hubungan pengetahuan tentang diabetes melitus …repository.unjaya.ac.id/2646/2/agueda da...

32
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG DIABETES MELITUS DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN LUKA PADA AKTIVITAS FISIK PASIEN DM TIPE 2 DI PUSKESMAS BAMBANGLIPURO BANTUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta Disusun Oleh: AGUEDA DA CONCEICAO NPM. 32115019 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2013

Upload: dinhlien

Post on 15-Jun-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG DIABETES MELITUS DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN LUKA PADA AKTIVITAS FISIK PASIEN

DM TIPE 2 DI PUSKESMAS BAMBANGLIPURO BANTUL YOGYAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta

Disusun Oleh:

AGUEDA DA CONCEICAO NPM. 32115019

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

2013

ii

iii

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Karya Tulis

Ilmiah dengan judul: Hubungan Pengetahuan Tentang Diabetes Mellitus

Dengan Perilaku Pencegahan Luka Pada Aktivitas Fisik Pasien DM Tipe 2

di Puskesmas Bambanglipuro Bantul Yogyakarta. Penelitian ini dibuat untuk

memenuhi persyaratan menjadi sarjana keperawatan pada program studi

keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan Stikes Ahmacd Yani Yogyakarta,

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah

dan sebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, Januari 2013

Agueda Da Conceicao

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sembahkan kepada Allah yang Mahakasih atas segala

berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang

berjudul: Hubungan Pengetahuan Tentang Diabetes Mellitus Dengan Perilaku

Pencegahan Luka Pada Aktivitas Fisik Pasien DM Tipe 2 di Puskesmas

Bambanglipuro Bantul Yogyakarta Bantul Yogyakarta.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Keperawatan di STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Selama proses

penyusunan skiripsi ini, peneliti mendapatkan bimbingan, arahan, bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti

menyampaikan terima kasih kepada :

1. dr. Edy Purwoko,Sp. B selaku Ketua STIKES Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta yang memberikan ijin kepada penulis.

2. Ibu Dwi Susanti, S.Kep., Ns selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

3. Ibu Wenny Savitri, S.Kep.,Ns.,MNS selaku penuji Skripsi.

4. Bapak Abdul Majid, M.Kep. Sp. KMB selaku pembimbing I penelitian yang

telah memberikan bimbingan dan arahan.

5. Ibu Masta Hustasoit S.Kep., Ns selaku pembimbing II penelitian yang

membimbing dan membantu dalam penyusunan Skripsi.

6. Seluruh staf Pengajar Jurusan Keperawatan STIKES Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta yang memberikan kontribusi kepada penulis.

7. Kepala Puskesmas dan staf Bambanglipuro Bantul, atas ijian dan bantuan

yang diberikan untuk melaksanakan penelitian

8. Kepala Puskesmas dan staf Pundong Bantul, atas ijian dan bantuan yang

diberikan untuk melaksanakan uji validitas.

9. Sr.Kathrin CIJ, Pemimpin Umum dan anggota dewan periode VII, Yayasan

Efata dan persaudaran Medis CIJ, Balai Pengobatan St.Martin de Porres.

10. Sr. Paulista CIJ, Pemimpin Biara CIJ, S. Maria Asumptha Gamping

vi

11. Bapak, ibu, kakak, adik, Keluarga bapak Moa, Penjasa dan Penderma.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penelitian ini, Semoga

Tuhan senantiasa memberikan berkat dan kasihNya bagi kita semua.

Akhirnya dengan harapan, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak.

Yogyakarta, Januari, 2013

Penulis

vii

DAFTAR ISI

JUDUL............................................................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN............................................................................. ii PERNYATAAN.............................................................................................. iii PERSEMBAHAN.............................................................................................. iv KATA PENGANTAR……………………………………………………… v DAFTAR ISI.................................................................................................. vii DAFTAR TABEL........................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR………………………………………………………… x DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… xi INTISARI………………………………………………………………….. xii ABSTRACT…………………………………………………………………. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5 D. Manfaat .......................................................................................... 6 E. Keaslian Penelitian .......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Diabetes mellitus ............................................................................. 8 B. Upaya Pencegahan Luka pada aktivitas Fisik ................................. 12 C. Perilaku ............................................................................................ 15 D. Pengetahuan…………………………………………………. ....... 19 E. Landasan Teori ................................................................................ 22 F. Kerangka Teori ................................................................................ 23 G. Kerangka Konsep …………………………………………………. 24 H. Hipotesis .......................................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ...................................................................... 25 B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ......................................................... 25 C. Subyek Penelitian ............................................................................ 25 D.Variabel Penelitian ........................................................................... 26 E. Definisi Operasional ........................................................................ 27 F. Alat Dan Metode Pengumpulan Data .............................................. 27

viii

G. Uji validitas dan Rehabilitas ........................................................... 29 H. Teknik Pengumpulan data .............................................................. 31 I. Analisa Data……………… ............................................................. 32 J. Etika Penelitian……………… ........................................................ 34 K. Pelaksanaan Penelitian……………… ............................................ 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................ 37 B. Pembahasan ..................................................................................... 41 C. Keterbatasan penelitian ................................................................... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ..................................................................................... 46 B. Saran ............................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria Diagnosis ……………………………………………….. Tabel 3.1 Definisi Operasional…………………………………………… Tabel 3.2 Kuesioner Pengetahuan Tentang DM tipe 2…………………… Tabel 3.3 Kuesioner Perilaku ……………………………………………… Tabel 4.1 Karakteristik Responden……………………………………… Tabel 4.2 Pengetahuan pasien Tentang DM tipe 2…………………………. Tabel 4.3 Perilaku Pencegahan ……………………………………………. Tabel 4.4 Hubungan Pengetahuan dan Perilaku ……………………………

11 27 28 29 39 39 40 40

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian……………………………………. Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian………………………………….

23 24

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar permohonan menjadi responden Lampiran 2. Persetujuan menjadi responden Lampiran 3. Karakteristik responden Lampiran 4. Instrumen kunci jawaban tentang pengetahuan DM Lampiran 5. Instrumen kunci jawaban perilaku pencegahan luka pada aktivitas. Lampiran 6. Jadwal penelitian Lampiran 7. Data penelitian Lampiran 9. Surat ijin mencari Data dari STIKES A. Yani kepada Dinas

Kesehatan Provinsi DIY Lampiran 11. Surat ijin studi pendahuluan dari STIKES A. Yani kepada Dinas

Kesehatan Kab. Bantul Lampiran 10. Surat ijin Studi Pendahuluan dari STIKES A. Yani kepada

Puskesmas Bambanglipuro Lampiran 12. Surat ijin uji validitas dari STIKES A. Yani kepada Gubernur DIY Lampiran 13. Surat ijin penelitian dari STIKES A. Yani kepada Gubernur DIY Lampiran 14. Surat ijin uji validitas dari STIKES A. Dinas Kesehatan Kab.

