implementasi administrasi personalia pada perusahaan
TRANSCRIPT
vii
KATA PENGANTAR
Semakin berkembangnya penggunaan jasa yakni penyedia jasa pekerja,
membuat perusahaan penyedia jasa pekerja aktif menawarkan ke perusahaan-
perusahaan pengguna jasa agar lebih fokus terhadap core business nya. Salah satu
tantangan bagi perusahaan penyedia jasa pekerja ialah dengan tuntutan desakan waktu,
jumlah tenaga kerja dan kualifikasi yang merupakan suatu kewajiban bagi perusahaan
penyedia jasa pekerja untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia dari
perusahaan pengguna jasa. Selain itu, perusahaan penyedia jasa juga mengelola
administrasi personalia. Dengan melihat uraian tersebut, maka penulis uraikan Bab
Pendahuluan, dijabarkan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian. Bab berikutnya menjabarkan Tinjauan Pustaka. Metode penelitian
mencangkup jenis dan sumber data serta teknik analisis yang digunakan. Bab
selanjutnya merupakan inti dari penelitian yaitu pembahasan. Bab terakhir menyajikan
kesimpulan penelitian beserta implikasinya.
Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis
menyadari bahwa dalam skripsi ini masih belum sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan berbagai kritik dan saran yang membangun agar dapat menjadi bahan
masukan untuk menyempurnakan karya ini dan berguna untuk penelitian dimasa
mendatang dengan topik yang sama.
Salatiga, Agustus2014
Penulis
viii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas ridho dan rahmat
serta bimbingan-Nya sehingga penulis dapat mengikuti studi pada Program Sarjana
Ekonomi di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Penulis menyadari bahwa tanpa
bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak, sulit kiranya skripsi ini
terselesaikan dengan baik. Karena itu penulis menyampaikan banyak terima kasih dan rasa
hormat kepada:
1. Ayah, Ibu, Adik, dan keluarga saya lainnya terimakasih atas doa, dan dorongan
semangat, serta dukungan yang diberikan kepada penulis.
2. Ibu Roos Kities Andadari, SE.,MBA.,PhD selaku Kaprogdi Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana.
3. Ibu Tutuk Ari Arsanti, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing dan Wali Studi yang
telah memberikan masukan dan arahan, berusaha dengan sabar dan cermat dalam
membimbing dan mengarahkan penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.
4. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen SatyaWacana
yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.
5. Staf dan Tata Usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya
Wacana yang telah member bantuan administrasi dan teknis kepada penulis selama
menjalani kuliah.
6. Bapak Imannuel Wibowo selaku kepala pimpinan cabang beserta Mbak Susi dan
Mas Trendy selaku staf yang telah bersedia membantu penulis untuk melakukan
penelitian ini sehingga mendapatakan hasil data yang maksimal.
7. S. Nugroho kekasih yang telah memotivasi, menemani dan mendorong penulis agar
dapat menyelesaikan penelitian ini.
ix
8. Sahabatku Ida, Dewi dan Mariska, terima kasih atas doa dan dukungan yang selalu
diberikan.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk
semuanya.
Akhirnya penulis berharap, skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan penilaian
kegiatan penelitian dan publikasi di perguruan tinggi, segala kekurangan dalam penulisan
ini, penulis harapkan kritik dan saran dari semua pihak.
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul ....................................................................................................................i
Surat Peryataan Keaslian Skripsi ...................................................................................... ii
Halaman Persetujuan/Pengesahan ................................................................................... iii
Motto ................................................................................................................................iv
Abstract .............................................................................................................................. v
Saripati ..............................................................................................................................vi
Kata Pengantar ................................................................................................................ vii
Ucapan Terima Kasih .................................................................................................... viii
Daftar Isi ............................................................................................................................ x
PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian .................................................................................................. 1
Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA
Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja ..................................................................................... 4
Administrasi Personalia ..................................................................................................... 7
1. Perencanaan SDM Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja ................................. 9
2. Rekrutmen SDM Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja ................................. 10
3. Proses Seleksi Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja ...................................... 12
4. Perjanjian Kontrak Kerja Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja ..................... 14
5. Orientasi Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja .............................................. 15
6. Pelatihan Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja .............................................. 16
7. Penilaian Kinerja Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja ................................. 17
8. Kompensasi Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja ......................................... 19
9. Pemutusan Hubungan Kerja Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja ................ 21
xi
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data .................................................................................................... 22
Langkah-Langkah dan Teknik Analisis Data .................................................................. 23
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
GambaranUmum Perusahaan .......................................................................................... 24
Implementasi Pengelolaan Administrasi Personalia pada Perusahaan Penyedia Jasa
Pekerja di PT. Surya Wahana Perkasa Salatiga ............................................................... 27
1. Perencanaan SDM Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja ............................... 27
2. Rekrutmen SDM Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja ................................. 28
3. Proses Seleksi Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja ...................................... 33
4. Perjanjian Kontrak Kerja Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja ..................... 35
5. Orientasi Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja .............................................. 36
6. Pelatihan Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja .............................................. 37
7. Penilaian Kinerja Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja ................................. 38
8. Kompensasi Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja ......................................... 39
9. Pemutusan Hubungan Kerja Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja ................ 41
Pembahasan…………………………………………………………………………… 42
PENUTUP
Kesimpulan ...................................................................................................................... 47
ImplikasiTerapan & Implikasi Teoritis ........................................................................... 48
Saran ................................................................................................................................ 48
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 50
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
PENDAHULUAN
Lingkungan yang semakin kompetitif menuntut adanya kemampuan perusahaan
untuk menyesuaikan dengan tuntutan pasar yang memerlukan respon yang tepat dan
fleksibel dalam meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan (Sutedi, 2009). Oleh karena
itu, diperlukan suatu perubahan dalam pengelolaan bisnis dengan memperkecil rentang
kendali manajemen dengan memangkas sedemikian rupa sehingga dapat menjadi lebih
efektif, efisien dan produktif. Dalam riset yang dilakukan oleh Divisi Riset PPM
Manajemen pada tahun 2008, diketahui dari 73% perusahaan yang menggunakan tenaga
outsource terdapat lima alasan menggunakan outsourcing, yaitu agar perusahaan dapat
fokus terhadap core business (33,75%), untuk menghemat biaya operasional (28,75%), turn
over karyawan menjadi rendah (15%), modernisasi dunia usaha dan lainnya, masing-
masing 11,25% yaitu diantaranya efektiftas manpower dan tidak perlu mengembangakan
SDM untuk pekerjaan yang bukan utama. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian
besar alasan perusahaan yang menggunakan outsourcing ialah agar perusahaan dapat lebih
fokus pada core business sehingga lebih efektif dan efisien. Hal tersebut mendorong
perusahaan penyedia jasa pekerja untuk menyediakan sumber daya manusia yang
dibutuhkan oleh perusahaan pengguna jasa. Penggunaan tenaga kerja outsourcing di
negara-negara maju dan berkembang merupakan kebijakan perusahaan yang wajar dan
seringkali dilakukan karena besarnya perusahaan dan banyaknya jenis pekerjaan yang
2
tentunya membutuhkan banyak jenis keahlian sehingga tidak memungkinkan perusahaan
menyediakan tenaga kerja secara keseluruhan (Soegianto & Sutanto, 2013).
Adanya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan,
memberikan peluang kepada perusahaan untuk dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan
pekerjaan di dalam perusahaan kepada perusahaan lain yakni melalui pemborongan
pekerjaan atau dengan perusahaan penyedia jasa pekerja yang menjadi pilihan sesuai untuk
kebutuhan perusahaan. Banyak perusahaan outsourcing yakni perusahaan yang bergerak di
bidang penyedia jasa pekerja, aktif menawarkan ke perusahaan-perusahaan pemberi
kerja/pengguna jasa. Perusahaan pengguna jasa tidak perlu mengelola administrasi
personalia dari para pekerja outsourcing, karena pengelolaan personalia akan ditangani
sepenuhnya oleh perusahaan penyedia jasa pekerja sendiri. Seperti contohnya pengelolaan
dalam hal rekrutmen, seleksi, pemberian gaji, tunjangan, keselamatan dan kesehatan kerja
dan lain sebagainya.
PT. Surya Wahana Perkasa merupakan salah satu perusahaan penyedia jasa pekerja.
Sebagai salah satu bentuk perusahaan outsourcing, PT. Surya Wahana Perkasa melayani
banyak perusahaan yang berbeda akan kebutuhannya. Persoalan yang dihadapi oleh PT.
Surya Wahana Perkasa mulai dari adanya tuntutan desakan waktu yang cepat, jumlah
tenaga kerja, dan kualifikasi yang sesuai dengan permintaan dari perusahaan pengguna jasa,
membuat PT. Surya Wahasa Perkasa harus selalu siap dalam pemenuhan kebutuhan sumber
daya manusia. Dalam rangka perluasan bisnis, PT. Surya Wahana Perkasa membuka
3
cabang di Salatiga, dimana PT. Surya Wahana Perkasa Salatiga juga mengelola persoalan
administrasi personalia dari perusahaan pengguna jasa. Sebagai perusahaan penyedia jasa
pekerja, memiliki tanggung jawab dalam pemenuhan kebutuhan SDM bagi perusahaan
pengguna jasa dan harus mampu mengelola administrasi personalia dengan persoalan yang
dihadapi. Oleh karena itu, PT. Surya Wahana Perkasa Salatiga harus mampu memberi
pelayanan yang baik kepada para pengguna jasa.
Berdasarkan latar belakang di atas, yaitu tanggung jawab yang dilakukan oleh
perusahaan penyedia jasa pekerja dalam mengelola administrasi personalia dengan tuntutan
desakan waktu, jumlah tenaga kerja, dan kualifikasi yang harus sesuai agar dapat
memberikan pelayanan yang memuaskan, mendorong peneliti ingin mengetahui lebih
dalam bagaimana implementasi pengelolaan administrasi personalia pada perusahaan
penyedia jasa pekerja di PT. Surya Wahana Perkasa Salatiga.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka permasalahan yang akan diangkat
dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi pengelolaan administrasi personalia
pada perusahaan penyedia jasa pekerja di PT. Surya Wahana Perkasa Salatiga.
4
Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi
pengelolaan administrasi personalia pada perusahaan penyedia jasa pekerja di PT. Surya
Wahana Perkasa Salatiga.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis yakni hasil
penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi tentang pengelolaan administrasi
personalia pada perusahaan penyedia jasa pekerja. Secara praktis, hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pelaksanaan administrasi personalia
bagi perusahaan penyedia jasa pekerja.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja
Perusahaan penyedia jasa pekerja sebagai salah satu perusahaan bergerak dibidang
jasa yang keberadaannya memberikan manfaat kepada perusahaan agar dapat fokus pada
bisnis intinya. Saat ini perusahaan penyedia jasa pekerja banyak dimanfaatkan oleh
perusahaan-perusahaan karena dalam banyak hal perusahaan penyedia jasa pekerja mampu
mengurangi aktivitas administrasi personalia di perusahaan pengguna jasa.
