pengaruh self-regulated learning goal orientation...

121
PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING, GOAL ORIENTATION DAN VARIABEL DEMOGRAFIS TERHADAP PERILAKU MENYONTEK PADA SISWA SMK NEGERI 41 JAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Disusun Oleh : INDRI LESTARI 11140700000134 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2018 M

Upload: others

Post on 20-Oct-2019

21 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING, GOAL

ORIENTATION DAN VARIABEL DEMOGRAFIS

TERHADAP PERILAKU MENYONTEK PADA

SISWA SMK NEGERI 41

JAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Disusun Oleh :

INDRI LESTARI

11140700000134

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2018 M

Page 2: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan
Page 3: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan
Page 4: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan
Page 5: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

V

MOTTO

Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan

Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar

-QS. An-Nisa : 114-

“Jika hati senantiasa berniat baik, Allah akan pertemukan dengan hal

yang baik, orang-orang baik, tempat yang baik, dan kesempatan

berbuat baik.”

-Salim A Fillah-

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini saya persembahkan untuk orang yang sangat spesial

dalam hidup saya. Mereka ialah Ibu Aminah, Bapak Adib Gunawan,

Alm. Bapak Iman, Emak Naidah, dan Engkong Neman

Page 6: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

VI

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) Oktober 2018

C) Indri Lestari

D) Pengaruh Self-Regulated Learning, Goal Orientation dan Variabel

Demografis terhadap Perilaku Menyontek pada Siswa SMK Negeri 41

Jakarta

E) xiv + 89 halaman + lampiran

F) Pendidikan merupakan proses pemberdayaan dalam mencerdaskan

kehidupan bangsa. Proses pembelajaran menjadi tidak sehat ketika

tingkat perilaku menyontek tinggi. Banyak pihak yang menganggap

wajar untuk menyontek, padahal menyontek merupakan bibit korupsi.

Perilaku menyontek harus diminimalisir dengan mengetahui dan

mengantisipasi penyebab terjadinya menyontek. Penyebab terjadinya

menyontek diantaranya ialah self-regulated learning, goal orientation,

dan variabel demografis.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh self-regulated

learning (penggunaan strategi kognitif dan regulasi diri), goal

orientation (mastery goal orientation, performance approach goal

orientation, performance avoid goal orientation), dan variabel

demografis (jenis kelamin dan tingkat kelas) terhadap perilaku

menyontek.

Responden dalam penelitian ini berjumlah 220 siswa SMK Negeri

41 Jakarta, teknik pengambilan sampel dengan accidental sampling.

Hasil penelitian menggunakan analisis regresi berganda dengan

menunjukkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari

seluruh variabel terhadap perilaku menyontek, proporsi varians yang

didapatkan ialah 10,2%. Sedangkan dari analisis masing-masing

variabel terdapat satu variabel (regulasi diri) yang signifikan

berpengaruh terhadap menyontek.

G) Bahan bacaan: 61; Buku: 7 + Jurnal: 48 + Artikel Online: 3 + Skripsi: 3

Page 7: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

VII

ABSTRAK

A) Faculty of Psychology

B) Oktober 2018

C) Indri Lestari

D) The Influence of Self-Regulated Learning, Goal Orientation and

Demographic Variables on Cheating Behavior to 41 Public

Vocational High School Students in Jakarta

E) xiv + 89 pages + attachments

F) Education is an empowerment process in educating the life of the

nation. The learning process becomes less healthy when the level of

cheating behavior is high. Many parties consider it reasonable to

cheat, even though cheating is an act of corruption. Cheating

behavior must be minimized by knowing and anticipating the cause

of cheating. The causes of cheating include self-regulated learning,

goal orientation, and demographic variables.

The purpose of this study was to determine the effect of self-

regulated learning (cognitive strategy use and self-regulation), goal

orientation (mastery goal orientation, performance approach goal

orientation, and performance avoid goal orientation), and

demographic variables (gender and grade level) on behavior cheat.

Respondents in this study amounted to 220 students of State

41 Jakarta vocational high school, sampling techniques with

accidental sampling. The results of the study used multiple

regression analysis by showing the results that there is a significant

influence of all variables on cheating behavior, the proportion of

variance obtained is 10.2%. Whereas from the analysis of each

variable there are one variables (self-regulation) which is

significantly influence cheating.

G) Reading materials: 61; Books: 7 + Journals: 48 + Online Article: 3

+ Thesis: 3

Page 8: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

VIII

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur atas kehadirat Allah Ta’ala karena telah memberikan nikmat iman,

nikmat islam, karunia, dan keberkahannya. Berkat kekuasaan-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Self-Regulated Learning, Goal

Orientation dan Variabel Demografis terhadap Perilaku Menyontek pada

Siswa SMK Negeri 41 Jakarta”. Sholawat serta salam tak lupa penulis haturkan

kepada Baginda Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi wa salam atas bimbingan dan

kebaikannya yang sangat berarti bagi seluruh umat. Harapan tertinggi ialah

mendapatkan ridho Allah Ta’ala agar kelak berjumpa dengan-Nya, para Rasul,

sahabat, keluarga, dan umat muslim lainnya di surga.

Penulis menyadari akan kekurangan yang dimiliki, sehingga membuat

pihak lain ikut andil membantu kelancaran dalam menyusun skripsi ini. Peneliti

mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang bersangkutan karena telah

memberikan dukungan moril, materiil, dan do’a. Ucapan terima kasih dan do’a

yang terbaik saya haturkan kepada:

1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah yaitu Prof. Dr. Abdul

Mujib, M.Ag, M.Si, beserta jajarannya.

2. Dosen pembimbing skripsi Dr. Diana Mutiah, M.Si yang telah memberikan

bimbingan, kritik, dan saran kepada penulis demi kesempurnaan skripsi ini.

3. Dosen penguji skripsi Jahja Umar Ph.D dan Solicha, M.Si yang telah

memberikan bimbingan, kritik, dan saran kepada penulis untuk perbaikan

skripsi ini.

4. Dosen dan karyawan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan bantuannya terkait bidang

akademik dan lainnya.

5. Seluruh responden (siswa-siswi SMK Negeri 41 Jakarta) yang ikut

berpartisipasi menjadi sumber data. Serta kepada guru, karyawan, dan rohis

SMK Negeri 41 Jakarta yang memberikan kesempatan penulis untuk

mendapatkan data di sekolah tersebut.

Page 9: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

IX

6. Keluarga penulis yaitu Ibu Aminah, Bapak Adib Gunawan, Bapak Iman

(Rahimahullah), Emak, Engkong, Kakak, Adik, dan saudara sekalian yang

telah memberikan dukungan moril, materiil, dan do’a.

7. Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kelas E dan

angkatan 2014, Forkat An-naml, Komda Psikologi, LDK Syahid,

Kaderisasi 21, IQRAR 41, ASKR FAJR, Jasmine Grup, dan Aisyah Grup

yang telah memberikan motivasi dan saran ketika penulis mengalami

kesulitan.

8. Sahabat-sahabat pejuang skripsi psikologi 2014 yaitu Nia, Shafira, Inay,

Vero, Ni’mah, Novia, Eno, Ziah, Aidah, Sahida, Gio, Nabila, Ima, Atina,

Chida, Desri, Leli, Azizah, Diday, Dina dan teman-teman yang lainnya

sebagai pendamping dan penyemangat penulis di kampus. Serta telah

membantu penulis dalam mengatasi kesulitan penyusunan skripsi.

9. Kepada Guruku Ka Nunung, Ka Siti, Ibu Hasanah, Ka Dila, Ka Archan, Ka

Dian yang selalu memberikan wejangan dan bantuan, sehingga penulis

menjadi manusia yang lebih baik.

10. Kepada Srikandi Uhud (Syari, Ka Ina, Ka Iis, Ka Tika) dan sahabat SMK

ku (Syari, Gabrielle, Melinda, Dewi, Putri, Afri, Ily, Jihan) sebagai tempat

curhatku, penyemangat, dan yang telah membuatku selalu tersenyum.

11. Dan kepada pihak lain yang tidak dapat saya tuliskan satu persatu, terima

kasih atas bantuan dan do’anya.

Semoga Allah Ta’ala memberikan nikmat kepada pihak yang telah

membantu penulis menjadi lebih baik lagi. Semoga karya ini bermanfaat bagi

masyarakat luas. Penulis mengucapkan terima kasih. Karya ini masih terdapat

kekurangan, maka dari itu penulis menerima kritik dan saran untuk menjadikan

karya yang lebih baik lagi kualitasnya.

Jakarta, 9 Oktober 2018

Penulis

Page 10: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

X

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN..................................................................... v

ABSTRAK .......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1-20 1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................. 16

1.2.1 Pembatasan masalah .................................................................. 16

1.2.2 Perumusan masalah ................................................................... 18

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 19

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................. 19

BAB 2 LANDASAN TEORI ......................................................................... 21-41 2.1 Perilaku Menyontek ........................................................................... 21

2.1.1 Pengertian Perilaku Menyontek ................................................ 21

2.1.2 Dimensi-dimensi perilaku menyontek ...................................... 22

2.1.3 Pengukuran perilaku menyontek .............................................. 23

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyontek .......... 24

2.2 Self-Regulated Learning .................................................................... 28

2.2.1 Pengertian self-regulated learning ........................................... 28

2.2.2 Dimensi-dimensi self-regulated learning ................................. 29

2.2.3 Pengukuran self-regulated learning ........................................... 30

2.3 Goal Orientation ................................................................................. 31

2.3.1 Pengertian goal orientation ........................................................ 31

2.3.2 Dimensi-dimensi goal orientation ............................................. 32

2.3.3 Pengukuran goal orientation ...................................................... 33

2.4 Kerangka Berpikir ............................................................................... 34

2.5 Hipotesis Penelitian ............................................................................. 40

BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................. 42-59 3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ........................... 42

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ....................... 43

3.3 Instrumen Pengumpulan Data ............................................................. 45

3.4 Uji Validitas Konstruk ........................................................................ 47

3.4.1 Uji validitas konstruk perilaku menyontek................................. 48

Page 11: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

XI

3.4.2 Uji validitas konstruk self-regulated learning .......................... 50

3.4.2.1 Muatan faktor item penggunaan strategi kognitif .......... 50

3.4.2.2 Muatan faktor item regulasi diri ..................................... 51

3.4.3 Uji validitas konstruk goal orientation ........................................ 52

3.4.3.1 Muatan faktor item mastery goal orientation ................ 52

3.4.3.2 Muatan faktor item performance approach

goal orientation .............................................................. 53

3.4.3.3 Muatan faktor item performance avoid goal orientation.54

3.5 Teknik Analisis Data ........................................................................... 55

BAB 4 HASIL PENELITIAN ....................................................................... 60-72

4.1 Gambaran Subjek Penelitian ............................................................. 60

4.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ..................................................... 61

4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian ............................................... 63

4.4 Uji Hipotesis Penelitian ..................................................................... 65

4.4.1 Analisis regresi variabel penelitian .......................................... 65

4.5 Pengujian Proporsi Varians pada Setiap Independent Variabel ........ 70

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ........................................ 73-83

5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 73

5.2 Diskusi .............................................................................................. 74

5.3 Saran ................................................................................................. 81

5.3.1 Saran teoritis ............................................................................ 81

5.3.2 Saran praktis ............................................................................ 82

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 84

LAMPIRAN ...................................................................................................... 90

Page 12: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

XII

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Sampel Subjek ...................................................................................... 42

Tabel 3.2 Blue Print Skala Perilaku Menyontek .................................................... 46

Tabel 3.3 Blue Print Skala Self-Regulated Learning ............................................. 46

Tabel 3.4 Blue Print Skala Goal Orientation ........................................................ 47

Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Perilaku Menyontek .............................................. 49

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Penggunaan Strategi Kognitif ............................... 51

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Regulasi Diri ........................................................ 52

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Mastery Goal Orientation ..................................... 53

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Performance Approach Goal Orientation ............ 54

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Performance Avoid Goal Orientation ................. 55

Tabel 4.1 Tabel Gambaran Umum Subjek Penelitian ............................................ 60

Tabel 4.2 Tabel Analisis Deskriptif ....................................................................... 62

Tabel 4.3 Norma Skor Variabel ............................................................................. 63

Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel .................................................................... 63

Tabel 4.5 Tabel R Square ...................................................................................... 65

Tabel 4.6 Tabel Anova Pengaruh Keseluruhan IV terhadap DV ........................... 66

Tabel 4.7 Koefisien Regresi .................................................................................. 67

Tabel 4.8 Proporsi Varians Independent Variabel ................................................. 70

Page 13: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

XIII

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir ................................................................... 40

Page 14: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

XIV

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ........................................................................... 90

Lampiran 2 Informed Consent .............................................................................. 91

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian .......................................................................... 93

Lampiran 4 Syntax dan Path Diagram Uji Validitas ............................................ 100

Lampiran 5 Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 106

Page 15: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan proses pemberdayaan dalam mencerdaskan kehidupan

bangsa. Sesuai dengan upaya pemerintah Republik Indonesia dalam membangun

pendidikan di Indonesia berpegang pada pembukaan Undang-undang Dasar 1945

alinea ke empat yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa (Raharjo, 2012).

Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu cita-cita Indonesia, maka

dari itu Indonesia memerlukan pendidikan yang berkualitas.

Menurut Sarbiran (dalam Jatirahayu, 2013) pendidikan berkualitas memiliki

lima tolok ukur, yaitu akuntabilitas, akreditasi, otonomi, manajemen, dan evaluasi.

Evaluasi dapat diketahui dari tingkat keberhasilan pendidikan di periode akhir masa

pendidikan, misalnya dengan nilai UN (Ujian Nasional) yang menjadi salah satu

indikator keberhasilan pendidikan. Namun, sekolah yang menjadikan UN adalah

tonggak utama dalam meraih kualitas pendidikan akan mengakibatkan sekolah

berlomba-lomba agar siswanya meraih nilai UN yang tinggi.

Setiap sekolah mengadakan evaluasi pembelajaran seperti mengadakan

Ujian Sekolah (US) dan Ujian Nasional (UN) untuk menilai kinerja dan

kemampuan siswa dalam belajar, kinerja guru, strategi pembelajaran, dan lainnya.

Sebagai tolok ukur pendidikan yang berkualitas, para siswa melaksanakan ujian

untuk mengetahui adakah perubahan peningkatan atau penurunan pada siswa dalam

hal pembelajaran. Tingginya tingkat menyontek pada siswa merupakan indikasi

sistem pembelajaran yang tidak sehat. Banyak pihak yang menganggap menyontek

Page 16: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

2

sebagai hal yang wajar, padahal menyontek merupakan akar dari korupsi

(Rahmawati, dkk., 2015).

Perilaku menyontek merupakan masalah yang dapat meluas di ranah

pendidikan. Anderman dan kawan-kawan (1998) menyatakan bahwa siswa melihat

menyontek sebagai sarana dalam kelangsungan hidup ketika belajar di lingkungan

yang menekankan persaingan dan nilai. Pemilihan populasi pada penelitian ini

dilihat dari perbandingan hasil penelitian sebelumnya yang mengungkapkan

terjadinya perilaku menyontek di tingkat pendidikan. Penelitian Brandes (1986)

bahwa siswa SMA jauh lebih tinggi terjadinya perilaku menyontek daripada siswa

SD kelas enam. Siswa SMA memberikan peringkat perilaku menyontek yang lebih

tinggi dibandingkan siswa SMP karena mereka memiliki pengalaman sekolah yang

lebih dan perilaku menyontek meningkat pada tingkat kelas secara berurutan. Evan

dan Craig (1990) menyatakan bahwa siswa SMA dengan persentase 71,3 %

menganggap perilaku menyontek adalah suatu hal yang serius. Penelitian David

dan kawan-kawan (dalam Murdock & Anderman, 2006) menyatakan bahwa siswa

SMA sangat mengharapkan menyontek karena sudah tertanam pada diri mereka.

Siswa SMA menyontek sebelum lulus SMA sejumlah 80% sampai 90%.

Penelitian Anderman dan Midgley (2004) melaporkan bahwa siswa pada

masa SMA perilaku menyontek terlihat meningkat untuk mata pelajaran

matematika selama masa penelitian ini. Siswa merasa menyontek itu adalah suatu

hal yang tidak sesuai norma dan siswa yang belum pernah melakukannya dengan

persentase di bawah 90%, sedangkan persentase siswa melaporkan terjadinya

perilaku menyontek di SMA sebesar 76%, sehingga persentase pendapat siswa

Page 17: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

3

tentang perilaku menyontek dengan persentase laporan terjadinya perilaku

menyontek tidak sesuai, persentase perilaku menyontek siswa SMA termasuk

tinggi, padahal siswa tersebut telah menilai bahwa perilaku menyontek merupakan

suatu hal yang tidak sesuai norma (Davis, 1992).

Perilaku menyontek merupakan perilaku yang sensitif, menyontek dapat

dimotivasi oleh tekanan eksternal, tetapi saat menyontek juga menimbulkan

ketakutan tidak bisa sukses (Finn & Frone, 2004). Perilaku menyontek merupakan

masalah yang umum dan dapat terus berlanjut di semua tingkat kelas (Anderman &

Midgley, 2004). Dan hasil penelitian Cizek mengungkapkan puncak terjadinya

menyontek ketika masa SMA (dalam Finn & Frone, 2004). Pada penelitian ini,

peneliti memilih populasi siswa SMA untuk dijadikan responden penelitian karena

puncak menyontek terjadi di kalangan siswa SMA. .

Fenomena perilaku menyontek juga terjadi pada pelajar di Jakarta, Bogor,

Depok, Tangerang, dan Bekasi. Kepala Perwakilan Ombudsman telah menemukan

adanya penyebaran soal dan kunci jawaban Ujian Sekolah Berstandar Nasional

(USBN) 2018 di daerah DKI Jakarta, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi. Soal dan

kunci jawaban USBN berasal dari tempat bimbingan belajar

(megapolitan.kompas.com). Kemudian Kepala Perwakilan Ombudsman Jakarta

Raya juga melaporkan bahwa adanya penyebaran soal ujian yang diketahui dari

laporan orang tua siswa, orang tua siswa mendapatkan informasi tersebut dari

bimbingan belajar, hal itu dilaporkan kepada pihak Ombudsman ketika sedang

melakukan evaluasi Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) 2018 di daerah

DKI Jakarta, Kota Bekasi, Depok, dan Bogor (Jawapos.com). Selain itu, siswa

Page 18: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

4

menyontek saat Ujian Nasional 2015 di daerah Bekasi, Bogor, Bandung,

Lamongan, dan Jakarta. Cara siswa menyontek dengan menggunakan handphone

dan sontekan kertas (cnnindonesia.com).

Siswa SMA Negeri 1 Pleret Bantul masuk dalam kategori tingkat

menyontek “sedang”, kemudian untuk memperbaiki prestasi akademik dengan cara

menyontek (Priaswandy, 2015). Perilaku menyontek di SMA Negeri Kota Padang

termasuk ke dalam kategori yang tinggi. Siswa menyontek dengan menggunakan

catatan jawaban yang telah dipersiapkan, menyalin, dan melihat jawaban orang lain.

Siswa menyontek ketika ujian dikategorikan tinggi sejumlah 71,2% (Agustin, dkk.,

2013). Menurut Masada dan Dachmiati (2016) terdapat banyak cara untuk

menyontek, siswa menyontek dengan cara menggunakan alat komunikasi, catatan

kecil, fotocopian, membuka buku, dan bertanya pada teman disertai dengan

ancaman ataupun tidak. Menurut Prihantari (2017) siswa ketahuan menyontek oleh

pengawas dengan catatan kasus menggunakan catatan kecil di kertas, membuka

buku, bertanya kepada teman secara lisan atau isyarat, dan menggunakan

handphone. Menurut Hosny dan Fatima (2014) menyatakan bahwa menyontek

bukanlah fenomena baru, tetapi cara siswa menyontek menjadi satu-satunya

perubahan terbaru. Siswa menyontek dikarenakan teknologi modern seperti sumber

web, popularitas dari perangkat selular dan jaringan nirkabel. Teknologi modern

tersebut dapat digunakan untuk menyontek.

Peneliti juga melakukan wawancara kepada civitas akademika di SMK

Negeri 41 Jakarta. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru SMK Negeri 41,

siswa masih ada yang menyontek ketika ujian berlangsung, siswa menyontek pada

Page 19: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

5

mata pelajaran yang sulit, seperti mata pelajaran olahraga dan produktif

multimedia, pelajaran tersebut tidak ada teorinya dan tidak diajarkan di kelas. Cara

siswa menyontek dengan menanyakan jawaban kepada temannya. Di sekolah tidak

membuat kesepakatan bersama akan konsekuensi yang akan diberikan kepada

siswa yang menyontek. Beberapa pernyataan dari siswa SMK Negeri 41 Jakarta,

siswa menyontek menggunakan handphone, catatan kecil, mencatat sontekan di

meja, bertanya dengan teman, membuka buku, melihat jawaban teman, dan

bertukar jawaban. Alasan siswa menyontek karena mengikuti temannya yang

menyontek, mendapatkan nilai yang baik dan prestasi akademik, sebelum ujian

tidak belajar, serta belum menguasai materi ujian.

Di kalangan siswa pada dasarnya perilaku menyontek sudah meluas, hal ini

harus segera diminimalisir. Apabila perilaku menyontek terus dibiarkan secara

langsung atau tidak langsung, maka akan sangat mempengaruhi pembentukan

karakter dan kepribadian siswa, rendahnya kualitas pendidikan, bangsa menjadi

tidak bermartabat karena memiliki generasi yang tidak jujur, pemalas, tidak percaya

diri, dan memiliki kecenderungan untuk mencari jalan pintas untuk mencapai tujuan

yang diinginkan, serta berpotensi menjadi koruptor atau penipu. Selain itu, siswa

menjadi kehilangan ide-ide orisinil dan tidak bisa berkreasi karena tidak mau

menyelesaikan soal secara mandiri dan lebih memilih untuk menyalin pekerjaan

orang lain (Prihantari, 2017). Kemudian apabila tidak diminimalisir akan

menyulitkan guru dalam mengukur tingkat keberhasilan pendidikan, sulitnya

mengukur kadar kesuksesan proses belajar mengajar karena siswa memperoleh

nilai yang tidak murni dari kemampuan siswa (Nasahi, dalam Ningsih & Praktikto,

Page 20: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

6

2012). Perilaku menyontek dapat merusak penilaian data baik sebagai indikator

pembelajaran siswa maupun hasil dari umpan balik bagi guru untuk membuat

perencanaan pembelajaran selanjutnya (Anderman & Murdock, 2007).

