hubungan antara tingkat pendidikan formal ibu …/hubungan...formal ibu dengan perilaku pencegahan...

70
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN DIARE PADA ANAK DI KELURAHAN PUCANGSAWIT SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran DODI NAWAN SANTOSA G0004086 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: lamngoc

Post on 01-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU

DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN DIARE PADA ANAK

DI KELURAHAN PUCANGSAWIT SURAKARTA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi PersyaratanMemperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

DODI NAWAN SANTOSA

G0004086

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

ii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN DIARE PADA

ANAK DI KELURAHAN PUCANGSAWIT SURAKARTA

Dodi Nawan Santosa, NIM/Semester: G0004086/x

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Pada Hari , Tanggal April 2009

Pembimbing UtamaNama : Sumardiyono, SKM., Mkes.NIP : 160 045 694 ( )

Pembimbing PendampingNama : Anik Lestari, dr.,Mkes.NIP : 132 297 281 ( )

Penguji UtamaNama : Vitri Widyaningsih, dr.NIP : 132 327 441 ( )

Anggota PengujiNama : Sulistyo Santoso, dr.NIP : 130 604 669 ( )

Surakarta,

Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS

Sri Wahyono, dr., Mkes. Prof. Dr. A.A. Subiyanto, dr., MS. NIP : 030 134 646 NIP : 030 134 565

Page 3: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta,……………………………

Nama……………………………….. NIM.

Page 4: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

iv

ABSTRAK

Dodi Nawan Santosa, G0004086, 2009. Hubungan antara Tingkat Pendidikan Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Diare infeksi merupakan penyakit yang masih perlu diwaspadai menyerang anak dan merupakan penyebab utama kematian dan kesakitan pada anak di Negara berkembang, termasuk Indonesia. Faktor yang mempengaruhi diare ini, salah satunya adalah pengetahuan ibu atau tingkat pendidikan ibu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan formal ibu dengan perilaku pencegahan diare pada anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta.

Penelitian ini menggunakan metode analitik non eksperimental dengan pendekatan cross sectional study. Subyek penelitian adalah warga di salah satu daerah endemis diare yaitu di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Perilaku masyarakat diukur dengan menggunakan kuesioner yang meliputi kuesioner pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat terhadap pencegahan diare yang terdiri atas 30 item pertanyaan.

Hasil penelitian dari total 30 sampel didapatkan skor rata-rata perilaku pencegahan sebesar 109,83, dari skor sempurna yaitu 150, sedangkan untuk latar belakang pendidikan formal yaitu tamat SD sebanyak 30%, tamat SMP 36,67%, tamat SMA 26,67%, Perguruan Tinggi 6,67%.

Dari penelitian didapatkan hasil bahwa ada hubungan, dengan tingkat korelasi kuat, antara tingkat pendidikan formal ibu dengan perilaku pencegahan diare pada anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Dari uji Korelasi Rank Spearman didapatkan r = 0,611. Jadi semakin tinggi tingkat pendidikan semakin baik juga perilaku pencegahan diare pada anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta.

Kata kunci : Tingkat pendidikan formal ibu, perilaku pencegahan diare pada anak

Page 5: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

v

ABSTRAK

Dodi Nawan Santosa, G0004086, 2009. The relation between mother’s formal education level with diarrhea preventing behaviour for children in Pucangsawit region of Surakarta. Medical Faculty of Sebelas Maret University.

Infection diarrhea is a primary disease in children and it is named to be the main mortality and morbidity cause in developing country including Indonesia. One of the factor that influence this disease is parent’s knowledge or educational level. The purpose of this study is to know the relation between mother’s formal education level with diarrhea preventing behaviour for children in Pucangsawit region of Surakarta.

This research uses non experimental analytic method with cross sectional study approach. The subject of the study is the Pucangsawit residents, one of diarrhea endemic region in Surakarta. The resident’s behaviour is measured using questionare which include knowledge, attitude, and behaviourial questionare of the resident to prevent the diarrhea that includes 30 items of question.

The result of the research from 30 samples is an average score of preventing behaviour 109,83 points from maximum score 150 points, The formal educational backgrounds of the respondents are 30%, 36,67%, 26,67% and 6,67% consecutively for elementary high school, junior high school, senior high school, and university.

From this research , we conclude that there is a relation, with strong correlation, between mother’s formal education level with diarrhea preventing behaviour for children in Pucangsawit region of Surakarta. The Spearman Rank correlation test result for the research is r = 0,611. The higher formal education level of parent’s also makes the diarrhea preventing behaviour done better for children in Pucangsawit region of Surakarta

Keywords : mother’s formal education level, diarrhea preventing behaviour for children.

Page 6: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

vi

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat, kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan antara Tingkat Pendidikan Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta”. Skripsi ini disusun dengan maksud untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana dalam bidang kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyelesaian skripsi ini tak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:1. Prof. Dr. A.A. Subiyanto, dr., MS. selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sebelas Maret Surakarta.2. Bapak Sri Wahjono,dr.,M Kes selaku Ketua Tim Skripsi.3. Bapak Sumardiyono, SKM., Mkes., selaku Pembimbing Utama, atas segala

bimbingan, bantuan, dan pengarahan materi yang telah diberikan kepada penulis dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini.

4. Ibu Anik Lestari, dr., Mkes., selaku Pembimbing Pendamping, atas segala bimbingan, arahan dan masukan dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini.

5. Ibu Vitri Widyaningsih, dr., selaku Penguji Utama, yang telah berkenan menguji, memberi nasehat, koreksi, kritik dan saran sehingga penyusunan skripsi ini semakin sempurna.

6. Bapak Sulistyo Santoso, dr., selaku Anggota Penguji, yang telah berkenan menguji, memberi nasehat, koreksi dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak/Ibu Seluruh staf IKM FK UNS yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan skripsi ini.

8. Kedua orang tua, kakak dan adikku yang tercinta, atas segala kasih sayang, nasehat, dan dukungan baik secara material maupun spiritual selama penyusunan skripsi ini.

9. Seseorang yang telah memijamkan laptopnya dan membantu dalam penelitian ini.

10. Seluruh teman-teman angkatan 2004.11. Semua pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik, saran, dan masukan yang membangun, yang berguna bagi kesempurnaan skripsi ini di masa mendatang.

Akhir kata, penulis berharap semoga penulisan skripsi ini bermanfaat bagi semua

Surakarta, April 2009

Dodi Nawan Santosa

Page 7: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

vii

DAFTAR ISI

Halaman

PRAKATA ......................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 3

BAB II DASAR TEORI ................................................................................... 4

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 4

B. Kerangka Pemikiran .......................................................................20

C. Hipotesis .........................................................................................21

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 22

A. Jenis Penelitian .............................................................................. 22

B. Lokasi Penelitian .......................................................................... 22

C. Subyek Penelitian .......................................................................... 22

D. Teknik Sampling ........................................................................... 22

E. Rancangan Penelitian .................................................................... 23

F. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 24

G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 24

Page 8: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

viii

BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................ 26

A. Data Hasil Penelitian ..................................................................... 26

B. Analisis Statistik ........................................................................... 28

BAB V PEMBAHASAN ................................................................................ 34

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 37

A. Simpulan ....................................................................................... 37

B. Saran .............................................................................................. 37

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 38

LAMPIRAN .......................................................................................................

Page 9: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Skor Klinis Metode Daldiyono 10

Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Formal Ibu 26

Tabel 3. Distribusi Responden Menurut Jenis Pekerjaan 26

Tabel 4. Distribusi Responden Menurut Sumber Informasi yang Didapat 27

Tabel 5. Distribusi Responden Menurut Informasi Pencegahan Diare 27

Tabel 6. Skor Perilaku Pencegahan Diare 27

Tabel 7. Uji Korelasi Rank Spearman Antara Tingkat Pendidikan dan

Perilaku Pencegahan Diare 28

Tabel 8. Uji Korelasi Rank Spearman Antara Jenis Pekerjaan dan

Perilaku Pencegahan Diare 30

Tabel 9. Uji Korelasi Rank Spearman antara Sumber Informasi dan

Perilaku Pencegahan Diare 31

Tabel 10. Uji Korelasi Rank Spearman antara Belum atau Sudahnya

Mendapat Informasi diare dan Perilaku Pencegahannya 32

Tabel 11. Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi 33

Page 10: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Kuesioner PenelitianLampiran B. Tabel Distribusi Responden dan Skor Perilaku PencegahanLampiran C. Surat Ijin Penelitian dari FakultasLampiran D. Surat Ijin Penelitian dari DKK

Page 11: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Diare merupakan masalah umum yang ditemukan diseluruh dunia.

Dinegara maju walaupun sudah terjadi perbaikan kesehatan dan ekonomi

masyarakat tetapi insiden diare infeksi tetap tinggi dan masih menjadi masalah

kesehatan. Di Inggris 1 dari 5 orang menderita diare infeksi setiap tahunnya

dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat ke praktek umum menderita diare

infeksi. Tingginya kejadian diare di negara Barat ini oleh karena foodborne

infections dan waterborne infections. Di negara berkembang, diare infeksi

menyebabkan kematian sekitar 3 juta penduduk setiap tahun. Di Afrika anak-

anak terserang diare infeksi 7 kali setiap tahunnya di banding dinegara

berkembang lainnya mengalami serangan diare 3 kali setiap tahun (Depkes RI,

2007).

