hubungan keuangan pusat-daerah di indonesia u kn

21
Hubungan Keuangan Pusat – Daerah di Indonesia Achmad Lutfi

Upload: blogg-ing-en-web-programming

Post on 29-Sep-2015

24 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Hubungan Keuangan Pusat Daerah di Indonesia

Hubungan Keuangan Pusat Daerah di IndonesiaAchmad LutfiPerspektif Hubungan Keuangan Pusat - Daerah (1)Pengertian yang didasari oleh pengalaman sejarah atau ideologi yang melihat bahwa keberadaan daerah sudah ada sejak negara didirikan. Negara merupakan kumpulan atau terdiri dari daerah-daerah dan daerah dianggap sebagai unit/unsur yang sangat penting. Maka hubungan pusat-daerah dilihat sebagai bagian dari keuangan daerah secara menyeluruh, karena lebih mementingkan daerah-daerah (daerah otonom).Perspektif Hubungan Keuangan Pusat - Daerah (2)Pengertian yang dilatarbelakangi oleh konsep negarakesatuan. Sebuah negara dibagi-bagi menjadi beberapa daerah yang lebih kecil. Kekuasaan terletak di pusat, jika memungkinkan dapat dibagi ke daerah. Keuangan daerah merupakan bagian hubungan keuangan pusat-daerah.Konsep Hubungan Keuangan Pusat - Daerah dan Perimbangan Keuangan Pusat - DaerahHubungan Keuangan Pusat-Daerah Konsep Perimbangan Keuangan Pusat-Daerah Ada multi-level pemerintah.Fungsi dan sumber keuangan.Peran daerah sebagai perpanjangan pusat untuk pelayanan penduduk setempat (Wilayah Administrasi).Peran daerah sebagai lembaga penyalur aspirasi dan ungkapan identitas penduduk setempat (Daerah Otonom).Konsep Hubungan Keuangan Pusat - Daerah dan Perimbangan Keuangan Pusat - DaerahHubungan Keuangan Pusat-Daerah Konsep Perimbangan Keuangan Pusat-Daerah Dengan batas menentukan tarif. Diberi keleluasaan untuk menghimpun pajak daerah dan retribusi daerah sendiri untuk memperoleh penerimaan dan keleluasaan dan untuk menentukan tarifnya sendiri.Konsep Hubungan Keuangan Pusat - Daerah dan Perimbangan Keuangan Pusat - DaerahHubungan Keuangan Pusat-Daerah Konsep Perimbangan Keuangan Pusat-Daerah Bantuan spesifik.Bagi hasil pajak.Bantuan untuk mengimbangi kekurangan berdasarkan perkiraan Pusat.Block grant tanpa pengendalian.Justifikasi Campur Tangan Pemerintah Pusat dalam Pemerintahan di Daerah Kekhawatiran mengenai persatuan nasional dan kekuataan-kekuatan yang dapat memecah belah.Memelihara keseimbangan politik dan keadilan dalam pembagian sumber daya antar daerah (Jawa - luar Jawa).Pemerintah pusat ingin tetap memegang kendali yang erat atas kebijaksanaan pembangunan ekonomi.Penerimaan dari hasil minyak bumi yang melimpah di era 1970-an (Oil Boom).

Kontra Justifikasi Campur Tangan Pemerintah Pusat di Daerah Wilayah yang sangat luas melahirkan berbagai tantangan, antara lain di sektor perhubungan, pengetahuan tentang keadaan setempat, dan pengendalian yang efektif.Hambatan budaya dan fisik terhadap pengendalian dari pusat dan terutama sifat tidak suka pertentangan, yang menghambat pelaksanaan instruksi dari pusat.Kebijaksanaan pemerintah pusat sering membutuhkan pula sumbangan sumber daya daerah yang tidak selalu berbentuk uang.Penerimaan Pokok DaerahPsl. 2, UU No. 32/1956Pajak Daerah; Retribusi Daerah; Hasil Perusahaan Daerah; Pendapatan Negara yang diserahkan ke daerah; Ganjaran; Subsidi; Bantuan.Psl. 3, UU No. 25/1999 PAD; Dana Perimbangan; Pinjaman; Lain-lain penerimaan yang sah Psl. 5, UU No. 33/2004Pendapatan Daerah (PAD, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendaptan) dan Pembiayaan (sisa lebih perhitungan anggaran daerah, penerimaan pinjaman daerah, dana cadangan daerah, dan hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan).Sumber Penerimaan Pemerintah DaerahPendapatan Daerah (Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, lain-lain pendapatan yang sah).Pembiayaan (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran, Penerimaan Pinjaman Daerah, Dana Cadangan Daerah, Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan).Pendapatan Asli DaerahUU No. 32/1956 Pajak daerah; Retribusi daerah; Hasil perusahaan daerah; Pendapatan sah yang diatur undang-undang; (Pendapatan dinas) UU No. 25/1999 Pajak daerah; Retribusi daerah; Hasil perusahaan milik daerah; Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; Lain-lain pendapatan daerah yang sah.UU No. 33/2004Pajak daerah; Retribusi daerah; hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; lain-lain PAD yang sah (hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, dan komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah).Pendapatan Asli DaerahPajak Daerah.Retribusi Daerah.Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah (hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, komisi, potongan atau bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah).Pajak DaerahTax AssignmentTax Sharing (by formula atau by origin)Penyerahan Pajak kepada DaerahUU No. 32/1956 (Psl. 3) dan PP No. 3/1967Daerah Tingkat I (Pajak Verponding Pajak Jalan Pajak Potong Hewan).Daerah Tingkat II (Pajak Verponding Indonesia, Pajak Jalan, Pajak Potong Hewan, Pajak Kopra, Pajak Pembangunan I ).

UU No. 16/1968Pajak Bangsa AsingPajak RestoranBea Balik Nama Kendaraan Bermotor Retribusi DaerahRetribusi Jasa Umum.Retribusi Jasa Usaha.Retribusi Perizinan Tertentu.Dana PerimbanganDana Bagi Hasil.Dana Alokasi Umum.Dana Alokasi Khusus.Bagi Hasil Pajak dan Bukan PajakBagi Hasil Pajak :Pajak Bumi dan BangunanBea Perolehan Hak Atas Tanah dan BangunanPajak Penghasilan (PPh) Psl. 25 dan Psl. 29 Wajib Pajak Pribadi Dalam Negeri dan PPh Psl. 21.Bagi Hasil Pajak dan Bukan PajakBagi Hasil Sumber Daya Alam :Kehutanan.Pertambangan Umum.Perikanan.Pertambangan Minyak Bumi.Pertambangan Gas Bumi.Pertambangan Panas Bumi.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian Dana Alokasi UmumJumlah Penduduk.Luas Wilayah.Indeks Kemahalan Konstruksi.Produk Domestik Regional Bruto per kapita.Indeks Pembangunan Manusia.

Sudut Pandang Hubungan Keuangan Pusat - Daerah (berdasarkan peranan Pemda)Daerah mempunyai tujuan politik.Tujuan pemda yang hanya bersifat tata usaha dan ekonomi.Jalan tengah.