prinsip dasar higiene industri

26
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan kerja merupakan hak semua pekerja. Kesehatan lingkungan kerja sering kali dikenal juga dengan istilah Higiene Industri atau Higiene Perusahaan. Tujuan utama dari Higien Perusahan dan Kesehatan Kerja adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Selain itu Kegiatannya bertujuan agar tenaga kerja terlindung dari berbagai macam resiko akibat lingkungan kerja diantaranya melalui pengenalan, evaluasi, pengendalian dan melakukan tindakan perbaikan yang mungkin dapat dilakukan. Melihat risiko bagi tenaga kerja yang mungkin dihadapi di lingkungan kerjanya, maka perlu adanya personil di lingkungan industri yang mengerti tentang hygiene industri dan menerapkannya di lingkungan kerjanya. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana prinsip dasar hygiene industry? 2. Apa pengertian dan ruang lingkup hygiene industry? 3. Bagaimanakah profesi sebagai industrial hygienist? 4. Bagaimana kode etik profesinya? c. Tujuan 1. Untuk mengetahui prinsip dasar hygiene industry Page 1

Upload: muhammad-zulma-indra

Post on 24-Oct-2015

2.547 views

Category:

Documents


186 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prinsip Dasar Higiene Industri

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan kerja merupakan hak semua pekerja. Kesehatan lingkungan kerja sering kali

dikenal juga dengan istilah Higiene Industri atau Higiene Perusahaan. Tujuan utama dari Higien

Perusahan dan Kesehatan Kerja adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif.

Selain itu Kegiatannya bertujuan agar tenaga kerja terlindung dari berbagai macam resiko akibat

lingkungan kerja diantaranya melalui pengenalan, evaluasi, pengendalian dan melakukan

tindakan perbaikan yang mungkin dapat dilakukan. Melihat risiko bagi tenaga kerja yang

mungkin dihadapi di lingkungan kerjanya, maka perlu adanya personil di lingkungan industri

yang mengerti tentang hygiene industri dan menerapkannya di lingkungan kerjanya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana prinsip dasar hygiene industry?

2. Apa pengertian dan ruang lingkup hygiene industry?

3. Bagaimanakah profesi sebagai industrial hygienist?

4. Bagaimana kode etik profesinya?

c. Tujuan

1. Untuk mengetahui prinsip dasar hygiene industry

2. Untuk mengetahui pengertian dan ruang lingkup hygiene industry

3. Untuk mengetahui profesi industrial hygienist

4. Untuk mengetahui kode etik profesi hygiene

Page 1

Page 2: Prinsip Dasar Higiene Industri

BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip Dasar Higiene Industri

I. Filosofi

Sebelum abad kedelapan belas (yaitu sebelum tahun 1911), konsep–konsep tentang

keselamatan dan kersehatan kerja belum terjamah , dan diterima secara luas dalam tahun–tahun

perang dunia. Organisasi keselamatan kerja pertama didunia diketemukan di Perancis pada tahun

1867, yang diiukti oleh Jerman pada tahun 1884, Belgia pada tahun 1890, dan Inggris pada tahun

1914–1918 selama perang, di Amerika Serikat didirikan pada tahun 1900. Pada 1939 organisasi

profesi higiene industri didirikan ‘’ American Industrial Hygiene Association (AIHA)’’, tahun

1946 didirikan organisasi yang menangani tentang kesehatan kerja dan dampak di lingkungan

kerja American Conference of Governmental Industrial Hygienists ACGIH), dan tahun 1959

AIHA dan ACGIH, mendirikan Dewan Industri “ American Board of Industrial Hygiene

(ABIH)” organisasi professional yang keanggotan bersifat sukarela. kualifikasi hygienists

industri, praktiksi higiene industri, dan yang telah memenuhi standar profesional yang ditetapkan

oleh Dewan Direksi.

Adapun dari setiap afiliasi profesional lainnya, ABIH Kode Etik (Kode) berlaku untuk:

masing-masing individu bersertifikat oleh ABIH sebagai Certified Industrial Higiene (CIH) atau

Certified Associate Higiene Industri (CAIH) (certificants), dan, masing-masing individu mencari

ABIH sertifikasi (calon). Dengan didirikan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), adalah

suatu badan yang bukan saja untuk pertukaran informasi untuk kepentingan keselamatan kerja,

tetapi juga berupa kegiatan-kegiatan untuk memberikan sumbangan terhadap penurunan jumlah

kecelakaan .

