hubungan kinerja perawat pusat kesehatan puskesmas …

38
HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) DENGAN STATUS AKREDITASI PUSKESMAS DI KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Stikes Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta. Disusun oleh : ARIK ISKANDAR 2213048 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN(S1) SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2017

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN

MASYARAKAT (PUSKESMAS) DENGAN STATUS AKREDITASI

PUSKESMAS DI KABUPATEN BANTUL

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

Stikes Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta.

Disusun oleh :

ARIK ISKANDAR

2213048

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN(S1)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA

2017

Page 2: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …
Page 3: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …
Page 4: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

ii

KATA PENGATAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan

Kinerja perawat pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) dengan status akreditasi

Puskesmas di Kabupaten Bantul”.

Skripsi ini dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai

pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terimakasih dengan setulus-tulusnya kepada :

1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Jenderal Achamd Yani Yogyakarta.

2. Tetra Saktika Adinugraha, Sp.Kep, M.B selaku Ketua Prodi Ilmu

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta.

3. Deby Zulkarnain Rahadian Syah, MMR selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan dan memberikan masukan kepada

penulis dalam menyusun skripsi ini.

4. Sujono Riyadi S.Kep.,Ns.,M.Kes sebagai dosen penguji skripsi yang telahbanyak memberikan masukan pada skripsi ini.

5. Puskesmas Jetis 1, Puskesmas Pundong, Puskesmas Pleret dan Puskesmas

Pajangan di kabupaten Bantul yang memberikan kesempatan bagi saya untuk

melakukan penelitian ini.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,

atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis

semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi semua.

Yogyakarta, 24 Agustus 2017

Arik Iskandar

Page 5: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

iii

DAFRAT ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………… Hal

LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………… i

KATA PENGANTAR …………………………………………. ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………. iii

DAFTAR TABEL ……………………………………………… vi

DAFTAR GAMBAR …………………………………………… vii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………… viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………… 1B. Rumusan Masalah ……………………………………... 4C. Tujuan Penelitian ………………………………………. 4

1. Tujuan umum ............................................................. 42. Tujuan khusus............................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ……………………………………... 5E. Keaslian Penelitian …………………………………….. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kinerja …………………….........…......................... 71. Definisi kinerja ...................................................... 72. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ............. 83. Indikator kinerja ..................................................... 84. Penilaian kinerja ..................................................... 115. Penilaian kinerja perawat ........................................ 126. Manfaat penilaian kinerja perawat .......................... 13

B. Puskesmas………………………………………….... 141. Definisi Puskesmas ………………………………. 142. Tujuan Puskesmas ……………………………….. 153. Fungsi Puskesmas ………………………………... 154. Ruang lingkup pelayanan Puskesmas ……………. 16

C. Akreditasi ...................................................................... 16D. Akreditasi Puskesmas ………………………………… 16

1. Definisi akreditasi Puskesmas …………………..... 162. Tujuan akreditasi Puskesmas …………………….. 173. Manfaat akreditasi Puskesmas ………………….... 174. Standar Akreditasi Puskesmas ………………….... 185. Dasar hukum akreditasi Puskesmas ……………… 196. Penentuan status akreditasi ……………………..... 20

E. Kerangka Teori …………………………..................... 21

Page 6: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

iv

F. Kerangka Konsep.......................................................... 22G. Hipotesis ……………………………………………... 22

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian............. ………………………......... 23B. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………… 23C. Populasi dan Sampel Penelitian ……………………… 23

1. Populasi ………………………………….............. 232. Sampel …………………………………............... 243. Besar sampel …………………………………....... 24

D. Variabel Penelitian …………………………………… 24E. Definisi Operasional …………………………………. 25F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ………………… 25

1. Alat pengumpulan data …………………………... 252. Metode pengumpulan data ………………………. 27

G. Validitas dan Reliabilitas …………………………….. 271. Validitas ………………………………….............. 272. Reliabilitas ………………………………….......... 28

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ………………. 281. Metode pengolahan data …………………………. 282. Analisis data …………………………………....... 29

I. Etika Penelitian ………………………………………. 31J. Pelaksanaan Penelitian ……………………………….. 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian............................................................... 341. Gambaran Umum Lokasi penelitian........................... 342. Karakteristik Responden........................................... 363. Gambaran kinerja perawat.................................... ... 384. Hasil tabulasi silang kinerja perawat......................... .405. Analisa Bivariat......................................................... .41

B. Pembahasan.................................................................. ...421. Karakteristik responden............................................. 422. Gambaran kinerja....................................................... 433. Hubungan kinerja perawat dengan status akreditasi

Puskesmas................................................................ ..44C. Keterbatasan peneltian ……………………………….. 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan …………………………………............... 47B. Saran …………………………………......................... 47

Page 7: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

v

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 8: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 DefinisiOperasional …………………………………………… 26

Tabel 3.2 Kisi-kisi KuesionerKinerja Perawat …………………………… 28

Tabel 3.3 Keeratan Hubungan..................................................................... 33

Tabel 4.1 Karakteristik responden Puskesmas Jetis 1................................. 36

Tabel 4.2 Karakteristik responden Puskesmas Pundong............................. 37

Tabel 4.3 Karakteristik responden Puskesmas Pleret.................................. 38

Tabel 4.4 Karakteristik responden Puskesmas Pajangan............................. 39

Tabel 4.5 Kinerja perawat di Puskesmas Jetis 1.......................................... 40

Tabel 4.6 Kinerja perawat di Puskesmas Pundong...................................... 40

Tabel 4.7 Kinerja perawat di Puskesmas Pleret........................................... 40

Tabel 4.8 Kinerja perawat di Puskesmas Pajangan...................................... 41

Tabel 4.9 Hasil tabulasi silang...................................................................... 41

Tabel 4.10 Uji Statistik kinerja perawat dengan status akreditasi

Puskesmas................................................................................... 42

Page 9: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Teori ……………………………………………. 22

Gambar 3.2 Kerangka Konsep …………………………………………. 23

Page 10: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 2 ; Lembar Data karakteristik responden