Setiap tahun diperkirakan terdapat lebih dari satu milyar kasus diare

infeksi pada anak di dunia dengan 3,3 juta kasus kematian sebagai akibatnya.

Diperkirakan angka kejadian di negara berkembang berkisar 3,5 – 7 episode

per anak pertahun dalam 2 tahun pertama kehidupan dan 2 – 5 episode per

anak per tahun dalam 5 tahun pertama kehidupan. Hasil survei oleh

Deartemen kesehatan diperoleh angka kesakitan diare tahun 2000 sebesar 301

per 1000 penduduk angka ini meningkat bila dibanding survei pada tahun

1996 sebesar 280 per 1000 penduduk. Diare masih merupakan penyebab

utama kematian bayi dan balita. Hasil Surkesnas 2001 didapat proporsi

Page 12: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

2

kematian bayi 9,4% dengan peringkat 3 dan proporsi kematian balita 13,2%

dengan peringkat 2 (Depkes RI, 2007)

Di Indonesia dari 2.812 pasien diare yang disebabkan bakteri yang

datang ke rumah sakit dari beberapa provinsi seperti Jakarta, Padang, Medan,

Denpasar, Pontianak, Makasar dan Batam yang dianalisa dari 1995 s/d 2001

penyebab utama diare infeksi pada anak di Indonesia adalah Shigella,

Salmonela, Campylobacter jejuni, Escherichia coli, dan Entamoeba

histolytica. Diare berat umumnya disebabkan oleh Shigella dysentery, kadang-

kadang dapat juga disebabkan oleh Shigella flexneri, Salmonella dan

Enteroinvasive E.coli (EIEC). Beberapa faktor epidemiologis penting

dipandang untuk mendekati pasien diare akut yang disebabkan oleh infeksi.

Makanan atau minuman terkontaminasi, berpergian, penggunaan antibiotik,

HIV positif atau AIDS, merupakan petunjuk penting dalam mengidentifikasi

pasien berisiko tinggi untuk diare infeksi (Irianto, 2000)

Untuk mengantisipasi masalah tersebut diperlukan kesiapan tenaga

kesehatan dan masyarakat dalam mencegah diare secara terpadu disetiap

jenjang administrasi, termasuk kesiapan sarana pelayanan kesehatan seperti

RSU, Puskesmas perawatan, puskesmas, balai pengobatan (BP), puskesmas

pembantu, serta posyandu (Depkes RI, 2007).

Kasus diare akut juga terjadi di wilayah kerja Kelurahan Pucangsawit

kecamatan Ngoresan, Surakarta. Dari data yang diperoleh dari Puskesmas

pembantu Pucang Sawit pada tahun 2006 terdapat 1263 kasus, tahun 2007

terdapat 1066 kasus, dan tahun 2008 sampai pada bulan oktober 823 kasus,

Page 13: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

3

dengan perincian kasus lama, kasus kambuh, dan kasus baru. Kasus diare

termasuk dalam 10 besar masalah kesehatan dalam kelurahan Pucangsawit,

kecamatan Ngoresan, Surakarta.

Dari data tersebut di atas, banyak faktor yang mempengaruhi kejadian

diare pada anak, faktor tersebut salah satunya adalah tingkat pendidikan

formal ibu. Faktor tersebut merupakan faktor yang berasal dari luar dan dapat

diperbaiki, sehingga dengan memperbaiki faktor risiko tersebut diharapkan

dapat menekan angka kesakitan dan kematian diare pada anak (Slamet, 1994).

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik mengetahui

hubungan tingkat pendidikan ibu dengan kejadian diare pada anak di

Kelurahan Pucangsawit Kecamatan Ngoresan, Surakarta.

B. Perumusan Masalah

Adakah hubungan antara tingkat pendidikan formal ibu dengan

perilaku pencegahan diare pada anak ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui peran serta ibu dalam upaya pencegahan dan

penanganan diare pada anak

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan formal ibu dengan

perilaku pencegahan diare pada anak

Page 14: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

4

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Memberikan bukti-bukti empiris tentang pencegahan diare pada daerah

endemis khususnya di kelurahan Pucangsawit Surakarta.

2. Manfaaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan

oleh petugas kesehatan maupun dinas terkait dalam program pecegahan

diare.

Page 15: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

5

BAB II

DASAR TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pendidikan Formal

Pendidikan secara etiologis berasal dari bahasa yunani yaitu

paedugogie yang berarti membimbing anak. Secara luas pendidikan adalah

usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian di dalam maupun di luar

sekolah yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan formal adalah

pendidikan yang berlangsung secara teratur, bertingkat dan mengikuti

syarat-syarat tertentu, pendidikan ini berlangsung di sekolah (Abu Ahmadi

dan Nur Uhbiyanti,1991).

Menurut sifatnya , pendidikan di bagi menjadi :

a. Pendidikan informal,yaitu pendidikan yang diperoleh seseorang dari

pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar sepanjang hayat.

Pendidikan ini dapat berlangsung dalam keluarga, pergaulan sehari-

hari maupun dalam masyarakat.

b. Pendidikan formal, yaitu pendidikan yang berlangsung secara teratur,

bertingkat dan mengikuti syarat-syarat tertentu secara ketat,

pendidikan ini berlangsung di sekolah.

c. Pendidikan non formal, yaitu pendidikan yang dilaksanakan secara

teratur dan sadar tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan yang ketat.

Menurut tingkat dan system persekolahan di Indonesia pendidikan di

kelompokan menjadi :

Page 16: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

6

a. tingkat pra sekolah

b. tingkat sekolah dasar

c. tingkat sekolah menengah pertama

d. tingkat sekolah menengah atas: maupun kejuruan STM,SMEA

e. tingkat perguruan tinggi dbedakan menjadi jalur gelar (S-1,S-2,S-3)

dan jalur non gelar (D-1,D-2,D-3).

(Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyanti,1991)

2. Diare

a. Definisi

Diare yaitu buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau

setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari

biasanya lebih dari 200 gr atau 200 ml/24 jam dengan frekwensi lebih dari

3x per hari. Biasa disertai atau tanpa lendir dan darah (Simadibrata, 2006).

Diare terjadi akibat pergerakan yang cepat dari materi tinja sepanjang

usus besar. Diare bisa disebabkan oleh berbagai macam penyebab antara

lain: enteritis, faktor psikologis, (radang usus), colitis ulserativa, infeksi,

dll.(Guyton, 2002).

b. Klasifikasi Diare

Berdasarkan waktunya, diare dibagi menjadi:

1) Diare akut

yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari menurut World

Gastroenterology Organisation Global Guidelines 2005, diare akut

didefinisikan sebagai tinja yang cair/lembek dengan jumlah lebih

Page 17: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

7

dari normal, dan berlangsung kurang dari 14 hari. Penyebab

terbesarnya adalah infeksi (Hendarwanto, 1997)

2) Diare kronik

Diare yang berlangsung lebih dari 15 hari, dengan etiologi/penyebab

yang beraneka ragam (bisa karena infeksi atau non infeksi misal

alergi susu sapi (Simadibrata, 2006).

c. Penyebab Diare

Diare disebabkan oleh banyak faktor antara lain infeksi, makanan, efek

obat, imunodefisiensi dan keadaan-keadaan tertentu. (Mansjoer et al,

2000; Asnil et al, 2003).

1) Infeksi

bisa disebabkan oleh:

a) Virus : rota virus (anak terbanyak), enterovirus,dll.

b) Bakteri : E. coli, salmonella, shigella, staphylococcus,dll.

c) Parasit : entamoeba, cryptosporidium,dll.

2) Makanan atau keadaan makan yang tidak biasa. makanan laut

terutama yang mentah, rumah makan cepat saji,dll.

3) Obat-obat yang dapat menyebabkan diare diantaranya antibiotik,

antasid

4) Defisiensi imun terutama SigA (Secretory Immunoglobulin A) yang

mengakibatkan berlipat gandanya bakteri, flora usus, jamur,

terutama Candida

Page 18: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

8

5) Non spesifik pada keadaan tertentu, misal karena makan makanan

pedas, makanan asing yang sebelumnya tidak pernah dimakan, dll.

d. Patofisiologi

Gambar 1. Diagram Mekanisme terjadinya diare.

( sumber : Buku Ilmu Penyakit Dalam, oleh Simadibrata, tahun 2006)

Infeksi merupakan penyebab utama diare, terdiri dari faktor penyebab

(agent) dan faktor pejamu (host). Cara penularan paling sering adalah

melalui fekal-oral yang berasal dari air minum atau makanan yang

Orang yang terinfeksi

Feses

Air sungai serangga

Makanan/minuman

Oral-gasrointestinal-

Peningkatan motilitas usus

diare

agent

Page 19: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

9

tercemar dengan perantaraan lalat atau serangga lainnya. Tetapi bisa juga

terjadi penularan langsung seperti mandi di sungai, mencuci sayuran

dengan air kotor, dan lain-lain (Simadibrata, 2006).

