hubungan motivasi belajar dengan self regulated learning...

26

Click here to load reader

Upload: phamdiep

Post on 22-Mar-2019

330 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Motivasi Belajar Dengan Self Regulated Learning ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8930/2/T1_802007109_Full... · menyusun skripsi, lingkungan yang nyaman pula

1

PENDAHULUAN

Dalam studi perguruan tinggi strata satu, mahasiswa harus

menyelesaikan skripsi sebagai syarat untuk mendapatkan kelulusan. Tugas

akhir ini harus dibuat dengan sepenuh hati dan didukung oleh banyak

persiapan lainnya. Namun, yang terjadi tidak semua mahasiswa dengan

sepenuh hati dalam mengerjakan tugas akhir. Tidak sedikit mahasiswa

yang “malas-malasan” dalam mengerjakan tugas akhirnya. Akibatnya

banyak mahasiswa yang tidak mampu menyelesaikan skripsi dalam

rentang waktu normal untuk lulus kuliah. Fenomena ini yang sering terjadi

di berbagai universitas, khususnya pada mahasiswa akhir dalam

menyelesaikan skripsi. Demikian pun hal ini yang terjadi di Universitas

Kristen Satya Wacana (UKSW), pada mahasiswa akhir fakultas Psikologi

(wawancara dengan salah satu mahasiswa 1-Juni-2013 ).

Dalam menyelesaikan skripsi, mahasiswa memliki target

bermacam-macam agar dapat menyelesaikan skripsi sesuai dengan waktu

yang diharapkan. Namun untuk melakukan target tersebut tidak sesuai

dengan harapan, hal ini terjadi karena lingkungan atau tempat tinggal

(kos). Lingkungan sebagai tempat tinggal, sangat berperan dalam

menyelesaikan skripsi. Merupakan tempat untuk melakukan aktivitas

menyusun skripsi, lingkungan yang nyaman pula mampu membuat

seorang mahasiswa betah untuk menyusun skripsi. Hal ini sejalan dengan

penelitian Bandura (1977) yang menggambarkan bahwa fungsi manusia

Page 2: Hubungan Motivasi Belajar Dengan Self Regulated Learning ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8930/2/T1_802007109_Full... · menyusun skripsi, lingkungan yang nyaman pula

2

sebagai interaksi antara orang, perilaku dan lingkungan yang berdampak

pada regulasi diri.

Pada kenyataannya lingkungan yang nyaman dan tidak nyaman

juga yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk menyusun skripsi.

Dalam menyelesaikan skripsi, banyak kendala yang dirasakan oleh

mahasiswa baik dari dalam diri maupun dari lingkungan kampus,

keluarga dan kos. Dari diri sendiri sering terjadi malas-malasan, menunda

mengerjakan revisi, persepsi terhadap dosen dan ketidakmampuan

mengatur waktu. Dalam lingkungan kos jika sering kumpul-kumpul,

berisik, nonton film, bermain game ataupun online situs jejaring social

facebook di perpustakaan dan tidak ada yang menegur serta kesulitan

memperoleh bahan-bahan (wawancara dengan salah satu mahasiswa 1-

Juni 2013).

Mahasiswa adalah pelajar pada perguruan tinggi ( Moekijat, 1993).

Untuk dapat meraih gelar sarjana, mahasiswa wajib membuat skripsi.

Skripsi sendiri itu adalah sebuah karya ilmiah yang disusun oleh seorang

mahasiswa program sarjana (program strata satu) dari hasil penelitiannya

atas dasar analisis data primr dan sekunder (Djarwanto, 1987). Skripsi

bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya

ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya.

Masalah klasik yang terutama dialami oleh mahasiswa pada akhir

program studinya adalah ketika menghadapi kewajiban untuk menyusun

skripsi. Menurut Zamindari (dalam Suryadi 2008) menyusun skripsi

Page 3: Hubungan Motivasi Belajar Dengan Self Regulated Learning ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8930/2/T1_802007109_Full... · menyusun skripsi, lingkungan yang nyaman pula

3

berdasarkan suatu kegiatan penelitian merupakan salah satu cara untuk

membuktikan kematangan nalar mahasiswa. Mahasiwa harus dapat

menempuhnya sebagai prasyarat untuk menempuh derajat sarjana s1.

Namun dalam prakteknya tidak semua mahasiswa sanggup menyelesaikan

tugas menyusun skripsi karena alasan-alasan yang menyebabkan

mahasiswa malas mengerjakan skripsi.

Dalam proses menyelesaikan skripsi, tidak dapat dipungkiri bahwa

banyak sekali kendala-kendala yang bisa muncul dan dirasakan mahasiswa

sebagai suatu beban yang berat yang dapat berkembang sehingga

dibutuhkan self regulation learning yang dapat menunjang mahasiswa

agar mampu mengerjakan skripsi dengan baik. Namun ada pula beberapa

mahasiswa yang mampu menyelesaikan skripsi dengan baik, meskipun

berada dalam kondisi lingkungan kos tersebut.

Menurut (Susanto, 2006) regulasi diri merupakan salah satu faktor

yang memengaruhi keberhasilan seseorang dalam menjalani proses

pendidikannya. Kemampuan regulasi diri tidak dapat berkembang dengan

sendirinya, dibutuhkan suatu lingkungan yang kondusif agar dapat

mengembangkan regulasi diri.

