hukum agraria

264
HUKUM AGRARIA www.sesukakita.wordpress.com 1

Upload: sesukakita

Post on 28-May-2015

7.431 views

Category:

News & Politics


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 1

HUKUM AGRARIA

Page 2: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 2

HAK-HAK AGRARIA

HAK-HAK AGRARIA BERDASARKAN UUPA1. Hak atas tanahYaitu hak yang memberi wewenang untuk

menggunakan atau mengusahakan tanah tertentu

2. Hak Guna air3. Hak Pemeliharaan dan penangkapan air4. Hak Guna Ruang Angkasa

Page 3: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 3

Jenis-jenis hak atas tanah menurut Pasal 16 ayat (1) UUPA:

1. HAK MILIK2. HAK GUNA USAHA3. HAK GUNA BANGUNAN4. HAK PAKAI5. HAK SEWA6. HAK MEMBUKA TANAH7. HAK MEMUNGUT HASIL

Page 4: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 4

8. Hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak tersebut diatas yang akan ditetapkan dengan Undang-undang serta hak-hak yang sifatnya sementara sebagai yang disebutkan dalam Pasal 53 UUPA ;

Hak gadai Hak usaha bagi hasil Hak menumpang Hak sewa tanah pertanian

Page 5: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 5

HAK MILIK

adalah hak turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah (pasal 20 ayat 1 UUPA)

Page 6: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 6

HAK GUNA USAHA

adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara (pasal 28 ayat 1 UUPA)

Page 7: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 7

HAK GUNA BANGUNAN

adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri,dengan jangka waktu paling lama 30 tahun (pasal 35 ayat 1 UUPA)

Page 8: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 8

HAK PAKAI

adalah hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat yang berwenang memberikannya atau dalam perjanjian dengan pemiliknya tanahnya, yang bukan perjanjian sewa menyewa atau perjanjian pengolahan tanah, segala sesuatu asal tidak bertentangan dengan jiwa dan ketentuan undang-undang ini (pasal 41 ayat 1 UUPA)

Page 9: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 9

HAK SEWA

adalah hak yang dipunyai seseorang atau suatu badan hukum mempunyai hak sewa atas tanah, apabila ia berhak mempergunakan tanah milik orang lain untuk keperluan bangunan, dengan membayar kepada pemiliknya sejumlah uang sebagai sewa (pasal 44 ayat 1 UUPA)

Page 10: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 10

HAK HAK AGRARIA SECARA ILMIAH MENCAKUP;

1. Hak atas tanah ; hak atas tanah bersifat tetap meliputi; hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai, hak sewa untuk bangunan, hak untuk pengelolaan (HAk pengelolan diatur dalam PMA No 9/1965 Ttg Pelaksanaan konversi hak penggunaan atas tanah Negara dan ketentuan-ketentuan kebijakan selanjutnya. Sedangkan hak atas tanah yang bersifat sementara. Yaitu hak gadai, hak guna usaha bagi hasil, hak menumpang, hak sewa tanah pertanian.

2. Hak tanggungan3. Hak bangsa4. Hak menguasai Negara5. Hak kuasa pertambangan6. Hak Guna air7. Hak Guna Ruang Angkasa8. Hak Mengusahakan hutan

Page 11: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 11

MACAM-MACAM HAK ATAS TANAH(PASAL 16 Jo Pasal 53 UUPA ),

dikelompokkan menjadi 3:1. hak atas tanah yang bersifat tetap2. hak atas tanah yang akan ditetapkan

dengan undang-undang3. hak atas tanah yang bersifat sementara

Page 12: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 12

HAK ATAS TANAH YANG BERSIFAT TETAP

yaitu hak-hak atas tanah ini akan tetap ada selama UUPA masih berlaku atau belum dicabut dengan undang-undang yang baru.

Macam-macam hak atas tanah adalah hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak membuka tanah, dan hak memungut hasil.

Page 13: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 13

HAK ATAS TANAH YANG AKAN DITETAPKAN DENGAN UNDANG-UNDANG

yaitu hak atas tanah yang akan lahir kemudian,yang akan ditetapkan dengan undang-undang

Page 14: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 14

HAK ATAS TANAH YANG BERSIFAT SEMENTARA

yaitu hak atas tanah ini sifatnya sementara, dalam waktu yang singkat akan dihapuskan dikarenakan mengandung sifat-sifat pemerasan, mengandung sifat feodal, dan bertentangan dengan jiwa UUPA.

Macam-macam hak atas tanah ini adalah hak gadai (gadai tanah), hak usaha bagi hasil (perjanjian bagi hasil), hak menumpang, dan hak sewa tanah pertanian.

Page 15: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 15

Dari segi asal tanahnya, hak atas tanah dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu :

1. Hak atas tanah yang bersifat primer2. Hak atas tanah yang bersifat sekunder

Page 16: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 16

Hak atas tanah yang bersifat primer

Yaitu hak atas tanah yang berasal dari tanah Negara. Macam-macam hak atas tanah ini adalah hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan atas tanah Negara, hak pakai atas tanah Negara.

Page 17: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 17

Hak atas tanah yang bersifat sekunder

Yaitu hak atas tanah yang berasal dari tanah pihak lain

Macam-macam hak atas tanah ini adalah hak guna bangunan atas tanah hak milik, hak pakai atas tanah hak pengelolaan, hak pakai atas tanah hak milik, hak sewa untuk bangunan, hak gadai (gadai tanah), hak usaha bagi hasil (perjanjian bagi hasil), hak menumpang, dan hak sewa tanah pertanian.

Page 18: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 18

HAK MILIK

Ketentuan mengenai hak milik disebutkan dalam Pasal 16 ayat (1) huruf a UUPA.

Secara khusus diatur dalam Pasal 20 sampai dengan Pasal 27 UUPA.

Page 19: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 19

PENGERTIAN HAK MILIK(PASAL 20 AYAT 1 UUPA)

HAK MILIK adalah hak turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah dengan mengingat ketentuan dalam pasal 6

Page 20: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 20

Turun-temurun artinya hak milik atas tanah dapat berlangsung terus selama pemiliknya masih hidup dan pemiliknya meninggal dunia, maka hak miliknya dapat dilanjutkan oleh ahli warisnya sepanjang memenuhi syarat sebagai subjek hak milik

Page 21: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 21

Terkuat, artinya hak milik atas tanah lebih kuat bila dibandingkan dengan hak atas tanah yang lain, tidak mempunyai batas waktu tertentu, mudah dipertahankan dari gangguan pihak lain, dan tidak mudah hapus

Page 22: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 22

Terpenuh, artinya hak milik atas tanah memberi wewenang kepada pemiliknya paling luas bila dibandingkan dengan hak atas tanah yang lain, dapat menjadi induk bagi hak atas tanah yang lain, tidak berinduk pada hak atas tanah yang lain, dan penggunaan tanah lebih luas bila dibandingkan dengan hak atas tanah yang lain.

Page 23: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 23

Subyek HAK MILIK

1. Perseorangan2. Badan-badan hukum

Page 24: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 24

PERSEORANGAN

Hanya warga Negara Indonesia yang dapat mempunyai hak milik (Pasal 21 ayat (1) UUPA)

Page 25: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 25

BADAN-BADAN HUKUM

Pemerintah menetapkan badan-badan hukum yang dapat mempunyai hak milik dan syarat-syaratnya (Pasal 21 ayat (2) UUPA)

Page 26: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 26

TERJADINYA HAK MILIK

Melalui 3 cara disebutkan dalam Pasal 22 UUPA:

1. Hak milik atas tanah yang terjadi menurut hukum adat

2. Hak milik atas tanah terjadi karena penetapan pemerintah

3. Hak milik atas tanah terjadi kerena ketentuan undang-undang

Page 27: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 27

Hak milik atas tanah yang terjadi menurut hukum adat

Hak milik atas tanah terjadi dengan jalan pembukaan tanah (pembukaan hutan) atau terjadi karena timbulnya lidah tanah (Aanslibing)

Page 28: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 28

Hak milik atas tanah terjadi karena penetapan pemerintah

Hak milik atas tanah yang terjadi disini berasal dari tanah Negara. Hak milik atas tanah ini terjadi kerena permohonan pemberian hak milik atas tanah oleh pemohon dengan memenuhi prosedur dan persyaratan yang telah ditentukan oleh BPN

Page 29: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 29

Hak milik atas tanah terjadi kerena ketentuan undang-undang

Hak milik atas tanah ini terjadi karena undang-undanglah yang menciptakannya sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1, Pasal II, dan pasal III dan pasal VII ayat(1) Ketentuan-ketentuan Konversi UUPA.

Page 30: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 30

HAPUSNYA HAK MILIK (PASAL 27 UUPA)

1. karena pencabutan hak berdasarkan Pasal 18

2. karena penyerahan dengan sukarela oleh pemiliknya

3. karena ditelantarkan4. karena subjek haknya tidak memenuhi

syarat sebagai subyek hak milik atas tanah

5. kerena peralihan hak yang mengakibatkan tanahnya berpindah kepada pihak lain tidak memenuhi syarat sebagai subjek hak milik atas tanah.

Page 31: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 31

HAK GUNA USAHA

Ketentuan mengenai Hak guna usaha disebutkan dalam Pasal 16 ayat 1 huruf b UUPA. Secara khusus diatur dalam pasal 28 sampai dengan pasal 34 UUPA

Page 32: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 32

PENGERTIAN HAK GUNA USAHA (PASAL 28 AYAT 1 UUPA)

HAK GUNA USAHA adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara, dalam jangka waktu sebagaimana tersebut dalam Pasal 29, guna perusahaan pertanian, perikanan atau peternakan. PP No. 40 tahun 1996 menambah guna perusahaan perkebunan

Page 33: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 33

Luas Hak guna Usaha

Adalah perseorangan luas minimal 5 hektar dan luas maksimal 25 hektar

Page 34: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 34

Badan hukum luas minimal 5 hektar dan luas maksimal ditetapkan oleh kepala Badan Pertanahan nasional (pasal 28 ayat 2 UUPA jo. Pasal 5 PP No. 40 tahun 1996)

Page 35: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 35

Subjek Hak Guna Usaha (Pasal 30 UUPA jo. Pasal 2 PP No. 40 tahun 1996, adalah:

1. warga Negara Indonesia2. badan hukum yang didirikan menurut

hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia (badan hukum Indonesia)

Page 36: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 36

ASAL TANAH HAK GUNA USAHA

Adalah tanah Negara

Page 37: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 37

Terjadinya hak Guna Usaha dengan penetapan pemerintah

Page 38: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 38

JANGKA WAKTU HAK GUNA USAHA

MENURUT PASAL 29 UUPA Pertama kali paling lama 35 tahun dan

dapat diperpanjang paling lama 25 tahun

MENURUT PASAL 8 No 40 TAHUN 1996 Pertama kali paling lama 35 tahun

diperpanjang 25 tahun dan diperbaharui 25 tahun

Page 39: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 39

Kewajiban pemegang hak guna usaha (pasal 12 ayat 1 PP No. 40 tahun 1996,pemegang hak Guna Usaha berkewajiban untuk :

1. Membayar uang pemasukan kepada Negara2. Melaksanakan usaha pertanian, perkebunan, perikanan, dan

atau peternakan sesuai peruntukan dan persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam pemberian keputusan pemberian haknya

3. Mengusahakan sendiri tanah hak guna usaha dengan baik sesuai dengan kelayakan usaha berdasarkan criteria yang ditetapkan oleh instansi teknisi

4. Membangun dan memelihara prasarana lingkungan dan fasilitas tanah yang ada dalam lingkungan areal hak guna usaha

5. Memelihara kesuburan tanah, mencegah kerusakan sumber daya alam dan menjaga kelestarian kemampuan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undagan yang berlaku

6. Menyampaikan laporan tertulis setiap akhir tahun mengenai penggunan hak Guna Usaha

7. Menyerahkan kembali tanah yang diberikan dengan Hak guna Usaha kepada Negara sesudah Hak Guna Usaha tersebut hapus

8. Menyerahkan sertifikat hak guna usaha yang telah hapus kepada kepala kantor pertanahan

Page 40: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 40

HAK PEMEGANG HAK GUNA USAHA

Berdasarkan Pasal 14 PP No. 40 tahun 1996

Pemegang hak guna usaha berhak menguasai dan mempergunakan tanah yang diberikan dengan hak guna usaha untuk melaksanakan usaha dibidang pertanian, perkebunan, perikanan, dan atau peternakan

Page 41: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 41

HAPUSNYA HAK GUNA USAHA (PASAL 34 UUPA)a. jangka waktunya berakhirb. dihentikan sebelum jangka waktunya

berakhir karena sesuatu syarat tidak dipenuhinya

c. dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir

d. dicabut untuk kepentingan umume. ditelantarkanf. tanahnya musnahg. ketentuan dalam pasal 30 ayat 2

Page 42: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 42

Menurut Pasal 17 PP 40 tahun 1996 faktor-faktor penyebab hapusnya hak guna usaha dan berakibat tanahnya menjadi tanah Negara adalah:

1. berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam keputusan pemberian atau perpanjangannya

2. dibatalkan oleh pejabat yang berwenang sebelum jangka waktunya berakhir karena tidak dipenuhinya kewajiban-kewajiban pemegang hak atau dilanggarnya ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam keputusan pemberian hak, dan adanya putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap

3. dilepaskan secara sukarela oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir

4. hak guna usahanya dicabut5. tanahnya ditelantarkan6. tanahnya musnah7. pemegang hak guna usaha tidak memenuhi syarat

sebagai pemegang hak guna usaha.

