bahasa muhammad yani

32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Bel akang Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, terutama dalam teknologi percetakan maka semakin banyak informasi yang tersimpan di dalam buku. Pada semua jenjang pendidikan, kemampuan membac a men jadi skala pri oritas yan g har us dik uas ai siswa. Dengan me mb aca si swa ak an me mp er ol eh be rbagai in formas i yang sebelumnya belum pernah didapatkan. Semakin banyak membaca semakin  banyak pula informasi yang diperoleh. Oleh karena itu, membaca merupakan  jendela dunia, siapa pun yang membuka jendela tersebut dapat melihat dan mengetahui segala sesuatu yang terjadi. Baik peristiwa yang terjadi pada masa lampau, sekarang, bahkan yang akan datang. Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan membaca. Oleh karena itu, sepantasnyalah siswa harus melakukannya atas dasar kebutuhan, bukan karena suatu paksaan. Jika siswa membaca atas dasar kebutuhan, maka ia akan mendapatkan segala informasi yang ia inginkan. Namun sebaliknya, jika siswa membaca atas dasar pak saa n, mak a inf ormasi yan g ia per ole h tid ak aka n maksimal. Membaca merupakan kemampuan yang kompleks. Membaca bukanlah kegiat an meman dangi lamban g-lamba ng yang tertul is semata . Bermacam- macam kemamp uan dik erahkan oleh seorang pembac a, agar dia mampu 1

Upload: indo-canova

Post on 06-Jul-2015

198 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 1/32

 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

semakin pesat, terutama dalam teknologi percetakan maka semakin banyak 

informasi yang tersimpan di dalam buku. Pada semua jenjang pendidikan,

kemampuan membaca menjadi skala prioritas yang harus dikuasai siswa.

Dengan membaca siswa akan memperoleh berbagai informasi yang

sebelumnya belum pernah didapatkan. Semakin banyak membaca semakin

 banyak pula informasi yang diperoleh. Oleh karena itu, membaca merupakan

 jendela dunia, siapa pun yang membuka jendela tersebut dapat melihat dan

mengetahui segala sesuatu yang terjadi. Baik peristiwa yang terjadi pada masa

lampau, sekarang, bahkan yang akan datang.

Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan membaca. Oleh karena

itu, sepantasnyalah siswa harus melakukannya atas dasar kebutuhan, bukan

karena suatu paksaan. Jika siswa membaca atas dasar kebutuhan, maka ia akan

mendapatkan segala informasi yang ia inginkan. Namun sebaliknya, jika siswa

membaca atas dasar paksaan, maka informasi yang ia peroleh tidak akan

maksimal.

Membaca merupakan kemampuan yang kompleks. Membaca bukanlah

kegiatan memandangi lambang-lambang yang tertulis semata. Bermacam-

macam kemampuan dikerahkan oleh seorang pembaca, agar dia mampu

1

Page 2: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 2/32

 

memahami materi yang dibacanya. Pembaca berupaya agar lambang-lambang

yang dilihatnya itu menjadi lambang-lambang yang bermakna baginya.

Kegiatan membaca juga merupakan aktivitas berbahasa yang bersifat aktif 

reseptif. Dikatakan aktif, karena di dalam kegiatan membaca sesungguhnya

terjadi interaksi antara pembaca dan penulisnya, dan dikatakan reseptif, karena

si pembaca bertindak selaku penerima pesan dalam suatu korelasi komunikasi

antara penulis dan pembaca yang bersifat langsung.

Bagi siswa, membaca tidak hanya berperan dalam menguasai bidang

studi yang dipelajarinya saja. Namun membaca juga berperan dalam

mengetahui berbagai macam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

terus berkembang. Melalui membaca, kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi dapat diketahui dan dipahami sebelum dapat diaplikasikan.

Membaca merupakan satu dari empat kemampuan bahasa pokok, dan

merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan1.

Adapun kemampuan bahasa pokok atau keterampilan berbahasa dalam

kurikulum di sekolah mencakup empat segi, yaitu :

a. Keterampilan menyimak/mendengarkan (Listening Skills)

 b. Keterampilan berbicara (Speaking Skills)

c. Keterampilan membaca (Reading Skills)

d. Keterampilan Menulis (Writing Skills)2

Empat keterampilan berbahasa tersebut memiliki keterkaitan yang

sangat erat satu sama lain, dan saling berkorelasi. Seorang bayi pada tahap

awal, ia hanya dapat mendengar, dan menyimak apa yang di katakan orang di

2

Page 3: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 3/32

 

sekitarnya. Kemudian karena seringnya mendengar dan menyimak secara

 berangsur ia akan menirukan suara atau kata-kata yang didengarnya dengan

 belajar berbicara. Setelah memasuki usia sekolah, ia akan belajar membaca

mulai dari mengenal huruf sampai merangkai huruf-huruf tersebut menjadi

sebuah kata bahkan menjadi sebuah kalimat. Kemudian ia akan mulai belajar 

menulis huruf, kata, dan kalimat1.

Keterampilan berbahasa berkorelasi dengan proses-proses berpikir 

yang mendasari bahasa. sehingga ada sebuah ungkapan, “bahasa seseorang

mencerminkan pikirannya”. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin

cerah dan jelas jalan pikirannya.

Kegiatan membaca perlu dibiasakan sejak dini, yakni mulai dari anak 

mengenal huruf. Jadikanlah kegiatan membaca sebagai suatu kebutuhan dan

menjadi hal yang menyenangkan bagi siswa. Membaca dapat dilakukan di

mana saja dan kapan saja asalkan ada keinginan, semangat, dan motivasi. Jika

hal ini terwujud, diharapkan membaca dapat menjadi bagian dari kehidupan

yang tidak dapat dipisahkan seperti sebuah slogan yang mengatakan “tiada

hari tanpa membaca”.