Lampiran 3 : Kuesioner Kinerja Perawat

Lampiran 4 : hasil olah data

Lam[iran 5 : Surat-surat

Page 11: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

x

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DI PUSAT KESEHATAN

MASYARAKAT (PUSKESMAS) DENGAN STATUS AKREDITASI

PUSKESMAS DI KABUPATEN BANTUL

YOGYAKARTA

INTISARI

Latar Belakang : untuk meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas maka KementrianKesehatan mengeluarkan peraturan Kementrian Kesehatan no 46 tahun 2015 tentangakreditasi Puskesmas. Mutu pelayanan menggambarkan kinerja dari petugaskesehatan, kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau kelompokorang dalam organisasi. Evaluasi terhadap kinerja dapat meningkatkan dari mutupelayanan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Puskesmas Pundong didapatkanbahwa kinerja perawat di Puskesmas Pundong termsuk dalam kategori baik itu dilihatdari asuhan keperawatan yaang telah tercapai lebih dari 75%.Tujuan Penelitian :Untuk mengetahui hubungan kinerja perawat di pusat kesehatanmasyarakat atau Puskesmas dengan status Akreditasi Puskesmas di kabupaten Bantul,Yogyakarta.Metode Penelitian :Penelitian ini adalah kuntitatif dalam bentuk korelasi denganpendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat di 4puskesmas yang terakreditasi dikabupaten Bantul. Jumlah sampel pada penelitian inisebanyak 34 responden dengan teknik sampling yang digunakan adalah totalsampling. Teknik analisis data menggunakan uji sommers’d.Hasil Penelitian :Sebagain besar perawat mempunyai kinerja baik (58,8%) denganrentang usia perawat 30 – 45 tahun sebanyak 12 perawat (35,3%), 13 perawat(38,2%) dengan jenis kelamin perempuan, 15 perawat (44,1%) dengan tingkatpendidikan DIII dan 16 perawat (47,1%) telah bekerja lebih dari 5tahun. Hasil pvalue: 0,505.Kesimpulan :Tidak ada hubungan yang signifikan antara kinerja perawat diPuskesmas dengan Status Akreditasi Puskesmas di kabupaten Bantul.Kata Kunci :kinerja, akreditasi Puskesmas

Page 12: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

xi

RELATIONS NURSE PERFORMANCE IN THE CENTER OF PUBLIC

HEALTH (PHC) WITH PUBLIC HEALTH CENTERS ACCREDITATION

STATUS IN THE DISTRICT BANTUL

YOGYAKARTA

ABSTRACT

Background: to improve the quality of health center (Puskesmas) services theMinistry of Health issued a Health Ministry regulation No. 46 in 2015 on theaccreditation of Puskesmas. Quality of service describes the performance of healthworkers, the performance is the result of work that can be accomplished person orgroup of people within the organization. Evaluation of the performance can improveon the quality of service. Based on the results of a preliminary study in PuskesmasPundong found that the performance of nurses at Public health centers included ingood categories it can be seen from the nursing care which has reached more than75%.Objective:To determine the relationship of the performance of nurses in the healthcenter with accreditation status of Puskesmas in the districts of Bantul, Yogyakarta.Methods:This study is quantitative in the form of correlation with approach crosssectional. The population in this study were all nurses at accredited four PHC in thecounty Bantul. Number of samples in this study were 34 respondents to the samplingtechnique used is total sampling. Data were analyzed using sommers'd test.Results:The majority of nurses had a good performance (58.8%) with an age range ofnurses 30-45 years as many as 12 nurses (35.3%), 13 nurses (38.2%) with the femalegender, 15 nurses (44 , 1%) with education level DIII and 16 nurses (47.1%) haveworked for more than 5 years. Statistical test results p value: 0.505.Conclusion:There is no significant relationship between the performance of nurses inhealth centers with Accreditation Status Puskesmas in Bantul district.

Keywords: performance, accreditation Health Center (Puskesmas)

Page 13: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan kesatuan organisasi

fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,

terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat. Dengan peran

serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan

masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa

mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes, 2009). Puskesmas

adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan perventif, untuk mencapai derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi tingginya diwilayah kerjanya (Permenkes, 2015).

Puskesmas dijadikan ujung tombak pelayanan kesehatan dasar bagi

masyarakat hal itu karena keberadaan Puskesmas dan Puskesmas pembantu yang

menyebar kesemua daerah disetiap kelurahan, kecamatan, kabupaten. Keberadaan

Puskesmas lebih dekat dengan masyarakat dari pada rumah sakit, dimana

keberadaan rumah sakit ditingkat kecamatan relatif sedikit, sebagian besar

ditingkat kabupaten atau provinsi saja. Disamping itu biaya periksa, biaya obat

relatif lebih murah, dan prosedurnya lebih mudah di Puskesmas dari pada rumah

sakit (Permenkes, 2015).

Puskesmas sendiri dituntut untuk lebih bermutu sesuai dengan masalah

masyarakat yang potensial berkembang di wilayah kerjanya masing-masing.

Dengan jangkauan yang luas hingga ke pelosok desa, pelayanan Puskesmas yang

bermutu dapat meningkatkan status kesehatan masyarakat di desa. Dengan

semakin berkembangnya masyarakat kelas menengah, maka tuntutan untuk

mendapatkan pelayanan bermutu juga meningkat, sehingga untuk menghadapi hal

itu diupayakan suatu program untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

Page 14: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

2

dengan tujuan antara lain memberikan kepuasan kepada masyarakat

(Muninjaya,2004).

Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat

pemerintah melalui Kementrian Kesehatan mengeluarkan peraturan Kementrian

Kesehatan No 46 tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas. Melalui akreditasi ini

manajemen puskesmas diharapkan dapat menerapkan prosedur standar dengan

baik sehingga masyarakat merasa puas atas pelayanan yang diberikan. Akreditasi

adalah pengakuan yang di berikan oleh lembaga independen penyelenggara

Akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan setelah memenuhi standar

Akreditasi.

Berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan No 46 tahun 2015 tentang

Akreditasi Puskesmas, tujuan utama Akreditasi Puskesmas adalah untuk

pembinaan peningkatan mutu, dan sistem penyelenggaraan pelayanan, Akreditasi

bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan sertifikat tetapi dengan di

laksanakannya akreditasi ini diharapkan Puskesmas mampu meningkatkan mutu

pelayanannya. Dengan meningkatnya mutu pelayanan Puskesmas ini di harapkan

masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan dengan mudah dan

berkualitas. Dengan ini tujuan pemerintah untuk meningkatkan status kesehatan

masyarakat, sesuai dengan Rencana Strategis Kementrian Kesehatan RI 2015 –

2019.

Mutu pelayanan menggambarkan kinerja dari petugas kesehatan, kinerja

merupakan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam

suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing,

dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak

melanggar hukum dan sesuai dengan norma dan etika (Prawirosentono dan

Primasari, 2015). Inti dari kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang

menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran dan tujuan yang telah

ditetapkan. Salah satu upaya terwujudnya kinerja petugas kesehatan yang baik

adalah adanya kerjasama lintas sektoral yang terkait dengan kesehatan. Agar

pelayanan keperawatan di Puskesmas terwujud maka pelayanan keperawatan

perlu ditingkatkan mutunya. Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator

Page 15: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

3

kualitas pelayanan kesehatan serta menjadi salah satu faktor penentu citra institusi

pelayanan kesehatan di masyarakat. Salah satu indikator dari mutu pelayanan

keperawatan itu adalah apakah pelayanan keperawatan yang di berikan itu

memuaskan pasien atau tidak (Nursalam, 2011).

Perbaikan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas umumnya dimulai oleh

tenaga keperawatan. Keperawatan sendiri merupakan tenaga profesional dengan

jumlah terbesar dalam sistem pelayanan kesehatan. Evaluasi terhadap kinerja

perawat dapat dinilai berbagai hal yang berkaitan dengan pekerjaan yang

dilakukan perawat, yaitu kualitas pekerjaan yang diselesaikan, kuantitas

pekerjaan, tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan, dan inisiatif serta

ketepatan dalam bekerja. Di samping itu, evaluasi kinerja perawat juga dapat

dilakukan dengan menilai berbagai aspek yang disesuaikan dengan tingkat atau

jabatan perawat. Aspek tersebut, antara lain prestasi kerja, tanggung jawab,

ketaatan, kejujuran, kerja sama, prakarsa dan kepemimpinan (Kuntoro, 2010).

