sejarah perawat

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang berdasarkan pada ilmu dan etika keperawatan. Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik lanjut. Di sisi lain , banyak dari perawat-perawat sekarang kurang mengetahui tentang sejarah keperawatan baik nasional maupun internasional . Sehingga mereka kurang mengerti dan memahami sejarah dari profesi yang sedang mereka geluti saat ini. B. Tujuan penulisan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui sejarah keperawatan Internasional 2. Mengetahui peran dalam keperawatan 3. Mengetahui paradigma dalam keperawat 4. Mengetahui fungsidalam proses keperawatan 5. Mengetahui tugas dalam melakukan asuhan keperawatan 6. Memgetahui keperawatan pada Beberapa Bangsa dan Negara C. Metode Penulisan Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab utama. Bab I berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan , dan metode penulisan makalah ini. Bab II merupakan bagian yang berisi penjelasan tentang tinjauan

Upload: paank-chaproek

Post on 27-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sejarah perawat

TRANSCRIPT

Page 1: sejarah perawat

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakang

Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang berdasarkan pada ilmu dan etika keperawatan. Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik lanjut. Di sisi lain , banyak dari perawat-perawat sekarang kurang mengetahui tentang sejarah keperawatan baik nasional maupun internasional . Sehingga mereka kurang mengerti dan memahami sejarah dari profesi yang sedang mereka geluti saat ini.

B. Tujuan penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui sejarah keperawatan Internasional 2. Mengetahui peran dalam keperawatan 3. Mengetahui paradigma dalam keperawat4. Mengetahui fungsidalam proses keperawatan5. Mengetahui tugas dalam melakukan asuhan keperawatan 6. Memgetahui keperawatan pada Beberapa Bangsa dan Negara

C. Metode Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab utama. Bab I berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan , dan metode penulisan makalah ini. Bab II merupakan bagian yang berisi penjelasan tentang tinjauan pustaka, yang membahas materi/pokok bahasan. Bab III merupakan bagian terakhir yang berisi kesimpulan dan saran.

Page 2: sejarah perawat

BAB IIPEMBAHASAN

A. Sejarah Keperawatan Internasional

Keperawatan sebagai suatu pekerjaan sudah ada sejak manusia ada di bumi ini, meskipun provesi keperawatan sering di sebut sebagai asisten dokter ,tapi anggapan itu tidak selalu benar karena keperawatan terus berkembang sesuai dengan kemajuan peradaban teknologi dan kebudayaan. Konsep keperawatan dari abad ke abad terus berkembang, berikut adalah perkembangan keperawatan di dunia.

1. Sejak zaman manusia

Itu diciptakan (manusia itu ada) Zaman Purba Pada dasarnya manusia diciptakan telah memiliki naluri untuk merawat diri sendiri sebagaimana tercermin pada seorang ibu.Perawat harus memiliki naluri keibuan (mother instinct).tapi pada zaman purbaorang masih percaya pada sesuatu tentang adanya kekuatan mistis yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia, kepercayaan mereka ini dikenal dengan nama animisme, di mana seseorang yang sakit dapat disebabkan karena kekuatan alam atau pengaruh kekuatan gaib sehingga timbul keyakinan bahwa jiwa yang jahat akan dapat menimbulkan kesakitan dan jiwa yang sehat dapat menimbulkan kesehatan atau kesejahteraan. Pada saat itu peran perawat bisa di samakan dengan dengan dukun karena meraka mengusir roh-roh agar penyakit tersebut bisa di sembuhkan. Setelah itu perkembangan keperawatan terus berubah dengan adanya diakones dan philantrop yang merupakan suatu kelompok wanita tua dan janda yang membantu pendeta dalam merawat orang sakit serta kelompok kasih sayang yang anggotanya menjauhkan diri dari keramaian dunia(mengasingkan diri) dan hidupnya ditujukan untuk merawat orang-orang yang sakit sehingga akhirnya berkembanglah rumah-rumah perawatan dan akhirnya mulailah awal perkembangan ilmu keperawatan.

