laporan praktikum kimia titrasi asam-basa

25
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENGENAI “TITRASI ASAM BASA” Oleh : - Dewi Audina Silamba (05) - Delitha Juleitha (06) - Estevani Linggi Tambane (08) - Fawcet Jenudsy Makay (09) - Imanuella Pani Eka Putri (11) - Tuty Awaliyah Arma (26) TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SMA NEGERI 1 RANTEPAO KATA PENGANTAR XI. IPA CIBI 1

Upload: fawcet-jenusdy-makay

Post on 25-Jun-2015

301 views

Category:

Education


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam-Basa

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA MENGENAI “TITRASI ASAM BASA”

Oleh :

- Dewi Audina Silamba (05)- Delitha Juleitha (06)- Estevani Linggi Tambane (08)- Fawcet Jenudsy Makay (09)- Imanuella Pani Eka Putri (11)- Tuty Awaliyah Arma (26)

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

SMA NEGERI 1 RANTEPAO

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini. Dalam

XI. IPA CIBI 1

Page 2: Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam-Basa

pembuatan laporan ini tak sedikit kesulitan yang kami alami, akan tetapi usaha keras, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak serta ketekunan, ketabahan dan kesabaran disertai dengan doa kunci kesuksesan yang di Anugrahkan Tuhan, karena takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan.

Kami sadar bahwa materi yang kami sajikan dalam bentuk laporan ini jauh dari kesempurnaan disebabkan karena keterbatasan kami baik itu informasi, maupun waktu. Namun dalam penulisan ini kami pun tidak kenal lelah untuk bisa menyelesaikannya.

Tim Penyusun

Kelompok 5

DAFTAR ISI

Halaman Judul………………………………………………………………………………………………………………… 1

Kata Pengantar………………………………………………………………………………………………………………. 2

Daftar isi………………………………………………………………………………………………………………………….. 3

XI. IPA CIBI 2

Page 3: Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam-Basa

Pendahuluan…………………………………………………………………………………………………………………….. 4

A. Latar BelakangB. Tujuan Percobaan C. Manfaat Percobaan

Tinjauan Pustaka……………………………………………………………………………………………………………… 6

Pembahasan……………………………………………………………………………………………………………………… 10

I. Konsentrasi Larutan HCl dan Larutan NaOH 1MA. TujuanB. Alat dan BahanC. Langkah Kerja D. Pertanyaan dan JawabanE. KesimpulanF. Saran

II. Penentuan Kadar Asam Asetat Dalam Cuka DapurA. TujuanB. Alat dan BahanC. Langkah Kerja D. Pertanyaan dan JawabanE. KesimpulanF. Saran

Penutup………………………………………………………………………………………………………………………………. 24

A. Lampiran

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berbicara masalah reaksi asam-basa atau yang biasa juga disebut reaksi penetralan, maka tidak akan terlepas dari titrasi asam-basa. Perlu dipahami terlebih dahulu bahwa reaksi asam-basa atau reaksi penetralan dapat dilakukan dengan titrasi asam-basa. Adapun titrasi asam-basa ini terdiri dari titrasi asam kuat-basa kuat, titrasi asam kuat-basa lemah, titrasi basa lemah-asam kuat, dan titrasi asam lemah-basa lemah. Titrasi asam-basa ini

XI. IPA CIBI 3

Page 4: Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam-Basa

ditentukan oleh titik ekuivalen (equivalent point) dengan menggunakan indikator asam-basa.

Setelah mengetahui hal tersebut, perlu juga kita ketahui bahwa titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat lain yang sudah dikethaui konsentrasinya. Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.     Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan. Pada laporan kali ini akan di jelaskan mengenai titrasi asam-basa.

B. TUJUAN PERCOBAANTujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami serta

menentukan konsentrasi asam atau basa melalui metode titrasi dengan menggunakan alat bantu pipet tetes, stan, buret, dan alat titrasi.

