hubungan motivasi kerja perawat dengan status akreditasi...

50
i HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) DI PUSKESMAS KABUPATEN BANTUL SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta DAMAYANTI 2213023 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2017

Upload: others

Post on 16-Oct-2019

12 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

i

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

(PUSKESMAS) DI PUSKESMAS KABUPATEN BANTUL

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

DAMAYANTI 2213023

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

2017

Page 2: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

ii

Page 3: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

iii

Page 4: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan

berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini yang berjudul

“Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan Status Akreditasi Puskesmas Di

Puskesmas Kabupaten Bantul”.

Penelitian ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan

berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebukan satu persatu, dan pada

kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan

setulus-tulusnya kepada :

1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

2. Tetra Saktika Adinugraha, M.Kep., Sp.Kep., MB selaku Ketua Program

Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

3. Deby Zulkarnain Rahadian Syah, S.Kep., Ns., MMR selaku dosen

Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan

masukan kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

4. Rahayu Iskandar S.Kep., Ns., M.Kep sebagai dosen penguji usulan

penelitian yang telah banyak memberikan masukan pada skripsi ini.

5. Seluruh Dosen & Karyawan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal

Achmad Yani Yogyakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan.

6. Kepala Puskesmas Jetis I, Puskesmas Pundong, Puskesmas Pleret,

Puskesmas Pajangan Kabupaten Bantul yang telah memberikan

kesempatan untuk melakukan penelitian ini.

7. Responden yang telah membantu dan berpartisipasi dalam penelitian ini.

8. Bapak, Ibu, Kakak, dan seluruh keluarga yang telah memberikan

limpahan cinta, do’a dan semangat kepada penulis.

9. Semua sahabatku tercinta di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal

Achmad Yani Yogyakarta yang telah memberikan do’a, dorongan, dan

motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini.

Page 5: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

v

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya,

atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis

semoga skripsi ini bermanfaat bagi banyak pihak.

Yogyakarta, September 2017

Penulis

(Damayanti)

Page 6: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

vi

DAFTAR ISI Hal

HALAMAN JUDUL ……………………..………………………………….. i HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………… ii HALAMAN PERNYATAAN ……………………………………………… iii KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. iv DAFTAR ISI ………………………………………………………………… vi DAFTAR TABEL …………………………………………………………… vii DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………... viii DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… ix INTISARI ……………………………………………………………………. x ABSTRACT ………………………………………………………………….. xi BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………….. 1 B. Rumusan Masalah ……………………………………………….. 4 C. Tujuan Penelitian ………………………………………………... 4 D. Manfaat Penelitian ………………………………………………. 4 E. Keaslian Penelitian ………………………………………………. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Kerja .…………………………………………………… 8 B. Puskesmas …....…………………………………………………... 17 C. Akreditasi Puskesmas ……………………………………………. 21 D. Kerangka Teori …………….…………………………………….. 25 E. Kerangka Konsep ………………………………………………… 26 F. Hipotesis …………………………………………………………. 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian .………………………………… 27 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ….…………………………………. 27 C. Populasi dan Sampel …………………………………………….. 28 D. Variabel Penelitian ……………………………………………… 29 E. Definisi Operasional …………………………………………….. 30 F. Alat dan Metode Pengumpulan Data …………………………… 30 G. Validitas dan Reliabilitas ………………………………………… 32 H. Metode Pengolahan Data dan Analisa Data ……………………… 34 I. Etika Penelitian ………………………………………………….. 37 J. Pelaksanaan Penelitian …………………………………………… 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Penelitian ………………………………………………….. 41 B. Pembahasan ……………………………………………………… 52 C. Keterbatasan Penelitian ………………………………………….. 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .…………………………………………………….. 59 B. Saran .…………………………………………………………….. 59

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 7: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

vii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 3.1 Definsi Operasional ……………………………………………… 30 Tabel 3.2 Kisi-kisi Motivasi Kerja …………………....……………………. 31 Tabel 3.3 Keeratan Hubungan …………………..…………………………... 37 Tabel 3.4 Karakteristik Perawat di Puskesmas Jetis I ……………………….. 43 Tabel 3.5 Karakteristik Perawat di Puskesmas Pundong …………….………. 44 Tabel 3.6 Karakteristik Perawat di Puskesmas Pleret ……………………….. 45 Tabel 3.7 Karakteristik Perawat di Puskesmas Pajangan ……………………. 46 Tabel 3.8 Motivasi Kerja Perawat di Puskesmas Jetis I …………………….. 47 Tabel 3.9 Motivasi Kerja Perawat di Puskesmas Pundong ………………… 47 Tabel 3.10 Motivasi Kerja Perawat di Puskesmas Pleret ……………………. 48 Tabel 3.11 Motivasi Kerja Perawat di Puskesmas Pajangan ………………… 48 Tabel 3.12 Tabulasi silang karakteristik motivasi kerja perawat ……………. 49 Tabel 3.13 Tabulasi silang karakteristik status akreditasi puskesmas .…...…. 50 Tabel 3.14 Tabulasi silang Status Akreditasi Puskesmas ……………..……… 51 Tabel 3.15 Tabulasi silang dan Uji Statistik …………………………..……… 51

Page 8: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

viii

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Kerangka Teori …...…………………………………………….. 25 Gambar 2.2 Kerangka Konsep ……………………………………………….. 26

Page 9: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Penelitian Lampiran 2 Lembar Informed Consent Lampiran 3 Kuesioner Motivasi Kerja Perawat Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Lampiran 5 Hasil Penelitian Lampiran 6 Surat Izin Studi Pendahuluan Lampiran 7 Surat Izin Uji Validitas Lampiran 8 Surat Izin Penelitian Lampiran 9 Surat Persetujuan Etika Penelitian Lampiran 10 Sertifikat Akreditasi Puskesmas Lampiran 11 Jadwal Bimbingan Skripsi

Page 10: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

x

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

(PUSKESMAS) DI PUSKESMAS KABUPATEN BANTUL

Damayanti1, Deby Zulkarnain Rahadian Syah2

INTISARI

Latar Belakang: Pelayanan kesehatan menjadi hal yang penting dalam suatu organisasi kesehatan, peningkatan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan pelayanan kesehatan mendorong setiap organisasi untuk sadar dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jasa pelayanan kesehatan. Menghadapi era globalisasi saat ini Puskesmas perlu dilakukan mekanisme akreditasi yang wajib secara berkala paling sedikit tiga tahun sekali untuk peningkatan pelayanan kesehatan. Suatu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh motivasi kerja perawat yang baik akan memberikan kinerja yang baik. Suatu kinerja yang akan berdampak pada peningkatan pelayanan sehingga dapat mempengaruhi peningkatan akreditasi Puskesmas. Tujuan Penelitian: mengetahui hubungan motivasi kerja perawat dengan status akreditasi Puskesmas. Metode Penelitian: Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan cross-sectional. Sampel tempat penelitian dengan teknik purposive sampling yaitu Puskesmas Jetis I, Puskesmas Pleret, Puskesmas Pondong, dan Puskesmas Pajangan. Sampel responden dengan teknik total sampling yaitu seluruh perawat di Puskesmas dengan jumlah 34 perawat.instrumen penelitian ini adalah kuesioner motivasi kerja perawat. Hasil penelitian dianalisis dengan uji somers’d. Hasil Penelitian: Motivasi kerja perawat mayoritas pada kategori baik sebanyak 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik. Hasil uji Somers’d

diperoleh p-value=(0,399)>0,05 yang artinya bahwa tidak ada hubungan motivasi kerja perawat dengan status akreditasi Puskesmas. Kesimpulan: tidak terdapat hubungan antara motivasi kerja perawat dengan status akreditasi Puskesmas di Puskesmas Kabupaten Bantul. Kata kunci: motivasi kerja perawat, status akreditasi Puskesmas _______________________ 1Mahasiswa Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2Dosen Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Page 11: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

xi

THE CORRELATION BETWEEN WORKING MOTIVATION OF NURSES AND ACCREDITATION STATUS OF COMMUNITY

HEALTH CENTER OF BANTUL

Damayanti1, Deby Zulkarnain Rahadian Syah2

ABSTRACT Background : Health service becomes essential in a health organization. The higher awareness of society about health and health service encourages each organization to be more concerned in providing service to the health service users. The current globalization era urges community health center to implement periodic and compulsory accreditation mechanism at least once in every 3 years to realize health service enhancement. Health service is primarily influenced by positive working motivation of nurses which leads to proper performance. A performance will be influential to health service improvement which is an aspect of accreditation status improvement of a community health center. Objective : To identify The Correlation between Working Motivation of Nurdes and Accreditation Status of Community Health Center. Method : This was a quantitative study with cross sectional design. Samples of study location were selected through purposive sampling technique such as Jetis I, Pleret, Pundong, and Pajangan community health center. Samples of respondents were selected through total sampling technique which were all nurses in community health center as many as 34 nurses. Instruments in this study were questionnairres about working motivation of nurses. The result of the study was analyzed with Somers'd test. Result : Working motivation of nurses was mostly in positive category as many as 10 nurses (29,4%) with good accreditation status of community health center. The result of Somers'd test figured out p value of 0,399 > 0,05 which indicated that there was no correlation between working motivation of nurses and accreditation status of community health center. Conclusion : There was no correlation between working motivation of nurses and accreditation status of community health center of Bantul. Keywords : Working Motivation of Nurses, Accreditation Status of Community Health Center. _______________________ 1A student of S1 Nursing Study Program in Jenderal Achmad Yani School of Health Science of Yogyakarta 2A counseling lecturer of S1 Nursing Study Program in Jenderal Achmad Yani School of Health Science of Yogyakarta

Page 12: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

pembangunan nasional, tujuannya yaitu untuk meningkatkan kesadaran, kemauan

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut, diselenggarakan

berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu (Permenkes,

2015).

