pendidikan formal & nonformal

21
1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional mengahadapi tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mampu bersaing di era global. Upaya yang tepat untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan satu-satunya wadah yang dapat dipandang dan seyogianya berfungsi sebagai alat untuk membangun SDM yang bermutu tinggi adalah pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan peningkatan mutu pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang. Namun fakta di lapangan belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Komisi tentang Pendidikan Abad ke-21 ( Commision on Education for the “21” Century ), merekomendasikan empat srategi dalam menyukseskan pendidikan: Pertama: learning to learn, yaitu memuat bagaimana pembelajar mampu menggali informasi yang ada di sekitarnyadari ledakan informasi itu sendiri; Kedua, learning to be, yaitu pembelajar diharapkan mampu untuk mengenali dirinya sendiri, serta mampu beradaptasi dengan lingkungannya, Ketiga, learning to do, yaitu memuat bagaimana kita hidup dalam masyarakat yang saling bergantung antara yang satu dengan yang lain, sehingga mampu bersaing secara

Upload: nunu

Post on 18-Jan-2016

46 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

POD

TRANSCRIPT

Page 1: Pendidikan Formal & Nonformal

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional mengahadapi

tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya

manusia (SDM) yang mampu bersaing di era global. Upaya yang tepat untuk

menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan satu-satunya

wadah yang dapat dipandang dan seyogianya berfungsi sebagai alat untuk

membangun SDM yang bermutu tinggi adalah pendidikan.

Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional pemerintah telah

menyelenggarakan perbaikan-perbaikan peningkatan mutu pendidikan pada

berbagai jenis dan jenjang. Namun fakta di lapangan belum menunjukkan

hasil yang memuaskan.

Komisi tentang Pendidikan Abad ke-21 (Commision on Education for

the “21” Century), merekomendasikan empat srategi dalam menyukseskan

pendidikan: Pertama: learning to learn, yaitu memuat bagaimana pembelajar

mampu menggali informasi yang ada di sekitarnyadari ledakan informasi itu

sendiri; Kedua, learning to be, yaitu pembelajar diharapkan mampu untuk

mengenali dirinya sendiri, serta mampu beradaptasi dengan lingkungannya,

Ketiga, learning to do, yaitu memuat bagaimana kita hidup dalam

masyarakat yang saling bergantung antara yang satu dengan yang lain,

sehingga mampu bersaing secara sehat dan bekerja sama serta mampu

untuk menghargai orang lain (Trianto, 2004).

Mengacu pada konsep tersebut, maka dalam situasi masyarakat yang

selalu berubah tersebut,idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada

masa lalu atau masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang

Page 2: Pendidikan Formal & Nonformal

2

mengantisipasi dan membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya

melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik

di masa yang akan datang.

Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan sekolah berupa

rangkaian jenjang pendidikan yang telah baku. Mulai dari jenjang sekolah

dasar (SD) sampai dengan perguruan tinggi (PT). sementara pendidikan

taman kanak-kanak masih dipandang sebagai pengelompokan belajar yang

menjembatani anak dalam dalam suasana hidup keluarga biasa juga disebut

pendidikan pra sekolah (Pre-Elementary School).

Dalam UU No 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan Nasional,

dinyatakan bahwa setiap warga Negara diwajibkan mengikuti

pendidikan formal minimal sampai tamat SMP.

Bagi warga Negara yang tidak sempat mengikuti ataupun

menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu dalam pendidikan formal

(putus sekolah) disediakan pendidikan nonformal, untuk memperoleh bekal

guna terjun ke masyarakat. Pendidikan Non formal sebagai mitra pendidikan

formal semakin hari semakin berkembang sejalan dengan perkembangan

masyarakat dan ketenagakerjaan. Dilihat dari segi wujud dan

penyelenggaraan semakin beraneka ragam mulai dari paguyuban, kursus-

kursus, paket A, B sampai kepada gerakan-gerakan seperti PKK dengan

aneka ragam programnya. Disamping ragamnya yang bertambah, juga

kualitasnya mengalami peningkatan.

Hal-hal yang menjadi faktor pendorong perkembangan pendidikan

nonformal ialah:

Semakin banyaknya jumlah angkatan muda yang tidak melanjutkan

sekolah. Sedangkan mereka terdorong untuk memasuki lapangan kerja

dengan harus memiliki keterampilan tertentu yang dipersyaratkan oleh

lapangan kerja.

