hubungan pengetahuan remaja tentang menarche …repository.unjaya.ac.id/2651/2/catarina nopiana...

31
HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE DI SD TLOGO KASIHAN DAN SD MEJING II GAMPING YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Di Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta Disusun Oleh CATARINA NOPIANA WIJAYANTI NPM : 32115013 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDRAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2013

Upload: others

Post on 04-Jan-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE

DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE

DI SD TLOGO KASIHAN DAN SD MEJING II GAMPING

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

Di Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta

Disusun Oleh

CATARINA NOPIANA WIJAYANTI

NPM : 32115013

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDRAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA

2013

Page 2: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan
Page 3: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE

DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE

DI SD TLOGO KASIHAN BANTUL DAN SD MEJING II GAMPING

YOGYAKARTA

Catarina Nopiana W1, Tri Prabowo

2, Masta Hutasoit

3

INTISARI

Latar Belakang : Menarche merupakan mestruasi pertama yang biasanya terjadi

dalam rentang waktu 10-16 tahun. Perasaan bingung, gelisah dan tidak nyaman

selalu menyelimuti perasaan seseorang wanita yang mengalami menstruasi

pertama kali. Namun hal ini semakin diperparah apabila pengetahuan remaja

tentang menstruasi sangat kurang. Berdasarkan hasil penetian menunjukan

pengetahuan remaja tentang menarche cukup. Berdasarkan hasil study

pendahuluan di SD TLOGO Kasihan Bantul Yogyakarta didapatkan hasil bahwa

siswi kurang memahami tentang menarche.

Tujuan : Diketahui hubungan pengetahuan remaja tentang menarche dengan

kecemasan menghadapi menarche di SD TLOGO Kasihan Bantul dan SD Mejing

II Gamping Yogyakarta.

Metode Penelitian : penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental

dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswi

kelas V dan VI SD TLOGO Kasihan Bantul berjumlah 26 siswi dan SD Mejing II

Gamping berjumlah 8 siswi dengan tehnik pengambilan sampel tatal sampling.

Analisa data menggunakan kendall tau.

Hasil penelitian : menunjukan ada hubungan antara pengetahuan remaja tentang

menarche dengan kecemasan menghadapi menarche di SD TLOGO Kasihan

Bantul dan SD Mejing II Yogyakarta. Hal ini ditunjukan dengan nilai p Value

0,037 < 0,05. Dengan keerataan hubungan rendah 0,315.

Kesimpulan : ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan remaja tentang

menarche dengan kecemasan menghadapi menarche di SD TLOGO Kasihan

Bantul Yogyakarta dengan keratan hubungan rendah.

Kata kunci : pengetahuan menarche, kecemasan menghadapi menarche

1STIKES A. Yani Yogyakarta

2POLTEKKES Yogyakarta

3STIKES A. Yani Yogyakarta

Page 4: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

THE RELATION BETWEEN ADOLESCENT’S KNOWLEDGE ABOUT

MENARCHE WITH ANXIETY IN FACING MENARCHE

IN TLOGO ELEMENTARY SCHOOL

KASIHAN BANTUL

YOGYAKARTA

Catarina Nopiana W1, Tri Prabowo

2, Masta hustasoit

3

ABSTRACT

Background : Menarche is a first menstruation that usually happens in 10 – 16

years period. The feeling of confusion, anxiety, and uncomfortable, always

embrace a woman who is having a first time menstruation. This may become

worse when adolescent’s knowledge about menarche menstruation is insufficient.

The research’s result indicates that adolescent’s knowledge about menarche is

sufficient. The initial study in TLOGO Elementary School Kasihan Bantul

Yogyakarta, reveals that students has insufficient understanding about menarche

Objective : To find out the relation the relation between adolescent’s knowledge

about menarche with anxiety in facing menarche in TLOGO elementary school,

kasihan bantul and Mejing II elementary school Gamping Yogyakarta

Method : This research is is a non experimental with cross sectional design.

Population in this research is Fifth and Sixth Grade female students in TLOGO

Elementary School Kasihan Bantul and Mejing II elementary school Gamping

Yogyakarta with total sampling technique. Data analysis technique uses Kendall

Tau.

Result : This research suggests that there is a relation the relation between

adolescent’s knowledge about menarche with anxiety in facing menarche in

TLOGO elementary school, kasihan, bantul, Yogyakarta. This is indicated by p

score (0,011) < 0,005. The closeness of the relationship being (0,432)

Conclusion : There is a significant relation between adolescent’s knowledge

about menarche with anxiety in facing menarche in TLOGO Elementary School

Kasihan Bantul Yogyakarta. Contingency score is 0,432 which means that

adolescent’s knowledge about menarche with anxiety in facing menarche in

TLOGO Elementary School Kasihan Bantul Yogyakarta is medium.

Keywords : Knowledge about menarche, anxiety in facing menarche.

1STIKES A. Yani Yogyakarta

2POLTEKKES Yogyakarta

3STIKES A.Yani Yogyakarta

Page 5: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

tulis yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara

tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, Januari

2013

Catarina Nopiana

Wijayanti

Page 6: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang

telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Remaja Tentang

Menarche Dengan Kecemasan Menghadapi Menarche di SD TLOGO dan SD

Mejing II Kasihan Bantul Yogyakarta”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program

Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan skripsi ini

banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kepala Sekolah SD TLOGO dan SD Mejing II Kasian Bantul Yogyakarta

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan

penelitian.

2. dr. I Edy Purwoko, Sp. B, selaku Ketua STIKES A. Yani Yogyakarta yang

telah memberikan ijin penelitian.

