persentasi kn (1)
TRANSCRIPT
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
1/36
TUGAS KELOMPOK
SISTEM POLITIK DAN
KETATAANEGARAAN INDONESIA
DISUSUN OLEH :
Prodi : Matematika
KELO MPOK 5
REZKI SETIAWAN B
AINUN MAWADDAH ABDAL
FREDERIX BETTANG
ASDAR
ANGGIPRAMITRA
NURUL TAQWIN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
2/36
2
PENGERTIAN POLITIK, STRATEGI DAN POLITIK
STRATEGI NASIONAL (POLSTRANAS).
1.Pengertian Politik.Kata politik secara etimologis berasal dari bahasa
Yunani yaitu "Politeai". "Politeai"berasal dari kata
"polis"yang berarti kesatuan masyarakat yang berdiri
sendiri, yaitu negara dan "teai"yang berarti urusan.
Bahasa Indonesia menerjemahkan dua kata Bahasa
Inggris yang berbeda yaitu "politics" dan "policy"
menjadi satu kata yang sama yaitu politik. Politics
adalah suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara
dan alat yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
atau cita-cita tertentu. Policy diartikan kebijakan,
adalah penggunaan pertimbangan-pertimbangan
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
3/36
3
yang dianggap dapat lebih menjamin tercapainya
suatu usaha, cita-cita atau keinginan atau tujuan yang
dikehendaki. Politik secara umum adalah bermacam-
macam kegiatan dalam suatu sistem politik (negara)
yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan
dari sistem tersebut dan melaksanakan tujuan-tujuan
tersebut, meliputi Pengambilan Keputusan (decision
making), mengenai apakah yang menjadi tujuan dari
sistem politik itu menyangkut seleksi antara beberapa
alternatif dan penyusunan skala prioritas dari tujuan-
tujuan yang telah dipilih. Untuk melaksanakan tujuan-
tujuan itu perlu ditentukan Kebijaksanaan-
kebijaksanaan Umum (public policies) yang
menyangkut pengaturan dan pembagian dari
sumber-sumber dan resources yang ada. Untuk
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
4/36
4
melaksanakan kebijaksanaan-kebijaksanaan itu perlu
memiliki kekuasaan (power) dan wewenang
(authority), yang digunakan untuk membina
kerjasama dan untuk menyelesaikan konflik yang
timbul dalam proses ini. Hal itu dilakukan baik
dengan cara meyakinkan (persuasif) maupun paksaan
(coercion). Tanpa adanya unsur paksaan maka
kebijaksanaan hanya merupakan perumusan
keinginan (statement of intent) belaka. Dari uraian
tersebut diatas, politik membicarakan hal-hal yang
berkaitan dengan :
- Negara;- Kekuasaan;- Pengambilan Keputusan;- Kebijakan;
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
5/36
5
- Distribusi dan alokasi sumber daya;a.Negara
Negara adalah suatu organisasi dalam suatu
wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang sah
dan ditaati oleh rakyatnya. Boleh dikatakan negara
merupakan bentuk masyarakat yang paling utama
dan negara merupakan organisasi politik yang
paling utama dalam suatu wilayah yang berdaulat.
b.KekuasaanKekuasaan adalah kemampuan seseorang atau
kelompok untuk mempengaruhi tingkah laku
seseorang atau kelompok lain sesuai dengan
keinginnannya. Dalam politik perlu diperhatikan
bagaimana kekuasaan itu diperoleh, dilaksanakan
dan dipertahankan.
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
6/36
6
c.Pengambilan KeputusanPengambilan Keputusan sebagai aspek utama dari
politik, dan dlam pengambilan keputusan perlu
diperhatikan siapa pengambil keputusan itu dan
untuk siapa keputusan itu dibuat. Jadi politik adalah
pengambilan keputusan melalui sarana umum.
