hubungan kualitas pelayanan internal terhadap kepuasan...
TRANSCRIPT
1
HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN INTERNAL TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KEMAMPUAN PETUGAS MEMBERIKAN PELAYANAN
BERKUALITAS DI RSUD LANTO DG PASEWANG
THE RELATIONSHIP BETWEEN INTERNAL SERVICE QUALITY WITH JOB SATISFACTION AND ABILITY OFFICIER QUALIFIED IN PROVIDING CARE
IN LANTO DG PASEWANG HOSPITAL
1Aisyah Indrayanti, 2Abd. Rahman Kadir, 1Syahrir Pasinringi,
1RSUD Lando Dg. Pasewang, Jeneponto 2Bagian Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin
Alamat Korespondensi : Aisyah Indrayanti Makassar, 90221 HP. 081342642634 E-mail: [email protected]
2
ABSTRAK Kualitas pelayanan dalam sebuah rumah sakit sangat tergantung pada pengelolaan segala sumber daya yang dimilikinya. Penunjang utama dari sumber daya dalam rumah sakit adalah kualitas pelayanan internal sebagai unsur yang sangat menentukan dalam memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kualitas pelayanan internal terhadap kepuasan kerja dan kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan yang berkualitas di RSUD Lanto Dg Pasewang. Penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan Cross Sectional Study.Sampel dalam penelitian ini ditetapkan dengan teknik cluster sampling yaitu berdasarkan unit/instalasi dari sebagian petugas yang berhubungan langsung dengan pasien. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis dengan analisis chi square dengan menggunakan uji Cramer’s V. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sedang antara sarana dan prasarana kerja, kebijakan dan prosedur kerja, faktor manajemen, pelatihan, komunikasi, imbalan dan pengakuan hasil dengan kepuasan kerja petugas. Sedangkan kerjasama tim dan pencapaian tujuan kerja mempunyai hubungan yang lemah dengan kepuasan kerja petugas. Terdapat hubungan yang sedang faktor manajemen, pelatihan, komunikasi dengan kemampuan kerja petugas. Sedangkan sarana dan prasarana kerja, kebijakan dan prosedur kerja, kerjasama tim, pencapaian tujuan kerja, serta imbalan dan pengakuan hasil mempunyai hubungan yang lemah dengan kemampuan kerja petugas Penelitian ini menyarankan pentingnya peningkatan keterampilan petugas dengan pelatihan atau pendidikan yang lebih yang tinggi, sehingga dapat meningkatkan kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. Perlu perbaikan sarana dan prasarana yang lebih baik sehingga prosedur pelayanan bisa lebih cepat, lebih akurat dan meningkatkan kepuasan konsumen. Kata Kunci : kualitas pelayanan internal. kepuasan, kemampuan kerja ABSTRACT Quality of care in a hospital depends on the management of all its resources. The main supporter of the resources within the hospital are internal service quality as a crucial element in providing outstanding service to customers. This study aimed to analyze the relationship of internal service quality with job satisfaction and the ability of staff to provide a quality service at lanto dg pasewang hospital. This research is a analytical survey design with Cross Sectional Study. The sample in this study is defined by cluster sampling technique that is based the unit/installation of some who deal directly with patients. The data obtained were the analyzed by chi square analysis with cramer’s V. The result showed there is a middle relationship between tools, policies and procedures, management support, training, communication, reward and recognize with job satisfaction of workers. There is a middle relationship between management support, training, communication with the ability of workers. That is study suggests the importance of improving skills of workers with training or higher education, so as to improve the ability to care the consumen. Should to improvement of the tools, so as the procedures can be faster, accurate and providing of the customers satisfation. Keywords: internal service quality. satisfaction, work ability
3
PENDAHULUAN
Pelayanan rumah sakit mempunyai dua komponen, yaitu pemenuhan terhadap
standar mutu yang telah ditetapkan dan pemenuhan akan kepuasan pelanggan. Rumah
sakit harus memberikan pelayanan yang berfokus pada kepuasan pelanggan. Perbaikan
kualitas jasa pelayanan kesehatan dapat dimulai dengan mengevaluasi setiap unsur-
unsur yang berperan dalam membentuk kepuasan pasien. Sistem kepedulian kesehatan
dapat diperbaiki melalui jalur klinis, layanan, termasuk perspektif pasien seperti
seberapa baik jasa pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan. (Utama, 2003)
Kualitas pelayanan dalam sebuah rumah sakit sangat tergantung pada
pengelolaan segala sumber daya yang dimilikinya, disamping dituntut adanya
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu penunjang utama dari sumber
daya dalam rumah sakit adalah kualitas pelayanan internal sebagai komponen dasar
sumber daya manusia dengan yang dimiliki oleh organisasi yang bergerak dibilang jasa
pelayanan. Sehingga dipandang sebagai unsur yang sangat menentukan dalam
memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan (customer satisfaction)
(Zeithaml, 2000).
