Namun demikian, ada
beberapa jenis pembiayaan investasi dan personalia yang diperbolehkan dibiayai
dengan dana BOS.
Penggunaan dana BOS di sekolah harus didasarkan pada kesepakatan dan
keputusan bersama antara Tim Manajemen BOS Sekolah, Dewan Guru, dan
Komite Sekolah yang harus didaftar sebagai salah satu sumber penerimaan dalam
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) / Rencana Kegiatan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah (RKAPBS), disamping dana yang diperoleh dari
pemerintah daerah atau sumber lain yang sah. Oleh karena keterbatasan dana BOS
dari pemerintah pusat, maka biaya untuk investasi sekolah dan kesejahteraan guru
3
harus dibiayai dari sumber lainnya, dengan prioritas utama dari sumber
pemerintah daerah.
Program Bantuan Operasional Sekolah yang dimulai sejak bulan Juli 2005
sampai dengan sekarang tahun 2012, berperan besar dalam percepatan pencapaian
program wajar 9 tahun tersebut. Tahun 2009 pemerintah melakukan perubahan
tujuan, pendekatan dan orientasi dari program BOS. Program tersebut ke depan
bukan hanya berperan untuk mempertahankan Angka Partisipasi Kasar (APK),
namun harus juga berkontribusi besar untuk peningkatan mutu pendidikan dasar.
Selain dari pada itu, dengan kenaikan biaya satuan BOS yang signifikan, program
ini akan menjadi pilar utama untuk mewujudkan pendidikan gratis di pendidikan
dasar.
Peningkatan biaya satuan BOS pada tahun 2009 cukup signifikan
merupakan salah satu bukti komitmen pemerintah dalam menyelenggarakan
amanat UUD perihal 20% anggaran untuk pendidikan. Komitmen pemerintah ini
harus juga diikuti oleh peningkatan komitmen pemerintah daerah serta peran
masyarakat dalam pengawasan program dan pendanaan. Dengan terbitnya
Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 semakin memperjelas jenis-jenis
dana pendidikan, serta peran dan tanggung jawab masing-masing pemangku
kepentingan. Demikian juga kebijakan program buku murah Kementerian
Pendidikan Nasional yang dimulai tahun 2008, akan menjadi salah satu acuan
utama program BOS tahun 2010.
Dimana penggunaan dana BOS pada Sekolah Dasar Negeri Kuala Trang
Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya sangat penting dikaitkan dengan
peningkatan kualitas sekolah terutama dalam bidang kegiatan proses belajar
4
mengajar, manajemen sekolah, sarana dan prasarana sekolah serta kepemimpinan
kepala sekolah, sehingga kegiatan pendidikan berjalan sesuai dengan tujuan.
Selain itu pula penggunaan dana BOS di Sekolah Dasar Negeri Kuala Trang
menuntut komponen-komponen pelaksana kegiatan belajar-mengajar baik itu
kepala sekolah, para pengajar dan komite sekolah harus mempunyai
kemampuannya untuk dapat merencanakan, melaksanakan serta mempertanggung
jawabkan penggunaan dana BOS secara transparan kepada masyarakat dan
pemerintah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka penulis tertari untuk
melakukan sebuah penelitian dengan judul “ Analisis Penggunaan Dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Untuk Peningkatan Kualitas Sekolah “
(Studi Kasus di SD Negeri Kuala Trang Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan
Raya).
[
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dirumusan masalah dalam
penelitian ini:
1. Apakah pengelolaan dana BOS di SD Negeri Kuala Trang Kecamatan
Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya sudah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan peraturan pemerintah ?
2. Apakah dana BOS berpengaruh terhadap peningkatan mutu belajar siswa
di SD Negeri Kuala Trang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan
Raya ?
5
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengelolaan dana BOS di SD Negeri Kuala Trang
Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya sudah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan peraturan pemerintah.
2. Untuk mengetahui dana BOS berpengaruh terhadap peningkatan mutu
belajar siswa di SD Negeri Kuala Trang Kecamatan Kuala Pesisir
Kabupaten Nagan Raya.
1.4 Manfaat Penelitian.
1.4.1 Manfaat Praktis
1. Bagi sekolah
Untuk sekolah dasar, terutama yang berkaitan dengan Penggunaan Dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Untuk Peningkatan Kualitas Sekolah
Pada SD Negeri Kuala Trang Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan
Raya dan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan untuk
menjwaban tuntutan dan kebutuhan sekolah dan masyarakat.
2. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan atau sumbangan yang
konstruktif dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan dan juga dapat
digunakan sebagai bahan pustaka untuk mengadakan penelitian lanjutan.
3. Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan pengalaman baru yang nantinya dapat
dijadikan sebagai modal awal dalam meningkatkan mutu belajar sesuai
dengan disiplin ilmu, terutama setelah terjun ke dunia pekerjaan.
6
1.4.2 Manfaat Teoritis
Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat menyumbang dan
memperkaya khasanah bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
memperluas wawasan pengetahuan serta dapat dijadikan referensi bagi
penelitian dikemudian hari sesuai dengan perkembangan zaman.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Untuk memahami tentang pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
dengan baik maka penulis paparkan hal-hal sebagai berikut:
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa, yang dimaksud
dengan pelaksanaan adalah cara, perbuatan melaksanakan rancangan, keputusan
dan sebagainya. (Depdiknas, 2001:h.627) sedangkan yang dimaksud
melaksanakan adalah membandingkan, menyamakan, melakukan,
menjalankan.(Depdiknas, 2001:h.627). Dengan pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud pelaksanaan adalah suatu cara atau perbuatan
untuk melaksanakan/melakukan atau menjalankan suatu rencana/program.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa “Bantuan adalah
barang yang dipakai untuk memberikan bantuan (Depdiknas, 2001:h.672).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa yang dimaksud
dengan operasional adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan
rencana yang telah dikembangkan (Depdiknas, 2001:h. 800)
Dalam kamus bahasa Indonesia, sekolah dapat diartikan suatu lembaga
untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran
(Depdiknas, 2005, hal.1013).
2.2 Pengertian Pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah
Berdasarkan pengertian dari masing-masing kata yang telah penulis
paparkan di atas, penulis dapat menguraikan bahwa pelaksanaan BOS adalah
suatu cara/prosedur yang dijalankan untuk memberikan bantuan berupa uang
7
8
kepada murid untuk membiayai segala sesuatu yang berhubungan dengan
keperluan yang dibutuhkan sekolah.
2.3 Tujuan dan Sasaran Pemberian Bantuan Operasional Sekolah
Dalam buku Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah dijelaskan
bahwa : “Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bertujuan untuk
memberikan bantuan kepada sekolah dalam rangka membebaskan iuran siswa,
tetapi sekolah tetap dapat mempertahankan mutu pelayanan pendidikan kepada
masyarakat” (Depdiknas, 2005, hal.3– 4).
Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa melalui Program Bantuan
Operasional Sekolah yang dikucurkan oleh pemerintah, peserta didik tingkat
pendidikan dasar (SD/ MI dan MTs/ SMP serta satuan pendidikan yang sederajat)
akan dibebaskan dari biaya operasional sekolah. Bantuan Operasional Sekolah
yang langsung dikelola oleh sekolah meliputi biaya untuk pendaftaran, iuran
bulanan sekolah, biaya ujian, bahan dan biaya praktek, biaya tersebut di atas tidak
termasuk biaya investasi seperti penyediaan sarana dan prasarana sekolah, gaji
dan tenaga kependidikan lainnya. Sasaran program BOS adalah semua sekolah
setingkat SD dan SMP, baik negeri maupun swasta di seluruh provinsi di
Indonesia. Program Kejar Paket A, Paket B dan SMP Terbuka tidak termasuk
sasaran dari PKPS-BBM Bidang Pendidikan, karena hampir semua komponen
dari ketiga program tersebut telah dibiayai pemerintah. Selain dari pada itu,
Madrasah Diniyah juga tidak termasuk berhak memperoleh BOS, karena siswanya
telah terdaftar di sekolah regular yang telah menerima BOS.
9
2.4 Landasan Hukum Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Landasan hukum dalam pelaksanaan program BOS Tahun 2011 meliputi
semua peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu :
1. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286).
2. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301).
3. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang nomor 12 Tahun
2008. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844).
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438).
5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara Tahun anggaran 2011 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438).
10
6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41,
Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496).
7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 20, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609).
8. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kepada Pemerintah, laporan
Keterangan Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan
Informasi Loparan Penyelenggara Pemerintah Daerah Kepada Masyarakat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19, Tambahan
lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4693).
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737).
10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89,
Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741).
11. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 90, Tambahan
lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4863).
11
12. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan
lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4863).
13. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 23, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5150) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Nomor 66 Tahun
2010Nomor 112, (Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5157).
14. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan
Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi
Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara.
15. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014.
16. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Tahun 2011.
17. Peraturan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet
Indonesia Bersatu II.
Dengan memperhatikan landasan hukum dari pelaksanaan bantuan tersebut
dapat dikatakan bahwa pemerintah benar-benar telah merencanakan program
Bantuan Operasional Sekolah tersebut dengan matang. Untuk selanjutnya berjalan
12
dengan lancar atau tidak dari pelaksanaan bantuan ini akan sangat bergantung
pada proses pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah.
2.5 Ketentuan yang harus Diikuti oleh Sekolah Penerima BOS
Seperti yang telah penulis paparkan dibagian terdahulu, sekolah yang berhak
menerima dana BOS adalah seluruh sekolah baik negeri maupun swasta tingkat
SD / MI, SMP / MTs. Namun demikian bagi sekolah kaya/ mapan/ yang mampu
secara ekonomi yang saat ini memiliki penerimaan lebih besar dari dana BOS
mempunyai hak untuk menolak BOS. sehingga tidak wajib untuk melaksanakan
ketentuan yang tertuang dalam buku petunjuk pelaksanaan ini. Sekolah yang telah
menyatakan menerima BOS dibagi menjadi 2 (dua) kelompok dengan hak dan
kewajiban sebagai berikut:
1. Sekolah dengan jumlah penerimaan dari peserta didik lebih kecil dari BOS.
1. Bagi sekolah yang selama ini memungut dana penerimaan siswa baru dan
iuran bulanan yang tertuang dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Sekolah (RAPBS) lebih kecil dari dana BOS, maka sekolah
tersebut harus membebaskan semua bentuk pungutan/ sumbangan/ iuran
kepada seluruh peserta didik yang akan digunakan untuk membiayai
beberapa komponen pendidikan sebagai berikut:
1. Uang formulir pendaftaran.
2. Buku pelajaran pokok dan buku penunjang untuk perpustakaan.
3. Biaya peningkatan mutu guru (misalnya pelatihan guru, dll).
4. Biaya pemeliharaan.
5. Ujian sekolah, ulangan umum bersama dan ulangan harian.
6. Honor guru dan tenaga kependidikan honorer.
13
7. Kegiatan kesiswaan (remidial, pengayaan dan ekstrakurikuler).
8. Bagi sekolah penerima dana BOS juga diwajibkan membantu peserta
didik kurang mampu yang mengalami kesulitan transportasi dari dan
ke sekolah.
9. Sekolah dilarang memanipulasi data dengan tujuan tetap dapat
memungut iuran peserta didik atau untuk memperoleh dana BOS lebih
besar.
10. Sekolah dengan jumlah penerimaan dari peserta didik lebih besar dari
BOS.
Apabila sekolah memiliki jumlah penerimaan dari peserta didik yang
tetuang dalam RAPBS lebih besar dari pada BOS, maka sekolah dapat memungut
tambahan biaya dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Apabila di sekolah tersebut terdapat siswa miskin, maka sekolah
diwajibkan membebaskan iuran seluruh siswa miskin yang ada di
sekolah tersebut. Sisa dana BOS (bila ada) digunakan untuk
mensubsidi siswa lain, sehingga iuran bulanan siswa lebih kecil
dibandingkan sebelum menerima BOS.
2. Bagi sekolah yang tidak mempunyai siswa miskin, maka dana BOS
digunakan untuk mensubsidi seluruh siswa, sehingga dapat
mengurangi iuran yang dibebankan kepada orang tua siswa minimum
senilai dengan BOS yang diterima sekolahnya.