Self-regulated learning adalah proses aktif dan konstruktif dengan

jalan mahasiswa menetapkan tujuan untuk proses belajarnya dan berusaha

untuk memonitor, meregulasi, dan mengontrol kognisi, motivasi belajar,

dan perilaku, yang kemudian semuanya diarahkan dan didorong oleh

tujuan dan disesuaikan dengan konteks lingkungan.

Page 4: Hubungan Motivasi Belajar Dengan Self Regulated Learning ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8930/2/T1_802007109_Full... · menyusun skripsi, lingkungan yang nyaman pula

4

Konsep self regulation learning itu sendiri berakar dari teori sosial

kognitif yang dikemukakan oleh Bandura. Menurut Bandura (dalam Feist

& Feist, 2006) tindakan seseorang adalah sebuah hasil interaksi antara tiga

variabel yaitu individu, perilaku dan lingkungan. Seseorang menggunakan

kapasitas kognitifnya untuk melakukan suatu proses tingkah laku. Selain

itu individu juga memiliki kapasitas untuk memilih atau mengatur kembali

lingkungannya.

Motivasi belajar yang mendorong regulasi diri, motivasi belajar

penting diperhatikan sebagai salah satu faktor yang memengaruhi Self

regulation learning dan keberhasilan akademik. Regulasi diri dalam

belajar merupakan usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan

belajar dengan mengaktifkan dan mempertahankan pikiran, perilaku dan

emosi (Zimmerman dalam Wolfok 2004).

Self-regulated learning (SRL) merupakan kegiatan dimana individu

yang belajar secara aktif, menyusun, menentukan tujuan belajar,

merencanakan dan memonitor, mengatur dan mengontrol kognisi,

motivasi belajar perilaku serta lingkungannya untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan (Filho, 20001; Pintrich, 2004; Wolters, et. al, 2003).

Self Regulated Learning merupakan fondasi proses belajar sepanjang

hayat yang membelajarkan peserta didik untuk mengendalikan pikiran,

sikap dan tindakannya secara terencana dan siklis untuk mencapai tujuan

pembelajaran (Zimmerman, 1989; Smith, 2001).

Page 5: Hubungan Motivasi Belajar Dengan Self Regulated Learning ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8930/2/T1_802007109_Full... · menyusun skripsi, lingkungan yang nyaman pula

5

Motivasi belajar adalah proses internal yang mengaktifkan, memandu,

dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Individu termotivasi

belajar karena berbagai alasan yang berbeda, dengan intensitas yang

berbeda. Motivasi belajar bergantung juga konsekuensi penguatan

(reinforcement), kebutuhan manusia, hasil dari disonan atau ketidak

cocokan, atribusi dari keberhasilan atau kegagalan, atau harapan dari

peluang keberhasilan. Motivasi belajar dapat ditingkatkan dengan

penekanan tujuan-tujuan belajar dan pemberdayaan atribusi (Maslow,

1954).

Menurut Arko Punjadi (2007), Motivasi belajar mahasiswa dapat

didefinisikan sebagai suatu keadaan dalam diri mahasiswa yang

mendorong dan mengarahkan perilakunya kepada tujuan yang ingin

dicapainya dalam mengikuti pendidikan tinggi. Motivasi belajar

mahasiswa dapat dikatakan sebagi fungsi dari faktor yang ada dalam

dirinya sendiri (intrinsik) dan faktor-faktor yang ada didalam lingkungan

belajar atau diluar diri sendiri (ekstrinsik).

Beberapa penelitian mengenai SRL telah dilakukan oleh Natakusuma

(2003) dikatakan bahwa mahasiswa yang kuliah sambil bekerja memiliki

regulasi yang baik. Mereka benar-benar mengatur waktu belajar mereka

sendiri sesuai dengan kemampuan dan kesibukannya. Begitu juga dengan

penelitian yang dilakukan oleh Nurshidiq dan Mujidin (2006), tentang

perbedaan SRL antara siswa underachievers dan siswa overachievers pada

kelas 3 SMP Negeri 6 Yogyakarta, mendapatkan hasil bahwa ada

Page 6: Hubungan Motivasi Belajar Dengan Self Regulated Learning ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8930/2/T1_802007109_Full... · menyusun skripsi, lingkungan yang nyaman pula

6

perbedaan yang signifikan SRL antara siswa underachievers dan siswa

overachievers. Begitu juga dengan penelitian oleh Febrilia (2012) di

UKSW, mengemukakan bahwa tidak ada perbedaan SRL pada mahasiswa

yang bekerja part time dan tidak bekerja.

Hal ini tampak dalam penelitian Joan Amelia (2011) hubungan antara

self regulation dengan prestasi belajar mahasiswa fakultas psikologi,

bahwa ada hubungan positif yang rendah dan signifikan antara self

regulation dengan prestasi belajar mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Kristen Satya Wacana. Berdasarkan saran untuk peneliti

selanjutnya, untuk mengadakan penelitian self regulation dengan motivasi

belajar.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji apakah ada

Hubungan Motivasi belajar dengan Self Regulated Learning pada

mahasiswa angkatan 2008-2009 fakultas psikologi UKSW yang sedang

menyelesaikan skripsi.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka dirumuskan

masalah sebagai berikut : Adakah hubungan yang signifikan antara

Motivasi belajar dengan Self Regulated Learning pada mahasiswa

angkatan 2008-2009 fakultas psikologi UKSW yang sedang

menyelesaikan skripsi.