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128 menyatakan bahwa Pusat

Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Departemen Kesehatan, 2004).

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan

lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes

Nomor 46 Tahun 2015). Puskesmas termasuk sebagai sarana penyelenggara

upaya kesehatan primer, yaitu dimana terjadi kontak pertama masyarakat dengan

pelayanan kesehatan (Hartono, 2010).

Untuk menjamin pelayanan kesehatan, perbaikan mutu, peningkatan

kinerja dan penerapan manajemen risiko dilaksanakan secara berkesinambungan

di Puskesmas, maka perlu dilakukan penilaian oleh pihak eksternal dengan

menggunakan standar yang ditetapkan yaitu melalui mekanisme akreditasi.

Puskesmas wajib untuk diakreditasi secara berkala paling sedikit tiga tahun sekali,

akreditasi juga merupakan salah satu persyaratan kredensial sebagai fasilitas

pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama dengan BPJS (Permenkes

Nomor 46 Tahun 2015).

Menurut Permenkes Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Pasal 1

Ayat 8, Akreditasi Puskesmas adalah pengakuan terhadap Puskesmas yang

1

Page 13: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

2

diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh

Menteri Kesehatan setelah dinilai bahwa Puskesmas telah memenuhi standar

pelayanan Puskesmas yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan untuk

meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas. Tujuan Akreditasi Puskesmas yaitu

untuk pembinaan peningkatan mutu dan kinerja melalui perbaikan terhadap sistem

manajemen. Sistem manajemen mutu, sistem penyelenggaraan pelayanan,

program dan penerapan manajemen resiko bukan sekedar suatu penilaian untuk

mendapatkan sertifikat akreditasi, akan tetapi diharapkan Puskesmas mampu

meningkatkan mutu pelayanannya agar masyarakat dapat memperoleh pelayanan

kesehatan dengan mudah dan berkualitas, yaitu dengan menggunakan sistem

keselamatan, hak pasien, keluarga dan juga memperhatikan hak petugas. Sehingga

tujuan pemerintah untuk menyehatkan seluruh masyarakat dapat terwujud. Prinsip

ini ditegakkan untuk meningkatkan kualitas dan juga pelayanan kesehatan

(Permenkes Nomor 46 Tahun 2015).

Pelayanan kesehatan menjadi hal yang paling penting dalam suatu

organisasi kesehatan, peningkatan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan

pelayanan kesehatan mendorong setiap organisasi untuk sadar dalam memberikan

pelayanan kepada pengguna jasa pelayanan kesehatan (Herlambang, 2016). Jasa

pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh perilaku dan juga motivasi. Motivasi

merupakan karakteristik psikologis manusia yang memberi dorongan pada tingkat

komitmen seseorang dalam melaksanakan tugas (Suarli dan Bahtiar, 2015).

Motivasi kerja adalah salah satu faktor yang turut menentukan kinerja

seseorang. Besar atau kecilnya pengaruh motivasi pada kinerja seseorang

tergantung pada seberapa banyak intensitas motivasi yang diberikan (Uno, 2016).

Kemampuan melaksanan tugas merupakan penilaian kinerja seseorang, namun

tanpa dukungan suatu kemauan dan motivasi, tugas tidak akan terselesaikan.

Apabila tugas sudah dilaksanakan dengan baik, maka seseorang tersebut akan

mendapat kepuasan tersendiri. Kepuasan tersebut didapatkan dengan memberikan

suatu penghargaan yang telah dicapai, baik fisik maupun psikis (Nursalam, 2007).

Menurut penelitian Mira, dkk (2014) dengan judul “Hubungan motivasi

perawat dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang

Page 14: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

3

rawat inap RSUD Pasar Rebo”, terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi

intrinsik perawat pelaksana dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan

keperawatan diruang rawat inap RSUD Pasar Rebo dengan nilai ρ = 0.043, dan

terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi ekstrinsik perawat pelaksana

dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan diruang rawat inap

RSUD Pasar Rebo dengan nilai ρ = 0.007. Sedangkan menurut penelitian

Setiyaningsih, Y, dkk. (2013) dengan judul “Hubungan motivasi dengan kinerja

perawat di ruang rawat inap RSUD Ungaran”, terdapat hubungan antara motivasi

dengan kinerja perawat pelaksana (ρ = 0,000).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Dinas Kesehatan

Kabupaten Bantul pada tanggal 16 Desember 2016, didapatkan data bahwa

terdapat 12 Puskesmas yang sudah terakreditasi dari 27 Puskesmas yang ada di

Kabupaten Bantul. Pada Akreditasi Dasar terdapat 2 Puskesmas yaitu Puskesmas

Jetis I dan Puskesmas Jetis II. Akreditasi Madya terdapat 6 Puskesmas, yaitu

Puskesmas Srandakan, Puskesmas Sanden, Puskesmas Pundong, Puskesmas

Bantul I, Puskesmas Imogiri I, Puskesmas Bambanglipuro. Akreditasi Utama

terdapat 3 Puskesmas, yaitu Puskesmas Piyungan, Puskesmas Pleret, Puskesmas

Banguntapan, sedangkan untuk Akreditasi Paripurna yaitu Puskesmas Pajangan.

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan disalah satu Puskesmas yang

sudah terakreditasi Madya yaitu Puskesmas Bambanglipuro pada tanggal 19

Januari 2017, terlihat perbedaan dalam pelayanan yang diberikan kepada pasien

dan juga didapatkan hasil wawancara dengan 3 perawat di Puskesmas

Bambanglipuro mengenai motivasi kerja perawat. Dari tiga perawat

mengungkapkan bahwa mereka belum ada peningkatan yang signifikan mengenai

motivasi kerja setelah Akreditasi, mengenai pekerjaan menurut 3 perawat,

pekerjaan menjadi lebih banyak, dan juga mereka mengungkapkan bahwa mereka

merasa kejenuhan dalam pekerjaan, selain itu mereka mengungkapkan pimpinan

yang jarang ditempat untuk memotivasi mereka.

Dari hasil data di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan Status Akreditasi Puskesmas Di

Puskesmas Kabupaten Bantul”

Page 15: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah penelitian ini adalah

“Adakah Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan Status Akreditasi Puskesmas

Di Puskesmas Kabupaten Bantul?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui hubungan motivasi kerja perawat dengan Akreditasi

Puskesmas Dasar, Madya, Utama, Paripurna di Puskesmas Jetis I, Puskesmas

Pundong, Puskesmas Pleret, dan Puskesmas Pajangan Kabupaten Bantul.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui gambaran motivasi kerja perawat di Puskesmas Jetis I

b. Diketahui gambaran motivasi kerja perawat di Puskesmas Pundong

c. Diketahui gambaran motivasi kerja perawat di Puskesmas Pleret

d. Diketahui gambaran motivasi kerja perawat di Puskesmas Pajangan

e. Diketahui keeratan hubungan motivasi kerja perawat dengan Status

Akreditasi Puskesmas di Puskesmas Jetis I, Puskesmas Pundong,

Puskesmas Pleret dan Puskesmas Pajangan

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi Puskesmas

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi puskesmas untuk

meningkatkan motivasi kerja perawat dengan baik.

2. Manfaat bagi perawat

Hasil penelitian ini memberikan gambaran bagi perawat dalam meningkatkan

motivasi kerja

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber untuk penelitian selanjutnya yang

berkaitan dengan akreditasi dan motivasi kerja perawat.