Bila mengacu pada Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan Pasal 66 ayat (3), penyedia jasa pekerja/buruh merupakan suatu bentuk
5
usaha yang berbadan hukum dan memiliki izin dari instansi yang bertanggung jawab di
bidang ketenagakerjaan. Selain itu, berdasarkan pasal 1 pada Keputusan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Nomor 19 Tahun 2012 tentang syarat-syarat penyerahan sebagian
pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain bahwa perusahaan penyedia jasa
pekerja/buruh adalah perusahaan yang berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT)
yang memenuhi syarat untuk melaksanakan kegiatan jasa penunjang perusahaan pemberi
pekerjaan. Sementara Sutedi (2009) menjelaskan perusahaan penyedia jasa pekerja adalah
perusahaan yang menyediakan tenaga kerja kepada perusahan pemberi kerja untuk
melakukan pekerjaan dibawah perintah langsung dari perusahaan pemberi kerja. Dengan
demikian perusahaan penyedia jasa pekerja merupakan suatu organisasi/perusahaan
berbadan hukum dan memiliki izin yang bergerak dibidang jasa yakni menyediakan tenaga
kerja bagi perusahaan pengguna jasa. Pada perusahaan penyedia jasa pekerja
dipersyaratkan sebagai berikut (Sutedi, 2009):
a. Adanya hubungan kerja antara pekerja/buruh dan perusahaan penyedia jasa pekerja,
b. Perjanjian kerja dapat berupa perjanjian kerja waktu tertentu atau perjanjian kerja
waktu tak tertentu yang dibuat secara tertulis dan ditanda tangani oleh kedua belah
pihak,
c. Perlindungan upah dan kesejahteraan, syarat-syarat kerja, serta perselisihan yang
timbul menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia jasa pekerja,
6
d. Perjanjian antara perusahaan pengguna jasa pekerja dan perusahaan penyedia jasa
pekerja, dibuat secara tertulis sesuai ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Soegianto & Sutanto (2013) mengemukakan
bahwa umumnya perusahaan pemberi pekerjaan atau pengguna jasa menyerahkan seluruh
wewenang mengenai gaji, tunjangan, jamsostek, dan lain-lain kepada perusahaan penyedia
jasa pekerja. Oleh karena itu, perusahaan penyedia jasa pekerja (PPJP) bertanggung jawab
dan berperan penuh dalam pemenuhan hak-hak pekerja dalam pengelolaan administrasi
personalia. Mulai dari mencari pekerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan pengguna
jasa, menyeleksi, hingga pemenuhan hak-hak para pekerja. Peran PPJP dalam penyediaan
tenaga kerja diatur dalam pasal 66 Undang-Undang 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan. Terdapat tiga pihak yang saling memiliki keterkaitan satu sama lain yaitu
pihak pengguna jasa sebagai pemberi kerja, pekerja outsourcing dan perusahaan penyedia
jasa pekerja (PPJP). Berikut adalah gambar pihak-pihak yang terkait dalam hubungan kerja
outsourcing.
7
Gambar 1.1
Pihak-Pihak Yang Terkait dalam Hubungan Kerja Outsourcing
Sumber: Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
B. Administrasi Personalia Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja
Pada dasarnya tujuan manajemen sumber daya manusia adalah menyediakan tenaga
kerja yang efektif bagi organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam proses pencapaian tujuan ini, maka manajemen personalia serta administrasi
personalia merupakan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Manajemen personalia
menurut Flippo yang dikutip dalam buku Marwansyah (2012) adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas fungsi pengadaan, pengembangan,
pemberian balas jasa, pemeliharaan serta pemutusan hubungan kerja agar tujuan
organisasi/perusahaan tercapai. Sedangkan administrasi personalia menurut Sikula yang
dikutip dalam buku Marwansyah (2012) menjelaskan sebagai penarikan, seleksi,
penempatan, pelatihan, dan pengembangan sumber daya manusia (tenaga kerja) oleh dan
didalam sebuah perusahaan. Setelah perusahaan melakukan perencanaan, pengorganisasian,
PerusahaanPengguna Jasa
Pekerja Outsourcing Perusahaan
Penyedia Jasa Pekerja
8
pengarahan dan pengawasan sebagai wujud fungsi manajemen personalia, kemudian
perusahaan melakukan kegiatan administrasi personalia yang meliputi penarikan, seleksi,
penempatan, dan pengembangan sumber daya manusia.
Pada perusahaan penyedia jasa pekerja melaksanakan kegiatan administrasi
personalia guna memenuhi kebutuhan dari perusahaan pengguna jasa. Kunarti (2009)
menjelaskan peran perusahaan penyedia jasa pekerja memiliki tanggung jawab untuk
memenuhi kebutuhan sumber daya manusia dari pengguna jasa, mulai dari merekrut,
menyeleksi, serta mempekerjakan tenaga kerja tersebut ke perusahaan pengguna jasa.
Demikian pula yang dijelaskan oleh Putri (2013) dengan menggunakan karyawan
outsorcing perusahaan pengguna jasa memiliki keuntungan lain diantaranya yaitu
perusahaan tidak perlu menangani permasalahan jaminan kesehatan, sebab hal tersebut
sepenuhnya menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia jasa pekerja. Dari penjelasan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa selain perusahaan penyedia jasa pekerja melakukan
kewajiban untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia, melainkan juga memiliki
peran untuk mengelola administrasi personalia yang akan membantu mengurangi kegiatan
pengelolaan administrasi personalia dari pihak pengguna jasa. Oleh karena itu, kegiatan
administrasi personalia dilimpahkan ke pihak perusahaan penyedia jasa pekerja, sehingga
perusahaan pengguna tidak perlu menangani kegiatan administrasi personalia dan tetap
fokus pada core business.
9
Administrasi personalia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas dari sumber
daya manusia dalam sebuah organisasi yang bertujuan untuk memberikan kepada
organisasi satuan kerja yang efektif sesuai dengan kebutuhan dalam organisasi
(Mitahhuddin, 2007). Ruang lingkup kegiatan administrasi personalia diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Perencanaan Sumber Daya Manusia Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja
Sebuah perusahaan harus mampu untuk merencanakan kebutuhan di masa yang
akan datang maupun kebutuhan dimasa sekarang yang memerlukan perencanaan sumber
daya manusia yang dibutuhkan untuk menyediakan tenaga kerja yang tepat. Demikian pula
dengan perusahaan penyedia jasa pekerja yang juga memerlukan suatu perencanaan sumber
daya manusia. Dalam menjalankan fungsi personalia, setidaknya terdapat perencanaan
sumber daya manusia yakni langkah-langkah untuk menjamin suatu perusahaan untuk
menyediakan tenaga kerja yang tepat (Sari, 2009). Mangkuprawira (2011) menjelaskan
perencanaan SDM merupakan bagaimana merencanakan untuk mendapatkan sumber daya
manusia. Sementara Handoko (2012) menjelaskan perencanaan sumber daya manusia yaitu
mengestimasikan permintaan (kebutuhan) dan suplai tenaga kerja organisasi di waktu yang
akan datang. Dengan begitu, memungkinkan perusahaan penyedia jasa pekerja dapat
menyediakan tenaga kerja secara lebih tepat dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan
pengguna.
10
Dari penjelasan di atas, dapat dimengerti bahwa perencanaan sumber daya manusia
didalam sebuah perusahaan penyedia jasa pekerja adalah suatu kegiatan merencanakan
untuk mendapatkan sumber daya manusiaguna memenuhi kebutuhan perusahaan baik
dimasa yang akan datang maupun untuk dimasa sekarang. Adanya perencanaan sumber
daya manusia diharapkan perusahaan penyedia jasa pekerja dalam pemenuhan SDM siap
dengan kondisi kerja yang fluktuatif.Dengan perencanaan yang baik, dapat menentukan
karyawan yang sesuai untuk di tempatkan di perusahaan pengguna dan melalui
perencanaan sumber daya manusia pula ketersediaan karyawan lebih terjamin.
2. Rekrutmen Sumber Daya Manusia Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja
Setelah perusahaan penyedia jasa pekerja menentukan kebutuhan karyawan,
selanjutnya adalah bagaimana perusahaan merekrut dan mendapatkan pekerja yang
dibutuhkan oleh perusahaan pengguna. Dasar pertimbangan perusahaan pengguna
melakukan outsource diantaranya adalah perusahaan pengguna tidak perlu menangani
masalah ketenagakerjaan secara langsung termasuk proses rekrutmen (Kunarti, 2009).
Rekrutmen merupakan aktifitas untuk mencari dan memikat pelamar kerja dengan
motivasi, kemampuan, keahlian dan pengetahuan yang diperlukan (Simamora, 2004).
Sementara Mondy (2008) menjelaskan rekrutmen adalah proses mendapatkan pelamar pada
waktu yang tepat, dalam jumlah yang cukup dan dengan persyaratan yang sesuai untuk
mengisi lowongan. Lebih sederhana Suharti (2011) menjelaskan rekrutmen adalah proses
mencari, mengidentifikasi dan mencari calon-calon yang mampu.
11
Yasar (2011) menjelaskan perusahaan penyedia jasa pekerja dapat memperoleh
calon karyawan dari mereka yang langsung datang melamar ke perusahaan, mereka yang
melamar ke perusahaan pengguna jasa, job fair dan melalui web/email yang langsung
dikirim ke perusahaan penyedia jasa pekerja. Selain itu, dalam rangka mencari tenaga kerja
pada umumnya sumber tenaga kerja dapat dibedakan dari dua sumber yaitu sumber dari
dalam perusahaan (internal) dan sumber dari luar perusahaan (external) (Mangkuprawira,
2011). Pada perusahaan penyedia jasa pekerja lebih cenderung untuk menggunakan
perekrutan dari luar perusahaan, karena nantinya pekerja yang didapat tidak untuk di
tempatkan di perusahaanya sendiri, melainkan akan diperkerjakan ke pengguna jasa.
Sehingga metode perekrutan yang digunakan ialah metode perekrutan yang bersumber dari
luar perusahaan. Perekrutanyang bersumber dari luar perusahaan diantaranya melalui
lembaga pendidikan, mulai dari sekolah menengah umum ataupun kejuruan. Kemudian
melalui iklan, mulai dari media yang berbentuk surat kabar, radio, majalah dan lain-lain.
Sumber perekrutan lainnnya adalah melalui agen pemerintah, seperti Dipnaker ataupun
Kantor Pos yang juga merupakan sebuah usaha milik pemerintah.
Sebagai perusahaan penyedia jasa pekerja proses rekrutmen senantiasa dilakukan
untuk ketersediaan pemenuhan tenaga kerjaoutsourcing. Sistem perekrutan tenaga kerja
outsourcing sebenarnya tidak jauh berbeda dengan sistem perekrutan karyawanpada
umumnya, sebab karyawan outsourcing direkrut oleh perusahaan penyedia jasa outsource,
bukan oleh perusahaan yang membutuhkan jasanya secara langsung (Sovia, 2008).
12
Penjelasan tersebut juga sejalan dengan yang dituliskan Putri (2013) yang mengatakan
bahwa sistem perekrutan tenaga kerja outsourcing tidak berbeda dengan perekrutan pada
umumnya. Hanya saja karyawan outsourcing direkrut oleh perusahaan penyedia jasa
pekerja. Selanjutnya oleh perusahaan penyedia jasapekerja, karyawan akan ditempatkan ke
perusahaan pengguna jasa. Jadi, karyawan outsourcing tersebut sebenarnya dikontrak dan
dikelola oleh perusahaan penyedia jasa pekerja, tetapi nantinya akan bekerja untuk
perusahaan pengguna jasa.
3. Proses Seleksi pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja
Proses seleksi merupakan kelanjutan dari proses rekrutmen pada perusahaan
penyedia jasa pekerja. Agar mendapatkan tenaga kerja yang sesuai kualifikasi yang
dibutuhkan oleh pengguna jasa, maka proses seleksi yang dilakukan oleh perusahaan
penyedia jasa pekerja merupakan salah satu hal yang harus dilakukan. Notoatmodjo (2003),
menjelaskan proses seleksi adalah serangkaian kegiatan yang digunakan untuk memutuskan
apakah pelamar diterima atau tidak. Sementara Nawawi (2001) menjelaskan proses seleksi
adalah memilih dan mendapatkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan sesuai dengan
tugas-tugas yang akan dikerjakannya pada lowongan yang kosong yang akan diisi atau
ditempati. Penjelasan tersebut sejalan dengan yang dijelaskan oleh Bangun (2012) bahwa
seleksi merupakan proses memilih calon karyawan yang memiliki kualifikasi sesuai dengan
persyaratan pekerjaan. Sehingga proses seleksi merupakan kegiatan memilih karyawan
yang sesuai serta memiliki kemampuan yang dibutuhlan oleh perusahaan.