Evaluasi terhadap kinerja organisasi dapat dilakukan setelah mengukur tingkat
kepuasan karyawan dan pelanggan sebagai umpan balik untuk perbaikan kualitas
pelayanan internal dengan memperhatikan atribut-atribut dari 8 (delapan) komponen
kualitas pelayanan internal yang yang dikembangkan oleh Hallowel, et.all (1996), yaitu
meliputi tools, policies and procedures, teamwork, management support, goal aligment,
effective training, communication, reward and recognition. Menurut Hallowel (1996),
kepuasan kerja karyawan memiliki kaitan lebih kuat terhadap kualitas layanan internal
(kebutuhan non-ekonomi) dari pada terhadap kebutuhan ekonomi karyawan seperti
halnya upah dan manfaat. Hal ini penting karena pekerjaan akan memberikan kepuasan
lebih banyak kepada karyawan melalui pengembangan kualitas layanan internal, dan
selanjutnya karyawan akan memberikan layanan terbaik bagi pelanggan.
Berdasarkan pengamatan pada RSUD Lanto Dg Pasewang dan data yang telah
dikemukakan di atas terdapat kecenderungan bahwa kepuasan kerja mengalami
penurunan. Hal tersebut bisa dilihat dari kurangnya perhatian pegawai terhadap waktu
4
kerja, masing-masing tugas maupun alat kerja, penempatan pegawai dan kurnag
profesionalnya pegawai, serta meningkatnya tingkat absensi pegawai secara umum.
Dari factor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, ada beberapa factor yang
mengalami ketimpangan sebagai penyebab menurunnya kepuasan kerja karyawan
yang terlihat dari meningkatnya tingkat absensi karyawan, kompensasi yang dirasakan
tidak adil, penempatan kurang tepat, dan lingkungan kerja yang kurang mendukung
dalam pelaksanaan pekerjaan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, dalam penelitian difokuskan untuk
mengukur hubungan antara internal service quality dengan kepuasan kerja (job
satisfaction) dan kemampuan kerja. Kedua hubungan ini menjelaskan bahwa internal
service quality secara tidak langsung akan membuat customer satisfaction, dari
penelitian sebelumnya jarang organisasi atau perusahaan jasa dapat memuaskan
pelanggannya tanpa terlebih dahulu memuaskan karyawannya. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara kualitas pelayanan internal dengan kepuasan kerja,
hubungan kualitas pelayanan internal dengan kemampuan petugas (dokter, perawat
dan tenaga administrasi) serta hubungan antara kepuasan kerja dengan kemapuan
petugas dalam memberikan pelayanan yang berkualitas.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan rancangan Cross
Sectional Study.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Lanto Dg Pasewang
kabupaten Jeneponto, pada Bulan Juli sampai Agustus 2011.
Jenis dan Sumber data
Data sekunder diperoleh dengan mengambil data langsung di Bagian
Kepegawaian RSUD Lanto Dg Pasewang, sedangkan pengambilan data primer dengan
melakukan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner kepada petugas yang
ada di rumah sakit ini.
5
Populasi dan sampel
Populasi pada penelitian ini adalah petugas yang berhubungan langsung dengan
pasien di RSUD Lanto Dg Pasewang, yaitu dokter, perawat dan tenaga administrasi.
Populasi sebanyak 361 orang.