Tindakan awal yang dilakukan untuk meminimalisir perilaku menyontek

ialah mendeteksi dan mencari tahu faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku

menyontek. Faktor yang mempengaruhi perilaku menyontek yaitu berasal dari

dalam dan luar diri siswa. Berikut ini ialah faktor yang mempengaruhi perilaku

menyontek dari dalam diri. Roig dan DeTomasso (dalam Anderman & Murdock,

2007) menyatakan bahwa siswa yang menyontek sering terjadi pada mereka yang

suka menunda-nunda daripada siswa yang merencanakan waktu belajar dengan

tepat. Siswa lebih sering menyontek ketika mereka tidak memiliki kesiapan dan

kurang percaya diri. Anderman dan Murdock (2007) siswa yang memiliki self-

efficacy yang tinggi cenderung tidak menyontek, dan siswa yang memiliki self-

efficacy rendah memiliki kecenderungan menyontek. Siswa dengan kontrol diri

yang rendah dapat mempengaruhi perilaku yang menyimpang, seperti menyontek

(Anderman & Murdock, 2007).

Perilaku menyontek juga dapat dilihat dari goal orientation seseorang.

Anderman dan Midgley (2004) mengartikan perilaku menyontek merupakan suatu

hal umum di lingkungan sekolah yang kompetitif dan fokus pada nilai atau

peringkat (performance goal) dan menyontek memiliki jenis strategi yang berbeda.

Siswa menyontek saat ujian karena lingkungan belajarnya berorientasi pada kinerja

(performance goal orientation), menyontek berlandaskan untuk mendapatkan nilai

yang bagus dan untuk tetap bertahan di kelasnya. Perilaku menyontek juga dilihat

Page 21: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

7

dari pengaruh self-regulated learning. Anderman dan Murdock (2007) menyatakan

bahwa pembelajaran efekif seringkali menghalangi kebutuhan untuk menggunakan

strategi jalan pintas kognitif atau berpikir pendek, tetapi siswa lebih memilih untuk

menyontek dari pada menggunakan pembelajaran efektif. Siswa melakukan hal

tersebut karena tidak mengetahui bagaimana cara menggunakan strategi

pembelajaran yang efektif. Selain itu, siswa tidak menggunakan waktunya dengan

baik untuk melakukan strategi pembelajaran yang efektif. Siswa tidak

menggunakan strategi self-regulated learning yang baik.

Selain itu, Siswa menyontek karena memiliki konsep diri yang salah

terlepas dari agama (Masada & Dachmiati, 2015). Berbeda dengan siswa yang

berpikir positif akan memiliki harapan yang positif untuk menghadapi hambatan

dalam mengerjakan ujian sekolah, harapan positif tersebut mengarahkan perilaku

siswa untuk fokus kepada kesuksesan, optimis, pemecahan masalah yang

menghilangkan rasa takut gagal, dan menganggap perilaku menyontek tidak

berguna (Nurmayasari & Murusdi, 2015).

Selain faktor pengaruh dari dalam diri juga terdapat faktor yang

mempengaruhi perilaku menyontek dari luar diri. Berikut ini ialah fenomena

perilaku menyontek yang dipengaruhi oleh faktor dari luar diri. Perilaku menyontek

terjadi karena pengaruh teman sebaya. Ketika siswa yang merasa perilaku

menyontek adalah suatu hal yang tidak dapat diterima, menjadikan siswa tersebut

khawatir dalam mempertahankan hubungan dengan temannya, maka dari itu siswa

lebih memilih untuk terlibat dalam perilaku menyontek. Selain itu, siswa dapat

beranggapan menyontek menjadi suatu hal yang dapat diterima karena mencontoh

Page 22: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

8

atau mengikuti temannya (Anderman & Murdock, 2007). Menurut Wade dan

Stinson (1993) perilaku menyontek mendorong siswa untuk memperluas perilaku

ketidakjujuran ke arah yang lain hingga memasuki karir mereka, hal itu terjadi

karena pengawas yang gagal dalam mengambil tindakan, siswa berpikir bahwa

teguran verbal dan nilai yang dikurangi oleh pengawas merupakan konsekuensi

yang normal. Selain itu, siswa menyontek karena adanya kesempatan, pengaruh

lingkungan, dan model yang mereka ikuti. Penelitian Masada dan Dachmiati (2015)

menyatakan bahwa siswa di Jakarta yang mengikuti penelitian ini menunjukkan

bahwa perilaku menyontek terjadi karena adanya kesempatan untuk menentukan

perilaku sesuai situasi, adanya pengaruh lingkungan, dan adanya model untuk

menetapkan perilaku mereka. Hal tersebut dapat mempengaruhinya untuk

berperilaku menyontek ataupun tidak.

Sesuai dengan fenomena yang menjelaskan tentang banyak faktor yang

mempengaruhi perilaku menyontek, di dalam penelitian ini peneliti memilih

variabel self-regulated learning, goal orientation, dan variabel demografis. Berikut

ini ialah fenomena lebih lanjut tentang variabel yang dipilih (self-regulated

learning) yang berkaitan dengan perilaku menyontek. Self-regulated learning

merupakan suatu indikasi yang mempertanyakan tentang alasan siswa memilih

untuk menggunakan strategi atau respon tertentu. Siswa yang berusaha memulai

dan menggunakan self-regulated learning memerlukan persiapan waktu,

kewaspadaan, dan usaha (Zimmerman, 1990). Kemudian, berdasarkan konteks

akademis, self-regulated learning pada siswa merupakan suatu usaha pribadi untuk

Page 23: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

9

mengatur dirinya sendiri dan hasil dari kinerja yang dilakukan (Zimmerman &

Pons, 1990).

Apabila siswa memiliki self-regulated learning yang baik, kemudian

berusaha penuh untuk menggunakan strategi yang rumit dan menghargai strategi

belajarnya, maka siswa tersebut merasa bahwa perilaku menyontek dapat

terkalahkan (Anderman, dkk., 1998). Menurut Paris dan kawan-kawan, self-

regulation sebagai proses dimana siswa menggunakan sejumlah strategi

pembelajaran positif yang berorientasi pada pembelajaran (Panadero & Tapia,

2014). Boekaerts dan Corno (dalam Panadero & Tapia, 2014) menyatakan bahwa

siswa juga dapat bertujuan untuk melakukan penghindaran dan mengaktifkan

strategi yang merugikan untuk pembelajaran, seperti berpura-pura sakit, menyontek

ketika ujian, dan sebagainya. Menurut Anderman dan kawan-kawan (dalam Jurdi,

dkk., 2011), siswa sekolah menengah yang menggunakan strategi pengolahan

kognitif dengan tingkat tinggi saat mengerjakan pekerjaan atau tugas sains, secara

signifikan kemungkinannya kecil untuk melaporkan atau melakukan perilaku

menyontek. Penelitian Bong (2008) self-regulated signifikan berpengaruh secara

negatif dengan perilaku menyontek. Perilaku menyontek secara negatif dipengaruhi

oleh penggunaan strategi kognitif dan penggunaan strategi regulasi diri.

Di dalam konteks self-regulated learning, ketika siswa menganggap

prestasi akademik selalu dikaitkan dengan hasil (nilai) dan bukan dikaitkan dengan

proses belajar, hal tersebut menyebabkan siswa menjadi cenderung melakukan

tindakan curang atau menyontek (Sarirah, dkk., 2017). Ketika siswa berorientasi

pada hasil yang berupa nilai yang baik, tanpa melihat dan mementingkan proses

Page 24: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

10

belajarnya, maka siswa cenderung akan menghalalkan segala cara seperti

menyontek. Siswa memiliki pengaruh self-regulated yang semakin tinggi, maka

perilaku menyontek semakin rendah, dan apabila pengaruh self-regulated semakin

rendah, maka perilaku menyontek semakin tinggi (Chotim & Sunawan, 2007).

Berbeda dengan hasil penelitian di atas yang menjelaskan bahwa self-

regulated learning mempunyai hubungan dan berpengaruh terhadap perilaku

menyontek. Berikut ini terdapat hasil penelitian yang mengungkapkan bahwa self-

regulated learning tidak memiliki hubungan dan pengaruh terhadap perilaku

menyontek. Penelitian Bintoro dan kawan-kawan (2013) menyatakan bahwa self-

regulated learning tidak memiliki hubungan secara negatif terhadap perilaku

menyontek. Perilaku menyontek merupakan kegiatan yang dilakukan secara

sengaja ataupun tidak sengaja untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Setiap siswa

memiliki self-regulated learning yang berbeda-beda, sehingga menyebabkan

perbedaan pada perilaku menyontek. Lingkungan dapat menjadi faktor eksternal

dari self-regulated learning yang membuat perbedaan dalam melakukan suatu

perilaku seseorang, seperti dalam perilaku menyontek.

Kemudian, Loppies, (2014) menyatakan bahwa self-regulated learning

tidak memiliki hubungan secara signifikan terhadap perilaku menyontek. Siswa

yang mempunyai self-regulated learning yang baik dalam mengontrol dan

meregulasi diri pada kesiapan belajar, menyebabkan siswa tidak selalu

menunjukkan perilaku menyontek. Kemudian siswa yang memiliki self-regulated

learning yang buruk tidak selalu menyontek dan sebaliknya tidak selalu tidak

menyontek. Dari beberapa penelitian yang meneliti tentang pengaruh self-regulated

Page 25: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

11

learning terhadap perilaku menyontek terdapat ketidakselarasan hasil penelitian,

ada beberapa penelitian yang mengungkapkan bahwa ada pengaruh self-regulated

learning terhadap perilaku menyontek dan ada beberapa penelitian yang

mengatakan bahwa tidak ada pengaruh dan hubungan. Kemudian, dari

ketidakselarassan penelitian ini membuat peneliti tertarik untuk memilih dan

menguji lebih lanjut self-regulated learning sebagai independent variabel.

Selanjutnya berikut ini fenomena lebih lanjut tentang variabel yang dipilih

yaitu goal orientation terhadap perilaku menyontek. Penelitian Anderman dan

kawan-kawan (dalam Jordan, 2001) bahwa siswa yang memiliki keinginan untuk

belajar atau menguasai informasi tertentu cenderung tidak menyontek, sedangkan

siswa yang didorong oleh faktor ekstrinsik atau performance goal orientation,

seperti kedudukan akademik, nilai, atau beberapa evaluasi kinerja lainnya

cenderung untuk menyontek. Pada siswa sekolah menengah, perilaku menyontek

dipengaruhi secara positif oleh performance goal orientation dan dipengaruhi

secara negatif oleh mastery goal orientation. Semakin tinggi pengaruh performance

goal orientation, maka semakin tinggi perilaku menyontek. Dan semakin tinggi

pengaruh mastery goal orientation, maka semakin rendah perilaku menyontek.

Menurut Jordan (2011) bahwa siswa yang menyontek memiliki mastery

goal orientation yang lebih rendah dan tingginya performance goal orientation.

Siswa yang menyontek melaporkan peningkatan performance goal orientation dan

terjadinya penurunan pada mastery goal orientation, hal ini terjadi di mata pelajaran

tertentu. Penelitian Bong (2008) menyatakan bahwa perilaku menyontek signifikan

dipengaruhi secara positif oleh performance approach goal orientation dan

Page 26: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

12

performance avoid goal orientation. Kuatnya pengaruh performance avoid goal

orientation akan meningkatkan perilaku menyontek. Penelitian Ehrlich dan kawan-

kawan (dalam Anderman & Murdock, 2007) bahwa siswa menyontek karena

mempertahankan citra tertentu pada diri mereka atau teman mereka. Penelitian

Tayan (2017) menyatakan alasan atau penyebab siswa menyontek karena

kebutuhan untuk mendapatkan nilai yang tinggi dengan persentase sejumlah 82%,

sedangkan siswa terpaksa untuk menyontek karena tingkat kesulitan ujian

persentase sejumlah 59%.

Siswa yang merasakan penekanan pada perfomance goal orientation lebih

menerima perilaku menyontek daripada siswa yang fokus pada mastery goal

orientation, kemudian siswa yang menyontek dalam sains menganggap di kelasnya

fokus pada performance goal orientation (Anderman, dkk., 1998). Siswa yang

menyontek pada pelajaran matematika meningkat karena berada di kelas yang

memegang mastery goal orientation rendah dan performance goal orientation

tinggi (Anderman, E.M. & Midgley, C., 2004). Murdock, T.B., Hale, N.M., dan

Weber, M.J (2001) menyatakan hasil penelitiannya yang mengaitkan antara

perilaku menyontek dengan orientasi motivasi. Di dalam motivasi memegang

personal performance goal orientation dan menganggap kelasnya kurang fokus

pada mastery goal orientation, sehingga hal tersebut meningkatkan perilaku

menyontek. Goal orientation dapat dilihat pada siswa yang ingin mendapatkan nilai

A di kelas, apakah alasannya karena siswa itu terlihat lebih baik daripada teman

sekelasnya atau agar dapat menguasai konten mata pelajaran?. Alasan siswa

Page 27: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

13

berperilaku seperti yang ia lakukan didapat dari goal orientation (McCollum &

Kajs, 2007).

Menurut Rahmawati dan kawan-kawan (2015) bahwa siswa yang

menyontek merupakan refleksi dari orientasi belajar siswa yang cenderung

mengejar nilai daripada kompetensi. Siswa yang mendapatkan nilai ujian yang

bagus akan mendapatkan predikat positif (pandai), sedangkan siswa yang

mendapatkan nilai rendah mendapat predikat negatif (kurang pandai). Sehingga

siswa fokus mendapatkan penilaian positif (performance approach goal

orientation) dan menghindari penilaian negatif (performance avoid goal

orientation). Bagi siswa yang berorientasi pada tujuan penguasaan (mastery goal

orientation), perilaku menyontek tidak akan memberikan manfaat. Siswa lebih

memilih untuk mengerti, memahami, dan menguasai materi, siswa memiliki tujuan

sekolah atau belajar untuk memperoleh kompetensi dari bidang yang dipelajari.

Selain dari penelitian yang mengungkapkan bahwa goal orientation

memiliki pengaruh dan berkaitan dengan perilaku menyontek, berikut ini terdapat

penelitian yang menyatakan bahwa goal orientation tidak berpengaruh terhdap

perilaku menyontek. Penelitian Andrestia (2011) bahwa goal orientation tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku menyontek. Goal orientation tidak

berpengaruh terhadap perilaku menyontek karena sampel memiliki aturan dan cara

pandang yang baru, mereka memiliki keinginan dan nilai yang baru, dan mereka

memiliki eksistensi yang berfokus pada proses (mastery goal orientation) daripada

hasil (performance goal orienttaion). Sehingga mereka tidak memilih untuk

menyontek.

Page 28: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

14

Penelitian Apostolou (2015) mengatakan bahwa performance approach

goal orientation dan performance avoid goal orientation tidak memiliki pengaruh

terhadap perilaku menyontek. Tetapi hanya mastery approach goal orientation

memiliki pengaruh terhadap perilaku menyontek, mastery performance approach

dapat mencegah perilaku menyontek di dalam pengaturan akademik. Berbeda

dengan penelitian Niiya dan kawan-kawan (2008) bahwa siswa yang memiliki

performance avoid goal orientation mempengaruhi menyontek dengan arah yang

positif. Apabila performance avoid goal orientation tinggi, maka akan

mempengaruhi perilaku menyontek menjadi tinggi. Dan siswa yang memiliki

performance approach goal orientation juga mempengaruhi perilaku menyontek,

tetapi pada penelitian ini performance approach goal orientation memiliki

pengaruh yang rendah terhadap perilaku menyontek. Kemudian, mastery goal

orientation tidak mempengaruhi dan tidak mencegah perilaku menyontek. Siswa

yang memegang mastery goal orientation tidak menyontek ketika sendirian. Dan

siswa yang belajar lebih giat untuk ujian tidak menganggap ujian sebagai suatu hal

yang sangat sulit.

Dari pendapat McCollum dan Kajs (2007) bahwasannya siswa melakukan

suatu perilaku karena didapatkan dari goal orientation yang dipegangnya. Sehingga

variabel goal orientation ini menjadi suatu hal yang menarik untuk diteliti karena

perilaku menyontek kemungkinan muncul atas dasar goal orientation yang dimiliki

siswa. Kemudian dari beberapa peneliti mengungkapkan bahwa adanya

ketidakselarasan hasil penelitian antara goal orientation terhadap perilaku

menyontek, ada yang mengatakan memiliki pengaruh dan ada beberapa penelitian

Page 29: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

15

yang menyatakan tidak memiliki pengaruh. Dari ketidakselarsan penelitian ini

membuat peneliti tertarik untuk memilih dan meneliti lebih lanjut goal orientation

sebagai independent variable.

Fenomena selanjutnya tentang variabel yang dipilih yaitu variabel

demografis (jenis kelamin dan tingkat kelas) yang berkaitan dengan perilaku

menyontek. Variabel demografis (jenis kelamin) signifikan berhubungan dengan

perilaku menyontek. Siswa berjenis kelamin laki-laki menyontek lebih sering

dibandingkan siswa perempuan dan tingkat persentase menyontek lebih tinggi

dilakukan oleh siswa berjenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan (Davis,

Becker, & McGregor, 1992; Genereux dan McLeod, 1995; Anderman, dkk., 1998;

Finn & Frone, 2004). Berbeda dengan penelitian Leming (1980) bahwa siswa

berjenis kelamin perempuan memiliki perilaku meyontek yang lebih tinggi

dibandingkan siswa berjenis kelamin laki-laki apabila resiko hukuman rendah.

Kemudian penelitian Yang dan kawan-kawan (2013) bahwa jenis kelamin tidak

berpengaruh terhadap perilaku menyontek dan tidak ada perbedaan antara jenis

kelamin laki-laki dan perempuan dalam melaporkan perilaku menyontek. Dari

perbedaan hasil penelitian ini membuat peneliti tertarik dan ingin meneliti lebih

lanjut tentang variabel jenis kelamin untuk diprediksi apakah memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap perilaku menyontek atau tidak.

Pada variabel demografis tingkat kelas, penelitian Newstead dan kawan-

kawan (dalam Anderman, dkk., 1998) bahwa siswa yang lebih muda melaporkan

menyontek lebih sering dibandingkan siswa yang lebih tua, hal tersebut terjadi

karena terdapat alasan ekstrinsik. Alasan ekstrinsik tersebut siswa menyontek

Page 30: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

16

karena lingkungannya menekankan kinerja. Berbeda dengan hasil penelitian

Anderman dan Midgley (2004) menyatakan bahwa siswa akhir kelas delapan dan

siswa akhir kelas sembilan menunjukkan ada peningkatan menyontek. Dari

penelitian terkait variabel tingkat kelas memiliki hasil yang berbeda pada tingkat

kelas yang lebih rendah atau tingkat kelas yang lebih tinggi yang memiliki

persentase menyontek tinggi, maka dari itu peneliti ingin meneliti lebih lanjut

dengan mengambil variabel tingkat kelas.

Berdasarkan fenomena dan penelitian-penelitian yang telah dipaparkan

sebelumnya, maka peneliti ingin mengetahui ada atau tidaknya pengaruh dari self-

regulated learning, goal orientation, dan variabel demografis terhadap perilaku

menyontek di ranah pendidikan. Peneliti ingin melakukan penelitian ini kepada

siswa SMK Negeri 41 Jakarta. Dari pemikiran tersebut, peneliti tertarik dan ingin

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh self-regulated learning, goal

orientation, dan variabel demografis terhadap perilaku menyontek pada siswa

SMK Negeri 41 Jakarta”.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan masalah

Pembatasan masalah dilakukan agar lebih terarah dan tidak melebar lebih luas,

maka dari itu peneliti membatasi permasalahan sesuai dengan variabel-variabel dan

sampel yang ingin diteliti, berikut pembatasan masalah yang dilakukan:

1. Perilaku menyontek yang dimaksud dalam penelitian ialah suatu tindakan atau

perbuatan yang berupa memberi, mengambil, menerima informasi yang tidak

diperbolehkan, menggunakan materi atau peralatan yang tidak diperbolehkan,

Page 31: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

17

memanfaatkan kelemahan orang lain untuk menyontek dan mendapatkan

keuntungan pada saat ujian berlangsung.

2. Self-Regulated Learning (SRL) yang dimaksud dalam penelitian ini ialah usaha

aktif dan konstruktif ketika seorang siswa menetapkan tujuan pembelajaran,

kemudian melakukan pemantauan dan melakukan pengaturan diri dengan

mengendalikan kognisi dan metakognisi dalam rangka agar tujuan belajarnya

tercapai. Di dalam hal ini ada dua macam self-regulated learning yang diukur

yaitu penggunaan strategi kognisi dan regulasi diri dengan memanfaatkan

strategi metakognisi karena kedua hal ini sangat berkaitan dengan strategi

pembelajaran.

3. Goal orientation yang dimaksud dalam penelitian ini ialah alasan atau tujuan

seorang siswa yang berkaitan dengan perilaku akademik. Secara umum goal

orientation siswa dalam belajar terdapat dua macam yaitu mastery goal

orientation dan performance goal orientation. Tetapi khusus dalam penelitian

ini performance goal orientation yang diukur terdapat dua bentuk yaitu

performance approach goal orientation (tujuan siswa untuk menunjukkan

kompetensi atau kemampuannya) dan performance avoid goal orientation

(tujuan siswa untuk menghindari suatu hal yang menunjukkan

ketidakmampuannya).

