praktikum 1 hujan asam

36
Praktikum Pencemaran Udara (Hujan Asam) Praktikum 1 dan 2 Pencemaran Udara (Hujan Asam) Terhadap Perkecambahan Biji Kacang Hijau dan Acacia mangium Willd. Judul Percobaan : Pencemaran udara (hujan asam) terhadap perkecambahan biji kacang hijau dan tanaman cepat tumbuh Acacia mangium Willd (tanaman kehutanan) Tujuan : - Mengetahui pencemaran udara (hujan asam) dan pencamaran air terhadap perkecambahan biji kacang hijau dan tanaman Acacia mangium Willd - Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji kacang hijau dan tanaman Acacia mangium Willd - Mengamati perbedaan perkecambahan biji kacang hijau dan tanaman tanaman Acacia mangium Willd terhadap salah satu faktor pembentuk hujan asam dengan konsentrasi yang berbeda-beda - Mengetahui sistem perkecambahan kacang hijau dan pertumbuhan tanaman Acacia mangium Willd - Mengetahui penyebab, dampak, dan proses terjadinya hujan asam TINJAUAN TEORITIS

Upload: furqaan-hamsyani

Post on 22-Jun-2015

687 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

sumber praktikum Kemen LH

TRANSCRIPT

Page 1: Praktikum 1 hujan asam

Praktikum Pencemaran Udara (Hujan Asam)

Praktikum 1 dan 2Pencemaran Udara (Hujan Asam) Terhadap Perkecambahan Biji

Kacang Hijau dan Acacia mangium Willd.

Judul Percobaan : Pencemaran udara (hujan asam) terhadap perkecambahan biji kacang hijau dan tanaman cepat tumbuh Acacia mangium Willd (tanaman kehutanan)

Tujuan : - Mengetahui pencemaran udara (hujan asam) dan pencamaran air terhadap

perkecambahan biji kacang hijau dan tanaman Acacia mangium Willd- Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji kacang

hijau dan tanaman Acacia mangium Willd- Mengamati perbedaan perkecambahan biji kacang hijau dan tanaman tanaman

Acacia mangium Willd terhadap salah satu faktor pembentuk hujan asam dengan konsentrasi yang berbeda-beda

- Mengetahui sistem perkecambahan kacang hijau dan pertumbuhan tanaman Acacia mangium Willd

- Mengetahui penyebab, dampak, dan proses terjadinya hujan asam

TINJAUAN TEORITIS

PENCEMARAN UDARAPencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik,kimia ,atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, menganggu estetika dan kenyamanan atau merusak property (Syukri, 1999).Pencemaran udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang di timbulkan langsung dari sumber pencemaran udara.Karbonmonoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena dia merupakan hasil dari pembakaran.Pencemaran sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam (smog fotokimia) adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder. Sumber alami meliputi gunung berapi,rawa-rawa, kebakaran hutan,dan nitrifikasi serta

Page 2: Praktikum 1 hujan asam

2

denitrifikasi biologi. Sumber-sumber lain meliputi transportasi, amonia, kebocoran tangki klor, uap pelarut organik serta timbulan gas metana dari lahan uruk.

Dampak Polusi Udara - Dampak Kesehatan, dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah

ISNA (Infeksi saluran napas atas), termasuk didalamnya asma, bronkritis, dan gangguan pernapasan lainnya.

- Dampak terhadap Tanaman, tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain kloosis, nekrosis, dan bintik hitam. Patikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.

PENCEMARAN AIRPencemaran air didefenisikan sebagai perubahan langsung atau tidak langsung terhadap keadaan air dari keadaan normal menjadi keadaan air yang berbahaya atau berpotensi menyebabkan penyakit atau gangguan bagi kehidupan makhluk hidup (Tjasyono, B., 2003). Perubahan langsung atau tidak langsung ini dapat berupa perubahan kimia, fisika, biologi dan radioaktif. Ada beberapa indikator pencemaran air yaitu :1 Adanya perubahan suhu air. 2 Adanya perubahan tingkat keasaman, basa, dan garam (salinitas) air. 3 Adanya perubahan warna, bau, dan rasa pada air. 4 Terdapat mikroorganisme di dalam air

POLUSI UDARA TERHADAP PERKECAMBAHANSalah satu dampak negatif dari kemajuan ilmu dan teknologi yang tidak digunakan dengan benar adalah terjadinya polusi (pencemaran air). Polusi adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsure, atau komponen lain yang merugikan ke dalam lingkungan akibat aktivitas manusia atau proses alami dan segala sesuatu yang menyebabkan polusi disebut polutan (Tjasyono,B. 2003). Sesuai benda dapat dikatakan polutan bila :1. Kadarnya melebihi batas normal2. Berada pada tempat

PerkecambahanPerkecambahan merupakan tahap awal perkembangan selalu tumbuhan khususnya tumbuhan berbiji, dalam tahap ini embrio di dalam biji yang diselimuti berada pada kondisi dormanis (mengalami sejumlah perubahan fisiologi yang menyebabkan menjadi tumbuhan muda).

Proses PerkecambahanPerkecambahan di awali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya.

Page 3: Praktikum 1 hujan asam

3

Perubahan yang diamati adalah ukuran biji yang disebut tahap embibis. Biji menyerap air dari lingkungan sekitar baik tanah maupun udara. Efek yang terjadi adalah membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar dan biji melunak.Perubahan pengendalian ini merangsang pembelahan sel dibagian yang aktif melakukan mitosis, seperti di bagian ujung radikula. Akibatnya ukuran radikula makin besardan kebutuhannya tidak terpenuhi maka tanaman tersebut bisa mengalami dormansi (Dyarmo, 2001).

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perkecambahan yaitu :1. Faktor bibit ungggul

Bibit yang baik merupakan faktor yang paling utama dalam proses perkecambahan dimana bibit-bibit ini yang dapat tumbuh dengan baik saat melakukan penelitian percobaan.