13
Adapun langkah-langkah dalam kegiatan proses seleksi pada perusahaan penyedia
jasa pekerja adalah sebagai berikut (Yasar, 2011):
a. Menyeleksi pelamar yang ada sesuai dengan kualifikasi yang diminta oleh
perusahaan pengguna. Perusahaan penyedia jasa pekerja menyeleksi para
pelamar yang dibutuhkan oleh perusahaan pengguna jasa.
b. Melakukan serangkaian prosedur tes untuk mencari kandidat yang sesuai
dengan wawancara. Perusahaan penyedia jasa pekerja kemudian melakukan tes
dengan wawancara kepada para pelamar untuk mendapatkan pekerja yang
sesuai dan tepat.
c. Membuat resume kandidat berdasarkan hasil wawancara dan tes-tes lain yang
diberikan. Perusahaan penyedia jasa pekerja membuat daftar siapa saja yang
lolos untuk bisa diajukan kepada perusahaan pengguna jasa.
d. Mengirim kandidat ke perusahaan pengguna jasa untuk mengikuti tes.
Selanjutnya para kandidat yang lolos kemudian diserahkan ke perusahaan
pengguna jasa untuk melakukan seleksi kembali lagi oleh perusahaan pengguna
jasa.
e. Perusahaan pengguna jasa berhak untuk menyeleksi dan menyatakan kandidat
mana saja yang lolos.
14
f. Membuat perjanjian kerja dengan kandidat yang lolos dan ditempatkan di
perusahaan pengguna jasa. Setelah para pekerja diterima kemudian perusahaan
penyedia jasa pekerja menyiapkan kontrak kerja dengan para pekerja.
Dalam perusahaan penyedia jasa pekerja proses seleksi dilakukan oleh perusahaan
penyedia jasa pekerja ataupun perusahaan pengguna jasa juga dapat berperan dalam proses
seleksi. Dengan demikian, proses seleksi merupakan salah satu hal yang penting dilakukan
oleh perusahaan untuk memilih dan mendapatkan tenaga kerja yang tepat, karena dengan
proses seleksi tersebut diharapkanperusahaan mendapatkan pekerja yang sesuai dengan apa
yang dibutuhkan.
4. Perjanjian Kontrak Kerja Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja
Kontrak kerja adalah permulaan yang penting dalam hubungan kerja. Bentuk hubungan
kerja dalam pelaksanaan dengan sistem outsourcingdi perusahaan penyedia jasa pekerja
menurut UU Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan melibatkan tiga pihak yaitu,
perusahaan penyedia jasa pekerja, perusahaan pengguna jasa dan pekerja outsourcing.
Dalam perjanjian dengan sistem outsourcing menggunakan perjanjian kerja waktu tertentu
(Saifudien. 2009). UU Ketenagakerjaan memberi ciri-ciri pekerjaan yang merupakan
pekerjaan tertentu, yaitu a) pekerjaan yangsekali selesai atau yang sementara sifatnya, b)
diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan paling lama tiga
tahun, c) bersifat musiman, atau d) berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau
produk tambahan yang masih dalam percobaan. Untuk mengantisipasi kemungkinan
15
penghentian perjanjian kerja outsourcing, dalam kontrak terdapat hal-hal sebagai berikut:
kapan dapat dihentikan, kewajiban pekerja, mengenai kompensasi dan lain-lain (Saifudien.
2009). Dengan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa perjanjian kerja dengan
sistem outsourcing pada perusahaan penyedia jasa pekerja melibatkan tiga pihak dan yang
utama adalah berkewajiban memenuhi kebutuhan SDM yang diperlukan oleh pengguna
jasa dan pekerja outsourcing sanggup bekerja dengan perusahaan pengguna jasa.
5. Orientasi Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja
Pada saat pekerja sudah lolos seleksi dan diterima oleh perusahaan pengguna jasa
langkah selanjutnya adalah orientasi atau pengenalan. Dalam kegiatan orientasi biasanya
karyawan outsourcing diberi kesempatan untuk beradaptasi dengan kondisi, dan lingkungan
kerja. Menurut Handoko (2012) progam orientasi adalah memperkenalkan para karyawan
baru dengan peranan mereka, dengan organisasi dan dengan para karyawan.Perusahaan
penyedia jasa pekerjaakan menugaskanpengawas lapangan untuk mengantarkan karyawan
outsourcing yang sudah diterima tersebut ke lokasipenempatannya (Sutopo, 2013).
Perusahaan pengguna dan perusahaan penyedia jasa pekerja kemudian bekerjasama
melakukan orientasi atau pengenalankaryawan baru dan hal-hal yang umum diberikan pada
saat orientasi antara lain (Sutopo, 2013):
1. Hal-hal terkait perusahaan penempatan
Meliputi sejarah, visi, misi, sasaran dan tujuan perusahaan, struktur organisasi,
produk/jasa perusahaan, fasilitas-fasilitas dalam perusahaan, peraturan, tata tertib,
16
dan lain-lain. Disini para pekerja dijelaskan mengenai perusahaan pengguna jasa
agar para pekerja outsourcing mengetahui lingkungan kerjanya.
2. Tugas dan tanggung jawab karyawan
Meliputi penjelasan mengenai lokasi kerja, uraian tugas dan tanggung jawab, jadwal
kerja, peralatan kerja, dan lain-lain. Para pekerja outsourcing diberi penjelasan
mengenai tugas dan tanggung jawab mereka. Mulai dari lokasi kerja dan pengenalan
serta penggunaan peralatan kerja.
3. Perkenalan kepada supervisor/pengawas, atasan langsung di perusahaan dan rekan
kerja. Para pekerja outsourcing diperkenalkan siapa atasan mereka, seperti
supervisor hingga kepala regu mereka.
Proses orientasi dilakukan agar para pekerja outsourcing mengenal lingkungan kerja
serta mengerti uraian tugas apa saja yang harus mereka kerjakan. Dengan orientasi ini
diharapkan para karyawan outsourcing dapat lebih cepat beradaptasi terhadap lingkungan
kerjanya.
6. Pelatihan Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja
Para pekerja outsourcingyang telah diterima adalah mereka yang memiliki
ketrampilan dasar, namun terkadang para pekerja baru yang diterima tidak mempunyai
kemampuan penuh dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaan mereka. Untuk itu
diperlukan pelatihan bagi para pekerjaoutsourcing. Mangkuprawira (2011) menjelaskan
pelatihan untuk karyawan adalah kegiatan mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu
17
yang bertujuan agar karyawan memiliki kemampuan melakukan tanggung jawab dengan
baik. Sementara Handoko (2012) menjelaskan tujuan pelatihan adalah latihan dilakukan
untuk melatih kemampuan dari karyawan. Oleh karena itu, dengan pelatihan diharapkan
para pekerja outsourcing akan memiliki ketrampilan yang lebih dalam melakukan
pekerjaan mereka.
Perusahaan pengguna jasa dapat melakukan pelatihan kepada karyawan outsourcing
ataupun bekerjasama dengan perusahaan penyedia jasa pekerja (Sutopo, 2013). Perusahaan
penyedia jasa pekerja melakukan pelatihan di perusahaannya sendiri ataupun dapat
bekerjasama dengan lembaga pelatihan. Adapun tujuan pelatihan sendiri antara lain
meningkatkan ketrampilan kerja, menurunkan kecelakaan kerja, meningkatkan disiplin
karyawan, serta meningkatkan kuantitas dan kualitas kerja (Sutopo, 2013). Agar pelatihan
dapat berjalan dengan efektif, efisien serta memberi hasil yang maksimal maka perlu
adanya koordinasi yang intensif antara perusahaan penyedia jasa pekerja dengan
perusahaan pengguna (Yasar, 2011). Oleh karena pentingnya suatu pelatihan diharapkan
dapat menjadikan karyawan outsourcing lebih memiliki skill agar bekerja dengan
maksimal. Dengan kerjasama yang baik maka kedua belah pihak dapat menghasilkan
karyawan yang berkualitas.
7. Penilaian Kinerja Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja
Suatu perusahaan penyedia jasa pekerja perlu mengetahui berbagai kelemahan dan
kelebihan dari para pekerjanya. Dalam upaya meningkatkan produktivias, perlu dilakukan
18
kegiatan penilaian kinerja yang berorientasi pada masa lalu atau yang akan datang. Menurut
Mangkuprawira (2004) penilaian kinerja adalah kegiatan yang dilakukan suatu perusahaan
dalam mengevaluai dari kinerja seseorang. Sementara menurut Handoko (2012) penilaian
kinerja merupakan proses perusahaan mengevaluai atau menilai prestasi kerja
karyawan.Sejalan dengan pendapat tersebut, Yasar (2011) juga menjelaskan bahwa
penilaian kinerja pada karyawan outsourcing dapat dilakukan melalui team leader atau
supervisornya baik itu dari perusahaan penyedia jasa pekerja maupun perusahaan pengguna
jasa. Dengan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa penilaian kinerja perlu dilakukan
oleh sebuah perusahaan untuk mengetahui dan mengevaluasi dari kinerja para karyawan.
Pada perusahaan penyedia jasa pekerja dalam melakukan penilaian kinerja dapat
bekerjasama dengan perusahaan pengguna dan adapun tujuan dari penilaian kinerja
diantaranya adalah (Sutopo, 2013): a) Sebagai alat untuk menjaga tingkat kinerja, b)sebagai
alat untuk membantu dan mendorong karyawan untuk mengambil inisiatif dalam rangka
memperbaiki kinerja, c)meningkatkan motivasi kerja, d) pembeda antara karyawan satu
dengan yang lain, e) mengidentifikasi dan menghilangkan hambatan-hambatan agar kinerja
menjadi lebih baik, f) Dasar bagi pemutusan hubungan kerja, pemberian sanksi ataupun
hadiah.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian kinerja secara umum
dilakukan untuk mengetahui hasil kinerja dari para karyawan outsourcing. Hal tersebut
19
dilakukan untuk mengevaluasi hasil kinerja dari karyawan outsourcing serta sebagai bahan
pertimbangan untuk pemberian sanksi maupun pemutusan hubungan kerja.
8. Kompensasi Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja
Para karyawan outsourcing berhak mendapatkan hak yang sama seperti para
karyawan tetap, yaitu berupa kompensasi. Dalam hal ini pada perusahaan penyedia jasa
pekerja hanya membantu dalam pengelolaan kompensasi. Kompensasi merupakan imbal
jasabagi pekerja atas kerja mereka. Menurut Handoko (2012) kompensasi adalah pemberian
kepada karyawan dengan pembayaran financial sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang
dilaksanakan. Sementara Notoatmodjo (1992) menjelaskan kompensasi merupakan sesuatu
yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Dalam suatu
perusahaan kompensasi merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan. Apabila
kompensasi diberikan secara tepat dan benar, para karyawan akan memperoleh kepuasan
kerja dan termotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Akantetapi apabila
kompensasi yang diberikan kurang tepat, maka prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja
karyawan akan menurun.
Bentuk kompensasi selain gaji yang diterima oleh karyawan outsourcing
diantaranya adalah memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja (Yasar,
2011). Hal tersebutsesuai dengan peraturan perundangan,karyawanoutsourcing setidaknya
memiliki hak antara lain adalah, upah minimum seperti yang diatur dalam Peraturan
Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 1999 Tentang Upah Minimum.