Tentunya ini memerlukan ketekunan dan latihan yang

  berkesinambungan untuk melatih kebiasaan membaca agar kemampuan

membaca, khususnya membaca pemahaman dapat dicapai. Kemampuan

membaca ialah kecepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan3.

1

 Kridalaksana, Harimurti. 1996. Pembentukan Kata Dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:Gramedia Pustaka.

3

Page 4: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 4/32

 

Keluhan tentang rendahnya kebiasaan membaca dan kemampuan

membaca di tingkat Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA), tidak bisa

dikatakan sebagai kelalaian guru pada sekolah yang bersangkutan. Namun hal

ini harus dikembalikan lagi pada pembiasaan membaca ketika siswa masih

kecil. Peranan orang tualah yang lebih dominan dalam membentuk kebiasaan

membaca anak. Bagaimana mungkin seorang anak memiliki kebiasaan

membaca yang tinggi sedangkan orang tuanya tidak pernah memberikan

contoh dan mengarahkan anaknya agar terbiasa membaca. Karena seorang

anak akan lebih tertarik dan termotivasi melakukan sesuatu kalau disertai

dengan pemberian contoh, bukan hanya sekedar teori atau memberi tahu saja.

Ketika anak memasuki usia sekolah, barulah guru memiliki peran dalam

mengembangkan minat baca yang kemudian dapat meningkatkan kebiasaan

membaca siswa. Dengan demikian, orang tua dan guru sama-sama memiliki

 peran yang sangat penting dalam membentuk dan meningkatkan kebiasaan

membaca anak.

Kenyataan menunjukkan soal-soal Ujian Akhir Sekolah (UAS)

sebagian besar menuntut pemahaman siswa dalam mencari dan menentukan

 pikiran pokok, kalimat utama, membaca grafik, alur/plot, amanat, setting, dan

sebagainya. Tanpa kemampuan membaca pemahaman yang tinggi, mustahil

siswa dapat menjawab soal-soal tersebut. Di sinilah peran penting membaca

  pemahaman untuk menentukan jawaban yang benar. Belum lagi dengan

adanya standar nilai kelulusan, hal ini memicu guru bahasa Indonesia

khususnya untuk dapat mencapai target nilai tersebut2.

2   Nababan, P.W.J. 1993. Sosiolingistik : Suatu Pengantar. Jakarta : Gramedia

4

Page 5: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 5/32

 

Inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

guna mengetahui bagaimana kebiasaan membaca dan pemahaman siswa di

Sekolah Menengah Tingkat Atas. Penulis akan menuangkannya dalam skripsi

ini dengan judul “Korelasi Antara Kebiasaan Membaca dengan Kemampuan

Membaca Pemahaman Siswa Kelas XI SMA Taman Islam Cibungbulang

Bogor”.

Mendengar kata pedagang asongan, supir, kondektur, dan calo

mungkin sudah tak asing lagi di telinga kita. Pedagang asongan adalah para

  pedagang yang biasa menjajakan dagangannya di sekitar terminal dan di

dalam bus-bus. Mereka selalu berupaya untuk menarik pembeli agar membeli

dagangannya, yang kadang juga suka terlihat agak memaksa. Supir adalah

 para pengemudi bus atau angkot yang selalu terlihat di lingkungan terminal.

Kondektur adalah orang yang membantu supir untuk menarik penumpang ke

dalam angkot atau bus, sedangkan calo adalah perantara atau reseller. Kata

calo kadang bersifat negatif karena apa yang calo lakukan adalah

menggunakan kesempitan orang menjadi suatu kesempatan. Calo juga identik 

dengan preman atau penguasa daerah tertentu yang sudah menjadi objek 

 pencariannya.

Di lingkungan terminal, kita terkadang sering mendengar pembicaraan

yang diucapkan oleh pedagang asongan, supir, kondektur, dan para calo yang

sering mengucapkan kata-kata kasar. Penulis sendiri pernah melihat

  bagaimana para supir angkot atau bus dengan wajah ‘terpaksa’ memberi

sejumlah  persenan kepada calo. Mungkin bagi sebagian orang hal yang

Pustaka Utama

5

Page 6: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 6/32

 

dilakukan para calo itu biasa saja, sehingga mereka pantas menerima sejumlah

uang.

Lalu apa yang akan terjadi jika para supir dan kondektur tersebut tidak 

memberikan uang yang tidak sesuai dengan keinginan para calo. Yang terjadi

selanjutnya adalah teriakan kata-kata makian atau kata-kata kasar (sarkasme)

yang keluar dari mulut calo tersebut kepada supir dan kondektur. Sarkasme

yang keluar dari mulut calo-calo itu biasanya adalah nama-nama binatang

seperti ‘anjing’, ‘monyet’, ‘babi’ dan sebagainya. Jika supir tidak menerima

 perkataan yang dilontarkan calo kadang-kadang mereka pun membalas dengan

makian yang lebih kasar, sehingga sering terjadi “adu mulut” antara para calo,

supir, dan kondektur. Hal ini juga sering diikuti oleh pedagang asongan yang

sering menambah suasana menjadi ricuh.

Memirit Alan dalam Wijana

Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti aktivitas sosial lainnya, kegiatan

 bahasa bisa terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya. Di dalam

 berbicara, pembicara dan lawan bicara sama-sama menyadari bahwa ada

kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan

interpretasi-interpretasinya terhadap tindakan dan ucapan lawan

  bicaranya. Setiap peserta tindak ucap bertanggung jawab terhadap

tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah kebahasaan di dalam

interaksi sosial itu3.

