higiene perusahaan

11
BAHAYA DI LINGKUNGAN KERJA MENURUT FAKTOR BIOLOGIS MATA KULIAH HIGIENE PERUSAHAAN Disusun Oleh : Putri Fitriani 23020113120001 Putri Retno Syafitri 2302-113120002 Ineke Putri 23020113120003 Bonita Sinayangsih A. 23020113120004 Ajeng Nur Hidayah 23020113120005 Katarina Vania S. 23020113120006 Septi Nur Wulandari 23020113120007 Anjasmara Bagas W. 23020113120028 Donni Trihendarto 23020113140056 PROGRAM STUDI S-1 TEKNOLOGI PANGAN JURUSAN PERTANIAN FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Upload: anjasmaratara

Post on 02-Feb-2016

35 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

bagian kebersihan dalam suatu perusahaan, memberi gambaran tingkat kebersihan dapat mempengaruhi beberapa aspek

TRANSCRIPT

Page 1: Higiene Perusahaan

BAHAYA DI LINGKUNGAN KERJA

MENURUT FAKTOR BIOLOGIS

MATA KULIAH HIGIENE PERUSAHAAN

Disusun Oleh :

Putri Fitriani 23020113120001

Putri Retno Syafitri 2302-113120002

Ineke Putri 23020113120003

Bonita Sinayangsih A. 23020113120004

Ajeng Nur Hidayah 23020113120005

Katarina Vania S. 23020113120006

Septi Nur Wulandari 23020113120007

Anjasmara Bagas W. 23020113120028

Donni Trihendarto 23020113140056

PROGRAM STUDI S-1 TEKNOLOGI PANGANJURUSAN PERTANIAN

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIANUNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG2015

PENGERTIAN FAKTOR BIOLOGIS

Page 2: Higiene Perusahaan

Bahaya faktor biologi atau biological hazard (biohazard) didefinisikan sebagai agen infeksius atau produk yang dihasilkan agen tersebut yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia. Sedangkan agen faktor biologi atau biological agent didefinisikan sebagai mikroorganisme, kultur sel, atau endoparasit manusia, termasuk yang sudah dimodifikasi secara genetic, yang dapat menyebabkan infeksi, reaksi alergi, atau menyebabkan bahaya dalam bentuk lain yang mengganggu kesehatan manusia. Biohazard dapat berefek pada manusia melalui kontak langsung dengan biological agent (e.g gigitan ular berbisa) atau lewat penularan melalui agen perantara. Bahaya biologi berasal dari keadaan alami lingkungan kerja itu sendiri. Keadaan alami tersebut terjadi karena adanya aktivitas makhluk hidup yang tumbuh dan berkembang di lingkungan kerja. Bahaya tersebut disebabkan oleh faktor-faktor biologi seperti insekta, fungi, virus, bakteri protozoa, jamur, cacing, kutu pinjal, hewan atau tumbuhan yang secara alami telah ada pada suatu lingkungan kerja. Selain itu, bahaya biologi juga dapat berasal dari sarana dan bahan pada lingkungan kerja.

JENIS PEKERJAAN YANG BERESIKO TERKENA BAHAYA BIOLOGIS

Faktor biologi penyakit akibat kerja sangat beragam jenisnya. Seperti pekerja di pertanian, perkebunan dan kehutanan termasuk di dalam perkantoran yaitu seperti indoor air quality, rata-rata berbagai penyakit disebabkan oleh virus, bakteri atau hasil dari pertanian contohnya tabakosis yang pekerja berhubungan dengan tembakau dan bagasosis pada pekerja yang menghirup debu-debu organic seperti pekerja gandum terdapat aspergiluus serta dipabrik gula. Akibat menghirup debu-debu organic dapat mengganggu kesehatan paru serta penyakit “grain asma” sporotrichosis adalah salah satu contoh penyakit akibat jamur. Banyak contoh lain seperti jamur kuku yang terjadi pada pekerja yang tempat kerjanya lembab, basah atau yang pekerja perkerjaanya merendam tangan atau kaki di air seperti pencuci. Faktor biologi juga dapat menular ke antar pekerja oleh karena itu perlu pencegahan dengan cara imunisasi, vaksinasi atau suntikan agar dapat menjaga kesehatan para pekerja.

Page 3: Higiene Perusahaan

Jenis pekerjaan yang beresiko terkena bahaya biologi diantaranya adalah:

- Di lingkungan berdebu (Pertambangan atau pabrik), di tempat kerja seperti ini, mikroorganisme yang mungkin ditemukan adalah bakteri penyebab penyakit saluran napas, seperti : Tbc, Bronchitis dan Infeksi saluran pernapasan lainnya seperti Pneumonia.