4. Variabel demografis yang dimaksud adalah jenis kelamin dan tingkat kelas

sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku menyontek.

5. Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 41 Jakarta.

Page 32: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

18

1.2.2 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat difokuskan dan dirumuskan

pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara self-regulated learning, goal

orientation, dan variabel demografis terhadap perilaku menyontek pada

siswa SMK Negeri 41 Jakarta?

2. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara penggunaan strategi kognitif

terhadap perilaku menyontek pada siswa SMK Negeri 41 Jakarta?

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara regulasi diri terhadap perilaku

menyontek pada siswa SMK Negeri 41 Jakarta?

4. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara mastery goal orientation

terhadap perilaku menyontek pada siswa SMK Negeri 41 Jakarta?

5. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara performance approach goal

orientation terhadap perilaku menyontek pada siswa SMK Negeri 41

Jakarta?

6. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara performance avoid goal

orientation terhadap perilaku menyontek pada siswa SMK Negeri 41

Jakarta?

7. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara jenis kelamin terhadap

perilaku menyontek pada siswa SMK Negeri 41 Jakarta?

8. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara tingkat kelas terhadap perilaku

menyontek pada siswa SMK Negeri 41 Jakarta?

Page 33: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

19

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pembahasan masalah di atas, maka didapatkan tujuan penelitian ini

sebagai berikut:

1. Menguji pengaruh variabel self-regulated learning, goal orientation, dan

variabel demografis terhadap perilaku menyontek pada siswa SMK Negeri

41 Jakarta.

2. Menguji adanya besaran sumbangan self-regulated learning, goal

orientation, dan variabel demografis terhadap perilaku menyontek pada

siswa SMK Negeri 41 Jakarta.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan agar memberikan manfaat yang bersifat teoritis

maupun praktis kepada pembaca, berikut manfaat dari penelitian ini:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan untuk dapat memberikan manfaat keilmuan secara

teoritis dan ilmiah terkait hasil penelitian menyontek dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi rujukan dan

pembanding bagi penelitian selanjutnya. Kemudian menambah wawasan

pengetahuan pada ranah pendidikan.

2. Manfaat praktis

Dari penelitian ini dapat menambah pengetahuan guru, siswa, dan orangtua

siswa terkait menyontek dan faktor yang mempengaruhinya, sehingga pihak

yang terkait dapat meminimalisir penyebab siswa menyontek.

Page 34: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

20

Dan manfaatnya bagi siswa, menjadikannya sadar bahwa menyontek itu

merugikan. Jika, siswa ingin mendapatkan nilai yang baik, maka belajar

dengan tekun sesuai dengan metode pembelajaran mandiri. Selain untuk

meminimalisir siswa yang menyontek, tujuannya untuk mengurangi

perilaku korupsi dan kejahatan.

Page 35: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

21

BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1 Perilaku Menyontek

2.1.1 Pengertian perilaku menyontek

Ehrlich dan kawan-kawan (dalam Anderman & Murdock, 2007) mendefinisikan

perilaku menyontek yaitu suatu tindakan tidak jujur atau tidak adil yang dilakukan

secara sengaja untuk mendapatkan beberapa keuntungan, manfaat, keberhasilan

akademik, dan menghindari kegagalan dalam bidang akademik. Menurut

Anderman dan Murdock (2007), pengertian perilaku menyontek ditinjau dari

perspektif pembelajaran merupakan tindakan dengan suatu strategi yang berfungsi

sebagai jalan pintas kognitif atau berpikir pendek.

Perilaku menyontek merupakan strategi yang digunakan untuk

mendapatkan nilai yang baik dengan cara yang tidak dibenarkan dan untuk bertahan

hidup pada konteks lingkungan yang menekankan persaingan dan pendapatan nilai

(Anderman, dkk., 1998). Sheard dan Dick (2003) menyatakan bahwa perilaku

menyontek merupakan serangkaian praktik yang dianggap tidak legal, tidak etis,

tidak bermoral, dan bertentangan dengan peraturan institusi.

Perilaku menyontek menurut Merriam dan Webster (dalam Finn & Frone,

2004) merupakan suatu tindakan untuk menghilangkan sesuatu yang berharga

dengan melakukan penipuan atau kecurangan. Cizek (dalam Finn & Frone, 2004)

mendefinisikan perilaku menyontek merupakan tindakan yang melanggar aturan

yang telah ditentukan untuk menyelesaikan tugas dan ujian.

Page 36: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

22

Definisi perilaku menyontek menurut Cizek (2003), pertama perilaku

menyontek adalah suatu tindakan yang melanggar aturan yang telah ditetapkan

secara administratif pada saat ujian dan penyelesaian tugas yang telah diberikan.

Kedua, perilaku menyontek dicerminkan dengan bentuk pemberian keuntungan

kepada seorang siswa dan menjadi hal yang tidak adil terhadap siswa yang lain saat

ujian ataupun pemberian tugas. Ketiga, perilaku menyontek merupakan tindakan

siswa atas hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan kinerjanya dalam ujian dan

tugas, sehingga tindakan tersebut dapat mengurangi keakuratan menilai

kemampuan siswa dalam ujian dan pengerjaan tugas.

Pada penelitian ini, peneliti mengacu pada definisi perilaku menyontek yang

dinyatakan oleh Cizek (2003). Alasan dari pemilihan teori ini karena pada

pemaparannya menjelaskan secara lengkap bahwa perilaku menyontek suatu

tindakan yang melanggar aturan, memberikan keuntungan bagi pelaku, hasil yang

didapatkan dari menyontek tidak sesuai kemampuan dan mengurangi keakuratan

penilaian. Di dalam pengertian ini mencakup penjelasan tentang perilaku atau

tindakannya, cara mnyontek, dan akibat dari tindakan yang dilakukan secara lebih

jelas, sehingga definisi ini cocok untuk kebutuhan penelitian.

2.1.2 Dimensi-dimensi perilaku menyontek

Penelitian ini menggunakan dimensi Cizek (2003) perilaku menyontek yang

memiliki tiga dimensi dalam teori taxonomy for cheating, di antaranya yaitu:

1. Memberi, mengambil, dan menerima informasi

Memberi, mengambil, atau menerima informasi dari orang lain, hal ini

bertentangan dengan peraturan penugasan dan pegujian yang telah

Page 37: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

23

disepakati. Siswa yang membisikan jawaban kepada teman sekelasnya saat

ujian, dan siswa yang berkerjasama dalam pekerjaan rumah (PR) yang

seharusnya diselesaikan secara mandiri.

2. Menggunakan bahan-bahan yang tidak diperbolehkan

Siswa menggunakan bahan terlarang untuk menyelesaikan tugas atau ujian,

salah satu contohnya yaitu menggunakan lembar sontekan.

3. Memanfaatkan kelemahan orang lain, prosedur, atau proses untuk

memperoleh keuntungan

Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan keuntungan dalam tugas dan

ujian. Contoh perilaku menyontek yang mengerikan yaitu siswa yang

mendapatkan akses melihat buku penilaian guru yang tertinggal, lalu siswa

tersebut merubah nilai tugas dan ujiannya.

2.1.3 Pengukuran perilaku menyontek

Berdasarkan instrumen pengukuran perilaku menyontek Finn dan Frone (2004)

yang menggunakan lima skala likert. Pengukuran perilaku menyontek terdapat

empat tipe yaitu (a) menyontek pada ujian, (b) menyalin PR (Pekerjaan Rumah)

yang telah diselesaikan oleh orang lain, (c) memperoleh PR (Pekerjaan Rumah)

yang diselesaikan oleh orang lain, dan (d) plagiarisme.

Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur berdasarkan

dimensi dari teori Cizek (2003). Alasannya karena dimensi dari teori Cizek (2003)

lebih mewakili kebutuhan-kebutuhan dalam penelitian ini. Siswa yang menyontek

dapat digambarkan melalui dimensi-dimensi ini. Pada penelitian ini, skala

Page 38: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

24

menyontek terdiri dari pernyataan-pernyataan yang menggambarkan perilaku

menyontek siswa.

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyontek

Ada banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku menyontek. Berikut ini

ialah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menyontek:

1. Faktor Demografis

Setiap siswa terdapat perbedaan dalam perilaku menyontek, hal tersebut

dikaitkan dengan faktor demografis. Faktor demografis berupa jenis

kelamin, usia dan tingkat kelas, perbedaan budaya, etnik, status sosio-

ekonomi, status pernikahan atau pekerjaan, dan agama.

Menurut Calabrese dan Cochran (Anderman & Murdock, 2007)

pada faktor demografis jenis kelamin, siswa berjenis kelamin laki-laki

menyontek lebih banyak dibandingkan perempuan. Anderman dan Midgley

(Anderman & Murdock, 2007) menyatakan pada faktor demografis usia dan

tingkat kelas, pada pelajaran matematika tingkat menyontek meningkat

selama masa transisi dari kelas VIII ke kelas IX. Pada faktor demografis

budaya menurut Evans dan kawan-kawan (Anderman & Murdock, 2007)

bahwa siswa di Jerman pada kelas XI memiliki tingkat menyontek yang

rendah dan memandang menyontek sebagai masalah yang kurang serius di

sekolah mereka daripada siswa Costa Rican atau Amerika. Faktor

demografis etnik menurut Calabrese dan Cochran, siswa SMA yang berasal

dari etnik Caucasian lebih cenderung menyontek dibandingkan temannya

Page 39: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

25

yang berasal dari etnik Hispanic atau Asian (dalam Anderman & Murdock,

2007).

Faktor demografis pada status sosio-ekonomi, Calabrese dan

Cochran (Anderman & Murdock, 2007) menyatakan bahwa siswa yang

cenderung menyontek ialah siswa yang sekolah di swasta dan memiliki

tingkat sosio-ekonomi yang tinggi daripada siswa SMA Negeri. Faktor

demografis status pernikahan atau pekerjaan menurut Haines dan kawan-

kawan (Anderman & Murdock, 2007), siswa yang belum menikah lebih

cenderung menyontek dibandingkan dengan siswa yang sudah menikah.

Faktor demografis agama menurut Sutton dan Huba (Anderman &

Murdock, 2007), siswa yang beragama memiliki kemungkinan yang kecil

untuk membenarkan perilaku menyontek.

2. Faktor Karakteristik Akademik

Di dalam faktor karakteristik akademik terdapat jenis kemampuan dan area

subjek. Faktor karakteristik akademik pada jenis kemampuan menurut

Newstead dan kawan-kawan (Anderman & Murdock, 2007) siswa

cenderung menyontek karena memiliki kemampuan yang lebih rendah.

Faktor karakteristik akademik pada jenis area subjek menurut Bowers

(Anderman & Murdock, 2007) perilaku menyontek sering terjadi pada

bidang sains, bisnis, dan teknik dibandingkan dengan bidang seni rupa dan

ilmu sosial.

Page 40: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

26

3. Faktor Motivasi

Dua indikator dalam motivasi berprestasi yang berkaitan dengan perilaku

menyontek ialah academic self-efficacy dan goal orientation. Berdasarkan

Anderman & Murdock (2007) bahwa siswa yang memiliki self-efficacy

yang tinggi cenderung tidak menyontek, dan siswa yang memiliki self-

efficacy rendah memiliki kecenderungan menyontek. Dweck dan Sorich

(Anderman & Murdock, 2007) berdasarkan hasil penelitiannya menyatakan

bahwa siswa Sekolah Dasar (SD) yang memiliki goal tertentu akan

mempengaruhi keputusannya untuk menyontek.

4. Karakteristik Kepribadian

Di dalam karakteristik kepribadian terdapat beberapa bagian yaitu

impulsivitas, sensation-seeking, dan self-control. Ketiga bagian tersebut

berkaitan dengan perilaku menyontek. Penelitian Anderman dan Murdock

(2007) menyatakan bahwa bagi individu yang memiliki kebutuhan yang

tinggi akan impulsivitas dan sensation-seeking menyebabkan akan lebih

sering menyontek. Kemudian, individu dengan self-control yang rendah

dapat mempengaruhi perilaku yang menyimpang, seperti menyontek.

5. Strategi Pembelajaran

Anderman dan Murdock (2007) menyatakan bahwa pembelajaran efekif

seringkali menghalangi kebutuhan untuk menggunakan strategi jalan pintas

kognitif atau berpikir pendek, tetapi siswa lebih memilih untuk menyontek

dari pada menggunakan pembelajaran efektif. Siswa melakukan hal tersebut

karena tidak mengetahui bagaimana cara menggunakan strategi

Page 41: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

27

pembelajaran yang efektif. Selain itu, siswa tidak menggunakan waktunya

dengan baik untuk melakukan strategi pembelajaran yang efektif. Siswa

tidak menggunakan strategi self-regulated learning yang baik.

6. Pengaruh Teman Sebaya

Ketika siswa yang merasa perilaku menyontek adalah suatu hal yang tidak

dapat diterima, menjadikan siswa tersebut khawatir dalam mempertahankan

hubungan dengan temannya, maka dari itu siswa lebih memilih untuk

terlibat dalam perilaku menyontek. Selain itu, siswa dapat beranggapan

menyontek menjadi suatu hal yang dapat diterima karena mencontoh atau

mengikuti temannya (Anderman & Murdock, 2007).

Berdasarkan faktor-faktor penyebab terjadinya perilaku menyontek di atas,

peneliti memilih variabel self-regulated learning, goal orientation, dan variabel

demografis. Alasan peneliti memilih variabel tersebut karena berdasarkan

penelitian-penelitian sebelumnya yang telah menjelaskan bahwa variabel self-

regulated learning, goal orientation, dan variabel demografi yang menghasilkan

adanya dan tidak adanya pengaruh terhadap perilaku menyontek. Sehingga terdapat

kesenjangan antar hasil penelitian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk

meneliti lebih lanjut. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan civitas

akademika SMK Negeri 41 Jakarta, siswa cenderung menyontek karena tidak

belajar ketika ingin ujian, belum menguasai materi belajar, menyontek pada mata

pelajaran yang sulit, dan mempunyai tujuan untuk mendapatkan nilai yang baik

dengan cara menyontek. Penelitian ini ditujukan kepada siswa SMK Negeri 41

Jakarta agar subjek penelitian lebih luas.

Page 42: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

28

2.2 Self-Regulated Learning

2.2.1 Pengertian self-regulated learning

Ormrod (2009) mendefinisikan self-regulated learning ialah pengaturan diri

terhadap proses-proses kognitif yang dilakukan sendiri agar hasil belajarnya sukses.

Self-regulated learning bisa timbul dari co-regulated learning (pembelajaran yang

diatur bersama-sama), proses belajar dilakukan oleh guru dan siswa yang berbagi

tanggung jawab untuk mengarahkan berbagai aspek proses belajar, seperti

menetapkan tujuan, mengidentifikasi strategi belajar yang efektif, mengevaluasi

kemajuan, dan sebagainya.

Berdasarkan konteks akademis, self-regulated learning pada siswa

merupakan suatu usaha pribadi untuk mengatur dirinya sendiri dan hasil dari kinerja

yang dilakukan. Self-regulated learning merupakan suatu usaha untuk memahami

dampak lingkungan terhadap siswa, dan menjadikan siswa berperilaku untuk

memperbaiki lingkungan itu dengan menggunakan berbagai strategi (Zimmerman

& Pons, 1990). Self-regulated learning merupakan suatu pengaturan diri yang

berindikasi dalam bagaimana dan mengapa siswa memilih untuk menggunakan

strategi atau respon tertentu. Siswa yang berusaha memulai dan menggunakan self-

regulated learning memerlukan persiapan waktu, kewaspadaan, dan usaha

(Zimmerman, 1990).

Menurut Pintrich (dalam Schunk, 2005), menyatakan bahwa self-regulated

learning merupakan usaha aktif dan konstruktif dengan menetapkan tujuan

pembelajaran, pemantauan, pengaturan, pengendalian kognisi, motivasi, dan

perilaku. Definisi self-regulated learning menurut Bandura (dalam Mukhid, 2008)

Page 43: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

29

suatu perencanaan yang hati-hati dan kegiatan memonitoring proses-proses kognitif

dan afektif dalam penyelesaian tugas dengan baik.

Zimmerman (1990) mendefinisikan self-regulated learning siswa menjadi

tiga fitur, di antaranya ialah suatu usaha untuk menggunakan strategi self-regulated

learning, responsif terhadap feedback efektifitas belajar yang berorientasi pada diri

sendiri, dan proses motivasi yang ada pada diri masing-masing siswa. Siswa dengan

self-regulated lebih memilih dan menggunakan strategi self-regulated learning

untuk mencapai hasil akademik yang diinginkan dan sesuai dengan feedback

efektivitas belajar dan keterampilan.

Definisi self-regulated learning yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan teori Pintrich (dalam Schunk, 2005) yang menyatakan bahwa self-

regulated learning merupakan usaha aktif dan konstruktif dengan menetapkan

tujuan pembelajaran, pemantauan, pengaturan, pengendalian kognisi, motivasi, dan

perilaku. Alasan memilih definisi dari teori Pintrich karena di dalam definisi ini

menjelaskan tentang suatu kemampuan dalam mengatur banyak aspek, seperti

kognisi, motivasi, dan perilaku. Dari pengertian ini cocok dipilih untuk penelitian

ini karena siswa yang memiliki self-regulated learning mampu mengatur aspek

kognisi, motivasi, dan perilaku.

2.2.2 Dimensi-dimensi self-regulated learning

Menurut Pintrich dan DeGroot (1990) dalam teori penelitiannya membagi self-

regulated learning menjadi dua dimensi. Berikut ini merupakan penjelasan

dimensi-dimensi yang terdapat dalam variabel self-regulated learning:

Page 44: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

30

1. Penggunaan Strategi Kognitif

Penggunakan strategi kognitif ialah strategi yang digunakan dalam belajar,

seperti strategi latihan dengan mengucapkan kata-kata berulang untuk

membantu mengingat, strategi elaborasi dengan meringkas, strategi

pengorganisasian dengan menguraikan bab-bab dalam buku.

2. Regulasi Diri

Regulasi diri ialah strategi yang digunakan yang di dalamnya terdapat strategi

metakognitif dengan perencanaan pembelajaran, membaca cepat (skimming),

dan melakukan pemahaman pada suatu materi yang dipelajari secara berulang-

ulang. Selain itu, strategi manajeman usaha ada di dalam regulasi diri, siswa

memiliki kegigihan dan ketekunan dalam mengerjakan tugas yang sulit.

2.2.3 Pengukuran self-regulated learning

Pengukuran self-regulated learning oleh Zimmerman dan Pons (1986) yang

bernama Self-Regulated Learning Interview Schedule (SRLIS), metode yang

digunakan ialah mewawancarai siswa SMA di ruangan terpisah pada waktu yang

sudah dijadwalkan, target wawancara terkait strategi belajar dan menilai jawaban

siswa, konsistensi jawaban siswapun diuji.

Pintrich dan DeGroot (1990) menggunakan alat ukur Motivated Strategies

for Learning Questionnaire (MSLQ). Pada penelitian ini, peneliti mengadaptasi

self-regulated learning components beserta dua dimensi yang ada di dalam MSLQ.

Alasan memilih pengukuran self-regulated learning dari alat ukur MSLQ karena

pengukuran ini cocok untuk siswa SMA. Di dalam MSLQ ini memiliki banyak

strategi belajar mandiri yang dapat diterapkan siswa dalam sistem pembelajarannya

Page 45: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

31

yang diatur sendiri, maka dari itu strategi belajar mandiri yang dilakukan sehari-

hari oleh siswa dapat diukur melalui alat ukur MSLQ ini.

2.3 Goal Orientation

2.3.1 Pengertian goal orientation

Meece dan kawan-kawan mendefinisikan goal orientation sebagai seperangkat

tujuan perilaku yang menentukan bagaimana siswa melakukan pendekatan dan

terlibat dalam kegiatan belajar (McCollum & Kajs, 2007). Goal orientation

menurut Wolfolk-Hoy dan Hoy (dalam McCollum & Kajs, 2007) ialah seperangkat

keyakinan mengenai tujuan mereka, goal orientation merupakan suatu hal yang

dapat menjelaskan mengapa tujuan tersebut penting bagi mereka.

Goal orientation merupakan tujuan siswa yang berdasarkan usaha dalam

melakukan suatu hal untuk mendapatkan nilai A di kelas, alasan siswa melakukan

hal tersebut karena ingin terlihat lebih baik daripada teman sekelasnya atau agar

dapat menguasai konten mata pelajaran. Siswa berperilaku seperti yang ia lakukan

didapat dari goal orientation (McCollum & Kajs, 2007). Menurut Ames (Kaplan &

Maehr; 2007) goal orientation didefinisikan sebagai orientasi yang terletak pada

tindakan dalam pencapaian tugas.

Turner dan kawan-kawan (Shumow & Schmidt, 2014) menyatakan bahwa

goal orientation merupakan suatu sifat yang tidak stabil, namun dapat bervariasi

sesuai dengan situasi. Orang memegang tujuan pembelajaran yang berbeda untuk

tugas yang berbeda dan dapat dimotivasi oleh banyak tujuan untuk setiap tugas

tertentu. Menurut Ames (Shumow & Schmidt, 2014) goal orientation merupakan

suatu pengarahan pada tujuan tertentu, seperti keyakinan yang mengarah pada cara

Page 46: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

32

mendekati, melibatkan, dan merespon situasi pencapaian yang berbeda. Goal

orientation dapat dibentuk dan sangat bergantung pada jenis konteks pendidikan

yang dialami mereka.

Goal orientation merupakan suatu alasan atau tujuan yang dimiliki

berhubungan dengan perilaku akademik. Tujuan yang berbeda menggambarkan

pola respon yang berbeda pula. Pola tersebut mencakup komponen kognitif, afektif,

dan perilaku yang mencerminkan adaptabilitas seseorang (Midgley., dkk, 2000).

Sheldon dan kawan-kawan (dalam Imawati, dkk., 2014) mendefinisikan goal

orientation yaitu suatu tujuan yang dimiliki seseorang yang meliputi suatu hasil

atau keadaan ideal yang diinginkan oleh individu, kemudian individu akan berusaha

demi terwujudnya hasil tersebut.