Page 7: Hubungan Motivasi Belajar Dengan Self Regulated Learning ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8930/2/T1_802007109_Full... · menyusun skripsi, lingkungan yang nyaman pula

7

Self regulated learning

Zimmerman (1989) mengatakan bahwa individu yang memiliki

SRL merupakan individu yang aktif secara metakognisi, motivasi

belajar, dan perilaku di dalam proses belajarnya. SRL menyangkut

penerapan dari model umum regulasi dan regulasi diri (self-regulation)

dalam proses belajar.

Menurut Pintrich, 2000 (dalam Wolters, Pintrich, dan Karabenick

2003). Self-regulated learning adalah proses aktif dan konstruktif

dengan jalan mahasiswa menetapkan tujuan untuk proses belajarnya

dan berusaha untuk memonitor, meregulasi, dan mengontrol kognisi,

motivasi belajar, dan perilaku, yang kemudian semuanya diarahkan

dan didorong oleh tujuan dan disesuaikan dengan konteks lingkungan.

Dengan demikian, dari berbagai pendapat di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa pengertian self regulation learning dapat

didefinisikan bahwa individu yang memiliki Self Regulation Learning

merupakan individu yang aktif secara metakognisi, motivasi belajar,

dan perilaku di dalam proses belajarnya.

Self regulation merupakan pondasi dalam proses sosialisasi dan

melibatkan perkembangan fisik, kognitif dan emosi (Papalia, Olds, &

Feldman 2001). Mahasiswa dengan self-regulation pada tingkat yang

tinggi akan memiliki kontrol yang baik dalam mencapai tujuan

akademisnya. Zimmerman (2001, 2002) mengungkap karakteristik

Page 8: Hubungan Motivasi Belajar Dengan Self Regulated Learning ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8930/2/T1_802007109_Full... · menyusun skripsi, lingkungan yang nyaman pula

8

mahasiswa yang mempunyai self regulation learning dalam belajar,

yaitu sebagai berikut:

1. Mengenal dan tahu bagaimana menggunakan serangkaian strategi

kognitif (pengulangan, elaborasi, dan organisasi), yang membantu

mereka untuk mengurus, mengubah, mengatur, mengelaborasi, dan

memulihkan informasi.

2. Mengetahui bagaimana merencanakan, mengontrol dan mengarahkan

proses mental mereka terhadap pencapaian tujuan pribadi

(metacognition).

3. Menunjukkan keyakinan motivasi belajar dan emosi yang adaptif,

seperti mempunyai rasa tinggi akademik self-efficacy, mengadopsi

tujuan pembelajaran, pengembangan emosi positif terhadap tugas

(misalnya sukacita, kepuasan, antusiasme), serta kontrol dan

memodifikasi, menyesuaikan semua itu untuk persyaratan tugas dan

pada situasi belajar yang tertentu.

4. Merencanakan dan mengendalikan waktu dan usaha untuk digunakan

pada tugas, dan mereka tahu cara membuat dan menstruktur

lingkungan belajar yang menguntungkan, seperti menemukan sebuah

tempat belajar yang cocok, dan membantu mencari dari bantuan dari

guru dan teman sekelas saat mereka mengalami kesulitan.

5. Menunjukkan upaya yang lebih besar untuk berpartisipasi dalam

mengontrol dan meregulasi tugas akademik, iklim kelas dan struktur

Page 9: Hubungan Motivasi Belajar Dengan Self Regulated Learning ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8930/2/T1_802007109_Full... · menyusun skripsi, lingkungan yang nyaman pula

9

(misalnya bagaimana seseorang akan dievaluasi persyaratan tugas,

desain tugas kelas, organisasi tim kerja).

6. Mereka mampu dimasukkan ke dalam serangkaian upaya strategi,

bertujuan untuk menghindari gangguan eksternal dan internal, untuk

menjaga konsentrasi mereka, usaha dan motivasi belajar ketika

melakukan tugas akademik.

Motivasi Belajar

Ada 2 motivasi belajar dalam belajar yaitu motivasi belajar

ekstrinsik dan motivasi belajar intrinsik. Menurut Santrock (2007)

Motivasi belajar ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk

mendapatkan segala sesuatu dengan cara yang lain (untuk

mencapai tujuan) sedangkan motivasi belajar intrinsik adalah

motivasi belajar internal untuk melakukan sesuatu demi mencapai

sesuatu itu sendiri ( tujuan itu sendiri).

Kesimpulannya motivasi belajar adalah energi penggerak,

pengarah dan memperkuat tingkah laku mendorong individu untuk

belajar dan sebagai poses internal mengaktifkan, memandu dan

memelihara perilaku seseorang secara terus menerus.

Deci dan Ryan 2000; Walker, Greene dan Mansell, 2006

(dalam Wang, 2008) mengungkapkan bahwa motivasi belajar itu

memiliki 2 aspek, yakni motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik.