C.    MANFAAT PERCOBAANBeberapa manfaat yang bisa kita peroleh dari percobaan/penelitian yang

kita lakukan yaitusebagai berikut.Dengan adanya penelitian/percobaan ini yaitu pengetahuan siswa

menjadi lebih bertambah dalam menentukan konsentrasi asam/basa dari suatu larutan yang diujikan sehingga diharapkan dapat bermanfaat pada kehidupan sehari-hari

XI. IPA CIBI 4

Page 5: Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam-Basa

TINJAUAN PUSTAKA

Standarisasi dapat dilakukan dengan titrasi. Titrasi merupakan proses penentuan konsentrasi suatu larutan dengan mereaksikan larutan yang sudah ditentukan konsentrasinya (larutan standar). Titrasi asam basa adalah suatu titrasi dengan menggunakan reaksi asam basa (reaksi penetralan). Prosedur analisis pada titrasi asam basa ini adalah dengan titrasi volumemetri, yaitu mengukur volume dari suatu asam atau basa yang bereaksi.

Pada saat terjadi perubahan warna indikator, titrasi dihentikan. Indikator berubah warna pada saat titik ekuivalen. Pasda titrasi asam basa, dikenal istilah titik ekuivalen dan titik akhir titrasi. Titik ekuivalen adalah titik pada proses titrasi ketika asam dan basa tepat habis bereaksi. Untuk mengetahui titik ekuivalen digunakan digunakan indikator. Saat perubahan warna terjadi, saat itu disebut titik akhir titrasi.

Proses penentuan konsentrasi suatu larutan dipastikan dengan tepat dikenal sebagai standarisasi. Suatu larutan standar kadang-kadang dapat disiapkan dengan menggunakan suatu sampel zat terlarut yang diinginkan, yang ditimbang dengan tepat, dalam volume larutan yang diukur dengan tepat. Zat yang memadai dalam hal ini hanya sedikit, disebut standar primer (Day, 1998).

Zat yang digunakan untuk larutan standar primer, harus memenuhi persyaratan berikut:

XI. IPA CIBI 5

Page 6: Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam-Basa

1.       Mudah diperoleh dalam bentuk murni maupun dalam keadaan yang diketahui kemurniannya.

2.        Harus stabil.3.        Zat ini mudah dikeringkan, tidak higroskopis , sehingga tidak menyerap

uap air, tidak menyerap CO2 pada waktu penimbangan.

Larutan yang mempunyai konsentrasi molar yang diketahui, dapat dengan mudah digunakan untuk reaksi-reaksi yang melibatkan prosedur kuantitatif. Kuantitas zat terlarut dalam suatu volume larutan itu, dimana volume itu diukur dengan teliti, dapat diketahui dengan tepat dari hubungan dasar berikut ini:

Mol = liter x konsentrasi molaratau:

Mmol = ml x konsentrasi molarPerhitungan-perhitungan stokiometri yang melibatkan larutan yang

diketahui molaritasnya bahkan lebih sederhana lagi. Dengan devinisi bobot ekuivalen, dua larutan akan bereaksi dengan tepat satu sama lain bila keduanya mengandung gram ekuivalen yang sama. Dalam hubungan ini, kedua normalitas harus dinyatakan dengan satuan yang sama, demikian juga kedua volume.

Analisis kimia yang diketahui terhadap sampel yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif memberikan informasi mengenai apa saja yang menjadi komponen penyusun dalam suatu sampel, sedangkan analisis kuantitatif memberikan informasi mengenai beberapa banyak komposisi suatu komponen dalam sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan jumlah atau banyaknya senyawa dalam sampel. Analisis kuantitatif konvensional yang paling sering diterapkan yaitu analisis titrimetri. Analisis titrimetri dilakukan dengan menitrasi suatu sampel tertentu dengan larutan standar, yaitu larutan yang sudah diketahui konsentrasinya. Perhitungan didasarkan pada volume titran yang diperlukan hingga tercapai titik ekuivalen titrasi. Analisis titrimetri yang didasarkan pada terjadinya reaksi asam basa antara sampel dengan larutan standar disebut analisis asidi alkalimetri. Apabila larutan standar yang digunakan adalah suatu larutan yang bersifat asam maka analisis yang dilakukan adalahh analisis asidimetri. Sebaliknya jika digunakan suatu basa sebagai larutan standar, analisis tersebut disebut sebagai analisis alkalimetri. Konsentrasi larutan asam basa sering menggunakan satuan kemolaran (M), maka rumusan itu dapat diubah. Konversi dari suatu kemolaran ke normalitasan adalah mengalikan valensi (n) asam atau basa dengan kemolaran. Sebaliknya dari suatu kenormalan ke satuan kemolaran adalah

