hubungan asupan vitamin a dan vitamin c dengan...

72
HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN INFEKSI OPORTUNISTIK PADA ORANG DENGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (ODHIV) DI BALAI REHABILITASI SOSIAL BAHAGIA MEDAN KARYA TULIS ILMIAH FESTIANA GLORYA SIMANJUNTAK P01031116022 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI DIPLOMA III 2019

Upload: others

Post on 12-Aug-2020

17 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C

DENGAN INFEKSI OPORTUNISTIK PADA

ORANG DENGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (ODHIV)

DI BALAI REHABILITASI SOSIAL BAHAGIA MEDAN

KARYA TULIS ILMIAH

FESTIANA GLORYA SIMANJUNTAK

P01031116022

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

2019

Page 2: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C

DENGAN INFEKSI OPORTUNISTIK PADA

ORANG DENGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (ODHIV)

DI BALAI REHABILITASI SOSIAL BAHAGIA MEDAN

Karya Tulis Ilmiah diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan

Program Studi Diploma III di Jurusan Gizi

Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

FESTIANA GLORYA SIMANJUNTAK

P01031116022

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

2019

Page 3: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul : Hubungan Asupan Vitamin A dan Vitamin C

Dengan Infeksi Oportunistik Pada Orang

Dengan Human Immunodeficiency Virus

(ODHIV) Di Balai Rehabilitasi Sosial Bahagia

Medan

Nama Mahasiswa : Festiana Glorya Simanjuntak

NIM : P01031116022

Program Studi : Diploma III

Menyetujui :

Ginta Siahaan, DCN, M.Kes Pembimbing Utama/Ketua Penguji

Urbanus Sihotang, SKM, M.Kes Rohani Retnauli Simanjuntak, S.Gz, M.Gizi Anggota Penguji I Anggota Penguji II

Mengetahui Ketua Jurusan

Dr. Oslida Martony, SKM. M.Kes NIP. 196403121987031003

Tanggal Lulus: 15 Februari 2019

Page 4: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

iv

ABSTRAK

FESTIANA GLORYA SIMANJUNTAK “HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN INFEKSI OPORTUNISTIK PADA ORANG DENGAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (ODHIV) DI BALAI REHABILITASI SOSIAL BAHAGIA MEDAN” (DIBAWAH BIMBINGAN GINTA SIAHAAN, DCN, M.Kes)

HIV adalah Ribonucleic acid (RNA) retrovirus yang menyebabkan AIDS. Setelah terinfeksi HIV, status gizi bisa menurun sehingga menyebabkan penurunan kekebalan tubuh dan membuat perkembangan HIV semakin cepat. Infeksi oportunistik merupakan infeksi penyerta yang umum diderita ODHIV dan organ-organ tubuh manusia yang dapat terserang infeksi oportunistik, seperti saluran napas, saluran pencernaan, neurologis, kulit, dan lain sebagainya. Asupan Vitamin A berpengaruh pada fungsi sistem kekebalan tubuh. Vitamin C memiliki peran dalam meningkatkan daya tahan terhadap infeksi. Sehingga kecukupan asupan vitamin A dan vitamin C berperan membantu menekan infeksi oportunistik.

Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui hubungan asupan vitamin A dan vitamin C dengan infeksi oportunistik pada ODHIV di Balai Rehabilitasi Sosial Bahagia Medan.

Penelitian ini bersifat Observasional dengan desain Cross sectional dan data dianalisis menggunakan Uji korelasi pearson untuk mengetahui hubungan asupan vitamin A dan vitamin C dengan infeksi oportunistik pada ODHIV di Balai Rehabilitasi Sosial Bahagia Medan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan asupan vitamin A dan vitamin C dengan infeksi oportunistik pada ODHIV di Balai Rehabilitasi Sosial Bahagia Medan. Diharapkan penelitian ini dapat sebagai media informasi untuk Orang dengan HIV.

Kata kunci : Asupan Vitamin A, Asupan Vitamin C, Infeksi Oportunistik, ODHIV.

Page 5: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

v

ABSTRACT

FESTIANA GLORYA SIMANJUNTAK "CORRELATION BETWEEN VITAMIN A AND VITAMIN C INTAKE WITH OPORTUNISTIC INFECTION IN PEOPLE WITH HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS AT BAHAGIA SOCIAL REHABILITATION CENTER OF MEDAN" (CONSULTANT: GINTA SIAHAAN, DCN, M.Kes)

HIV is a Ribonucleic acid (RNA) retrovirus that causes AIDS. After being infected with HIV, nutritional status can decrease, causing a decrease in immunity and make the development of HIV faster. Opportunistic infections are comorbid infections commonly suffered by people with HIV and human organs that can be attacked by opportunistic infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin A intake affects the function of the immune system. Vitamin C has a role in increasing resistance to infection. So that adequate intake of vitamin A and vitamin C plays role in helping suppress opportunistic infections.

The general objective of this study was to determine the relationship between vitamin A and vitamin C intake with opportunistic infection in ODHIV at Balai Rehabilitasi Sosial Bahagia Medan.

This research is observational with cross sectional design and data were analyzed using pearson correlation test to determine correlation between vitamin A and vitamin C intake with opportunistic infections in people with HIV at Bahagia Social Rehabilitation Center in Medan.

The results showed that there was correlation between vitamin A and vitamin C intake with opportunistic infections in people with HIV at Bahagia Social Rehabilitation Center in Medan. It is hoped that this research can be an information media for people with HIV.

Keywords: Vitamin A intake, Vitamin C intake, Opportunistic infections, People with HIV.

Page 6: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Hubungan Asupan Vitamin

A dan Vitamin C dengan Infeksi Opportunistik pada Orang dengan Human

Immunodeficiency Virus (ODHIV) di Balai Rehabilitasi Sosial Bahagia

Medan”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak

mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada

kesempatan ini dengan ketulusan hati maka penulis menyampaikan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Oslida Martony, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi

Politeknik Kesehatan Medan

2. Bapak Ginta Siahaan, DCN, M.Kes selaku pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu dengan penuh kesabaran memberikan

bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis.

3. Bapak Urbanus Sihotang, SKM, M.Kes, selaku penguji I dan Ibu

Rohani Retnauli Simanjuntak, S.Gz, M.Gizi selaku penguji II yang telah

banyak memberi masukan dan saran kepada penulis.

4. Bapak Sri Wibowo selaku kepala Balai Rehabilitasi dan seluruh

pengurus yang sudah memberikan ijin lokasi untuk melakukan

penelitian.

5. Kedua orang tua tercinta, Bapak Ganefo Simanjuntak dan Ibu

Rinauli Tobing. Terimakasih atas dukungan, baik moral maupun

moril dan kasih sayang serta doa-doa yang tidak dapat terbalas.

6. Kepada saudara/i dari penulis, Richat Gohi Simanjuntak, Ade

Yohana Simanjuntak, dan Ruhut Simanjuntak yang telah

memberikan motivasi dan dukungan kepada saya.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih ada

kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan sumbang saran dari semua

pihak dalam penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis

Page 7: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

vii

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... iii

ABSTRAK ........................................................................................ iv

ABSTRACT ...................................................................................... v

KATA PENGANTAR ......................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xii

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah........................................................... 3

C. Tujuan penelitian ............................................................. 4

1. Tujuan Umum ............................................................ 4

2. Tujuan Khusus ........................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ........................................................... 4

1. Bagi Penulis ............................................................... 4

2. Bagi Penerima Manfaat di Panti Sosial (ODHIV) ........ 4

3. Bagi Pemerintahan ..................................................... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 6

A. HIV/AIDS........................................................................ 6

1. Defenisi HIV-AIDS .................................................... 6

2. Tanda dan Gejala ..................................................... 6

3. Cara Penularan ......................................................... 7

4. Perjalanan HIV .......................................................... 7

a. Stadium Inkubasi ................................................. 7

b. Stadium Awal ...................................................... 8

c. Stadium Tenang (Window Period) ....................... 8

d. Stadium AIDS (Full Blown) .................................. 8

Page 8: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

viii

5. Patogenesis .............................................................. 8

B. Infeksi Oportunistik ......................................................... 9

C. Vitamin Antioksidan ........................................................ 10

1. Vitamin A .................................................................. 10

a. Pengertian ........................................................... 10

b. Fungsi Vitamin A ................................................. 10

c. Sumber Vitamin A ................................................ 10

d. Kebutuhan Vitamin A ........................................... 11

e. Akibat kekurangan dan kelebihan ........................ 12

2. Vitamin C .................................................................. 12

a. Pengertian ........................................................... 12

b. Fungsi Vitamin C ................................................. 12

c. Sumber Vitamin C ............................................... 12

d. Kebutuhan Vitamin C ........................................... 13

e. Akibat kekurangan dan kelebihan ........................ 14

D. Hubungan Asupan Vitamin A dan Vitamin C dengan Infeksi

Opportunistik .................................................................. 14

E. Pengukuran Asupan Zat Gizi Dengan Metode Recall 24 Jam 15

1. Pengertian ................................................................ 15

2. Prosedur Recall 24 Jam ............................................ 15

3. Kelebihan metode Recall 24 Jam.............................. 15

4. Kekurangan metode Recall 24 Jam .......................... 16

F. Kerangka Konsep ........................................................... 16

G. Defenisi Operasional ...................................................... 17

H. Hipotesis Penelitian ........................................................ 18

BAB III. METODE PENELITIAN........................................................ 19

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian.......................................... 19

B. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................... 19

C. Populasi dan Sampel ..................................................... 19

1. Populasi .................................................................... 19

2. Sampel .................................................................... 19

D. Jenis dan Pengumpulan data ......................................... 19

Page 9: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

ix

1. Jenis Data ................................................................. 19

2. Cara pengumpulan data ........................................... 20

a. Sebelum penelitian .............................................. 20

b. Saat penelitian ..................................................... 20

1) Data primer .................................................... 20

2) Data sekunder ................................................ 21

E. Pengolahan dan Analisa Data ........................................ 22

1. Pengolahan Data ...................................................... 22

a. Data asupan vitamin A dan vitamin C .................. 22

b. Data Infeksi Oportunistik ...................................... 22

2. Analisis data ............................................................. 22

a. Analisis univariat .................................................. 22

b. Analisis bivariat.................................................... 22

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 24

A. Gambaran Umum Lokasi ............................................... 24

B. Gambaran Karakteristik Sampel ..................................... 25

1. Jenis Kelamin Sampel .............................................. 25

2. Umur Sampel ............................................................ 26

3. Pendidikan Sampel ................................................... 27

4. Kategori Kadar CD4 .................................................. 28

C. Nilai Rata-rata Asupan Vitamin A dan Vitamin C ............ 29

D. Nilai Rata-rata Infeksi Oportunistik ................................. 30

E. Hubungan Asupan Vitamin A dengan Infeksi Oportunistik 31

F. Hubungan Asupan Vitamin C dengan Infeksi Oportunistik 32

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 34

A. Kesimpulan .................................................................... 34

B. Saran ............................................................................. 34

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 36

LAMPIRAN ...................................................................................... 41

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Page 10: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

x

1. AKG Vitamin A di Indonesia ........................................................ 11

2. AKG Vitamin C di Indonesia ........................................................ 13

3. Defenisi Operasional ................................................................... 17

4. Nilai Rata-rata Asupan Vitamin A dan Vitamin C pada ODHIV .... 29

5. Nilai Rata-rata Infeksi Oportunistik .............................................. 30

6. Hubungan Asupan Vitamin A dengan Infeksi Oportunistik ........... 31

7. Hubungan Asupan Vitamin C dengan Infeksi Oportunistik ........... 32

Page 11: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Konsep ........................................................................ 16

2. Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin ............................ 25

3. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur .......................................... 26

4. Distribusi Sampel Berdasarkan Pendidikan ................................. 27

5. Distribusi Sampel Berdasarkan Kadar CD4 ................................. 28

Page 12: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Master Tabel ............................................................................... 41

2. Distribusi Frekuensi ..................................................................... 43

3. Hasil Uji Statistik .......................................................................... 45

4. Informed consent ......................................................................... 48

5. Kuisioner Penelitian ..................................................................... 49

6. Formulir Infeksi Oportunistik ........................................................ 50

7. Hasil Food Recall 24 jam Asupan Vitamin A dan Vitamin C ....... 51

8. Surat Pernyataan ........................................................................ 54

9. Daftar Riwayat Hidup................................................................... 55

10. Lembar Bukti Bimbingan Karya Tulis Ilmiah ................................ 56

11. Bukti Bimbingan Karya Tulis Ilmiah ............................................. 57

12. Dokumentasi ............................................................................... 59

13. Surat Keterangan ........................................................................ 60

14. Persetujuan KEPK Tentang Pelaksana Penelitian Bidang Kesehatan 61

Page 13: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang

menyerang sistem imun tubuh sedangkan Acquired Immune Deficiency

Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang diakibatkan karena

menurunnya sistem imun tubuh karena terinfeksi virus HIV (Dinkes, 2016).