14
2.6 Prosedur Pelaksanaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Penetapan alokasi dana BOS dilaksanakan sebagai berikut:
1. Sekolah mengisi data formulir pendataan untuk diserahkan ke Tim
Manajemen BOS Kabupaten/Kota.
2. Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota melakukan pendataan siswa tiap
sekolah berdasarkan data pada formulir pendataan.
3. Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota bersama-sama dengan Tim
Manajemen BOS Provinsi dan Tim Manajemen BOS pusat melakukan
rekonsiliasi data jumlah siswa tiap sekolah.
4. Atas dasar data jumlah siswa tiap sekolah, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan membuat alokasi dana BOS tiap Kabupaten/Kota/Provinsi,
untuk selanjutnya dikirim ke Kementerian Keuangan.
5. Kementerian Keuangan menetapkan alokasi anggaran tiap Provinsi melalui
Peraturan Menteri Keuangan setelah Kementerian Keuangan meneriman
data mengenai jumlah sekolah dan jumlah siswa dari Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
6. Alokasi dana BOS tiap Provinsi dalam satu tahun anggaran ditetapkan
berdasarkan data jumlah siswa tahun pelajaran yang sedang berjalan
ditambah dengan proyeksi pertambahan jumlah siswa tahun pelajaran baru.
7. Alokasi dana BOS tiap sekolah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (dalam hal ini ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Pendidikan Dasar atas nama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan).
15
8. Alokasi dana BOS tiap sekolah untuk periode Januari-Juni 2012 didasarkan
jumlah siswa tahun pelajaran 2011-2012, sedangkan periode Juli-Desember
2012 didasarkan pada data tahun pelajaran 2012-2013.
Gambar. Mekanisme Pengalokasian Dana BOS (Juknis, 2012:h.4)
Sekolah
Formulir BOS -01A, BOS -01B, BOS-01C
Tim BOS ProvinsiTim BOS Kab/KotaTim BOS Pusat
Jumlah SiswaTiap Sekolah
Rekap Jumlah SiswaTiap Kab/Kota dan Provinsi
Tim BOS Pusat
Usulan Alokasi Dana BOSTiap Provinsi
Jumlah SiswaTiap Sekolah
Kementerian Keuangan
Usulan Alokasi Dana BOSTiap Provinsi
SK Dirjen DikdasAlokasi BOSTiap Sekolah
Dikirim ke tiap ProvinsiSebagai dasar pencairan dan penyaluran
16
1. Persiapan Penyaluran Dana BOS di Daerah
Proses penyaluran dana BOS dari tingkat pusat sampai dengan tingkat
sekolah dilakukan 2 tahap, yaitu :
Tahap 1 : Penyaluran dana dari Kas Umum Negara (KUN) ke Kas Umum Daerah
(KUD) Provinsi, mekanisme penyaluran dana dan pelaporannya diatur
dalam peraturan Menteri Keuangan (PMK).
Tahap 2 : Penyaluran dana dari KUD Provinsi ke rekening sekolah, mekanisme
penyaluran dana dan pelaporannya akan diatur dalam Peraturan Menteri
dalam Negeri.
1. Penyaluran Dana BOS:
Dana BOS disalurkan dari Kas Umum Negara (KUN) ke Kas Umum Daerah
(KUD) secara triwulan (tiga bulanan), yaitu:
1. Triwulan pertama (bulan Januari sampai dengan bulan Maret)
dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja pada awal bulan
Januari 2012.
2. Triwulan Kedua (bulan April sampai dengan bulan juni) dilakukan
paling lambat 7 (tujuh) hari kerja pada awal bulan April 2012.
3. Triwulan ketiga (bulan Juli sampai dengan bulan September)
dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja pada awal bulan Juli
2012.
4. Triwulan keempat (bulan Oktober sampai dengan bulan Desember)
dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja pada awal bulan
Oktober 2012.
17
2.7 Mekanisme Pemanfaatan Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Penggunaan dana BOS di sekolah harus didasarkan pada kesepakatan dan
keputusan bersama antara Tim Manajemen BOS Sekolah, Dewan Guru dank
omite Sekolah. Dana BOS harus didaftar sebagai salah satu sumber
penerimaandalam RKAS/RAPBS, di samping dana yang diperoleh dari Pemda
atau sumber lain yang sah.
Dari seluruh dana BOS yang diterima oleh sekolah, sekolah menggunakan
dana tersebut untuk membiayai kegiatan-kegiatan berikut:
1. Dana BOS digunakan untuk :
1. Pembelian/penggandaan buku teks pelajaran. Jenis buku yang
dibeli/digandakan untuk SD adalah satu buku, yaitu Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan, sedangkan SMP sebanyak 2 buku yaitu (a)
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan dan (b) Seni Budaya dan
Ketrampilan. Jika buku dimaksud belum ada di sekolah/belum
mencukupi sebanyak jumlah siswa, maka sekolah wajib
membeli/menggandakan sebanyak jumlah siswa. Jika jumlah buku telah
terpenuhi satu siswa satu buku, baik yang telah dibeli dari dana BOS
maupun dari Pemerintah Daerah, maka sekolah tidak harus menggunakan
dana BOS untuk pembelian/penggandaan buku tersebut. Selain daripada
itu, dana BOS juga boleh untuk membeli buku teks pelajaran lainnya
yang belum mencukupi sejumlah siswa.
2. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru, yaitu
biaya pendaftaran, penggandaan formulir, administrasi pendaftaran, dan
pendaftaran ulang, pembuatan spanduk sekolah bebas pungutan, serta
18
kegiatan lain yang berkaitan langsung dengan kegiatan tersebut
(misalnya untuk fotocopy, konsumsi panitia, dan uang lembur dalam
rangka penerimaan siswa baru, dan lainnya yang relevan).
3. Pembiayaan kegiatan pembelajaran remedial, pembelajaran pengayaan,
pemantapan persiapan ujian, olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja,
pramuka, palang merah remaja, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan
sejenisnya (misalnya untuk honor jam mengajar tambahan di luar jam
pelajaran, biaya transportasi dan akomodasi siswa/guru dalam rangka
mengikuti lomba, fotocopy, membeli alat olah raga, alat kesenian dan
biaya pendaftaran mengikuti lomba).
4. Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah dan laporan
hasil belajar siswa (misalnya untuk fotocopi/ penggandaan soal, honor
koreksi ujian dan honor guru dalam rangka penyusunan rapor siswa).
5. Pembelian bahan-bahan habis pakai seperti buku tulis, kapur tulis, pensil,
spidol, kertas, bahan praktikum, buku induk siswa, buku inventaris,
langganan koran/majalah pendidikan, minuman dan makanan ringan
untuk kebutuhan sehari-hari di sekolah, serta pengadaan suku cadang alat
kantor.
6. Pembiayaan langganan daya dan jasa, yaitu listrik, air, telepon, internet,
termasuk untuk pemasangan baru jika sudah ada jaringan di sekitar
sekolah. Khusus di sekolah yang tidak ada jaringan listrik, dan jika
sekolah tersebut memerlukan listrik untuk proses belajar mengajar di
sekolah, maka diperkenankan untuk membeli genset.
19
7. Pembiayaan perawatan sekolah, yaitu pengecatan, perbaikan atap bocor,
perbaikan pintu dan jendela, perbaikan mebeler, perbaikan sanitasi
sekolah, perbaikan lantai ubin/keramik dan perawatan fasilitas sekolah
lainnya.
8. Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan
honorer. Untuk sekolah SD diperbolehkan untuk membayar honor tenaga
yang membantu administrasi BOS.
9. Pengembangan profesi guru seperti pelatihan, Kelompok Kerja Guru
(KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Kelompok Kerja
Kepala Sekolah (KKKS) dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah
(MKKS). Khusus untuk sekolah yang memperoleh hibah/block grant
pengembangan KKG/MGMP atau sejenisnya pada tahun anggaran yang
sama tidak diperkenankan menggunakan dana BOS untuk peruntukan
yang sama.
10. Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang
menghadapi masalah biaya transport dari dan ke sekolah. Jika dinilai
lebih ekonomis, dapat juga untuk membeli alat transportasi sederhana
yang akan menjadi barang inventaris sekolah (misalnya sepeda, perahu
penyeberangan, dll).
11. Pembiayaan pengelolaan BOS seperti alat tulis kantor (ATK termasuk
tinta printer, CD dan flash disk), penggandaan, surat-menyurat, insentif
bagi bendahara dalam rangka penyusunan laporan BOS dan biaya
transportasi dalam rangka mengambil dana BOS di Bank/PT Pos.
20
12. Pembelian komputer (desktop/work station) dan printer untuk kegiatan
belajar siswa, masing-masing maksimum 1 unit dalam satu tahun
anggaran.
13. Bila seluruh komponen 1 s.d 12 di atas telah terpenuhi pendanaannya
dari BOS dan masih terdapat sisa dana, maka sisa dana BOS tersebut
dapat digunakan untuk membeli alat peraga, media pembelajaran, mesin
ketik, peralatan UKS dan mebeler sekolah.
2. Dana BOS tidak boleh digunakan untuk :
1. Disimpan dalam jangka waktu lama dengan maksud dibungakan.
2. Dipinjamkan kepada pihak lain.
3. Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah dan
memerlukan biaya besar, misalnya studi banding, studi tour (karya
wisata) dan sejenisnya.
4. Membiayai kegiatan yang diselenggarakan oleh UPTD
Kecamatan/Kabupaten/kota/Provinsi/Pusat, atau pihak lainnya, walaupun
pihak sekolah tidak ikut serta dalam kegiatan tersebut. Sekolah hanya
diperbolehkan menanggung biaya untuk siswa/guru yang ikut serta dalam
kegiatan tersebut.
5. Membayar bonus dan transportasi rutin untuk guru.
6. Membeli pakaian/seragam bagi guru/siswa untuk kepentingan pribadi
(bukan inventaris sekolah).
7. Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat.
8. Membangun gedung/ruangan baru.
9. Membeli bahan/peralatan yang tidak mendukung proses pembelajaran.
21
10. Menanamkan saham.
11. Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana pemerintah
pusat atau pemerintah daerah secara penuh/wajar, misalnya guru
kontrak/guru bantu.
12. Kegiatan penunjang yang tidak ada kaitannya dengan operasi sekolah,
misalnya iuran dalam rangka perayaan hari besar nasional dan upacara
keagamaan/acara keagamaan.
13. Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti pelatihan/sosialisasi/
pendampingan terkait program BOS/perpajakan program BOS yang
diselenggarakan lembaga di luar Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/
Kota dan Kementerian Pendidikan Nasional.
2.8 Peningkatan Kualitas Sekolah
2.8.1 Pengertian Kualitas
Menurut istilah, kata kualitas berarti mutu, yaitu tingkat baik buruknya
sesuatu. Depdiknas (2002:h.2) akan tetapi banyak pakar dan organisasi yang
mencoba mendefinisikan kualitas (mutu) berdasarkan sudut pandangnya masing-
masing seperti yang terurai di bawah ini:
1. Menurut Joseph Juran, kualitas adalah kesesuaian untuk penggunaan
(fitness for use), ini berarti bahwa suatu produk atau jasa hendaklah sesuai
dengan apa yang diperlukan atau diharapkan oleh pengguna.
2. Menurut Edward Deming, suatu tingkat yang dapat diprediksi dari
keseragaman dan kebergantungan pada biaya rendah dan sesuai dengan
pasar.Uhar Suharsaputra (2010:h.226-227).
22
3. Welch Jr mengatakan bahwa kualitas adalah jaminan kesetiaan pelanggan,
pertahanan terbaik melawan saingan dari luar, dan satusatunya jalan
menuju pertumbuhan dan pendapatan yang langgeng.
4. Menurut ISO 2000, kualitas adalah totalitas kerakteristik suatu produk
(barang dan jasa) yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan
kebutuhan yang dispesifikan atau ditetapkan.
5. Menurut Soewarso Hardjosudarmo, bahwa yang dimaksud kualitas adalah
penilaian subyektif daripada “costumer” penentuan ini ditentukan oleh
persepsi “costumer” terhadap produk dan jasa.
Dari beberapa pendapat tokoh di atas, terdapat beberapa kesamaan yaitu
dalam elemen-elemen sebagai berikut:
1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
2. Kualitas menyangkut produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan.
3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang
dianggap kualitas saat ini, mungkin dianggap kurang berkualitas pada
masa mendatang).