XI. IPA CIBI 6

Page 7: Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam-Basa

membagi kemolaran dengan valensi asam atau basa. Konversi ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dengan rumus :VA . MA . nA = VB . MB . nB

Keterangan :VA = Volume asamMA = Molaritas asamVB = Volume basaMB = Molaritas basanA = Valensi asamnB = Valensi basa

Analisis kimiawi menetapkan komposisi kuantitatif dan kualitatif suatu materi. Konstituen-konstituen yang akan didereksi ataupun ditentukan jumlahnya adalah unsur, rasikal, gugus fungsi, senyawaan atau fase. Analisis kimia menyangkut aspek analisis yang lebih sempit. Analisis pada umumnya terdiri atas analisis kualitatif dilakukan sebelum analisis kuantitatif. Tahapan penentuan analisis kuantitatif adalah dengan usaha mendapatkan sampel, mengubahnya menjadi keadaan yang dapat terukur, pengukuran konstituen yang dikehendaki, dan yang terakhir perhitungan dan interprestasi data numeric.

Istilah analisis titrametri mengacu pada analisis kimia kuantitatif yang dilakukan dengan menetapkan volume suatu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat, yang diperlukan untuk bereaksi secara kuantitatif dengan larutan zat yang akan ditetapkan. Larutan dengan kekuatan (konsentrasi) yang diketahui tepat itu, disebut larutan standar. Bobot zat yang hendak ditetapkan, dihitung dari volume standar yang digunakan dan hukum-hukum stokiometri yang diketahui. Dahulu digunakan orang analisis volumetri, tetapi sekarang telah diganti dengan analisiss titrimetri, karena yang terakhir ini dianggap lebih baik menyatakan proses titrasi, sedangkan yang disebut terdahulu dapat dikacaukan dengan pengukuran-pengukuran volume, seperti yang melibatkan gas-gas. Reagensia dengan konsentrasi yang diketahui itu disebut titran, dan zat yang sedang dititrasi disebut titrat

XI. IPA CIBI 7

Page 8: Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam-Basa

Suatu reaksi dapat digunakan sebagai dasar analisa titrimetri apabila memenuhi persyaratan berikut:1.             Reaksi harus berlangsung cepat, sehingga titrasi dapat dilakukan

dalam waktu yang tidak terlalu lama.2.             Reaksi harus sederhana dan diketahui dengan pasti, sehingga

didapat kesetaraan yang pasti dalam reaktan.3.             Reaksi harus berlangsung secara sempurna.4.             Mempunyai massa ekuivalen yang besar.

Untuk analisis titrimetri lebih mudah jika kita memahami sistem ekuivalen (larutan normal) sebab pada titik akhir titrasi jumlah ekuivalen dari zat yang dititrasi = jumlah ekuivalen zat penitrasi. Berat ekuivalen suatu zat sangat sukar dibuat definisinya, tergantung dari macam reaksinya. Volumetri dapat dibagi menjadi:1.             Asidi dan alkalimetri2.             Oksidimetri3.             Argentometri

Asidimetri adalah yang diketahui konsentrasi asamnya, sedangkan alkalimetri bila yang diketahui adalah konsentrasi basanya. Titrasi asam basa ada lima. Dua diantaranya adalah:1.    Titrasi asam dengan basa kuat

Diakhir titrasi akan terbentuk garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat.