Keputusan yang diambil menyangkut sektor publik
dari suatu negara.
d.Kebijakan UmumKebijakan (policy) merupakan suatu kumpulan
keputusan yang diambil seseorang atau kelompok
politik dalam rangka memilih tujuan dan cara
mencapai tujuan itu. Dasar pemikirannya adalah
bahwa masyarakat memiliki beberapa tujuan
bersama yang ingin dicapai secara bersama pula
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
7/36
7
oleh karena itu diperlukan rencana yang mengikat
yang dirumuskan dalam kebijakan-kebijakan oleh
pihak yang berwenang.
e.DistribusiDistribusi adalah pembagian dan penjatahan nilai-
nilai (Values) dalam masyarakat. Nilai adalah
sesuatu yang diinginkan, atau yang penting dengan
demikian nilai harus dibagi secara adil. Jadi politik
itu membicarakan bagaimana pembagian dan
pengalokasian nilai-nilai secara mengikat.
2.Pengertian StrategiKata strategi berasal dari kata "strategia" berasal
dari bahasa Yunani yang berarti "the art of
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
8/36
8
general" atau seni seorang panglima yang biasa
digunakan dalam peperangan.
Karl Von Clausewitz (1780-1831) berpendapat
bahwa startegi adalah pengetahuan tentang
penggunaan pertempuran untuk memenangkan
peperangan. Sedangkan perang itu sendiri
merupakan kelanjutan dari politik.
Dalam abad modern sekarang ini penggunaan
kata strategi tidak lagi terbatas pada konsep atau
seni seorang panglima dalam peperangan saja,
akan tetapi sudah digunakan secara luas termasuk
dalam ilmu ekonomi maupun di bidang olah raga.
Arti strategi dalam pengertian umum adalah cara
untuk mendapatkan kemenangan atau tercapainya
suatu tujuan termasuk politik.
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
9/36
9
Dengan demikian kata strategi tidak hanya
menjadi monopoli para jenderal atau bidang
militer saja, tetapi telah meluas ke segala bidang
kehidupan. Strategi pada dasarnya merupakan seni
dan ilmu yang menggunakan dan
mengembangkan kekuatan-kekuatan (ideologi,
politik, ekonomi, sos bud dan hankam) untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
10/36
10
3.Pengertian Politik Dan Strategi Nasional(Polstranas)
a.Pengertian Politik NasionalPolitik Nasional adalah asas, haluan, usaha serta
kebijaksanaan negara tentang pembinaan
(perencanaan, pengembangan, pemeliharaan
dan pengendalian) serta penggunaan secara
kekuatan nasional untuk mencapai tujuan
nasional. Dalam melaksanakan politik nasional
maka disusunlah strategi nasional. Misalnya
strategi jangka penedek, jangka menengah dan
jangka panjang. Strategi Nasional adalah cara
melaksanakan politik nasional dalam mencapai
sasaran-sasaran dan tujuan yang ditetapkan
oleh politik nasional.
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
11/36
11
b.Dasar Pemikiran Penyusunan Politik DanStrategi Nasional
Dasar pemikirannya adalah pokok-pokok pikiran
yang terkandung dalam sistem manajemen
nasional yang berlandaskan ideologi Pancasila,
UUD 1945, Wawasan Nusantara dan Ketahanan
Nasional. Landasan pemikiran dalam sistem
manajemen nasional ini penting artinya
karenadidalamnya terkandung dasar negara,
cita-cita nasional dan konsep strategis bangsa
Indonesia.
c.Penyusunan Politik Dan Strategi NasionalPolitik dan strategi nasional yang telah
berlangsung selama ini disusun berdasarkan
sistem kenegaraan menurut UUD 1945. Sejak
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
12/36
12
tahun 1985 telah berkembang pendapat dimana
jajaran pemerintah dan lembaga-lembaga yang
tersebut dalam UUD 1945 disebut sebagai
"Suprastruktur Politik", yaitu MPR, DPR, Presiden,
BPK dan MA. Sedangkan badan-badan yang ada
dalam masyarakat disebut sebagai "Infrastruktur
Politik", yang mencakup pranata-pranata politik
yang ada dalam masyarakat, seperti partai
politik, organisasi kemasyarakatan, media massa,
kelompok kepentingan (interest group) dan
kelompok penekan (pressure group). Antara
suprastruktur dan infrastruktur politik harus
dapat bekerja sama dan memiliki kekuatan yang
seimbang.