Diare dapat disebabkan oleh satu atau lebih dari mekanisme seperti:

1) Malabsorbsi asam empedu, malabsorbsi lemak : terjadi gangguan

pembentukan micelle empedu.

2) Defek system pertukaran anion/transport ion aktif (pada Na, K, ATP-

ase) di enterosit, gangguan absorbsi Na+ dan air.

3) Motilitas dan waktu transit usus abnormal : terjadi motilitas yang lebih

cepat, tidak teratur sehingga isi usus tidak sempat diabsorbsi.

4) Gangguan permeabilitas usus : terjadi kelainan morfologi usus pada

membrane epithel spesifik sehingga permeabilitas mukosa usus halus

dan colon terhadap air dan garam/elektrolit terganggu.

5) Eksudasi cairan, elektrolit dan mucous berlebihan : terjadi peradangan

dan kerusakan mukosa usus (Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI,

1998)

e. Diagnosis

1) Anamnesis :

a) Lamanya (waktu: < 14 hari atau > 14 hari)

b) Wujud tinja

Seperti air, banyak : usus halus

Kecil, tapi sering : colon

c) nausea, muntah, demam, berdarah, nyeri abdomen : infeksi

Page 20: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

10

d) penilaian derajat dehidrasi berdasarkan rasa haus, jumlah urin,

keringat, kekeringan mukosa (bibir, mata, hidung) (Sarbini,

2007).

2) Pemeriksaan fisik

Penilaian derajat dehidrasi secara klinis terbagi atas 3

tingkatan, yaitu:

a) Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5% BB) gambaran klinisnya

turgor kurang, suara serak (vox cholerica), rasa haus, mulut dan

lidah masih basah, penderita masih dalam kondisi kesadaran

yang baik / belum jatuh dalam keadaan preshock.

b) Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8% BB) turgor buruk, suara

serak, pasien jatuh dalam preshock atau shock, mata cekung,

pasien gelisah, rewel, nadi cepat, nafas cepat dan dalam.

c) Dehidrasi berat (hilang cairan 8-10% BB) tanda dehidrasi

sedang ditambah kesadaran menurun (apatis sampai koma),

lesu, mata dan ubun-ubun cekung, turgor sangat jelek, otot-otot

kaku, sianosis ( Schwartz, 2005 )

3) Pemeriksaan penunjang

a) pemeriksaan darah tepi (Hb, Hct, Leukosit, hitung jenis

leukosit)

b) pemeriksaan tinja

c) ELISA (mendeteksi giardiasis dan test serologis amoebiasis)

d) X-ray photo abdomen

Page 21: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

11

e) Sudan III: pemeriksaan lemak

f) Ureum dan kreatinin untuk memeriksa adanya kekurangan

volume cairan dan mineral tubuh.

g) Biakan

h) Biopsy mukosa sebaiknya dilakukan jika mukosa terdapat

inflamasi berat.

i) Klinitest-pH

(Simadibrata, 2006)

f. Penatalaksanaan

Dampak yang perlu diperhatikan pada pasien diare adalah munculnya

dehidrasi. Bahkan keadaan dehidrasi akibat diare terutama pada bayi dan

orang lanjut usia bisa menyebabkan kematian.

Bila pasien keadaan umum baik, tidak dehidrasi, asupan cairan yang

adekuat dapat dicapai dengan minuman ringan, sari buah, sup dan keripik

asin. Bila pasien kehilangan cairan yang banyak dan dehidrasi,

penatalaksanaan yang agresif seperti cairan intravena atau rehidrasi oral

dengan cairan isotonik mengandung elektrolit dan gula atau starch harus

diberikan. Terapi rehidrasi oral, murah, mudah dan lebih efektif dari terapi

intravena.

Cairan oral : pedialit,oralit,dll.

Cairan infus : ringer laktat,dll.

Cairan diberikan antara 50-200ml/kgBB/24jam tergantung kebutuhan dan

status dehidrasi.

Page 22: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

12

1) Cairan

Prinsip menentukan jumlah cairan yang akan diberikan yaitu sesuai

dengan jumlah cairan yang keluar dari tubuh.

Macam-macam pemberian cairan:

a) BJ plasma dengan rumus

Kebutuhan cairan = BJ plasma-1,025 x BBx 4 ml

0,001

b) Metode Pierce berdasarkan klinis

Dehidrasi ringan, kebutuhan cairan :5%xBB(kg)

Dehidrasi sedang, kebutuhan cairan :8%xBB(kg)

Dehidrasi berat, kebutuhan cairan :10%xBB(kg)

c) Metode Daldiyono berdasarkan skor klinis:

kebutuhan cairan = skor x10%xkg BBx 1 liter

15

Page 23: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

13

Tabel 1. skor klinis metode Daldiyono

R

(Sumber : Simadribata, 2006)

Penilaian : bila skor <3 dan tidak ada syok : diberi cairan peroral

sebanyak mungkin, sedikit demi sedikit. Jika skor lebih dari sama

dengan 3 : diberi cairan per intravena.

Klinis Skor

a. haus/muntah

b. Tekanan darah sistolik 60-90 mmHg

c. Tekanan darah sistolik <60 mmHg

d. Frekuensi nadi >120X/menit

e. Kesadaran apatis

f. Kesadaran somnolen, sopor atau koma

g. Frekuensi napas >30X/menit

h. Fasies kolerika

i. Vox cholerica

j. Turgor kulit menurun

k. ”washer woman’s hand” tangan keriput

seperti kena air

l. Ekstremitas dingin

m. Sianosis

n. Umur 50-60 tahun

o. Umur >60 tahun

1

1

2

1

1

2

2

1

1

1

2

1

2

1

2

Page 24: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

14

d) Kebutuhan cairan perhari menurut BB

s/d 10kg : 100ml/kgBB/24jam

>10-20 kg pertama : 50ml/kgBB/24jam

>20kg : 20ml/kg BB/24jam

ingat keperluan maksimum anak-anak sekitar 2000ml/hari

(Darrow, Formula)

e) Koreksi Defisit Kalium

3,5 KCl padat x BB x 0,4 + 2 meq/kgBB/dalam 4 jam

3,3 KCl x BB x 0,4 + 1,6x2 meq/kg BB/dalam 20 jam

oral : 75 mg/kgBB/hari (Simadibrata, 2006).

2) Diet

Harus segera diberikan bila pasien mau. Pasien tidak dianjurkan

puasa, kecuali bila muntah-muntah hebat, justru pasien dianjurkan

minum teh, minuman tidak mengandung gas, makanan mudah cerna

seperti nasi, keripik, sup.

Hindarkan susu sapi pada bayi yang menderita diare karena adanya

defisiensi lactase transient yang disebabkan oleh virus dan bakteri.

Hindarkan dari minuman beralkohol dan berkafein karena dapat

meningkatkan motilitas dan sekresi usus (Pudjarwanto, 1996).

3) Antibiotik atas indikasi

4) Usaha promotif

a) penggunaan air bersih

b) penggunaan jamban

Page 25: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

15

c) cuci tangan dengan sabun sebelum makan, sesudah buang air

besar/buang air kecil, dll.

5) Obat anti diare

Obat ini dapat mengurangi gejala untuk diare non spesifik

a) Derivate opioid misal loperamide (tidak adiktif dan efek samping

kecil)

b) Obat yang mengeraskan tinja attapulgite 4x2 tablet/hari. Smectite

3x1 saset tiap diare encer sampai berhenti

c) Obat anti sekretorik atau anti enkepalinase : hidrasec 3x1 tablet/

hari ( Istiantoro, 1995 ).

g. Epidemiologi

Penyakit diare akut lebih sering terjadi pada balita dari pada anak

yang lebih besar. Kejadian diare akut pada anak laki-laki hampir sama

dengan anak perempuan. Penyakit ini ditularkan secara fecal-oral

melalui makanan dan minuman yang tercemar atau kontak langsung

dengan tinja penderita. Prevalensi diare yang tinggi di negara

berkembang merupakan kombinasi dari sumber air yang tercemar,

kekurangan protein yang menyebabkan turunnya daya tahan tubuh

(Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan

Lingkungan Pemukiman, 1999).

Penurunan angka kejadian diare pada bayi di negara-negara maju,

erat kaitannya dengan pemberian ASI, yang sebagian disebabkan oleh

kurangnya pencemaran minum anak dan sebagian lagi karena faktor

Page 26: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

16

pencegahan imunologik dari ASI (Asnil et al, 2003). Perilaku yang dapat

menyebabkan penyebaran kuman enterik dan meningkatkan risiko

terjadinya diare antara lain, tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-

6 bulan pertama kehidupan, menggunakan botol susu, menyimpan

makanan masak pada suhu kamar, menggunakan air minum yang

tercemar oleh bakteri yang berasal dari tinja, tidak mencuci tangan

sesudah buang air besar (Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit

Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman, 1999).

h. Prognosis

Bila kondisi dehidrasi akibat diare dapat diatasi dengan baik,

umumnya pasien memiliki prognosis baik pula. Tapi apabila kondisi

dehidrasi cukup berat, terutama pada anak-anak dibawah umur 5 tahun

dapat menimbulkan kematian (Depkes RI, 2007).

3. Perilaku Pencegahan Diare

Diare bukan merupakan suatu penyakit yang asing bagi masyarakat

Indonesia. Usaha pencegahan dan penangulangan diare membutuhkan

partisipasi dari rakyat itu sendiri.