2. Zaman keagamaan

pada zaman ini semua penyakit di anggap berasal dari dosa-dosa si penderita karena perbuatan-perbuatannya sehingga dia mendapatkan murka. Pusat perawatan pada zaman ini adalah tempat-tempat ibadah, sehingga pada waktu itu pemimpin agama dapat disebut sebagai tabib yang mengobati pasien karena ada anggapan yang mampu mengobati adalah pemimpin agama sedangkan pada waktu itu perawat dianggap sebagai budak yang hanya membantu dan bekerja atas perintah pemimpin agama.

3. Zaman masehi

pada zaman masehi Keperawatan dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani, di mana pada saat itu banyak membentuk diakones (deaconesses), dan para wanita bertugas untuk merawat oarng yang sakit sedangkan orang alaki-laki bertugas mengubur mayat jika mereka meninggal, sehingga pada saat itu berdirilah rumah sakit

Page 3: sejarah perawat

di Roma seperti Monastic Hospital. Pada saat itu rumah sakit di gunakan sebagai tempat merawat orang sakit,orang cacat,miskin dan yatim piatu. Pada saat itu juga di daratan benua Asia, khususnya di Timur Tengah, perkembangan keperawatan mulai maju seiring dengan perkembangan agama Islam. Keberhasilan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan agama islam di ikuti dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti ilmu pasti, kimia, kesehatan dan obat-obatan. Sebagaimana dalam AlQuran di tuliskan pentingnya menjaga kebersihan diri, makanan, lingkungan dan lain-lain. Perkembangan tersebut telah melahirkan tokoh Islam dalam keperawatan yang di kenal dengan nama Rufaidah.

4. Zaman permulaan abad 21

Pada permulaan abad ini perkembangan keperawatan berubah, tidak lagi dikaitkan dengan faktor keagamaan atau doktrin-doktrin dinamisme atau animisme akan tetapi berubah kepada faktor kekuasaan, mengingat pada masa itu adalah masa perang dan terjadi eksplorasi alam sehingga pesatlah perkembangan pengetahuan. Pada masa itu tempat ibadah yang dahulu digunakan untuk merawat sakit tidak lagi digunakan kembali.

5. Zaman sebelum perang dunia kedua

Pada masa perang dunia kedua ini timbul prinsip rasa cinta/ kepedulian sesama manusia di mana saling membantu sesama manusia saling membutuhkan. Pada masa sebelum perang dunia kedua ini tokoh keperawatan Florence Nightingale (1820-1910) menyadari adanya pentingnya suatu sekolah untuk mendidik para perawat, ia memiliki pandangan bahwa dalam mengembangkan keperawatan perlu dipersiapkan pendidikan bagi perawat, ketentuan jam kerja perawat dan mempertimbangkan pendapat perawat. Usaha Florence adalah dengan menetapkan struktur dasar di pendidikan perawat diantaranya mendirikan sekolah perawat mnetapkan tujuan pendidikan perawat serta menetapkan pengetahuan yang harus di miliki para calon perawat. Florence dalam merintis profesi keperawatan diawali dengan membantu para korban akibat perang krim (1854 - 1856) antara Roma dan Turki yang dirawat di sebuah barak rumah sakit (scutori) yang akhirnya kemudian mendirikan sebuah rumah sakit dengan nama rumah sakit Thomas di London dan juga mendirikan sekolah perawatan yang di beri nama Nightingale Nursing School.

6. Masa selama perang dunia kedua

Selama masa selama perang ini timbul tekanan bagi dunia pengetahuan dalam penerapan teknologi akibat penderitaan yang panjang sehingga perlu meningkatkan diri dalam tindakan perawat mengingat penyakit dan korban perang yang beraneka ragam.

Page 4: sejarah perawat

7. Masa pascaperang dunia dua

Masa ini masih berdampak bagi masyarakat seperti adanya penderitaan yang panjang akibat perang dunia kedua, dan tuntutan perawat untuk meningkatkan masyarakat sejahtera semakin pesat. Sebagai contoh di Amerika, perkembangan keperawatan pada masa itu diawali adanya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, pertambahan penduduk yang relatif tinggi sehingga menimbulkan masalah baru dalam pelayanan kesehatan, pertumbuhan ekonomi yang mempengaruhi pola tingkah laku individu, adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dengan diawali adanya penemuan-penemuan obat-obatan atau cara-cara untuk memberikan penyembuhan dengan segala cara bagi pasien. Pada masa itu perekembangan perawat di mulai dengan adanya sifat pekerjaan yang semula bersifat individu bergeser ke arah pekerjaan yang bersifat tim. Pada tahun 1948 perawat di akui sebagai profesi sehingga pada saat itu pula terjadi perhatian dalam pemberian penghargaan pada perawat atas tangung jawabnya dalam tugas.