HIV adalah Ribonucleic acid (RNA) retrovirus yang menyebabkan AIDS

(Darmadi, 2012). Setelah terinfeksi HIV, status gizi bisa menurun sehingga

menyebabkan penurunan kekebalan tubuh dan membuat perkembangan

HIV semakin cepat (Duggal, 2012 dalam Nawan, 2017)

Di dunia penemuan kasus HIV (Human Immunodeficiency Virus)

pada tahun 2016 terdata sekitar 31,1 juta-43,9 juta manusia yang hidup

dengan HIV dan pada tahun 2017 bertambah sekitar 1,4 juta-2,4 juta

kasus baru. Prevalensi kasus HIV tahun 2017 di Negara bagian timur

Eropa dan Asia Tengah jumlahnya sama, yaitu berada diantara 1,3 juta-

1,6 juta penduduk negara tersebut yang hidup dengan HIV (UNAIDS,

2018). Sedangkan di Indonesia prevalensi kasus HIV pada tahun 2017

jumlah kasus baru ada sebanyak 33.660 (Kemenkes, 2018).

Laporan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2017 menemukan kasus

HIV baru di Bali sebanyak 1.931, Papua sebanyak 3.046 dan Jawa Barat

sebanyak 4.208. Sedangkan di Provinsi Sumatera Utara ditemukan yaitu

sebanyak 1.469, lebih rendah dibandingkan dengan prevalensi daerah

Bali, Papua dan Jawa Barat (Kemenkes, 2018). Pada tahun 2018 data

dari Ketua Yayasan Medan Plus pemberdayaan ODHA di wilayah

Sumatera Utara ada mencapai 5000 orang dengan kasus HIV yang sudah

terdata namun belum dapat ditanggulangi dengan baik. Melihat dari

prevalensi yang cukup besar di beberapa daerah di Indonesia dapat

dikatakan bahwa masalah HIV sekarang ini seperti fenomena gunung es.

Prevalensi Kota Medan jumlah kasus baru HIV positif di Tahun

2016 sebanyak 453 kasus (Dinkes, 2016). Berdasarkan informasi dari

Page 14: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

2

salah satu Rumah Sakit di Medan yang menangani kasus HIV/AIDS yaitu

Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia, jumlah ODHA yang terdaftar pada

tahun 2017 terdapat 79 orang, 8 orang diantaranya telah meninggal dunia

dan pada tahun 2018 terdapat 72 orang, 15 orang diantaranya telah

meninggal dunia.

Virus HIV sendiri menyerang reseptor permukaan sel T Cluster of

Diferrent 4 (CD4) atau Limphosit T yang ada pada tubuh manusia. Sel T

CD 4 tersebut merupakan sel imunitas yang ada pada tubuh manusia dan

indikator penentuan status imunitas ODHA. Kadar CD4 normal dalam

tubuh manusia berada diantara 500-1500 sel/uL (Pohan, 2006). Jumlah

CD4 yang menurun menunjukkan terjadi defisiensi imun dan

menyebabkan individu lebih rentan terkena infeksi oportunistik. Infeksi

oportunistik sendiri merupakan infeksi penyerta yang umum diderita

ODHIV dan biasanya menyerang organ-organ tubuh seperti saluran

napas, saluran pencernaan, neurologis, kulit, dan lain sebagainya (Putri,

2015).

Dukungan dari faktor kecukupan nutrisi merupakan bagian integral

dari respon konprehensif terhadap ODHA, membantu dalam memelihara

sistem imunitas tubuh dan mempertahankan derajat aktivitas fisik yang

sehat. Status gizi buruk pada ODHA disebabkan asupan gizi tidak adekuat

dan tidak mampu memenuhi zat gizi baik mikro maupun makro sehingga

dapat mempercepat terjadinya infeksi oportunistik. (Kemenkes, 2010).

Vitamin A merupakan vitamin yang berpengaruh terhadap fungsi

kekebalan tubuh pada manusia (Azrimaidaliza, 2007). Asupan vitamin A

berkaitan dengan fungsi sistem imun karena defisiensi vitamin A

meningkatkan resiko penyakit infeksi (Wahlqvist, 2002 dalam

Azrimaidaliza, 2007).

Vitamin C merupakan vitamin yang berperan untuk melindungi sel-

sel dan jaringan-jaringan dari kerusakan yang diakibatkan oleh oksigen

reaktif dan spesies nitrogen yang dapat meningkat selama menderita

penyakit infeksi menular (Pettalolo, 2015). Winarsi (2007) dalam Siswanto

2013, mengatakan bahwa vitamin C menaikkan tingkat imunitas dengan

Page 15: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

3

menstimulasi pembentukan interferon yang dapat melindungi sel dari

serangan virus.

Berbagai upaya riset yang telah dilakukan para peneliti hingga saat

ini belum menemukan obat yang mampu untuk mencegah dan

menyembuhkan penyakit HIV/AIDS. Studi yang dilakukan Nicholas et al.,

(2003) dalam Pettalolo 2015, mengatakan bahwa dengan pemberian

antioksidan seperti vitamin A dan vitamin C yang tinggi dapat

meningkatkan daya tahan tubuh terhadap stres dari infeksi HIV melalui

hambatan dalam pembentukan Reactive Oxygen Species (ROS) serta

pengaruhnya pada kadar Nitric Oxide (NO) yang diproduksi. ROS

merupakan radikal bebas berupa oksigen dan turunannya yang sangat

reaktif sehingga dapat mengakibatkan kerusakan oksidatif terhadap

molekul protein, DNA (Deoxyribonucleic Acid), lemak, membrane sel, dan

komponen jaringan yang lain. ROS dihasilkan pada saat terjadinya

metabolisme oksidatif dalam tubuh seperti proses oksidasi makanan yang

menjadi energi. Karena itu maka peran vitamin A dan vitamin C sebagai

antioksidan sangat penting dalam menjaga tubuh agar lebih kuat melawan

mikroorganisme yang dapat menyebabkan seseorang terinfeksi

(Generasibiologi, 2018).

Sumatera Utara memiliki Balai Rehabilitasi Sosial ODHIV Bahagia

di Kota Medan, berada dibawah naungan Kementerian Sosial yang

bertujuan untuk membantu memberi motivasi bagi mereka agar mereka

lebih semangat dan lebih produktif. Menurut kepala Balai, ada 40 orang

ODHIV yang diterima setiap 6 bulan sekali dengan cakupan wilayah pulau

Sumatera dan Kalimantan.

Berdasarkan hal diatas peneliti juga tertarik untuk meneliti

hubungan asupan vitamin A dan vitamin C yang dikonsumsi ODHIV

dengan Infeksi Oportunistik pada ODHIV di Balai Rehabilitasi Sosial

Bahagia di Kota Medan.

B. Rumusan Masalah

Page 16: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

4

Adakah hubungan asupan vitamin A dan vitamin C dengan Infeksi

Oportunistik pada ODHIV di Balai Rehabilitas Sosial Bahagia Medan?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan asupan vitamin A dan vitamin C

dengan Infeksi Oportunistik pada ODHIV di Balai Rehabilitasi Sosial

Bahagia Medan.

2. Tujuan Khusus

a. Menilai asupan vitamin A pada ODHIV di Balai Rehabilitasi

Sosial Bahagia Medan.

b. Menilai asupan vitamin C pada ODHIV di Balai Rehabilitasi

Sosial Bahagia Medan.

c. Menilai Infeksi Oportunistik yang terjadi pada ODHIV di Balai

Rehabilitasi Sosial Bahagia Medan.

d. Menganalisis hubungan asupan vitamin A dengan Infeksi

Oportunistik pada ODHIV di Balai Rehabilitasi Sosial Bahagia

Medan.

e. Menganalisis hubungan asupan vitamin C dengan Infeksi

Oportunistik pada ODHIV di Balai Rehabilitasi Sosial Bahagia

Medan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ODHIV

Sebagai informasi kepada ODHIV tentang pentingnya asupan

vitamin A dan vitamin C untuk memelihara imunitas tubuh ODHIV

serta hubungan asupan vitamin A dan vitamin C dengan Infeksi

Oportunistik.

2. Bagi pegawai di Balai Rehabilitasi Sosial

Sebagai acuan dalam pembuatan siklus menu dan pemilihan jenis

makanan yang mengandung tinggi vitamin A dan vitamin C, karena

Page 17: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

5

merupakan zat gizi yang berperan mempertahankan sistem imun

dan mengurangi kejadian infeksi oportunistik pada ODHIV di Balai

Rehabilitasi Sosial.

3. Bagi pemerintahan

Sebagai informasi dan acuan dalam membuat program berkaitan

dengan kesehatan ODHIV, dimana pentingnya asupan vitamin A

dan vitamin C yang merupakan vitamin antioksidan agar menekan

terjadinya infeksi oportunistik pada ODHIV.

Page 18: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. HIV-AIDS

1. Defenisi HIV-AIDS

WHO menyatakan bahwa HIV adalah retrovirus yang

menyerang sel-sel pada sistem kekebalan tubuh manusia, terutama sel

darah putih di dalam tubuh, yakni sel limfosit , sel CD4 dan komponen

utama pada sistem imunitas tubuh, sehingga tubuh kehilanggan

imunitas dan kekebalan terhadap serangan yang masuk sehingga

tubuh menjadi lemah serta rentan terinfeksi. AIDS merupakan

kumpulan gejala yang timbul akibat defisiensi imunitas tubuh. Ditandai

dengan timbulnya serangkaian infeksi dan serangan berbagai penyakit

terhadap tubuh, tanpa adanya pertahanan dan kekebalan tubuh, daya

tahan tubuh dapat menurun drastis.

Sel CD4 merupakan bagian sel darah putih atau limfosit. Sel

tersebut adalah bagian yang penting dari sistem kekebalan tubuh kita.

Sel CD4 disebut juga sebagai sel-T. Sel CD4 adalah sel-T yang

mempunyai protein CD4 pada permukaannya. Protein itu bekerja

sebagai „reseptor‟ untuk HIV (Jalil, 2017).

2. Tanda dan Gejala

Setelah seseorang terinfeksi virus HIV, beberapa orang

mungkin tidak menunjukkan gejala dan beberapa orang menunjukkan

gejala, menurut Healthdirect (2013) gejalanya seperti:

a. Demam

b. Sakit kepala

c. Kelelahan

d. Ruam-ruam merah

Gejala-gejala dari terinfeksi HIV berkembang, seperti:

a. Kelelahan yang terus-menerus.

b. Pembengkakan kelenjar.

c. Penurunan berat badan yang cepat.

Page 19: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

7

d. Berkeringat dimalam hari.

e. Diare

3. Cara Penularan

Virus HIV terdapat dalam darah dan cairan tubuh manusia yang

telah terinfeksi virus HIV, walaupun orang yang teinfeksi virus tersebut

belum menunjukkan keluhan dan gejala penyakit. Virus ini dapat

ditularkan jika terjadi kontak langsung dengan cairan tubuh (air susu

ibu, cairan semen, cairan vagina, darah). Dosis virus memegang peran

penting. Semakin besar jumlah virus yang masuk ke dalam tubuh,

semakin besar kemungkinan terinfeksi. Jumlah virus yang paling

banyak terdapat pada darah, sperma, cairan vagina, servik dan cairan

otak. Dalam saliva, air mata, urine, keringat, dan ASI hanya ditemukan

dalam jumlah yang sedikit sekali. Ada 3 cara penularan HIV, yaitu:

a. Hubungan seksual

b. Kontak langsung dengan darah atau produk darah/jarum suntik

c. Secara vertikal, dari ibu hamil kepada bayi yang akan dilahirkan

(Notoatmojo, 2007).