Pengertian goal orientation menurut Midgley dan kawan-kawan (2000)

digunakan dalam penelitian ini. Jadi, kesimpulan dari pengertian goal orientation

ialah suatu alasan atau tujuan yang dimiliki berhubungan dengan perilaku

akademik, tujuan masing-masing orang berbeda sesuai dengan pola respon yang

mencakup komponen kognitif, afektif, dan perilaku.

2.3.2 Dimensi-dimensi goal orientation

Dimensi-dimensi goal orientation menurut Midgley dan kawan-kawan (2000)

terbagi menjadi tiga dimensi, berikut penjelasan ketiga dimensi goal orientation:

1. Mastery goal orientation

Mastery goal orientation adalah tujuan siswa dalam setting untuk

mengembangkan kompetensi dan kemampuannya. Siswa berusaha untuk

memperluas penguasaan dan pemahaman mereka, yang menjadi perhatian

Page 47: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

33

mastery goal orientation berfokus pada tugas. Mastery goal orientation

dikaitkan dengan pola pembelajaran yang adaptif. Contohnya seperti benar-

benar dalam memahami pekerjaan atau tugas kelas yang diberikan.

2. Performance approach goal orientation

Performance approach goal orientation yang menjadi tujuan siswa dalam

setting prestasi adalah untuk menunjukan kompetensi atau kemampuan

mereka. Perhatian ini berfokus pada diri, performance approach goal

orientation diasosiasikan pada pola pembelajaran adaptif dan maladaptif.

Contohnya seperti seseorang memiliki tujuan untuk tampil cerdas

dibandingkan siswa lain di kelas.

3. Performance avoid goal orientation

Performance avoid goal orientation yang menjadi tujuan siswa dalam

setting prestasi untuk menghindari suatu hal yang menunjukkan

ketidakmampuan mereka. Perhatiannya fokus pada diri dan orientasi

performance avoid goal orientation dikaitkan dengan pola pembelajaran

yang maladaptif. Contohnya seseorang memiliki tujuan untuk menghindari

terlihat seperti mengalami kesulitan dan terlihat tidak pintar dalam

melakukan pekerjaan kelas.

2.3.3 Pengukuran goal orientation

Pengukuran goal orientation yang digunakan oleh Elliot dan McGregor (2001)

dengan skala yang bernama Achievement Goal Orientation Questionnaire (AGQ),

Cronbach alpha (0.87) dan 12 item. Di dalamnya terdapat empat dimensi yaitu

Page 48: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

34

mastery-approach goal, mastery-avoidance goal, performance-approach goal, dan

performance-avoidance goal.

Di dalam pengukuran goal orientation, Midgley dan kawan-kawan (2000)

menggunakan alat ukurnya yang bernama Patterns of Adaptive Learning Scales

(PALS). Di dalam instrumen alat ukur PALS menggunakan skala personal

achievement goal orientation dengan tiga dimensi (mastery goal orientation,

performance approach goal orientation, dan performance avoid goal orientation).

2.4 Kerangka Berpikir

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan perilaku menyontek sebagai dependent

variable. Perilaku menyontek merupakan suatu tindakan yang melanggar aturan

yang sudah ditentukan, menyontek dapat memberikan keuntungan bagi pelakunya

dan dapat merugikan orang lain. Selain itu, siswa yang menyontek dapat

menyebabkan kurang akuratnya penilaian karena hasil yang didapatkan tidak sesuai

dengan kemampuan asli yang dimiliki siswa. Biasanya, penilaian yang tidak akurat

terjadi ketika evaluasi pembelajaran yang berupa pemberian ujian sekolah atau

ujian nasional. Siswa yang telah melaksanakan ujian dengan perilaku menyontek

mengakibatkan hasilnya tidak menggambarkan kemampuan yang dimiliki dan tidak

menunjukkan perubahan akan peningkatan atau penurunan yang terjadi pada diri

siswa.

Perilaku menyontek merupakan suatu masalah yang sudah melebar luas di

dalam ranah pendidikan. Tujuan siswa menyontek di antaranya ialah ingin

mendapatkan nilai yang baik, mendapatkan prestasi, mendapatkan citra diri yang

baik, menjadi diterima di kalangan teman-temannya, dan lain sebagainya. Perilaku

Page 49: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

35

menyontek menjadi tertanam di dalam diri siswa dan perilaku tersebut sangat

diharapkan untuk dapat dilakukan ketika ujian berlangsung. Siswa yang menyontek

akan memperjuangkan berbagai macam cara untuk mendapatkan keberhasilan

ujian, nilai dan prestasi yang baik.

Perilaku menyontek dipengaruhi oleh berbagai faktor dari dalam dan luar

diri siswa. Faktor pengaruh tersebut di antaranya ada self-regulated learning, goal

orientation, dan variabel demografis (jenis kelamin dan tingkat kelas). Dari salah

satu faktor penyebab perilaku menyontek yaitu self-regulated learning. Self-

regulated learning menurut Pintrich (dalam Schunk, 2005) merupakan usaha aktif

dan konstruktif dengan menetapkan tujuan pembelajaran, pemantauan, pengaturan,

pengendalian kognisi, motivasi, dan perilaku. Self-regulated learning Pintrich dan

DeGroot (1990) memiliki dua dimensi yaitu penggunaan strategi kognitif dan

regulasi diri.

Di dalam proses pembelajaran, bagi siswa yang menggunakan strategi

kognitif, siswa tersebut menggunakan strategi latihan dengan mengulang materi

belajar untuk mempertajam daya ingatnya, menggunakan strategi elaborasi dengan

meringkas materi yang dipelajari, dan menggunakan strategi pengorganisasian

dengan menguraikan bab-bab dalam buku pelajaran.

Siswa yang menggunakan regulasi diri akan memanfaatkan strategi

metakognitif dengan melakukan perencanaan pembelajaran, membaca cepat, dan

mencoba untuk melakukan pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Siswa juga

melakukan strategi manajemen usaha dalam meregulasi diri dan siswa tidak mudah

menyerah dalam mengerjakan tugas yang sulit karena memiliki kegigihan dan

Page 50: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

36

ketekunan dalam belajar. Bagi siswa yang menerapkan strategi pembelajaran

kognitif di dalam metode pembelajarannya, maka siswa akan lebih merasa

tertantang dan tidak menyerah apabila menemukan soal ujian atau tugas yang sulit,

siswa akan mengerjakan tugas tersebut sampai tuntas tanpa menyontek.

Siswa yang menggunakan strategi belajar self-regulated learning akan

berusaha untuk belajar secara maksimal dengan berbagai metode belajar, seperti

membuat jadwal belajar, menganalogikan suatu materi, membaca ulang materi

untuk membantu mengingat, membaca cepat (skimming), tidak mudah menyerah

ketika menghadapi pelajaran atau soal yang sulit, dan lain sebagainya. Siswa yang

menghargai proses belajar dengan strategi self-regulated learning akan

menghindari berpikir untuk mengambil jalan pintas dengan menyontek. Di saat

siswa sudah memiliki kemampuan penguasaan materi pelajaran, maka siswa tidak

akan perduli akan tekanan yang dihadapi, seperti sulitnya soal ujian yang dihadapi

karena siswa tersebut sudah menerapkan dan mengetahui cara menghadapi masalah

ini. Siswa akan terus berusaha untuk tidak menyerah begitu saja. Tetapi, ketika

siswa memilih untuk menyontek, maka strategi self-regulated learning yang sudah

dipelajari menjadi tidak ternilai.

Siswa menyontek juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain, faktor

penyebabnya ialah goal orientation. Pengertian goal orientation menurut Midgley

dan kawan-kawan (2000) mengacu pada alasan atau tujuan seseorang yang

berhubungan dengan perilaku akademik. Siswa yang memiliki tujuan yang berbeda

akan menggambarkan pola respon yang berbeda pula. Pola-pola yang dimaksud

Page 51: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

37

ialah komponen kognitif, afektif, dan perilaku yang mencerminkan adaptabilitas

seseorang.

Goal orientation memiliki tiga dimensi yang digagas oleh Midgley dan

kawan-kawan (2000). Dimensi-dimensi tersebut ialah mastery goal orienttion.

performance approach goal orientation, dan performance avoid goal orientation.

Mastery goal orientation ialah tujuan siswa untuk mengembangkan kompetensi dan

kemampuan yang dimilikinya. Fokus perhatian goal orientation pada tugas

pembelajaran, siswa berusaha untuk memperluas penguasaan dan pemahamannya

dalam belajar. Performance approach goal orientation adalah tujuan siswa untuk

menunjukan kompetensi atau kemampuan siswa. Fokus perhatian performance

approach goal orientation berfokus pada diri siswa, perhatian tersebut

diasosiasikan pada pola pembelajaran adaptif dan maladaptif. Performance avoid

goal orientation adalah tujuan siswa untuk menghindari suatu hal yang

menunjukkan ketidakmampuan siswa. Fokus perhatian performance avoid goal

orientation pada diri dan orientasinya berkaitan dengan pola pembelajaran yang

maladaptif.

Goal orientation setiap siswa berbeda, goal orientation sangat terkait di

dalam ranah pendidikan dan pembelajaran, terutama dalam hal meraih prestasi

akademik. Siswa yang memiliki mastery goal orientation akan meraih prestasi

dengan cara atau pola pembelajaran yang adaptif dan cenderung berperilaku sesuai

norma yang berlaku di lingkungan, seperti ketika ingin mendapatkan nilai yang

baik, maka belajar yang tekun dan berusaha untuk meningkatkan kemampuannya.

Siswa yang memegang teguh mastery goal orientation akan menghindari perilaku

Page 52: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

38

menyontek dan tidak akan memperdulikan perkataan atau penilaian orang lain

terkait prestasi yang akan diraihnya. Bagian terpenting yang menjadi tujuannya

ialah menguasai materi yang telah dipelajari dan untuk meningkatkan

kompetensinya, sehingga orientasi ini dapat mencegah terjadinya kecurangan

dalam ranah pembelajaran.

Berbeda dengan siswa yang memiliki goal orientation untuk meraih prestasi

dengan cara atau pola pembelajaran yang maladaptif, siswa cenderung melakukan

berbagai cara yang melanggar aturan di masyarakat untuk mendapatkan prestasi

dan nilai yang baik, seperti menyontek dan melakukan perbuatan kecurangan

lainnya. Dari goal orientation yang dimiliki siswa tersebut yang dapat menjelaskan

arah perilaku menyontek dapat terjadi atau tidak. Apabila siswa memegang

performance approach goal orientation dan orientasi mereka sangat berambisi pada

prestasi dan nilai, maka siswa dapat melakukan tindakan yang tidak sesuai norma

seperti menyontek. Dari menyontek mereka akan mendapatkan prestasi dan nilai

yang baik, tanpa harus bersusah payah melakukan proses pembelajaran.

Kemudian, alasan utama dari performance avoid goal orientation yaitu

untuk menghindari penilaian orang lain akan ketidakmampuan terhadap dirinya.

Sehingga, siswa yang memilih performance avoid goal orientation akan

menyebabkan memilih perilaku menyontek untuk menjaga nama baiknya dan

menghindari penilaian orang lain yang negatif tentang dirinya.

Faktor selanjutnya yang diprediksi dapat berpengaruh terhadap perilaku

menyontek ialah variabel demografis, salah satunya jenis kelamin. Siswa sekolah

tinggi melaporkan tingkat persentase perilaku menyontek lebih tinggi dilakukan

Page 53: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

39

oleh siswa berjenis kelamin laki-laki dibandingkan perempuan (Davis, Becker, &

McGregor, 1992). Terdapat banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa jenis

kelamin laki-laki memiliki tingkat menyontek yang lebih tinggi dibandingkan

perempuan. Dan ada beberapa penelitian yang menyatakan bahwa siswa berjenis

kelamin perempuan memiliki tingkat menyontek yang lebih tinggi daripada siswa

berjenis kelamin laki-laki. Tetapi tidak menutup kemungkinan karena akan selalu

ada hasil yang berbeda dari hasil penelitian sebelumnya.

Variabel demografis lain yang dapat mempengaruhi perilaku menyontek

ialah tingkat kelas. Penelitian Anderman dan Midgley (2004) menyatakan bahwa

siswa akhir kelas delapan dan siswa akhir kelas sembilan menunjukkan ada

peningkatan perilaku menyontek. Siswa dengan tingkat kelas yang semakin tinggi

akan lebih tinggi juga tingkat menyontek dari pada siswa yang berada pada tingkat

kelas yang lebih rendah.

Siswa yang berada pada tingkat kelas yang lebih tinggi akan lebih sering

menyontek dibandingan siswa yang berada pada tingkat kelas yang lebih rendah,

hal ini terjadi karena tuntutan mata pelajaran dan tugas tingkat kelas atas akan lebih

sulit dibandingan tingkat kelas yang lebih rendah. Selain itu, siswa tingkat kelas

atas sudah memiliki banyak pengalaman di sekolah, sehingga perilaku menyontek

akan meningkat secara berurutan pada tingkatannya.

Dari kerangka berpikir penelitian yang telah dipaparkan, maka terbentuklah

skema kerangka berpikir seperti pada gambar bagan 2.1 berikut:

Page 54: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

40

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir

2.5. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian disusun berdasarkan kerangka berpikir, sehingga hipotesis

penelitian dirumuskan sebagai berikut:

H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara self-regulated learning (penggunaan

strategi kognitif, regulasi diri), goal orientation (mastery goal orientation,

performance approach goal orientation, performance avoid goal

orientation), dan faktor demografi (jenis kelamin, tingkat kelas) terhadap

perilaku menyontek pada siswa SMK Negeri 41 Jakarta.

Goal Orientation

Tingkat Kelas

Performance Avoid Goal Orientation

Performance Approach Goal

Orientation

Mastery Goal Orientation

Regulasi Diri

Penggunaan Strategi Kognitif

Perilaku

Menyontek

Variabel Demografis

Jenis Kelamin

Self-Regulated Learning Self-Regulated Learning

Page 55: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

41

H2 : Ada pengaruh yang signifikan penggunaan strategi kognitif pada self-

regulated learning terhadap perilaku menyontek.

H3 : Ada pengaruh yang signifikan regulasi diri pada self-regulated learning

terhadap perilaku menyontek.

H4 : Ada pengaruh yang signifikan mastery goal orientation pada goal

orientation terhadap perilaku menyontek.

H5 : Ada pengaruh yang signifikan performance approach goal orientation

pada goal orientation terhadap perilaku menyontek.

H6 : Ada pengaruh yang signifikan performance avoid goal orientation pada

goal orientation terhadap perilaku menyontek.

H7 : Ada pengaruh yang signifikan jenis kelamin pada variabel demografis

terhadap perilaku menyontek.

H8 : Ada pengaruh yang signifikan tingkat kelas pada variabel demografis

terhadap perilaku menyontek.

Page 56: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

42

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 41 Jakarta yang berjumlah

687 orang dengan rincian kelas X berjumlah 252 orang, kelas XI berjumlah 236

orang, dan kelas XII berjumlah 199 orang. Peneliti memilih populasi pada

penelitian ini dengan kriteria tersebut karena menurut Cizek puncak terjadinya

menyontek ada di masa SMA (dalam Finn & Frone, 2004).

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik non

probability sampling, setiap unsur (anggota) yang ada di dalam populasi tidak

memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Teknik

yang digunakan adalah teknik pengambilan sampel aksidental dengan menentukan

sampel yang dipilih berdasarkan kriteria yang ada seperti waktu, situasi, dan tempat

yang sesuai (Priyono, 2016).

Peneliti menyebarkan kuesioner penelitian kepada siswa pada hari Jum’at,

8 Juni 2018. Jumlah subjek yang mengisi kuesioner sebanyak 220 siswa. Gambaran

penyebaran kuesioner yang sesuai dengan jumlah subjek pada penelitian ini

dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 3.1

Jumlah Subjek

Tingkat Kelas Jumlah Subjek

Kelas X

Kelas XI

Total

113

107

220

Page 57: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

43

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Pada penelitian ini mengandung dua macam variabel yang disesuaikan dengan

kajian teori dan perumusan hipotesis. Dua macam variabel tersebut yaitu variabel

terikat (dependent variabel) dan variabel bebas (independent variabel).

Adapun variabel terikat yaitu perilaku menyontek pada siswa SMK Negeri

41 Jakarta. Sedangkan variabel bebasnya yaitu self-regulated learning, goal

orientation, dan variabel demografis. Dari masing-masing variabel memiliki

definisi operasional yang akan dijelaskan pada sub bab ini. Definisi operasional dari

masing-masing variabel penelitian ini yaitu:

1. Perilaku menyontek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu tindakan

atau perbuatan seorang peserta ujian ketika ujian berlangsung dengan memberi,

mengambil, menerima informasi yang tidak diperbolehkan, menggunakan

materi atau peralatan yang tidak diperbolehkan, memanfaatkan kelemahan

orang lain untuk menyontek dan mendapatkan keuntungan.

2. Self-regulated learning adalah usaha aktif dan konstruktif ketika seseorang

menetapkan tujuan pembelajaran, kemudian melakukan pemantauan dan

melakukan pengaturan diri dengan mengendalikan kognitif dan metakognitif

dalam rangka agar tujuan belajarnya tercapai. Self-regulated learning memiliki

dua dimensi di antaranya:

a. Penggunaan strategi kognitif didefinisikan sebagai penggunaan strategi latihan

dengan mengulang materi belajar untuk mempertajam daya ingat, strategi

elaborasi dengan meringkas materi yang dipelajari, dan menggunakan strategi

pengorganisasian dengan menguraikan bab-bab dalam buku pelajaran.

Page 58: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

44

b. Regulasi diri didefinisikan sebagai pemanfaatan strategi metakognitif dengan

melakukan perencanaan pembelajaran, membaca cepat, dan mencoba untuk

melakukan pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Siswa juga melakukan

strategi manajemen usaha dalam meregulasi diri dan siswa tidak mudah

menyerah dalam mengerjakan tugas yang sulit karena memiliki kegigihan dan

ketekunan dalam belajar.

3. Goal orientation dalam penelitian ini adalah alasan atau tujuan seseorang yang

berkaitan dengan perilaku akademik. Secara umum goal orientation siswa

dalam belajar ada dua macam di antaranya mastery goal orientation dan

performance goal orientation. Tetapi khusus dalam penelitian ini performance

goal orientation diukur dalam dua bentuk di antaranya performance approach

goal orientation dan performance avoid goal orientation. Sehingga goal

orientation yang diukur dalam penelitian ini terdapat tiga macam yaitu:

a. Mastery goal orientation merupakan tujuan siswa untuk mengembangkan

kompetensi dan kemampuan yang dimilikinya. Fokus perhatian pada tugas

pembelajaran, siswa berusaha untuk memperluas penguasaan dan

pemahamannya dalam belajar.

b. Performance approach goal orientation merupakan tujuan siswa untuk

menunjukan kompetensi atau kemampuan siswa. Fokus perhatian pada diri

siswa, perhatian tersebut diasosiasikan pada pola pembelajaran adaptif dan

maladaptif.

c. Performance avoid goal orientation orientation merupakan tujuan siswa untuk

menghindari suatu hal yang menunjukkan ketidakmampuan siswa. Fokus

Page 59: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

45

perhatian pada diri dan orientasinya berkaitan dengan pola pembelajaran yang

maladaptif.

4. Variabel demografis yang digunakan dalam penelitian ini di antaranya :

a. Jenis kelamin merupakan perbedaan bentuk, sifat, dan fungsi biologi antara laki-

laki dan perempuan, sehingga dapat menentukan perbedaan peran keduanya.

b. Tingkat kelas merupakan jenjang pendidikan (kelas X dan XI) yang sedang

dijalani siswa dalam proses pembelajaran di sekolah.

3.3 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dilakukan dengan memberikan skala atau kuesioner

yang terdiri dari tiga skala yaitu skala yang mengukur perilaku menyontek, self-

regulated learning, dan goal orientation. Kuesioner tersebut berisikan rangkaian

pernyataan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti kepada

responden penelitian. Kuesioner yang digunakan berbentuk dalam skala Likert.

Instrumen penelitian yang diberikan pada siswa SMK Negeri 41 Jakarta, sebagai

berikut :

1. Isian biodata subjek penelitian, terdiri dari pertanyaan terkait nama

responden, jenis kelamin, kelas yang sedang dijalani, suku bangsa, usia, dan

nomer telepon.

2. Skala perilaku menyontek yang terdiri dari dimensi pertama (memberi,

mengambil, dan menerima informasi), dimensi kedua (menggunakan

bahan-bahan yang tidak diperbolehkan), dan dimensi ketiga (memanfaatkan

kelemahan orang lain, prosedur, atau proses untuk memperoleh

keuntungan). Skala yang digunakan untuk mengukur perilaku menyontek

Page 60: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

46

pada penelitian ini dibuat sendiri oleh peneliti dengan mengikuti aspek-

aspek variabel menurut Cizek (2003) dan mempertimbangkan aktivitas

siswa ketika ujian, skala ini terdiri dari 25 item.

Tabel 3.2 Blue Print Skala Perilaku Menyontek

Dimensi Indikator F U Jml

1. Memberi, mengambil,

atau menerima informasi

a. Memberi informasi

jawaban

b. Mengambil atau

menerima informasi

jawaban

8, 22

15, 16, 18,

19, 21, 23

10, 12

10

2. Menggunakan bahan-

1. Bahan yang tidak

Diperbolehkan

a. Menggunakan

catatan

b. Menggunakan media

2, 4, 6, 24

14, 20, 25

7

3. Memanfaatkan

kelemahan orang lain,

prosedur, ataupun proses

untuk memperoleh

keuntungan

a. Memanfaatkan

kelemahan orang

lain

b. Memanfaatkan

kelemahan prosedur

atau proses

9, 11

1, 3, 17

13

5, 7

8

Total 20 5 25

3. Skala self-regulated learning menggunakan self-regulated learning

strategies yang diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia pada alat ukur

Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) milik Pintrich

dan DeGroot (1990) yang terdiri dari 22 item. Terdapat dua dimensi self-

regulated learning yaitu penggunaan strategi kognitif dan regulasi diri.