Motivasi intrinsic berasal dari dalam individu dan berdampak pada

kepuasan individu tersebut dalam proses meningkatkan kompetensi

Page 10: Hubungan Motivasi Belajar Dengan Self Regulated Learning ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8930/2/T1_802007109_Full... · menyusun skripsi, lingkungan yang nyaman pula

10

dirinya dalam tugas akademik tertentu. Sedangkan motivasi

ekstrinsik adalah motivasi yang disimulasi oleh pemberian hadiah

atau reward dan hukuman yang bergantung pada kesuksesan atau

kegagalan orang tersebut pada tugas tertentu.

a. Motivasi intrinsik, dicirikan oleh Wang :

- Motivasi untuk pengetahuan (motivation for knowledge)

- Motivasi untuk menyelesaikan hal-hal yang menantang

(motivation to accomplish)

b. Motivasi ekstrinsik, dicirikan oleh Wang :

- Motivasi untuk mendapatkan penghargaan atau motivasi

untuk menghindari hukuman ( external utility regulation).

Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan uraian teori, dapat diketahui

bahwa hipotesis dari penelitian ini : “ Ada hubungan positif dan

signifikan antara Motivasi belajar dengan Self Regulated

Learning pada mahasiswa angkatan 2008-2009 fakultas psikologi

UKSW yang sedang menyelesaikan skripsi.

Hal ini menunjukan semakin tinggi motivasi belajar yang

dimiliki mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2008-2009, maka

self regulated learning untuk menyelesaikan skripsi juga semakin

tinggi.

Page 11: Hubungan Motivasi Belajar Dengan Self Regulated Learning ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8930/2/T1_802007109_Full... · menyusun skripsi, lingkungan yang nyaman pula

11

METODE PENELITIAN

1. Desain dan Variabel penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif.

Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

Variabel Terikat : Self Regulated Learning (Y)

Variabel Bebas : Motivasi belajar (X)

2. Definisi Operasional

Definisi operasional dari variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Self Regulation Learning

Bandura (dalam Feist & feist, 2008) self regulation learning adalah

kemampuan individu untuk menahan dorongan dan mengendalikan

tingkah laku pada saat tidak ada pengontrol dari lingkungan, sehingga

self regulation learning ini berkaitan dengan aspek berpikir,

emosional dan perilaku.

Variabel ini diungkap dengan Skala self regulation learning pada

mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2008-2009 yang sedang

menyelesaikan skripsi yang dimodifikasi oleh penulis berdasarkan

karakteristik self regulation learning. Makin tinggi skor yang

diperoleh semakin tinggi tingkat self regulation learning, dan

sebaliknya semakin rendah skor yang dipeoleh maka semakin rendah

self regulation learningnya.

Page 12: Hubungan Motivasi Belajar Dengan Self Regulated Learning ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8930/2/T1_802007109_Full... · menyusun skripsi, lingkungan yang nyaman pula

12

2. Motivasi belajar

Dalam kegiatan belajar, motivasi belajar dapat dikatakan sebagai

keseluruhan daya penggerak di dalam diri yang menimbulkan kegiatan

belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan

memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2000).

Menurut Decy dan Ryan 2000; Walker, Greene dan Mansell, 2006

(dalam Wang, 2008), aspek- aspek motivasi belajar ini terdiri dari

motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Variabel ini diungkap dengan Skala motivasi belajar pada

mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2008-2009 di UKSW dalam

menyelesaikan skripsi yang dimodifikasi oleh penulis berdasarkan

aspek-aspek motivasi belajar. Makin tinggi skor yang diperoleh

semakin tinggi tingkat motivasi belajarnya dalam menyelesaikan

skripsi dan sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh maka

semakin rendah motivasi belajarnya dalam menyelesaikan skripsi.

3. Subyek penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa fakultas Psikologi

angkatan 2008-2009 di UKSW yang sedang menyelesaikan skripsi

yang berjumlah 35 orang.

Dalam penelitian ini subyek di peroleh oleh peneliti pada saat antri

bimbingan skripsi di fakultas psikologi yang berjumlah 35 mahasiswa

Page 13: Hubungan Motivasi Belajar Dengan Self Regulated Learning ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8930/2/T1_802007109_Full... · menyusun skripsi, lingkungan yang nyaman pula

13

fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana UKSW (angkatan

2008-2009), yang sedang menyelesaikan skripsi.

4. Instrumen

Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian

ini adalah skala. Menurut Azwar (2012), istilah skala biasa disamakan

dengan istilah tes namun dalam pengembangan instrumen ukur

umumnya istilah tes digunakan untuk penyebutan alat ukur

kemampuan kognitif sedangkan istilah skala lebih banyak dipakai

untuk menamakan alat ukur atribut non kognitif khususnya yang

disajikan dalam format tulis.

Dengan metode skala, data yang diungkap adalah deskripsi

mengenai aspek kepribadian individu. Selain itu aitem pada metode

skala berupa penerjemahan dari indikator keperilakuan guna

memancing jawaban yang tidak secara langsung menggambarkan

keadaan diri subjek, yang biasanya tidak disadari oleh responden yang

bersangkutan. Sekalipun responden sangat memahami isi pertanyaan,

namun responden tidak menyadari arah jawaban yang dikehendaki dan

kesimpulan apa yang sesungguhnya diungkap oleh pertanyaan tersebut

(Azwar, 2012).