Akan tetapi Menurut Permadi, mutu jasa pendidikan bersifat relatif (sesuai
dengan kebutuhan pelanggan), dan bukan bersifat absolut. Dengan kata lain, mutu
pendidikan akan baik dan memuaskan jika sesuai atau melebihi kebutuhan para
pelanggan yang bersangkutan.
Dalam pendidikan, yang dimaksud dengan pelanggan atau klien (client)
dibagi menjadi dua, yakni pelanggan internal dan pelanggan eksternal.
1. Pelanggan internal (internal custeomer) adalah orang-orang yang
23
berada dalam organisasi sekolah, yaitu guru, staf tata usaha, pesuruh
(office boys) cleaning service, pelayan ternis dan komponen lainnya.
2. Pelanggan eksternal (eksternal costumer) adalah orang-orang yang berada
di luar organisasi sekolah yang memperoleh layanan dari sekolah.
Pelayanan eksternal dibagi menjadi dua macam, yakni:
1. Pelanggan primer (primary costumer) adalah pelanggan utama, yakni
orang-orang yang langsung bersentuhan dengan jasa-jasa pendidikan
yang diberikan oleh sekolah, seperti peserta didik.
2. Pelanggan sekunder (secondary costumer) adalah pihak-pihak lain yang
secara tidak langsung terimbas dari layanan pendidikan yang diberikan
oleh sekolah, yaitu orang tua siswa, masyarakat, pemerintah dan dunia
usaha dan industri sebagai pengguna tenaga kerja. Nanang Hanafiah
Dan Cucu Suhana (2009:81-83).
2.8.2 Pengertian Sekolah
Menurut Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:h 1013)
sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat
menerima dan memberi pelajaran.
Sekolah Menurut Undang Undang Republik Indonesia No. 20 (2003) Pasal
18, tentang Pendidikan Nasional, sekolah adalah lembaga pendidikan yang
menyelenggarakan jenjang pendidikan formal yang terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Sekolah adalah sebuah lembaga
yang ditunjukan khusus untuk pengajaran dengan kualitas formal.
24
2.9 Proses Belajar Mengajar
2.9.1 Pengertian Belajar
Pembelajaran merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan, yaitu
belajar dan mengajar. kegiatan belajar dan mengajar terdiri dari dua konsep yang
berlangsung secara bersamaan yaitu proses belajar yang dilakukan oleh siswa dan
proses mengajar yang dilakukan oleh guru, dan kedua proses tersebut bertujuan
untuk mencapai tujuan pendidikan yang sebelumnya telah ditentukan.
Banyak para ahli yang mengemukakan pendapatnya tentang pengertian
belajar, Slameto (2003:h.2) mengemukakan, bahwa belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Menurut pengertian secara psikologi, belajar
merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai aksi dari
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Lebih lanjut menurut Sudjana (2000:28) mengemukakan belajar adalah
suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan sebagai hasil belajar dapat
ditunjukkan dalam bbentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap
dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya
reaksi, daya penerimaanya dan lain-lain aspek yang ada pada individunya. Bila
kita terima bahwa belajar adalah sebagai perubahan tingkah laku, sedangkan
menurut Bahri Djamara (2002:h.28) berpendapat bahwa : “belajar adalah
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman individu dalm interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor”. maka menurut Nasution
(2003:h.10), guru menghadapi tiga persoalan, yaitu :
25
1. Ia harus mengetahui kelakuan apa yang diharapkan dari anak. Hal ini
berkenaan dengan tujuan yang akhirnya ditentukan oleh falsafah
pendidikan.
2. Ia mengetahui hingga manakah taraf perkembangan anak, agar bahan
pelajaran dapat dikuasai.
3. Ia harus tahu bagaimana anak belajar, bagaimana guru mengajarkannya,
kondisi apa yang harus dipenuhi agar terjadi proses belajar yang
berhasil.
Untuk mencapai hasil yang optimal dalam belajar, maka proses belajar
mengajar yang baik harus dilakukan dengan sadar dan sengaja serta terorganisir
secara baik. Menurut Sardiman (2010:h.20) menyatakan bahwa :
“Belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku ataupenampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya denganmembaca,mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Jugabelajar itu akan lebih baik, kalau si subjek belajar itu mengalami ataumelakukannya jadi tidak bersifat verbalistik.”
Berdasarkan beberapa pengertian belajar menurut para ahli tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan dalam
tingkah laku, perubahan yang terjadi melalui latihan dan pengalaman, perubahan
yang terjadi menyangkut beberapa aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis,
seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan masalah, keterampilan,
kecakapan, kebiasaan ataupun sikap.
2.9.2 Pengertian Mengajar
Belajar dan mengajar adalah dua peristiwa yang berbeda, akan tetapi
antara keduanya memiliki hubungan yang sangat erat sekali. Menurut Nasution
(2004:h.4) mengemukakan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi
26
atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak
sehingga terjadi proses belajar. Pada pengertian ini tujuan mengajar adalah
penguasaan pengetahuan oleh anak, anak dianggap pasif dan pengajar yang terjadi
bersifat teacher centered, guru berperan sebagai pusat pengetahuan dan informasi.
Bahwa mengajar adalah upaya dalam memberikan perangsang, bimbingan,
pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Lebih lanjut
bahwa yang penting dalam mengajar bukanlah upaya guru untuk menyampaikan
bahan, melainkan mengupayakan agar siswa dapat mempelajari bahan sesuai
dengan tujuan. Ini berarti bahwa upaya guru hanya merupakan serangkaian
peristiwa yang dapat mempengaruhi siswa untuk belajar..
Mengajar dalam penelitian ini diartikan sebagai suatu upaya berupa
pemberian rangsangan, bimbingan, pengarahan dan dorongan yang dilakukan oleh
guru agar siswa aktif mencari, menemukan dan memaknai pengetahuannya
sendiri. Peranan guru berubah, bukan saja sebagai penyampaian informasi
(informator), melainkan juga bertindak sebagai fasilitator dan motivator bagi
terjadinya proses belajar mengajar.
2.9.3 Pengertian Proses Belajar Mengajar
Belajar mengajar adalah interaksi atau hubungan timbal balik antar siswa
dengan guru dan antar sesama siswa dalam proses pembelajaran. Pengertian
interaksi mengandung unsur saling memberi dan menerima, dalam setiap interaksi
belajar mengajar ditandai dengan sejumlah unsur yaitu : (1) tujuan yang hendak
dicapai, (2) siswa dan guru, (3) bahan pelajaran, (4) metode yang digunakan untuk
menciptakan situasi belajar mengajar, (5) penilaian yang fungsinya untuk
menerapkan seberapa jauh tercapainya tujuan. Lebih lanjut Usman dan Setiawanti
27
dalam Andriana (2006:h.14) mengemukakan bahwa proses belajar mengajar
adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas
dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi yang edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu. UUSPN No.20 Tahun 2003 menyatakan bahwa proses
belajar mengajar (proses pembelajaran) adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pada proses
belajar mengajar ini terjadi komunikasi dua arah dalam mempelajari suatu materi
pelajaran, pertama adalah mengajar yang dilakukan oleh pihak guru sebagai
pendidik, sedangkan kedua adalah belajar yang dilakukan oleh siswa atau peserta
didik.
Inti dari proses pendidikan formal di sekolah adalah proses belajar
mengajar di mana di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen
pengajaran yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama, yaitu :
1. Guru
2. Materi pelajaran
3. Siswa
Interaksi antara ketiga komponen utama ini melibatkan sarana dan
prasarana, seperti metode, media, dan tempat belajar, sehingga tercipta situasi
proses belajar mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan yang telah
direncanakan sebelumnya
Dunkin dan Biddle dalam Sagala (2005:h.63) Mengemukakan, bahwa
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, kegiatan pembelajaran akan
berlangsung dengan baik jika guru mempunyai dua kompetensi utama yang
dijelaskan yaitu : (1) penguasaan materi pelajaran, (2) penguasaan metode
28
pembelajarn. Artinya bahwa apabila proses belajar mengajar yang akan
dilaksanakan ingin berjalan dengan baik, selain guru harus menguasai materi
pelajaran, guru juga harus menguasai metode pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan materi pelajaran.
Proses belajar mengajar pada penelitian ini diartikan sebagai suatu
rangkaian kegiatan yang terdiri dari mengajar yang dilakukan guru dan belajar
yang dilakukan siswa dalam mempelajari suatu materi tertentu di lingkungan
pendidikan (sekolah). Pelaksanaan pembelajarannya berpusat pada siswa (student
centered) dan dalam penyampaian materi pelajarannya guru menggunakan suatu
model pembelajaran tertentu.
Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang secara langsung dan
menunjang proses pendidikan , khususnya proses belajar mengajar, baik yang
bergerak maupun yang tidak bergerak agar tercapainya tujuan pendidikan dapat
berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efisien. Sedangkan prasarana secara
etimologi (arti kata) prasaran berarti alat tidak langsung untuk mecapai tujuan.
Dalam pendidikan misalnya : lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olah
raga, uang dan sebagainya. Sedangkan sarana seperti alat langsung untuk
mencapai tujuan pendidikan, misalnya: ruangan, buku, perpustakaan, laboratorium
dan sebagainya.
Prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung
menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun,
taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi dimanfaatkan secara langsung untuk
proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengejaran biologi,
29
dihalaman sekolah sebagai sekaligus lapangan olah raga, komponen tersebut
merupakan sarana pendidikan. Daryanto (2006:51)
2.10 Keterampilan Dasar Mengajar Guru
2.10.1 Pengertian Keterampilan Dasar Mengajar
Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan
kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk
berlangsungnya proses belajar.” Sardiman (2011:h.47).
Sejalan dengan Sardiman, Uzer Usman (2010:h.6) mengatakan bahwa,
“Mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajarmengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatuusaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didikdan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar.”
Pengertian mengajar yang diungkapkan oleh para ahli tersebut merujuk
pada suatu proses mengorganisasi lingkungan dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Proses pembelajaran tersebut sebagian besar berada dalam
pengelolaan guru. Untuk dapat mengelola suatu proses pembelajaran guru
memerlukan keterampilan dasar mengajar. Adapun keterampilan mengajar yang
diutarakan oleh As. Glicman dalam Dadang Sukirman (2011:h.3) bahwa :
“Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atauketerampilan yang bersifat khusus (most specific instructionalbehaviours) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur, atauwidyaiswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif,efisien, dan professional.”
Sedangkan Dadang Sukirman (2011:h.3) sendiri mengatakan bahwa:
“Keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa kemampuanatau keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat harus dimiliki dandiaktualisasikan oleh setiap guru, dosen, instruktur, atau widyaiswaradalam melaksanakan tugas mengajarnya.”
30
pengertian keterampilan dasar mengajar bahwa, “Keterampilan dasar
mengajar adalah keterampilan yang bersifat generik atau keterampilan dasar
teknik instruksional yang harus dikuasai oleh seorang guru.”
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat diketahui bahwa
ketarampilan dasar mengajar guru merupakan kemampuan atau keahlian dasar
seorang guru dalam melaksanakan dan mengelola kegiatan mengajar agar tercipta
kualitas proses pembelajaran yang baik. Keterampilan dasar mengajar harus
dimiliki dan dikuasai oleh setiap guru sebagai kemampuan dasar untuk dimiliki
sebagai kemampuan dasar untuk melaksanakan proses pembelajaran.
Keterampilan dasar mengajar diperlukan oleh guru untuk menciptakan proses
pembelajaran yang efektif dan efisien.
“Keterampilan dasar mengajar bagi guru diperlukan agar guru dapatmelaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran,sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Disamping itu, keterampilan dasar merupakan syarat mutlak agar guru bisamengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran.”
2.10.2 Peran Guru
Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar meliputi
banyak hal. Peranan yang paling dominan diklasifikasikan sebagai berikut Uzer
Usman (2010 : h.9-12) :
1. Guru sebagai demonstrator
2. Guru sebagai pengelola kelas
3. Guru sebagai mediator dan fasilitator
4. Guru sebagai evaluator.
Adapun penjelasan dari peran guru dalam proses belajar mengajar tersebut
adalah:
31
1. Sebagai demonstrator, seorang guru harus menguasai bahan atau
materi pelajaran yang akan diajarkan dan meningkatkan
kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya untuk membantu
menentukan hasil belajar yang dicapai siswa.
