hukum agraria

26
HUKUM AGRARIA Pengertian Hukum Agraria dan Hukum Tanah Dalam Mata Kuliah Pengantar Hukum Indonesia Dr. H. Martin Roestamy S.H., M.H FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS DJUANDA – BOGOR www.unida.ac.id

Upload: bpratama12

Post on 29-Nov-2015

129 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

HUKUM AGRARIA

Pengertian Hukum Agraria dan Hukum Tanah

Dalam Mata Kuliah Pengantar Hukum IndonesiaDr. H. Martin Roestamy S.H., M.H

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS DJUANDA – BOGORwww.unida.ac.id

DAFTAR BACAAN

HUKUM AGRARIA

Ainudin Salle, Hukum Pengadaan Tanah untuk Kepentigan Umum, Kreasi TotalMedia, Yogyakarta, 2007.

Aslan Noor, Konsep Hak Milik Atas Tanah bagi Bangsa Indonesia, Mandar Maju,Bandung, 2006.

Ali Achmad Chomzah, Hukum Pertanahan, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2003.

-------------------, Hukum Agraria (Pertanahan) Indonesia Jilid 2, PrestasiPustaka, Jakarta, 2004.

Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia : Sejarah Pembentukan Undang-undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Edisi Revisi,Djambatan, Jakarta, 1999.

------------------, Hukum Agraria Indonesia : Himpunan Peratura-peraturanHukum Tanah, Edisi Revisi, Cet. 17, Djambatan, Jakarta, 2006.

B.F. Sihombing, Evolusi Kebijakan Pertanahan dalam Hukum Tanah Indonesia,Gunung Agung, Jakarta, 2005.

A.P. Parlindungan, Serba-serbi Hukum Agraria, Alumni, Bandung, 1984.

------------------, Kapita Selekta Hukum Agraria, Alumni, Bandung, 1981.

Gunawan Widjaja dan Kartini Muljadi, Hak-hak Atas Tanah, Cet. Keempat,Kencana, Jakarta, 2004.

Herman Hermit, Cara Memperoleh Sertifikat Tanah Hak Milik, Tanah Negaradan Tanah Pemda, Mandar Maju, Bandung, 2004.

Irawan Soerodjo, Kepastian Hukum Hak Atas Tanah di Indonesia, Arkola,Surabaya, 2003.

Mohammad Hatta, Hukum Tanah Nasional dalam Perspektif NegaraKesatuan, Hukum Tanah : Antara Teori dan Kenyataan Berkaitandengan Kesejahteraan dan Persatuan Bangsa, Media Abadi,Yogyakarta, 2005.

I Wayan Suandra, Hukum Pertanahan Indonesia, Rineka Cipta, Jakarta, 1991.Oloan Sitorus dan Zaki Sierrad, Hukum Agraria di Indonesia : Konsep Dasar

dan Implementasi, Mitra Kebijakan Tanah Indonesia, Yogyakarta,2006.

Suardi, Hukum Agraria, Iblam, Jakarta, 2005.Supriadi, Hukum Agraria, Sinar Grafika, Jakarta, 2007.Tampil Ashari Siregar, Pendalaman Lanjutan Undang-undang Pokok Agraria,

Pustaka Bangsa Press, Medan, 2005.Urip Santoso, Hukum Agraria & Hak-hak Atas Tanah, Kencana, Jakarta, 2005.Tanpa nama, Undang-undang Agraria, Sinar Grafika, Jakarta, 2006.-----------------, Pendaftaran Tanah di Indonesia, Koperasi Pegawai Badan

Pertanahan Nasional Bumi Bakti, Jakarta, 1998.-----------------, Kumpulan Hasil-hasil Seminar Hukum Agraria : Reformasi

Hukum Agraria, Pusat Studi Hukum Agraria Fakultas HukumUniversitas Sumatera Utara, Medan, 1998.

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malamdan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagimanusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan airitu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumiitu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikanantara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dankebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (Qs : Albaqoroh : 164).

I. Pengertian Agrariaa. Secara Umum

Secara umum Agraria berasal dari bahasa LatinAger yang berarti “Sebidang Tanah”, dan kataAgrarius yang berarti Perladangan, persawahandan pertanaian.

b. Secara Administratif pemerintahan

Secara administratif pemerintahan, Agrariadiartikan sebagai Tanah; yang dibedakanmenjadi Tanah Pertanian dan Tanah NonPertanian.

c. Dalam UUPA

Dalam Undang-undang Pokok Agraria, pengertian Agraria diberikan dalam arti yang luas yaitu :

Agraria dalam arti yang luas meliputi : Bumi, Air dan Kekayaan alamyang terkandung di dalamnya.

Agraria

Bumi; Air; dan Kekayaan Alam yang terkandung di dalamnya.

BUMI :Meliputi permukaan bumi (yang disebut tanah), tubuh bumi dibawahnya serta yang berada di bawah air. Dengan demikianpengertian “tanah” meliputi permukaan bumi yang ada di daratandan permukaan bumi yang berada di bawah air, termasuk air laut.