Menurut Burhanudin Salam

Di dalam berbahasa juga terdapat etika komunikasi, dan di dalam etika

komunikasi itu sendiri terdapat moral. Moral mempunyai pengertian

yang sama dengan kesusilaan yang memuat ajaran tentang baik dan

 buruknya perbuatan. Jadi, perbuatan itu dinilai sebagai perbuatan yang

 baik atau buruk 4.

3

Alan dalam Wijana, 2004:284 Burhanudin Salam, 2001:102

6

Page 7: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 7/32

 

“Etika juga bisa diartikan sebagai ilmu yang membicarakan masalah

 perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dinilai baik dan mana yang

 jahat. Etika sendiri juga sering digunakan dengan kata moral, susila, budi

 pekerti dan akhlak”.5

Sementara itu, secara sederhana Prof. I. R. Poedjowijatna (1986),

mengatakan bahwa sasaran etika khusus kepada tindakan-tindakan manusia

yang dilakukan secara sengaja. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

realisasi kesantunan berbahasa di lingkungan terminal banyak yang tidak 

mengandung etika.

Dalam berkomunikasi, tidak akan pernah lepas dengan adanya pola

 berbahasa yang diucapkan kasar, baik berupa olok-olok atau sindiran yang

menyakitkan hati. Seperti tuturan yang diucapkan oleh calo, pedagang

asongan, supir, dan kondektur tidak mengandung unsur kesantunan berbahasa.

Misal, mudah marah, kata-katanya kasar, dan bersifat memaksa saat meminta

uang karena mereka merasa penguasa tempat tersebut.

B. Identifikasi Masalah

Hal-hal yang diidentifikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. wujud ragam bahasa yang dipakai oleh calo, pedagang asongan, supir, dan

kondektur;

2. bahasa yang diucapkan oleh calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur 

 banyak yang tidak santun;

5 Burhanudin Salam, 2001:102

7

Page 8: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 8/32

 

3. ragam bahasa yang tidak sepantasnya diucapkan oleh calo, pedagang

asongan, supir, dan kondektur dan;

4. penyimpangan-penyimpangan prinsip kesopanan yang diucapkan oleh

 para calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur.

C. Batasan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini hanya terbatas pada

hal-hal sebagai berikut:

1. Tuturan para calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur yang tidak 

mengandung kesantunan;

2. Ragam bahasa yang tidak sepantasnya diucapkan oleh calo, pedagang

asongan, supir, dan kondektur;

3. Calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur yang dituju adalah yang ada

di terminal angkot/bus dan;

4. Penyimpangan-penyimpangan prinsip kesopanan yag diucapkan oleh calo,

 pedagang asongan, supir, dan kondektur di terminal angkot/bus.

D. Rumusan Masalah:

1. Bagaimana realisasi kesantunan berbahasa di lingkungan terminal?

2. Apa sajakah ujud ragam bahasa yang tidak santun yang diucapkan oleh

calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur?

3. Bagaimana penyimpangan prinsip kesopanan yang diucapkan oleh calo,

 pedagang asongan, supir, dan kondektur?

8

Page 9: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 9/32

 

4. Bagaimana persepsi penyimak bahasa yang berasal dari luar lingkungan

terminal terhadap realisasi kesantunan berbahasa di lingkungan terminal?

E. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah:

1. mendeskripsikan kesantunan berbahasa oleh para calo, pedagang asongan,

supir, dan kondektur di lingkungan terminal;

2. untuk mencari tahu ragam bahasa yang digunakan oleh calo, pedagang

asongan, supir, dan kondektur di lingkungan terminal;

3. mendeskripsikan penyimpangan prinsip kesopanan yang diucapkan oleh

 para calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur di lingkungan terminal

dan;

4. mengetahui persepsi penyimak bahasa di luar lingkungan terminal

terhadap kesantunan berbahasa para calo, pedagang asongan, supir, dan

kndektur.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut.

1. Untuk kajian linguistik, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

memperkaya data tentang penelitian bahasa-bahasa kasar.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendokumetasikan nilai-nilai

kesantunan yang dituturkan di lingkungan terminal.

9

Page 10: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 10/32

 

10

Page 11: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 11/32

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ragam Bahasa

Menurut Kridalaksan “Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut

  pemakaian yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut

hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan dan menurut

medium pembicaraan”6.

Ragam bahasa yang terjadi tergantung pemakaian topik yang dibicarakan,

misalnya ada yang resmi tidak resmi, santun tidak santun, bijak tidak bijak dan

lain-lain. Ragam bahasa yang terjadi di lingkungan terminal ini akan ditelaah

antara resmi tidak resmi, santun tidak santun, dan bijak tidak bijak.

Menurut Suwito bahwa variasi adalah sejenis ragam bahasa yang

  pemakaiannya disesuaikan dengan fungsi dan situasinya, tanpa mengabaikan

kaidah-kaidah pokok yang berlaku dalam bahasa yang bersangkutan.7

Ragam bahasa adalah suatu istilah yang dipergunakan untuk menunjuk 

salah satu dari sekian variasi yang terdapat dalam pemakaian bahasa. Sedangkan

ragam itu timbul karena kebutuhan penutur akan adanya alat komunikasi yang

sesuai dengan konteks sosialnya. Adanya berbagai ragam menunjukkan bahwa

 pemakaian bahasa (tutur) itu bersifat aneka ragam (heterogen).

Pemakaian bahasa tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor linguistik 

tetapi juga oleh faktor-faktor nonlinguistik. Sedangkan faktor-faktor nonlinguistik 

yang berpengaruh terhadap pemakaian bahasa antara lain ialah faktor sosial dan

6

Kridalaksana, 2001:1847 Suwito (1983: 29

11

Page 12: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 12/32

 

faktor situasional. Adanya kedua faktor itu dalam pemakaian bahasa

menimbulkan ragam bahasa yaitu “bentuk-bentuk bagian atau varian dalam

 bahasa yang masing-masing memiliki pola-pola menyerupai pola umum bahasa

induknya”8.