Page 3: Pendidikan Formal & Nonformal

3

Lapangan kerja, khususnya sektor swasta mengalami perkembangan

cukup pesat dan lebih pesat daripada perkembangannya di sektor

pemerintah. Masing-masing lapangan kerja tersebut menuntut

persyaratan-persyaratan khusus yang lazimnya perlu dipersiapakan

oleh pendidikan formal.

Sebagaimana diketahui bahwa sektor swasta memiliki ciri umum yaitu

keharusan adanya kemampuan mandiri tanpa subsidi. Ciri umum yang khas

ini menuntut adanya bahwa setiap pekerja harus memiliki keterampilan yang

dipersyaratkan agar dapat menunjang kelestarian hidup dan perkembangan

pekerjaan/usaha. Ciri umum tersebut juga sejalan dengan sifat dari badan-

badan usaha pendidikan nonformal itu sendiri, yang pada umumnya

diselenggarakan oleh pihak swasta.

Dari uraian tersebut semakin terlihat betapa eratnya kerja sama

antara pendidikan formal dan pendidikan nonformal, yang satu sama lainnya

bersifat komplementer sebagai sebuah system yang terpadu.

Selanjutnya ada juga pendidikan informal sebagai suatu fase

pendidikan yang berada disamping dan di dalam pendidikan pendidikan

formal dan nonformal sangat menunjang keduanya. Sebenarnya tidak sulit

untuk dipahami karena sebagian besar waktu pesrta didik adalah justru

berada di dalam ruang lingkup yang sifatnya informal.

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal, nonformal, hanya dapat

dibedakan tetapi tidak bisa dipisah-pisahkan karena keberhasilah pendidikan

dalam arti terwujudnya keluaran pendidikan yang berupa sumber daya

manusia sangat tergantung kepada sejauh mana ketiga sub sistem tersebut

berperanan.

Page 4: Pendidikan Formal & Nonformal

4

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan dan tujuan pendidikan?

2. Apa yang dimaksud dengan pendidikan formal?

3. Apa yang dimaksud dengan pendidikan informal?

4. Apa saja program pendidikan orang dewasa?

C. Tujuan Pembelajaran

1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan dan tujuan pendidikan

2. Untuk mengetahui apa itu pendidikan formal

3. Untuk mengetahui apa itu pendidikan informal

4. Untuk mengetahui jenis-jenis program pendidikan orang dewasa

PEMBAHASAN

Page 5: Pendidikan Formal & Nonformal

5

A. Kerangka Teoritis dan Tujuan Pendidikan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pendidikan adalah …

pen·di·dik·an n : Proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang

atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan; proses, cara, perbuatan mendidik.

Tujuan pendidikan memuat tentang gambaran nilai-nilai yang baik,

luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan

pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap

kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh

segenap kegiatan pendidikan.

Sebagai suatu komponen pendidikan, tujuan pendidikan menduduki

posisi penting diantara komponen pendidikan lainnya. Dapat dikatakan

bahwa segenap komponen dari seluruh kegiatan pendidikan dilakukan

semata-mata terarah kepada atau ditujukan untuk pencapaian tujuan

tersebut. Dengan demikian maka kegiatan-kegiatan yang tidak relevan

dengan tujuan tersebut dianggap menyimpang, tidak fungsional, bahkan

salah sehingga harus dicegah.

Tujuan pendidikan yang dimaksud disini adalah tujuan akhir yang akan

dicapai oleh semua lembaga pendidikan, baik formal, nonformal yang berada

dalam masyarakat dan Negara Indonesia. Telah dikatakan bahwa rumusan

tujuan pendidikan selalu mengalami perubahan sesuai dengan tuntutan

perkembangan kehidupan masyarakat dan Negara yang bersangkutan.

B. Pendidikan Formal

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pendidikan Formal adalah

segenap bentuk pendidikan atau pelatihan yang diberikan secara

Page 6: Pendidikan Formal & Nonformal

6

terorganisasi dan berjenjang, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat

khusus.