20
Kemudian upah kerja lembur sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2004 Tentang Waktu Kerja Lembur
dan Upah Kerja Lembur.Tunjangan Hari Raya (THR) seperti yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik IndonesiaNomor 04 Tahun 1994
Tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan Bagi Pekerja di Perusahaan.Jaminan Sosial
Tenaga Kerja (Jamsostek) yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik IndonesiaNomor 150 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Borongan dan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. Selain itu, Yasar(2011) menjelaskan hak-hak yang
didapat oleh karyawan outsourcing diantaranya ialah mendapatkan hak cuti (cuti haid, cuti
tahunan sebanyak 12 kali dalam 1 tahun, hak cuti melahirkan dan lain-lain), mendapat upah
lembur, mendapatkan THR, serta mendapatkan pelindungan Jamsostek. Oleh karena itu,
kompensasi yang didapat oleh para karyawan oursourcing secara umum sama dengan yang
didapat oleh karyawan tetap.
Sementara itu, progam Jamsostek atau dikenal sebagai progam K3 sendiri
diwajibkan berdasarkan Pasal 2 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 bagi
perusahaan, yang memiliki kriteria perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja 10 orang
atau lebih dan perusahaan yang membayar upah paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta
rupiah) per bulan. Jamsostek sendiri memberikan perlindungan progam yang mencangkup
progam jaminan kecelakaan kerja (JKK), jaminan kematian (JKM), jaminan hari tua (JHT),
21
dan jamianan pemeliharaan kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya.
Dengan demikian, hak-hak yang didapat oleh karyawan outsourcing yakni berupa upah
minimum, upah lembur, tunjangan hari raya serta jaminan sosial tenaga kerja untuk
mengurangi dan menghindari resiko kecelakaan kerja.
9. Pemutusan Hubungan Kerja pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja
Berdasarkan pasal 1 ayat 25 Undang Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa Pemutusan Hubungan Kerja adalah pengakhiran
hubungan kerja karena suatu hal tertentu mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban
antara pekerja/buruh dan pengusaha.Sementara Asyhadie (2006) menjelaskan pemutusan
hubungan kerja atau sering disebut dengan istilah PHK dapat terjadi karena telah
berakhirnya waktu tertentu yang telah disepakati/diperjanjikan sebelumnya dan dapat pula
terjadi karena adanya perselisihan antara buruh dan majikan, meninggalnya buruh atau
karena sebab lainnya.Jenis-jenis Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) menurut Asyhadie
(2006) adalah sebagai berikut:
1. Pemutusan Hubungan Kerja Demi Hukum
Pemutusan hubungan kerja demi hukum merupakan pemutusan hubungan kerja
yang terjadi dengan sendirinya sehubungan dengan berakhirnya jangka waktu
perjanjian yang dibuat oleh majikan dan buruh.
2. Pemutusan Hubungan Kerja oleh Buruh
22
Pihak buruh dapat memutuskan hubungan kerjanya dengan persetujuan pihak
majikan pada setiap saat yang dikehendakinya, bahkan juga berhak memutuskan
hubungan kerja secara sepihak tanpa persetujuan majikannya.
3. Pemutusan Hubungan Kerja oleh Majikan
Pemutusan hubungan kerja oleh majikan adalah yang paling sering terjadi, baik
karena kesalahan pihak buruh maupun karena kondisi perusahaan sendiri.
4. Pemutusan Hubungan Kerja oleh Pengadilan
Masing-masing pihak dalam perjanjian kerja dapat meminta Pengadilan Negeri agar
hubungan kerja diputus berdasarkan alasan penting.
Dengan demikian, pemutusan hubungan kerja (PHK) adalah terputusnya keterikatan
kerja pekerja dengan organisasi/perusahaan karena sesuatu hal yang mengakibatkan
berakhirnya hubungan kerja. PHK dapat terjadi dari pihak perusahaan maupun karena
keinginan pekerja sendiri.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif dimana peneliti berusaha
untuk mengetahui bagaimana implementasi administrasi personalia pada perusahaan
penyedia jasa pekerja di PT. Surya Wahana Perkasa Salatiga. Berdasarkan cara
memperolehnya, sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dari data
primer dan sekunder (Sugiyono, 2010). Data primer diperoleh melalui wawancara,
23
sedangkan data sekunder didapat dari dari profil dan gambaran perusahaan, informasi di
internetdan sumber informasi atau pustaka lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan wawancara kepada pimpinan kepala cabang PT. Surya Wahana Perkasa
Salatiga, staf administrasi, dan staf lapangan. Teknik pengumpulan data yang dilakukan
dalam penelitian adalah dengan wawancara. Metode wawancara digunakan untuk
mengetahui lebih mendalam terhadap peristiwa yang dialami dan dirasakan subjek
penelitian.
Teknis analisis data dalam penelitian adalah:
1. Pengumpulan Data.
Pada tahap analisis data yang pertama adalah pengumpulan data-data yang
diperoleh dari responden yang terkait dengan topik penelitian.
2. Reduksi Data.
Pada tahap ini penulis merangkum, memilah hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dari setiap data yang berkaitan
dengan topik penelitian.
3. Penyajian Data.
Penyajian data yaitu mendiskripsikan kembali data-data yang telah direduksi
mengenai topik penelitian.
4. Penarikan Kesimpulan.
24
Pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan dari hasil analisis data yang sesuai topik
penelitian.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Peusahaan
PT. Surya Wahana Perkasa (PT. SWP) yang berkedudukan di Surabaya didirikan
dengan akta nomor 16 tanggal 13 Agustus 2012 yang dibuat dihadapan Tosin, SH notaris di
Surabaya. Sampai dengan saat ini jumlah pekerja outsourcing yang dimiliki oleh
perusahaan ini sudah mencapai kurang lebih dua ribu pekerja. PT. Surya Wahana Perkasa
merupakan perusahaan penyedia jasa pekerja yang selalu berhubungan dengan perusahaan-
perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja serta melayani untuk jenis pekerjaan seperti
cleaning service, jasa keamanan, pemborongan pekerjaan dan transporter.
Visi dari PT. Surya Wahana Perkasa adalah menjadi perusahaan penyedia jasa
pekerja yang terpercaya karena profesional yang mengutamakan pelayanan prima dan
mempunyai manfaat optimal bagi perusahaan pengguna. Visi tersebut hendak diwujudkan
dengan misi sebagai berikut :
Mewujudkan kesejahteraan pekerja dengan prioritas mencerdaskan dan
meningkatkan Sumber Daya Manusia.
Mewujudkan peningkatan produksi, produktivitas dan nilai tambah pekerja yang
berkelanjutan den berkesinambungan.
25
Mewujudkan nilai-nilai normative dalam operasional perusahaan yang menghormati
hak asasi manusia.
Sebagai upaya untuk mengembangkan perusahaan, PT. SWP membuka kantor
cabang di Salatiga, dengan tujuan perluasan area bisnis. Hal tersebut didorong dengan
adanya kerjasama PT. SWP dengan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang makanan
(sosis dan nugget) yang berada di Salatiga. Pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia
untuk perusahaan tersebut dipercayakan kepada pihak PT. SWP mulai dari proses
perekrutan, seleksi, pemberian gaji dan tunjangan seperti jaminan kesehatan. Dengan kata
lain, pengguna jasa menyerahkan kepada pihak PT. Surya Wahana perkasa dalam
mengelola adminstrasi personalia.
Keberadaan kantor cabang PT. SWP Salatiga selama dua tahun terakhir dipimpin
oleh seorang kepala cabang dengan dibantu dua staf kantor, yakni untuk staf administrasi
dan staf lapangan. Staf administrasi bertugas untuk menangani pelamar yang melamar serta
mengurus administrasi di perusahaan. Sedangkan staf yang bertugas di lapangan bertugas
untuk pekerjaan yang berhubungan langsung di lapangan seperti memasang lowongan dan
mengabsen para pekerja. Sampai saat ini pekerja yang dikelola oleh di PT. SWP cabang
Salatiga kurang lebih sudah mencapai lima ratus pekerja. Melihat semakin berkembangnya
bisnis dibidang penyediaan jasa pekerja, membuat peluang bisnis PT. SWP semakin
terbuka dan akan bekerjasama dengan banyak perusahaan lain.
26
Dalam penelitian ini peniliti lebih memfokuskan pada bagaimana implementasi
pengelolaan administrasi personalia pada perusahaan penyedia jasa pekerja di PT. Surya
Wahana Perkasa Salatiga dalam memenuhi kebutuhan sumber daya manusia pada pihak
pengguna jasa (klien).
Adapun struktur organisasi sebagai berikut
Gambar 1.2
STRUKTUR ORGANISASI PT. SURYA WAHANA PERKASA
M. Finance & Acc
Teguh Budi Mulyono
Direktur
Djarot Tedjo Baskoro
M. HRD & GA
Djoko Suhendro
M. Operation
Gandik Evianto
M. Bussines & Dev
David
Marketing Admin Staff Deputy Security Acc. Payable
Payroll Koordinator Acc. Recievable
CRO Rekrutment Danru
Agent
Anggota Agent
Q & Training
General Support
Off. Representative
Supervisor
Admin
27
Keterangan : Posisi dari kantor cabang PT. Surya Wahana Perkasa Salatiga
B. Hasil Penelitian
1. Perencanaan SDM Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja
Perencanaan sumber daya manusia secara umum dilakukan untuk merencanakan
kebutuhan SDM yang dibutuhkan. Dalam rangka merencanakan tersebut maka PT. SWP
Salatiga selalu melakukan perekrutan untuk memenuhi kebutuhan SDM dari pengguna jasa.
Seperti yang dijelaskan oleh Bowo selaku pimpinan kepala cabang:
“kita melakukan perencanaan dengan tiap minggu melakukan interview
untuk stok buat kebutuhan pekerja dari perusahaan pengguna, karena
kadang perusahaan mintanya bisa sewaktu-waktu”wawancara 19 Maret
2014)
Dari hasil wawancara diatas bisa diketahui bahwa PT. SWP Salatiga dalam
melakukan perencanaan SDM yang sederhana yaitu hanya proses antisipasi untuk
permintaan tenaga kerja yang mendadak. Hal tersebut dilakukan karena untuk menjaga
ketersediaan SDM untuk saat ini maupun untuk di masa yang akan datang. Perusahaan
pengguna jasa terkadang meminta pekerja outsourcing bisa mendadak karena untuk
kebutuhan dari perusahaan pengguna jasa sendiri. Sebagai perusahaan penyedia jasa
pekerja yang bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan sumber daya manusia dari
pengguna jasa, suatu perencanaan memang seharusnya dilakukan. Kebutuhan pekerja yang
tidak menentu, yang bisa sewaktu-waktu membuat PPJP harus selalu siap untuk kebutuhan
28
akan pekerja. Perencanaan bisa dilakukan dengan melakukan interview tiap minggunya
agar PPJP memiliki stok pekerja, yang nantinya berguna saat pengguna jasa membutuhkan
pekerja secara mendadak. Sehingga segala bentuk kebutuhan akan sumber daya manusia
yang dibutuhkan oleh pengguna jasa akan terpenuhi dan sesuai dengan kebutuhan yang
diinginkan.
2. Rekrutmen SDM Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja
Pemenuhan kebutuhan tenaga kerja yang berfluktuatif, menjadikan PT. SWP
Salatiga setiap saat harus mampu memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang
dibutuhkan oleh pengguna jasa. Dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja pengguna jasa,
PT. SWP Salatiga melakukan perekrutan calon tenaga kerja melalui metode yang dianggap
lebih efektif. Seperti yang dijelaskan oleh Bowo selaku pimpinan kepala cabang dari PT.