Usaha-usaha tersebut antara lain:

a. Peningkatan taraf kesehatan masyarakat,

Salah satu cara yang ditempuh untuk mewujudkan hal itu adalah

memberikan penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya menjaga

kebersihan diri dan lingkungan.

Page 27: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

17

1). Pemberian ASI

Asi adalah makanan paling baik untuk bayi. Komponen zat

makanan tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk

dicerna diserap secara optimal oleh bayi. Asi saja sudah cukup

untuk menjaga pertumbuhan sampai umur 4-6 bulan, tidak ada

makanan lain yang dibutuhkan selama masa ini. Asi steril, berbeda

dengan sumber susu lain : susu formula atau cairan lain disiapkan

dengan air atau bahan-bahan yang terkontaminasi dalam botol yang

kotor. Pemberian Asi saja, tanpa cairan atau makanan lain dan

tanpa menggunakan botol, menghindarkan anak dari bahaya

bakteri dan organisme lain yang akan menyebabkan diare. Keadaan

seperti ini disebut disusui secara penuh. Bayi-bayi harus disusui

secara penuh sampai mereka berumur 4-6 bulan. Setelah 6 bulan

dari kehidupannya, pemberian Asi harus diteruskan sambil

ditambahkan dengan makanan lain (proses menyapih). Asi

mempunyai khasiat preventif secara imunologik dengan adanya

antibodi dan zat-zat lain yang dikandungnya. Asi turut memberikan

perlindungan terhadap diare. Pada bayi yang baru lahir pemberian

Asi secara penuh mempunyai daya lindung 4x lebih besar terhadap

diare daripada pemberian Asi yang disertai dengan susu botol.

Flora usus pada bayi-bayi yang disusui mencegah tumbuhnya

bakteri penyabab diare. Pada bayi yang tidak diberi Asi secara

penuh, pada 6 bulan pertama kehidupan, risiko mendapat diare

Page 28: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

18

adalah 30 x lebih besar. Pemberian susu formula merupakan cara

lain dari menyusui. Penggunaan botol untuk susu formula,

biasanya menyebabkan risiko tinggi terkena diare sehingga

mengakibatkan terjadinya gizi buruk.

2). Makanan Pendamping Asi

Pemberian makanan pendamping Asi adalah saat bayi secara

bertahap mulai dibiasakan dengan makanan orang dewasa. Pada

masa tersebut merupakan masa yang berbahaya bagi bayi sebab

perilaku pemberian makanan pendamping Asi dapat menyebabkan

meningkatnya resiko terjadinya diare ataupun penyakit lain yang

menyebabkan kematian. Perilaku pemberian makanan pendamping

Asi yang baik meliputi perhatian kapan, apa dan bagaimana

makanan pendamping Asi diberikan. Ada beberapa saran yang

dapat meningkatkan hasil pemberian makanan pendamping Asi

yang lebih baik yaitu :

a). perkenalkan makanan lunak, ketika anak berumur 4-6 bulan

tetapi teruskan pemberian Asi. Tambahkan macam-macam

makanan sewaktu anak berumur 6 bulan atau lebih. Berikan

makanan lebih sering (4x sehari) setelah anak berumur 1 tahun,

berikan semua makanan yang dimasak dengan baik 4-6x sehari

teruskan pemberian Asi bila mungkin.

b). Tambahkan minyak, lemak dan gula kedalam nasi/bubur dan

biji-bijian untuk energi. Tambahkan hasil olahan susu, telur,

Page 29: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

19

ikan, daging, kacang–kacangan, buah-buahan dan sayuran

berwarna hijau kedalam makanannya, cuci tangan sebelum

menyiapkan makanan dan menyuapi anak. Suapi anak dengan

sendok yang bersih.

c). Masak atau rebus makanan dengan benar, simpan sisanya pada

tempat yang dingin dan panaskan dengan benar sebelum

diberikan kepada anak.

3). Menggunakan air bersih yang cukup.

Sebagian besar kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui

jalur fekal-oral mereka dapat ditularkan dengan memasukkan

kedalam mulut, cairan atau benda yang tercemar dengan tinja

misalnya air minum, jari-jari tangan, makanan yang disiapkan

dalam panci yang dicuci dengan air tercemar. Masyarakat yang

terjangkau oleh penyediaan air yang bener-bener bersih

mempunyai resiko menderita diare lebih kecil dibandingkan

dengan masyarakat yang tidak mendapatkan air bersih. Masyarakat

dapat mengurangi resiko terhadap serangan diare yaitu dengan

menggunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut dari

kontaminasi mulai dari sumbernya sampai penyimpanan dirumah.

Yang harus diperhatikan oleh keluarga

a). Ambil air dari sumber air yang bersih

b). Ambil dan simpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup

serta gunakan gayung khusus untuk mengambil air

Page 30: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

20

c). Pelihara atau jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang

dan untuk mandi anak-anak

d). Gunakan air yang direbus

e). Cuci semua peralatan masak dan makan dengan air yang bersih

dan cukup

4). Mencuci tangan

Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang

penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan.

Mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah buang air besar,

sesudah membuang tinja anak, sebelum menyiapkan makanan,

sebelum menyuapi makanan anak dan sebelum makan, mempunyai

dampak dalam kejadian diare.

5). Menggunakan Jamban

Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya

penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam

penurunan resiko terhadap penyakit diare. Keluarga yang tidak

mempunyai jamban harus membuat, dan keluarga harus buang air

besar di jamban. Yang harus diperhatikan oleh keluarga :

a). Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan

dapat dipakai oleh seluruh anggota keluarga.

b). Bersihkan jamban secara teratur

c). Bila tidak ada jamban, jangan biarkan anak-anak pergi ke

tempat buang air besar sendiri, buang air besar hendaknya jauh

Page 31: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

21

dari rumah, jalan setapak dan tempat anak-anak bermain serta

lebih kurang 10 meter dari sumber air, hindari buang air besar

tanpa alas kaki. Membuang tinja bayi yang benar banyak orang

beranggapan bahwa tinja bayi itu tidak berbahaya , hal ini tidak

benar karena tinja bayi dapat pula menularkan penyakit pada

anak-anak dan orang tuanya. Tinja bayi harus dibuang secara

bersih dan benar. Yang harus diperhatikan oleh orangtua adalah

kumpulkan segera tinja bayi atau anak kecil dan buang ke

jamban, bantu anak-anak buang air besar di tempat yang bersih

dan mudah dijangkau olehnya, bila tidak ada jamban pilih

tempat untuk membuang tinja anak seperti didalam lubang atau

di kebun kemudian ditimbun, bersihkan dengan benar setelah

buang air besar dan cuci tangannya dengan sabun.

6). Pemberian Imunisasi Campak

Diare sering timbul menyertai campak sehingga pemberian

imunisasi campak juga dapat mencegah diare oleh karena itu

berilah anak imunisasi campak segera setelah berumur 9 bulan.

b. Mewaspadai waham diare yang terjadi pada bayi.

1). bahwasannya anak diare karena anak akan bertambah pintar atau

anak diare cair dikarenakan terlalu banyak minum merupakan

waham yang salah.

2). Waspadai masa oral anak 6 bulan – 12 bulan

Page 32: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

22

3). Waspadai anak yang baru beralih dari ASI ke susu sapi/susu

formula

4). Memberitahukan kepada masyarakat tentang pentingnya cairan

(oralit) untuk penderita diare. Cairan ini bisa digantikan oleh

larutan garam dan gula pada dehidrasi yang ringan (Notoadmodjo ,

2003).

c. Program pemerintah

Kebijakan Indonesia Sehat 2010 menetapkan tiga pilar utama yaitu

lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan bermutu adil

dan merata. Untuk mendukung pencapaian Visi Indonesia Sehat 2010

telah ditetapkan Sistem. Kesehatan Nasional (SKN) dengan Keputusan

Menteri Kesehatan No. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu

Subsistem dari SKN adalah Subsistem Pemberdayaan Masyarakat.

Kebijakan Nasional Promosi kesehatan untuk mendukung upaya

peningkatan perilaku sehat ditetapkan Visi Nasional Promosi

Kesehatan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.

1193/MENKES /SK/X/2004 yaitu “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

2010” (PHBS 2010). Untuk melaksanakan program Promosi

Kesehatan di Daerah telah ditetapkan Pedoman Pelaksanaan Promosi

Kesehatan di Daerah dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI.

No.1114/Menkes/SK/VIII/2005.

Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau

Page 33: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

23

permasalahan kesehatan di rumah tangga. Indikator mengacu pada

Standar. Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan. Ada 10

indikator PHBS yang terdiri dari 6 indikator perilaku dan 4 indikator

lingkungan. Dengan rincian sebagai berikut :

1) Ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan

2) Ibu hanya memberikan ASI kepada bayinya

3) Keluarga mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPKM)

4) Anggota keluarga tidak merokok

5) Olah raga atau melakukan aktifitas fisik secara teratur

6) Makan dengan menu gizi seimbang (makan sayur dan buah setiap

hari)

7) Tersedia air bersih

8) Tersedia Jamban

9) Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni

10)Lantai rumah bukan dari tanah

4. Hubungan pendidikan formal ibu dengan perilaku pencegahan diare

Salah satu sendi yang berkaitan erat dengan upaya untuk mewujudkan

pola hidup bersih dan sehat sebagai sikap hidup dan budaya bangsa

sehingga terbentuk keluarga dan masyarakat yang sehat, harus dimulai dari

tingkat keluarga (Suherman,1995).