II.Prinsip Dasar Higiene Industri

Higiene industry, adalah perpanduan ilmu (science) dan seni (art), dalam usaha

mengantisipasi, pengenalan/rekoknisi, evaluasi dan mengontrol faktor-faktor lingkungan yang

Page 2

Page 3: Prinsip Dasar Higiene Industri

timbul di/dari tempat kerja, yang mungkin mengakibatkan sakit, gangguan kesehatan atau rasa

kenyamanan dan menyebabkan menurunnya efisiensi kerja diantara para pekerja.

Kesehatan kerja ,menurut defenisi bersama antara “ ILO & WHO “ berisikan hal-hal

sebagi berikut :

(a) meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setingginya baik jasmani,

rohani, maupun sosial tenaga kerja dalam semua jabatan atau lapangan kerja.

(b) mencegah timbulnya gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh kondisi kerja

(c) melindungi tenaga kerja dalam pekerjaan terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh

pekerjaan.,

(d) menempatkan tenaga kerja dalam suatu lingkungan kerja yang sesuai dengan faal

badan dan rohaninya .

Keselamatan kerja , menurut America Society of safety and Engineering (ASSE)

diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang

ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja, dan (sesuai UU No.1 tahun 1970 ), adalah

keselamatan yang bertalian dengan mesin/alat, bahan baku, lingkungan tempat kerja, serta cara

melakuakan pekerjaan, yang bebas dari interaksi

Lingkungan Kerja : Area / ruang yang dipergunakan untuk aktivitas industri antara lain :

tempat/ ruang kerja, ruang/ tempat penyimpanan bahan baku hasil produksi, ruang/ tempat proses

berikut, dan semua benda-benda di sekitarnya, mesin dan bahan baku. Faktor-Faktor Lingkungan

Kerja adalah unsur-unsur dari lingkungan kerja yang dapat mengakibatkan sakit, gangguan

kesehatan, ketidak nyamanan dan keselamatan dalam bekerja, sehinga mengakibatkan efisiensi

kerja menurun. Faktor-faktor lingkungan kerja yaitu, unsur fisika, kimia, biologi, dan ergonomi .

Nilai Ambang Batas (NAB) adalah kadar suatu substansi dalam udara/tempat kerja yang

merupakan pedoman pengendalian, agar tenaga kerja masih dapat menghadapinya dengan tidak

mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan atau kenikmatan kerja dalam pekerjaan sehari-

hari untuk waktu tidak boleh lebih 8 jam sehari atau 40 jam seminggu.

TLV (Threshold Limit Values), adalah kosentrasi air bone dari suatu subtansi

diudara/tempat kerja yang mana memapar tenaga kerja selama jam kerja secara berulang-ulang

setiap hari kerja, dianggap tidak menimbulkan dampak

Page 3

Page 4: Prinsip Dasar Higiene Industri

TLV- TWA (Time Weigthed Average) adalah kosentrasi rata-rata dari substansi

diudara/tempat kerja yang mana memapar para pekerja selama jam kerja, 8 jam per hari 40 jam

per minggu, dianggap tidak menimbulkan dampak. ..

B. Pengertian dan Ruang Lingkup

HI adalah ilmu dan seni untuk memelihara kesehatan melalui Pengenalan, penilaian,

pengawasan terhadap penyebab –penyebab lingkungan dan sumber sumber penyakit (potensial

hazard), Dan perancangan peniadaan atau pengawasan . (Patty Frank A : Preface Industrial

Hygiene and Toxicologi , Volume 1. New York Interscience Publisher, Inc, 1948, P.VI)

H Perusahaan : adalah spesialisasi dalam higene beserta prakteknya Yang dengan

mengadakan penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit dalam lingkungan kerja dan

perusahaan melalui pengukuran yang hasilnya dipergunakan untuk dasar tindakan korektif

kepada lingkungan , bila perlu pencegahan agar tenaga kerja dan masyarakat sekitar suatu

perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja serta dimungkinkan mengecap derajat kesehatan

yg optimal.JELAS, sifat-sifat Higiene Perusahaan : Sasaran adalah lingkungan kerja dan bersifat

teknik.(Suma’mur P.K: Higiene perusahaan dan kesehatan Kerja, Jakarta, PT Gunung Agung,

1975, hal.1).

Object dari HI adalah melindungi kesehatan tenaga kerja di Tempat Kerja, Disamping itu

juga melindungi tenaga kerja dari penyakit-penyakit Industri. Ruang Lingkup HI :

Lingkungan Kerja,

Kepadatan yg berlebihan

Jam Kerja

Masa Istirahat

Rotasi Kerja

Tenaga Kerja anak & Wanita

Ganti Rugi

Pelayanan

Pemeriksaan Fisik

Personal Hygiene, Kes. Jiwa

(Rosenau, M.J. Preventive Medicine and Hygiene , 6 th ed New York Appleteon

Century, 1935, p. 1261).

