power point kn

Upload: tiara-qalbu-dhuafa

Post on 12-Oct-2015

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Potret anak jalanan di kota makassar

Potret anak jalanan di kota makassarOleh Kelompok Widyastuti MansuariNurul AmaliahPutri SariDwi Milang SariLatar BelakangSeperti yang telah diketahui dalam UUD 1945 Pasal 34 Ayat 1 yang berbunyi Fakir Miskin dan anak - anak yang terlantar dipelihara oleh negara. Dalam UUD 1945 tersebut telah dijelaskan bahwa anak-anak jalanan dan para Fakir Miskin dipelihara oleh negara, namun pada kenyataannya jumlah rakyat miskin dari tahun ketahun mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena kurangnya perhatian dari pemerintah untuk mengatasi masalah ini sehingga menimbulkan masalah dalam perekonomian negara yang tidak mengalami perubahan.TujuanPenulisan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh usaha pemerintah dalam mengatasi masalah perekonomian negara khususnya di wilayah Makassar.Sumber dataBerdasarkan dari beberapa Jurnal dan Artikel-artikel mengenai perekonomian dan Kondisi para Fakir Miskin terutama Potret Anak Jalanan.Identifikasi Masalah

Rumusan masalahBagaimana potret anak jalanan di kota Makassar ?Bagaimana kondisi anak jalanan di kota Makassar ?Apa penyebab maraknya anak jalanan ?Bagaimana kondisi pendidikan anak jalanan kota Makassar ?Bagaimana upaya pemerintah dalam pemberdayaan anak jalanan di kota Makassar ?Pembahasan MasalahBerkaitan dengan anak jalanan, umumnya mereka berasal dari keluarga yang pekerjaannya berat dan ekonominya lemah. Anak jalanan tumbuh dan berkembang dengan latar kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya berperilaku negatif (Mangkoesapoetra, 2005). Melihat profesi atau pekerjaan orang tua para anak jalanan, hal ini mengindikasikan bahwa anak jalanan tersebut terkendala dalam berbagai hal terutama bagi anak jalanan yang masih menempuh pendidikan atau mengenyam pendidikan, karena banyak biaya yang harus dipenuhi. Dengan kondisi demikian para anak-anak mengambil inisiatif untuk mencari sendiri untuk pemenuhan kebutuhannya sendiri, selain itu karena kondisi ekonomi orang tua yang terhimpit sehingga sebagian para orang tua menyuruh anaknya untuk mencari uang menjadi anak jalanan demi pemenuhan kebutuhan keluarganya.Rumusan Masalah I (Potret anak jalanan dikota makassar)