Dari data yang di peroleh dari Dinas Kesehatan kabupaten Bantul status

kesehatan masyarakat kabupaten Bantul semakin meningkat, itu dapat di lihat dari

indikator status kesehatannya yaitu umur harapan hidup, angka kematian, angka

kesakitan dan angka status gizi. Umur harapan hidup meningkat dari tahun 2014

umur harapan hidup masyarakat wilayah kabupaten Bantul 73,22 Tahun

meningkat di tahun 2015 menjadi 73,24 Tahun. Angka kematian ibu menurun di

bandingkan tahun 2014 pada tahun 2015 sebanyak 11 kematian atau AKI sebesar

87,5 per 100,000 kelahiran hidup, menurun secara signifikan dibanding tahun

2014 sebanyak 14 kasus kematian ibu atau AKI sebesar 104,7 per 100.000

kelahiran hidup, angka kematian bayi juga menurun dari pada tahun sebelumnya

yaitu pada tahun 2014 8,75/1.000 menjadi 8,35/1.000 pada tahun 2015.

Berdasarkan data yang di peroleh dari Dinas Kesehatan kabupaten Bantul

pada tanggal 16 Desember 2016 di peroleh data bahwa terdapat dua belas

Puskesmas yang sudah terakreditasi dari dua puluh tujuh Puskesmas yang terdapat

di kabupaten Bantul, dua puskesmas terakreditasi Dasar yaitu Puskesmas Jetis I

dan Puskesmas Jetis II, enam Puskesmas terakreditasi Madya di antaranya yaitu

Puskesmas Srandakan, Puskesmas Sanden, Puskesmas Pundong, Puskesmas

Page 16: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

4

Bantul I, Puskesmas Imogiri I, Puskesmas Bambanglipuro, tiga Puskesmas

terakreditasi Utama di antaranya yaitu Puskesmas Piyungan, Puskesmas Pleret,

dan Puskesmas Banguntapan, dan satu Puskesmas yang terakreditasi Paripurna

yaitu Puskesmas Pajangan.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di salah satu

Puskesmas yang terakreditasi Madya pada tanggal 19 januari 2017 yaitu

Puskesmas Pundong di dapatkan bahwa Puskesmas Pundong terakreditasi madya

pada Bulan November 2016 dan berdasarkan hasil wawancara dengan bagian tata

usaha Puskesmas Pundong di dapatkan bahwa tingkat kinerja perawat baik dengan

kategori penilaian sekitar 75-85 %. Berdasarkan data tersebut, peneliti tertarik

untuk meneliti tentang “Hubungan kinerja perawat di Puskesmas dengan Status

Akreditasi Puskesmas yang terakreditasi dasar, madya, utama, dan paripurna di

Kabupaten Bantul”.

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan langkah yang menentukan kemana suatu

penelitian diarahkan. Berdasarkan peninjauan latar belakang maka penulis

merumuskan sebagai berikut : “Apakah ada hubungan antara Kinerja perawat di

Puskesmas dengan Status Akreditasi Puskesmas di Kabupaten Bantul”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui hubungan kinerja perawat di Puskesmas dengan status

Akreditasi Puskesmas yang Terakreditasi Dasar, Madya, Utama, dan

Paripurna di kabupaten Bantul yaitu Puskesmas Jetis I, Puskesmas

Bambanglipuro, Puskesmas Banguntapan dan Puskesmas Pajangan.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui gambaran kinerja perawat di empat Puskesmas.

1) Puskesmas yang terakreditasi dasar yaitu Puskesmas Jetis 1.

Page 17: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

5

2) Puskesmas yang terakreditasi madya yaitu Puskesmas Pundong.

3) Puskesmas yang terakreditasi utamayaitu Puskesmas Pleret.

4) Puskesmas yang terakreditasi paripurna yaitu Puskesmas Pajangan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Profesi Ilmu Keperawatan.

Menjadi bahan referensi pengembangan ilmu keperawatan terutama dalam

bidang manajemen keperawatan untuk mengetahui hubungan antara

kinerja perawat puskesmas dengan status akreditasi puskesmas .

2. Bagi Puskesmas.

Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran tentang kinerja perawat

di Puskesmas

3. Bagi Peneliti.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

dan pengalaman dalam melakukan penelitian dilapangan khususnya yang

berkaitan dengan kinerja perawat.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk peneliti yang

akan meneliti tentang hubungan kinerja perawat Puskesmas dengan status

akreditasi Puskesmas.

E. Keaslian Penelitian

Untuk keaslian Penelitian ini penelity menambil referensi dari penelitian

sebelumnya yaitu :

1. Nova Winditasari (2015), dengan judul penelitian “Hubungan Disiplin

Kerja dengan Kinerja perawat di Ruang Melati dan Ruang Bakung

RSUD Panembahan Senopati Bantul” penelitian ini menggunakan

penelitian deskriptif analitik dengan jenis penelitian cross sectional.

Page 18: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

6

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

total sampling sebanyak 32 perawat. Perbedaan penelitian ini terletak

pada variabel bebas, lokasi serta waktu penelitian serta penggunaan uji

statististiknya yaitu Chi-Square sedangkan peneliti menggunakan

Somers’d . Sedangkan persamaannya terletak pada variabel kinerjanya,

metode penelitian yang menggunakan metode deskriptif dengan

pendekatan cross sectional serta penggunaan sampel yang di gunakan

dalam penelitian.

2. Arih Ginting (2016), dengan judul penelitian “Hubungan Pengetahuan

Tentang Akreditasi Rumah Sakit dan Karakteristik Individu dengan

Kinerja Perawat di Rumah Sakit Mitra Sejati Medan” jenis penelitian

yang digunakan adalah cross sectional dengan pendekatan explanatory.

Sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi atau total sampling.

Persamaan pada penelitian ini terletak pada penggunaan sampelnya

serta variabel Akreditasinya. Sedangkan perbedaannya terdapat pada

lokasi penelitian yaitu di RS serta metode yang digunakan pada

penelitian ini yaitu explanatory sedangkan peneliti menggunakan

Somers’d.

3. M. Anwar Hafid (2014), dengan judul penelitian “Hubungan kinerja

perawat terhadap tingkat kepuasan pasien pengguna Yankestis dalam

pelayanan keperawatan di RSUD Syech Yusuf Kab. Gowa” jenis

penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan cross sectional.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pasien

diruang perawatan interna RSUD Syech Yusuf Gowa sedangkan

sampel yang digunakan menggunakan purposive sampling, persamaan

pada penelitian ini adalah variabel bebasnya yaitu kinerja dan

sedangkan perbedaannya terletak pada pengambilan sampelnya yaitu

purposive sampling, tempat, lokasi serta tehnik analisa datanya yaitu

chi-square sedangkan peneliti menggunakan sommers’d.