SWP mengatakan bahwa :
“kita kalo sekarang lebih efektif pasang iklan lowongan di kantor pos. Di
Salatiga ada lima kecamatan yang dikatakan lebih produktif dalam arti
sering dikunjungi. Kalo dulu awal-awal selain pasang iklan di kantor pos,
di koran, kita juga nyebar kita nempel brosur di tempat seperti pangkalan
ojek, warung-warung, seperti itu untuk awa-awal. Tapi untuk sekarang
selain dari mulut ke mulut kita juga nempel di kantor pos.”(wawancara,
19 Maret 2014).
Dari hasil wawancara tersebut, dijelaskan bahwa PT. SWP Salatiga menggunakan
media brosur, koran serta kantor pos. PT. SWP Salatiga memilih media tersebut karena
perusahaan tergolong masih perusahaan kecil, sehingga yang dibutuhkan adalah media
29
perekrutan yang sederhana agar cepat untuk diketahui masyarakat yang membutuhkan
pekerjaan. Seiring dengan berjalannya waktu, saat ini PT. SWP Salatiga lebih mefokuskan
melakukan perekrutan melalui mulut ke mulut serta memasang lowong di kantor pos,
karena hal tersebut dianggap lebih efektif. Tujuan dari PT. SWP Salatiga memasang
lowongan di kantor pos sendiri ialah agar diketahui masyarakat yang membutuhkan
pekerjaan serta agar cepat mendapatkan calon tenaga kerja yang dibutuhkan. Hal tersebut
sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Mangkuprawira (2011) bahwa sumber perekrutan
dibagi menjadi dua dan salah satunya ialah metode external yang diantaranya melalui
lembaga pemerintahan yaitu melalui kantor pos. Memasang iklan lowongan di kantor pos
memiliki masa tenggang waktu, yakni selama satu bulan dengan biaya lima belas ribu
rupiah per bulan. Hal tersebut dianggap PT. SWP Salatiga lebih efisien karena bisa
menghemat pengeluaran dari perusahaan. Perekrutan tenaga kerja yang dilakukan oleh PT.
SWP Salatigaselain melalui iklan lowongan yang ada di kantor pos juga bisa datang
langsung ke perusahaan atau dikenal dengan istilah walk-in applicant. Dari hal tersebut,
sebuah perusahaan penyedia jasa pekerja dengan adanya tuntutan desakan waktu dapat
melakukan sistem perekrutan yang paling efektif agar dapat segera mendapatkan para calon
pekerja yang dibutuhkan. Calon pelamar bisa langsung datang ke kantor PT. SWP Salatiga
untuk melamar pekerjaan. Adapun syarat-syarat yang diinformasikan kepada calon pelamar
sendiri meliputi :
30
Tabel 1.1
Persyaratan Lowongan Pekerjaan
Helper Production : Engineering & Maintance:
a. Lulusan SLTA/Sederajat
a. Minimal lulusan SMK jurusan
Teknik Mesin Industri
/Listrik/Mekatronika
b. Pria/Wanita usia 18-26 tahun
b. Diutamakan berpengalaman 1 tahun
di bagian Engineering atau Mechine
Maintenance
c. Status belum menikah c. Pria usia 20 s/d 30 tahun
d. Tinngi badan minimum : pria 168cm dan
wanita 155cm
d. Tinggi badan min 168 cm
e. Sanggup bekerja di ruangan dingin
e. Sanggup bekerja di ruangan dingin
f. Tidak mempunyai gangguan pernapasan
f. Tidak mempunyai gangguan
pernapasan
g. Mampu bekerja dengan target dan bekerja
dalam kelompok
g. Mampu bekerja dengan target dan
bekerja dalam kelompok
Quality Control Tenaga Masak/Kantin
a. minimal lulusan SLTA jurusan IPA atau
SMK
a. Lulusan SLTA/sederajat
b. Berpengalaman minnimal 1 tahun dibagian
QC
b. Pria usia 18-35 tahun
c. Pria/Wanita usia 18-26 tahun c. Mampu bekerja dengan target dan
bekerja dalam kelompok
d. Tinggi badan min: pria 168cm dan wanita
155 cm
d. sehat jasmani dan rohani
e. Sanggup bekerja diruangan dingin e. bisa masak
f. Tidak mempunyai gangguan pernapasan
g. Mampu bekerja dengan target dan bekerja
dalam kelompok
31
Pada beberapa persyaratan di atas, dikatakan sanggup bekerja di ruangan dingin dan
tidak memiliki gangguan pernapasan karena kondisi lingkungan kerja yang terdapat di
perusahaan pengguna lebih banyak tempat bersuhu dingin untuk proses produksinya. Syarat
lainnya yang ikut disertakan diantaranya surat lamaran kerja, daftar riwayat hidup, fotocopy
ijasah dan daftar nilai, surat keterangan kesehatan, fotocopy SKCK, fotocopy KTP, foto
berwarna ukuran 4x6 (2 lembar) dan 3x4 (2 lembar). Dari persyaratan yang ditentukan oleh
PT. SWP Salatiga bisa terlihat bahwa pada dasarnya yang dibutukan adalah untuk usia
pekerja yang produktif yakni minimal berusia delapan belas tahun. Selain itu juga yang
memiliki pendidikan minimal SLTA. Adapula kondisi fisik yang sehat karena lingkungan
kerja yang bersuhu dingin, dibutuhkan pekerja yang sehat dan kondisi fisik yang kuat. Oleh
karena itu, pekerjaan tidak terlalu mengutamakan knowledge worker, sehingga yang
dibutuhkan adalah ketahanan fisik yang kuat.
Adapun prosedur penerimaan surat lamaran kerja calon pekerja PT. SWP Salatiga
juga bekerjasama dengan Kantor Pos. Namun demikian, sebagian besar calon pelamar
menyerahkan langsung ke kantor PT. SWP Salatiga.Setelah semua persyaratan lengkap,
pelamar bisa langsung menyerahkan persyaratan tersebut ke PT. SWP Salatiga langsung
maupun bisa dititipkan di Kantor Pos, yang nantinya pihak PT. SWP Salatiga akan
mengambilnya. Seperti yang di ungkapkan oleh Susi selaku stafadministrasi :
“bisa dititipkan di kantor pos, langsung keini juga bisa. Tapi kebanyakan
kalau yang dekat itu mereka langsung ke kantor karena sekalian mereka
32
tau kantornya dimana. Kalo yang jauh biasanya lewat kantor
pos.”(wawancara 25 April 2014)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dijelaskan bahwa selama ini surat lamaran
yang masuk, sebagian besar pelamar menyerahkan surat lamaran langsung ke kantor PT.
SWP Salatiga. Hal itu dilakukan oleh pelamar karena pelamar juga ingin mengetahui secara
pasti keberdaan kantornya. Pelamar yang masuk pun kurang lebih ada tiga puluh pelamar,
dilihat dari waktunya, seperti saat setelah lulusan sekolah maupun setelah lebaran. Susi
selaku staf administrasi menjelaskan bahwa:
“Rata-rata kalo pas rame sehari itu kalo kayak musiman, kayak kalo
habis lulusan itu banyak yang nglamar, kalo habis lebaran itu juga
banyak yang nglamar. (wawancara 25 April 2014)
Dari hasil wawancara tersebut, dapat kita ketahui bahwa masa dimana banyak
pelamar yang masuk saat lulusan sekolah serta setelah libur lebaran. Kondisi tersebut
terjadi karena saat lulusan sekolah maupun setelah libur lebaran, sebagian besar orang
membutuhkan pekerjaan. Oleh karena itu, PT. SWP Salatiga melihat peluang untuk
banyaknya pelamar yang mendaftar dari masa tersebut. Pada perusahaan penyedia jasa
pekerja melakukan perekrutan dari luar perusahaan karena pekerja yang diperoleh nantinya
akan diperkerjakan di perusaahaan pengguna jasa. Sebagai perusahaan penyedia jasa
pekerja harus mampu melihat peluang untuk mendapatkan calon pekerja. Metode
perekrutan dari luar bisa melalui iklan media massa (koran), lembaga pemerintah (Kantor
Pos), serta para pelamar yang datang langsung keperusahaanseperti yang dijelaskan oleh
33
Yasar (2011). Para calon karyawan mendatangi perusahaan langsung untuk melamar
pekerjaan yang dibutuhkan. Perekrutan yang dilakukan oleh perusahaan penyedia jasa
pekerja tidak jauh berbeda dengan perekrutan pada umumnya, hanya saja karyawan
outsourcing direkrut oleh perusahaan penyedia jasa pekera. Hal tersebut sesuai dengan apa
yang dijelaskan oleh Putri (2013) perekrutan dilakukan sama seperti pada umumnya, akan
tetapi perekrutan dilakukan oleh perusahaan penyedia jasa pekerja.
3. Proses Seleksi Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja
Kegiatan seleksi dilakukan untuks menentukan orang yang paling tepat untuk
mengisi lowongan yang dibutuhkan. Setelah PT. SWP Salatiga menerima surat lamaran
yang masuk, selanjutnya PT. SWP Salatiga menyeleksi surat lamaran tersebut untuk
melihat kelengkapan syarat-syarat yang diperlukan. PT. SWP Salatiga yang pertama dilihat
dari surat lamaran yang masuk yakni dari pendidikan yang minimal SLTA, serta tinggi
badan yang harus sesuai persyaratan yang ada. Semua berkas lamaran yang diterima
olehPT. SWP Salatiga yang sudah diseleksi kemudian dihubungi. Seperti yang dijelaskan
oleh Susi selaku staf administrasi dari hasil wawancara :
“yang pertama itu pendidikannya, kalo minimal kan SMA, jadi seumpama
ada yang SMP, cowok itu gak bisa. Untuk fisik juga diperhatikan kalo
cewek tinggi minimalnya 150 cm, kalo cowok minimal 168 cm. tapi
sekarang kebanyakan 170 cm minimal, karena disana kan mesinnya
tinggi-tinggi dan untuk angkat junjung juga.”(wawancara 25 April 2014)
34
Dipersyarataan pelamar diwajibkan yang mendaftar adalah minimal lulusan
SLTA/SMK. Dari pelamar yang mendaftar rata-rata dari lulusan kejuruan. Hal tersebut
menguntungkan pihak PT. SWP Salatiga karena setidaknya sudah memiliki ketrampilan
dibandingkan dengan lulusan SLTA. Akan tetapi lulusan SLTA juga tidak menutup
kemungkinan untuk dapat diterima bekerja oleh PT. SWP Salatiga. PT. SWP Salatiga
melakukan penyeleksian terhadap berkas lamaran yang masuk, kemudian pelamar
dihubungi untuk datang ke kantorguna melakukan interview. Setelah berkas lamaran
lengkap, tahap selanjutnya PT, SWP Salatiga melakukan pemanggilan kepada calon pekerja
untuk melakukan wawancara/interview. Interview dilakukan langsung oleh kepala
pimpinan cabang PT SWP Salatiga. Proses interview bagi PPJP dilakukan untuk
memperoleh informasi secara langsung dari calon pekerja. Seperti yang dijelaskan oleh
Susi selaku staf administrasi PT. SWP Salatiga melalui hasil wawancara:
“interview disini kan hanya interview saja ya, tapi dalam arti dari
interview kan kita lihat proses seleksi dari penampilan mereka,
wawancara langsung dalam arti sambil wawancara kan rata-rata bisa
melihat respon mereka, tutur katanya seperti apa, terus penampilannya
gimana, cara duduknya gimana , seperti itu.”(Wawancara 25 April 2014)
Dari interview tersebut, PT. SWP Salatiga dapat mengetahui secara langsung
bagaimana respon pelamar atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan seperti latar belakang
keluarga, motivasi, keahlian dan lain-lain. Mulai dari tutur kata, penampilan, bahkan
35
sampai cara duduknya. Hal tersebut dilakukan oleh PT. SWP Salatiga untuk bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan diterima atau tidaknya pelamar.