Bantul Lampiran 15. Surat ijin penelitian dari STIKES A. Yani Dinas kesehatan Kab.

Bantul Lampiran 16. Surat ijin uji validitas dari STIKES A. Yani kepada Puskesmas

Pundong Bantul Lampiran 17. Surat ijin penelitian dari STIKES A. Yani kepada Puskesmas

Bambanglipuro Lampiran 18. Surat ijin penelitian dari Sekretariat Daerah Propinsi DIY Lampiran 19. Surat ijin penelitian dari BAPPEDA Kabupaten Bantul Lampiran 20. Lembar konsultasi.

xii

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG DIABETES MELLITUS DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN LUKA PADA AKTIVITAS FISIK PASIEN DM TIPE 2 DI PUSKESMAS BAMBANGLIPURO

BANTUL YOGYAKARTA

1Agueda Da Conceicao, 2Abdul Majid, 3Masta Hutasoit

INTISARI

Latar Belakang : Pengetahuan tentang penyakit diabetes mellitus sangat penting karena tidak hanya untuk memahami penyakit tersebut tetapi pasien dapat menentukan langkah-langkah yang perlu diambil dalam rangka mengurangi beratnya penyakit. Dengan pengetahuan manusia dapat mengembangkan apa yang diketahui dan dapat mengatasi kebutuhan kelangsungan hidup. Berdasarkan data Indonesia menempati urutan keempat terbanyak kasus DM dengan jumlah 8,4 juta. Sementara itu menurut DinKes Prop, DIY, 2011, jumlah penderita diabetes melitus di DIY tahun 2011 sebanyak 6.612 orang. Pada tahun 2011 Kabupaten Bantul jumlah penderita DM yang di rawat di RSUD Senopati Bantul berjumlah 539 orang.

Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang DM dengan perilaku pencegahan luka pada aktivitas fisik pasien diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Bambanglipuro Bantul Yogyakarta.

Metode : Penelitian ini merupakan merupakan penelitian non-eksperimental. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling, dengan jumlah sampel dalam penelitian ini 46 penderita DM tipe 2.

Hasil : Pengetahuan pasien tentang diabetes mellitus di Puskesmas Bambanglipuro Bantul mayoritas masuk dalam kategori cukup yaitu sebesar 47,8%. Perilaku pencegahan luka pada aktivitas fisik pasien diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Bambanglipuro Bantul mayoritas masuk dalam kategori baik yaitu sebesar 78,3%.Berdasarkan analisis chi- square diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan pasien tentang diabetes mellitus dengan perilaku pencegahan luka pada aktivitas fisik pasien diabetes mellitus tipe 2, hal ini ditunjukkan dengan perolehan nilai χ2 tabel sebesar 19,615 dan nilai p-value sebesar 0,000 < 0,05.

Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan pasien tentang diabetes mellitus dengan perilaku pencegahan luka pada aktivitas fisik pasien diabetes mellitus tipe 2

Kata Kunci : Pengetahuan DM tipe 2, Perilaku pencegahan luka.

1. Mahasiswi S1 Keperawatan Stikes A Yani Yogyakarta 2. Dosen, program studi keperawatan Politeknik Kesehatan Yogyakarta 3. Dosen, Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes A Yani Yogyakarta

xiii

RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLDGE ON OF DIABTES MELLITUS AND WOUND PREVENTIVE BEHAVIOUR ON PHYSICAL ACTIVITIES

OF DM TYPE 2 PATIENTSIN BAMBANGLIPURO LOCAL PUBLIC HEALTH-CENTER BANTUL YOGYAKARTA

1Agueda Da Conceicao, 2Abdul Majid, 3Masta Hutasoit

ABSTRACT

Background : Knowledge on diabetes mellitus disease is very important because by knowing the behaviour and character of this disease the patients are able to take action in order to reduce the broader risks of this disease. Within knowledge people able to develop their ability to prevent diseases and to fulfill the need of longevity.Based on the data Indonesia is at fourth level of diabetes mellitus sufferers in the world within 8.4 sufferers. Based on data from Public Health Department of Yogyakarta (2011) there are 6.612 sufferers of diabetes mellitus disease in 2011. In Bantul District there are 539 patients of DM sufferers in RSUD Panembahan Senopati Bantul. Objective : To know the relationship between knowledge on diabetes mellitus and wounding preventive action of physical activities of DM type 2 patients in Bambanglipuro Local Public Health-Center Bantul Yogyakarta. Method: This research was a non-experimental research within analytical survey method and cross seectional approach. Sample collecting technique was by using accidental sampling within number of samples as many as 46 DM Type 2 sufferers. Result : Knowledge of the Bambanglipuro Local Public Health-Centre patients about diabetes mellitus is mainly in moderate category of 47.8%. wounding prefentive action on physical activities of the DM patients in this public health-center is in good category as of 78.3%. Based on Chi-Square analysis can be known that there is a significant relationship between the knowledge of the DM Type 2 patients in local public health-center on diabetes mellitus and wounding prefentive action of physical activities. This is shown by the X2 table value of 19.615 and p-value of 0.000 < 0.05. Conclusion: There is a significant relationship between knowledge of the DM Type 2 patients on diabetes mellitus and wounding preventive action of physical activities in Bambanglipuro Local Public Health-Center Bantul Yogyakarta. Keywors: Knowledge, wounding preventive action

                                                            1 Nursing Student, School of nursing, Stikes A. Yani Yogyakarta 2 Nursing Lecturer, School of nursing, Politeknik Kesehatan Yogyakarta 3 Nursing Lecturer, School of nursing, Stikes A. Yani Yogyakarta 

  

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) menyatakan bahwa segala upaya dalam

pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk mencapai derajat kesehatan

yang lebih tinggi yang memungkinkan orang hidup lebih produktif baik sosial

maupun ekonomi. Hal yang sama tercantum dalam UU tentang Kesehatan Nomor

23 tahun 2009, bahwa kesehatan adalah keadaan seseorang yang sehat baik secara

fisik, mental, spiritual maupun sosial yang mendorong setiap orang untuk hidup

lebih produktif dengan meningkatkan baik status sosial maupun ekonomi

(Suyono, 2004).