Page 4

Page 5: Prinsip Dasar Higiene Industri

Ruang lingkup hygiene industry merupakan sekuen atau urutan langkah atau metode

dalam implementasi HI,dimana urutan tidak bisa dibolak balik dan merupakan suatu siklus yang

tidak berakhir (selama aktivitas industry berjalan).

Ruang lingkup hygiene industry terdiri dari :

1) Antisipasi

Antisipasi merupakan kegiatan untuk memprediksi potensi bahaya dan risiko di tempat

kerja. Tahap awal dalam melakukan atau penerapan higiene industri di tempat kerja. Adapun

tujuan dari anntisipasi adalah :

Mengetahui potensi bahaya dan risiko lebih dini sebelum muncul menjadi bahaya dan

risiko yang nyata

Mempersiapkan tindakan yang perlu sebelum suatu proses dijalankan atau suatu area

dimasuki

Meminimalisasi kemungkinan risiko yang terjadi pada saat suatu proses dijalankan atau

suatu area dimasuki

Langkah-langkah dalam antisipasi yaitu :

Pengumpulan Informasi

Melalui studi literature

Mempelajari hasil penelitian

Dokumen-dokumen perusahaan

Survey lapangan

Analisis dan diskusi

Diskusi dengan pihak terkait yang kompeten

Pembuatan Hasil

Yang dihasilkan dari melakukan antisipasi adalah daftar potensi bahaya dan risiko yangndapat

dikelompokkan:

Berdasarkan lokasi atau unit

Berdasarkan kelompok pekerja

Berdasarkan jenis potensi bahaya

Berdasarkan tahapan proses produksi dll

2) Rekognisi

Page 5

Page 6: Prinsip Dasar Higiene Industri

Rekognisis merupakan serangkaian kegiatan untuk mengenali suatu bahaya lebih detil

dan lebih komprehensif dengan menggunakan suatu metode yang sistematis sehingga dihasilkan

suatu hasil yang objektif dan bias dipertanggung jawabkan. Di mana dalam rekognisi ini kita

melakukan pengenalan dan pengukuran untuk mendapatkan informasi tentang konsentrasi, dosis,

ukuran (partikel), jenis, kandungan atau struktur, sifat, dll .

Adapun tujuan dari rekognisi adalah :

o Mengetahui karakteristik suatu bahaya secara detil (sifat, kandungan, efek, severity,

pola pajanan, besaran)

o Mengetahui sumber bahaya dan area yang berisiko

o Mengetahui pekerja yang berisiko

3) Evaluasi

Pada tahap penilaian/evaluasi lingkungan, dilakukan pengukuran, pengambilan sampel

dan analisis di laboratorium. Melalui penilaian lingkungan dapat ditentukan kondisi lingkungan

kerja secara kuantitatif dan terinci, serta membandingkan hasil pengukuran dan standar yang

berlaku, sehingga dapat ditentukan perlu atau tidaknya teknologi pengendalian, ada atau tidaknya

korelasi kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan lingkungannya , serta sekaligus

merupakan dokumen data di tempat kerja.

Tujuan pengukuran dalam evaluasi yaitu :

Untuk mengetahui tingkat risiko

Untuk mengetahui pajanan pada pekerja

Untuk memenuhi peraturan (legal aspek)

Untuk mengevaluasi program pengendalian yang sudah dilaksanakan

Untuk memastikan apakah suatu area aman untuk dimasuki pekerja

Mengetahui jenis dan besaran hazard secara lebih spesifik

4) Pengontrolan

Ada 6 tingkatan Pengontrolan di Tempat Kerja yang dapat dilakukan:

Eliminasi : merupakan upaya menghilangkan bahaya dari sumbernya serta menghentikan

semua kegiatan pekerja di daerah yang berpotensi bahaya.

Page 6

Page 7: Prinsip Dasar Higiene Industri

Substitusi : Modifikasi proses untuk mengurangi penyebaran debu atau asap, dan

mengurangi bahaya, Pengendalian bahaya kesehatan kerja dengan mengubah beberapa

peralatan proses untuk mengurangi bahaya, mengubah kondisi fisik bahan baku yang

diterima untuk diproses lebih lanjut agar dapat menghilangkan potensi bahayanya.