Page 19: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil.

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di empat Puskesmas yang terdapat di

Kabupaten Bantul DIY. Keempat Puskesmas itu antara lain Puskesmas Jetis

1, Puskesmas Pundong, Puskesmas Pleret, dan Puskesmas Pajangan.

a. Puskesmas Jetis 1 terletak di Desa Trimulyo dengan wilayah kerja 2 Desa

yaitu Desa Sumberagung dan Desa Trimulyo. Puskesmas Jetis 1 memiliki 2

Puskesmas pembantu yang berlokasi di masing-masing desa, Puskesmas

pembantu di Desa Trimulyo sejak awal tahun 2007 sudah menempati

gedung baru. Pelayanan rawat inap Puskesmas Jetis 1 sudah beroprasi sejak

bulan Noember 2007. Puskesmas jetis 1 mempunyai tenaga keperawatan

sebanyak 7 perawat serta sudah terakreditasi dasar sejak bulan Febuari

2016.

b. Puskesmas Pundong yang terletak di dusun Piring, Srihadono, Pundong.

Wilayah kerja puskesmas pundong meliputi 3 desa yaitu : Desa Srihardono,

desa Panjang Rejo dan desa Seloharjo. Puskesmas Pundong memiliki 3

Puskesmas pembantu yang terletak Seloharjo, Srihardono dan Panjang Rejo.

Puskesmas Pundong secara administratif tercatat di Dinas Kabupaten Bantul

sebagai puskesmas rawat inap dengan 10 tempat tidur. Puskesmas Pundong

memiliki tenaga keperawatan 9 perawat serta telah terakreditasi madya sejak

bulan November 2016.

c. Puskesmas Pleret adalah Puskesmas yang terletak di jalan Imogiri km 9 Jati

Wonokromo Pleret Bantul. Pelayanan Puskesmas Pleret terdiri dari UKP

dan UKM, yang mana memiliki jadwal layanan Senin sampai Sabtu

sedangkan rawat inapnya sendiri memiliki layanan Senin sampai Minggu.

Puskesmas Pleret memiliki tenaga keperawatan sebanyak 10 perawat serta

sudah terakreditasi Utama sejak bulan November 2016.

Page 20: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

35

d. Puskesmas Pajangan adalah Puskesmas rawat inap yang terletak di

kecamatan pajangan tepatnya di Jl. Pajangan, Jetis, Sendang Sari.

Sedangkan untuk rawat inapnya puskesmas pajangan memiliki 10 tempat

tidur dan UGD 24 jam. Puskesmas Pajangan memiliki tenaga keperawatan

sebanyak8 perawat serta telah terakreditasi sejak bulan November 2016.

2. Karakteristik Responden.

Hasil penelitian terhadap karakteristik responden perawat yang ada

di Puskesmas Jetis 1, Puskesmas Pundong, Puskesmas Pleret dan Puskesmas

Pajangan di kelompokan berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan dan

lama kerja disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase dengan

hasil.

a. Karakteristik Responden Puskesmas Jetis 1

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik responden perawatdi Puskesmas Jetis 1 Kabupaten Bantul.

Karakteristik Frekuensi Prosentase (%)Umur< 30 tahun30-45 tahun46 – 55 tahun

241

28,657,114,3

Jenis KelaminLaki-lakiPerempuan

16

14,385,7

Pendidikan TerakhirD IIID IVS 1

511

71,414,314,3

Lama Kerja< 1 tahun1 – 5 tahun> 5 tahun

115

14,314,371,4

Jumlah 7 100

Sumber : Data primer tahun 2017

Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi karakteristik responden perawat

Puskesmas Jetis 1 menunjukan sebagian besar usia responden adalah 30 – 45

tahun yaitu 4 responden (57,1 %). Jenis kelamin sebagian besar adalah

perempuan yaitu 6 responden (85,7%). Sebagian besar pendidikan terakhir

Page 21: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

36

responden dalam penelitian adalah D III yaitu 5 responden (71,4%) dan

sebagian besar responden sudah bekerja selama > 5 tahun yaitu 5 responden

(71,4%).

b. Karakteristik Responden Puskesmas Pundong

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik responden perawatdi Puskesmas Pudong Kabupaten Bantul.

Karakteristik Frekuensi Prosentase (%)Umur< 30 tahun30-45 tahun

36

33,366,7

Jenis KelaminLaki-lakiPerempuan

36

33,366,7

Pendidikan TerakhirD IIID IVS 1

612

66,711,122,2

Lama Kerja< 1 tahun1 – 5 tahun> 5 tahun

225

22,222,255,6

Jumlah 9 100

Sumber : Data primer tahun 2017

Berdasarkan tabel 4.2 distribusi frekuensi karakteristik responden perawat

Puskesmas Pundong menunjukan sebagian besar usia responden adalah 30 – 45

tahun yaitu responden (66,7%). Jenis kelamin sebagian besar adalah

perempuan yaitu 6 responden (66,7%). Sebagian besar pendidikan terakhir

responden dalam penelitian adalah D III yaitu 6 responden (66,7%) dan

sebagian besar responden sudah bekerja selama > 5 tahun yaitu 6 responden

(66,7%).

Page 22: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

37

c. Puskesmas Pleret.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik responden perawatdi Puskesmas Pleret Kabupaten Bantul.

Karakteristik Frekuensi Prosentase (%)Umur< 30 tahun30-45 tahun46 – 55 tahun

262

206020

Jenis KelaminLaki-lakiperempuan

28

2080

Pendidikan TerakhirSPKD IIID IVS 1

01000

0100

00

Lama Kerja< 1 tahun1 – 5 tahun> 5 tahun

028

02080

Jumlah 10 100

Sumber : Data primer tahun 2017

Berdasarkan tabel 4.3 distribusi frekuensi karakteristik responden perawat di

Puskesmas Pleret menunjukan sebagian besar usia responden adalah 30 – 45

tahun yaitu 6 responden (60 %). Jenis kelamin sebagian besar adalah

perempuan yaitu 8 responden (80 %). Seluruh responden pendidikan terakhir

dalam penelitian adalah D III yaitu 10responden (100%) dan sebagian besar

responden sudah bekerja selama > 5 tahun yaitu 8 responden (80%).

d. Puskesmas Pajangan.

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik responden perawatdi Puskesmas Pajangan Kabupaten Bantul.

Karakteristik Frekuensi Prosentase (%)Umur< 30 tahun30-45 tahun46 – 55 tahun

044

050,050,0

Jenis KelaminLaki-lakiPerempuan

44

50,050,0

Pendidikan Terakhir

Page 23: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

38

D IIID IVS 1

620

75,025,0

0Lama Kerja< 1 tahun1 – 5 tahun> 5 tahun

008

00

100Jumlah 8 100

Sumber : Data primer tahun 2017

Berdasarkan tabel 4.4 distribusi frekuensi karakteristik responden perawat

Puskesmas Pajangan menunjukan usia responden adalah 30-45 tahun(50%)

serta 46-55 tahun (50 %). Jenis kelamin responden berimbang antara laki-

laki dan perempuan (50%:50%) . Sebagian besar pendidikan terakhir

responden dalam penelitian adalah D III yaitu 6 responden (75%) dan seluruh

responden sudah bekerja selama > 5 tahun yaitu 8 responden (100%).