4. Perjalanan HIV

Sejak terinfeksi HIV sampai dengan AIDS, bukan hal mudah

menyatakan seseorang mengidap HIV hanya dengan melihat fisiknya,

tetapi secara dini seseorang dapat diketahui terinfeksi HIV/AIDS

dengan uji HIV di laboratorium. Seseorang yang tertular HIV melalui

tahapan (stadium). Menurut Palang Merah Indonesia (2010)

tahapannya sebagai berikut:

a. Stadium Inkubasi

Virus menginfeksi tubuh dan bersembunyi dalam sel darah

putih. Umumnya ditahap ini belum menunjukkan gejala. Sebagian

orang mungkin merasa lelah dan kehilangan selera makan. Pada

masa ini, HIV dalam darah belum dapat ditentukan, namun

seseorang yang telah terinfeksi sudah mampu menularkan HIV

pada orang lain.

Page 20: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

8

b. Stadium Awal

Setelah 2-6 bulan, kemudian pemeriksaan darah

menunjukkan tanda HIV positif atau disebut seropositif. Artinya

dalam tubuh orang tersebut telah terbentuk zat anti (Antibodi)

terhadap virus HIV. Seseorang yang seropositif HIV, kemungkinan

dapat tetap sehat, atau menderita tanda atau gejala kesakitan

antara lain: Pembengkakan kelenjar getah bening, berkurangnya

berat badan, berkeringat, diare dan beberapa infeksi ringan.

c. Stadium Tenang (Window Period)

Masa ini umumnya berjalan antara 2 – 10 tahun, rata-rata 5

tahun. Pada masa ini orang yang seropositif terhadap HIV

secara fisik pada umunya ada yang kelihatan sehat dan normal,

namun ada juga yang merasakan sakit ringan yang umum. Namun,

secara perlahan-lahan HIV mulai menghancurkan sistem kekebalan

tubuhnya.

d. Stadium AIDS (Full Blown) :

Pada masa ini virus bisa menghancurkan sebagian besar

atau seluruh sistem kekebalan tubuh, sehingga mulai muncul

adanya infeksi lainnya antara lain penyakit serius di saluran cerna,

kanker kulit, TBC, penyakit syaraf, radang paru-paru dan berbagai

kanker lainnya. Hal tersebut biasanya terjadi setelah 5-10 tahun

terinfeksi virus HIV. Penyakit-penyakit ini sulit disembuhkan dan

umumnya bila keadaan penderita semakin memburuk, penyakit

tersebut dapat menyebabkan kematiannya.

5. Patogenesis

HIV menyerang CD4 baik secara langsung maupun tidak

langsung. Secara langsung, sampul HIV yang mempunyai efek toksik

mengakibatkan terhambatnya fungsi sel T. Secara tidak langsung,

lapisan luar protein HIV yang disebut sampul gp120 dan anti p24

berinteraksi dengan CD4 yang kemudian akan mengakibatkan

terhambatnya aktivasi sel yang memproduksi antigen. Hilangnya fungsi

CD4 menyebabkan gangguan imunologis yang progresif dan

Page 21: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

9

menimbulkan gejala-gejala penyakit yang disebut Infeksi Oportunistik

(Djoerban, 2001).

B. Infeksi Oportunistik

Infeksi oportunistik merupakan infeksi mikroorganisme yang muncul

karena adanya kesempatan untuk timbul pada kondisi-kondisi yang

memungkinkan (Widiyanti, 2015). Manusia dalam tubuhnya membawa

bakteri, protozoa, jamur dan virus. Pada kondisi tubuh yang sehat

predator tersebut dapat dikendalikan, namun pada sistem kekebalan

tubuh yang terserang virus HIV, bakteri, protozoa, jamur dan virus lain

akan mengakibatkan infeksi oportunistik (The Aids, 2015). Contohnya

yang disebabkan oleh bakteri (tuberculosis), virus (herpes simplex virus

dan oral hairy leukoplakia), jamur (kandidiasis), parasit (kriptosporidiosis)

(Jamil, 2014). Dan juga infeksi oportunistik dapat menyerang berbagai

macam organ, seperti saluran napas, saluran pencernaan, neurologis,

kulit, dan lain sebagainya (Putri, 2015).

Infeksi opportunistik terjadi berkaitan dengan asupan zat gizi baik

makro maupun mikro, seperti asupan vitamin A dan vitamin C yang

merupakan bagian dari vitamin antioksidan, semakin baik kecukupan

asupan zat gizi semakin kecil kemiungkinan terjadinya infeksi

opportunistik (kemenkes 2016). Kadar CD 4 ODHA juga berkaitan dengan

resiko terjadinya infeksi yaitu, ODHA dengan jumlah sel CD4 <200 sel/mm

enam kali lebih rentan dalam perkembangan infeksi oportunistik

dibandingkan dengan jumlah sel CD4 >350 sel/mm3 (Ghate, 2009 dalam

Yuliyanasari, 2017)

Infeksi opportunistic pada ODHIV bentuknya sama seperti penyakit

infeksi yang diderita oleh seseorang yang tidak terinfeksi HIV, sehingga

sering sekali dalam penanganan terjadi kesalahan. Infeksi oportunistik

yang sering terjadi di Indonesia antara lain: gangguan pernapasan (batuk

berkepanjangan, TB), Kandidiasis oral, diare kronis dan pneumonia.

(Kemenkes, 2016).

Page 22: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

10

C. Vitamin Antioksidan

Vitamin antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat

menyumbangkan satu atau lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga

radikal bebas tersebut dapat diredam. Antioksidan didefinisikan sebagai

senyawa yang dapat menunda, memperlambat, dan mencegah proses

oksidasi molekul disekitarnya (lipid, protein, DNA, dan karbohidrat). Dalam

arti khusus, antioksidan diperlukan sebagai zat yang dapat menunda atau

mencegah terbentuknya reaksi radikal bebas (peroksida) dalam oksidasi

lipid (Dalimartha dan Soedibyo, 1999). Ketika pertahanan zat antioksidan

sedikit di dalam tubuh, sel-sel tubuh dan jaringan menjadi lebih rentan

untuk mengalami disfungsi atau penyakit. Mempertahankan kadar

antioksidan pada tingkat yang adekuat, merupakan hal yang penting

dalam mencegah atau bahkan mengatasi berbagai jenis infeksi (Jalil,

2017).

1. Vitamin A

a. Pengertian

Vitamin A merupakan vitamin antioksidan yang mempunyai

sifat larut lemak. Secara umum, vitamin A merupakan nama generik

yang menyatakan semua retinoid dan prekursor/provitamin A/

karotenoid yang mempunyai aktivitas biologik sebagai retinol

(Almatsier, 2009).

b. Fungsi vitamin A

Vitamin A berfungsi bagi pertumbuhan sel-sel epitel dan

pengatur terhadap rangsangan sinar pada saraf mata (Notoatmojo,

2007). Salah satu fungsi vitamin A juga untuk fungsi kekebalan

tubuh pada manusia. Defisiensi vitamin A menurunkan respon

antibodi yang bergantung pada sel-T (limfosit yang berperan pada

kekebalan selular) (Azrimaidaliza, 2007).

c. Sumber Vitamin A

Sumber vitamin A yang tinggi, seperti semua jenis susu,

mentega, telur, sayuran dengan daun berwarna hijau dan kuning,

buah-buahan, dan hati (Kemenkes, 2010).

Page 23: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

11

d. Kebutuhan Vitamin A

Menurut U.S Recommended Dietary Allowance (RDA)

kebutuhan vitamin A pada pria dewasa sebanyak 1000 µg atau

5000 IU, wanita dewasa 800 µg atau 4000 IU. Sedangkan

kebutuhan vitamin A menurut AKG 2013 dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 1. AKG Vitamin A di Indonesia

Umur (ug)

0-6 bulan 375

7-11 bulan 400

1-3 tahun 400

4-6 tahun 450

7-9 tahun 500

Laki-Laki

10-12 tahun 600

13-15 tahun 600

16-18 tahun 600

19-29 tahun 600

30-49 tahun 600

50-64 tahun 600

65-80 tahun 600

>80 tahun 600

Perempuan

10-12 tahun 600

13-15 tahun 600

16-18 tahun 600

19-29 tahun 500

30-49 tahun 500

50-64 tahun 500

65-80 tahun 500

>80 tahun 500

Sumber: Daftar AKG 2013

Page 24: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

12

e. Akibat kekurangan dan kelebihan

Kekurangan vitamin A terbagi menjadi dua yaitu secara

primer, akibat kurang dalam konsumsi vitamin A atau secara

sekunder karena gangguan penyerapan dan penggunaannya

dalam tubuh. Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan

penyakit hati, alfa, beta-lipoproteinemia, gangguan absorpsi

karena kekurangan asam empedu, buta senja dan menurunkan

respon antibodi yang bergantung pada sel T. Sedangkan

kelebihan kadar vitamin A dalam tubuh gejalanya, seperti pusing,

rambut rontok, kulit mengering, tidak nafsu makan atau

anoreksia, dan sakit pada tulang (Almatsier, 2009).

2. Vitamin C

a. Pengertian

Vitamin C adalah salah satu vitamin antioksidan yang

berupa kristal putih yang mudah larut dalam air. Pada kondisi

kering vitamin C cukup stabil, sedangkan dalam keadaan larut

vitamin C mudah rusak akibat bereaksi dengan udara (oksidasi)

terutama bila terkena panas (Almatsier, 2009).

b. Fungsi Vitamin C

Vitamin C berfungsi sebagai zat activator macam-macam

fermen perombakan protein dan lemak dalam oksidasi dan

dehidrasi dalam sel, serta penting dalam proses pembentukan

trombosit (Notoatmojo, 2007). Vitamin C salah satunya berperan

untuk melindungi sel-sel dan jaringan-jaringan dari kerusakan

yang diakibatkan oleh oksigen reaktif dan spesies nitrogen yang

akan meningkat selama menderita penyakit infeksi menular

(Pettalolo, 2015).

c. Sumber Vitamin C

Page 25: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

13

Pada umumnya vitamin C hanya terdapat didalam pangan

nabati, yaitu sayur dan buah, seperti buah citrus, tomat, sayuran

berwarna hijau, dan kentang (Kemenkes, 2010).

d. Kebutuhan Vitamin C

Kebutuhan vitamin C berdasarkan U.S Recommended

Dietary Allowance (RDA) antara lain untuk pria dan wanita

sebanyak 60 mg/hari. Sedangkan kebutuhan vitamin C menurut

AKG 2013 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. AKG Vitamin C di Indonesia

Umur (mg)

0-6 bulan 40

7-11 bulan 50

1-3 tahun 40

4-6 tahun 45

7-9 tahun 45

Laki-Laki

10-12 tahun 50

13-15 tahun 75

16-18 tahun 90

19-29 tahun 90

30-49 tahun 90

50-64 tahun 90

65-80 tahun 90

>80 tahun 90

Perempuan

10-12 tahun 50

13-15 tahun 65

16-18 tahun 75

19-29 tahun 75

30-49 tahun 75

50-64 tahun 75

65-80 tahun 75

>80 tahun 75

Sumber: Daftar AKG 2013

Page 26: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

14

e. Akibat kelebihan dan kekurangan

Tanda-tanda akibat kekurangan vitamin C adalah lelah,

lemah, napas pendek, kejang otot, persendian sakit, nafsu makan

menurun dan kulit mengalami gangguan. Disamping itu pada

ODHIV defisiensi vitamin C dapat mempengaruhi sistem kekebalan

tubuh, karena sel darah putih menurun, serta depresi dan

gangguan saraf. Sedangkan vitamin C yang berlebih dalam tubuh

tanda-tandanya yaitu pusing, mual, gangguan pencernaan dan

pembentukan batu ginjal (Almatsier, 2009). Kandungan vitamin C

pada bahan pangan dapat terbuang jika pengolahan yang

dilakukan tidak tepat sehingga, sekalipun seseorang rajin

mengkonsumsi bahan pangan yang mengandung tinggi vitamin C

tidak menjamin asupan vitamin C yang terserap tubuhnya juga

tinggi.