Page 43: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 43

Pasal 18 PP No 40 tahun 1996 mengatur konsekuensi hapusnya hak guna usaha bagi pemegang Hak guna usaha :

1. apabila hak guna usaha hapus dan tidak dapat diperpanjang atau diperbaharui, bekas pemegang hak wajib membongkar bangunan-bangunan dan benda-benda yang ada diatas tanah bekas hak guna usaha tersebut kepada Negara dalam batas waktu yang ditetapkan oleh Menteri Agraria/Kepala BPN

2. apabila bangunan, tanaman, dan benda-benda tersebut diatas diperlukan untuk melangsungkan atau memulihkan pengusahaan tanahnya, maka kepada pemegang hak diberikan ganti rugi yang bentuk dan jumlahnya diatur lebih lanjut dengan keputusan presiden

3. pembongkaran bangunan dan benda-benda diatas tanah hak guna usaha dilaksanakan atas biaya bekas pemegang hak guna usaha

4. jika bekas pemegang hak guna usaha lalai dalam memenuhi kewajiban tersebut , maka bangunan dan benda-benda yang ada diatas tanah bekas hak guna usaha dibongkar oleh pemerintah atas biaya pemegang hak guna usaha

Page 44: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 44

HAK GUNA BANGUNAN

Ketentuan mengenai hak Guna bangunan disebutkan dalam Pasal 1 ayat 1 huruf c UUPA. Secara khusus diatur dalam Pasal 35 sampai dengan Pasal 40 UUPA

Page 45: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 45

PENGERTIAN HAK GUNA BANGUNAN (Pasal 35 UUPA)

Hak guna bangunan yaitu hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri, dengan jangka waktu paling lama 30 tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 20 tahun

Page 46: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 46

ASAL TANAH HAK GUNA BANGUNAN

Pasal 37 UUPA menegaskan hak guna bangunan terjadi pada tanah yang dikuasai langsung oleh Negara atau tanah milik orang lain

Pasal 21 PP No.40 tahun 1996 menegaskan tanah yang dapat diberikan dengan hak guna bangunan adalah tanah Negara, tanah hak pengelolaan atau tanah hak milik.

Page 47: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 47

Subjek hak Guna Bangunan Pasal 36 UUPA jo Pasal 21 PP No. 40 tahun 1996 :

1. warga Negara Indonesia2. Badan hukum yang didirikan menurut

hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia (badan hukum Indonesia)

Page 48: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 48

TERJADINYA HAK GUNA BANGUNAN

1. HAK GUNA BANGUNAN ATAS TANAH NEGARA

2. HAK GUNA BANGUNAN ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN

3. HAK GUNA BANGUNAN ATAS TANAH HAK MILIK

Page 49: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 49

HAK GUNA BANGUNAN ATAS TANAH NEGARA

Hak guna bangunan ini terjadi dengan keputusan pemberian hak yang diterbitkan oleh BPN berdasarkan pasal 4, pasal 9 dan pasal 14 PERMEN Agraria / kepala BPN No.3 tahun 1999 dan prosedur terjadinya HGB ini diatur dalam Pasal 32 sampai dengan Pasal 48 Permen agrarian /Kepala BPN No.9 tahun 1999

Page 50: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 50

HAK GUNA BANGUNAN ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN

Hak guna bangunan ini terjadi dengan keputusan pemberian hak usul pemegang hak pengelolaan yang diterbitkan oleh BPN berdasarkan pasal 4, PERMEN Agraria / kepala BPN No.3 tahun 1999 dan prosedur terjadinya HGB ini diatur dalam Permen agrarian /Kepala BPN No.9 tahun 1999

Page 51: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 51

HAK GUNA BANGUNAN ATAS TANAH HAK MILIK

Hak guna bangunan ini terjadi dengan pemberian oleh pemegang hak milik dengan akta yang dibuat oleh PPAT.

Page 52: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 52

JANGKA WAKTU HAK GUNA BANGUNAN

Pasal 26 sampai dengan pasal 29 PP No. 40 tahun 1996.

Page 53: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 53

HAK GUNA BANGUNAN ATAS TANAH NEGARA

Hak guna bangunan ini berjangka waktu untuk pertama kali 30 tahun dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 20 tahun dan dapat diperbaharui untuk jangka waktu paling lama 30 tahun

Page 54: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 54

HAK GUNA BANGUNAN ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN

Hak guna bangunan ini berjangka waktu untuk pertama kali 30 tahun dapat diperpanjanguntuk jangka waktu paling lama 20 tahun dan dapat diperbaharui untuk jangka waktu paling lama 30 tahun

Page 55: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 55

HAK GUNA BANGUNAN ATAS TANAH HAK MILIK

Hak guna bangunan ini berjangka waktu paling lama 30 tahun, tidak dapat diperpanjang jangka waktu. Namun atas kesepakatan antara pemilik tanah dengan pemegang hak guna bangunan dapat diperbaharui dengan pemberian hak guna bangunan yang baru dengan akta yang dibuat PPAT dan wajib didaftarkan pada Kantor pertanahan kabupaten /kota setempat

Page 56: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 56

KEWAJIBAN PEMEGANG HAK GUNA BANGUNAN (PASAL 30 DAN PASAL 31 PP NO.40 TAHUN 1996)

1. membayar uang pemasukan yang jumlah dan cara pembayarannya ditetapkan dalam keputusan pemberian haknya

2. menggunakan tanah sesuai dengan dengan peruntukkannya dan persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam keputusan dan perjanjian pemberiannya

3. memelihara dengan baik tanah dan bangunan yang ada diatasnya serta menjaga lingkungan hidup

4. menyerahkan kembali tanah yang diberikan dengan hak guna bangunan kepada Negara, pemegang hak pengelolaan atau pemegang hak milik sesudah hak guna bangunan dihapus

5. menyerah kan hak guna bangunan yang telah dihapus kepada kepala kantor pertanahan

6. membagi jalan keluar atau jalan air atau kemudahan lain bagi pekarangan atau bidang tanah yang terkurung oleh tanah hak guna bangunan tersebut

Page 57: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 57

HAK PEMEGANG HAK GUNA BANGUNAN

1. menguasai dan mempergunakan tanah selama waktu tertentu

2. mendirikan dan mempunyai bangunan untuk keperluan pribadi atau usahanya

3. mengalihkan hak tersebut kepada pihak lain

4. membebani dengan hak tanggungan

Page 58: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 58

HAPUSNYA HAK GUNA BANGUNAN (PASAL 40 UUPA)

a. jangka waktunya berakhirb. dihentikan sebelum jangka waktunya

berakhir kerena suatu syarat tidak dipenuhi

c. dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir

d. dicabut untuk kepentingan umume. ditelantarkanf. tanahnya musnahg. ketentuan dalam pasal 36 ayat 2

Page 59: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 59

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB HAPUSNYA HAK GUNA BANGUNAN ADALAH:

a. berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan dalam keputusan pemberian atau perpanjangan atau dalam perjanjian pemberiannya

b. dibatalkan oleh pejabat yang berwenang, pemegang hak pengelolaan atau pemegang hak milik sebelum jangka waktunya berakhir,

c. dilepaskan secara sukarela oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya berakhir

d. hak guna bangunannya dicabute. ditelantarkanf. tanahnya musnah g. pemegang hak guna bangunan tidak memenuhi

syarat sebagai pemegang hak guna bangunan

Page 60: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 60

Tidak dipenuhi, karena:

1. tidak dipenuhinya kewajiban-kewajiban pemegang hak dan atau dilanggarnya ketentuan-ketentuan dalam hak guna bangunan

2. tidak dipenuhinya syarat-syarat atau kewajiban-kewajiban yang tertuang dalam perjanjian pemberian hak guna bangunan antara pemegang hak guna bangunan dengan pemilik tanah atau perjanjian penggunaan tanah hak pengelolaan

3. putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap

Page 61: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 61

AKIBAT HAPUSNYA HAK GUNA BANGUNAN (pasal 36 PP No.40

tahun 1996) hapusnya hak guna bangunan atas tanah

Negara mengakibatkan tanah menjadi tanah Negara

hapusnya hak guna bangunan atas tanah hak pengelolaan mengakibatkan tanahnya kembali kepada pemegang hak pengelolaan

hapusnya hak guna bangunan atas tanah hak milik mengakibatkan tanahnya kembali kedalam penguasaan pemilik tanah

Page 62: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 62

KONSEKUENSI PEMEGANG HAK GUNA BANGUNAN ATAS HAPUSNYA HAK GUNA BANGUNAN (PASAL 37 DAN 38 PP NO 40 TAHUN 19961. apabila hak guna bangunan hapus dan tidak dapat diperpanjang

atau diperbaharui, bekas pemegang hak wajib membongkar bangunan-bangunan dan benda-benda yang ada diatasnya dan menyerahkan tanahnya kepada negara dalam keadaan kosong selambat-lambatnya dalam waktu satu tahun sejak hapusnya hak guna bangunan

2. apabila bangunan, tanaman, dan benda-benda tersebut diatas diperlukan, maka kepada pemegang baik pemegang hak guna bangunan diberikan ganti rugi yang bentuk dan jumlahnya diatur lebih lanjut dengan keputusan presiden

3. pembongkaran bangunan dan benda-benda diatas tanah hak guna usaha dilaksanakan atas biaya bekas pemegang hak guna bangunan

4. jika bekas pemegang hak guna bangunan lalai dalam memenuhi kewajiban tersebut , maka bangunan dan benda-benda yang ada diatas tanah bekas hak guna bangunan dibongkar oleh pemerintah atas biaya pemegang hak guna bangunan

5. apabila hak guna bangunan atas tanah hak pengelolaan atau atas tanah hak milik hapus , maka bekas pemegang hak guna bangunan wajib menyerahkan tanahnya kepada pemegang hak pengelolaan atau pemegang hak milik dan memenuhi ketentuan yang sudah disepakati dalam perjanjian penggunaan tanah hak pengelolaan atau perjanjian hak guna bangunan atas tanah hak milik

Page 63: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 63

HAK PAKAI

Ketentuan hak pakai disebutkan dalam Pasal 16 ayat 1 huruf d UUPA secara khusus diatur dalam pasal 41 sampai dengan pasal 43 UUPA.

Page 64: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 64

PENGERTIAN HAK PAKAI

Hak pakai menurut pasal 41 ayat 1 UUPA adalah hak untuk menggunakan dan atau memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang memberi wewenang dan kewajiban yangditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat yang berwenang memberikannya atau dalam perjanjian dengan pemilik tanahnya yang bukan perjanjian sewa menyewa atau perjanjian pengolaha tanah, segala sesuatu asal tidak bertentangan dengan jiwa dan ketentuan UUPA

Page 65: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 65

SUBYEK HAK PAKAI(Menurut Pasal 42 UUPA)

1. Warga Negara Indonesia2. Orang asing yang berkedudukan di

Indonesia3. Badan hukum yang didirikan menurut

hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia

4. Badan hukum asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia

Page 66: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 66

Menurut Pasal 39 PP No. 40 tahun 1996, yaitu:

1. warga Negara Indonesia2. badan hukum yang didrikan menurut

hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia

3. Departemen, lembaga pemerintah Non Departemen dan pemerintah daerah

4. Badan-badan keagaman dan social5. Orang asing yang berkedudukan di

Indonesia6. Badan hukum asing yang mempunyai

perwakilan di Indonesia7. Perwakilan Negara asing dan perwakilan

badan Internasional

Page 67: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 67

ASAL TANAH HAK PAKAI

Menurut pasal 41 ayat 1 UUPA menyebutkan bahwa asal tanah hak pakai adalah tanah yang dikuasai langsung oleh Negara atau tanah milik orang lain

Menurut pasal 41 PP No. 40 tahun 1996 menyebutkan tanah yang dapat diberikan dengan hak pakai adalah tanah Negara, tanah hak pengelolaan atau tanah hak milik.

Page 68: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 68

TERJADINYA HAK PAKAI

1. Hak pakai atas tanah Negara

2. Hak pakai atas tanah hak pengelolaan

3. Hak pakai atas tanah hak milik

Page 69: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 69

Hak pakai atas tanah Negara

Hak pakai ini diberikan dengan keputusan pemberian hak oleh Badan Pertanahan Nasional. Hak pakai ini terjadi sejak keputusan pemberian hak pakai didaftarkan kepada kepala Kantor pertanahan Kabupaten/kota setempat untuk dicatat dalam buku tanah dan diterbitkan sertifikat sebagai tanda bukti

Page 70: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 70

Hak pakai atas tanah hak pengelolaan

Hak pakai ini diberikan dengan keputusan pemberian hak pakai oleh BPN berdasarkan usul pemegang hak pakai. Hak pakai ini terjadi sejak keputusan pemberian hak pakai didaftarkan kepada kepala Kantor pertanahan Kabupaten/kota setempat untuk dicatat dalam buku tanah dan diterbitkan sertifikat sebagai tanda bukti

Page 71: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 71

Hak pakai atas tanah hak milik

Hak pakai ini terjadi dengan pemberian tanah oleh pemilik tanah dengan akta yang dibuat PPAT. Akta PPAT ini wajib didaftarkan ke kantor Pertanahan Kabupaten/Kota setempat untuk dicatatkan dalam buku tanah.