Menurut Poedjosoedarmo dalam Suwito, 1983 : 23 wujud ragam atau ragam

 bahasa itu dapat berupa :

1. idiolek, sifat khas tuturan seseorang yang berbeda dengan tuturan orang

lain. Sifat-sifat khas itu bisa disebabkan oleh faktor fisik atau faktor 

 psikis;

2. dialek, dialek dibagi menjadi dua macam yaitu, a) dialek geografis dan b)dialek sosial atau sosiolek;

a. Dialek geografis adalah ragam yang timbul karena perbedaan asal

daerah penuturnya.

 b. Dialek sosial atau sosiolek adalah ragam yang disebabkan oleh

 perbedaan kelas sosial penuturnya.

3. register yaitu ragam bahasa yang disebabkan karena sifat-sifat khas

kebutuhan pemakaiannya;

4. undak-usuk yaitu ragam bahasa yang pemakaiannya didasarkan pada

tingkat-tingkat kelas atau status sosial interlekutornya9.

B. Tindak Tutur

Tindak tutur terbagi menjadi 2 jenis, yaitu 1) tindak tutur langsung dan 2)

tindak tutur tidak langsung.

Bentuk tindak tutur langsung seperti itu banyak digunakan dalam bahasa

inggris (Leech, 1983:14). Bentuk ini merupakan penggabungan dua ciri. Salah

satunya adalah penggabungan dengan ciri-ciri pertanyaan.

Dalam pragmatik kata tuturan ini dapat digunakan sebagai produk suatu

tindak verbal (Leech, 1983:14). Definisi ini berjalan dengan salah satu definisi

tuturan menurut Kridalaksana (1993:222) yang mengatakan tuturan sebagai

kalimat atau bagian kalimat yang dilisankan. Maksudnya tuturan adalah

8

Poedjosoedarmo dalam Suwito, 1983 : 239 Suwito, 1983: 22-23

12

Page 13: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 13/32

 

  pemakaian satuan bahasa seperti kalimat, sebuah kata oleh seorang penutur 

tertentu pada situasi tertentu.

Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu yang sebenarnya kita lakukan

ketika kita berbicara. Ketika kita terlibat dalam suatu percakapan kita melakukan

 beberapa tindakan seperti melaporkan, menjanjikan, mengusulkan, menyarankan,

dan lain-lain. Suatu tindak tutur dapat didefinisikan sebagai unit terkecil aktivitas

 berbicara yang dapat dikatakan memiliki fungsi. Dalam kajian tindak tutur ini

‘tuturan’ sebagai kalimat atau wacana yang terkait konteks, pengistilahannya

  berbeda-beda. Hudson dalam sosiolinguistik Suryatin (1998:87) memberikan

istilah ‘tuturan’ dengan ‘ujaran’. John L. Austin dalam Wijana menggunakan

istilah tuturan. Tuturan atau ujaran sebagai rangkaian unsur bahasa yang pendek 

atau panjang yang digunakan dalam berbagai kesempatan yang berbeda untuk 

tujuan-tujuan berbeda. Istilah tuturan atau ujaran ini mencakup wacana lisan dan

wacana tertulis.

C. Kesantunan (Politenes)

Prinsip kesantunan menurut Leech (1993) menyangkut hubungan antara

  peserta komunikasi, yaitu penutur dan pendengar. Oleh sebab itulah mereka

menggunakan strategi dalam mengajarkan suatu tuturan dengan tujuan agar 

kalimat yang dituturkan santun tanpa menyinggung pendengar.

Prinsip kesantunan adalah peraturan dalam percakapan yang mengatur 

 penutur (penyapa) dan petutur (pesapa) untuk memperhatikan sopan santun dalam

 percakapan.

13

Page 14: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 14/32

 

Setiap kali berbicara dengan orang lain, dia akan membuat keputusan-

keputusan menyangkut apa yang ingin dikatakannya dan bagaimana

menyatakannya. Hal ini tidak hanya menyangkut tipe kalimat atau ujaran apa dan

  bagaimana, tetapi juga menyangkut variasi atau tingkat bahasa sehingga kode

yang digunakan berkaitan tidak saja dengan apa yang dikatakan, tetapi juga motif 

sosial tertentu yang ingin menghormati lawan bicara atau ingin

mengidentifikasikan dirinya sebagai anggota golongan tertentu.

Secara umum, santun merupakan suatu yang lazim dapat diterima oleh

umum. Santun tidak santun bukan makna absolut sebuah bentuk bahasa. Karena

itu tidak ada kalimat yang secara inheren santun atau tidak santun, yang

menentukan kesantunan bentuk bahasa ditambah konteks ujaran hubungan antara

 penutur dan petutur. Oleh karena itu, situasi varibel penting dalam kesantunan.

Kesantunan merupakan sebuah fenomena dalam kajian pragmatik.

Setidaknya ada empat ancangan kesantunan dari para ahli yang dilihat dari sudut

 pandang yang berbeda, yaitu:

1. Kesantunan dilihat dari pandangan kaidah sosial tokohnya adalah

Lakoff (1973);

2. Kesantunan dilihat dari pandangan kontak percakapan tokohnya

adalah Fraser (1990);

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

14

Page 15: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 15/32

 

Latar belakang dan masalah yang muncul dalam penelitian ini

adalah masalah-masalah faktual. Maksudnya, masalah kesantunan berbahasa

adalah masalah yang sedang dihadapi oleh pemakai bahasa Indonesia

sekarang. Penelitian ini menggunakan analisis kualitatif bersifat deskriptif.