AIR :

Baik perairan pedalaman, maupun laut wilayah Indonesia

KEKAYAAN ALAM YANG TERKANDUNG di DALAMNYA :

Bumi : Bahan-bahan galian, yaitu unsur kimia, mineral-mineral,bijih-bijih dan segala macam batuan, termasuk batuan-batuan mulia yang merupakan endapan-endapan alam.

Air : Ikan dan lain-lain kekayaan alam yang berada di dalamperairan pedalaman dan laut-laut Wilayah Indonesia.

Pengertian Agraria dalam ruang lingkup yang sempit, bisa terwujud hak-hak atas tanah atau pertanian saja. sedangkan pengertian agraria dalam ruang lingkup yang luas yakni meliputi bumi, air, ruang angkasa dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. (Pasal 1 dan 2 UUPA).

AGRARIA

II. Pengertian Hukum Agraria

a. dalam UUPA

Dalam pengertian UUPA, hukum Agraria bukan hanya merupakan suatu perangkat bidang hukum melainkan

suatu kelompok berbagai bidang hukum.

Hukum Tanah, yang mengatur hak-hak penguasaan atas tanah, dalam arti permukaan bumi;

Hukum Air, yang mengatur hak-hak penguasaan atas air;

Hukum Pertambangan, yang mengatur hak-hak penguasaan atas bahan-bahan galian yang dimaksudkan oleh UU Pokok Pertambangan;

Hukum Perikanan, yang mengatur hak-hak penguasaan atas kekayaan alam yang terkandung di dalam air;

Hukum Penguasaan atas Tenaga dan Unsur-unsur dalam Ruang Angkasa (bukan “Space Law”), mengatur hak-hak penguasaan atas tenaga dan unsur-unsur dalam ruang angkasa yang dimaksudkan oleh Pasal 48 UUPA.

b. dalam Pendidikan Tinggi Hukum

Dalam pendidikan tinggi hukum di Indonesia Hukum Agraria disajikan sebagai mata kuliah yang mempelajari Hukum

Tanah, baik yang meliputi aspek publik maupun perdata.

c. Pendapat beberapa Tokoh

Subekti / Tjitro Soedibjo : “ Hukum Agraria (agrarisch recht) adalah keseluruhan dari pada ketentuan-ketentuan hukum, baik hukum perdata, maupun hukum negara (administratif recht) yang mengatur hubungan-hubungan antar orang termasuk badan hukum, dengan bumi, air, dan ruang angkasa dalam seluruh wilayah negara dan mengatur pula wewenang yang bersumber pada hubungan-hubungan tersebut.

Gouwgioksiong, memberi isi yang lebih luas pada pengertian “Hukum Agraria” dari pada huku tanah. Dikatakannya : “ ….hukum agraria memberi lebih banyak keleluasaan untuk mencakup pula di dalamnya berbagai hal mempunyai hubungan pula dengan, tetapi tidak melulu mengenai tanah. Misalnya persoalan jaminan tanah untuk hutang …..

E. Utrecht, secara tegas memberikan pengeretian yang sama pada hukum agrari dan hukum tanah. Tetapi dalam arti yang sempit, yaitu hanya meliputi bidang hukum Administrasi Negara. Menurutnya : “ Hukum Agraria dan Hukum Tanah menjadi bagian Hukum Tata Usaha Negara, yang menguji perhubungan-perhubungan hukum istimewa yang diadakan akan memungkinkan para pejabat yang bertugas menguerus soal-soal tentang agraria, melakukan tugas mereka itu.”

Pendapat beberapa Tokoh

S.J. Fokhema Andreae, merumuskan Agrarisch recht sebagai keseluruhan peraturan-peraturan hukum mengenai usaha tana dan tanah pertanian, tersebar dalam berbagai bidang hukum (hukum perdata, hukum pemerintahan) yang disajikan sebagai suatu kesatuan untuk keperluan studi tertentu.

Dasar Hukum Agraria dalam UUD 1945

Pasal 33 ayat (3) UUD 1945

“ Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung dalam bumi adalah pokok-pokok kemakmuran rakyat. Sebab itu harus

dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat “.

Tujuan Hukum AgrariaTujuan prinsip

“Melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”

Tujuan pokok UUPA

a. Meletakkan dasar-dasar bagi penyusunan hukum agraria nasional, yang akan merupakan alat untuk membawa kemakmuran, kebagahgiaan dan keadilan bagi negara dan rakyat, dalam rangka masyarakat yang adil dan makmur;

b. Meletakkan dasar-dasar untuk mengadakan kesatuan dan kesederhanaan dalam hukum pertanahan;

c. Meletakkan dasar-dasar untuk memberikan kepastian hukum mengenai hak-hak atas tanah bagi rakyat seluruhnya.