2. Sebagai pengelola kelas, guru harus mampu mengelola kelas sebagai
lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah
yang perlu diorganisasikan.
3. Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang baik mengenai media pembelajaran agar proses
pembelajaran lebih efektif. Selain itu, guru juga harus memiliki
keterampilan untuk memilih, menggunakan, dan mengusahakan media
tersebut dengan baik. Sedangkan sebagai fasilitator, guru hendaknya
mampu mengusahakan sumber belajar yang efektif dan menunjang
pancapaian tujuan dan proses pembelajaran.
4. Sebagai evaluator, guru harus memiliki kemampuan untuk menilai
prestasi siswa. Sudah seharusnya guru mengikuti terus menerus hasil
belajar siswa dari waktu ke waktu untuk mendapatkan umpan balik yang
akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses
pembelajaran.
Selanjutnya, Slameto (2010 : h.98-99) mengemukakan pula peran guru
dalam proses pembelajaran yaitu:
1. Sebagai perencana pengajaran, seorang guru diharapkan mampu
untuk merencanakan kegiatan belajar-mengajar secara efektif.
2. Sebagai pengelola pengajaran, seorang guru harus mampu mengelola
32
seluruh proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan kondisi-
kondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa dapat belajar
secara efektif dan efisien.
3. Sebagai penilai hasil belajar, seorang guru hendaknya senantiasa
secara terus menerus mengikuti hasil-hasil belajar yang telah dicapai
oleh siswa dari waktu ke waktu.
4. Sebagai direktur belajar, hendaknya guru senantiasa berusaha untuk
menimbulkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi siswa untuk
belajar.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat diketahui bahwa guru
memiliki peran yang sangat penting sejak proses pembelajaran direncanakan,
dilaksanakan, sampai dievaluasi. Hal ini menunjukkan bahwa guru memiliki
tanggung jawab yang besar dalam menciptakan proses pembelajaran yang efektif
dan efisien. Untuk menjalankan peran yang penting itulah guru memerlukan
keterampilan dasar mengajar.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di SD Negeri Kuala Trang Kecamatan Kuala
Pesisir Kabupaten Nagan Raya. Alasan memilih SD Negeri Kuala Trang
merupakan sekolah yang mendapatkan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
dari pemerintah pusat, yang langsung di Tranfer Ke Rekening Sekolah dikelolah
oleh komite sekolah dan Kepala Sekolah. Jumlah siswa-siswi SD Negeri Kuala
Trang yaitu 139 Siswa-siswi.
3.2 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan pendekatan penelitian kualitatif. Dalam penelitian
kualitatif data yang dikumpulkan adalah berupa kat-kata, gambar, dan bukan
angka-angka. Data yang dimaksud mungkis berasal dari wawancara, catatan
lapangan,foto, videotape, dokumen pribadi, catatatan atau memo, dan dokumen
resmi lainya Penelitian kualitatif menggunakan metode pengamatan, wawancara,
atau penelaahan dokumen. Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti
menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian
terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh peneliti dari subjek yang
berupa individu, organisasional atau perspektif yang lain. Adapun tujuannya
adalah untuk menjelaskan aspek yang relefan dengan fenomena yang diamati dan
menjelaskan karakteristik fenomena atau masalah yang ada. (Moleong, 2006:11).
Dengan dasar tersebut, maka penelitian ini diharapkan mampu memberikan
gambaran mengenai Analisis Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) Untuk peningkatan Kualitas Sekolah.
33
34
3.3 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan data
primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang didapat di lapangan,
sedangkan data sekunder merupakan data yang didapat dari studi kepustakaan,
dokumen, koran, internet yang berkaitan dengan kajian penelitian yang diteliti
oleh penulis.
Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan melalui penelitian langsung
di lapangan yang bersumber pada penelitian dan wawancara dengan pihak
setempat seperti kepala sekolah, komite sekolah dan masyarakat yang mengerti
mengenai permasalahan yang sedang penulis teliti.
Data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari dokumen yang ada di sekolah
dan bahan-bahan yang diperoleh dari literatur perpustakaan (Library research)
media masa, internet untuk menunjang penulisan dan penelitian.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data untuk penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut :
1. Wawancara
Teknik wawancara mendalam ini digunakan untuk memahami penjelasan-
penjelasan informan tentang proses sejauh mana Analisis penggunaan Dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Untuk Peningkatan Kualitas Sekolah.
Dengan wawancara mendalam diharapkan dapat mengungkapkan lebih rinci dan
mendalam tentang permasalahan yang ada yang diteliti. Wawancara dilakukan
penulis mengkaji informasi dengan kurun waktu selama kurun waktu 2 bulan
mulai dari tahap awal dilakukan penelitian, yaitu September - Oktober 2012
35
penulis menggunakan system snow balling, yaitu apabila wawancara tahap
pertama dirasa kurang jelas maka peneliti menuju responden lain yang ditunjuk
informan kunci. Apabila informasi bukan lagi data yang baru dan bersifat
berulang apa yang telah disampaikan informan sebelumnya, maka wawancara
dianggap selesai. Dalam penelitian ini yang menjadi key informan atau informan
kunci adalah Kepala SD Negeri Kuala Trang di Kecamatan Kuala Pesisir
Kabupaten Nagan Raya. Dalam wawancara key informan, peneliti menggunakan
teknik wawancara yang tidak struktur.
2. Dokumentasi
Teknik ini merupakan mencari data melalui proses penggalian referensi
yang berkaitan dan mendukung data penelitian, seperti atauran hukum mutasi dan
daftar peserta wawancara.
3.5 Instrumen Penelitian
Dengan penelitian dengan metode kualitatif, suatu metode penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alami, maka penelitian adalah
sebagai intrumen kunci (Moleong 2002: 4). Peneliti adalah intrumen kunci utama,
karena peneliti sendirilah yang menentukan seluruh skenario penelitian serta
langsung turun ke lapangan melakukakan pengamatan dan wawancara dengan
informan.
Penggunaan penelitian sebagai intrumen penelitian untuk mendapatkan data
yang valid dan realible. Namun, untuk membantu kelancaran dalam
melaksanakannya, penelitian ini juga didukung oleh intrumen pembantu sebagai
paduan wawancara. Oleh karena itu sebelum turun kelapangan, maka penelitian
akan membuat paduan wawancara untuk memudahkan pelaksanaan penelitian di
36
lapangan. Alat bantu yang digunakan dalam pengumpulan data: dokumen, laporan
dan lain sebagainya.
3.6 Teknik Analisa Data
Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja (Moleong, 2001: 103). Analisis data
menggunakan metode deskriptif kualitatif, dimana pembahasan penelitian serta
hasilnya diuraikan melalui kata-kata berdasarkan data empiris yang diperoleh.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kualitatif, maka
analisis data yang digunakan non statistik.
Analisis data dalam penelitian kualitatif berlangsung secara interaktif,
dimana pada setiap tahapan kegiatan tidak berjalan sendiri-sendiri. Meskipun
tahap penelitian dilakukan sesuai dengan kegiatan yang direncanakan, akan tetapi
kegiatan ini tetap harus dilakukan secara berulang antara kegiatan pengumpulan
data, reduksi data, penyajian data serta verifikasi atau penarikan suatu kesimpulan.
Untuk menganalisis data dalam penelitian ini, digunakan langkah-langkah
atau alur yang terjadi bersamaan yaitu pengumpulan data , reduksi data, penyajian
data serta penarikan kesimpulan atau alur verifikasi data.
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan
yang dilakukan terhadap berbagai jenis dan bentuk data yang ada dilapangan
kemudian data tersebut ditulis.
Dalam pernyataan singkat dan mudah dipahami dengan mengacu pada pokok
permasalahan yang diteliti.
37
3.7 Pengujian Kredibilitas Data
1. Kredibilitas (Validitas Internal)
Keabsahan atas hasil-hasil penelitian dilakukan melalui :
1. Meningkatkan kualitas keterlibatan peneliti dalam kegiatan di lapangan.
2. Pengamatan secara terus menerus.
3. Pelibatan teman sejawatan untuk berdiskusi, memberikan masukan dan
kritik dalam proses penelitian; Menggunakan bahan referensi untuk
meningkatkan nilai kepercayaan akan kebenaran data yang diperoleh,
dalam bentuk rekaman, tulisan, copy-an dan lain-lainya.
4. Membercheck, pengecekan terhadap hasil-hasil yang diperoleh guna
perbaikan dan tambahan dengan kemungkinan kekeliruan atau kesalahan
dalam memberikan data yang dibutuhkan peneliti.
5. Trianggulasi, baik metode, dan sumber untuk mencek kebenaran data
dengan membandingkannya dengan data yang diperoleh sumber lain,
dilakukan, untuk mempertajam penelitian kita terhadap hubungan
sejumlah data.
Proses atau teknik trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan :
a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
Sumber data berasal dari pedoman wawancara, dibandingkan antara
pengamatan di lapangan seperti pelaksanaan program secara nyata dan hasil.
38
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabtrakan data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang
tertulis dilapangan (Miles dan Huberman 1992:h.17).
Reduksi data ini bertujuan untuk menganalisis data yang lebih
mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data agar
diperoleh kesimpulan yang dapat ditarik atau verifikasi.
Dalam penelitian ini, proses reduksi data dilakukan dengan pengumpulan
data dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi kemudian dipilih dan
dikelompokkan berdasarkan kemiripan data.
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah pengumpulan informasi tersusun yang memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Dalam hal ini, data yang telah dikategorikan tersebut kemudian
diorganisasikan sebagai bahan penyajian data. Data tersebut disajikan secara
deskriptif yang didasarkan pada aspek yang teliti.
3. Verifikasi Data
Verifikasi data adalah sebagian dari seluruh kegiatan utuh, artinya makna
–makna yang muncul dari data telah disajikan dan diuji kebenarannya,
kekokohannya dan kecocokannya. Penarikan kesimpulan berdasarkan pada
pemahaman terhadap data yang disajikan dan dibuat wawancara dengan para
informan itu sendiri. Tujuannya adalah untuk menemukan kesamaan dalam
mengungkap.
39
b) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi. Dalam teknik ini membandingkan antara
responden A dan responden B dengan menggunakan pedoman
wawancara yang sama, tujuannya adalah agar didapatkan hasil penelitian
yang diharapkan sesuai dengan fokus penelitian.
1. Transferabilitas
Bahwa hasil penelitian yang didapatkan dapat diaplikasikan oleh
pemakai penelitian, penelitian ini memperoleh tingkat yang tinggi bila para
pembaca laporan memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas tentang
konteks dan fokus penelitian.
1. Dependabilitas dan Conformabilitas
Dilakukan dengan audit trail berupa komunikasi dengan pembimbing dan
dengan pakar lain dalam bidangnya guna membicarakan permaslahan-
permasalahan yang dihadapi dalam penelitian berkaitan dengan data yang harus
dikumpulkan.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Sejarah Berdirinya SD Negeri Kuala Trang
SD Negeri Kuala Trang berdiri pada tahun 1982/1983 terletak di Desa
Kuala Trang berada di Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya
merupakan pemekaran dari Kecamatan Kuala, Luas wilayah SD Negeri Kuala
Trang adalah 1 Ha. Secara keseluruhan wilayah SD Negeri Kuala Trang berada
dikawasan pemukiman penduduk dan berada dikawasan pesisir pantai.
Ditinjau dari segi geografisnya SD Negeri Kuala Trang di batasi oleh:
1. Bagian Barat berbatasan dengan Desa Kubang Gajah.
2. Bagian Timur berbatasan dengan Desa Lueng Mane.
3. Bagian Selatan berbatasan dengan Desa Padang Panjang.
4. Bagian Utara berbatasan dengan Samudra Hindia.
4.1.2 Visi dan Misi SD Negeri Kuala Trang
Adapun visi dan misi SD Negeri Kula Trang adalah sebagai berikut :
1. Visi : Menciptakan sekolah yang mandiri dan bermartabat dalam rangka
mensukseskan program pendidikan sekolah gratis.
2. Misi :
A. Giat berusaha menyiapkan generasi yang berkompeten di bidang imtaq
dan iptek.
B. Aktif dalam bekerja menjunjung diri nilai-nilai persatuan dan kesatuan.
C. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan bermartabat.