Isolasi : Menghapus sumber paparan bahaya dari lingkungan pekerja dengan

menempatkannya di tempat lain atau menjauhkan lokasi kerja yang berbahaya dari

pekerja lainnya, dan sentralisasi kontrol kamar,

Engineering control : Pengendalian bahaya dengan melakukan modifikasi pada faktor

lingkungan kerja selain pekerja

- Menghilangkan semua bahaya-bahaya yang ditimbulkan.,

- Mengurangi sumber bahaya dengan mengganti dengan bahan yang kurang berbahaya,

- Proses kerja ditempatkan terpisah,

- Menempatan ventilasi local/umum.

- Administrasi control: Pengendalian bahaya dengan melakukan modifikasi pada

interaksi pekerja dengan lingkungan kerja

- Pengaturan schedule kerja atau meminimalkan kontak pekerja dengan sumber bahaya

- Alat Pelindung Diri (APD), Ini merupakan langkah terakhir dari hirarki pengendalian.

Jenis-jenis alat pelindung diri

Alat pelindung diri diklasifikasikan berdasarkan target organ tubuh yang

berpotensi terkena resiko dari bahaya.

- Mata

Sumber bahaya: cipratan bahan kimia atau logam cair, debu, katalis powder,

proyektil, gas, uap dan radiasi. APD: safety spectacles, goggle, faceshield, welding

shield.

-Telinga

Sumber bahaya: suara dengan tingkat kebisingan lebih dari 85 dB.

APD: ear plug, ear muff, canal caps.

- Kepala

Sumber bahaya: tertimpa benda jatuh, terbentur benda keras, rambut terlilit benda

berputar. APD: helmet, bump caps.

- Pernapasan

Page 7

Page 8: Prinsip Dasar Higiene Industri

Sumber bahaya: debu, uap, gas, kekurangan oksigen (oxygen defiency).

APD: respirator, breathing apparatus

- Tubuh

Sumber bahaya: temperatur ekstrim, cuaca buruk, cipratan bahan kimia atau

logam cair, semburan dari tekanan yang bocor, penetrasi benda tajam, dust

terkontaminasi.

APD: boiler suits, chemical suits, vest, apron, full body suit, jacket.

- Tangan dan Lengan

Sumber bahaya: temperatur ekstrim, benda tajam, tertimpa benda berat, sengatan

listrik, bahan kimia, infeksi kulit. APD: sarung tangan (gloves), armlets, mitts.

- Kaki

Sumber bahaya: lantai licin, lantai basah, benda tajam, benda jatuh, cipratan

bahan kimia dan logam cair, aberasi. APD: safety shoes, safety boots, legging, spat.

Faktor lingkungan kerja yang dapat menimbulkan bahaya di tempat kerja(occupational

health hazards) adalah bahaya faktor fisika, bahaya faktor kimia, factor biologi, factor ergonomic

dan factor psikologi.

1. Bahaya Fisik :

Bahaya faktor fisika meliputi : kebisingan, pencahayaan, iklim kerja/tekanan panas,

getaran, radiasi dsb

- Kebisingan

Kebisingan mempengaruhi kesehatan antara lain dapat menyebabkan kerusakan pada

indera pendengaran sampai kepada ketulian. Dari hasil penelitian diperoleh bukti

bahwa in tensitas bunyi yang dikategorikan bising dan yang mempengaruhi

kesehatan (pendengaran) adalah diatas 60 dB. Oleh sebab itu para karyawan yang

bekerja di pabrik dengan intensitas bunyi mesin diatas 60 dB maka harus dilengkapi

dengan alat pelindung (penyumbat) telinga guna mencegah gangguan pendengaran.

Disamping itu kebisingan juga dapat mengganggu komunikasi.

- Penerangan atau pencahayaan

Penerangan yang kurang di lingkungan kerja bukan saja akan menambah beban kerja

karena mengganggu pelaksanaan pekerjaan tetapi juga menimbulkan kesan kotor.

Page 8

Page 9: Prinsip Dasar Higiene Industri

Oleh karena itu penerangan dalam lingkungan kerja harus cukup untuk menimbulkan

kesan yang higienis. Disamping itu cahaya yang cukup akan memungkinkan pekerja

dapat melihat objek yang dikerjakan dengan jelas dan menghindarkan dari kesalahan

kerja. Akibat dari kurangnya penerangan di lingkungan kerja akan menyebabkan

kelelahan fisik dan mental bagi para karyawan atau pekerjanya. Gejala kelelahan

fisik dan mental ini antara lain sakit kepala (pusing-pusing), menurunnya

kemampuan intelektual, menurunnya konsentrasi dan kecepatan berpikir. Disamping

itu kurangnya penerangan memaksa pekerja untuk mendekatkan matanya ke objek

guna memperbesar ukuran benda.