2. Faktor suhu / temperatur lingkunganTinggi rendahnya suhu menjadi salah satu factor yang menentukan tubuh kembangnya reproduksi dan juga kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang baik bagi tumbuhan antara 22oC – 37oC.

3. Faktor kelembapanKadar air dalam udara dapat mempengaruhi tumbuhan serta perkembangannya. Tempat yang lembab menguntungkan bagi tumbuhan dimana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta berkurangannya penguapan.

4. Faktor cahaya matahariSinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan fotosintesis. Jika suatu tanaman kekurangan cahaya matahari, maka tanaman itu tampak pucat dan warnan tanaman itu kekuning-kuningan (etiolasi)

5. Faktor hormonHormon pada tumbuhan juga merangsang peranan penting dalam proses perkecambahan dan pertumbuhan seperti hormon auksin untuk membantu perpanjangan sel, hormon giberelin untuk memanjangkan dan pembelahan sel, hormone sitokinin untuk menggiatkan pembelahan sel (Diopin,V., 1997) .

TANAMAN CEPAT TUMBUH Acacia Mangium Willd Acacia mangium Willd termasuk jenis Legum yang tumbuh cepat, tidak memerlukan persyaratan tumbuh yang tinggi dan tidak begitu terpengaruh oleh jenis tanahnya. Kayunya bernilai ekonomi karena merupakan bahan yang baik untuk finir serta perabot rumah yang menarik seperti: lemari, kusen pintu, dan jendela serta baik untuk bahan bakar. Tanaman Acacia mangium Willd yang berumur tujuh dan delapan tahun menghasilkan kayu yang dapat dibuat untuk papan partikel yang baik. Faktor yang lain yang mendorong pengembangan jenis ini adalah sifat pertumbuhan yang cepat. Pada lahan yang baik, umur 9 tahun telah mencapai tinggi 23 meter dengan rata-rata kenaikan diameter 2 - 3 meter dengan hasil produksi 415 m3/ha atau rata-rata 46 m3/ha/tahun. Pada areal yang ditumbuhi alang-alang umur 13 tahun mencapai tinggi 25 meter dengan diameter rata-rata 27

Page 4: Praktikum 1 hujan asam

4

cm serta hasil produksi rata-rata 20 m3/ha/tahun. Kayu Acacia mangium Willd termasuk dalam kelas kuat III-IV, berat 0,56 - 0,60 dengan nilai kalori rata-rata antara 4800 - 4900 k.cal/kg (Irwanto, 2007).

Keterangan botaniAcacia mangium Willd termasuk dalam sub famili Mimosoideae, famili Leguminosae dan ordo Rosales. Pada umumnya Acacia mangium Willd mencapai tinggi lebih dari 15 meter, kecuali pada tempat yang kurang menguntungkan akan tumbuh lebih kecil antara 7 – 10 meter. Pohon Acacia mangium Willd yang tua biasanya berkayu keras, kasar, beralur longitudinal dan warnanya bervariasi mulai dari coklat gelap sampai terang. Dapat dikemukakan pula bahwa bibit Acacia mangium Willd yang baru berkecambah memiliki daun majemuk yang terdiri dari banyak anak daun. Daun ini sama dengan sub famili Mimosoideae misalnya Paraseanthes falcataria, Leucaena sp, setelah tumbuh beberapa minggu Acacia mangium Willd tidak menghasilkan lagi daun sesungguhnya tetapi tangkai daun sumbu utama setiap daun majemuk tumbuh melebar dan berubah menjadi phyllodae atau pohyllocladus yang dikenal dengan daun semu, phyllocladus kelihatan seperti daun tumbuh umumnya. Bentuknya sederhana tulang daunnya paralel dan besarnya sekitar 25 cm x 10 cm (Irwanto, 2007).

Tempat tumbuhTempat tumbuh terdiri dari penyebaran dan persyaratan tempat tumbuh (Irwanto, 2007) adalah sebagai berikut ini:1. Penyebaran. Acacia mangium Willd tumbuh secara alami di Maluku dengan

jenis Melaleuca leucadendron. Selain itu terdapat pula di pantai Australia bagian utara, Papua bagian selatan (Fak-fak di Aguada (Babo) dan Tomage (Rokas, Kepulauan Aru, Maluku dan Seram bagian barat).

2. Persyaratan tempat tumbuh. Acacia mangium Willd tidak memiliki persyaratan tumbuh yang tinggi, dapat tumbuh pada lahan miskin dan tidak subur. Acacia mangium Willd dapat tumbuh baik pada lahan yang mengalami erosi, berbatu dan tanah Alluvial serta tanah yang memiliki pH rendah (4,2). Tumbuh pada ketinggian antara 30 - 130 m dpl, dengan curah hujan bervariasi antara 1.000 mm - 4.500 mm setiap tahun. Seperti jenis pionir yang cepat tumbuh dan berdaun lebar, jenis Acacia mangium Willd sangat membutuhkan sinar matahari, apabila mendapatkan naungan akan tumbuh kurang sempurna dengan bentuk tinggi dan kurus.

Hama dan penyakit.Hama penyakit merupakan sebagian dari kendala dalam Acacia mangium Willd (Irwanto, 2007): Adanya semut (Componotus sp) dan rayap (Coptotermes sp) yang membuat sarang pada bagian dalam kayu Acacia mangium Willd, mengakibatkan menurunnya kualitas kayu. Dari hasil pengamatan didapatkan Acacia mangium Willd terserang oleh Xystrocera sp. famili Cerambicidae yang biasa menggerek kayu Paraserianthes falcataria, selain itu sejenis ulat belum diketahui jenisnya telah menyebabkan gugurnya daun Acacia mangium Willd. Beberapa jensi serangga Acacia mangium Willd:

Page 5: Praktikum 1 hujan asam

5

a. Ropica grisepsparsa, menyerang bagian batangb. Platypus sp, menyerang bagian batangc. Xylosandrus semipacus, menyerang bagian batangd. Pterotama plagiopheles, menyerang daun.e. Ulat pelipat daun, menyerang daun.