40
41
4.1.3 Tugas dan Fungsi Kepala SD Negeri Kuala Trang
Adapun tugas dan fungsi Kepala SD Negeri Kuala Trang berdasarakan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 28 Tahun 2010 tentang
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah, Kepala Sekolah secara umum berfungsi
sebagai Edukator, Manager, Administrator Supervisor, Leader, Inovator dan
Motivator adalah sebagai berikut :
a. Kepala Sekolah Selaku pimpinan, mempunyai tugas :
1) Menyusun perencanaan
2) Mengorganisasikan kegiatan
3) Mengarahkan kegiatan
4) Mengkoordinasikan kegiatan
5) Melaksanakan kegiatan
6) Melakukan evaluasi terhadap kegiatan
7) Menentukan kebijaksanaan
8) Mengadakan rapat/pertemuan
9) Mengambil keputusan
10) Mengatur proses belajar mengajar
11) Mengatur administrasi :
a. Kantor
b. Siswa
c. Pegawai
d. Perlengkapan
e. Keuangan
f. Mengatur organisasi siswa intra sekolah ( OSIS )
13) Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan dunia usaha
42
b. Kepala Sekolah selaku administrator bertugas menyelenggarakan
adminstrasi:
1) Perencanaan
2) Pengorganisasian
3) Pengarahan
4) Pengkoordinasian
5) Pengawasan
6) Kurikulum
7) Kesiswaan
8) Perkantoran
9) Kepegawaian
10) Perlengkapan
11) Keuangan
12) Perpustakaan
13) Laboratorium
c. Kepala Sekolah sebagai Supervisor bertugas menyelenggarakan supervisi
terhadap:
1) Kegiatan belajar mengajar
2) Kegiatan bimbingan dan penyuluhan/bimbingan karyawan
3) Kegiatan ekstrakulikuler
4) Kegiatan ketatausahaan
5) Kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan dunia usaha dan dunia
usaha dalam melaksanakan tugas Kepala Sekolah dapat
mendelegasikan kepada Wakil Kepala Sekolah.
Agar suatu mutu pendidikan dapat tercapai, maka dalam melaksanakan
proses pembelajaran harus ada sarana dan prasarana yang cukup memadai. Sesuai
hasil observasi yang telah diperoleh di lapangan, adapun sarana dan prasarana SD
Negeri Kuala Trang dapat dilihat dalam table berikut :
43
4.1.4 Data Jumlah Ruangan
Tabel 4.1Data Jumlah Ruangan SD Negeri Kuala Trang
No Nama JmlKondisi
Baik RusakRingan
RusakBerat
1 Ruang Kelas 6 - - -2 Ruang Lab Komputer - - - -3 Ruang Keterampilan - - - -4 Ruang Perpustakaan 1 - - -5 Ruang Kepala Sekolah 1 - - -6 Ruang Guru 1 - - -7 Ruang Tata Usaha - - - -8 Musholla - - - -9 Ruang UKS 1 - - -10 Ruang Kegiatan Kesenian /Olah Raga 1 - - -11 Ruang Osis - - - -12 Kantin 1 - - -13 Toilet Guru & Siswa 10 9 1 -14 Tempat Parkir Guru & Siswa 1 - - -15 Gedung Pertemuan - - - -
Sumber: Profil Sekolah
4.1.5 Data Jumlah Guru dan Karyawan
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa guru mempunyai posisi yang
sangat penting dalam berlangsungnya proses belajar mengajar. Guru dan para staf
sekolah merupakan komponen yang pokok dalam organisasi pendidikan, karena
merekalah yang akan mengantarkan keberhasilan peserta didik. Adapun data guru
dan karyawan yang ada di SD Negeri Kuala Trang dapat dilihat dalam table
sebagaimana berikut :
44
Tabel 4.2Data Guru SD Negeri Kuala Trang
No Mata Pelajaran Jumlah Guru1 IPA -2 IPS -3 PENJASKES 14 PKN -5 MATEMATIKA -6 BAHASA INDONESIA 17 BAHASA ACEH -8 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM -9 AQDHI/AKHLAK -10 SENI BUDAYA KETERAMPILAN -11 BAHASA INGGRIS -12 PENEGEMBANGAN DIRI -13 BAHASA ARAB -14 SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM -15 AL-QUARAN HADIST -16 PENGAJIAN -17 SHALAT BERJAMAAH -18 FIQIH -19 TULISAN BAHASA ARAB -20 TULISAN ARAB INDONESIA -
Jumlah 2Sumber : Profil Sekolah
Keterangan:
* Guru Negeri : 12 orang.
* Guru Honor : 1 orang .
* Guru Bakti : 3 orang
* Jumlah Seluruhnya : 16 orang
4.1.5 Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah Pada SD Negeri Kuala
Trang.
Bahwa sejak adanya program Pemerintah Republik Indonesia yang dikelola
melalui badan Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia sejak tahun
anggaran 2006 telah melahirkan program pengupayaan maksimalisasi pendidikan
dasar dan menengah demi tujuan tidak adanya lagi putra-putri Bangsa Indonesia
45
yang tidak mencicipi pendikan formal tingkat dasar dan menengah. Hal ini
dituangkan dalam program Bantuan Operasional Sekolah atau yang dikenal
dengan istilah BOS untuk tingkat SD sampai dengan SMP sehingga tidak ada lagi
pungutan biaya sekolah alias pendidikan gratis.
Program dana BOS yang lahir ini sudah dirasakan oleh pihak sekolah pada
SD Negeri Kuala Trang sebagaimana yang diterangkan oleh Bapak Bahrum,S.Pd.
selaku Kepala Sekolah SD Negeri Kuala Trang menerangkan bahwa:
“Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang bersumber dariPemerintahan Republik Indonesia yang disalurkan oleh KementrianPendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia telah diterima olehpihak Sekolah SD Negeri Kuala Trang yaitu sejak tahun Anggaran 2006sampai dengan Tahun Anggaran 2012 yang dibagi terhadap 4 (empat)termin penarikan yakni : Januari – Maret, April-Juni, Juli - September,dan Oktober-Desember”. ( Hasil wawancara, 01 November 2012).
Hal serupa juga diungkapakan oleh salah seorang guru senior selaku
pengajar pada SD Negeri Kuala Trang yakni Ibu Marliana yang menerangkan:
“Saya bertugas di SD Negeri Kuala Trang selaku pengajar sejak tahun1982 sampai dengan tahun 2012, menerangkan bahwa benar mengetahuidana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang disalurkan olehKementrian Pendidikan Republik Indonesia sejak Tahun Anggaran 2006telah diterima oleh pihak sekolah SD Negeri Kuala Trang sampai dengantahun anggaran saat ini. ( Hasil wawancara, 02 November 2012).
Sejak adanya program dana Bantuan Operasioanal Sekolah (BOS) tersebut
maka keuangan dari pihak sekolah SD Negeri Kuala Trang setiap tahun
anggarannya bertambah, dimana pertambahan anggaran tersebut sesuai dengan
ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 51 tahun 2011 tentang
petunjuk teknis penggunaan dana BOS dan laporan keuangan BOS Tahun
Anggaran 2012 yang telah menetapkan jumlah besaran dana Bos yang diterima
oleh pihak sekolah didasarkan pada perkalian jumlah siswa setiap tahunnya
46
dengan dana bantuan yang ditetapkan. Maka jumlah penerimaan dana BOS yang
ada pada tahun Anggaran 2012 pada SD Negeri Kuala Trang dapat dilhat dari
keterangan Bapak Bahrum,S.Pd. yang menerangkan sebagai berikut:
“Bahwa dana BOS yang diterima oleh pihak SD Negeri Kuala Tranguntuk tahun anggaran 2012 didasarkan atas perhitungan yang telahditetapkan peraturan mengenai dana BOS yakni jumlah keseluruhansiswa dikalikan bantuan sebesar Rp.580.000/ setiap siswa dengan totalkeseluruhan dana Bos yang masuk ke Kas Sekolah sebesar : ( 139 siswax Rp.145.000 = Rp.80.620.000 (dua puluh juta seratus lima puluh limaribu rupiah). (Hasil wawancara, 01 November 2012).
Bahwa keseluruhan dana BOS yang diterima oleh pihak sekolah SD Negeri
Kuala Trang masuk ke Rekening Sekolah atas nama tandatangan (spicement)
Kepala Sekolah dan Bendahara Sekolah pada SD Negeri Kuala Trang. Dimana
seluruh dana tersebut selanjutnya dipergunakan oleh pihak sekolah SD Negeri
Kuala Trang untuk menunjang kebutuhan operasioanal sekolah yang telah
disepakati bersama-sama oleh Kepala sekolah, Dewan guru dan Komite sekolah.
Bahwa dalam pelaksanaan dana bantuan BOS tersebut semaksimal mungkin
diupayakan untuk menghindari dan membebaskan siswa dari seluruh pungutan
yang berhubungan dengan kegiatan proses belajar mengajar. Hal ini telah
dilaksanakan secara nyata oleh pihak sekolah dalam berbagai kegiatan yang nyata
(real) pada sekolah SD Negeri Kuala Trang yang berhungungan dengan kegiatan
proses belajar mengajar yang bersumber dari dana BOS sebagaimana yang
diterangkan oleh Bapak Bahrum,S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri Kuala
Trang sebagai berikut:
Bahwa saya selaku Kepala Sekolah SD Negeri Kuala Trang secara nyata
telah menggunakan Dana BOS tersebut untuk kegiatan-kegiatan sekolah antara
lain :
47
1. Pembelian / pengadaan buku teks pelajaran2. Kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru3. Kegiatan pembelajaran dan ekstra kurikuler siswa4. Kegiatan ulangan dan ujian5. Pembelian bahan-bahan habis pakai6. Langganan daya dan jasa berupa listrik dan internet.7. Perawatan sekolah berupa pemeliharaan dan perbaikan ringan gedung
sekolah.8. Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan
honorer khususnya pengajar bahasa inggris.9. Pengembangan profesi guru10. Membantu siswa miskin dengan memberikan bantuan biaya pulang dan
pergi kesekolah.11. Pembiayaan pengelolaan BOS12. Pembelian perangkat komputer(Hasil wawancara, 01 November 2012).
Bahwa dalam penjelasan lainnya Bapak Bahrum,S.Pd. menerangkan dan
menegaskan sebagai berikut:
“Untuk keseluruhan dana BOS yang masuk pada SD Negeri KualaTrang benar-benar dipergunakan paling utama untuk keperluanpenunjang kegiatan belajar siswa yakni penyediaan media belajar siswaberupa buku-buku pelajaran dan alat tulis, selanjutnya untuk kreatifitassiswa dengan menambah kegiatan ekstra kurikuler berupa kegiatanpramuka dan kegiatan olah raga seperti bola kaki, tenis meja dankesenian tari, sedangkan dana BOS yang tersisa selanjutnyadiperuntukkan bagi perbaikan prasarana gedung sekolah”.(Hasilwawancara, 01 November 2012).
Hal yang senada juga disampaikan oleh pihak Ketua Komite Sekolah pada
SD Negeri Kuala Terang Bapak Mawardi Amin yang menerangkan sebagi
berikut:
“Secara nyata dana BOS tahun Anggran 2012 yang masuk pada sekolahSD Negeri Kuala Trang diperuntukkan secara nyata-nyata untuksepenuhnya bagi kepentingan peningkatan belajar siswa, dimanamengedepakan penggunaan dana BOS untuk keperluan siswa secaranyata yakni pembelian buku pelajaran dan alat tulis belajar siswa dankegiatan yang menunjang prestasi siswa diluar kegiatan belajarmengajar dengan nyata adanya dibentuk kesenian tari siswa SD NegeriKuala Trang yang sering diundang untuk menyambut tamu-tamu
48
dengan tarian Ranup Lampuan dan kegiatan olah raga lainnya. (Hasilwawancara, 01 November 2012).
Hal sama juga disampaikan oleh guru pada sekolah SD Negeri Kuala
Terang Ibu Marliana yang menerangakan :
Bahwa dana BOS yang diterima pada Sekolah SD Negeri Kuala Trang
secara nyata telah membebaskan seluruh siswa – siswi dari pembayaran
biaya sekolah maupun pembelian buku-buku belajar dan alat tulis
belajar. (Hasil wawancara, 01 November 2012).