Untuk mengurangi kelelahan akibat dari penerangan yang tidak cukup dikaitkan

dengan objek dan umur pekerja ini dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :

Perbaikan kontras dimana warna objek yang dikerjakan kontras dengan latar

belakang objek tersebut. Misalnya cat tembok di sekeliling tempat kerja harus

berwarna kontras dengan warna objek yang dikerjakan.

Meningkatkan penerangan, sebaiknya 2 kali dari penerangan diluar tempat kerja.

Disamping itu di bagian-bagian tempat kerja perlu ditambah dengan dengan

lampu-lampu tersendiri.

Pengaturan tenaga kerja dalam shift sesuai dengan umur masing-masing

tenagakerja. Misalnya tenaga kerja yang sudah berumur diatas 50 tahun tidak

diberikan tugas di malam hari.

- Getaran

Getaran mempunyai parameter yang hampir sama dengan bising seperti:

frekuensi, amplitudo, lama pajanan dan apakah sifat getaran terus menerus atau

intermitten.Metode kerja dan ketrampilan memegang peranan penting dalam memberikan

efek yang berbahaya. Pekerjaan manual menggunakan “powered tool” berasosiasi dengan

gejala gangguan peredaran darah yang dikenal sebagai ” Raynaud’s phenomenon ” atau ”

vibration-induced white fingers”(VWF).

Peralatan yang menimbulkan getaran juga dapat memberi efek negatif pada sistem

saraf dan sistem musculo-skeletal dengan mengurangi kekuatan cengkram dan sakit

tulang belakang.

Page 9

Page 10: Prinsip Dasar Higiene Industri

2. Bahaya Kimia

Bahaya faktor kimia meliputi korosi,debu Pb, NOx, NH3, CO, dsb.

- Korosi

Bahan kimia yang bersifat korosif menyebabkan kerusakan pada permukaan tempat

dimana terjadi kontak. Kulit, mata dan sistem pencernaan adalah bagain tubuh yang

paling umum terkena. Contoh : konsentrat asam dan basa , fosfor.

- Iritasi

Iritasi menyebabkan peradangan pada permukaan di tempat kontak. Iritasi kulit bisa

menyebabkan reaksi seperti eksim atau dermatitis. Iritasi pada alat-alat pernapasan

yang hebat dapat menyebabkan sesak napas, peradangan dan oedema ( bengkak )

Contoh : Kulit ( asam, basa,pelarut, minyak), Pernapasan : aldehydes, alkaline dusts,

amonia, nitrogen dioxide, phosgene, chlorine ,bromine, ozone.

- Racun Sistemik

Racun sistemik adalah agen-agen yang menyebabkan luka pada organ atau sistem tubuh.

Contoh :

Otak : pelarut, lead,mercury, manganese

Sistem syaraf peripheral : n-hexane,lead,arsenic,carbon disulphide

Sistem pembentukan darah : benzene,ethylene glycol ethers

Ginjal : cadmium,lead,mercury,chlorinated hydrocarbons

Paru-paru : silica,asbestos, debu batubara ( pneumoconiosis )

3. Faktor biologi

Dimana pun Anda bekerja dan apa pun bidang pekerjaan Anda, faktor biologi merupakan

salah satu bahaya yang kemungkinan ditemukan ditempat kerja. Maksudnya faktor biologi

eksternal yang mengancam kesehatan diri kita saat bekerja. Namun demikian seringkali luput

dari perhatian, sehingga bahaya dari faktor ini tidak dikenal, dikontrol, diantisipasi dan

cenderung diabaikan sampai suatu ketika menjadi keadaan yang sulit diperbaiki. Faktor biologi

ditempat kerja umumnya dalam bentuk mikro organisma sebagai berikut :

Bakteri : Bakteri mempunyai tiga bentuk dasar yaitu bulat (kokus), lengkung dan batang

(basil). Banyak bakteri penyebab penyakit timbul akibat kesehatan dan sanitasi yang buruk,

makanan yang tidak dimasak dan dipersiapkan dengan baik dan kontak dengan hewan atau orang

Page 10

Page 11: Prinsip Dasar Higiene Industri

yang terinfeksi. Contoh penyakit yang diakibatkan oleh bakteri : anthrax, tbc, lepra, tetanus,

thypoid, cholera, dan sebagainya

Virus : Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16 – 300 nano meter. Virus

tidak mampu bereplikasi, untuk itu virus harus menginfeksi sel inangnya yang khas. Contoh

penyakit yang diakibatkan oleh virus : influenza, varicella, hepatitis, HIV, dan sebagainya.