Pengguguran daun pada anakan Acacia mangium Willd disebabkan oleh Hyponeces squamosus tetapi pohon dapat tumbuh kembali. Seperti pada Acacia yang lain, Acacia mangium Willd juga muda terserang oleh hama terutama pada masa sapihan dan anakan (Irwanto, 2007).

ALAT & BAHAN

A. Perkecambahan Dengan Kacang Hijau1.    ALAT

NO NAMA ALAT JUMLAH1 Mistar/meteran 10 buah2 Aqua cup 10 buah3 Timbangan elektrik 1 buah4 Beaker gelas 10 buah5 Kamera digital 10 buah6 Sarung tangan karet 50 buah

2.    BAHANNO NAMA BAHAN JUMLAH1 Tissue Putih Secukupnya2 Kacang Hijau 100 Biji3 Air suling 1000 ml4 Larutan Asam ( HNO3 )

-          0,05 %-          0,1 %-          0,5 %

20 ml20 ml20 ml

PROSEDUR PERCOBAAN

1. Praktikan membuat larutan asam HNO3 dengan konsentrasi 0,05 %; 0,1 %; dan 0,5 %.

2. Praktikan menyediakan 40 ml air suling (H2O) sebagai kontrol.3. Praktikan memasukkan 20 ml air suling (H2O) dan larutan asam HNO3 0,05

%; 0,1 %; dan 0,5 % kedalam masing-masing aqua cup yang telah disediakan.4. Praktikan memasukkan 10 butir kacang hijau kedalam masing-masing aqua

cup yang telah diisi air suling dan HNO3.5. Praktikan membiarkan kacang hijau tersebut terendam dalam masing-masing

larutan selama satu hari (bukti foto).

Page 6: Praktikum 1 hujan asam

6

6. Kemudian, pada hari ke-2 air larutan dibuang dan kacang hijau ditempatkan di atas tissue putih pada aqua cup.

7. Praktikan kemudian mengamati perubahan pada kacang hijau selama 3 hari. Sebagai parameter, praktikan mengukur panjang akar dari tiap kacang hijau tersebut (bukti foto).

8. Praktikan mencatat hasil perubahan kacang hijau dalam sebuah tabel.

B. Tanaman Acacia mangium Willd1.    ALAT

NO NAMA ALAT JUMLAH1 Mistar 10 buah2 Kaca pembesar 10 buah3 Kamera digital 5 buah4 Beaker gelas 10 buah5 Sarung tangan karet 50 buah6 Masker 50 buah7 Alat penyemprot 20 buah8 Botol minuman ukuran

1 liter20 buah

2.    BAHANNO NAMA BAHAN JUMLAH1 Acacia mangium Willd 50 pohon 2 Air suling 10000 ml3 Larutan Asam ( HNO3 )

-          0,05 %-          0,1 %-          0,5 %

200 ml200 ml200 ml

PROSEDUR PERCOBAAN

1. Praktikan membuat larutan asam HNO3 dengan konsentrasi 0,05 %; 0,1 %; dan 0,5 %.

2. Praktikan menyediakan 400 ml air suling (H2O) sebagai kontrol.3. Praktikan memasukkan 200 ml air suling (H2O) dan larutan asam HNO3 0,05

%; 0,1 %; dan 0,5 % kedalam masing – masing botol minuman ukuran 1 liter yang telah disediakan.

4. Praktikan sebagai parameter: pengamatan pengukuran tinggi pohon dan akar serta pengamatan pada daun (bukti foto) tanaman Acacia mangium Willd awal sebelum penyemprotan air suling dan HNO3.

5. Praktikan sebagai parameter adalah pengamatan dan pengukuran tinggi pohon serta pengamatan pada daun (bukti foto) tanaman Acacia mangium Willd sesudah penyemprotan air suling dan HNO3 pada hari ke-3, ke-6, dan ke-9.

Page 7: Praktikum 1 hujan asam

7

6. Praktikan sebagai parameter adalah pengamatan dan pengukuran akar (bukti foto) tanaman Acacia mangium Willd sesudah penyemprotan air suling dan HNO3 pada hari ke-11.

7. Praktikan mencatat hasil perubahan kacang hijau dalam sebuah tabel.

PEMBAHASAN

Senyawa Asam Nitrat (HNO3)Senyawa asam nitrat (HNO3) adalah sejenis cairan korosif yang tak berwarna dan merupakan asam beracun yang dapat menyebabkan luka bakar.larutanasam nitrat dengan kandungan asam nitrat lebih dari 86 % disebut sebagai asam nitrat berasap yang terdiri dari dua jenis asam yaitu asam nitrat berasap putih dan asam nitrat berasap merah.Asam nitrat murni 100 % merupakan cairan tidak berwarna dan membeku pada suhu -42oC dan mendidih pada 83oC. Ketika mendidih pada suhu kamar, terdapat dekomposisi (penguraian) sebagian dengan pembentukan nitrogen dioksida susudah reaksi :

4HNO3 à 2H2O + 4NO2 + O2 …… ( 72OC )

yang berarti asam nitrat anhidrat disimpan dibawah 00C untuk menghindari penguraian. Pada umumnya asam nitrat tidak menyumbangkan protonnya (tidak membebaskan ion hidrogen) pada reaksi dengan logam dan garam yang dihasilkannya biasanya berada dalam keadaan teroksidasi yang lebih tinggi, karenanya pengkaratan (korosi) bisa terjadi. Asam nitrat bereaksi dengan hebat dan sebagian besar bahan-bahan organic dan reaksinya dapat bersifat eksplosif. Reaksi dapat terjadi dengan semua logam kecuali deret logam mulia atau alat tertentu. Asam nitrat dibuat dengan mencampurkan nitrogen oksida (NO2) dengan air dan menghasilkan asam nitrat yang sangat murni.

Perkecambahan Kacang HijauDari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat dilihat proses perkecambahan kacang hijau pada tabel 1 dibawah ini:

Tabel 1. Hasil Penelitian Pengukuran Panjang Akar Kacang Hijau.