3. Kinerja perawat.

Hasil penelitian terhadap kierja perawat di Puskesmas Jetis 1, Puskesmas

Pundong, Puskesmas Pleret, dan Puskesmas Pajangan dapat disajikan dalam

tabel berikut :

a. Kinerja Perawat di Puskesmas Jetis 1.

Tabel 4.5 Kinerja perawat di Puskesmas Jetis 1

Kategori Frekuensi Prosentase (%)BaikCukup

52

71,428,6

Jumlah 7 100Sumber : Data Primer Tahun 2017

Berdasarkan tabel 4.5 distribusi frekuensi kinerja perawat di

Puskesmas Jetis 1 menunjukan sebagian besar responden memiliki kinerja

dalam kategori baik yaitu sebanyak 5 orang (71,4%).

Page 24: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

39

b. Kinerja Perawat di Puskesmas Pundong.

Tabel 4.6 Kinerja perawat di Puskesmas Jetis 1

Kategori Frekuensi Prosentase (%)BaikCukup

45

44,455,6

Jumlah 9 100Sumber : Data Primer Tahun 2017

Berdasarkan tabel 4.6 distribusi frekuensi kinerja perawat di

Puskesmas Pundong menunjukan sebagian besar responden memiliki

kinerja dalam kategori baik yaitu sebanyak 5 orang (55,6%).

c. Kinerja Puskesmas Pleret.

Tabel 4.7 Kinerja perawat di Puskesmas Pleret

Kategori Frekuensi Prosentase (%)BaikCukup

82

8020

Jumlah 10 100Sumber : Data Primer Tahun 2017

Berdasarkan tabel 4.7 distribusi frekuensi kinerja perawat di

Puskesmas Pundong menunjukan sebagian besar responden memiliki

kinerja dalam kategori baik yaitu sebanyak 8 orang (80%).

d. Kinerja Puskesmas Pajangan.

Tabel 4.8 Kinerja perawat di Puskesmas Pajangan

Kategori Frekuensi Prosentase (%)BaikCukup

35

37,562,5

Jumlah 8 100Sumber : Data Primer Tahun 2017

Berdasarkan tabel 4.8 distribusi frekuensi kinerja perawat di

Puskesmas Pajangan menunjukan sebagian besar responden memiliki

kinerja dalam kategori cukup yaitu sebanyak 5 orang (62,5%). Dari

keempat Puskesmas tidak ada tidak satupun perawat yang menilai dirinya

mempunyai kinerja kurang.

Page 25: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

40

4. Hasil tabulasi silang kinerja perawat di Puskesmas yang terakreditasi dikabupaten Bantul

Tabel 4.9 Tabulasi silang karakteristik perawat dengan kinerja perawatPuskesmas di kabupaten Bantul yang terakreditasi di kabupaten Bantul

Karakteristik respondenKinerja perawat Puskesmas

Baik cukup TotalN % N % N %

Usia< 30 tahun30- 45 tahun46-55 tahun

4124

11,75%35,3%

11,75%

383

8,85%23,5%8,85%

7207

20,6%58,8%20,6%

Jumlah 20 58,8% 14 41,2% 34 100%

Jenis KelaminLaki-lakiPerempuan

713

20,6%38,2%

311

8,85%32,4%

1024

29,4%70,6%

Jumlah 20 58,8% 14 41,2 34 100%Pendidikan TerakhirD IIID IVS 1

1541

44,1%11,75%2,9%

1202

35,35%0

5,85%

2743

79,4%11,8%

8,8Jumlah 20 58,8% 14 41,2% 34 100%Lama Kerja< 1 tahun1-5 tahun>5 tahun

2216

5,85%5,85%47,1%

13

10

2,9%8,8%

29,5%

35

26

8,8%14,7%76,5%

Jumlah 20 58,8% 14 41,2 34 100%

Sumber: Data Primer Tahun 2017

Berdasarkantabel 4.9 menunjukan bahwa keseluruhan kinerja perawat

dalam kategori baik (58,8%), dengan rentang usia perawat 30-45 tahun

sebanyak 12 perawat (35,3%), 13 perawat (38,2%) dengan jenis kelamin

perempuan, 15 perawat (44,1%) dengan tingkat pendidikan DIII, dan 16

perawat (47,1%) telah bekerja lebih dari 5 tahun.

5. Analisa Bivariat

Tabulasi silang dan hasil uji statistik hubungan kinerja perawat puskesmas

dengan status akreditasi Puskesmas di kabupaten Bantul disajikan pada tabel

berikut:

Page 26: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

41

Tabel 4.10 Tabulasi silang dan Uji Statistik Hubungan kinerja perawatPuskesmas dengan status akreditasi Puskesmas di kabupaten Bantul

Kinerja Perawat p-Status

AkreditasiPuskesmas

Baik cukup Total hitung value

f % f % f %Sangat Baik 3 8,8% 5 14,7% 8 23,5% -0,132 0,505

Baik 8 23,5% 2 5,9% 10 29,4%

Cukup 4 11,8% 5 14,7% 9 26,5%

Sedang 5 14,7% 2 5,9% 7 20,6%

Total 20 58,8% 14 41,2% 34 100%

Sumber: Data Primer Tahun 2017

Berdasarkan tabel 4.10 menunjukan dari 34 perawat,3 (8,8%)

perawat mempunyai kinerja baik dengan status akreditasi sangat baik, 8

(23,5%) perawat mempunyai kinerja baik dengan status akreditasi

puskesmas baik, 4 (11,8%) perawat mempunyai kinerja baik dengan status

akreditasi puskesmas cukup, 5 (14,7%) perawat mempunai kinerja baik

dengan status akreditasi puskesmas sedang, sedangkan 5 (14,7%) perawat

mempunyai kinerja cukup dengan status akreditasi Puskesmas sedang, 2

(5,9%) perawat mempunyai kinerja cukup dengan status akreditasi

puskesmas baik, 5 (14,7%) perawat mempunyai kinerja cukup dengan

status akreditasi puskesmas cukup, 2 (5,9%) perawat mempunyai kinerja

cukup dengan setatus akreditasi puskesmas sedang.

Hasil perhitungan statistik menggunakan uji Sommers’d seperti

disajikan pada tabel 4.10, diperoleh p-value sebesar 0,505> (0,05)

sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara

kinerja perawat Puskesmas dengan Status akreditasi Puskesmas.