Tindakan dalam pencegahan diare yang di lakukan oleh ibu rumah

tangga dengan perbaikan keadaan lingkungan, seperti penyediaan sumber

air minum yang bersih, penggunaan jamban, pembuangan sampah pada

Page 34: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

24

tempatnya, sanitasi perumahan dan penyediaan tempat pembuangan air

limbah yang layak. Perbaikan perilaku ibu terhadap balita seperti

pemberian ASI sampai anak berumur 2 tahun, perbaikan cara menyapih,

kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas, membuang

tinja anak pada tempat yang tepat, memberikan imunisasi (Andrianto,

1995).

Perilaku pencegahan diare dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,

kondisi ekonomi, sosial budaya dan pola hidup. Pengetahuan pendidikan

formal ibu merupakan parameter keadaan sosial sehingga dapat sangat

menentukan kesehatan masyarakat. Masyarakat dapat terhindar dari

penyakit asalkan pengetahuan tentang kesehatan dapat ditingkatkan,

sehingga perilaku dan keadaan lingkungan sosialnya menjadi sehat

(Slamet, 1994).

Usaha untuk mencegah atau mengurangi akibat buruk tersebut

diperlukan kondisi, persyaratan dan upaya sehingga air limbah tersebut

tidak mengkontaminasi sumber air minum, tidak mencemari permukaan

tanah, tidak mencemari air mandi, air sungai, tidak dihinggapi serangga,

tikus dan tidak menjadi tempat berkembangbiaknya bibit penyakit dan

vektor, tidak terbuka kena udara luar sehingga baunya tidak mengganggu

(Notoatmodjo , 2003).

- Kemiskinan didefinisikan sebagai suatu tingkat kekurangan

pengetahuan pada sejumlah orang dibandingkan dengan standar kehidupan

yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Kemiskinan

Page 35: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

25

bukan semata-mata kekurangan dalam ukuran ekonomi, tapi juga

melibatkan kekurangan dalam ukuran kebudayaan dan kejiwaan

(Suburratno, 2004).

Kemiskinan bertanggung jawab atas penyakit yang ditemukan pada

anak. Hal ini karena kemiskinan mengurangi kapasitas orangtua untuk

mendukung perawatan kesehatan yang memadai pada anak, cenderung

memiliki higiene yang kurang, miskin diet, miskin pendidikan. Sehingga

anak yang miskin memiliki angka kematian dan kesakitan yang lebih

tinggi untuk hampir semua penyakit (Dian.dan Wien, 1996). Frekuensi

relatif anak dari orang tua yang berpenghasilan rendah 2 kali lebih besar

menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR), 3 kali lebih tinggi risiko

imunisasi terlambat dan 4 kali lebih tinggi menyebabkan kematian anak

karena penyakit dibanding anak yang orangtuanya berpenghasilan cukup

(Behrman, 1999).

Pendidikan masyarakat yang rendah juga memungkinkan

timbulnya waham yang tidak benar dimasyarakat. Sebagai contoh tentang

waham diare dianggap sebagai ngenteng-ngentengi, mau tambah pandai

dll. Dan juga pemberian minum berlebihan pada anak diare dianggap akan

menyebabkan diare tambah lebih hebat ( Subagyo, 1996).

Peranan orang tua saat anak diare sangatlah penting terutama ibu yang

paling dekat dengan anaknya, bila orang tua mempunyai pengetahuan

cukup dalam merawat anak sakit sehingga dapat membantu proses

penyembuhan (Gorendo dan Blandina. 2005). Orang tua biasanya

Page 36: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

26

mengangap diare bukan masalah serius, atau mengangap pada anak-anak

bisa sembuh dengan sendirinya, padahal diare bisa berlangsung selama

berminggu-minggu atau berbulan-bulan, bila orang tua mengetahui tanda-

tanda dehidrasi lebih awal akan cepat untuk mengobatinya (Martina,

2007).

Page 37: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

27

B. Kerangka Pemikiran

Kejadian diare

Pencegahan dan

penanggulangan

Progam Pemerintah Peran Serta Masyarakat

Tingkat Pendidikan kondisi ekonomi

Pola Hidup Sosial Budaya

Perilaku Pencegahan

Pasif Aktif

Pengetahuan Sikap Persepsi Tindakan Nyata

Keterangan :: faktor yang tidak di teliti: faktor yang di teliti

Gambar 2. skema kerangka pemikiran

Page 38: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

28

C. Hipotesis

Ada hubungan antara tingkat pendidikan formal ibu dengan perilaku

pencegahan diare pada anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta

Page 39: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat analitik non eksperimental dengan pendekatan cross

sectional. Metode ini digunakan karena variabel bebas dan tergantung

diobservasi hanya sekali pada saat yang sama tanpa follow up

(Taufiqqurohman, 1997).

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di salah satu daerah endemis di Surakarta yaitu

Kelurahan Pucangsawit Surakarta.

C. Subyek Penelitian

Subyek Penelitian ini adalah 30 orang ibu di ambil dari populasi 157 orang

yang bertempat tinggal di kelurahan Pucangsawit, dengan kriteria inklusi :

1. wanita yang mempunyai anak balita

2. wanita yang pernah menempuh pendidikan formal minimal tingkat pra

sekolah

3. wanita berusia 18 - 40 tahun

4. wanita yang mempunyai anak maksimal 2

5. pendapatan keluarga antara Rp 500.000-Rp 1.000.000

6. bersedia dijadikan subyek penelitian

D. Teknik Sampling

Page 40: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

30

Sampel diambil secara purposive quota sampling berdasarkan kriteria-

kriteria inklusi diatas, individu yang memenuhi kriteria dalam populasi diberi

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel

E. Rancangan Penelitian

Populasi

Sampel

Tingkat Pendidikan Formal Ibu

SD SMP SMA PT

Perilaku Perilaku Perilaku Perilaku

baik baik baik baik

Sedang sedang sedang sedang

kurang kurang kurang kurang

Gambar 3. Skema Rancangan penelitian

Page 41: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

31

F. Definisi Operasional Variabel

1. variable bebas : Tingkat Pendidikan formal ibu

a. definisi : yaitu Tingkat pendidikan formal terakhir yang telah

diselesaikan sampai saat penelitian dilakukan yang ditandai dengan

ijazah kelulusan.

b. alat ukur : kuesioner

c. Skala : ordinal

2. Variabel terikat : Perilaku Pencegahan Diare

a. Definisi : yaitu kegiatan-kegiatan manusia yang dapat dilihat dan

berguna untuk mencegah terjadinya diare.

b. Alat ukur : kuesioner

c. Cara pengukuran : melalui metode wawancara dengan panduan

kuesioner, metode ini dilakukan agar responden lebih mudah dalam

memahami pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Respon atau reaksi

manusia baik bersifat pasif (pengetahuan, sikap, persepsi) maupun

tindakan nyata atau praktek (Notoatmodjo, 2003). Skor untuk

pertanyaan pengetahuan, sikap, perilaku pencegahan apabila menjawab

sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju masing-

masing adalah 5, 4, 3, 2, 1 (Sarwono, 2006)

d. Skala : Ordinal

Page 42: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

32

3. Variabel perancu :

a. Sosial budaya

b. pola hidup

c. kondisi ekonomi

G. Teknik Analisis Data

Ada tidaknya hubungan antara pendidikan formal ibu dengan perilaku

pencegahan diare diuji dengan korelasi Rank Spearman. Data akan diolah

dengan SPSS 13 for windows. Patokan pengambilan keputusan :

1. Jika probabilitas atau signifikansi < 0,05, hubungan kedua variable

signifikan.

2. Jika probabilitas atau signifikansi > 0,05, hubungan kedua variabel tidak

signifikan

Page 43: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

33

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Data hasil Penelitian

Penelitian yang di lakukan di wilayah Kelurahan Pucang Sawit selama

bulan Februari-Maret 2009 pada 30 responden didapatkan skor perilaku

pencegahan Diare. Skor ini kemudian dihubungkan dengan lama menempuh

pendidikan formal.

Tabel 2. Distribusi responden menurut tingkat pendidikan formal ibu

No Tingkat pendidikan Cakupan Persentase (%)

1 Tamat SD 9 30

2 Tamat SMP 11 36,67

3 Tamat SMA 8 26,67

4 Perguruan Tinngi 2 6,67

jumlah 30 100

Sumber : data primer, 2009

Jumlah responden ditinjau dari pendidikan formal, yang terbanyak

adalah tamat SMP/ sederajat yaitu dengan persentase 36,67%, kemudian tamat

SD yaitu dengan persentase 30%. Tamat SLTA dengan persentase 26,67%,

tamat Perguruan Tinggi dengan persentase 6,67%..