Nomor Kacang HIjau

Hari Ke- Hari Ke-2 Hari Ke-3

H2O0,05 %

0,1 %

0,5% H2O0,05 %

0,1 %

0,5% H2O0,05 %

0,1 %

0,5%

1 0,1 - - - 0,2 - - - 1,1 - - -2 0,3 - - - 0,4 - - - 1,8 - - -3 - - - - 0,5 - - - 1,2 - - -4 0,5 - - - 0,9 - - - 1,9 - - -5 0,4 - - - 0,5 - - - 1,7 - - -

Page 8: Praktikum 1 hujan asam

8

6 0,3 - - - 0,6 - - - 1,2 - - -Tabel 1. Lanjutan...

Nomor Kacang HIjau

Hari Ke- Hari Ke-2 Hari Ke-3

H2O0,05 %

0,1 %

0,5% H2O0,05 %

0,1 %

0,5% H2O0,05 %

0,1 %

0,5%

7 0,1 - - - 0,5 - - - 1,3 - - -8 0,2 - - - 0,4 - - - 1,1 - - -9 0,3 - - - 0,7 - - - 1,7 - - -10 0,6 - - - 0,9 - - - 2,1 - - -

Jumlah 2,8 - - - 5,6 - - - 15,1 - - -Rata-rata 0,28 - - - 0,56 - - - 1,51 - - -

Pembahasan Pada H2O (Air) :1. Pada hari pertama, semua kacang hijau mulai berkecambah dan mengeluarkan

akar dengan rata-rata panjang akar kacang hijau adalah 0,28 cm; terkecuali kacang hijau ketiga tidak terlihat perkecambahan dan mengeluarkan akar.

2. Pada hari kedua, baru tampak pertumbuhan pada kacang hijau ketiga dengan panjang akar 0,5 cm dengan total semua kacang hijau mulai berkecambah dan mengeluarkan akar adalah 5,6 cm dengan rata-rata panjang akar kacang hijau adalah 0,56 cm dengan rata-rata pertumbuhan panjang akar kacang hijau adalah 0,28 cm.

3. Demikian halnya pada hari ketiga, dimana semua kacang hijau mulai hari pertama sampai dengan kacang hijau hari ke tiga bertambah akar sebesar 1,51 dengan selisih pertambahan akar kacang hijau pada hari ke dua adalah 0,95 cm dan hari pertama adalah 1,23 cm.

Pembahasan Pada Larutan HNO3 Dengan Air Suling:Pada larutan air suling dan HNO3 0,05 %; 0,5 %; dan 0,1 % dengan kacang hijau yang diletakkan kedalam masing-masing aqua cup dan didiamkan selama 1 hari tidak mengalami perkecambahan serta pertumbuhan akar atau tidak menunjukkan adanya pertumbuhan pada kacang hijau. Pada hari ketiga, biji kacang hijau menjadi berwarna coklat dan sangat lunak dalam arti mengalami proses pembusukkan. Hal tersebut dikarenakan oleh larutan asam HNO3 yang merusak proses perkembangan dan pertumbuhan pada perkecambahan biji kacang hijau.

Pertumbuhan Acacia mangium WilldDari hasil praktikum penyiraman HNO3 dengan air suling yang telah dilakukan dapat dilihat proses pertumbuhan Acacia mangium Willd pada tabel 2 dan tabel 3, dibawah ini:

Page 9: Praktikum 1 hujan asam

9

Tabel 2. Hasil Penelitian Pengukuran Panjang (m) Batang Acacia mangium Willd Umur 1 Tahun

Anakan Acacia mangiu

m

Hari Ke-3 Hari Ke-6 Hari Ke-9

H2O0,05 %

0,1 %

0,5% H2O0,05 %

0,1 %

0,5%

H2O0,05 %

0,1 %

0,5%

1 2,52 2,38 2,36 2,33 2,86 2,40 2,37 2,33 2,93 2,41 2,37 2,33

2 2,61 2,47 2,45 2,42 2,95 2,49 2,46 2,42 3,02 2,50 2,46 2,42

3 2,36 2,22 2,20 2,17 2,70 2,24 2,21 2,17 2,77 2,25 2,21 2,17

4 2,70 2,56 2,54 2,51 3,04 2,58 2,55 2,51 3,11 2,59 2,55 2,51

5 2,53 2,39 2,37 2,34 2,87 2,41 2,38 2,34 2,94 2,42 2,38 2,34

Jumlah 12,72 12,02 11,92 11,77 14,42 12,13 11,96 11,76 14,77 12,19 11,95 11,76

Rata-rata 2,54 2,40 2,38 2,35 2,88 2,43 2,39 2,35 2,95 2,44 2,39 2,35

Pada hari ke-3, ke-6 ke-9, rata-rata panjang semua Acacia mangium Willd adalah 2,54 m; 2,88 m; dan 2,95 m; sedangkan yang disiram HNO3 dengan konsentrasi yang berbeda mengalami pertambahan panjang yang lebih lambat dari H2O, demikian halnya dengan pengamatan batang tidak terjadi perubahan yang signifikan antara yang disiram dengan HNO3 dan H2O.

Tabel 3. Hasil Penelitian Pengamatan Dan Jumlah Daun Acacia Mangium Willd Umur 1 Tahun

Anakan Acacia mangiu

m

Hari Ke-3 Hari Ke-6 Hari Ke-9

H2O0,05 %

0,1 %

0,5% H2O0,05 %

0,1 %

0,5%

H2O0,05 %

0,1 %

0,5%

1 25 25 25 25 28 23 23 23 30 22 22 222 24 24 24 24 27 22 22 22 29 21 21 213 26 26 26 26 29 24 24 24 31 23 23 234 23 23 23 23 26 21 21 21 28 20 20 205 23 23 23 23 26 21 21 21 28 20 20 20Jumlah 121 121 121 121 136 111 111 111 146 106 106 106Rata-rata 24 24 24 24 27 22 22 22 29 21 21 21

Pada hari ke-3, ke-6 ke-9, jumlah daun Acacia mangium Willd adalah 24 m; 27 m; dan 29 m; sedangkan yang disiram HNO3 dengan konsentrasi yang berbeda mengalami pertambahan helai daun yang lebih sedikit dari H2O, demikian halnya dengan pengamatan helai daun terjadi perubahan antara yang disiram dengan HNO3 terdapat lapisan tipis seperti lilin pada helai daun dan mengalami perubahan warna menjadi coklat dari pada yang disiram dengan H2O.