Data yang dihasilkannya berupa kata-kata dan kalimat-kalimat yang termasuk 

kategori sarkasme yang diucapkan oleh para calo, pedagang asongan, supir,

dan kondektur di lingkungan terminal.

Istilah deskriptif itu menyarankan bahwa penelitian yag dilakukan

semata-mata hanya berdasarkan pada fakta-fakta yang ada atau fenomena

yang memang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya, sehingga yang

dihasilkan atau yang dicatat berupa perian bahasa yang biasa dikatakan

sifatnya seperti potret : paparan seperti adanya. Bahwa perian yang deskriptif 

itu tidak mempertimbangkan benar salahnya penggunaaan bahasa oleh

 penutur-penuturnya, hal itu merupakan cirinya yang pertama dan terutama10.

Dalam hal ini penulis membuat deskripsi tentang bagaimana

tuturan yang digunakan oleh calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur.

Selain itu, penulis juga mengumpulkan fakta-fakta mengenai respons para

 penutur bahasa Indonesia yang tidak menggunakan tuturan sarkasme yang

diucapkan oleh calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur. Dengan

demikian, dari kedua fakta tersebut di atas dapat diperoleh persepsi yang

muncul dari penutur bahasa Indonesia ketika menerima suatu tuturan

sarkasme calo, pedagang asongan, supir dan kondektur tersebut.

10 Sudaryanto : 1992:62

15

Page 16: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 16/32

 

B. Teknik Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara,

teknik rekam, dan teknik catat. Penulis terlebih dahulu mengobservasi dengan

mengamati situasi dan keadaan lingkungan, kemudian melakukan wawancara

kepada para calo, pedagang asongan, supir, dan kondektur dengan melakukan

wawancara berstruktur untuk mendapatkan informasi yang relevan.

Selanjutnya, dengan teknik rekam penulis merekam kejadian faktual di

lapangan. Terakhir langkah dilakukan dengan teknik catat, yaitu mencatat

semua kejadian dari tuturan para calo, pedagang asongan, supir, dan

kondektur di terminal Cicaheum Bandung dan terminal Harjamukti Cirebon.

2. Teknik Pengolahan Data

Untuk mengetahui tipe-tipe kesantunan berbahasa dan maksud

 penuturnya memakai ragam bahasa tersebut, yaitu dengan teknik rekam dan

teknik catat. Pertama, teknik rekam, yaitu saat penutur memakai bahasa kasar,

 penulis tanpa diketahui oleh penutur merekam tuturan yang diucapkan penutur 

yang mengandung kata-kata kasar. Selanjutnya, data tersebut ditranskripsi

agar lebih mudah mengenali unsur-unsur realisasi kesantunan dari setiap

ujaran.

C. Sumber Data Dan Data/Korpus

1 Sumber Data

16

Page 17: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 17/32

 

Sumber data penelitian ini adalah para calo, pedagang asongan,

supir dan kondektur yang terdapat di lingkungan terminal Cicaheum Bandung

dan terminal Harjamukti Cirebon.

2 Data Korpus

Data dalam penelitian ini adalah tuturan para calo, pedagang

asongan, supir, dan kondektur yang mengandung kata-kata kasar dan

 pelanggaran prinsip kesopanan Leech.

3 Instrumen Penelitian

Instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

• Lembar pedoman observasi

• Lembar pedoman wawancara

• Kartu data untuk memudahkan penganalisisan data.

17

Page 18: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 18/32

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengantar

Pada bab ini akan dibahas bagaimana tuturan langsung dan pelanggaran

 prinsip kesopanan yang diucapkan oleh calo, pedagang asongan, kondektur, dan

supir angkot yang berada di lingkungan terminal, serta bagaimana respons penutur 

 bahasa Indonesia terhadap kesantunan berbahasa dari hasil wawancara. Kartu data

untuk menganalisis tuturan-tuturan yang terjadi di lingkungan terminal.

Uraian ini menggambarkan analisis tuturan langsung yang diucapkan oleh

  para calo, pedagang asongan, kondektur, dan supir ditinjau dari kesantunan

 berbahasa, prinsip kesopanan (Leech) dan respons para penutur bahasa Indonesia.

Dalam mengumpulkan data penulis harus terjun langsung ke lapangan,

yaitu daerah terminal Cicaheum Bandung dan terminal Harjamukti di Cirebon.

Selama beberapa hari penulis mengamati kejadian yang ada di lingkungan

terminal tersebut. Tuturan-tuturan yang diucapkan oleh orang-orang yang berada

di lingkungan terminal terutama calo, pedagang asongan, supir dan kondektur,

hanyalah tuturan yang mengandung kategori ketidaksantunan berbahasa. Hampir 

sebagian besar tuturan yang diucapkan oleh mereka adalah tuturan kasar, sangat

tidak enak didengar, dan melanggar Prinsip Kesantunan Leech. Banyak hal yang

menjadi penyebab mengapa orang-orang di terminal menuturkan tuturan kasar 

tersebut. Untuk itu dalam bab 4 ini penulis akan menganalisis tuturan kasar yang

diucapkan oleh calo, pedagang asongan, supir dan kondektur yang melanggar 

18

Page 19: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 19/32

 

  prinsip sopan santun (Leech), dan respons para penutur bahasa Indonesia

mengenai tuturan kasar di lingkungan terminal tersebut.

B. Prinsip Kesantunan Leech

Berbicara tidak selamanya berkaitan dengan masalah yang bersifat

tekstual, tetapi seringkali pula berhubungan dengan persoalan yang bersifat

interpersonal. Prinsip Kesantunan memiliki sejumlah maksim, yakni maksim

kebijaksanaan, maksim penerimaan, maksim kemurahan, maksim kerndahan hati,

maksim kecocokan dan maksim kesimpatian.