Bertambahnya angka harapan hidup di Indonesia semakin tinggi sehingga

dapat mengalami pergeseran pola penyakit yaitu dari penyakit menular menjadi

penyakit tidak menular, yang biasa dikenal dengan transisi epidemiologi.

Kecenderungan meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular salah satunya

adalah Diabetes mellitus (Soegondo, 2005).

Diabetes mellitus (DM) adalah suatu kumpulan gejala yang ditandai dengan

peningkatkan kadar glukosa darah disebabkan oleh karena adanya kelainan pada

sel beta pada pulau langerhans kelenjar pankreas. Pada DM tipe 1 terdapat

kerusakan pada sel beta akibat reaksi otoimun, sedangkan pada DM tipe 2 kadar

glukosa darah meningkat karena adanya resistensi insulin akibat gaya hidup yang

salah (Suyono, 2005).

Menurut Suyono (2005) DM untuk saat ini semakin mengkhwatirkan akibat

peningkatan kemakmuran dan perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin

maju terutama di negara-negara yang berkembang, termasuk di negara Indonesia.

Selanjutnya Menurut Waspadji (2005), DM jika tidak dikelola dengan baik akan

mengakibatkan terjadinya berbagai penyakit menahun seperti penyakit serebro

vaskuler, penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah tungkai, penyakit

mata, ginjal dan saraf. Jika kadar glukosa darah dapat dikendalikan dengan baik

maka semua penyakit menahun tersebut dapat dicegah atau di hambat. Untuk

2

mencapai tujuan tersebut diperlukan keterlibatan berbagai pihak terutama

pengelola kesehatan harus berperan aktif. untuk mengupayakan pembanguanan

kesehatan masyarakat secara optimal seperti yang tercantum dalam SKN dan UU

tentang Kesehatan.

Waspadji, (2006) menyatakan DM dibandingkan dengan penderita non DM

mempunyai kecenderungan dua kali lebih mudah mengalami trombosis serebral,

dua puluh lima kali terjadi buta, dua kali terjadi penyakit jantung koroner, tujuh

belas kali terjadi gagal ginjal kronik, dan lima puluh kali menderita ulkus

diabetika. Komplikasi menahun DM di Indonesia terdiri atas neuropati 60%,

penyakit jantung koroner 20,5%, ulkus diabetika 15%, retinopati 10%, dan

nefropati 7,1%.

Kenaikan jumlah penduduk dunia yang terkena penyakit diabetes atau

kencing manis yang semakin mengkhawatirkan. Jumlah penduduk dunia yang

menderita diabetes menurut WHO (2000) di dalam PERKENI (2006) sudah

mencapai 171,230,000 dengan data urutan pertama India (31,7 juta), Cina (20,7

juta), Amerika (17,7 juta). Indonesia menempati urutan keempat dengan jumlah

(8,4 juta). Pada tahun 2030 diperkirakan jumlah penderita DM di dunia akan

mencapai jumlah 366,210,100 orang atau naik sebesar 114% dalam kurun waktu

30 tahun, dengan jumlah peningkatan India (151%), Cina (104%), Amerika

Serikat (71%), Indonesia (12,4%).

Jumlah penderita diabetes melilitus di Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta pada tahun 2011 dengan jumlah 6.612 orang (DinKes Prop, DIY,

2011). Pada Kabupaten Bantul jumlah penderita DM yang di rawat di RSUD

Senopati bantul pada tahun 2011 berjumlah 539 orang.

Data menurut Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI, 2006)

didapatkan prevalensi diabetes mellitus sebesar 1,5-2,3% pada penduduk yang

usia lebih 15 tahun, bahkan di daerah perkotaan prevalensi DM sebesar 14,7% dan

daerah pedesaan sebesar 7,2%. Prevalensi tersebut meningkat 2-3 kali

dibandingkan dengan negara maju, sehingga Diabetes mellitus merupakan

masalah kesehatan masyarakat yang serius. Sedangkan menurut Badan Pusat

Statistik Indonesia tahun 2003 penduduk Indonesia yang berusia di atas 20 tahun

3

sebesar 133 juta jiwa, penderita DM di daerah perkotaan sejumlah 8,2 juta dan di

daerah pedesaan sejumlah 5,5 juta. Selanjutnya berdasarkan pola pertambahan

penduduk diperkirakan pada tahun 2030 akan terdapat 194 juta penduduk yang

berusia di atas 20 tahun maka diperkirakan terdapat penderita sejumlah 12 juta di

daerah perkotaan dan 8,1 juta di daerah pedesaan.

International Diabetes Federation (IDF) di dalam PERKENI (2006)  

prevalensi penderita ulkus diabetika di Amerika Serikat sebesar 15-20%, risiko

amputasi 15-46 kali lebih tinggi dibandingkan dengan penderita non DM.

Penderita ulkus diabetika memerlukan biaya yang tinggi untuk perawatan yang

diperkirakan antara $10.000 - $12.000 per tahun untuk seorang penderita.

Menurut data RSUP Cipto Mangunkusumo tahun 2003 dalam buku

Waspadji (2009), sebagian besar masalah yang timbul pada pasien DM

menyangkut kaki diabetes. Angka kematian sebesar 16% dan angka amputasi

sebesar 25%, sebanyak 14,3% penderita DM yang menjalani amputasi akan

meninggal dalam setahun setelah amputasi, dan sebanyak 37% akan meninggal

dalam 3 tahun sesudah amputasi.

Pengetahuan tentang penyakit diabetes mellitus, sangat penting karena

tidak hanya untuk memahami penyakit tersebut tetapi pasien dapat menentukan

langkah-langkah yang perlu diambil dalam rangka mengurangi beratnya

penyakit. Menurut (Karyoso, 1999), bahwa dengan pengetahuan manusia dapat

mengembangkan apa yang diketahui dan dapat mengatasi kebutuhan

kelangsungan hidup, sehingga akan mempengaruhi seseorang dalam berperilaku.

