analisis nilai tambah dalam pengolahan susu … nur.pdfuniversitas sumatera utara medan ... msi dan...

89
ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU KEDELAI PADA SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN SKRIPSI OLEH : AMINAH NUR M.L 090304067 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

Upload: phungdiep

Post on 23-Jul-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU

KEDELAI PADA SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA

DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

OLEH : AMINAH NUR M.L

090304067

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013

Page 2: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU

KEDELAI PADA SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA

DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

OLEH :

AMINAH NUR M.L 090304067

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013

Page 3: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU KEDELAI PADA SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN

NAMA : AMINAH NUR M.L NIM : 090304067 PROGRAM STUDI : AGRIBISNIS Komisi Pembimbing Ketua Anggota

Ir.Lily Fauzia, MSi Siti Khadijah, SP.MSi NIP. 196303822198832003 NIP. 197310111999032002

Page 4: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

ABSTRAK

AMINAH NUR M.L (090304067) dengan judul penelitian ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU KEDELAI PADA SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN. Penelitian ini dibimbing oleh Ibu Ir. Lily Fauzia, MSi dan Ibu Siti Khadijah, SP, MSi. Nilai tambah merupakan penambahan nilai suatu komoditi akibat adanya perlakuan tertentu terhadap komoditi tersebut. Nilai tambah menjadi sangat penting dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah adalah melalui proses pengolahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan susu kedelai, untuk menganalisis besarnya nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan susu kedelai pada skala industri rumah tangga, untuk mengetahui berbagai kendala yang terdapat dalam usaha pengolahan kedelai menjadi susu kedelai serta untuk mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai kendala tersebut. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja), di daerah-daerah tempat berdirinya usaha tersebut. Metode pengambilan sampel yaitu dengan cara snow ball. Metode analisis yang digunakan adalah metode perhitungan nilai tambah, yaitu nilai produk dikurangi dengan nilai bahan baku dan bahan penunjang lainnya. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan : proses pengolahan susu kedelai pada skala industri rumah tangga masih tergolong sederhana, nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan susu kedelai pada skala industri rumah tangga masih rendah, kendala-kendala yang dihadapai oleh para pengusaha susu kedelai yaitu proses pengolahan yang masih menggunakan alat yang sederhana, keterbatasan modal, dan pemasaran yang masih terbatas juga. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai kendala tersebut adalah adanya fasilitas kredit permodalan baik dari koperasi, bank atau lembaga keuangan lainnya. Kata Kunci : Susu Kedelai, Nilai Tambah

Page 5: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

RIWAYAT HIDUP

AMINAH NUR M.L, dilahirkan di Deli Tua pada tanggal 22 Januari 1991 dari

Ayahanda Muhammad Rum Lubis dan Ibunda Nursakiyah Lubis. Penulis

merupakan anak keempat dari lima bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan Islam Deli

Tua, Deli Serdang tahun 2003, MTs Yayasan Perguruan Istiqlal Deli Tua, Deli

Serdang tahun 2006, SMA Yayasan Pembinaan Keluarga Medan, Kota Medan

tahun 2009 dan pada tahun yang sama penulis diterima di Program Studi

Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur Ujian

Masuk Bersama (UMB).

Selama masa perkuliahan penulis aktif mengikuti berbagai organisasi

kemahasiswaan, antara lain Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian

(IMASEP), Forum Silaturrahmi Mahasiswa Muslim Sosial Ekonomi Pertanian

(FSMM SEP) dengan jabatan sebagai wakil bendahara umum, serta Ikatan

Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dengan jabatan sebagai sekretaris bidang

sosial-ekonomi.

Pada bulan April 2013 penulis melaksanakan penelitian skripsi di enam

Kecamatan di Kota Medan. Kemudian pada bulan Juli-Agustus 2013

melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Kuala Lama Kecamatan

Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai.

Page 6: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS NILAI TAMBAH

DALAM PENGOLAHAN SUSU KEDELAI PADA SKALA INDUSTRI

RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN” .

Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Papa tersayang

Muhammad Rum Lubis dan Mama tercinta Nursakiyah Lubis yang dengan kasih

sayangnya selalu memberi doa, motivasi dan dukungan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Ir. Lily Fauzia, MSi, selaku

ketua komisi pembimbing yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan

masukan dalam penyelesaian skripsi ini. Tak lupa ucapan terima kasih kepada Ibu

Siti Khadijah, SP, MSi selaku anggota komisi pembimbing yang juga banyak

memberi semangat, dorongan dan bimbingan selama penulisan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga penulis haturkan kepada :

1. Ibu Dr.Ir. Salmiah, MS dan Bapak DR.Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec, selaku

ketua dan sekretaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU.

2. Seluruh staff pengajar dan pegawai di Program Studi Agribisnis.

3. Seluruh instansi dan responden yang terkait dengan penelitian ini dan turut

serta membantu penulis dalam memperoleh data yang diperlukan.

Page 7: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Segala hormat dan terima kasih penulis ucapkan kepada Kakanda Namora Rizki

Lubis, S.Pd dan Fauziah Nur M.L, SP, Abangda Adiyadh Riyadh M.L, SE, dan

Adinda Muhammad Yusuf M.L, yang terus memberi dukungan dan semangat

kepada penulis untuk terus berkarya.

Terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada seluruh teman-

teman seperjuangan di stambuk 2009 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

USU, yang telah banyak membantu penulis dalam menemukan arti pentingnya

hidup bersama.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, September 2013

Penulis

Page 8: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

DAFTAR ISI

Hal.

ABSTRAK ................................................................................................. i

RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................ iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. ix

PENDAHULUAN Latar Belakang .................................................................................... 1 Identifikasi Masalah ............................................................................ 4 Tujuan Penelitian ................................................................................. 5 Kegunaan Penelitian ............................................................................ 5

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka ................................................................................ 6

Kacang Kedelai ......................................................................... 6 Agroindustri ............................................................................... 7 Nilai Tambah .............................................................................. 9 Susu Kedelai............................................................................... 11

Landasan Teori ................................................................................... 12 Teori Produksi ............................................................................ 12 Pengolahan Komoditas Pertanian ................................................ 14

Kerangka Pemikiran ............................................................................ 16 Hipotesis Penelitian ............................................................................. 19

METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian ................................................... 20 Metode Pengambilan Sampel ............................................................... 20 Metode Pengumpulan Data ................................................................. 21 Metode Analisis Data ......................................................................... 21 Defenisi dan Batasan Operasional ........................................................ 22

Defenisi ..................................................................................... 23 Batasan Operasional .................................................................. 23

Page 9: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Daerah Penelitian ................................................................ 25

Letak Geografis dan Lingkup Wilayah Penelitian ...................... 25 Luas Wilayah dan Rasio Terhadap Luas Kota Madya ................. 25 Kepadatan Penduduk .................................................................. 27 Kota Medan Secara Ekonomi...................................................... 28 Kota Medan Secara Sosial .......................................................... 30

Karakteristik Responden .................................................................... 31 Sistem Produksi Usaha Pengolahan Kedelai Menjadi Susu Kedelai ..... 32

Penggunaan Bahan Baku ............................................................ 32 Penggunaan Modal Investasi ...................................................... 33 Penggunaan Tenaga Kerja .......................................................... 34

Proses Pembuatan Susu Kedelai ......................................................... 36 Nilai Tambah yang Diperoleh dari Pengolahan Kacang Kedelai .......... 42

Input dan Output ........................................................................ 43 Biaya Bahan Penunjang (Sumbangan Input Lain) ...................... 43 Harga Input, Harga Output, Nilai Output, Nilai Tambah dan Rasio Nilai Tambah Susu Kedelai ............................................... 45

Berbagai Kendala dan Upaya dalam Usaha Pengolahan Susu Kedelai di Daerah Penelitian ............................................................................ 47

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan .......................................................................................... 50 Saran ................................................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

DAFTAR TABEL

No Judul Hal

1 Tingkat Konsumsi Pangan (Kacang-kacangan di Kota Medan Tahun 2012

2

2 Perbandingan Antara Kadar Protein Kedelai dengan Beberapa Bahan Makanan Lain

7

3 Perbandingan Komposisi Kandungan Berbagai Jenis Zat dalam Susu Kedelai dan Susu Sapi

12

4 Sebaran Pengolahan Susu Kedelai di 6 Kecamatan Kota Medan

20

5 Luas Wilayah dan Rasio Terhadap Luas Kota Medan 26 6 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk

Kota Medan Tahun 2011 27

7 Struktur Perekonomian Kota Medan Tahun 2007-2011 29 8 Indeks Pembangunan Masyarakat 30 9 Karakteristik Responden Pembuat Susu Kedelai 31 10 Rata-Rata Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai dan

Penggunaan Kacang Kedelai dalam Pengolahan Susu Kedelai di Daerah Penelitian

32

11 Rata-Rata Modal Investasi pada Usaha Pengolahan Susu Kedelai di Daerah Penelitian

34

12 Rata-Rata Penggunaan Tenaga Kerja dalam Usaha Pengolahan Susu Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2013

35

13 Rata-Rata Penggunaan Input dan Output di Daerah Penelitian Tahun 2013

43

14 Input Lain yang digunakan dalam Pengolahan Susu Kedelai 44 15 Harga Input, Harga Output, Nilai Output, Nilai Tambah dan

Rasio Nilai Tambah Susu Kedelai di Daerah Penelitian 45

Page 11: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal. 1. Skema Kerangka Pemikiran 18

2. Kerangka Proses Pembuatan Susu Kedelai 36

3. Dokumentasi Proses Pembuatan Susu Kedelai 40

Page 12: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul 1. Karakteristik Pengusaha Susu Kedelai di Daerah Penelitian

2. Biaya Bahan Baku Pembuatan Susu Kedelai

3. Penggunaan Peralatan pada Pengolahan Susu Kedelai

4. Penggunaan Tenaga Kerja per Produksi (per hari ) pada Pengolahan Susu Kedelai

5. Biaya Penggunaan Gula pada Pengolahan Susu Kedelai

6. Biaya Penggunaan Garam pada Pengolahan Susu Kedelai

7. Biaya Penggunaan Vanili pada Pengolahan Susu Kedelai

8. Biaya Penggunaan Daun Pandan pada Pengolahan Susu Kedelai

9. Biaya Penggunaan Air pada Pengolahan Susu Kedelai

10. Biaya Penggunaan Plastik pada Pengolahan Susu Kedelai

11. Biaya Penggunaan Karet pada Pengolahan Susu Kedelai

12. Biaya Penggunaan Bahan Bakar (Gas/M.Lampu) pada Pengolahan Susu Kedelai

13. Biaya Penggunaan Bensin pada Pengolahan Susu Kedelai

14. Biaya Penggunaan Listrik pada Pengolahan Susu Kedelai

15. Perhitungan Jumalah dan Harga Output pada Pengolahan Susu Kedelai

16. Jumlah Bahan Baku (Input) dan Output pada Pengolahan Susu Kedelai

Page 13: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan pertanian harus dipandang dari dua pilar utama secara terintegrasi

dan tidak bisa dipisahkan yaitu pertama, pilar pertanian primer (on-farm

agriculture/agribusiness) yang merupakan kegiatan usahatani yang menggunakan

sarana dan prasarana produksi (input factors) untuk menghasilkan produk

pertanian primer; kedua, pilar pertanian sekunder (down-stream agriculture/

agribusiness) sebagai kegiatan meningkatkan nilai tambah produk pertanian

primer melalui pengolahan (agroindustri) beserta distribusi dan perdagangannya

(Baroh, 2007).

Komoditas pertanian pada umumnya mempunyai sifat mudah rusak sehingga

perlu langsung dikonsumsi atau diolah terlebih dahulu. Proses pengolahan yang

disebut agroindustri, dapat meningkatkan guna bentuk komoditas pertanian.

Kegiatan agroindustri merupakan bagian integral dari pembangunan sektor

pertanian. Efek agroindustri mampu mentransformasikan produk primer ke

produk olahan, sekaligus budaya kerja bernilai tambah rendah menjadi budaya

kerja industrial modern yang menciptakan nilai tambah tinggi (Suryana, 1990).

Di Indonesia, hampir seluruh komoditas hasil pertanian dapat diolah, salah

satunya adalah kedelai. Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan utama

disamping padi dan jagung. Kebutuhan terhadap industri olahan yang berbahan

baku kedelai seperti tahu, tempe, tauco, kecap, susu kedelai dan bahan baku pakan

ternak terus meningkat dari tahun ke tahun. Laju permintaan kedelai yang

meningkat lebih cepat dari pada kemampuan produksi dalam negeri menyebabkan

Page 14: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

defisit meningkat dari 968 ribu ton (1998) menjadi 1,1 juta ton pada tahun 2001

dan 1,4 juta ton pada tahun 2005 atau meningkat sebesar 8,73 % per tahun

(Suprapto, 2001).

Di Kota Medan, konsumsi terhadap kacang kedelai cukup besar dibandingkan

dengan konsumsi terhadap jenis kacang-kacangan lainnya. Data mengenai

konsumsi untuk tanaman pangan khususnya kacang-kacangan di kota Medan

dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 1. Tingkat Konsumsi Pangan (Kacang-Kacangan) di Kota Medan Tahun 2012

Jenis Pangan Konsumsi Pangan (Gr/Kap/Hr)

Kacang Tanah 2,1

Kacang Kedelai 9,6

Kacang Hijau 4,9

Kacang Merah 0,1

Sumber : Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara (2013)

Dari Tabel tersebut, kita dapat melihat bahwa konsumsi pangan untuk kelompok

kacang-kacangan paling tinggi adalah kacang kedelai yaitu sebesar 9,6 gr/kap/hr,

kemudian kacang hijau sebesar 4,9 gr/kap/hr, kacang tanah 2,1 gr/kap/hr dan yang

paling rendah yaitu konsumsi kacang merah hanya 0,1 gr/kap/hr.

Sebagian besar konsumsi kedelai di Indonesia terutama di Kota Medan masih

digunakan untuk bahan makanan manusia dalam bentuk olahan seperti tahu,

tempe, kecap, tauco dan minuman susu kedelai. Jadi sebagian besar kedelai

dikonsumsi oleh industri makanan olahan. Industri tahu dan tempe merupakan

pengguna kedelai terbesar, dimana pada tahun 2002 saja, kebutuhan kedelai untuk

tahu dan tempe mencapai 1.78 ton, atau 88 persen dari total kebutuhan nasional,

Page 15: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

sedangkan industri lainnya seperti industri kecap dan sari kedelai membutuhkan

kedelai sebanyak 12 persen dari total kebutuhan nasional (Adisarwanto, 2008).

Kemampuan produksi domestik yang rendah dalam penyediaan kedelai bila

dibandingkan dengan permintaan memerlukan upaya untuk memperkecil

kesenjangan. Upaya tersebut dapat ditempuh dengan cara intensifikasi di sentra

produksi, ektensifikasi dan diversifikasi yang tertumpu pada potensi sumberdaya.