Tabel 3.3 Blue Print Skala Self-Regulated Learning

Dimensi Indikator F U Jml

1. Penggunaan

2. Strategi Kognitif

a. Strategi latihan

b.Strategi elaborasi seperti meringkas

c. Strategi pengorganisasian

8,12,19

1, 2, 6, 7,

14,17,22

9, 20

4

13

2. Regulasi Diri a. Strategi metakognitif

b. Strategi manajemen usaha

3, 13, 18

10, 11, 21

15, 16

5

9

Total 18 4 22

Page 61: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

47

4. Skala goal orientation yang mencakup tiga dimensi yaitu mastery goal

orientation, performance approach goal orientation, dan performance

avoid goal orientation. Skala yang digunaka ialah personal achievement

goal orientations dengan mengadaptasi ke dalam bahasa Indonesia pada alat

ukur Patterns of Adaptive Learning Scales (PALS) yang terdiri dari 14 item.

Tabel 3.4 Skala Blue Print Goal Orientation

Dimensi Indikator F Jml

3. 1. Mastery goal

Orientation

a.Mengembangkan dan meningkatkan

kompetensi

b. Penguasaan untuk memahami tugas kelas

3, 4, 6, 12

8

5

2. Performance

approach goal

orientation

3. Performance

avoid goal

orientation

a. Orientasi kinerja untuk menunjukan

kemampuan

a. Berorientasi pada kinerja dan menghindari

ketidakmampuan

2, 5, 9, 10,

11

1, 7, 13, 14

5

4

Total 14 14

3.4 Uji Validitas Konstruk

Peneliti menggunakan CFA (Confirmatory Factor Analysis) untuk pengujian

validitas instrumen dengan 61 item dari 3 skala, yaitu perilaku menyontek, self-

regulated learning, dan goal orientation. Menurut Umar (dalam Suryadi, dkk.,

2014) teknik CFA memiliki beberapa prosedur yaitu konsep atau trait didefinisikan

secara operasioanal, kemudian untuk mengukur trait diperlukan indikator dan item

(stimulus) yang berupa pernyataan. Hipotesis atau teori disusun, kemudian seluruh

item yang dibuat harus valid (mengukur apa yang hendak diukur), hanya ada satu

faktor yang diukur (model unidimensional) berupa konstruk yang didefinisikan oleh

Page 62: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

48

teori (hipotesis). Setelah memperoleh data, hitung matriks korelasi antar item.

Kemudian, menghitung matriks korelasi yang seharusnya terjadi menurut teori atau

model yang ditetapkan, semua item semestinya hanya mengukur satu faktor saja

(unidimensional).

Langkah-langkah mendapatkan matriks korelasi dengan menghitung

parameter dari model atau teori, hal tersebut terdiri dari koefisien muatan faktor dan

varian kesalahan pengukuran (residual). Setelah mendapatkan nilai parameter

hitunglah korelasi antar item, sehingga diperoleh korelasi antar item berdasarkan

hipotesis atau teori yang diuji. Kemudian menguji hipotesis dengan menggunakan

uji chi-square, jika chi-square tidak signifikan (p>0,05), maka hipotesis nihil tidak

ditolak, sehingga dapat diartikan semua item hanya mengukur satu konstruk saja

terbukti (fit) dengan data. Selanjutnya, menggunakan t-test untuk menguji apakah

item signifikan dalam mengukur apa yang hendak diukur, jika hasil t-test tidak

signifikan, maka item tersebut tidak mengukur apa yang hendak diukur dan item

tersebut perlu di drop dan sebaliknya. Di lihat dari nilai t bagi koefisien muatan

faktor item untuk mengetahui signifikan atau tidak item tersebut mengukur satu

faktor. Jika t>1,96, maka item tersebut signifikan dan sebaliknya. Di dalam

pengujian analisis CFA dapat menggunakan softwaare LISREL 8.70.

3.4.1 Uji validitas konstruk perilaku menyontek

Peneliti menggunakan CFA (Confirmatory Factor Analysis) untuk pengujian

validitas instrumen dengan skala perilaku menyontek. Peneliti menguji apakah 25

item dari perilaku menyontek bersifat unidimensional, artinya benar hanya

mengukur perilaku menyontek saja. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan

Page 63: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

49

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square=1254,31, df=275,

P-value=0.00000, RMSEA=0.128. Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi

satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 55 kali, maka diperoleh

model fit dengan Chi-Square = 226.57, df = 220 , P-Value = 0.36616, RMSEA =

0.012.

Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Perilaku Menyontek

No. Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

ITEM 1 0.36 0.03 13.51 √

ITEM 2 0.56 0.03 18.35 √

ITEM 3 0.61 0.03 20.14 √

ITEM 4 0.53 0.03 18.88 √

ITEM 5 0.26 0.03 9.57 √

ITEM 6 0.67 0.03 23.45 √

ITEM 7 0.17 0.03 5.97 √

ITEM 8 0.49 0.03 17.24 √

ITEM 9 0.62 0.03 19.16 √

ITEM 10 0.15 0.03 5.36 √

ITEM 11 0.63 0.03 22.72 √

ITEM 12 0.13 0.03 4.38 √

ITEM 13 0.30 0.03 11.25 √

ITEM 14 0.78 0.03 24.74 √

ITEM 15 0.49 0.03 14.03 √

ITEM 16 0.64 0.03 22.57 √

ITEM 17 0.25 0.03 8.79 √

ITEM 18 0.64 0.03 20.96 √

ITEM 19 0.61 0.03 20.97 √

ITEM 20 0.71 0.03 24.84 √

ITEM 21 0.50 0.03 16.74 √

ITEM 22 0.42 0.03 14.38 √

ITEM 23 0.70 0.03 22.35 √

ITEM 24 0.61 0.03 21.50 √

ITEM 25 0.67 0.03 21.52 √

Page 64: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

50

Keterangan : tanda √ = signifikan

Selanjutnya, melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan manakan item yang perlu digugurkan

atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat T-Value dan muatan faktor, jika

nilai t > 1,96 berarti item tersebut signifikan dan sebaliknya. Berdasarkan tabel 3.5

terlihat bahwa 25 item yang mengukur perilaku menyontek, semua item tersebut

signifikan (t > 1,96), maka dari itu tidak ada item yang digugurkan.

3.4.2 Uji validitas konstruk self-regulated learning

3.4.2.1 Muatan faktor item penggunaan strategi kognitif

Pada variabel penggunaan strategi kognitif yang dilakukan dengan model fit, satu

faktor menghasilkan model yang tidak fit dengan Chi-Square=307.53, df=65, P-

value=0.00000, RMSEA=0.131. Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi

terhadap model, di mana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi

satu sama lain. Setelah dilakukannya modifikasi sebanyak 16 kali, maka diperoleh

model fit dengan Chi-Square=65.83, df=49, P-value=0.05451, RMSEA=0.040.

Selanjutnya melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang perlu didrop atau

tidak. Pengujinya dilakukan dengan melakukan T-value dan muatan faktor, jika

nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya. Berdasarkan tabel 3.6

terlihat bahwa terdapat 13 item yang mengukur penggunaan strategi kognitif, ada

12 item tersebut signifikan (t > 1,96), maka dari itu 12 item tidak digugurkan dan

dapat dianalisis. Namun ada satu item (item 7) yang tidak signifikan (t < 1,96),

maka item 7 di gugurkan atau didrop.

Page 65: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

51

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Penggunaan Strategi Kognitif

No. Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

ITEM 1 0.40 0.07 5.68 √

ITEM 2 0.64 0.07 8.87 √

ITEM 4 0.25 0.07 3.46 √

ITEM 6

ITEM 7

ITEM 8

ITEM 9

ITEM 12

ITEM 14

ITEM 17

ITEM 19

ITEM 20

ITEM 22

0.54

0.11

0.50

0.32

0.59

0.47

0.41

0.42

0.48

0.81

0.07

0.07

0.07

0.07

0.07

0.07

0.07

0.07

0.07

0.07

7.80

1.50

7.34

4.59

8.74

6.91

5.84

6.04

6.92

12.39

X

Keterangan : tanda √ = signifikan

Selanjutnya melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang perlu didrop atau

tidak. Pengujinya dilakukan dengan melakukan T-value dan muatan faktor, jika

nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya. Berdasarkan tabel 3.6

terlihat bahwa terdapat 13 item yang mengukur penggunaan strategi kognitif, ada

12 item tersebut signifikan (t > 1,96), maka dari itu 12 item tidak digugurkan dan

dapat dianalisis. Namun ada satu item (item 7) yang tidak signifikan (t < 1,96),

maka item 7 di gugurkan atau didrop.

3.4.2.2 Muatan faktor item regulasi diri

Pada variabel regulasi diri yang dilakukan dengan model fit, satu faktor

menghasilkan model yang tidak fit dengan Chi-Square=149.75, df=27, P-

value=0.00000, RMSEA=0.144. Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi

Page 66: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

52

terhadap model, di mana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi

satu sama lain. Setelah dilakukannya modifikasi sebanyak enam kali, maka

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 29.44, df = 21, P-Value = 0.10373,

RMSEA = 0.043.

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Regulasi Diri

No. Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

ITEM 3 0.42 0.07 5.82 √

ITEM 5 0.33 0.08 4.34 √

ITEM 10 0.56 0.07 7.84 √

ITEM 11

ITEM 13

ITEM 15

ITEM 16

ITEM 18

ITEM 21

0.52

0.65

0.29

0.28

0.63

0.39

0.08

0.07

0.08

0.08

0.07

0.07

6.57

9.39

3.82

3.49

8.43

5.36

Keterangan : tanda √ = signifikan

Selanjutnya, melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan manakah item yang perlu digugurkan

atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat T-Value dan muatan faktor, jika

nilai t > 1,96 berarti item tersebut signifikan dan sebaliknya. Berdasarkan tabel 3.7

terlihat bahwa dari 9 item yang mengukur regulasi diri, terdapat 9 item yang

signifikan (t > 1,96), maka tidak ada item yang digugurkan dan seluruh item dapat

dianalisis.

3.4.3 Uji validitas konstruk goal orientation

3.4.3.1 Muatan faktor item mastery goal orientation

Pada variabel mastery goal orientation yang dilakukan dengan model fit, satu faktor

menghasilkan model yang tidak fit dengan Chi-Square =19.78, df =5, P-Value =

Page 67: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

53

0.00137, RMSEA = 0.116. Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap

model, di mana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama

lain. Setelah dilakukannya modifikasi sebanyak dua kali, maka diperoleh model fit

dengan Chi-Square =1.09, df = 3, P-Value = 0.78043, RMSEA = 0.000.

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Mastery Goal Orientation

No. Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

ITEM 3 0.76 0.07 10.52 √

ITEM 4 0.57 0.07 8.10 √

ITEM 6 0.70 0.07 10.09 √

ITEM 8

ITEM 12

0.61

0.48

0.08

0.07

7.64

6.52

Keterangan : tanda √ = signifikan

Selanjutnya, melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan manakan item yang perlu digugurkan

atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat T-Value dan muatan faktor, jika

nilai t > 1,96 berarti item tersebut signifikan dan sebaliknya. Berdasarkan tabel 3.8

terlihat bahwa 5 item yang mengukur mastery goal orientation, semua item tersebut

signifikan (t > 1,96), maka dari itu tidak ada item yang digugurkan.

3.4.3.2 Muatan faktor item performance approach goal orientation

Pada variabel performance approach goal orientation yang dilakukan dengan

model fit, satu faktor menghasilkan model yang tidak fit dengan Chi-Square=50.35,

df=5, P-value=0.00000, RMSEA=0.204. Oleh karena itu, peneliti melakukan

modifikasi terhadap model, di mana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan

berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukannya modifikasi sebanyak dua kali,

Page 68: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

54

maka diperoleh model fit dengan Chi-Square=2.21, df=3, P-Value = 0.53086,

RMSEA = 0.000.

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Performance Approach Goal Orientation

No. Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

ITEM 2 0.69 0.07 10.18 √

ITEM 5 0.60 0.07 8.49 √

ITEM 9 0.61 0.07 8.73 √

ITEM 10

ITEM 11

0.76

0.67

0.07

0.08

11.09

8.84

Keterangan : tanda √ = signifikan

Selanjutnya, melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan manakan item yang perlu digugurkan

atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat T-Value dan muatan faktor, jika

nilai t > 1,96 berarti item tersebut signifikan dan sebaliknya. Berdasarkan tabel 3.9

terlihat bahwa 5 item yang mengukur performance approach goal orientation,

semua item tersebut signifikan (t > 1,96), maka dari itu tidak ada item yang

digugurkan.

3.4.3.3 Muatan faktor item performance avoid goal orientation

Pada variabel performance avoid goal orientation yang dilakukan dengan model

fit, satu faktor menghasilkan model yang tidak fit dengan Chi-Square=5.81, df=2,

P-value=0.05461, RMSEA=0.093. Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi

terhadap model, di mana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi

satu sama lain. Setelah dilakukannya modifikasi sebanyak satu kali, maka diperoleh

model fit dengan Chi-Square = 1.01, df = 1, P-Value = 0.31448, RMSEA = 0.007.

Page 69: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

55

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Performance Avoid Goal Orientation

No. Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

ITEM 1 0.52 0.07 7.04 √

ITEM 7 0.76 0.09 8.73 √

ITEM 13 0.63 0.09 7.11 √

ITEM 14 0.65 0.08 8.32 √

Keterangan : tanda √ = signifikan

Selanjutnya, melihat signifikan atau tidaknya item dalam mengukur faktor

yang hendak diukur, sekaligus menentukan manakan item yang perlu digugurkan

atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat T-Value dan muatan faktor, jika

nilai t > 1,96 berarti item tersebut signifikan dan sebaliknya. Berdasarkan tabel 3.10

terlihat bahwa 4 item yang mengukur performance avoid goal orientation, semua

item tersebut signifikan (t > 1,96), maka dari itu tidak ada item yang digugurkan.

3.5 Teknik Analisis Data

Penelitian ini dalam menguji hipotesis mengenai pengaruh self-regulated learning,

goal orientation, dan variabel demografi terhadap perilaku menyontek, maka

peneliti mengolah data dengan menggunakan analisis regresi berganda (multiple

regression).

Metode analisis regresi berganda ini digunakan untuk mengetahui besarnya

pengaruh lebih dari satu variabel bebas (IV) terhadap variabel terikat (DV). Setelah

melakukan analisis faktor dengan metode CFA (Confirmatory Factor Analysis),

kemudian didapatkannya data variabel berupa true score, selanjutnya data tersebut

akan dijadikan input untuk dianalisis dengan regresi berganda (multiple

regression). Oleh karena itu, penelitian ini akan diuji hipotesis dengan

menggunakan analisis statistik, maka hipotesis penelitian yang ada diubah menjadi

Page 70: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

56

hipotesis nihil. Hipotesis ilmiah inilah yang akan diuji dalam analisis statistik

nantinya. Penelitian ini terdapat tujuh independent variabel (IV) dan satu dependent

variable (DV). Adapun persamaan regresi berganda untuk penelitian ini yaitu :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + e

Keterangan :

Y = Nilai Y (Perilaku Menyontek)

a = Intercept (Konstan Intersepsi)

b = Koefisien Regresi untuk Masing-masing X

X1 = Penggunaan Strategi Kognitif

X2 = Regulasi Diri

X3 = Mastery Goal Orientation

X4 = Performance Approach Goal Orientation

X5 = Performance Avoid Goal Orientation

X6 = Jenis Kelamin

X7 = Tingkat Kelas

e = Residual

Melalui analisis regresi berganda akan diperoleh nilai R2, yaitu koefisien

determinasi yang menunjukkan besarnya proporsi atau presentase dari Dependent

Variabel (DV) yang dapat dijelaskan oleh bervariasinya Independent Variabel (IV)

secara keseluruhan. Ketika untuk mendapatkan nilai R2, maka digunakan rumus

sebagai berikut:

𝑅2 =𝑆𝑆𝑟𝑒𝑔

𝑆𝑆𝑦

Page 71: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

57

Keterangan :

R2 = Proporsi varians yang dapat dijelaskan oleh keseluruhan Independent

Variabel (IV)

SSreg = Sum of Square Regression (jumlah kuadarat regresi yang dapat dihitung

jika koefisien regresi telah diperoleh)

Ssy = Sum of Square Y (jumlah kuadrat dari dependent variabel / Y)

Kemudian, R2 dapat diuji signifikansinya dengan uji F. Adapun rumus untuk

melakukan uji F dan rumus untuk uji F terhadap R2, berikut rumusnya :

𝐹 = 𝑅2/𝑘

(1−𝑅2)/(𝑁−𝑘−1) dengan df=K dan (N – k – 1)

Definisi K merupakan banyaknya Independent Variabel (IV). Sedangkan,

N merupakan besarnya sampel. Apabila nilai F tersebut signifikan (p < 0,05), maka

seluruh Independent Variabel (IV) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap Dependent Variabel (DV).

Langkah berikutnya ialah menguji signifikansi pengaruh masing-masing

Independent Variabel (IV) terhadap Dependent Variabel (DV). Pengujian tersebut

dilakukan dengan uji t (t-test) terhadap setiap koefisien regresi. Jika, nilai t > 1,96,

maka Independent Variabel (IV) yang bersangkutan memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap Dependent Variabel (DV) dan sebaliknya.

Rumus t-test yang dapat digunakan ialah sebagai berikut:

𝑡 =𝑏𝑖

𝑆𝑏1

Pengertian bi merupakan koefisien regresi untuk IV(i), sedangkan Sbi

merupakan standar deviasi dari bi.

Page 72: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

58

Langkah terakhir ialah uji signifikan terhadap proporsi varian yang

disumbangkan oleh masing-masing Independent Variabel (IV) dalam

mempengaruhi Dependent Variabel (DV). Setiap dilakukannya analisis regresi

akan memperoleh nilai R2. Setiap kali ditambahkan Independent Variabel (IV) baru

diharapkan terjadi peningkatan R2 secara signifikan.

Jika terdapat pertambahan R2 change signifikan secara statistik, maka

Independent Variabel (IV) baru yang ditambahkan tersebut cukup penting secara

statistik, maupun dalam upaya memprediksi Independent Variabel (IV), serta untuk

menguji hipotesis apakah Independent Variabel (IV) bersangkutan signifikan

pengaruhnya. Setiap pertambahan R2 disaat satu Independent Variabel (IV) baru

ditambahkan menunjukkan besarnya sumbangan unik Independent Variabel (IV)

tersebut terhadap bervariasinya Dependent Variabel (DV) setelah pengaruh dari

beberapa Independent Variabel (IV) terdahulu diperhitungkan dampaknya. Oleh

karena itu, analisis regresi secara sequential seperti hal ini dikenal dengan sebutan

stepwise regression.

Rumus yang digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya

pertambahan proporsi varian (R2 change) ialah sebagai berikut:

𝐹 = (𝑅𝑇

2− 𝑅𝑠2)/(𝑇−𝑆)

(1−𝑅𝑇2)/(𝑁−𝑇−1)

dengan df = (T – S) dan (N – T – 1)

Pengertian dari 𝑅𝑇2 nilai R2 yang dihasilkan setelah Independent Variabel

(IV) baru ditambahkan ke dalam persamaan, sedangkan 𝑅𝑆2 ialah nilai R2 yang

diperoleh sebelum Independent Variable (IV) baru ditambahkan. Selanjutnya, T

ialah banyaknya Independent Variable (IV) pada 𝑅𝑇2 dan S merupakan banyaknya

Page 73: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

59

Independent Variable (IV) pada 𝑅𝑆2. Kemudian, N merupakan besarnya sampel

penelitian.

Rumus ini bersifat generik yang artinya dapat digunkan untuk menguji

signifikan atau tidaknya pertambahan R2 untuk pertambahan satu Independent

Variable (IV) dan pertambahan beberapa Independent Variable (IV). Jika, nilai F

yang dihasilkan signifikan artinya proporsi varian yang dapat dijelaskan dan

merupakan sumbangan dari Independent Variable (IV) yang ditambahkan ialah

signifikan secara statistik. Jadi, rumus ini dapat diuji signifikan atau tidaknya

pertambahan Independent Variable (IV) baik dengan menambahkan satu

Independent Variable (IV) ataupun menambahkan beberapa Independent Variable

(IV) sekaligus. Contohnya untuk menguji hipotesis mayor dalam penelitian ini,

rumus tersebut digunakan untuk mengetahui apakah sumbangan proporsi varian

sekelompok Independent Variable (IV) yang mengukur penggunaan strategi

kognitif signifikan atau tidak secara keseluruhan, begitu pula dengan regulasi diri.

Teknis analisis data regresi berganda (multiple regression) yang telah dijelaskan

akan menggunakan bantuan software statistik 17.0.

Page 74: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

60

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Subjek Penelitian

Gambaran umum mengenai latar belakang subjek penelitian akan menampilkan

gambaran banyaknya subjek penelitian, hal ini berdasarkan jenis kelamin dan

tingkat kelas yang sedang dijalani siswa-siswi SMK Negeri 41 Jakarta. Subjek pada

penelitian ini berjumlah 220 orang. Berikut ini ialah gambaran sampel yang

menjadi subjek dalam penelitian ini :

Tabel 4.1

Tabel Gambaran Umum Subjek Penelitian (N = 220)

Sampel Penelitian Frekuensi (%)

Jenis Kelamin

Laki-laki 93 42,3

Perempuan 127 57,7

Tingkat Kelas

Kelas X 113 51,4

Kelas XI 107 48,6

Berdasarkan data pada tabel 4.1 dapat diketahui bahwa subjek dengan jenis

kelamin laki-laki sebanyak 93 orang dan perempuan sebanyak 127 orang. Sebagian

besar subjek penelitian ini dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebesar 57,7%

dan laki-laki sebesar 42,3%.