Setelah dana BOS tersebut disalurkan dan dipergunakan untuk kepentingan
sekolah pada SD Negeri Kuala Trang maka pihak sekolah juga tidak serta merta
menggunakan dana BOS tersebut hanya berdasarkan kemauan dan kepentingan
sekolah semaunya saja, akan tetapi semua kegiatan tersebut haruslah dilakukan
dengan professional dan bertanggung jawab.
Bahwa sebagaimana ketentuan penggunaan dana BOS tahun anggaran 2012
telah diatur prosedur dan tata cara pertanggung jawaban penggunaan dana BOS
yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Nomor 51 tahun 2011. Jika diamati dan disesuaikan dengan penggunaan dana
BOS secara nyata pada SD Negeri Kuala Trang dengan ketentuan yang ada maka
kegiatan tersebut secaranya nyata-nyata telah sesuai dengan maksud dan tujuan
dari pada lahirnya bantuan dana BOS tersebut.
Untuk pertanggung jawaban yang nyata haruslah kita cermati pula apakah
pelaksanaan disekolah tersebut dalam pertanggung jawabannya secara
administrasi sudah tertib dalam pelaporan dan penggunaan dana BOS untuk setiap
kegiatannya.
49
Dimana pihak pengelola pertanggung jawaban dana BOS secara nya pada
sekolah SD Negeri Kuala Trang adalah kepala sekolah dan bendahara dimana
dana tersebut oleh merekalah dapat ditarik dan disalurkan kepada Sekolah SD
Negeri Kuala Trang, sehingga sebagaimana diterangkan oleh kepala sekolah
untuk seluruh kegiatan tersebut telah dipertanggung jawabkan secara tegas dan
tidak menyalahi peraturan yang ada dengan membuat mekanisme administrasi
pelaporan yang diterangkan sebagai berikut:
1. Mengisi dan menyerahkan data sekolah secara lengkap ke Tim
manajemen BOS Kabupaten/Kota (Formulir BOS-01A, BOS-01B dan
BOS-01C).
2. Membuat RKAS yang mencakup seluruh sumber penerimaan sekolah
(Formulir BOS-K1 dan BOS K2).
3. Melaporkan perubahan data siswa setiap triwulan kepada Tim BOS
Kabupaten/Kota.
4. Menverifikasi jumlah dana yang diterima dengan data siswa yang ada.
5. Mengelola dana BOS secara bertanggung jawab dan transparan.
6. Mengumumkan besar dana yang diterima dan dikelola oleh Kepala
Sekolah dan rencana penggunaan dana BOS (RKAS) di papan
pengumuman sekolah yang ditandatangani oleh Kepala Sekolah,
bendahara dan komite sekolah (Formulir BOS-03).
7. Mengumumkan penggunaan dana BOS di papan pengumuman
(Formulir BOS-04).
8. Bertanggung jawab secara formal dan material atas pengguna hibah
yang diterimanya.
9. Membuat laporan triwulan penggunaan dana BOS (Formulir BOS-K7),
Laporan ini disimpan di Sekolah dan diserahkan ke SKPD pendidikan
Kabupaten/Kota tahunan paling lambat tanggal 5 Januari tahun
berikutnya.
10. Melakukan pembukuan secara tertib (Formulir BOS-K3. BOS-K4,
BOS-K5 dan BOS-K6).
50
11. Memberikan pelayanan dan penanganan pengaduan masyarakat.
12. Memasang spanduk di Sekolah terkait kebijakan pendidikan bebas
pungutan (Formulir BOS-05)
13. Bagi sekolah negeri, wajib melaporkan hasil pembelian barang investasi
dari dana BOS ke SKPD pendidikan Kabupaten/Kota.
14. Menandatangani surat pernyataan tanggung jawab yang menyatakan
bahwa BOS yang diterima telah digunakan sesuai NPH BOS (Lampiran
BOS-K7).
Untuk kelengkapan seluruh bentuk format formulir administrasi yang
diajukan untuk pertanggung jawaban pengeloaan penggunaan dan penyaluran
dana BOS pada sekolah SD Negeri Kuala Trang dilaksanakan oleh pihak-pihak
yang telah ditetapkan oleh sekolah sebagaimana yang diterangkan oleh Kepala
Sekolah SD Negeri Kuala Terang Bapak Bahrum,S.Pd. sebagai berikut.
“Seluruh pembuatan administrasi pengelolaan dibuat secara teknis oleh
bendahara pengeluaran sekolah sesuai dengan format yang telah
ditetapkan oleh petunjuk teknis, selanjutnya saya selaku pimpinan
sekolah melakukan koreksi kebenaran materiil isi laporan apakah sudah
sesuai dengan yang dilaksanakan disekolah, dan selanjutnya
disampaikan kepada dewan guru dan komite sekolah sebelum
disampaikan kepada pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya
agar tidak terjadi adanya penyimpangan dalam pelaksanaan dana BOS”.
(Hasil wawancara, 01 November 2012).
Sebagaimana pertanggung jawaban merupakan tindakan akhir dalam
pelaksanaan suatu pengelolaan dana BOS harus ditemukan titik kesesuaian antara
pelaksanaan dilapangan dengan laporan pelaksanaan yang tertulis sehingga
pelaporan pertanggung jawaban pengelolaan tersebut seimbang (Balance), hal
mana tidak terlepas dari adanya persetujuan dan kesepakatan pihak-pihak yang
51
telah ditetapkan oleh pihak sekolah baik sebagai pelaksana dan pengelola dan
pengawas pengelolaan dana BOS pada sekolah SD Negeri Kuala Trang.
Selanjutnya pihak yang berada disisi pengawasan yang sangat berperan
penting dalam pelaksanaan pengelolaan dana BOS sesuai dengan yang diharapkan
oleh pihak sekolah, maupun peraturan pemerintah juga harus melibatkan diri
secara langsung dalam pengawasan pelaporan pertanggung jawaban dana BOS
yang disampaikan oleh sekolah, hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh ketua
komite sekolah Bapak Mawardi Amin untuk proses pelaporan pertanggung
jawaban pihak sekolah SD Negeri Kuala Trang terhadap pengelolaan dana BOS
adalah sebagai berikut:
“Bahwa saya selaku Komite Sekolah pada SD Negeri Kuala Trangdalam setiap pembuatan pelaporan kegiatan sekolah yang bersumberdari dana BOS selalu terlebih dahulu diberitahukan oleh kepala sekolahdan bendahara, hal ini dilakukan untuk menghindari adanya kegiatanyang tidak sesuai dengan kenyataan”. (Hasil wawancara, 01 November2012).
Hal sama juga disampaikan oleh guru pada sekolah SD Negeri Kuala
Terang Ibu Marliana yang menerangakan;
“Bahwa untuk pelaporan pertanggung jawaban pengelolaan dana BOS
yang disampaikan oleh pihak sekolah SD Negeri Kuala Trang yang
dilaksanakan oleh Kepala Sekolah, pihak dewan guru juga
mendapatkan pemberitahuaan dan pemaparan seluruh realisasi
penggunaan dana BOS yang dilaporkan sehingga lebih terbuka”.
(wawancara, 01 November 2012).
Bahwa selanjutnya setelah dilaksanakan pertanggung jawaban pengelolaan
dana BOS atas kegiatan yang telah dilakukan, hal terpenting yang tidak boleh
diabaikan oleh pihak bendahara sekolah adalah tertib administrasi dan pelaporan
52
keuangan. Dimana bendahara sekolah pada SD Negeri Kuala Trang dalam
melakukan proses pencatatan dan pengeluaran uang serta pelaporan keuangan
meliputi beberapa hal, yaitu dengan pembukuan, dengan syarat setiap transaksi
harus dengan bukti yang sah, bukti pengeluaran yang dalam jumlah tertentu harus
dibubuhi materai yang cukup sesuai dengan ketentuan bea materai, bukti
pengeluaran harus jelas uraiannya mengenai barang atau jasa yang dibayar,
tanggal dan nomor bukti. Kemudian seluruh penerimaan dan pengeluaran harus
dicatat dalam buku kas. Semua transaksi penerimaan dan pengeluaran dicatat
sesuai urutan tanggal, setiap akhir bulan tersebut ditutup dan dan dihitung
saldonya untuk dicocokkan dengan saldo fisik baik yang ada di kas maupun bank.
Buku kas tidak boleh ada halaman kosong yang tidak teriasi atau tanda bekas
coretan atau sesuatu catatan yang membuat interpretasi berbeda, hal ini sebagai
mana diterangkan oleh petugas bendahara sekolah Ibu Cut Aman yang
menerangkan :
“Bahwa untuk seluruh administrasi keuangan atas penggunaan dana
BOS pada SD Negeri Kuala Trang telah disusun secara lengkap,
tertata rapi, serta membukukan semua transaksi penerimaan dan
pengeluaran dalam buku kas”. (Hasil wawancara, 01 November
2012).
Proses pelaksanaan seluruh kegiatan pengelolaan dana BOS pada sekolah
SD Negeri Kuala Trang mengacu kepada ketentuan-ketentuan yang telah diatur
oleh peraturan pemerintah baik itu petunjuk teknis kegiatan maupun ketentuan
lainnya dalam pengadaan barang dan jasa yang bersumber dari keuangan negara,
sehingga dalam penggunaan dana yang bersumber dari pada keuangan negara
53
tersebut tidak menimbulkan kerugian pada negara dan perkeonomian negara yang
dapat mengarah kepada terjadinya perbuatan tindak pidana korupsi.
Untuk kegiatan tersebut sebagai keterangan Bapak Bahrum,S.Pd. Selaku
Kepala Sekolah SD Negeri Kuala Trang dalam penggunaan dana BOS mengacu
kepada ketentuan yang diatur yang dijelaskan sebagai berikut:
“Bahwa untuk pengeloalaan dana BOS kita menggunakan petunjuk
teknis yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional Nomor
51 tahun 2011 tentang pengelolaan dana BOS tahun Anggaran 2012,
sedangkan untuk pembelian dan pengadaan barang dan jasa atau
pembuatan rehab bangunan kita menggunakan Keputusan Presiden
Nomor 54 tahun 2010 yang mengatur tata cara pengadaan barang dan
jas dilingkup pemerintahan. (Hasil wawancara, 01 November 2012).
Hal yang sama juga disampaikan oleh Bendahara Sekolah SD Negeri Kuala
Trang Ibu Cut Aman yang menjelaskan :
“Bahwa untuk kegiatan operasional langsung dengan siswa kita
menggunakan petunjuk teknis dari Kementerian Pendidikan Nasional,
sedangkan untuk belanja barang dan pengadaan barang untuk keperluan
sekolah kita menggunakan Kepres 54 tahun 2010 yang mengatur
jumlah dan nominal keuangan yang dapat digunakan dalam pelaksanaan
barang dan jasa, seperti contoh untuk kegiatan Rp.5.000.000,- harus
dibuat kwitansi dan materai sedangkan diatas Rp.50.000.000,- harus
dibuatkan surat perjanjian kerja (SPK)”. (Hasil wawancara, 01
November 2012).
Bahwa berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap wawancara dan
observasi langsung ke Sekolah SD Negeri Kuala Trang diketahui bahwa
pelaksanaan pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) berjalan
dengan baik dan lancar.
54
Bahwa dalam hal pelaksanaan dilapangan dana BOS yang digunakan telah
dirasakan langsung oleh para siswa–siswi pada SD Negeri Kuala Trang dengan
menerima kegiatan belajar mengajar yang tidak dipungut biaya apapun oleh pihak
sekolah dan mendapat pengembangan kegiatan kreatifitas diluar sekolah yang
dapat menumbuhkan kualitas dan kemampuan siswa untuk berprestasi.
Selanjutnya dalam pelaporan dan pertanggung jawaban pengelolaan dana
BOS tersebut pada Sekolah SD Negeri Kuala Trang yang dilaksanakan Oleh pihak
Kepala Sekolah dan Bendahara sebagai pengguna (user) tidak serta merta
menggunakan untuk keperluan pribadi atau golongan saja tapi melibatkan seluruh
komponen sekolah baik Dewan Guru dan Komite Sekolah dalam pelaporan
pertanggung jawaban kegiatan dana BOS sehingga terjadinya keterbukaan
(transparance) penggunaan dana BOS.