- Daerah peternakan terutama yang mengolah kulit hewan serta produk-produk dari hewan, penyakit-penyakit yang mungkin ditemukan di peternakan seperti ini misalnya : Anthrax yang penularannya melalui bakteri yang tertelan atau terhirup, Brucellosis, Infeksi Salmonella.

- Di laboratorium, para pekerja di laboratorium mempunyai risiko yang besar terinfeksi, terutama untuk laboratorium yang menangani organisme atau bahan-bahan yang megandung organisme pathogen.

- Di rumah sakit, terdapat banyak pasien dengan segala jenis penyakit dan cara penularan. Gangguan tersebut jelas mengancam jiwa dan dan kehidupan bagi para karyawan, pekerja, pasien maupun pengunjung yang ada dilingkungan rumah sakit.

- Di perkantoran, para pekerja di perkantoran seperti itu dapat berisiko mengidap penyakit seperti : Humidifier fever yaitu suatu penyakit pada saluran pernapasan dan alergi yang disebabkan organisme yang hidup pada air yang terdapat pada system pendingin.

Para pekerja dapat mengalami kontak dengan biohazard dalam beberapa macam keadaan: 

1. Intrinsik pada pekerjaan tertentu; e.g. pekerja konstruksi pada fasilitas pengolahan limbah beresiko terpapar infeksi bakteri) 

2. Insidental pada saat bekerja (bukan bagian dari aktivitas pekerjaan); e.g. pekerja yang menderita penyakit akibat mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi. 

Page 4: Higiene Perusahaan

3. Terjadi pada bagian tertentu dari pekerjaan; e.g. pekerja yang berpergian dari atau ke tempat endemic penyakit tertentu 

4. Tidak spesifik untuk pekerjaan; e.g. bakteri Legionella dapat tersebar dengan mudah di air dan tanah sehingga dapat menginfeksi beberapa macam pekerjaan, seperti petugas maintenance sistem pengairan dan pekerja kantoran dengan air-conditioner. 

KARAKTERISTIK BAHAYA BIOLOGIS

Karakteristik dari bahaya faktor biologi adalah dapat terjadi di lingkungan kerja manapun. Pada lingkungan kerja yang berhubungan dengan kesehatan, bahaya faktor biologi dapat terjadi melalui kontak tubuh seperti darah, jaringan, air liur, dahak, air seni dan feses karena unsur-unsur tersebut beresiko tinggi mengandung bakteri dan virus. Orang-orang yang bekerja dengan hewan atau produk hewan seperti susu, telur, dll juga diketahui dapat berpotensi sebagai infektan pada manusia, misalnya demam, flu burung ataupun alergi. Bahaya faktor biologi juga terdapat pada lingkungan kerja ketika pekerja di laboratorium seperti sel, jaringan, tanah, lumpur dan unsur-unsur tumbuhan, sampah organik, makanan, saluran air, dan limbah. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kapang dan khamir biasanya terdapat pada beberapa industri pengolahan dimana lingkungan kerja tersebut memiliki sistem kondisi udara dan kelembaban yang tinggi. Oleh karena itu, bahaya faktor biologi tersebut sangat luas sekali cakupannya dan bahaya resiko tersebut tidak selalu jelas. Karakteristik bahaya biologis adalah berasal dari agen infeksus atau produk yang dihasilkan agen tersebut yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia, dapat menyebabkan reaksi alergi atau iritasi atau dapat menyebabkan bahaya dalam bentuk lain yang mengganggu kesehatam manusia, serta efek dari bahaya ini dapat membesar saat jumlah agen penyebabnya bertambah (berkembangbiak).

Ada 5 jenis bahaya biologi yang menunjukkan sebagai sumber potensial transmisi bahaya biologi, yaitu kontak jasmani, termasuk diantaranya adalah darah, jaringan, air seni, feses, air liur dan ASI (Air Susu Ibu) yang mungkin mengandung bakteri dan virus. Kedua, hewan peliharaan, seperti sapi, domba, unggas, ikan dan hewan invertebrata, serta air senin dan feses yang dihasilkan. Selanjutnya produk hewani seperti bahan mentah dan daging matang, kulit, darah, susu dan telur. Kemudian budidaya laboratorium seperti budidaya jaringan hewan dan manusia, budidaya sel dan bakteri, serta. Yang terakhir bahaya limbah, saluran air dan tempah sampah.