Terbentuk suatu perilaku baru terutama pada orang dewasa dimulai pada domain

kognitif dalam arti subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa

materi atau obyek diluarnya, sehingga menimbulkan pengetahuan baru dan akan

terbentuk dalam sikap maupun tindakan. Bila seorang pasien mempunyai

pengetahuan, maka pasien akan dapat memilih alternatif yang terbaik bagi dirinya

dan cenderung memperhatikan hal-hal yang penting tentang perawatan diabetes

mellitus seperti: pasien akan melakukan pengaturan pola makan yang benar,

berolah raga secara teratur, mengontrol kadar gula darah dan memelihara

lingkungan agar terhindar dari benda-benda lain yang dapat menyebabkan fisik

4

dan menimbulkan luka. Apabila perawatan yang dilakukan dengan tepat maka

dapat membantu proses penyembuhan dan diharapkan pasien menjadi sehat baik

fisik, mental, sosial dan spiritual (Effendi, 1999).

Upaya pencegahan luka pada aktivitas fisik penderita DM meliputi

pengontrolan penyakit secara umum mencakup pengendalian kadar gula darah,

lipid, tekanan darah, pola hidup sehat, olahraga, diet dan komsumsi obat yang

teratur, dan upaya pencegahan komplikasi luka diabetis adalah penderita DM

harus sadar bahwa kegiatan perawatan kaki merupakan bagian dari kebiasaan

hidup sehari-hari, yang perlu di utamakan (Sustrani, 2006).

Pada studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Bambanglipuro

Bantul pada tanggal 1 Mei 2012, diketahui bahwa jumlah penderita DM pada

tahun 2011 berjumlah 321 orang dengan perincian sebagai berikut DM tipe I

(insulin dependent diabetes mellitus) berjumlah 52 orang atau (16,19%) dan DM

tipe 2 (non-insulin-dependent diabetes mellitus) berjumlah 269 orang atau

(83,8%). Pasien baru yang terdiagnosis DM tipe 2 dari Bulan Januari - Mei 2012

berjumlah 30 orang. Total keseluruhan penderita DM di Puskesmas

Bambanglipuro sebanyak 351 orang dan terdapat 5 orang yang mengalami luka

diabetik.

Hasil wawancara dengan tiga orang pasien tentang penyakit DM, semua

pasien menyatakan belum memahami secara benar tentang penyakit DM dan cara

pencegahan luka pada aktivitas fisik. Seorang pasien luka diabetik menceritakan

bahwa sejak tahun 1995 sudah menderita DM, dan selama 3 tahun mengalami

luka pada kaki kananya dan sulit sembuh. Pada mulanya kaki kanan tertusuk paku

saat melakukan pekerjaan tanpa mengunakan alas kaki, setelah itu dirawat dan

sembuh. Bulan Februari 2012 terkena mesin Sepeda Motor saat dalam perjalanan

dari Bambanglipuro ke Kota Yogyakarta dan mengalami luka bakar dan melepuh.

Pasien tersebut menyatakan tidak merasakan sakit pada kaki selama perjalanan,

setibanya di rumah pasien menyadari luka bakar di kakinya, dan sampai saat ini

belum sembuh.

Pada tahun 2010, Puskesmas Bambanglipuro melaksanakan program

pertemuan kelompok penderita DM tiap dua bulan sekali. Salah satu kegiatan

5

yang dilakukan adalah foot exercise dan penyuluhan tentang penyakit DM, yang

melaksanakan program tersebut adalah petugas Puskesmas Bambanglipuro dan

hasilnya cukup baik karena pasien DM memahami tentang penyakit DM. Namun

pada tahun 2011 program ini dihentikan karena berbenturan dengan banyaknya

program di Puskesmas Bambanglipuro.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti

hubungan pengetahuan tentang diabetes mellitus dengan perilaku pencegahan luka

pada aktivitas fisik pasien diabetes millitus tipe 2 di Puskesmas Bambanglipuro

Bantul Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang dibuat dalam penelitian ini adalah “adakah

hubungan antara pengetahuan tentang diabetes mellitus dengan perilaku

pencegahan luka pada aktivitas fisik pasien diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas

Bambanglipuro Bantul Yogyakarta?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan antara pengetahuan tentang DM dengan perilaku

pencegahan luka pada aktivitas fisik pasien diabetes mellitus tipe 2. Di

Puskesma Bambanglipuro Bantul Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya pengetahuan pasien tentang diabetes mellitus tipe 2.

b. Diketahuinya upaya pencegahan luka pada pasien diabetes mellitus tipe 2

terhadap aktivitas fisik.

c. Diketahuinya keeratan hubungan antara pengetahuan pasien tentang DM

tipe 2 dengan pencegahan luka pada aktivitas fisik pasien diabetes mellitus

tipe 2

6

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah tinjauan teoritis sebagai

ilmu keperawatan khusus keperawatan medikal bedah dan komunitas tentang

penyakit DM tipe 2 dan perilaku pencegahan luka pada aktivitas fisik.

2. Manfaat Bagi Stikes A Yani

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan tambahan

yang bermanfaat bagi akademik dalam mengetahui hubungan pengetahuan

tentang penyakit DM dengan perilaku pencegahan luka pada aktivitas fisik

penyakit diabetes mellitus tipe 2.

3. Manfaat Bagi Puskesmas Bambanglipuro Bantul Yogyakarta

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi perawat

untuk dapat memberikan penyuluhan tentang pencegahan luka pada aktivitas

fisik pasien diabetes mellitus tipe 2.

4. Manfaat Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini sebagai referensi untuk mengembangkan penelitian ilmiah

selanjutnya

E. Keaslian Penelitian

Sepengetahuan peneliti, belum ada penelitian sejenis ini yang dilakukan di

Puskesmas Bambanglipuro Bantul Yoyakarta. Namun penelitian sebelumnya

pernah dilakukan terkait dengan penyakit DM yaitu :

1. Saptari (2010) dengan judul hubungan tingkat pengetahuan pasien DM Tipe

2 dengan minat mengikuti senam DM di Poliklinik Internis RSU PKU

Muhamadiyah Yogyakarta, penelitian ini menggunakan metode survey

analitik dengan pendekatan waktu cross setioanal. Sampel diambil dengan

menggunakan teknik aksidental sampel dengan kriteria inklusi pada pasien

diabetes mellitus tipe 2 yang diperiksa di Poli Intenis RSU PKU

Muhamadiyah Yogyakarta dengan sampel sebanyak 100 responden.