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
13/36
13
d.Mekanisme penyusunan politik dan strateginasional ditingkat suprastruktur politik diatur
oleh Presiden (mandataris MPR).
Dalam melaksanakan tugasnya ini presiden
dibantu oleh lembaga-lembaga tinggi negara
lainnya serta dewan-dewan yang merupakan
badan koordinasi seperti Dewan Stabilitas
Ekonomi Nasional, Dewan Pertahanan
Keamanan Nasional, Dewan Tenaga Atom,
Dewan Penerbangan dan antariksa Nasional RI,
Dewan Maritim, Dewan Otonomi Daerah dan
dewan Stabitas Politik dan Keamanan.
Sedangkan proses penyusunan politik dan
strategi nasional di tingkat suprastruktur politik
dilakukan setelah Presiden menerima GBHN,
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
14/36
14
selanjutnya Presiden menyusun program
kabinetnya dan memilih menteri-menteri yang
akan melaksanakan program kabinet tersebut.
Program kabinet dapat dipandang sebagai
dokumen resmi yang memuat politik nasional
yang digariskan oleh presiden.
Jika politik nasional ditetapkan Presiden (mandataris
MPR) maka strategi nasional dilaksanakan oleh para
menteri dan pimpinan lembaga pemerintah non
departemen sesuai dengan bidangnya atas petunjuk
dari presiden. Apa yang dilaksanakan presiden
sesungguhnya merupakan politik dan strategi
nasional yang bersifat pelaksanaan, maka di dalamnya
sudah tercantum program-program yang lebih
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
15/36
15
konkrit untuk dicapai, yang disebut sebagai
Sasaran Nasional.
Proses politik dan strategi nasional di infrastruktur
politik merupakan sasaran yang akan dicapai oleh
rakyat Indonesia dalam rangka pelaksanaan strategi
nasional yang meliputi bidang ideologi, politik,
ekonomi, sos bud dan hankam.Sesuai dengan
kebijakan politik nasional maka penyelenggara negara
harus mengambil langkah-langkah untuk melakukan
pembinaan terhadap semua lapisan masyarakat
dengan mencantumkan sebagai sasaran sektoralnya.
Melalui pranata-pranata politik masyarakat ikut
berpartisipasi dalam kehidupan politik nasional.
Dalam era reformasi saat ini peranan masyarakat
dalam mengontrol jalannya politik dan strategi
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
16/36
16
nasional yang telah ditetapkan MPR maupun yang
dilaksanakna oleh presiden sangat besar sekali.
Pandangan masyarakat terhadap kehidupan politik,
ekonomi, sos bud maupun hankam akan selalu
berkembang hal ini dikarenakan oleh:
- Semakin tingginya kesadaran bermasyarakatberbangsa dan bernegara.
- Semakin terbukanya akal dan pikiran untukmemperjuangkan haknya.
- Semakin meningkatnya kemampuan untukmenentukan pilihan dalam pemenuhan
kebutuhan hidup.
- Semakin meningkatnya kemampuan untukmengatasi persoalan seiring dengan semakin
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
17/36
17
tingginya tingkat pendidikan yang ditunjang
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Semakin kritis dan terbukanya masyarakatterhadap ide-ide baru.