Selain gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin, selanjutnya gambaran

subjek berdasarkan tingkat kelas. Tingkat kelas ialah jenjang kelas yang sedang

dijalani siswa dan siswi SMK Negeri 41 Jakarta. Terdapat dua tingkat kelas, di

antaranya ialah kelas X dan XI. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa subjek

Page 75: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

61

atau responden dalam penelitian ini didominasi oleh siswa tingkat kelas X sebanyak

113 orang dengan persentase 51,4 %, sedangkan siswa tingkat kelas XI sebanyak

107 orang dengan persentase 48,6 %.

4.2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Di dalam analisis deskriptif penelitian ini digunakannya skor yang berupa skor

faktor. Skor faktor didapatkan dari merubah semua item yang ada pada dimensi

yang sama menjadi satu skor yaitu factor score pada software SPSS. Penggunaan

factor score untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan dalam pengukuran.

Selanjutnya, factor score diubah menjadi true score dengan tujuan untuk

menghilangkan bilangan negatif dengan cara melakukan pengitungan melalui

formula T-score = 50 + (10.z). Di penelitian ini true score hanya digunakan untutk

analisis statistik deskriptif untuk mendapatkan angka yang positif. Proses ini

dilakukan agar lebih mudah dalam membandingkan antar skor hasil pengukuran

variabel-variabel yang diteliti.

Analisis statistik deskriptif telah dilakukan, maka akan didapatkannya

deskripsi statistik masing-masing variabel pada penelitian ini. Peneliti

mengklasifikasikan perilaku menyontek, penggunaan strategi kognitif, regulasi diri,

mastery goal orientation, performance approach goal orientation, dan

performance avoid goal orientation. Hal tersebut dijadikan skor rendah (minimum)

dan tinggi (maximum). Semua skor telah ada pada skala yang sama, maka mean

pada skala ini ialah 50. Berikut analisis deskriptif yang disajikan dalam tabel 4.2:

Page 76: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

62

Tabel 4.2

Tabel Analisis Deskriptif (N = 220)

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Perilaku Menyontek 220 31,75 84,83 50,0000 9,41162

Peng. Strategi

Kognitif

220 22,06 69,48 50,0000 8,83580

Regulasi Diri 220 29,02 69,37 50,0000 8,08792

Mastery Goal

Orientation

220 24,01 65,65 50,0000 8,31165

Performance

Approach GO

Performance Avoid

GO

220

220

29,39

23,97

72,68

68,85

50,0000

50,0000

9,33102

8,18906

Valid N (listwise)

Dari tabel 4.2 dapat diketahui deskripsi statistik pada setiap variabel. Kolom

N menjelaskan bahwa sampel pada setiap variabel berjumlah 220. Pada kolom

minimum dan maksimum menjelaskan banyaknya nilai minimum dan maksimum

pada setiap variabel. Pertama dilihat bahwa variabel perilaku menyontek memiliki

nilai minimum dengan nilai 31,75 dan nilai maksimum 84,83. Kedua, variabel

penggunaan strategi kognitif memiliki nilai minimum 22,06 dan nilai maksimum

69,48. Ketiga, variabel regulasi diri memiliki nilai minimum 29,02 dan nilai

maksimum 69,37. Keempat, variabel mastery goal orientation memiliki nilai

minimum 24,01 dan nilai maksimum 65,65. Kelima, variabel performance

approach goal orientation memiliki nilai minimum 29,39 dan nilai maksimum

72,68. Keenam, variabel performance avoid goal orientation memiliki nilai

minimum 23,97 dan nilai maksimum 68,85.

Page 77: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

63

4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

Berdasarkan alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini terdapat kategorisasi

skor yang dibuat menjadi tiga kategori. Ketiga kategori tersebut ialah rendah,

sedang, dan tinggi. Dari nilai mean dan standar deviasi yang digunakan, maka dapat

ditetapkannya norma kategorisasi variabel penelitian. Norma skor variabel

dijelaskan pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Norma Skor Variabel

Kategori Rumus

Rendah

Sedang

X < (M – 1SD)

(M – 1SD) < X ≤ (M + 1SD)

Tinggi X < (M – 1SD)

Selanjutnya, nilai persentase kategori masing-masing variabel penelitian

akan didapatkan setelah kategori di atas sudah diketahui. Masing-masing variabel

akan dikategorisasikan dengan kategori rendah, sedang, dan tinggi. Penjelasan

tersebut akan dijelaskan ditabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Kategorisasi Skor Variabel

Variabel Frekuensi (Percent (%))

Rendah Sedang Tinggi

Perilaku Menyontek 32 (14,5) 159 (72,3) 29 (13,2)

Peng. Strategi Kognitif 25 (11,4) 165 (75) 30 (13,6)

Regulasi Diri 24 (10,9) 172 (78,2) 24 (10,9)

Mastery Goal Orientation 17 (7,7) 174 (79,1) 29 (13,2)

Performance Approach GO 23 (10,5) 167 (75,9) 30 (13,6)

Performance Avoid GO 24 (10,9) 172 (78,2) 24 (10,9)

Berdasarkan tabel kategorisasi skor variabel di atas, maka penjelasannya

yaitu sebagai berikut:

Page 78: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

64

1. Kategorisasi skor variabel perilaku menyontek secara mayoritas ada pada tingkat

kategori sedang dengan jumlah 159 orang (72,3%), tetapi apabila dibandingkan

antara tingkat kategori perilaku menyontek rendah dan tinggi lebih dominan

pada tingkat kategori rendah (14,5%) dibandingkan dengan tingkat kategori

tinggi (13,2%).

2. Kategorisasi skor variabel penggunaan strategi kognitif secara mayoritas ada

pada tingkat kategori sedang dengan jumlah 165 orang (75%), tetapi apabila

dibandingkan antara tingkat kategori penggunaan strategi kognitif rendah dan

tinggi lebih dominan pada tingkat kategori tinggi (13,6%) dibandingkan dengan

tingkat kategori rendah (11,4%).

3. Kategorisasi skor variabel regulasi diri secara mayoritas ada pada tingkat

kategori sedang dengan jumlah 172 orang (78,2%), tetapi pada tingkat kategori

regulasi diri rendah dan tinggi memiliki persentase yang sama yaitu 10,9%.

4. Kategorisasi skor variabel mastery goal orientation secara mayoritas ada pada

tingkat kategori sedang dengan jumlah 174 orang (79,1%), tetapi pada tingkat

kategori mastery goal orientation rendah dan tinggi lebih dominan pada tingkat

kategori tinggi (13,2%) dibandingkan dengan tingkat kategori rendah (7,7%).

5. Kategorisasi skor variabel performance approach goal orientation secara

mayoritas ada pada tingkat kategori sedang dengan jumlah 167 orang (75,9%),

tetapi pada tingkat kategori performance approach goal orientation rendah dan

tinggi lebih dominan pada tingkat kategori tinggi (13,6%) dibandingkan dengan

tingkat kategori rendah (10,5%).

Page 79: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

65

6. Kategorisasi skor variabel performance avoid goal orientation secara mayoritas

ada pada tingkat kategori sedang dengan jumlah 172 orang (78,2%), tetapi pada

tingkat kategori performance avoid goal orientation rendah dan tinggi memiliki

persentase yang sama yaitu 10,9%.

4.4 Uji Hipotesis Penelitian

4.4.1 Analisis regresi variabel penelitian

Peneliti menggunakan teknik analisis regresi dengan software SPSS 17

untuk uji hipotesis pada penelitian ini dan menggunakan rumus yang telah

dipaparkan pada bab 3. Di dalam regresi ada tiga hal yang dapat menjadi perhatian.

Pertama, melihat R square untuk mengetahui berapa persen (%) varians Dependent

Variable (DV). Kedua, apakah keseluruhan Independent Variable (IV) berpengaruh

secara signifikan terhadap Dependent Variable (DV). Ketiga, melihat signifikan

atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing Independent Variable (IV).

Selanjutnya, pada tabel R Square dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5

Tabel R Square

Model R R Square Adjusted

R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,319a ,102 ,072 9,06608

a. Predictors: (Constant), Tingkat Kelas, Performance Avoid GO, JK, Regulasi

Diri, Mastery GO, Performance Approach GO, Penggunaan Strategi Kognitif

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perolehan R-Square sejumlah 0,102

atau persentase sejumlah 10,2%, hal tersebut dapat diartikan bahwa proporsi dari

perilaku menyontek yang dijelaskan oleh variabel self-regulated learning

(penggunaan strategi kognitif dan regulasi diri), goal orientation (mastery goal

Page 80: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

66

orientation, performance approach goal orientation, dan performance avoid goal

orientation), dan variabel demografi (jenis kelamin dan tingkat kelas) ialah sebesar

10,2 %, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini. Pada

langkah kedua, peneliti menganalisis dampak Independent Variabel (IV) terhadap

perilaku menyontek. Hasil uji F tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6

Tabel Anova Pengaruh Keseluruhan IV terhadap DV

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean

Square

F Sig.

1 Regression 1973,634 7 281,948 3,430 ,002b

Residual 17425,083 212 82,192

Total 19398,717 219

a. Dependent Variable: Perilaku Menyontek

b. Predictors: (Constant), Predictors: (Constant), Tingkat Kelas, Performance Avoid

GO, JK, Regulasi Diri, Mastery GO, Performance Approach GO, Peng Strategi

Kognitif

Berdasarkan tabel di 4.6 dapat diketahui bahwa nilai Sig. sebesar 0.002.

Dari nilai Sig. tersebut diketahui bahwa nilai Sig < 0.05, maka hipotesis nol yang

menyatakan bahwa “tidak ada pengaruh self-regulated learning, goal orientation,

dan variabel demografis terhadap perilaku menyontek” ditolak. Hasil sebenarnya

ialah “ada pengaruh yang signifikan self- regulated learning (penggunaan strategi

kognitif dan regulasi diri), goal orientation (mastery goal orientation, performance

approach goal orientation, dan performance avoid goal orientation), dan variabel

demografis (jenis kelamin dan tingkat kelas) terhadap perilaku menyontek”.

Selanjutnya, peneliti melihat koefisien regresi dari setiap Independent

Variabel (IV). Jika, nilai Sig < 0.05, maka koefisien regresi tersebut signifikan yang

artinya Independent Variabel (IV) tersebut memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap perilaku menyontek. Hal tersebut dapat dijelaskan melalui tabel berikut ini:

Page 81: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

67

Tabel 4.7

Koefisien Regresi

a.Dependent Variable : Perilaku Menyontek

Berdasarkan persamaan koefisien regresi pada tabel 4.7 di atas, maka dapat

diketahui persamaan regresi sebagai berikut : (*signifikan)

Perilaku menyontek = 56,416 – 0,051 penggunaan strategi kognitif – 0,314*

regulasi diri + 0,119 mastery goal orientation – 0,058 performance approach goal

orientation + 0,152 performance avoid goal orientation + 0,883 jenis kelamin +

1,323 tingkat kelas.

Dari persamaan regresi di atas dapat dilihat bahwa koefisien regresi variabel

regulasi diri yang signifikan, sedangkan variabel lainnya tidak signifikan.

Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh dari masing-masing

Independent Variabel (IV) adalah sebagai berikut:

1. Variabel penggunaan strategi kognitif

Di dalam hal pengaruh variabel penggunaan strategi kognitif terhadap perilaku

menyontek ditemukan nilai koefisien regresi sebesar -0,051 dengan nilai

probability sebesar 0,614 yang dalam hal ini (sig > 0.05). Dapat disimpulkan

bahwa nilai koefisien regresi penggunaan strategi kognitif tidak signifikan, maka

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std.

Error

Beta

1 (Constant) 56,416 5,914 9,539 ,000

Peng. Strategi Kognitif -,051 ,100 -,048 -,505 ,614

Regulasi Diri -,314 ,102 -,270 -3,075 ,002*

Mastery GO ,119 ,089 ,105 1,342 ,181

Performance Approach GO -,058 ,079 -,057 -,733 ,464

Performance Avoid GO ,152 ,089 ,132 1,695 ,092

Jenis Kelamin ,883 1,319 ,046 ,669 ,504

Tingkat Kelas 1,323 1,281 ,070 1,033 ,303

Page 82: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

68

hipotesis nihil tidak ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan

variabel penggunaan strategi kognitif terhadap perilaku menyontek.

2. Variabel regulasi diri

Di dalam hal pengaruh variabel regulasi diri terhadap perilaku menyontek

ditemukan nilai koefisien regresi sebesar -0,314 dengan nilai probability sebesar

0,002 yang dalam hal ini (sig < 0.05). Dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien

regresi regulasi diri signifikan, maka hipotesis nihil ditolak, yang berarti ada

pengaruh yang signifikan variabel regulasi diri terhadap perilaku menyontek.

Arah negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi regulasi diri, maka semakin

rendah perilaku menyontek.

3. Variabel mastery goal orientation

Di dalam hal pengaruh variabel mastery goal orientation terhadap perilaku

menyontek ditemukan nilai koefisien regresi sebesar 0,119 dengan nilai

probability sebesar 0,181 yang dalam hal ini (sig > 0.05). Dapat disimpulkan

bahwa nilai koefisien regresi mastery goal orientation tidak signifikan, maka

hipotesis nihil tidak ditolak, yang berarti mastery goal orientation tidak ada

pengaruh yang signifikan variabel mastery goal orientation terhadap perilaku

menyontek.

4. Variabel performance approach goal orientation

Di dalam hal pengaruh variabel performance approach goal orientation

terhadap perilaku menyontek ditemukan nilai koefisien regresi sebesar -0,058

dengan nilai probability sebesar 0,464 yang dalam hal ini (sig > 0.05). Dapat

disimpulkan bahwa nilai koefisien regresi performance approach goal

Page 83: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

69

orientation tidak signifikan, maka hipotesis nihil tidak ditolak, yang berarti tidak

ada pengaruh yang signifikan variabel performance approach goal orientation

terhadap perilaku menyontek.

5. Variabel performance avoid goal orientation

Di dalam hal pengaruh variabel performance avoid goal orientation terhadap

perilaku menyontek ditemukan nilai koefisien regresi sebesar 0,152 dengan nilai

probability sebesar 0,092 yang dalam hal ini (sig > 0.05). Dapat disimpulkan

bahwa nilai koefisien regresi performance avoid goal orientation tidak

signifikan, maka hipotesis nihil tidak ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh

yang signifikan variabel performance avoid goal orientation terhadap perilaku

menyontek.

6. Variabel jenis kelamin

Di dalam hal pengaruh variabel jenis kelamin terhadap perilaku menyontek

ditemukan nilai koefisien regresi sebesar 0,883 dengan nilai probability sebesar

0,504 yang dalam hal ini (sig > 0.05). Dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien

regresi jenis kelamin tidak signifikan, maka hipotesis nihil tidak ditolak, yang

berarti tidak ada perbedaan tinggi dan rendahnya perilaku menyontek antara

jenis kelamin laki-laki dengan perempuan.

7. Variabel tingkat kelas

Di dalam hal pengaruh variabel tingkat kelas terhadap perilaku menyontek

ditemukan nilai koefisien regresi sebesar 1,323 dengan nilai probability sebesar

0,303 yang dalam hal ini (sig > 0.05). Dapat disimpulkan bahwa nilai koefisien

regresi tingkat kelas tidak signifikan, maka hipotesis nihil tidak ditolak, yang

Page 84: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

70

berarti tidak ada perbedaan tinggi dan rendahnya perilaku menyontek antara

tingkat kelas X (sepuluh) dengan tingkat kelas XI (sebelas).

4.5 Pengujian Proporsi Varians Pada Setiap Independent Variabel

Pada penelitian ini ingin mengetahui seberapa besar proporsi varians dari masing-

masing variabel bebas (independent variabel), peneliti melakukan perhitungan nilai

R-Square Change dengan cara menganalisis regresi satu persatu variabel bebas

(independent variabel) yang diteliti.

Di lakukannya langkah perhitungan analisis regresi satu persatu variabel

bebas untuk melihat besarnya R-Square Change setiap kali menambahkan variabel

bebas ke dalam analisis regresi. Selain itu, R-Square Change untuk masing-masing

variabel bebas (independent variabel) pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel

4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8

Proporsi varians independent variabel

Model Summaryj

Model R R Square

Change Statistics

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F

Change

1 ,154a ,024 ,024 5,327 1 218 ,022

2 ,268b ,072 ,048 11,157 1 217 ,001

3 ,283c ,080 ,008 1,982 1 216 ,161

4 ,283d ,080 ,000 ,011 1 215 ,917

5 ,307e ,094 ,014 3,277 1 214 ,072

6 ,312f ,097 ,003 ,771 1 213 ,381

7 ,319g ,102 ,005 1,067 1 212 ,303

Berdasarkan data yang ada pada tabel 4.8, dapat disampaikan informasi sebagai

berikut :

Page 85: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

71

1. Sumbangan variabel penggunaan strategi kognitif terhadap perilaku menyontek

sebesar 2,4%. Sumbangan tersebut dapat dilihat dari F change=5,327 df1=1,

df2=218, dan Sig. F change=0,022. Sumbangan pengaruh variabel penggunaan

strategi kognitif dikatakan signifikan terhadap perilaku menyontek karena

dilihat dari Sig. F change=0,022 (Sig. F change < 0,05).

2. Sumbangan variabel regulasi diri terhadap perilaku menyontek sebesar 4,8%.

Sumbangan tersebut dapat dilihat dari F change=11,157, df1=1, df2=217, dan

Sig. F change=0,001. Sumbangan pengaruh variabel regulasi diri dikatakan

signifikan terhadap perilaku menyontek karena dilihat dari Sig. F change=0,001

(Sig. F change < 0,05).

3. Sumbangan variabel mastery goal orientation terhadap perilaku menyontek

sebesar 0,8%. Sumbangan tersebut dapat dilihat dari F change=1,982, df1=1,

df2=216, dan Sig. F change=0,161. Sumbangan pengaruh variabel mastery goal

orientation dikatakan tidak signifikan terhadap perilaku menyontek karena

dilihat dari Sig. F change=0,161 (Sig. F change > 0,05).

4. Sumbangan variabel performance approach goal orientation terhadap perilaku

menyontek sebesar 0%. Sumbangan tersebut dapat dilihat dari F change=0,011,

df1=1, df2=215, dan Sig. F change=0,917. Sumbangan pengaruh variabel

performance approach goal orientation dikatakan tidak signifikan terhadap

perilaku menyontek karena dilihat dari Sig. F change=0,917 (Sig. F change >

0,05).

5. Sumbangan variabel performance avoid goal orientation terhadap perilaku

menyontek sebesar 1,4%. Sumbangan tersebut dapat dilihat dari F

Page 86: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

72

change=3,277 df1=1, df2=214, dan Sig. F change=0,072. Sumbangan pengaruh

variabel performance avoid goal orientation dikatakan tidak signifikan terhadap

perilaku menyontek karena dilihat dari Sig. F change=0,072 (Sig. F change >

0,05).

6. Sumbangan variabel jenis kelamin terhadap perilaku menyontek sebesar 0,3%.

Sumbangan tersebut dapat dilihat dari F change=0,771 df1=1, df2=213, dan Sig.

F change=0,381. Sumbangan pengaruh variabel jenis kelamin dikatakan tidak

signifikan terhadap perilaku menyontek karena dilihat dari Sig. F change=0,381

(Sig. F change > 0,05).

7. Sumbangan variabel tingkat kelas terhadap perilaku menyontek sebesar 0,5%.

Sumbangan tersebut dapat dilihat dari F change=1,067 df1=1, df2=212, dan Sig.

F change=0,303. Sumbangan pengaruh variabel jenis kelamin dikatakan tidak

signifikan terhadap perilaku menyontek karena dilihat dari Sig. F change=0,303

(Sig. F change > 0,05).

Page 87: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

73

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan didapatkan setelah melakukan beberapa prosedur, seperti menentukan

tema penelitian, fenomena-fenomena yang ingin diteliti, menetapkan alat ukur,

menentukan sampel dan menyebarkan kuesioner, mendapatkan data penelitian, dan

menganalisis data. Kesimpulan ini merupakan jawaban dari permasalahan

penelitian.

Kesimpulan pertama yang didapatkan pada penelitian ini berdasarkan hasil

uji F diketahui hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh dari seluruh

Independent Variable (IV) terhadap Dependent Variable (DV) ditolak. Hipotesis

nihil ditolak, maka hipotesis alternatif diterima, artinya adanya pengaruh yang

signifikan dari self-regulated learning, goal orientation, dan variabel demografis

terhadap perilaku menyontek pada siswa SMK Negeri 41 Jakarta.

Di lihat dari hasil uji hipotesis yang menguji signifikansi koefisien regresi

dari masing-masing Independent Variable (IV) terhadap Dependent Variable (DV),

hasilnya menunjukkan bahwa terdapat satu dari tujuh Independent Variable (IV)

yang signifikan memengaruhi Dependent Variable (DV) yaitu regulasi diri.

Variabel yang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku

menyontek yaitu penggunaan strategi kognitif, mastery goal orientation,

performance approach goal orientation, performance avoid goal orientation, jenis

kelamin, dan tingkat kelas.

Page 88: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

74

5.2 Diskusi

Tujuan dari penelitian ini untuk melihat apakah ada pengaruh Independet Variable

(IV) yaitu self-regulated learning, goal orientation, dan variabel demografis

terhadap perilaku menyontek. Dari hasil penelitian didapatkan adanya pengaruh

Independent Variable (DV) yaitu self-regulated learning, goal orientation, dan

variabel demografis terhadap perilaku menyontek pada siswa SMK Negeri 41

Jakarta.

Bagi siswa yang memiliki dan menggunakan strategi kognitif cenderung

mempraktikan metode-metode dalam belajar, seperti mengucapkan kata-kata

berulang untuk membantu mengingat, meringkas materi, dan menguraikan bab-bab

dalam buku. Selanjutnya, siswa yang memiliki regulasi diri cenderung baik dalam

belajar, seperti melakukan perencanaan dalam belajar, membaca cepat, berusaha

memahami suatu materi yang dipelajari, memiliki strategi manajeman usaha,

memiliki kegigihan, dan ketekunan dalam mengerjakan tugas yang sulit.