D. Hubungan Asupan Vitamin A dan Vitamin C dengan Infeksi

Oportunistik

Menurut WHO, dukungan dari faktor kecukupan nutrisi merupakan

bagian integral dari respon konprehensif terhadap ODHA, membantu

dalam memelihara sistem imunitas tubuh dan mempertahankan derajat

aktivitas fisik yang sehat. Ada hubungan ilmiah antara HIV/AIDS, gizi

buruk, dan kerawanan pangan. Namun, basis bukti untuk mengidentifikasi

pendekatan dalam pemrograman yang efektif masih terus berkembang

(PEPFAR, 2006 dalam Nawan, 2017)

Asupan gizi yang tercukupi sangat penting untuk mempertahankan

kekebalan tubuh seseorang. Dalam hal ini asupan zat gizi yaitu vitamin A

dan vitamin C, Untuk memepertahankan tingkat aktifitas fisik dan kualitas

hidup yang optimal (Pettalolo, 2015). Asupan Vitamin A berpengaruh pada

Page 27: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

15

fungsi sistem kekebalan tubuh. Vitamin C memiliki peran dalam

meningkatkan daya tahan terhadap infeksi. Virus HIV sendiri menyerang

kekebalan tubuh manusia, sehingga jika terjadi defisiensi asupan dari

kedua jenis vitamin antioksidan ini laju infeksi oportunistik semakin cepat

berkembang (Depkes, 2001 dalam Abbas, 2011).

E. Pengukuran Asupan Zat Gizi Dengan Metode Recall 24 Jam

1. Pengertian

Pengukuran asupan zat gizi adalah salah satu metode yang

digunakan dalam penentuan status gizi individu atau kelompok secara

tidak langsung. Metode recall 24 jam digunakan untuk memperkirakan

jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi seseorang selama

sehari sebelum wawancara dilakukan. Dimulai sejak bangun pagi

kemarin sampai seseorang tersebut istirahat tidur malam hari, atau

dapat dimulai dari waktu saat dilakukan wawancara mundur ke

belakang sampai 24 jam penuh. Data yang diperoleh dari metode ini

lebih bersifat kualitatif sehingga apabila ingin memperoleh data

kuantitatif maka jumlah konsumsi makanan dinyatakan dengan Ukuran

Rumah Tangga (URT) seperti: sendok, gelas, piring, dll.

2. Prosedur Recall 24 Jam

a. Petugas atau pewawancara menanyakan kembali dan mencatat

semua makanan dan minuman yang dikonsumsi responden

dalam ukuran rumah tangga (URT) selama kurun waktu 24 jam

yang lalu.

b. Menganalisis bahan makanan kedalam zat gizi dengan

menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)

ataupun dengan menggunakan program komputer yaitu

Nutrisurvey.

3. Kelebihan metode Recall 24 Jam

a. Mudah dilaksanakan serta tidak terlalu membebani responden

b. Biaya relative murah, karena tidak memerlukan peralatan

khusus dan tempat yang luas untuk wawancara.

c. Cepat, sehingga dapat mencakup banyak responden.

Page 28: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

16

Asupan Vitamin A

Asupan Vitamin C

d. Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf.

e. Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar

dikonsumsi individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi

sehari.

4. Kekurangan Metode Recall 24 Jam

a. Tidak dapat menggambarkan asupan makanan sehari-hari, bila

hanya dilakukan recall satu hari.

b. Ketepatannya sangat tergantung pada daya ingat responden

c. The flat slope syndrome, yaitu kecenderungan bagi responden

yang kurus untuk melaporkan lebih sedikit (under estimate).

d. Membutuhkan tenaga atau petugas yang terlatih dan terampil

dalam menggunakan Ukuran Rumah Tangga (URT) dan

ketetapan yang dipakai menurut kebiasaan masyarakat.

e. Responden harus diberi motivasi dan penjelasan tentang tujuan

dari penelitian.

f. Untuk mendapatkan gambaran konsumsi makanan sehari-hari

recall jangan dilakukan pada saat panen, hari pasar, akhir

pekan, selamatan, dll (Supariasa, 2016).

F. Kerangka Konsep

Gambar 1. Kerangka Konsep

Asupan vitamin A dan vitamin C yang adekuat pada ODHIV dapat

membantu mempertahankan sistem kekebalan tubuhnya dan menekan

terjadinya Infeksi Opportunistik. Dalam penelitian ini Asupan vitamin A dan

Infeksi

Oportunistik

Page 29: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

17

vitamin C sebagai variabel Independent sedangkan Infeksi Opportunistik

sebagai variabel dependent.

G. Defenisi Operasional

Tabel 3. Defenisi Operasional

No Variabel Definisi Skala

Pengukuran

1 Asupan vitamin

A

Rata-rata dari Jumlah

asupan vitamin A yang

diperoleh dari makanan

dan minuman yang

dikonsumsi, meliputi

makanan pagi, siang,

malam, dan selingan

dengan menanyakan pada

sampel dengan metode

food recall 24 jam dan

frekuensi waktu selama 3

hari dan tidak berturut-

turut.

Vitamin A :

…..ug

Rasio

2 Asupan vitamin

C

Rata-rata dari Jumlah

asupan vitamin C yang

diperoleh dari makanan

dan minuman yang

dikonsumsi, meliputi

makanan pagi, siang,

malam, dan selingan

dengan menanyakan pada

sampel dengan metode

Vitamin C :

…… mg

Rasio

Page 30: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

18

food recall 24 jam dan

frekuensi waktu selama 3

hari dan tidak berturut-

turut.

3 Infeksi

Oportunistik

Infeksi karena mikroba

(bakteri, jamur, virus,

parasit) yang berasal dari

luar tubuh, maupun yang

sudah ada dalam tubuh

manusia namun dalam

keadaan normal terkendali

oleh kekebalan tubuh.

Peneliti dibantu oleh

tenaga medis yang

tersedia untuk mengisi

form kuisioner Infeksi

Opportunistik yang

terdapat 22 tanda/gejala

yang merupakan Infeksi

Oportunistik dengan

pemberian score 1 (satu)

jika ada tanda/gejala yang

diderita, dan pemberian

score 0 (nol) jika tidak ada

tanda/gejala yang diderita

ODHIV. Score maximal

yaitu 22 dan minimal 0

Anamnesa fisik

Rasio

H. Hipotesis Penelitian

Ha1 : Ada hubungan asupan vitamin A dengan Infeksi

Oportunistik pada ODHIV di Balai Rehabilitasi Sosial

Bahagia

Page 31: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

19

Ha2 : Ada hubungan asupan vitamin C dengan Infeksi

Oportunistik pada ODHIV di Balai Rehabilitasi Sosial

Bahagia

Page 32: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Balai Rehabilitasi Sosial Orang

dengan Human Immunodeficiency Virus (ODHIV) Bahagia. Penelitian

dilakukan pada bulan September 2018 – Januari 2019. Penelitian ini telah

disetujui Komisi Etik Politeknik Kesehan Kementerian Kesehatan Medan

Nomor 005/KEPK.

B. Jenis dan Rancangan Penelitian

Desain penelitian observasional dengan pendekatan cross

sectional (potong melintang), yaitu rancangan penelitian yang

pengumpulan data independent dan dependent dilakukan secara

bersamaan pada satu waktu.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh ODHIV yang ada di Balai Rehabilitasi

Sosial Bahagia Medan yang berjumlah 40 orang.

2. Sampel

Dalam penelitian seluruh populasi dijadikan sampel yang

disebut total sampling dengan mengikuti aturan penelitian yaitu dengan

menandatanganin dan mengisi informed consent.

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer yaitu yang

diperoleh secara langsung maupun data sekunder yaitu yang diperoleh

melalui pencatatan data dari sumber kedua.

Page 33: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

21

2. Cara Pengumpulan data

a. Sebelum Penelitian

1) Mencari referensi dari beberapa jurnal untuk dijadikan acuan

yang terkait dengan masalah yang hendak diteliti.

2) Mencari lokasi penelitian

3) Mengurus surat survey pendahuluan yang akan diantar ke

Balai Rehabilitasi Sosial Orang Dengan Human

Immunodeficiency Virus Bahagia Medan.

4) Melakukan pertemuan dengan Kepala Balai Rehabilitasi

Sosial untuk menyampaikan tujuan, meminta izin agar Balai

menjadi tempat penelitian, dan menjadikan penerima

manfaat atau ODHIV yang ada di Balai sebagai sampel

penelitian.

5) Menentukan waktu/jadwal penelitian.

6) Pelatihan terhadap enumerator untuk mencapai adanya

persamaan persepsi antara peneliti dan pengumpul data

mengenai pelaksanaan pengambilan data penelitian.

Pengumpul data (enumerator) diberikan pelatihan berupa

briefing menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada

responden, teknik berwawancara, pemahaman form recall

dan kuesioner, penjelasan tentang jenis data yang

diperlukan, cara memperoleh data yang diperlukan dan cara

pengisian data.

b. Saat Penelitian

Pada saat penelitian, peneliti dibantu oleh 7 orang

enumerator yang terdiri dari 3 mahasiswa DIII semester V dan 4

mahasiswa DIV semester VII Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes

Medan. Adapun data-data yang dikumpulkan berhubungan dengan

penelitian yang meliputi:

1) Data Primer

Page 34: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

22

Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari

objek penelitian. Data dikumpulkan melalui wawancara

langsung pada sampel.

Data primer menyangkut:

a) Data identitas sampel meliputi umur, jenis kelamin dan

alamat yang diperoleh dengan wawancara langsung

kepada sampel menggunakan form. Setelah terisi dicek

kembali untuk melihat kelengkapan data.

b) Data asupan vitamin A dan vitamin C dari makanan dan

minuman yang dikonsumsi ODHIV diperoleh dengan

menggunakan form food recall 24 jam selama 3 hari tidak

berturut-turut.

c) Data Infeksi Oportunistik meliputi infeksi oportunistik yang

dialami sampel diperoleh dengan melakukan wawancara

langsung kepada sampel menggunakan form infeksi

oportunistik. Daftar pertanyaan untuk form infeksi

oportunistik sebanyak 22 item pertanyaan, dengan

prosedur sebagai berikut:

i) Pewawancara menanyakan 22 infeksi oportunistik yang

dialami ODHIV

ii) Pada form infeksi oportunistik, apabila responden

mengalami infeksi oportunistik, maka jawaban responden

untuk setiap infeksi oportunistik diberikan score 1 (satu)

dan jika tidak mengalami infeksi oportunistik diberikan

score 0 (nol). Score maximal yaitu 22 dan minimal 0

iii) Pengambilan data infeksi oportunistik dilakukan oleh

peneliti yang merupakan mahasiswa Jurusan Gizi

Poltekkes Medan dan didampingi perawat/tenaga medis

yang ada di Balai.

iv) Akurasi data infeksi oportunistik dikonsultasikan dengan

tenaga medis yang ada di Balai.

2) Data Sekunder

Page 35: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

23

Data sekunder adalah beberapa data yang dikumpulkan

berdasarkan penelusuran yang dilakukan oleh peneliti di Balai

Rehabillitasi Sosial Bahagia Medan meliputi gambaran umum

lokasi penelitian, jumlah ODHIV dan jumlah perawat/tenaga

medis.

E. Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan data

Data yang sudah dikumpulkan melalui form pengumpulan data,

kemudian diolah menggunakan computer secara manual melalui

tahapan-tahapan proses yang dimulai dengan Editing, Entry data,

Coding, Cleaning data dan Tabulasi. Data kemudian dianalisis dengan

program computer (Notoatmodjo, 2010).

a. Data asupan vitamin A dan vitamin C

Data food recall 24 jam 3 hari tidak berturut-turut diolah

dengan program Nutrisurvey. Selanjutnya data asupan vitamin A

dan vitamin C dirata-ratakan.

b. Data Infeksi Oportunistik (Infeksi Penyerta)

1) Kuisioner Infeksi Oportunistik yang telah dikumpulkan

diperiksa kelengkapan data.

2) Kuisioner Infeksi Oportunistik terdiri dari 22 pertanyaan,

setiap infeksi oportunistik yang dialami ODHIV diberi score 1

(satu) dan setiap infeksi oportunistik yang tidak dialami

ODHIV diberi score 0 (nol) sehingga dapat diketahui score

yang dimiliki setiap sampel.

2. Analisis Data

Data yang sudah diolah lalu dianalisis antara variable bebas

dan variable terikat:

a. Analisis univariat merupakan analisis untuk menggambarkan

masing-masing variable yang disajikan dalam distribusi

frekuensi.

Page 36: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

24

b. Analisis bivariat merupakan analisis untuk menguji hipotesis.

Sebelumnya dilakukan uji kenormalan terlebih dahulu

menggunakan Kolmogroov-Smirnov. Diperoleh bahwa data

berdistribusi normal, maka jenis uji yang digunakan adalah uji

korelasi Pearson. Dengan daya tingkat kepercayaan 95% dan

pengambilan kesimpulan jika nilai p>0.05 maka Ha ditolak.