Page 16: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

5

E. Keaslian Penelitian

1. Mira, B, dkk (2014) dengan judul “Hubungan motivasi perawat dengan

pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap

RSUD Pasar Rebo”. Tujuan untuk melihat hubungan motivasi perawat

pelaksana dengan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan

diruang rawat inap RSUD Pasar Rebo. Penelitian ini menggunakan desain

observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam

penelitian adalah perawat pelaksana yang bertugas diruang rawat inap RSUD

Pasar Rebo yang meliputi 4 ruang rawat inap dengan 80 perawat pelaksana

sebagai responden, dengan tekhnik pengambilan sampel proportional random

sampling. Data dikumpulkan melalui studi dokumentasi yang ditulis oleh

responden dengan cara menilai aspek pengkajian, diagnosa, perencanaan,

tindakan, evaluasi, dan catatan asuhan keperawatan. Hasil uji statistik bivariat

chi-square menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara motivasi

dengan pendokumentasian (ρ =0.004). Terdapat hubungan yang bermakna

antara motivasi intrinsik perawat pelaksana dengan pelaksanaan

pendokumentasian asuhan keperawatan diruang rawat inap RSUD Pasar Rebo

dengan nilai ρ = 0.043, dan terdapat hubungan yang bermakna antara

motivasi ekstrinsik perawat pelaksana dengan pelaksanaan pendokumentasian

asuhan keperawatan diruang rawat inap RSUD Pasar Rebo dengan nilai ρ =

0.007. Persamaan penelitian ini adalah variabel bebas yaitu motivasi kerja

perawat. Perbedaan dengan penelitian ini adalah uji statistiknya yaitu

menggunakan Sommer’s, sampel menggunakan total sampling, tempat, waktu

dan responden.

2. Zenah, S, N (2014) dengan judul “Hubungan pemberian insentif dengan

motivasi kerja perawat ruang rawat inap kelas III RSUD Inche Abdul Moeis

Samarinda”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

insentif dengan motivasi kerja perawat ruang rawat inap kelas III RSUP I.A

Moeis Samarinda. Metode penelitian ini adalah assosiatif atau penelitian untuk

mengetahui hubungan dua variabel atau lebih. Populasi yang diambil dalam

penelitian ini menggunakan metode sensus dengan mengambil data dari

Page 17: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

6

keseluruhan perawat ruang rawat inap kelas III ruang Karang Asam yang

berjumlah 31 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu

penelitian kepustaka dan penelitian lapangan. Alat pengukur data

menggunakan skala likert. Analisis data yang digunakan adalah korelasi

koefisien Rank Sperman (ϓs). Kesimpulan berdasarkan analisis data dan

pengujian hipotesis diketahui bahwa kedua variabel yaitu insentif (X) dan

motivasi kerja (Y) memperoleh nilai empiris 0,981 sedangkanharga ϓs tabel

untuk jumlah responden 31 adalah sebesar 0,356 dengan tingkat signifikasi

0,05 (test dua sisi). Sehingga terlihat bahwa harga empiris lebih besardari pada

harga ϓs tabel yakni 0,981 > 0,356 maka Ha diterima dan Ho ditolak,artinya

terdapat hubungan positif antara pemberian insentif dengan motivasikerja

perawat ruang rawat inap kelas III RSUD I.A Moeis Samarinda. Persamaan

penelitian ini adalah variabel terikat yaitu motivasi kerja perawat, metode

yaitu pendekatan kuantitatif, pengambilan data menggunakan kuesioner.

Perbedaan dengan penelitian saya adalah uji statistiknya yaitu menggunakan

Sommer’s, tempat, waktu dan responden.

3. Setiyaningsih, Y, dkk. (2013) dengan judul “Hubungan motivasi dengan

kinerja perawat di ruang rawat inap RSUD Ungaran”. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui hubungan motivasi kerja perawat terdahap kinerja

perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Ungaran dan mengidentifikasi

karakteristik perawat di RSUD Ungaran (umur, jenis kelamin, tingkat

pendidikan, dan lamanya bekerja). Desain penelitian ini menggunakan cross

sectional, jumlah sampel 66 responden dengan teknik total sampling.

Instrumen penelitian ini berupa kuesioner dan lembar checklist. Prosedur

pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari prosedur administratif dan

prosedur teknis. Hasil analisa univariat menunjukkan karakteristik perawat

pelaksana di ruang rawat inap RSUD Ungaran paling banyak meliputi usia ≥

32 tahun 40 orang (60,6%), berjenis kelamin perempuan 55 orang (83,3%),

berpendidikan D3 Keperawatan 63 orang (95,5%) dengan lamanya bekerja ≥ 5

tahun 38 orang (57,6%), untuk motivasi perawat yang dipersepsikan oleh

perawat (61%) mempersepsikan baik dan kinerja perawat pelaksana (43,9%)

Page 18: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

7

mempersepsikan baik. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak ada

hubungan antara umur (p=1,000), jenis kelamin (p=1,000), pendidikan

(p=1,000), dan lamanya kerja (p=0,366) dengan kinerja perawat pelaksana,

ada hubungan motivasi dengan kinerja perawat pelaksana (p=0,000).

Persamaan penelitian ini adalah variabel bebas yaitu motivasi kerja perawat,

metode yaitu pendekatan kuantitatif, pengambilan data menggunakan

kuesioner. Perbedaan dengan penelitian saya adalah uji statistiknya yaitu

menggunakan Sommer’s, tempat, waktu dan responden.

Page 19: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

42

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada empat Puskesmas terakreditasi di

Kabupaten Bantul. Empat Puskesmas tersebut antara lain yaitu, Puskesmas

Jetis I, Puskesmas Pundong, Puskesmas Pleret, dan Puskesmas Pajangan.

a. Puskesmas Jetis I

Kecamatan Jetis merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada

di Kabupaten Bantul. Kecamatan Jetis terdiri dari 4 Desa yaitu Patalan,

Canden, Sumberagung dan Trimulyo. Puskesmas Jetis I terletak di Desa

Trimulyo dengan wilayah kerja 2 desa yaitu Desa Sumberagung dan Desa

Trimulyo. Puskesmas Jetis I Bantul memiliki pelayanan rawat jalan, rawat

inap dan pelayanan rawat darurat 24 jam. Pelayanan rawat inap

Puskesmas Jetis I sejak bulan November 2007 sudah mulai

dioperasionalkan, sedangkan kegiatan Yandu dilaksanakan oleh kader

yandu masing-masing dan pemantauannya diserahkan oleh petugas

masing-masing.Kegiatan di Puskesmas Jetis I Bantul antara lain :

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Upaya Peningkatan Gizi, Promosi

Kesehatan, Imunisasi, Kesehatan Lingkungan, Upaya Pengobatan,

Pemberantasan Penyakit Menular, Laboratorium Penunjang, Kegiatan

Perawatan Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Sekolah (UKS).

Di Puskesmas Jetis I setiap satu tahun sekali melakukan evaluasi

seluruh karyawan termasuk dengan perawatnya. Salah satunya evaluasi

tentang kinerja, pelayanan yang telah diberikan oleh seluruh pasien

maupun tentang motivasi yang dapat mendorong seluruh karyawan di

Puskesmas untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik untuk

pasiennya.Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Jetis I Bantul dengan

jumlah perawat 7 orang yang sudah menjadi pegawai tetap di Puskesmas

Jetis I bantul.

42

Page 20: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

43

b. Puskesmas Pundong

Puskesmas Pundong dengan wilayah kerja Kecamatan Pundong

yang memiliki luaswilayah 2.368,2 Ha meliputi 3 desa, yaitu : Desa

Srihardono terdiri dari 17 dusun, Desa Panjangrejo terdiri dari 16 dusun,

dan Desa Seloharjo terdiri dari 16 dusun. Puskesmas Pundong secara

adminitratif tercatat di Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul sebagai

Puskesmas rawat inap dengan 10 tempat tidur. Bangunan rawat inap

sudah selesai dibangun pada bulan April 2006. Akan tetapi baru sejak

Februari 2009 Puskesmas Pundong memulai pelayanan rawat inap dengan

pelayanan 24 jam.

Hasil wawancara dengan Kepala Tata Usaha di Puskesmas

Pundong, setiap satu tahun sekali dilakukan evaluasi terhadap karyawan,

termasuk evaluasi tentang motivasi kerja perawat untuk peningkatan

kinerjanya. Jumlah perawat di Puskesmas Pundong yaitu 9 perawat.

c. Puskesmas Pleret

Puskesmas Pleret terletak di Kecamatan Pleret, kurang lebih 10km

sebelah timur laut Kota Kabupaten Bantul.Wilayahkecamatan

Pleretmerupakan daerah 1/3 dataran tinggi dan 2/3 dataran rendah.

Program kegiatan pembangunan kesehatan Puskesmas Pleret mengacu

pada pedoman pelayanan dasar Puskesmas. Program pokok Puskesmas

antara lain : Upaya KIA, Upaya Pengobatan, Upaya Perbaikan Gzi

Masyarakat, Upaya Kesehatan Lingkungan, Upaya Pencegahan penyakit

menular, Upaya Promosi Kesehatan.

Hasil wawancara dengan Kepala Tata Usaha di Puskesmas Pleret,

pada bulan Mei 2017 Puskesmas Pleret terpilih menjadi salah satu

Puskesmas berprestasi karena memenuhi indikator-indikator yang diatur

dalam Peraturan Menteri Kesehatan dan juga pertimbangan lain seperti

adanya pemberdayaan masyarakat, pro-aktifnya masyarakat, dan juga

semangat kerjanya seluruh karyawan termasuk dengan perawatnya. Di

Puskesmas Pleret terdapat 10 perawat tetap.