Sampel adalah sebagian petugas (dokter, perawat dan tenaga administrasi) yang
berhubungan langsung dengan pasien yang berjumlah 156 orang
Teknik Analisis Data
Untuk kepentingan analisis data akan digunakan program SPSS dengan
melakukan analisis Univariat yaitu data yang telah dikumpulkan sesuai instrumen
pengumpulan data yang digunakan, diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode
statistic deskriptif. Selanjutnya dilakukan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan
antara variabel bebas (kualitas pelayanan internal) dengan variabel terikat (kepuasan
kerja dan kemampuan melayani). Teknik analisis data dalam penelitian ini
menggunakan uji chi square dilanjutkan dengan analisis kekuatan hubungan untuk
mengetahui besaran kekuatan hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen. Untuk mengetahui besaran kekuatan hubungan antara variabel independen
dan variabel dependen dilakukan dengan melihat koefisien Phi menggunakan uji
Cramer’s V
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah lanto Dg Pasewang
Kabupaten Jeneponto yang dilaksanakan mulai tanggal 28 Juli sampai 7 Agustus 2012.
Jumlah responden yang diperoleh pada saat penelitian sebanyak 156 orang perawat.
Hubungan antara Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Kerja
Untuk melihat hubungan kualitas pelayanan terhadap kepuasan kerja maka
digunakan tabulasi silang dengan uji Cramer’sV. Hasil selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 1.
Berdasarkan hasil uji analisis yang terlihat pada Tabel 1 menunjukkan bahwa
untuk variabel sarana dan prasarana dengan nilai P = 0.000 (p < 0,05) berarti secara
statistik terdapat hubungan antara sarana dan prasarana dengan kepuasan kerja.
Sedangkan hasil uji cramers V sebesar 0,448 menunjukkan hubungan yang sedang.
Kebijakan dan prosedur dengan nilai P = 0.001 (p < 0,05) berarti secara statistik
6
terdapat hubungan antara kebijakan dan prosedur dengan kepuasan kerja. Sedangkan
hasil uji cramers V sebesar 0,262 menunjukkan hubungan yang sedang. Kerjasama tim
dengan nilai P = 0.000 (p < 0,05) berarti secara statistik terdapat hubungan antara
kerjasama tim dengan kepuasan kerja. Sedangkan hasil uji cramers V sebesar 0,235
menunjukkan hubungan yang lemah. Dukungan manajemen dengan nilai P = 0.000 (p <
0,05) berarti secara statistik terdapat hubungan antara dukungan manajemen dengan
kepuasan kerja, sedangkan hasil uji cramers V sebesar 0,472 menunjukkan hubungan
yang sedang. Pencapaian tujuan dengan nilai P = 0.014 (p < 0,05) berarti secara
statistik terdapat hubungan antara pencapaian tujuan dengan kepuasan kerja, sedangkan
hasil uji cramers V sebesar 0,210 menunjukkan hubungan yang lemah. Pelatihan dengan
nilai P = 0.000 (p < 0,05) berarti secara statistik terdapat hubungan antara pelatihan
dengan kepuasan kerja, sedangkan hasil uji cramers V sebesar 0,394 menunjukkan
hubungan yang sedang. Komunikasi dengan nilai P = 0.000 (p < 0,05) berarti secara
statistik terdapat hubungan antara komunikasi dengan kepuasan kerja, sedangkan hasil
uji cramers V sebesar 0,406 menunjukkan hubungan yang sedang. Imbalan,
penghargaan dan pengakuan dengan nilai P = 0.000 (p < 0,05) berarti secara statistik
terdapat hubungan antara imbalan, penghargaan dan pengakuan dengan kepuasan kerja.
Sedangkan hasil uji cramers V sebesar 0,422 menunjukkan hubungan yang sedang. Hubungan antara Kualits Pelayanan dengan Kemampuan Kerja
Untuk melihat hubungan variabel kualitas pelayanan terhadap variabel
kemampuan kerja maka digunakan tabulasi silang dengan uji Cramer’sV. Hasil
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.