Untuk mengetahui keeratan hubungan dua variable disimbolkan:

r = 0.001 – 0.25 = hubungan lemah

r = 0.26 – 0.50 = hubungan sedang

r = 0.51 – 0.75 = hubungan kuat

r = 0.76 – 1.00 = hubungan sangat kuat/sempurna

Page 37: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

25

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi

Sumatera Utara memiliki Balai Rehabilitasi Sosial Orang Dengan

HIV. Balai Rehabilitasi Sosial Orang Dengan Human Immunodeficiency

Virus (BRSODH) Bahagia berada di jalan Williem Iskandar nomor 377,

Medan. Balai ini merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian

Sosial yang melaksanakan rehabilitasi sosial terhadap Orang dengan HIV.

Dalam pelaksanaannya Balai berada dibawah dan bertanggung jawab

langsung kepada Direktur Jendral Rehabilitasi Sosial dan pembinaan

secara fungsional dilaksanakan oleh Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna

Sosial dan Korban Perdagangan Orang.

Pada tahun 1999 Balai ini sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah

(UPTD) provinsi Sumatera Utara dan tahun 2007 diserahkan kembali ke

Kementerian Sosial. Selanjutnya pada tahun 2008 menjadi Panti Sosial

Bina Daksa (PSBD) Bahagia UPT Tuna Sosial dan korban perdagangan

orang, Balai Rehabilitasi Sosial Eks Wanita Tuna Susila dan Cacat Tubuh.

Pada tahun 2017 sebagai rehabilitasi sosial orang disabilitasi hingga 2018

saat ini Balai ini dialih fungsikan ke rehabilitasi sosial orang dengan HIV.

Di Balai tersedia 2 tenaga perawat dan 1 dokter yang mempunyai jadwal

rutin memeriksa kondisi ODHIV.

Menurut kepala balai bahwa orang dengan HIV yang dapat

menjalani rehabilitasi di balai rehabilitasi sosial ini yaitu dari cakupan

regional Sumatera dan Kalimantan (15 Provinsi). Balai Rehabilitasi Sosial

melakukan pergantian Orang dengan HIV setiap 6 bulan sekali dengan

jumlah maksimal yang diterima sebanyak 40 ODHIV.

Page 38: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

26

B. Gambaran Karakteristik Sampel

1. Jenis Kelamin Sampel

Menurut Hurlock Jenis kelamin merupakan perbedaan antara

perempuan dan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir. Jenis

kelamin anak laki-laki dan perempuan sudah ditentukan pada saat

konsepsi, dan sesudahnya tidak ada yang dapat mengubah jenis

kelamin anak (Soetjiningsih, 2012).

Gambar 2. Distribusi Sampel berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan Gambar 2 menunjukkan bahwa kejadian HIV lebih

rentan terjadi pada laki-laki karena lokasi yang menjadi tempat

penilitian ini memiliki persentase laki-laki lebih besar dibandingkan

perempuan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kambu

(2016) bahwa tingkat penularan HIV lebih tinggi terjadi pada laki-laki

sebesar 50.7% dan pada perempuan 49.3%.

[PERCENTAGE]

[PERCENTAGE]

Laki-laki

Perempuan

Page 39: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

27

2. Umur Sampel

Umur adalah lama hidup dalam tahun yang dihitung sejak

dilahirkan (Harlock, 2004 dalam Scribd, 2019). Pada penelitian ini

umur di kelompokkan berdasarkan pengelompokkan umur menurut

Depkes (2009) yaitu 17-25, 26-35, 36-45, 46-55 tahun. Distribusi

sampel berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Distribusi Sampel berdasarkan umur

Gambar 3 menunjukkan bahwa jumlah sampel pada kelompok

umur 26-35 tahun adalah yang terbanyak dengan 22 orang (55%),

sedangkan yang terendah terjadi pada kelompok umur 46-55 tahun

sebanyak 2 orang (5%).

Tingginya presentase HIV pada kelompok umur 26-35 karena

kelompok umur tersebut disebut juga kelompok umur dewasa awal

dimana tingginya perilaku seksual tidak aman dan penggunaan

narkoba dengan jarum suntik secara berganti-gantian sehingga kurang

dalam melakukan tindakan pencegahan penularan HIV. Sedangkan

kelompok umur 46-55 tahun merupakan kelompok umur yang

terendah, karena pada umur tersebut umumnya pemikiran seseorang

juga sudah matang sehingga dapat melakukan tindakan pencegahan

25%

55%

15%

5%

17-25 26-35 36-45 46-55

Page 40: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

28

penularan HIV (Kambu,2016). Hasil penelitian ini diperkuat dengan

penelitian Wawan dan Dewi (2010) yang mengatakan bahwa semakin

dewasa umur maka tingkat kekuatan seseorang berfikir dan

kematangan seseorang akan lebih baik.

3. Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran

pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekumpulan manusia yang

diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya melalui

pengajaran, pelatihan, dan penelitian (Maxmanroe, 2019). Distribusi

tingkat pendidikan sampel dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Distribusi Sampel berdasarkan Pendidikan

Gambar 4 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan ODHIV

didominasi tingkat pendidikan SMA sebanyak 30 orang (75%), dan

terendah tingkat pendidikan SD yaitu 1 orang (2%).

Pada penelitian ini tingkat pendidikan ODHIV yang terbesar

adalah SMA, sedangkan yang paling sedikit adalah SD. Hasil

penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Kambu (2016) yang

menyatakan bahwa ODHA dengan pendidikan rendah lebih beresiko

5,3 kali dalam pencegahan atau terhindar dari penularan HIV.

2%

13%

75%

10%

SD

SMP

SMA

PT

Page 41: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

29

4. Kategori Kadar Cluster of Different 4 (CD4)

CD 4 merupakan glikoprotein yang diekspresikan oleh sel T

helper, sel T regulator, monosit, makrofag, dan sel dendritik. (Soetikno,

2015). Distribusi sampel berdasarkan kadar CD 4 dapat dilihat pada

Gambar 5.

Gambar 5. Distribusi Sampel berdasarkan kadar CD 4

Gambar 5 menjelaskan bahwa penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Darmadi (2012) yang menyatakan

bahwa tes CD 4 merupakan tes yang menjadi indikator terbaik untuk

mengukur imunodefisiensi. CD 4 dapat menjadi petunjuk awal

progresivitas penyakit atau seseorang terinfeksi HIV atau tidak karena

lebih cepat dibandingkan dampak yang terjadi pada kondisi klinis

seseorang.

[PERCENTAGE]

[PERCENTAGE]

< 200 >200

Page 42: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

30

C. Nilai Rata-rata Asupan Vitamin A dan Vitamin C

Hasil wawancara untuk mengetahui asupan zat gizi dilakukan

dengan metode food recall 24 jam selama 3 hari tidak berturut-turut,

didapatkan asupan rata-rata Vitamin A dan Vitamin C. Nilai rata-rata,

minimum dan maksimum asupan vitamin A dan vitamin C dapat dilihat

pada Table 4.

Tabel 4. Nilai Rata-Rata Asupan Vitamin A dan Vitamin C pada ODHIV

Asupan

Seluruh Sampel

(n=40) Sampel Pria (n=35)

Sampel Wanita

(n=5)

Vit. A Vit. C Vit. A Vit. C Vit. A Vit. C

Min 1479,97 50,37 1479.96 50,30 1947.46 58,30

Max 2727,33 114,03 2727.33 114 2221.06 84,40

Mean 2.036,13 76,67 2028.53 77,53 2089.62 70,44

SD 198,01 12,91 205,91 13.20 133,42 9,44

Berdasakan Tabel 4 konsumsi makanan selama 3 hari tidak

berturut-turut untuk rata-rata asupan vitamin A 2036.13 mcg dengan

asupan terendah 1479.97 mcg, dan tertinggi 2727.33 mcg. Hasil

Penelitian ini menunjukkan bahwa asupan vitamin A ODHIV berdasarkan

rata-rata sudah melebihi kebutuhan bila dibandingkan dengan angka

kecukupan vitamin A pada AKG 2013.

Asupan vitamin A berhubungan dengan banyaknya mengonsumsi

bahan pangan sumber hewani seperti kuning telur, susu, hati dan ikan

(Almatsier, 2016). ODHIV memenuhi kebutuhan vitamin A berasal dari

sayuran berwarna hijau seperti, daun singkong, kangkung, kacang

panjang, sawi, wortel, tomat serta buah-buahan berwarna kuning-jingga

seperti, papaya, pisang dan labu kuning yang diolah menjadi kolak.

Rata-rata asupan vitamin C ditemukan sebesar 76.67 mg, dengan

asupan terendah 50.37 mg, dan tertinggi sebesar 114.03 mg. Hasil

penelitian menunjukkan rata-rata asupan vitamin C sampel lebih tinggi

Page 43: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

31

pada perempuan sedangkan untuk laki-laki masih lebih rendah bila

dibandingkan dengan angka kecukupan vitamin C pada AKG 2013.

Adapun sumber Vitamin C yang dikonsumsi ODHIV, sebagian

besar merupakan sumber vitamin A. bahan makanan yang sering

dikonsumsi ODHIV dari golongan sayuran seperti sawi hijau, kangkung,

kol, bunga kol dan wortel. Menurut Almatsier (2016) Sumber vitamin C

dari golongan sayuran seperti sawi, jenis kol, kangkung dan buah-buahan

seperti jeruk, nenas, pepaya, tomat serta terkadang berasal dari sumber

hewani seperti daging.

D. Nilai Rata-Rata Infeksi Oportunistik

Seseorang yang terinfeksi HIV perlahan-lahan kekebalan tubuhnya

menurun dan infeksi oportunistik juga akan meningkat. Oleh karena itu

fenomena infeksi oportunistik dengan timbulnya gejala-gejala selalu

terjadi pada ODHIV karena Infeksi Oportunistik adalah infeksi yang timbul

akibat penurunan kekebalan tubuh (The Aids, 2008). Nilai rata-rata,

minimum dan maksimum dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Nilai Rata-Rata Infeksi Oportunistik Pada ODHIV

Infeksi oportunistik N Min Max Mean SD

Infeksi 40 4 14 6,1 2.31827

Berdasarkan Tabel 5 hasil penelitan didapat rata-rata infeksi

oportunistik sampel adalah 6.1, artinya infeksi oportunistik yang muncul

pada ODHIV ada sekitar 6-7. Nilai infeksi oportunistik tertinggi yaitu 14

dan terendah 4. Infeksi oportunistik tidak akan menjadi masalah pada

orang dengan sistem imun normal, namun pada orang dengan yang

terinfeksi virus HIV atau sistem imun yang lemah, infeksi oportunistik

dapat sangat berbahaya. Infeksi dalam bentuk gejala-gejala oportunistik

dapat disembuhkan, namun perkembangan penyakit tidak dapat

dihentikan (The Aids, 2008).

Page 44: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

32

E. Hubungan Asupan Vitamin A dengan Infeksi Oportunistik

Vitamin A salah vitamin larut lemak yang memiliki fungsi sebagai

pertumbuhan dan perkembangan yang baik dalam pemeliharaan sel-sel

epitel, dan reproduksi (Siswanto, 2013). Asupan vitamin A yang tercukupi

dapat meningkatkan antibodi yang spesifik sehingga terbentuk daya

proteksi terhadap serangan infeksi (Ayun, 2015). Hubungan asupan

vitamin A dengan infeksi oportunistik pada ODHIV dapat dilihat pada

Tabel 6.

Tabel 6. Hubungan Asupan Vitamin A dengan Infeksi Oportunistik

Asupan Vit. A

Infeksi Oportunistik

n r p-value

40 -0.559 0.001

Berdasarkan Tabel 6 hasil uji statistik korelasi pearson diperoleh

nilai p value = 0,001 < α, artinya Ha diterima sehingga pada penelitian ini

dinyatakan ada hubungan yang bermakna antara asupan vitamin A

dengan Infeksi Oportunistik dengan keeratan hubungan kuat (r=-0.559).

Arah korelasi negatif yang artinya kedua variable mempunyai hubungan

terbalik, yaitu jika asupan vitamin A tinggi, maka Infeksi oportunistik dalam

bentuk gejala-gejala yang timbul menjadi semakin berkurang.

Hasil ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Ayun (2015) bahwa

tidak ada hubungan yang bermakna antara vitamin A dengan kejadian

infeksi. Namun penelitian ini sejalan dengan penelitian Nurmawati (2015)

dan Subowo (2013) yang menyatakan bahwa ada hubungan asupan

vitamin A dengan kejadian infeksi, kekurangan vitamin A dapat

menyebabkan infeksi salah satunya yaitu, saluran pernapasan

(pneumonia).