3. Dwi Susanti, S.Kep., Ns, selaku Ketua Prodi Keperawatan STIKES A. Yani

Yogyakarta yang telah memberi ijin penelitian.

4. Ida Nursanti, S.kep.,Ns.,MPH selaku dosen penguji yang telah meluangkan

waktu untuk menguji, mengoreksi, dan memberikan masukan serta saran

terhadap skripsi ini.

5. Tri Prabowo, SKp, MSc., selaku pembimbing I yang banyak memberikan

arahan, bimbingan dalam pembuatan skripsi ini.

6. Masta Hutasoit, S.Kep., Ns, selaku pembimbing II yang banyak memberikan

arahan, bimbingan dan petunjuknya dalam pembuatan skripsi ini.

7. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan

kelemahan. Saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapan

guna perbaikan dimasa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga

skripsi ini dapat memberi manfaat.

Yogyakarta, Januari 2013

Penulis

Page 7: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii

INTISARI..................................................................................................... iii

ABSTRACT................................................................................................. iv

PERNYATAAN........................................................................................... v

HALAMAN MOTTO.................................................................................. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................. vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 5

E. Keaslian Penelitian .................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan ............................................................................ 8

B. Remaja..................................................................................... 12

C. Menarche ................................................................................. 14

D. Kecemasan .............................................................................. 16

E. Landasan Teori ........................................................................ 22

F. Kerangka Teori........................................................................ 23

G. Kerangka Konsep .................................................................... 24

H. Hipotesis .................................................................................. 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian .............................................................. 25

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 25

C. Populasi dan Sampel ............................................................... 25

D. Variabel Penelitian ................................................................. 26

E. Definisi Oprasional ................................................................. 27

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ..................................... 27

G. Uji Validitas dan Realibilitas ................................ ............ .... 29

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data .................................... 31

I. Etika Penelitian ....................................................................... 35

J. Jalannya Penelitian .................................................................. 36

K.

Page 8: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian ....................................................................... 38

B. Pembahasan ............................................................................. 41

C. Keterbatasan ............................................................................ 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................. 46

B. Saran ........................................................................................ 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................... 27

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan Remaja .................................. 28

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Kecemasan Menghadapi Menarche ........... 29

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Remaja ................................. 39

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri ......................... 39

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kecemasan Remaja Putri ........................... 40

Tabel 4.4 Tabulasi Silang dan Uji Statistik ................................................. 40

Page 10: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori ......................................................................... 23

Gambar 2.2 Kerangka Konsep ...................................................................... 24

Page 11: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 2 Jadwal Penyusunan Skripsi

Lampiran 3 Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 4 Inform Consent

Lampiran 5 Kuesioner

Lampiran 6 Kunci Jawaban Kuesioner

Lampiran 7 Lembar Konsul Bimbingan

Lampiran 8 Jadwal penelitian

Lampiran 9 Hasil Uji Validitas

Lampiran 10 Hasil Penelitian

Lampiran 11 Surat Ijin Penelitian dan Uji Validitas dari Biro Administrasi

pembangunan Gubernur DIY

Lampiran 13 Surat Ijin Penelitian dan Uji Validitas dari SD Mejing II Gamping

Lampiran 14 Surat Ijin Penelitian dari SD TLOGO Kasihan Bantul

Lampiran 15 Kegiatan Bimbingan Skripsi

Page 12: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja dalam bahasa latin adolescere yang artinya tumbuh mencapai

kematangan (Ali, 2011). Masa remaja, yakni usia 10-19 tahun, adalah suatu

periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa

pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan dari masa anak ke masa remaja.

Transisi dari masa kanak-kanak menjadi remaja diawali dengan terjadinya

kematangan seksual, maka remaja akan dihadapkan pada keadaan yang

memerlukan penyesuaian untuk dapat menerima perubahan-perubahan yang

terjadi. Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh, penampilan

fisik dan karakteristik fisiologi tubuh yang besar sangat berpengaruh pada

kehidupan kejiwaan remaja (Proverawati dan Misaroh, 2009).

Berdasarkan sifat atau ciri perkembangan remaja dibagi menjadi tiga tahapan

yaitu masa remaja awal (10-12 tahun), masa remaja tengah (13-15 tahun), masa

remaja akhir (16-19 tahun). Sesuai dengan tumbuh dan berkembangnya suatu

individu, dari masa anak-anak sampai dewasa, individu memiliki tugas masing-

masing pada setiap tahap perkembangannya (Widyastuti, dkk 2009).

Menurut Biro Pusat Statistik (BPS, 2003), Penduduk Indonesia didominasi

oleh remaja, jumlah penduduk Indonesia usia 10-19 tahun sebesar 66,24%. Data

populasi remaja usia 10-19 tahun di propinsi DIY adalah 16,79% dari total

penduduk DIY, sedangkan jumlah populasi usia remaja putri 10-19 tahun di DIY

adalah 16,5% dari jumlah populasi perempuan. Secara rinci dapat diketahui

jumlah populasi remaja putri di kota Yogyakarta 12,1 %, Kabupaten Bantul 18%,

Kabupaten Kulon Progo 15,36%, Kabupaten Gunung Kidul 15,45% dan Sleman

54,9% (DinKes DIY, 2011).