Dimana bendahara sekolah telah melakukan pencatatan, pembukuan dan
penertiban administrasi keuangan yang masuk dan keluar secara tertib dan rapi
dalam buku Kas sesuai ketentuan hukum yang berlaku baik itu petunjuk teknis
dan peraturan pengadaan barang dan jasa serta keuangan negara, menunjukkan
kegiatan tersebut dikelola secara arif dan bijaksana serta terhindar dari adanya
kegiatan yang dapat mengarah kepada perbuatan tindak pidana korupsi.
4.1.6 Pengaruh Dana Bantuan Operasional Sekolah Terhadap Peningkatan
Mutu Belajar Siswa pada SD Negeri Kuala Trang.
Keberadaan dana BOS sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, Hal
ini terkait dengan adanya program dana BOS buku Mulai tahun 2006. Pemerintah
telah memberikan subsidi kepada seluruh lembaga pendidikan tingkat SD/MI
55
maupun SLTP/MTs untuk pembelian penyediaan buku pelajaran khususnya mata
pelajaran utama yaitu bahasa indonesia, matematika, bahasa inggris, dan IPA.
Hal ini diungkapkan oleh kepala sekolah SD Negeri Kuala Trang Bapak
Bahrum,S.Pd. bahwa:
“Pengadaan buku bagi siswa merupakan hal sangat urgent dan sangatmenentukan keberhasilannya dalam proses belajar mereka, karenakegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien jika semuasiswa sudah memiliki buku pegangan.” (Hasil wawancara, 01November 2012).
Hal ini juga disampaikan oleh guru Ibu Marliana pada Sekolah SD Negeri
Kuala Trang bahwa :
“ Sejak adanya dana bantuan BOS seluruh siswa tidak ada lagi alasanuntuk tidak mengikuti kegiatan belajar mengajar maupun pelaksanaantugas belajar karena alasan ketiadaan buku pelajaran, sehingga siswasecara keseluruhan merasakan kesetaraan dalam menerima hasilpelajaran.” (Hasil wawancara, 02 November 2012).
Bahwa dalam petunjuk teknis pelaksanaan pengelolaan dana BOS tahun
anggara 2012 yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
53 tahun 2011 memberikan ruang lingkup yang luas penggunaan dana BOS
sepenuhnya bagi menunjung kemampuan siswa. Hal ini disampaikan oleh Kepala
Sekolah SD Negeri Kuala Trang Bapak Bahrum,S.Pd bahwa:
“Dana BOS pada SD Negeri Kuala Trang digunakan juga untukmengadakan kegiatan persiapan menghadapi ujian baik itu semestermaupun Ujian Nasional dan melakukan kegian les belajar diluar jamsekolah terhadap mata pelajaran tertentu yang dianggap sulit sepertimatematika, IPA dan Bahasa Inggris.” (Hasil wawancara, 01 November2012).
Hal sama juga disampaikan oleh Komite Sekolah SD Negri Kuala Trang
Bapak Mawardi Amin bahwa:
56
“ Pihak sekolah SD Negeri Kuala Trang tidak memungut biaya terhadapsiswa yang ikut kegiatan les belajar Matematika, IPA dan BahasaInggris serta kegiatan ekstra kurikuler lainnya yang menambahkreatifitas siswa” (Hasil wawancara, 01 November 2012).
Bahwa berdasarkan petunjuk teknis penggunaan dana BOS pada Sekolah
SD Negeri Kuala Trang diberikan pula kewenangan kepada pihak sekolah untuk
melakukan langganan daya dan jasa dimana pihak dari kepala sekolah
memanfaatkan hal tersebut untuk keperluan pemasangan wireless network internet
(jariangan internet) pada sekolah hal mana disampaikan oleh kepala sekolah SD
Negeri Kuala Trang Bapak Bahrum,S.Pd. yaitu ;
“Sejak adanya dana bantuan BOS pihak sekolah SD Negeri KualaTrang telah melakukan langganan jasa perangkat internat disekolahyang bertujuan membuka informasi dan teknologi yang bersifat aktualdan mudah diperoleh oleh setiap siswa sekolah” (Hasil wawancara, 01November 2012).
Selain untuk menunjang kemampuan siswa-siswi pada Sekolah SD Negeri
Kuala Trang pihak sekolah juga melakukan pemantapan terhadap kualitas guru
pengajar dengan mengirim guru–guru pada sekolah tersebut untuk mengikuti
pendidikan dan pelatihan guru. Hal ini disampaikan oleh salah seorang guru yang
mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan yakni Ibu Rohani sebagai berikut;
“Bahwa saya dapat mengikuti pengembangan profesi guru yang didanaioleh dana BOS dengan mengikuti diklat guru bahasa yang dilaksanakanoleh dinas pendidikan kab. Nagan Raya dan Prov Aceh.” (Hasilwawancara, 02 November 2012).
Bahwa dari hasil penggunaan dana BOS pada Sekolah SD Negeri Kuala
Trang pihak sekolah sudah mendapatkan hasil-hasil yang memuaskan terhadap
kemajuan siswa-siswi belajar sebagaimana diungkapkan oleh kepala sekolah SD
Negeri Kuala Trang Bapak Bahrum,S.Pd. bahwa:
57
“Sejak tahun 2006 sampai dengan 2012 siswa-siswi SD Negeri Kuala
Trang seluruhnya lulus dalam mengikuti ujian Nasional, dan pada tahun
2012 sekolah SD Negeri Kuala Terang siswanya mendapat prestasi
sebagai Juara 2 untuk Nilai Ujian Nasional tertinggi di tingkat
Kabupaten Nagan Raya.” (Hasil wawancara, 01 November 2012).
Berdasarkan hasil observasi, adanya Dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) yang digunakan untuk keperluan peningkatan kualitas belajar siswa seperti
halnya: pembelian buku-buku belajar, pengadaan jaringan informasi (internet),
pelaksanaan ujian persiapan, pelaksanaan les untuk mata pelajaran yang sulit,
kegiatan keterampilan ekstrakurikuler yang dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab sangat dirasakan manfaatnya cukup besar terhadap peningkatan mutu
belajar siswa –siswi pada sekolah SD Negeri Kuala Trang.
Selain peningkatan mutu siswa juga dan BOS yang digunakan untuk
pemantapan kemampuan guru bidang studi mengajar dengan memberikan
kesempatan pendidikan dan pelatihan telah menciptakan guru-guru yang handal
dan professional dalam bidang tugasnya, sehingga siswa yang mendapat
pengajaran lebih mudah untuk mengerti dan memahami apa yang diajarkan oleh
guru.
Bahwa dari hasil observasi penelitian ini menunjukkan peraihan
keberhasilan Sekolah SD Negeri Kuala Trang sangat besar didukung atas adanya
adanya bantuan dana BOS yang diperoleh oleh pihak sekolah, sehingga
menghasilkan bukti nyata bahwa sisawa-siswi pada sekolah SD Negeri Kuala
Trang tidak pernah ada lagi siswa yang gagal mengikuti unjian Nasional (UN) dan
berhasil memperoleh penghargaan sebagai juara terbaik 2 tingkat Kabupaten
Nagan Raya terhadap hasil nilai Ujian Nasional (UN).
58
5.1 Pembahasan
5.1.1 Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekola di SD Negeri Kuala
Trang.
Bantuan Operasional Sekolah adalah suatu bantuan dana dari pemerintah
yang di alokasikan untuk biaya operasional di sekolah, maka pemerintah mengatur
tentang mekanisme pelaksanaan dan penyaluran dana Bantuan Operasional
tersebut agar tidak terjadi penyelewengan dalam penggunaannya. Berkaitan
dengan dana Bantuan Operasional Sekolah pada sekolah SD Negeri Kuala Trang
tahun anggaran 2012, sistem pengelolaannya sudah sesuai dengan pedoman teknis
bantuan operasional sekolah sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 51 tahun 2011.
Dimana Dana Bantuan Operasional Sekolah merupakan salah satu sumber
penerimaan lain bagi pihak sekolah, maka sebagimana petunjuk teknis dan
bantuan operasional sekolah pengelolaannya harus berdasarkan atas kesepakatan
antara penanggung jawab program dengan komite sekolah yang pengalokasiannya
disesuaikan dengan kebutuhan nyata di sekolah.
Adapun mekanisme penyaluran dan pencairan dana BOS sebagaimana
diatur dalan petunjuk teknis menerangkan, prosedur awalnya adalah persiapan
penyaluran dana BOS yang dilakukan melalui 2 tahapan yaitu:
Tahap ke-1 : penyaluran dana dari kas Umum Negara (KUN) ke Kas umum
Daerah (KUD) Provinsi.
Tahap ke-2 : penyaluran dana dari kas Umum Daerah (KUD) ke rekening
Sekolah.
59
Secara nyata prosedur penyaluran dana BOS untuk sekolah SD Negeri
Kuala Trang diperoleh setlah pihak Dinas Pendidikan Provinsi Aceh menerima
dana BOS dari Kementerian Pendidikan Nasional selanjutnya menyalurkan dana
tersebut ke Dinas Pendidikan Kabupaten Nagan Raya dan selanjutnya disalurkan
ke rekenin sekolah SD Negeri Kuala Trang.
Sebagaimana diatur dalam petunjuk teknis pengelolaan dana Bos tahun
2012 Nomor 53 tahun 2011 menerangkan penyaluran dana BOS dilakukan
sebanya 4 (empat ) triwulan dalam setahun mata anggaran yaitu:
a. Triwulan pertama ( bulan Januari sampai dengan bulan Maret) dilakukan
paling lambat 14 (empat belas ) hari kerja pada awal bulan Januari 2012.
b. Triwulan kedua (bulan April sampai dengan bulan Juni ) dilakukan
paling lambat 7 (tujuh) hari kerja pada awal bulan 2012.
c. Triwulan ketiga (bulan Juli sampai dengan bulan September ) dilakukan
paling lambat 7 (tujuh) hari kerja pada awal bulan Juli 2012.
d. Triwulan keempat (bulan oktober sampai dengan bulan Desember)
dilakukan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja pada awal bulan
Oktober 2012.
Selanjutnya seluruh dana BOS yang masuk ke rekening sekolah SD Negeri
Kuala Trang hanya dapat dilakukan pengambilan oleh oleh Kepala Sekolah dan
bendahara Bos SD Negeri Kuala Trang dengan membubuhkan tandatangan
(spicement) pada slip penarikan bank pemerintah yang ditunjuk yakni bank BPD
Cabang Jeuram .
Pengambilan dan pencairan dana BOS tersebut hanya dapat dilakukan
apabila telah digunakan sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan Jika dana BOS
60
yang diterima oleh sekolah lebih besar dari yang seharusnya maka pihak sekolah
harus mengembalikan kelebihan dana tersebut ke rekening Tim Propinsi. Dan jika
terdapat siswa pindah atau mutasi ke sekolah lain setelah semester berjalan, maka
dana tersebut menjadi hak sekolah lama.
Adapun Pemanfaatan dana BOS di SD Negeri Kuala Trang telah sesuai
dengan peruntukan yakni antaralain:
a. Pembelian / pengadaan buku teks pelajaran.b. Kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru.c. Kegiatan pembelajaran dan ekstra kurikuler siswa.d. Kegiatan ulangan dan ujian.e. Pembelian bahan-bahan habis pakai.f. Langganan daya dan jasa berupa listrik dan jaringan internet.g. Perawatan sekolah berupa pemeliharaan dan perbaikan ringan
gedung sekolah.h. Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan tenaga
kependidikan honorer khususnya pengajar bahasa inggris.i. Pengembangan profesi guru.j. Pembiayaan pengelolaan Bos.k. Pembelian perangkat Komputer.
Secara nyata pengelolaan dan penggunaan dana BOS pada SD Kuala Trang
dilaksanakan bertitik tumpu kepada pemenuhan kebutuhan peningkatan kualitas
siswa-siswi, sehingga pengelolaan dana BOS tersebut langsung secara nyata
dirasakan oleh para siswa seperti halnya tidak ada lagi siswa yang tidak
mendapatkan buku-buku panduan belajar, tidak ada lagi siswa yang dibebankan
membayar iuran sekolah serta seluruh siswa mendapat kegiatan belajar diluar jam
kelas untuk persiapan menghadapi ujian semester maupun Ujian Nasional, selain
itu pula juga penggunaan dana BOS pada SD Negeri Kuala Trang juga menunjang
kreatifitas siswa-siswi dalam mengembangkan minat bakat lainnya seperti adanya
kegiatan pramuka, olah raga dan kegiatan kesenian berupa tari.