Berdasarkan hasil penelitian didapatakan hasil dari 100 responden terdapat

7

35% responden memiliki tingkat pengetahuan dengan kategori baik, 16%

cukup, 26% kurang dan 23% kurang baik sedangkan dari segi minat

didapatkan hasil 26% tingi, 36% cukup, 37% kurang, serta 1% tidak ada

minat. Hasil uji statistk Kendal Tau didapatkan harga r sebesar 0,550 dan dari

uji signifikasi harga Z hitung = 8>Z table = 2,41. Ada hubungan anatara

tingkatan pengetahuan pasien diabetes mellitus tipe 2 dengan minat mengikuti

senam diabetes mellitus di poli Internis RSU PKU Muhamadiyah

Yogyakarta. Dengan variabel bebas tingkat pengetahuan pasien DM tipe 2

tentang senam DM. Variabel terikat minat melakukan senam DM. Persamaan

peneliti Saptari dengan peneliti adalah sama-sama menggunakan metode

survey analiti,  Cross Sectional, variabel bebas. Perbedaan penelitian Saptari

dengan peneliti adalah variabel terikat, serta terdapat perbedaan tempat

penelitian serta besar sampel.  

2. Kirnantoro., Ekwantini., & Majid. (2011), dengan judul “Pengaruh foot

exercise terhadap pencegahan terjadinya ulcus diabetic pada pasien

neuropaty diabetic” di wilayah Puskesmas Gamping II Sleman. Jenis

penelitian ini adalah quasi eksperiment with pre test-post tes design with

control group, dengan jumlah sampel 30 responden kelompok intervensi dan

30 responden kelompok kontrol, yang dilaksanakan di wilayah Puskesmas

Gamping II, Kabupaten Sleman. Analisis dengan menggunakan uji Mc

Nemar dan Chi-Square, dengan CI 95%. Terdapat pengaruh yang signifikan

pemberian foot exercise terhadap pencegahan terjadinya ulkus diabetik pada

pasien neuropati diabetik. Perbedaan penelitian Kirnantoro, Ekwantini, Majid

(2011) dengan peneliti yang diteliti adalah penelitian ini merupakan non

eksperiment, penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan

pendekatan cross sectional serta terdapat perbedaan tempat penelitian serta

besar sampel. 

  

37

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Bambanglipuro terletak pada ketinggian 22.00 meter diatas permukaan laut, sebagian besar terdiri dari dataran dengan lahan pertanian yang cukup luas dengan sistem pengairan teknis yang cukup memadai dan sedikit wilayah berbukit-bukit dengan keadaan tanah yang labil dan berbatu yang merupakan daerah pertanian. Luas wilayah seluruhnya : 2282,1780 ha, jarak pusat pemerintah wilayah Kecamatan dengan Ibukota Kabupatin 10 Km, sedangkan jarak dengan ibukota Propinsin 19 Km.

Tugas pokok Puskesmas Bambanglipuro mengupayakan pelayanan Kesehatan kepada masyarakat yaitu: kunjungan bumil K4, bumil resti dan pertolongan persalinan, kesehatan anak, pelayanan imunisasi, pelayanan KB (keluarga berencana), kasus dan penanganan KLB (kejadian luar biasa) yaitu DBD (demam berdarah) dan leptospirosis, pelayanan kesehatan Maskin.

Puskesmas Bambanglipuro memiliki jenis pelayanan seperti: kunjungan pasien puskesmas, pelayanan pasien poli umum dan poli gigi, pemeriksaan laboratorium, pelayanan UGD (unit gawat darurat) dan rawat inap, pelayanan kesehatan usia lanjut, pelayanan kesehatan jiwa, kesehatan mata, Usaha Kesehatan Kerja (UKK).

Visi Puskesmas Bambanglipuro adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan pelayanan kesehatan yang prima menuju Indonesia sehat tahun 2015. Sedangkan misinya adalah mewujudkan upaya pelayanan kesehatan paripurna sesuai dengn strata pelayanan kesehatan, peningkatan pembinaan upaya kesehatan di wilayah, menyelenggarakan pengembangan upaya kesehatan, mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat pada semua tatanan, menyelenggarakan sistem informasi kesehatan. memberikan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang berkualitas secara prima yang merata dan terjangkau untuk semua lapisan masyarakat.

Secara garis besar Puskesmas Bambanglipuro memberikan pelayanan keperawatan baik rawat inap maupun rawat jalan, tenaga kesehatan yang ada

38

di Puskesmas Bambanglipuro terdiri dari 2 orang dokter umum, perawat D3 sebanyak 7 orang, Bidan D3 sebanyak 13 orang, tenaga sanitasi D3 sebanyak 2 orang, tenaga fisioterapi 1 orang, tenaga farmasi sebanyak 2 orang, tenaga Gizi sebanyak 2 orang.

Pada tahun 2010, Puskesmas Bambanglipuro terdapat program pertemuan kelompok penderita DM tiap dua bulan sekali dan salah satu kegiatan yang dilakukan adalah foot exercise dan penyuluhan tentang penyakit DM, yang melaksanakan program tersebut adalah petugas Puskesmas Bambanglipuro dan hasilnya cukup baik karena pasien DM memahami tentang penyakit DM. Namun pada tahun 2011 program ini dihentikan karena berbenturan dengan banyaknya program di Puskesmas Bambanglipuro.

2. Analisa Univariat

Hasil analisa univariat bertujuan untuk mendiskripsikan karakteristik

dari subjek penelitian sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi

informasi yang berguna. Hasil analisa univariat dapat dilihat dibawah ini.

a. Karakteristik Responden

Distribusi Frekuensi

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur,

Pendidikan dan Pekerjaan Karakteristik Frekuensi %

Umur 30 – 40 tahun 41 – 50 tahun 51 – 60 tahun

7 11 28

15,2 23,9 60,9

Jumlah 46 100% Pendidikan

SLTP SLTA Perguruan Tinggi

19 16 11

41,3 34,8 23,9

Jumlah 46 100% Pekerjaan

PNS Pegawai Swasta Ibu Rumah Tangga

11 15 20

23,9 32,6 43,5

Jumlah 46 100%

39

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa mayoritas responden

dalam penelitian ini adalah berumur 51-60 tahun yaitu sebanyak 28 orang

atau 60,9%. Berdasarkan pendidikan didapatkan hasil bahwa mayoritas

pendidikan responden dalam penelitian ini adalah SLTP yaitu sebanyak

19 orang atau 41,3%. Berdasarkan pekerjaan didapatkan hasil bahwa

mayoritas pekerjaan responden dalam penelitian ini adalah Ibu Rumah

Tangga yaitu sebanyak 20 orang atau 43,5%.

b. Pengetahuan Pasien Tentang Diabetes Mellitus tipe 2 Distribusi frekuensi pengetahuan pasien tentang diabetes mellitus

dalam penelitian ini dikategorikan ke dalam 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang. Hasil analisis distribusi frekuensi pengetahuan pasien tentang diabetes mellitus dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut.

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Pasien Tentang Diabates Mellitus di

Puskesmas Bambanglipuro Bantul.

Pengetahuan Pasien Frekuensi Persentase (%) Baik Cukup Kurang

9 22 15

19,6 47,8 32,6

Jumlah 46 100,0 Berdasarkan Tabel 4.2 di atas diperoleh hasil bahwa sebagian besar

pengetahuan pasien tentang diabetes mellitus masuk dalam kategori cukup yaitu sebanyak 22 orang atau 47,8%.

c. Perilaku Pencegahan Luka Pada Aktivitas Fisik Pasien Diabetes

Mellitus Tipe 2 Distribusi frekuensi perilaku pencegahan luka pada aktivitas fisik

pasien diabetes mellitus tipe 2 dalam penelitian ini dikategorikan ke dalam 2 kategori yaitu baik dan kurang baik. Hasil analisis distribusi frekuensi perilaku pencegahan luka pada aktivitas pasien diabetes mellitus tipe 2 dapat dilihat dalam tabel 4.3 berikut.

40

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Perilaku Pencegahan Luka Pada Aktivitas Fisik Pasien Diabates Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Bambanglipuro Bantul.

Perilaku Pencegahan Luka Frekuensi Persentase (%) Baik Kurang baik

36 10

78,3 21,7

Jumlah 46 100,0

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas diperoleh hasil bahwa sebagian besar

perilaku pencegahan luka pada aktivitas fisik pasien diabetes mellitus masuk

dalam kategori baik yaitu sebanyak 36 orang atau 78,3%.

3. Analisa Bivariate

Hubungan Pengetahuan Tentang Diabetes Mellitus Dengan Perilaku

Pencegahan Luka Pada Aktivitas Fisik Pasien Diabates Mellitus Tipe 2 di

Puskesmas Bambanglipuro Bantul

Analisis bivariat digunakan untuk melihat apakah terdapat hubungan

antara pengetahuan pasien tentang diabetes mellitus dengan perilaku

pencegahan luka pada aktivitas fisik pasien diabetes mellitus tipe 2.

Selanjutnya uji stastitik yang dipakai adalah dengan menggunakan Chi-

Square (X2). Hasil analisis Chi- Square (X2) dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 4.4.

Hubungan Pengetahuan Tentang DM dengan Perilaku pencegahan Luka Pada

Aktivitas Fisik Pasien Diabates Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Bambanglipuro

Bantul.

Pengetahuan tentang diabetes mellitus

Perilaku pencegahan luka Total χ2 hitung P

value Baik Kurang baik

f % f % f %

Baik 8 17,4 1 2,2 9 19,6

19,615 0,000 Cukup 22 47,8 0 0 22 47,8 Kurang 6 13 9 19,6 15 32,6

Total 36 78,3 10 21,7 46 100,0

41

Hasil analisis berdasarkan Tabel 4.4 di atas diperoleh hasil bahwa

pasien yang memiliki pengetahuan tentang diabetes mellitus mayoritas

memiliki perilaku pencegahan luka yang baik yaitu sebesar 17,4%, dan

pasien dengan pengetahuan tentang diabetes mellitus kurang memiliki

tingkat perilaku pencegahan luka yang kurang baik yaitu sebesar 19,6%.

Berdasarkan hasil analisis (X2) diperoleh nilai χ2 hitung sebesar

19,615, sedangkan nilai χ2 tabel dengan derajat kebebasan (dk) = 2

didapatkan nilai χ2 tabel sebesar 5,591, dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa nilai χ2 hitung (19,615) > χ2 tabel (5,591), nilai P value sebesar

0,000 < 0,05, hal ini terbukti bahwa pengetahuan tentang diabates mellitus

berhubungan secara bermakna dengan perilaku pencegahan luka pada

aktivitas fisik pasien diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Bambanglipuro

Bantul.

B. Pembahasan

1. Pengetahuan Pasien Tentang Diabetes Mellitus

Pengetahuan pasien tentang penyakit diabetes mellitus dianggap penting

karena selain untuk memahami penyakit tersebut tetapi pasien dapat

menentukan langkah-langkah yang perlu diambil dalam rangka mengurangi

beratnya penyakit. Berdasarkan hasil analisis univariat mengenai pengetahuan

pasien tentang diabetes mellitus diperoleh hasil bahwa mayoritas pasien

memiliki pengetahuan tentang diabetes mellitus masuk dalam kategori cukup

yaitu sebesar 47,8%.

Berdasarkan analisis tabulasi silang dengan karakteristik responden

diperoleh hasil bahwa mayoritas pasien dalam penelitian ini memiliki tingkat

pendidikan SLTA memiliki tingkat pendidikan yang cukup, pasien dengan

tingkat pendidikan perguruan tinggi menunjukkan memiliki tingkat

pengetahuan yang baik, pasien dengan SLTP memiliki tingkat pengetahuan

yang kurang, hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan seseorang itu sendiri

dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan sangat erat

42

hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan

pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan bahwa bukan berarti seseorang

yang berpendidikan rendah mutlak berpendidikan rendah pula. Hal ini

mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari

pendidikan formal saja, akan tetapi dapat diperoleh melalui pendidikan non

formal. Pengetahuan seseorang jika dikatakan baik, cukup, kurang yaitu

mengandung 2 aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini

yang akan menentukan pengetahuan manusia (Wawan & Dewi, 2011).

Pengetahuan adalah dasar untuk melakukan suatu tindakan sehingga

setiap orang yang akan melakukan suatu tindakan biasanya didahului

dengan tahu, setelah itu mempunyai inisiatif untuk melakukan suatu

tindakan berdasarkan pengetahuannya ( Morley, 1999). Selanjutnya menurut

Notoatmodjo, ( 2003) Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini tarjadi setelah

orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, penginderaan

terhadap obyek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba, dengan sendiri. Pada waktu melihat

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas

perhatian perespsi terhadap suatu objek.

Berdasarkan umur pasien diperoleh hasil bahwa pasien dengan umur

51-60 tahun memiliki pengetahuan yang mayoritas kurang dan cukup baik,

sedangkan umur 30-40 tahun dan 41-50 tahun mayoritas memiliki tingkat

pengetahuan yang cukup baik, hal ini menunjukkan bahwa semakin cukup

umur, tidak menjamin kematangan dan kekuatan seseorang menuju

kematangan dalam berfikir, termasuk juga tingkat pengetahuan seseorang.

Berdasarkan pekerjaan pasien diperoleh hasil bahwa pasien dengan pekerjaan

ibu rumah tangga memiliki pengetahuan yang kurang baik dan cukup baik,

sedangkan pasien dengan pekerjaan pegawai swasta dan pegawai negeri sipil

memiliki pengetahuan yang cenderung cukup baik dan baik, hal ini

menunjukkan bahwa pekerjaan seseorang berpengaruh terhadap tingkat

pengetahuan seseorang.

43

2. Perilaku Pencegahan Luka Pada Aktivitas Fisik Pasien Diabates Mellitus Tipe 2 Berdasarkan hasil analisis univariat mengenai distribusi frekuensi

perilaku pencegahan luka pada aktivitas fisik pasien diabetes mellitus tipe 2

diperoleh hasil bahwa mayoritas perilaku pencegahan luka masuk dalam

kategori baik yaitu sebesar 78,3%. Berdasarkan analisis tabulasi silang

perilaku pencegahan luka dengan karakteristik responden (hasil terlampir)

didapatkan hasil bahwa mayoritas perilaku pencegahan luka yang baik adalah

pasien yang berumur 51-60 tahun yaitu sebesar 43,5% dan pada umur tersebut

juga terlihat terdapat pasien dengan perilaku yang kurang baik, hal ini

menunjukkan bahwa semakin cukup umur seseorang, bukan merupakan

jaminan kematangan dan kekuatan seseorang dalam kematangan berfikir dan

bekerja, termasuk juga perilaku pencegahan luka pada aktivitas fisik.

Berdasarkan pendidikan diperoleh mayoritas perilaku pencegahan luka yang

baik pasien dengan pendidikan SLTA. Hal ini sesuai dengan teori menurut

Nursalam (2003) yang menjelaskan bahwa semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan

bekerja demikian juga dalam perilaku pencegahan luka pada aktivitas fisik

pasien diabetes mellitus, sedangkan berdasarkan pendidikan dapat dijelaskan

bahwa pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku

seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk bersikap

berperan serta dalam membangun kesehatan yang lebih optimal.

Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2010) adalah semua aktivitas

atau kegiatan seseorang baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat

diamati yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

Upaya pencegahan luka pada aktivitas fisik penderita diabetes mellitus

menurut Sustrani (2006) meliputi pengontrolan penyakit secara umum

mencakup pengendalian kadar gula darah, lipid, tekanan darah, pola hidup

sehat, olahraga, diet dan komsumsi obat yang teratur, dan upaya pencegahan

komplikasi luka diabetis, penderita diabetes mellitus harus sadar bahwa

kegiatan perawatan kaki merupakan bagian dari kebiasaan hidup sehari-hari,

yang perlu di utamakan. Perilaku pencegahan luka pada penelitian ini meliputi

44

segala tindakan yang dilakukan pasien dalam upaya pencegahan luka pada

aktivitas fisik yang meliputi: deteksi kelainan kaki, perawatan kaki, memakai

alas, olahraga kaki.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku dapat

dibedakan menjadi dua yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern meliputi

pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi, dan sebagainya yang

berfungsi mengolah rangsangan dari luar, sedangkan faktor ekstern

lingkungan sekitar baik fisik maupun non fisik seperti iklim, manusia, sosial

ekonomi, kebudayaan dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003). Menurut (Green,

1980) cit (Notoatmodjo 2003) menjelaskan bahwa perilaku dilatar belakangi

atau dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu (1) faktor predisposisi, pengetahuan,

sikap, kepercayaan, faktor demografi dan sebagainya, (2) faktor pendukung,

tersedianya sumber daya atau potensi masyarakat seperti lingkungan fisik dan

sarana kesehatan (3) faktor pendorong, sikap dan perilaku orang lain seperti

petugas kesehatan, toko masyarakat.

3. Hubungan antara Pengetahuan Tentang Diabetes Mellitus dengan Perilaku Pencegahan Luka Pada Aktivitas Fisik Pasien Diabates Mellitus Tipe 2

Hubungan antara pengetahuan tentang diabetes mellitus dengan perilaku

pencegahan luka pada aktivitas fisik pasien diabates mellitus tipe 2

ditunjukkan dengan hasil analisis Chi- Square (X2). Berdasarkan hasil analisis

Chi- Square (X2) diperoleh nilai χ2 tabel sebesar 19,615 dan nilai p-value

sebesar 0,000 dengan demikian dapat diartikan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara pengetahuan pasien tentang diabetes mellitus dengan

perilaku pencegahan luka pada aktivitas fisik pasien diabetes mellitus tipe 2.

Hal ini menunjukkan bahwa penting bagi pasien diabetes mellitus mengetahui

tentang penyakit diabetes mellitus karena tidak hanya untuk memahami

penyakit tersebut tetapi pasien dapat menentukan langkah-langkah yang perlu

diambil dalam rangka mengurangi beratnya penyakit..

Menurut Karyoso (1999) dalam teorinya dijelaskan bahwa dengan

pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang, maka seseorang tersebut akan

45

dapat mengembangkan apa yang diketahui dan dapat mengatasi kebutuhan

kelangsungan hidup, sehingga akan mempengaruhi seseorang dalam

berperilaku. Terbentuk suatu perilaku baru terutama pada orang dewasa

dimulai pada domain kognitif dalam arti subyek tahu terlebih dahulu terhadap

stimulus yang berupa materi atau obyek diluarnya, sehingga menimbulkan

pengetahuan baru dan akan terbentuk dalam sikap maupun tindakan. Bila

seorang pasien mempunyai pengetahuan, maka pasien akan dapat memilih

alternatif yang terbaik bagi dirinya dan cenderung memperhatikan hal-hal

yang penting tentang perawatan diabetes mellitus seperti: pasien akan

melakukan pengaturan pola makan yang benar, berolah raga secara teratur,

mengontrol kadar gula darah dan memelihara lingkungan agar terhindar dari

benda-benda lain yang dapat menyebabkan fisik dan menimbulkan luka. Hal

ini sejalan dengan teori dari Effendi (1999) yang menjelaskan bahwa apabila

perawatan yang dilakukan dengan tepat maka dapat membantu proses

penyembuhan dan diharapkan pasien menjadi sehat baik fisik, mental, sosial

dan spiritual.

C. Keterbatasan penelitian

Peneliti dalam melakukan penelitian telah berusaha secara maksimal, namun

tentunya penelitian ini masih belum sempurna karena dalam penelitian ini peneliti

memiliki keterbatasan penelitian diantaranya sebagai berikut:

1. Pengambilan data perilaku pencegahan luka pada aktifitas fisik pasien hanya

diperoleh melalui pengisian kuesioner dan tidak dilanjutkan lagi dengan

observasi langsung untuk mendapatkan data yang lebih akurat.

2. Pada penelitian ini tidak semua faktor pengganggu dapat dikendalikan

contohnya keragaman informasi kesehatan yang diterima oleh pasien tidak

semuanya dapat dilaksanakan. 

 

  

46

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka penelitian ini dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan pasien tentang

diabetes mellitus dengan perilaku pencegahan luka pada aktivitas fisik pasien

diabetes mellitus tipe 2.

2. Pengetahuan pasien tentang diabetes mellitus di Puskesmas Bambanglipuro

Bantul mayoritas masuk dalam kategori cukup.

3. Perilaku pencegahan luka pada aktivitas fisik pasien diabetes mellitus tipe 2 di

Puskesmas Bambanglipuro Bantul mayoritas masuk dalam kategori baik.

B. Saran

Hasil analisis data dan pembahasan disimpulkan bahwa terdapat hubungan

antara pengetahuan pasien tentang diabetes mellitus dengan perilaku pencegahan

luka pada aktivitas fisik pasien diabetes mellitus tipe 2, untuk itu peneliti

memberikan saran dan masukan sebagai berikut :

1. Puskesmas Bambanglipuro Bantul Yogyakarta

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi perawat

untuk dapat memberikan penyuluhan tentang pencegahan luka pada aktivitas

fisik pasien diabetes mellitus tipe 2.

2. Stikes A Yani

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan tambahan

yang bermanfaat bagi akademik dalam mengetahui hubungan pengetahuan

tentang penyakit diabetes mellitus dengan perilaku pencegahan luka pada

aktivitas fisik penyakit diabetes mellitus tipe 2.

  

47

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian, Jakarta: PT. Bina Aksara. Asdie, H. A. (2000). Pathogenesis dan Terapi Diabetes Mellitus Tipe 2.

Yogyakarta: Medical fakultas Kedokteran UGM. Azwar, S. (2005). Perilaku Manusia Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta:

Pustaka Belajar Edisi 2. Charles, F. & Anne. K. (2010). Bersahabat Dengan Diabetes Tipe 2, Jakarta:

PENEBARplus. Darmono, (1999). Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus. Dalam, Ilmu

Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi Tiga, Jakarta: FK UI. Effendi, (1999). Pedoman Skripsi Tesis, Yogyakarta : Graha Ilmu. Hendromartono, (2009). Nefropati Diabetik. Ilmu Penyakit Dalam, Edisi kelima

Jilid 3, Jakarta: Internal Publishing. Hidayat, A. A. A. (2011). Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data, Jakarta :

Salemba Medika Karyoso, (1999). Pengantar Komunikasi Bagi Siswa Perawatan, Jakarta:

Kedokteran RGC. Kartono, I. L & Marat S. P. (2006), Perilaku Manusia, Bandung: PT Refika

Aditama. Kirnantoro, Ekwantini. D. R. & Majid. A. (2011).Pengaruh foot exercise terhadap

pencegahan terjadinya ulcus diabetic pada pasien neuropayi diabetic, di Wilayah Puskesmas Gamping II Sleman, Yogyakarta.

Leslie, R. D. G. (1999). Diabetes. Buku Pintar Kesehatan Arcan, Jakarta:

Penerbit Arcan. Morley, D. (1999). Prioritas Pediatri di Negara Sedang Berkembang, Jakarta

Yayasan Esentia Medica.

48

Monalisa, T. (2005). Perawatan Kaki Diabetik, Dalam Buku Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu, Jakarta: FKUI.

Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. Nurrrahmani, U. (2012). Stop Diabetes Mellitus. Yogyakarta: Familia Group

Relasi Inti Media. Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrument Penelitian Keperawatan, Jakarta Salemba Medika.

PERKENI, (2011). Consensus Pengelolahan dan Pencegahan Diabetes Mellitus

Tipe 2 Di Indonesia, Jakarta: Perkeni Purnamasari, D. (2009). Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Mellitus, Ilmu

Penyakit Dalam Edisi Lima jilid III, Jakarta: Internal Publishing. Riwidikdo, H. (2009). Statistik Kesehatan, Yogyakarta: Mita Cendikia Press. Saptari, E. (2010). Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien DM Tipe 2 dengan

Minat Pengikuti Senam DM di Polik Internis RSU PKU Muhamadiyah Yogyakarta: Skripsi

Subekti, I. (2009). Neuropati Diabetik. Ilmu Penyakit Dalam Edisi Lima Jilid III,

Jakarta: Internal Publishing. Sugiyono, S. (2007). Statistik untuk Penelitian. Bandung : CV Alfa Beta. Suyono, S. (2004). Masalah Diabetes di Indonesia, Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1

cetakan ke tujuh, Jakarta: FKUI. _________. (2005). Kecenderungan peningkatan jumlah penyandang Diabetes,

Penatalaksanaan Diabetes Mellitus terpadu cetakan kelima, Jakarta: FKUI.

Sustrani, L. (2006). Diabetes, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Soegondo. S. (2005). Kata Pengantar Penatalaksanaan Diabetes Mellitus

Terpadu. Cetakan Kelima, Jakarta: FKUI.

49

Soewondo, S. (2005). Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Cetakan Kelima, Jakarta: FKU.

Wawan & Dewi. (2011). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku

Manusia, Yogyakarta: Nuha Medika. Waspadji, S. (2004). Komplikasi Kronik Diabetes Mellitus. Ilmu Penyakit Dalam,

Jilid 1 Edisi III, Jakarta: FKUI. _________. (2004). Mekanisme dasar dan pengelolohan yang rasional,

Penatalaksanaan Diabete mellitus Terpadu, Jakarta: FKUI. _________. (2006), Konsus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus tipe

2 di Indonesia, Jakarta: Perkeni _________. (2009). Kaki Diabetik Ilmu Penyakit Dalam Edisi Lima Jilid III,

Jakarta: Internal Publishing WHO, (2000). Pencegahan Diabetes Mellitus Laporan Kelompok Studi WHO

Alih Bahasa dr. Arisman Cetakan I, Jakarta: Hipokrates.