Page 72: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 72

JANGKA WAKTU HAK PAKAI

Pasal 41 ayat 2 UUPA tidak menentukan secara tegas berapa lama jangka waktu hak pakai. Pasal ini hanya menentukan bahwa hak pakai dapat diberikan selama jangka waktu tertentu atau selama tanahnya dipergunakan untuk keperluan tertentu

Page 73: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 73

Dalam PP 40 tahun 1996 jangka waktu hak pakai diatur dalam pasal 45 sampai pasal 49:1. Hak pakai atas tanah Negara2. Hak pakai atas tanah

pengelolan 3. Hak pakai atas tanah hak

milik

Page 74: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 74

Hak pakai atas tanah Negara

Hak pakai ini berjangka waktu untuk pertama kali paling lama 25 tahun, dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 20 dan dapat diperbaharui untuk jangka waktu paling lama 25 tahun

Page 75: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 75

Hak pakai atas tanah pengelolaan

Hak pakai ini berjangka waktu untuk pertama kali paling lama 25 tahun, dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 20 dan dapat diperbaharui untuk jangka waktu paling lama 25 tahun

Page 76: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 76

Hak pakai atas tanah hak milik

Hak pakai ini diberikan untuk jangka waktu paling lama 25 tahun dan tidak dapat diperpanjang lagi.

Page 77: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 77

KEWAJIBAN PEMEGANG HAK PAKAI

(Berdasarkan Pasal 50 dan pasal 51 PP no 40 tahun

1996 )1. membayar uang pemasukan Negara yang jumlah dan cara

pembayarannya ditetapkan dalam keputusan pemberian haknya, perjanjian penggunaan tanah hak pengelolaan atau dalam perjanjian pemberian hak pakai atas tanah hak milik

2. menggunakan tanah sesuai dengn peruntukannya dan persyaratan sebagaimana diterapkan dalam keputusan pemberiannya, atau perjanjian pemberian hak pakai atas tanah hak milik

3. memelihara dengan baik tanah dan bangunan yang ada diatasnya serta menjaga kelestarian lingkungan hidup

4. Menyerahkan kembali tanah yang diberikan dengan hak pakai kepada Negara,pemegang hak pengelolaan atau pemilik tanah sesudah hak pakai tersebut hapus

5. menyerahkan sertifikat hak pakai yang telah hapus kepada kepala kantor pertanahan kabupaten/kota setempat

6. memberikan jalan keluar atau jalan air atau kemudahan lain bagi pekarangan atau bidang tanah yang terkurung oleh tanah hak pakai

Page 78: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 78

HAK PEMEGANG HAK PAKAI (Berdasarkan pasal 52 PP No.40

tahun 1996)1. menguasai dan mempergunakan tanah

selama waktu tertentu untuk keperluan pribadi atau usahanya

2. memindahkan hak pakai kepada pihak lain

3. membebaninya dengan hak tanggungan4. menguasai dan mempergunakan tanah

untuk jangka waktu yang tidak ditentukan selama tanahnya dipergunakan untuk keperluan tertentu

Page 79: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 79

HAPUSNYA HAK PAKAI (Menurut pasal 55 PP No.40 tahun

1996)1. berakhirnya jangka waktu sebagaimana

ditetapkan dalam keputusan pemberian atau perpanjangan atau dalam perjanjian pemberiannya

2. dibatalkan oleh pejabat yang berwenang, pemegang hak pengelolaan atau pemilik tanah sebelum jangka waktu berakhir

3. dilepaskan secara sukarela oleh pemegang haknya sebelum jangka waktu berakhir

4. hak pakainya dicabut5. ditelantarkan

Page 80: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 80

Dibatalkan oleh pejabat yang berwenang, pemegang hak pengelolaan atau pemilik tanah sebelum jangka waktu berakhir,

karena:a. tidak dipenuhinya kewajiban-kewajiban

pemegang hak pakai dan atau dilanggarnya ketentuan-ketentuan dalam hak pakai

b. tidak dipenuhinya syarat-syarat atau kewajiban-kewajiban yang tertuang dalam perjanjian pemberian hak pakai antara pemegang hak pakai dengan pemilik tanah atau perjanjian penggunaan hak pengelolaan

c. putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap

Page 81: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 81

Konsekuensi hapusnya pemegang hak pakai menurut pasal 57 PP No. 40 tahun 19961. apabila hak pakai atas tanah Negara hapus dan

tidak diperpanjang dan diperbaharui maka bekas pemegang hak pakai wajib membongkar bangunan dan benda benda yang ada diatasnya dan menyerahkan tanahnya kepada Negara dalam keadaan kosong selambat lambatnya dalam waktu 1 tahun sejak hapusnya hak pakai

2. dalam hal bangunan dan benda-benda tersebut masih diperlukan kepada bekas pemegang hak pakai diberikan ganti rugi

3. jika bekas pemegang hak pakai lalai dalam memenuhi kewajiban membongkar hak pakai, maka bangunan dan benda-benda yang ada diatasnya dibongkar oleh pemerintah atas biaya pemegang hak pakai

Page 82: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 82

HAK SEWA UNTUK BANGUNAN

Ketentuan disebutkan dalam pasal 16 ayat 1 huruf e UUPA, secara khusus diatur dalam pasal 44 dan pasal 45 UUPA

Page 83: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 83

PENGERTIAN HAK SEWA UNTUK BANGUNAN

Menurut pasal 44 ayat 1 UUPA Seseorang atau suatu badan hukum

mempunyai hak sewa atas tanah, apabila ia berhak mempergunakan tanah milik orang lain untuk keperluan bangunan dengan membayar kepada pemiliknya sejumlah uang sebagai sewa.

Page 84: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 84

Objek hak sewa untuk bangunan

Hak atas tanah yang dapat disewakan kepada pihak lain adalah hak milik dan objek yang disewakan oleh pemilik tanah kepada pihak lain(pemegang hak sewa bangunan) adalah tanah bukan bangunan

Page 85: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 85

PEMEGANG HAK SEWA BANGUNAN

(Menurut pasal 45 UUPA)1. warga negara Indonesia 2. orang asing yang berkedudukan di

Indonesia3. badan hukum yang didirikan menurut

hukum Indonesia dan bekedudukan di Indonesia (badan hukum Indonesia)

4. badan hukum asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia

Page 86: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 86

JANGKA WAKTU HAK SEWA UNTUK BANGUNAN

UUPA tidak mengatur secara tegas jangka waktu hak sewa untuk bangunan, jangka waktu diserahkan kepada kesepakatan antara pemilik tanah dengan pemegang hak sewa untuk bangunan

Page 87: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 87

HAPUSNYA HAK SEWA UNTUK BANGUNAN

1. jangka waktunya berakhir2. dihentikan sebelum jangka waktunya

berakhir dikarenakan pemegang hak sewa untuk bangunan tidak memenuhi syarat sebagai pemegang hak sewa untuk bangunan

3. dilepaskan oleh pemegang hak sewa untuk bangunan sebelum jangka waktunya berakhir

4. hak milik atas tanah dicabut untuk kepentingan umum

5. tanahnya musnah

Page 88: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 88

HAK ATAS TANAH YANG BERSIFAT SEMENTARA

1. HAK GADAI (GADAI TANAH)2. HAK USAHA BAGI HASIL (PERJANJIAN

BAGI HASIL)3. HAK MENUMPANG4. HAK SEWA TANAH PERTANIAN

Page 89: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 89

HAK GADAI (GADAI TANAH)

MENURUT BOEDI HARSONO HaK gadai (gadai tanah) adalah

hubungan antara seseorang dengan tanah kepunyaan orang lain,yang telah menerima uang gadai daripadanya. Selama uang gadai belum dikembalikan, tanah tersebut dikuasai oleh pemegang gadai. Selama itu hasil tanah seluruhnya menjadi pemegang gadai. Pengembalian uang gadai atau lazim disebut penebusan tergantung kepada kemauan atau kemampuan pemilik tanah yang menggadaikan.

Page 90: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 90

PARA PIHAK DALAM HAK GADAI(GADAI TANAH)

1. pemilik tanah pertanian disebut pemberi gadai

2. pihak yang menyerahkan uang kepada pemberi gadai adalah penerima(pemegang) gadai

Page 91: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 91

PERBEDAAN HAK GADAI (GADAI TANAH)DENGAN GADAI DALAM HUKUM PERDATA

Hak gadai tanah terdapat satu perbuatan hukum yang berupa perjanjian penggarapan tanah pertanian oleh orang yang memberikan uang gadai, sedangkan gadai menurut hukum perdata terdapat dua perbuatan hukum yang berupa perjanjian pinjam meminjam uang sebagai perjanjian pokok dan penyerahan benda bergerak sebagai jaminan sebagai perjanjian ikutan.

Page 92: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 92

JANGKA WAKTU HAK GADAI (GADAI TANAH)

1. hak gadai (gadai tanah) yang lamanya tidak ditentukan

2. hak gadai (gadai tanah) yang lamanya ditentukan

Page 93: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 93

hak gadai (gadai tanah) yang lamanya tidak ditentukan

Dalam hak gadai (gadai tanah)tidak ditentukan lamanya, maka pemilik tanah pertanian tidak boleh melakukan penebusan sewaktu-waktu

Page 94: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 94

hak gadai (gadai tanah) yang lamanya ditentukan

Dalam hak gadai (gadai tanah)ini. Pemilik tanah baru dapat menebus tanahnya kalau jangka waktu yang diperjanjikan dalam hak gadai (gadai tanah ) berakhir.

Page 95: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 95

CIRI-CIRI HAK GADAI (GADAI TANAH)

MENURUT HUKUM ADAT:a. hak menebus tidak mungkin kadaluwarsab. pemegang gadai selalu berhak untuk

mengulanggadaikan tanahnyac. pemegang gadai tidak boleh menuntut

supaya tanahnya segera ditebusd. tanah yang digadaikan tidak bisa secara

otomatis menjadi milik pemegang gadai bila tidak ditebus

Page 96: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 96

Menurut Boedi Harsono sifat dan ciri-ciri Hak gadai

(gadai tanah):1. hak gadai (gadai tanah) jangka waktunya terbatas artinya

pada suatu waktu akan hapus2. hak gadai (gadai tanah ) tidak berakhir dengan

meninggalnya pemegang gadai3. Hak gadai (gadai tanah) dapat dibebani dengan hak-hak

tanah yang lain4. hak gadai (gadai tanah) dengan persetujuan pemilik

tanahnya dapat dialihkan kepada pihak ketiga, dalam arti bahwa hubungan gadai yang semula menjadi putus dan digantikan dengan hubungan gadai yang baru antara pemilik dengan pihak ketiga (memindahkan gadai atau doorverpanden)

5. hak gadai (gadai tanah) tidak menjadi hapus jika hak atas tanahnya dialihkan kepada pihak lain

6. selama hak gadai (gadai tanah)nya berlangsung makaatas persetujuan kedua belah pihak uang gadainya dapat ditambah (mendalami gadai)

7. sebagai lembaga,hak gadai (gadai tanah) pada waktunya akan hapus

Page 97: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 97

HAPUSNYA HAK GADAI (GADAI TANAH)

1. telah dilakukan penebusan oleh pemilik tanah (pemberi gadai)

2. hak gadai sudah berlangsung 7 tahun atau lebih

3. adanya putusan pengadilan yang menyatakan bahwa pemegang gadai menjadi pemilik tanah atas tanah yang digadaikan karena pemilik tanah tidak dapat menebus dalamjangka waktu yang disepakati oleh kedua belah pihak dalam gadai tanah

4. tanahnya dicabut untuk kepentingan umum

5. tanahnya musnah

Page 98: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 98

HAK USAHA BAGI HASIL (PERJANJIAN BAGI HASIL)

PENGERTIAN Pasal 53 UUPA tidak memberikan

pengertian apa yang dimaksud hak usaha bagi hasil.

Page 99: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 99

Menurut boedi harsono Hak usaha bagi hasil adalah hak

seseorang atau badan hukum (yang disebut penggarap) untuk menyelenggarakan usaha pertanian di atas tanah kepunyaan pihak lain (yang disebut pemilik) dengan perjanjian bahwa hasilnya akan dibagi antara kedua belah pihak menurut imbangan yang telah disepakati

Page 100: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 100

Perjanjian bagi Hasil Tunduk Pada Hukum Adat

Page 101: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 101

Mekanisme Hak Usaha Bagi hasil (perjanjian bagi hasil) Menurut uu no 2 tahun 1960 Perjanjian bagi hasil harus dibuat secara

tertulis di muka Kepala desa, disaksikan oleh minimal dua orang saksi, dan disahkan oleh camat setempat serta diumumkan dalam kerapatan desa yang bersangkutan

Page 102: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 102

Tujuan Mengatur Hak Usaha Bagi Hasil

(Perjanjian Bagi Hasil) Disebutkan dalam Penjelasan Umum UU No.2

Tahun 1960a. Agar pembagian hasil tanah antara pemilik dan

penggarap dilakukan atas dasar yang adil;b. Dengan menegaskan hak-hak dan kewajiban-

kewajiban dari pemilik dan penggarap agar terjamin pula kedudukan hukum yang layak bagi penggarap;

c. Dengan terselenggaranya apa yang disebut pada a dan b diatas, maka bertambahlah kegembiraan bekerja bagi para petani penggarap, hal mana akan berpengaruh baik pada caranya memelihara kesuburan dan mengusahakan tanahnya.