Page 27: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

42

B. Pembahasan

1. Karakteristik Responden.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di empat Puskesmas yang

terakreditasi dikabupaten Bantul yaitu Puskesmas Jetis 1, Puskesmas Pundong,

Puskesmas Pleret dan Puskesmas Pajangan menunjukan bahwa usia responden

terbanyak di rentang usia 30-45 tahun dan menunjukan kinerja baik sebanyak

35,3%, ini menunjukan bahwa perawat yang berada di usia produktif sehingga

mempunyai kinerja lebih baik dari pada usia lain. Hasibuan (2003) berpendapat

bahwa umur individu mempengaruhi kondisi fisik mental, kemampuan kerja,

tanggung jawab, dan cenderung absensi.

Hasil penelitian juga menunjukan bahwa sebagian besar responden adalah

perempuan (70,6%). Penelitian ini sesuai dengan penelitian Asmuji (2010)

yang mana jumlah perawat perempuan lebih banyak dari pada laki-laki

sehingga jenis kelamin berpengaruh terhadap kinerja perawat. Berdasarkan

hasil uji statistik menunjukan hasil p value :0,004; α 0,05, berdasarkan

penelitian tersebut menunjukan rata-rata kinerja perawat laki-laki lebih rendah

dari pada perawat perempuan.

Berdasarkan tabel 4.9 terlihat bahwa pendidikan terakhir responden paling

banyak adalah D III keperawatan (79,4%). Menurut Nursalam (2002), perawat

yang mempunyai tingkat pendidikan D III diharapkan bisa melanjutkan atau

meneruskan ke pendidikan yang lebih tinggi agar dapat melaksanakan kinerja

yang lebih baik. Perawatyang berpendidikan tinggi sangat berperan dalam

pengembangan pelayanan keperawatan profesional. Dengan pendidikan yang

lebih tinggi sangat berperan dalam membina sikap dan pandangan profesional

serta menguasai keterampilan secara baik dan benar, sehingga kinerja perawat

menjadi lebih baik.

Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa lama kerja perawat paling

banyak >5 tahun sebanyak 76,5% dan mempunyai kinerja baik terbanyak

(47,1%).Halini sesuai dengan teori Gibson dalam Nursalam (2015) pengalaman

kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja. ini juga

Page 28: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

43

dibuktikanoleh penelitian Winarsih bahwa ada hubungan yang signifinkan

antara lama kerja perawat terhadap kinerja perawat di Rumah sakit umum

Padang Arang kabupaten Boyolali.

2. Kinerja perawat.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Jetis 1,

Puskesmas Pundong, Puskesmas Pleret, Puskesmas Pajangan di dapatkan

kinerja perawat dijelaskan dalam tabel 4.5 bahwa sebagian besar perawat di

Puskesmas Jetis 1 mempunyai kinerja baik sebanyak 5 orang (71,4%) dan

sisanya dalam kategori cukup yaitu sebanyak 2 perawat (28,6%), berdasarkan

tabel 4.6 menunjukan kinerja perawat di Puskesmas Pundong dalam kategori

cukup yaitu sebanyak 5 perawat (55,6%) dan sisanya 4 perawat (44,4%) dalam

kategori baik, tabel 4.7 menunjukan kinerja perawat di Puskesmas Pleret

sebagian besar dalam kategori baik yaitu sebanyak 8 perawat (80%) dan

sisanya 2 perawat (20%) dalam kategori cukup, dan tabel 4.8 menunjukan

bahwa kinerja perawat dalam kategori cukup yaitu sebanyak 5 perawat (62,5%)

dan 4 perawat (37,5%) dalam kategori baik.

Menurut Nursalam penilain kinerja perawat adalah satu ukuran

pengawasan yang digunakan oleh manajer perawat guna mencapai hasil

organisasi. Melalui evaluasi reguler dari setiap pelaksanaan kerja pegawai,

manajer harus dapat mencapai beberapa tujuan. Hal ini berguna untuk

membantu kepuasan perawat, memperbaiki pelaksanaan kerja, memberitahu

mereka apabila pelaksanaan kerja kurang memuaskan, mempromosikan jabatan

dan kenaikan gaji, mengenal pegawai yang memenuhi syarat penugasan

khusus, memperbaiki komunikasi antara atasan dan bawahan, serta

menentukan pelatihan dasar untuk pelatihan karyawan yang memerlukan

bimbingan khusus. Berdasarkan tabel 4.10 menunjukan bahwa sebagian besar

kinerja perawat di empat Puskesmas yang terakreditasi termasuk dalam

kategori baik (58,8%).

Hal ini juga didukung dengan pencapaian status kesehatan masyarakat

kabupaten Bantul yang semakin meningkat, hal tersebut dapat di lihat dari

indikator status kesehatannya yaitu umur harapan hidup, angka kematian,

Page 29: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

44

angka kesakitan dan angka status gizi. Angka kematian ibupada tahun 2016

sebanyak 87,5 per 100.000 kelahiran hidup angka tersebut telah melebihi

target dari provinsi DIY yaitu dutargetkan 100 per 100.000 kelahiran hidup,

angka kematian bayi juga menurun dari pada tahun sebelumnya yaitu pada

tahun 2015 8,35/1.000 menjadi 7,65/1.000 pada tahun 2016. Hasil ini juga

sesuai dengan penelitian Mashuri (2013) dengan hasil penelitian menunjukan

bahwa kinerja perawat di Puskesmas Baranti dan Puskesmas Manisa

Kabupaten Sidenreng Rappang pada tahun 2013 dalam kategori baik (94,7%).

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukan bahwa kinerja perawat di Puskesmas

Pajangan yang terakreditasi Paripurna sebagian besar dalam kategori cukup

yaitu lima perawat (62,5%) dari delapan perawat. Sedangkan tabel 4.5

menunjukan bahwa kinerja perawat di Puskesmas Jetis 1 yang terakreditasi

dasar dalam kategori baik yaitu sebanyak lima perawat (71,4%) dari 7 perawat.

Puskesmas yang mempunyai kinerja baik sebagian besar memiliki perawat

yang berjenis kelamin perempuan. Ilyas (2002) mengungkapkan bahwa jenis

kelamin menyebabkan perbedaan kinerja. Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian yang telah dilakukan oleh Asmuji (2010) dengan hasil penelitian

menunjukan bahwa jenis kelamin adalah faktor yang paling berpengaruh

terhadap kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan.

3. Hubungan kinerja perawat di Puskesmas dengan status akreditasi Puskesmas

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara

kinerja perawat Puskesmas dengan status akreditasi Puskesmas di kabupaten

Bantul yaitu Puskesmas terakreditasi dasar (Puskesmas Jetis 1), Puskesmas

yang terakreditasi madya (Puskesmas Pundong), Puskesmas yang terakreditasi

utama (Puskesmas Pleret) dan Puskesmas yang terakreditasi paripurna

(Puskemas Pajangan). Untuk dapat terakreditasi Puskesmas harus mempunyai

standar akreditasi penilaian puskesmas yang mana terdiri dari 3 bagian dan 9

bab, setelah memiliki standar-standar akreditasi puskesmas maka survei

akreditasi akan dilaksanakan. Survei akreditasi adalah kegiatan penilaian oleh

surveior untuk menilai tingkat kesesuaian fasilitas kesehatan tingkat pertama

Page 30: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

45

atau puskesmas dalam menerapkan standar akreditasi yang ditetapkan oleh

kementrian kesehatan (Pedoman Surveior Akreditasi Puskesmas).