Proses sanitasi yang dilakukan dengan tidak benar akan memungkinkan terdapat bakteri pathogen yang tumbuh di lingkungan kerja sehingga beresiko

Page 5: Higiene Perusahaan

terhadap pekerja. Kondisi kesehatan karyawan yang sedang sakit dapat menimbulkan penyebaran virus didalam lingkungan kerja, selain dapat menularkan penyakit terhadap karyawan lain. Lingkungan kerja yang bersih akan menciptakan keadaan lingkungan yang bebas dari adanya hewan-hewan penyebab kontaminasi, sehingga akan lebih menjamin kesehatan. Namun apabila lingkungan kerja kotor, maka akan memicu munculnya hewan penyebab penyakit seperti lalat dan nyamuk yang dapat menyebarkan sumber penyakit di lingkungan kerja. Makanan yang disimpan dengan cara yang tidak benar, misalnya dibiarkan terbuka terkena angin, maka akan menimbulkan cemaran pada makanan tersebut dan memicu tumbuhnya bakteri pathogen sehingga tidak aman untuk dikonsumsi.

Macam-macam penyebab bahaya biologi tersebut digolongan menjadi 3 jenis yaitu, pertama agen penyakit menular yang menyebabkan penyakit dapat diklasifikasikan berdasarkan ukuran, sifat dan ciri-ciri morfologinya (contoh: virus, bakteri, fungi dan protozoa). Kedua kontak langsung terhadap tumbuhan baik bagian-bagian tumbuhan maupun fungi dapat menyebabkan keracunan, sengatan, reaksi alergi dan kontak yang menyebabkian iritasi atau dermatitis (radang kulit yang menyebabkan gatal). Sedangkan, jamur sendiri dapat menyebabkan penyakit kulit seperti kurap, kadas, atau tinea yang mana sering terjadi pada profesi seperti atlit, personil militer di barak, pegawai gimnasium, praktik dokter hewan dan binatu (tukang cuci). Jenis fungi seperti kapang dan khamir dapat menyebabkan alergi seperti hipersensitivitas, atau asma pada pekerja ladang dan pekerja pengolah makanan. Penyerapan racun tumbuhan juga dapat terjadi, sebagai contoh adalah penyakit green tobacco pada pekerja tanaman tembakau. Ketiga dari binatang liar alam atau domestik (misalnya Babesiosis, penyakit Lyme, wabah, tularaemia, West Nile virus dan Ross River virus). Bentuk lain dari penularan zoonosis termasuk yang disebabkan oleh bakteri (misalnya leptospirosis, brucellosis dan anthrax) atau virus (misalnya kelelawar lyssavirus). Ada pula berbagai pekerja terutama yang bekerja di luar ruangan berpotensi berisiko envenomation oleh hewan melata yang berbisa (misalnya ular, laba-laba dan kalajengking) atau hewan air (misalnya ikan penyengat, ubur-ubur, ikan pari dan ular laut). Kelompok kerja yang mungkin terkena dampaknya adalah pada pekerja pertanian, personil militer, pekerja kehutanan, penyelam, nelayan dan pekerja kebun binatang.

EFEK BAHAYA BIOLOGIS

1. Efek bahaya biologi dari hewan

Binatang pengganggu seperti serangga, tikus, kecoa, lalat, dan lainnya dapat berpotensi sebagai sumber penyebab penyakit bagi mereka yang bekerja di lingkungan perkantoran atau instansi kesehatan seperti rumah sakit. Adanya hewan-hewan tersebut dipicu oleh kurangnya kebersihan lingkungan kerja.

Page 6: Higiene Perusahaan

2. Efek bahaya biologis dari jamur

Mikroorganisme yang berasal dari dalam ruangan misalnya serangga, bakteri, kutu binatang peliharaan, jamur. Mikroorganisme yang tersebar di dalam ruangan dikenal dengan istilah bioaerosol. Dari lingkungan luar dapat berupa jamur yang berasal dari organisme yang membusuk, tumbuh-tumbuhan yang mati dan bangkai binatang. Kontaminasi yang berasal dari dalam ruang yaitu kelembaban antara 25-75%, spora jamur akan meningkat dan terjadi kemungkinan peningkatan pertumbuhan jamur.

3. Efek bahaya biologis dari tanaman

Bekerja dengan tanaman  dapat menyebabkan beberapa gangguan pernafasan. Pneumonitis hipersensitif adalah masalah yang jarang namun serius yang disebabkan oleh paparan berulang terhadap gandum atau jerami yang terkontaminasi jamur. Akibatnya, kantung udara paru-paru menjadi meradang dan bisa menjadi jaringan parut. Beberapa penelitian melaporkan petani juga lebih sering terserang batuk dan sesak dada. Selain itu, alga yang tumbuh di dekat tempat seperti kolam atau danau yang terdapat pada sekitar lingkungan kerja dapat masuk ke dalam ruangan kerja melalui hembusan angin yang juga dapat menyebabkan iritasi atau gangguan pernapasan, gangguan kulit, gangguan pencernaan, gangguan neurotoksik dan lain-lain.