8. Periode tahun 1950

Pada masa itu keperawatan sudah mulai menunjukkan perkembangan khususnya penataan pada sistem pendidikan. Hal tersebut terbukti di negara Amerika sudah dimulai pendidikan setingkat master dan doktoral. setelah itu penerapan proses keperawatan sudah mulai dikembangkan dengan memberikan pengertian bahwa perawatan adalah suatu proses, yang dimulai dari pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

B. Peran dalam keperwatan

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu.(Kozier Barbara, 1995:21).

        Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional. Dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai ciri terpisah demi untuk kejelasan.Care Giver :Pada peran ini perawat diharapkan mampu:

1. Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga , kelompok atau masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana sampai pada masalah yang kompleks.

2. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus memperhatikan klien berdasrkan kebutuhan significan dari klien. Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi diagnosis keperawatan mulai dari masalah fisik sampai pada masalah psikologi

Page 5: sejarah perawat

         Menurut pendapat Doheny (1982) ada beberapa elemen peran perawat professional antara lain: care giver, client advocate, conselor, educator, collaborator, coordinator change agent, consultant dan interpersonal proses:

1. Care Giver Pada peran ini perawat diharapkan mampu memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah sederhana sampai pada yang kompleks. 

2. Client advokat Pada peran ini tugas perawat ialah bertanggungjawab dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari berbagai pemberi pelayanan,atau informasi lain khususnya pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang akan diberikan kepada pasien, dan mempertahankan serta melindungi hak-hak klien yang meliputi : - Hak atas pelayanan sebaik-baiknya - Hak atas informasi tentang penyakitnya - Hak atas privacy - Hak untuk menentukan nasibnya sendiri - Hak menerima ganti rugi akibat kelalaian. 

3. Counselor Peran perawat berdasarkan hal ini adalah mengidentifikasikan perubahan pola interaksi klien terhadap keadaanya, memberi konseling dalam menginteraksikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu, dan mengubah prilaku hidup sehat. Perannya : a. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya. b. Perubahan pola interaksi merupakan “Dasar” dalam merencanakan metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya. c. Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu. d. Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan

4. Educator Peran perawat berdasarkan hal ini adalah membantu klien mempertinggi                     pengetahuan dalam upaya meningkatkan kesehatan, gejala penyakitnya sesuai kondisi dan tindakan yang spesifik.

5. Collaborator Perawat sebagai kolabolator dapat dilaksanakan dengan cara bekerja sama dengan tim kesehatan lain, baik perawat dengan dokter, perawat dengan ahli gizi, perawat dengan ahli radiology dan lain-lain dalam kaitannya membantu mempercepat proses penyembuhan klien. 

6. Coordinator Peran perawat adalah: a. mengarahkan b. merencanakan c. Mengorganisasikan 

7. Change agent (membawa perubahan/ pembaharuan) Pembawa perubahan adalah seorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada system. (Kemp, 1986). Jadi peran di sini sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan. 

8. Consultant Perawat berperan sebagai tempat konsultasi bagi pasien terhadap masalah yang di alami oleh pasien atas tindakan keperawatan yang tepat untuk di beerikan. 

Peran Perawat Menurut Hasil Lokakarya Nasional 1983Berdasarkan hasil lokakarya keperawatan tahun 1983 maka peran perawat di bagi menjadi 4 yaitu:

 pelaksana pelayanan keperawatan   pengelola pelayanan keperawatan dari institusi pendidikan 

Page 6: sejarah perawat

 pendidikan keperawatan 

 penelitian dan pengembangan keperawatan

C. Paragdima keperawatan

Banyak ahli yang membahas pegertian paradigma seperti Masterman (1970) yang mendefinisikan paradigma sebagai pandangan fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan. Poerwanto P (1997) mengartikan paradigma sebagai suatu perangkat bantuan yang memiliki pola dan cara pandang dasar khas dalam melihat, mengenai, suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia.         Keperawatan sebagai ilmu juga memiliki paradigma sendiri dan sampai saat ini paradigma keperawatan masih berdasarkan empat komponen yang diantaranya manusia, keperawatan, kesehatan dalam rentang sehat-sakit dan lingkungan. Sebagai disiplin ilmu, keperawatan akan selalu berkembang untuk mencapai profesi yang mandiri seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan sehingga paradigma keperawatan akan terus berkembang.                   