Jamur : Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni, tetapi berbentuk lebih komplek

karena berupa multi sel. Mengambil makanan dan nutrisi dari jaringan yang mati dan hidup dari

organisme atau hewan lain.

Mikroorganisme penyebab penyakit di tempat kerja

Beberapa literatur telah menguraikan infeksi akibat organisme yang mungkin ditemukan di

tempat kerja, diantaranya :

Daerah pertanian :

Lingkungan pertanian yang cenderung berupa tanah membuat pekerja dapat terinfeksi

oleh mikroorganisme seperti : Tetanus, Leptospirosis, cacing, Asma bronkhiale atau

keracunan Mycotoxins yang merupakan hasil metabolisme jamur.

Di lingkungan berdebu (Pertambangan atau pabrik) :

Di tempat kerja seperti ini, mikroorganisme yang mungkin ditemukan adalah bakteri

penyebab penyakit saluran napas, seperti : Tbc, Bronchitis dan Infeksi saluran pernapasan

lainnya seperti Pneumonia.

Daerah peternakan : terutama yang mengolah kulit hewan serta produk-produk dari

hewan. Penyakit-penyakit yang mungkin ditemukan di peternakan seperti ini misalnya :

Anthrax yang penularannya melalui bakteri yang tertelan atau terhirup, Brucellosis,

Infeksi Salmonella.

Di Laboratorium : Para pekerja di laboratorium mempunyai risiko yang besar terinfeksi,

terutama untuk laboratorium yang menangani organisme atau bahan-bahan yang

megandung organisme pathogen

Di Perkantoran : terutama yang menggunakan pendingin tanpa ventilasi alami. Para

pekerja di perkantoran seperti itu dapat berisiko mengidap penyakit seperti : Humidifier

fever yaitu suatu penyakit pada saluran pernapasan dan alergi yang disebabkan organisme

yang hidup pada air yang terdapat pada system pendingin, Legionnaire disease penyakit

Page 11

Page 12: Prinsip Dasar Higiene Industri

yang juga berhubungan dengan sistem pendingin dan akan lebih berbahaya pada pekerja

dengan usia lanjut.

4. Faktor ergonomic

Faktor bahaya fisologis adalah potensi bahaya yang berasal atau disebabkan oleh

penerapan ergonomic yang tidak baik atau tidak sesuai dengan norma – norma ergonomic yang

berlaku, dalam melakukan pekerjaan serta peralatan kerja, termasuk sikap dan cara kerja yang

tidak sesuai, pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja yang tidak sesuai dengan

kemampuan pekerja atau ketidakserasian antara manusia dan mesin.

5. factor psikososial

Factor psikososial adalah potensi bahaya psikososial yang ditimbulkan oleh kondisi aspek

– aspek psikologis ketenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian, seperti

: penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi,

temperamen, atau pendidikannya, system seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai,

kurangnya keterampilan tenaga kerja dlam melakukan pekerjaannya

C. Profesi Industrial Hygienist

Seorang Industrial hygienist adalah detektif, sebab kita diharuskan mengetahui informasi

lebih mengenai bahaya-bahaya di dalam tempat kerja. Monitor lingkungan kerja dan

menganalisa metodenya yang nanti digunakan untuk menganalisa dampaknya terhadap pekerja

yang terpajan.

Yang dapat dilakukan oleh seorang Industrial Hygienist adalah menerapkan ilmu Medical

Scientist, Detective, dan Engineer. Pengetahuan yang luas mengenai ilmu kesehatan sangat

membantu seorang Industrial Hygienist dalam memandang permasalahan di tempat kerja.

Analisa bahaya di tempat kerja merupakan tahap pertama terpenting dari seorang

Industrial Hygienist untuk mengetahui potensi bahaya di tempat kerja terhadap pekerja.

Pengenalan lapangan kerja yang merupakan daerah tanggung jawab Kita harus dikontrol setiap

waktu, sehingga perubahan-perubahan yang terjadi di area kerja dapat termonitor setiap saat.

Dalam memonitor lingkungan kerja, selain lingkungan fisik, perlu juga dilakukan

monitoring terhadap para pekerja dengan melakukan interview untuk menanyakan apakah ada

Page 12

Page 13: Prinsip Dasar Higiene Industri

isu-isu kesehatan yang terjadi di areanya. Sebelumnya kita harus memberikan informasi

kedatangan Kita kepada Foreman atau Supervisor yang berwenang di area tersebut. Sehingga

apabila ditemukan hal-hal yang substandard bisa dilakukan klarifikasinya kepada mereka. Ini

dilakukan agar tidak terjadi kesalahan informasi antara kondisi lapangan dengan keterangan dari

mereka.