Rumusan Masalah II (kondisi anak jalanan dikota makassar)Frekuensi anak jalanan untuk bertemu kedua orang tuanya yaitu 38,0% anak jalanan tidak pernah sama sekali bertemu dengan orang tuanya, yang selalu bertemu dengan orang tuanya sebanyak 45,0%, sementara anak jalanan yang bertemu ornag tuanya hanya sekali setahun yaitu sebanyak 12,0%, dan yang bertemu 2 tahun sekali dan 3 tahun sekali masing-masing sebanyak 4,0% dan 1,0%. Minimnya frekuensi anak jalanan bertemu dengan orang tuanya disebabkan karena sebagian besar anak jalanan adalah warga pendatang di Kota Makassar. Bahkan yang memprihatinkan lagi karena 38,0% anak jalanan tidak pernah bertemu dengan orang tuanya, hal ini dikarenakan sebagian besar orang tua menelantarkan anaknya.Karena tidak semua anak jalanan adalah warga Kota Makassar, sebagian dari luar kota masuk ke kota menekuni profesi sebagai anak jalanan. Namun ada waktu-waktu tertentu dia akan kembali tempat tinggalnya atau rumah orang tuanya, dimana anak jalanan yang pulang setiap hari yaitu sebesar 37,0%, yang pulang seminggu sekali sebesar 19,0%, sementara yang pulang sebulan sekali yaitu sebesar 12,0%, dan pulan pada saat hari raya besar sebesar 32,0%.Rumusan Masalah III(Penyebab Maraknya Anak jalanan di Makassar)Penyebab maraknya anak jalanan di Makassar yaitu karena adanya faktor ekonomi keluarga yang tidak bisa menghidupi keluarganya. Hal ini menyebabkan anak-anak jalanan ini berupaya untuk mencari penghasilan sendiri demi untuk membantu keluarganya maupun untuk dirinya sendiri.Rumusan Masalah IV(Kondisi Pendidikan Anak-anak jalanan di kota makassar)Ishaq (2000) mengemukakan bahwa upaya pemberdayaan kepada anak-anak jalanan seyogyanya terus digalakkan melalui berbagai penyelenggaraan program pendidikan luar sekolah (misalnya : Kejar Paket A, Kejar Paket B, Kejar Usaha, bimbingan belajar dan ujian persamaan, pendidikan watak dan agama, pelatihan olahraga dan bermain, sinauwisata, pelatihan seni dan kreativitas, kampanye, forum berbagi rasa, dan pelatihan taruna mandiri). Setelah dilakukan survei dengan wawancara dan menggunakan bantuan quisioner terhadap 100 anak jalanan di Kota Makassar, ternyata dari responden anak jalanan tersebut 85,0% anak jalanan mau berhenti berprofesinya saat ini yang ditekuni sebagai anak jalanan, sementara yang tetap mau menggeluti profesinya saat ini yaitu sebesar 10,0%, sedangkan 5,0% responden menjawab tidak tahu.Rumusan Masalah V(Upaya pemberdayaan anak jalanan yang dilakukan pemerintah)Upaya pemerintah kota dalam mengatasi anak jalanan di Kota Makassar harus berhadapan dengan lingkungan masyarakat dengan berbagai unsur penopangnya. Dukungan peraturan perundang-undangan serta kebijakan penanggulangan maupun pemberdayaan yang dilaksanakan oleh pemerintah kota masih harus disinergikan dengan kondisi sosial kemasyarakatan di daerah ini. Berbagai faktor yang selama ini dianggap sebagai persoalan klasik yang memunculkan anak jalanan memerlukan perhatian serius sehingga efektifitas dari kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah kota dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.KesimpulanHasil penelitian menunjukkan bahwa ternyata anak jalanan di Kota Makassar berprofesi sebagai : peminta-minta (38,0%), penjual Koran (14,0%), calo kendaraan (13,0%), penyewa payung (12,0%), pengamen (11,0%), pemulung (6,0%), penyemir sepatu (4,0%), dan mencuci kendaraan (2,0%).Anak jalanan di Kota Makassar memang umumnya berkelompok dan tempat tinggalnya berada pada lokasi-lokasi tertentu yaitu berada pada lokasi yaitu tinggal di daerah kumuh, di tengah-tengah perkotaan, di wilayah perumahan, di sekitar daerah kawasan tol, dan tinggal di kampung.Penyebab anak-anak dalam rumah tangga berubah menjadi profesi anak jalanan diakibatkan karena sebagian besar orang tuanya tidak mampu lagi untuk membiayai kebutuhan sekolahnya (35,0%), sebagian lagi karena anak-anak diarahkan oleh seorang calo yang mengkoordinir mereka (26,0%), orang tuanya menyuruh anaknya untuk mencari uang untuk membantu kebutuhan keluarganya (15,0%), disebabkan karena kemauan sendiri (16,0%), dan yang ikut-ikut sesama teman yaitu 8,0% .Faktor ketidakharmonisan anggota keluarga juga menjadi penyebab anak-anak dalam rumah tangga akan turun ke jalan sebagai anak jalanan sebesar 47,0%, akibat terhimpitnya kondisi ekonomi sebesar 25,0%, sementara anak terpengaruh akibat kondisi lingkungan disekitarnya yaitu sebesar 23,0%, dan hanya 5,0% anak menjadi anak jalanan akibat pergaulan bebas 85,0% anak jalanan mau berhenti berprofesinya dan yang tetap menggeluti profesinya sebesar 10,0%.

saranKeberadaan anak jalanan sebagai suatu permasalahan perkotaan perlu untuk mendapatkan perhatian serius dari semua pihak, terutama bagi instansi / dinas pemerintahan yang terkait dalam pengambilan kebijakan mengenai anak jalanan.Daftar PustakaRamandhana Niko. 2010. Gepeng, Anak Jalanan, Pemerintah, dan UUD 1945 Pasal 34 Ayat 1. http://politik.kompasiana.com/2010/01/17/gepeng-anak-jalanan-pemerintah-dan-uud-1945-pasal-34-ayat-1/Tsunami Jay. 2012. Kondisi anak jalanan kota makassar yang butuh perhatian lagi http://anjalkotamakassar.blogspot.com/2012/05/kondisi-anak-jalanan-kota-makassar-yang.htmlHusniah. 2011. Identifikasi Penyebab Maraknya Anak Jalanan Dan Solusi Penangannya Di Kota Makassar. http://fisipunsamakassar.blogspot.com/2011/05/identifikasi-penyebab-maraknya-anak.htmlTerima kasih