1. Skala Self Regulated Learning

Contoh item skala Self regulated learning

Page 14: Hubungan Motivasi Belajar Dengan Self Regulated Learning ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8930/2/T1_802007109_Full... · menyusun skripsi, lingkungan yang nyaman pula

14

1. Saya membuat perencanaan dalam mengerjakan skripsi

untuk mencapai tujuan.

2. Saya tidak bisa mengatur waktu untuk mengerjakan skripsi

3. Suasana kos yang berisik membuat saya kehilangan

konsentrasi untuk mengerjakan skripsi.

2. Skala Motivasi Belajar

Contoh item skala Motivasi Belajar

1. Terlalu banyak revisi membat saya stress untuk

mengerjakan skripsi

2. Lingkungan kos yang tenang membuat saya nyaman

untuk mengerjakan skripsi

3. Saya menerima ajakan teman untuk jalan-jalan meskipun

harus mengumpulkan revisi secepatnya (deadline)

5. Prosedur Pengumpulan Data

Pengambilan data dilaksanakan di Fakultas Psikologi UKSW

pada mahasiswa Psikologi angkatan 2008-2009 yang sedang

menyelesaikan skripsi pada tanggal 10,11 dan 14 Juli 2014. Untuk

pengambilan data di fakultas Psikologi peneliti langsung menemui

subjek yang berada di sekitaran Fakultas Psikologi dan SC yang

sedang berdiskusi dan menunggu bimbingan skripsi, peneliti

menanyakan angkatan tahun berapa dan setelah itu langsung

memberikan skala kepada responden.

Page 15: Hubungan Motivasi Belajar Dengan Self Regulated Learning ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8930/2/T1_802007109_Full... · menyusun skripsi, lingkungan yang nyaman pula

15

Berhubung penelitian dilaksanakan pada semester

pendek,maka subjek yang didapat sedikit. Jumlah angket yang yang

dibagikan untuk penelitian ini adalah 35 buah. Jumlah seluruh sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 35 subjek.

6. Tekhnik Analisis Data

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menjabarkan sejumlah

data guna memperoleh gambaran secara sistematis dan menyeluruh

mengenai keadaan subjek penelitian terkait dengan variable

penelitian. Pendeskripsian data subjek penelitian ini meliputi

gambaran hasil penelitian secara umum yaitu mean, standart

deviasi, rentang skor perhitungan frekuensi dan presentase.

1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui

apakah dalam variabel yang diteliti berdistribusi normal atau

tidak. Data akan dikatakan normal jika nilai p > 0,05. Uji

normalitas pada penelitian ini menggunakan teknik

Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test.

2. Uji Linearitas

Pengujian linearitas dimaksudkan untuk mengetahui

linearitas hubungan antara variabel bebas dengan variabel

terikat, selain itu uji linearitas ini juga diharapkan dapat

Page 16: Hubungan Motivasi Belajar Dengan Self Regulated Learning ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8930/2/T1_802007109_Full... · menyusun skripsi, lingkungan yang nyaman pula

16

mengetahui taraf signifikansi penyimpangan dari linearitas

hubungan tersebut (Hadi, 2007).

3. Analisis Korelasi Product Moment

Dalam penelitian ini untuk menguji dan membuktikan

secara statistik hubungan antara motivasi belajar dengan self

regulation learning, maka digunakan analisis korelasi product

moment dari Pearson dengan perhitungan dan pengolahan data

menggunakan bantuan aplikasi SPSS 16.

Analisis Data

Data penelitian dianalisis dengan Perhitungan dalam analisis

ini dilakukan dengan bantuan SPSS (Statistical Product & Service

Solution) versi 16.0.

HASIL PENELITIAN

1. Uji Asumsi

Uji Normalitas

Uji asumsi ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui

apakah ada data yang telah memenuhi asumsi analisi sebagai syarat

untuk melakukan analisis dengan tekhnik korelasi Pearson Product

Moment. Pengujian uji normalitas dilakukan dengan melihat hasil

uji Kolmogorov-Smirnov.

Page 17: Hubungan Motivasi Belajar Dengan Self Regulated Learning ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8930/2/T1_802007109_Full... · menyusun skripsi, lingkungan yang nyaman pula

17

Berdasarkan hasil uji normalitas pada kedua variabel

memiliki signifikansi p > 0,05. Variabel Motivasi Belajar memiliki

nilai K-S-Z sebesar 0, 558 dengan probabilitas (p) atau

signifikansi sebesar 0, 915 (p > 0,05). Oleh karena nilai

signifikansi p > 0,05 , maka Motivasi Belajar berdistribusi normal.

Hal ini juga terjadi pada variabel Self regulated learning memiliki

K-S-Z sebesar 0,528 dengan probabilitas (p) atau signifikansi

sebesar 0,943 (p > 0,05). Dengan demikian kedua variabel memilki

distribusi yang normal.

Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk menguji integritas hubungan

data yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Dengan kata lain

pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas

berpengaruh pada variabel terikat saling atau tidak. Dari hasil uji

linearitas diperoleh nilai F beda sebesar 0,849 dengan sig. = 0,646

(p > 0,05) yang menunjukkan hubungan antara motivasi belajar

dengan self regulated learning adalah linear.