Selama proses menganalisa seorang Industrial Hygienist melakukan:

Mengidentifikasi bahaya-bahaya yang mungkin dapat terjadi, permasalahan-

permasalahan kerja serta resikonya. Menganalisa kondisi-kondisi yang dapat diukur

untuk mencari permasalan yang timbul.

Mengembangkan strategi sampling dan menggunakan peralatan-peralatan sampling yang

dimiliki untuk mengukur seberapa besar sumber bahaya di tempat kerja.

Melakukan pengamatan terhadap bagaimana dampak sumber-sumber bahaya kimia dan

fisika dapat mempengaruhi kesehatan pekerja dengan melakukan pengukuran.

Membandingkan hasil sampling dengan standart atau petunjuk yang relevan untuk

menentukkan apakah pengontrolan khusus diperlukan.

Setiap tempat kerja tentunya memiliki bahaya-bahaya yang dapat mengancam kesehatan

dan keselamatan pekerja dalam waktu singkat maupun jangka panjang. Tugas seorang IH adalah

memastikan pekerja terbebas dari bahaya-bahaya yang ada di tempat kerja.

Bahaya-bahaya yang ada di tempat kerja dalam scoop IH dapat dibagi menjadi:

1. Bahaya Fisik : Kebisingan, Temperature ekstrim (Heat Stress), Vibrasi (HAV/WBV), dll

2. Bahaya Kimia: Dust, Vapor, Mist, Fume, Asbestos, dll

3. Bahaya Radiasi : Non-ionizing radiation, IR, RF, dll

4. Ergonomi : Working position, ilumination, dll

5. Bahaya Biologi : Jamur,bakteri, virus, dll

6. Bahaya Psikologis

Dari ke enam bahaya-bahaya tersebut, seorang IH ditantang untuk mengevaluasi dan

mengendalikan secara profesional. Oleh karena itu terkadang IH akan terlibat untuk

mempelajari: Asbestos, Bio-safety, Biological Monitoring, Confined space, Lead, Emergency

Response,Exposure assessment, IAQ, Toksikologi, dan banyak lagi.

Page 13

Page 14: Prinsip Dasar Higiene Industri

Untuk saat ini di Indonesia untuk mendapatkan sertifikasi IH, rekan-rekan tentunya harus

mengikuti Training dan Sertifikasi yang diselenggarakan oleh Majelis Hygiene Industri

Indonesia (MHII).

1. Ahli higiene industriharus mempraktekkan profesi mereka sesuai prinsip-prinsip ilmiah

yang diakui dengan realitas bahwa hidup, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat

mungkin tergantung pada pertimbangan profesional mereka dan bahwamereka

berkewajiban untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan orang.

2. Ahli higiene industriharus memberitahukan pihak-pihak mengenai potensi resiko

kesehatan dan pencegahan diperlukan untuk menghindari efek yang merugikan kesehatan

berdasarkan fakta yang didapat.

3. Ahli higiene industriharus menjaga rahasia pribadi dan informasi bisnis yang diperoleh

selama pelaksanaan kegiatan kebersihan industri, kecuali jika diperlukan oleh hukum

atau dengan pertimbangan utama kesehatan dan keselamatan.

4. Ahli higiene industriakan menghindari situasi dimana suatu kompromi penilaian

profesional atau konflik kepentingan mungkin terjadi.

5. Ahli higiene industriakan melakukan layanan hanya di bidang kompetensi mereka.

6. Ahli higiene industriharus bertindak secara bertanggung jawab untuk menegakkan

integritas profesi.

7. Ahli higiene industri harus memiliki sertifikat, lisensi atau dokumen pendaftaran

diperlukan oleh pemerintah nasional atau lokal yang kompeten sebelum bekerja di bidang

kebersihan kerja, di mana hal tersebut diperlukan.

D. Kode etik profesi Kesehatan Kerja

Pelaksanaan upaya kesehatan kerja dengan subjek manusia tersebut memerlukan etika,

karena ada unsur HAM yang harus dihormati dan dijaga. Etika kesehatan kerja tidak persis sama

dengan etika kedokteran, karena: (1) tanggung jawab profesi kesehatan kerja yang kompleks

terhadap pekerja, pemberi kerja, lembaga terkait kesehatan masyarakat, kesejahteraan sosial dan

hukum; (2) profesi kesehatan kerja terdiri dari banyak individu yang berasal dari berbagai

disiplin ilmu; dan (3) pendekatan multidisiplin dengan latar belakang yang bervariasi.