Setelah dilakukan survei akreditasi maka selanjutnya dilakukan penilaian

serta penentuan status akreditasi puskesmas tersebut, adapun penilaian tiap

akreditasinya yaitu tidak terakreditasi jika penilaian bagian pertama

(administrasi dan manajemen puskesmas) yang terdiri bab I ( penyelenggaraan

pelayanan puskesmas), bab II ( kepemimpinan dan manajemen Puskesmas) bab

III (peningkatan mutu puskesmas) kurang dari 75 % dan bagian kedua (progam

puskesmas) yang terdiri dari bab IV ( progam puskesmas yang berorientasi

sasaran), bab V (kepemimpinan dan manajemen progam puskesmas), dan bab

VI (sasaran kinerja dan MDG’s) kurang dari 60 % dan bagian ke tiga

(pelayanan puskesmas) yang terdiri dari bab VII (layanan klinis yang

berorientasi pasien), bab VIII (manajemen penunjang layanan klinis) dan bab

IX (peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien) kurang dari 20%.

Terakreditasi dasar jika penilaian bagian pertama (administrasi dan

manajemen puskesmas) yang terdiri bab I ( penyelenggaraan pelayanan

puskesmas), bab II ( kepemimpinan dan manajemen Puskesmas) bab III

(peningkatan mutu puskesmas) lebih dari 75 % dan bagian kedua (progam

puskesmas) yang terdiri dari bab IV ( progam puskesmas yang berorientasi

sasaran), bab V (kepemimpinan dan manajemen progam puskesmas), dan bab

VI (sasaran kinerja dan MDG’s) lebih dari 60 % dan bagian ke tiga (pelayanan

puskesmas) yang terdiri dari bab VII (layanan klinis yang berorientasi pasien),

bab VIII (manajemen penunjang layanan klinis) dan bab IX (peningkatan mutu

klinis dan keselamatan pasien) lebih dari 20%.

Terakreditasi madya jika penilaiannya bab I ( penyelenggaraan pelayanan

puskesmas), bab II ( kepemimpinan dan manajemen Puskesmas) bab III

(peningkatan mutu puskesmas), bab IV ( progam puskesmas yang berorientasi

sasaran), bab V (kepemimpinan dan manajemen progam puskesmas) lebih dari

75% , dan bab VI (sasaran kinerja dan MDG’s), bab VII (layanan klinis yang

berorientasi pasien) lebih dari 60%, dan bab VIII (manajemen penunjang

Page 31: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

46

layanan klinis) dan bab IX (peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien)

lebih dari 20%.

Terakreditasi madya jika penilaiannya bab I ( penyelenggaraan pelayanan

puskesmas), bab II ( kepemimpinan dan manajemen Puskesmas) bab III

(peningkatan mutu puskesmas), bab IV ( progam puskesmas yang berorientasi

sasaran), bab V (kepemimpinan dan manajemen progam puskesmas) bab VI

(sasaran kinerja dan MDG’s), bab VII (layanan klinis yang berorientasi pasien)

lebih dari 75%, dan bab VIII (manajemen penunjang layanan klinis) dan bab

IX (peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien) lebih dari 60%.

Terakreditasi paripurna jika pencapaian nilai semua bab lebih dari 75%.

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan somers,d didapatkan hasil

bahwa nilai p value sebesar 0,505 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara kinerja perawat puskesmas dengan

status akreditasi Puskesmas di kabupaten Bantul. Hasil penelitian ini

membuktikan bahwa kinerja perawat tidak ada hubungannya dengan status

akreditasi Puskesmas, ini menjelaskan bahwa akreditasi puskesmas tidak hanya

dari kinerja petugas kesehatannya akan tetapi ditunjang dari berbagai aspek

yang telah di tetapkan oleh Permenkes No 46 tahun 2015 tentang Standar

Akreditasi Puskesmas terdiri dari 3 bagian dan 9 bab.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan yang mengakibatkan

hasilnya belum sesuai yang diharapkan. Keterbatasan tersebut

meliputi:

1. Terbatasnya peneliti dalam memperoleh kriteria penilian akreditasi di

setiap Puskesmas.

2. Lamanya waktu penelitian diakibatkan oleh banyaknya perawat yang

mengambil cuti setelah hari raya.

Page 32: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Kinerja perawat di Puskesmas Jetis 1 sebagian besar dalam kategori Baik

yaitu sebanyak 5 perawat (71,4%) dari 7 perawat.

2. Kinerja perawat di Puskesmas Pundong sebagian besar dalam kategori cukup

yaitu sebanyak 5 perawat (55,6%) dari 9 perawat.

3. Kinerja perawat di Puskesmas Pleret sebagian besar dalam kategori baik yaitu

sebanyak 8 perawat (80%) dari 10 perawat.

4. Kinerja perawat di Puskesmas Pajangan sebagian besar dalam kategori cukup

yaitu sebanyak 5 perawat (62,5%) dari 8 perawat.

5. Tidak terdapat hubungan antara kinerja perawat di Puskesmas dengan status

akreditasi Puskesmas di kabupaten Bantul, Yogyakarta.

B. Saran

Beberapa saran yang dapat penulis berikan antara lain adalah :

1. Bagi Puskesmas

Setiap Puskesmas hendaknya mengevaluasi secara berkala kinerja petugas

kesehatan, terutama perawat dikarenakan jumlah petugas kesehatan

terbanyak.

2. Bagi peneliti selanjutnya.

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti kinerja seluruh petugas

kesehatan di Puskesmas yang terakreditasi di kabupaten Bantul tidak hanya

dari kinerja perawat saja.

Page 33: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. (2014). Manajemen dan evaluasi kinerja karyawan. Yogyakarta:Aswaja Pressindo.

Anwar, H. (2014).“Hubungan kinerja perawat terhadap tingkat kepuasan pasienpengguna Yankestis dalam pelayanan keperawatan di RSUD Syech Yusufka. Gowa” . Jurnal kesehatan. Volume VII no 2/2014

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian : suatu pendekatan praktik. Jakarta :Rineka Cipta.

Asmuji. (2010). Hubungan faktor karakteristik perawat dengan kinerja perawatdalam pendokumentasian asuhan keperawatan di intalasi rawat inap RSUDR. Koesnadi Bondowoso, The Indonesian journal of health science,Vol 1, no 1.

Dahlan, S.(2014). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta :Epidemiologi Indonesia.

Departemen Kesehatan. (2009). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.Dinas Kesehatan Bantul. (2016). Laporan kinerja dinas Kesehatan Bantul tahun

2015. Diakses dari dinkes.bantulkab.go.idDinas Kesehatan Bantul. (2016). Laporan kinerja dinas Kesehatan Bantul tahun

2016. Diaksesdari dinkes.bantulkab.go.id/filestorage/Dokumen/2017/03/LKj Dinkes2016

Ginting, A.(2016). “Hubungan Pengetahuan Tentang Akreditasi Rumah Sakit danKarakteristik Individu dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit MitraSejati Medan”. Repositoru : USU

Hafid, Anwar (2014). Hubungan kinerja perawat terhadap tingkat kepuasan pasienpengguna yankestis dalam pelayanan keperawatan di RSUD Syech YusufKab. Gowa, Jurnal kesehatan, vol VII, no 2.