Pada masa remaja terjadi perubahan organobiologik yang cepat dan tidak

seimbang dengan perubahan mental emosional (kejiwaan). Keadaan ini dapat

membuat remaja bingung, oleh karena itu perlu pengertian, bimbingan dan

dukungan dari lingkungan di sekitarnya sehingga remaja dapat tumbuh dan

berkembang menjadi manusia dewasa yang sehat baik jasmani, mental maupun

Page 13: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

psikososial (Pinem, 2009). Informasi merupakan bagian penting dari proses

pemahaman bagi seseorang. Informasi yang diberikan mencakup pengetahuan

tentang apa yang terjadi pada dirinya dalam hal reproduksi dan bagaimana organ

dan fungsi reproduksinya akan berkembang (Mohamad, 2007).

Selama ini sebagian masyarakat masih tabu untuk membicarakan tentang

masalah mestruasi dalam keluarga, sehingga remaja awal kurang memiliki

pengetahuan dan sikap yang cukup baik tentang perubahan-perubahan fisik dan

psikologis terkait menarche (Proverawati dan Misaroh, 2009). Remaja putri

membutuhkan informasi tentang proses menstruasi dan kesehatan selama

menstruasi. Remaja putri akan mengalami kesulitan dalam menghadapi

menstruasi yang pertama sekali terjadi jika sebelumnya belum pernah mengetahui

atau membicarakan baik dengan teman sebaya atau dengan ibu mereka. Pada

umumnya, gadis remaja belajar tentang haid dari ibunya, tetapi tidak semua ibu

memberikan informasi yang memadai kepada putrinya. Sebagian lagi remaja putri

enggan membicarakan secara terbuka kepada siapa saja sampai anak gadisnya

mengalami menarche (Jones, 2005).

Menarche merupakan mestruasi pertama yang biasanya terjadi dalam rentang

usia 10-16 tahun atau pada masa awal remaja di tengah pubertas sebelum

memasuki masa reproduksi (Proverawati dan Misaroh, 2009). Di Indonesia gadis

remaja pada waktu menarche bervariasi antara 10-16 tahun dan rata-rata

menarche 12,5 tahun, usia menarche lebih dini di daerah perkotaan dari pada yang

tinggal di desa dan juga lebih lambat wanita yang kerja berat

(Wiknjosastro,2002). Menarche adalah pengeluaran darah mestruasi pertama,

datangnya menarche dapat menimbulkan reaksi yang positif maupun negatif.

Masalah yang paling sering muncul adalah kecemasan dan ketakuan serta

diperkuat oleh keinginan remaja putri untuk menolak proses fisiologis tersebut

(Zakaria, 2002), sedangkan bagi remaja putri yang sudah mengetahui dan sudah

mendapatkan informasi tentang akan datangnya mestruasi maka mereka tidak

akan mengalami kecemasan malahan menganggap hal itu sebagai suatu proses

yang alami dan merupakan kodrat wanita, tetapi bila mereka kurang memperoleh

informasi maka remaja putri akan merasa pengalaman yang negatif bagi dirinya.

Page 14: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

Selain keluhan psikologis, remaja putri juga mengalami keluhan fisik berupa

pusing-pusing, mual, muntah, disminore (nyeri haid) dan amenorrhea (tidak haid).

Faktor-faktor yang mendukung terjadinya gangguan psikologis adalah usia anak

gadis, tingkat perkembangan psikologis, lingkungan dan pendidikan (Kartono,

2006). Munculnya haid pada remaja putri merupakan pengalaman baru yang

bersifat fisiologis dan psikologis dalam rangka mencapai kematangan dan

kesempurnaan bagi wanita. Munculnya haid berkaitan dengan berbagai faktor

psikis dari wanita seperti marah, malu, minder, perasaan bersalah dan lain-lain

baik dengan menganggap sebagai malapetaka atau peristiwa yang menyenangkan

yang menandai kedewasaan dan kesempurnaan sifat kewanitaan (Zakaria, 2002).

Pembinaan anak remaja merupakan bagian dari pembangunan sumber daya

manusia yang menjadi tanggung jawab orang tua, masyarakat, pemerintah dan

remaja itu sendiri. Kualitas sumber daya manusia dapat dicapai melalui berbagai

upaya pada sasaran awal mulai konsepsi sampai sepanjang hidup manusia.

Intervensi pada remaja dianggap penting karena remaja merupakan generasi

terdepan sebelum menginjak usia paling produktif (Azwar, 2009).

Perasaan bingung, gelisah, dan tidak nyaman selalu menyelimuti perasaan

seorang wanita yang mengalami mestruasi untuk pertama kali (menarche). Namun

hal ini semakin parah apabila pengetahuan remaja mengenai mestruasi sangat

kurang dan pendidikan dari orang tua yang kurang. Adanya anggapan orang tua

yang salah bahwa hal ini merupakan hal yang tabu untuk diperbincangkan dan

anggapan bahwa anak akan tahu dengan sendirinya (Proverawati dan Misaroh,

2009). Tidak semua orang mengalami cemas, semua tergantung pada struktur

kepribadiannya, orang dengan kepribadian pencemas lebih rentan (vulnerable)

untuk menderita gangguan cemas, atau dengan kata lain orang dengan kepribadian

pencemas resiko untuk menderita gangguan cemas lebih besar dari orang yang

tidak berkepribadian pencemas (Hawari, 2001).