Page 18: Hubungan Motivasi Belajar Dengan Self Regulated Learning ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8930/2/T1_802007109_Full... · menyusun skripsi, lingkungan yang nyaman pula

18

2. Analisis Deskriptif

1. Variabel Motivasi Belajar

Kategorisasi Pengukuran Motivasi Belajar

No Interval Kategori Mean N Persentase

(%)

1. 86,4 ≤ × < 108 Sangat

tinggi

7 20 %

2. 64,8 ≤ × < 86,4 Tinggi 77,17 23 65,7 %

3. 43,2 ≤ × < 64,8 Cukup 5 14,3 %

4. 21,6 ≤ × < 43,2 Rendah 0 2,9 %

5. 0 ≤ × ≤ 21,6 Sangat

rendah

0 0 %

Jumlah 35 100%

SD =12,05 MIN = 50 MAX = 97

Berdasarkan tabel motivasi belajar diatas dapat dilihat

bahwa 7 mahasiswa angkatan 2008-2009 fakultas psikologi

memiliki motivasi belajar yang berada pada kategori sangat tinggi

dengan persentase 20%, 23 mahasiswa fakultas psikologi angkatan

2008-2009 berada pada kategori tinggi dengan persentase 65,7%, 5

mahasiswa angkatan 2008-2009 berada pada kategori cukup

dengan persentase 14,3 % dan tidak ada mahasiswa dengan

kategori rendah dan sangat rendah.

Berdasarkan rata-rata sebesar 77,17% dapat dikatakan

bahwa rata-rata motivasi belajar mahasiswa fakultas psikologi

Page 19: Hubungan Motivasi Belajar Dengan Self Regulated Learning ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8930/2/T1_802007109_Full... · menyusun skripsi, lingkungan yang nyaman pula

19

angkatan 2008-2009 berada pada kategori tinggi. Skor yang

diperoleh subjek bergerak dari skor minimum sebesar 50 sampai

dengan skor maksimum 97 dengan standar deviasi 12,05.

2. Variabel Self regulated learning

Kategorisasi Pengukuran Skala Self Regulated Learning

Berdasarkan tabel self regulated learning diatas dapat

dilihat bahwa 4 mahasiswa fakultas psikologi angkatan 2008-2009

yang sedang menyelesaikan skripsi, memiliki skor self regulated

learning yang berada pada kategori sangat tinggi dengan

persentase 11, 4%, 22 mahasiswa yang sedang menyelesaikan

skripsi berada pada kategori tinggi dengan persentase 62,8 %, 7

mahasiswa memiliki skor self regulated learning dengan kategori

cukup dengan persentase 20 %, 2 mahasiswa yang memiliki skor

No Interval Kategori Mean N Persentase

(%)

1. 64 ≤ × < 80 Sangat tinggi 4 11,4 %

2. 48 ≤ × < 64 Tinggi 52,45 22 62,8 %

3. 32 ≤ × < 48

Cukup 7 20 %

4. 6 ≤ × < 32

Rendah 2 5,8 %

5. 0 ≤ × ≤ 16 Sangat

rendah

0 0 %

Jumlah 35 100%

SD = 10,27 MIN =27 MAX = 74

Page 20: Hubungan Motivasi Belajar Dengan Self Regulated Learning ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8930/2/T1_802007109_Full... · menyusun skripsi, lingkungan yang nyaman pula

20

rendah sedang menyelesaikan skripsi dengan persentase 5,8 %

dan tidak ada mahasiswa yang memiliki skor sangat rendah dengan

persentase 0%.

Berdasarkan rata-rata sebesar 52,45 % dapat dikatakan

bahwa rata-rata self regulated learning berada pada kategori

tinggi. Skor yang diperoleh subjek bergerak dari skor minimum 27

sampai dengan skor maksimum sebesar 74 dengan standar deviasi

10,27.

ANALISIS KORELASI

Perhitungan dalam analisis ini dilakukan dengan SPSS

versi 16.0. Hasil korelasi antara Motivasi Belajar dengan Self

regulated learning dapat dilihat pada tabel berikut ini:

B

B

Berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi diperoleh koefisien

korelasi antara Motivasi Belajar dengan Self regulated learning

sebesar 0,068 dengan sig = 0,349 (p > 0,05) yang berarti tidak ada

hubungan antara Motivasi Belajar dengan self regulated learning.

Hasil Uji Korelasi Motivasi Belajar dengan Self regulated

learning

BLJR SRL

BLJR Pearson Correlation 1 .068

Sig. (1-tailed) .349

N 35 35

SRL Pearson Correlation .068 1

Sig. (1-tailed) .349

N 35 35

Page 21: Hubungan Motivasi Belajar Dengan Self Regulated Learning ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8930/2/T1_802007109_Full... · menyusun skripsi, lingkungan yang nyaman pula

21

Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan motivasi

belajar dengan Self regulated learning pada mahasiswa angkatan

2008-2009 Fakultas Psikologi UKSW yang sedang menyelesaikan

skripsi.

PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian mengenai hubungan Motivasi

belajar dengan Self regulated learning pada mahasiswa angkatan

2008-2009 Fakultas Psikologi UKSW yang sedang menyelesaikan

skripsi, didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan Motivasi

belajar dengan Self regulated learning mahasiswa fakultas

psikologi 2008-2009 UKSW yang sedang menyelesaikan skripsi.

Hasil uji korelasi keduanya, memiliki r sebesar 0,068 dengan sig=

0,349 (p > 0,05) yang berarti tidak ada hubungan.

Hal ini sesuai dengan kondisi mahasiswa dalam

menyelesaikan skripsi. Dalam proses menyelesaikan skripsi tidak

dapat dipungkiri bahwa banyak kendala-kendala yang sering

muncul, baik di lingkungan sekitar maupun tempat tinggal (kos),

serta kendala dari diri sendiri yaitu malas mengerjakan skripsi,

sering menunda-nunda menegerjakan revisi skripsi, persepsi

terhadap dosen dan ketidakmampuan mengatur waktu. Hal inilah

yang membuat mahasiswa merasakan hambatan dalam

mengerjakann skripsi, sehingga membutuhkan rentang waktu yang

Page 22: Hubungan Motivasi Belajar Dengan Self Regulated Learning ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8930/2/T1_802007109_Full... · menyusun skripsi, lingkungan yang nyaman pula

22

lama dalam menyelesaikan skripsi ( wawancara dengan salah satu

mahasiswa).

Dalam faktor-faktor yang memengaruhi Self Regulation

Learning oleh Zimmerman (1989), ada tiga faktor yaitu faktor

personal, faktor perilaku dan yang terakhir faktor lingkungan.

Berdasarkan hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini

diperoleh data bahwa Motivasi belajar sebesar 65,7% yang berada

pada kategori tinggi. Sedangkan self regulation learning

mahasiswa memilki persentase 68,5% yang berada pada kategori

tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian mahasiswa

memilki self regulation learning yang tinggi. Hal ini

menggambarkan bahwa mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi,

memiliki proses aktif dan konstruktif dengan jalan mahasiswa

menetapkan tujuan untuk proses belajarnya dan berusaha untuk

memonitor, meregulasi, dan mengontrol kognisi dan perilaku, yang

kemudian semuanya diarahkan dan didorong oleh tujuan dan

disesuaikan dengan konteks lingkungan.

Menurut Arko Punjadi (2007), Motivasi belajar mahasiswa

dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dalam diri mahasiswa

yang mendorong dan mengarahkan perilakunya kepada tujuan yang

ingin dicapainya dalam mengikuti pendidikan tinggi. Motivasi

belajar mahasiswa dapat dikatakan sebagi fungsi dari faktor yang

Page 23: Hubungan Motivasi Belajar Dengan Self Regulated Learning ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8930/2/T1_802007109_Full... · menyusun skripsi, lingkungan yang nyaman pula

23

ada dalam dirinya sendiri (intrinsik) dan faktor-faktor yang ada

didalam lingkungan belajar atau diluar diri sendiri (ekstrinsik).

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

tidak terdapat hubungan Motivasi belajar dengan Self regulated

learning pada mahasiswa fakultas Psikologi UKSW, dalam

menyelesaikan skripsi. Banyak faktor yang mempengaruhi hal ini,

karena berdasarkan wawancara penulis dengan salah satu

mahasiswa, disebabkan karena faktor intrinsik adanya „malas-

malasan‟ dalam mengerjakan skripsi maupun revisi skripsi,

persepsi terhadap dosen dan ketidakmampuan mengatur waktu

sedangkan faktor ekstrinsik, disebabkan karena lingkungan (kos),

jika dalam lingkungan kos tersebut sering kumpul-kumpul, berisik,

nonton film, bermain game ataupun online situs jejaring social

facebook di perpustakaan dan tidak ada yang menegur serta

kesulitan memperoleh bahan-bahan. Faktor-faktor tersebut yang

sering terjadi di kalangan mahasiswa dalam mengerjakan skripsi,

yang menyebabkan hambatan-hambatan dalam menyelesaikan

skripsi.

Menurut Zamindari (dalam Suryadi 2008) menyusun

skripsi berdasarkan suatu kegiatan penelitian merupakan salah satu

cara untuk membuktikan kematangan nalar mahasiswa. Mahasiwa

harus dapat menempuhnya sebagai prasyarat untuk menempuh

derajat sarjana s1. Namun dalam prakteknya tidak semua

Page 24: Hubungan Motivasi Belajar Dengan Self Regulated Learning ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8930/2/T1_802007109_Full... · menyusun skripsi, lingkungan yang nyaman pula

24

mahasiswa sanggup menyelesaikan tugas menyusun skripsi karena

alasan-alasan yang menyebabkan mahasiswa malas mengerjakan

skripsi.

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Tidak ada hubungan motivasi belajar dengan self regulated learning

pada mahasiswa angkatan 2008-2009 fakultas Psikologi UKSW, yang

sedang menyelesaikan skripsi. Banyak faktor yang mempengaruhi hal

ini, karena berdasarkan wawancara penulis dengan salah satu

mahasiswa, disebabkan karena faktor intrinsik adanya „malas-malasan‟

dalam mengerjakan skripsi maupun revisi skripsi, persepsi terhadap

dosen dan ketidakmampuan mengatur waktu sedangkan faktor

ekstrinsik, disebabkan karena lingkungan (kos), jika dalam lingkungan

kos tersebut sering kumpul-kumpul, berisik, nonton film, bermain

game ataupun online situs jejaring social facebook di perpustakaan dan

tidak ada yang menegur serta kesulitan memperoleh bahan-bahan.