Pada keenam maksim di atas terdapat bentuk ujaran yang digunakan untuk 

mengekspresikannya. Bentuk-bentuk ujaran yang dimaksud adalah bentuk ujaran

impositif, komisif, ekspresif, dan asertif. Bentuk ujaran komisif adalah bentuk 

ujaran yang berfungsi untuk menyatakan janji atau penawaran. Ujaran impositif 

adalah ujaran yang digunakan untuk menyatakan perintah atau suruhan. Ujaran

ekspresif adalah ujaran yang digunakan untuk menyatakan sikap psikologis

 pembicara terhadap sesuatu keadaan. Ujaran asertif adalah ujaran yang lazim

digunakan untuk menyatakan kebenaran proposisi yang diungkapkan.

Berikut ini penulis akan menganalisis tuturan langsung ketidaksantunan

 berbahasa di lingkungan terminal oleh para calo, pedagang asongan, supir, dan

kondektur. Tuturan yang dianalisis hanyalah tuturan yang melanggar prinsip

kesantunan Leech.

19

Page 20: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 20/32

 

1. Pelanggaran Maksim Kebijaksanaan

Bijaksana adalah suatu sifat atau karakter. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI), bijaksana diartikan sebagai sifat yang selalu menggunakan akal

 budi, arif, adil, kecakapan dalam menghadapi atau memecahkan suatu masalah.

Tuntunan-tuntunan untuk bertutur bijaksana agar tercipta hubungan antara

diri (penutur) dan lain (petutur), dipaparkan dalam ilmu bahasa Pragmatik.

Gagasan untuk bertutur santun itu dikemukakan oleh Leech dalam maksim

kebijaksanaan, yang mengharuskan peserta tutur agar senantiasa berpegang teguh

untuk selalu mengurangi keuntungan dirinya sendiri dan memaksimalkan pihak 

lain.

Dalam konteks tuturan sehari-hari yang spontan, banyak kita jumpai

 pelanggaran terhadap maksim ini, baik disengaja ataupun tidak disengaja. Seperti

tuturan di bawah ini:

 No Data : 01

Hari/Tanggal : 12 Juni 2007

Tempat : Terminal Cicaheum

KONTEKS

Calo yang menagih jatah uangnya

kepada salah satu supir angkot

DATA

Supir : “Yeuh duitna, dua rebu nya?”

Calo : “Anjing maneh ngan sakieu!”

Supir: “Terus mentana sabaraha? Urang

ge can nyetor, teu boga duit ari sia!”

Calo : “Mbung nyaho aing mah, sarebudeui atuh!”

Supir: “Lebok tah duitna, blegug maneh

mah!”

Calo : “ Eh….dasar supir monyet”.

ANALISIS

1. Tuturan di atas menyakiti hati dan kurang enak didengar 

2. Sasaran ujaran tersebut mengarah kepada fisik dan perbuatan.

3. Tuturan ini termasuk ke dalam Pelanggaran Prinsip Kesopanan dengan

Maksim  Kebijaksanaan, karena telah memaksimalkan kerugian orang

lain dan meminimalkan keuntungan orang lain.

20

Page 21: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 21/32

 

PEMBAHASAN:

Tuturan di atas adalah tuturan seorang calo dan supir angkot yang sangat

tidak santun. Supir angkot yang sudah rela memberikan uangnya sebesar dua ribu

rupiah kepada calo yang sudah membantu mencarikan penumpang, justru terkena

makian dari calo tersebut. Seharusnya calo berterima kasih atas pemberian uang

dari supir, tapi ternyata calo tersebut tidak terima dengan pemberian yang

diberikan oleh supir, sehingga calo memaki-maki supir angkot itu. Namun,

dengan kata-kata yang kasar pula sang supir membalas kata-kata kasar dari calo.

Sampai akhirnya supir angkot itu pun memberikan uang seribu lagi sesuai yang

diinginkan oleh calo, walaupun supir tidak memiliki uang, calo itu tidak peduli

karena ia merasa telah membantu supir dalam menarik penumpang.

Tuturan tersebut melanggar maksim kebijaksanaan. Maksim ini

diungkapkan dengan tuturan impositif dan komisif. Maksim ini menggariskan

setiap pertuturan untuk meminimalkan kerugian orang lain, atau memaksimalkan

keuntungan bagi orang lain. Dari tuturan di atas jelas sekali terlihat bahwa tuturan

itu melanggar maksim kebijasanaan, karena tuturan antara calo dan supir angkot

  justru memaksimalkan kerugian orang lain, dan meminimalkan keuntungan bagi

orang lain. Tuturan calo dan supir angkot mengandung unsur bicara dengan

kepahitan, kurang enak didengar dan menyakiti hati. Tuturan ketidaksantunan

tersebut mengarah kepada perbuatan dan fisik karena di akhir tuturan calo

menuturkan “ Eh….  dasar supir monyet ”. Tuturan calo dan supir angkot itu

dikategorikan SANGAT TIDAK SANTUN.

21

Page 22: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 22/32

 

PEMBAHASAN:

Bila di dalam berbicara penutur berusaha memaksimalkan keuntungan

orang lain, maka lawan bicara wajib pula memaksimalkan kerugian dirinya.