Menurut penelitian yaroh (2003) dengan judul hubungan pengetahuan tentang

mestruasi dengan kesiapan remaja putri usia pubertas menghadapi menarche di

SMPN II Ceper Klaten mereka yang mempunyai pengetahuan yang cukup,

mereka mempunyai kesiapan yang cukup dalam menghadapi menarche,

Page 15: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

sedangkan mereka yang mempunyai pengetahuan baik akan mempunyai kesiapan

yang baik pula dalam menghadapi menarche. Sehingga dapat dikatakan adanya

kecenderungan bahwa semakin baik pengetahuan maka akan semakin pula

kesiapan dalam menghadapi menarche. Sumber informasi dapat mestimulasi

pengetahuan tentang mestruasi dengan kesiapan remaja putri usia pubertas dalam

menghadapi menarche tetapi dalam menerima informasi responden mempunyai

persepsi yang berbeda-beda sehingga akan mempengaruhi tingkat pengetahuan

yang hanya sekedar tahu, paham atau mempunyai persepsi yang salah jadi

walaupun informasi sudah terkesan secara bebas sampai pelosok desa tetap baik

tidaknya pengetahuan tergantung kemampuan masing-masing individu dalam

perhatiaan, pemahaman dan penerimaan terhadap informasi yang diterima

sehingga di sini antara pengetahuan tentang mestruasi dengan kesiapan remaja

putri usia pubertas mempunyai hubungan tetapi dilihat keeratan hubungan sedikit

rendah karena responden dari latar belakang yang berbeda dengan kemampuan

yang berbeda-beda tentang pengetahuan mestruasi akan berdampak pada kesiapan

yang berbeda-beda dari setiap individu.

Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 4 juni 2012 di SD TLOGO

Kasihan Bantul Yogyakarta didapatkan data dari hasil wawancara dengan

beberapa siswi bahwa mereka tidak tahu apa yang dimaksud dengan mestruasi,

apa tandanya sudah mengalami mestruasi, mereka juga belum pernah

mendapatkan pendidikan tentang mestruasi, mereka juga merasa khawatir jika

suatu saat akan mendapatkan mestruasi pertama karena mereka belum paham

tentang apa itu mestruasi.

Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka penulis ingin melaksanakan

penelitian tentang hubungan pengetahuan tentang menarche dengan kecemasan

remaja menghadapi menarche.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Adakah hubungan pengetahuan

remaja tentang menarche dengan kecemasan mengahadapi menarche pada siswa

SD TLOGO Kasihan Bantul Yogyakarta?”

Page 16: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui hubungan pengetahuan tentang menarche dengan

kecemasan remaja menghadapi menarche.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui pengetahuan remaja tentang menarche

b. Diketahui kecemasan remaja menghadapi menarche

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menambah wawasan ilmu kesehatan reproduksi terutama mengenai

hubungan pengetahuan remaja tentang menarche dengan kecemasan

menghadapi menarche sehingga dapat bermanfaat dalam memahami

pengetahuan remaja dan kecemasan remaja menghadapi menarche.

2. Manfaat Aplikatif

a. Bagi Sekolah

Sebagai bahan pertimbangan kepada sekolah mengenai pentingnya

memberikan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja untuk

meningkatkan pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi

khususnya menarche.

b. Bagi Siswa

Memberi informasi mengenai menarche sehingga dapat menurunkan

kecemasan saat menghadapi menarche.

c. Bagi Orang Tua

Sebagai masukan untuk lebih memperhatikan, memberi pengertian dan

bimbingan terkait dengan menarche.

d. Bagi Dinas Kesehatan

Sebagai masukan dalam upaya meningkatkan kesehatan reproduksi

remaja melalui penyuluhan di sekolah

Page 17: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

e. Bagi profesi keperawatan

Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan

reproduksi remaja putri terutama menarche tentang pengetahuan

perubahan yang terjadi pada remaja putri berhubungan dengan kesiapan

psikologis.

f. Bagi peneliti lain

Sebagai sumber untuk penelitian selanjutnya dan untuk perkembangan

ilmu pengetahuan.

E. Keaslian Penelitian

1. Lisnawati (2003), dengan judul Peranan Pendidikan Kesehatan Reproduksi

Melalui Metode Ceramah Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang

Mestruasi pada murid SD Negeri Tukangan I dan II Kota Yogyakarta.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment non equivalent control

desain. Subjeknya adalah siswi SD. Istrumen yang digunakan kuisoner

tentang pendidikan kesehatan yang disampaikan. Subyek penelitian terdiri

dari 46 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok (perlakuan dan kontrol)

dan dilakukan pengukuran yaitu pretest dan postest.

Persamaannya adalah sama-sama meneliti tentang menarche,

sedangkan perbedaannya adalah metode penelitian yang digunakannya,

metode Lisnawati menggunakan metode quasi eksperiment non equivalent

control desain dengan tehnik sampling purposive sampling dan subyek

penelitiannya adalah siswi SD Tukang I dan dua, sedangkan penelitian ini

menggunakan metode penelitian non eksperiment dengan rancangan cross

sectional dengan tehnik total sampling dan sampel yang digunakan adalah

siswi SD TLOGO kasihan Bantul Yogyakarta, variabel independen dan

dependen juga berbeda.

2. Yaroh (2003), dengan judul Hubungan Pengetahuan Tentang

Menstruasi Dengan Kesiapan Remaja Putri Usia Pubertas Menghadapi

Menarche Di SMPN II Ceper Klaten. Jenis penelitian ini non eksperimet

Page 18: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

dengan rancangan cross sectional. Subyek penelitian ini adalah siswi putri

di SMPN II Ceper, Klaten. Instrument yang digunakan adalah kuisioner

tentang pengetahuan tentang menstruasi dan kesiapan menghadapi

menarche. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara pengetahuan

dengan kesiapan menghadapi menarche, dengan besarnya nilai signifikan/

probabilitas (P value) yang besarnya 0.0001 yang apabila dibandingkan

dengan α =0,05, maka p value <0,05, sedangkan keeratan hubungan

hasilnya: dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa koefisien agak rendah yaitu : 55,5%

Persamaannya adalah metode penelitian yang digunakan sama-

sama menggunakan non eksperimet dengan rancangan cross sectional.