Vitamin A mempunyai peran pada pemeliharaan sel epitel, dimana

sel epitel merupakan salah satu jaringan tubuh yang terlibat dalam fungsi

imunitas non-spesifik. Vitamin A selain mempunyai peran dalam imunitas

non-spesifik berperan juga pada imunitas seluler. Imunitas seluler adalah

respon imun yang melibatkan aktivitas fagosit dan pelepasan berbagai

sitokin sebagai respon terhadap antigen. Dalam bekerja imunitas seluler,

Page 45: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

33

melibatkan sel darah putih serta sel natural killer yang bertugas

menangkap antigen, mengolah dan mempersentasekan ke sel T yang

dikenal sebagai antigen presenting cell (APC) sehingga memacu produksi

sitokin yang akan meningkatkan produksi antibodi yang mempunyai

kemampuan untuk melawan infeksi. Sitokin akan menekan terjadinya

kemunculan infeksi dalam bentuk gejala-gejala opurtinistik (Siswanto,

2013).

F. Hubungan Asupan Vitamin C dengan Infeksi Oportunistik

Vitamin C merupakan zat antioksidan yang larut dalam air. Vitamin C

berperan dalam melindungi sel-sel dan jaringan terhadap kerusakan yang

disebabkan oleh oksigen reaktif dan nitrogen species yang meningkat

selama menderita penyakit infeksi menular (Pettalolo, 2015). Hubungan

asupan vitamin C dengan infeksi oportunistik pada ODHIV dapat dilihat

pada Tabel 7.

Tabel 7. Hubungan Asupan Vitamin C dengan Infeksi Oportunistik

Asupan Vit. C

Infeksi Oportunistik

n r p-value

40 -0.762 0.001

Berdasarkan Tabel 7 hasil uji statistik pada uji korelasi Pearson

diperoleh nilai p value =0,001 < α, artinya Ha diterima sehingga pada

penelitian ini dinyatakan ada hubungan yang bermakna antara asupan

vitamin C dengan Infeksi Oportunistik dengan keeratan hubungan sangat

kuat (r=-0.762). Arah korelasi negatif yang artinya kedua variable

mempunyai hubungan terbalik, yaitu jika asupan vitamin C tinggi, maka

infeksi oportunistik dalam bentuk gejala-gejala yang timbul menjadi

semakin berkurang.

Hasil ini sejalan dengan penelitian Peter dalam kambu (2016),

bahwa konsumsi vitamin C dengan dosis tinggi perhari dapat menurunkan

resiko infeksi dan diperkuat dengan penelitian Utama (2013) yang

menyatakan Vitamin C juga membantu penyerapan zat besi dan disimpan

Page 46: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

34

dalam bentuk ikatan protein ferritin, sehingga Vitamin C dapat membantu

pemulihan infeksi.

Menurut Muchtadi dalam Fitriana (2014) semua penyakit infeksi

yang menimpa manusia terjadi karena reaksi oksidasi pada tingkat

subseluler dari sel. Reaksi oksidasi yang semakin kompleks dapat

menghasilkan radikal bebas yang menyebabkan infeksi. Dengan

tercukupinya asupan vitamin C dalam tubuh yang berperan sebagai zat

antioksidan akan mampu menganggulangi terjadinya reaksi oksidasi

kompleks, sehingga kejadian infeksi oportunistik pada seseorang akan

berkurang.

Page 47: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

35

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Rata-rata asupan Vitamin A sampel adalah 2036,13 mcg, lebih

tinggi dibandingkan kebutuhan asupan Vitamin A menurut AKG

2013.

2. Rata-rata asupan Vitamin C sampel adalah 76,67 mg, lebih tinggi

dibandingkan kebutuhan asupan Vitamin C menurut AKG 2013

pada kelompok umur 19 – 64 tahun untuk perempuan dan lebih

rendah dibandingkan kebutuhan asupan Vitamin C menurut AKG

2013 pada kelompok umur 19 – 64 tahun laki-laki.

3. Rata-rata skor Infeksi Oportunistik sampel adalah 6.1 dengan skor

tertinggi 14 gejala sedangkan yang terendah sebanyak 4 gejala.

4. Ada hubungan bermakna antara asupan Vitamin A dengan Infeksi

Oportunistik pada ODHIV (p=0,001) dengan tingkat keeratan

hubungan kuat dan arah hubungan korelasi negatif (r = -0,559).

5. Ada hubungan bermakna antara asupan Vitamin C dengan Infeksi

Oportunistik pada ODHIV (p=0,001) dengan tingkat keeratan

hubungan sangat kuat dan arah hubungan korelasi negatif (r = -

0,762).

B. Saran

1. Penelitian ini dapat dijadikan informasi untuk beberapa intansi

terkait yang khusus menangani orang-orang yang terinfeksi

HIV/AIDS.

2. Bagi sampel diharapkan mampu menerapkan pola konsumsi yang

ada di Balai setelah mereka kembali kedaerah masing-masing

karena vitamin A dan vitamin C mempunyai peranan menurunkan

gejala.

Page 48: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

36

3. Bagi pengelola yang menangani makanan sehari-hari penghuni

Balai dapat menjadi sumber informasi untuk membuat daftar menu

bagi ODHIV.

4. Penelitian tentang asupan vitamin A dan vitamin C dengan Infeksi

Opotunistik pada orang dengan HIV diharapkan dilakukan

penelitian didaerah lain dengan jumlah sampel yang lebih banyak

untuk memperkuat hasil penelitian ini dan menjadi referensi

penelitian lainnya.

Page 49: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

37

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Pujiati dan Aprillia Sri Haryati. 2011. Hubungan Pemberian ASI

Eksklusif Dengan Kejadia Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Pada Bayi. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung

Semarang. 2011: pg 7

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta.

Almatsier, Sunita. 2016. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta.

Anderson, Kevin, Setyo Gundi Pramudo dan Muchlis Achsan Udji Sofro.

2017. Hubungan Status Gizi Dengan Kualitas Hidup Orang Dengan

HIV/AIDS Di Semarang. Jurnal Kedokteran Diponegoro. 2017: 6(2);

694.

Ayun, Kurratun dan Sulistyaningsih. 2015. Hubungan Status Gizi dan

Vitamin A dengan Kejadian Pneumonia pada Balita di Puskesmas

Piyungan Bantul. Skripsi Program Studi Bidan Pendidikan Jenjang

DIV Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta Tahun.

2015

Azrimaidaliza. 2007. Vitamin A, Imunitas Dan Kaitannya Dengan Penyakit

Infeksi. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2007: 1(2); 92-93.

Daftar Angka Kecukupan Gizi 2013. 2013. AKG Indonesia. Kemenkes.

Jakarta.

Dalimartha, S dan Soedibyo, M. 1999. Awet Muda Dengan Tumbuhan

Obat dan Diet Suplemen. Trubus Agriwidya. Jakarta.

Darmadi dan Riska Habriel Ruslie. 2012. Diagnosis Dan Tatalaksana

Infeksi HIV Pada Neonatus. Majalah kedokteran Andalas. 2012:

36(1); 12.

Depkes RI. 2007. Situasi Perilaku Beresiko dan Prevalensi HIV di Tanah

Papua 2006. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Depkes RI. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Departemen Kesehatan RI.

Jakarta.

Page 50: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

38

Dinkes. 2016. Profil Kesehatan Kota Medan. Dinas Kesehatan Kota

Medan. Medan.

Djoerban, Zubairi. 2001. Membidik AIDS ikhtiar memahami HIV dan

ODHA. Galang Press. Yogyakarta.

Fitriana, Ana, Ali Rosidi dan Tiurma Ria Pakpahan. 2014. Gambaran

Asupan Vitamin Sebagai Zat Antioksidan Atlet Sepakbola di Pusat

Pendidikan dan latihan Pelajar Jawa Tengah di Salatiga. Jurnal

Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang. 2014. 3(1); 17.

Generasibiologi. 2016. Pengertian dan Mekanisme Reaksi Radikal Bebas

Reactive Oxygen Spesies. (Online).

(http://www.generasibiologi.com/2016/10/pengertian-reactive-

oxygen-species-ros-adalah.html?m=1. Diakses 2 Desember 2018).

Healthdirect. 2013. Government of Western Australia Department of

Health Public Health and Clinical Services. Communicable Disease

Control Directorate Department of Health. Western Australia

Jalil, Nirmayanti, A M Adam, Khairuddin Djawad, Arifin Seweng, Risna

Halim, Anni Adriani. 2017. Perbandingan Status Antioksidan Total

Dan Cd4 Pada Penderita HIV Stadium I Dan Stadium IV.

Nusantara medical science journal. 2017: 1; 15.

Jamil, Kurnia Fitri. 2014. Profil Kadar CD4 Terhadap Infeksi Oportunistik

Pada Penderita Human Immunodeficiency Virus / Acquired

Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) Di Rsud Dr. Zainoel

Abidin Banda Aceh. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. 2014: 14(2);

77.

Kambu, Yowel, Agung Waluyo dan Kuntarti. 2016. Umur Orang dengan

HIV AIDS (ODHA) Berhubungan dengan Tindakan Pencegahan

Penularan HIV. Jurnal Keperawatan Indonesia. 2016: 19 (3); 201-

205.

Kamiensky, Keogh. 2006. Vitamins and Minerals. In: Pharmacology

Demystified. Mc.GrawHill Companies Inc., USA. p.137 - 54.

Kemenkes. 2010. Pedoman Pelayanan Gizi Bagi ODHA. Kementerian rrr

vxKesehatan RI. Jakarta.

Page 51: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

39

Kemenkes. 2015. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 87 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pengobatan

Antiretroviral. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta

Kemenkes. 2016. Program Pengendalian HIV AIDS dan PIMS di Fasilitas

Kesehatan Tingkat Pertama Petunjuk Teknis 2016. Kementerian

Kesehatan RI. Jakarta.

Kemenkes. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Kementerian

Kesehatan RI. Jakarta.

Kompasiana. 2018. Isu Kedokteran “Suplemen Vitamin Dapat Menjaga

Kesehatan”. (Online).

(http://www.kompasiana.com/boboho993513/5b726a4f43322f4112

5d5e82/iusu-kedokteran-suplemen-vitamin-dapat-menjaga-

kesehatan. Diakses 11 November 2018).

Maxmanroe. 2019. Pengertian Pendidikan. (online).

(http://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-pendidikan.html.

Diakses 9 Februari 2019).

Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. PT

Rineka Cipta. Jakarta.

Notoatmojo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka

Cipta. Jakarta.

Nurmawati, Ery Fitria. 2015. Hubungan Asupan Vitamin A, Seng dan

Pendidikan Ibu dengan Kejadian Pneumonia pada Balita di

Puskesmas Tawangsari Sukoharjo. Skripsi Program Studi Ilmu Gizi

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2015.

Palang Merah Indonesia. 2010. HIV/AIDS Pengetahuan Dasar tentang

AIDS. (Online). (http://palmersda.wordpress.com/2010/08/14/hiv-

aids/amp/. diakses 11 November 2018).

Pettalolo, Sri Rezeki. 2015. Efek Suplementasi Ekstrak Ikan Gabus Dan

Vitamin C Terhadap Hemoglobin, Leukosit, Limfosit, Albumin, Dan

Imt Pada Pasien HIV/AIDS. Gizi Indon. 2015: 38(1); 42 dan 46.

Page 52: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

40

Pohan. 2006. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan: dasar-dasar pengertian

dan Penerapan. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Putri, Aghnia Jolanda, Eryati Darwin dan Efrida. 2015. Pola Infeksi

Oportunistik yang Menyebabkan Kematian pada Penyandang AIDS

di RS Dr. M. Djamil Padang Tahun 2010-2012. Jurnal Kesehatan

Andalas. 2014: 4(1); 11.

Ratridewi, Irene. 2009. Evaluasi Jumlah Sel T-CD4 dan Berat Badan Anak

dengan HIV/AIDS yang Mendapatkan Anti Retro Virus Lini Pertama

di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang. Sari Pediatri. 2009: 1(4);

277-278.

Scribd Inc. 2019. Defenisi Umur. (Online).

(http://id.scribd.com/document/117124208/Defenisi-Umur. Diakses

9 Februari 2019).

Siswanto, Budisetyawati, Fitrah Ernawati. 2013. Peran Beberapa Zat Gizi

Mikro Dalam Sistem Imunitas. Gizi Indon. 2013: 36(1); 57-60.