Strategi yang berpijak pada keunggulan sumber daya seperti pemanfaatan lahan,

tenaga kerja, modal dan lainnya merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan

efisiensi usahatani guna mengurangi impor yang pada gilirannya dapat

menciptakan nilai tambah dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat

banyak. Hal ini bisa terwujud apabila kebijakan yang sedang berlangsung dan

yang akan datang mampu memberikan dukungan demi tumbuh dan

berkembangnya suatu usahatani dan agroindustri kedelai (Rukmana, 2002).

Kedelai yang pemenuhan kebutuhannya didominasi impor seharusnya digunakan

bagi kegiatan yang mampu memberikan nilai tambah yang tinggi. Kedelai tidak

hanya digunakan bagi kegiatan konsumsi secara langsung akan tetapi lebih

mengarah pada aktifitas yang dapat meningkatkan nilai tambah bagi komoditi

tersebut. Pengolahan kedelai pada industri susu kedelai merupakan bentuk

alternatif usaha dalam rangka meningkatkan nilai tambah komoditi tersebut.

Susu kedelai merupakan salah satu produk olahan yang berbahan baku kedelai.

Susu kedelai akhir-akhir ini telah banyak dikenal sebagai susu alternatif pengganti

susu sapi. Hal ini dikarenakan susu kedelai memiliki kandungan protein yang

cukup tinggi dengan harga relatif lebih murah jika dibandingkan dengan sumber

Page 16: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

protein lainnya. Sama seperti produk olahan kedelai lainnya, dalam proses

pengolahan kedelai menjadi susu kedelai pasti juga akan menciptakan nilai

tambah dan juga meningkatkan nilai guna dari produk tersebut (Cahyadi, 2007).

Susu kedelai saat ini sudah mulai dilirik oleh banyak orang untuk dijadikan

sebagai salah satu alternatif usaha untuk meningkatkan pendapatan terutama di

Kota Medan, karena disamping permintaan terhadap susu kedelai tersebut terus

meningkat, proses pembuatannya juga cukup sederhana. Untuk itu, peneliti

tertarik untuk melakukan suatu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui

bagaimana proses pembuatan susu kedelai tersebut dan seberapa besar nilai

tambah yang diciptakan dari adanya pengolahan kedelai menjadi susu kedelai ini

serta apa saja kendala yang dihadapi oleh para pembuat susu kedelai dalam

menjalankan usahanya dan bagaimana upaya-upaya dalam mengatasi berbagai

kendala tersebut.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan

beberapa permasalahan yang ada :

1. Bagaimana proses pengolahan kedelai menjadi susu kedelai ?

2. Bagaimana nilai tambah yang dihasilkan dari pengolahan kedelai menjadi susu

kedelai pada usaha industri rumah tangga di daerah penelitian ?

3. Apa saja kendala yang terdapat dalam usaha pengolahan kedelai menjadi susu

kedelai di daerah penelitian ?

4. Apa saja upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah

tersebut ?

Page 17: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui proses pengolahan kedelai menjadi susu kedelai.

2. Untuk menghitung dan menganalisis besarnya nilai tambah yang dihasilkan

dari proses pengolahan kedelai menjadi susu kedelai pada usaha industri

rumah tangga di daerah penelitian.

3. Untuk mengetahui kendala apa saja yang terdapat dalam proses pengolahan

kedelai menjadi susu kedelai di daerah penelitian.

4. Untuk mengetahui apa saja upaya-upaya yag dapat dilakukan untuk mengatasi

berbagai kendala yang terdapat dalam usaha susu kedelai tersebut di daerah

penelitian.

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi para pelaku yang sedang dan atau

akan melakukan usaha susu kedelai.

2. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi pemerintah sebagai badan

pengambil keputusan dan kebijakan.

3. Sebagai bahan bagi peneliti selanjutnya dalam pengolahan kedelai menjadi susu

kedelai.

Page 18: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka

Kacang Kedelai

Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh

manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan

antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedelai

juga ikut tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan tersebut, yaitu Jepang,

Korea, India, indonesia, Australia dan Amerika. Kedelai mulai dikenal di

Indonesia sejak abad ke-16. Awal mula penyebaran dan pembudidayaan kedelai

yaitu di Pulau Jawa, kemudian berkembang ke Bali, Nusa Tenggara dan pulau-

pulau lainnya (Irwan, 2006).

Tanaman kedelai akan tumbuh dengan baik jika berada pada daerah yang tepat,

yang memiliki struktur tanah dan iklim yang baik. Tanaman kedelai dapat tumbuh

dengan baik pada ketinggian 50-500 m diatas permukaan laut dengan suhu

optimal antara 25-27ºC dan rata-rata curah hujan tidak kurang dari 2000 mm per

tahun. Kadar keasaman tanah yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman kedelai

pada pH 5,0-7,0. Tanaman ini membutuhkan penyinaran yang penuh, minimal 10

jam perhari dengan kelembaban rata-rata 65 persen. Pertumbuhan kedelai optimal

diperoleh pada penanaman musim kering, asalkan kelembaban tanah cukup

terjamin (Irwan, 2006).

Kedelai mengandung protein 35% bahkan pada varietas unggul kadarnya

proteinnya dapat mencapai 40-43%. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung

singkong, kacang hijau, daging, ikan segar dan telur ayam, kedelai mempunyai

Page 19: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim

kering.

Tabel 2.Perbandingan Antara Kadar Protein Kedelai Dengan Beberapa Bahan Makanan Lain

Bahan Makanan Kadar Protein (%) Susu skim kering 36,00 Kedelai 35,00 Kacang hijau 22,00 Daging 19,00 Ikan segar 17,00 Telur ayam 13,00 Jagung 9,20 Beras 6,80 Tepung singkong 1,10 Sumber : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (2000)

Agroindustri

Menurut Badan Pusat Statistik (2007), industri pengolahan merupakan suatu

kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah barang dasar menjadi

barang jadi atau setengah jadi dan atau barang yang kurang nilainya menjadi

barang yang lebih tinggi nilainya. Penggolongan industri oleh BPS menurut

banyaknya tenaga kerja adalah sebagai berikut:

1. Industri rumah tangga, dengan jumlah tenaga kerja 1 sampai 4 orang

2. Industri sedang, dengan jumlah tenaga kerja antara 20 sampai 99 orang

3. Industri kecil, dengan jumlah tenaga kerja antara 5 sampai 19 orang

4. Industri besar, dengan jumlah tenaga kerja 100 orang atau lebih.

Agroindustri merupakan suatu bentuk kegiatan atau aktifitas yang mengolah

bahan baku yang berasal dari tanaman maupun hewan. Soekartawi(b) (2000)

mendefinisikan agroindustri dalam dua hal, yaitu pertama agroindustri sebagai

industri yang berbahan baku utama dari produk pertanian dan kedua agroindustri

Page 20: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

sebagai suatu tahapan pembangunan sebagai kelanjutan dari pembangunan

pertanian tetapi sebelum tahapan pembangunan tersebut mencapai tahapan

pembangunan industri.

Soekartawi(b) (2000) juga menyebutkan bahwa agroindustri memiliki peranan

yang sangat penting dalam pembangunan pertanian. Hal ini dapat dilihat dari

kontribusinya dalam hal meningkatkan pendapatan pelaku agribisnis, menyerap

tenaga kerja, meningkatkan perolehan devisa, dan mendorong tumbuhnya industri

lain.

Menurut Hicks (1995), agroindustri adalah kegiatan dengan ciri :

(a) meningkatkan nilai tambah

(b) menghasilkan produk yang dapat dipasarkan atau digunakan atau dimakan

(c) meningkatkan daya simpan

(d) menambah pendapatan dan keuntungan produsen.

Manalili (1996) menyebutkan, pengembangan agroindustri di Indonesia

mencakup berbagai aspek, diantaranya menciptakan nilai tambah, menciptakan

lapangan kerja, meningkatkan penerimaan devisa, memperbaiki pemerataan

pendapatan, bahkan mampu menarik pembangunan sektor pertanian sebagai

sektor penyedia bahan baku.

Meskipun peranan agroindustri sangat penting, pembangunan agroindustri masih

dihadapkan pada berbagai tantangan. Soekartawi (b) (2000), menyebutkan

terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi agroindustri dalam negeri, antara

lain:

Page 21: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

1. Kurang tersedianya bahan baku yang cukup dan kontinu.

2. Kurang nyatanya peran agroindustri di perdesaan karena masih

berkonsentrasinya agroindustri di perkotaan.

3. Kurang konsistennya kebijakan pemerintah terhadap agroindustri.

4. Kurangnya fasilitas permodalan (perkreditan) dan kalaupun ada

prosedurnya amat ketat.

5. Kualitas produksi dan prosesing yang belum mampu bersaing.

Nilai Tambah

Pada proses distribusi komoditas pertanian terjadi arus yang mengalir dari hulu ke

hilir, yang berawal dari petani dan berakhir pada konsumen akhir. Komoditas

pertanian mendapat perlakuan-perlakuan seperti pengolahan, pengawetan, dan

pemindahan untuk menambah kegunaan atau menimbulkan nilai tambah. Ada dua

cara untuk menghitung nilai tambah yaitu dengan cara menghitung nilai tambah

selama proses pengolahan dan menghitung nilai tambah selama proses pemasaran

(Baroh, 2007).

Industri pengolahan hasil pertanian dapat menciptakan nilai tambah. Jadi konsep

nilai tambah adalah suatu pengembangan nilai yang terjadi karena adanya input

fungsional seperti perlakuan dan jasa yang menyebabkan bertambahnya kegunaan

dan nilai komoditas selama mengikuti arus komoditas pertanian (Hardjanto,

1993). Selanjutnya perlakuan-perlakuan serta jasa-jasa yang dapat menambah

kegunaan komoditi tersebut disebut dengan input fungsional. Input fungsional

dapat berupa proses mengubah bentuk (from utility), menyimpan (time utility),

maupun melalui proses pemindahan tempat dan kepemilikan.

Page 22: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Sumber-sumber nilai tambah dapat diperoleh dari pemanfaatan faktor-faktor

produksi (tenaga kerja, modal, sumberdaya alam dan manajemen). Karena itu,

untuk menjamin agar proses produksi terus berjalan secara efektif dan efisien

maka nilai tambah yang diciptakan perlu didistribusikan secara adil. Analisis nilai

tambah merupakan metode perkiraan sejauh mana bahan baku yang mendapat

perlakuan mengalami perubahan nilai (Hardjanto, 1993).

Menurut Hayami, et all (1987), analisis nilai tambah pengolahan produk pertanian

dapat dilakukan dengan cara sederhana, yaitu melalui perhitungan nilai tambah

per kilogram bahan baku untuk satu kali pengolahan yang menghasilkan produk

tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tambah untuk pengolahan dapat

dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor teknis dan faktor pasar. Faktor teknis

yang berpengaruh adalah kapasitas produksi, jumlah bahan baku yang digunakan

dan tenaga kerja. Sedangkan faktor pasar yang berpengaruh ialah harga output,

upah kerja, harga bahan baku, dan nilai input lain selain bahan baku dan tenaga

kerja. Nilai input lain adalah nilai dari semua korbanan selain bahan baku dan

tenaga kerja yang digunakan selama proses pengolahan berlangsung. Nilai ini

mencakup biaya modal dan gaji pegawai tak langsung.

Dalam industri, nilai tambah berarti ukuran untuk menyatakan sumbangan proses

produksi terhadap nilai jual suatu barang. Nilai tambah tersebut dapat dinyatakan

untuk tiap meter kubik kayu bulat, setiap dolar modal, setiap orang kerja, dan

sebagainya. Nilai tambah menurut Gittinger (1986) adalah nilai output dikurangi

input yang dibeli dari luar. Dalam tiap satuan produksi, nilai tambah diukur

dengan perbedaan antara nilai output perusahaan dan nilai seluruh input yang

dibeli dari luar perusahaan.

Page 23: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Besarnya nilai tambah tergantung dari teknologi yang digunakan dalam proses

produksi dan adanya perlakuan lebih lanjut terhadap produk yang dihasilkan.

Suatu perusahaan dengan teknologi yang baik akan menghasilkan produk dengan

kualitas yang lebih baik pula, sehingga harga produk akan lebih tinggi dan

akhirnya akan memperbesar nilai tambah yang diperoleh (Suryana, 1990).

Susu Kedelai

Susu kedelai akhir-akhir ini telah banyak dikenal sebagai susu alternatif

pengganti susu sapi. Hal ini dikarenakan susu kedelai mempunyai kandungan

protein yang cukup tinggi dengan harga relatif lebih murah jika dibanding dengan

sumber protein lainnya. Untuk meningkatkan kandungan gizinya, susu kedelai

dapat diperkaya dengan vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh kita. Susu

kedelai tidak kalah dengan susu sapi maupun air susu ibu (ASI) (Cahyadi, 2007).

Susu kedelai sangat penting untuk bayi dan anak-anak karena pada masa

pertumbuhannya mereka sangat memerlukan protein. Untuk bayi dan anak-anak

yang alergi terhadap susu sapi maka dapat diganti dengan susu kedelai. Sebagai

minuman, susu kedelai dapat menyegarkan dan menyehatkan tubuh karena pada

umumnya minuman hanya meyengarkan tetapi tidak menyehatkan. Susu kedelai

juga dikenal sebagai minuman kesehatan karena tidak mengandung kolesterol,

tetapi mengandung phitokimia, yaitu suatu senyawa dalam bahan pangan yang

mempunyai khasiat menyehatkan (Cahyadi, 2007).

Kelebihan dari susu kedelai adalah tidak mengandung laktosa sehingga susu ini

cocok untuk dikonsumsi penderita intoleransi laktosa, yaitu seseorang yang tidak

mempunyai enzim laktase dalam tubuhnya sehingga orang tersebut tidak dapat

Page 24: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

mencerna makanan yang berlemak. Untuk lebih jelasnya, kandungan zat pada

susu kedelai dan susu sapi dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut :

Tabel 3. Perbandingan Komposisi Kandungan Berbagai Jenis Zat dalam Susu Kedelai dan Susu Sapi

Komposisi Susu Kedelai Susu Sapi

Air (%) 88,60 88,33 Kalori (kkal) 52,99 61,00 Protein (%) 4,40 3,2 Karbohidrat (%) 3,80 4,3 Lemak (%) 2,50 3,5 Vit.B1 (%) 0,04 0,03 Vit.A (%) 0,02 1,00 Kalsium (mg) 15 143,00 Fosfor (mg) 49 60,00 Besi (mg) 1,2 1,70 Sumber : Departemen Kesehatan RI (2010)

Susu kedelai merupakan minuman yang bergizi tinggi, terutama karena

kandungan proteinnya. Selain itu, susu kedelai juga mengandung lemak,

karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, provitamin A, Vitamin B kompleks (kecuali

B12), dan air. Namun, perhatian masyarakat kita terhadap jenis minuman ini pada

umumnya masih kurang, padahal jika dilihat dari harganya, susu kedelai lebih

murah daripada susu produk hewani (Cahyadi, 2007).