Sedangkan perbedaanya adalah pada variabelnya, pada penelitian Yaroh

variabel bebas : pengetahuan tentang menstruasi dan variabel terikat :

kesiapan menghadapi menarche, sedangkan pada penelitian ini variabel

bebas: pengetahuan tentang menarche dan variabel terikat: kecemasan

menghadapi menarche. Tempat dan Subyek penelitian juga berbeda,

subyek penelitian ini adalah siswi SD TLOGO Kasihan Bantul

Yogyakarta.

Page 19: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan dua sekolah dasar yang dari letak

geografis berdekatan dan mempunyai karakteristik responden yang sama. SD

TLOGO merupakan salah satu sekolah dasar negeri yang berada di Kabupaten

Bantul Yogyakarta dengan memiliki luas 560 m2. Proses perjalanan SD

TLOGO diawali dengan berdirinya SD TLOGO tahun 1987 dengan status

mutu Pra SSN akreditas B. SD TLOGO terdiri dari 6 kelas, ruang guru, dapur,

ruang ibadah, ruang UKS, kamar mandi, rumah dinas kepala sekolah, ruang

kepala sekolah, TU, dan ruang tamu. SD TLOGO terdiri dari 182 siswa dan 15

guru.

Lokasi SD TLOGO Bantul Yogyakarta ini cukup dekat dengan sumber

informasi seperti internet, media elektronik, media masa dan memiliki

karakteristik masyarakat yang bermacam-macam. SD TLOGO Bantul

Yogyakarta berada di wilayah Puskesmas Kasihan I. Lokasi puskesmas dengan

SD cukup jauh. Siswi belum mendapatkan informasi tentang menarche dari

guru, orang tua maupun dari puskesmas.

SD Mejing II merupakan salah satu sekolah dasar negeri yang berada di

kabupaten Sleman Yogyakarta dengan memiliki luas 600 m2. Proses perjalanan

SD Mejing diawali dengan berdirinya pada tahun 1990. SD Mejing II terdiri

dari 6 ruang kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, dapur, kamar mandi,

UKS, ruang ibadah, TU dan ruang tamu. SD Mejing II terdiri dari 14 guru, 2

pegawai dan 190 siswa. SD Mejing dengan puskesmas Gamping cukup dekat

lokasinya. Siswi belum mendapatkan informasi atau penyuluhan tentang

menarche dari puskesmas, guru, dan orang tua.

Page 20: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

2. Karakteristik Responden

Hasil penelitian terhadap karakteristik remaja putri kelas V dan VI SD

TLOGO Kasihan Bantul dan SD Mejing II Gamping Sleman Yogyakarta

disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.1: Distribusi Frekuensi Karakteristik Remaja Putri Berdasarkan Umur dan

Kelas di SD TLOGO Kasihan Bantul dan SD Mejing II Gamping Sleman

Yogyakarta

Karakteristik Frekuensi Prosentase

Umur :

10 tahun

11 tahun

12 tahun

6

20

8

17,6

58,8

23,6

Kelas :

Kelas 5

Kelas 6

13

21

38,2

61,8

Jumlah 34 100

Sumber : Data primer tahun 2013

Tabel 4.1 menunjukkan sebagian besar responden berumur 11 tahun

sebanyak 20 orang (58,8%). Sebagian besar responden duduk di bangku kelas

6 SD sebanyak 21 orang (61,8%).

3. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Menarche di SD TLOGO dan

SD Mejing II Kasihan Bantul Yogyakarta

Hasil pengukuran tingkat pengetahuan remaja putri tentang menarche di

SD TLOGO dan SD Mejing II Kasihan Bantul Yogyakarta disajikan pada tabel

berikut:

Tabel 4.2: Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Menarche

di SD TLOGO Kasihan Bantul dan SD Mejing II Gamping Sleman Yogyakarta

Page 21: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

Tingkat pengetahuan tentang

menarche

Frekuensi Persentase

Baik

Cukup

Kurang

12

17

5

35,3

50,0

14,7

Jumlah 34 100

Sumber: data primer tahun 2013

Tabel 4.2 menunjukkan sebagian besar remaja di SD TLOGO dan SD

Mejing II Kasihan Bantul Yogyakarta memiliki pengetahuan yang cukup

tentang menarche sebanyak 17 orang (50%).

4. Kecemasan Remaja Putri Menghadapi Menarche di SD TLOGO dan SD

Mejing II Kasihan Bantul Yogyakarta

Hasil analisis kecemasan remaja putri menghadapi menarche di SD

TLOGO dan SD Mejing II Kasihan Bantul Yogyakarta disajikan pada tabel

berikut:

Tabel 4.3: Distribusi Frekuensi Kecemasan Remaja Menghadapi Menarche

di SD TLOGO Kasihan Bantul dan SD Mejing II Gamping Sleman Yogyakarta

Kecemasan menghadapi menarche Frekuensi Persentase

Ringan

Sedang

Berat

6

17

11

17,6

50,0

32,4

Jumlah 34 100

Sumber: data primer tahun 2013

Tabel 4.3 menunjukkan sebagian besar remaja di SD TLOGO dan SD

Mejing II Kasihan Bantul Yogyakarta memiliki kecemasan sedang dalam

menghadapi menarche sebanyak 17 orang (50%).