Misal:HCl + NaOH → NaCl + H2O

2.    Titrasi asam lemah dan basa kuatPada akhir titrasi terbentuk garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat. Misal : asam asetat dengan NaOH.CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O

PEMBAHASAN

I. Konsentrasi Larutan HCl dan Larutan NaOH 1MA. Tujuan : Menentukan konsentrasi larutan HCl dan larutan

NaOH 1 M

XI. IPA CIBI 8

Page 9: Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam-Basa

B. Alat dan Bahan :

No. Alat dan Bahan Gambar

1 Buret atau pipet ukur

2 Labu Erlenmeyer

XI. IPA CIBI 9

Page 10: Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam-Basa

4 Botol semprot

5 Pipet tetes

XI. IPA CIBI 10

Page 11: Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam-Basa

6 Larutan HCl

7 Larutan NaOH 1 M

XI. IPA CIBI 11

Page 12: Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam-Basa

8 Indikator fenolftalein

9 Aquades/ air suling

C. Langkah kerja :

XI. IPA CIBI 12

Page 13: Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam-Basa

1. Ukur 10 mL larutan HCl dengan menggunakan pipet volume, kemudian masukkan ke dalam labu Erlenmeyer

2. Tambahkan 2-3 tetes indikator ke dalam labu Erlenmeyer

3. Masukkan larutan NaOH 1 M sebagai zat peniter sedikit demi sedikit ke dalam labu Erlenmeyer .

4. Sambil menggoyang-goyangkan labu sampai terjadi perubahan warna indikator .

5. Catat volume larutan NaOH yang digunakan.6. Ulangi kegiatan ini sekali lagi sehingga anda memperoleh hasil yang

hampir sama. Jika perbedaan hasil anda peroleh cukup besar, ulangi sekali lagi.

D. Pertanyaan & Jawaban1. Tuliskan persamaan reaksi asam-basa tersebut?

Jawab : Persamaan reaksi asam-basa tersebut adalah

XI. IPA CIBI 13

Page 14: Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam-Basa

HCl(aq) + NaOH(aq) →NaCl(aq) + H2O(aq)

2. Tentukan konsentrasi larutan HCl tersbut?Jawab : Konsentrasi larutan HCl tersebut dapat dihitung

dengan

VA . MA . nA = VB . MB . nB

20 mL x 1M x 1 = 10mL x MHCl x 1

MHCl = 20mL x1M

10mLMHCl = 2 M

Jadi konsentrasi HCl adalah 2 Molar

E. KesimpulanKonsentrasi suatu zat misalnya HCL (asam) dapat ditentukan

dengan cara titrasi yaitu mereaksikan NaOH 1 M dengan HCl yang ditambahkan 3 tetes phenolphthalein (PP) sebagai indikator dan menghitung konsentrasi HCl dengan rumus

VA . MA . nA = VB . MB . nB .Dalam titrasi ini volume NaOH yang digunakan akan memengaruhi hasil konsentrasi HCl. Dan juga valensi dari masing masing zat.

F. SaranBagi para pembaca yang berminat untuk mencoba melakukan

praktikum ini, maka saran kami selaku praktikan yang telah melakukan percobaan tersebut adalah:

1. Sebelum melakukan praktikum kebersihan alat harus diperhatikan, karena jika alat tidak bersih, maka dapat menyebabkan kita gagal dalam melakukan praktikum tersebut (Hasil yang diperoleh dari percobaan jauh dari kenyataan).

2. Sangat diperlukan partisipasi dari anggota kelompok saat melakukan praktikum agar semua anggota dapat menambah wawasan yang mereka dapat dalam melakukan praktikum tersebut.

XI. IPA CIBI 14

Page 15: Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam-Basa

3. Diperlukan kesabaran dan ketelitian dalam melakukan praktikum, agar meminimalisir kesalahan yang terjadi.

4. Pipet tetes yang sudah tercelupkan dalam larutan HCl tidak boleh langsung dipakai untuk mengambil larutan NaOH, pipet tetes tersebut harus dicuci dahulu, agar mengurangi kesalahan yang terjadi.