Secara umum, pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis,

berstruktur, bertingkat, berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai

dengan perguruan tinggi dan yang setaraf denganya termasuk ke dalamnya

ialah kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum, program

spesialisasi, dan latihan profesional, yang dilaksanakan dalam waktu yang

terus menerus. Dan pendidikan formal juga merupakan lembaga pendidikan

yang ditempuh melalui jalur institusi yang sudah ditentuhkan dan

ditetapkan, serta diatur oleh sekelompok orang yang berwenang yang dalam

hal ini pemerintah atau sebuah yayasan.

Pengajaran yang dilakukan oleh pendidikan formal diselenggaran di

sekolah dimana pendidikan formal berlangsung dalam waktu terbatas, yaitu

masa anak dan remaja. Pendidikan formal berlangsung dalam lingkungan

pendidikan yang diciptakan khusus untuk menyelenggarakan proses

pendidikan secara teknis yang berlangsung di kelas, yang kegiatan

pendidikannya terjadwal, tertentu waktu dan tempatnya. Pendidikan formal

juga tersusun secara terprogram dalam bentuk kurikulum yang kegiatan

pendidikannya lebih berorientasi pada kegiatan guru, sehingga guru

mempunya peranan yang sentral dalam bentuk pengajaran yang diberikan

melalui pendidikan.

Dimana pendidikan formal ditentukan oleh pihak luas untuk mengatur

pendidikan dan tujuan pendidikan formal juga terbatas pada pengembangan

kemampuan-kemampuan tertentu untuk mempersiapkan tujuan hidup yang

diperoleh melalui pendidikan.

Pada umumnya lembaga formal adalah tempat dimana orang tua

menitipkan anak-anaknya untuk  belajar sehingga

memperluas  pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya agar mampu

menghadapi dunia kerja.

Page 7: Pendidikan Formal & Nonformal

7

 Jenjang pendidikan formal terdiri atas:

1. Pendidikan Dasar

2. Pendidikan Menengah

3. Pendidikan Tinggi

Jenis pendidikan mencakup atas:

1. Pendidikan Umum

2. Kejuruan

3. Akademik

4. Profesi

5. Vokasi

6. Keagamaan dan khusus

C. Pendidikan Nonformal

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pendidikan Nonformal adalah

segenap bentuk pelatihan yang diberikan secara terorganisasi di luar

pendidikan formal, misal: kursus keterampilan.

Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik

dengan penekanan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta

pengembangan sikap dan kepribadian fungsional. Pendidikan nonformal

meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan

kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan

keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan

kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan

kemampuan peserta didik. Satuan pendidikan nonformal terdiri atas

lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan

masyarakat, majelis taklim serta satuan pendidikan yang sejenis.

Jenis-jenis Sekolah Alternatif

A. Sekolah Alam

Page 8: Pendidikan Formal & Nonformal

8

Sekolah berbasis alam kini sedang menajdi trend di sejumlah kota.

Biasanya, alasan memilih sekolah alam karena kecenderungan anak yang

secara perilakucukup aktif, susah dikoordinasi, terlalu kreatif, cenderung

suka menciptakan hal-hal baru, dan tidak begitu suka rutinitas. Kesadaran

semacam inilah yang semestinya terus ditumbuhkan kepada para orang tua

sehingga jika mempunyai anak yang susah mengikuti metode sekolah

formal, dapat segera memutuskan sekolah di sekolah alternatif berbasis

alam.

Sekolah alternatif berbasis alam tentu mempunyai banyak perbedaan

dengan sekolah formal. Namun, bukan berarti tanpa kurikulum kompetensi.

Sekolah alternatif berbasis alam tetaplah bernilai positif sebagai upaya

menumbuhkan kemandirian semenjak dini, membuka kesadaran kreatif

seluas mungkin, serta memberikan pembelajaran soal kerja sama.bahkan,

kurikulum sekolah alam, jika sudah setingkat SMP/SMA untuk remaja, bisa

dalam bentuk kewirausahaan alternatif. Misalnya, berbentuk pertukangan,

perdagangan barang hasil bumi,dan sejenisnya.

Kelebihan sekolah alam :

a. Sekolah alam cenderung membebaskan keinginan kreatif anak

sehingga anak akan menemukan sendiri bakat dan kemampuan

belebih yang dimilikinya.

b. Konsep pebelajaran dengan cara sambil bermain cenderung

menjadikan pemahaman mengenai sekolah bukanlah beban,

melainkan hal yang menyenangkan.

c. Guru atau tenaga pengajar sekolah berbasis alam yang baik tentu

saja tetap merupakan mahasiswa/lulusan perguruan tinggi negeri

(PTN) yang diharapkan memiliki wawasan pendidikan dan

kemandirian yang memadai.