Siswa yang memiliki mastery goal orientation, tujuannya ialah berusaha

untuk mengembangkan kompetensi dan kemampuannya. Selain itu, siswa berusaha

untuk memperluas penguasaan dan pemahaman mereka, perhatiannya berfokus

pada tugas, dan pola pembelajarannya adaptif. Sedangkan, siswa yang cenderung

memiliki performance approach goal orientation, tujuan siswa dalam setting

prestasi adalah untuk menunjukan kompetensi atau kemampuan mereka. Siswa

berfokus pada diri, dan tujuannya diasosiasikan pada pola pembelajaran adaptif dan

maladaptif. Pada variabel performance avoid goal orientation, siswa dengan

performance avoid goal orientation memiliki tujuan dalam setting prestasi untuk

Page 89: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

75

menghindari suatu hal yang menunjukkan ketidakmampuan mereka. Perhatiannya

fokus pada diri dan tujuannya dikaitkan dengan pola pembelajaran yang maladaptif.

Kemudian peneliti melakukan analisis untuk mengetahui variabel mana dari

self-regulated learning, goal orientation, dan variabel demografis yang

memberikan pengaruh terhadap perilaku menyontek. Hasil analisis koefisien

regresi yang didapatkan dari penelitian ini ditemukan bahwa ada satu variabel yang

memiliki pengaruh terhadap perilaku menyontek, variabel tersebut ialah regulasi

diri.

Pada variabel regulasi diri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

perilaku menyontek dengan arah yang negatif. Alasan dari variabel regulasi diri

berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku menyontek karena mayoritas siswa

ada pada tingkat regulasi diri sedang. Menurut Pintrich dan DeGroot (1990) siswa

yang memiliki regulasi diri dapat mengatur dirinya dengan baik untuk belajar dan

merencanakan kegiatan atau jadwal belajarnya dengan baik. Kemudian siswa

menggunakan metode belajar yang tepat untuk dirinya sendiri, seperti membaca

cepat ketika belajar, dan berusaha memahami suatu materi yang dipelajari. Selain

itu, siswa memiliki strategi untuk memanajemen usahanya dalam belajar, memiliki

kegigihan yang tinggi dalam belajar, dan memiliki ketekunan dalam mengerjakan

tugas yang sulit. Ketika siswa mengalami kesulitan dalam belajar dan mengerjakan

soal ujian, maka siswa lebih cenderung untuk berjuang meregulasi dirinya untuk

tidak menyerah dan berusaha untuk menemukan solusi dalam mengatasi dan

menyelesaikan tugas maupun soal ujian. Siswa lebih memilih untuk meregulasi diri

dan tidak menyontek saat menemukan tugas dan soal ujian yang sulit.

Page 90: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

76

Hal tersebut didukung oleh penelitian-penelitian terdahulu, seperti

penelitian yang dilakukan oleh penelitian Bong (2008) bahwa terdapat pengaruh

yang negatif antara regulasi diri terhadap perilaku menyontek, apabila seseorang

memiliki pengaruh regulasi diri yang tinggi, maka perilaku menyontek rendah,

begitu juga sebaliknya. Kemudian, penelitian Chotim dan Sunawan (2007) bahwa

regulasi diri memiliki pengaruh yang negatif dengan perilaku menyontek. Siswa

lebih memilih untuk meregulasi diri dan tidak menyontek saat menemukan tugas

dan soal ujian yang sulit. Siswa yang memiliki regulasi diri yang tinggi akan

merencanakan kegiatan atau jadwal belajarnya dengan baik. Kemudian siswa

menggunakan metode belajar yang tepat untuk dirinya sendiri, seperti membaca

cepat ketika belajar, dan berusaha memahami suatu materi yang dipelajari. Selain

itu, siswa memiliki strategi untuk memanajemen usahanya dalam belajar, memiliki

kegigihan yang tinggi dalam belajar, dan memiliki ketekunan dalam mengerjakan

tugas yang sulit. Ketika regulasi diri siswa tinggi, maka akan mempengaruhi

perilaku menyontek menjadi rendah.

Selanjutnya, pada variabel penggunaan strategi kognitif, mastery goal

orientation, performance approach goal orientation, performance avoid goal

orientation, jenis kelamin, dan tingkat kelas ketika dianalisis secara terpisah, tidak

memiliki pengaruh terhadap perilaku menyontek. Pada variabel penggunaan

strategi kognitif tidak berpengaruh terhadap perilaku menyontek. Menurut Pintrich

dan DeGroot (1990), bagi siswa yang memiliki dan menggunakan strategi kognitif

cenderung mempraktikan metode-metode dalam belajar, seperti mengucapkan

kata-kata berulang untuk membantu mengingat, meringkas materi untuk

Page 91: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

77

mempermudah proses belajar, dan menguraikan bab-bab dalam buku. Variabel

penggunaan strategi kognitif ini diharapkan memberikan sumbangan pengaruh

dengan arah yang negatif, dapat dikatakan bahwa siswa yang semakin

menggunakan strategi kognitif, maka semakin berkurang tingkat menyontek. Hasil

penelitian ini menyatakan bahwa penggunaan strategi kognitif tidak memiliki

pengaruh terhadap perilaku menyontek. Hasil penelitian ini bertentangan dengan

penelitian Anderman dan kawan-kawan (dalam Jurdi, dkk., 2011) bahwa siswa

SMA yang menggunakan strategi pengolahan kognitif yang tinggi ketika

mengerjakan pekerjaan atau tugas sains, secara signifikan kecil kemungkinan untuk

menyontek.

Pada hasil analisis koefisien regresi pada penelitian ini menunjukkan bahwa

dimensi goal orientation yaitu mastery goal orientation, performance approach

goal orientation, dan performance avoid goal orientation tidak berpengaruh

terhadap perilaku menyontek. Pada variabel mastery goal orientation tidak

berpengaruh terhadap perilaku menyontek. Menurut Midgley dan kawan-kawan

(2000) siswa yang memiliki mastery goal orientation, tujuannya ialah berusaha

untuk mengembangkan kompetensi dan kemampuannya. Selain itu, siswa berusaha

untuk memperluas penguasaan dan pemahaman mereka, perhatiannya berfokus

pada tugas, dan pola pembelajarannya adaptif. Variabel mastery goal orientation

ini diharapkan memberikan sumbangan pengaruh dengan arah yang negatif, dapat

dikatakan bahwa siswa yang semakin memegang mastery goal orientation, maka

semakin berkurang tingkat menyontek. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa

mastery goal orientation tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku menyontek.

Page 92: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

78

Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Niiya dan kawan-kawan (2008) bahwa

mastery goal orientation tidak mempengaruhi dan tidak mencegah perilaku

menyontek. Siswa yang memegang mastery goal orientation tidak menyontek

ketika sendirian. Siswa yang belajar lebih giat untuk ujian dan tidak menganggap

ujian sebagai suatu hal yang sangat sulit. Kemudian menurut Anderman (dalam

Koul, 2012) bahwa menyontek bukan tujuan siswa untuk mastery goal orientation

karena tidak mengarah pada pembelajaran asli dan perbaikan diri. Perilaku

menyontek lebih kepada tujuan untuk memaksimalkan nilai atau menghindari nilai

rendah. Murdock dan Anderman menyatakan bahwa pendidik melakukan upaya

untuk meminimalkan perilaku menyontek dengan mengatur konteks pembelajaran

yang menekankan peningkatan mastery goal orientation dan mengevaluasi

pembelajaran, namun dengan menuntut dan mempersulit tugas yang diberikan akan

menyebabkan lebih mementingkan nilai akhir dari pada mementingkan

pembelajaran dan kemajuan (dalam Apostolou, 2015).

Pada variabel performance approach goal orientation tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap perilaku menyontek. Menurut Midgley dan kawan-

kawan (2000) siswa yang memegang performance approach goal orientation,

maka siswa memiliki tujuan untuk mencapai prestasi dengan menunjukkan

kompetensi dan kemampuannya, siswa juga memiliki pola pembelajaran adaptif

dan maladaptif. Variabel performance approach goal orientation ini diharapkan

memberikan sumbangan pengaruh dengan arah yang positif, dapat dikatakan bahwa

siswa yang semakin memegang performance approach goal orientation, maka

semakin bertambah tingkat menyontek. Hasil penelitian ini, performance approach

Page 93: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

79

goal orientation tidak berpengaruh terhadap perilaku menyontek, hal ini selaras

dengan hasil penelitian Apostolou (2015) dan Andrestia (2011) yang mengatakan

bahwa performance approach goal orientation, tidak memiliki pengaruh terhadap

perilaku menyontek.

Pada variabel performance avoid goal orientation tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap perilaku menyontek. Menurut Midgley dan kawan-kawan

(2000) siswa yang memiliki performance avoid goal orientation bertujuan untuk

menghindari suatu hal yang dapat menunjukkan ketidakmampuan mereka, fokus

perhatiannya pada diri dan orientasinya dikaitkan dengan pola pembelajaran yang

maladaptif, seperti memiliki tujuan untuk menghindari terlihat tidak pintar dalam

mengerjakan tugas. Hasil penelitian ini selaras dengan hasil penelitian Apostolou

(2015) bahwa performance avoid goal orientation bukanlah variabel yang

mempengaruhi perilaku menyontek. Jadi, performance avoid goal orientation tidak

berpengaruh terhadap perilaku menyontek.

Kemudian, variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

perilaku menyontek ialah jenis kelamin dan tidak ada perbedaan tinggi dan

rendahnya perilaku menyontek antara jenis kelamin laki-laki dengan perempuan.

Hasil penelitian ini tidak selaras dengan penelitian Finn dan Frone (2004) bahwa

jenis kelamin signifikan berpengaruh dengan perilaku menyontek dan siswa

berjenis kelamin laki-laki menyontek lebih sering dibandingkan perempuan. Selain

itu, pada penelitian Genereux dan McLeod (1995) bahwa siswa berjenis kelamin

laki-laki memiliki skor menyontek yang tinggi. Selain itu, penelitian ini selaras

dengan penelitian Cahyo dan Solicha (2017), jenis kelamin tidak berpengaruh

Page 94: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

80

secara signifikan terhadap perilaku menyontek karena tidak terdapat perbedaan

pada tingkat menyontek antara laki-laki dan perempuan. Kemudian penelitian ini

juga selaras dengan hasil penelitian Yang dan kawan-kawan (2013) bahwa jenis

kelamin tidak berpengaruh terhadap perilaku menyontek dan tidak ada perbedaan

antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan dalam melaporkan perilaku

menyontek. Di lihat dari penelitian Finn dan Frone, serta penelitian Genereux dan

McLeod bahwa siswa berjenis kelamin laki-laki memiliki skor menyontek lebih

tinggi dari siswa berjenis kelamin perempuan, hal ini bisa terjadi secara kebetulan

dan sesuai dengan keadaan lingkungan sekolah siswa. Selanjutnya, bisa

dikarenakan laporan yang diberikan pada penelitian ini tidak sesuai dengan kondisi

sampel sesungguhnya.

Selanjutnya variabel yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

perilaku menyontek ialah tingkat kelas. Tingkat kelas X dengan tingkat kelas XI

tidak memiliki perbedaan yang signifikan dalam memengaruhi perilaku

menyontek. Hasil penelitian ini tidak selaras dengan hasil penelitian Anderman dan

Midgley (2004) yang menyatakan bahwa siswa akhir kelas delapan dan siswa akhir

kelas sembilan memiliki peningkatan dalam menyontek.

Besarnya persentase pengaruh seluruh independent variable terhadap

dependent variable sekitar sepuluh persen, sehingga sisa dari sumbangan tersebut

dapat dipengaruhi oleh faktor lain. Sedikitnya persentase pengaruh seluruh IV

terhadap DV juga dapat dipengaruhi oleh harapan sosial (social desirability) yang

disadari oleh siswa. Yang dan kawan-kawan (2013) menyatakan bahwa siswa yang

menyadari bahwa perilaku menyontek merupakan pelanggaran norma yang tidak

Page 95: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

81

etis. Kemungkinan siswa memiliki kesadaran akan hal ini sehingga akan

memberikan kontribusi dalam penelitian ini. Penelitian ini memiliki sifat yang

sensitif, sehingga siswa tidak mau mengakui perilakunya karena takut melanggar

harapan sosial (social desirability) dan siswa melaporkan suatu hal yang berbeda

dari kondisi kenyataannya.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti merasakan masih banyak keterbatasan.

Berdasarkan pengalaman dan hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa

saran untuk meningkatkan kualitas penelitian selanjutnya yang menggunakan

Dependent Variable (DV) perilaku menyontek. Pada bagian saran terdapat dua

kategori yaitu saran teoritis dan saran praktis.

5.3.1 Saran teoritis

Ada beberapa saran teoritis pada penelitian ini, saran ini diajukan kepada pembaca

sebagai pertimbangan untuk penelitian selanjutnya dengan Dependent Variable

(DV) perilaku menyontek. Berikut ialah saran teoritis:

1. Pada penelitian disarankan untuk mempertimbangkan Independent Variable,

seperti variabel eksternal yaitu dukungan sosial, tekanan dari orangtua,

tekanan dari teman, pengaruh lingkungan, pengawasan yang kurang ketat,

dan sebagainya. Selain itu, faktor penyebab internalnya yaitu self-esteem

(harga diri), self-concept, sikap siswa, dan kepribadian.

2. Perbanyak jumlah sampel penelitian, sehingga hasil penelitiannya lebih

akurat, bervariasi, dan dapat menambah persentase sumbangan terhadap

perilaku menyontek.

Page 96: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

82

3. Mempertimbangkan dalam pemilihan sampel dan memperluas wilayah

penelitian. Jika, penelitian dalam satu sekolah dengan mengikutsertakan

seluruh tingkat kelas dan seluruh siswa. Selain itu, populasi sampel juga

dapat menggunakan sekolah swasta agar hasilnya lebih bervariasi. Kemudian

penelitian yang dilakukan di wilayah Jabodetabek untuk mengetahui wilayah

mana yang lebih tinggi tingkat menyontek pada siswa, lebih baik langsung

mendatangi sekolah tersebut untuk melakukan pendekatan kepada siswa,

kemudian baru memberikan kuesioner. Selanjutnya, ketika ingin memilih

sampel menggunakan teknik probability sample dan dilakukan secara offline,

agar peneliti dapat bertemu langsung dengan sampel dan meyakinkan sampel

untuk mengisi kuesioner dengan jujur.

4. Memperbanyak item pada skala self-regulated learning dan goal orientation

agar mengurangi penilaian social desirability yang menyebabkan reliabilitas

skala pengukuran self-regulated learning dan goal orientation rendah atau

kecil.

5.3.2 Saran praktis

Saran praktis berdasarkan hasil penelitian ini kepada beberapa pihak yang

berkepentingan dan berkaitan dengan hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Perilaku menyontek di ranah pendidikan harus segera diminimalisir dan

ditindaklanjuti agar tidak semakin meluas dan memberikan pengaruh yang

negatif kepada pelajar.

2. Bagi siswa tidak hanya belajar ketika menghadapi ujian saja, lebih disiplin

waktu untuk belajar di sekolah dan di rumah. Menggunakan strategi self-

Page 97: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

83

regulated learning ketika belajar, seperti membuat jadwal kegiatan belajar,

meringkas materi, membuat analogi terkait materi, belajar dengan tekun,

sering mempelajari atau mengulang materi yang telah dipelajari, meregulasi

diri, dan tidak mudah menyerah dalam mengerjakan tugas yang sulit.

3. Siswa memfokuskan tujuannya untuk meningkatkan kualitas dan

kemampuannya, melakukan regulasi diri yang lebih saat ujian berlangsung

agar tidak menyontek, berpegang teguh untuk tidak menyontek karena akan

merugikan diri sendiri dan orang lain.

Page 98: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

84

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, V., Sano, A., & Ibrahim, I. (2013). Perilaku menyontek siswa sma negeri

di kota padang serta upaya pencegahan oleh guru bk. Jurnal Ilmiah

Konseling, 2(1), 71-75.

Anderman, E.M., & Midgley, C. (2004). Changes in self-reported academic

cheating across the transition from middle school to high school.

Contemporary Educational Psychology, 29, 499-517.

Anderman, E.M., & Murdock, T.B. (2007). Psychology of Academic Cheating. San

Diego: Academic Press Inc.

Anderman, E.M., dkk. (1998). Motivation and cheating during early adolescence.

Journal of Educational Psychology, 90(1), 84-93.

Andrestia, Maihan. 2010. “Pengaruh Locus of Control dan Goal Orientation

terhadap Cheating Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta”. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Apostolou, M. (2015). Four personal achievement goals and self-reported cheating

behavior. International Journal of School and Cognitive Psychology, 2(10),

1-7.

Bintoro, W., dkk. (2013). Hubungan self regulated learning dengan kecurangan

akademik mahasiswa. Educational Psychology Journal, 2(1), 57-64.

Bong, M. (2008). Effects of parent-child relationships and classroom goal structures

on motivation, help-seeking avoidance, and cheating. The Journal of

Experimental Education, 76(2), 191-217.

Brandes, B. (1986). Academic Honesty: a Special Study of California Students.

Sacramento: Bureau of Publications.

Cahyo, S.D., & Solicha. (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

menyontek pada pelajar dan mahasiswa di jakarta. JP3I, 6(1), 87-96.

Cizek, G. J. (2003). Detecting and Preventing Classroom Cheating, Promoting

Integrity in Assessment. California: Corwin Press Inc.

Chotim, M., & Sunawan. (2007). Perilaku menyontek siswa sekolah menengah

pertama dari segi regulasi diri dan atribusi. Jurnal Ilmu Pendidikan, 14(2),

100-107.

Page 99: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

85

Davis, S.F., Grover, C.A., Becker, A.H., & McGregor, L.N. (1992). Academic

dishonesty: Prevalence, determinants, techniques, and punishment.

Teaching of Psychology, 19(1), 16-20.

Elliot, E.D., & McGregor, H.A. (2001). A 2 X 2 achievement goal framework.

Journal of Personality and Social Psychology, 80(3), 501-519.

Evans, E.D., & Craig. D. (1990). Teacher and student perceptions of academic

cheating in middle and senior high school. The Journal of Education

Research, 84(1), 44-53.

Finn, K.V., & Frone, M.R. (2004). Academic performance and cheating:

moderating role of school identification and self-efficacy. The Journal of

Educational Research, 97(3), 115-121.

Fitrah, R. 2016. “Adversity Quotient dengan Perilaku Menyontek pada Siswa

SMP”. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

Genereux, R., & McLeod, B. A. (1995). Circumstances surrounding cheating: a

questionnaire study of college students. Research in Higher Education,

36(6), 687-704.

Hosny, M., & Fatima, S. (2014). Attitude of students towards cheating and

plagiarism: University case study. Journal of Applied Scienex, 14(8), 748-

757. Doi: 10.3923/jas.2014.748.757.

Imawati, R., dkk. (2014). Hubungan self-efficacy dan goal orientation terhadap

career development pada para pencari kerja pt. bina talenta. Jurnal Al-Azhar

Indonesia Seri Humaniora, 2(3), 177-188.

Jatirahayu, W. (2013). Guru berkualitas kunci pintu mutu pendidikan. Jurnal Ilmiah

Guru COPE, 2, 46-53.

Jordan, A.E. (2001). College student cheating: the role of motivation, perceived

norms, attitudes, and knowledge of institutional policy. Ethics and

Behavior, 11(3), 233-247.

Jurdi, R., dkk. (2011). Academic dishonesty in the canadian classroom: behaviors

of a sample of university students. Canadian Journal of Higher Education,

41(3), 1-35.

Kalhori, Z. (2014). The relationship between teacher-student rapport and students

willingness to cheat. Procedia Social and Behavioral Science, 136(14), 153-

158.

Page 100: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

86

Kaplan, A., & Maehr, M.L. (2007). The countibutions and prospects of goal

orientation theory, Educ Psychol Rev, 19, 141-184. Doi: 10.1007/s10648-

006-9012-5.

Koul, R. (2012). Cheating behavior among high school and college students:

student characteristics and situational factors. Proceedings Behavioral

Science and Social Problems, 4(4), 1-14.

Leming, J. S. (1980). Cheating behavior, subject variables, and components of the

internal external scale under high and low risk conditions. Journal of

Educational Research, 74 (2), 83–87.

Linggasari, Y. (2015, April 16). Fsgi jumlah lapran kecurangan un menurun.

Diunduh pada tanggal 29 Agustus 2018, dari

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20150416042205-20-46990/fsgi-

jumlah-laporan-kecurangan-un-menurun

Loppies, A.M. 2014. “Hubungan Self-Regulated Learning dengan Kecurangan

Akademik pada Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi

Teknik Informatika UKSW”. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas

Kristen Satya Wacana Salatiga.

Masada, C., & Dachmiati, S. (2016). Faktor pemengaruh perilaku siswa dan

mahasiswa menyontek. Sosio E Kons, 8(3), 227-233.

McCollum, D.L, & Kajs, L.T. (2007) Applying goal orientation theory in an

exploration of student motivations in the domain of educational leadership.

Educational Research Quarterly, 31(1), 45-59.

Midgley, C., dkk. (2000). Manual for the Patterns of Adaptive Learning Scales.

Ann Arbor: University of Michigan.

Mukhid, A. (2008). Strategi self-regulated learning (perspektif teoritik). Tadris,

3(2), 222-239.

Murdock, T.B., & Anderman, E.M. (2006). Motivational perspectives on student

cheating: toward an integrated model academic dishonesty. Educational

Psychologist, 41(3), 129-145.

Murdock, T.B., Hale, N.M., & Weber, M.J. (2001). Predictors of cheating among

early adolescents: academic and social motivations. Contemporary

Educational Psychology, 26, 96-115.

Ningsih, R., & Praktikto, H. (2012). Konsep diri, kematangan emosi dan

kecenderungan menyontek. Jurnal Psikologi, 7(2), 594-604.