Berdasarkan hasil uji analisis yang terlihat pada Tabel 2 menunjukkan bahwa
untuk variabel sarana dan prasarana dengan nilai P = 0.000 (p < 0,05) berarti secara
statistik terdapat hubungan saana dan prasarana dengan kemampuan kerja, sedangkan
hasil uji cramers V sebesar 0,217 menunjukkan hubungan yang lemah. Kebijakan dan
prosedur dengan nilai P = 0.011 (p < 0,05) berarti secara statistik terdapat hubungan
kebijakan dan prosedur dengan kemampuan kerja, sedangkan hasil uji cramers V
sebesar 0,215 menunjukkan hubungan yang lemah. Kerjasama tim dengan nilai P =
0.046 (p < 0,05) berarti secara statistik terdapat hubungan kerjasamatim dengan
kemampuan kerja, sedangkan hasil uji cramers V sebesar 0,163 menunjukkan hubungan
yang lemah. Dukungan manajemen Berdasarkan dengan nilai P = 0.000 (p < 0,05)
7
berarti secara statistik terdapat hubungan dukungan manajemen dengan kemampuan
kerja, sedangkan hasil uji cramers V sebesar 0,354 menunjukkan hubungan yang
sedang. Pencapaian tujuan dengan nilai P = 0.008 (p < 0,05) berarti secara statistik
terdapat hubungan pencapaian tujuan dengan kemampuan kerja. Sedangkan hasil uji
cramers V sebesar 0,222 menunjukkan hubungan yang lemah. Pelatihan dengan nilai P
= 0.000 (p < 0,05) berarti secara statistik terdapat hubungan pelatihan dengan
kemampuan kerja, sedangkan hasil uji cramers V sebesar 0,288 menunjukkan hubungan
yang sedang. Komunikasi dengan nilai P = 0.001 (p < 0,05) berarti secara statistik
terdapat hubungan komunikasi dengan kemampuan kerja, sedangkan hasil uji cramers V
sebesar 0,267 menunjukkan hubungan yang sedang. Imbalan, penghargaan dan
pengakuan dengan nilai P = 0.003 (p < 0,05) berarti secara statistik terdapat hubungan
imbalan, penghargaan dan pengakuan dengan kemampuan kerja. Sedangkan hasil uji
cramers V sebesar 0,242 menunjukkan hubungan yang sedang.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan internal mempunyai
hubungan yang signifikan dengan kepuasan kerja petugas, serta implikasinya terhadap
kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan yang berkualitas di RSUD dg
Pasewang. Begitu juga dengan pada pengamatan penulis terhadap kepuasan kerja
maupun petugas menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata antara kepuasan
kerja dokter,perawat dan petugas administrasi.
Terdapat hubungan yang antara sarana dan prasarana kerja akan berpengaruh
pada kepuasan kerja dan kemampuan petugas rumah sakit. Meskipun dari skill petugas
mampu memberikan pelayanan yang baik tapi jika tidak ditunjang dengan peralatan
yang memadai maka hasil yang diharaokan tidakakan maksimal. Adanya hubungan
kebijakan dan prosedur dengan kepuasan kerja petugas dan kemampuan kerja petugas
yang menunjukkan bahwa kebijakan dan prosedur kerja yang telah ditentukan oleh
organisasi dalam hal ini RSUD Lanto Daeng Pasewang mampu memberikan kepuasan
kepada petugas kesehatan yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan kerja
petugas.
Kerjasama yang baik dengan rekan kerja akan memberikan kepuasan kepada
kerja pada petugas dan dapat meningkatkan kemampuan kerja petugas. Komunikasi
8
dengan rekan kerja dapat berupa komunikasi dua arah tentang kesulitan menangani
pasien, tempat berbagi sedih dan saling mendengarkan, maupun tempat mencari
perlindungan. Dukungan sosial dari rekan sekerja diperlukan bagi setiap karyawan.
Rekan sekerja yang menciptakan situasi bersahabat dan mendukung akan menimbulkan
kepuasan kerja. Rekan sekerja mempunyai hubungan yang positif dengan kepuasan
kerja (Gibson, 1996).
Hubungan dengan atasan kerja terhadap kepuasan kerja telah terbukti menjadi
salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja yang mendorong
kemampuan petugas dalam melayani. Fungsi atasan untuk pekerjaan profesional yang
bersifat fungsional seperti staf bukan pada persoalan administratif tetapi pada pemberian
arahan, memberikan pengawasan atas hasil kerja staf , memberikan pendapat dan
pertimbangan tentang suatu masalah maupun memberikan kepercayaan untuk lancarnya
delegasi wewenang yang diberikan kepada staf. (David, 1988).