     

Ganbar komponen paradigma keperawatan.

Komponen paradigma keperawatan ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu fokus dari pelayanan keperawatan. Manusia bertindak sebagai klien yang merupakan makhluk biopsikososial dan spiritual yang terjadi merupakan kesatuan dari aspek jasmani dan rohani yang memiliki sifat unik dengan kebutuhan yang berbeda-beda sesuai dengan tingkat perkembangannya masing-masing (Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992). Manusia bertindak sebagai klien dalam konteks paradigma keperawatan ini bersifat individu, kelompok, dan masyarakat dalam suatu sistem. Sehingga dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya sering dipengaruhi oleh berbagai aspek baik lingkungan, kasehatan atau kebudayaan bangsa mengingat suatu bangsa memiliki pandangan yang berbeda. Sebagai klien yang bersifat individu, sasaran pemenuhan kebutuhan dasarnya adalah biopsikososial dan spiritualyang berbeda dengan individu lainnya. Karena itu diharapkan terjadi proses pemenuhan kebutuhan dasar kearah kemandirian. Kebutuhan dasar tersebut dapat meliputi kebutuhan fisiologis, keamananan dan kenyamanan, cinta mencintai, haarga diri dan aktualisasi diri. Sebagai klien yang bersifat keluarga, diartikan sebagai sekelompok individu atau kumpulan dari individu yang saling berhubungan dan berinteraksi satu dengan yang lain dalam lingkungan sendiri atau masyarakat, sehinggaa dalam memberikan perawatan selalu memandang aspek keluarga karena melalui keluarga ini akan dapat diketahui factor yang mempengaruhi masalah kesehatan agar tujuan perawatan dalam rangka membantu meningkatkan kemampuan keluarga untuk mampu menyelesaikan masalah (tugas) kesehatan secara mandiri dapat terpenuhi. Sebagai klien yang bersifat masyarakat, diartikan bahwa melalui masyarakat kemampuan individu dapat nudah dipengaruhi dengan adanya fasilitas pelayanan kesehatan, pendidikan, tempat rekreasi,

Lingkungan

Manusia

KesehatanKeperawatan

Page 7: sejarah perawat

transportasi, komunikasi, dan social juga, dengan adanya keyakinan yang kuat dari masyarakat sehingga pandangan masyarakat sangat diperlukan dalam proses perubahan untuk pemenuhan kebutuhan dasar.

      Kemudian konsep manusia yang lain dalam paradigma keperawatan adalah manusia sebagai system, di mana manusia terdiri dari komponen subsistem yang telah membentuk suatu system. Sistem tersebut dapat meliputi system terbuka, system adaptif dan system personal, interpersonal dan social yang secara umum dapat dikatakan sebagai makhluk holistic (utuh). Sebagai system terbuka, manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan, baik lingkungan fisik, psikologis, social maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar. Sebagi system adaptif, manusia akan merespons terhadap perubahan yang ada di lingkunganya yang akan selalau menunjukkan perilaku adaptif dan maladaptif. Apabila kemampuan merespons lingkungan tersebut baik, maka perilaku manusia akan menunjukkan perilaku adaptif, akan tetapi jika perilaku manusia kurang, maka perilaku manusia akan menunjukkan perilaku maladiftif.

Komponen yang kedua dalam paradigma keperawatan ini adalah konsep keperawatan. Konsep keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat professional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia (biologis, psikologis, social dan spiritual) yang dapat ditujukan kepada individu, keuarga atau masyarakat dalam rentang sehat-sakit. Dengan demikian paradigm dalam konsep keperawatan memandang bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan kepada klien dalam bentuk pemberian asuhan keperawatan adalah dalam keadaan tidak mampu, tidak mau dan tidak tahu dalam proses pemenuhan kebutuhan dasar. Bentuk asuhan keperawatan tersebut berupa antara lain:

1. Bentuk asuhan keperawatan pada manusia sebagai klien yang memiliki ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar ini dapat diberikan melalui pelayanan keperawatan untuk meningkatkan atau memulikan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan dasarnya khususnya kebutuhan fisiologis.

2.  Bentuk asuhan keperawatan pada manusia sebagai klien yang mamiliki ketidak mauan dalam memenuhi kebutuhan dasar ini dapat diberikan melalui pelayanan keperawatan yang bersifat bantuan dalam pemberian dalam motivasi pada klien yang memiliki penurunan dalam kemauan sehingga diharapkan terjadi motivasi yang kuat untuk membangkitkan semangat hidup agat terjadi peningkatan. Pada proses pemenuhan kebutuhan dasar tindakan ini pada umumnya merupakan terapi psikologis yang dimiliki perawat dalam mengatasi masalah klien.

3. Bentuk asuhan keperawatan pada manusia sebagai klien yang memiliki ketidak tahuan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia ini dapat diberikan melalui ketidak tahuan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia ini dapat diberikan melalui pelayanan keperawatan yang bersifat pemberian pengetahuan, yang berupa pendidikan kesehatan (health education) yang dapat dilakukan pada individu, keluarga atau masyarakat yang mempunyai pengetahuan yang rendah dalam tugas (masalah) parawatan kesehatan sehingga diharapkan dapat terjadi perubahan peningkatan kebutuhan dasar.

Page 8: sejarah perawat

D. Fungsi Keperawatan

       Menurut Bertha Hammer dan Virginia Handerson (1995;1960), fungsi khas perawat ialah membantu individu, sakit atau sehat, melaksananakan kegiatan memulihkan atau mempertahankan kesehatan atau mendampingi si sakit menjelang akhir hayat. Fungsi ini dilakukan karena individu yang mendapatkan bantuan itu tidak dapat melaksanakan sendiri.

Fungsi perawat dalam melaksanakan perannya terbagi menjadi: Fungsi Independent Merupakan fungsi mandiri & tidak tergantung pada orang lain,

dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan untuk memenuhi KDM. 

Fungsi Dependent Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana. 

Fungsi Interdependent Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan diantara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam pemebrian pelayanan. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya.

Berdasarkan Standar Departemen Kesehatan (1998) tanggung jawab peran perawat adalah sebagai:

1. Pendidikan Keperawatan 2. Pengelola Keperawatan 

3. Peneliti Keperawatan 

4. Pelaksana Pelayanan Keperawatan

Kiat keperawatan (nursing arts) lebih difokuskan pada kemampuan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat – kiat tertentu dalam upaya memberikan kenyaman dan kepuasan pada klien. Kiat – kiat itu adalah:

1. Caring , menurut Watson (1979) ada sepuluh faktor dalam unsur – unsur karatif yaitu : nilai – nilai humanistic – altruistik, menanamkan semangat dan harapan, menumbuhkan kepekaan terhadap diri dan orang lain, mengembangkan ikap saling tolong menolong, mendorong dan menerima pengalaman ataupun perasaan baik atau buruk, mampu memecahkan masalah dan mandiri dalam pengambilan keputusan, prinsip belajar – mengajar, mendorong melindungi dan memperbaiki kondisi baik fisik, mental , sosiokultural dan spiritual, memenuhi kebutuhan dasr manusia, dan tanggap dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi. 

2. Sharing artinya perawat senantiasa berbagi pengalaman dan ilmu atau berdiskusi dengan kliennya. 

Page 9: sejarah perawat

3. Laughing, artinya senyum menjadi modal utama bagi seorang perawat untuk meningkatkan rasa nyaman klien. 

4. Crying artinya perawat dapat menerima respon emosional diri dan kliennya. 

5. Touching artinya sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis merupakan komunikasi simpatis yang memiliki makna (Barbara, 1994) 

6. Helping artinya perawat siap membantu dengan asuhan keperawatannya 

7. Believing in others artinya perawat meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan kemampuan untuk selalu meningkatkan derajat kesehatannya. 