Page 101: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

87

Niiya, Y., dkk. (2008). Gender, contingencies of self-worth, and achievement goals

as predictors of academic cheating in a controlled laboratory setting.

Psychology Press, 30(1), 76-83. Doi: 10.1080/01973530701866656.

Nurmayasari, K., & Murusdi, H. (2015). Hubungan antara berpikir positif dan

perilaku menyontek pada siswa kelas x smk koperasi yogyakarta. Jurnal

Fakultas Psikologi, 3(1), 8-15.

Ormrod, J.E. (2008). Educational Psychology Developing Learners. Terj. Amitya

Kumara. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Panadero, E., & Tapia, J.A. (2014). How do students self-regulate? Review of

zimmerman’s cylical model of self-regulated learning. Anales de

Psicologia, 30(2), 450-462.

Pintrich, P.R., & DeGroot, E.V. (1990). Motivational and self-regulated learning

components of classroom academic performance. Journal of Educational

Psychology, 82(1), 33-40.

Pradewo, B. (2018, April 6). Kebocoran kunci jawaban usbn, sandi: enggak ada

integritas!. Diunduh pada tanggal 30 Agustus 2018, dari

https://www.jawapos.com/metro/metropolitan/06/04/2018/kebocoran-

kunci-jawaban-usbn-sandi-enggak-ada-integritas

Priaswandy, G.M. (2015). Hubungan antara self-efficacy dengan perilaku

menyontek paada siswa kelas xi di sma negeri pleret bantul yogyakarta.

Jurnal Bimbingan dan Konseling, 6(4), 1-12.

Prihantari, R. (2017). Menurunkan kebiasaan mencontek melalui metode apa?

lantas, bagaimana? dan sekarang bagaimana? dalam bimbingan kelompok

pada peserta didik kelas viii 1 smpn 1 citereup. Jurnal Bimbingan dan

Konseling, 6(1), 40-49.

Priyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif. Surabaya: Zifatama Publishing.

Raharjo, S.B. (2012). Evaluasi trend kualitas pendidikan di Indonesia. Jurnal

Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 2(16), 298-319.

Rahmawati., dkk. (2015). Perilaku menyontek ditinjau dari orientasi tujuan belajar

siswa sma/ma di surakarta. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan

Ekonomi dan Bisnis.

Rinthapol, N., & Duran, R. (2011). Validation of goal orientation measure in pals

among latino. US China Educational Revies, 6, 825-830.

Page 102: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

88

Roig, M., & DeTommaso, L. (1995). Are college cheating and plagiarism related.

Psychology Reports, 77, 691-698.

Sari, N. (2018, April 5). Temuan ombudsman, bimbel dan sekolah diduga bocorkan

soal usbn di jakarta dan bekasi. Diunduh pada tanggal 29 Agustus 2018,

dari https://megapolitan.kompas.com/read/2018/04/05/08325521/temuan-

ombudsman-bimbel-dan-sekolah-diduga-bocorkan-soal-usbn-di-jakarta

Sarirah, T., dkk. (2017). Peran academic dishonesty dalam menjelaskan hubungan

antara self-regulated learning dan dukungan sosial teman sebaya dengan

prestasi akademik. Mediapsi, 3(1), 1-8.

Schunk, D.H. (2005). Self-regulated learning: the educational legacy of paul

r.pintrich. Educational Psychologist, 40(2), 85-94.

Sheard, J., & Dick, M. (2003). Influences on cheating practice of graduate students

in it courses: What are the factors?. Acm Iticse, 3, 45-49.

Shumow, L., & Schimidt, J.A. (2014). Enchancing adolescents motivation for

science. California: Corwin A SAGE Company.

Suryadi, B., Mutiah, D., Miftahuddin., Dewi, M.S., Muchtar, Y.D., & Treaniasari,

N. (2014). Metodologi Penelitian. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Tayan, B. M. (2017). Academic misconduct: an investigation into male students

perceptions, experiences & attitudes toward cheating and plagiarism in a

middle eastern university context. Journal of Education and Learning, 6(1),

158-166.

Wade, B.K., & Stinson, R.F. (1993). Student cheating: understanding and

prevention, Nacta Journal, 26(1), 13-20.

Yang, S.C., Huang, C.L., & Chen, A.S. (2013). An investigation of college students

perceptions of academic dishonesty, reasons for dishonesty, achievement

goals, and willingness to report dishonest behavior. Ethics and Behavior,

23(6), 501-522. Doi: 10.1080/10508422.2013.802651.

Zimmerman, B.J. (1990). Self-regulated learning and academic achievement: an

overview. Educational Psychologist, 25(1), 3-17.

Zimmerman, B.J., & Pons, M.M. (1990). Students differences in self-regulated

learning: relating grade, sex, and giftedness to self-efficacy and strategy use.

Journal of Educational Psychology, 82(1), 51-59.

Page 103: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

89

Zimmerman, B.J., & Pons, M.M. (1986). Development of a structured interview for

assessing student use of self-regulated learning strategies. American

Educational Research Journal, 23(4), 614-628.

Page 104: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

90

Lampiran 1

Surat Izin Penelitian

Page 105: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

91

Lampiran 2

INFORMED CONSENT

Lembar Persetujuan Keikutsertaan Penelitian

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa saya setuju untuk secara

sukarela menjadi partisipan penelitian yang dilakukan oleh Indri Lestari mengenai

aktivitas siswa. Data yang saya berikan adalah data yang sebenar-benarnya dan saya

menyetujui bahwa data saya akan digunakan dalam keperluan penelitian.

Nama Lengkap :

Jenis Kelamin :

Kelas :

Suku Bangsa / Budaya :

Usia :

No. HP :

Menyatakan kesediaan untuk berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh

Indri Lestari, data saya dijamin kerahasiaannya, dan hanya digunakan untuk

penelitian semata.

Jakarta, ................................. 2018

Partisipan

(TTD & Nama Jelas)

Page 106: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

92

Bukti Pengisian Informed Consent

Pengisian Informed Consent Secara Langsung

Page 107: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

93

Lampiran 3

Kuesioner Penelitian

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Selamat pagi/siang/sore,

Salam sejahtera saya ucapkan, semoga Anda selalu mendapatkan berkah

serta perlindungan dari Allah Ta’ala, sehingga dapat melaksanakan aktivitas sehari-

hari.

Peneliti merupakan mahasiswa Program Sarjana Strata-1 (S1) Fakultas Psikologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang saat ini sedang melakukan penelitian dalam

rangka penyelesaian skripsi. Peneliti mengharapkan kesediaan Anda untuk dapat

berpartisipan dalam penelitian ini.

Anda dipersilakan untuk mengisi kuesioner ini dengan mengikuti petunjuk

pengisian yang diberikan dan TIDAK ADA JAWABAN SALAH dalam kuesioner

ini. Anda diharapkan mengisi jawaban sesuai dengan keadaan Anda saat ini. Data

diri dan semua jawaban Anda akan diolah secara umum, bukan perorangan. Data

dalam penelitian ini akan dijaga KERAHASIAANNYA dan hanya untuk

kepentingan penelitian. Atas perhatian dan bantuannya peneliti ucapkan terima

kasih.

Hormat Saya,

(Indri Lestari)

Data Partisipan

Jenis Kelamin :

Kelas :

Usia :

Suku Bangsa / Budaya :

No. HP :

Page 108: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

94

SKALA 1

Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan, baca, dan pahami dengan baik setiap

pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan

tersebut sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberi tanda checklist (˅) pada

salah satu dari empat pilihan yang tersedia, pada kolom bagian kanan.

Jika jawaban Anda :

Tidak Pernah, beri tanda pada kolom TP

Jarang, beri tanda pada kolom J

Sering, beri tanda pada kolom S

Selalu, beri tanda pada kolom SL

No. Pernyataan TP J S SL

1. Saya mencari informasi mengenai soal ujian kepada

teman yang sudah melaksanakan ujian

2. Saya membuat catatan kecil untuk digunakan saat

ujian

3. Ketika ujian, saya pura-pura ke toilet untuk mencari

jawaban

4. Saya membuat catatan dianggota tubuh, seperti

telapak tangan, agar dapat dilihat saat ujian

5. Saya percaya diri dalam mengerjakan soal ujian

sendiri daripada menyontek dengan teman yang lain

6. Ketika terdesak, saya membuka buku catatan saat

ujian

7. Saya berusaha mengerjakan soal ujian sampai tuntas

dengan kemampuan saya sendiri

8. Ketika ujian, saya memberikan jawaban kepada

teman yang bertanya

9. Ketika pengawas ujian lengah, saya memanfaatkan

keadaan untuk menyontek

10. Saya berpura-pura tidak mendengar saat teman

menanyakan jawaban ujian

Page 109: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

95

SKALA 1 (Lanjutan)

No. Pernyataan TP J S SL

11. Saya berpura-pura berpikir dan membaca soal ujian,

padahal saya sedang menyontek

12. Saya berusaha menyembunyikan lembar jawaban

ujian dari teman

13. Saya berusaha menjawab ujian dengan jujur,

walaupun pengawas sedang lengah

14. Saya menyimpan foto catatan di handphone untuk

dilihat ketika ujian

15. Ketika kesulitan mengerjakan soal ujian, saya

menanyakan jawaban kepada teman

16. Saya menyalin jawaban teman ketika tidak belajar

untuk ujian

17. Di sekolah saya, menyontek merupakan hal yang

wajar saat ujian

18. Saya melihat jawaban teman tanpa sepengetahuan

orang yang bersangkutan

19. Saya menerima bocoran ujian agar saya dapat

mengerjakan ujian dan mendapat nilai bagus

20. Saya bertukar jawaban ujian dengan teman-teman

menggunakan handphone

21. Saya menanyakan jawaban ujian kepada teman

untuk memeriksa jawaban saya

22. Saya memberikan jawaban ujian kepada teman, agar

saya tidak di katakan pelit

23. Saya menerima jawaban ujian dari teman ketika

batas waktu ujian tinggal sedikit

24. Saya melihat catatan saat ujian, karena jawaban ujian

dituntut untuk sama dengan materi di buku

25. Saya menggunakan handphone untuk mencari

jawaban ujian di internet

Page 110: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

96

SKALA 2

Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan, baca, dan pahami dengan baik setiap

pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan

tersebut sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberi tanda checklist (˅) pada

salah satu dari empat pilihan yang tersedia, pada kolom bagian kanan.

Jika jawaban Anda :

Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju, beri tanda pada kolom STS

Tidak Setuju, beri tanda pada kolom TS

Setuju, beri tanda pada kolom S

Sangat Setuju, beri tanda pada kolom SS

No. Pernyataan STS TS S SS

1. Ketika saya belajar untuk ujian, saya mencoba

untuk mengumpulkan informasi dari yang

dipelajari di kelas dan buku

2. Ketika saya mengerjakan PR, saya mencoba

mengingat apa yang dikatakan guru di kelas,

sehingga saya bisa menjawab pertanyaan dengan

benar

3. Saya mengajukan pertanyaan pada diri sendiri

untuk memastikan bahwa saya megetahui materi

yang telah saya pelajari

4. Sulit bagi saya untuk menentukan gagasan utama

(ide pokok) dalam apa yang saya baca

5. Ketika saya bekerja keras, saya menyerah atau

hanya mempelajari bagian-bagian yang mudah

saja

6. Ketika saya belajar, saya menempatkan ide-ide

yang penting ke dalam kata-kata saya sendiri

7. Saya selalu mencoba memahami apa yang

dikatakan guru, meskipun jika perkataan itu tidak

masuk akal

8. Ketika saya belajar untuk ujian, saya mencoba

mengingat sebanyak mungkin fakta-fakta yang saya

bisa

9. Ketika belajar, saya menyalin catatan saya untuk

membantu saya dalam mengingat materi

Page 111: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

97

SKALA 2 (Lanjutan)

No. Pernyataan STS TS S SS

10. Saya mengerjakan latihan soal dan menjawab

pertanyaan pada akhir bab, meskipun ketika saya

tidak memerlukan itu

11. Ketika bahan belajar membosankan dan tidak

menarik, saya tetap mengerjakan pekerjaan sampai

saya selesai

12. Ketika saya belajar untuk ujian, saya berlatih

mengucapkan fakta-fakta penting secara berulang-

ulang kepada diri saya sendiri

13. Sebelum saya mulai belajar, saya memikirkan hal-

hal yang perlu saya lakukan untuk belajar

14. Saya menggunakan apa yang telah saya pelajari dari

tugas-tugas lama dan textbook untuk mengerjakan

tugas-tugas baru

15. Saya sering merasa telah membaca suatu

pelajaran, tetapi saya tidak mengetahui maksud

materi tersebut

16. Saya merasa bahwa ketika guru berbicara, saya

memikirkan hal lain dan tidak mendengarkan apa

yang dikatakannya

17. Ketika saya mempelajari suatu topik, saya mencoba

membuat segala sesuatunya menjadi sesuai

18. Ketika saya membaca, saya berhenti sesekali dan

memahami apa yang telah saya baca

19. Ketika saya membaca materi untuk suatu pelajaran,

saya mengucapkan kata-kata secara berulang kali

kepada diri sendiri untuk membantu saya

mengingat

20. Saya menguraikan bab-bab dalam buku saya untuk

membantu saya belajar

21. Saya bekerja keras untuk mendapatkan nilai yang

baik, bahkan ketika saya tidak menyukai pelajaran

itu

22. Ketika membaca, saya mencoba untuk

menghubungkan hal-hal yang saya baca dengan

apa yang sudah saya ketahui

Page 112: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

98

SKALA 3

Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan, baca, dan pahami dengan baik setiap

pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan

tersebut sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberi tanda checklist (˅) pada

salah satu dari empat pilihan yang tersedia, pada kolom bagian kanan.

Jika jawaban Anda :

Sangat Tidak Setuju, beri tanda pada kolom STS

Tidak Setuju, beri tanda pada kolom TS

Setuju, beri tanda pada kolom S

Sangat Setuju, beri tanda pada kolom SS

No. Pernyataan STS TS S SS

1. Penting bagi saya untuk tidak terlihat bodoh di

kelas

2. Penting bagi saya bahwa siswa lain di kelas

menganggap saya pandai dalam mengerjakan

pekerjaan kelas

3. Penting bagi saya untuk belajar banyak konsep atau

materi baru di tahun ini

4. Salah satu tujuan saya di kelas adalah belajar

sebanyak mungkin

5. Salah satu tujuan saya adalah menunjukkan kepada

orang lain bahwa saya baik dalam pekerjaan kelas

saya

6. Salah satu tujuan saya adalah menguasai banyak

keterampilan baru di tahun ini

7. Salah satu tujuan saya adalah menjaga agar orang

lain tidak berpikir bahwa saya tidak pintar di kelas

8. Penting bagi saya untuk benar-benar memahami

pekerjaan atau tugas kelas yang diberikan

9. Salah satu tujuan saya adalah menunjukkan kepada

orang lain bahwa pekerjaan kelas itu mudah bagi

saya

10. Salah satu tujuan saya adalah tampil cerdas

dibandingkan dengan siswa lain di kelas

11. Penting bagi saya terlihat cerdas dibandingkan

dengan orang lain di kelas saya

Page 113: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

99

SKALA 3 (Lanjutan)

No. Pernyataan STS TS S SS

12. Penting bagi saya untuk memperbaiki keterampilan

saya di tahun ini

13. Penting bagi saya bahwa guru saya tidak berpikir

kalau saya kurang pandai dibandingkan siswa lain

di kelas

14. Salah satu tujuan saya di kelas adalah menghindari

terlihat seperti mengalami kesulitan dalam

melakukan pekerjaan kelas

Mohon periksa kembali jawaban Anda, jangan sampai ada jawaban yang

terlewatkan

Semoga Allah lipat gandakan pahala kebaikan Anda

TERIMA KASIH

Page 114: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

100

Lampiran 4

Syntax dan Path Diagram Uji Validitas

Skala Perilaku Menyontek

UJI VALIDITAS KONSTRUK MENYONTEK DA NI=25 NO=220 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10

ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19

ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 PM SY FI=MENYONTEK.COR MO NX=25 NK=1 LX=FR TD=SY ME=UL LK MENYONTEK FR TD 12 10 TD 10 3 TD 13 5 TD 7 5 TD 13 7 TD 12 3 TD 25 14 TD 10

5 TD 13 10 TD 11 9 TD 2 1 TD 17 14 TD 21 14 TD 15 8 TD 22 6 TD 16

15 TD 23 14 TD 20 19 TD 18 17 TD 9 3 TD 17 15 TD 22 8 TD 19 13 TD

24 9 TD 21 7 TD 3 2 TD 4 3 TD 7 3 TD 11 7 TD 15 9 TD 12 5 TD 25 18

TD 25 23 TD 25 15 TD 10 8 TD 18 2 TD 18 4 TD 22 2 TD 18 14 TD 9 8

TD 23 6 TD 21 6 TD 21 2 TD 20 12 TD 15 12 TD 16 9 TD 22 20 TD 24 3

TD 12 8 TD 6 5 TD 19 15 TD 23 15 TD 15 2 TD 21 15 TD 5 2 PD OU TV SS MI

Page 115: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

101

Skala Self-Regulated Learning

Dimensi Penggunaan Strategi Kognitif

UJI VALIDITAS KONSTRUK SRL PENGGUNAAN STRATEGI KOGNITIF DA NI=13 NO=220 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10 ITEM11 ITEM12 ITEM13 PM SY FI=SRL1.COR MO NX=13 NK=1 LX=FR TD=SY LK SRL1 FR TD 11 8 TD 12 11 TD 11 4 TD 10 4 TD 8 6 TD 7 6 TD 12 7 TD 5 2 TD 11 5 TD 4 3 TD 11 7 TD 13 2 TD 10 5 TD 9 1 TD 12 8 TD 10 6 PD OU TV SS MI AD=OFF

Page 116: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

102

Skala Self-Regulated Learning

Dimensi Regulasi Diri

UJI VALIDITAS KONSTRUK SRL REGULASI DIRI DA NI=9 NO=220 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 PM SY FI=SRL2.COR MO NX=9 NK=1 LX=FR TD=SY LK SRL2 FR TD 7 6 TD 6 2 TD 7 2 TD 8 4 TD 3 2 TD 7 4 PD OU TV SS MI

Page 117: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

103

Skala Goal Orientation

Dimensi Mastery Goal Orientation

UJI VALIDITAS KONSTRUK GO1 MASTERY GO DA NI=5 NO=220 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 PM SY FI=GO1BARU.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY LK GO1

FR TD 5 4 TD 4 1 PD OU TV SS MI

Page 118: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

104

Skala Goal Orientation

Dimensi Performance Approach Goal Orientation

UJI VALIDITAS KONSTRUK GO2 PERFORMANCE APPROACH GO DA NI=5 NO=220 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 PM SY FI=GO2.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY LK GO2 FR TD 5 4 TD 5 2 PD OU TV SS MI

Page 119: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

105

Skala Goal Orientation

Dimensi Performance Avoid Goal Orientation

UJI VALIDITAS KONSTRUK GO3 PERFORMANCE AVOID GO DA NI=4 NO=220 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 PM SY FI=GO3.COR MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY LK GO3 FR TD 3 2 PD OU TV SS MI

Page 120: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

106

Lampiran 5

Hasil Uji Hipotesis

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 1973,634 7 281,948 3,430 ,002b

Residual 17425,083 212 82,194

Total 19398,717 219

a. Dependent Variable: MENYONTEK

b. Predictors: (Constant), TK, GO3, SRL2, JK, GO1, GO2, SRL1

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

MENYONTEK 220 31,75 84,83 50,0000 9,41162

SRL1 220 22,06 69,48 50,0000 8,83580

SRL2 220 29,02 69,37 50,0000 8,08792

GO1 220 24,01 65,65 50,0000 8,31165

GO2 220 29,39 72,68 50,0000 9,33102

GO3 220 23,97 68,85 50,0000 8,18906

Valid N (listwise) 220

Model Summary

Model R R

Square

Adjusted

R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 ,319a ,102 ,072 9,06608 ,102 3,430 7 212 ,002

a. Predictors: (Constant), TK, GO3, SRL2, JK, GO1, GO2, SRL1

Page 121: PENGARUH SELF-REGULATED LEARNING GOAL ORIENTATION …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46084/1/INDRI... · pengaruh self-regulated learning, goal orientation dan

107

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 56,416 5,914 9,539 ,000

SRL1 -,051 ,100 -,048 -,505 ,614

SRL2 -,314 ,102 -,270 -3,075 ,002

GO1 ,119 ,089 ,105 1,342 ,181

GO2 -,058 ,079 -,057 -,733 ,464

GO3 ,152 ,089 ,132 1,695 ,092

JK ,883 1,319 ,046 ,669 ,504

TK 1,323 1,281 ,070 1,033 ,303

a. Dependent Variable: MENYONTEK

Model Summary

Model R R Square Adjusted

R

Square

Std.

Error of

the

Estimate

Change Statistics

R

Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 ,154a ,024 ,019 9,31999 ,024 5,327 1 218 ,022

2 ,268b ,072 ,063 9,11018 ,048 11,157 1 217 ,001

3 ,283c ,080 ,067 9,08964 ,008 1,982 1 216 ,161

4 ,283d ,080 ,063 9,11053 ,000 ,011 1 215 ,917

5 ,307e ,094 ,073 9,06266 ,014 3,277 1 214 ,072

6 ,312f ,097 ,072 9,06750 ,003 ,771 1 213 ,381

7 ,319g ,102 ,072 9,06608 ,005 1,067 1 212 ,303

a. Predictors: (Constant), SRL1

b. Predictors: (Constant), SRL1, SRL2

c. Predictors: (Constant), SRL1, SRL2, GO1

d. Predictors: (Constant), SRL1, SRL2, GO1, GO2

e. Predictors: (Constant), SRL1, SRL2, GO1, GO2, GO3

f. Predictors: (Constant), SRL1, SRL2, GO1, GO2, GO3, JK

g. Predictors: (Constant), SRL1, SRL2, GO1, GO2, GO3, JK, TK