Page 103: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 103

Sifat-sifat dan ciri-ciri Hak Usaha Bagi Hasil (Perjanjian Bagi hasil) Menurut Boedi Harsonoa. Perjanjian bagi hasil jangka waktunya terbatasb. Perjanjian bagi hasil tidak dapat dialihkan

kepada pihak lain tanpa izin pemilik tanahnyac. Perjanjian bagi hasil tidak hapus dengan

berpindahnya hak milik atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain

d. Perjanjian bagi hasil tidak hapus jika penggarap meninggal dunia, tetapi hak itu hapus jika pemilik tanahnya meninggal dunia

e. Perjanjian bagi hasil didaftar menurut peraturan khusus (diKantor Kepala desa)

f. Sebagai lembaga perjanjian bagi hasil ini pada waktunya akan dihapus

Page 104: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 104

Jangka waktu Hak Usaha Bagi Hasil (perjanjian bagi hasil) Menurut Hukum Adat Jangka waktu hak usaha bagi hasil hanya

berlaku satu (1)tahun dan dapat diperpanjang, akan tetapi perpanjangan jangka waktunya tergantung pada kesediaan pemilik tanah, sehingga bagi penggarap tidak ada jaminan untuk dapat menggarap dalam waktu yang layak

Page 105: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 105

Jangka waktu Hak Usaha Bagi Hasil (perjanjian bagi hasil) Menurut UU no 2 tahun 1960a. Lamanya jangka waktu perjanjian bagi hasil

untuk tanah sawah sekurang-kurangnya 3 tahun dan untuk tanah kering sekurang-kurangnya 5 tahun

b. Perjanjian tidak terputus karena pemindahan hak milik atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain

c. Jika penggarap meninggal dunia, maka perjanjian bagi hasil itu dilanjutkan oleh ahli warisnya dengan hak dan kewajiban yang sama

d. Pemutusan perjanjian bagi hasil sebelum berakhirnya jangka waktu perjanjian hanya dimungkinkan apabila jika ada persetujuan kedua belah pihak yang bersangkutan dan hal itu dilaporkan kepada kepala desa

Page 106: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 106

Hak dan kewajiban pemilik tanah

Hak pemilik tanah Berhak atas bagian hasil tanah yang

ditetapkan atas dasar kesepakatan oelh kedua belah pihak dan berhak menuntut pemutusan hubungan bagi hasil jika ternyata kepentingannya dirugikan penggarap

Kewajiban pemilik tanah Menyerahkan tanah garapan kepada

penggarap dan membayar pajak atas tanah yang garapan yang bersangkutan

Page 107: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 107

Hak dan kewajiban penggarap tanah

Hak penggarap tanah Selama perjanjian bagi hasil berlangsung berhak

untuk mengusahakan tanah yang bersangkutan dan menerima bagian dari hasil tanah itu sesuai dengan imbangan yang ditetapkan atas dasar kesepakatan oleh kedua belah pihak

Kewajiban penggarap Mengusahakan tanah tersebut dengan baik,

menyerahkan bagian hasil tanah yang menjadi hak pemilik tanah, memenuhi beban yang menjadi tanggungannya dan menyerahkan kembali tanah garapannya kepada pemilik tanah dalam keadaan baik setelah berakhirnya jangka waktu perjanjian bagi hasil

Page 108: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 108

HAPUSNYA HAK USAHA BAGI HASIL

1. jangka waktunya berakhir2. atas persetujuan kedua belah pihak ,

perjanjian bagi hasil diakhiri3. pemilik tanahnya meninggal dunia4. adanya pelanggaran oleh penggarap

terhadap larangan dalam perjanjian bagi hasil

5. tanahnya musnah

Page 109: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 109

HAK MENUMPANG

PENGERTIAN UUPA tidak memberikan pengertian apa

yang dimaksud hak menumpang

Page 110: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 110

Menurut Boedi harsono Hak menumpang adalah hak yang

memberi wewenang kepada seseorang untuk mendirikan dan menempati rumah diatas tanah pekarangan milik orang lain.

Page 111: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 111

CARA TERJADINYA Hak menumpang biasanya terjadi atas

dasar kepercayaan oleh pemilik tanah kepada orang lain yang belum mempunyai rumah sebagai tempat tinggal dalam bentuk tidak tertulis, tidak ada saksi dan tidak diketahui oleh perangkat desa/kelurahan,sehingga jauh dari kepastian hukum dan perlindungan hukum bagi kedua belah pihak.

Page 112: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 112

SIFAT DAN CIRI-CIRI HAK MENUMPANG

1. tidak mempunyai jangka waktu yang pasti karena sewaktu-waktu dapat dihentikan

2. hubungan hukumnya lemah yaitu sewaktu-waktu dapat diputuskan oleh pemilik tanah jika ia memerlukan tanah tersebut

3. pemegang hak menumpang tidak wajib membayar sesuatu (uang sewa)kepada pemilik tanah

4. tidak wajib didaftarkan ke kantor pertanahan5. bersifat turun temurun artinya dapat dilanjutkan

oleh ahli warisnya6. tidak dapat dialihkan kepada pihak lain yang

bukan ahli warisnya

Page 113: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 113

HAPUSNYA HAK MENUMPANG

1. pemilik tanah sewaktu-waktu dapat mengakhiri hubungan hukum antara pemegang hak menumpang dengan tanah yang bersangkutan

2. hak milik atas tanah yang bersangkutan dicabut untuk kepentingan umum

3. pemegang hak menumpang melepaskan secara sukarela hak menumpang

4. tanah musnah

Page 114: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 114

HAK SEWA TANAH PERTANIAN

PENGERTIAN UUPA tidak memberikan pengertian apa

yang dimaksud dengan hak sewa tanah pertanian.

Page 115: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 115

Hak sewa tanah pertanian adalah suatu perbuatan hukum dalam bentuk penyerahan penguasaan tanah pertanian oleh pemilik tanah kepada pihak lain (penyewa)dalamjangka waktu tertentu dan sejumlah uang sebagai sewa yang ditetapkan atas dasar kesepakatan kedua belah pihak.

Page 116: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 116

CARA TERJADINYA

Hak sewa tanah pertanian bisa terjadi dalam bentuk perjanjian yang tidak tertulis atau tertulis yang memuat unsure-unsur para pihak , objek, uang sewa, jangka waktu hak dan kewajiban bagi pemilik tanah pertanian dan penyewa.

Page 117: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 117

HAPUS HAK SEWA TANAH

1. jangka waktunya berakhir2. hak sewanya dialihkan kepada pihak lain

tanpa persetujuan dari pemilik tanah kecuali hal itu diperkenankan oleh pemilik tanah

3. hak sewanya dilepaskan secara sukarela oleh penyewa

4. hak atas tanah dilepaskan secara oleh penyewa

5. hak atas tanah tersebut dicabut untuk kepentingan umum

6. tanahnya musnah

Page 118: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 118

PENDAFTARAN TANAH

Pendaftaran Hak atas Tanah diatur:

PP No. 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah

Page 119: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 119

PENGERTIAN PENDAFTARAN TANAH

Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengolahan, pembukuan dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya.

Page 120: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 120

TUJUAN PENDAFTARAN TANAH

1. untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan;

2. untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan termasuk pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data yang diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenal bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun yang sudah terdaftar;

3. untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan.

Page 121: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 121

Penyelenggara Pendaftaran tanah

Pendaftaran tanah diselenggarakan oleh Badan Pertanahan Nasional

Page 122: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 122

Pendaftaran tanah dilaksanakan melalui

2(dua)system:1. Pendaftaran tanah sistematik 2. Pendaftaran tanah secara sporadik

Page 123: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 123

Pendaftaran Tanah Sistematik

Adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa/kelurahan

Page 124: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 124

Pendaftaran tanah secara sistematik diselenggarakan atas prakasa pemerintah berdasarkan suatu rencana kerja jangka panjang dan tahunan serta dilaksanakan diwilayah-wilayah yang ditetapkan oleh Menteri Negara Agraria/Kepala BPN

Page 125: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 125

Pendaftaran Tanah Sporadik

Adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali mengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa/kelurahan secara individual atau massal

Page 126: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 126

Pendaftaran tanah secara sporadik dilaksanakan atas permintaan pihak yang berkepentingan, yaitu pihak yang berhak atas obyek pendaftaran tanah yang bersangkutan atau kuasanya

Page 127: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 127

Pelaksanaan Pendaftaran Tanah

Pelaksanaan pendaftaran tanah dilakukan oleh Kepala kantor Pertanahan dengan dibantu oleh PPAT dan pejabat lain yang ditugaskan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu

Dalam hal pendaftaran tanah sistematis Kepala Kantor Pertanahan dibantu oleh Panitia Ajudikasi

Page 128: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 128

Penunjukan panitia ajudikasi untuk membantu tugas Kepala Kantor Pertanahan dalam Pendaftaran Tanah sistemetis dimaksudkan agar tugas-tugas rutin para Kepala Kantor tidak terganggu, mengingat kegiatan Pendaftaran Tanah secara sistematis pada umumnya bersifat massal dan besar-besaran

Page 129: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 129

Panitia Ajudikasi dibentuk oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk, terdiri atas: Seorang ketua merangkap anggota yang

dijabat oleh seorang pegawai Badan Pertanahan Nasional

Beberapa anggota yaitu seorang pegawai BPN yang mempunyai kemampuan pengetahuan dibidang pendaftaran tanah, seorang pegawai BPN yang mempunyai kemampuan pengetahuan dibidang hak-hak atas tanah, Kepala desa/kelurahan yang bersangkutan dan atau seorang pamong Desa/Kelurahan yang ditunjuknya. Panitian ini dibantu oleh satuan tugas pengukuran dan pemetaan, satuan tugas pengumpulan data yuridis dan satuan tugas administrasi

Page 130: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 130

Keanggotaan Panitia Ajudikasi dapat ditambah dengan seorang anggota yang sangat diperlukan dalam penilaian kepastian data yuridis mengenai bidang-bidang tanah diwilayah desa/kelurahan yang bersangkutan, seperti Tetua Adat yang mengetahui benar riwayat/kepemilikan bidang-bidang tanah setempat, khususnya didaerah yang hukum adatnya masih kuat.

Page 131: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 131

OBYEK PENDAFTARAN TANAH

1. bidang-bidang tanah yang dipunyai dengan hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan dan hak pakai;

2. tanah hak pengelolaan;3. tanah wakaf 4. hak milik atas satuan rumah susun5. hak tanggungan6. tanah Negara

Page 132: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 132

Wilayah Tata Usaha Pendaftaran Tanah

Satuan Wilayah Tata Usaha Pendaftaran Tanah adalah desa atau kelurahan yang merupakan satuan wilayah Pemerintah Desa/Kelurahan sebagaimana diatur dalam UU No. 5 tahun 1979, tentang pemerintah desa

Satuan wilayah tata usaha Pendaftaran Tanah Hak Guna Usaha, Hak pengelolaan, hak tanggungan dan Tanah negara, serta obyek Hak tanggungan dapat meliputi beberapa desa/kelurahan

Page 133: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 133

ASAS PENDAFTARAN TANAH

Pendaftaran dilaksanakan berdasarkan asas sederhana, aman, terjangkau, muktakhir dan terbuka

Page 134: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 134

Azas sederhana

Dimaksudkan agar ketentuan-ketentuan pokok maupun prosedur pendaftaran tanah dengan mudah dapat dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan, terutama para pemegang hak

Page 135: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 135

Azas aman

Dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa pendaftaran tanah perlu diselenggarakan dengan teliti dan cermat, sehingga hasilnya dapat memberikan jaminan kepastian hukum sesuai dengan tujuannya

Page 136: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 136

Azas terjangkau

Dimaksudkan agar pihak-pihak yang memerlukannya, terutama golongan ekonomi lemah, dapat terjangkau pemberian pelayanan pendaftaran tanah

Page 137: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 137

Azas Mutakhir

Dimaksudkan kelengkapan yang memadai dalam pelaksanaan dan berkesinambungan pemeliharaan data pendaftaran tanah

Data yang tersedia harus menunjukkan keadaan yang mutakhir, sehingga perlu diikuti kewajiban mendaftar dan pencatatan perubahan-perubahan yang terjadi

Page 138: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 138

Azas mutakhir menuntut dipeliharanya data pendaftaran tanah secara terus menerus dan berkesinambungan sehingga data yang tersimpan di Kantor pertanahan selalu “up to date”, sesuai dengan kenyataan dilapangan

Dengan demikian masyarakat dapat memperoleh keterangan mengenai data yang benar setiap saat (azas keterbukaan)

Page 139: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 139

Untuk memberikan kepastian dan perlindungan hukum, maka kepada pemegang hak atas tanah yang bersangkutan diberikan sertifikat hak atas tanah, sedangkan untuk melaksanakan fungsi informasi data yang berkaitan dengan aspek fisik dan yuridis dari bidang-bidang tanah yang sudah terdaftar, terbuka untuk umum

Dalam mencapai tujuan tertib administrasi pertanahan, maka setiap bidang atas satuan rumah susun, termasuk peralihan, pembebanan dan hapusnya hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun wajib didaftarkan

Page 140: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 140

Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur meliputi 6 hal, yaitu: Pengumpulan Pengolahan Pembukuan Penyajian, serta Pemeliharaan data fisik dan data yuridis dalam

bentuk peta dan daftar mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun

Termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak yang membebani

Page 141: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 141

Sebelum PP no 24 tahun 1997 diterbitkan, lingkup kegiatan pendaftaran tanah berdasarkan PP No.10 tahun 1961 sebagaimana pasal 19 ayat 2, meliputi; Pengukuran, pemetaan dan pembukuan

tanah Pendaftaran dan peralihan hak atas tanah Pemberian surat tanda bukti hak atau

sertifikat

Page 142: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 142

Pelaksanaan pendaftaran tanah menurut PP No.24 tahun 1997 meliputi kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali (dahulu disebut opzet) dan pemeliharaan data pendaftaran, atau dahulu dikenal sebagai bijhouding

Page 143: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 143

Pendaftaran tanah untuk pertama kali adalah kegiatan pendaftaran yang dilakukan terhadap obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar berdasarkan PP 10/1961 dan PP 24/1997

Page 144: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 144

Pemeliharaan data pendaftaran tanah adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk menyesuaikan data fisik dan data yuridis dalam peta pendaftaran, daftar tanah, daftar nama, surat ukur, buku tanah dan sertifikat dengan perubahan-perubahan yang terjadi kemudian.