Hubungan pencapaian tujuan dengan kepuasan kerja petugas dan kemampuan
kerja petugas menunjukkan bahwa para petugas akan merasa puas dengan
pekerjaannya jika tujuan program kerja atau tujuan pelaksanaan kegiatan telah tercapai.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap tim dalam pelaksanaan suatu pekerjaan
menginginkan pencapaian tujuan kea rah yang lebih baik. Dengan pencapaian yang
baik akan memberikan kepuasan kepada petugas atau karyawan dalam suatu
perusahaan. Dengan pencapaian tujuan kerja akan menuntut kemampuan kerja yang
leboh tinggi dari petugas kesehatan baik dokter, perawat maupun petugas administrasi.
Terdapat hubungan pelatihan dengan kepuasan kerja dan kemampuan petugas
yang berarti bahwa semakin sering petugas mengikuti pelatihan maka semakin puas
dalam bekerja, sebaliknya petugas yang jarang mengikuti pelatihan maka kurang puas
dalam bekerja. Petugas yang mengikuti pelatihan sesuai dengan tupoksinya maka akan
meningkatkan keterampilannya dalam pelaksanaan tugas-tugasnya sehingga akan
berhubungan terhadap kepuasan kerjanya. Kepuasan kerja yang tinggi sangat
memungkinkan untuk mendorong terwujudnya tujuan organisasi.(Zomisky, 1995)
Komunikasi dengan rekan kerja tentang kesulitan menjalankan pekerjaan,
tempat curahan hati dan saling mendengarkan, maupun tempat mencari perlindungan.
Komunikasi dengan rekan kerja diperlukan bagi setiap karyawan. Rekan sekerja yang
menciptakan situasi bersahabat dan mendukung akan menimbulkan kepuasan kerja.
9
Komunikasi yang terjalin bersama rekan kerja selalu bersifat terbuka artinya untuk
setiap permasalahan yang ada selalu dibicarakan secara bersama-sama sehingga tidak
ada satupun masalah yang tertutupi yang dapat menimbulkan suatu konflik. Dengan
meningkatkan kualitas komunikasi dilingkungan kerja akan sangat berpengaruh
terhadap kepuasan karyawan yang dapat memberikan kontribusi dominan kepada
kepuasan pelanggan.(Meiriyanto,2006)
Hasil uji statistik statistik menunjukkan ada hubungan imbalan, penghargaan
dan pengakuan dengan kepuasan kerja dan kemampuan kerja petugas. Pemberian
imbalan akan merangsang peningkatan prestasi kerja petugas, hal ini berarti sangat
mendukung pencapaian tujuan organisasi, akhirnya pemberian imbalan akan membawa
manfaat bagi kedua pihak, yaitu bagi pegawai akan meningkatkan prestasi kerja yang
berarti peningkatan penghasilan. Sedangkan bagi organisasi akan dapat meningkatkan
produktivitas yang sesuai dengan pencapaian tujuan organisasi.
Berdasarkan teori pengharapan (expectancy theory) yang diajukan Vroom bahwa
seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerahkan usahanya dengan lebih baik
apabila karyawan merasa yakin, bahwa usahanya akan menghasilkan penilaian prestasi
yang baik. Penilaian yang baik akan diwujudkan dengan reward dari organisasi seperti
pemberian bonus, promosi dan penghargaan itu dapat memuaskan pegawai. Hasil ini
juga bertentangan dengan teori keadilan (equity teory) yaitu bahwa apabila imbalan
yang diberikan sesuai dengan keadilan dan harapan karyawan, maka karyawan akan
merasa puas dan termotivasi untuk terus meningkatkan kemampuan kerjanya.