Sirajuddin, Mustamin, Nadimin, dan Suriani. 2014. Survei Konsumsi

Pangan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Soetjiningsih. 2012. Perkembangan Anak dan Permasalahannya dalam

Buku Ajar I Ilmu Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta:

Sagungseto .Pp 86-90.

Soetikno, Rista D. 2010. Hubungan antara Jumlah CD4 dan Gambaran

Foto Toraks pada Penderita HIV/AIDS. Jurnal Kesehatan

Masyarakat. 2010: 10(1); 3.

Subowo. 2013. Histologi Umum. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Supariasa, I Dewa Nyoman, Bachyar Bakri, dan Ibnu Fajar. 2016.

Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Tanan, Nawan. 2017. HIV dan Malnutrisi: Efek pada Sistem Kekebalan

Tubuh. ResearchGate. 2018.

The Aids. 2008. Infeksi Oportunistik. Yayasan Spiritia. Jakarta

UNAIDS. 2018. UNAIDS DATA 2017. The Joint United Nations

Programme on HIV/AIDS.

Page 53: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

41

Wawan, A dan Dewi M. 2010. Teori Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan

Perilaku Manusia. Nuha Medika. Yogyakarta.

Widiyanti, Mirna dan Hotma Hutapea. 2015. Hubungan Jumlah Cluster of

Diferrentation 4 (CD4) dengan Infeksi Oportunistik Pada Pasien

HIV/AIDS di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dok II Jayapura.

Jurnal Biologi Papua. 2015: 7(1);17-19.

Yuliyanasari, Nurma. 2017. Global Burden Desease – Human

Immunodeficiency Virus– Acquired Immune Deficiency Syndrome

(HIV-AIDS). Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Surabaya. Surabaya.

Page 54: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

42

Lampiran I. Master Tabel

Master Tabel Hubungan Asupan Vitamin A dan Vitamin C dengan Infeksi Oportunistik pada Orang Dengan Human

Immunodeficiency Virus (ODHIV) di Balai Rehabilitasi Sosial Bahagia Medan

No Nama

Sampel Jenis Kelamin Umur

Pendidikan

terakhir Alamat CD 4

Asupan Vitamin A Asupan Vitamin C IO

Hari 1 Hari 2 Hari 3 Rata-Rata Hari 1 Hari 2 Hari 3 Rata-rata

1 IW Laki-laki 41 SMA Tanjung Pura, Aceh 390 1757.2 1938.3 2383.8 2026.43 79.4 65.5 90.3 78.4 5 2 RK Laki-laki 31 SMA Kuta Buluh 18 1646.6 1431.2 1362.1 1479.96 71.5 25.1 78.7 58.4 14 3 ES Laki-laki 40 SMA Balige 556 1875.7 2049.6 2302.4 2075.9 86.1 36.8 86.3 69.7 6 4 SPP Laki-laki 32 SMP Negeri Jahe 412 4260.6 1434.2 2487.2 2727.33 53.5 25.3 152.2 77 5 5 EDS Laki-laki 22 SD Asam Jawa 334 2112 1991.3 2109.5 2070.93 56.3 44.9 155.2 85.4 4 6 DD Laki-laki 39 SMA Kuta Kepar 249 1757.2 2003 2320.6 2026.93 91.8 34.6 99.8 75.4 6

7 DK Laki-laki 20 SMA Teladan Jaya, Bagan batu

498 2288.3 1737.5 2408.6 2144.8 92.6 30.2 137.2 86.6 5

8 AN Perempuan 34 SMA Berastagi 204 2288.3 1961.4 2350.9 2200.2 92.6 34 89.7 72.1 5 9 RD Laki-laki 32 SMP Duri 341 2089.5 794.4 2350 1744.63 60.6 2.1 88.4 50.3 11 10 FWS Laki-laki 32 SMA Kabanjahe 141 1559.2 1837.5 2350 1915.56 55.4 29.7 88.4 57.8 11 11 JL Laki-laki 35 SMA Tanjung Balai 450 1840.4 2277.9 2631.6 2249.96 84.9 39.7 126.1 83.5 5

12 JN Laki-laki 29 PT Bagann Sari, Bagan Batu

151 1894.5 2307.9 2479 2227.13 97.9 40.6 123.4 87.3 4

13 CG Perempuan 32 SMA Parlombuan 480 1867.4 2224 2571.8 2221.06 97.3 35.9 120 84.4 4 14 ZL Laki-laki 24 SMA Meunahsaray, Aceh 750 1840.4 2224 2369.2 2144.53 84.9 75 88 82.6 5 15 PP Laki-laki 24 SMA Bengkulu 451 1840.4 2233.4 2762.1 2278.63 106.5 101 135.4 114 4 16 MR Laki-laki 22 SMA Dolomaraja 29 1843.8 2233.4 2136.9 2071.36 84.9 38.8 84.7 69.4 9 17 IA Laki-laki 28 SMA Aceh 348 1891.8 2233.4 2242.1 2122.43 98.1 38.8 168.9 101.9 4

Page 55: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

43

18 HH Laki-laki 54 PT Pekanbaru 123 1891.8 2233.4 2751 2292.06 98.1 38.8 168.7 101.8 4 19 DM Laki-laki 36 SMP Pontianak 197 1889.6 2233.4 2610.4 2244.46 98.1 38.8 135.4 90.7 4 20 AS Perempuan 33 SMA Sumatera Utara 346 1889.6 2233.4 2268.7 2130.56 98.1 75 38.1 70.4 5 21 FT Laki-laki 30 SMP Ajinembah 422 1894.5 2085.6 1689.6 1889.9 72.8 58.8 123.4 85 5 22 DB Laki-laki 27 SMA Pekanbaru 250 1858 2085.6 1825.2 1922.93 115.9 44.1 72.8 77.6 4 23 SS Perempuan 29 SMA Golap 179 1670 2038.1 2134.3 1947.46 80 43.2 78 67 8 24 HW Laki-laki 23 SMA Tembilahan, Riau 283 1847.5 2052.9 2134.3 2011.56 109.6 43.5 78 77 6 25 WJ Laki-laki 42 SMA Padang 111 1843.8 2008.4 2144 1998.73 104.5 42.6 78 75 6 26 AM Laki-laki 32 PT Kuala Eno, Riau 238 2323.8 2008.4 2144.4 2158.86 79.5 42.6 78.5 66.8 8 27 RH Laki-laki 32 SMA Bunglai, Kalimantan 374 1870.4 2008.4 1690 1856.26 122 77 66.7 88.5 4 28 GB Laki-laki 24 SMA Mandala, medan 456 1804.3 2082.6 2144 2010.3 102.3 89 78 89.7 4 29 FO Laki-laki 25 SMA Bengkulu 682 1678.3 2008.4 2144 1943.56 78.9 88.7 78 81.8 5 30 MH Laki-laki 28 SMA Laguboti 221 1889.4 2042.5 2144 2025.3 62.4 58.8 78 66.4 7 31 AHA Laki-laki 35 SMA Padang 251 970.8 2055.9 2193.2 1739.96 50.5 70.7 77.6 66.2 8 32 OP Laki-laki 46 SMP Balige 271 1291.4 2199.7 2139.2 1876.76 65.2 58.8 77.6 67.2 8 33 PH Laki-laki 29 PT Tembilahan, Riau 334 1440.7 2206.8 2193.2 1946.9 49.3 101.3 77.6 76.06 5 34 RS Laki-laki 20 SMA Padang 447 1740.7 1625.2 2193.2 1853.03 104.5 53.2 77.6 78.4 5 35 FDT Laki-laki 22 SMA Padang 390 1448 2263.9 2193.2 1968.36 89.1 67.6 83.4 80 4 36 TS Laki-laki 28 SMA Bengkulu 550 1519.4 2225.2 2193.2 1979.26 88.2 37.1 77.6 67.6 7

37 HH Perempuan 37 SMA Batu bandung, Bengkulu

78 1392.1 2261.1 2193.3 1948.83 60.2 37.2 77.6 58.3 8

38 IS Laki-laki 29 SMA Balige 137 1567.3 2268.7 2193.2 2009.73 93.3 38.1 77.6 69.6 9 39 RM Laki-laki 28 SMA Concong, Riau 120 1251.7 2288.7 2193.2 1911.2 64.2 45.9 77.6 62.5 13 40 MS Laki-laki 30 SMA Serbelawan, Siantar 350 2099.3 1914.1 2139.2 2050.86 79.5 46.9 77.6 68 7

Page 56: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

44

Lampiran 2. Distribusi Frekuensi

1. Frekuensi Jenis Kelamin

jenis_kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid laki-laki 34 85.0 85.0 85.0

Perempuan 6 15.0 15.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

2. Frekuensi Kategori Umur

kat_Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 17-25 10 25.0 25.0 25.0

26-35 22 55.0 55.0 80.0

36-45 6 15.0 15.0 95.0

46-55 2 5.0 5.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

3. Frekuensi Pendidikan

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid SD 1 2.0 2.0 2.0

SMP 5 13.0 13.0 15.0

SMA 30 75.0 75.0 90.0

Perguruan

Tinggi

4 10.0 10.0 100.0

Total 63 100.0 100.0

Page 57: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

45

4. Frekuensi kategori nilai CD 4

kat_CD4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid <200 11 27.0 27.0 27.0

>200 29 73.0 73.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Page 58: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

46

Lampiran 3. Hasil Uji Statistik

1. Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

asupan_vit.A asupan_vit.C

infeksi_oportunisti

k

N 40 40 40

Normal Parametersa Mean 2036.1717 76.6504 7.1000

Std. Deviation 198.06547 12.89326 2.81753

Most Extreme

Differences

Absolute .103 .086 .227

Positive .096 .086 .227

Negative -.103 -.085 -.136

Kolmogorov-Smirnov Z .649 .544 1.435

Asymp. Sig. (2-tailed) .794 .928 .033

a. Test distribution is Normal.

2. Asupan Vitamin A

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

asupan_vit.A 40 1479.97 2727.33 2036.13 198.01318

Valid N (listwise) 40

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

asupan_vit_a 5 1947.46 2221.06 2.0896E3 133.42768

Valid N (listwise) 5

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

asupan_vit_a 35 1479.96 2727.33 2.0285E3 205.91202

Valid N (listwise) 35

Page 59: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

47

3. Asupan Vitamin C

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

asupan_vit.C 40 50.37 114.03 76.67 12.91530

Valid N (listwise) 40

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

asupan_vit_c 5 58.30 84.40 70.4400 9.44526

Valid N (listwise) 5

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

asupan_vit_c 35 50.30 114.00 77.5303 13.20384

Valid N (listwise) 35

4. Infeksi Oportunistik

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

infeksi_oportunistik 40 4.00 14.00 6.1000 2.31827

Valid N (listwise) 40

Page 60: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

48

5. Hubungan Asupan Vitamin A dengan Infeksi Oportunistik pada

ODHIV

Correlations

asupan_vit.A infeksi_oportunistik

asupan_vit.A Pearson Correlation 1 -.559

Sig. (2-tailed)

.001

N 40 40

infeksi_oportunistik Pearson Correlation -.559 1

Sig. (2-tailed) .000

N 40 40

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

6. Hubungan Asupan Vitamin C dengan Infeksi Oportunistik pada

ODHIV

Correlations

asupan_vit.C infeksi_oportunistik

asupan_vit.C Pearson Correlation 1 -.762

Sig. (2-tailed)

.001

N 40 40

infeksi_oportunistik Pearson Correlation -.762 1

Sig. (2-tailed) .000

N 40 40

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 61: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

49

Lampiran 4. Informed Consent

PERNYATAAN KETERSEDIAAN MENJADI SAMPEL PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:

Nama : ……………………………………………………………

Tempat Tgl Lahir : ……………………………………………………………

Alamat :…………………………………………………………….

Bersedia dan mau berpartisipasi menjadi sampel penelitian dengan

judul “Hubungan Asupan Vitamin A dan Vitamin C terhadap Infeksi

Oportunistik pada Orang dengan Human Immunodeficiency Virus

(ODHIV) di Balai Rehabilitasi Sosial Bahagia Medan” yang akan

dilakukan oleh :

Nama : Festiana Glorya Simanjuntak

Alamat : Jalan medan-tanjung morawa km.12,5 gang rasmi

Instansi : Poltekkes Kemenkes Medan Jurusan Gizi Program D-III

No HP : 082370955302

Demikian surat pernyataan ini saya perbuat dengan sesungguhnya

tanpa ada paksaan dari siapapun.