Proses seleksi merupakan hal yang penting bagi suatu organisasi/perusahaan
termasuk perusahaan penyedia jasa pekerja, karena dari proses seleksi akan diketahui
kemampuan dari para calon pelamar untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia
yang sesuai untuk sebuah pekerjaan. Hal tersebut sejalan seperti yang dijelaskan oleh
Bangun (2012) bahwa seleksi merupakan proses memilih calon karyawan yang memiliki
kualifikasi sesuai dengan persyaratan pekerjaan. Dari seleksi ini, diharapkan perusahaan
menemukan orang yang tepat untuk mengisi sebuah lowongan suatu pekerjaan. Tahap-
tahap seleksi yang dilakukan oleh suatu perusahaan penyedia jasa pekerja mulai dari
menerima lamaran yang masuk, meyeleksi surat lamaran, pemanggilan untuk interview
hingga keputusan untuk diterima atau tidaknya pelamar tersebut. Proses seleksi yang
dilakukan oleh PT. SWP Salatiga tersebut sependapat dengan apa yang dijelaskan oleh
Yasar (2011) bahwa proses seleksi diantaranya menyeleksi para kandidat yang sesuai
dengan kualifikasi, melakukan serangkaian tes melalui wawancara kepada para pelamar,
membuat daftar kandidat berdasarkan hasil wawancara, mengirimkan kandidat ke
perusahaan pengguna jasa, hingga pembuatan kontrak kerja.
4. Perjanjian Kontrak Kerja Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja
Pada perusahaan penyedia jasa pekerja sebagai salah satu pihak yang berkewajiban
untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia dari perusahaan pengguna jasa. Hal
36
tersebut dituangkan dalam perjanjian antara perusahaan penyedia jasa pekerja dengan
pengguna jasa. Selain itu, juga terdapat perjanjian kontrak kerja perusahaan penyedia jasa
pekerja dengan pekerja outsourcing yang diantaranya menjelaskan kewajiban para pekerja
dengan PT. Surya Wahana Perkasa Salatiga, upah, jam kerja, kompensasi, tata tertib, dan
lain-lain. Hal tersebut sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Saifudien (2009)
menjelaskan bahwa isi dalam perjanjian kontrak tersebut didalamnya meliputi kompensasi,
kapan dapat dihentikan, kewajiban pekerja dan lain-lain.
5. Orientasi Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja
Progam orientasi dilakukan setelah perusahaan mendapatkan sumber daya manusia
yang sesuai dan tepat untuk memenuhi kebutuhan dari pihak pengguna jasa. Kegiatan
orientasi dilakukan bagi pekerja baru sebagi bentuk pengenalan terhadap lingkungan kerja.
Seperti yang diungkapkan oleh Trendy sebagai staf lapangan PT. SWP:
“ada kegiatan orientasi langsung di pabrik yang training dari
pabrik.”(wawancara 12 Juli 2014)
Dalam kegiatan orientasi tersebut pihak pengguna jasa memberikan kesempatan
untuk beradaptasi dengan menyesuaikan lingkungan perusahaan pengguna. Hasil
wawancara di atas menjelaskan bahwa pada PT. SWP Salatiga orientasi dilakukan oleh
pihak pengguan jasa, namun tidak menutup kemungkinan PT. SWP Salatiga ikut andil
dalam kegiatan orientasi. Hal tersebut dilakukan bertujuan untuk memperkenalkan dan
37
penyesuaian diri bagi para pekerja baru dengan kondisi yang ada di perusahaan tersebut.
Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa orientasi dilakukan oleh pihak pengguna jasa
yang bertujuan untuk memperkenalkan dan penyesuaian diri bagi para pekerja baru dengan
kondisi yang ada di tempat kerja.
6. Pelatihan Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja
Untuk meningkatkan kemampuan dan kinerja dari para pekerja, maka dibutuhkan
pelatihan bagi pekerja outsourcing. Pelatihan bermanfaat bagi karyawan baru, karena dapat
menambah ketrampilan dari pelatihan tersebut. PT. SWP Salatiga melakukan pelatihan
salah satunya untuk mengembangan skill. Seperti yang diungkapkan oleh Trendy sebagai
staf lapangan PT. SWP :
“kita mengembangkan skill, kedisiplinan dari pekerja dan bekerjasama
dengan formen (kepala regu), karena yang ada disitu. Ada breafing,
bimbingan dari para kinerja pekerja yang kurang.”(wawancara 12 Juli
2014)
Berdasarkan dari hasil wawancara di atas, menjelaskan bahwa PT. SWP Salatiga
melakukan pelatihan bagi karyawan outsourcing untuk mengembangkan skill dari para
pekerja outsourcing. Dari pelatihan yakni berupa pengembangan skill tersebut, diharapkan
para pekerja dapat lebih disiplin dalam bekerja. Selain itu, PT. SWP Salatiga juga
memperhatikan tingkat kedisiplinan dari para pekerja outsourcing. Oleh karena itu,
pelatihan sebaiknya dilakukan agar para pekerja memiliki skill yang lebih dan dapat lebih
38
produktif dalam bekerja. Dengan demikian, adanya pelatihan pekerja akan memiliki
ketrampilan yang lebih dalam melakukan pekerjaan mereka. Oleh karena itu, perusahaan
penyedia jasa pekerja selalu berkoordinasi dengan perusahaan pengguna dalam pelatihan
pekerja.
7. Penilaian Kinerja Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja
Penilaian kinerja merupakan kegiatan untuk mengetahui dan menilai tentang kinerja
dari sumber daya manusia. Hal ini dilakukan agar dapat lebih memaksimalkan dari sumber
daya manusia yang ada. PT. SWP Salatiga melakukan penilaian kinerja satu tahun
sekali.Berdasarkan wawancara dengan staf lapangan terkait dengan penilaian kinerja
Trendy staf lapangan PT. SWP memaparkan bahwa:
“satu tahun sekali, dilihat dari absensi karena dari situ bisa dilihat
mereka disiplin atau gak. Ijin berapa kali, karena dalam satu bulan
keterangan ijin maksimal empat kali, sedangakan tanpa alasan maksimal
satu kali.”(wawancara 12 Juli 2014)
Hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa PT. SWP Salatiga melakukan
penilaian kinerja satu tahun sekali dan itu dilihat dari tingkat kedisiplinan dari para pekerja.
Mulai berapa kali para pekerja ijin maupun absen tanpa keterangan, sebab peraturan yang
diterapkan oleh perusahaan sendiri sudah jelas untuk ijin tanpa keterangan maksimal dua
belas kali dalam setahundan PT. SWP Salatiga juga bekerjasama dalam penilaian kinerja
dengan pihak pengguna saja melalui supervisor. Dengan demikian penilaian kinerjadari
39
perusahaan penyedia jasa pekerja melihat dari daftar hadir dari para pekerja dan dari situ
bisa dilihat dari para pekerja tingkat kedisiplin tehadap tugas dan tanggung jawabnya dalam
bekerja.
8. Kompensasi Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja
Sistem pemberian kompensasi dalam sebuah perusahaan harus diatur dengan baik,
karena dengan pengelolaan yang baik dan sesuai, maka perusahaan dapat mempertahankan
sumber daya manusianya. Dengan kompensasi yang diberikan akan memicu pekerja untuk
lebih termotivasi dalam menjalankan pekerjaannya.Selain gaji, PT. SWP Salatiga juga
memberikan kompensasi dalam bentuk lain. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Trendy:
“kita ada THR, Jaminan Kesehatan, kupon makan. Biasanya kalau para
pekerja dapat melebihi target produksi biasanya diadakan kumpul bareng
atau rekreasi bersama.”(wawancara 7 Juli 2014)
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, PT. SWP Salatiga mengenai pemberian
kompensasi selain gaji, perusahaan juga memberikan kompensasi lain yaitu berupa THR,
jaminan kesehatan, serta kumpul bersama jika target produksi dapat terpenuhi dengan
maksimal. Pemberian gaji yang diberikan dari PT. SWP Salatiga, berdasarkan UMR kota
Salatiga. Selain itu PT. SWP Salatiga juga memberikan jaminan hari tua, jaminan kematian
dan jaminan kecelakaan kerja. Hasil tersebut sesuai dengan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 150 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Progam Jaminan Sosial
40
Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Borongan, an Perjanjiann Kerja Waktu
Tertentu.
Perhitungan upah di PT. SWP Salatiga kepada karyawan outsourcing adalah tanggal
21 bulan ini s/d tanggal 20 bulan berikutnya. Pengumpulan laporan absensi dan perintah
kerja lemburkaryawan outsourcing dilakukan setiap tanggal 21 setiap bulannya. Seperti
yang dijelaskan oleh Susi selaku staf administrasi PT. SWP Salatiga melalui wawancara:
“kita tutup buku per tanggal 20. Jadi dari tanggal 21 sampai 20 bulan
berikutnya.”(wawancara 25 April 2014)
Berdasarkan hasil wawancara di atas, PT. SWP Salatiga tutup buku per tanggal 20.
Gaji karyawan outsourcingdihitung berdasarkan absensi dan daftar lembur dari para
karyawan outsourcing. Setelah gaji selesesai dihitung, PT. SWP Salatiga kemudian
melakukan penagihan kepada perusahaan pengguna dengan melampirkan dokumen-
dokumen yang diperlukan, antara lain rekapitulasi tagihan yang berisi rincian upah
karyawan, faktur pajak, laporan absensi, perintah kerja lembur. Perusahaan penyedi jasa
pekerjakemudian melakukan pembayaranupah kepada karyawan outsourcingmelalui
transfer bank. Slip gaji dicetak dan didistribusikan kepada semua karyawanoutsourcing,
agar karyawan dapat memeriksa kebenaran dari hak kompensasinya.Selain itu, para pekerja
juga mendapatkan tunjangan lain beri tunjangan hari raya, tunjangan hari tua (JHT),
tunjangan kematian (JKM), tunjangan pemeliharaan kesehatan (JPK), dan tunjangan
41
kecelakaan kerja (JKK). Prosentase yang didapat oleh pekerja yakni sebagai berikut: JHT :
3,7 % ; JKM : 0,30 % ; JPK : 3,00 % dan JKK : 0,24 %.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa pekerja outsourcing juga
mendapatkan kompensasi atas kerja mereka, meskipun mereka berstatus karyawan
outsourcing. Menurut Notoatmdjo (1992) kompensasi merupakan sesuatu yang diterima
oleh karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Selain itu, PT. SWP Salatiga juga
memberikan hak-hak lainnya yang didapatkan oleh karyawan outsourcing, diantaranya
jaminan sosial tenaga kerja yang sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 150 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan
Progam Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Harian Lepas, Borongan, dan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.
9. Pemutusan Hubungan Kerja Pada Perusahaan Penyedia Jasa Pekerja
Pemutusan hubungan kerja merupakan fungsi terakhir dari kegiatan personalia.