Landasan Teori

Teori Produksi

Dalam perekoniomian, fungsi perusahaan dalam perekonomian adalah sebagai

penyedia berbagai barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Dalam kegiatan

mewujudkan barang dan jasa yang diperlukan masyarakat tersebut, perusahaan-

perusahaan haruslah menggunakan faktor-faktor produksi. Teori produksi

Page 25: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

menerangkan sifat hubungan diantara tingkat produksi yang akan di capai dengan

jumlah faktor-faktor produksi yang digunakan (Sukirno, 1996).

Menurut Agung (2008), secara umum istilah ”produksi” diartikan sebagai

penggunaan atau pemanfaatan sumberdaya yang mengubah suatu komoditas

menjadi komoditas lainnya yang sama sekali berbeda, baik dalam pengertian apa,

di mana atau kapan komoditas-komoditas itu dialokasikan, maupun dalam

pengertian apa yang dapat dikerjakan oleh konsumen terhadap komoditas itu.

Produksi dapat didefinisikan sebagai hasil dari suatu proses atau aktivitas

ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan (input).

Perkaitan diantara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakannya

dinamakan fungsi produksi. Faktor-faktor produksi dapat dibedakan kepada empat

golongan yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu : tenaga

kerja, tanah, modal dan keahlian keusahawanan (Sukirno, 1996).

Menurut Mubyarto (1989), di dalam ekonomi, dikenal apa yang disebut fungsi

produksi yaitu suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara hasil produksi

fisik (output) dengan faktor-faktor produksi (input). Dalam bentuk matematika

sederhana fungsi produksi ini dituliskan sebagai berikut :

Y = f (x1, x2, ..., xn)

Dimana :

Y = adalah hasil produksi fisik

x1, x2,.., xn = faktor-faktor produksi

Page 26: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Fungsi produksi adalah abstraksi yang menggambarkan suatu proses produksi.

Fungsi produksi adalah sebuah deskripsi matematis atau kuantitatif dari berbagai

macam kemungkinan-kemungkinan produksi teknis yang dihadapi oleh suatu

perusahaan (Beattie dan Taylor, 1996).

Pengolahan Komoditas Pertanian

Pengolahan sebagai salah satu subsistem dalam agribisnis merupakan suatu

alternatif terbaik untuk dikembangkan. Dengan kata lain, pengembangan industri

pengolahan diperlukan guna terciptanya keterkaitan antar sektor pertanian dengan

sektor industri. Industri pengolahan akan memiliki kemampuan yang baik jika

kedua sektor tersebut di atas memiliki keterkaitan yang sangat erat, baik

keterkaitan ke depan (forward linkage) maupun ke belakang (backward linkage).

Agroindustri yang memiliki keterkaitan ke belakang yaitu agroindustri yang

menghasilkan sarana produksi seperti pupuk, pestisida, alat dan mesin-mesin

pertanian atau sering disebut agroindustri hulu (up stream ), sedangkan

agroindustri yang memiliki keterkaitan ke depan yaitu agroindustri yang

melakukan pengolahan produk pertanian, pengawetan (pengemasan) produk

pertanian dan lain-lain yang sering disebut agroindustri hilir (down stream ).

Menurut Soekartawi(a) (1999), ada banyak manfaat dari sebuah proses

pengolahan komoditi pertanian, dan hal tersebut menjadi penting karena

pertimbangan sebagai berikut :

1. Meningkatkan nilai tambah

Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengolahan yang baik oleh

produsen dapat meningkatkan nilai tambah dari hasil pertanian yang diproses.

Page 27: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Tetapi kebanyakan petani langsung menjual hasil pertaniannya karena ingin

mnedapat uang kontan yang cepat. Karena itu penanganan pasca panen tidak

diperhatikan sehingga tidak diperoleh nilai tambah oleh petani, bahkan nilai hasil

pertanian itu sendiri menjadi rendah. Sedangkan bagi pengusaha ini menjadi

kegiatan utama, karena dengan pengolahan yang baik maka nilai tambah barang

pertanian meningkat sehingga mampu menerobos pasar, baik pasar domestik

maupun pasar luar negeri.

2. Kualitas Hasil

Salah satu tujuan dari hasil pertanian adalah meningkatlan kualitas. Dengan

kualitas yang lebih baik, maka nilai barang menjadi lebih tinggi dan kebutuhan

konsumen menjadi terpenuhi. Perbedaan kualitas bukan saja menyebabkan adanya

perbedaan segmentasi pasar tetapi juga mempengaruhi harga barang itu sendiri.

3. Penyerapan Tenaga Kerja

Bila pengolahan hasil dilakukan, maka banyak tenaga kerja yang diserap.

Komoditas pertanian tentu kadang-kadang justru menuntut jumlah tenaga kerja

yang relatif besar pada kegiatan pengolahan.

4. Meningkatkan Keterampilan

Dengan keterampilan mengolah hasil, maka akan terjadi peningkatan

keterampilan secara kukulatif sehingga pada akhirnya juga akan memperoleh hasil

penerimaan usaha tani yang lebih besar.

5. Peningkatan Pendapatan

Konsekuensi logis dari proses pengolahan yang lebih baik akan meyebabkan total

penerimaan yang lebih tinggi. Bila keadaan memungkinkan, maka sebaiknya

Page 28: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

petani mengolah sendiri hasil pertaniannya ini untuk mendapatkan kualitas hasil

penerimaan atau total keuntungan yang lebih besar.

Dari proses pengolahan komoditas pertanian akan diperoleh nilai tambah.

Pengertian nilai tambah (value added) adalah pertambahan nilai sutu produk atau

komoditas karena mengalami proses pengolahan, pengangkutan, ataupun

penyimpanan dalam suatu produksi. Dalam proses pengolahan nilai tambah dapat

didefenisikan sebagai selisih antara nilai produk dengan nilai bahan baku dan

input lainnya, tidak termasuk tenaga kerja ( Hayami et al, 1987).

Adapun tujuan pengolahan hasil (agroindustri) antara lain adalah :

1. Mengawetkan (preserving) bagi hasil pertanian yang mudah rusak dan mudah

busuk.

2. Merubah bentuk, seperti kedelai menjadi susu kedelai.

3. Membersihkan dan mengurangi kadar air dari hasil pertanian.

Kerangka Pemikiran

Salah satu sifat produk pertanian adalah mudah rusak (perishable) sedangkan

konsumsi berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Untuk itu, upaya

memenuhi konsumsi antara lain melalui pengolahan hasil pertanian. Ditinjau dari

segi ekonomi, pengolahan hasil pertanian dapat meningkatkan nilai tambah yaitu,

meningkatkan daya awet komoditas pertanian dan memberikan keuntungan bagi

pengolah.

Kedelai merupakan salah satu tanaman pangan yang paling penting bagi

masyarakat Indonesia. Kedelai dapat diolah atau dimanfaatkan untuk pangan dan

bahan industri lainnya. Salah satu hasil olahan kedelai yang saat ini mulai

Page 29: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

digemari oleh masyarakat adalah susu kedelai. Karena susu kedelai merupakan

minuman berprotein yang tinggi pengganti susu sapi.

Dalam proses pengolahan kedelai menjadi susu kedelai ditemukan beberapa

masalah atau kendala seperti fluktuasi harga kedelai di pasaran, ketidakpastian

pasokan bahan baku, teknologi pengolahan yang sederhana, kurangnya modal dan

pemasarannya yang masih terbatas.

Dari hasil olahan, kemudian dihitung besarnya nilai tambah dari output dengan

memperhatikan berbagai komponen penting dalam pengolahan yaitu : nilai output,

biaya bahan baku, dan biaya penunjang lainnya yang menjadi penentu besarnya

nilai tambah yang dihasilkan. Hasil perhitungan nilai tambah yang didapat

kemudian dianalisis dengan rumus tertentu untuk ditentukan apakah tergolong

tinggi, sedang atau rendah.

Kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 30: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Keterangan Menyatakan Proses

Menyatakan Hubungan

Kedelai

Agroindustri Susu Kedelai

Susu Kedelai

Penerimaan

Penjualan

Biaya-biaya yang harus dihitung : -Biaya Bahan Baku -Biaya Penunjang lainnya

Nilai Tambah

Tinggi/Rendah

Kendala-kendala dalam Agroindustri Susu Kedelai

Upaya-upaya yang dapat dilakukan

Page 31: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah dan landasan teori yang dibuat, maka hipotesis

dari penelitian ini adalah :

1. Proses pengolahan kedelai menjadi susu kedelai yang dilakukan masih

tergolong sederhana.

2. Nilai tambah yang dihasilkan dari proses pengolahan kedelai menjadi susu

kedelai pada usaha industri rumah tangga di daerah penelitian masih rendah.

Page 32: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara Purpossive (disengaja), yaitu di daerah-

daerah tempat berdirinya usaha industri rumah tangga (home industry) yang

mengadakan pengolahan terhadap kedelai menjadi susu kedelai di Kota Medan,

yaitu di : Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan Amplas, Kecamatan

Medan Helvetia, Kecamatan Medan Area, Kecamatan Medan Sunggal, dan

Kecamatan Medan Tembung.

Metode Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha pengolahan kacang kedelai

menjadi susu kedelai yang ada di Kota Medan. Pengambilan sampel dilakukan

dengan menggunakan metode Bola Salju (Snowball sampling), yaitu dengan

menemui satu orang pengusaha susu kedelai untuk menunjuk responden/sampel

berikutnya yang sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Besar sampel yang didapat adalah sebanyak 10 sampel. Adapun sebaran usaha

pengolahan kedelai menjadi susu kedelai yang terdapat pada 6 kecamatan di kota

Medan akan ditampilkan pada Table 4.

Tabel 4. Sebaran Pengolahan Susu Kedelai di 6 Kecamatan di Kota Medan

No Kecamatan Usaha Pengolahan (Unit)

1 Medan Johor 2 2 Medan Amplas 3 3 Medan Helvetia 1 4 Medan Area 1 5 Medan Sunggal 2 6 Medan Tembung 1 Jumlah 10 Sumber : Prasurvey, 2013

Page 33: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer

diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden, yaitu pengusaha susu

kedelai dengan mempergunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan

terlebih dahulu sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penelitian. Sedangkan data

sekunder merupakan data pelengkap yang bersumber dari berbagai instansi terkait

seperti Kantor Kelurahan, Badan Pusat Statistik, Dinas Perindustrian dan

Perdagangan serta literatur yang terkait.

Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini terlebih dahulu ditabulasi kemudian

diolah secara manual, lalu dijabarkan dan dianalisis dengan metode analisis yang

sesuai.

Untuk hipotesis yang pertama yaitu untuk mengetahui bagaimana proses

pengolahan kedelai menjadi susu kedelai di daerah penelitian diselesaikan dengan

analisis deskriptif yaitu menjelaskan dari awal pengolahan kedelai sampai

menjadi susu kedelai.

Pengolahan dikatakan sederhana jika dalam pengolahan tersebut

menggunakan alat-alat yang sering dipakai sehari-hari atau belum

menggunakan mesin-mesin pengolahan yang canggih.

Pengolahan dikatakan modern apabila dalam pengolahan tersebut

menggunakan mesin dan peralatan yang canggih serta berkapasitas tinggi.

Page 34: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Untuk hipotesis yang kedua yaitu untuk melihat berapa besar nilai tambah dari

proses pengolahan kacang kedelai sampai menjadi susu kedelai maka digunakan

rumus perhitungan nilai tambah dari metode Hayami, yaitu :

NT = NP – (NBB + NBP)

Keterangan :

NT = Nilai Tambah (Rp/Kg)

NP = Nilai Produk Olahan (Rp/Kg)

NBB = Nilai bahan Baku (Rp/Kg)

NBP = Nilai Bahan Penunjang (Rp/Kg)

(Suryana, 1990).

Kriteria ujinya yaitu :

Jika Rasio nilai tambah > 50 % maka nilai tambah tergolong tinggi

Jika Rasio nilai tambah ≤ 50 % maka nilai tambah tergolong rendah

(Sudiyono, 2004).

Untuk masalah penelitian yang ketiga dan keempat, yaitu untuk mengetahui

kendala apa saja yang terdapat dalam proses pengolahan kedelai menjadi susu

kedelai di daerah penelitian serta upaya-upaya untuk mengatasinya diselesaikan

dengan analisis deskriptif.

Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman mengenai pengertian

tentang istilah-istilah dalam penelitian, maka dibuat definisi dan batasan

operasional sebagai berikut :

Page 35: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Defenisi

1. Usaha pengolahan kedelai dalam penelitian ini adalah usaha yang melakukan

pengolahan kacang kedelai menjadi susu kedelai.

2. Susu Kedelai adalah susu yang terbuat dari kedelai. Susu kedelai diperoleh

dengan cara penggilingan biji kedelai yang telah direndam dalam air.

3. Input adalah bahan baku utama yang dibutuhkan dalam satu kali proses

produksi yang dihitung dalam satuan kg.

4. Output adalah jumlah susu kedelai yang dihasilkan dalam satu kali proses

produksi dihitung dalam satuan kg.

5. Harga input adalah rata-rata harga beli bahan baku (kacang kedelai) di daerah

penelitian.

6. Harga Output adalah rata-rata harga jual output (susu kedelai) di daerah

penelitian.

7. Skala rumah tangga adalah industri yang mempunyai tenaga kerja 1 sampai 4

orang.

8. Bahan Penunjang adalah semua bahan selain bahan baku dan tenaga kerja

langsung yang digunakan selama proses produksi berlangsung. Satuan

pengukuran untuk sumbangan input lain adalah rupiah per kg bahan baku.

9. Nilai Produk Hasil Olahan (Nilai output) menunjukkan nilai output yang

dihasilkan dari satu satuan input dan diukur dalam satuan rupiah per kg

produk olahan.

10. Nilai tambah adalah selisih antara nilai output dengan nilai bahan baku dan

nilai bahan penunjang dengan satuan Rp/Kg.

Page 36: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

11. Rasio nilai tambah menunjukkan persentase nilai tambah dari nilai output dan

dinyatakan dalam persen (%).

Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah kecamatan-kecamatan di Kota Medan yang terdapat

usaha pengolahan susu kedelai, yang terdiri dari Kecamatan Medan Johor,

Kecamatan Medan Amplas, Kecamatan Medan Helvetia, Kecamatan Medan

Area, Kecamatan Medan Sunggal, dan Kecamatan Medan Tembung.

2. Sampel dalam penelitian ini adalah pemilik usaha industri rumah tangga (home

industry) yang hanya memproduksi susu kedelai.

3. Skala usaha dalam penelitian ini adalah skala Rumah Tangga.

4. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2013.

Page 37: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Daerah Penelitian

Letak Geografis Kota Medan dan Lingkup Wilayah Penelitian

Letak geografis Kota Medan pada kisaran 3° 30' – 3° 43' LU dan 98° 35' - 98° 44'

BT dengan ketinggian 2,5 - 37,5 m dpl, serta memiliki luas wilayah sebesar

265,10 Km² (26.510 Ha). Secara administratif, Kota Medan terdiri dari 21

Kecamatan dan 151 Kelurahan serta memiliki batas-batas wilayah sebagai

berikut:

Utara : Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka

Selatan : Kabupaten Deli Serdang

Barat : Kabupaten Deli Serdang

Timur : Kabupaten Deli Serdang

Sedangkan lingkup wilayah penelitian meliputi 6 (enam) dari 21 kecamtan yang

ada di Kota Medan, yaitu Kecamtan Medan Johor, Medan Amplas, Medan

Sunggal, Medan Area, Medan Helvetia, dan Medan Tembung.