Medan,………………………2018

Peneliti Responden

(Festiana Glorya Simanjuntak) (……………………………)

Page 62: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

50

Lampiran 5. Kuisioner Penelitian

KUISIONER PENELITIAN

Hubungan Asupan Vitamin A dan Vitamin C Dengan Infeksi

Oportunistik Pada Orang Dengan Human Immunodeficiency Virus

(ODHIV) di Balai Rehabilitasi Sosial Bahagia Medan

Tanggal Wawancara : ……………………. No. Sampel :

Identitas Sampel

1 Nama

2 Umur

3 Jenis Kelamin

4 Alamat

5 Pendidikan Terakhir

a. Tamat SD

b. Tamat SMP/Sederajat

c. Tamat SMA/Sederajat

d. Tamat Akademi/Perguruan Tinggi

Page 63: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

51

Lampiran 6. Formulir IO

Formulir Infeksi Oportunistik

Responden :

Umur :

Jenis kelamin : L/P

No Organ/Sistem Tubuh

Infeksi Skor

1 Mulut Stomatitis

2 Candidiasis oral

3 Kesulitan menelan

4 Sistem Pernapasan

Batuk berkepanjangan

5 Radang tenggorokan

6 Pneumonia

7 Sesak nafas

8 Sistem pencernaan

Penurunan berat badan

9 Mual

10 Muntah

11 Diare

12 Kulit Infeksi jamur pada kuku

13 Infeksi jamur pada kulit kepala(seperti ketombe besar dan tebal)

14 Bisul kecil keunguan

15 Ruam merah dan gatal

16 Dermatitis

17 Herpes Zoster

18 Lain-lain Mudah lelah

19 Keringat malam hari

20 Demam berhari-hari

21 Ngilu pada sendi

22 Limfoma (pembengkakan kelenjar getah bening di daerah tubuh)

Total skor

Page 64: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

52

Lampiran 7. Hasil Food Recall Asupan Vitamin A Dan C (Sampel F12)

1. Recall Ke-I

Waktu Nama Makanan

Bahan URT Berat (gr)

Vit A (µg)

Vit C (mg)

Pagi

Nasi goreng

Beras 4 ctg 150 0 0

Minyak goreng 1 sdm 10 500 0

Kecap 1 sdm 10 0 0

Telur mata sapi

Telur ayam 1 butir 60 114 0

Minyak goreng 1/2 sdt 3 150 0

Sub total 764 0

Siang

Nasi Beras 3 ctg 150 0 0

Ikan dencis gulai

Ikan segar 1 potong 70 19.6 0

Santan 2 sdm 20 0 0.2

Minyak goreng ½ sdm 5 250 0

Rebusan buncis+wortel

Buncis 1 ½ sdm 15 10.1 1.5

Wortel 1 ½ sdm 15 0 10.5

Sub total 279.7 12.2

Snack

Jus alpukat Alpukat ½ buah 80 4.8 6.4

Gula pasir 1 sdm 15 0 0

Bubur kacang hijau

Kacang hijau 2 sdm 20 0.4 0

Santan 3 sdm 30 0 0.3

Gula aren 1 sdm 15 0 0

Sub total 5.2 4.3

Malam

Nasi Beras 4 ctg 150 0 0

Ayam goreng

Daging ayam 1 ptg sdg 80 31.2 0

Minyak goreng ½ sdm 5 250 0

Rebus sawi Sawi hijau 2 sdm 20 60.6 5

Sambal blacan

Cabe rawit 5 buah 5 208.1 3.8

Tomat masak ¼ buah 5 4.3 0.9

Bawang merah ½ suing 3 0 0.2

Bawang putih ½ suing 3 0 0.3

Terasi 1 cm 3 0.4 0

Buah Pepaya 1 potong 80 108 49.6

Sub Total 629.4 46.5

Snack Susu milo Susu milo bubuk 1 sachet 30 183 29.7

Sub Total 183 29.7

1894.5 97.9

Page 65: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

53

2. Recall Ke-II

Waktu Nama Makanan

Bahan URT Berat (gr)

Vit A (µg)

Vit C (mg)

Pagi

Nasi Beras 3 ctg 75 0 0

Telur bulat sambal

Telur ayam 1 butir 60 144 0

Cabe merah 5 buah 8 37.7 11.7

Tomat masak ¼ buah 5 4.3 0.9

Minyak goreng ½ sdm 5 250 0

Bihun goreng

Bihun 1 prg kecil 50 0 0

Sawi hijau 1 sdm 10 30.3 2.5

Minyak goreng 1 sdm 10 500 0

Kecap ½ sdm 5 0 0

Teh manis The 1 kantong 2 0 0

Gula pasir 1 sdm 15 0 0

Sub Total 966.3 15.1

Snack Biscuit Biscuit 9 buah 45 44.5 0.9

Sub Total 44.5 0.9

Siang

Nasi putih Beras 3 ctg 75 0 0

Ikan lele goreng

Ikan lele 1 ekor 75 9 0.8

Minyak goreng 1 sdm 10 500 0

Kacang panjang tumis

Kac. Panjang 5 sdm 50 33.5 5

Bawang merah 1 siung 5 0 0.3

Bawang putih 1 siung 5 0 0.5

Minyak goreng ½ sdm 5 250 0

Buah Semangka 1 potong 100 37 10

Sub Total 829.5 17.5

Malam

Nasi putih Beras 4 ctg 100 0 0

Ikan kembung goreng

Ikan kembung 1 ptg 50 21.5 0

Minyak goreng ½ sdm 5 250 0

Buncis tumis

Buncis mentah 5 sdm 50 33.5 5

Bawang merah 1 siung 5 0 0.3

Bawang putih 1 siung 5 0 0.5

Minyak goreng ½ sdt 3 150 0

Sub Total 455 5.8

Snack Mie Bakso

Bihun 1 prg kcl 50 0 0

Bakso daging 4 buah 60 6 0

Tahu 10 ptg kcl 40 0 0

Kecap ½ sdm 5 0 0

Saos tomat ½ sdm 5 6.6 1.5

Sub Total 12.6 1.5

Total Total 2307.9 40.6

Page 66: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

54

3. Recall Ke-III

Waktu Nama Makanan

Bahan URT Berat (gr)

Vit A (µg)

Vit C (mg)

Pagi

Nasi goreng

Beras 1 prg sdg 100 0 0

Wortel 1 ½ sdm 15 0 10.5

Seledri 1/4 sdm 2 0.7 0.1

Kecap 1 ½ sdm 15 0 0

Minyak goreng 1 sdm 10 500 0

Telur dadar Telur ayam ½ butir 30 57 0

Minyak goreng ½ sdm 5 250 0

Susu milo Susu milo 1 scht 30 183 29.7

Gula pasir 1 sdm 10 0 0

Sub Total 990.7 40.3

Siang

Nasi putih Beras 3 ctg 75 0 0

ayam semur

Daging ayam 1 ptg sdg 55 21.5 0

Kecap 1 sdm 10 0 0

Minyak goreng 1/2 sdm 5 250 0

Bening sawi tabur bawang goreng

Sawi hijau 3 sdm 30 90.9 7.5

Bawang merah ½ siung 5 0 0.3

Minyak goreng ½ sdm 5 250 0

Buah Pepaya 1 potong 100 135 62

Sub Total 747.4 69.8

Snack Kolak pisang +pulut hitam

Pisang 5 ptg kecil 45 3.6 4.1

Pulut hitam 2 sdm 20 0 0

Santan 5 sdm 50 0 0.5

Gula aren 1 ½ sdm 15 0 0

Sub Total 3.6 4.6

Malam

Nasi putih Beras 3 ctg 75 0 0

Gulai ikan dencis

Ikan dencis 1 ekor 70 19.6 0

Santan 2 sdm 20 0 0.2

Kunyit 1 ptg kcl 1 2 0.2

Minyak goreng 1/2 sdm 5 250 0

Tumis kangkung

Kangkung 3 sdm 30 90.9 7.5

Bawang putih 1 siung 5 0 0.5

Cabe rawit 3 buah 3 124.8 0.3

Minyak goreng ½ sdm 5 250 0

Sub Total 737.3 8.7

Total 2479 123.4

Page 67: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

55

Lampiran 8. Lembar Pernyataan Keaslian KTI

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Festiana Glorya Simanjuntak

NIM : P01031116022

Menyatakan bahwa data penelitian yang terdapat di Karya Tulis Ilmiah

saya adalah benar saya ambil dan bila tidak saya bersedia mengikuti ujian

ulang (ujian utama saya dibatalkan).

Yang membuat pernyataan

(Festiana Glorya Simanjuntak)

Page 68: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

56

Lampiran 9. Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAR HIDUP

Nama Lengkap : Festiana Glorya Simanjuntak

Tempat/Tanggal Lahir : Kota Pinang, 03 Mei 1998

Jumlah Anggota Keluarga : 6

Alamat Rumah : Jalan Raya Medan-Tanjung Morawa Km 12,5

Gg Rasmi Perumahan Bangun Sari Indah

Nomor Handphone : 081362147388

Riwayat Pendidikan :

1. SD NEGERI 112223 Kota Pinang

2. SMP NEGERI 5 Medan

3. SMA NEGERI 4 Medan

4. Poltekkes Kemenkes Medan Jurusan Gizi

Hobby : Travelling dan Bernyanyi

Motto : Bermimpi, Berkomitmen dan Konsekuen

Page 69: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

57

Lampiran 10. Lembar Bukti Bimbingan Karya Tulis Ilmiah

LEMBAR BUKTI BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH

MAHASISWA D-III JURUSAN GIZI POLTEKKES KEMENKES MEDAN

TAHUN AJARAN 2018/2019

NAMA MAHASISWA : Festiana Glorya Simanjuntak

NIM : P01031116022

JUDUL KARYA TULIS ILMIAH : Hubungan Asupan Vitamin A dan

Vitamin C dengan Infeksi Oportunistik

pada Orang Dengan Human

Immunodeficiency Virus (ODHIV)

di Balai Rehabilitasi Sosial Bahagia

Medan

BIDANG PEMINATAN : Gizi Klinik

NAMA PEMBIMBING UTAMA : Ginta Siahaan, DCN, M.Kes

NIP : 196508041986031004

Page 70: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

58

Lampiran 11. Bukti Bimbingan Karya Tulis Ilmiah

BUKTI BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH

Nama : Festiana Glorya Simanjuntak

Nim : P01031116022

Nama Pembimbing Utama : Ginta Siahaan, DCN, M.Kes

No Tanggal Judul/ Topik Bimbingan T. tangan

Mahasiswa

T. tangan

Pembimbing

1 24 Januari

2019

Data selesai diteliti

2 25 Januari

2019

Melakukan kegaiatan

cleaning data 1:

- Mengkonversikan bahan

makanan dari bentuk URT

kedalam gram

3 26 Januari

2019

Melakukan kegiatan analisa

data:

- Melakukan entry food

recall zat gizi vitamin A

dan vitamin C dengan

program Nutrisurvey

4 27 Januari

2019

- Melanjutkan entry data

SPSS

- Mulai analisis data

univariat (umur, jenis

kelamin, pendidikan dan

CD 4)

- Analisis data asupan

vitamin A dan vitamin C

dengan Infeksi

Oportunistik

5 1 Februari

2019

- Mulai analisis data dengan

uji kenormalan data

- Analisis data bivariat

asupan vitamin A dan

vitamin C dan infeksi

oportunistik

6 2 Februari

2019

- Mulai menyusun Bab IV

gambaran umum

penelitian, hasil univariat

sampel dan responden

- Membuat master tabel

Page 71: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

59

7 3 Februari

2019

- Mulai membuat

pembahasan hasi

penelitian

- Mencari kepustakaan yang

berhubungan dengan

penelitian

8 9 Februari

2019

- Mengerjakan Bab IV

pembahasan hasil

penelitian

- Menambah teori

kepustakaan untuk

menguatkan hasil

penelitian dibagian

pembahasan

- Merapikan daftar pustaka

- Menyusun Bab V

- Menyusun seluruh

lampiran terkait Karya

Tulis Ilmiah

Page 72: HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN A DAN VITAMIN C DENGAN …repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream...infections, such as the airways, digestive tract, neurological, skin, and etc. Vitamin

60

Lampiran 12. DOKUMENTASI