Page 145: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 145

Data fisik adalah keterangan mengenai letak, batas dan luas bidang tanah dan satuan rumah susun yang didaftar, termasuk keterangan mengenai adanya bangunan atau bagian bangunan diatasnya

Data yuridis adalah keterangan mengenai status hukum, bidang tanah dan satuan rumah susun yang didaftar, pemegang haknya dan hak pihak lain serta beban-beban lain yang membebani

Page 146: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 146

PENDAFTARAN TANAH UNTUK PERTAMA KALI

Pelaksanaan pendaftaran tanah untuk pertama kali dilaksanakan melalui pendaftaran tanah secara sistematik dan pendaftaran tanah secara sporadik(pasal 13)

Pendaftaran tanah secara sistematik didasarkan pada suatu rencana kerja dan dilaksanakan di wilayah-wilayah yang ditetapkan oleh Menteri

Apabila suatu kelurahan/desa belum ditetapkan sebagai wilayah pendaftaran tanah secara sistematik, maka pendaftaran tanahnya dilaksanakan melalui pendaftaran tanah secara sporadik, yang dilakukan atas permintaan pihak yang berkepentingan

Page 147: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 147

Kegiatan pendaftaran tanah pertama kali,

meliputi;a) Pengumpulan dan pengolahan data fisikb) Pembuktian hak dan pembukuannyac) Penerbitan sertifikatd) Penyajian data fisik dan data yuridise) Penyimpanan daftar umum dan dokumen

Page 148: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 148

A. Pengumpulan dan Pengolahan Data fisik

Data fisik adalah keterangan mengenai letak, batas, dan luas bidang tanah dan satuan rumah susun yang didaftar, termasuk keterangan mengenai adanya bangunan di atasnya.

Page 149: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 149

Dalam rangka pengumpulan dan pengolahan data fisik, dilakukan kegiatan pengukuran dan pemetaan

Page 150: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 150

Kegiatan Pengukuran dan Pemetaan, meliputi:

a. Pembuatan peta dasar pendaftaranb. Penetapan batas bidang-bidang tanahc. Pengukuran dan pemetaan bidang-

bidang tanah dan pembuatan peta pendaftaran

d. Pembuatan daftar tanahe. Pembuatan surat ukur

Page 151: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 151

B.Pembuktian Hak dan Pembukuannya

Ketentuan yang berkaitan dengan kegiatan ini meliputi:

1. Pembuktian hak baru2. Pembuktian hak lama dan3. Pembukuan hak

Page 152: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 152

Pembuktian Hak baru Untuk keperluan pendaftaran hak,a. Hak atas tanah baru dibuktikan dengan: Penetapan pemberian hak dari pejabat yang berwenang

memberikan hak yang bersangkutan menurut ketentuan yang berlaku, apabila pemberian hak tersebut berasal dari tanah negara atau hak pengelolaan

Asli akta PPAT yang memuat pemberian hak tersebut oleh pemegang hak milik kepada penerima hak yang bersangkutan apabila mengenai hak guna bangunan dan hak pakai atas tanah hak milik

b. Hak pengelolaan dibuktikan dengan penetapan pemberian hak pengelolaan oleh pejabat yang berwenang

c. Tanah wakaf dibuktikan dengan Akta Ikrar Wakafd. Hak milik atas satuan rumah susun dibuktikan dengan

Akta pemisahane. Pemberian hak tanggungan dibuktikan dengan Akta

Pemberian hak tanggungan

Page 153: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 153

Pembuktian hak lama

Untuk keperluan pendaftaran hak, hak atas tanah yang berasal konversi hak-hak lama, dibuktikan dengan alat-alat bukti mengenai adanya hak tersebut, berupa bukti-bukti tertulis, keterangan saksi dan/atau pernyataan yang bersangkutan yang kadar kebenarannya oleh Panitia Ajudikasi dalam pendaftaran tanah secara sistematik atau oleh Kepala Kantor Pertanahan dalam pendaftaran tanah secara sporadik, dianggap cukup mendaftar hak, pemegang hak dan hak-hak pihak lain yang membebaninya

Page 154: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 154

Pembukuan hak

Pembukuan hak dilakukan berdasarkan alat bukti dan berita acara pengesahan

Page 155: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 155

C.Penerbitan Sertifikat Tanah

Menurut PP No.10 tahun 1961, yang disebut sertifikat adalah salinan buku tanah dan surat ukur yang dijahit menjadi satu bersama-sama dengan suatu kertas sampul yang bentuknya ditetapkan oleh Menteri Agraria

Sertifikat tanah terdiri dari: Salinan buku tanah Salinan surat ukur Kertas sampul

Page 156: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 156

Menurut PP No.24 tahun 1997

Sertifikat tanah adalah surat tanda bukti hak sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (2) huruf c UUPA untuk hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas satuan dan hak tanggungan yang masing-masing sudah dibukukan dalam buku tanah yang bersangkutan

Page 157: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 157

Sertifikat tanah diterbitkan untuk kepentingan pemegang hak yang bersangkutan sesuai dengan data fisik dan data yuridis yang telah didaftar dalam buku tanah.

Sertifikat tanah hanya boleh diserahkan kepada pihak yang namanya tercantum dalam buku tanah, sebagai pemegang hak, atau kepada pihak yang diberikan kuasa oleh pemegang hak.

Page 158: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 158

Data fisik dan data yuridis yang termuat dalam sertifikat sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah hak yang bersangkutan, maka sertifikat tanah merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat

Page 159: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 159

Apabila suatu bidang tanah sudah diterbitkan sertifikat secara sah atas nama orang atau badan hukum yang memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik dan secara nyata menguasai tanah tersebut, maka pihak lain yang merasa mempunyai hak atas tanah tersebut tidak dapat lagi menuntut haknya apabila dalam waktu 5 tahun sejak diterbitkannya sertifikat tersebut tidak mengajukan keberatan secara tertulis kepada pemegang sertifikat dan Kepala Kantor Pertanahan yang bersangkutan ataupun tidak mengajukan gugatan pada pengadilan mengenai penguasaan tanah atau penerbitan sertifikat tersebut

Page 160: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 160

D. Penyajian data fisik dan data yuridis

Dalam rangka penyajian data fisik dan data yuridis, Kantor Pertanahan menyelenggarakan Tata Usaha Pendaftaran Tanah dalam Daftar Umum.

Daftar Umum terdiri dari: Peta pendaftara, yaitu peta yang menggambarkan bidang atau

bidang-bidang tanah untuk keperluan pembukuan Daftar tanah, yaitu dokumen dalam bentuk daftar yang memuat

identitas bidang tanah dengan suatu sistem penomoran Surat ukur, yaitu dokumen yang memuat data fisik suatu bidang

tanah dalam bentuk peta dan uraian Buku tanah, yaitu dokumen dalam bentuk daftar yang memuat

data yuridis dan data fisik suatu obyek pendaftaran tanah yang sudah haknya

Daftar nama, yaitu dokumen dalam bentu daftar yang memuat keterangan mengenai penguasaan tanah dengan sesuatu hak, hak atas tanah, atau hak pengelolaan dan mengenai pemilikan hak milik atas satuan rumah susun oleh orang perseorangan atau badan hukum

Page 161: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 161

E. Penyimpanan Daftar Umum dan Dokumen

Dokumen-dokumen yang merupakan alat pembuktian (warkah), diberi tanda pengenal dan disimpan di Kantor Pertanahan yang bersangkutan atau ditempat lain yang ditetapkan oleh Menteri sebagai bagian yang terpisah dari Daftar Umum

Page 162: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 162

Peta pendaftaran, daftar tanah, surat ukur, buku tanah, daftar nama dan dokumen-dokumen tersebut harus tetap berada di Kantor Pertanahan atau ditempat lain yang ditetapkan oleh Menteri.

Untuk mencegah hilangnya dokumen dimaksud maka apabila ada instansi yang menganggap perlu untuk memeriksanya, pemeriksaan wajib dilakukan di Kantor Pertanahan

Page 163: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 163

PEMELIHARAAN DATA PENDAFTARAN TANAH

Kegiatan pemeliharaan data pendaftaran tanah meliputi :

Pendaftaran peralihan dan pembebanan hak

Pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah

Page 164: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 164

Pemeliharaan data pendaftaran tanah dilakukan apabila terjadi perubahan pada data fisik atau data yuridis obyek pendaftaran tanah yang telah di daftarkan

Perubahan data fisik dimaksud adalah pemisahan, pemecahan atau penggabungan bidang-bidang tanah yang sudah didaftar

Perubahan data yuridis terjadi apabila ada pemindahan hak atas tanah dan atau pembebanan hak atas tanah yang sudah didaftar

Perubahan yang terjadi oleh pemegang hak atas tanah wajib didaftarkan di Kantor Pertanahan.

Page 165: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 165

PERALIHAN HAK ATAS TANAH

1. JUAL BELI2. HIBAH3. PEWARISAN4. WAKAF

Page 166: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 166

JUAL BELI

1. Jual Beli Tanah menurut Hukum Adat2. Jual Beli Tanah menurut UUPA

Page 167: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 167

Jual Beli Tanah menurut Hukum Adat

Jual beli tanah adalah suatu perbuatan pemindahan hak atas tanah yang bersifat terang dan tunai

Page 168: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 168

Terang berarti perbuatan pemindahan hak tersebut harus dilakukan dihadapan kepala adat

Tunai berarti perbuatan pemindahan hak dan pembayaran harganya dilakukan secara serentak

Page 169: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 169

Bentuk-bentuk pemindahan hak milik menurut sistem Hukum adat

1. Yang mengakibatkan pemindahan hak milik untuk selama-lamanya;

Jual Lepas

Page 170: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 170

Jual Lepas

Jual Lepas merupakan proses pemindahan hak atas tanah yang bersifat terang dan tunai, dimana semua ikatan antara bekas penjual dengan tanahnya menjadi lepas sama sekali

Page 171: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 171

Jual Lepas Panjer

Page 172: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 172

Fungsi Panjer

1. Pembicaraan yang mengandung janji saja tidak mengakibatkan suatu kewajiban

2. Tanpa panjer, orang tidak merasa terikat3. Perjanjian pokok (jual beli) belum

terlaksana hanya dengan pemberian panjer

Page 173: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 173

2. Yang mengakibatkan pemindahan hak milik yang bersifat sementaraa. Jual Gadaib. Jual Tahunan

Page 174: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 174

a. Jual Gadai

Jual Gadai merupakan suatu perbuatan pemindahan hak secara sementara atas tanah kepada pihak lain yang dilakukan secara terang dan tunai sedemikian rupa, sehingga pihak yang melakukan pemindahan hak mempunyai hak menebus kembali tanah tersebut

Page 175: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 175

Si Pembeli gadai (penerima gadai) berhak;

1. Menikmati manfaat yang melekat pada hak milik

2. Mengopergadaikan atau menggadaikan kembali di bawah harga tersebut kepada orang lain jika sangat membutuhkan uang

3. Mengadakan perjanjian bagi hasil

Page 176: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 176

Transaksi ini biasanya disertai dengan perjanjian

tambahan Kalau tidak ditebus dalam masa yang

dijanjikan, maka tanah menjadi milik yang membeli gadai

Tanah tidak boleh ditebus sebelum satu, dua atau beberapa tahun dalam tangan pembeli gadai

Page 177: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 177

b. Jual Tahunan

Jual tahunan merupakan suatu perilaku hukum yang berisikan penyerahan hak atas sebidang tanah tertentu kepada subjek hukum lain dengan penerima sejumlah uang tertentu dengan ketentuan bahwa sesudah jangka waktu tertentu maka tanah tersebut akan kembali dengan sendirinya tanpa melalui perilaku hukum tertentu

Page 178: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 178

Kewenangan si pembeli tahunan

Mengolah tanah, menanami dan memetik hasilnya, dan berbuat dengan tanah itu seakan-akan miliknya sendiri dalam jangka waktu yang diperjanjikan

Page 179: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 179

Jual Beli tanah Menurut UUPA

Sifatnya 1. Tunai2. Terang3. Riil

Page 180: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 180

1. Tunai, adalah penyerahan hak oleh penjual dilakukan bersamaan dengan pembayaran oleh pembeli dan seketika itu juga hak sudah beralih

2. Riil, kehendak yang diucapkan harus diikuti dengan perbuatan nyata, misalnya telah diterimanya uang oleh penjual, dan dibuatnya dihadapan kepala desa

3. Terang, dilakukan dihadapan kepala desa untuk memastikan bahwa perbuatan itu tidak melanggar ketentuan hukum yang berlaku

Page 181: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 181

PP 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran tanah, jual beli dilakukan oleh para pihak dihadapan PPAT

Page 182: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 182

Syarat jual beli tanah ada 2

1. Syarat materiil2. Syarat Formil

Page 183: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 183

1. Syarat Materril

a. Pembeli berhak membeli tanah yang bersangkutan

b. Penjual berhak menjual tanah yang bersangkutan

c. Tanah hak yang bersangkutan boleh diperjual belikan dan tidak dalam sengketa

Page 184: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 184

2. Syarat Formal

Setelah syarat materriil dipenuhi maka PPAT akan membuat akta jual beli (Pasal 37 PP No 24/1997)

Page 185: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 185

Sebelum akta jual beli dibuat PPAT, maka disyaratkan bagi para pihak untuk menyerahkan surat-surat yang diperlukan kepada PPAT,1. Jika tanahnya bersertifikat, sertifikat

tanahnya yang asli dan tanda bukti pembayaran biaya pendaftarannya

2. Jika tanahnya belum bersertifikat, surat keterangan bahwa tanah tersebut belum bersertifikat, surat-surat tanah yang ada memerlukan penguatan oleh kepala Desa dan Camat, dilengkapi dengan surat yang membuktikan identitas penjual dan pembelinya yang diperlukan untuk persertifikatan tanahnya setelah selesai dilakukan jual beli

Page 186: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 186

PengHibahan Tanah

Hibah tanah merupakan pemberian seseorang kepada orang lain dengan tidak ada pengganti apa pun dan dilakukan secara sukarela, tanpa ada kontraprestasi dari pihak penerima pemberian, dan pemberian itu dilangsungkan pada saat si pemberi masih hidup

Page 187: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 187

Sebelumnya lahirnya PP No24/1997 Bagi mereka yang tunduk pada

KUHperdata, surat hibah wasiat harus dibuat dalam bentuk tertulis dari Notaris.