Herlambang, S.(2016). Manajemen pelayanan kesehatan rumah sakit. Yogyakarta: gosyen Publishing

Hidayat, A, A.(2014). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data.Jakarta : Salemba Medika

.(2014). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisis data. Jakarta :Salemba Medika.

Ilyas, Y. (2002). Kinerja teori penilaian dan penelitian., Edisi revisi., Fekom UI.Jakarta

Kementrian Kesehatan RI. (2015).Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2015-2019. Diakses dari www.depkes.co.id (diakses tanggal 5 februari 2017 ).

Kuntoro, A. (2010), Manajemen keperawatan, Penerbit Muha MedikaYogyakarta.

LAN. (2010). Laporan akuntabilitas kinerja intansi pemerintah. Diakser darihttp:/ppid.lan.go.id (diakses tanggal 20 April 2017 ).

Mashuri, (2013). Gambaan kinerja perawat di Puskesmas Baranti dan PuskesmasManisa kabupaten Sindereng Rapang. The Indonesian journal of healthscience, Vol 1, no 1

Page 34: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

Menteri Kesehatan RI. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNo. 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri DokterGigi. Diakses dari www.hukor.depkes.co.id (diakses tanggal 16 januari2017 ).

Menteri Kesehatan RI. (2014). Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNo. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas.

Muninjaya, Gde, A. A. (2004), Manajemen kesehatan, Penerbit Buku KedokteranEGC Edisi 3. Penerbit Salemba Medika Jakarta.

Notoatmodjo, S. (2012). Pendidikan Ilmu dan perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.. (2012). Metode penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam. (2002). Manajemen keperawatan dan aplikasi dalam praktekkeperawatan profesional. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam. (2011). Manajemen keperawatan dan aplikasi dalam Praktekkeperawatan profesional. Jakarta : Salemba Medika.

. (2013). Metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

. (2015). Manajemen keperawatan dan aplikasi dalam Praktek keperawatanprofesional.Jakarta : Salemba Medika.

Prawirosentono,S. & Primasari.D. (2015). Manajemen sumber daya manusia :kinerja dan motivasi karyawan. Yogyakarta :BPFE

Puskesmas jetis 1 (2017). Gambaran umum Puskesmas Jetis 1 2017. Diakses daripuskesmas.bantulkab.go.id/jetis1

Puskesmas Pajangan (2017). Profil Puskesmas Pajangan. Diakses daripuskesmas.bantulkab.go.id/pajangan

Puskesmas Pleret (2017). Profil Puskesmas Pleret. Diakses daripuskesmas.bantulkab.go.id/pleret

Puskesmas Pundong (2017). Gambaran umum Puskesmas Pundong. Diakses daripuskesmas.bantulkab.go.id/pundong

Royani (2010). Hubungan sistem penghargaan dengan kinerja perawaat dalammelaksanakan asuhan keperawatan di RSUD Cilegon Banten. Skripsi

Siagian, Sondang P. (2009). Kiat meningkatkan produktivitas kerja. Jakarta :Rineka Cipta.

Triwibowo. C.(2012). Perizinan dan Akreditasi rumah sakit.Yogyakarta :Nuhamedika

Triwibowo. C.(2015). Pengantar dasar ilmu kesehatan masyarakat.Yogyakarta :Nuhamedika

Wibowo. (2016). Manajemen kinerja. Jakarta : Raja Grafindo Persada.Winditasari, N. (2015). “Hubungan Disiplin Kerja dengan Kinerja perawat di

Ruang Melati dan Ruang Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul”.Skripsi. PSIK, Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

Page 35: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

KUESIONER KINERJA PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN ASUHANKEPERAWATAN

Petunjuk pengisian :

1. Mohon bantuan dan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi seluruh pertanyaan yang

ada.

2. Berilah tanda () pada kolom yang sejawat pilih sesuai dengan keadaan

sebenarnya dengan alternatif jawaban sebagai berikut :

a. TP (Tidak pernah), apabila pernyataan tersebut dilakukan 0-25%.

b. J (Jarang), apabila pernyataan tersebut dilakukan 26% - 50%

c. S (Sering), apabila pernyataan tersebut dilakukan 51-75%

d. SL (Selalu), apabila pernyataan tersebut dilakukan > 75%

No Pernyataan JawabanSL S J TP

1 Saya menyusun diagnosa keperawatan mengandung unsur:masalah, penyebab masalah, tanda serta gejala

2 Saya rutin memberikan rasa aman dan nyaman kepada kliensebagai bentuk tanggung jawab saya

3 Saya membuat rencana asuhan keperawatan menggunakankalimat singkat dan jelas

4 Saya sedikit perlu menghubungkan kebutuhan klien denganpenyebab masalah

5 Saya merumuskan tujuan asuhan keperawatan sebagaiindikator evaluasi

6 Saya menyusun diagnosa keperawatan rutin sesuai dengankewenangan perawat

7 Saya melakukan asuhan keperawatan sesuai rencanatindakan

8 Saya melibatkan klien/keluarga dalam melaksanakanasuhan keperawatan

9 Saya menggali informasi tentang riwayat keperawatan klien

10 Saya melakukan pencatatan setiap tindakan keperawatanyang dilakukan

Page 36: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …

No Pernyataan JawabanSL S J TP

11 Saya menentukan masalah, penyebab dan gejala untukmerumuskan diagnose keperawatan

12 Saya mengutamakan keselamatan bagi klien dalammemberikan asuhan keperawatan

13 Saya mengumpulkan data klien meliputi data fisik,psikologis, social

14 Saya kadang memberikan penjelasan kepada klien sebelummelakukan tindakan

15 Saya melakukan evaluasi berdasarkan standar asuhankeperawatan

16 Saya rutin membuat catatan asuhan keperawatan secararingkas dan jelas

17 Saya melakukan asuhan keperawatan dengan menggunakansumber daya yang ada

18 Saya menginformasikan perkembangan klien kepada temansejawat setiap pergantian dinas

19 Saya mempertimbangkan kebijakan, aturan, sumber dayadan fasilitas yang ada dalam merencanakan tindakankeperawatan

20 Saya melakukan tindakan keperawatan denganmemperhatikan kebersihan dan sterilisasi

21 Saya memperbaiki tindakan keperawatan berdasarkanrespon klien

22 Saya menggali data klien meliputi aspek biologis,psikologis dan social

23 Saya menggali data klien meliputi aspek spiritual

24 Saya melakukan tindakan keperawatan berdasarkanprosedur teknis yang telah ditentukan

25 Saya rutin menentukan alternatif tindakan keperawatan

Page 37: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …
Page 38: HUBUNGAN KINERJA PERAWAT PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS …