keprop peran perawat

46
Peran Perawat Dalam Penerapan Permenkes No 4 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Di Rumah Sakit Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Professional di Semester III Disusun oleh : Diana Nurfahmi Rahma J Fiera Riandini Habibah Apriliani Nisvia Wardani Siti Maria Ulfah Tingkat 2B

Upload: habibah-apriliani

Post on 12-Jul-2016

90 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

peran perawat

TRANSCRIPT

Page 1: Keprop Peran Perawat

Peran Perawat Dalam Penerapan Permenkes No 4 Tahun 2012 Tentang

Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Di Rumah Sakit

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Professional di

Semester III

Disusun oleh :

Diana Nurfahmi Rahma J

Fiera Riandini

Habibah Apriliani

Nisvia Wardani

Siti Maria Ulfah

Tingkat 2B

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN

BANDUNG

JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG

Page 2: Keprop Peran Perawat

Jalan Dr. Otten No 32

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam

Pasal 28H ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup

sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan

hidup yang baik, sejahtera, dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan

kesehatan.

Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan dalam pasal 3

menyatakan bahwa Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia

yang produktif secara sosial dan ekonomis. Selanjutnya dalam pasal 46

dinyatakan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu

dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya

kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk

kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif

yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

Oleh karena itu tenaga kesehatan dan perawat berperan penting dalam

upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu

upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan dilakukannya promosi

kesehatan. Promosi kesehatan menurut Depkes, 2005 mempunyai

pengertian sebagai upaya pemberdayaan masyarakat untuk memelihara,

meningkatkan dan melindungi kesehatan diri dan lingkungannya melalui

pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar dapat

menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber

daya masyarakat, sesuai social budaya setempat dan didukung oleh

Page 3: Keprop Peran Perawat

kebijakan publik yang berwawasan kesehatan yang dapat dilakukan di

berbagai lingkungan misalnya lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat,

pelayanan kesehatan, tempat kerja, dan rumah sakit.

Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai Peran Perawat

dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 004

Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Di Rumah Sakit.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan peran?

2. Bagaimana peran perawat?

3. Apa yang dimaksud dengan promosi kesehatan?

4. Apa tujuan promosi kesehatan di rumah sakit?

5. Bagaimana strategi promosi kesehatan masyarakat?

6. Siapa saja sasaran promosi kesehatan rumah sakit?

7. Bagaimana ruang lingkup promosi kesehatan?

8. Bagaimana peluang promosi kesehatan?

9. Bagaimana bentuk metode promosi kesehatan di rumah sakit?

1.3 Tujuan

Untuk memahami pengertian dari peran, peran perawatn, promosi

kesehatan, promosi kesehatan di rumah sakit, strategi promosi kesehatan

di rumah sakit, sasaran promosi kesehatan di rumah sakit, ruang lingkup

promosi kesehatan, peluang promosi kesehatan, bentuk dan metode

promosi kesehatan di rumah sakit.

1.4 Manfaat

Untuk memahami peran perawat dalam Penerapan Permenkes No 4 Tahun

2012 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan di Rumah Sakit

Page 4: Keprop Peran Perawat

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Peran

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain

terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran

dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat

stabil (Fadli dalam Kozier Barbara, 2008).

2.2 Peran Perawat

Doheny (1982) mengidentifikasi beberapa elemen peran perawat

professional, meliputi:

1. Care giver, sebagai pemberi asuhan keperawatan;

2. Client advocate, sebagai pembela untuk melindungi klien;

3. Counsellor, sebagai pemberi bimbingan / konseling klien;

4. Educator, sebagai pendidik klien;

5. Collaborator, sebagai anggota tim kesehatan yang dituntut untuk dapat

bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain;

6. Coordinator, sebagai coordinator agar dapat memanfaatkan sumber-

sumber dan potensi klien;

7. Change agent, sebagai pembaru yang selalu dituntut untuk mengadakan

perubahan-perubahan;

8. Consultant, sebagai sumber informasi yang dapat membantu memecahkan

masalah klien.

Page 5: Keprop Peran Perawat

Gambar 1. Peran perawat

1. Care giver

Sebagai pelaku/pemberi asuhan keperawatan, perawat dapat

memberikan pelayanan keperawatan secara langsung dan tidak langsung

kepada klien, menggunakan pendekatan proses keperawatan yang

meliputi : melakukan pengkajian dalam upaya mengumpulkan data dan

informasi yang benar, menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan

hasil analisis data, merencanakan intervensi keperawatan sebagai upaya

mengatasi masalah yang muncul dan membuat langkah/cara pemecahan

masalah, melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang

ada dan melakukan evaluasi berdasarkan respon klien terhadap tindakan

keperawatan yang telah dilakukan.

ELEMENTS

COORDINATOR COUNSELOR

COLLABORATOR EDUCATOR

PATIENT ADVOCATE

CHANGE AGENT CONSULTANT

CARE GIVER

INTERPERSONAL PROCESS

Page 6: Keprop Peran Perawat

Dalam memberikan pelayanan / asuhan keperawatan, perawat

memperhatikan individu sebagai mahkluk yang holistik dan unik.

Peran utamanya adalah memberikan asuhan keperawatan kepada klien

yang meliputi intervensi / tindakan keperawatan, observasi, pendidikan

kesehatan, dan menjalankan tindakan medis sesuai dengan pendelegasian

yang diberikan.

2. Client advocate

Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara

klien dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien,

membela kepentingan klien dank lien memahami semua informasi dan

upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan pendekatan

tradisional maupun profesional. Peran advokasi sekaligus mengharuskan

perawat bertindak sebagai narasumber dan fasilitator dalam tahap

pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh

klien. Dalam menjalankan peran sebagai advokat (pembela klien) perawat

harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat dalam

pelayanan keperawatan.

Selain itu, perawat juga harus dapat mempertahankan dan melindungi

hak-hak klien

3. Counselor

Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola interaksi

klien terhadap keadaan sehat-sakitnya. Adanya pola interaksi ini

merupakan dasar dalam merencanakan metode untuk meningkatkan

kemampuan adaptasinya. Memberikan konseling/bimbingan kepada klien,

keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan sesuai prioritas.

Konseling diberikan kepada individu/keluarga dalam mengintegrasikan

pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu, pemecahan masalah

difokuskan pada masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup kearah

perilaku hidup sehat.

Page 7: Keprop Peran Perawat

4. Educator

Sebagai pendidik klien, perawat membantu klien meningkatkan

kesehatannya melalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan

keperawatan dan tindakan medik yang diterima sehingga klien/keluarga

dapat menerima tanggung jawab terhadap hal-hal yang diketahuinya.

Sebagai pendidik, perawat juga dapat memberikan pendidikan kesehatan

kepada kelompok keluarga yang beresiko tinggi, kader kesehatan, dan lain

sebagainya.

5. Collaborator

Perawat bekerjasama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam

menentukan rencana maupun pelaksanaan asuhan keperawatan guna

memenuhi kebutuhan kesehatan klien.

6. Coordinator

Perawat memanfaatkan semua sumber-sumber dan potensi yang ada,

baik materi maupun kemampuan klien secara terkoordinasi sehingga tidak

ada intervensi yang terlewatkan maupun tumpang tindih.

Dalam menjalankan peran sebagai koordinator, perawat dapat melakukan

hal-hal sebagai berikut :

a. Mengkoordinasi seluruh pelayanan keperawatan

b. Mengatur tenaga keperawatan yang akan bertugas

c. Mengembangkan sistem pelayanan keperawatan

d. Memberikan informasi tentang hal-hal yang terkait dengan pelayanan

keperawatan pada sarana kesehatan.

7. Change agent

Page 8: Keprop Peran Perawat

Sebagai pembaharu, perawat menggadakan invasi dalam cara berfikir,

bersikap, bertingkah laku dan meningkatkan keterampilan klien/keluarga

agar menjadi sehat. Elemen ini mencakup perencanaan, kerjasama,

perubahan yang sistematis dalam berhubungan dengan klien dan cara

memberikan perawatan kepada klien.

8. Consultant

Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan permintaan klien

terhadap informasi tentang tujuan keperawatan yang diberikan. Dengan

peran ini dapat dikatakan perawat adalah sumber informasi yang berkaitan

dengan kondisi spesifik klien (Kusnanto, 2004:82-87).

Menurut Lokakarya Nasional (1983), peran perawat adalah :

1. Pelaksana pelayanan keperawatan

2. Pengelola pelayanan keperawatan dan institusi pendidikan

3. Pendidik dalam keparawatan

4. Peneliti dan pengembang keperawatan

Menurut para sosiolog peran perawat adalah :

1. Peran terapeutik yaitu kegiatan yang ditujukan langsung pada

pencegahan dan pengobatan penyakit.

2. Expressive/mother substitute role yaitu kegiatan yang bersifat langsung

dalam menciptakan lingkungan dimana klien merasa aman, diterima,

dilindungi, dirawat dan didukung oleh perawat itu. Menurut Johnson dan

Mortin (1989), peran ini bertujuan untuk menghilangkan kegagalan dalam

kelompok pelayanan.

Menurut Schulman (1986), peran perawat adalah hubungan perawat dan klien

sama dengan hubungan ibu dan anak, antara lain :

1. Hubungan interpersonal disertai dengan kelembutan hati dan rasa kasih

sayang.

2. Melindungi dari ancaman dan bahaya

3. Memberi rasa nyaman dan aman

4. Memberi dorongan untuk mandiri (Ali H.Z., 2002:19-20).

Page 9: Keprop Peran Perawat

2.3 Pengertian Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan mempunyai pengertian sebagai upaya pemberdayaan

masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan diri

dan lingkungannya melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama

masyarakat, agar dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan

kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan

didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Depkes, 2005).

2.4 Tujuan Promosi Kesehatan di Rumah Sakit

Menurut (Notoatmodjo, 2005) tujuan promosi kesehatan sesuai dengan

sasaran-sasarannya yaitu :

1) Bagi Pasien :

a) Mengembangkan perilaku kesehatan (healthy behavior):

promosi kesehatan di rumah sakit mempunyai tujuan untuk

mengembangkan pengetahuan sikap dan perilaku tentang kesehatan

khususnya masalah penyakit yang diderita pasien. Apabila pengetahuan,

sikap, dan perilaku ini dipunyai oleh pasien, maka pengaruhnya antara

lain:

1. Mempercepat kesembuhan dan pemulihan pasien.

2. Mencegah terserangnya penyakit yang sama atau mencegah

kekambuhan penyakit

3. Mencegah terjadinya penularan penyakit kepada orang lain atau

keluarga.

4. Menyebarluaskan pengalamannya tentang proses penyembuhan

kepada orang lain, sehingga orang lain dapat belajar dari pasien

tersebut.

b) Mengembangkan perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan.

2) Bagi Keluarga

Page 10: Keprop Peran Perawat

Keluarga merupakan lingkungan sosial yang paling dekat dengan pasien.

Proses penyembuhan dan terutama pemulihan terjadi bukan hanya semata-

mata karena faktor Rumah Sakit, tetapi juga faktor keluarga. Oleh sebab itu

promosi kesehatan bagi keluarga pasien penting karena dapat:

a) Membantu mempercepat proses penyembuhan pasien.

b) Keluarga tidak terserang atau tertular penyakit

c) Membantu agar tidak menularkan penyakitnya ke orang lain.

3) Bagi Rumah Sakit

Pengalaman-pengalaman bagi rumah sakit yang telah melaksanakan

promosi kesehatan membuktikan bahwa mempunyai keuntungan bagi

Rumah Sakit antara lain:

a) Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit

b) Meningkatkan Citra Rumah Sakit

c) Meningkatkan angka hunian Rumah Sakit

2.5 Strategi Promosi Kesehatan Masyarakat

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2006) Strategi

Promosi kesehatan diharapkan dapat dilaksanakan secara paripurna

(komprehensif) khususnya dalam menciptakan perilaku baru. Kebijakan

Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi

kesehatan, yaitu: (1) advokasi; (2) gerakan pemberdayaan masyarakat dan; (3)

bina suasana yang diperkuat oleh kemitraan serta metode dan sarana

komunikasi yang tepat.

Advokasi menurut Hopkins dalam Notoatmodjo (2003) adalah usaha

untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui bermacam-macam bentuk

komunikasi persuasif. Advokasi diartikan sebagai upaya atau proses yang

strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari

pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Bina Suasana dijelaskan oleh

Departemen Kesehatan (2006) sebagai upaya menciptakan opini atau

lingkungan sosial yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau

Page 11: Keprop Peran Perawat

melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau

melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial di mana pun ia berada memiliki

opini yang positif terhadap perilaku tersebut. Selanjutnya pemberdayaan oleh

Notoatmodjo (2003) didefinisikan sebagai proses pemberian informasi secara

berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu

sasaran, agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar

(aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau

menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice).

Promosi kesehatan di Rumah Sakit telah diselenggarakan sejak tahun

1994 dengan nama penyuluhan kesehatan masyarakat Rumah Sakit (PKRS).

Seiring dengan perkembanganya, pada tahun 2003, istilah PKRS berubah

menjadi Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS). Berbagai kegiatan telah

dilakukan untuk pengembangan PKRS seperti penyusunan pedoman PKRS,

advokasi dan sosialisasi PKRS kepada Direktur Rumah Sakit Pemerintah,

Pelatihan PKRS, pengembangan dan Distribusi media serta pengembangan

model PKRS antara lain di Rumah Sakit Pasar Rebo di Jakarta dan

Syamsuddin, SH di Sukabumi. Namun demikian pelaksanaan PKRS dalam

kurun waktu lebih dari 15 tahun belum memberikan hasil yang maksimal dan

kesinambungannya di Rumah Sakit tidak terjaga dengan baik tergantung pada

kuat tidaknya komitmen Direktur Rumah Sakit (www.Kemenkesstandarpkrs,

2010).

Berdasarkan hal tersebut, beberapa Isu Strategi yang muncul dalam

Promosi Kesehatan di Rumah Sakit yaitu :

1. Sebagian besar Rumah Sakit belum menjadikan PKRS sebagai salah satu

kebijakan upaya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit

2. Sebagian besar Rumah Sakit belum memberikan hak pasien untuk

mendapatkan informasi tentang pencegahan dan pengobatan yang

berhubungan dengan penyakitnya

3. Sebagian besar Rumah Sakit belum mewujudkan tempat kerja yang aman,

bersih dan sehat Sebagian besar Rumah Sakit kurang menggalang

Page 12: Keprop Peran Perawat

kemitraan untuk meningkatkan upaya pelayanan yang bersifat Preventif dan

Promotif

2.6 Sasaran Promosi Kesehatan Rumah Sakit

Sasaran promosi kesehatan rumah sakit adalah masyarakat rumah sakit,

yang dikelompokkan menjadi kelompok orang yang sakit (pasien),

kelompok orang yang sehat (keluarga pasien dan pengunjung rumah

sakit), dan petugas rumah sakit. Secara rinci sasaran promosi kesehatan di

rumah sakit ini diuraikan sebagai berikut :

Penderita (pasien) pada berbagai tingkat penyakit :

Pasien yang datang kerumah sakit sangat bervariasi, baik dilihat latar

belakang sosial eonominya, maupun dilihat dari tingkat keparahan

penyakit ddan jenis pelayanan perawattan yang diperlukan. Dari sudut

tingkat penyakitnya, dibedakan menjadi pasien dengan penyakit akut,

dan pasien dengan penyakit kronis. Dari jenis pelayanan yang

diperlukan, dibedakan dengan adanya pasien rawat jalan yang tidak

memerlukan rawat inap, dan pasien rawat inap dengan indikasi

memerlukan perawatan inap. Promosi kesehatan dengan berbagai jenis

sasaran pasien ini dengan sendirinya dijadikan dasar untuk menentukan

metode dan strategi promosi atau penyuluhan.

Kelompok atau individu yang sehat

Pengunjung rumah sakit yang sehat antara lain keluarga pasien yang

mengantarkan atau menemani pasien, baik pasien rawat jalan maupun

rawat inap. Disamping itu, para tamu rumah sakit lain yang tidak ada

kaitannya langsung dengan pasien juga merupakan kelompok sasaran

yang sehat bagi promosi kesehatan di rumah sakit. Teknik dan metode

promosi kesehatan untuk kelompok sasaran ini sudah barang tentu

berbeda dengan kelompok sasaran orang sakit atau pasien. Kelompok

sasaran orang sehat di rumah sakit ini penting untuk dijasikan sasran

Page 13: Keprop Peran Perawat

promosi kesehatan, karena mereka ini akan dapat menunjang proses

penyembuhan pasien baik pada waktu masih dalam perawatan di

rumah sakit, maupun bila sudah pulang kerumah.

Petugas rumah sakit

Petugas rumah sakit secara fungsional dapat dibedakan menjadi :

petugas medis, para medis, dan non-medis. Sedangkan secara structural

dapat dibedakan menjadi : pimpinan tenaga administrasi, dan tenaga

teknis. Apa pun fungsinya dan strukturnya, semua petugas rumah sakit

mempunyai kewajiban untuk melakukan promosi kesehatan atau

penyuluhan kesehatan untuk pengunjung rumah sakit baik pasien

maupunkeluarganya, di samping tugas pokok mereka. Oleh sebab itu,

sebelum mereka melakukan promosi kepada para pasien atau keluarga

pasien, mereka harus dibekali kemampuan promosi atau penyuluhan

kesehatan. Agar para petugas rumah sakit mempunyai kemampuan

promosi atau penyuluhan, harus diberikan pelatihan tentang promosi

atau pendidikan kesehatan.

2.7 Materi Promosi Kesehatan di Rumah Sakit

Materi atau isi promosi kesehatan di rumah sakit adalah mencakup pesan-

pesan atau informasi-informasi kesehatan yang disampaikan kepada

pasien atau keluarga pasien. Materi promosi kesehatan di rumah sakit ini

dapat dikelompokkan menjadi 3 yakni :

1. Pesan kesehatan yang terkait dengan pemeliharaan dan

peningkatan kesehatan :

pesan-pesankesehatan yang terkait dengan pemeliharaandan

peningkatan kesehatan ini mencakup perilaku hidup sehat (healthy

behavior), antara lain :

a. makan dengan menu atau susunan makanan dengan gizi

seimbang, yakni keseimbangan jumlah dan susunan gizi

makanan sehari-hari. Gizi makanan yang seimbang

Page 14: Keprop Peran Perawat

berarti mengandung karbohidrat, protein, lemak,

vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup.

b. Aktivitas fisik secara rutin, termasuk olahraga.

Meskipun demikian aktivitas fisik tidak hanya dengan

olahraga. Seseorang yang setiap hari tugas atau

pekerjaannya sudah mengeluarkan tenaga seperti

berjalan kaki, mengangkat beban, mengayuh sepeda

atau becak, dan sebagainya sudah termasuk melakukan

aktivitas fisik

c. Tidak merokok atau minum minuman keras seperti

alkohol. Merokok dan alkohol dapat menyebabkan

orang kecanduan dan juga merusak kesehatan. Seperti

diketahui, rokok mengandung banyak zat racun bagi

tubuh. Tidak merokok sekurang-kurangnya dapat

mengurangi resiko untuk penyakit jantung koroner,

kanker paru-paru, hipertensi, dan sebagainya.

d. Meskipun stress adalah bagian dari kehidupan orang,

dan sering tidak dapat dihindari, namun dapat

dikendalikan atau dikelola (manajemen). Dengan

mengendalikan stress yang berkepanjangan dapat

mempengaruhi kesehatan.

e. Istirahat cukup, karena istirahat dapat mengendorkan

ketegangan-ketegangan yang dialami oleh seseorang.

Kurangnya istirahat dapat menurunkan daya tahan

tubuh, dan akhirnya mudah untuk terserang berbagai

macam penyakit, oleh sebab itu, untuk menjaga dan

mempertahankan kesehatan, seseorang perlu istirahat

yang cukup.

2. Pesan-pesan yang terkait dengan pencegahan serangan penyakit

:

Page 15: Keprop Peran Perawat

Pasien yang sudah sembuh dari suatu penyakit, bisa saja

kerumah sakit terserang penyakit yang sama kambuh). Di

samping itu, apabila penyakit itu menular maka

kemungkinan penyakit itu tertularkan kepada orang lain.

oleh sebab itu, pesan-pesan tentang pencegahan berbagai

macam penyakit perlu dikemas dalam media leaflet atau

poster. Pesan-pesan tersebut sekurang-kurangnya mencakup

:

1. Gejala atau tanda-tanda penyakit

2. Penyebab penyakit

3. Cara penularan penyakit

4. Cara pencegahan penyakit

3. Pesan-pesan yang terkait dengan proses penyembuhan dan

pemulihan.

4. Pasien yang datang ke rumah sakit, baik untuk rawat jalan atau

rawat inap, tujuan akhirnya adalah agar sembuh dari sakit

dan pulih kesehatannya. Masing-masing penyakit

mempunyai proses penyembuhan yang berbeda. Oleh sebab

itu, informasi atau pesan-pesan kesehatan yang terkait

dengan proses penyembuhan dan pemulihan itu adalah

merupakan isi promosi kesehatan di rumah sakit.

2.8 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

Adapun ruang lingkup promosi kesehatan adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan Kesehatan (perubahan perilaku)

2. Kampanye Sosialisasi (social marketing)

3. Penyuluhan (komunikasi, informasi dan edukasi)

4. Upaya peningkatan (upaya promotif)

5. Advokasi (upaya mempengaruhi lingkungan)

6. Pengorganisasian dan penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat

7. Upaya lain sesuai dengan keadaan dan kebutuhan

Page 16: Keprop Peran Perawat

2.9 Peluang Promosi Kesehatan

Banyak tersedia peluang untuk melaksanakan promosi kesehatan di RS

(Petunjuk Teknis PKRS. 2008), secara umum peluang itu dapat

dikategorikan sebagai berikut:

a. Di Dalam Gedung

Di dalam gedung RS, PKRS dilaksanakan seiring dengan pelayanan

yang diselenggarakan Rumah Sakit. Oleh karena itu dapat dikatakan

bahwa di dalam gedung terdapat peluang-peluang:

1. PKRS di ruang pendaftaran/administrasi yaitu diruang dimana

pasien/klien harus melapor/mendaftar sebelum mendapatkan

pelayanan Rumah Sakit.

2. PKRS dalam pelayanan rawat jalan bagi pasien, yaitu dipoliklinik-

poliklinik seperti poliklinik kebidanan dan kandungan, poliklinik

anak, Bedah, poliklinik mata, poliklinik bedah, penyakit dalam, THT,

dan Lain-lain.

3. PKRS dalam pelayanan rawat inap bagi pasien yaitu diruang-ruang

darurat, rawat Intensif dan rawat inap.

4. PKRS dalam pelayanan penunjang medik bagi pasien, yang terutama

di pelayanan obat apotik, pelayanan laboratorium dan pelayanan

rehabilitasi medik bahkan juga kamar mayat.

5. PKRS dalam pelayanan bagi klien (orang sehat) adalah seperti di

pelayanan KB, konseling gizi, bimbingan senam, pemeriksaan

kesehatan (Chek Up), konseling kesehatan jiwa, konseling kesehatan

remaja dan

6. PKRS diruang pemberdayaan rawat inap yaitu di ruang dimana

pasien rawat inap harus menyelesaikan pembayaran biaya rawat inap,

sebelum meninggalkan Rumah Sakit.

b. Di luar Gedung

Page 17: Keprop Peran Perawat

Di luar gedung Rumah Sakit tidak tersedia peluang untuk melakukan

PKRS. Kawasan luar gedung Rumah Sakit pun dapat dimanfaatkan

secara maksimal untuk PKRS yaitu :

1. PKRS di tempat Parkir yaitu pemamfaatan ruang yang ada di

lapangan/gedung parkir sejak dari bangunan gardu parkir sampai ke

sudut-sudut lapangan/gedung parkir.

2. PKRS di taman Rumah Sakit yaitu taman-taman yang ada di depan,

samping/sekitar maupun di dalam/halaman dalam Rumah Sakit.

3. PKRS di dinding luar Rumah Sakit

4. PKRS di kantin/warung-warung/toko-toko/kios-kios yang ada di

kawasan Rumah Sakit.

5. PKRS di tempat ibadah yang tersedia di Rumah Sakit (mesjid dan

musholla)

6. PKRS di pagar pembatas kawasan Rumah Sakit

2.10 Tempat dan Kesempatan Promosi Kesehatan Di Rumah Sakit

Pada waktu pasien akan menjalani perawatan dirumah sakit atau pasien yang

akan berobat jalan dirumah sakit, sudah barang tentu akan melalui prosedur

yang ditentukan oleh rumah sakit tersebut. Misalnya untuk pasien rawat jalan

prosedur yang dilalui sekurang-kurangnya adalah:

a. Pendaftaran

b. Masuk ke ruang tunggu

c. Masuk ke ruang pemeriksaan

d. Ke apotek atau tempat pengambilan obat

e. Pembayaran dikasir, dan seterusnya.

Di tempat-tempat atau bagian-bagian tersebut idealnya merupakan tempat-

tempat untuk dilaksanakan promosi atau penyuluhan kesehatan, terkait dengan

pelayanan yang diberikan. Namun demikian tidak semua titik pelayanan

tersebut efektif untuk dilakukan promosi kesehatan. Tempat-tempat atau

bagian-bagian pelayanan rumah sakit yang potensial dilakukan promosi

kesehatan, antara lain sebagai berikut:

Page 18: Keprop Peran Perawat

1. Diruang tunggu

Diruang tunggu rumah sakit, baik ruang tunggu penggilan periksa dokter,

ruang tunggu obat, dan sebagainya, adalah kesempatan yang baik untuk

melakukan penyuluhan kesehatan. Karena pada umumnya, di ruang itulah

pasien atau pengantar pasien berkumpul dalam waktu relatif lama untuk

menunggu giliran pemeriksaan atau memperoleh obat. Di ruang ini dapat

dilakukan penyuluhan langsung atau ceramah kesehatan, atau dilakukan

penyuluhan tidak langsung, misalnya menggunakan rekaman radio kaset atau

video kaset. Pasien atau pengantar pasien diruang tunggu pada umumnya

merasa jenuh dan gelisah untuk menunggu giliran pemanggilan. Waktu ini

dapat dimanfaatkan dengan diberikan informasi-informasi atau pesan-pesan

kesehatan untuk mencegah kejenuhan atau kegelisahan pasien atau keluarga

pasien tersebut.

Disamping itu, diruang tunggu juga disediakan leaflet-leaflet atau selembaran-

selembaran yang dapat dibaca atau dibawa oleh pasien atau keluarga pasien.

Leaflet atau selembaran yang berisikan pesan-pesan atau informasi-informasi

terkait dengan penyakit-penyakit tertentu. Demikian pula pada dinding-

dinging ruang tunggu perlu ditempel poster-poster yang berisikan pesan-pesan

kesehatan.

2. Dikamar pasien

Dikamar periksa dokter, dokter gigi atau bidan, merupakan tempat dan

kesempatan yang baik memberikan pesan-pesan kesehatan, khususnya yang

terkait dengan masalah kesehatan atau penyakit pasien. Sambil memeriksa

pasien atau setelah selesai memeriksa pasien, petugas kesehatan atau dokter

dapat menjelaskan tentang penyakit yang diderita pasien, penyebabnya,

perjalanan penyakitnya, cara penularannya, cara pencegahannya, dan

pengobatan yang diberikan. Pasien dalam kondisi sakit dan ingin segera

sembuh dari penyakitnya, apabila diberikan pesan-pesan, informasi-informasi

atau anjuran-anjuran yang berkaitan dengan penyakitnya, akan lebih mudah

mematuhi atau menjalankannya dibanginkan kalau mereka dalam keadaan

sehat. Seorang dokter yang sedang memeriksa pasien, atau sedang

Page 19: Keprop Peran Perawat

memberikan konsultasi dapat sekaligus memberikan informasi-informasi atau

penyuluhan kesehatan, khususnya tentang penyakit yang diderita oleh

pasiennya.

Untuk menunjang promosi atau penyuluhan kesehatan pada kesempatan-

kesempatan ke rumah sakit tersebut, seyogianya diruang periksa dilengkapi

dengan alat-alat peraga atau gambar-gambar terkait dengan penyakit tertentu.

Misalnya: kerangka manusia, pantom, gambar-gambar anatomi tubuh, gambar

jenis-jenis makanan bergizi, skema perjalanan suatu penyakit, gambar-gambar

atau model makanan bergizi dan sebagainya.

3. Diruang perawatan

Diruang perawatan peran perawat sangat penting karena ditempat ini, perawat

mempunyai waktu yang relatif banyak untuk berkomunikasi dengan pasien,

disbanding dengan petugas lain. Perawat di ruang rawat berkewajiban untuk

memberikan obat, melayani kebutuhan pasien yang lain seperti makan,

minum, membantu ke kamar mandi, dan sebagainya. pada kesempatan-

kesempatan itulah, perawat dapat menyampaikan pesan-pesan dan, atau

anjuran-anjuran yang harus dipatuhi oleh pasien dalam rangkan proses

penyembuhannya.

Seorang perawat pada waktu mengambil sampel darah, pada waktu mengukur

tekanan darah pasien, dan sebaginya, dapat sekaligus memberikan penyuluhan

kesehatan terkait dengan yang dihadapi oleh pasien tersebut.

2.11 Bentuk Metode Promosi Kesehatan Di Rumah Sakit

Istilah atau nama “Rumah Sakit”” di Indonesia memang tidak menguntungkan

dari segi promosi kesehatan. Karena rumah sakit yang merupakan terjemahan

dari bahasa Belanda membeikan kesan yang tidak menyenangkan,

menyeramkan, sakit, tidak enak dan tidak nyaman. Di negara-negara maju,

rumah sakit disebut Hospital atau keramahtamahan, sehingga bertentangan

dengan kesan rumah sakit seperti disebutkan di atas. Oleh sebab itu, promosi

kesehatan di rumah sakit seyogyanya menciptakan kesan rumah sakit tersebut

Page 20: Keprop Peran Perawat

menjadi tempat yang menyenangkan, tempat untuk beramah tamah, dan

sebagainya. Untuk mengubah kesan tersebut seyogyanya bentuk atau pola

promosi kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Pemberian Contoh

Tahap pertama yang diperlukan untuk mengubah kesan rumah sakit

yang menyeramkan tersebut adalah dengna menampilkan bangunan

fisik dan fasilitas rumah sakit itu antara lain:

a. Bangunan dan lingkunga rumah sakit yang bersih dan rapi. Cat

bangunan rumah sakit tidak harus putih seperti biasanya atau

pada umumnya. Ruangan atau kamar perawatan dapat

menggunakana cat yang warna-warni. Dari hasil penelitian

mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, membuktikan

bahwa pasien yang dirawat di ruangan yang dicat berwarna,

lebih cepat sembuh dibandingkan dengan pasien yang dirawat

di ruangan yang hanya bercat putih.

b. Kamar mandi dan WC harus bersih dan tidak menimbulkan bau

tidak enak, tetapi justru berbau wangi. Air bersih seharusnya

mengalir dengan lancar dan cukup sebagai sarana umtuk

kebersihan kamar mandi dan WC.

c. Tersedianya tempat sampah di mana-mana, baik di luar ruangan

maupun di dalam ruangan. Rumah sakit yang kurang

menyediakan tempat sampah yang cukup, berarti tidak

menjadikan rumah sakit itu kondusif untuk berperilaku bersih

bagi pasien dan pengunjung lainnya.

d. Tersedianya taman hidup atau kebun di sekitar rumah sakit.

Taman yang indah atau kebun bunga di rumah sakit dapat

menghilangkan kesan yang kesring, sakit, yang kurang ramah

dan formal seperti perkantoran. Taman di rumah sakit akan

menimbulkan yang sejuk, sehat, senyum dan ramah.

e. Petugas atau karyawan rumah sakit sangat penting untuk

menimbukan kesan kesehatan, kebersihan, dan kesan

Page 21: Keprop Peran Perawat

keramahtamahan. Oleh sebab itu, kebersihan dan cara

berpakaian petugas rumah sakit, terutama dokter dan perawat

yang secara langsung berkontak dengan pasien adalah perlu

dijaga dan dipertahankan supaya tetap bersih dan rapi. Biasanya

petugas rumah sakit terutama dokter dan perawat berpakaian

putih sebagai lambang kebersihan. Namun hal-hal seperti itu,

pada saat sekarang tidak dapat dipertahankan. Karena,

meskipun berpakaian putih tetapi kebersihan pemakainya

kurang. Oleh sebab itu, pakaian petugas rumah sakit saat ini

tidak harus putih, tetapi yang lebih penting adalah kebersihan

dan kerapian pakaian tersebut.

2. Penggunaan media

Media promosi atau penyulhan kesehatan di rumah sakit merupakan

alat bantu dalam menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada para

pasien dan pengunjungan rumah sakit lainnya. Media promosi yang

layak digunakan di rumah sakit di antaranya dalam bentuk: leaflet,

flayer atau selebaran, poster, dan spanduk, serta dalam bentuk media

elektronik, yakni radio kaset dan video kaset. Leaflet dan flyer yang

berisikan pesan-pesan kesehatan penyakit, gizi, sanitasi lingkungan,

dan sebagainya, adalah suatu bentuk promosi menggunkaan media.

Leaflet dan selebaran didistribusikan atau disediakan di ruang-ruang

tunggu , atau di lobi rumah sakit agar mudah dijangkau oleh para

pengunjung rumah sakit.

Media elektronik, baik radio kaset maupun video kaset yang berisi

pesan kesehatan bagi pasien dan keluarga pasiendapat digunakan di

ruang-ruang tunggu atau ruang rawat inap. Khusus media elektronik

yang digunakan di ruang-ruang rawat inap antara lain penggunaan

sound system yang dikendalikan dari ruang tertentu dapat

menyampaikan pesan-pesan dalam rangka proses penyembuhan pasien

di ruang rawat. Di samping itu, melalui media elektronik ini juga dapat

Page 22: Keprop Peran Perawat

digunakan untuk program musik, dan siraman rohani untuk menghibur

dan memperkuat iman para penderita atau pasien.

3. Promosi atau penyuluhan langsung

Menyuluhan langsung dapat dilakukan secara terstruktur atau

terprogram, tetapi juga dapata dilakukan secara tidak terstruktur atau

tidak terprogram. Penyuluhan langsung secara terprogram harus

direncanakan secara baik, dan ditangani oleh petugas yang khusus

mempuntai kemampuan di bidang promosi kesehatan, khususnya

media. Bentuk program promosi langsung tidak terprogram dapat

dilakukan oleh para etugas media dan para media yang langsung

berhadapan dengan pasien.

Berdasarkan sasaran promosi kesehatan, bentuk promosi kesehatan

dapat dilakukan secara:

a. Individual

Penyuluhan atau promosi kesehatan secara individual dilakukan

dalam bentuk konseling. Konseling dilakukan oleh dokter,

perawat, atau petugas gizi terhadap pasien atau keluarga pasien

yang mempunyai masalah kesehatan khusus, atau penyakit

yang dideritanya.

b. Kelompok

Promosi atau penyuluhan langsung dengan sasaran kelompok

dilakukan di ruang tunggu bagi penyakit-penyakit sejenis,

misalnya ruang tunggu penyakit dalam, ruang tunggu penyakit

THT, ruang tunggu bagian anak, dan sebagainya. Penyluhan

langsung kelompok juga dapat dilaksanakan dengan

mengumpulkan pasien dengan kasus sejenis di ruangan

tertentu. Metode penyuluhan kelompok, seperti ceramah,

diskusi kelompok, simulasi, dan bermain peran (role play) tepat

digunakan dalam promosi kesehatan ini.

c. Massa

Page 23: Keprop Peran Perawat

Bagi seluruh pengunjung rumah saki, baik pasien maupun

keluarga pasien dan tamu rumah sakit, adalah sasaran promosi

kesehatan dalam bentuk ini. Promosi kesehatan dengan sasaran

semacam ini perlu penyesuaian bentuk promosi kesehatannya

adalah dengan menggunakan metode penyuluhan massa, seperti

pengunaan poster dan spanduk.

Seperti halnya promosi kesehatan di tatanan-tatanan lainnya, pada

umumnya promosi kesehatan dengan menggunakan metode langsung dan

metode tidak langsung.

a. Secara langsung

Metode penyuluhan langsung digunakan pada waktu

pentuluhan langsung, yakni apabila antara sasaran (pasien dan

keluarga pasien) bertatap muka dengan petugas kesehatan

sebagai promotor kesehatan. Oleh karena itu, metode yang

digunakan adalah ceramah, diskusi kelompok, dan bermain

peran.

b. Secara tidak langsung

Promosi atau penyuluhan secara tidak langsung berarti

menggunakan media, dan antara petugas promosi kesehatan

tidak dapat bertatap muka dengan pasien atau keluarga pasien

sebagai clients. Oleh sebab itu, maka metode promosi secara

tidak langsung ini selalu menggunakan media atau alat bantu

pendidikan atau promosi, mislanya leaflet, booklet, selebaran,

poster, radio kaset, video kaset, dan sebagainya.

Page 24: Keprop Peran Perawat

2.12Kaitan Promosi Kesehatan Rumah Sakit dengan Peran Perawat

1. Peran perawat dalam PKRS di ruang pendaftaran/administrasi :

Client advocate

Coordinator

Pengelola pelayanan keperawatan

2. Peran perawat dalam PKRS di pelayanan rawat jalan bagi pasien yaitu di

poliklinik :

Care giver

Client advocate

Educator

Counselor

Collaborator

Coordinator

Pelaksana pelayanan keperawatan,

3. Peran perawat dalam dalam PKRS di pelayanan rawat inap bagi pasien

yaitu diruang-ruang rawat darurat, rawat intensif, rawat inap:

Care giver

Client advocate

Educator

Counselor

Collaborator

Coordinator

Change agent

Consultant

Pelaksana pelayanan keperawatan

Pengelolaan pelayanan keperawatan

Peran terapeutik

Expressive/mother substitute role

Hubungan interpersonal

Melindungi dari ancaman dan bahaya

Memberi rasa nyaman dan aman

Memberi dorongan untuk mandiri

4. Peran perawat dalam PKRS di pelayanan penunjang medic bagi pasien,

yaitu terutama di pelayanan obat/apotik, pelayanan laboraturium, dan

pelayanan rehabilitasi medic, bahkan juga kamar mayat:

Collaborator

Page 25: Keprop Peran Perawat

Consultant

Hubungan interpersonal disertai dengan kelembutan hati dan rasa

kasih sayang.

Memberi rasa nyaman dan aman

5. Peran perawat dalam PKRS di pelayanan bagi klien (orang sehat) seperti

di pelayanan kb, konseling gizi, bimbingan senam, check up:

Consultant

Collaborator

Counselor

Educator

Change agent

Melindungi dari ancaman dan bahaya

Memberi dorongan untuk mandiri

6. Peran perawat dalam PKRS di ruang pembayaran rawat inap:

Coordinator

Client advocate

Page 26: Keprop Peran Perawat

BAB III

KASUS

3.1 Data

Kegiatan Promkes RS Sinjai

Penyuluhan berkelompok di Rawat inap

Rumah sakit daerah Sinjai berada di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan, sebagai rumah sakit dengan tipe C, Rumah Sakit Sinjai terus  berupaya meningkatkan mutu pelayanan di antaranya melalui peningkatan promosi kesehatan. PKRS di bentuk dengan tujuan dapat meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong diri sendiri serta mengembangkan kegiatan yang bersumber dari masyarakat sesuai sosial budaya setempat.Maka dr. Andi Suryanto Asapa selaku direktur rumah sakit umum sinjai memandang perlu pembentukan Tim promosi kesehatan. Awal terbentuk PKRS pada akhir juli 2012 dan kemudian di lakukan revisi SK Tim PKRS pada bulan november 2012 serta menetapkan tujuan ,kebijakan,struktur dan sosialisasi PKRS kepada seluruh pegawai RS   seiring dengan beragamnya kegiatan yang di lakukan oleh PKRS.

Page 27: Keprop Peran Perawat

Penyuluhan berkelompok di Rawat inap (kelompok TB)

Kegiatan – kegiatan yang di lakukan PKRS antara lain penyuluhan kepada petugas,pembesuk, serta Penyuluhan berkelompok tentang pengendalian penyakit di rawat inap dengan sasaran pasien atau penjaga pasien. Adapun kegiatan rutin yang di lakukan adalah gerakan cuci tangan massal yang di lakukan setiap hari di masing- masing unit pelayanan dimana penanggung jawab PKRS di unit mengajak semua petugas,pasien,keluarga pasien untuk mencuci tangan yang baik dan benar sesuai 6 langkah mencuci tangan. kegiatan ini di lakukan sebagai bentuk peran PKRS dalam pengendalain dan penyebaran infeksi. Ada juga kegiatan fisik bersama direktur berupa pembentukan klub sepeda KS3 (komunitas sepeda sehat sinjai) kegiatannya berupa sepeda lintas alam atau sepeda santai.Dengan adanya program PKRS ini ,seluruh petugas di Rumah sakit umum daerah

sinjai semakin mengerti tentang PKRS dan meningkatkan peran dan kapasitas

mereka terutama dalam berbagi informasi kesehatan yang di bagikan kepada

pasien,keluarga dan pengunjung rumah sakit. Sementara itu untuk media-media

promosi kesehatan tersedia berbagai poster tentang penyakit, himbauan dan

ajakan untuk tetap berperilaku hidup bersih dan sehat serta selebaran hasil

penyuluhan yang bisa di bawa pulang.

Page 28: Keprop Peran Perawat

Penyuluhan berkelompok di Rawat inap ( kelompok Asi Eksklusif )

Kedepannya partisipasi seluruh jajaran dan petugas rumah sakit umum daerah

Sinjai di harapkan untuk peningkatan pelayanan PKRS demi tercapainya mutu

pelayanan rumah sakit sinjai sesuai motto “ONE HEART FOR EXCELENT

SERVIS....MARI BERBAGI INFORMASI KESEHATAN DAN SEHAT

BERSAMA KAMI DI PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT SINJAI”

Kegiatan cuci tangan massal yang rutin  dilaksanakan setiap hari sebelum memulai

pelayanan di tiap unit.

Page 29: Keprop Peran Perawat

Loundry dan Cleaning servise ( CS ) melakukan cuci tangan massal sebelum

kegiatan rutin

Salah satu kegiatan PKRS adalah sosialisasi cuci tangan kepada pasien,petugas

dan  pengunjung RS.

3.4 Analisa Data

Page 30: Keprop Peran Perawat

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, dapat kami simpulkan

bahwa promosi kesehatan di rumah sakit telah di atur dalam Permenkes No 4

Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Di Rumah

Sakit, yang di dalamnya menjelaskan mengenai peluang, strategi dan

pendukung pelaksanaan promosi kesehatan di rumah sakit. Pada aspek

pendukung pelaksanaan promosi kesehatan, terdapat poin sumber daya, baik

itu sumber daya manusia maupun sarana. Sumber daya manusia mencakup

semua petugas rumah sakit yang melayani pasien, termasuk perawat.

Perawat di rumah sakit memiliki peran-peran yang telah dijelaskan oleh

Doheny, Lokakarya, para sosiolog, dan terakhir menurut Schulman (1986).

Kaitan antara peran-peran perawat tersebut dengan pelaksanaan promosi

kesehatan di rumah sakit di kategorikan berdasarkan peluang promosi

kesehatan, yaitu peluang PKRS di dalam gedung dan PKRS di luar gedung.

Peran perawat didominasi pada peluang PKRS di dalam gedung karena lebih

sering adanya interaksi langsung dengan sasaran promosi kesehatan itu

sendiri.

4.2 Saran

Kami selaku penyusun hanya mengambil data yang bersumber dari media

elektronik sehingga data yang diperoleh kurang lengkap, maka diharapkan

kepada penyusun makalah untuk selanjutnya melakukan penelitian langsung

kerumah sakit yang dituju agar memperoleh data yang kongkret dan dapat

melihat langsung penerapan promosi kesehatan di rumah sakit tersebut.

Page 31: Keprop Peran Perawat

DAFTAR PUSTAKA

Ali H.Z., 2002, Dasar-Dasar Keperawatan Profesional, Widya Medika: Jakarta.

Kusnanto, 2004, Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional, EGC:

Jakarta

Permenkes No 4 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Di

Rumah Sakit

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27588/4/Chapter%20II.pdf