Bagi yang tunduk pada Hukum Adat dapat membuatnya di bawah tangan, tetapi proses di kantor pertanahan harus dibuat dengan akta PPAT

Page 188: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 188

Setelah lahirnya PP No.24 Tahun 1997, setiap pemberian hibah tanah harus dilakukan dengan akta PPAT

Page 189: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 189

D. Pewarisan Tanah

Perolehan hak milik atas tanah yang terjadi karena pewarisan dari pemilik kepada ahli waris (Pasal 26 UUPA)

Page 190: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 190

Peralihan hak karena pewarisan telah mendapat penegasan pada Bab V, Paragraf 3 tentang peralihan Hak Karena Pewarisan sebagaimana tersebut dalam Pasal 42 Peraturan Pemerintahan No.24 Tahun 1997,yakni:1. Untuk peralihan hak karena pewarisan

mengenai bidang tanah hak yang sudah terdaftar, wajib diserahkan oleh yang menerima hak atas tanah sebagai warisan kepada Kantor Pertanahan , sertifikat yang bersangkutan, surat kematian orang yang namanya di catat sebagai pemegang haknya dengan surat tanda bukti sebagai ahli waris.

2. Jika bidang tanah yang merupakan warisan belum didaftar, wajib diserahkan dokumen-dokumen surat keterangan Kepala Desa/kelurahan yang menyatakan yang bersangkutan menguasai tanah, dan surat keterangan yang menyatakan bahwa bidang tanah tersebut belum bersertifikat ddari kantor pertanahan, atau surat ket. Kepala Desa/Lurah jika lokasi tanahnya jauh dari kedudukan Kantor Pertanahan dari pemegang hak yang bersangkutan.

Page 191: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 191

3. Jika penerima waris terdiri dari satu orang, pendaftaran peralihan hak tersebut dilakukan kepada orang tersebut berdasarkan surat tanda bukti sebagai ahli waris

4. Jika penerima warisan lebih dari satu orang dan waktu peralihan hak tersebut didaftarkan disertai dengan akta pembagian waris yang memuat keterangan bahwa hak atas tanah jatuh kepada seorang penerima warisan tertentu, pendaftaran hak milik atas tanah dilakukan kepada penerima warisan yang bersangkutan berdasarkan surat tanda bukti sebagai ahli waris dan akta pembagian warisan

Page 192: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 192

5. Warisan berupa hak atas tanah yang menurut akta pembagian waris harus dibagi bersama antara beberapa penerima warisan atau waktu didaftarkan belum ada akta pembagian warisnya, didaftar peralihan haknya kepada para penerima waris yang berhak sebagai hak bersama mereka berdasarkan surat tanda bukti sebagai ahli waris dan/atau akta pembagian waris

Page 193: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 193

E. Pewakafan tanah

Wakaf tanah hak milik merupakan suatu perbuatan hukum seseorang atau badan hukum yang memisahkan sebagian dari harta kekayaannya yang berupa tanah hak milik dan melembagakannya untuk selama-lamanya untuk kepentingan peribadatan atau kepentingan umum lainnya sesuai dengan ajaran agama Islam

Page 194: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 194

Ruang Lingkup pengaturan perwakafan tanah,meliputi:1. Tanah yang diwakafkan adalah tanah yang berstatus hak

milik2. Perwakafan tanah harus diperuntukkan untuk masyarakat

banyak3. Tanah wakaf terlembagakan untuk selama-lamanya

dalam waktu yang kekal dan abadi4. Tujuan peruntukan sebagai kepentingan peribadatan atau

kepentingan umum5. Wakaf memutuskan hubungan kepemilikan antara wakif

dengan mauqufbih-nya dan selanjutnya statusnya menjadi milik masyarakat

6. Wakif tidak bisa menarik kembali terhadap tanah yang telah diwakafkan

7. Ikrar harus dilakukan dihadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf untuk mendapatkan akta autentik untuk digunakan pendaftaran tanah kepada Kepala BPN

Page 195: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 195

Kekuatan Hukum atas tanah yang di

wakafkan,maka:1. Akta Ikrar wakaf oleh Kepala KUA2. Dihadiri 2 orang saksi3. Surat-surat pemilikan tanah, surat

keterangan kepala desa, surat keterangan pendaftaran tanah

4. Pendaftaran wakaf tanah milik ke kantor pertanahan Kabupaten/kota untuk memperoleh sertifikat

Page 196: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 196

A. Pendaftaran Peralihan Hak

1. Pemindahan hak Peralihan hak atas tanah dan hak milik

atas satuan rumah susun melalui jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan dalam perusahaan dan perbuatan hukum pemindahan hak lainnya, kecuali melalui lelang, hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang.

Page 197: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 197

Pembuatan akta wajib dihadiri oleh para pihak oleh para pihak yang melakukan perbuatan hukum yang bersangkutan atau kuasanya dan disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 orang saksi yang memenuhi syarat untuk bertindak sebagai dalam perbuatan hukum itu

Page 198: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 198

PPAT menolak membuat akta, jika:

Mengenai bidang tanah yang sudah terdaftar atau hak milik atas satuan rumah susun, kepadanya tidak disampaikan sertifikat asli hak yang bersangkutan atau sertifikat yang diserahkan tidak sesuai dengan daftar-daftar yang ada dikantor pertanahan

Mengenai bidang tanah yang belum terdaftar, kepadanya tidak disampaikan (a) surat bukti hak atau surat keterangan Kepala Desa/Kelurahan yang menyatakan bahwa yang bersangkutan menguasai bidang tanah tersebut dan (b) surat keterangan yang menyatakan bahwa bidang tanah yang bersangkutan belum bersertifikat dari kantor Pertanahan atau untuk tanah yang terletak didaerah yang jauh dari kedudukan kantor pertanahan, dari pemegang hak yang bersangkutan dengan dikuatkan oleh Kepala Desa/Kelurahan

Salah satu atau para pihak yang akan melakukan perbuatan hukum yang bersangkutan atau salah satu saksi tidak berhak atau tidak memenuhi syarat untuk bertindak demikian

Salah satu pihak atau para pihak bertindak atas dasar suatu surat kuasa mutlak (pemberian kuasa yang tidak dapat ditarik kembali oleh pihak yang memberi kuasa) yang pada hakikatnya berisikan perbuatan hukum pemindahan hak

Untuk perbuatan hukum yang akan dilakukan belum diperoleh izin pejabat atau instansi berwenang, apabila izin tersebut diperlukan menurut peraturan perundang-perundangan yang berlaku

Page 199: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 199

Obyek perbuatan hukum yang bersangkutan sedang dalam sengketa mengenai data fisik dan data yuridis

Tidak dipenuhinya syarat lain atau dilangggar larangan yang dientukan dalam peraturan perundang-undangan yang bersangkutan

Page 200: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 200

Akta PPAT merupakan dasar yang kuat untuk pendaftaran pemindahan dan pembebanan hak atas tanah, maka PPAT bertanggung jawab untuk memeriksa syarat-syarat untuk sahnya perbuatan hukum, dengan mencocokkan data yang terdapat dalam sertifikat dengan daftar-daftar yang ada dikantor Pertanahan

Page 201: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 201

Dalam waktu 7 hari kerja sejak akta PPAT ditandatangani, maka PPAT yang bersangkutan wajib menyampaikan akta yang dibuatnya beserta dokumen-dokumen yang bersangkutan kepada Kantor Pertanahan, wajib didaftarkan secara tertulis kepada para pihak yang bersangkutan

Page 202: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 202

Kewajiban PPAT hanya sebatas menyampaikan akta dengan berkas-berkasnya kepada Kantor Pertanahan .

Pendaftaran kegiatan selanjutnya serta penerimaan sertifikatnya menjadi urusan pihak yang berkepentingan sendiri

Page 203: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 203

2. Pemindahan hak dengan lelang

Peralihan hak melalui pemindahan hak dengan lelang hanya didaftar jika dibuktikan dengan kutipan risalah lelang yang dibuat pejabat lelang.

Untuk menghindari terjadinya pelelangan umum yang tidak jelas obyeknya, Kepala Kantor Lelang wajib meminta keterangan yang paling muktahir mengenai tanah atau satuan rumah susun yang akan dilelang dari Kantor Pertanahan.

Page 204: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 204

Permintaan keterangan dimaksud diajukan selambat-lambatnya 7 hari kerja sebelum suatu bidang tanah atau satuan rumah susun dilelang, baik dalam rangka lelang eksekusi maupun lelang non eksekusi

Keterangan dimaksud akan diberikan oleh Kepala Kantor Pertanahan paling lambat 5 hari kerja setelah diterimanya permintaan informasi tersebut

Page 205: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 205

Keterangan mengenai obyek lelang harus tetap diterbitkan meskipun tanah atau satuan rumah susun yang menjadi obyek lelang tersebut sedang dalam sengketa atau dalam status sitaan, karena keterangan ini sangat penting bagi Pejabat Lelang untuk memperoleh keyakinan tentang obyek lelang

Page 206: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 206

Kepala Kantor Lelang menolak melaksanakan

lelang, apabila: Mengenai tanah yang sudah terdaftar atau hak milik atas satuan

rumah susun apabila (a) kepadanya tidak diserahkan sertifikat asli hak yang bersangkutan, kecuali dalam hal lelang eksekusi yang dapat tetap dilaksanakan walaupun sertifikat hak tersebut tidak diperoleh oleh pejabat lelang dari pemegang haknya, (b) sertifikat yang diserahkan tidak sesuai dengan daftar-daftar yang ada dikantor pertanahan

Mengenai bidang tanah yang belum terdaftar, kepadanya disampaikan (a) surat bukti hak atau surat keterangan kepala desa/kelurahan yang menyatakan bahwa yang bersangkutan menguasai bidang tanah tersebut, dan (b) surat keterangan yang menyatakan bahwa bidang tanah yang bersangkutan belum bersertifikat dari Kantor Pertanahn, atau untuk tanah yang terletak didaerah yang jauh dari kedudukan Kantor Pertanahan, dari pemegang hak yang bersangkutan dengan dikuatkan oleh Kepala Desa/Kelurahan

Ada perintah Pengadilan Negeri untuk tidak melaksanakan lelang berhubung dengan sengketa mengenai tanah yang bersangkutan

Page 207: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 207

Untuk mendaftarkan peralihan hak yang diperoleh melalui lelang, dokumen yang diperlukan sebagai syarat yang harus disampaikan kepada Kepala kantor Pertanahan adalah sebagai berikut: Kutipan risalah lelang yang bersangkutan (a) sertifikat Hak milik atau satuan rumah susun

atau hak atas tanah yang dilelang jika bidang tanah yang bersangkutan sudah terdaftar, atau (b) dalam hal sertifikat tersebut tidak diserahkan kepada pembeli lelang eksekusi diperlukan surat keterangan dari Kepala kantor lelang mengenai alasan tidak diserahkannya sertifikat tersebut, atau (c) jika bidang tanah yang bersangkutan belum terdaftar, diperlukan surat-surat yang berkaitan dengan bidang tanah yang belum terdaftar

Bukti identitas pembeli lelang Bukti pelunasan harga pembelian

Page 208: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 208

3. Peralihan hak karena Pewarisan

Peralihan hak karena pewarisan terjadi karena hukum pada saat pemegang hak yang bersangkutan meninggal dunia

Pendaftaran peralihan hak karena pewarisan wajib didaftar dalam rangka memberikan perlindungan hukum kepada para ahli waris dan demi tertibnya Tata Usaha Pendaftaran Tanah serta akuratnya data yuridis bidang tanah yang bersangkutan

Page 209: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 209

Ketentuan pendaftaran Peralihan hak karena waris Bagi tanah yang sudah terdaftar, dokumen yang

diperlukan untuk pendaftarannya adalah (1) sertifikat tanah yang bersangkutan, (2) surat kematian pemegang hak dan surat tanda bukti sebagai ahli waris

Jika bidang tanah dimaksud belum didaftar, wajib diserahkan dokumen-dokumen (1) surat bukti hak, (2) surat keterangan kepala desa/kelurahan mengenai dikuasainya tanah tersebut oleh pemegang hak dan (3) surat keterangan dari kantor Pertanahan atau surat dari yang bersangkutan untuk daerah yang terpencil diperkuat oleh Kepala Desa/kelurahan, bahwa bidang tanah dimaksud belum bersertifikat

Page 210: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 210

Apabila penerima waris terdiri dari satu orang, maka pendaftaran peralihan hak dilakukan kepada orang tersebut sesuai dengan surat tanda bukti sebagai ahli waris, namun bila penerima warisan lebih dari satu orang, tetapi bidang tanah tersebut jatuh kepada seorang penerima waris sebagaimana diterangkan dalam surat tanda bukti sebagai ahli waris dan akta pembagian waris, maka pendaftaran peralihan hak dilakukan kepada yang bersangkutan