Page 21: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

44

d. Puskesmas Pajangan

Puskesmas Pajangan terletak di Jl.Pajangan Jetis Sendangsasri

Pajangan Kabupaten Bantul. Puskesmas Pajangan menjadi salah satu

lokasi pada kunjungan Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah (EKPPD) oleh Kemendagri di Kabupaten pada tanggal 23-24

Januari 2017. Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Pajangan meliputi

Pendaftaran, Pemeriksaan Umum, Gigi, KIA, dan Farmasi. Sebagai acuan

kerja karyawan dan pemeliharaan sistem dengan 5S (Senyum, Salam,

Sapa, Sopan, Santun) dan 5R (Rapih, Resik, Ringkes, Rawat, Rajin).

Jumlah perawat yang ada di Puskesmas Pajangan yaitu 8 perawat.

2. Karakteristik Responden Penelitian

a. Karakteristik Perawat

1) Puskesmas Jetis I

Dari hasil penelitian, diperoleh karakteristik perawat di

Puskesmas Jetis I Bantul ditampilkan dalam tabel 3.4.

Tabel 3.4Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat di

Puskesmas Jetis I (n=7)

Karakteristik Perawat Frekuensi (n) Persentase (%)

Usia 22-30 tahun 31-39 tahun 40-48 tahun 49-58 tahun

1 4 1 1

14,3 57,1 14,3 14,3

Total 7 100,0

Jenis Kelamin Perempuan

7

100,0

Total 7 100,0

Pendidikan Terakhir DIII Keperawatan

7

100,0

Total 7 100,0

Lama Kerja

Page 22: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

45

< 5 tahun 5-10 tahun

>10 tahun

2 2 3

28,6 28,6 42,9

Total 7 100,0

Sumber: (Data Primer, 2017)

Berdasarkan tabel 3.4 dapat dilihat bahwa karakteristik perawat

Puskesmas Jetis I menurut usia yang paling banyak pada rentang 31

– 39 tahun sebanyak 4 perawat (57,1%). Jenis kelamin semua

perawat perempuan yaitu 7 perawat (100%). Pendidikan terakhir

semua perawat DIII Keperawatan yaitu 7 perawat (100%). Lama

kerja terbanyak adalah >10 tahun yaitu sebanyak 3 perawat (42,9%).

2) Puskesmas Pundong

Dari hasil penelitian, diperoleh karakteristik perawat di

Puskesmas Jetis I Bantul ditampilkan dalam tabel 3.5.

Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat di

Puskesmas Pundong(n=9)

Karakteristik Perawat Frekuensi (n) Persentase (%)

Usia 22-30 tahun 31-39 tahun 40-48 tahun 49-58 tahun

2 4 2 1

22,2 44,4 22,2 11,1

Total 9 100,0

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

5 4

55,6 44,4

Total 9 100,0

Pendidikan Terakhir DIII Keperawatan Nurse

8 1

88,9 11,1

Total 9 100,0

Lama Kerja < 5 tahun

2

22,2

Page 23: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

46

5-10 tahun

>10 tahun

4 3

44,4 33,3

Total 9 100,0

Sumber: (Data Primer, 2017)

Berdasakan tabel 3.5 dapat dilihat bahwa karakteristik perawat

Puskesmas Pundong menurut usia paling banyak pada rentang 31 –

39 tahun sebanyak 4 perawat (44,4%). Jenis kelamin lebih banyak

laki-laki yaitu 5 perawat (55,6%). Pendidikan terakhir lebih banyak

DIII Keperawatan yaitu 8 perawat (88,9%). Lama kerja paling

banyak adalah 5-10 tahun sebanyak 4 perawat (44,4%).

3) Puskesmas Pleret

Dari hasil penelitian, diperoleh karakteristik perawat di

Puskesmas Jetis I Bantul ditampilkan dalam tabel 3.6.

Tabel 3.6Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat di

Puskesmas Pleret(n=10)

Karakteristik Perawat Frekuensi (n) Persentase (%)

Usia 22-30 tahun 31-39 tahun

4 6

40,0 60,0

Total 10 100,0

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

4 6

40,0 60,0

Total 10 100,0

Pendidikan Terakhir DIII Keperawatan

10

100,0

Total 10 100,0

Lama Kerja 5-10 tahun

10

100,0

Total 10 100,0

Page 24: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

47

Sumber: (Data Primer, 2017)

Berdasarkan tabel 3.6 dapat dilihat bahwa karakteristik perawat

Puskesmas Pleret menurut usia lebih banyak pada rentang 31 – 39

tahun yaitu sebanyak 6 perawat (60,0%). Jenis kelamin lebih banyak

perempuan yaitu sebanyak 6 perawat (60,0%). Pendidikan terakhir

semua perawat DIII keperawatan yaitu 10 perawat (100,0%). Lama

kerja semua perawat pada rentang 5 – 10 tahun yaitu 10 perawat

(100,0%)

4) Puskesmas Pajangan

Dari hasil penelitian, diperoleh karakteristik perawat di

Puskesmas Jetis I Bantul ditampilkan dalam tabel 3.7.

Tabel 3.7 Distribusi Frekuensi Karakteristik Perawat di

Puskesmas Pajangan(n=8)

Karakteristik Perawat Frekuensi (n) Persentase (%)

Usia 22-30 tahun 40-48 tahun 49-58

2 4 2

25,0 50,0 25,0

Total 8 100,0

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

2 6

25,0 75,0

Total 8 100,0

Pendidikan Terakhir DIII Keperawatan

8

100,0

Total 8 100,0

Lama Kerja 5-10 tahun

>10 tahun

2 6

25,0 75,0

Total 8 100,0

Sumber: (Data Primer, 2017)

Page 25: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

48

Berdasarkan tabel 3.7 dapat dilihat bahwa karakteristik perawat

Puskesmas Pajangan menurut usia paling banyak pada rentang 40 –

48 tahun yaitu sebanyak 4 perawat (50,0%). Jenis kelamin lebih

banyak perempuan yaitu sebanyak 6 perawat (75,0%). Pendidikan

terakhir semua perawat DIII Keperawatan yaitu 8 perawat (100,0%).

Lama kerja lebih banyak >10 tahun yaitu sebanyak 6 perawat

(75,0%).

3. Analisa Hasil Penelitian

a. Analisa Univariat

1) Motivasi Kerja Perawat

a) Puskesmas Jetis I

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui

frekuensi motivasi kerja perawat di Puskesmas Jetis I Bantul

pada tabel 3.8.

Tabel 3.8 Distribusi Frekuensi Motivasi Kerja Perawat di

Puskesmas Jetis I (n=7)

Motivasi Kerja Frekuensi (n) Presentase (%)

Baik 4 57,1

Cukup 3 42,9

Total 7 100,0

Sumber: (Data Primer, 2017)

Berdasarkan hasil pada tabel 3.8 diketahui bahwa motivasi

kerja perawat Puskesmas Jetis I sebagian besar tergolong dalam

kategori baik yaitu sebanyak 4 perawat (57,1%), dan motivasi

kerja dalam kategori kurang sebanyak 3 perawat (42,9%).

b) Puskesmas Pundong

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui

frekuensi motivasi kerja perawat di Puskesmas Pundong Bantul

pada tabel 3.9.

Page 26: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

49

Tabel 3.9 Distribusi Frekuensi Motivasi Kerja Perawat di

Puskesmas Pundong (n=9)

Motivasi Kerja Frekuensi (n) Presentase (%)

Baik 5 55,6

Cukup 4 44,4

Total 9 100,0

Sumber: (Data Primer, 2017)

Berdasarkan hasil pada tabel 3.9 diketahui bahwa motivasi

kerja perawat Puskesmas Pundong sebagian besar tergolong

dalam kategori baik yaitu sebanyak 5 perawat (55,6%), dan

motivasi kerja dalam kategori cukup sebanyak 4 perawat

(44,4%).

c) Puskesmas Pleret

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan

diketahui frekuensi motivasi kerja perawat di Puskesmas Pleret

Bantul pada tabel 3.10.

Tabel 3.10 Distribusi Frekuensi Motivasi Kerja Perawat di

Puskesmas Pleret (n=10)

Motivasi Kerja Frekuensi (n) Presentase (%)

Baik 10 100,0

Total 10 100,0

Sumber: (Data Primer, 2017)

Berdasarkan hasil pada tabel 3.10 diketahui bahwa

motivasi kerja perawat Puskesmas Pleretsemua tergolong dalam

kategori baik yaitu sebanyak 10 perawat (100,0%).

d) Puskesmas Pajangan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan

diketahui frekuensi motivasi kerja perawat di Puskesmas Pleret

Bantul pada tabel 3.11.