Dengan pemberhentian berarti berakhirnya keterikatan kerja antara pekerja dengan
perusahaan.Pelaksanaan PHK yang diterapkan di PT. SWP Salatiga dilaksanakan sesuai
dengan pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja. Seperti yang dijelaskan oleh Trendy
selaku staf lapangan:
42
“PHK catatan tersendiri, seperti pelanggaran disiplin, gak berangkat
berhari-hari, ada masalah di produksi, itu bisa dikeluarkan.”(Wawancara
12 Juli 2014)
Dari wawancara tersebut bisa menjelaskan bahwa pemberhentian dalam
pengelolaan sumber daya manusia di PT. SWP Salatiga menitikberatkan pada kedisiplinan
dan kinerja dari para pekerja. Dalam pelaksanaan pemberhentian ini, PT. SWP Salatiga
pernah melakukan PHK terhadap pekerja. Informasi ini diperoleh dari Trendy selaku staf
lapangan mengatakan:
“sudah pernah, karena pelanggaran kedisiplinan, yang sering masuk
terlambat, tidak kembali lagi ke pabrik waktu istirahat”. (Wawancara 12
Juli 2014)
Berdasarkan informasi diatas melalui hasil wawancara, bahwa PT. SWP Salatiga
pernah melakukan PHK bagi pekerja yang dinilai sudah tidak dapat dipertahankan oleh
perusahaan, karena kedisiplinan yang kurang. Ini berarti PHK yang terjadi karena
kedisiplinan yang sangat kurang dan termasuk kedalam jenis pemutusan hubungan kerja
oleh majikan.
C. Pembahasan
Adanya perencanaan SDM adalah bertujuan untuk menjamin ketersediaan SDM
saat ini maupun yang akan datang. Seperti dengan melakukan interview tiap minggunya
43
yang dilakukan oleh perusahaan penyedia jasa pekerja guna menjaga ketersediaan SDM.
Perencanaan secara sederhana tersebut akan dapat mengatasi kebutuhan dari perusahaan
pengguna jasa. Hal ini sesuai dengan teori bahwa perencanaan sumber daya manusia yaitu
mengestimasikan permintaan (kebutuhan) dan suplai tenaga kerja organisasi di waktu yang
akan datang (Handoko, 2012). Dengan demikian, dengan adanya perencanaan SDM
diharapkan perusahaan penyedia jasa pekerja sewaktu-waktu dapat memenuhi tenaga kerja
secara lebih tepat dan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh perusahaan pengguna.
Perusahaan penyedia jasa pekerja dalam melakukan perekrutan dapat melakukan
kerja sama dengan berbagai pihak guna mendapatkan calon pekerja yang dibutuhkan.
Seperti menjalin kerjasama dengan Kantor pos yang memang dapat menerima untuk
pemasangan info lowongan kerja. Dengan menjalin kerjasama tersebut perusahaan
penyedia jasa pekerja akan terbantu dalam proses perekrutan. Oleh karena itu, dengan
adanya menjalin kerjasama diharapkan perusahaan penyedia jasa pekerja mendapatkan
tenaga kerja yang sesuai dengan kualifikasi yang nantinya akan ditempatkan di perusahaan
pengguna jasa.
Perusahaan penyedia jasa pekerja setelah mendapatkan calon pekerja kemudian
perusahaan melakukan proses seleksi untuk mendapatkan kandidat yang sesuai. Dari proses
seleksi yang dilakukan tersebut, dapat membantu perusahaan penyedia jasa pekerja dalam
menyeleksi dari para calon pekerja outsourcing. Pekerja yang dibutuhkan tidak
mengutamakan knowledge worker, perusahaan penyedia jasa pekerja lebih mengutamakan
44
fisik dari para calon pekerja outsourcing. Hal tersebut dilakukan karena situasi pekerjaan
yang mengharuskan pekerja memiliki ketahanan fisik yang kuat. Dengan begitu diharapkan
perusahaan penyedia jasa pekerja dapat memenuhi kebutuhan SDM dari perusahaan
pengguna jasa sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Setelah PPJP mendapatkan
pekerja selanjutnya melakukan perjanjian kontrak. Perjanjian kontrak kerja antara
perusahaan penyedia jasa pekerja dengan pekerja outsourcing yang diantaranya
menjelaskan kewajiban para pekerja dengan PT. Surya Wahana Perkasa Salatiga, upah, jam
kerja, kompensasi, tata tertib, dan lain-lain.
Perusahaan pengguna jasa setelah menerima pekerja, kemudian melakukan kegiatan
pengenalan atau orientasi terhadap lingkungan kerjanya. Orientasi yang dilakukan oleh PT.
SWP Salatiga dapat memberikan manfaat agar para pekerja outsourcing baru dapat
beradaptasi dengan lingkungan kerjanya. Sehingga para pekerja dapat bekerja dengan lebih
maksimal lagi. Seperti melakukan pengenalan terhadap lingkungan kerja/perusahaan,
pengenalan alat-alat kerja yang digunakan, maupun beradaptasi dengan orang-orang
disekitar lingkungan kerja tersebut. Sutopo (2013) menjelaskan bahwa perusahaan
pengguna dan perusahaan penyedia jasa pekerja dapat bekerjasama melakukan kegiatan
orientasi atau pengenalan terhadap pekerja baru. Bagi perusahaan penyedia jasa pekerja,
proses orientasi memang harus dilakukan untuk menyesuaikan antara pekerja dengan
lingkungan kerjanya. Sehingga antara perusahaan penyedia jasa pekerja dan perusahaan
pengguna jasa dapat saling bekerjasama dalam kegiatan orientasi ini.
45
Pada perusahaan penyedia jasa pekerja, melakukan pelatihan merupakan salah satu
hal yang dapat lebih meningkatkan kinerja dari para pekerja. Menurut Sutopo (2013)
adapun tujuan pelatihan sendiri untuk meningkatkan kerampilan kerja, meningkatkan
kedisiplinan karyawan, untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas kerja serta untuk
mengurangi kecelakaan kerja. Salah satu caranya dapat melalui dari pengembangan skill.
Pengembangan skill dilakukan agar dapat meningkatkan produktifitas dari para pekerja
outsourcing. Oleh karena itu, setiap perusahaan penyedia jasa pekerja dalam pemenuhan
kebutuhan SDM dari perusahaan pengguna jasa dapat selalu mengembangakan progam
pelatihan untuk para pekerja outsourcing, seperti dengan menjalin kerjasama dengan
lembaga pelatihan.
Untuk menjaga kinerja dari para pekerja outsourcing, perusahaan penyedia jasa
pekerja melakukan penilaian kinerja. Penilaian kinerja dilakukan guna untuk melihat
kemampuan dari para pekerja dalam hal kinerjanya. Seperti melakukan penilaian kinerja
dengan melihat tingkat kedisiplinan dari para pekerja outsourcing. Hal tersebut salah satu
cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan penyedia jasa pekerja untu menilai kinerja
pekerja. Yasar (2011) menjelaskan penilaian kinerja dapat dilakukan melalui team leader
atau supervisornya baik itu dari perusahaan penyedia jasa pekerja maupu perusahaan
pengguna jasa. Oleh karena itu, penilaian kinerja merupakan salah satu hal yang harus
dilakukan guna menjamin kinerja dari para pekerja outsourcing untuk perusahaan pengguna
jasa.
46
Pemberian kompensasi kepada pekerja outsourcing setidaknya sama dengan pekerja
biasa. Pemberian kompensasi merupakan salah satu faktor yang mendorong agar pekerja
lebih termotivasi dalam bekerja. Salah satunya dengan pemberian bonus seperti rekreasi
bersama, jaminan kesehatan, tunjangan hari raya dan lain-lain. Sebagai perusahaan
penyedia jasa pekerja yang sekaligus mengelola dalam administrasi personalia, perusahaan
dapat memberikan kompensasi yang sesuai yang diterima oleh para pekerja outsourcing.
Oleh karena itu, pemberian kompensasi merupakan hal yang sensitive maka harus diberikan
secara adil kepada para pekerja.
Pemutusan hubungan kerja merupakan hak dari perusahaan penyedia jasa pekerja
karena pekerja outsourcing merupakan pekerja dari perusahaan tersebut. Perusahaan
pengguna jasa hanya menggunakan jasa dari PPJP tersebut. Salah satu hal yang dapat
memutuskan hubungan kerja ialah karena pelanggaran disipilin yang berat yang dilakukan
oleh pekerja. Seperti yang dijelaskan oleh Asyhadie (2006) bahwa terdapat jenis-jenis
pemutusan hubungan kerja salah satunya yaitu pemutusan hubungan kerja oleh
majikan/perusahaan karena kesalahan pihak pekerja. Oleh karena itu, PPJP dapat
melakukan PHK kepada pekerja outsourcing selama pekerja tersebut melakukan
pelanggaran yang dianggap berat oleh perusahaan.
47
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui wawancara tentang
implementasi pelaksanaan administrasi personalia pada perusahaan penyedia jasa pekerja di
PT. Surya Wahana Perkasa Salatiga maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
administrasi personalia di PT. Surya Wahana Perkasa meliputi dari perencanaan SDM,
perekrutan, proses seleksi, melakukan perjanjian kontrak kerja, orientasi, pelatihan,
penilaian kinerja, pemberian kompensasi dan sampai pemutusan hubungan kerja (PHK).
Dalam mengelola administrasi personalia PT. Surya Wahana Perkasa Salatiga dalam
perekrutan, PT. Surya Wahana Perkasa menggunakan media iklan lowongan yang ada di
Kantor Pos maupun bisa datang langsung ke perusahaan. Proses seleksi yang digunakan
dalam penerimaan pekerja yaitu menyeleksi para pelamar sesuai kualifikasi, melakukan
serangkaian tes melalui wawancara, membuat daftar kandidat berdasarkan hasil
wawancara, mengirim kandidat ke perusahaan pengguna jasa dan membuat kontrak kerja.
Pelatihan yang diberikan kepada para pekerja outsourcing yakni meningkatkan skill dan
kedisiplinan dari para pekerja, karena terdapat kinerja pekerja yang kurang. Sistem
penilaian kinerja yang diterapkan oleh PT. Surya Wahana Perkasa Salatiga dengan melihat
dari daftar hadir dari para pekerja dan dari situ bisa dilihat dari para karyawan tingkat
kedisiplin tehadap tugas dan tanggung jawabnya dalam bekerja. Sistem kompensasi yang
diberikan berupa gaji pokok berdasarkan UMR. Selain gaji pokok, ada kompensasi lain
48
berupa THR, Jamsostek serta rekreasi bersama. Pemutusan hubungan kerja yang diterapkan
oleh PT. Surya Wahana Perkasa Salatiga menitik beratkan pada kedisiplinan pekerja.
Implikasi Terapan
Implikasi terapan dalam penelitian ini adalah bagi perusahaan penyedia jasa pekerja
yaitu PT. Surya Wahana Perkasa Salatiga dan perusahaan sejenisnya agar lebih bisa
mengembangkan kegiatan administrasi personalia seperti mengembangkan dalam proses
perekrutan dengan metode perekrutan online.
Implikasi Teoritis
Secara teoritis, administrasi personalia pada perusahaan penyedia jasa pekerja di
PT. Surya Wahana Perkasa Salatiga adalah melakukan kegiatan personalia seperti
perencanaan SDM, rekrutmen, proses seleksi, perjanjian kontrak kerja, orientasi, pelatihan,
penilaian kinerja, kompensasi dan pemutusan hubungan kerja.
Saran
1. Saran bagi perusahaan
Bagi perusahaan disarankan untuk meningkatkan implementasi administrasi
personalia sehingga dapat mengelola kegiatan tersebut dengan maksimal dan dapat
memberi pelayanan yang terbaik bagi pengguna jasa PPJP.
2. Saran bagi penelitian mendatang
49
Bagi penelitian mendatang, dapat melakukan penelitian yang lebih memfokuskan
pada salah satu kegiatan administrasi personalia di perusahaan penyedia jasa pekerja
agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih fokus.
50
DAFTAR PUSTAKA
Asyhadie, Zaeni dkk, 2006, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan. PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta
Bangun, Wilson, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga, Jakarta.