61
Dalam hal penyusunan dan pengelolaan dana BOS pada SD Negeri Kuala
Trang tersebut dalam mencapai tujuan keberhasilan para siswa tidak terlepas dari
adanya kesepakatan bersama antara Kepala Sekolah, Dewan Guru dan Komite
Sekolah dalam merumuskan kegiatan-kegiatan sekolah yang akan dibiayai dengan
dana BOS, serta didukung pula saling kontrol antara pihak sekolah dan komite
sekolah dalam penggunaan dana sehingga dana BOS tersebut terkelola dan
tersalur secara efisien, akuntabel dan tranparan.
Selanjutnya yang tidak luput dari tertib pelaksanaan pengelolaan dana BOS
adalah proses pencatatan dan pengeluaran uang serta pelaporan keuangan meliputi
beberapa hal, yaitu dengan pembukuan, dengan syarat setiap transaksi harus
dengan bukti yang sah, bukti pengeluaran yang dalam jumlah tertentu harus
dibubuhi materai yang cukup sesuai dengan ketentuan bea materai, bukti
pengeluaran harus jelas uraian mengenai barang atau jasa yang dibayar, tanggal
dan nomor bukti. Kemudian seluruh penerimaan dan pengeluaran harus dicatat
dalam buku kas. Semua transaksi penerimaan dan pengeluaran dicatat sesuai
urutan tanggal, setiap akhir bulan tersebut ditutup dan dihitung saldonya untuk
dicocokkan dengan saldo fisik baik yang ada di Kas maupun Bank. Buku kas
tidak boleh ada halaman kosong yang tidak terisi atau tanda bekas coretan atau
sesuatu catatan yang membuat interpretasi berbeda.
Pada tahap akhir pelaksanaan dana BOS adalah pelaporan dan pertanggung
jawaban, laporan merupakan pertanggung jawaban atas segala aktivitas atau
kegiatan yang telah dilakukan oleh kepala sekolah kepada pihak pemberi tugas.
laporan disusun dengan singkat dan jelas dan lengkap serta tertata rapi untuk
memudahkan monitoring. Sebagai salah satu bentuk pertanggung jawaban dalam
62
pelaksanaan program BOS, masing-masing pengelola program di tiap tingkat
(Pusat, Propinsi, Kab/Kota, Sekolah) diwajibkan untuk melaporkan hasil
kegiatannnya kepada pihak terkait. Adapun dokumen-dokumen penting di setiap
laporan dapat dilihat dalam daftar terlampir.
Bahwa pada sekolah SD Negeri Kuala Trang pengelolaan dana BOS secara
keseluruhannya telah dilaksanakan secara taat aturan hukum sebagaimana
petunjuk dan pedoman teknis yang dikeluarkan oleh pihak Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, serta pengelolaan dana BOS
tersebut juga mengikut sertakan seluruh komponen pihak–pihak yang wajib
melaksanakan pengawasan/monitoring dana BOS tersebut sehingga terlihat jelas
dana BOS yang dikelaola pada SD Negeri Kuala Trang dilanksanakan dengan
secara terbuka (transparan) dan tepat guna bagi siswa-siswi.
6.1.2 Pengaruh Dana Bantuan Operasional Sekolah Terhadap Peningkatan
Mutu Belajar Siswa pada SD Negeri Kuala Trang.
Peranan dana BOS sangat berpengaruh besar terhadap proses belajar
mengajar. Dimana berkat adanya dana BOS semua siswa-siswi menjadi trampil
dan berprestasi. Hal ini berkaitan erat dengan adanya program penyediaan buku
belajar yang dibiayaai dari dana BOS.
Dimana sejak SD Negeri Kuala Trang menerima penyaluran dana BOS,
pihak sekolah mengutamakan penggunaan dana BOS tersebut untuk pembelian
dan penyediaan buku pelajaran khususnya mata pelajaran utama yaitu Bahasa
Indonesia, Matematika, Bahasa inggris, dan IPA.
Dimana penggunaan pembelian dan pengadaan buku dari dana BOS
tersebut dilakukan melalui 2 tahapan yaitu: tahap pertama di belikan Buku Bahasa
63
Indonesia sedangkan tahap kedua dibelikan buku matematika. Itu semua
berdasarkan keputusan rapat bersama Kepala Sekolah, Dewan Guru dan Komite
Sekolah.
Pengadaan buku bagi siswa merupakan hal sangat penting (urgent) dan
sangat menentukan keberhasilannya dalam proses belajar mereka. karena kegiatan
belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien jika semua siswa sudah
memiliki buku pegangan.
Selanjutnya dengan adanya dana BOS sangat berarti terhadap prestasi hasil
belajar siswa, dimana dana BOS juga diperuntukkan untuk pelaksanaan Uji Coba
(Try Out) Ujian Nasional (UN) yang dilaksanakan pihak sekolah sehingga para
siswa-siswi harus mampu mendapat rata-rata nilai lulus pada Mata Pelajaran yang
akan dilaksanakan ujian nasinal (UN) yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia,
Matematika, Bahasa Inggris, dan IPA.
Hal ini dapat kita lihat manfaat nyatanya bagi siswa-siswi sekolah SD
Negeri Kuala Trang dengan perolehan hasil ujian Nasional (UN) pada tahun 2012
menempatkan sekolah SD Negeri Kuala Trang sebagai sekolah terbaik nomor 2
(dua) perolehan nilai hasil ujian nasional tingkat SD se- Kabupaten Nagan Raya.
Sehingga siswa-siswi lulusan dari SD Negeri Kuala Trang pada Tahun Ajaran
2012 sebagian besar di terima di sekolah - sekolah SMP Negeri favorit yang ada
di Kabupaten Nagan Raya.
Selain itu pula manfaat dana BOS pada SD Negeri Kuala Trang juga
dirasakan oleh terciptanya suasana lingkungan sekolah yang tertata secara bersih
dan rapi, dimana sebahagian dana BOS tersebut digunakan pula untuk
merehabilitas kondisi-kondisi prasarana sekolah yang kurang baik, sehingga hal
64
ini juga mendapat prestasi dan penghargaan dari Dinas Pendidikan Kabupaten
Nagan Raya dimana SD Negeri Kuala Trang terpilih sebagai juara ke – 1 (satu)
kebersihan sekolah tingkat dasar se Kabupaten Nagan Raya.
Serta dana BOS juga sangat dirasakan manfaatnya bagi para guru-guru
bidang studi sekolah dalam meningkatkan kemampuan dan kualitas mengajar
siswa, dengan adanya bantuan yang dibiayai oleh BOS untuk mengikuti
kediklatan pendidikan dan pelatihan keterampilan guru sehingga guru dalam
mengajar tidak lagi kaku (ortodoks) namun sudah mengikuti perkembangan ilmu
pengetahun yang ada dan berkembang saat ini.
Sehingga sangat jelas dana BOS tersebut hadir telah memberikan kehidupan
dan suasana baru didunia pendidikan secara umum pada tingkat dasar dan
khususnya pada Sekolah Dasar Negeri Kuala Trang, dimana manfaat dana BOS
selain menciptakan biaya gratis untuk siswa belajar, peningkatan mutu belajar dan
prestasi siswa dan guru serta terciptanya prasarana lingkungan sekolah yang
nyaman dan baik.
65
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil uraikan oleh peneliti pada Bab sebelumnya, maka
kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Bahwa pengelolaan dana BOS harus dilaksanakan sesuai dengan Pedoman
Teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah yang diterbitkan
oleh pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 53 tahun 2011 untuk tahun anggaran 2012, dimana dana BOS
tersebut harus disosialisasikan kepada seluruh elemen yang terlibat dalam
pengelolaan dana BOS yang meliputi; seluruh siswa, orang tua, dewan
guru dan Komite sekolah, sehingga pengelolaan dana bos tersebut dapat
terlaksana secara efisien, efektif, akuntabel, transparan dan tidak
bertentangan dengan hukum. Serta pengelolaan dana BOS di SD Negeri
Kuala Terang yang direalisasikan untuk membiayai hal-hal yang langsung
berhubungan dengan peningkatkan mutu pendidikan belajar siswa yaitu:
pembelian buku teks pelajaran, pembelian bahan habis pakai, kegiatan
kesiswaan, ulangan harian dan pengembangan profesi guru telah
terlaksana sesuai dengan peruntukan yang diharapkan oleh para pihak
sekolah dan ketentuan peraturan hukum.
2. Bahwa dengan adanya pemanfaatan dana BOS menimbulkan pengaruh
yang sangat penting (urgent) terhadap Hasil belajar siswa dan peningkatan
kualitas sekolah hal ini tercermin dari peningkatan nilai prestasi akademik
65
66
dan prestasi Non Akademik siswa-siswi SD Negeri Kuala Trang dengan
memperoleh prestasi sebagai Juara terbaik ke- 2 nilai Ujian nasional (UN)
tertingi tingkat SD se- Kabupaten Nagan Raya, dan juga dana BOS yang
diperuntukan untuk Prasana sekolah SD Negeri Kuala Trang telah
menciptakan suasana lingkungan prasarana sekolah yang nyaman, rapi dan
bersih yang menghantarkan penghargaan kepada SD Negeri Kuala Trang
sebagai juara Ke-1 kebersihan sekolah tingkat SD se - Kabupaten Nagan
Raya.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, perlu kiranya peneliti
memberikan sumbangan pemikiran berupa saran-saran sebagai berikut :
1. Kepada pengelola dana BOS diharapkan untuk terus memantau
penggunaan dana bantuan operasional sekolah agar dengan adanya dana
tersebut, sekolah benar-benar dapat meningkatkan mutu pendidikannya
baik mutu siswa, guru, sarana-prasarana, serta membuka diri untuk saling
bertukar pikiran untuk memajukan sekolah dengan inovasi-inovasi baru.
2. Kepada para guru bidang studi khususnya Pendidikan matematika, IPA
bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris berusaha untuk meningkatkan
kualitas mengajar yaitu dengan kesadaran tinggi untuk terus mengikuti
perkembangan pendidikan seperti: mengikuti pelatihan, seminar, penataran
dan lain-lain.
3. Dalam pelayanan pendidikan hendaknya semua lembaga pendidikan
khususnya sekolah yang mendapatkan dana BOS agar tetap menjaga
pendidikan gratis (tidak ada pungutan biaya) terhadap pendidikan bagi
67
siswa yang tidak mampu agar mereka memperoleh layanan pendidikan
yang bermutu sehingga program penuntasan wajib belajar sembilan tahun
dapat berjalan dengan sukses.
4. Hendaknya pemerintah Pusat, Provinsi maupun Daerah benar-benar
menjalankan amanah UUD RI 1945 yaitu dengan memprioritaskan
anggaran pendidikan untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan
pendidikan yang berkualitas.
68
DAFTAR PUSTAKA
A.M. Sardiman, 2010. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:Rajawali Pers.
A.M. Sardiman, 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:Rajawali
Pers.
Andriana, A. 2006. Pengaruh Pemelajaran Kooperatif Terhadap Prestasi BelajarSiswa. Skripsi Pada FPTK UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
., 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Depdiknas. 2001 Kurikulum Berbasis Kompetensi Kebijaksanaan Umum. Jakarta:Puskurbalitbang.
Depdiknas, 2002. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta:Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah.
Djamara, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Daryanto, 2006. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT.Asdi Mahayasa.
Dadang Sukirman, 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : UPI PRESS.
Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana, 2009. Konsep Strategi Pembelajaran.Bandung :Aditama.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar,
2012. Petunjuk Teknis Penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah dan
Laporan Keuangan Bantuan Operasional Sekolah. Jakarta.
Moleong, 2004. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosydakarya.
Moleong, 2006. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Rosydakarya.
68
69
Nasution, 2003. Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Nasution, 2004. Metode Research. Jakarta:Bumi Aksara.
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta.
Suharsaputra, Uhar. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung : Refika Aditama.
Sudjana, 2000. Manajemen Program Pendidikan. Falah Production Bandung.
Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :Rineka Cipta.
Uzer Usman, 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Rosda.