8. Learning artinya perawat selalu belajar dan mengembangkan diri dan keterampilannya. 

9. Respecting artinya memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan terhadap orang lain dengan menjaga kerahasiaan klien kepada yang tidak berhak mengetahuinya. 

10. Listening artinya mau mendengar keluhan kliennya 

11. Feeling artinya perawat dapat menerima, merasakan, dan memahami perasaan duka , senang, frustasi dan rasa puas klien. 

12. Accepting artinya perawat harus dapat menerima dirinya sendiri sebelum menerima orang lain

Sebagai suatu profesi , keperawatan memiliki unsur – unsur penting yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan yaitu respon manusia sebagai fokus telaahan, kebutuhan dasar manusia sebagai lingkup garapan keperawatan dan kurang perawatan diri merupakan basis intervensi keperawatan baik akibat tuntutan akan kemandirian atau kurangnya kemampuan. Keperawatan juga merupakan serangkaian kegiatan yang bersifat terapeutik atau kegiatan praktik keperawatan yang memiliki efek penyembuhan terhadap kesehatan.

E. Tugas keperawatan

Kemampuan seorang perawat dalam pemberian terapi pengobatan pada pasien AIDS ternyata tak kalah dengan dokter. Hal tersebut tentu sangat bermanfaat, terutama dalam kondisi keterbatasan tenaga dokter. Penelitian yang bertajuk "pergeseran tugas" dalam pemeliharaan HIV di Afrika Selatan menunjukkan, secara virtual tidak ada perbedaan hasil akhir pada pasien AIDS yang minum obat di bawah pengawasan perawat ataupun dokter.Badan kesehatan dunia (WHO) memperkirakan saat ini terdapat 33 juta orang di seluruh dunia yang terinfeksi HIV, virus penyebab AIDS. Sementara itu separuh dari total 9,5 juta orang yang butuh obat AIDS tidak bisa mendapatkannya. Saat ini yang menjadi masalah adalah kurangnya tenaga kesehatan. Karena itu WHO baru-baru ini mengusulkan "pergeseran tugas" dari dokter pada tenaga kesehatan lain. Untuk melihat apakah hal itu mungkin diterapkan, tim peneliti dari pusat riset internasional untuk AIDS di Afrika Selatan melakukan studi untuk membandingkan dampak perawatan yang dilakukan dokter dengan perawat. Diketahui 48 persen pasien yang mendapat kan pengawasan dari perawat mengalami kesalahan. Jumlah itu hanya sedikit di bawah kesalahan yang dilakukan dokter, yakni 44 persen.

Page 10: sejarah perawat

Setelah dua tahun, angka kematian dan juga efek samping obat dari dua kelompok tenaga kesehatan itu tak berbeda.

Tugas perawat :1.  Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan

informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. 

2.  Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998 :140). 

A. Hak-Hak Klien antara lain :   Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya   Hak atas informasi tentang penyakitnya 

 Hak atas privacy 

 Hak untuk menentukan nasibnya sendiri 

 Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan. 

B. Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :  Hak atas informasi yang benar   Hak untuk bekerja sesuai standart 

 Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien 

 Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok 

 Hak atas rahasia pribadi 

 Hak atas balas jasa

Tugas perawat dalam menjalankan perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan ini sesuai hasil kesepakatan dalam lokakarya tahun 1993 yang berdasarkan fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan adalah sebagai berikut:a. Mengumpulkan datab. Menganalisis dan menginterpretasikan datac. Mengembangkan rencana tindakan keperawatan

         Menggunakan dan menerapkan konsep-konsep dan prinsip ilmu prilaku, sosial budaya, ilmu biomedik dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia.1. Menentukan kriteria yang dapat diukur dalam menilai rencana keperawatan2. Menilai tingkat pencapaian tujuan3. Mengidentifikasi perubahan- perubahan yang diperlukan4. Mengevaluasi data permasalahan keperawatan

Page 11: sejarah perawat

5. Mencatat data dalam proses keperawatan6. Menggunakan catatan klien untuk memonitor kualitas asuhan keperawatan.7. Menerapkan keterampilan manajemen dalam keperawatan klien secara menyeluruh