Asas-asas Hukum Agraria Nasional

1. Kenasionalan

Pasal 1 UUPA

Asas-asas Hukum Agraria Nasional2. Kekuasaan Negara

Dalam UUPA diatur bahwa negara tidak perlu dan tidak pada tempatnya sebagai pemilik tanah,

Negara sebagai organisasi kekuasaan keseluruhan rakyat

hanya sebagai Badan Penguasa yang menguasai atas bumi, air dan

ruang angkasa

3. Pengakuan tehadap Hak Ulayat

Pasal 3 UUPA

4. Asas Fungsi Sosial

Pasal 6 UUPA

5. Asas Kebangsaan

Pasal 9 jo. Pasal 21 ayat (1) UUPA

Hanya warga negara Indonesia saja yang dapat mempunyai hak milik atas tanah

6. Asas Persamaan Hak

Pasal 9 Ayat (2) UUPA

7. Perlindungan bagi warga negara yang lemah

Pasal 11 Ayat (1,3) jo Pasal 13 UUPA

8. Tanah pertanian harus dikerjakan atau diusahakan secara aktif oleh pemiliknhya sendiri

9. Asas Perencanaan

Perlu adanya rencana mengenai peruntukan, penggunaan dan persediaan bumi, air dan ruang angkasa untuk berbagai

kepentingan hidup rakyat dan negara.

III. Perkembangan Hukum Agraria …………

III. Perkembangan Hukum Agraria

Masa Kolonial

Sebelum s/d 1870

a. Zaman VOCb. Zaman Daendelsc. Zaman Refflesd. Zaman Culturstelsel

Sesudah 1870

•Agrarische wet 1870•Agraria Besluit S.1870-118

Sesudah 1942

AGRARIA

Masa kemerdekaan s/d 1960

• UU No. 58 Th.1954 ttg : Penyelesaian soal Pemakaian Tanah Perkebunan oleh Rakyat;

• UU No. 19 Th. 1956 ttg : Penentuan Perusahaan Pertanian/Perkebunan Milik Belanda yang dikenakan Nasionalisasi;

• UU No. 29 Th. 1956 ttg : Peraturan Pemerintah dan Tindakan-tindakan Mengenai tanah Perkebunan

UUPA

5 Lima perangkat hukum agraria sebelum UUPA

1. Hukum agraria adat

2. Hukum agraria barat

3. Hukum agraria administratif

4. Hukum agraria swapraja

5. Hukum agraria antar golongan

IV. Hukum Tanah

Dalam pengertian konteks Agraria,tanah berarti permukaan bumi palingluar, berdimensi dua dengan ukuranpanjang dan lebar. Hukum tanah di sinibukan mengatur tanah dalam setiapaspeknya, melainkan hanya mengatursalah satu aspek yuridisnya yangdisebut dengan hak-hak penguasaanatas tanah.

Manusia dan tanah

•Tanah merupakan benda yang memiliki nilai ekonomis;

•Tanah mempunyai hubungan magis religius selain hubungan hukum;

•Tanah tempat manusia lahir, dibesarkan dan kemudian meninggal dunia;

•Tanah memiliki fungsi sosial bagi kehidupan manusia, baik secara individu maupun kelompok; dan juga dibutuhkan untuk kepentingan umum.

TANAH

Pengertian yuridis

Permukaan Bumi

Sedangkan hak atas tanah adalah hak atas sebagian tertentu permukaan bumi, yang berbatas, berdimensi dua dengan ukuran

panjang dan lebar.

Hak atas tanah yang disediakan oleh hukum bukan hanya memberikan wewenang untuk mempergunakan sebagian tertentu permukaan bumi yang bersangkutan, yang disebut tanah, tetapi juga tubuh bumi yang

ada di bawahnya dan air serta ruang yang ada di atasnya.

Permukaan bumi (tanah)

Ruang di atas permukaan bumi

Tubuh bumi yang ada di bawahnya

Air(bawah tanah)

0 m

LAUT

TANAH

Pengertian TANAH > …Perrmukaan bumi yang berada di bawah air, termasuk di bawah air laut.

Bangunan dan tanaman di atas tanah

Dalam hukum negara-negara yang menggunakan Asas Accesie atau Asas Pelekatan, bangunan dan tanaman yang ada di atas tanah merupakan satu kesatuan dengan tanah, merupakan bagian dari

tanah yang bersangkutan.

Dalam hukum tanah kita menggunakan asas hukum adat

Asas Pemisahan Horizontal (horizontale scheiding)

Bangunan dan tanaman bukan merupakan bagian dari tanah

Maka hak atas tanah tidak dengan sendirinya meliputi pemilikan bangunan dan tanaman yang ada di atasnya.

HAK PENGUASAAN ATAS TANAH

Tata jenjang hirarki hak-hak penguasaan atas tanah dalam hukum tanah nasional Indonesia

Hak Bangsa Indonesia, sebagai hak penguasaan atas tanah tertinggi, beraspek perdata dan publik

Hak Menguasai dari Negara, semata-mata beraspek publik

Hak Ulayat Mayarakat Hukum Adat, beraspek perdata dan publik

Hak-hak Perorangan/individual, beraspek perdata :• hak-hak atas tanah;• Wakaf, yaitu hak milik yang sudah diwakafkan;• hak Jaminana atas Tanah yang disebut “Hak Tanggungan”