Divisi Riset PPM Manajemen, Agustus 2008 dalam
https://www.google.com/search?q=Divisi+Riset+PPM+Manajemen,+Agustus+2008
&gws_rd=ssldiakses 13 Januari 2014, 18.00 wib
Handoko, T. Hani, Dr. M.B.A., 2012, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,
Yogyakarta: BPFE,
http://indodatapratama.co.id/services/man-power-outsource/, diakses 4 Agustus 2014,
12.00 wib
Kunarti, Siti, 2009, Perjanjian Pemborongan Pekerjaan (Outsourcing) Dalam Hukum
Ketenagakerjaan, Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto,
Jurnal Hukum Vol. 9 No. 1.
Mangkuprawira, Sjafri, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, Ghalia
Indonesia, Bogor
Marwansyah, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia, Alfabeta, Bandung.
Miftahuddin, 2007, Pelaksanaan Administrasi Personalia Di SMK Pondok Karya
Pembangunan Ciracas Jakarta Timur, Universitas Islam Neeri Syarif Hidayahtullah
Jakarta.
Mondy, R. Wayne, 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga, Jakarta.
Nawawi, Hadar., 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis yang Kompetitif,
BPFE UGM, Yogyakarta
Notoatmodjo, Soekidjo, Prof. Dr., 2003, Pengembangan Sumber Daya Manusia, PT Rineka
Cipta: Jakarta
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 1999 Tentang Upah
Minimum.
51
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2012 Tentang Syarat-Syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada
Perusahaan Lain.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 102 Tahun
2004 Tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah Kerja Lembur.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 150 Tahun
1999 Tentang Penyelenggaraan Progam Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga
Kerja Lepas, Borongan, dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1994 Tentang Tunjangan Hari
Raya Keagamaan Bagi Pekerja Di Perusahaan.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan
Progam Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Putri, Nur Antika Agustin, 2013, Sistem Outsourcing Bagi Perusahaan Dan Karyawan,
http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2013/11/01/sistem-outsourcing-bagi-
perusahaan-dan-karyawan--604504.html, diakses 22 Juli 2014, 02.00 wib.
Ranupandojo, Heidjrachman, 1986, Manajemen personalia, BPEF Yogyakarta.
Saifudien, 2009, Perjanjian Kerja Outsourcing,
http://saifudiendjsh.blogspot.com/2013/10/perjanjian-kerja-outsourcing.html,
diakses 4 Agustus 2014 , 12.00 wib
Sari, Fitri Yunila, 2009, Pengaruh Sistem Rekrutmen Terhadap Kinerja Karyawan
Outsourcig Pada PT. Personel Alih Daya Wilayah Sumbagut, Jurnal, Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan.
Simamora, Henry, 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN, Yogyakarta.
Soegianto, Marsha Yuliana dan Sutanto, M Eddy., 2013, Penerapan Strategi Alih Daya
(Outsourcing) Di UD. Puyuh Plastik Ditinjau Dari Ketentuan Perundangan Dan
Etika Bisnis, Jurnal,Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen,
Universitas Kristen Petra Surabaya.
Sovia., 14 Oktober 2008, Pengertian Outsourcing,
http://www.hrcentro.com/artikel/Pengertian_Outsourcing_081014.html,diakses
tanggal 23 Juli 2013, jam 19.00
52
Sugiyono, 2010,Memahhami Penelitian Kualitatif, Alfabeta, Bandung.
Suharti, Lieli dan Irene Aprilia, 2011. Rekrutmen, Seleksi, dan Penempatan Tenaga Kerja
Indonesia Ke Luar Negeri, Widya Sari Press, Salatiga.
Sutedi, Adrian, S.H, M.H , 2009, Hukum Perburuhan, Sinar Grafika, Jakarta.
Sutopo, Sapta Hendra, 2013, Tahapan-Tahapan Outsourcing bag.7,
https://www.facebook.com/notes/sapta-hendra-sutopo/tahapan-tahapan-outsourcing-
bag7/10151610569020867
diaskses 7 Juli 2014, 19.30 wib
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Yasar, Iftida, 2011, Menjadi Karyawan Outsourcing, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
53
LAMPIRAN
54
HASIL WAWANCARA
Hari/Tanggal : Rabu, 19 Maret 2014
Jumat, 25 April 2014
Sabtu, 12 Juli 2014
Senin, 14 Juli 2014
Key Informan : Kepala Pimpinan Cabang : Bp. Immanuel Wibowo
Staf Administrasi : Wahyu Susi Pratiwi
Staf Lapangan : Trendy Setyawan
Tempat : Kantor PT. Surya Wahana Perkasa Salatiga
55
1. Bagaimana PT. Surya Wahana Perkasa Salatiga melakukan perencanaan SDM
dalam memenuhi kebutuhan perusahaan pengguna jasa?
“kita melakukan perencanaan dengan tiap minggu melakukan
interview untuk stok buat kebutuhan pekerja dari perusahaan
pengguna, karena kadang perusahaan mintanya bisa sewaktu-waktu”
(wawancara 19 Maret 2014 oleh Bp. Immanuel Wibowo)
2. Bagaimana PT. Surya Wahana Perkasa Salatiga mendapatkan tenaga kerja untuk
pemenuhan ke perusahaan pengguna jasa?
“kita kalo sekarang lebih efektif pasang iklan lowongan di kantor pos. Di Salatiga
ada lima kecamatan yang dikatakan lebih produktif dalam arti sering dikunjungi.
Kalo dulu awal-awal selain pasang iklan di kantor pos, di koran, kita juga nyebar
kita nempel brosur di tempat seperti pangkalan ojek, warung-warung, seperti itu
untuk awa-awal. Tapi untuk sekarang selain dari mulut ke mulut kita juga nempel
di kantor pos.”(wawancara, 19 Maret 2014 oleh Bp. Immanuel Wibowo)
3. Kapan saja PT. Surya Wahana Perkasa Salatiga meakukan perekrutan?
“kalo perekrutan bisa dibilang setiap saat bisa dilakukan perekrutan. Dalam arti
selain kita mengikuti pihak pengguna, misalnya pengguna minta interview ya kita
ikut, tetapi bisa saja disini kita selaku outsourcing juga ibaratnya ada rutin, jadi
misalnya seminggu dua sampai tiga kali saya lakukan interview untuk stok. Dalam
arti dari interview itu nanti mereka saya saring siapa-siapa yang lolos dari
56
interview, jadi info kita ke mereka semacam untuk saya sendiri untuk proses seleksi.
Jadi saat ada pabrik yang minta interview atau minta orang kita bisa
cepet.”(wawancara 19 Maret 2014 oleh Bp. Immanuel Wibowo)
4. Bagaimana prosedur pengiriman surat lamaran?
“bisa dititipkan di kantor pos, langsung kesini juga bisa. Tapi kebanyakan kalau
yang dekat itu mereka langsung ke kantor karena sekalian mereka tau kantornya
dimana. Kalo yang jauh biasanya lewat kantor pos.”(wawancara 25 April 2014
oleh Wahyu Susi Pratiwi)
5. Berapa surat lamaran yang biasanya masuk?
“Rata-rata kalo pas rame sehari itu kalo kayak musiman, kayak kalo habis lulusan
itu banyak yang nglamar, kalo habis lebaran itu juga banyak yang nglamar. Tapi
disini kan sistemnya kalo pabrik membutuhkan baru kita panggil.”(wawancara 25
April 2014 oleh Wahyu Susi Pratiwi)
6. Bagaiaman mneyeleksi surat lamaran yang masuk?
“yang pertama itu pendidikannya, kalo minimal kan SMA, jadi seumpama ada yang
SMP, cowok itu gak bisa. Untuk fisik juga diperhatikan kalo cewek tinggi
minimalnya 150 cm, kalo cowok minimal 168 cm. tapi sekarang kebanyakan 170 cm
minimal, karena disana kan mesinnya tinggi-tinggi dan untuk angkat junjung
juga.”(wawancara 25 April 2014 oleh Wahyu Susi Pratiwi)
7. Bagaimana proses seleksi yang dilakukan di PT. Surya Wahana Perkasa Salatiga?
57
“proses seleksi ya sama seperti umumnya. Dalam arti interview, kalo disini kan
hanya interview saja ya, tapi dalam arti dari interview kan kita lihat proses seleksi
dari penampilan mereka, wawancara langsung dalam arti sambil wawancara kan
rata-rata bisa melihat respon mereka, tutur katanya seperti apa, terus
penampilannya gimana, cara duduknya gimana , seperti itu.”(Wawancara 25 April
2014 oleh Wahyu Susi Pratiwi)
8. Hal apa saja yang ditanyakaan saat melakukan interview?
“seperti keluarga, latar belakang keluarga, latar belakang pendidikan terus untuk
motivasinya, ya itu aja, sama keahliannya dia. Kebayakan kalo disini pengalaman
kerja juga.itu juga ditentukan kalo merekada yang pengalamannya untuk bagian
mesin, ya berarti ditempatkan bisa jadi di operator, kayak gitu kalo hanya sekedar
SMA, belum punya pengalaman, biasanya mereka ditaruhkan dibagian kayak
packing, bersih-bersih, kayak gitu aja…”(wawancara 25 April 2014 oleh Wahyu
Susi Pratiwi)
9. Bagaimana kegiatan orientasi yang dilakukan oleh PT. Surya Wahana Perkasa
Salatiga?
“ada kegiatan orientasi langsung di pabrik yang training dari pabrik.”(wawancara
12 Juli 2014 oleh Trendy Setiawan)
10. Bagaimana pelatihan yang diberikan oleh PT. Surya Wahana Perkasa Salatiga?
58
“Kita mengembangkan skill, kedisiplinan dari pekerja dan bekerjasama dengan
formen (kepala regu), karena yang ada disitu. Ada breafing, bimbingan dari para
kinerja pekerja yang kurang.”(wawancara 12 Juli 2014 oleh Trendy Setiawan)
11. Bagaimana penilaian kinerja yang dilakukan oleh PT. Surya Wahana Perkasa
Salatiga?
“satu tahun sekali, dilihat dari absensi karena dari situ bisa dilihat mereka disiplan
atau gak. Ijin berapa kali, karena dalam satu bulan keterangan ijin maksimal empat
kali, sedangakan tanpa alasan maksimal satu kali.”(wawancara 12 Juli 2014 oleh
Trendy Setiawan)
12. Bagaimana pemberian kompensasi yang didapatoleh para pekerja ?
“kita ada THR, Jaminan Kesehatan, kupon makan. Biasanya kalau para pekerja
dapat melebihi target produksi biasanya diakan kumpul bareng atau rekreasi
bersama.”(wawancara 7 Juli 2014 oleeh Trendy Setiawan)
13. Bagaimana perhitungan periode upah pada pekerja?
“kita tutup buku per tanggal 20. Jadi dari tanggal 21 sampai 20 bulan
berikutnya.”(wawancara 25 April 2014 oleh Wahyu Susi Pratiwi)
14. Bagaimana sistem PHK yang diterapkan oleh PT. Surya Wahana Perkasa Salatiga?
59
“PHK catatan tersendiri, seperti pelanggaran disiplin, gak berangkat berhari-hari,
ada masalah di produksi itu bisa dikeluarkan.”(Wawancara 12 Juli 2014 oleh
Trendy Setiawan)
15. Apakah PT. Surya Wahana Perkasa Salatiga sudah pernah melakukan PHK?
“sudah pernah, karena pelanggaran kedisiplinan, yang sering masuk terlambat,
tidak kembali lagi ke pabrik waktu istirahat, karena usia karyawan masih muda-
muda”. (Wawancara 12 Juli 2014 oleh Trendy Setiawan)