Page 44: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

34

Tabel 3. Distribusi responden menurut jenis pekerjaan

No Jenis pekerjaan Cakupan Persentase (%)

1 Ibu rumah tangga 16 53,34

2 Wiraswasta 8 26,67

3 Buruh 5 16,67

4 Pegawai 1 3,34

Jumlah 30 100

Sumber : data primer, 2009

Menurut jenis pekerjaannya wiraswasta, buruh, dan pegawai masing-

masing sebanyak 26,67%, 16,67%, 3,34%. Sedangkan sisanya adalah ibu

rumah tangga sebanyak 53,34%.

Tabel 4. Distribusi responden menurut sumber informasi yang didapat.

No Sumber informasi Cakupan Presentase(%)

1 Radio 3 10

2 Televisi 21 70

3 Koran 1 3,34

4 Radio dan televisi 4 13,34

5 Televisi dan koran 1 3,34

jumlah 30 100

Sumber : data primer,2009

Berdasarkan tabel 3 diatas sumber informasi yang sering didapat adalah

dari televisi yaitu sebanyak 70%, sedangkan dari radio sebanyak 10%, koran

Page 45: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

35

sebanyak 3,34%, dari radio dan televisi sebanyak 13,34% dan dari televisi dan

koran sebanyak 3,34%.

Tabel 5. Distribusi responden menurut informasi pencegahan diare

No Informasi pencegahan diare Cakupan Presentase

1 Pernah mendapatkan 14 46,67

2 Belum pernah 16 53,33

jumlah 30 100

Sumber : data primer, 2009

Hampir setengah responden pernah menerima penyuluhan tentang diare

sebanyak 46,67%, sedangkan sisanya belum pernah mendapat penyuluhan

tentang diare sebanyak 53,33%.

Tabel 6. Skor perilaku pencegahan diare

No Skor perilaku pencegahan

diare

Cakupan Presentase

1 Tinggi 14 46,67

2 Sedang 15 50

3 Rendah 1 3,33

jumlah 30 100

Sumber : data primer, 2009

Skor perilaku pencegahan diare diperoleh melalui kuesioner yang

berjumlah 30 pertanyaan yang terdiri dari pengetahuan, sikap dan persepsi

yang masing-masing berjumlah 10 pertanyaan. Jumlah skor apabila benar

seluruhnya adalah 150. Dari data yang diperoleh rata-rata untuk skor perilaku

Page 46: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

36

pencegahan diare adalah 109,83 dengan rentang nilai antara 30-150. Dalam

hasil data di lapangan skor nilai paling tinggi adalah 130 sedangkan skor nilai

paling rendah adalah 68. Nilai untuk skor perilaku tinggi antara 110-150

sebanyak 46,67%, nilai untuk skor perilaku sedang antara 70-110 sebanyak

50%, nilai untuk skor perilaku rendah antara 30-70 sebanyak 3,33%.

B. Analisis Data

Data yang telah diperoleh kemudian diolah menggunakan SPSS 13 for

windows untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat pendidikan

formal ibu dengan perilaku pencegahan diare pada anak.

Tabel 7. Uji korelasi Rank Spearman antara tingkat pendidikan dan perilaku

pencegahan

Correlations

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

1. Menentukan hipotesis

pendidikan skor

Spearman's rho pendidikan Correlation Coefficient 1.000 .611(**)

Sig. (2-tailed) . .000

N 30 30

Skor Correlation Coefficient .611(**) 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 30 30

Page 47: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

37

H0: tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan formal ibu dengan

perilaku pencegahan diare

H1: ada hubungan antara tingkat pendidikan formal ibu dengan perilaku

pencegahan diare

2. Patokan Pengambilan Keputusan

Jika probabilitas atau signifikan < 0,05, hubungan kedua variabel

signifikan.

Jika probabilitas atau signifikan > 0,05, hubungan kedua variabel tidak

signifikan

Statistik pengujian korelasi rank spearman antara tingkat pendidikan

dengan skor perilaku

a. tingkat signifikan (α) : 0,05

b. hasil uji statistik Sig : 0,000

karena sig = 0,000<0,05, H0 di tolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan antara tingkat pendidikan formal ibu dengan perilaku pencegahan

diare pada anak.

Dilihat dari hasil penghitungan, maka korelasi antara variabel tingkat

pendidikan formal ibu dengan perilaku pencegahan diare menunjukan angka

sebesar 0,611. Angka positif ini menunjukan adanya korelasi yang searah. Ini

berarti, jika variabel tingkat pendidikan formal ibu tinggi, maka variabel

perilaku pencegahan diare semakin besar pula.

Dalam analisis kolerasi terdapat suatu angka yang disebut dengan

koefisien determinasi, yang besarnya adalah kuadrat dari koefisien kolerasi

Page 48: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

38

(r2). Koefisien ini disebut koefisien penentu, karena varian yang terjadi pada

variabel dependen dapat dijelaskan melalui varian yang terjadi pada variabel

independen (Sugiyono, 2005). Pada perhitungan diperoleh hasil r = 0,611

maka r2 = 0,6112 = 0,373. Hal ini berarti perilaku pencegahan diare pada anak

37,3% ditentukan oleh tingkat pendidikan formal ibu dan sisanya sebanyak

62,7 % ditentukan oleh faktor lain.

Tabel 8. Uji korelasi Rank Spearman antara jenis pekerjaan dan perilaku

pencegahan diare pada anak.

Correlations

1.000 .466**

. .009

30 30

.466** 1.000

.009 .

30 30

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

pekerjaan

skor

Spearman's rhopekerjaan skor

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

1. Menentukan hipotesis

H0: tidak ada hubungan antara jenis pekerjaan ibu dengan perilaku

pencegahan diare

H1: ada hubungan antara jenis pekerjaan ibu dengan perilaku pencegahan

diare

2. Patokan Pengambilan Keputusan

Jika probabilitas atau signifikan < 0,05, hubungan kedua variabel

signifikan.

Page 49: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

39

Jika probabilitas atau signifikan > 0,05, hubungan kedua variabel tidak

signifikan

Statistik pengujian korelasi rank spearman antara tingkat pendidikan

dengan skor perilaku

p. tingkat signifikan (α) : 0,05

q. hasil uji statistik Sig : 0,09

karena sig = 0,09>0,05, H0 di terima, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak

ada hubungan yang bermakna antara jenis pekerjaan ibu dengan perilaku

pencegahan diare pada anak.

Tabel 9. Uji Korelasi Rank Spearman antara sumber informasi dengan

perilaku pencegahan.

Correlations

1.000 .476**

. .008

30 30

.476** 1.000

.008 .

30 30

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

sumber

skor

Spearman's rhosumber skor

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

1. Menentukan hipotesis

H0: tidak ada hubungan antara sumber informasi yang didapat ibu dengan

perilaku pencegahan diare

H1: ada hubungan antara sumber informasi yang didapat ibu dengan

perilaku pencegahan diare

2. Patokan Pengambilan Keputusan

Page 50: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

40

Jika probabilitas atau signifikan < 0,05, hubungan kedua variabel

signifikan.

Jika probabilitas atau signifikan > 0,05, hubungan kedua variabel tidak

signifikan

Statistik pengujian korelasi rank spearman antara tingkat pendidikan

dengan skor perilaku

a. tingkat signifikan (α) : 0,05

b. hasil uji statistik Sig : 0,09

karena sig = 0,08>0,05, H0 di terima, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak

ada hubungan yang bermakna antara sumber informasi dengan perilaku

pencegahan diare pada anak.

Tabel 10. Uji Korelasi Rank Spearman antara belum atau sudahnya mendapat

informasi diare dan perilaku pencegahannya.

Correlations

1.000 .518**

. .003

30 30

.518** 1.000

.003 .

30 30

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

N

informasi

skor

Spearman's rhoinformasi skor

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

1. Menentukan hipotesis

H0: tidak ada hubungan antara belum atau sudahnya mendapat informasi

tentang diare dengan perilaku pencegahannya

H1: ada hubungan antara belum atau sudahnya mendapat informasi tentag

diare dengan perilaku pencegahannya

Page 51: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

41

2. Patokan Pengambilan Keputusan

Jika probabilitas atau signifikan < 0,05, hubungan kedua variabel

signifikan.

Jika probabilitas atau signifikan > 0,05, hubungan kedua variabel tidak

signifikan

Statistik pengujian korelasi rank spearman antara tingkat pendidikan

dengan skor perilaku

a. tingkat signifikan (α) : 0,05

b. hasil uji statistik Sig : 0,03

karena sig = 0,03<0,05, H0 di tolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan antara belum atau sudahnya mendapat informasi tentang diare

dengan perilaku pencegahan diare pada anak.

Dilihat dari hasil penghitungan, maka korelasi antara belum atau

sudahnya mendapat informasi tentang diare dengan perilaku pencegahannya

menunjukan angka sebesar 0,518. Angka positif ini menunjukan adanya

korelasi yang searah.

Pada perhitungan diperoleh hasil r = 0,518 maka r2 = 0,5182 = 0,268. Hal

ini berarti perilaku pencegahan diare pada anak 26,8% ditentukan oleh belum

atau sudahnya mendapat informasi tentang diare dan sisanya sebanyak 73,2%

ditentukan oleh faktor lain.