Page 27: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

50

Tabel 3.11 Distribusi Frekuensi Motivasi Kerja Perawat di

Puskesmas Pleret (n=8)

Motivasi Kerja Frekuensi (n) Presentase (%)

Baik 5 62,5

Cukup 3 37,5

Total 8 100,0

Sumber: (Data Primer, 2017)

Berdasarkan hasil pada tabel 3.11 diketahui bahwa

motivasi kerja perawat Puskesmas Pajangansebagian besar

tergolong dalam kategori baik yaitu sebanyak 5 perawat

(62,5%), dan motivasi kerja perawat dalam kategori cukup

sebanyak 3 perawat (37,5%).

e) Hasil tabulasi silang karakteristik responden dengan motivasi

kerja perawat di Puskesmas

Tabel 3.12 Tabulasi silang karakteristik responden dengan

motivasi kerja perawat di Puskesmas yang terakreditasi (n=34)

Karakteristik responden

Motivasi kerja perawat

Baik Cukup Total

N % N % N %

Usia

22-30 tahun

31-39 tahun

40-48 tahun

49-58 tahun

6 11 6 1

17,6 32,4 17,6 2,9

3 3 1 3

8,8 8,8 2,9 8,8

9

14 7 4

26,5 41,2 20,6 11,8

Total 24 70,6 10 29,4 34 100,0

Jenis kelamin

Laki-laki

Perempuan

9 15

26,5 44,1

2 8

5,9

23,5

11 23

32,4 67,6

Page 28: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

51

Total 24 70,6 10 29,4 34 100,0

Pendidikan terakhir

DIII Kep

Nurse

23 1

67,6 2,9

10 0

29,4

0

33 1

97,1 2,9

Total 24 70,6 10 29,4 34 100,0

Lama kerja

<5 tahun

5-10 tahun

>10 tahun

3 14 7

8,8

41,2 20,6

1 4 5

2,9

11,8 14,7

4

18 12

11,8 52,9 35,3

Total 24 70,6 10 29,4 34 100,0

Sumber: (Data Primer, Data Sekunder 2017)

Berdasarkan tabel 3.12 dapat dilihat bahwa jumlah

keseluruhan responden yaitu 34 perawat, pada karakteristik usia

paling banyak pada rentang 31-39 tahun sebanyak 11 perawat

(32,4%) dengan kategori motivasi baik. Pada kategori jenis

kelamin sebagian besar yaitu perempuan sebanyak 15 perawat

(44,1%) dengan kategori motivasi baik. Pada kategori pendidikan

terakhir paling banyak DIII Keperawatan yaitu 23 perawat

(67,6%) dengan kategori motivasi baik. Pada kategori lama kerja

sebagian besar responden pada rentang 5-10 tahun yaitu 14

perawat (41,2%) dengan kategori motivasi baik.

f) Hasil tabulasi silang karakteristik responden dengan status

akreditasi Puskesmas

Tabel 3.13 Tabulasi silang karakteristik responden dengan

status akreditasi Puskesmas (n=34)

Karakteristik responden

Status akreditasi puskesmas

Jetis I (Dasar)

Pundong (Madya)

Pleret (Utama)

Pajangan (Paripurna)

Total

N % N % N % N % N %

Page 29: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

52

Usia

22-30 tahun

31-39 tahun

40-48 tahun

49-58 tahun

1 4 1 1

2,9

11,8 2,9 2,9

2 4 2 1

5,9

11,8 5,9 2,9

4 6 0 0

11,8 17,6

0 0

2 0 4 2

5,9 0

11,8 5,9

9 14 7 4

26,5 41,2 20,6 11,8

Total 7 20,6 9 26,5 10 29,4 8 23,5 34 100,0

Jenis kelamin

Laki-laki

Perempuan

0 7

0

20,6

5 4

14,7 11,8

4 6

11,8 17,6

2 6

5,9

17,6

11 23

32,4 67,6

Total 7 20,6 9 26,5 10 29,4 8 23,5 34 100,0

Pendidikan terakhir

DIII Kep

Nurse

7 0

20,6

0

8 1

23,5 11,1

10 0

29,4

0

8 0

23,5

0

33 1

97,1 2,9

Total 7 20,6 9 26,5 10 29,4 8 23,5 34 100,0

Lama kerja

<5 tahun

5-10 tahun

>10 tahun

2 2 3

5,9 5,9 8,8

2 4 3

5,9

11,8 8,8

0 10 0

0

29,4 0

0 2 6

0

5,9 17,6

4 18 12

11,8 52,9 35,3

Total 7 20,6 9 26,5 10 29,4 8 23,5 34 100,0

Sumber: (Data Primer, Data Sekunder 2017)

Berdasarkan tabel 3.13 dapat dilihat bahwa jumlah

keseluruhan responden yaitu 34 perawat, pada kategori usia

sebagian responden pada rentang 31-39 tahun yaitu sebanyak 6

perawat (17,6%) di Puskesmas Pajangan dengan akreditasi

Paripurna. Pada kategori jenis kelamin paling banyak perempuan

yaitu 7 perawat (20,6%) di Puskesmas Jetis I dengan akreditasi

Dasar. Pada kategori pendidikan terakhir paling banyak DIII

Keperawatan yaitu 10 perawat (29,4%) di Puskesmas Pleret

dengan akreditasi Utama. Pada kategori lama kerja paling banyak

Page 30: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

53

pada rentang 5-10 tahun yaitu 10 perawat (29,4%) di Puskesmas

Pleret dengan akreditasi Utama.

g) Hasil tabulasi silang Puskesmas dengan Status Akreditasi 4

Puskesmas

Tabel 3.14 Tabulasi silang Puskesmas dengan Status Akreditasi 4

Puskesmas di Kabupaten Bantul (n=4)

Puskesmas Status Akreditasi

Paripurna Utama Madya Dasar Total

N % N % N % N % N %

Pajangan 1 25 0 0 0 0 0 0 1 25

Pleret 0 0 1 25 0 0 0 0 1 25

Pundong 0 0 0 0 1 25 0 0 1 25

Jetis I 0 0 0 0 0 0 1 25 1 25

Total 1 25 1 25 1 25 1 25 4 100,0

Sumber: (Data Sekunder 2017)

Berdasarkan tabel 3.14 diketahui bahwa terdapat empat

Puskesmas di Kabupaten Bantul dengan status Akreditasi

masing-masing yaitu Puskesmas Pajangan status Akreditasi

Paripurna (25%), Puskesmas Pleret status Akreditasi Utama

(25%), Puskesmas Pundong status Akreditasi Madya (25%) dan

Puskesmas Jetis I status Akreditasi Dasar (25%).

b. Analisa Bivariat

Analisis bivariatdilakukan untuk melihat hubungan antara 2

variabel, yaitu variabel bebas adalah motivasi kerja perawat dan variabel

terikat adalah Status Akreditasi Puskesmas. Hasil tabulasi hubungan

motivasi kerja perawat dengan Status Akreditasi Puskesmas Kabupaten

Bantul disajikan dalam tabel 3.13

Page 31: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

54

Tabel 3.15 Tabulasi silang dan Uji Statistik Hubungan motivasi

kerja perawat Puskesmas dengan status Akreditasi Puskesmas di

Kabupaten Bantul

Motivasi kerja

perawat

Status Akreditasi Puskesmas

Pajangan (Paripurna)

Pleret (Utama)

Pundong (Mady)a)

Jetis I (Dasar )

Total г ρ-value

N % N % N % N % N %

Baik 5 14,7 10 29,4 5 14,7 4 11,8 24 70,6 0,109 0,399 Cukup 3 8,8 0 0,0 4 11,8 3 8,8 10 29,4 Total 8 23,5 10 29,4 9 26,5 7 20,6 34 100

Sumber: (Data Primer, Data Sekunder 2017)

Berdasarkan tabel 3.15 diketahui bahwa jumlah responden yaitu 34

perawat, terdapat 5 (14,7%) perawat yang mempunyai motivasi kerja

baikdengan status akreditasi sangat baik, terdapat 10 (29,4%) perawat

mempunyai motivasi kerja baik dengan status akreditasi baik, terdapat 5

(14,7%) perawat mempunyai motivasi kerja baik dengan status akreditasi

cukup, terdapat 4 (11,8%) perawat mempunyai motivasi kerja baik

dengan status akreditasi sedang. Sedangkan 3 (8,8%) perawat mempunyai

motivasi kerja cukup dengan status akreditasi sangat baik, terdapat 4

(11,8%) perawat mempunyai motivasi kerja cukup dengan status

akreditasi cukup, dan 3 (8,8%) perawat mempunyai motivasi kerja cukup

dengan status akreditasi sedang.

Pada tabel 3.13 hasil perhitungan statistik dengan menggunakan uji

Somers’d diketahui bahwa nilai ρ-value sebesar 0,399> α (0,05), sehingga

dapat disismpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara

motivasi kerja perawat Puskesmas dengan Status Akreditasi Puskesmas di

Kabupaten Bantul.