Page 10: Praktikum 1 hujan asam

10

PROSES PERSIAPAN PENANAMAN ACACIA MANGIUM WILLD SECARA UMUM

Persiapan lapanganPersiapan lapangan, merupakan proses yang terdiri dari penataan lapangan, pembersihan lapangan, dan pengolahan tanah dengan penjelasan sebagai berikut ini: (Irwanto, 2007)1 Penataan lapangan. Penataan areal penanaman dimaksudkan untuk mengatur

tempat dan waktu, pengawasan serta keperluan pengelolaan hutan lebih lanjut. Areal dibagi menjadi blok-blok tata hutan dan blok dibagi menjadi peta-petak tata hutan. Unit-unit ini ditandai dengan patok dan digambar di atas peta dengan skala 1 : 10.000. Batas-batas blok dapat dipakai berupa batas alam seperti sungai, punggung bukit atau batas buatan seperti jalan, patok kayu atau beton.

2 Pembersihan lapangan. Beberapa kegiatan yang dilakukan sebelum penanaman meliputi :a. Menebang pohon-pohon sisa dan meninggalkan pohon yang di larang

ditebangb. Mengumpulkan semak belukar, alang-alang dan rumput-rumputanc. Sampah-sampah yang telah terkumpul dibakar.

3 Pengolahan tanah. Pengolahan tanah diperlukan pada tanah-tanah yang padat dengan cara sebagai berikut :a. Tanah dicangkul sedalam 20 - 25 cm kemudian dibalikb. Bungkalan-bungkalan tanah dihancurkan, akar-akar dikumpulkan, dijemur

dan dibakarc. Tanah pada jalur-jalur tanaman dihaluskan dan dibersihkan, kemudian

dibuat lubang tanaman

Penanaman dan pemeliharaan.Prose penanaman terdiri dari pengangkutan bibit, waktu penanaman, teknik penanaman sedangkan pemeliharan terdiri dari penyiangan, penyulaman, pendangiran, pemupukkan untuk lebih jelasnya dapat dilihat penjelasan berikut dibawah ini: (Irwanto, 2007)1. Pengangkutan bibit. Pengangkutan bibit dari persemaian ke lokasi

penanaman harus dilakukan dengan hati-hati agar bibit tidak mengalami kerusakan selama dalam perjalanan. Bibit yang telah diseleksi dimasukan ke dalam peti atau keranjang dan disarankan agar bibit tidak ditumpuk. Bibit disusun rapat hingga tidak bergerak jika dibawa. Jumlah bibit yang diangkut ke lapangan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan menanam. Bibit yang diangkut diusahakan bibit yang sehat dan segar. Hindarkan bibit dari panas matahari dan supaya disimpan di tempat teduh dan terlindung.

Page 11: Praktikum 1 hujan asam

11

2. Waktu penanaman. Penanaman dilakukan setelah hujan lebat pada musim hujan, yaitu dalam bulan Oktober sampai Januari. Pengamatan mulainya hujan lebat sangat perlu, karena bibit yang baru ditanam menghendaki banyak air dan udara lembab. Bibit yang ditanam ke lapangan adalah bibit yang telah berumur 3-4 bulan di bedeng sapih dengan ukuran tinggi 25-30 cm.

3. Teknik penanaman. Bibit ditanam tegak sedalam leher akar. Apabila terdapat akar cabang yang menerobos keluar dari tanah dalam kantong plastik, dipotong aga tidak tertanam terlipat dalam lubang tanaman. Sebelum ditanam, tanah dalam kantong plastik dipadatkan lalu kantong plastik dibuka Informasi lebih lanjut perlahan-lahan, tanah serta bibit di keluarkan baru ditanam. Bibit ditanam berdiri tegak pada lubang yang telah dibuat pada setiap ajir, kemudian diisi dengan tanah gembur sampai leher akar. Tanah yang ada di sekelilingnya ditekan agar menjadi padat.

4. Pemeliharaan. Meliputi kegiatan penyiangan, penyulaman, pendangiran dan pemupukan, kegiatan pemeliharaan dilakukan tiga bulan sekali selama 2 tahun stelah penanaman di lapangan.a. Penyiangan. Kegiatan ini bertujuan untuk membebaskan tanaman pokok

dan belukar dan tumbuhan pengganggu lainnya. Oleh karena itu penyiangan dilakukan terutama pada tahun pertama dan kedua. Penyiangan dikerjakan sepanjang kiri-kanan larikan tanaman selebar 50 cm.

b. Penyulaman. Penyulaman dilakukan pada tahun pertama selama musim hujan. Tanaman yang mati atau merana disulam dengan bibit dari persemaian dan diulang selama hujan masih cukup. Apabila lahan di sekitar tanaman sangat terbuka maka dapat diberi mulsa.

c. Pendangiran. Kegiatan ini dilaksanakan bersama dengan penyiangan di mana tanah di sekitar tanaman akan digemburkan lebih kurang seluas lubang tanam

d. Pemupukan. Pemupukan diberikan setelah dilakukan penyiangan dan pendangiran, pupuk ditaburkan di sekeliling tanaman Akasia mengikuti alur lubang tanaman dan ditimbun tanah. Pupuk yang digunakan dapat merupakan campuran yang membentuk kandungan NPK dapat pula digunakan urea; TSP; KCL dengan perbandingan 1 : 2 : 1. Pemberian pupuk disesuaikan dengan pengalaman dalam pemberian pupuk.

HUJAN ASAMPengertian Hujan AsamHujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer

Page 12: Praktikum 1 hujan asam

12

dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitra yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman.