Sebaliknya dalam tuturan di atas supir justru meminimalkan keuntungan orang

lain dan meminimalkan kerugian dirinya. Saat kondektur berusaha menawarkan

 jasanya agar dia saja yang menyupir, supir justru menjawab “Nah gitu dong, gue

dari tadi pegel-pegel nih. Anjing cape juga ya cari duit?” . Dari tuturan tersebut

seolah-olah memang sudah lama ia ingin digantikan menyupirnya dan ingin

istirahat karena cape, setelah lelah mencari uang. Seharusnya supir mengucapkan

terima kasih kepada kondektur yang rela membantunya. Dalam tuturan itu juga

ada satu kata kasar yakni ‘anjing’ . Namun dari jawaban kondektur sepertinya ia

menerima tuturan yang dilontarkan supir, dengan berujar  “Ya emang gini kali

bang nasib kita hahaha…”.

 No Data : 03

Hari/Tanggal : 13 Juni 2007

Tempat : Terminal Cicaheum

KONTEKS

Supir yang membeli rokok kepada

 pedagang asongan.

DATA

Supir : “Rokokna tilu, Samsu!”

Pedagang Asongan : “Naon deui?”

Supir : “Geus eta wae, sabaraha?”

Pedagang Asongan : “Dua satengah”.

Supir : “Sia, mahal-mahal teuing?”Pedagang Asongan : “Emang sakitu

 blog!”

ANALISIS

1. Tuturan di atas kurang enak didengar dan mengandung kepahitan

2. Sasaran ujaran tersebut mengarah kepada perbuatan

3. Tuturan ini termasuk ke dalam Pelanggaran Prinsip Kesopanan dengan

Maksim  Kebijaksanaan, karena telah memaksimalkan kerugian orang

lain dan meminimalkan keuntungan orang lain

 

22

Page 23: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 23/32

 

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Setelah melakukan analisis terhadap tuturan langsung di lingkungan

terminal dan respons penutur bahasa di luar lingkungan terminal, penulis menarik 

 beberapa simpulan sebagai berikut :

1) Tuturan yang ada di lingkungan terminal khususnya di terminal Cicaheum

Bandung dan terminal Harjamukti Cirebon yang dituturkan oleh calo,

 pedagang asongan, supir dan kondektur semuanya tidak mengandung unsur 

kesantunan berbahasa dan melanggar Prinsip Kesantunan Leech.

2) Wujud ragam bahasa yang tidak santun yang diucapkan oleh calo, pedagang

asongan, supir dan kondektur sangatlah kasar. Seperti misalnya terdapat

nama-nama binatang yang sering diucapkan oleh mereka. Wujud ragam

 bahasa tersebut sangat tidak enak didengar, menyakitkan hati, bicara dengan

kepahitan, olok-olok atau sindiran pedas dan mengandung celaan getir.

3) Penyimpangan prinsip kesopanan yang diucapkan oleh calo, pedagang

asongan, supir dan kondektur melanggar maksim kebijaksanaan, maksim

 penerimaan, maksim kemurahan, maksim kerendahan hati, maksim kecocokan

dan maksim kesimpatian. Pelanggaran terbesar ada pada maksim

kebijaksanaan. Maksim kebijaksanaan ini menggariskan setiap peserta

 pertuturan untuk meminimalkan kerugian orang lain dan memaksimalkan

keuntungan bagi orang lain.

23

Page 24: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 24/32

 

B. SARAN

Berdasarkan hasil analisis data dan simpulan yang telah penulis

kemukakan di atas, pada bagian ini penulis mengemukakan beberapa saran

sebagai berikut:

1) Penulis berharap ada penelitian lanjutan yang lebih spesifik terhadap

realisasi kesantunan berbahasa di lingkungan terminal, dengan kajian yang

menarik, sample yang lebih besar, dan teknik analisis yang lebih

mendalam untuk mendapatkan hasil kajian yang sempurna.

2) Seiring dengan masih jarangnya penelitian mengenai kesantunan

 berbahasa, maka penelitian ini perlu mendapatkan perhatian dari para ahli

  bahasa. Terutama pihak yang berwenang dalam bidang ini mampu

memberikan bantuan demi melancarkan penelitian.

3) Agar dalam melakukan penelitian secara langsung ke lapangan penulis

diberikan kemudahan dalam mendapatkan data dari sumber yang dituju.

4) Berharap jika ada penelitian lanjutan, peneliti selanjutnya lebih berani

mengungkapkan fakta-fakta yang sebenarnya terjadi di lapangan, tidak 

terpaku pada apa yang dilihat dan didengar saja.

24

Page 25: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 25/32

 

DAFTAR PUSTAKA

Akmal. 2006. Indonesia (super) ego. http : // opini pribadi. Blogspot. Com

Alwasilah, A. Chaedar (2003). Pokoknya Kualitatif . Jakarta : PT. Dunia Pustaka

Jaya dan Pustaka Studi Sunda.

Bagus, Indonesia. 2006. Calo. http : // opini pribadi. Blogspot. Com.

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta.

Hasan, Alwi. 1995. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Harras, Kholid A. Santun Berbahasa. Bandung : Universitas Pendidikan

Indonesia

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta : Balai Pustaka

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik . Jakarta : PT. Gramedia.

Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-prinsip Pragmatik . Jakarta: Universitas Indonesia.

 Nurudin. 2003. Komunikasi Massa. Yogyakarat : Pustaka Pelajar.

Rahardi, Kunjana. 2005. PRAGMATIK, Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia.

Jakarta : Erlangga

Ruhendi Saefullah, Aceng. 2001. Perwujudan Prinsip Kerjasama dalam Teks

Wawancara. Tesis. Jakarta : Universitas Indonesia

Ruhendi Saefullah, Aceng. 2003. Pragmatik Dari Morris Sampai Van Dijk Dan

Perkembangannya Di Indonesia. Jurnal @rtikulasi volume 3. Bandung :FPBS

Supena, Ahmad. 2002. “Tindak Tutur dalam Pragmatik”. Artikulasi, 1(2)

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Pengajaran Pagmatik. Bandung : Angkasa.