B. Pembahasan

1. Karakteristik responden penelitian

Dalam kategori usia, pada penelitian ini menunjukkan hasil bahwa usia

sebagian besar perawat pada rentang 31-39 tahun yaitu sebanyak 6 perawat

Page 32: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

55

(17,6%) dengan kategori motivasi baik. Pada penelitian Susanti (2013) tentang

karakteristik perawat dengan motivasi perawat, mengatakan bahwa semakin

bertambahnya usia seseorang maka akan mempengaruhi motivasi seorang

individu, tetapi usia tidak menjamin motivasi seseorang menjadi baik dan

cukup atau tinggi dan rendah, semua tergantung pada individu masing-masing.

Hal ini sejalan dengan penelitian Wibowo H (2011) dalam Titis (2014) bahwa

usia pada rentang 31-39 tahun mempunyai motivasi yang tinggi karena alasan

pada kematangan dan pengalaman kerja.

Dalam kategori jenis kelamin pada penelitian ini menunjukkan hasil

bahwa sebagian besar perawat adalah perempuan sebanyak 6 perawat (17,6%)

dengan kategori motivasi baik. Jenis kelamin sangat mempengaruhi motivasi

kerja terhadap keberhasilan kerja, pada pekerjaan yang pada umumnya lebih

baik dikerjakan oleh laki-laki akan tetapi pemberian keterampilan yang cukup

memadai pada perempuan pun mendapatkan hasil pekerjaan yang cukup

memuaskan, hal positif dalam motivasi kerja perempuan mempengaruhi

ketaatan dan kepatuhan dalam bekerja (Smet, 2004 dalam Nurniningsih,

2012). Menurut Sukwan (2009) dalam Titis (2014) bahwa pada otak

perempuan lebih besar dari pada otak laki-laki sehingga perempuan mampu

mengingat lebih banyak, semakin banyak tindakan yang diingat pada

pendokumentasian keperawatan, maka semakin baik pula motivasi dalam

pekerjaannya. Hal ini sejalan dengan penelitian Susanti (2013) tentang

karakteristik perawat dengan motivasi kerja perawat menunjukkan hasil

penelitian bahwa responden menurut jenis kelamin lebih banyak pada

perempuan yaitu sebanyak 19 perawat (61,3%) dengan kategori motivasi

tinggi dari 31 perawat perempuan.

Tingkat pendidikan yang cukup akan memberikan kontribusi terhadap

motivasi sehingga berpengaruh terhadap praktik keperawatan. Tingkat

pendidikan seorang perawat akan mempengaruhi dasar pemikiran dibalik

penetapan standar keperawatan (Smet, 2004 dalam Nurniningsih, 2012).

Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa jumlah perawat dengan

pendidikan DIII Keperawatan yaitu 10 perawat (29,5%) dengan kategori

Page 33: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

56

motivasi baik. Hal ini disebabkan karena jumlah perawat dengan latar

belakang pendidikan DIII Keperawatan lebih banyak dibandingkan dengan

pendidikan sarjana seperti diperlihatkan pada tabel 3.12. Meskipun tingkat

pendidikan DIII Keperawatan, namun dalam hal motivasi kerja terbukti lebih

baik. Berarti tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan motivasi

kerja perawat. Hal ini sejalan dengan penelitian Aswat (2010) mengenai

faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi kerja perawat, dengan hasil

penelitian responden dengan pendidikan DIII Keperawatan yaitu sejumlah 46

perawat (50,5%) dari 91 perawat dengan kategori motivasi tinggi.

Dalam penelitian ini kategori lama kerja menunjukkan hasil bahwa

sebagian besar perawat lama kerja pada rentang 5-10 tahun yaitu sebanyak 10

perawat (29,5%) dalam kategori motivasi baik. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar responden masih mempunyai kesempatan untuk meningkatkan

motivasi kerjanya yang akan berpengaruh dalam perkembangan kerja

keperawatannya mengingat masih panjangnya masa kerja sebelum mencapai

usia pensiun. Menurut Robbins (2008) dalam Nurimi (2010) orang-orang yang

telah lama bekerja dalam suatu pekerjaan akan lebih meningkat motivasinya

yang akan berpengaruh dalam produktivitasnya dibandingkan mereka yang

belum lama dalam bekerja.

2. Tingkat motivasi kerja perawat

Dalam penelitian ini tingkat motivasi kerja perawat Puskesmas

terakreditasi di Kabupaten Bantul terhadap status akreditasi Puskesmas

sebagian besar termasuk dalam kategori baik ada 24 orang perawat (70,6%),

perawat yang masuk dalam kategori cukup ada 10 orang perawat (29,4%). Hal

ini sejalan dengan penelitian Kasim (2017) yang berjudul hubungan motivasi

& supervisi dengan kepatuhan perawat di IGD Kandou Manado menunjukkan

hasil bahwa motivasi kerja perawat sebagian besar dalam kategori baik yaitu

sebanyak 35 perawat (83,3%) dari 42 perawat. Peneliti lainnya yang pernah

dilakukan oleh Indah (2017) yang berjudul hubungan antara pelatihan dan

motivasi kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Manado menunjukkan

Page 34: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

57

bahwa dari hasil penelitian motivasi kerja cenderung diperoleh dalam

kategori baik yaitu sebanyak 37 perawat (80,4%) dari 45 perawat.

Motivasi kerja adalah suatu kondisi yang berpengaruh untuk

membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan

dengan lingkungan kerja (Mangkunegara, 2012). Motivasi kerja yaitu tingkat

motivasi kerja perawat untuk melakukan suatu tindakan keperawatan,

motivasi kerja dapat berasal dari diri sendiri ataupun berasal dari luar. Cara-

cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan motivasi kerja pegawai antara

lain komunikasi, orientasi, pengawasan, pengakuan, partisipasi, kompetisi,

delegasi, dan integritas (Notoatmodjo, 2007).

Kurangnya pengawasan dari kepala ruang bisa membuat motivasi kerja

perawat menurun. Kompetisi juga menjadi salah satu cara untuk

meningkatkan motivasi kerja perawat dalam bekerja (Notoatmodjo, 2007).

Faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi kerja adalah keinginan

akan adanya peningkatan, rasa percaya bahwa gaji yang didapatkan sudah

mencukupi, memiliki kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan nilai – nilai

yang diperlukan, adanya umpan balik, adanya kesempatan untuk mencoba

pendekatan baru dalam melakukan pekerjaan untuk kerja sama dan

peningkatan penghasilan (Suarli & Yanyan, 2015).

Melalui agenda-agenda rutin yang berhubungan dengan peningkatan

motivasi kerja perawat, di empat Puskesmas tersebut melakukan apel pagi dan

doa bersama sebelum aktivitas ruangan dan melakukan pekerjaannya. Juga

terus menerus dilakukan pelatihan khususnya kepada perawat untuk

menanamkan sikap individu yang positif dalam menjalankan kehidupan.

Dengan harapan agar mampu memberikan dorongan positif dalam motivasi

kerja untuk memberikan jasa pelayanan kesehatan yang baik.

Pemenuhan kebutuhan dasar, seperti gaji, bonus bulanan, tunjangan

hari raya, rekreasi, kebijaka-kebijakan yang tepat sasaran dan adil, serta hal-

hal lain yang berhubungan dengan tugas, tanggung jawab, dan reward turut

memberikan pengaruh positif bagi peningkatan motivasi kerja. Termasuk

Page 35: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

58

didalamnya mengenai ketersediaan fasilitas kerja, lingkungan kerja yang

nyaman, dan situasi kerja yang penuh kekeluargaan (Wibowo, 2014).

Peningkatan keterampilan perawat dan pembaruan wawasan ilmu

keperawatan melalui pelatihan, diklat, diikutsertakannya dalam seminar yang

diselenggarakan secara internal maupun menghadiri undangan dari eksternal,

termasuk hal-hal yang memberikan kontribusi positif bagi peningkatan

motivasi kerja perawat. Termasuk memberikan kesempatan bagi perawat

untuk melanjutkan studi.

3. Hubungan motivasi kerja perawat di Puskesmas dengan status akreditasi

Puskesmas

Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan

antara motivasi kerja perawat di Puskesmas dengan status akreditasi

Puskesmas di kabupaten Bantul yaitu Puskesmas terakreditasi dasar

(Puskesmas Jetis 1), Puskesmas yang terakreditasi madya (Puskesmas

Pundong), Puskesmas yang terakreditasi utama (Puskesmas Pleret) dan

Puskesmas yang terakreditasi paripurna (Puskemas Pajangan). Untuk

tercapainya status akreditasi, Puskesmas harus mempunyai standar akreditasi

penilaian Puskesmas yang mana terdiri dari 3 bagian dan 9 bab, setelah

memiliki standar-standar akreditasi puskesmas maka survei akreditasi akan

dilaksanakan.Surveiakreditasi adalah kegiatan penilaian oleh surveior untuk

menilai tingkat kesesuaian fasilitas kesehatan tingkat pertama atau puskesmas

dalam menerapkan standar akreditasi yang ditetapkan oleh kementrian

kesehatan (Pedoman Surveior Akreditasi Puskesmas).