F. Keperawatan pada Beberapa Bangsa dan Negara

a.Mesir. Bangsa mesir pada zaman purba mempercayai bahwa dewa Isis yang memberikan penyakit dan memberikan pertolongan (kesembuhan)pada manusia. Kuil merupakan rumah sakit pertama di mesir Ketabiban Bangsa mesir telah mengenal ilmu bedah sejak zaman purba (± 4800 SM). Dalam menjalankan tugasnya sebagai tabib ,ia menggunakan bidai (spalk), alat-alat pembalut, ia mempunyai pengetahuan tentang anatomi, Hygienr umum serta tentang obat-obatan. Didalam buku-buku tertulis dalam kitab Papyrus didalamnya memuat kurang lebih 700 macam resep obat-obatan dari Mesir.

b. Babylon dan syiria

pada 680 SM orang telah mengetahui cara menahan darah yang keluar dari hidung dan merawat jerawant pada muka. Bangsa Babylon menyembah dewa,mereka menganggap perawatan atau pengobatan berdasarkan kepercayaan tersebut.

c . Yahudi kuno

Ilmu pengetahuan bangsa Yahudi banyak di peroleh dari bangsa Mesir.

d . Tiongkok

Bangsa Tiongkok telah mengenal penyakit kelamin diantaranya gonorhoea dan syphilis. Pencacaran juga telah dilakukan sejak 1000 SM ilmu urut dan psikoterapi. Orang-orang yang terkenal dalam ketabiban :

1.Seng Lung Dikenal sebagai "Bapak Pengobatan, yang ahli penyakit dalam dan telah menggunakan obat-obat dari tumbuh-tumbuhan dan mineral (garam-garaman). Semboyannya yang terkenal adalah Lihat, Dengar, Tanya, Rasa.

2.Chang Chung Ching ± 200 Sm telah mengerjakan lavement dengan menggunakan bamboo.

e . Yunani

Bangsa Yunani zaman purba memuja dan memuliakan banyak dewa (polytheisme). dewa yang terkenal adalah dewa yang dianggap sebagai dewa pengobatan putri dan dewa yang bernama hygiene sebagai Dewi kesehatan, maka timbullah perkataan higyene. Untuk pemujaan terhadap para dewa didirikan kuil (1134 SM) yang juga berfungsi sebagai pengobatan orang sakit dan perawatan

Page 12: sejarah perawat

dikerjakan oleh para budak-budak. Orang-orang ternama dalam ketabiban antara lain: 1. Hippocrates (hidup ± 400 SM) adalah bapak pengobatan 2. Plato ahli filsafat Yunani, otak sebagai pusat kesadaran 3. Aristoteles ahli filsafat, ahli jiwa dan ilmu hayat.

G. Roma

Rumah sakit Roma zaman purba di sebut valentrumdinari Roma yang terdapat di swiss ditemukan alat-alat perawatan ex. Peralatan untuk huknah pot- pot tempat selep. Juga ditemukan instrument untuk keperluan pembedahan ex : pisau, pincet, klem arteri, speculum. Tokoh terkenal Julius Caesar (101-44 SM). Seorang wali Negara yang pertama-tama mengakui guru-guru hygiene dan menganjurkan tentang kesehatan dan kebersihan.

H. Irlandia

Ilmu Pengetahuan tentang pengobatan telah lama diketahui SM. Pada abad ke 3 Seorang putri raja bernama Macha mendirikan rumah sakit untuk orang-orang miskin yang sakit. Nama RS tersebut Broin Beargh à : rumah kesusahan I. Amerika Antara revolusi Amerika dan Perang Sipil, keperawatan di Amerika mungkin dapat disejajarkan dengan keperawtan di Eropa. Rumah sakit umum yang awal didirikan dalam koloni termasuk Philadelphia Almshouse dan BelleuveuHospital di New York. “Rumah sakit” yang awal didirikan ini memberikan perawatan bagi orang yang sakit, fakir miskin, gila, lemah, tahanan, dan anak yatim piatu. Pemberi perawatan atau pemberi layanan digambarkan sebagai orang miskin atau tahanan yang sering mabuk. Pada tahun 1639, Augustinian Sisters bermigrasi ke Kanada dan membangun rumah sakit pertama, Hotel Dieu, di Quebec city. Pada tahun 1809 di Amerika Serikat, Bunda Elizabeth Seton mendirikan perkumpulan Sisters of Charity of St. Joseph yang pertama di Amerika, tepatnya di Maryland . membangun rumah sakit di New Orleans, Chicago, dan San Fransisco. Perkumpulan religious dari gereja protestan, termasuk Episcopal Sisterhood of Holy Communiond a n English Lutheran Church, juga membangun rumah sakit dan memberikan asuhan keperawatan.

G. Dampak Sejarah Terhadap Profil Perawat Indonesia

Pada saat ini muncul anggapan di masyarakat yang menyebut perawat sebagai pembantu dokter. Karena anggapan tersebut, peran dan posisi perawat di masyarakat semakin termarjinalkan. Kondisi semacam ini telah membentuk karakter dalam diri perawat yang pada akhirnya berpengaruh pada profesi keperawatan secara umum. Perawat menjadi sosok tenaga kesehatan yang tidak mempunyai kejelasan wewenang atau ruang lingkup. tugas perawat hanya membantu pekerjaan dokter. Perawat tidak diakui sebagai suatu profesi, melainkan pekerjaan di bidang kesehatan yang aktivitasnya bukan didasarkan atas ilmu, tetapi atas perintah/instruksi dokter—sebuah rutinitas belaka. Pada akhirnya, timbul sikap manut perawat terhadap dokter.Dampak lain yang tidak kalah penting adalah berkembangnya perilaku profesional yang

Page 13: sejarah perawat

keliru dari diri perawat. Ada sebagian perawat yang menjalankan praktik pengobatan yang sebenarnya merupakan kewenangan dokter. Realitas seperti ini sering kita temui di masyarakat. Uniknya, sebutan untuk perawat pun beragam. Perawat laki-laki biasa disebut mantri, sedangkan perawat perempuan disebut suster. ini terjadi karena perawat sering kali diposisikan sebagai pembantu dokter. Akibatnya, perawat terbiasa bekerja layaknya seorang dokter, padahal lingkup kewenangan kedua profesi ini berbeda.Tidak menutup kemungkinan, fenomena seperti ini masih terus berlangsung hingga kini. Hal ini tentunya akan menghambat upaya pengembangan keperawatan menjadi profesi kesehatan yang profesional.

Jika kita cermati lebih jauh, hal yang berlaku justru sebaliknya. Dokter seharusnya merupakan bagian dari perawatan klien. Seperti kita ketahui, perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling sering dan paling lama berinteraksi dengan klien. Asuhan keperawatan yang diberikan pun sepanjang rentang sehat-sakit. Dengan demikian, perawat adalah pihak yang paling mengetahui perkembangan kondisi kesehatan klien secara menyeluruh dan bertanggung jawab atas klien. Sudah selayaknya jika profesi kesehatan lain meminta "izin" terlebih dahulu kepada perawat sebelum berinteraksi dengan klien. Hal yang sama juga berlaku untuk keputusan memulangkan klien. Klien baru boleh pulang setelah perawat menyatakan kondisinya memungkinkan. Walaupun program terapi sudah dianggap selesai, program perawatan masih terus berlanjut karena lingkup keperawatan bukan hanya pada saat klien sakit, tetapi juga setelah kondisi klien sehat.

Page 14: sejarah perawat

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan

Keperawatan merupakan sebuah ilmu dan profesi yang memberikan pelayanan kesehatan guna untuk meningkatkan kesehatan bagi masyarakat. Keperawatan sudah ada sejak manusia itu ada dan hingga saat ini Profesi keperawatan berkembang dengan pesat. Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia tidak hanya berlangsung di tatanan praktik, dalam hal ini layanan keperawatan, tetapi juga di dunia pendidikan keperawatan. pendidikan keperawatan memberi pengaruh yang besar terhadap kualitas layanan keperawatan. Karenanya, perawat harus terus meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan keperawatan yang berkelanjutan.

B. Saran

Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai perawat atau calon perawat harus terus meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan keperawatan yang berkelanjutan, sehingga kita tidak mengalami ketertinggalan dari keperawatan internasional.

Page 15: sejarah perawat
Page 16: sejarah perawat