STRATIFIKASI POLITIK NASIONAL
Berdasarkan stratifikasi dari politik nasional
dalam negara RI, sebagai berikut:
1.Tingkat Penentu Kebijakan Puncak.a.Tingkat kebijakan puncak meliputi kebijakan
tertinggi yang lingkupnya menyeluruh secara
nasional yang mencakup : penentuan UUD,
penggarisan masalah makro politik bangsa
dan negara untuk merumuskan tujuan
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
18/36
18
nasional (national goals) berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945. Kebijakan puncak ini
dilakukan oleh MPR dengan hasil
rumusannya dalam berbagai GBHN dengan
Ketetapan MPR.
b.Dalam hal-hal dan keadaan tersebut yangmenyangkut kekuasaan kepala negara seperti
tercantum dalam pasal 10 s/d 15 UUD 1945,
maka dalam penentu tingkat kebijakan
puncak ini termasuk pula kewenangan
Presiden sebagai Kepala Negara. Bentuk
hukum dari kebijakan nasional yang
ditentukan oleh Kepala negara itu dapat
dikeluarkan berupa: Dekrit, Peraturan atau
Piagam Kepala Negara.
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
19/36
19
2.Tingkat Kebijakan Umum.a.Tingkat kebijakan umum merupakan tingkat
kebijakan di bawah tingkat kebijakan puncak,
yang lingkupnya juga menyeluruh nasional
dan berupa penggarisan mengenai masalah-
masalah makro strategis guna mencapai
tujuan nasional dalam situasi dan kondisi
tertentu. Hasil-hasilnya dapat berbentuk :
- Undang-Undang yang kekuasaan
pembuatannya terletak ditangan Presiden
dengan persetujuan DPR (UUD 1945 pasal 5
(1))atau Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang (Perpu) dalam hal ihwal
kegentingan yang memaksa.
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
20/36
20
- Peraturan Pemerintah untuk mengatur
pelaksanaan Undang-Undang yang
wewenang penerbitannya berada di tangan
Presiden (UUD 1945 pasal 5 (2)).
- Keputusan atau Instruksi Presiden yang
berisi kebijakan-kebijakan penyelenggaraan
pemerintahan yang wewenang
pengeluarannya berada di tangan Presiden
dalam rangka pelaksanaan kebijakan
nasional dan perundang-undangan yang
berlaku (UUD 1945 pasal 4 (1)).
- Dalam keadaan tertentu dapat pula
dikeluarkan Maklumat Presiden.
3.Tingkat Penentu Kebijakan Khusus.
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
21/36
21
Kebijakan khusus merupakan penggarisan
terhadap suatu bidang utama (major area)
pemerintah sebagai penjabaran terhadap
kebijakan umum guna merumuskan strategi,
administrasi, sistem dan prosedur dalam bidang
utama tersebut.
Wewenang kebijakan khusus terletak pada
Menteri, berdasarkan dan sesuai dengan
kebijakan pada tingkat diatasnya. Hasilnya
dirumuskan dalam bentuk Peratuan Menteri
atau Instruksi Menteri dalam bidang
pemerintahan yang dipertanggungjawabkan
kepadanya. Dalam keadaan tertentu dapat
dikeluarkan pula Surat Edaran Menteri.
4.Tingkat Penentu Kebijakan Teknis.
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
22/36
22
Kebijakan teknis meliputi penggarisan dalam
suatu sektor dibidang utama tersebut diatas
dalam bentuk prosedur dan teknis untuk
mengimplementasikan rencana, program dan
kegiatan.
Wewenang pengeluaran kebijakan teknis terletak
ditangan Pimpinan Eselon Pertama Departemen
Pemerintahan dan Pimpinan Lembaga-Lembaga
Non Departemen. Hasil penentuan kebijakan
dirumuskan dalam bentuk Peraturan, Keputusan
atau Instruksi Pimpinan Lemabaga Non
Departemen atau Direktorat Jenderal dalam
masing-masing sektor atau segi administrasi
yang dipertanggungjawabkan kepadanya.
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
23/36
23
Didalam tata laksana pemerintahan, Sekretaris
Jenderal (Sekjen) sebagai pembantu utama
Menteri bertugas untuk mempersiapkan dan
merumuskan kebijakan khusus Menteri dan
Pimpinan Rumah Tangga Departemen. Selain itu
Inspektur Jenderal dalam suatu Departemen
berkedudukan sebagai Pembantu Utama Menteri
dalam penyelenggaraan pengendalian ke dalam
Departemen. Ia mempunyai wewenang pula
untuk mempersiapkan kebijakan khusus Menteri.