Page 52: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

42

Tabel 11. Interprestasi terhadap koefisien korelasi

Interval koefisien Tingkat hubungan

0,00 – 0,199

0,20 – 0,399

0,40 – 0,599

0,60 – 0,799

0,80 – 1,000

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Kuat

Sangat kuat

(Sugiyono, 2005)

Dari hasil perhitungan statistik didapatkan korelasi 0,611 maka dapat

diketahui adanya tingkat hubungan kuat antara tingkat pendidikan formal

ibu dengan perilaku pencegahan diare.

Page 53: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

43

BAB V

PEMBAHASAN

Dari Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 orang ibu-ibu yang

memiliki anak balita yang berada di Kelurahan Pucangsawit, didapatkan 6,67

tingkat pengetahuan ibu rendah, 66,67 % tingkat pengetahuan ibu sedang, dan

26,67 % dengan pengetahuan tinggi. Sedangkan untuk pengetahuan rendah dan

tinggi hanya sedikit. Rata-rata tingkat pengetahuan ibu-ibu sedang karena

sebagian sudah pernah mendapatkan informasi dari posyandu melalui kegiatan

penyuluhan oleh para kader tentang diare tersebut.

Pengetahuan sebagai parameter keadaan sosial dapat sangat menentukan

kesehatan masyarakat. Masyarakat dapat terhindar dari penyakit asalkan

pengetahuan tentang kesehatan dapat ditingkatkan, sehingga perilaku dan keadaan

lingkungan sosialnya menjadi sehat. Pada balita yang belum dapat menjaga

kebersihan dan menyiapkan makanan sendiri, kualitas makanan dan minuman

tergantung pada ibu sebagai pengasuh utama. Perilaku ibu dalam menjaga

kebersihan dan mengolah makanan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan ibu

tentang cara pengolahan dan penyiapan makanan yang sehat dan bersih. Sehingga

dengan pengetahuan ibu yang baik diharapkan dapat mengurangi angka kejadian

diare pada anak balitanya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

joko, yang menyatakan bahwa pengetahuan ibu sebagai faktor utama yang

menyebabkan terjadinya diare pada anak balita. Jadi untuk memutuskan rantai

penularan diare ini diperlukan upaya-upaya peningkatan pengetahuan ibu secara

Page 54: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

44

lebih berkala oleh petugas kesehatan dan kader posyandu, seperti langsung

mempraktikan dengan alat peraga dan gambar (Slamet, 1994).

Selain itu tingkat pengetahuan ini juga dipengaruhi oleh multifaktor seperti

tingkat pendidikan, peran penyuluhan kesehatan, akses informasi yang tersedia

dan keinginan untuk mencari informasi dari berbagai media. Mayoritas responden

hanya tamatan SMP. Sehingga dimaklumi kalau tingkat pengetahuan yang mereka

peroleh masih minim. Pendidikan orang tua, terutama ibu merupakan salah satu

kunci perubahan sosial budaya. Pendidikan yang relatif tinggi akan memiliki

praktek yang lebih baik terhadap pemeliharaan kesehatan keluarga terutama anak

balita (Widjaja, 2003)

Faktor pendidikan merupakan unsur yang sangat penting karena dengan

pendidikan seseorang dapat menerima lebih banyak informasi terutama dalam

menjaga kesehatan diri dan keluarga dan memperluas cakrawala berpikir sehingga

lebih mudah mengembangkan diri dalam mencegah terjangkitnya suatu penyakit

dan memperoleh perawatan medis yang kompeten (Ebrahim,1996).

Dapat dilihat semakin tinggi tingkat pendidikan ibu, semakin tinggi pula

nilai skor perilaku yang didapat. Hal ini menggambarkan bahwa semakin tinggi

pengetahuan seorang ibu terhadap suatu penyakit maka akan semakin kecil resiko

anak balitanya menderita penyakit tersebut. Pada penelitian ini rata-rata ibu-ibu

memiliki pengetahuan sedang, hal ini dikarenakan bahwa akses informasi

kesehatan kadang-kadang tidak sampai ke mereka misalnya lewat penyuluhan,

media massa, dll.

Page 55: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

45

Hasil uji statistik dapat dilihat, bahwa antara tingkat pendidikan forml ibu

dan perilaku pencegahan diare pada anak terdapat korelasi yang signifikan dan

sangat nyata, terlihat dari nilai probabilitas 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 atau

praktis 0. Artinya hipotesis penelitian diterima, terdapat hubungan yang positif

antara tingkat pendidikan formal ibu dengan perilaku pencegahan diare pada

anak. Berarti semakin tinggi tingkat pendidikan seorang ibu, maka semakin baik

tindakan pencegahan diare pada anak.

Angka korelasi antara tingkat pendidikan formal ibu dengan perilaku

pencegahan diare pada anak adalah 0,611. Hal ini menunjukkan cukup kuatnya

korelasi antara tingkat pendidikan ibu dengan perilaku pencegahan diare pada

anak. Artinya jika tingkat pendidikan ibu dapat ditingkatkan maka tindakan

perilaku pencegahan diare pada anak akan semakin baik pula ini. Koefisien

determinasi sebesar 37,3 % menunjukkan bahwa kontribusi tingkat pendidikan ibu

37,3 %, sedangkan 62,7 % lagi disebabkan oleh faktor-faktor lain seperti belum

atau sudahnya mendapat informasi tentang diare sebesar 26,8%. Hal ini terjadi

karena tingkat pendidikan ibu bukanlah satu-satunya faktor resiko dari kejadian

diare akut pada anak balita ini.

Page 56: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

46

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa ada

hubungan dengan tingkat korelasi kuat, antara tingkat pendidikan formal

ibu dengan perilaku pencegahan diare pada anak di Kelurahan

Pucangsawit, Surakarta (r= 0,611)

2. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki semakin baik pula

perilakupencegahan terhadap penyakit diare.

B. Saran

1. Masyarakat Pucangsawit diharapkan lebih berperan aktif dalam usaha

peningkatan pendidikan ibu sehingga dengan tingginya tingkat pendidikan

ibu diharapkan perilaku pencegahan diare pada anak dapat diterapkan

dengan baik.

2. Kepada petugas kelurahan atau dinas terkait supaya menghimbau kepada

masyarakat Pucangsawit Surakarta agar dapat meningkatkan tingkat

pendidikan sebagai usaha untuk mengurangi kejadian diare

Page 57: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

47

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyanti, 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Andrianto P, 1995. Penatalaksanaan dan Pencegahan Diare akut, edisi 2. Jakarta : EGC. pp: 1-2, 29-33

Asnil P, Noerasid H, Suraatmadja S, 2003. Gastroenteritis akut. Dalam: Suharyono, Boediarso aswitha, Halimun EM (editors). Gastroenterologi anak praktis. Jakarta : Balai penerbit FKUI. pp: 51-68

Bagian Ilmu kesehatan anak FK UI, 1998. Ilmu Kesehatan Anak, jilid 1. Jakarta : Infomedika Jakarta. pp: 283-288

Behrman RE,1999. Anak dengan resiko tertentu. Dalam : Behrman, Kliegman, Arvin. (editors). Ilmu Kesehatan anak Nelson Vol I, Edisi 15. Jakarta : EGC. pp:169-171

Departemen Kesehatan RI, 2007. Laporan perkembangan pencapaian tujuan pembangunan mileniun Indonesia,. http;//w3.undp.or.id/pubs/imdg2004/BI/IndonesiaMDG BI Goal4.pdf ( 3 Oktober 2008)

Direktorat Jendral Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan, 1993. Pemukiman. Buku Ajar Diare. Jakarta : Depkes RI. pp: 3-11, 53-59, 71-80

Ebrahim, G. J., 1996. Perawatan Anak Yogya : Yayasan Essentia Medica. p: 193-197

Gorendo Putro., Blandina Loko Ebo. 2005. Hubungan perilaku bersih dan sehat ibu dan Penggunaan Sarana Air Bersih terhadap Kejadian Diare pada Balita. Buletin Penelitian RSU Dr Soetomo. 7(2):66

Guyton Arthur C, 2002. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta, EGC. p: 609

Hendarwanto, 1997. Diare Akut Karena Infeksi, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I Edisi 3. pp: 451-452

Page 58: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

48

Irianto J, 2000 . Prediksi Keparahan Diare Menurut faktor-faktor yang berpengaruh pada anak balita di Indonesia. Center for research and development of health ecology. http : // digilib.3w Litbang. Depkes. Go. Id/go.php?id=jkpkbppk-gdl-res-2000-joko-1085-diare ( 3 September 2008)

Istiantoro Y.H., 1995. Farmakologi dan Terapi. Gaya Baru, Jakarta. pp: 51-56

Martina Lestari, 2007. Pengetahuan Orang Tua Tentang Diare pada Anaknya yang Dirawat di Ruang Menular Anak RSU Dr Soetomo. Buletin Penelitian RSU Dr Soetomo. 9(2):82

Mansjoer A, Suorohaita, 2000. Wardhani W, Setiawula W. Kapita selekta kedokteran, edisi 3. Jakarta: Media aresculapius. pp: 470-476

Notoatmodjo S. 2003 Ilmu Kesehatan Masyarakat .Jakarta: Rineka Cipta.