Tujuan dilakukannya akreditasi di Puskesmas adalah untuk

meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas sehingga meningkatkan status

kesehatan masyarakat. Dengan meningkatnya mutu pelayanan Puskesmas

maka semakin meningkat pula kepuasan masyarakat dengan pelayanan yang

diberikan di puskesmas, mutu pelayanan sendiri menggambarkan suatu kinerja

perawat yang dipengaruhi oleh motivasi kerja perawat itu sendiri, hal ini

berlawan dengan penilitian Dadi Santoso yang menjelaskan bahwa terdapat

Page 36: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

59

hubungan yang signifikan antara motivasi kerja perawat dengan kinerja

perawat dengan hasil ρ-value 0,687. Menurut penelitian Arifin, dkk (2016)

tentang hubungan gaya kepemimpinan, motivasi dengan kinerja perawat,

mengatakan bahwa seorang perawat akan meningkatkan kinerjanya apabila

diberikan motivasi positif, motivasi itu dapat berupa penghargaan perawat

berprestasi dalam bentuk uang tunai, pelatihan, pendidikan berkelanjutan yang

dapat meningkatkan kinerja perawat itu sendiri.

Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan somers,d didapatkan hasil

bahwa nilai ρ-value sebesar 0,399 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja perawat Puskesmas

dengan status akreditasi Puskesmas di Kabupaten Bantul. Hal ini berlawanan

dengan penelitian Suci (2013) tentang pengaruh standarisasi manajemen mutu

sertifikasi akreditasi, mengatakan bahwa penerapan sertifikasi akreditasi

berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai, akreditasi memiliki pengaruh

yang paling penting dikarenakan ketepatan dalam menentukan program kerja

yang sesuai dengan tujuan dan sasaran program yang akan mudah dipahami

dan diterapkan oleh pegawau dalam menjalankan tugasnya. Hal ini

menunjukkan bahwa akreditasi Puskesmas tidak hanya hasil dari motivasi kerja

perawat sendiri, namun juga ditunjang dari berbagai aspek yang telah di

tetapkan oleh Permenkes No 46 tahun 2015 tentang Standar Akreditasi

Puskesmas terdiri dari 3 bagian dan 9 bab, setiap bab diuraikan dalam standar,

tiap standar diuraikan dalam kriteria, tiap kriteria diuraikan dalam elemen

penilaian untuk menilai pencapaian kriteria.

Standar Administrasi dan Manajemen yang terdiri dari Bab I.

Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP) meliputi Perencanaan

Puskesmas, Akses masyarakat terhadap Puskesmas, Evaluasi kinerja

Puskesmas. Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas(KMP) meliputi

Tata kelola sarana, pengelolaan sumberdaya manusia, Pengelolaan Puskesmas:

pengorganisasian, komunikasi dan koordinasi, pengelolaan keuangan,

pengelolaan data dan informasi. Bab III. Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)

meliputi Peningkatan mutu dan manajemen risiko.

Page 37: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

60

Standar Program Puskesmas terdiri dari Bab IV. Program Puskesmas

yang Berorientasi Sasaran (PPBS) meliputi Analisis kebutuhan masyarakat

sebagai dasar perencanaan kegiatan tiap-tiap Upaya Kesehatan Masyarakat,

Akses sasaran thd Upaya Kesehatan Masyarakat, Evaluasi kinerjaUpaya

Kesehatan Masyarakat. Bab V. Kepemimpinan dan Manajemen Program

Puskesmas (KMPP) meliputi Tanggung jawab dalam pengelolaan Upaya

Kesehatan Masyarakat, Pengelolaan tiap-tiap Upaya Kesehatan Masyarakat:

Perencanaan prgoram/kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat,

pengorganisasian, komunikasi dan koordinasi, akuntabilitas pengelolaan Upaya

Kesehatan Masyarakat, hak dan kewajiban sasaran. Bab VI. Sasaran Kinerja

dan MDG’s (SKM) meliputi Sasaran kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat:

komitmen dan peran dalam perbaikan kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat,

tata nilai dalam penyelenggaraan program/kegiatan Upaya Kesehatan

Masyarakat, Upaya perbaikan kinerja berkesinambungan berdasarkan analisis

kinerja untuk tiap-tiap Upaya Kesehatan Masyarakat, keterlibatan sasaran

dalam perbaikan kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat

Standar Pelayanan Puskesmas terdiri dari Bab VII. Layanan Klinis yang

Berorientasi Pasien (LKBP) meliputi Kesinambungan pelayanan klinis: mulai

dari pendaftaran sampai dengan pemulangan atau rujukan. Bab VIII.

Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK) meliputi Manajemen

penunjang pelayanan klinis: pelayanan lab, obat, radiodiagnostik, rekam medis,

manajemen keamanan lingkungan puskesmas, manajemen peralatan klinis,

manajemen sdm klinis. Bab IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan

Pasien (PMKP) meliputi Peningkatan mutu pelayanan klinis dan keselamatan

pasien

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan yang mengakibatkan

hasilnya belum sesuai yang diharapkan. Keterbatasan tersebut antara lain yaitu:

Page 38: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

61

1. Terbatasnya peneliti dalam memperoleh data kriteria penilian akreditasi di

setiap Puskesmas tempat penelitian.

2. Lamanya waktu penelitian yang diakibatkan oleh banyaknya perawat yang

mengambil cuti setelah hari raya.

3. Kesulitan peneliti dalam melakukan penelitian karena motivasi bukan

termasuk faktor dari status akreditasi

Page 39: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Motivasi kerja perawat di Puskesmas Jetis 1 sebagian besar dalam kategori

baik yaitu sebanyak 4 perawat (57,1%) dari 7 perawat.

2. Motivasi kerja perawat di Puskesmas Pundong sebagian besar dalam kategori

baik yaitu sebanyak 5 perawat (55,6%) dari 9 perawat.

3. Motivasi kerja perawat di Puskesmas Pleret semua dalam kategori baik yaitu

sebanyak 10 perawat (100%).

4. Motivasi kerja perawat di Puskesmas Pajangan sebagian besar dalam kategori

baik yaitu sebanyak 5 perawat (62,5%) dari 8 perawat.

5. Tidak terdapat hubungan antara motivasi kerja perawat di Puskesmas dengan

status akreditasi Puskesmas di Kabupaten Bantul Yogyakarta.

B. Saran

Beberapa saran yang dapat penulis berikan antara lain adalah :

1. Bagi perawat

Hasil peelitian ini dapat dijadikan tambahan informasi tentang motivasi

kepada perawat.

2. Bagi Puskesmas

Setiap Puskesmas hendaknya lebih meningkatkan lagi mengenai dorongan

untuk motivasi kerja perawatnya.

3. Bagi peneliti selanjutnya.

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi peningkatan motivasi kerja perawat dan Status Akreditasi

Puskesmas.

62

Page 40: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

DAFTAR PUSTAKA

Alhadi, A. (2014), Hubungan motivasi kerja dengan kepatuhan perawat dalam pemberian oksigen melalui nasal kanul di ICU dan IGD RSUD Panembahan Senopati Bantul. Yogyakarta: Skripsi Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

Arifin, S., Bachri, A., Finarti, D, R. (2016), Hubungan gaya kepemimpinan, motivasi,stres kerja dengan kinerja perawat. Jurnal berkala kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat Kalimantan Selatan. Diakses tanggal 14 September 2017.

Arikunto, S. (2010), Prosedur penelitian : suatu pendekatan praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

__________. (2013), Prosedur penelitian suatu pendekatan praktis. Cetakan kelima belas. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Aswat, B. (2010), Faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi kerja perawat di unit rawat inap RSUD Puri Husada Tembilahan Kabupaten Inderagiri Hilir Riau tahun 2010. Diakses tanggal 25 Agustus 2017.

Azwar, S. (2009), Sikap manusia, teori dan pengukurannya. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Departemen Kesehatan R.I. (2004), Keputusan menteri kesehatan R.I. No. 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat.

Hartono, B. (2010), Promosi kesehatan di puskesmas dan rumah sakit, Rineka Cipta, Jakarta.

Herlambang, S. (2016), Manajemen pelayanan kesehatan rumah sakit, Gosyen Publishing, Yogyakarta.

Hidayat. A. (2007), Riset Keperawatan dan teknik penulisan ilmiah. Jakarta: Salemba medika.

__________. (2010), Metode penelitian keperawatan dan teknik analisa data. Jakarta: Salemba Medika.

Kallo, V., Mulyadi., Kasim, Y. (2017), Hubungan motivasi & supervisi dengan kepatuhan perawat dalam penggunaan alat pelindung diri (APD) pada penanganan pasien gangguan muskuloskeletal di IGD RSUP Prof Dr. R. D. Kandou Manado. e-journal Keperawatan, 5(1). Diakses tanggal 24 Agustus 2017.