5.Kekuasaan Membuat Aturan Di Daerah.Kekuasaan membuat aturan di daerah dikenal
dua macam:
a.Penentuan kebijakan mengenai pelaksanaanPemerintahan Pusat di daerah yang wewenang
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
24/36
24
pengeluarannya terletak pada Gubernur,
dalam kedudukannya sebagai Wakil
Pemerintahan Pusat Di Daerah yuridiksinya
masing-masing, bagi daerah tingkat I pada
Gubernur dan bagi daerah tingkat II pada
Bupati atau Wali Kota. Perumusan hasil
kebijakan tersebut dikeluarkan dalam
keputusan dan instruksi Gubernur untuk
propinsi dan instruksi Bupati atau Wali Kota
untuk kabupaten atau kota madya.
b.Penentuan kebijakan pemerintah daerah(otonom) yang wewenang pengeluarannya
terletak pada Kepala Daerah dengan
persetujuan DPRD. Perumusan hasil kebijakan
tersebut diterbitkan sebagai kebijakan daerah
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
25/36
25
dalam bentuk Peraturan Daerah Tingkat I atau
II, keputusan dan instruksi Kepala Daerah
Tingkat I atau II.
Menurut kebijakan yang berlaku sekarang,
maka jabatan Gubernur dan Bupati atau Wali
Kota dan Kepala Daerah Tingkat I atau II
disatukan dalam satu jabatan yang disebut
Gubernur/Kepala Daerah Tingkat I,
Bupati/Kepala Daerah Tingkat II atau Wali
Kota/Kepala Daerah Tingkat II.
POLITIK PEMBANGUNAN NASIONAL DAN
MANAJEMEN NASIONAL
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
26/36
26
Politik merupakan cara untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan politik
bangsa Indonesia telah tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.
Tujuan politk bangsa Indonesia harus dapat dirasakan
oleh rakyat Indonesia, untuk itu pembangunan di
segala bidang perlu dilakukan. Dengan demikian
pembangunan nasional harus berpedoman pada
Pembukaan UUD 1945 alenia ke-4.
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
27/36
27
Makna Pembangunan Nasional
Pembangunan Nasional merupakan usaha
peningkatan kualitas manusia dan masyarakat secara
berkelanjutan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Manajemen Nasional
Sistem manajemen Nasional merupakan perpaduan
antara tata nilai struktur dan proses untuk mencapai
kehematan daya guna dan hasil guna sebesar
mungkin dalam menggunakan sumber dana dan
daya nasional demi mencapai tujuan nasional. Sebuah
sistem sekurang-kurangnya harus dapat menjelaskan
unsur, struktur, proses, fungsi, serta lingkungan yang
mempengaruhinya.
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
28/36
28
OTONOMI DAERAH
Konsep otonomi luas, nyata, dan bertanggung
jawab tetap seperti yang dirumuskan saat ini yaitu
memberdayakan daerah, termasuk masyarakatnya,
mendorong prakarsa dan peran serta, masyarakat
dalam proses pemerintahan dan pembangunan.
Pemerintahan juga tidak lupa untuk lebih
meningkatkan efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas
penyelanggaraan fungsi-fungsi seperti pelayanan,
pembangunan dan perlindungan terhadap
masyarakat dalam ikatan NKRI. Asas-asas
penyelenggaraan pemerintahan seperti desentralisasi,
dekonsentrasi, dan tugas pembantuan,
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
29/36
29
diselenggarakan secara proposional sehingga saling
menjunjung.
Melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003
tentang Pemilihan Umum anggota Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah. Komisi Pemilihan Umum
Daerah(KPUD) provinsi, kabupaten, dan kota diberikan
kewenangan sebagai penyelenggara pemilihan kepala
daerah. Agar penyelenggaraan pemilihan dapat
berlangsung dengan baik, maka DPRD membentuk
panitia pengawasan. Kewenangan KPUD provinsi,
kabupaten, dan kota dibatasi sampai dengan
penetapan calon terpilih dengan berita acara yang
selanjutnya KPUD menyerahkan kepada DPRD untuk
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
30/36
30
diproses pengusulannya kepada Pemerintah guna
mendapatkan pengesahan.
Dalam UU No.32 Tahun 2004 terlihat adanya
semangat untuk melibatkan partisipasi publik. Di satu
sisi, pelibatan publik(masyarakat) dalam pemerintahan
atau politik lokal mengalami peningkatan luar biasa
dengan diaturnya pemilihan kepala daerah(Pilkada)
langsung. Dari anatomi tersebut, jelaslah bahwa revisi
yang dilakukan terhadap UU No.22 Tahun 1999
dimaksudkan untuk menyempurnakan kelemahan-
kelemahan yang selama ini muncul dam pelaksanaan
otomoni daerah. Sekilas UU No.32 Taun 2004 masih
menyisakan banyak kelemahan, tetapi harus diakui
pula banyak peluang dari UU tersebut untuk
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
31/36
31
menciptakan good govemance (pemerintahan yang
baik).
IMPLEMENTASI POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL
YANG MENCAKUP BIDANG-BIDANG
PEMBANGUNAN NASIONAL
1.Visi dan Misi GBHN 1999-2004Visi politik dan strategi nasional yang tertuang
dalam GBHN 1999-2004 adalah terwujudnya
masyarakat yang damai, demokratis, berkeadilan
dan sejahtera dalam wadah negara kesatuan RI.
Implementasi Polstranas di Bidang Hukum
1.Mengembangkan budaya hukum nasional disemua lapisan masyarakat.
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
32/36
32
2.Menegakkan hukum secara konsisten.3.Menyelenggarakan proses pengadilan secara
cepat, mudah dan terbuka.
Implementasi Polstranas di Bidang Ekonomi
1.Mengembangkan sistem eknomi kerakyatanyang bertumpu pada mekanisme pasar
2.Meningkatkan pembangunan danpemeliharaan sarana dan prasarana
3.Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenagakerja
Implementasi Polstranas di Bidang Politik
a.Politik Dalam Negeri
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
33/36
33
Memperkuat keberadaan dan kelangsungan
negara kesatuan RI.
Menyempurnakan UUD 45
Meningkatkan pendidikan politik secara
intensif dan komprehensif kepada
masyarakat
b.Politik Luar Negri Meningkatkan kualitas dan kinerja aparatur
luar negri
Meningkatkan kualitas diplomasi
Meningkatkan kerjasama dalam segala
bidang dengan negara tetangga
Komunikasi, Informasi dan Media Massa
Meningkatkan pemanfaatan peran
komunikasi
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
34/36
34
Meningkatkan kualitas komunikasi di
berbagai bidang
Meningkatkan peran pers yang bebas
Pendidikan
Meningkatkan kemampuan akademis,
profesionalisme dan jaminan kesejahteraan
para pendidik
Melakukan pembaruan sistem pendidikan
Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan
Mengembangkan kualitas sumber daya
manusia sedini mungkin.
Implementasi di bidang pertahanan dan
keamanan
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
35/36
35
1.Menata Tentara Nasional Indonesia sesuaiparadigma baru.
2.Mengembangkan kemampuan sistempertahanan keamanan rakyat semesta yang
bertumpu pada kekuatan rakyat dengan
Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara
Repuiblik Indonesia sebagai kekuatan utama.
3.Meningkatkan kualitas keprofesionalanTentara Nasional Indonesia, meningkatkan
rasio kekuatan komponen utama serta
mengembangkan kekuatan pertahanan
keamanan nega
4.Menuntaskan upaya memandirikan KepolisianNegara Republik Indonesia dalam rangka
-
8/2/2019 Persentasi Kn (1)
36/36
pemisahan dari Tentara Nasional Indonesia
secara bertahap dan berlanjut.