Page 22: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

5. Hubungan Pengetahuan Remaja tentang Menarche dengan Kecemasan

Menghadapi Menarche di SD TLOGO dan SD Mejing II Kasihan Bantul

Yogyakarta

Tabulasi silang dan hasil uji statistik hubungan pengetahuan remaja

tentang menarche dengan kecemasan menghadapi menarche di SD TLOGO

Kasihan Bantul dan SD Mejing II Gamping Sleman Yogyakarta sebagai

berikut:

Tabel 4.4. Tabulasi Silang dan Uji Statistik Hubungan Pengetahuan Remaja

tentang Menarche dengan Kecemasan Menghadapi Menarche di SD

TLOGO Kasihan Bantul dan SD Mejing II Gamping Yogyakarta

Tingkat Kecemasan menghadapi menarche Total τ p-

pengetahuan Ringan Sedang Berat value

f % f % f % f %

Baik 3 25,0 8 66,7 1 8,3 12 100 0,315 0,037

Cukup 2 11,8 8 47,1 7 41,2 17 100

Kurang 1 20,0 1 20,0 3 60,0 5 100

Total 6 17 11 34

Sumber: Data Primer Tahun 2013

Tabel 4.4 menunjukkan remaja yang memiliki pengetahuan baik tentang

menarche sebagian besar memiliki kecemasan sedang dalam menghadapi

menarche sebanyak 8 orang (66,7%). Remaja yang memiliki pengetahuan

cukup sebagian besar memiliki kecemasan sedang dalam menghadapi

menarche sebanyak 8 orang (47,1%). Remaja yang memiliki pengetahuan

kurang sebagian besar memiliki kecemasan berat dalam menghadapi menarche

sebanyak 3 orang (60%).

Hasil uji Kendal tau diperoleh p-value sebesar 0,037 < 0,05. Hal ini berarti

Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

yang signifikan pengetahuan remaja tentang menarche dengan kecemasan

menghadapi menarche di SD TLOGO Kasihan Bantul dan SD Mejing II

Gamping. Nilai koefisiensi korelasi yang diperoleh sebesar 0,315. Angka hasil

pengujian tersebut kemudian dibandingkan dengan tabel pedoman interpretasi

Page 23: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

koefisien korelasi. Nilai koefisiensi (0,315) terletak diantara 0,300 – 0,499

yang berarti keeratan hubungan pengetahuan remaja tentang menarche dengan

kecemasan menghadapi menarche adalah rendah.

B. Pembahasan

1. Tingkat pengetahuan tentang menarche

Tingkat pengetahuan tentang menarche pada remaja putri di SD TLOGO

dan SD Mejing II Kasihan Bantul Yogyakarta sebagian besar adalah cukup

sebanyak 17 orang (50%). Menurut penelitian yaroh (2003) mereka yang

mempunyai pengetahuan yang cukup, mereka mempunyai kesiapan yang

cukup dalam menghadapi menarche. Hal ini disebabkan oleh sumber informasi

sekarang sudah terakses secara bebas sampai ke pelosok desa melalui : media

cetak, media elektronik, keluarga dan sumber informasi lain.

Menurut Notoatmojo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu

sebagai akibat proses pengindraan terhadap obyek tertentu melalui panca

indera dan sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

telinga. Tingkat pengetahuan siswa yang cukup dipengaruhi oleh faktor umur

siswa yang masih muda, sebagian besar berumur 11 tahun sebanyak 20 orang

(58,8%). Tingkat pendidikan remaja yang masih duduk di bangku kelas 6

sekolah dasar sebanyak 21 orang (61,8%) juga turut mempengaruhi

pengetahuan tentang menarche. Faktor kurangnya informasi dari lingkungan

keluarga, karena adanya anggapan orangtua yang salah bahwa membicarakan

tentang menstruasi merupakan hal yang tabu dan anggapan bahwa anak akan

tahu dengan sendirinya juga merupakan faktor yang menyebabkan remaja

belum memiliki pengetahuan yang baik tentang menarche. Hal ini sesuai

dengan teori bahwa faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain adalah

pengalaman (Nasution, 2002), tingkat pendidikan (Soekanto, 2002), informasi

(Notoatmodjo, 2003) dan lingkungan (Kartono, 2006).

Pengetahuan memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah

yang dihadapinya dimana pengetahuan tersebut diperoleh dari pengalaman

Page 24: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

langsung maupun melalui pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2003). Hal ini

berarti remaja putri yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang menarche

diharapkan dapat mengurangi kecemasan mereka ketika menghadapi

menarche.

2. Kecemasan menghadapi menarche

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar remaja di SD TLOGO dan

SD Mejing II Kasihan Bantul Yogyakarta memiliki kecemasan sedang dalam

menghadapi menarche sebanyak 17 orang (50%). Menurut penelitian yaroh

(2003) mereka yang mempunyai pengetahuan baik akan mempunyai kesiapan

yang baik pula dalam menghadapi menarche. Menurut Sulisawati, dkk (2005)

kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak

menyenangkan yang dialami oleh semua mahluk hidup dalam kehidupan

sehari-hari.

Masalah yang sering muncul dalam menarche adalah kecemasan dan

ketakutan serta diperkuat oleh keinginan remaja putri untuk menolak proses

fisiologis tersebut. Perasaan bersalah, murung, kecenderungan menarik diri,

ketakutan bahwa haid merupakan penyakit yang membawa kematian kerap

ditemui pada remaja putri. Selain itu muncul keluhan fisik hampir terjadi di

seluruh bagian tubuh dan berbagai system yang ada di dalam tubuh, antara lain

adanya rasa nyeri di payudara, sakit pinggang, pegal linu, perasaan seperti

kembung, muncul jerawat, lebih sensitive, mudah marah (emosional) dan

kadang timbul perasaan malas. Jika keadaan yang demikian didiamkan terus

menerus maka akan mengakibatkan bahaya psikologis seperti konsep diri yang

negative, prestasi belajar menurun, rasa malu berlebihan yang menyebabkan

anak menjadi menarik diri, sedih, murung, bersembunyi, mencela dirinya

sendiri dan gangguan fisik seperti gangguan nafsu makan dan gangguan tidur.

Munculnya kecemasan akan mendorong seseorang untuk melakukan suatu

tindakan tertentu agar tegangan yang dirasakan dapat dihilangkan, seperti lari

menjauhkan diri dari tempat yang menimbulkan kecemasan. Menurut Stuart

(2007) kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada

Page 25: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang

mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih

terarah.

Faktor karakteristik responden yang mempengaruhi kecemasan remaja

menghadapi menarche yang dapat diidentifikasi dari hasil penelitian ini adalah

umur dan tingkat pendidikan. Menurut Suliswati, dkk (2005) umur merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan. Golongan umur yang lebih

muda lebih mudah menderita stres daripada yang tua (Soewandi, 2005).

Menurut Suliswati, dkk (2005), status pendidikan yang rendah akan

menyebabkan seseorang mudah mengalami stres. Stres dan kecemasan

biasanya terjadi pada orang yang tingkat pendidikannya rendah disebabkan

kurangnya informasi.

3. Hubungan tingkat pengetahuan tentang menarche dengan kecemasan

menghadapi menarche

Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara

tingkat pengetahuan tentang menarche dengan kecemasan menghadapi

menarche di SD TLOGO dan SD Mejing II Kasihan Bantul Yogyakarta.

Semakin baik tingkat pengetahuan remaja tentang menarche maka tingkat

kecemasan remaja menghadapi menarche juga akan semakin ringan. Hasil

penelitian ini sejalan dengan Yaroh (2003) yang menyimpulkan adanya

hubungan antara pengetahuan dengan kesiapan menghadapi menarche di

SMPN II Ceper Klaten

Perasaan bingung, gelisan dan tidak nyaman selalu menyelimuti perasaan

seorang wanita yang mengalami menstruasi pertama kali (menarche). Namun

hal ini semakin parah apabila pengetahuan remaja mengenai menstruasi kurang

dan pendidikan orang tua yang kurang. Kecemasan dapat terjadi pada individu

dengan tingkat pengetahuan yang rendah disebabkan karena kurangnya

informasi yang diperoleh. Remaja putri yang sudah mengetahui dan sudah

mendapatkan informasi tentang akan datangnya menstruasi maka mereka tidak

akan mengalami kecemasan malahan menganggap hal itu sebagai suatu proses

Page 26: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

yang alami dan merupakan kodrat wanita, tetapi bila kurang memperoleh

informasi maka remaja putri akan merasa pengalaman yang negative bagi

dirinya. Hasil penelitian ini sesuai teori yang dikemukakan Kartono (2006)

bahwa salah satu faktor pendukung terjadinya gangguan psikologis adalah

pendidikan.

Berdasarkan analisis koefisien korelasi Kendall tau diperoleh hasil nilai

koefisien korelasi sebesar 0,315. Berdasarkan interpretasi nilai koefisien

korelasi menurut Sugiyono (2007) angka ini menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang rendah antara tingkat pengetahuan tentang menarche dengan

kecemasan menghadapi menarche. Hal ini dikarenakan terhadap faktor-faktor

yang mempengaruhi kecemasan remaja dalam menghadapi menarce, seperti:

status ekonomi, keadaan fisik dan social budaya bukan hanya dari pengetahuan

responden.

Hasil penelitian tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh Yaroh (2003) dengan judul hubungan

pengetahuan tentang menstruasi dengan kesiapan remaja putri usia pubertas

menghadapi menarche di SMPN II Ceper Klaten. Penelitian tersebut

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang agak rendah antara tingkat

pengetahuan tentang menstruasi dengan kesiapan remaja putri usia pubertas

menghadapi menarche di SMPN II Ceper Klaten.

Perasaan bingung, gelisan dan tidak nyaman selalu menyelimuti perasaan

seorang wanita yang mengalami menstruasi pertama kali (menarche). Namun

hal ini semakin parah apabila pengetahuan remaja mengenai menstruasi kurang

dan pendidikan orang tua yang kurang. Kecemasan dapat terjadi pada individu

dengan tingkat pengetahuan yang rendah disebabkan karena kurangnya

informasi yang diperoleh. Remaja putri yang sudah mengetahui dan sudah

mendapatkan informasi tentang akan datangnya menstruasi maka mereka tidak

akan mengalami kecemasan malahan menganggap hal itu sebagai suatu proses

yang alami dan merupakan kodrat wanita, tetapi bila kurang memperoleh

informasi maka remaja putri akan merasa pengalaman yang negative bagi

dirinya. Hasil penelitian ini sesuai teori yang dikemukakan Kartono (2006)

Page 27: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

bahwa salah satu faktor pendukung terjadinya gangguan psikologis adalah

pendidikan.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan yang mengakibatkan hasilnya

belum sesuai yang diharapkan. Keterbatasan tersebut meliputi:

1. Belum dilakukan pengontrolan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seperti informasi dari media masa, sosial ekonomi.

2. Belum dilakukan pengontrolan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

kecemasan seperti: status ekonomi, keadaan fisik dan sosial budaya.

Page 28: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu: Terdapat hubungan

yang signifikan antara pengetahuan remaja tentang menarche dengan kecemasan

menghadapi menarche di SD TLOGO Kasihan Bantul dan SD Mejing II Gamping

Sleman Yogyakarta ditunjukkan dengan hasil :

1. Tingkat pengetahuan remaja tentang menarche sebagian besar kategori cukup

sebanyak 17 orang (50%).

2. Kecemasan remaja dalam menghadapi menarche sebagian besar adalah sedang

sebanyak 17 orang (50%).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti memberikan saran-saran

sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

SD TLOGO dan SD Mejing II Kasihan Bantul Yogyakarta diharapkan

memasukkan program health education tentang kesehatan reproduksi ke dalam

muatan lokal atau mata pelajaran tambahan yang diberikan secara rutin.

2. Bagi siswa

Para siswa hendaknya aktif mencari informasi dari orang tua, guru maupun dari

media masa tentang kesehatan reprduksi.

3. Para orang tua hendaknya memberi bimbingan, mendampingi, dukungan dan

pengetahuan kepada putrinya tentang kesehatan reproduksi khususnya

menarche.

4. Bagi dinas kesehatan

Dinas kesehatan hendaknya mengembangkan promosi kesehatan melalui

penyuluhan kesehatan secara berkala kepada siswi SD tentang kesehatan

Page 29: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

reproduksi khususnya menarche sehingga dapat meningkatkan pengetahuan

remaja putri tentang menarche. Sehingga dengan pengetahuan yang baik akan

menurunkan kecemasan remaja menghadapi menarche.

5. Bagi profesi keperawatan

Perawat diharapkan memberikan asuhan keperawatan dikalangan remaja putri

siswi SD, khususnya pengetahuan tentang menarche sehingga dapat

mengurangi kecemasan remaja dalam menghadapi menarche.

6. Bagi Peneliti lain

Peneliti yang akan datang diharapkan menyempurnakan hasil penelitian ini

dengan melakukan pengontrolan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seperti informasi dari media masa, sosial ekonomi dan factor-

faktor yang mempengaruhi kecemasan seperti: status ekonomi, keadaan fisik

dan sosial budaya.

Page 30: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2005. Psikologi Remaja. Jakarta : Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi VI).

Jakarta: Rhineka Cipta.

Azwar, S. (2009). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar.

Dianawati, A. 2003. Pendidikan Seks untuk Remaja, Jakarta: Kawan Pustaka.

Hamri. 2011. Manajemen stress, cemas dan depresi. Jakarta. FKUI.

Hawari, D. 2001. Manajement stress, cemas, dan depresi. Jakarta. FKUI.

Henderson dan jones. 2003. Buku ajar konsep kebidanan. Jakarta. EGC.

Hidayat, A. A (2010). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.

Jakarta: Salemba Medika.

Jones, D.L, 2005. Haid, dalam : sikap wanita, Jakarta : Delapratasi Publishing.

Kartono, Kartini. 2006. Psikologi Anak (Psikologi Pembangun), Mandar Maju,

Bandung.

Khomsan, A. 2003. Peranan Pangan dan Gizi untuk Kualitas Hidup. Gramedia

Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Lisnawati. 2003. Peranan Pendidikan Kesehatan Reproduksi Melalui Metode

Ceramah Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Menstruasi Pada Murid

SD Negeri Tukangan I dan II Kota Yogyakarta. Prodi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Mohamad , K. 2007. Kontradiksi dalam Kesehatan Reproduksi, Jakarta : Pustaka

Sinar Harapan, P.T. Citra Putra Bangsa dan Ford Foundation.

Narendra, B M oersintowati dkk. Buku Ajar I : Tumbuh Kembang Anak dan

Remaja IDAI Edisi I 2005 Jakarta : Sagung Seto.

Nasution. 2002, Sosiologi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2003. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka

Cipta.

Page 31: HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MENARCHE …repository.unjaya.ac.id/2651/2/Catarina Nopiana Wijayanti_32115013_nonfull.pdf · Studi S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. Penyusunan

_____________ 2007. Prinsip Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rhineka

Cipta.

_____________ 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.

Parmini, N. 2009. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Menopause terhadap

Tingkat Pengetahuan dan Kecemasan Wanita Premenopause dalam

Menghadapi Menopause di Wilayah Kerja Puskesmas Kalikah Jembrana

Bali. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan. UNRIYO. Yogyakarta.

Pinem, Saroha. 2009. Kesehatan Reproduksi & Kontrasepsi. Jakarta : TIM.

Prihatin, TW. 2007. Analisa Factor-Faktor Yang Berhubungan dengan Sikap

SMA terhadap Hubungan Seksual (Intercourse) Pranikah di Kota Sukoharjo

tahun 2007. Tesis : Progam Pasca Sarjana, Universitas di Ponorogo.

Pratiwi, Novita. 2005. Karena Tabu Harus Tahu. Yogyakarta : Pustaka Anggrek.

Proverawati, A, & Misaroh, S. 2009. Menarche Mestruasi Pertama Penuh Makna.

Yogyakarta : Nuha Medika.

Soekanto. 2002. Sosiologi Untuk Pengantar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Stuart. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Suliswati, Dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta. EGC.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. ALFABETA.

Bandung.

Wawan, A. 2011. Teori & Pengukuran pengetahuan, sikap dan perilaku

manusia.. Yogyakarta: Nuha Medika.

Widyastuti, Dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi, Fitramaya, Jakarta.

Wiknjasastro, Hanifah. 2002. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Yaroh. 2003. Hubungan Pengetahuan Tentang Menstruasi Dengan Kesiapan

Remaja Putri Usia Puberitas Menghadapi Menarche Di SMP N II Ceper,

Klaten. Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah

Mada Yogyakarta.

Zakaria. 2002. Psikologi Wanita, Bandung. Pustaka Hidayah.