Di Indonesia, kode etik yang terkait dengan kesehatan kerja telah disusun oleh beberapa

organisasi profesi, antara lain: 1) Kode Etik Dokter Kesehatan Kerja disusun IDKI (1999). 2)

Page 14

Page 15: Prinsip Dasar Higiene Industri

Kode Etik Spesialis Kedokteran Okupasi disusun PERDOKI (2004). 3) Di tingkat internasional,

kode etik pertama profesi kesehatan kerja dipublikasi oleh ICOH pada tahun 1992 dan direvisi

pada tahun 2002. Kode etik ini relevan bagi profesional yang bertugas di perusahaan, sektor

swasta/ umum, berkaitan dengan K3, hygiene dan lingkungan kerja. Kode etik tersebut juga

berlaku bagi individu/ organisasi pelayanan K3 terhadap pelanggan dan dalam pelayanan

kesehatan masyarakat atau komersial.

Prinsip etika dan nilai dalam kode etik ICOH tersebut mencakup: 1) Kesehatan kerja

bertujuan memberikan pelayanan kesehatan dan kesejahteraan sosial bagi pekerja, individu atau

kelompok. Praktik kesehatan kerja harus berdasarkan standar tertinggi profesi dan prinsip etika.

2) Kebijakan dan program kesehatan kerja melindungi kehidupan & kesehatan pekerja,

menjunjung HAM dan etika Berintegritas, tidak apriori, menjaga kerahasiaan data dan privacy

pekerja. 3) Bebas berkarya sebagai ahli dalam menjalankan fungsi kesehatan kerja. Mendapatkan

dan menjaga kompetensi serta kondisi yang diperlukan dalam menjalankan tugas sesuai praktik

yang baik dan etika profesi.

Page 15

Page 16: Prinsip Dasar Higiene Industri

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Higiene industry, adalah perpanduan ilmu (science) dan seni (art), dalam usaha

mengantisipasi, pengenalan/rekoknisi, evaluasi dan mengontrol faktor-faktor lingkungan

yang timbul di/dari tempat kerja, yang mungkin mengakibatkan sakit, gangguan

kesehatan atau rasa kenyamanan dan menyebabkan menurunnya efisiensi kerja diantara

para pekerja.

Ruang lingkup higiene indutri meliputi : (a) antisipasi dan rekognisi (debu, gas, uap,

logam berat, non logam, vapor, fume, asap, panas, getaran, ioniasing radiation, tekanan,

suhu, listrik, bising, pencahayaan, dan gelombang elektromagnitik) (b) evaluasi (konsep

identifikasi dan penilaian resiko, sampling partikel, samling gas dan uap), dan (c) kontrol

(Hirarki Kontrol, ventilasi, dan alat pelindung diri)

Ruang lingkup faktor- faktor lingkungan kerja di industri terdiri dari : (a) faktor fisik

(panas, cahaya, noise, vibrasi, ioniasing radiation, debu, tekanan, suhu, listrik, gelombang

elektromagnitik, dll ), (b) faktor kimia ( logam berat, non logam, gas, vapor, uap, fume,

asap , dll), (c) factor biologie ( jamur, bakteri, dll), dan (d) factor ergonomi.

Di Indonesia, kode etik yang terkait dengan kesehatan kerja telah disusun oleh beberapa

organisasi profesi, antara lain: 1) Kode Etik Dokter Kesehatan Kerja disusun IDKI

(1999). 2) Kode Etik Spesialis Kedokteran Okupasi disusun PERDOKI (2004). 3) Di

tingkat internasional, kode etik pertama profesi kesehatan kerja dipublikasi oleh ICOH

pada tahun 1992 dan direvisi pada tahun 2002

B. Saran

Dengan mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa sebagai calon ahli k3 dan akan

bekerja di bidang hygiene industry dapat memahami dan mengenal bidang kerjanya.

Page 16

Page 17: Prinsip Dasar Higiene Industri

DAFTAR PUSTAKA

http://latar.blog.esaunggul.ac.id/2012/06/01/dasar-dasar-higiene-industri/

http://media.kompasiana.com/buku/2012/04/17/makalahq-higiene-industry-455253.html

idki.org

http://nuisyeutea.blogspot.com/2010/04/konsep-dasar-kesehatan-keselamatan.html

Page 17