Page 9: Pendidikan Formal & Nonformal

9

d. Metodologi pembelajaran yang diterapkan cenderung mengarah

pada pencapaian logika berpikir dan inovasi yang baik dalam

bentuk action learning (praktik nyata). Dsb.

Itulah sejumlah hal yang berkaitan dengan keberadaan sekolah berbasis

alam.pada dasarnya, sekolah alam juga mendasarkan kurikulumnya pada

kurikulum umum yang ada di sekolah formal maupun sekolah swasta

lainnya. Secara global, kurikulum tersebut mencakup penciptaan akhlak

yang baik, penguasaan ilmu pengetahuan, dan penciptaan pemahaman

kepemimpinan yang memadai.

B. Sekolah Outbound

Sekolah alternatif outbound cukup populer di Indonesia sekitar era

2000. Dulu, kegiatan outbound relatif lebih dikenal sebagai bagian kegiatan

pencinta alam. Baik dikalangan mahasiswa atau pelajar. Seiring

perkembangan waktu, kegiatan outbound kian menunjukkan sisi positif

sebagai ajang penyaluran bakat dan kemampuan khusus bagi orang yang

tak dapat bersekolah secara resmi. Maka, mulai berkembanglah sekolah

outbound. Peminat sekolah outbound ini pun semakin banyak, bahkan ada

yang menggunakan sertifikat dan berinisiatif menyertakannya sebagai

penguat status sarjana lulusan pendidikan ilmu keolahragaan di sebuah

perguruan tinggi di bidang lainnya.

Yang menarik, lulusan sekolah outbound di Indonesia dapat berposisi

sebagai trainer atau pelatih bagi pelatihan-pelatihan outbound yang

belakangan sering diselenggarakan di sejumlah kantor atau institusi. Pada

akhirnya, harus disadari bahwa pendidikan outbound mempunyai manfaat

sebagai berikut:

a. Memupuk kepribadian menjadi lebih tahan banting dan sanggup

menyelesaikan masalah secara sehat

Page 10: Pendidikan Formal & Nonformal

10

b. Membentuk pribadi yang mempunyai jiwa kompetensi memadai

c. Memosisikan orang lain sebagai makhluk sosial yang setara dan

bisa diajak kerja sama demi sebuah cita-cita kemajuan dalam

kebersamaan yang hangat

d. Menjadikan nilai persaingan sebagai suatu hal yang posistif.

Persaingan yang positif akan membentuk pribadi yang mau bejuang

secara terbuka dan tak suka bermain belakang.

e. Menumbuhkan motivai dan semangat untuk maju yang memadai

dengan penuh kepercayaan diri dan tidak takut akan jatuh atau

merugi.

Dengan menitikberatkan pada sejumlah aspek yang bermuara

sebagaimana tujuan diadakannya pendidikan outbound seperti yang

disebutkan di atas, maka kurikulum yang bisa dikembangkan adalah :L

a. Outbound dasar berupa pengenalan secara teoretis mengenai

tujuan pendidikan outbound , ruang bermain yang digunakan, dan

peralatannya.

b. Outbound khusus berupa pengenalan jenis outbound yang

berorientasi pada pembentukan karakter tertentu.

c. Manajemen outbound yang bisa meliputi cara mengatur jadwal,

penyesuaian psikis dan fisik, pengembangan motivasi,

pengembangan kecerdasan emosi, dan relaksasi.

C. Home Schooling

Substansi makna home schooling pada aspek kemandirian dalam

menyelenggarakan pendidikan di lingkungan keluarga. Dengan demikian,

home schooling dapat diselenggarakan oleh sebuah keluarga secara mandiri.

Pelaksanaannya didasarkan tanggung jawab sebagai orangtua dalam

memenuhi hak anak untuk kebutuhan memperoleh pendidikan. Dengan

Page 11: Pendidikan Formal & Nonformal

11

demikian, pelaksanaannya disertai rasa tanggung jawab atas proses

pendidikan dengan berbasis rumah. Dalam konteks pendidikan berbasis

rumah, maka selain homeschooling, dikenal pula istilah home education dan

home-based learning yang bersinonim atau memiliki kemiripan makna.