(Simamora, 2003)
Hubungan antara kepuasan kerja dengan kemampuan kerja dijelaskan bahwa
kepuasan kerja menimbulkan prestasi kerja, karena karyawan yang merasa puas menjadi
lebih produktif, juga karyawan yang lebih produktif merasa puas dan prestasinya
meningkat. Kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan akan menumbuhkan rasa
percaya diri sehingga memiliki kempuan memberikan pelayanan dengan baik yang
dapat mempengaruhi nilai pelayanan untuk kepuasan konsumen (Kadir,2001)
Dapat dijelaskan juga bahwa kepuasan kerja pegawai akan mendorong pegawai
mencapai kemampuan kerja yang tinggi. Jika diterapkan dalam suatu organisasi maka
dapat dikatakan organisasi dengan karyawan yang terpuaskan cenderung lebih efektif,
sehingga produktivitas semakin meningkat (Robbins,2003)
10
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik keesimpulan Terdapat hubungan yang sedang (uji
cramer’s V = 0,25-0.5) kualitas pelayanan internal meliputi sarana dan prasarana kerja,
kebijakan dan prosedur kerja, faktor manajemen, pelatihan, komunikasi, imbalan dan
pengakuan hasil dengan kepuasan kerja petugas. Sedangkan kerjasama tim dan
pencapaian tujuan kerja mempunyai hubungan yang lemah (uji Cramer’s V < 0.25)
dengan kepuasan kerja petugas. Terdapat hubungan yang sedang (uji cramer’s V =
0,25-0.5) kualitas pelayanan internal yang meliputi faktor manajemen, pelatihan,
komunikasi dengan kemampuan kerja petugas (dokter, perawat dan tenaga
administrasi). Sedangkan sarana dan prasarana kerja, kebijakan dan prosedur kerja,
kerjasama tim, pencapaian tujuan kerja, serta imbalan dan pengakuan hasil mempunyai
hubungan yang lemah dengan kemampuan kerja petugas (dokter, perawat dan tenaga
administrasi). Untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan di RSUD Lanto Dg
Pasewang maka disarankan beberapa hal sebagai berikut: Pentingnya peningkatan
keterampilan petugas dengan pelatihan atau pendidikan yang lebih tinggi, sehingga
dapat memberikan pelayanan yang lebih berkualitas. Pentingnya memberikan pelayanan
yang menyenangkan hati pasien, dapat diperoleh dengan memberikan komunikasi dan
penjelasan tentang tindakan sebelum melakukan tindakan.
11
DAFTAR PUSTAKA
David K. and Peter C. Wilton (1988), Model of Consumer Satisfaction Formation: An Extension, Journal of Marketing Research, 25 (May).
Gibson., (1996) Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses. Jilid. 1. Edisi Ke lima. Djarkasih Erlangga. Jakarta.
Hallower, Roger . ( 1996), "Internal tervice Quality, Customer and Job Satisfaction : Lingkages and Implications for Management", Journal of Havard Business Review. Havard Business School Publishing Corporation.
Kadir, Rahman. (2001). "Pengaruh Komitmen Manajemen Bank Terhadap Tingkat Kepuasan Kerja Karyawan dan Tingkat Kepuasan Nasabah di Sulawesi Selatan". Disertasi, Program Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya.
Meiriyanto,Trisno.(2007) “Pengaruh Kualitas Pelayanan Internal Terhadap Kepuasan Pelanggan PT Telekomunikasi Indonesia,Tbk Kandatel Makassar, Jurnal, Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Makassar.
Robbins, Stephen P, (2003), Organizational Behavior, Tenth Edition, By Pearson Education, Inc.
Simamora, Henry, (2003), Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN Yogyakarta
Utama,(2003), Memahami Fenomena Kepuasan Pasien Rumah Sakit, Jurnal
Manajemen Pelayanan Kesehatan. 09 (1).
Zethaml, Valarie. A. et all. (2000). Delivering Quality Service. The Free Press, New York.
Zomisky, Jeffrey (1995),”Making Effective Resource Management a Hard Business Issue”, Compensation and Benefit Management, Spring.
12
Tabel 1 Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Kerja
Di RSUD Lanto Dg Pasewang Kabupaten Jeneponto Tahun 2012
Kualitas Pelayanan Internal P (sig) Cramer’s V
Sarana dan Prasarana 0.000 0.448 Kebijakan dan Prosedur 0.001 0.262
Kerjasama tim 0.005 0.235 Dukungan Manajemen 0.000 0.472
Pencapaian Tujuan 0.014 0.210 Pelatihan 0.000 0.394
Komunikasi 0.000 0.406 Imbalan, Penghargaan dan
Pengakuan 0.000 0.422
Sumber : Data Primer
Tabel 2
Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kemampuan Kerja Di RSUD Lanto Dg Pasewang Kabupaten Jeneponto Tahun 2012
Kualitas Pelayanan Internal P (sig) Cramer’s V
Sarana dan Prasarana 0.000 0.217 Kebijakan dan Prosedur 0.011 0.215
Kerjasama tim 0.046 0.163 Dukungan Manajemen 0.000 0.354
Pencapaian Tujuan 0.008 0.222 Pelatihan 0.000 0.288
Komunikasi 0.001 0.267 Imbalan, Penghargaan dan
Pengakuan 0.003 0.242
Sumber : Data Primer