Penyebab Hujan AsamPada dasarnya Hujan asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur Dioxide (SO2) dan nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui pembakaran. Akan tetapi sekitar 50% SO2 yang ada di atmosfer diseluruh dunia terjadi secara alami, misalnya dari letusan gunung berapi maupun kebakaran hutan secara alami. Sedangkan 50% lainnya berasal dari kegiatan manusia, misalnya akibat pembakaran BBF, peleburan logam dan pembangkit listrik. Minyak bumi mengadung belerang antara 0,1% sampai 3% dan batubara 0,4% sampai 5%. Waktu BBF di bakar, belerang tersebut beroksidasi menjadi belerang dioksida (SO2) dan lepas di udara. Oksida belerang itu selanjutnya berubah menjadi asam sulfat (Soemarmoto O, 1992)

Proses Pembentukan Hujan AsamHujan asam ini dapat terbentuk akibat dari proses reaksi gas yang mengandung sulfat. Sulfat dioksida (SO2) yang bereaksi dengan Oksigen (O2) dengan bantuan dari sinar ultraviolet yang berasal dari sinar matahari. Proses ini akan menghasilkan sulfat trioksida (SO3) yang menyatu setelah reaksi tersebut, yakni melalui air laut yang naik ke udara dengan tujuan menghasilkan asam sulfida (H2SO4), proses ini kemudian menyatu dengan gas yang terdapat di udaraseperti amonia yang menghasilkan susunan partikel baru yaitu asam sulfat amonia.Partikel yang tersisa dan mengendap di udara akan membentuk tetesan halus yang dipindahkan oleh angin dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Ketika tempat jatuhnya air hujan sudah tepat, maka tetesan asam belerang (sulfat) dan butiran-butiran sulfat amonia akan terurai di air hujan dan jatuh ke permukaan bumi menjadi hujan asam. Hujan asam tidak baik untuk lingkungan hidup (ekosistem) dan sangat berbahaya jika digunakan oleh manusia, karena air hujan asam mempunyai rasa yang sangat pahit dan dapat meningkatkan kadar keasaman air.Nitrogen Oksida (NO) bersama sulfat oksida (SO) merupakan bagian dalam pembentukan hujan asam. Nitrogen oksida akan mengubah oksigen dan sinar ultraviolet menjadi asam nitrogen. Seperti zat yang lainnya, ia akan tersisa di udara bersama hembusan angin serta mendapatkan tempat yang cocok untuk hujan deras, kemudia terurai membentuk hujan asam yang terasa pedas dan menyengat.

Dampak Hujan Asam Terjadinya hujan asam harus diwaspadai karena dampak yang ditimbulkan bersifat global dan dapat menggangu keseimbangan ekosistem. Hujan asam memiliki dampak tidak hanya pada lingkungan biotik, namun juga pada lingkungan abiotik, antara lain :

Page 13: Praktikum 1 hujan asam

13

1. DanauKelebihan zat asam pada danau akan mengakibatkan sedikitnya species yang bertahan. Jenis Plankton dan invertebrate merupakan mahkluk yang paling pertama mati akibat pengaruh pengasaman. Apa yang terjadi jika didanau memiliki pH dibawah 5, lebih dari 75 % dari spesies ikan akan hilang. Ini disebabkan oleh pengaruh rantai makanan, yang secara signifikan berdampak pada keberlangsungan suatu ekosistem. Tidak semua danau yang terkena hujan asam akan menjadi pengasaman, dimana telah ditemukan jenis batuan dan tanah yang dapat membantu menetralkan keasaman.

2. Tumbuhan dan HewanHujan asam yang larut bersama nutrisi didalam tanah akan menyapu kandungan tersebut sebelum pohon-pohon dapat menggunakannya untuk tumbuh. Serta akan melepaskan zat kimia beracun seperti aluminium, yang akan bercampur didalam nutrisi. Sehingga apabila nutrisi ini dimakan oleh tumbuhan akan menghambat pertumbuhan dan mempercepat daun berguguran, selebihnya pohon-pohon akan terserang penyakit, kekeringan dan mati. Seperti halnya danau, Hutan juga mempunyai kemampuan untuk menetralisir hujan asam dengan jenis batuan dan tanah yang dapat mengurangi tingkat keasaman.Pencemaran udara telah menghambat fotosintesis dan immobilisasi hasil fotosintesis dengan pembentukan metabolit sekunder yang potensial beracun. Sebagai akibatnya akar kekurangan energi, karena hasil fotosintesis tertahan di tajuk. Sebaliknya tahuk mengakumulasikan zat yang potensial beracun tersebut. Dengan demikian pertumbuhan akar dan mikoriza terhambat sedangkan daunpun menjadi rontok. Pohon menjadi lemah dan mudah terserang penyakit dan hama. Penurunan pH tanah akibat deposisi asam juga menyebabkan terlepasnya aluminium dari tanah dan menimbulkan keracunan. Akar yang halus akan mengalami nekrosis sehingga penyerapan hara dan iar terhambat. Hal ini menyebabkan pohon kekurangan air dan hara serta akhirnya mati. Hanya tumbuhan tertentu yang dapat bertahan hidup pada daerah tersebut, hal ini akan berakibat pada hilangnya beberapa spesies. Ini juga berarti bahwa keragaman hayati tamanan juga semakin menurun.Kadar SO2 yang tinggi di hutan menyebabkan noda putih atau coklat pada permukaan daun, jika hal ini terjadi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan kematian tumbuhan tersebut. Menurut Soemarmoto (1992), dari analisis daun yang terkena deposisi asam menunjukkan kadar magnesium yang rendah. Sedangkan magnesium merupakan salah satu nutrisi assensial bagi tanaman. Kekurangan magnesium disebabkan oleh pencucian magnesium dari tanah karena pH yang rendah dan kerusakan daun meyebabkan pencucian magnesium di daun.Sebagaimana tumbuhan, hewan juga memiliki ambang toleransi terhadap hujan asam. Spesies hewan tanah yang mikroskopis akan langsung mati saat pH tanah meningkat karena sifat hewan mikroskopis adalah sangat spesifik dan rentan terhadap perubahan lingkungan yang ekstrim. Spesies hewan yang lain juga akan terancam karena jumlah produsen (tumbuhan) semakin sedikit.