Apabila hak atas tanah atau satuan rumah susun yang menurut akta pembagian waris harus dibagi bersama antara beberapa penerima warisan atau waktu didaftar belum ada akta pembagian warisnya, peralihan haknya didaftar atas nama para penerima waris sebagai hak bersama berdasarkan surat tanda bukti sebagai ahli waris dan atau akta pembagian waris tersebut

Page 211: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 211

Yang dimaksud dengan surat tanda bukti sebagai ahli waris dapat berupa akta keterangan hak mewaris, surat penetapan ahli waris atau surat keterangan waris

Page 212: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 212

4. Peralihan hak karena penggabungan atau peleburan

Perseroan atau koperasi Peralihan hak atas tanah atau hak milik atas

satuan rumah karena penggabungan atau peleburan perseroan atau koperasi yang tidak didahului dengan likuidasi perseroan atau koperasi yang bergabung atau melebur dapat didaftar berdasarkan akta yang membuktikan terjadinya penggabungan atau peleburan perseroan atau koperasi yang bersangkutan setelah penggabungan atau peleburan tersebut disahkan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Pendaftaran peralihan haknya, cukup diajukan dengan bukti akta yang membuktikan terjadinya penggabungan atau peleburan tersebut

Page 213: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 213

Peralihan hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah karena penggabungan atau peleburan perseroan atau koperasi yang didahului dengan likuidasi perseroan atau koperasi yang bergabung atau melebur didaftar berdasarkan pemindahan hak dalam rangka likuidasi yang dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang

Page 214: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 214

5. Penolakan pendaftaran peralihan hak(Pasal 45 PP. No 24 tahun 1997 menggariskan

bahwa Kepala Kantor Pertanahan menolak untuk melakukan pendaftaran peralihan hak,

jika terdapat salah satu keadaan, yaitu:) Sertifikat dan surat keterangan tentang keadaan hak atas tanah tidak sesuai lagi dengan daftar-daftar yang ada pada kantor pertanahan

Perbuatan hukum, yang (1) tidak dibuktikan dengan akta PPAT atau kutupan risalah lelang, kecuali dalam keadaan tertentu

Dokumen yang diperlukan untuk pendaftaran peralihan atau pembebanan hak yang bersangkutan tidak lengkap

Tidak dipenuhinya syarat lain yang ditentukan dalam peraturan perundangan-undangan yang bersangkutan

Tanah yang bersangkutan merupakan obyek sengketa di Pengadilan

Perbuatan hukum yang dibuktikan dengan Akta PPAT batal atau dibatalkan oleh Putusan Pengadilan yang telah memperoleh hukum tetap

Perbuatan hukum yang dibatalakan oleh para pihak sebelum didaftarkan oleh kantor Pertanahan

Page 215: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 215

Penolakan Kepala Kantor Pertanahan dilakukan secara tertulis dengan menyebutkan alasan-alasan penolakan itu

Surat penolakan disampaikan kepada yang berkepentingan disertai dengan pengembalian berkas permohonannya dengan salinan kepada PPAT atau kepala kantor lelang

Page 216: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 216

B. Pembebanan Hak

Pembebanan hak Tanggungan pada hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun, pembebanan Hak Guna Bangunan atas Hak milik dan pembebanan lain pada hak atas tanah atau satuan Rumah susun yang ditentukan dengan peraturan perundang-undangan, dapat didaftar jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang berwenang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

Page 217: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 217

C. Pendaftaran Perubahan Data pendaftaran lainnya

Meliputi 7 kegiatan, yaitu:1. Perpanjangan jangka waktu hak atas tanah2. Pemecahan, pemisahan dan penggabungan

bidang tanah3. Pembagian hak bersama4. Hapusnya hak atas tanah dan hak milik atas

satuan rumah susun5. Peralihan dan hapusnya hak tanggungan6. Perubahan data pendaftaran tanah berdasarkan

putusan pengadilan atau penetapan pengadilan7. Perubahan nama

Page 218: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 218

1. Perpanjangan jangka waktu hak atas tanah

Pendaftaran perpanjangan jangka waktu hak atas tanah dilakukan dengan mencatat pada Buku tanah dan sertifikat hak yang bersangkutan berdasarkan keputusan Pejabat yang berwenang yang memberikan perpanjangan jangka waktu hak yang bersangkutan

Perpanjangan jangka waktu suatu hak tidak mengakibatkan hak tersebut hapus atau terputus, sehingga pendaftaranya tidak perlu dibuatkan buku tanah dan sertifikat baru

Page 219: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 219

2. Pemecahan, pemisahan dan penggabungan

bidang tanah Pemecahan Atas permintaan pemegang hak yang

bersangkutan, satu bidang tanah yang sudah didaftar dapat dipecah secara sempurna menjadi beberapa bagian yang masing-masing merupakan satuan bidang baru dengan status hukum yang sama dengan bidang tanah semula

Untuk setiap bidang dibuat surat ukur, buku tanah dan sertifikat sebagai pengganti surat ukur, buku tanah dan sertifikat asalnya

Page 220: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 220

Jika hak atas tanah yang bersangkutan yang dibebani hak tanggungan dan atau beban-beban lain yang terdaftar, pemecahan baru boleh dilaksanakan setelah diperoleh persetujuan tertulis dari pemegang hak tanggungan atau pihak-pihak lian yang berwenang menyetujui penghapusan beban yang bersangkutan

Page 221: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 221

Pemecahan bidang tanah ini harus sesuai dengan Rencana Tata ruang yang berlaku dan tidak boleh mengakibatkan tidak terlaksananya ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, misalnya ketentuan landreform yang menyangkut batas minimal pertanian

Page 222: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 222

Pemisahan Atas permintaan pemegang hak yang

bersangkutan dari satu bidang tanah yang sudah didaftar dapat dipisahkan sebagian atau beberapa bagian, yang selanjutnya merupakan satuan bidang baru dengan status hukum yang sama dengan bidang tanah semula

Page 223: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 223

Untuk satuan bidang tanah baru dibuatkan surat ukur, buku tanah dan sertifikat sebagai satuan bidang tanah baru, sedangkan pada peta pendaftaran, daftar tanah, surat ukur, buku tanah dan sertifikat bidang tanah semula dibubuhkan catatan mengenai adanya pemisahan tersebut

Page 224: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 224

Perbedaan pengertian pemisahan dan pemecahan Pemecahan (dahulu dikenal dengan

istilah pemisahan/pemecahan sempurna), semua bagian dari bidang tanah semula tidak lagi mempunyai identitas lama, sedangkan

Pemisahan (dahulu pemisahan/pemecahan sebagian), masih ada sebagian dari bidang tanah semula yang tidak berubah identitasnya, kecuali luas dan batas-batasnya

Page 225: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 225

Penggabungan bidang tanah

Atas permintaan pemegang hak yang bersangkutan dua buah bidang tanah atau lebih yang sudah didaftar dan letak berbatasan yang kesemuanya atas nama pemilik yang sam, dapat digabung menjadi satu satuan bidang baru jika semuanya dipunyai dengan jenis hak yang sama dan bersisa jangka waktu yang sama

Page 226: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 226

Untuk satuan bidang tanah baru dibuatkan surat ukur, buku tanah dan sertifikat baru dengan menghapus surat ukur, buku tanah dan sertifikat masing-masing

Hak atas tanah yang dibebani hak tanggungan dan beban-beban lain yang terdaftar, maka penggabungan bidang tanah baru boleh dilaksanakan setelah diperoleh persetujuan tertulis dari pemegang hak tanggungan atau pihak-pihak lain yang berwenang menyetujui penghapusan beban yang bersangkutan

Page 227: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 227

3. Pembagian hak bersama

Pembagian hak bersama atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun menjadi hak-hak masing-masing pemegang hak bersama di daftar berdasarkan akta yang dibuat PPAT, yang membuktikan kesepakatan antara pemegang hak bersama mengenai pembagian hak bersama tersebut

Page 228: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 228

Suatu hak bersama, baik yang diperoleh sebagai warisan maupun sebab lain, pada suatu saat perlu dibagi sehingga menjadi hak individu

Kesepakatan antara pemegang hak bersama perlu dituangkan dalam akta PPAT yang akan menjadi dasar dalam pendaftarannya

Pembagian tersebut tidak harus semua pemegang hak bersama memperoleh bagian, karena dalam pembagian harta waris seringkali menjadi pemegang hak individu hanya sebagian dari keseluruhan penerima warisan, asalkan hal tersebut telah disepakati oleh seluruh penerima warisan sebagai pemegang hak bersama

Page 229: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 229

4. Hapusnya hak atas tanah dan hak milik atas satuan

rumah susun Pendaftaran hapusnya hak atas tanah, hak

pengelolaan dan hak milik atas satuan rumah susun dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan dengan membubuhkan catatan pada Buku Tanah dan Surat Ukur serta sertifikat hak yang bersangkutan, berdasarkan:

1. Data dalam Buku Tanah yang disimpan di Kantor Pertanahan, jika mengenai hak-hak yang dibatasi masa berlakunya;

2. Salinan Surat Keputusan Pejabat yang berwenang mengenai hak yang bersangkutan telah dibatalkan atau dicabut;

3. Akta yang menyatakan bahwa hak yang bersangkutan telah dilepaskan oleh pemegang haknya

Page 230: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 230

Apabila sertifikat tanah dimaksud tidak diserahkan kepada Kepala Kantor Pertanahan, hal tersebut dicatat pada Buku Tanah dan Surat Ukur yang bersangkutan

Untuk mencegah perbuatan hukum mengenai tanah yang sudah tidak ada haknya tersebut, maka hapusnya hak yang sertifikatnya tidak diserahkan tersebut dapat diumumkan oleh Kepala Kantor Pertanahan yang bersangkutan

Page 231: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 231

5. Peralihan dan hapusnya hak tanggungan

Pendaftaran peralihan Hak tanggungan dilakukan dengan mencatatnya pada Buku tanah dan Sertifikat hak Tanggungan yang bersangkutan dan pada Buku tanah serta sertifikat hak yang dibebani berdasarkan surat tanda bukti beralihnya piutang yang dijamin karena cessie, subrogasi, pewarisan atau penggabungan serta peleburan perseroan

Page 232: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 232

Apabila tanah yang dibebani hak tanggungan tersebut telah dilelang untuk pelunasan piutang, maka pendaftaran hapusnya hak tanggungan(roya) dapat dilakukan dengan melengkapi persyaratan:

1. Surat pernyataan kreditur yang melepas Hak tanggungan atas hak yang dilelang

2. Kutipan risalah lelang

Page 233: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 233

6. Perubahan data pendaftaran tanah berdasarkan putusan pengadilan atau penetapan pengadilan

Panitera pengadilan wajib memberitahukan kepada Kepala kantor Pertanahan mengenai isi Putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan penetapan Ketua Pengadilan yang mengakibatkan terjadinya perubahan pada data mengenai bidang tanah yang sudah didaftar atas satuan rumah susun untuk dicatat pada Buku Tanah yang bersangkutan dan sedapat mungkin pada sertifikat dan daftar-daftar lainnya

Page 234: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 234

Pencatatan dilakukan atas permintaan pihak yang berkepantingan berdasarkan salinan resmi putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap atau salinan penetapan Ketua Pengadilan yang bersangkutan yang diserahkan olehnya kepada Kepala kantor Pertanahan

Pencatatan hapusnya hak atas tanah, hak pengelolaan dan hak milik atas satuan rumah susun berdasarkan putusan pengadilan dilakukan setelah diperoleh surat keputusan mengenai hapusnya hak (tanda bukti hak/sertifikat) tersebut dari menteri atau pejabat yang ditunjuk

Page 235: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 235

7. Perubahan Nama

Pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah sebagai akibat pemegang hak yang ganti nama dilakukan dengan, mencatatnya di dalam buku tanah dan sertifikat hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun yang bersangkutan berdasarkan bukti mengenai ganti nama pemegang hak tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Page 236: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 236

D.Penerbitan sertifikat Pengganti

Atas permohonan pemegang hak, diterbitkan sertifikat baru sebagai pengganti sertifikat yang rusak, hilang, menggunakan blanko yang tidak digunakan lagi atau yang tidak diserahkan oleh bekas pemegang hak kepada pembeli lelang dalam suatu lelang eksekusi

Dengan adanya sertifikat pengganti, maka sertifikat lama dimusnahkan

Pengganti sertifikat di atas dicatat dalam buku tanah yang bersangkutan

Page 237: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 237

Permohonan sertifikat pengganti hanya dapat diajukan oleh pihak yang namanya tercantum sebagai pemegang hak dalam buku tanah yang bersangkutan atau pihak lain yang merupakan penerima hak berdasarkan akta PPAT atau Kutipan Risalah Lelang

Dalam hal pemegang hak atau penerima hak sudah meninggal dunia, maka permohonan sertifikat pengganti dapat diajukan oleh ah ahli warisnya dengan menyerahkan surat tanda bukti sebagai ahli warisnya

Page 238: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 238

Ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan permohonan pengganti sertifikat adalah :

Permohonan pengganti sertifikat yang hilang disertai pernyataan dibawah sumpah dari yang bersangkutan di hadapan Kepala kantor Pertanahn atau Pejabat yang ditunjuk mengenai hilangnya sertifikat hak yang bersangkutan

Page 239: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 239

Penerbitan sertifikat pengganti didahului dengan pengumuman satu kali dalam salah satu surat kabar harian setempat atas biaya pemohon. Jika dalam waktu 30 hari sejak dimuatnya pengumuman tidak ada keberatan atau jikapun ada namun menurut penilaian Kepala Kantor Pertanahan keberatan tersebut dianggap tidak beralasan, maka sertifikat pengganti diterbitkan. Jika keberatan tersebut dianggap beralasan, maka Kepala kantor Pertanahan menolak menerbitkan sertifikat pengganti. Mengenai dilakukannya pengumuman dan penerbitan serta penolakan penerbitan sertifikat baru, oleh kepala kantor Pertanahan dibuatkan berita acara

Page 240: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 240

Penggantian sertifikat hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun yang tidak diserahkan kepada pembeli lelang dalam lelang eksekusi, didasarkan atas surat keterangan dari kepala kantor lelang yang bersangkutan yang memuat alasan tidak dapat diserahkannya sertifikat tersebut kepada pemenang lelang. Kepala kantor Pertanahan mengumumkan telah diterbitkannya sertifikat pengganti untuk hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun dan tidak berlakunya sertifikat yang lama, dalam salah satu surat kabar harian setempat atas biaya pemohon

Page 241: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 241

Pengadaan TanahUntuk kepentingan Umum

1. UUD 1945 Pasal 4 ayat 12. UU No 5 tahun 19603. UU No.51 Prp tahun 19604. UU No 20 tahun 1961 tentang

pencabutan hak atas tanah dan Benda-benda yang ada diatasnya

5. UU No.24 tahun 1992 tentang penataan Ruang

6. Perpres No.36 tahun 2005 Jo.Perpres No.65 tahun 2006

Page 242: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 242

PENGERTIANPengadaan Tanah (pasal 1

Perpres 65 tahun 2006) Pengadaan tanah, adalah setiap kegiatan

untuk mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti rugi kepada yang melepaskan atau menyerahkan tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah

Page 243: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 243

Latar Belakang

1. Meningkatnya pembangunan untuk kepentingan umum yang memerlukan tanah sehingga pengadaannya perlu dilakukan secara tepat dan transparan dengan tetap memperhatikan prinsip penghormatan terhadap hak-hak yang sah atas tanah.

2. Pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan yang diatur dalam Kepres No.55 tahun 1993 sudah tidak sesuai lagi sebagai landasan hukum dalam melaksanakan pembangunan untuk kepentingan umum

Page 244: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 244

Cara Pengadaan Tanah

Pengadaan tanah bagi kegiatan untuk kepentingan umum oleh pemerintah dilaksanakan dengan cara pelepasan atau penyerahan hak atas tanah.

Pengadaan tanah selain untuk kepentingan umum oleh pemerintah dilaksanakan dengan cara jual beli, tukar menukar atau cara lain yang di sepakati

Page 245: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 245

Melakukan Pencabutan hak atas tanah untuk kepentingan umum harus dipenuhi adanya beberapa

persyaratan :1. Pencabutan hak hanya dapat dilakukan

bilamana kepentingan umum harus tegas menjadi dasar dalam pencabutan hak ini. Termasuk dalam pengertian kepentingan umum ini adalah kepentingan bangsa, negara, kepentingan bersama dari rakyat, serta kepentingan pembangunan.

2. Pencabutan hak hanya dapat dilakukan oleh pihak yang berwenang

3. Pencabutan hak atas tanah harus disertai dengan ganti kerugian yang layak. Pemilik tanah berhak atas pembayaran sejumlah ganti kerugian yang layak berdasarkan atas harga yang pantas.

Page 246: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 246

Pengadaan tanah dilakukan dengan cara:1. Jual beli2. Tukar menukar3. Atau cara lain yang disepakati dengan

sukarela oleh pihak-pihak yang bersangkutan

Page 247: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 247

Pembangunan untuk kepentingan umum yang dilaksanakan pemerintah atau pemerintah daerah, meliputi:1. Jalan umum dan jalan tol, rel kereta api (diatas

tanah, diruang atas tanah, ataupun di ruang bawah tanah), saluran air minum/air bersih, saluran pembuangan air dan sanitasi

2. Waduk, bendungan, bendungan irigasi dan bangunan pengairan

3. Pelabuhan, bandar udara, stasiun kereta api dan terminal

4. Fasilitas keselamatan umum, seperti tanggul penanggulangan bahaya banjir, lahar dan lain-lain bencana

5. Tempat pembuangan sampah6. Cagar alam dan cagar budaya7. Pembangkit, transmisi, distribusi tenaga listrik

Page 248: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 248

Panitia Pengadaan Tanah

Pengadaan tanah untuk kepentingan umum di wilayah kabupaten/kota dilakukan dengan bantuan panitia pengadaan tanah kabupaten/kota yang dibentuk oleh bupati/walikota

Panitia Pengadaan Tanah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dibentuk oleh Gubernur

Pengadaan Tanah yang terletak didua wilayah Kabupate/Kota atau lebih dilakukan dengan bantuan panitia pengadaan tanah provinsi yang dibentuk Gubernur

Page 249: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 249

Pengadaan tanah yang terletak di dua wilayah provinsi atau lebih, dilakukan dengan bantuan panitia pengadaan tanah yang dibentuk oleh Menteri Dalam Negeri yang terdiri atas unsur pemerintah dan unsur Pemerintahan Daerah terkait

Page 250: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 250

Panitia pengadaan tanah, bertugas:

1. Mengadakan penelitian dan inventarisasi atas tanah. Bangunan, tanaman dan benda-benda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan

2. Mengadakan penelitian mengenai sstatus hukum tanah haknya akan dilepaskan atau diserahkan dan dokumen yang mendukungnya

3. Menetapkan besarnya ganti rugi atas tanah yang haknya akan dilepaskan atau diganti rugi atas tanah yang haknya akan dilepas atau diserahkan

4. Memberikan penjelasan atau penyuluhan kepada masyarakat yang terkena rencana pembangunan dan/atau pemegang hak atas tanah mengenai rencana dan tujuan pengadaan tanah

5. Mengadakan musyawarah dengan para pemegang hak atas tanah dan instansi pemerintah dan/atau pemerintah daerah yang memerlukan tanah dalam rangka menetapkan bentuk dan/atau besarnya ganti rugi

Page 251: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 251

6. Menyaksikan pelaksanaan penyerahan ganti rugi kepada para pemegang hak atas tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda lain yang ada diatas tanah

7. Membuat berita acara pelepasan atau penyerahan hak atas tanah

8. Mengadministrasikan dan mendokumentasikan semua berkas pengadaan tanah dan menyerahkan kepada pihak yang berkompeten

Page 252: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 252

Musyawarah

Pengadaan tanah bagi pelaksaan melalui musyawarah dalam rangka memperoleh:

1. Pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum dilokasi tersebut

2. Bentuk dan besarnya ganti rugi

Page 253: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 253

Tata cara Musyawarah

1. Dilakukan secara langsung antara pemegang hak, instansi yang memerlukan tanah dan panitia

2. Dalam hal jumlah pemegang hak tidak memungkinkan terselenggaranya musyawarah secara efektif, dilakukan melalui perwakilan atau melalui kuasanya

3. Penunjukan kuasa dilakukan secara tertulis, bermaterai diketahui kepala desa atau pejabat yang berwenang

4. Musyawah dipimpin oleh Ketua Panitia Pengadaan tanah

Page 254: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 254

Jangka waktu dan Hasil Musyawarah

1. Dalam hal kegiatan tidak dialihkan atau dipindahkan secara teknis tata ruang ketempat lain atau lokasi lain, maka musyawarah dilakukan selama 120 hari kalender sejak tanggal undangan pertama

2. Apabila tidak tercapai kesepakatan panitia menetapkan besar ganti rugi uang kepada pengadilan negeri yang wilayah hukumnya meliputi lokasi tanah yang bersangkutan

3. Apabila terjadi sengketa kepemilikan setelah penetapan ganti rugi, maka panitia menitipkan ganti rugi uang kepada PN

Page 255: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 255

Apabila tercapai kesepakatan antara pemegang hak atas tanah, instansi pemerintah yang memerlukan tanah, maka panitia menerbitkan Keputusan berupa bentuk dan besarnya ganti rugi sesuai kesepakatan

Penggantian kerugian terhadap bidang tanah yang dikuasai dengan hak ulayat diberikan dalam bentuk pembangunan fasilitas umum atau bentuk lain yang bermanfaat bagi masyarakat

Page 256: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 256

Bentuk ganti rugi berupa:

1. Uang2. Tanah pengganti3. Pemukiman kembali4. Gabungan dari dua atau lebih bentuk

ganti rugi sebagaimana dimaksud huruf a,b, dan c

5. Bentuk lain yang disetujui oleh pihak-pihak yang bersangkutam

Page 257: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 257

Dasar perhitungan besar ganti rugi didasarkan atas:a. NJOP atau nilai nyata/sebenarnya dengan

memperhatikan NJOP tahun berjalan berdasarkan penilaian lembaga/Tim Penilai Harga Tanah yang ditunjuk panitia

b. Nilai jual bangunan yang ditaksir oleh perangkat daerah yang bertanggung jawab dibidang banguna

c. Nilai jual tanaman yang ditaksir oleh perangkat daerah yang bertanggung jawab di bidang pertanian

Page 258: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 258

Ganti Rugi diserahkan pada:

1. Pemegang hak atas tanah2. Nadzir bagi tanah wakaf3. Apabila tanah dimiliki beberapa orang

secara bersama , sedangkan satu atau beberapa orang tidak dapat diketemukan, maka ganti rugi yang menjadi haknya dititipkan di PN yang wilayah hukumnya meliputi tanah tersebut

Page 259: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 259

Keberatan atas Ganti Rugi

Pemegang hak yang tidak menerima keputusan panitia, dapat mengajukan keberatan kepada Bupati/Walikota/Gubernur/Mendagri sesuai kewenangan disertai dengan alasan keberatan

Pejabat tersebut mengupayakan penyelesaian dengan mempertimbangkan pendapat keinginan pemegang hak atas kuasanya

Setelah mendengarkan dan mempelajari pendapat dan keinginan serta pertimbangan panitia, pejabat dapat mengeluarkan keputusan mengukuhkan atau mengubah keputusan panitia

Page 260: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 260

Apabila upaya yang dilakukan Bupati/walikota/Gubernur/Mendagri tetap tidak terima pemegang hak sedang lokasi tidak dapat dipindahkan maka diusulkan untuk dilakukan pencabutan hak menurut UU No.20 tahun 1961 Usul disampaikan pada Kepala BPN dengan

tembusan kepada Menteri dan instansi yang memerlukan tanah dan menteri hukum dan hak asasi manusia

Setelah menerima usul penyelesaian kepala BPN berkonsultasi dengan Menteri dan HAM

Permintaan pencabutan hak disampaikan kepada Presiden oleh Kepala BPN yang ditanda tangani oleh menteri instansi yang memerlukan tanah dan menteri hukum dan HAM

Apabila keputusan Presiden tentang ganti rugi tidak diterima oleh pemegang hak, maka dapat dimintakan banding pada Pengadilan Tinggi

Page 261: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 261

Tanah yang digarap tanpa ijin yang berhak atau kuasanyaPenyelesaiannya dilakukan berdasarkan UU No 51 tahun 1960 tentang larangan Pemakaian tanah tanpa ijin yang berhak atau kuasanya

Pengadaan tanah skala kecilPelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum

yang memerlukan tanah yang luasnya tidak lebih dari 1 hektar dapat dilakukan langsung oleh instansi pemerintah yang memlukan tanah dengan pemegang hak dengan cara:

a. Jual belib. Tukar menukarc. Cara lain yang disepakati

Page 262: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 262

Pengertian Landreform

Dalam arti sempit LandreformMerupakan serangkaian tindakan dalam rangka Agrarian Reform Indonesia

Landreform meliputi perombakan mengenai pemilikan dan penguasaan tanah serta hubungan-hubungan hukum yang bersangkutan dengan penguasaan tanah

Page 263: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 263

Tujuan Landreform

a. Untuk mengadakan pembagian yang adil atas sumber penghidupan rakyat tani yang berupa tanah

b. Untuk melaksanakan prinsip:tanah untuk tani, agar tidak terjadi lagi tanah sebagai obyek spekulasi dan obyek (maksudnya:alat) pemerasan

c. Untuk memperkuat dan memperluas hak milik atas tanah bagi setiap warga negara Indonesia, baik laik-laki maupun wanita, yang berfungsi sosial.

d. Untuk mengakhiri sistem tuan tanah dan menghapuskan pemilikan dan penguasaan tanah secara besar-besaran dengan tak terbatas, dengan menyelenggarakan batas maksimum dan batas minimum untuk tiap keluarga

e. Untuk mempertinggi produksi nasional dan mendorong terselenggaranya pertanian yang intensif secara gotong-royong dalam bentuk gotong royong lainnya, untuk mencapai kesejahteraan yang merata dan adil, dibarengi dengan sistem perkreditan yang khusus ditujukan kepada golongan tani

Page 264: Hukum agraria

www.sesukakita.wordpress.com 264

Program landreform

1. Pembatasan luas maksimum penguasaan tanah2. Larangan pemilikan tanah secara apa yang disebut

“absentee” atau “guntai”3. Redistribusi tanah-tanah yang selebihnya dari tanah-

tanah yang selebihnya dari batas maksimum tanah-tanah yang terkena larangan “absentee”, tanah-tanah bekas swapraja dan tanah-tanah negara

4. Pengaturan soal pembagian dan penebusan tanah-tanah pertanian yang digadaikan

5. Pengaturan kembali perjanjian bagi hasil tanah pertanian6. Penetapan luas minimum pemilikan tanah pertanian,

disertai larangan untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang mengakibatkan pemecahan pemilikan tanah-tanah pertanian menjadi bagian-bagian yang terlampau kecil