Page 41: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014), Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2015), Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi. Jakarta. Diakses dari www.hukor.depkes.co.id (diakses tanggal 16 Januari 2017).

Malonda, N, S, H., Rumayar, A, A., and Indah, K. (2017), Hubungan antara pelatihan dan motivasi kerja dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Tingkat III R.W. Mongisidi Manado. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado. Diakses tanggal 24 Agustus 2017.

Mangkunegara, A. (2012), Evaluasi kinerja sumber daya manusia, Bandung: Refika Aditama.

Marquis, B, L & Huston, C, J. (2010), Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan, Teori & Aplikasi, Jakarta : EGC.

Mira, B & Suryati, B. (2014), Hubungan motivasi perawat dengan pelaksanaa pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Pasar Rebo. Dosen Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Jakarta I. Diakses tanggal 15 Mei 2017.

Muhammad, H, Y., Warouw, H., and Palandeng, H. (2013), Hubungan kepemimpinan kepala ruangan menurut persepsi perawat terhadap motivasi kerja perawat pelaksana di ruang instalasi rawat inap F Blu Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, 1(1), 9.

Notoatmodjo, S. (2007), Promosi kesehatan dan ilmu perilaku, Jakarta: Rineka Cipta.

_____________. (2012), Promosi kesehatan teori & aplikasi, Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2006), Tantangan keperawatan Indonesia dalam proses profesionalisme. Jakarta: Salemba Medika.

_______. (2007), Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan profesional. Jakarta: Salemba Medika.

_______. (2011), Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan profesional. Jakarta: Salemba Medika.

_______. (2013), Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Page 42: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

_______. (2016), Manajemen keperawatan aplikasi dalam praktik keperawatan profesional. Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.

Nurniningsih, D, R. (2012), Hubungan antara karakteristik perawat dengan kinerja perawat di instalasi rawat jalan RSUP dr. Kariadi Semarang. Diakses tanggal 26 Agustus 2017.

Nurimi. (2010), Hubungan antara karakteristik perawat dengan motivasi kerja di Ruang rawat inap Rumah Sakit kepolisian pusat RS Sukanto Jakarta. Diakses tanggal 26 Agustus 2017.

Puskesmas jetis 1 (2017), Gambaran umum Puskesmas Jetis 1 2017. Diakses dari puskesmas.bantulkab.go.id/jetis1.

Puskesmas Pajangan (2017), Profil Puskesmas Pajangan. Diakses dari puskesmas.bantulkab.go.id/pajangan.

Puskesmas Pleret (2017), Profil Puskesmas Pleret. Diakses dari puskesmas.bantulkab.go.id/pleret.

Puskesmas Pundong (2017), Gambaran umum Puskesmas Pundong. Diakses dari puskesmas.bantulkab.go.id/pundong.

Simamora, Roymond H. (2012), Buku ajar manajemen keperawatan. Jakarta: EGC

Setiyaningsih, Y., Sukesi, N., Kusuma, M, A, B. (2013), Hubungan motivasi dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSUD Ungaran

Suarli, S & Bahtiar, Y. (2015), Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktis. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama

Suci, L, P. (2013), Pengaruh penerapan standarisasi sistem manajemen mutu sertifikasi akreditasi terhadap kinerja pegawai. Skripsi Fakultas Manajemen Institut Bogor. Diakses tanggal 14 September 2017.

Sugiyono. (2011), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Jakarta: Alfabeta.

________. (2014), Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Alfabeta.

________. (2015), Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Susanti, E, N. (2013), Hubungan karakteristik perawat dengan motivasi perawat dalam pemenuhan kebutuhan kebersihan diri pasien di Ruang Rawat Inap RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso. Diakses tanggal 26 Agustus 2017.

Page 43: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

Suyanto. (2011), Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Titis, S. (2014), Hubungan motivasi kerja perawat dengan mutu pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap penyakit dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Naskah Publikasi Stikes Aisyiah Yogyakarta. Diakses tanggal 12 September 2016.

Triwibowo, C & Pusphandani, M, E. (2015), Pengantar dasar ilmu kesehatan masyarakat, Yogyakarta: Nuha Medika.

Triwibowo, C. (2012), Perizinan dan akreditasi rumah sakit sebuah kajian hukum kesehatan, Yogyakarta: Nuha Medika.

Uno, H, B. (2016), Teori motivasi & pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara.

Wibowo, Y, E, P. (2014), Hubungan persepsi perawat tentang gaya kepemimpinan kepala ruang dengan motivasi kerja perawat di instalasi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Skripsi Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Tidak Dipublikasikan.

Zenah, S, N. (2014), Hubungan pemberian insentif dengan motivasi kerja perawat ruang rawat inap kelas III RSUD Inche Abdul Moeis Samarinda. Diakses tanggal 6 April 2017.

Page 44: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

LAMPIRAN

Page 45: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

KUESIONER MOTIVASI KERJA

Petunjuk Umum Pengisian

1. Bapak/Ibu/Saudara diharapkan mengisi seluruh nomor pertanyaan dan pernyataan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

2. Berilah tanda (√) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

a. Untuk jawaban (TS) : tidak setuju b. Untuk jawaban (KS) : kurang setuju c. Untuk jawaban (S) : setuju d. Untuk jawaban (SS) : sangat setuju

3. Apabila ada pertanyaan yang tidak dimengerti bisa ditanyakan langsung pada peneliti.

4. Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Bapak/ibu/saudara cukup menjawab sesuai yang bapak/ibu/saudara alami dan rasakan dalam menjalankan tugasnya. Jawaban bapak/ibu/saudara dijamin kerahasiaannya. Karena bantuan bapak/ibu/saudara sangat berharga untuk kelancaran skripsi peneliti. Selamat mengisi kuesioner

No Pertanyaan TS KS S SS

1. Teman perawat banyak yang mendorong saya untuk bekerja lebih baik dalam tindakan asuhan keperawatan kepada pasien

2. Pekerjaan saya dihargai karena kerja saya yang baik

3. Saya merasa gaji yang diterima kurang besar

4. Kepala ruang melibatkan perawat untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan pasien

5. Kepala ruang melimpahkan tugas keperawatan kepada perawat

6. Saya menyelesaikan masalah keperawatan pasien tanpa melibatkan tim keperawatan

7. Kepala ruang mempromosikan saya menjadi perawat primer

8. Saya tidak pernah menyalahgunakan tugas keperawatan yang telah diberikan

Page 46: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

9. Kepala ruang menciptakan suasana kerja yang nyaman

10. Kepala ruang adil dan bijaksana, saya diakui sebagai perawat yang layak dihormati dan dihargai

11. Kepala ruang memberikan bimbingan, arahan, dan konsultasi terhadap masalah pasien

12. Saya kurang nyaman bekerja disini, karena bagi saya bekerja di sini hanya sebagai batu loncatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik

13. Lingkungan kerja dan sarana yang tersedia mendorong saya melakukan asuhan keperawatan dengan baik

14. Kepala ruang tidak pernah menjelaskan kepada perawat tentang tata cara pelaksanaan asuhan keperawatan

15. Saya merasa tersaingi jika teman kerja saya lebih rajin dan trampil dalam menangani pasien

16. Kepala ruang memberi pujian secara lisan jika tindakan saya kepada pasien memuaskan

17. Kepala ruang memberikan kepercayaan perawat setiap tindakan asuhan keperawatan

18. Saya tidak pernah memberikan pendidikan kesehatan tentang cara-cara merawat pasien kepada keluarga pasien

19. Kepala ruang memberikan pengarahan pada setiap perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan

20. Kepala ruang membuat aturan yang tegas mengenai sanksi bagi perawat yang melakukan kesalahan tindakan dalam pemberian asuhan keperawatan

21. Kepala ruang tidak membuat peraturan tentang pekerjaan yang harus dilaksanakan perawat

22. Pengadaan seminar atau diskusi tentang motivasi kerja perawat sudah baik

Page 47: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik

23. Kepala ruang tidak pernah mensupervisi dengan baik

24. Kepala ruang mengawasi tindakan asuhan keperawatan

25. Kepala ruang membedakan-bedakan perlakuannya dengan perawat

Hasil Uji Validitas

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 20 100,0

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,899 25

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

item_1 69,90 63,042 ,153 ,909

item_2 69,50 60,579 ,762 ,890

item_3 70,00 64,526 ,255 ,899

item_4 69,55 60,261 ,433 ,897

item_5 69,40 61,726 ,695 ,892

item_6 68,60 60,463 ,725 ,891

Page 48: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik
Page 49: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik
Page 50: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN STATUS AKREDITASI …repository.unjaya.ac.id/2215/2/DAMAYANTI_2213023_pisah.pdf · 10 perawat (29,4%) dengan status akreditasi Puskesmas baik