Pudjarwanto Triatmodjo, 1996. Infeksi Bakteri Enteropatogen pada Balita Penderita Diare di Jawa Barat dan Pola Resistensinya terhadap Beberapa Antibiotik. Cermin Dunia Kedokteran. 109:13-17

Schwartz M.William, 2005. Pedoman Klinis Pediatri. Jakarta.EGC. pp: 33-35

Sarbini A.M., 2007. Diare. http://www.Mer_C_diare.htm. ( 3 Oktober 2008 )

Sarwono Jonathan, 2006. Panduan Cepat dan Mudah SPSS 14. Yogyakarta:Andi. Pp: 43-49

Simadibrata, 2006. ‘’ Diare Akut & Diare Kronik ‘’ Dalam : Ilmu Penyakit Dalam. FK UI, Jakarta. pp : 5-14

Slamet SJ, 1994. Kesehatan lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, p:57

Subagyo Bambang, 1996. Diare Pada Anak. Buku Pegangan Kuliah Fakultas Kedokteran, UNS, IKA I. p: 3

Suburratno, 2004. Riau dalam arus perubahan. Pekanbaru: Alaf Riau. pp: 56-60

Page 59: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

49

Sugiyono, 2005. Statistika untuk penelitian. Bandung : Alfabeta. pp: 250-259

Suherman, 1995. Pendidikan Kesehatan Keluarga sebagai Pilar Utama Dalam Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. pp: 99-107

Sundari Dian., Winarno M. Wien,1996. Pemanfaatan Tumbuhan sebagai Obat Diare di Indonesia. Cermin Dunia Kedokteran. 109:25-30

Taufiqqurohman M.A, 1997. Pengantar Metodologi Penelitian Kedokteran. Solo ; Bagian Skripsi FK UNS. pp: 71-76

Widjaja M.C, 2003. Mengatasi diare dan keracunan pada balita. Jakarta : Kawan pustaka. pp : 1-6

Page 60: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas
Page 61: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

51

4. Bahaya yang bisa ditimbulkan oleh daire adalah dehidrasia. sangat setujub. setujuc. netrald. tidak setujue. tidak sangat setuju

5. Salah satu program PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) adalah mencuci tangan dengan sabun dan menggunakan air bersih (air sumur)

a. sangat setujub. setujuc. netrald. tidak setujue. sangat tidak setuju

6. Kuman penyebab diare masuk ke dalam tubuh melalui muluta. sangat setujub. setujuc. netrald. tidak setujue. sangat tidak setuju

7. Contoh diare yang disebabkan oleh kuman adalah mengkonsumsi makanan yang kotor

a. sangat setujub. setujuc. netrald. tidak setujue. sangat tidak setuju

8. Kasus diare banyak ditemukan pada balita yang tidak penuh diberi asi selama 4-6 bulan pertama

a. sangat setujub. setujuc. netrald. tidak setujue. sangat tidak setuju

9. Penderita diare mempunyai potensi menyebarkan kuman melalui kotoran (berak)

a. sangat setujub. setujuc. netrald. tidak setujue. sangat tidak setuju

Page 62: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

52

10. Kriteria rumah sehat menurut PHBS adalah selalu dibersihkan , penghuni rumah tidak terlalu banyak, lantai bukan dari tanah

a. sangat setujub. setujuc. netrald. tidak setujue. sangat tidak setuju

skor no 1-10 : a. Sangat setuju = 5b. setuju = 4c. netral = 3d. tidak setuju = 2e. sangat tidak setuju = 1

Page 63: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

53

B. Sikap

1. Diare harus di waspadai dan di cegaha. sangat setujub. setujuc. netrald. tidak setujue. sangat tidak setuju

2. Diare seluruhnya adalah tanggung jawab pemerintaha. sangat setujub. setujuc. netrald. tidak setujue. sangat tidak setuju

3. Lingkungan rumah yang bersih dapat mencegah terjadinya diare pada anak

a. sangat setujub. setujuc. netrald. tidak setujue. sangat tidak setuju

4. Setiap keluarga bertanggung jawab atas pencegahan diarea. sangat setujub. setujuc. netrald. tidak setujue.sangat tidak setuju

5. Kalau anak sakit diare diberi minum air yang banyaka. sangat setujub. setujuc. netrald. tidak setujue. sangat tidak setuju

6. Pemberian air yang banyak malah membuat penyakit diare bertambah parah

a. sangat setujub. setujuc. netrald. tidak setujue. sangat tidak setuju

Page 64: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

54

7. Kebiasaan buang air besar di jamban dapat mengurangi terjadinya diarea. sangat setujub. setujuc. netrald. tidak setujue. sangat tidak setuju

8. Memakan makanan dan minuman yang telah di masak matang dapat mencegah terjadinya diare

a. sangat setujub. setujuc. netrald. tidak setujue. sangat tidak setuju

9. Peranan orang tua saat anak terkena diare sangatlah pentinga. sangat setujub. setujuc. netrald. tidak setujue. sangat tidak setuju

10. Kalau anak diare berarti bahwa anak tersebut mau tambah pandaia. sangat setujub. setujuc. netrald. tidak setujue. sangat tidak setuju

skor no 1,3,4,5,7,8,9 = a. Sangat setuju = 5b. setuju = 4c. netral = 3d. tidak setuju = 2e. sangat tidak setuju =1

skor no 2,6,10 = a. Sangat setuju = 1b. setuju = 2c. netral = 3d. tidak setuju = 4e. sangat tidak setuju = 5

Page 65: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

55

C. Persepsi

1. Jika anak terkena diare, memberikan cairan yang lebih banyaka. selalub. seringc. kadang-kadangd. hampir tidak pernahe. tidak pernah

2. Mencuci terlebih dahulu sebelum memasak sayuran a. selalub. seringc. kadang-kadangd. hampir tidak pernahe. tidak pernah

3. Ketika mencuci sayuran mengunakan air bersih yang mengalira. selalub. seringc. kadang-kadangd. hampir tidak pernahe. tidak pernah

4. Buang air besar di jambana. selalub. seringc. kadang-kadangd. hampir tidak pernahe. tidak pernah

5. Jika diare anak tidak sembuh setelah diberi oralit, dibawa ke doktera. selalub. seringc. kadang-kadangd. hampir tidak pernahe. tidak pernah

6. Ketika bayi anda diare, tetap diberi ASIa. selalub. seringc. kadang-kadangd. hampir tidak pernahe. tidak pernah

7. Mencuci tangan menggunakan air bersih yang mengalir dan memakai sabun sebelum makan

a. selalub. seringc. kadang-kadangd. hampir tidak pernahe. tidak pernah

Page 66: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

56

8. Menutup makanan agar tidak dihinggapi lalata. selalub. seringc. kadang-kadangd. hampir tidak pernahe. tidak pernah

9. Melarang anak anda jajan di sembarang tempat a. selalub. seringc. kadang-kadangd. hampir tidak pernahe. tidak pernah

10. Sering membersihkan rumaha. selalub. seringc. kadang-kadangd. hampir tidak pernahe. tidak pernah

skor no 1-10 = a. Selalu = 5b. sering = 4c. kadang-kadang = 3d. hampir tidak pernah = 2e. tidak pernah = 1

Page 67: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

57

Lampiran B. Tabel tingkat pendidikan dan skor perilaku pencegahan

Skor Perilaku PencegahanNo

SampleNama ibu

Usia

(Tahun)

Tingkat

Pendidikan Pengetahuan Sikap Persepsi Jumlah

1 Sri Lestari 34 SD 31 35 40 106

2 Agustina NF 31 SLTA 36 38 44 118

3 Sri Nur H 19 SMP 37 37 38 112

4 Wiji Yanti 25 SMP 33 41 45 110

5 Suci M 23 SMA 34 35 47 116

6 Desi RC 30 SMP 39 41 32 112

7 Diana S 21 SD 35 40 33 108

8 Asih Pujiati 30 SD 35 29 38 102

9 Titis M 28 SLTA 36 39 41 116

10 Suryani 28 SMP 40 38 42 120

11 Sri Maryani 25 SLTA 39 43 44 126

12 Mesrini 21 SMP 31 38 38 107

13 Yulianti 23 SMP 33 39 38 110

14 Harmini 27 SLTA 45 37 42 124

15 Anik 24 SMP 38 37 34 109

16 Anis 24 SMP 32 35 31 98

17 Rohani 24 SD 37 30 39 106

18 Darmi 36 SD 33 35 40 108

19 Cristiana 31 SLTA 36 31 33 100

20 Happy P 37 SMP 37 39 34 110

21 Ester 21 SD 32 34 39 105

22 Parti 33 SD 17 28 23 68

23 Suparmi 35 SD 31 34 31 96

24 Suryani 22 SMP 39 37 40 116

25 Siti Khasanah 28 PT 42 43 45 130

26 Shinta W 19 SMP 24 27 31 82

27 Supatmi 32 SD 36 36 40 112

28 Dwi Jayanti 28 SMA 39 42 44 125

29 Sani 29 SMA 30 30 36 96

30 Sumarni 32 PT 40 43 45 128

Mean 34,9 36,37 38,23 109,83

Page 68: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

58

Page 69: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

59

Page 70: HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL IBU …/Hubungan...Formal Ibu dengan Perilaku Pencegahan Diare pada Anak di Kelurahan Pucangsawit Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas

60