Faktor-faktor tersebut yang sering terjadi di kalangan mahasiswa

dalam mengerjakan skripsi, yang menyebabkan hambatan-hambatan

dalam menyelesaikan skripsi.

b. Motivasi belajar dan self regulated learning mahasiswa dalam

menyelesaikan skripsi berada pada kategori tinggi dan tidak terdapat

mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi yang tergolong rendah. Hal

ini menggambarkan bahwa mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi,

Page 25: Hubungan Motivasi Belajar Dengan Self Regulated Learning ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8930/2/T1_802007109_Full... · menyusun skripsi, lingkungan yang nyaman pula

25

memiliki proses aktif dan konstruktif dengan jalan mahasiswa

menetapkan tujuan untuk proses belajarnya dan berusaha untuk

memonitor, meregulasi, dan mengontrol kognisi dan perilaku, yang

kemudian semuanya diarahkan dan didorong oleh tujuan dan

disesuaikan dengan konteks lingkungan.

c. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut penelitian

ini dengan mengembangkan variabel-variabel lain yang dapat

digunakan sehingga terungkap faktor-faktor yang mempengaruhi

Motivasi belajar dan Self regulated learning pada mahasiswa

angkatan 2008-2009 fakultas psikologi UKSW dalam menyelesaikan

skripsi sehingga dapat melengkapi hasil penelitian ini khususnya

dalam lingkup psikologi pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. (2009). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

________. (2012). Reliabilitas dan validitas (edisi 4). Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Sardiman, AM. (2004). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Bumi

Aksara

Boekaerts, P.R., Pintrich, & M. Zeidner (Eds.). Handbook of self-regulation:

Theory, research, and applications (pp. 13-39). San Diego, CA: Academic

Press.

Daniel L. D,Patricia A. A, Sandra M. L,(2008). Focusing the conceptual lens on

metacognition, self-regulation, and self-regulated learning, Educ Psychol,

20(1), 391-409

Febrilia, K. (2012). Perbedaan self-regulated learning pada mahasiswa Universitas

Kristen Satya Wacana yang bekerja part-time dan tidak bekerja. Skripsi.

Salatiga: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana.

Page 26: Hubungan Motivasi Belajar Dengan Self Regulated Learning ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8930/2/T1_802007109_Full... · menyusun skripsi, lingkungan yang nyaman pula

26

Feist & Feist, J.G. (2006). Theory of personality (six edition). Singapore:

McGraw-Hill

Joana, A. (2011). Hubungan self regulation dengan prestasi belajar pada

mahasiswa fakultas psikologi universitas kristen satya wacana. Skripsi.

Salatiga: Fakultas Psikologi Universitas kristen Satya Wacana

Ruseno Arjanggi & Titin Suprihatin. (2010). Metode pembelajaran tutor teman

sebaya meningkatkan hasil belajar berdasar regulasi-diri. Jurnal makara Sosial

Humaniora, 14(2), 91-97.

Wang, F. X. (2008). Motivation and English achievement: An exploratory and

confirmatory factor analysis of a new measure for Chinese student of English

learning. Nort American Journal of Psychology, 10 (3), 633-646.

Wolters, C.A. Pintrich, P.R. & Karabenick, S.A. (2003). Assesing academic self

regulated learning. Paper prepared for the Conference on Indicator of Positive

Development: Definitions, Measures, and Prospective Validity, National

Institutes of Healt, March 2003.

Zimmerman, B.J. (1989). A social cognitive view of self-regulated academic

learning. Journal of Educational Psychology, 81 (3), 329-339.

Zimmerman, B.J. (2000). Attaining self-regulation: A social cognitive

perspective: Handbook of self-regulation: Theory, research, and applications

(pp. 13-39). San Diego, CA: Academic Press

Siti Suminarti Fasikhah dan Siti Fatimah. 2013. Self-Regulated Learning (SRL)

Dalam Meningkatkan prestasi akademik pada mahasiswa. Jurnal ilmiah

psikologi terapan, 01(01).

Glen Junian F. ( 2011). Hubungan interaksi sosial dalam kelompok teman sebaya

dgn motivasi belajar mahasiswa fakultas Psikolog UKSW. Skripsi (tidak

diterbitkan). Salatiga: Fakultas Psikologi UKSW.

Pangemanan Filia P. (2011) Hubungan antara tingkat insomnia dengan kecemasan

dalam menyelesaikan skripsi. Skripsi (tidak diterbitkan). Salatiga: Fakultas

Psikologi UKSW.

Pujadi, A (2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa :

Studi kasus pada Fakultas Ekonomi Universitas Bunda Mulia. Bussines And

Management Journal Bunda Mulia, 3(2) 1-12.

Winne, P.H (1997). Experimenting to bootstrap Self regulation Learning. Journal

of Educational Psychology, 89(3), 397-410