Sebagai pihak penanggung jwab pelaksanaan home schooling, orang

tua tidak diharuskan turun tangan secara langsung dengan berperan sebagai

pendidik. Karena kesibukannya, misalnya pelaksanaan home schooling dapat

didelegasikan kepada guru privat, lembaga pelatihan, ataupun dengan

memberikan fasiliotaskepada anak dalam menyalurkan kreativitas misalnya

magang pada home industry (industri rumahan(.

Meskipun dimaknai pendidikan berbasis rumah, proses

penyelenggaraan home schooling dapat dilakukan di lokasi atau tempat

yang disesuaikan dengankebutuhan anak, seperti di lembaga pelatihan,

tempat kursus, ataupun di mana saja dengan sarana apa pun.

Home schooling memiliki beberapa persamaan dengan sekolah

reguler, di antaranya adalah:

- Sebagai model pendidikan anak

- Tujuan untuk masa depan anak lebih baik

- Media untuk mencapai tujuan pendidikan, seperti kecerdasan, dan

keterampilan.

Sementara itu, perbedaan antara home schooling dengan sekolah

reguler pada tabel berikut

Sekolah Reguler Home schooling

Sistem Pendidikan Standarisasi Disesuaikan dengan

kebutuhan anak dan

keluarga

Manajemen Kurikulum Kurikulum terbuka/bisa

Page 12: Pendidikan Formal & Nonformal

12

terpusat/tertutup dipilih

Jadwal/kegiatan

belajar

Tertentu/sistem

mapan

Fleksibel/kesepakatan

Tanggung jawab Guru Orangtua

Peran orang tua Relatif minim Vital/penentu

keberhasilan

Model belajar Orang tua/siswa

hanya mengawasi

Ada komitmen dan

kreativitas orang

tua/siswa dalam

mendesain sesuai

kebutuhan

Selanjutnya, home schooling memiliki banyak keunggulan, di

antaranya dapat memilih materi yang sesuai minat, lebih kreatif,

memotivasi untuk berpikir kritis, fleksibilitas dalam hal waktu dan

tempat, dan bisa memilih kurikulum sesuai dengan kebutuhan peserta.

D. Program Pendidikan Orang Dewasa

1. Lembaga kursus dan pelatihan : menyediakan banyak program, namun

hanya jenis program keterampilan kerja saja.

2. Pusat pendidikan & pelatihan ( balai latihan, tenaga kerja; BLK )

3. Sanggar kegiatan belajar ( SKB ) : milik pemerintah

4. BPKB ( Badan Pengembangan Kegiatan Belajar )

5. BPPNFI ( Badan Pengembangan Pendidikan Non Formal – Informal )

Page 13: Pendidikan Formal & Nonformal

13

6. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) : PKBM sebagai satuan

pendidikan nonformal dapat menyelenggarakan program pendidikan

nonformal yang meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak

usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan

perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan

pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan dan pendidikan nonformal lain

yang diperlukan masyarakat (pasal 105 ayat 2).

7. Perguruan Tinggi ( Program Pendidikan Ekstension )

8. Pendidikan & Pelatihan di Perusahaan / Perkantoran. (Pusdiklat)

Inovasi dalam Pendidikan Orang Dewasa

1.    Distance Education (DE); Perbedaan jarak dan tempat antara pemelajar

dan pebelajar, penekanan belajar mandiri, optimalisasi virtual classroom

(online learning) serta seminar, workshop, pelatihan, dan lainnya. Tujuannya

agar pemelajar dapat mengembangkan minat dan kompetensinya untuk

selanjutnya dapat berpartisipasi serta mengembangkan kehidupan sosial

kemasyarakatannya.

2.    Organizational Learning (OL); Persaingan, kemajuan teknologi,

peningkatan kualitas SDM merupakan beberapa alasan mengapa organisasi

harus/ingin belajar. Tujuannya agar organisasi/lembaga dapat secara

tanggap dan mandiri (tanpa menunggu peraturan pemerintah)

mengembangkan seluruh sumber daya yang ada, sehingga dapat mengikuti

arus teknologi dan dapat bersaing dengan organisasi/lembaga serupa.

3.    Workplace Learning; Pengalaman di tempat kerja menjadi sumber

pengetahuan dan keterampilan untuk terus mengembangkan kompetensi

pemelajar.

Page 14: Pendidikan Formal & Nonformal

14

4.    Vocational Education & Training (VET); Berorientasi pada kemampuan

(skill), mempersiapkan SDM agar mampu bekerja di bidang tertentu. Contoh:

Praktek Lapangan pada Diploma, Paduan Suara, Komunitas Fotografi, dll.

5.    Radical Adult Education and Learning; Pendidikan yang membutuhkan

waktu singkat untuk membangun dan mengembangkan intelektual serta

kehidupan sosial-ekonominya. Contoh: Paket A, B, C atau Pendidikan

Budidaya Ikan Lele yang memberi pengalaman dan membangun motivasi

masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya melalui budidaya ikan lele.

6.    Problem-Based Learning; Berorintasi pada pemecahan masalah,

menekankan pada berpikir kritis dan belajar mandiri. Contoh: Magang atau

PPL

7.    Culture Equity and Learning; Keberagaman budaya dalam pemelajar

yang berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang sama. Contoh: Sanggar

tari, Sekolah di Luar Negeri; setiap pemelajar membawa nilai dan budayanya

masing-masing untuk bersama-sama belajar dan mencapai tujuan

pembelajaran.

PENUTUP

KESIMPULAN

Belajar pada dasarnya adalah kebutuhan yang sangat penting dalam

kehidupan. Tidak hanya pada saat masih anak-anak atau remaja saja, proses

Page 15: Pendidikan Formal & Nonformal

15

belajar sebaiknya dan seharusnya berlangsung sepanjang hayat. Kegiatan

belajar tidak hanya didapat dari bangku sekolah (atau biasa kita sebut

sebagai pendidikan formal) saja, melainkan juga dari tempat dan lingkungan

lain (pendidikan nonformal) yang tentu memberikan informasi bagi si

pemelajar. Dalam kaitannya dengan Pendidikan Orang Dewasa, belajar tidak

hanya berarti menambah pengetahuan baru, tetapi juga menambah

kecakapan atau kemampuan baru, yang kemudian bisa diaplikasikan dalam

kehidupan sehari-hari. Tentu bagi orang dewasa, belajar akan terasa

membosankan dan kurang bermakna jika tidak berdampak apa-apa pada

kehidupannya. Orang dewasa membutuhkan belajar yang bisa memberikan

perubahan pada kehidupannya. Terdapat 8 program Pendidikan Orang

Dewasa, yakni (1) Lembaga kursus dan pelatihan; (2) Pusat pendidikan &

pelatihan (balai latihan, tenaga kerja; BLK); (3) Sanggar kegiatan belajar

(SKB); (4) BPKB (Badan Pengembangan Kegiatan Belajar); (5) BPPNFI (Badan

Pengembangan Pendidikan Non Formal – Informal); (6) Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat (PKBM); (7) Perguruan Tinggi (Program Pendidikan

Ekstension); (8) Pendidikan & Pelatihan di Perusahaan / Perkantoran.

Dengan adanya 8 program tersebut, diharapkan belajar sepanjang hayat

dapat diterapkan kepada semua masyarakat. Selain itu juga, diharapkan

tercapainya tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan

bangsa, sehingga mencetak individu yang cakap dan berkompeten.

LATIHAN

PILIHAN GANDA

1. Berorientasi pada kemampuan (skill), mempersiapkan SDM agar

mampu bekerja di bidang tertentu adalah pengertian dari …

a. Distance Education (DE)

b. Organizational Learning (OL)

Page 16: Pendidikan Formal & Nonformal

16

c. Workplace Learning

d. Vocational Education & Training (VET)

e. Radical Adult Education and Learning

2.

ESSAY

1. Jelaskan pengertian pendidikan formal dan nonformal! Berikan contoh!

2. Apakah tujuan pendidikan tidak dapat dirubah dalam suatu negara?

Jelaskan!

DAFTAR PUSTAKA

Santoso, Satmoko Busi. 2010. Sekolah Alternatif, Mengapa Tidak…?!.

Jogjakarta: DIVA Press.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

http://www.infodiknas.com/

http://kbbi.web.id/didik

http://fauziep.blogdetik.com/2012/03/20/kuatnya-posisi-hukum-

pkbm/#more-596