Luas Wilayah dan Rasio Terhadap Luas Kota Madya

Luas wilayah biasanya menjadi salah satu indikator dalam menganalisis potensi

yang dimiliki oleh suatu daerah. Semakin luas sebuah daerah maka akan semakin

besar pula peluang untuk meningkatkan berbagai potensi yang dimiliki. Misalnya

pemanfaatan lahan pertanian, pemukiman penduduk, serta berbagai pemanfaatan

lainnya. Selain itu, luas lahan juga menjadi faktor penting dalam melakukan

pemetaan dan pemerataan penduduk. Secara rinci sebaran luas wilayah menurut

kecamatan di Kota Medan adalah sebagai berikut :

Page 38: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Tabel 5. Luas Wilayah dan Rasio terhadap Luas Kota Medan

No Kecamatan

Luas Wilayah (Km²)

Rasio terhadap Luas Kota Madya (%)

1 Medan Tuntungan 20,68 7,80 2 Medan Johor 14,58 5,50 3 Medan Amplas 11,19 4,22 4 Medan Denai 9,05 3,41 5 Medan Area 5,52 2,08 6 Medan Kota 5,27 1,99 7 Medan Maimun 2,98 1,12 8 Medan Polonia 9,01 3,40 9 Medan Baru 5,84 2,20 10 Medan Selayang 12,81 4,83 11 Medan Sunggal 15,44 5,82 12 Medan Helvetia 13,16 4,96 13 Medan Petisah 6,82 2,57 14 Medan Barat 5,33 2,01 15 Medan Timur 7,76 2,93 16 Medan Perjuangan 4,09 1,54 17 Medan Tembung 7,99 3,01 18 Medan Deli 20,84 7,86 19 Medan Labuhan 36,67 13,83 20 Medan Marelan 23,82 8,99 21 Medan Belawan Total

26,25 265,10

9,90 100,00

Sumber : Medan Dalam Angka, 2012

Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa, luas wilayah terbesar di Kota Medan

adalah Kecamatan Medan Labuhan yaitu 36,67 Km² atau sebesar 13,83% dari

seluruh luas wilayah Kota Medan. Dan Kecamatan yang memiliki luas paling

sedikit adalah Kecamatan Medan Maimun yaitu 2,98 Km² atau sebesar 1,12% dari

total luas Kota Medan.

Page 39: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk Kota Medan tahun 2011 sebanyak 2.117.224 jiwa, jika

dibandingkan dengan lahan seluas 265,10 Km² dapat digambarkan kepadatan

penduduk Kota Medan adalah sebanyak 7.987 jiwa/Km². Angka ini

menggambarkan bahwa setiap 1 Km² terdapat 7.987 jiwa. Secara rinci, kepadatan

penduduk Kota Medan menurut Kecamatan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kota Medan Tahun 2011

No Kecamatan

Luas Wilayah (Km²)

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Kepadatan Penduduk

(Jiwa/Km²) 1 Medan Tuntungan 20,68 81.798 3.955 2 Medan Johor 14,58 125.456 8.605 3 Medan Amplas 11,19 115.543 10.326 4 Medan Denai 9,05 141.866 15.676 5 Medan Area 5,52 96.647 17.509 6 Medan Kota 5,27 72.663 13.788 7 Medan Maimun 2,98 39.646 13.304 8 Medan Polonia 9,01 53.384 5.925 9 Medan Baru 5,84 39.564 6.775 10 Medan Selayang 12,81 99.982 7.805 11 Medan Sunggal 15,44 112.918 7.313 12 Medan Helvetia 13,16 145.239 11.036 13 Medan Petisah 6,82 61.832 9.066 14 Medan Barat 5,33 70.881 13.298 15 Medan Timur 7,76 108.758 14.015 16 Medan Perjuangan 4,09 93.483 22.856 17 Medan Tembung 7,99 133.784 16.744 18 Medan Deli 20,84 170.013 8.158 19 Medan Labuhan 36,67 112.316 3.063 20 Medan Marelan 23,82 145.788 6.130 21 Medan Belawan Total

26,25 265,10

95.663 2.117.224

3.644 7.987

Sumber : Medan Dalam Angka, 2012

Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa kepadatan penduduk tertinggi di Kota Medan

adalah Kecamatan Medan Perjuangan yaitu sebesar 22.856 Jiwa/ Km². Wilayah

yang dimiliki oleh Kecamatan Medan Perjuangan relatif kecil jika dibandingkan

Page 40: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

dengan jumlah penduduk yang ada. Sedangkan kepadatan penduduk paling rendah

adalah Kecamatan Medan Labuhan yaitu sebesar 3.063 Jiwa/Km², padahal

Kecamatan Medan Labuhan merupakan Kecamatan yang memiliki wilayah

terluas diantara kecaman-kecamatan lainnya di Kota Medan. Hal ini menunjukkan

bahwa wilayah yang dimiliki oleh Kecamatan Medan Labuhan relatif sangat besar

jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang menempatinya.

Kota Medan Secara Ekonomi

Pada hakekatnya pembangunan ekonomi daerah adalah serangkaian usaha dan

kebijakan yang bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas

lapangan kerja dan pemerataan pembagian pendapatan masyarakat. Kinerja

pembangunan ekonomi daerah mempunyai peranan yang amat penting karena

keberhasilan dibidang ekonomi dapat menyediakan sumberdaya yang lebih luas

bagi pembangunan daerah dibidang lainnya. Oleh karena itu, aspek ekonomi

secara umum dijadikan salah satu ukuran penting untuk menilai kemajuan,

kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat daerah.

Peranan atau kontribusi sektor ekonomi menunjukkan besarnya kemampuan

masing-masing sektor ekonomi dalam menciptakan nilai tambah dan

menggambarkan kemampuan memproduksi barang dan jasa dari masing-masing

sektor ekonomi. Untuk mengetahui struktur ekonomi Kota Medan dapat dilihat

dari kontribusi setiap sector dalam pembentukan PDRB menurut lapangan usaha

atas dasar harga yang berlaku.

Page 41: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Tabel 7. Struktur Perekonomian Kota Medan 2009-2011

No Kelompok Sektor Kontribusi Terhadap PDRB (%)

2009 2010 2011

1 2

Pertanian Pertambangan

2,815 2,773 2,671 0,004 0,004 0,003

Primer 2,819 2,778 2,674

3 4 5

Industri Listrik, Gas dan Air Bangunan

15,96 14,89 14,97 1,75 1,706 1,698 9,54 9,498 9,782

Sekunder 27,263 26,096 26,454

6 7 8 9

Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa

25,916 26,741 26,924 19,082 19,958 18,948 14,625 13,797 14,274

10,292 10,626 10,723

Tersier 69,917 71,125 70,870 Jumlah 100 100 100

Sumber : Medan Dalam Angka, 2012

Berdasarkan tabel 7 di atas, struktur perekonomian Kota Medan tidak berbeda

jauh selama rentang waktu 2009-2011. Untuk sektor perdagangan merupakan

sektor yang paling besar peranannya terhadap pembentukan PDRB Kota Medan

diikuti sektor pengangkutan. Selanjutnya sektor industri, sektor keuangan dan

yang terakhir sektor bangunan atau kontruksi. Sedangkan sektor yang paling

berkontribusi sedikit adalah pertambangan, diikuti listrik, gas dan air serta yang

terakhir adalah sektor pertanian.

Page 42: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Kota Medan Secara Sosial

Kondisi sosial yang terbagi atas pendidikan, kesehatan, kemiskinan, keamanan

dan ketertiban, agama dan lainnya merupakan faktor penunjang dan penghambat

bagi pertumbuhan ekonomi Kota Medan.

IPM (Indeks Pembangunan Masyarakat) Kota Medan mengalami peningkatan

selama masa waktu 2007-2010 dimana mengindikasikan bahwa tingkat

kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat cenderung semakin membaik. Selain itu,

peningkatan ini juga meningkatkan daya beli dan pendapatan masyarakat

sehingga mampu meningkatkan derajat kesehatan dan tingkat pendidikan yang

ditandai dengan bertambahnya usia harapan hidup, rata-rata lama bersekolah dan

meningkatnya konsumsi (daya beli) perkapita masyarakat Kota Medan. Berikut

adalah Tabel Indeks Pembangunan Masyarakat Kota Medan.

Tabel 8. Indeks Pembangunan Masyarakat

Tahun Harapan Hidup

Melek Huruf

Rata-rata Lama Sekolah

Pengeluaran rill per kapita

IPM

(Tahun) (%) (Tahun) (000 Rp) HDI

2007 2008 2009 2010

71,1 71,5 71,7 71,7

99,10 99,29 99,31 99,31

10,7 10,7 10,8 10,8

620,70 631,05 632,32 632,34

75,60 76,70 76,99 76,99

Sumber : Medan Dalam Angka, 2012

Page 43: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur, tingkat pendidikan,

jumlah tanggungan, lama berusaha dan luas gedung usaha. Secara rinci,

karakteristik responden pengolah susu kedelai dapat dilihat pada Tabel 9.

Table 9. Karakteristik Responden Pembuat Susu Kedelai

Karakteristik Sampel Satuan Rataan Range

Umur

Tingkat Pendidikan

Jumlah Tanggungan

Lama Berusaha

Luas Gedung Usaha

Tahun

Tahun

Jiwa

Tahun

46,2

12,3

1,8

5

41

24-60

0-16

0-3

3-11

20-75

Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 1), 2013

Dari Tabel 9 diketahui bahwa rata-rata umur responden pembuat susu kedelai

adalah 46,2 tahun dengan rentang antara 24-60 tahun. Dilihat dari tingkat

pendidikan yang dijalani oleh responden rata-rata 12,3 tahun, ini menunjukkan

bahwa tingkat pendidikan yang dominan dari responden pembuat susu kedelai

adalah tingkat SMA. Jumlah tanggungan yang dimiliki oleh responden pembuat

susu kedelai rata-rata 1,8 dengan rentang antara 0-3 orang, sedangkan pengalaman

atau lama berusaha responden rata-rata 5 tahun dengan rentang antara 3-11 tahun.

Rata-rata luas gedung usaha adalah 41 m² dengan rentang 20-75 m².

Page 44: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Sistem Produksi Usaha Pengolahan Kedelai Menjadi Susu Kedelai

Dalam melakukan sistem produksi susu kedelai, ada beberapa hal yang perlu

diketahui antara lain : penggunaan bahan baku, penggunaan modal investasi dan

operasional serta penggunaan tenaga kerja.

Penggunaan Bahan Baku

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan responden di daerah

penelitian, diketahui bahwa bahan baku untuk membuat susu kedelai yaitu kacang

kedelai cukup tersedia sesuai dengan kebutuhan. Namun, sebagian besar bahan

baku yang digunakan dalam proses pembuatan susu kedelai di daerah penelitian

berasal dari impor. Hal ini dikarenakan oleh kurang tersedianya kedelai lokal

untuk memenuhi kebutuhan pengusaha secara rutin. Kedelai lokal hanya tersedia

pada saat musim tertentu karena di Indonesia tanaman kacang kedelai sistem

tanamnya bergantian dengan padi. Selain itu, harga kedelai lokal juga relatif lebih

mahal jika dibandingkan dengan harga kedelai impor yang lebih murah.

Secara rinci, mengenai penggunaan bahan baku kedelai dalam memproduksi susu

kedelai di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Rata-Rata Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai dan Penggunaan Kacang Kedelai dalam Pengolahan Susu Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2013

Uraian Frekuensi Pembuatan Susu

Kedelai (Hari) Penggunaan Kacang Kedelai

(Kg) Per Hari - 5,8 Per Minggu 6,2 37,4 Per Bulan 25,8 156,4 Per Tahun 309,6 1.876,8

Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 2), 2013

Page 45: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Tabel 10 di atas memperlihatkan bahwa rata-rata frekuensi pengolahan kedelai

menjadi susu kedelai yang dilakukan responden di daerah penelitian adalah 6,2

hari (4-7 hari)/minggu, 25,8 hari (16-30 hari)/bulan, dan 309,6 hari (192-360

hari)/tahun. Sedangkan rata-rata jumlah penggunaan kedelai untuk memproduksi

susu kedelai di daerah penelitian adalah 5,8 Kg perharinya.

Penggunaan Modal Investasi

Setiap kegiatan dalam proses produksi, mutlak membutuhkan modal.

Ketersediaan modal yang mencukupi dalam menjalankan suatu usaha sangat

diperlukan demi keberlangsungan usaha yang dijalankan. Besar atau kecilnya

modal yang dibutuhkan, bergantung pada skala usahanya. Semakin besar skala

usaha yang dijalankan, semakin besar pula modal yang dibutuhkan. Demikian

pula sebaliknya, jika semakin kecil skala usaha yang dijalankan, semakin sedikit

pula modal yang dibutuhkan.

Dalam menjalankan usaha pengolahan susu kedelai untuk skala rumah tangga,

rata-rata modal investasi yang diperlukan pada saat awal adalah Rp. 3.748.950.

Investasi tersebut digunakan untuk membeli peralatan dalam memproduksi susu

kedelai. Secara rinci, modal investasi dalam usaha pengolahan susu kedelai dapat

dilihat pada Tabel 11.

Page 46: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Tabel 11. Rata-Rata Modal Investasi pada Usaha Pengolahan Susu Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2013.

No Investasi Harga 1 Mesin Giling/Blender 1.047.000 2 Ember/Baskom 44.700 3 Panci Rebusan 69.500 4 Sendok aduk 13.750 5 Saringan/Kain Saring 7.100 6 Tong Rendaman 42.000 7 Lemari Pendingin 1.980.000 8 Kompor/Kompor Gas 541.000 9 Cangkir/Gelas 3.900

Jumlah 3.748.950 Sumber :Analisis Data Primer (Lampiran 3), 2013

Penggunaan Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah proses produksi.

Menurut Karmadi (2003), penggunaan tenaga kerja dalam suatu kegiatan proses

produksi barang atau jasa mempunyai 2 macam nilai ekonomis. Pertama, dengan

tenaga kerja yang disumbangkan, masukan lain yang berupa modal, bahan, energi,

atau informasi yang diubah menjadi keluaran atau produk yang mempunyai nilai

tambah. Kedua, penggunaan tenaga kerja memberikan pendapatan kepada orang

yang melakukan pekerjaan dan memungkinkan masukan lain memperoleh

pendapatan pula.

Tenaga kerja dalam industri pembuatan susu kedelai di daerah penelitian

diperlukan untuk mengerjakan berbagai kegiatan produksi seperti pencucian,

perendaman, perebusan, penggilingan, penyaringan, pemasakan sampai

pengemasan. Secara rinci, penggunaan tenaga kerja pada pengolahan kedelai

menjadi susu kedelai pada skala industri rumah tangga di daerah penelitian dapat

dilihat pada Tabel 12.

Page 47: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Tabel 12. Rata-Rata Penggunaan Tenaga Kerja dalam usaha Pengolahan Susu Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2013

Uraian

Frekuensi Pembuatan Susu

Kedelai (Hari) Penggunaan Tenaga Kerja

(HKP) Per Hari - 1,69 Per Minggu 6,2 10,5 Per Bulan 25,8 43,60 Per Tahun 309,6 523,2

Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 4), 2013

Dalam proses pembuatan susu kedelai di daerah penelitian, sumber tenaga kerja

yang digunakan berasal dari dalam keluarga. Untuk satu kali produksi per harinya

dibutuhkan tenaga kerja sebesar 1,69 HKP. Dengan demikian, dapat dikatakan

bahwa ketersediaan tenaga kerja di daerah penelitian cukup tersedia.

Page 48: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Proses Pembuatan Susu Kedelai

Ada 2 jenis metode proses/tahapan dalam pembuatan susu kedelai yang di

lakukan di daerah penelitian. Perbedaannya terletak pada saat proses setelah

penggilingan. Sebagian responden langsung menyaring kedelai yang sudah

digiling, dan sebagian lagi melakukan penambahan air, baru kemudian

memasaknya.

Secara lengkap proses pembuatan susu kedelai di daerah penelitian dapat

digambarkan dalam kerangka sebagai berikut :

Gambar 2. Kerangka Proses Pembuatan Susu Kedelai

1. Pencucian I

2. Perendaman

3. Perebusan

4. Pencucian II

5. Penggilingan

6a. Penyaringan

7. Pemasakan

8. Pendinginan

9. Pengemasan

6b. Penambahan Air

Page 49: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Berikut adalah penjelasan dari kerangka tahapan dalam membuat susu kedelai di

daerah penelitian :

1. Pencucian I

Proses pertama yang dilakukan dalam pengolahan kedelai menjadi susu kedelai

adalah pencucian kacang kedelai. Kacang kedelai dicuci sampai bersih untuk

mengeluarkan kotoran-kotoran yang terikut ke dalam kacang kedelai. Bahan

yang digunakan dalam penucian ini adalah cukup dengan air tanpa ada

penambahan bahan-bahan lainnya.

2. Perendaman

Kedelai direndam sampai air rendamannya meresap ke dalam kacang, agar

mudah dalam proses penggilingan serta pati yang dihasilkan dari kacang

kedelai akan lebih banyak. Perendaman ini dilakukan selama kurang lebih 8

jam. Peralatan yang digunakan dalam proses perendaman ini adalah tong

rendaman atau bisa juga dengan ember dan bahan yang digunakan cukup

dengan air bersih.

3. Perebusan

Kacang kedelai yang telah direndam selama kurang lebih 8 jam, kemudian

direbus sampai kacang kedelai mengembang dan sudah lunak. Dalam proses

perebusan inipun tidak menggunakan bahan-bahan tambahan cukup dengan

menggunakan air saja. Alat yang digunakan dalam perebusan kacang kedelai

ini adalah panci. Lama perebusan biasanya disesuaikan dengan banyak

sedikitnya kedelai yang direbus. Namun normalnya sampai air dalam rebusan

mendidih (berkisar 20-30 menit).

Page 50: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

4. Pencucian II

Setelah kacang kedelai direbus sampai mengembang dan lunak, maka langkah

selanjutnya adalah pencucian yang ke II. Tetapi sebelum dilakukan pencucian

yang ke II, kacang kedelai yang baru selesai direbus tersebut harus

didinginkan terlebih dahulu selama kurang lebih 15 menit. Setelah dingin

barulah kedelai dicuci untuk kedua kalinya. Pada proses pencucian yang

kedua ini, kacang kedelai dicuci untuk membuang kulit kedelai yang sudah

terkelupas pada saat perebusan, sehingga memudahkan dalam proses

penggilingan.

5. Penggilingan

Kacang kedelai digiling sampai halus dan patinya keluar. Alat yang digunakan

untuk proses penggilingan ini di daerah penelitian adalah blender atau ada

juga yang menggunakan mesin penggiling. Dalam proses penggilingan kacang

kedelai ini harus ditambah air agar memudahkan proses penggilingan dengan

menggunakan blender. Air yang ditambahkan dalam penggilingan ini

jumlahnya harus lebih banyak daripada kacang kedelai yang akan digililing,

agar hasil gilingan yang didapatkan berbentuk cairan yaitu pencampuran

antara kedelai yang digiling dengan air.

6. a. Penyaringan

Pada metode I, setelah selesai digiling atau diblender, langkah selanjutnya

adalah penyaringan. Proses penyaringan ini bertujuan untuk memisahkan

ampas kedelai dari sari pati kedelai (susu kedelai). Alat yang digunakan dalam

proses penyaringan di daerah penelitian adalah saringan berbahan plastik dan

ada juga yang menggunakan kain saring.

Page 51: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

b. Penambahan Air

Untuk metode II, kacang kedelai yang sudah digiling, kemudian diberi

penambahan air. Penambahan air ini disesuaikan dengan kebutuan dan jumalh

kacang kedelai yang akan diproduksi menjadi susu kedelai.

7. Pemasakan

Dari proses penyaringan tersebut dihasilkanlah sari pati kedelai yang biasa kita

sebut dengan nama susu kedelai. Selanjutnya, susu kedelai ini dimasak lagi

selama kurang lebih 10-15 menit. Dalam pemasakan ini, bahan yang

ditambahkan adalah gula, garam, vanili, dan daun pandan. Alat yang

digunakan dalam proses pemasakan ini adalah panci dan kompor. Pada saat

pemasakan ini, susu kedelai harus terus diaduk sampai mendidih. Setelah

mendidih atau kurang lebih 10-15 menit dimasak, susu kedelai sudah siap

untuk didinginkan.

8. Pendinginan

Susu kedelai yang sudah siap dimasak kemudian didinginkan. Proses

pendinginan ini menggunakan lemari pendingin. Jika susu kedelai ingin dijual

dalam keadaan masih hangat, maka proses pendinginan tidak perlu

menggunakan lemari pendingin, cukup dengan dibiarkan saja di dalam panci

dengan kondisi api kompor sudah dimatikan. Kira-kira 15 menit susu kedelai

sudah berkurang suhunya sehingga menjadi hangat.

9. Pengemasan/Pembungkusan

Tahapan terakhir adalah pengemasan atau pembungkusan susu kedelai. Di

daerah penelitian, susu kedelai dibungkus dengan menggunakan plastik dan

karet. Pembungkusan dilakukan dengan berbagai jenis ukuran plastik sesuai

Page 52: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

dengan bobot susu kedelai yang akan dijual per bungkusnya. Ada yang

berbobot 1,2 ons perbungkus, ada yang 1,3 ons, 1,5 ons dan yang terbesar

adalah 2 ons per bungkus.

Untuk lebih mengetahui proses pembuatan susu kedelai, berikut disajikan

dokumentasi dari proses pembuatan susu kedelai.

Pencucian I Kacang Kedelai Perendaman Kacang Kedelai

Perebusan Kacang Kedelai Pencucian II setelah direbus

Penggilingan Kacang Kedelai Penyaringan Setelah digiling

Page 53: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Pemasakan Susu Kedelai Pengemasan Susu Kedelai

Gambar 3. Dokumentasi Proses Pembuatan Susu Kedelai

Dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan responden, didapati bahwa

sebagian besar sampel masih menggunakan alat-alat yang sederhana dan tidak

berkapasitas tinggi atau belum menggunakan peralatan yang canggih dalam

proses pembuatan susu kedelai di daerah penelitian seperti yang terlihat pada

dokumentasi proses pembuatan susu kedelai di daerah penelitian. Dengan

demikian, hipotesis 1 yang menyatakan bahwa proses pengolahan kedelai

menjadi susu kedelai yang dilakukan di daerah penelitian masih tergolong

sederhana dapat diterima.

Page 54: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Nilai Tambah yang Diperoleh dari Pengolahan Kacang Kedelai

Nilai tambah merupakan pertambahan nilai yang terjadi karena suatu komoditi

mengalami proses pengolahan, pengangkutan, dan penyimpanan dalam suatu

proses produksi (penggunaan/pemberian input fungsional). Besarnya nilai tambah

dipengaruhi oleh faktor teknis dan faktor nonteknis. Informasi yang diperoleh dari

hasil analisis nilai tambah adalah besarnya nilai tambah, rasio nilai tambah dan

balas jasa yang diterima oleh pemilik-pemilik faktor produksi (Sudiyono, 2004).

Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui nilai tambah yang diperoleh

dari pengolahan kacang kedelai sehingga menjadi susu kedelai adalah metode

perhitungan nilai tambah model Hayami. Namun, penulis hanya mengambil

rumus dari metode Hayami tersebut untuk menghitung besarnya nilai tambah dan

rasio nilai tambah yang dihasilkan. Perhitungan nilai tambah yang dilakukan pada

proses pengolahan kedelai dengan tujuan untuk mengukur besarnya nilai tambah

yang terjadi akibat adanya proses pengolahan kedelai menjadi susu kedelai yang

siap dipasarkan.

Nilai tambah diperoleh dari proses pengolahan kacang kedelai sampai menjadi

produk olahan. Output (produk olahan) yang dihasilkan pada proses ini adalah

susu kedelai. Hasil yang didapat di daerah penelitian berupa susu kedelai yang

dibungkus dengan menggunakan plastik. Selain ukuran plastik yang berbeda,

bobot output per bungkusnya juga beragam. Ada yang bobotnya 1,2 ons, 1,3 ons,

1,5 ons dan ada juga yang 2 ons.

Page 55: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Input dan Output

Input adalah penjumlahan bahan baku yang digunakan selama satu periode

produksi untuk diproses sampai menjadi susu kedelai dan dikur dengan satuan Kg

bahan baku. Output adalah penjumlahan produk/output yang dihasilkan selama

satu periode produksi yang diukur dalam satuan Kg produk. Rata-rata

penggunaan bahan baku (input) dan Output yang dihasilkan di daerah penelitian

dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13.Rata-Rata Penggunaan Input dan Output yang dihasilkan di Daerah Penelitian Tahun 2013

Uraian

Penggunaan Bahan Baku/Input (Kg)

Output/Produk yang Dihasilkan (Kg)

Per Hari 5,8 21,712 Per Minggu 37,4 139,18 Per Bulan 156,4 581,64 Per Tahun 1.876,8 6.979,66

Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 16 ), 2013

Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa, rata-rata jumlah output yang dihasilkan selama

satu periode produksi (per hari) adalah sebesar 21,712 Kg susu kedelai, dengan

mengolah kacang kedelai sebanyak 5,8 Kg. Sehingga faktor konversi yang didapat

adalah sebesar 3,7. Nilai konversi ini menunjukkan bahwa setiap pengolahan 1 Kg

kacang kedelai akan mengasilkan 3,7 kg susu kedelai. Faktor konversi merupakan

perbandingan penggunaan bahan baku dengan output yang dihasilkan (konversi

antar input dan output).

Biaya Bahan Penunjang (Sumbangan Input Lain)

Dalam proses pembuatan susu kedelai bahan bakunya dalah kacang kedelai.

Selain bahan baku, proses pembuatan susu kedelai juga membutuhkan bahan-

bahan penunjang (input lain) seperti gula, garam, vanili, daun pandan, air, plastik

Page 56: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

dan sebagainya. Secara rinci biaya bahan penunjang (sumbangan input lain) pada

pembuatan susu kedelai dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Input Lain yang Digunakan dalam Pengolahan Susu Kedelai

No Uraian Biaya (Rp) 1 Gula 47.730 2 Garam 421 3 Vanili 1.700 4 Daun Pandan 3.000 5 Air 3.000 6 Plastik 9.709 7 Karet 2.220 8 Bahan Bakar (M.Lampu/Gas) 9.685 9 Bensin 8.500 10 Listrik 5.256,8

Total 91.221,8 Penggunaan Bahan Baku (Kg) 5,8 Sumbangan Input Lain (Rp/Kg) 15.727,9

Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 5,6,7,8,9,1011,12,13,14), 2013

Dari tabel 14 tersebut, kita dapat mengetahui bahwa sumbangan input lain dalam

pengolahan susu kedelai yaitu sebesar Rp. 15.727,9/Kg bahan baku. Biaya

penunjang yang paling besar adalah gula yaitu sebesar Rp.47.730, sedangkan

biaya bahan penunjang yang paling sedikit adalah garam, yaitu sebesar Rp.421.

Page 57: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Harga Input, Harga Output, Nilai Output, Nilai Tambah dan Rasio Nilai

Tambah

Secara rinci harga input, harga output, nilai output, nilai tambah dan rasio nilai

tambah susu kedelai dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Harga Input, Harga Output, Nilai Output, Nilai Tambah dan Rasio Nilai Tambah Susu Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2013

No Uraian Nilai (Rp/Kg) 1 Harga Input 8.650 2 Harga Output 12.700 3 Nilai Output 46.990 4 Nilai Tambah 22.612 5 Rasio Nilai Tambah 48,2 %

Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 15), 2013

Rata-rata harga input (bahan baku) di daerah penelitian adalah sebesar Rp. 8.650.

Rata-rata harga output susu kedelai di daerah penelitian adalah sebesar Rp.

12.700/Kg. Nilai outputnya adalah Rp. 46.990. Nilai output pada pengolahan

kacang kedelai menjadi susu kedelai ini diperoleh dari hasil perkalian antara

faktor konversi dengan harga output (Rp/Kg).

Nilai tambah pada pengolahan kacang kedelai menjadi susu kedelai adalah

sebesar Rp. 22.612/Kg. Besarnya nilai tambah ini diperoleh dari pengurangan

nilai output sebesar 46.990/Kg dengan biaya bahan baku (harga input) sebesar

8.650/Kg dan biaya sumbangan input lain (biaya penunjang) sebesar 15.727,9/Kg.

Secara matematis, besarnya nilai tambah didapat dari :

NT = Rp.46.990 – (Rp.8.650 + Rp.15.727,9)

= Rp.22.612/Kg

Page 58: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Besarnya nilai tambah yang didapat dari perhitungan sejalan dengan besarnya

rasio nilai tambah terhadap nilai outputnya. Rasio nilai tambah ini didapat dari

pembagian antara nilai tambah dengan nilai output yang dinyatakan dalam persen

(%). Rasio nilai tambah ini menunjukkan persentase nilai tambah dari nilai output,

artinya jika rasio nilai tambah > 50% maka nilai tambah lebih besar dari pada nilai

output dan nilai tambah tergolong tinggi, sedangkan jika rasio nilai tambah ≤

50%, maka nilai tambah yang dihasilkan lebih kecil dari nilai outputnya dan nilai

tambah tergolong rendah. Rasio nilai tambah yang diperoleh dalam pengolahan

susu kedelai ini adalah 48,2 %.

Secara matematis rasio nilai tambah pengolahan susu kedelai yaitu sebagai berikut

:

Rasio Nilai Tambah = ..

푥100% = 48,2%

Dengan demikian, hipotesis 2 yang menyatakan bahwa nilai tambah yang

dihasilkan dari proses pengolahan kedelai menjadi susu kedelai pada skala

industri rumah tangga di daerah penelitian masih tergolong rendah dapat

diterima.

Page 59: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Berbagai Kendala dan Upaya dalam Usaha Pengolahan Kedelai Menjadi Susu Kedelai di Daerah Penelitian

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan responden di daerah

penelitian, maka didapatlah beberapa kendala dalam usaha pengolahan susu

kedelai ini di daerah penelitian yaitu :

1. Proses pengolahan yang masih menggunakan alat yang sederhana.

Sebagian besar pengusaha susu kedelai di daerah penelitian masih

menggunakan blender dalam proses pembuatan susu kedelai. Hal ini

meyebabkan kurang efektifnya waktu pemproduksian susu kedelai, karena

blender hanya memiliki kapasitas penggilingan yang relatif sedikit jika

dibandingkan dengan mesin penggiling kedelai. Penggilingan kedelai dengan

menggunakan blender membutuhkan waktu hingga 30-40 menit per kg kacang

kedelai, sedangkan jika menggunakan mesin penggiling kedelai hanya

membutuhkan waktu 10-15 menit per kg kacang kedelai. Oleh karena itu,

dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk proses penggilingan kacang kedelai

saja dengan menggunakan blender. Sehingga mengakibatkan proses pembuatan

susu kedelai secara menyeluruh juga memakan waktu yang cukup lama.

Padahal, susu kedelai sudah harus dipasarkan atau dijual pada pagi hari sekitar

jam 08.00-09.00.

2. Keterbatasan Modal

Terbatasnya modal yang dimiliki oleh para pembuat susu kedelai di daerah

penelitian menyebabkan tingkat produksi output (susu kedelai) juga masih

terbatas, artinya tingkat produksi susu kedelai tidak bisa mencapai maksimum,

sehingga keuntungan yang didapat juga tidak optimal. Selain itu, implikasi dari

Page 60: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

modal yang terbatas juga proses pembuatan susu kedelai yang masih

menggunakan alat sederhana seperti yang telah dijelaskan sebelumnya karena

keterbatasan modal untuk membeli peralatan yang lebih bisa menunjang usaha

mereka. Modal yang mereka gunakan untuk usahanya ada yang bersumber dari

tabungan/modal sendiri, ada yang dari pinjaman kepada keluarga/kerabat dan

sebagainya.

3. Pemasaran yang masih terbatas

Jangkauan pemasaran yang masih terbatas pada daerah-daerah sekitar

menyebabkan penjualan susu kedelai tersebut juga tidak mengalami

peningkatan secara signifikan. Pemasaran hanya sampai di lingkungan terdekat

dari pengusaha/pembuat susu kedelai. Selain itu, karena pemasaran yang masih

sangat terbatas masyarakat masih banyak yang belum mengetahui manfaat dari

mengkonsumsi susu kedelai sehingga mereka tidak tertarik untuk

mengkonsumsinya.

Dari berbagai kendala yang telah dijelaskan diatas, upaya yang dapat dilakukan

untuk mengatasi kendala-kendala tersebut adalah harus tersedianya fasilitas kredit

permodalan untuk menunjang usaha mereka, baik dari koperasi, bank atau

lembaga keuangan lainnya.

Dengan adanya fasilitas kredit permodalan, maka pengusaha susu kedelai di

daerah penelitian dapat lebih mengembangkan usahanya, dapat membeli peralatan

yang dapat menunjang usaha mereka, dan dapat memperluas jangkauan

pemasaran dengan memasang iklan melalui internet, brosur, media cetak atau

media pemasaran lainnya.

Page 61: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Dengan permodalan yang cukup, mereka juga bisa memperbaiki kualitas produk

mereka baik dari variasi rasa, tampilan maupun kemasan dan bisa juga di beri

labeling. Dengan seperti itu, konsumen lebih tertarik untuk membeli produknya.

Sehingga produksi meningkat, penjualan juga meningkat, keuntungan yang

diperoleh juga meningkat. Tidak hanya itu, kualitas produk yang meningkat juga

akan meningkatkan nilai tambah dari produk tersebut.

Page 62: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Proses pengolahan kacang kedelai menjadi susu kedelai pada skala industri

rumah tangga di daerah penelitian masih tergolong sederhana.

2. Nilai tambah (value added) yang dihasilkan dari pengolahan kacang kedelai

menjadi susu kedelai pada skala industri rumah tangga di daerah penelitian

masih rendah.

3. Kendala-kendala yang terdapat dalam usaha pengolahan susu kedelai pada

skala industri rumah tangga di daerah penelitian yaitu proses pengolahan yang

masih menggunakan alat yang sederhana, keterbatasan modal dan pemasaran

yang masih terbatas.

4. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai kendala tersebut yaitu

harus adanya fasilitas kredit permodalan untuk menunjang perkembangan

usaha mereka.

Saran

Kepada Pengusaha

Diharapkan pengusaha dapat mengembangkan variasi rasa dari susu kedelai,

sehingga konsumen tidak merasa bosan dengan produk susu kedelai yang

ditawarkan. Selain itu, diharapkan adanya variasi produk olahan kedelai lainnya

misalnya, membuat keripik tempe, kembang tahu dan sebagainya yang tentunya

akan meningkatkan nilai tambah.

Disarankan agar usaha pengolahan susu kedelai skala rumah tangga lebih

mengembangkan dan meningkatkan usahanya menjadi skala industri kecil.

Page 63: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Kepada Pemerintah

Dengan mempertimbangkan modal investasi awal yang dikeluarkan oleh

pengusaha susu kedelai cukup besar, maka pemerintah diharapkan dapat

memfasilitasi para pengusaha susu kedelai skala industri rumah tangga dalam hal

akses permodalan pengembangan usaha, antara lain berupa : Kredit Usaha Rakyat

(KUR), kredit investasi, modal kerja lainnya.

Untuk meningkatkan kualitas dan jaminan ketersediaan bahan baku secara lokal,

pemerintah diharapkan membina petani kedelai untuk bekerja sama dengan usaha

pengolahan kedelai melalui pola kemitraan.

Kepada Peneliti Selanjutnya

Agar melakukan penelitian yang lebih terperinci tentang pendapatan riil

pengusaha, B/C, dan studi kelayakan usaha pengolahan susu kedelai, serta analisis

saluran pemasaran guna memperoleh manfaat lain dari pengolahan tersebut dan

hal-hal lain yang belum diteliti dalam penelitian ini.

Page 64: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T. 2008. Budidaya Kedelai Tropika. Penebar Swadaya. Jakarta.

Agung, I.G.N.,N.H.A. Pasay, Sugiharto. 2008. Teori Ekonomi Mikro, Suatu Analisis Produksi Terapan. PT. raja Grafindo. Jakarta.

Badan Ketahanan Pangan Sumatera Utara. 2013. Bagian Konsumsi Pangan. Medan

Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. 2007. Direktori Industri Pengolahan. Medan.

Baroh, I. 2007. Analisis Nilai Tambah dan Distribusi Keripik Nangka Studi Kasus pada Agroindustri Keripik Nangka di Lumajang. LP UMM. Malang.

Beattie, B.R. dan C.R. Taylor. 1996. Ekonomi Produksi. UGM Press. Yogyakarta.

Cahyadi, W. 2007. Kedelai Khasiat dan Teknologi. Bumi Aksara. Jakarta.

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 2010. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta.

Gittinger, J. Price. 1986. Analisis Ekonomi Proyek Pertanian. UI-Press. Jakarta.

Hardjanto, W. 1993. Bahan Kuliah Manajemen Agribisnis. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Hayami, Y. et al. 1987. Agricultural marketing and processing in upland Java. A

perspective from a Sunda village. Bogor: CGPRT Centre.

Hicks, P. A. 1995. An Overview of issues and Strategies in The Development of Food Processing Industries In Asia and The Pacific, APO Symposium, 28 September-5 Oktober. Tokyo.

Irwan, A. 2006. Budidaya tanaman Kedelai. UNPAD Press. Jatinangor.

Karmadi. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta.

Manalili, 1996. Pembangunan Agroindustri Berkelanjutan. Kanisius, Yogyakarta.

Mubyarto. 1989. Pengantar ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.

Rukmana. 2002. Kedelai dan Pengolahannya. Kanisius. Jakarta.

Page 65: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Soekartawi (a). 1999. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

_________(b). 2000. Pengantar Agroindustri. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sudiyono, A. 2004. Pemasaran Pertanian. UMM Press. Malang

Sukirno, S. 1996. Pengantar Mikroekonomi. Edisi Kedua. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Suprapto (a). 2001. Bertanam Kedelai. Penerbit Swadaya. Jakarta.

________(b). 2006. Proses Pengolahan dan Nilai Tambah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suryana, A. 1990. Diversifikasi Pertanian dalam Proses Mempercepat Laju Pembangunan Nasional. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Page 66: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Lampiran 1. Karakteristik Pengusaha Susu Kedelai

Sampel Umur (Tahun)

Lama Pendidikan

Jumlah Tanggungan

Lama Berusaha

Luas Gedung

Usaha (m²) (Tahun) (Jiwa) (Tahun)

1 2

24 16 0 4 30 28 16 1 3 20

3 60 6 3 3 36 4 60 9 2 4 24 5 53 9 2 3 40 6 48 12 3 7 75 7 55 15 2 5 60 8 24 16 0 3 30 9 54 12 2 11 50 10 56 12 3 7 45

Total 462 123 18 50 410 Rata-rata 46,2 12,3 1,8 5 41

Page 67: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Lampiran 2. Biaya Bahan Baku dalam Pengolahan Susu Kedelai

Sampel Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari)

Kebutuhan Kedelai (Kg) Harga Kedelai (Rp/Kg)

Total Harga Beli Kedelai (Rp)

Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun 1 6 24 288 6 36 144 1.728 12.000 72.000 432.000 1.728.000 20.736.000 2 6 24 288 3 18 72 864 8.500 25.500 153.000 612.000 7.344.000 3 7 30 360 4 28 120 1.440 8.500 34.000 238.000 1.020.000 12.240.000 4 7 30 360 5 35 150 1.800 8.000 40.000 280.000 1.200.000 14.400.000 5 4 16 192 3 12 48 576 8.500 25.500 102.000 408.000 4.896.000 6 7 30 360 8 56 240 2.880 8.000 64.000 448.000 1.920.000 23.040.000 7 6 24 288 10 60 240 2.880 8.500 85.000 510.000 2.040.000 24.480.000 8 5 20 240 2 10 40 480 8.000 16.000 80.000 320.000 3.840.000 9 7 30 360 12 84 360 4.320 8.000 6.000 672.000 2.880.000 34.560.000

10 7 30 360 5 35 150 1.800 8.500 42.500 297.500 1.275.000 15.300.000 Total 62 258 3.096 58 374 1.564 18.768 86.500 500.500 3.212.500 12.203.000 140.100.000 Rata-rata 6,2 25,8 309,6 5,8 37,4 156,4 1.876,8 8.650 50.050 321.250 1.220.300 14.010.000

Page 68: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Lampiran 3. Penggunaan Peralatan Pada Pengolahan Susu Kedelai

Mesin Giling/Blender

Sampel

Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari)

Umur Ekonomis (Tahun)

Biaya Penyusutan (Rp) Minggu Bulan Tahun Jumlah

(Unit) Harga (Rp)

Total Harga (Rp)

Nilai Akhir

Hari Minggu Bulan Tahun

1 6 24 288 1 3.000.000 3.000.000 50.000 5 1.638,9 12.291,6 49.166,6 590.000 2 6 24 288 1 150.000 150.000 5.000 2 201,4 1.510,4 6.041,6 72.500 3 7 30 360 1 2.000.000 2.000.000 50.000 5 1.083,3 8.125 32.500 390.000 4 7 30 360 1 200.000 200.000 10.000 2 270,8 1.979,2 7.916,7 95.000 5 4 16 192 1 240.000 240.000 5.000 2 326,4 2.447,9 9.791,7 117.500 6 7 30 360 2 180.000 360.000 5.000 2 493,1 3.697,9 14.791,6 177.500 7 6 24 288 1 2.000.000 2.000.000 50.000 5 1.083,3 8.125 32.500 390.000 8 5 20 240 1 255.000 255.000 15.000 2 333,3 2.500 10.000 120.000 9 7 30 360 1 2.000.000 2.000.000 50.000 5 1.083,3 8.125 32.500 390.000

10 7 30 360 1 265.000 265.000 10.000 2 354,2 2.656,3 10.625 127.500 Total 62 258 3.096 11 10.290.000 10.470.000 250.000 32 6868 51.458,3 205.833,2 2.470.000 Rata-rata 6,2 25,8 309,6 1,1 1.029.000 1.047.000 25.000 3,2 686,8 5.145,83 20.583,32 247.000

Page 69: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Lampiran 3. Penggunaan Peralatan Pada Pengolahan Susu Kedelai (Lanjutan)

Ember

Sampel

Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari)

Umur Ekonomis (Tahun)

Biaya Penyusutan (Rp) Minggu Bulan Tahun Jumlah

(Unit) Harga (Rp)

Total Harga (Rp)

Nilai Akhir

Hari Minggu Bulan Tahun

1 6 24 288 3 10.000 30.000 0 0,5 166,67 1.250 5.000 60.000 2 6 24 288 2 15.000 30.000 0 0,5 166,67 1.250 5.000 60.000 3 7 30 360 2 7.500 15.000 0 0,5 83,3 625 2.500 30.000 4 7 30 360 2 15.000 30.000 0 0,5 166,67 1.250 5.000 60.000 5 4 16 192 1 15.000 15.000 0 0,5 83,3 625 2.500 30.000 6 7 30 360 2 15.000 30.000 0 0,5 166,67 1.250 5.000 60.000 7 6 24 288 3 50.000 150.000 0 0,5 833,3 6.250 25.000 300.000 8 5 20 240 1 7.000 7.000 0 0,5 38,9 291,7 1.166,7 14.000 9 7 30 360 5 20.000 100.000 0 0,5 555,6 4.166,7 16.667 200.000

10 7 30 360 2 20.000 40.000 0 0,5 222,2 1.666,7 6.666,7 80.000 Total 62 258 3.096 23 174.500 447.000 0 5 2.483,3 18.625,1 74.500,4 894.000 Rata-rata 6,2 25,8 309,6 2,3 17.450 44.700 0 0,5 248,33 1.862,51 7.450,04 89.400

Page 70: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Lampiran 3. Penggunaan Peralatan Pada Pengolahan Susu Kedelai (Lanjutan)

Panci Rebusan

Sampel

Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari)

Umur Ekonomis (Tahun)

Biaya Penyusutan (Rp) Minggu Bulan Tahun Jumlah

(Unit) Harga (Rp)

Total Harga (Rp)

Nilai Akhir

Hari Minggu Bulan Tahun

1 6 24 288 2 50.000 100.000 0 1 277,8 2.083,3 8.333,3 100.000 2 6 24 288 1 50.000 50.000 0 1 138,9 1.041,7 4.166,7 50.000 3 7 30 360 1 50.000 50.000 0 1 138,9 1.041,7 4.166,7 50.000 4 7 30 360 1 35.000 35.000 0 1 97,22 729,2 2.916,7 35.000 5 4 16 192 1 50.000 50.000 0 1 138,9 1.041,7 4.166,7 50.000 6 7 30 360 2 50.000 100.000 0 1 277,8 2.083,3 8.333,3 100.000 7 6 24 288 2 50.000 100.000 0 1 277,8 2.083,3 8.333,3 100.000 8 5 20 240 1 40.000 40.000 0 1 111,1 833,3 3.333,3 40.000 9 7 30 360 2 50.000 100.000 0 1 277,8 2.083,3 8.333,3 100.000

10 7 30 360 2 35.000 70.000 0 1 194,4 1.458,3 5.833,3 70.000 Total 62 258 3.096 15 174.500 695.000 0 10 1.930,6 14.479,1 57.916,6 695.000 Rata-rata 6,2 25,8 309,6 1,5 17.450 69.500 0 1 193,06 1.447,91 5.791,66 69.500

Page 71: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Lampiran 3. Penggunaan Peralatan Pada Pengolahan Susu Kedelai (Lanjutan)

Sendok Aduk

Sampel

Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari)

Umur Ekonomis (Tahun)

Biaya Penyusutan (Rp) Minggu Bulan Tahun Jumlah

(Unit) Harga (Rp)

Total Harga (Rp)

Nilai Akhir

Hari Minggu Bulan Tahun

1 6 24 288 2 10.000 20.000 0 0,5 111,1 833,3 3.333,3 40.000 2 6 24 288 1 8.000 8.000 0 0,5 44,4 333,3 1.333,3 16.000 3 7 30 360 1 7.500 7.500 0 0,5 41,7 312,5 1.250 15.000 4 7 30 360 1 10.000 10.000 0 0,5 55,6 416,7 1.666,7 20.000 5 4 16 192 1 16.500 16.500 0 0,5 91,7 687,5 2.750 33.000 6 7 30 360 2 12.000 24.000 0 0,5 133,3 1.000 4.000 48.000 7 6 24 288 1 8.500 8.500 0 0,5 47,2 354,2 1.416,7 17.000 8 5 20 240 1 7.000 7.000 0 0,5 38,9 291,7 1.166,7 14.000 9 7 30 360 2 10.000 20.000 0 0,5 111,1 833,3 3.333,3 40.000

10 7 30 360 2 8.000 16.000 0 0,5 88,9 666,7 2.666,7 32.000 Total 62 258 3.096 14 97.500 137.500 0 5 763,9 5.729,2 22.916,7 275.000 Rata-rata 6,2 25,8 309,6 1,4 9.750 13.750 0 0,5 76,39 572,92 2.291,67 27.500

Page 72: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Lampiran 3. Penggunaan Peralatan Pada Pengolahan Susu Kedelai (Lanjutan)

Saringan/Kain Saring

Sampel

Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari)

Umur Ekonomis (Tahun)

Biaya Penyusutan (Rp) Minggu Bulan Tahun Jumlah

(Unit) Harga (Rp)

Total Harga (Rp)

Nilai Akhir

Hari Minggu Bulan Tahun

1 6 24 288 1 6.000 6.000 0 0,5 33,3 250 1.000 12.000 2 6 24 288 1 8.000 8.000 0 0,5 44,4 333,3 1.333,3 16.000 3 7 30 360 1 7.500 7.500 0 0,5 41,7 312,5 1.250 15.000 4 7 30 360 1 5.000 5.000 0 0,5 27,8 208,3 833,3 10.000 5 4 16 192 1 6.500 6.500 0 0,5 36,1 270,3 1.083,3 13.000 6 7 30 360 1 7.000 7.000 0 0,5 38,9 291,7 1.166,7 14.000 7 6 24 288 1 8.500 8.500 0 0,5 47,2 354,2 1.416,7 17.000 8 5 20 240 1 7.000 7.000 0 0,5 38,9 291,7 1.166,7 14.000 9 7 30 360 1 7.500 7.500 0 0,5 41,7 312,5 1.250 15.000

10 7 30 360 1 8.000 8.000 0 0,5 44,4 333,3 1.333,3 16.000 Total 62 258 3.096 10 71.000 71.000 0 5 394,4 2.857,8 11.833,3 142.000 Rata-rata 6,2 25,8 309,6 1 7.100 7.100 0 0,5 39,44 285,78 1.183,33 14.200

Page 73: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Lampiran 3. Penggunaan Peralatan Pada Pengolahan Susu Kedelai (Lanjutan)

Tong Rendaman

Sampel

Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari)

Umur Ekonomis (Tahun)

Biaya Penyusutan (Rp) Minggu Bulan Tahun Jumlah

(Unit) Harga (Rp)

Total Harga (Rp)

Nilai Akhir

Hari Minggu Bulan Tahun

1 6 24 288 1 50.000 50.000 3.000 3 261,1 326,4 1.305,6 15.667 2 6 24 288 1 55.000 55.000 3.000 3 288,9 361,1 1.444,4 17.333 3 7 30 360 1 30.000 30.000 3.000 3 150 187,5 750 9.000 4 7 30 360 1 20.000 20.000 2.000 3 100 125 500 6.000 5 4 16 192 1 50.000 50.000 3.000 3 261,1 326,4 1.305,6 15.667 6 7 30 360 1 15.000 15.000 1.000 3 77,8 97,2 388,9 4.666,7 7 6 24 288 2 45.000 90.000 3.000 3 483,3 604,2 2.416,7 29.000 8 5 20 240 1 30.000 30.000 3.000 3 150 187,5 750 9.000 9 7 30 360 2 25.000 50.000 3.000 3 261,1 326,4 1.305,6 15.667

10 7 30 360 1 30.000 30.000 3.000 3 150 187,5 750 9.000 Total 62 258 3.096 12 350.000 420.000 27.000 30 2.183,3 2.729,2 10.916,8 130.999,7 Rata-rata 6,2 25,8 309,6 1,2 35.000 42.000 2.700 3 218,33 272,92 1.091,68 13.099,97

Page 74: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Lampiran 3. Penggunaan Peralatan Pada Pengolahan Susu Kedelai (Lanjutan)

Kulkas/Lemari Pendingin

Sampel

Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari)

Umur Ekonomis (Tahun)

Biaya Penyusutan (Rp) Minggu Bulan Tahun Jumlah

(Unit) Harga (Rp)

Total Harga (Rp)

Nilai Akhir

Hari Minggu Bulan Tahun

1 6 24 288 1 2.500.000 2.500.000 0 5 1.388,9 10.416,7 41.666,7 500.000 2 6 24 288 1 1.200.000 1.200.000 0 5 666,7 5.000 20.000 240.000 3 7 30 360 1 2.000.000 2.000.000 0 5 1.111,1 8.333,3 33.333,3 400.000 4 7 30 360 1 1.800.000 1.800.000 0 5 1.000 7.500 30.000 360.000 5 4 16 192 1 3.000.000 3.000.000 0 5 1.666,7 12.500 50.000 600.000 6 7 30 360 1 1.500.000 1.500.000 0 5 833,3 6.250 25.000 300.000 7 6 24 288 1 2.000.000 2.000.000 0 5 1.111,1 8.333,3 33.333,3 400.000 8 5 20 240 1 2.300.000 2.300.000 0 5 1.277,8 9.583,3 38.333,3 460.000 9 7 30 360 1 2.000.000 2.000.000 0 5 1.111,1 8.333,3 33.333,3 400.000

10 7 30 360 1 1.500.000 1.500.000 0 5 833,3 6.250 25.000 300.000 Total 62 258 3.096 10 19.800.000 19.800.000 0 50 11.000 82.499,9 329.999,9 3.960.000 Rata-rata 6,2 25,8 309,6 1 1.980.000 1.980.000 0 5 1.100 8.249,99 32.999,99 396.000

Page 75: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Lampiran 3. Penggunaan Peralatan Pada Pengolahan Susu Kedelai (Lanjutan)

Kompor/Kompor Gas

Sampel

Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari)

Umur Ekonomis (Tahun)

Biaya Penyusutan (Rp) Minggu Bulan Tahun Jumlah

(Unit) Harga (Rp)

Total Harga (Rp)

Nilai Akhir

Hari Minggu Bulan Tahun

1 6 24 288 1 550.000 550.000 0 2 763,9 5.729,2 22.916 275.000 2 6 24 288 1 150.000 150.000 5.000 2 201,4 1.510,4 6.041,7 72.500 3 7 30 360 1 180.000 180.000 5.000 2 243,1 1.822,9 7.291,7 87.500 4 7 30 360 1 725.000 725.000 0 2 1.006,9 7.552,1 30.208,3 362.500 5 4 16 192 1 850.000 850.000 0 2 1.180,6 8.854,1 35.416,7 425.000 6 7 30 360 1 180.000 180.000 5.000 2 243,1 1.822,9 7.291,7 87.500 7 6 24 288 1 1.200.000 1.200.000 0 2 1.666,7 12.500 50.000 600.000 8 5 20 240 1 750.000 750.000 0 2 1.041,7 7.812,5 31.250 375.000 9 7 30 360 1 650.000 650.000 0 2 902,8 6.770,8 27.083,3 325.000

10 7 30 360 1 175.000 175.000 5.000 2 236,1 1.770,8 7.083,3 85.000 Total 62 258 3.096 10 5.410.000 5.410.000 20.000 20 7.486,3 56.145,7 224.582,7 2.965.000 Rata-rata 6,2 25,8 309,6 1 541.000 541.000 2.000 2 748,63 5.614,57 22.458,27 296.500

Page 76: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Lampiran 3. Penggunaan Peralatan Pada Pengolahan Susu Kedelai (Lanjutan)

Cangkir/Gelas

Sampel

Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari)

Umur Ekonomis (Tahun)

Biaya Penyusutan (Rp) Minggu Bulan Tahun Jumlah

(Unit) Harga (Rp)

Total Harga (Rp)

Nilai Akhir

Hari Minggu Bulan Tahun

1 6 24 288 1 3.000 3.000 0 0,5 16,7 125 500 6.000 2 6 24 288 1 4.000 4.000 0 0,5 22,2 166,7 666,7 8.000 3 7 30 360 1 3.500 3.500 0 0,5 145,8 145,8 583,3 7.000 4 7 30 360 1 5.000 5.000 0 0,5 27,8 208,3 833,3 10.000 5 4 16 192 1 4.500 4.500 0 0,5 25 187,5 750 9.000 6 7 30 360 1 3.000 3.000 0 0,5 16,7 125 500 6.000 7 6 24 288 1 5.500 5.500 0 0,5 19,4 229,2 916,7 11.000 8 5 20 240 1 3.000 3.000 0 0,5 16,7 125 500 6.000 9 7 30 360 1 2.500 2.500 0 0,5 13,9 104,2 416,7 5.000

10 7 30 360 1 5.000 5.000 0 0,5 27,8 208,3 833,3 10.000 Total 62 258 3.096 10 39.000 39.000 0 5 332 1.625 6.500 78.000 Rata-rata 6,2 25,8 309,6 1 3.900 3.900 0 0,5 33,2 162,5 650 7.800

Page 77: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Lampiran 4. Penggunaan Tenaga Kerja per Produksi (per Hari) pada Pembuatan Susu Kedelai

Jumlah Pemakaian Tenaga Kerja Satu Kali Proses Produksi (HKP) Sampel Pencucian Perendaman Perebusan Penggilingan Penyaringan Pemasakan Pengemasan Total

TK HKP

TKDK TKLK TKDK TKLK TKDK TKLK TKDK TKLK TKDK TKLK TKDK TKLK TKDK TKLK

1 0,07 0 1,14 0 0,43 0 0,14 0 0,14 0 0,07 0 0,21 0 2,2 2 0,04 0 0,86 0 0,14 0 0,21 0 0,14 0 0,04 0 0,11 0 1,54 3 0,04 0 0,71 0 0,14 0 0,07 0 0,06 0 0,06 0 0,18 0 1,26 4 0,06 0 0,69 0 0,11 0 0,17 0 0,14 0 0,08 0 0,18 0 1,43 5 0,06 0 0,91 0 0,07 0 0,17 0 0,06 0 0,06 0 0,11 0 1,44 6 0,11 0 0,57 0 0,09 0 0,14 0 0,17 0 0,09 0 0,22 0 1,39 7 0,11 0 0,91 0 0,17 0 0,11 0 0,17 0 0,07 0 0,26 0 1,80 8 0,03 0 0,69 0 0,53 0 0,11 0 0,03 0 0,04 0 0,06 0 1,49 9 0,06 0 0,91 0 0,53 0 0,28 0 0,17 0 0,09 0 0,18 0 2,22 10 0,07 0 1,14 0 0,43 0 0,21 0 0,14 0 0,07 0 0,09 0 2,15 Total 0,65 0 8,53 0 2,64 0 1,61 0 1,22 0 0,67 0 1,6 0 16,92 Rata-rata

0,065 0 0,853 0 0,264 0 0,161 0 0,122 0 0,067 0 0,16 0 1,69

Page 78: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Lampiran 5. Biaya Penggunaan Gula pada Pengolahan Susu Kedelai

Sampel Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari)

Kebutuhan Gula (Kg) Harga Gula

(Rp/Kg)

Total Harga Beli Gula(Rp)

Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun 1 6 24 288 4 24 96 1.152 11.000 44.000 264.000 1.056.000 12.672.000 2 6 24 288 1,5 9 36 432 13.000 19.500 117.000 468.000 5.616.000 3 7 30 360 3 21 90 1.080 12.000 36.000 252.000 1.080.000 12.960.000 4 7 30 360 4 28 120 1.440 12.000 48.000 336.000 1.440.000 17.280.000 5 4 16 192 2,4 9,6 38,4 460,8 12.000 28.800 115.200 460.800 5.529.000 6 7 30 360 4 28 120 1.440 11.000 44.000 308.000 1.320.000 15.840.000 7 6 24 288 8 48 192 2.304 11.000 88.000 528.000 2.112.000 25.344.000 8 5 20 240 1 5 20 240 13.000 13.000 65.000 260.000 3.120.000 9 7 30 360 10 70 300 3.600 12.000 120.000 840.000 3.600.000 43.200.000 10 7 30 360 3 21 90 1.800 12.000 36.000 252.000 1.080.000 12.960.000

Total 62 258 3.096 40,9 263,6 1.102,4 13.228,8 119.000 477.300 3.077.200 12.876.800 154.521.600 Rata-rata 6,2

25,8 309,6 4,09 26,36 110,24 1.322,88 11.900 47.730 307.720 1.287.680 15.452.160

Page 79: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Lampiran 6. Biaya Penggunaan Garam pada Pengolahan Susu Kedelai

Sampel Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari)

Kebutuhan Garam (Kg) Harga Garam (Rp/Kg)

Total Harga Beli Garam(Rp)

Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun 1 6 24 288 0,3 1,8 7,2 86,4 2.000 600 3.600 14.400 172. 800 2 6 24 288 0,075 0,45 1,8 21,6 2.000 150 900 3.600 43.200 3 7 30 360 0,2 1,4 6 72 2.000 400 2.800 12.000 144.000 4 7 30 360 0,25 1,75 7,5 90 2.000 500 3.500 15.000 180.000 5 4 16 192 0,15 0,6 2,4 28,8 2.000 300 1.200 4.800 57.600 6 7 30 360 0,4 2,8 12 144 2.000 800 5.600 24.000 288.000 7 6 24 288 0,25 1,5 6 72 2.000 500 3.000 12.000 144.000 8 5 20 240 0,05 0,25 1 12 2.000 100 500 2.000 24.000 9 7 30 360 0,3 2,1 9 108 2.000 600 4.200 18.000 216.000

10 7 30 360 0,13 0,91 3,9 46,8 2.000 260 1.820 7.800 93.600 Total 62 258 3.096 2,11 13,6 56,8 681,6 20.000 4.210 27.120 113.600 1.363.200 Rata-rata 6,2 25,8 309,6 0,211 1,36 5,68 68,16 2.000 421 2.712 11.360 136.320

Page 80: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Lampiran 7. Biaya Penggunaan Vanili pada Pengolahan Susu Kedelai

Sampel Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari)

Kebutuhan Kedelai (Kg) Total Biaya Penggunaan Vanili (Rp)

Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun 1 6 24 288 6 36 144 1.728 2.000 12.000 48.000 576.000 2 6 24 288 3 18 72 864 1.000 6.000 24.000 288.000 3 7 30 360 4 28 120 1.440 1.000 7.000 30.000 360.000 4 7 30 360 5 35 150 1.800 2.000 14.000 60.000 720.000 5 4 16 192 3 12 48 576 1.500 4.000 16.000 192.000 6 7 30 360 8 56 240 2.880 2.500 17.500 75.000 900.000 7 6 24 288 10 60 240 2.880 2.500 15.000 60.000 720.000 8 5 20 240 2 10 40 480 1.000 5.000 20.000 240.000 9 7 30 360 12 84 360 4.320 3.000 21.000 90.000 1.080.000 10 7 30 360 5 35 150 1.800 1.500 10.500 45.000 540.000

Total 62 258 3.096 58 374 1.564 18.768 17.000 112.000 468.000 5.616.000 Rata-rata 6,2 25,8 309,6 5,8 37,4 156,4 1.876,8 1.700 11.200 46.800 561.600

Page 81: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Lampiran 8. Biaya Penggunaan Daun Pandan pada Pengolahan Susu Kedelai

Sampel

Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari)

Kebutuhan Daun Pandan (Kg) Harga Daun

Pandan (Rp/Kg)

Total Harga Beli Daun Pandan (Rp)

Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun

1 6 24 288 1,2 7,2 28,8 345,6 5.000 6.000 36.000 144.000 1.728.000 2 6 24 288 0 0 0 0 - 0 0 0 0 3 7 30 360 0,8 5,6 24 288 5.000 4.000 28.000 120.000 1.440.000 4 7 30 360 1 7 30 360 5.000 5.000 35.000 150.000 1.800.000 5 4 16 192 0 0 0 0 - 0 0 0 0 6 7 30 360 1,6 11,2 48 576 5.000 8.000 56.000 240.000 2.880.000 7 6 24 288 0 0 0 0 - 0 0 0 0 8 5 20 240 0 0 0 0 - 0 0 0 0 9 7 30 360 1,2 8,4 36 432 5.000 6.000 42.000 180.000 2.160.000

10 7 30 360 1 7 30 360 5.000 5.000 35.000 150.000 1.800.000 Total 62 258 3.096 6,8 46,4 196,8 2.037,6 30.000 34.000 232.000 984.000 11.808.000 Rata-rata 6,2 25,8 309,6 0,68 4,64 19,68 203,76 3.000 3.400 23.200 98.400 1.180.800

Page 82: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Lampiran 9. Biaya Penggunaan Air pada Pengolahan Susu Kedelai

Sampel Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari)

Kebutuhan Kedelai (Kg) Biaya Penggunaan Air (Rp)

Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun 1 6 24 288 6 36 144 1.728 8.000 48.000 192.000 2.304.000 2 6 24 288 3 18 72 864 5.000 30.000 120.000 1.440.000 3 7 30 360 4 28 120 1.440 4.000 28.000 120.000 1.440.000 4 7 30 360 5 35 150 1.800 6.000 42.000 180.000 2.160.000 5 4 16 192 3 12 48 576 4.000 16.000 64.000 76.800 6 7 30 360 8 56 240 2.880 0 0 0 0 7 6 24 288 10 60 240 2.880 0 0 0 0 8 5 20 240 2 10 40 480 3.000 15.000 60.000 720.000 9 7 30 360 12 84 360 4.320 0 0 0 0 10 7 30 360 5 35 150 1.800 0 0 0 0

Total 62 258 3.096 58 374 1.564 18.768 30.000 179.000 736.000 8.140.800 Rata-rata 6,2 25,8 309,6 5,8 37,4 156,4 1.876,8 3.000 17.900 73.600 814.080

Page 83: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Lampiran 10. Biaya Penggunaan Plastik pada Pengolahan Susu Kedelai

Sampel Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari)

Kebutuhan Plastik (Kg) Harga Plastik

(Rp/Kg)

Total Harga Beli Plastik (Rp)

Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun 1 6 24 288 0,5 3 12 144 20.000 10.000 60.000 240.000 2.880.000 2 6 24 288 0,3 1,8 7,2 86,4 20.000 6.000 36.000 144.000 1.728.000 3 7 30 360 0,35 2,45 10,5 126 20.000 7.000 49.000 210.000 2.520.000 4 7 30 360 0,33 2,31 9,9 118,8 20.000 6.600 46.200 198.000 2.376.000 5 4 16 192 0,23 0,92 3,68 44,16 20.000 4.600 18.400 73.600 883.200 6 7 30 360 0,67 4,69 20,1 241,2 21.000 14.070 98.490 422.100 5.065.200 7 6 24 288 0,83 4,98 19,9 239,04 20.000 16.600 99.600 398.400 4.780.800 8 5 20 240 0,17 0,85 3,4 40,8 20.000 3.400 17.000 68.000 816.000 9 7 30 360 1,0 7 30 360 20.000 20.000 140.000 600.000 7.200.000

10 7 30 360 0,42 2,94 12,6 151,2 21.000 8.820 61.740 264.600 3.175.200 Total 62 258 3.096 4,8 30,94 129,28 1.515,6 202.000 97.090 626.430 2.618.700 31.424.400 Rata-rata 6,2 25,8 309,6 0,48 3,094 12,928 155,16 20.200 9.709 62.643 261.870 3.142.440

Page 84: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Lampiran 11. Biaya Penggunaan Karet pada Pengolahan Susu Kedelai

Sampel Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari)

Kebutuhan Karet (Kg) Harga Karet

(Rp/Kg)

Total Harga Beli Karet (Rp)

Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun 1 6 24 288 0,15 0,9 3,6 43,2 15.000 2.250 13.500 54.000 648.000 2 6 24 288 0,08 0,48 1,92 23,04 15.000 1.200 7.200 28.800 345.600 3 7 30 360 0,11 0,77 3,3 39,6 15.000 1.650 11.550 49.500 594.000 4 7 30 360 0,10 0,7 3 36 15.000 1.500 10.500 45.000 540.000 5 4 16 192 0,07 0,28 1,12 13,44 15.000 1.050 4.200 16.800 201.600 6 7 30 360 0,21 1,47 6,3 75,6 15.000 3.150 22.050 94.500 1.134.000 7 6 24 288 0,26 1,56 6,24 74,88 15.000 3.900 23.400 93.600 1.123.200 8 5 20 240 0,05 0,25 1 12 15.000 750 3.750 15.000 180.000 9 7 30 360 0,32 2,24 9,6 115,2 15.000 4.800 33.600 144.000 1.728.000

10 7 30 360 0,13 0,91 3,9 46,8 15.000 1.950 13.650 58.500 702.000 Total 62 258 3.096 1,48 9,56 39,98 479,76 150.000 22.200 143.400 599.700 7.196.400 Rata-rata 6,2 25,8 309,6 0,148 0,956 3,998 47,976 15.000 2.220 14.340 59.970 7196.640

Page 85: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Lampiran 12. Biaya Penggunaan Bahan Bakar (Gas/M.Lampu) pada Pengolahan Susu Kedelai

Sampel Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari)

Kebutuhan Kedelai (Kg) Biaya Penggunaan Bahan Bakar (M.Lampu/Gas) (Rp)

Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun 1 6 24 288 6 36 144 1.728 5.000 35.000 120.000 1.440.000 2 6 24 288 3 18 72 864 17.000 102.000 408.000 4.896.000 3 7 30 360 4 28 120 1.440 21.250 148.750 637.500 7.650.000 4 7 30 360 5 35 150 1.800 5.000 35.000 150.000 1.800.000 5 4 16 192 3 12 48 576 2.300 9.200 36.800 440.000 6 7 30 360 8 56 240 2.880 6.000 42.000 180.000 2.160.000 7 6 24 288 10 60 240 2.880 6.400 38.400 153.600 1.843.200 8 5 20 240 2 10 40 480 1.200 6.000 24.000 288.000 9 7 30 360 12 84 360 4.320 7.200 50.400 216.000 2.592.000 10 7 30 360 5 35 150 1.800 25.500 178.500 765.000 9.180.000

Total 62 258 3.096 58 374 1.564 18.768 96.850 644.500 736.000 32.290.800 Rata-rata 6,2 25,8 309,6 5,8 37,4 156,4 1.876,8 9.685 64.450 73.600 3.229.080

Page 86: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Lampiran 13. Biaya Penggunaan Bensin pada Pengolahan Susu Kedelai

Sampel

Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari)

Kebutuhan Minyak Bensin (L) Harga Minyak Bensin (Rp/L)

Total Harga Beli Bensin (Rp)

Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun

1 6 24 288 2 12 48 576 5.000 10.000 60.000 240.000 2.880.000 2 6 24 288 1 6 24 288 5.000 5.000 30.000 120.000 1.440.000 3 7 30 360 1,5 10,5 45 540 5.000 7.500 52.500 225.000 2.700.000 4 7 30 360 2 14 60 720 4.500 9.000 63.000 270.000 3.240.000 5 4 16 192 1 4 16 192 5.000 5.000 20.000 80.000 960.000 6 7 30 360 2,5 17,5 75 900 5.000 12.500 87.500 375.000 4.500.000 7 6 24 288 2 12 48 576 4.500 9.000 54.000 216.000 2.592.000 8 5 20 240 1 5 20 240 4.500 4.500 22.500 90.000 1.080.000 9 7 30 360 3 21 90 1080 5.000 15.000 105.000 450.000 5.400.000

10 7 30 360 1,5 10,5 45 540 5.000 7.500 52.500 225.000 2.700.000 Total 62 258 3.096 16,5 105,5 441 5.292 48.000 85.000 547.000 2.291.000 27.492.000 Rata-rata 6,2 25,8 309,6 1,65 10,55 44,1 529,2 4.800 8.500 54.700 229.100 2.749.200

Page 87: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Lampiran 14. Biaya Penggunaan Listrik pada Pengolahan Susu Kedelai

Sampel Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari)

Kebutuhan Kedelai (Kg) Biaya Penggunaan Listrik (Rp)

Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun 1 6 24 288 6 36 144 1.728 5.580 33.480 134.000 1.607.040 2 6 24 288 3 18 72 864 4.664 27.984 111.000 1.343.232 3 7 30 360 4 28 120 1.440 2.668 18.676 80.000 960.480 4 7 30 360 5 35 150 1.800 4.640 32.480 140.000 1.670.400 5 4 16 192 3 12 48 576 6.248 24.992 100.000 1.199.616 6 7 30 360 8 56 240 2.880 5.600 39.200 168.000 2.016.000 7 6 24 288 10 60 240 2.880 7.500 45.000 180.000 2.160.000 8 5 20 240 2 10 40 480 4.000 20.000 80.000 960.000 9 7 30 360 12 84 360 4.320 6.600 46.200 200.000 2.376.000 10 7 30 360 5 35 150 1.800 5.068 35.476 152.000 1.824.480

Total 62 258 3.096 58 374 1.564 18.768 52.568 644.500 1.346.000 16.117.248 Rata-rata 6,2 25,8 309,6 5,8 37,4 156,4 1.876,8 5.256,8 64.450 134.600 1.611.724,8

Page 88: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Lampiran 15. Perhitungan Jumlah dan Harga Output pada Pengolahan Susu Kedelai

Sampel Jumlah

Pemakaian Kedelai (Kg)

Bobot Output (Ons/Bungkus)

Jumlah Output

(Bungkus)

Total Bobot Output (Kg)

Jumlah Output per

Kg (Bungkus/Kg)

Harga Output

(Rp/Bungkus)

Harga Output per Kg (Rp/Kg)

1 6 1,5 150 22,5 7 2.000 14.000 2 3 1,3 84 10,92 8 1.500 12.000 3 4 1,5 104 15,6 7 2.000 14.000 4 5 1,5 100 15,0 7 1.500 10.500 5 3 2,0 69 13,8 5 2.000 10.000 6 8 1,2 200 24,0 8 1.500 12.000 7 10 1,5 250 37,5 7 2.000 14.000 8 2 1,5 52 7,8 7 2.000 14.000 9 12 1,5 300 45,0 7 2.000 14.000 10 5 2,0 125 25,0 5 2.500 12.500

Total 58 15,5 1434 217,12 68 19.000 127.000 Rata-rata 5,8 1,55 143,4 21,712 6,8 1.900 12.700

Page 89: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU … Nur.pdfUNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ... MSi dan Ibu Siti Khadijah, ... Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan

Lampiran 16. Jumlah Bahan Baku (Input) dan Output pada Pengolahan Susu Kedelai

Sampel Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari)

Input (Kg) Output (Kg)

Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun Hari Minggu Bulan Tahun 1 6 24 288 6 36 144 1.728 22,5 135 540 6.480 2 6 24 288 3 18 72 864 10,9 65,4 261,6 3.139 3 7 30 360 4 28 120 1.440 15,6 109,2 468 5.616 4 7 30 360 5 35 150 1.800 15,0 105 450 5.400 5 4 16 192 3 12 48 576 13,8 55,2 220,8 2.649,6 6 7 30 360 8 56 240 2.880 24,0 168 720 8.640 7 6 24 288 10 60 240 2.880 37,5 225 900 10.800 8 5 20 240 2 10 40 480 7,8 39 156 1.872 9 7 30 360 12 84 360 4.320 45,0 315 1.350 16.200

10 7 30 360 5 35 150 1.800 25,0 175 750 9.000 Total 62 258 3.096 58 374 1.564 18.768 217,12 1.391,8 5.816,4 69.796,6 Rata-rata 6,2 25,8 309,6 5,8 37,4 156,4 1.876,8 21,712 139,18 581,k64 6.979,66