II. Penentuan Kadar Asam Asetat Dalam Cuka Dapur

A. Tujuan : Menentukan kadar asam asetat dalam cuka dapur dengan titrasi asam-basa.

B. Alat dan Bahan :

No. Alat dan Bahan Gambar

XI. IPA CIBI 15

Page 16: Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam-Basa

1 Buret atau pipet ukur

2 Labu Erlenmeyer

XI. IPA CIBI 16

Page 17: Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam-Basa

4 Botol semprot

5 Pipet tetes

XI. IPA CIBI 17

Page 18: Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam-Basa

6 Cuka Botol

7 Larutan NaOH 1 M

XI. IPA CIBI 18

Page 19: Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam-Basa

8 Indikator fenolftalein

9 Aquades/ air suling

C. Langkah Kerja

XI. IPA CIBI 19

Page 20: Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam-Basa

1. Ukur 10 mL larutan CH3COOH dengan menggunakan pipet volume, kemudian masukkan ke dalam labu Erlenmeyer

2. Tambahkan 2-3 tetes indikator ke dalam labu Erlenmeyer3. Masukkan larutan NaOH 1 M sebagai zat peniter sedikit demi sedikit

ke dalam Labu Erlenmeyer4. Sambil menggoyang-goyangkan labu sampai terjadi perubahan warna

indikator . 5. Catat volume larutan NaOH yang digunakan. 6. Ulangi kegiatan ini sekali lagi sehingga anda memperoleh hasil yang

hampir sama. Jika perbedaan hasil anda peroleh cukup besar, ulangi sekali lagi.

D. Pertanyaan & Jawaban

1. Kadar asam dalam cuka dapat ditentukan sebagai berikut: Ketika kami menghitung menggunakan cara titrasi

VA . MA . nA = VB . MB . nB

(10 mL) x MCH3COOH = 44 mL x 1 MMCH3COOH = 4,4 M

XI. IPA CIBI 20

Page 21: Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam-Basa

Ketika kami menghitung menggunakan rumus untuk mencari molaritas jika kadar diketahuiKadar CH3COOH dalam label = 25 %

M = ρ x 10 x%Mr

M = konsentrasi⍴          = Massa jenis

             Kadar = % massa                                  Mr     = Massa molar

M = 1,049

gram

cm3x10 x

25100

60grammol

M = 1049

gramL

x10 x25

100

60grammol

M = 1049x 25

600molliter

M = 4,37M

2. Bandingkan kadar CH3COOH hasil titrasi dengan kadar CH3COOH dalam label.Jawab : Berdasarkan hasil percobaan dan perhitungan kami.

Molaritas yang kami dapatkan dari perhitungan hampir sama dengan molaritas yang kami dapatkan dari titrasi namun masih berselisih 4,4 – 4,37 = 0,03M . Mungkin karena adanya kesalahan yang kami buat sehingga menjadi salah satu factor penyebab hasilnya sedikit melenceng.

E. KesimpulanKonsentrasi suatu zat misalnya CH3COOH (asam) dapat ditentukan

dengan cara titrasi yaitu mereaksikan NaOH 1 M dengan CH3COOH yang ditambahkan 3 tetes phenolphthalein (PP) sebagai indikator dan menghitung konsentrasi CH3COOH dengan rumus

VA . MA . nA = VB . MB . nB .Dan hasil dari titrasi tersebut kita dapat mencocokannya dengan konsentrasi melalui kadar CH3COOH dikandung dalam asam cuka menggunakan rumus

M = ρ x 10 x%Mr

XI. IPA CIBI 21

Page 22: Laporan Praktikum Kimia Titrasi Asam-Basa

F. SaranBagi para pembaca yang berminat untuk mencoba melakukan

praktikum ini, maka saran kami selaku praktikan yang telah melakukan percobaan tersebut adalah:

1. Sebelum melakukan praktikum kebersihan alat harus diperhatikan, karena jika alat tidak bersih, maka dapat menyebabkan kita gagal dalam melakukan praktikum tersebut (Hasil yang diperoleh dari percobaan jauh dari kenyataan).

2. Sangat diperlukan partisipasi dari anggota kelompok saat melakukan praktikum agar semua anggota dapat menambah wawasan yang mereka dapat dalam melakukan praktikum tersebut.

3. Diperlukan kesabaran dan ketelitian dalam melakukan praktikum, agar meminimalisir kesalahan yang terjadi.

4. Pipet tetes yang sudah tercelupkan dalam larutan Asam asetat tidak boleh langsung dipakai untuk mengambil larutan NaOH, pipet tetes tersebut harus dicuci dahulu, agar mengurangi kesalahan yang terjadi.

PENUTUP

A. Lampiran

XI. IPA CIBI 22