Sulistiany Idris Nuny. 2006. Hand Out Perkuliahan Metode Penelitian Linguistik.

Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak Diterbitkan.

Sumarsono, dan Paina Partama. 2004. Sosiolinguistik. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar dan Sabda.

25

Page 26: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 26/32

 

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Disetujui Oleh :

Pembimbing I

Drs. Komarudin .................................

Pembimbing II

Canova Sullivan, M.Pd .................................

Diketahui Oleh :

Ketua Program Studi,

Drs. J. Manulu, MM .................................

Ketua FKIP UNJUANG 45

Letjen TNI (Purn) Ramli Hasan Basri .................................

26

Page 27: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 27/32

 

LEMBAR PENGUJIAN

Dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi

Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan

UNPAM dan Diterima Untuki Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jenjang Strata Satu

Pada Tanggal

............................................

Team Penguji

Penguji I : Drs. Komarudin ............................................

Penguji II : Canova Sullivan, M.Pd............................................

27

Page 28: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 28/32

 

LEMBAR PERNYATAAN

 Nama : MUHAMMAD YANI

 NIM : 20110050163

Program Studi : Ekonomi Manajemen

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan Teknik 

Permainan Bahasa Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi” adalah

  benar merupakan laporan penulisan sendiri. Oleh sebab itu, isi skripsi ini

sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

Jakarta, Juli 2011

Penulis

Muhammad Yani

28

Page 29: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 29/32

 

KATA PENGANTAR 

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya

maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul

“Penerapan Teknik Permainan Bahasa Untuk Meningkatkan Kemampuan

Menulis Puisi”.

Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan

untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia di Universitas

Pamulang.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-

kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan

kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak 

sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan

 penelitian ini, khususnya kepada :

• Orang tua yang telah memberikan bantuan moril, materi, dan do’anya

kepada saya selama menyelesaikan makalah ini.

• Bapak Drs. Komarudin, sebagai dosen bahasa Indonesia yang memilki

tanggung jawab untuk menyampaikan materi Bahasa Indonesia.

• Semua rekan-rekan di kelas 1A Akuntansi S1 Pagi.

• Semua pihak yang tidak bisa di sebutkan satu persatu yang telah

membantu untuk menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal

  pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua

 bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.

Pamulang, Juni 2011

Penulis

29

Page 30: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 30/32

 

ii

30

Page 31: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 31/32

 

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN BAHASA UNTUK 

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI

Tugas makalah

Di ajukan untuk memenuhi salah satu nilai mata kuliah

Bahasa indonesia

DI SUSUN OLEH :

MUHAMMAD YANI

2011050163

Kelas : IA (Pagi)

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN (S-1)

UNIVERSITAS PAMULANG

Jln. Surya Kencana No.1 Pamulang Tangerang Selatan-Banten

Telp./Fax. (021) 7412566

2011

31

Page 32: Bahasa Muhammad Yani

5/7/2018 Bahasa Muhammad Yani - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bahasa-muhammad-yani 32/32

 

ABSTRAK 

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN BAHASA UNTUK 

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI

MUHAMMAD YANI

2011050163

Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu yang sebenarnya kita lakukan ketika

kita berbicara. Ketika kita terlibat dalam suatu percakapan kita melakukan

 beberapa tindakan seperti melaporkan, menjanjikan, mengusulkan, menyarankan,

dan lain-lain. Suatu tindak tutur dapat didefinisikan sebagai unit terkecil aktivitas berbicara yang dapat dikatakan memiliki fungsi. Dalam kajian tindak tutur ini

‘tuturan’ sebagai kalimat atau wacana yang terkait konteks, pengistilahannya

  berbeda-beda. Hudson dalam sosiolinguistik Suryatin (1998:87) memberikan

istilah ‘tuturan’ dengan ‘ujaran’. John L. Austin dalam Wijana menggunakan

istilah tuturan. Tuturan atau ujaran sebagai rangkaian unsur bahasa yang pendek 

atau panjang yang digunakan dalam berbagai kesempatan yang berbeda untuk 

tujuan-tujuan berbeda. Istilah tuturan atau ujaran ini mencakup wacana lisan dan

wacana tertulis.Prinsip kesantunan menurut Leech (1993) menyangkut hubungan

antara peserta komunikasi, yaitu penutur dan pendengar. Oleh sebab itulah mereka

menggunakan strategi dalam mengajarkan suatu tuturan dengan tujuan agar 

kalimat yang dituturkan santun tanpa menyinggung pendengar.Prinsip kesantunanadalah peraturan dalam percakapan yang mengatur penutur (penyapa) dan petutur 

(pesapa) untuk memperhatikan sopan santun dalam percakapan.Setiap kali

 berbicara dengan orang lain, dia akan membuat keputusan-keputusan menyangkut

apa yang ingin dikatakannya dan bagaimana menyatakannya. Hal ini tidak hanya

menyangkut tipe kalimat atau ujaran apa dan bagaimana, tetapi juga menyangkut

variasi atau tingkat bahasa sehingga kode yang digunakan berkaitan tidak saja

dengan apa yang dikatakan, tetapi juga motif sosial tertentu yang ingin

menghormati lawan bicara atau ingin mengidentifikasikan dirinya sebagai anggota

golongan tertentu.Secara umum, santun merupakan suatu yang lazim dapat

diterima oleh umum. Santun tidak santun bukan makna absolut sebuah bentuk 

 bahasa. Karena itu tidak ada kalimat yang secara inheren santun atau tidak santun,

yang menentukan kesantunan bentuk bahasa ditambah konteks ujaran hubungan

antara penutur dan petutur. Oleh karena itu, situasi varibel penting dalam

kesantunan

32