Page 14: Praktikum 1 hujan asam

14

Berbagai penyakit juga akan terjadi pada hewan karena kulitnya terkena air dengan keasaman tinggi. Hal ini jelas akan menyebabkan kepunahan spesies.

3. Kesehatan ManusiaDampak deposisi asam terhadap kesehatan telah banyak diteliti, namun belum ada yang nyata berhubungan langsung dengan pencemaran udara khususnya oleh senyawa NO3 dan SO2. Kesulitan yang dihadapi dkarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi kesehatan seseorang, termasuk faktor kepekaan seseorang terhadap pencemaran yang terjadi. Misalnya balita, orang berusia lanjut, orang dengan status gizi buruk relatif lebih rentan terhadap pencemaran udara dibandingkan dengan orang yang sehat. Berdasarkan hasil penelitian, sulphur dioxide yang dihasilkan oleh hujan asam juga dapat bereaksi secara kimia didalam udara, dengan terbentuknya partikel halus suphate, yang mana partikel halus ini akan mengikat dalam paru-paru yang akan menyebabkan penyakit pernapasan. Selain itu juga dapat mempertinggi resiko terkena kanker kulit karena senyawa sulfat dan nitrat mengalami kontak langsung dengan kulit.

4. KorosiHujan asam juga dapat mempercepat proses pengkaratan dari beberapa material seperti batu kapur, pasirbesi, marmer, batu pada diding beton serta logam. Ancaman serius juga dapat terjadi pada bagunan tua serta monument termasuk candi dan patung. Hujan asam dapat merusak batuan sebab akan melarutkan kalsium karbonat, meninggalkan kristal pada batuan yang telah menguap. Seperti halnya sifat kristal semakin banyak akan merusak batuan.

Upaya Pengendalian Deposisi AsamUsaha untuk mengendalikan deposisi asam ialah menggunakan bahan bakar yang mengandung sedikit zat pencemaran, menghindari terbentuknya zat pencemar saar terjadinya pembakaran, menangkap zat pencemar dari gas buangan dan penghematan energi.

A. Bahan Bakar Dengan kandungan Belerang RendahKandungan belerang dalam bahan bakar bervariasi. Masalahnya ialah sampai saat ini Indonesia sangat tergantung dengan minyak bumi dan batubara, sedangkan minyak bumi merupakan sumber bahan bakar dengan kandungan belerang yang tinggi. Penggunaan gas asam akan mengurangi emisi zat pembentuk asam, akan tetapi kebocoran gas ini dapat menambah emisi metan. Usaha lain yaitu dengan menggunakan bahan bakar non-belerang misalnya metanol, etanol dan hidrogen. Akan tetapi penggantian jenis bahan bakar ini haruslah dilakukan dengan hati-hati, jika tidak akan menimbulkan masalah yang lain. Misalnya pembakaran metanol menghasilkan dua sampai lima kali formaldehide daripada pembakaran bensin. Zat ini mempunyai sifat karsinogenik (pemicu kanker).

B. Mengurangi kandungan Belerang sebelum PembakaranKadar belarang dalam bahan bakar dapat dikurangi dengan menggunakan teknologi tertentu. Dalam proses produksi, misalnya batubara, batubara

Page 15: Praktikum 1 hujan asam

15

diasanya dicuci untukk membersihkan batubara dari pasir, tanah dan kotoran lain, serta mengurangi kadar belerang yang berupa pirit (belerang dalam bentuk besi sulfida( sampai 50-90% (Soemarmoto, 1992).

C. Pengendalian Pencemaran Selama PembakaranBeberapa teknologi untuk mengurangi emisi SO2 dan NOx pada waktu pembakaran telah dikembangkan. Slah satu teknologi ialah lime injection in multiple burners (LIMB). Dengan teknologi ini, emisi SO2 dapat dikurangi sampai 80% dan NOx 50%.Caranya dengan menginjeksikan kapur dalam dapur pembakaran dan suhu pembakaran diturunkan dengan alat pembakar khusus. Kapur akan bereaksi dengan belerang dan membentuk gipsum (kalsium sulfat dihidrat). Penuruna suhu mengakibatkan penurunan pembentukan NOx baik dari nitrogen yang ada dalam bahan bakar maupun dari nitrogen udara.Pemisahan polutan dapat dilakukan menggunakan penyerap batu kapur atau Ca(OH)2. Gas buang dari cerobong dimasukkan ke dalam fasilitas FGD. Ke dalam alat ini kemudian disemprotkan udara sehingga SO2 dalam gas buang teroksidasi oleh oksigen menjadi SO3. Gas buang selanjutnya "didinginkan" dengan air, sehingga SO3 bereaksi dengan air (H2O) membentuk asam sulfat (H2SO4). Asam sulfat selanjutnya direaksikan dengan Ca(OH)2 sehingga diperoleh hasil pemisahan berupa gipsum (gypsum). Gas buang yang keluar dari sistem FGD sudah terbebas dari oksida sulfur. Hasil samping proses FGD disebut gipsum sintetis karena memiliki senyawa kimia yang sama dengan gipsum alam.