Beberapa bahaya yang dapat didapat dari adanya bahaua biologis adalah penyakit yang dapat hinggap di tubuh pekerja, antara lain:

- Tetanus, merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kontaminasi luka dari bakteri hidup di tanah. Umumnya tetanus banyak menyerang pekerja yang bekerja pada lahan pertanian sedang terluka dan bekerja tanpa mengenakan perlengkapan yang melindungi luka.

- Leptospirosis, penyakit akibat bakteri Leptospira sp. yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya, yang dapat menyebabkan infeksi akut, radang ginjal, anemia, radang hati, dan keguguran.

- Legionnaire, penyakit yang disebabkan oleh bakteri Legionella pneumophilla. Penularan penyakit ini berhubungan dengan terjadinya microbial aerosol yang berasal dari menara pendingin yang biasanya digunakan untuk mendinginkan air panas. Kasus penyakit ini banyak ditemukan pada sistem distribusi air di rumah sakit. Pekerja yang berisiko dalam hal ini adalah pekerja yang bekerja di rumah sakit dan menggunakan air dari sistem distribusi rumah sakit yang mengandung bakteri tersebut.

- Hepatitis, hepatitis B merupakan salah satu faktor resiko gangguan kesehatan yang ditularkan dengan kontak melalui cairan tubuh. Sedankan untuk virus Hepatitis C tergantung pada frekuensi terkena darah atau produk darah dan termasuk dengan cara tertusuk jarum suntik.

Page 7: Higiene Perusahaan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sarana untuk Produktivitas. International Labour Organization, Indonesia. http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-jakarta/documents/publication/wcms_237650.pdf di akses jam 15.41 tanggal 3 oktober 2015.

Corie, I.P.2005.Pengaruh kualitas udara dalam ruangan ber-AC terhadap gangguan kesehatan.Jurnal Kesehatan Lingkungan 2(1):160-169.

Ekowati, A.D. 2009. Upaya pengendalian factor bahaya biologi di instalasi rawat inap I bagian penyakit dalam RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Thesis. Universitas Negeri Sebelas Maret.

Fitria, L.2008. Kualitas Udara dalam Ruang Perpustakaan Universitas X ditinjau dari Kualitas Biologi, Fisik dan Kimiawi.Makara Kesehatan 2(12):77-83.

Jeyaratnam, J. dan D. Koh. 1996. Buku Ajar Praktik Kedokteran Indonesia. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Kepmenkes RI, 2007. Pedoman Manajemen K3 di Rumah Sakit. Jakarta, Menkes.

Lindell, M. K., C. Prater, dan R. W. Perry. 2007. Wiley Pathways Introduction to Emergency Management. John Wiley and Sons, Inc., Hoboken.

Newman, M. G. 2012. Biological Hazards in HaSPA (Health and Safety Professionals Alliance). The Core Body of Knowledge for Generalist OHS Professionals. Tullamarine, VIC. Safety Institute of Australia.

Nusa I. S., R. Marsidi. 2005. Mikroorganisme Patogen dan Parasit di dalam Air Limbah Domestik serta Alternatif Teknologi Pengolahan. JAI. 1(1) : 65-81.

Rikawati, et al.,2013. Analisis Faktor Bahaya Lingkungan Kerja Biologis,Ergonomi dan Psikologis Pada Proses Pembuatan Produk Minuman “Teh Botol Sosro” di PT Sinar Sosro. Paper Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.

Romy W., Purnamasari I. 2012. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil tentang Manfaat Imunisasi Toxsoid di Desa Tambusai Tengah Wilayah Kerja Puskesmas Tambusai Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Ilmiah Kebidanan. 3(2):89-99

Page 8: Higiene Perusahaan

Rusli Mustar.2008. Pengaruh Kebisingan Dan Getaran Terhadap Perubahan Tekanan Darah Masyarakat Yang Tinggal Di Pinggiran Rel Kereta Api Lingkungan Xiv Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2008.Managemen Kesehatan Lingkungan Industri.USU, Sumatera Utara

Safe Work Australia. 2011. National Hazard Exposure Worker Surveillance: Exposure to Biological Hazards and The Provision of Controls Against Biological Hazard in Australian Workplaces.(http://www.safeworkaustralia.gov.au/swa/AboutUs/Publications/2008ResearchReports.htm). Diakses 3 Oktober 2015.