hujan asam fix

12
I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan sejarah perkembangan peradaban manusia, eksploitasi dan upaya pemanfaatan sumber daya alam merupakan proses yang tidak terhindarkan. Pertambahan penduduk dunia merupakan faktor utama pendorong bagi upaya pemanfaatan sumber daya alam (Natural Resources Exploitation) khususnya hutan, disamping intensitas teknologi yang digunakan. Kehutanan kemudian dihadapkan dengan meningkatnya permintaan masyarakat akan barang dan jasa yang berasal dari hutan, seperti kebutuhan air bersih, konservasi lahan, dan habitat satwa liar tertentu atau terjadinya penyusutan lahan sebagai kebutuhan dasar masyarakat khususnya masyarakat sekitar hutan. Kawasan hutan kemudian dikonversi untuk tujuan lain seperti tempat pemukiman, lahan pertanian dan perkebunan, bahkan akhir-akhir ini terjadi illegal logging secara besar-besaran. Kondisi tersebut telah membawa dampak kepada permasalahan keseimbangan ekosistem alam atau lingkungan biosfir bumi. Konversi hutan menjadi lahan pertanian disadari menimbulkan banyak masalah seperti penurunan kesuburan tanah, erosi, kepunahan flora dan fauna, banjir, kekeringan dan bahkan perubahan lingkungan global. Masalah ini bertambah berat dari waktu ke waktu sejalan dengan meningkatnya luas areal hutan yang dialih-gunakan menjadi lahan usaha lain. Masalah keseimbangan ekosistem berakibat terhadap perubahan lingkungan yang melebihi daya dukung lingkungan (carrying capacity) serta menimbulkan gangguan terhadap kemampuan alam untuk memperbaiki kembali lingkungannya (self purification). Sehingga permasalahan

Upload: yanuar-rustrianto-buwono

Post on 22-Oct-2015

7 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pengertian hujan asam dan penanggulanganny

TRANSCRIPT

Page 1: Hujan Asam Fix

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan sejarah perkembangan peradaban manusia, eksploitasi dan upaya

pemanfaatan sumber daya alam merupakan proses yang tidak terhindarkan. Pertambahan

penduduk dunia merupakan faktor utama pendorong bagi upaya pemanfaatan sumber daya

alam (Natural Resources Exploitation) khususnya hutan, disamping intensitas teknologi yang

digunakan. Kehutanan kemudian dihadapkan dengan meningkatnya permintaan masyarakat

akan barang dan jasa yang berasal dari hutan, seperti kebutuhan air bersih, konservasi lahan,

dan habitat satwa liar tertentu atau terjadinya penyusutan lahan sebagai kebutuhan dasar

masyarakat khususnya masyarakat sekitar hutan. Kawasan hutan kemudian dikonversi untuk

tujuan lain seperti tempat pemukiman, lahan pertanian dan perkebunan, bahkan akhir-akhir ini

terjadi illegal logging secara besar-besaran. Kondisi tersebut telah membawa dampak kepada

permasalahan keseimbangan ekosistem alam atau lingkungan biosfir bumi.

Konversi hutan menjadi lahan pertanian disadari menimbulkan banyak masalah seperti

penurunan kesuburan tanah, erosi, kepunahan flora dan fauna, banjir, kekeringan dan bahkan

perubahan lingkungan global. Masalah ini bertambah berat dari waktu ke waktu sejalan dengan

meningkatnya luas areal hutan yang dialih-gunakan menjadi lahan usaha lain.

Masalah keseimbangan ekosistem berakibat terhadap perubahan lingkungan yang melebihi

daya dukung lingkungan (carrying capacity) serta menimbulkan gangguan terhadap

kemampuan alam untuk memperbaiki kembali lingkungannya (self purification). Sehingga

permasalahan keseimbangan ekosistem ini merupakan permasalahan secara keseluruhan dari

kehidupan umat manusia di bumi. Berbagai permasalahan lingkungan global sebagai dampak

dari ketidakseimbangan ekosistem meliputi : perubahan iklim global (global climate change),

penipisan lapisan ozon (ozon layering), hujan asam (rain acid), kerusakan ekosistem hutan

(forest ecosystem damage), pengurangan keanekaragaman hayati (biodiversity crisis),

penggunaan dan buangan B3 (hazardous matter), krisis energi global (energy crisis), hak-hak

masyarakat asli (property right the indigenous people).

Secara keseluruhan permasalahan tersebut telah membawa dampak bagi kehidupan umat

manusia di bumi. Dampak ini dapat berakibat terhadap kesehatan manusia, kondisi ekonomi

dan kehidupan sosial, serta berpengaruh terhadap tatanan perilaku budaya masyarakat.

Sejalan dengan akibat masalah lingkungan yang dirasakan manusia, telah pula membawa

Page 2: Hujan Asam Fix

kesadaran baru bagi umat manusia untuk lebih memperhatikan masalah lingkungan dan serta

harus melakukan upaya-upaya untuk memperbaiki keadaan lingkungannya.

Kita mendengar ada terjadinya hujan asam. Hujan asam terjadi karena aktifitas manusia

yang tidak terkontrol. Mulai dari industry yang besar, asap dari kendaraan, serta pembakaran

sampah. Hujan asama ini sangat berbahaya bagi manusia maupun flora dan fauna. Setidaknya

hujan asam mempunyai andil dalam kepunahan flora dan fauna. Rata-rata 900.000 spesies

telah menjadi punah setiap satu juta tahun selama 200 juta tahun terakhir. Indonesia termasuk

negara yang memiliki daftar spesies yang terancam punah. Paling banyak yaitu 126 burung, 63

mamalia, dan 21 reptil (MoFFAO, 1991). Dengan semakin, berkurangnya keanekaragaman

spesies jelas mengganggu kestabilan suatu ekosistem.

1.2 Tujuan

a) Mengetahui pengertian hujan asam

b) Memahami penyebab hujan asam

c) Mencegah terjadinya hujan asam

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai beriut:

a) Apa pengertian dari peristiwa hujan asam?

b) Apa penyebab terjadinya hujan asam?

c) Apa dampak yang ditimbulkan dari hujan asam?

d) Bagaimana upaya penanggulangan dari hujan asam?

Page 3: Hujan Asam Fix

II. PENGERTIAN HUJAN ASAM

Didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami

bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan

air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat

karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan

binatang.

Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan

bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida

dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk

asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang

asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti

berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman.

Masalah hujan asam tidak hanya meningkat sejalan dengan pertumbuhan populasi dan

industri tetapi telah berkembang menjadi lebih luas. Penggunaan cerobong asap yang tinggi

untuk mengurangi polusi lokal berkontribusi dalam penyebaran hujan asam, karena emisi gas

yang dikeluarkannya akan masuk ke sirkulasi udara regional yang memiliki jangkauan lebih

luas. Sering sekali, hujan asam terjadi di daerah yang jauh dari lokasi sumbernya, di mana

daerah pegunungan cenderung memperoleh lebih banyak karena tingginya curah hujan di sini.

Terdapat hubungan yang erat antara rendahnya pH dengan berkurangnya populasi ikan di

danau-danau. pH di bawah 4,5 tidak memungkinkan bagi ikan untuk hidup, sementara pH 6

atau lebih tinggi akan membantu pertumbuhan populasi ikan. Asam di dalam air akan

menghambat produksi enzim dari larva ikan trout untuk keluar dari telurnya. Asam juga

mengikat logam beracun seperi alumunium di danau. Alumunium akan menyebabkan beberapa

ikan mengeluarkan lendir berlebihan di sekitar insangnya sehingga ikan sulit bernafas.

Pertumbuhan Phytoplankton yang menjadi sumber makanan ikan juga dihambat oleh tingginya

kadar pH.

Page 4: Hujan Asam Fix

Gambar 1. Proses terjadinya hujan asam

Page 5: Hujan Asam Fix

III. PENYEBAB HUJAN ASAM

Secara alami hujan asam dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi dan dari

proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan asam disebabkan oleh

aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik

pengolahan pertanian (terutama amonia). Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat

terbawa angin hingga ratusan kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan

terdeposit ke tanah.

Hujan asam karena proses industri telah menjadi masalah yang penting di Republik

Rakyat Cina, Eropa Barat, Rusia dan daerah-daerah di arahan anginnya. Hujan asam dari

pembangkit tenaga listrik di Amerika Serikat bagian Barat telah merusak hutan-hutan di New

York dan New England. Pembangkit tenaga listrik ini umumnya menggunakan batu bara

sebagai bahan bakarnya. Proses yang terlibat dalam pemecahan Asam ( catatan: bahwa hanya

SO2 dan NOX memegang peran penting dalam hujan asam).

Secara sedehana, reaksi pembentukan hujan asam sebagai berikut:

Bukti terjadinya peningkatan hujan asam diperoleh dari analisa es kutub. Terlihat

turunnya kadar pH sejak dimulainya Revolusi Industri dari 6 menjadi 4,5 atau 4. Informasi lain

diperoleh dari organisme yang dikenal sebagai diatom yang menghuni kolam-kolam. Setelah

bertahun-tahun, organisme-organisme yang mati akan mengendap dalam lapisan-lapisan

sedimen di dasar kolam. Pertumbuhan diatom akan meningkat pada pH tertentu, sehingga

jumlah diatom yang ditemukan di dasar kolam akan memperlihatkan perubahan pH secara

tahunan bila kita melihat ke masing-masing lapisan tersebut.

Sejak dimulainya Revolusi Industri, jumlah emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida ke

atmosfer turut meningkat. Industri yang menggunakan bahan bakar fosil, terutama batu bara,

merupakan sumber utama meningkatnya oksida belerang ini. Pembacaan pH di area industri

terkadang tercatat hingga 2,4 (tingkat keasaman cuka). Sumber-sumber ini, ditambah oleh

transportasi, merupakan penyumbang-penyumbang utama hujan asam

Page 6: Hujan Asam Fix

Dampak hujan asam bagi lingkungan paling jelas terlihat dalam dua gejala berikut: 

1. NEKROSIS : deposisi kering yang berupa partikel dan gas asam menyebabkan kerusakan

lapisan lilin pada daun. Kerusakan ini menyebabkan tanaman mudah kehilangan nutrisi, tidak

tahan terhadap dingin, jamur dan serangga. Fenomena deposisi kering ini sangat merisaukan

terutama bila terjadi di daerah hutan dan pertanian karena dapat memperlambat pertumbuhan

tanaman, serta mengurangi hasil panen.

2. EUROFIKASI : Karena sifat kandungan asamnya, air hujan mudah melarutkan Nitrat dalam

tanah yang dilaluinya. Pada dasarnya Nitrat merupakan zat yang dibutuhkan keberadaannya

bagi pertumbuhan tanaman. Bila kandungan nitratnya terbawa air hujan, berakibat pada

pengurangan kesuburan tanah tersebut. Selanjutnya senyawa nitrat dibawa dan dikumpulkan

oleh air hujan di daerah yang lebih hilir seperti danau dan muara. Daerah ini sebaliknya menjadi

terlalu subur, sehingga memacu pertumbuhan alga dan tanaman air lainnya.

Dampak turunan dari peristiwa di atas adalah tertutupnya danau atau muara akibat

pesatnya pertumbuhan tanaman air di permukaan. Selain itu asam dalam air mudah mengikat

logam beracun seperti Aluminium. Selanjutnya berkurangnya pasokan sinar matahari dan

oksigen, serta tingginya kandungan logam berat dalam air, dapat menyebabkan matinya ikan

dan makhluk lain yang hidup di bawahnya. Selain dampak hujan asam bagi lingkungan, juga

tidak kecil dampaknya pada kesehatan manusia. Gejala eurofikasi seperti yang telah dijelaskan

di atas, menyebabkan tingginya kandungan Nitrat pada sumber-sumber air seperti sungai dan

danau, yang hingga saat ini masih menjadi sumber air bagi masyarakat di sekitarnya. Belum

lagi air hujan yang dipanen dan dikonsumsi oleh sebagian masyarakat di wilayah yang sulit air.

Air hujan asam berbahaya bagi organ paru-paru yang peka terhadap NOx. Pemasukan

Nitrat ke air minum 200-300 mg/hari dapat memicu kanker, mutasi dan abnormalitas. Standar

kandungan tertinggi konsumsi Nitrat yang ditetapkan WHO sebesar : 10 ppm nitrat atau 10 mg

per liter air (Akhadi, 2009). Penelitian juga menunjukkan bahwa deposisi asam dapat

menambah kerentanan anak terhadap penyakit, seperti: demam, alergi, dan batuk.

Page 7: Hujan Asam Fix

IV. Penanggulangan

a. Upaya Pengendalian Deposisi Asam :

Usaha untuk mengendalikan deposisi asam ialah menggunakan bahan bakar yang

mengandung sedikit zat pencemae, menghindari terbentuknya zat pencemar saar terjadinya

pembakaran, menangkap zat pencemar dari gas buangan dan penghematan energi.

b. Bahan Bakar Dengan kandungan Belerang Rendah

Kandungan belerang dalam bahan bakar bervariasi. Masalahnya ialah sampai saat ini

Indonesia sangat tergantung dengan minyak bumi dan batubara, sedangkan minyak bumi

merupakan sumber bahan bakar dengan kandungan belerang yang tinggi.

Penggunaan gas asalm akan mengurangi emisi zat pembentuk asam, akan tetapi kebocoran

gas ini dapat menambah emisi metan. Usaha lain yaitu dengan menggunakan bahan bakar

non-belerang misalnya metanol, etanol dan hidrogen. Akan tetapi penggantian jenis bahan

bakar ini haruslah dilakukan dengan hati-hati, jika tidak akan menimbulkan masalah yang lain.

Misalnya pembakaran metanol menghasilkan dua sampai lima kali formaldehide daripada

pembakaran bensin. Zat ini mempunyai sifat karsinogenik (pemicu kanker).

c. Pengendalian Pencemaran Selama Pembakaran

Beberapa teknologi untuk mengurangi emisi SO2 dan Nox pada waktu pembakaran

telah dikembangkan. Slah satu teknologi ialah lime injection in multiple burners (LIMB). Dengan

teknologi ini, emisi SO2 dapat dikurangi sampai 80% dan NOx 50%.

Caranya dengan menginjeksikan kapur dalam dapur pembakaran dan suhu pembakaran

diturunkan dengan alat pembakar khusus. Kapur akan bereaksi dengan belerang dan

membentuk gipsum (kalsium sulfat dihidrat). Penuruna suhu mengakibatkan penurunan

pembentukan Nox baik dari nitrogen yang ada dalam bahan bakar maupun dari nitrogen udara.

Pemisahan polutan dapat dilakukan menggunakan penyerap batu kapur atau Ca(OH)2. Gas

buang dari cerobong dimasukkan ke dalam fasilitas FGD. Ke dalam alat ini kemudian

disemprotkan udara sehingga SO2 dalam gas buang teroksidasi oleh oksigen menjadi SO3.

Gas

Page 8: Hujan Asam Fix

buang selanjutnya “didinginkan” dengan air, sehingga SO3 bereaksi dengan air (H2O)

membentuk asam sulfat (H2SO4). Asam sulfat selanjutnya direaksikan dengan Ca(OH)2

sehingga diperoleh hasil pemisahan berupa gipsum (gypsum). Gas buang yang keluar dari

sistem FGD sudah terbebas dari oksida sulfur. Hasil samping proses FGD disebut gipsum

sintetis karena memiliki senyawa kimia yang sama dengan gipsum alam.

e. Pengendalian Setelah Pembakaran

Zat pencemar juga dapat dikurangi dengan gas ilmiah hasil pembakaran. Teknologi

yang sudah banyak dipakai ialah fle gas desulfurization (FGD) (Akhadi, 2000. Prinsip teknologi

ini ialah untuk mengikat SO2 di dalam gas limbah di cerobong asap dengan absorben, yang

disebut scubbing (Sudrajad, 2006). Dengan cara ini 70-95% SO2 yang terbentuk dapat diikat.

Kerugian dari cara ini ialah terbentuknya limbah. Akan tetapi limbah itu dapat pula diubah

menjadi gipsum yang dapat digunakan dalam berbagai industri. Cara lain ialah dengan

menggunakan amonia sebagai zat pengikatnya sehingga limbah yang dihasilkan dapat

dipergunakan sebagi pupuk.

Selain dapat mengurangi sumber polutan penyebab hujan asam, gipsum yang

dihasilkan melalui proses FGD ternyata juga memiliki nilai ekonomi karena dapat dimanfaatkan

untuk berbagai keperluan, misal untuk bahan bangunan. Sebagai bahan bangunan, gipsum

tampil dalam bentuk papan gipsum (gypsum boards) yang umumnya dipakai sebagai plafon

atau langit-langit rumah (ceiling boards), dinding penyekat atau pemisah ruangan (partition

boards) dan pelapis dinding (wall boards).

.

Page 9: Hujan Asam Fix

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Hujan asam didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan

secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida di udara yang

larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah.

2. Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan

bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur

dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air

untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh

bersama air hujan. Secara sedehana, reaksi pembentukan hujan asam sebagai berikut:

Pada dasarnya Hujan asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur Dioxide (SO2) dan

nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui pembakaran.

3. Adapun beberapa dampak yang ditimbulkan oleh hujan asam antara lain Kelebihan zat

asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan, hujan asam

yang larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan tersebut sebelum

pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh, korosi dan menyebabkan

terganggunya kesehatan manusia.

5.2. Saran

Agar pemerintah dan masyarakat baik dari kalangan industri maupun umum, untuk  bekerja

sama dalam menjalankan peraturan yang berkaitan dengan upaya penurunan polusi udara agar

dapat terlaksana dan diterapkan dengan baik dan seksama. Dengan penurunan polusi udara,

diharapkan akan mampu mencegah terjadinya hujan asam yang membawa akibat buruk tidak

hanya erhadap lingkungan namun terhadap kelangsungan hidup manusia.