D. Pengendalian Setelah PembakaranZat pencemar juga dapat dikurangi dengan gas ilmiah hasil pembakaran. Teknologi yang sudah banyak dipakai ialah fle gas desulfurization (FGD) Prinsip teknologi ini ialah untuk mengikat SO2 di dalam gas limbah di cerobong asap dengan absorben, yang disebut scubbing. Dengan cara ini 70-95% SO2 yang terbentuk dapat diikat. Kerugian dari cara ini ialah terbentuknya limbah. Akan tetapi limbah itu dapat pula diubah menjadi gipsum yang dapat digunakan dalam berbagai industri. Cara lain ialah dengan menggunakan amonia sebagai zat pengikatnya sehingga limbah yang dihasilkan dapat dipergunakan sebagi pupuk.Selain dapat mengurangi sumber polutan penyebab hujan asam, gipsum yang dihasilkan melalui proses FGD ternyata juga memiliki nilai ekonomi karena dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, misal untuk bahan bangunan. Sebagai bahan bangunan, gipsum tampil dalam bentuk papan gipsum (gypsum boards) yang umumnya dipakai sebagai plafon atau langit-langit rumah (ceiling boards), dinding penyekat atau pemisah ruangan (partition boards) dan pelapis dinding (wall boards).

E. Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce)Hendaknya prinsip ini dijadikan landasan saat memproduksi suatu barang, dimana produk itu harus dapat digunakan kembali atau dapat didaur ulang sehingga jumlah sampah atau limbah yang dihasilkan dapat dikurangi. Teknologi yang digunakan juga harus diperhatikan, teknologi yang berpotensi mengeluarkan emisi hendaknya diganti dengan teknologi yang lebih baik dan

Page 16: Praktikum 1 hujan asam

16

bersifat ramah lingkungan. Hal ini juga berkaitan dengan perubahan gaya hidup, kita sering kali berlomba membeli kendaraan pribadi, padahal transportasilah yang merupakan penyebab tertinggi pencemaran udara. Oleh karena itu kita harus memenuhi kadar baku mutu emisi, baik di industri maupun transportasi.

GAMBAR-GAMBAR AKIBAT DARI HUJAN ASAM

Gambar 1. Kematian Ikan Akibat Dari Tingginya Kadar Asam Di Air

Gambar 2a. Kerusakan Tanaman Akibat Hujan Asam

Page 17: Praktikum 1 hujan asam

17

Gambar 2b.Kerusakan Pepohonan Akibat Hujan Asam

Gambar 2c. Kerusakan Pepohonan Akibat Hujan Asam

Page 18: Praktikum 1 hujan asam

18

Gambar 2d.Kerusakan Ekosistem Air Akibat Hujan Asam

Gambar 3a. Kerusakan Pada Patung Akibat Hujan Asam

Page 19: Praktikum 1 hujan asam

19

Gambar 3b.Korosi Logam Pada Patung Akibat Hujan Asam

Gambar 3c. Korosi Logam Pada Dinding Bangunan Akibat Hujan Asam

Page 20: Praktikum 1 hujan asam

20

GAMBAR-GAMBAR SIKLUS HUJAN ASAM

Gambar 4a. Hujan Asam

Gambar 4b.Hujan Asam

Page 21: Praktikum 1 hujan asam

21

Gambar 4c. Hujan Asam

Gambar 4d.Hujan Asam

Page 22: Praktikum 1 hujan asam

22

GAMBAR-GAMBAR SUMBER HUJAN ASAM

Gambar 5a. Sumber Hujan Asam Dari Asap Pabrik

Gambar 5b.Sumber Hujan Asam Dari Asap Pabrik

Page 23: Praktikum 1 hujan asam

23

Gambar 5c. Sumber Hujan Asam Dari Asap Pabrik

Gambar 5a. Sumber Hujan Asam Dari Asap Industri Batubara

Page 24: Praktikum 1 hujan asam

24

Gambar 6a. Sumber Hujan Asam Dari Pembuangan Knalpot Kendaraan Bermotor

Gambar 6b.Sumber Hujan Asam Dari Asap Kendaraan Bermotor

Page 25: Praktikum 1 hujan asam

25

Gambar 7. Sumber Hujan Asam Dari Kebakaran Lahan Hutan

Page 26: Praktikum 1 hujan asam

26

KESIMPULAN

1. Pada percobaan dengan HNO3 merupakan sebagian dari larutan asam penyebab hujan asam yang membawa dampak buruk terutama pada tumbuhan perkecambahan kacang hijau dimana dapat dilihat dari proses perkecambahan kacang hijau yang mengalami proses pembusukan yang pada akhirnya menyebabkan kematian missal sedangkan pada pertumbuhan Acacia mangium Willd mengalami hal serupa dengan bertahap sehingga pada akhirnya mengalami kematian.

2. Pada kacang hijau yang ditetesin larutan HNO3 pekat (konsentrasi tinggi) pada aqua cup dengan air suling yang didalamnya mengalami perubahan kacang dari yang berwarna hijau menjadi berwarna cokelat.

3. Kacang hijau yang ditetesi larutan HNO3 pekat (konsentrasi tinggi) pada aqua cup dengan air suling yang didalamnya kacang hijau menjadi lunak & lembek karena keasaman yang diserap kacang akan mematikan nutrisi dan menonaktifkan enzim pada perkecambahan, sedangkan pada pertumbuhan Acacia mangium Willd mengalami perubahan pada penyiraman konsentrasi HNO3 dengan air suling yang tinggi.

4. Terlihat bahwa perbandingan perkecambahan kacang hijau dan pertumbuhan Acacia mangium Willd pada H2O lebih subur dibandingkan ditetesin larutan asam atau yang disiram dengan HNO3 yang ditandai dengan pertambahan kecambah dan pertumbuhan Acacia mangium Willd pada H2O yang sangat pesat dan subur.

5. Pada percobaan kacang hijau dan pertumbuhan Acacia mangium Willd dapat disimpulkan bahwa tanaman/tumbuhan memiliki batas atau ambang ketahanan lingkungan yang ekstrem.

DAFTAR PUSTAKA

Diopin, V. 1997. Pengantar Morfologi Tumbuhan Edisi ke Dua. Yogyakarta: UGM

Dyarmo. 2001. Lingkungan Hidup. Jakarta: UIIrwanto, 2007. Budidaya Tanaman Kehutanan, YogyakartaSoemarmoto, Otto. 1992. Indonesia dalam Kancah Isu Lingkungan Global.

Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.Tjasyono, B. 2003. Biologi Universitas. Bandung: ITBSyukri. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB.