hepatoma kelas b.docx

Upload: muhammad-habib

Post on 02-Jun-2018

258 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    1/31

    1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Karsinoma hepatoseluler atau hepatoma adalah tumor ganas hati primer

    dan paling sering ditemukan daripada tumor ganas hati primer lainnya seperti

    limfoma maligna, fibrosarkoma, dan hemangioendotelioma. Hepatocellular

    Carcinoma (HCC) atau disebut juga hepatoma atau kanker hati primer atau

    Karsinoma Hepato Selular (KHS) adalah satu dari jenis kanker yang berasal

    dari sel hati (Misnadiarly, 2007).

    Karsinoma merupakan tumor ganas nomor 2 diseluruh dunia , di Asia

    Pasifik terutama Taiwan ,hepatoma menduduki tempat tertinggi dari tumor-

    tumor ganas lainnya. Perbandingan antara laki : wanita sama dengan 4-6: 1.

    Umur tergantung dari lokasi geografis. Terbanyak mengenai usia 50 tahun. Di

    Indonesia banyak dijumpai pada usia kurang dari 40 tahun bahkan dapat

    mengenai anak-anak.

    Hepatoma biasa dan sering terjadi pada pasien dengan sirosis hati yang

    merupakan komplikasi hepatitis virus kronik. Hepatitis virus kronik adalah

    faktor risiko penting hepatoma, virus penyebabnya adalah virus hepatitis B

    dan C. kebiasaan merokok juga dikenali sebagai faktor resiko, khususnya

    disertai kebiasaan minum minuman beralkohol.

    Mengetahui betapa banyaknya kasus ini, penting bagi perawat untuk

    melaksanakan perannya dalam menanggulangi agar kejadian penyakit ini

    dapat ditekan seminimal mungkin. Karena itu, diperlukan penguasaan materi

    untuk melakukan pencegahan, serta penanganan yang tepat terhadap penyakit

    ini agar didapatkan hasil yang terbaik.

    1.2 Tujuan

    1.2.1 Tujuan Umum

    Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan asuhan keperawatan

    pada klien dengan hepatoma.

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    2/31

    2

    1.2.2 Tujuan Khusus

    1.

    Memahami anatomi fisiologi hepar

    2.

    Memahami definisi dari Hepatoma3. Memahami stadium dari Hepatoma

    4.

    Memahami etiologi dan faktor penyebab terjadinya Hepatoma

    5. Memahami patofisiologi dari Hepatoma

    6. Memahami manifestasi klinis yang muncul pada klien dengan

    Hepatoma

    7. Memahami komplikasi yang muncul pada klien dengan Hepatoma

    8.

    Memahami Web of Caution terjadinya Hepatoma

    9. Memahami pemeriksaan diagnostik yang dilakukan untuk

    mendiagnosa Hepatoma

    10.

    Menjelaskan penatalaksanaan pada klien dengan Hepatoma

    11.Menjelaskan proses asuhan keperawatan pada klien dengan

    Hepatoma

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    3/31

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Anatomi Fisiologi Hepar

    Hati merupakan organ penting karena memegang peran penting dalam

    metabolism tubuh melalui sintesis, mengolah, dan atau menyimpan banyak

    zat penting untuk fungsi tubuh normal. Hati merupakan kelenjar terbesar dan

    organ padat di dalam tubuh serta terletak di kuadran atas kanan abdomen.

    Secara fungsional, hati dibagi menjadi dua bagian (kanan dan kiri), kemudian

    dibagi dalam subdivisi menjadi delapan lobus, yang masing-masing

    menerima suplai darah . (Chris Brooker, 2005)

    Hati merupakan organ dengan vaskularisasi besar, menerima sekitar

    28% aliran darah total dalam tubuh. Hati menerima suplai darah dari dua

    sumber:

    1.

    Arteri hepatica, yang mengedarkan darah teroksigenasi dai aorta

    2. Vena porta hepatica, yang membawa sebagian darah yang

    tidakteroksigenasi dari usus, lambung, limpa, dan pancreas

    Darah meninggalkan hati melalui vena hepatica. Aliran darah ganda

    ini membuat hati dapat menjalankan peran utamanya dalam metabolism dan

    sintesis berbagai zat yang sangat penting. Tekanan di vena porta hepatica

    normalnya rendah (5-10 mmHg), tetapi jika terdapat obstruksi di hati, tekanan

    porta meningkat, yang mengakibatkan hipertensi porta.

    Masing-masing lobus dibagi lagai ke dalam lobus, yang merupakan

    unit heksagonal mikroskopis yang dibentuk oleh kolumnal sel hati, yaitu

    hepatosit. Lobules ini dipisahkan oleh banyak pembuluh darah dan serta

    fibrosa. Setiap lobules mengandung vena sentral, yang dikelilingi cabang

    arteri hepatica, dan saluran empedu yang disebut trias porta.

    Disekeliling hepatosit (di dalam membrane sel) terdapat jaringan

    tubulus kecil yang disebut kanalikuli empedu, yang menyekresikan cairan

    empedu. Saluran empedu lobular bersatu membentuk duktus hepatikus, yang

    bergabung dengan duktus sistikus, membentuk duktus koledokus. Pembuluh

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    4/31

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    5/31

    5

    1. Stadium I : Satu fokal tumor berdiameter < 3 cm.

    2. Stadium II : Satu fokal tumor berdiameter > 3 cm. Tumor terbatas pada

    segment atau multi-fokal tumor terbatas pada lobus kanan atau lobus kiri

    hati.

    3. Stadium III : Tumor pada segment I meluas ke lobus kiri (segment IV)

    atau ke lobus kanan segment V dan VIII atau tumor dengan invasi

    peripheral ke sistem pembuluh darah (vascular) atau pembuluh empedu

    (biliary duct) tetapi hanya terbatas pada lobus kanan atau lobus kiri hati.

    4.

    Stadium IV :Multi-fokal atau diffuse tumor yang mengenai lobus kanan

    dan lobus kiri hati. atau tumor dengan invasi ke dalam pembuluh darah

    hati (intra hepatic vaskuler ) ataupun pembuluh empedu (biliary duct), atau

    tumor dengan invasi ke pembuluh darah di luar hati (extra hepatic vessel)

    seperti pembuluh darah vena limpa (vena lienalis), atau vena cava inferior-

    atau adanya metastase keluar dari hati (extra hepatic metastase). (Adi,

    2011)

    Dalam staging klinis HCC terdapat pemilahan pasien atas kelompok-

    kelompok yang prognosisnya berbeda, berdasarkan parameter klinis,

    biokimiawi dan radiologis pilihan yang tersedia. Sistem staging yang ideal

    seharusnya juga mencantumkan penilaian ekstensi tumor, derajat gangguan

    fungsi hati, keadaan umum pasien serta keefektifan terapi. Sebagian besar

    pasien HCC adalah pasien sirosis yang juga mengurangi harapan hidup. Sistem

    yang dapat dipakai untuk staging HCC diantaranya adalah Barcelona Clinic

    Liver Cancer (BCLC) Staging System:

    Stadium Kondisi/ukurantumor

    Fungsi hati

    Stadium A (awal)

    A1

    A2

    A3

    A4

    Tunggal, < 5 cm

    Tunggal, < 5 cm

    Tunggal, < 5 cm

    3 tumor, < 3 cm

    Portal hipertensi (-), billirubin (N)

    Portal hipertensi (-), billirubin (N)

    Portal hipertensi (-), billirubin ab (N)

    Child pugh A-B

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    6/31

    6

    (Boedi Setiawan. 2007)

    2.4 Etiologi

    Belum diketahui secara pasti penyebab penyakit ini, namun dari kajian

    epidemiologi dan biologi molekuler di Indonesia sudah terbukti bahwapenyakit ini berhubungan erat dengan sirosis hati, hepatitis virus B aktif

    ataupun hepatitis B carrier, dan hepatitis virus C dan semua mereka ini

    termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang berisiko tinggi untuk

    mendapatkan kanker hati ini.

    Faktor lain yang diduga sebagai penyebab kanker hati ini adalah

    aflatoksin B1 yaitu racun yang dihasilkan oleh sejenis jamur Aspergillus

    flavus yang terkontaminasi dan melekat pada permukaan makanan seperti

    beras, kacang, gandum, jagung, dan kacang kedelai yang disimpan pada

    tempat yang panas dan lembab. Aflatoksin B1 yang ikut masuk ke tubuh

    melalui makanan diperkirakan dapat memicu mutasi P53 gen di dalam sel

    hati yang seterusnya menimbulkan kanker sel hati.

    Di daerah subtropis, dimana hepatoma banyak terjadi, makanan sering

    tercemar oleh bahan karsinogenik yang disebut aflatoksin, yang dihasilkan

    oleh sejenis jamur. Beberapa bahan Hepatokarsinogenik antara lain :

    1. Aflatoksin

    2.

    Alkohol

    3. Penggunaan steroid anabolik

    4. Penggunaan androgen yang berlebihan

    5. Bahan kontrasepsi oral

    6. Penimbunan zat besi yang berlebihan dalam hati (Hemochromatosi)

    (Purwanto, 2010).

    Stadium B

    (intermediate)

    Besar, > 5 cm,

    multinodular

    Child pugh A-B

    Stadium C (lanjut) Invasi vaskuler atau

    penyebaran ekstra

    hepatik

    Child pugh A-B

    Stadium D end stage Berapapun Child pugh C

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    7/31

    7

    2.5 Patofisiologi

    Hepatoma 75 % berasal dari sirosis hati yang lama atau menahun.

    Khususnya yang disebabkan oleh alkoholik dan post nekrotik. Pedomandiagnostik yang paling penting adalah terjadinya kerusakan yang tidak dapat

    dijelaskan sebabnya. Pada penderita sirosis hati yang disertai pembesaran

    hati mendadak.

    Tumor hati yang paling sering adalah metastase tumor ganas dari

    tempat lain. Matastase ke hati dapat terdeteksi pada lebih dari 50 %

    kematian akibat kanker. Hal ini benar, khususnya untuk keganasan pada

    saluran pencernaan, tetapi banyak tumor lain juga memperlihatkan

    kecenderungan untuk bermestatase ke hati, misalnya kanker payudara, paru-

    paru, uterus, dan pankreas. Diagnosa sulit ditentukan, sebab tumor biasanya

    tidak diketahui sampai penyebaran tumor yang luas, sehingga tidak dapat

    dilakukan reseksi lokal lagi. (Rezky, 2009).

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    8/31

    8

    2.6 WOC

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    9/31

    9

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    10/31

    10

    2.7 Manifestasi klinis

    Hepatoma seringkali tak terdiagnosis karena gejala karsinoma tertutup

    oleh penyakit yang mendasari yaitu sirosis hati atau hepatitis kronik. Padapermulaannya penyakit ini berjalan perlahan, malah banyak tanpa keluhan.

    Lebih dari 75% tidak memberikan gejala-gejala khas. Ada penderita yang

    sudah ada kanker yang besar sampai 10 cm pun tidak merasakan apa-apa.

    (Wanto, 2010)

    Kanker hati paling sering berhubungan pada penyakit metastasis

    seperti yang diserang pada carcinoma hepatocellular primer. Adapun

    manifestasi klinis hepatoma meliputi:

    1.

    Nyeri abdomen.

    2. Anorexia.

    3. Berat badan menurun.

    4.

    Fatigue.

    5. Ascites.

    6. Mual dan muntah.

    7.

    Berak hitam (melena).

    8. Jaundice. (Charlene J. Reeves, dkk, 2001)

    2.8 Komplikasi

    Komplikasi akibat penyakit hepatoma ( Sabastion. 1992)

    a. Hipertensi Portal

    b.

    Asites

    c. Varises esofagus

    d.

    Enselopati sistemik atau sindrom hepatorenal

    Komplikasi akibat pengobatan dengan operasi transplantasi hati :

    a. Infeksi bakteri, jamur, dan virus dari semua jenis

    b.

    Sepsis intrahepatik atau perihepatik

    c. Iskemia atau nekrosis parenkima hati

    d. Gagal ginjal

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    11/31

    11

    2.9 Pemeriksaan Diagnostik

    1.

    Strategi Skrining dan SurveilansSkrining dimaksudkan sebagai aplikasi pemeriksaan diagnostik pada

    populasi umum, sedangkan surveillance adalah aplikasi berulang

    pemeriksaan diagnostik pada populasi yang berisiko untuk suatu penyakit

    sebelum ada bukti bahwa penyakit tersebut sudah terjadi. Karena Sebagian

    dari pasien HCC, dengan atau tanpa sirosis, adalah tanpa gejala, untuk

    mendeteksi dini HCC diperlukan strategi khusus terutama bagi pasien

    sirosis hati dengan HBsAg atau anti-HCV positif. Berdasarkan atas

    lamanya waktu penggandaan (doubling time) diameter HCC yang berkisar

    antara 3 sampai 12 bulan (rerata 6 bulan), dianjurkan untuk melakukan

    pemeriksaan AFP serum dan USG abdomen setiap 3 hingga 6 bulan bagi

    pasien sirosis maupun hepatitis kronik B atau C.

    2. Penanda Tumor

    Alfa-fetoprotein (AFP) adalah protein serum normal yang disintesis oleh

    sel hati fetal, sel yolk-sac dan sedikit sekali oleh saluran gastrointestinal

    fetal. Rentang normal AFP serum adalah 0-20 ng/mL. Kadar AFP

    meningkat pada 60% sampai 70% dari pasien HCC (Hepatocellular

    carcinoma), dan kadar lebih dari 400 ng/mL adalah diagnostik atau sangat

    sugestif untuk HCC. Nilai normal dapat ditemukan juga pada HCC

    stadium lanjut. Hasil positif palsu dapat juga ditemukan oleh hepatitis akut

    atau kronik dan pada kehamilan. Penanda tumor lain untuk HCC adalah

    des-gamma carboxy prothrombin (DCP) atau PIVKA-2, yang kadarnya

    meningkat hingga 91% dari pasien HCC, namun juga dapat meningkat

    pada defisisiensi vitamin K, hepatitis kronik aktif atau metastasis

    karsinoma. Ada beberapa lagi penanda HCC, seperti AFP-L3 (suatu

    subfraksi AFP), a4fa-L- fucosidase serum, dll., tetapi tidak ada yang

    memiliki agregat sensitifitas & spesifisitas melebihi AFP, AFP-L3 dan

    PIVKA-2.

    3.

    Ultrasonografi Abdomen

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    12/31

    12

    Untuk meminimalkan kesalahan hasil pemeriksaan AFP, pasien dianjurkan

    menjalani pemeriksaan USG setiap tiga bulan. Untuk tumor kecil pada

    pasien dengan risiko tinggi USG lebih sensitif dari pada AFP serum

    berulang. Sensitifitas USG untuk neoplasms hati berkisar antara 70%

    hingga 80%. Tampilan USG yang khas untuk HCC kecil adalah gambaran

    mosaik, formasi septum, bagian perifer sonolusen (ber-'halo'), bayangan

    lateral yang dibentuk oleh pseudokapsul fibrotik, serta penyangatan eko

    posterior. Berbeda dari tumor metastasis, HCC dengan diameter kurang

    dari dua sentimeter mempunyai gambaran bentuk cincin yang khas. USG

    color Doppler sangat berguna untuk membedakan HCC dari tumor hepatik

    lain. Tumor yang berada di bagian atas belakang lobus kanan mungkin

    tidak dapat terdeteksi oleh USG. Demikian juga yang berukuran terlalu

    kecil dan isoekoik. Dengan USG hitam putih (grey scale) yang sederhana

    (conventional) hati yang normal tampak warna keabuan dan texture merata

    (homogen). USG conventional hanya dapat memperlihatkan benjolan

    kanker hatidiameter 2 cm 3 cm saja. Tapi bila USG conventional ini

    dilengkapi dengan perangkat lunak harmonik sistem bisa mendeteksi

    benjolan kanker diameter 1 cm 2 cm13, namun nilai akurasi ketepatan

    diagnosanya hanya 60%.

    4. Radiologi

    Untuk mendeteksi kanker hati stadium dini dan berperan sangat

    menentukan dalam pengobatannya. Kanker hepato selular ini bisa

    dijumpai di dalam hati berupa benjolan berbentuk kebulatan (nodule) satu

    buah,dua buah atau lebih atau bisa sangat banyak dan diffuse (merata)

    pada seluruh hati atau berkelompok di dalam hati kanan atau kirimembentuk benjolan besar yang bisa berkapsul.

    5. CT scan

    CT scann sebagai pelengkap yang dapat menilai seluruh segmen hati

    dalam satu potongan gambar yang dengan USG gambar hati itu hanya bisa

    dibuat sebagian-sebagian saja. CT scann dapat membuat gambar kanker

    dalam tiga dimensi dan empat dimensi dengan sangat jelas dan dapat pula

    memperlihatkan hubungan kanker ini dengan jaringan tubuh sekitarnya.

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    13/31

    13

    6. Angiografi

    Angiografi ini dapat dilihat berapa luas kanker yang sebenarnya. Kanker

    yang kita lihat dengan USG yang diperkirakan kecil sesuai dengan ukuran

    pada USG bisa saja ukuran sebenarnya dua atau tiga kali lebih besar.

    Angigrafi bisa memperlihatkan ukuran kanker yang sebenarnya.

    7.

    MRI (Magnetic Resonance Imaging)

    MRI yang dilengkapi dengan perangkat lunak Magnetic Resonance

    Angiography (MRA) sudah pula mampu menampilkan dan membuat peta

    pembuluh darah kanker hati ini.

    8. PET (Positron Emission Tomography)

    Positron Emission Tomography (PET) yang merupakan alat pendiagnosis

    kanker menggunakan glukosa radioaktif yang dikenal sebagai flourine18

    atau Fluorodeoxyglucose (FGD) yang mampu mendiagnosa kanker dengan

    cepat dan dalam stadium dini. Caranya, pasien disuntik dengan glukosa

    radioaktif untuk mendiagnosis sel-sel kanker di dalam tubuh. Cairan

    glukosa ini akan bermetabolisme di dalam tubuh dan memunculkan

    respons terhadap sel-sel yang terkena kanker. PET dapat menetapkan

    tingkat atau stadium kanker hati sehingga tindakan lanjut penanganan

    kanker ini serta pengobatannya menjadi lebih mudah. Di samping itu juga

    dapat melihat metastase (penyebaran).

    9. Biopsi FNAB (fine needle aspiration biopsy)

    Biopsi aspirasi dengan jarum halus (fine needle aspiration biopsy)

    terutama ditujukan untuk menilai apakah suatu lesi yang ditemukan pada

    pemeriksaan radiologi imaging dan laboratorium AFP itu benar pasti suatu

    hepatoma. Tindakan biopsi aspirasi yang dilakukan oleh ahli patologianatomi ini hendaknya dipandu oleh seorang ahli radiologi dengan

    menggunakan peralatan ultrasonografi atau CT scann fluoroscopy

    sehingga hasil yang diperoleh akurat. Cara melakukan biopsi dengan

    dituntun oleh USG ataupun CT scann mudah, aman, dan dapat ditolerir

    oleh pasien dan tumor yang akan dibiopsi dapat terlihat jelas pada layar

    televisi berikut dengan jarum biopsi yang berjalan persis menuju tumor,

    sehingga jelaslah hasil yang diperoleh mempunyai nilai diagnostik dan

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    14/31

    14

    akurasi yang tinggi karena benar jaringan tumor ini yang diambil oleh

    jarum biopsi itu dan bukanlah jaringan sehat di sekitar tumor. (Hadi, 2010)

    2.10 Penatalaksanaan

    Pemilihan terapi hepatoma tergantung pada hasil pemeriksaan

    radiologi dan biopsi. Sebelum ditentukan pilihan terapi hendaklah

    dipastikan besarnya ukuran kanker, lokasi kanker di bahagian hati yang

    mana, apakah lesinya tunggal (soliter) atau banyak (multiple), atau

    merupakan satu kanker yang sangat besar berkapsul, atau kanker sudah

    merata pada seluruh hati, serta ada tidaknya metastasis (penyebaran) ke

    tempat lain di dalam tubuh penderita atau sudah ada tumor thrombus di

    dalam vena porta dan apakah sudah ada sirrhosis hati.

    Menurut Brunner & Suddarth tahap penatalaksanaan dibagi menjadi

    dua yaitu tindakan non-bedah dan tindakan bedah.

    a) Tatalaksana Non Bedah

    Meskipun reseksi tumor hati dapat dilakukan pada beberapa pasien,

    sirosis yang mendasari keganasan penyakit ini akan meningkatkan

    resiko pada saat dilakukan pembedahan. Terapi radiasi dan kemoterapi

    telah dilakukan untuk menangani penyakit malignan hati dengan derajat

    keberhasilan yang bervariasi. Meskipun terapi ini dapat memperpanjang

    kelangsungan hidup pasien dan memperbaiki kualitas hidup pasien

    dengan cara mengurangi rasa nyeri serta gangguan rasa nyaman, namun

    efek utamanya masih bersifat paliatif.

    Terdapat beberapa jenis tatalaksana non bedah yaitu terapi

    radiasi, kemoterapi, dan drainase bilier perkutan.

    1. Terapi Radiasi

    Pada terapi radiasi nyeri dan gangguan rasa nyaman dapat

    dikurangi secara efektif dengan terapi radiasi pada 70% dan 90 %

    penderita. Gejala anorexia, kelemahan, dan panas juga berkurang

    dengan terapi ini. Pada kasus-kasus yang menolak untuk dibedah dan

    juga menolak semua tindakan atau pasien tidak mampu membiayai

    pembedahan dan tak mampu membiayai tindakan lainnya maka

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    15/31

    15

    tindakan Injeksi Etanol Perkutan (Percutaneus Etanol Injeksi = PEI)

    menjadi pilihan satu-satunya. Tindakan injeksi etanol perkutan ini

    mudah dikerjakan, aman, efek samping ringan, biaya murah, dan

    hasilnya pun cukup memberikan harapan.

    2. Terapi Kemoterapi

    Kemoterapi telah digunakan untuk mempebaiki kualitas hidup

    pasien dan memperpanjang kelangsungan hidupnya. Bentuk terapi ini

    juga dapat dilakukan sebagai terapi adjuvan setelah dilakukan reseksi

    tumor hati. Kemoterapi sistemik dan kemoterapi infuse regional

    merupakan dua metode yang digunakan untuk memberikan preparat

    antineoplastik kepada pasien tumor primer dan metastasis tumor hati.

    3. Terapi Drainase Bilier

    Drainase Bilier perkutan atau drainase transhepatik digunakan

    untuk melakukan pintasan saluran empedu yang tersumbat oleh tumor

    hati, pankreas atau saluran empedu pada pasien tumor yang itdak dapat

    di operasi atau pada pasien yang dianggap beresiko. Dengan bantuan

    fluoroskopi, sebuah kateter dimasukkan melalui dinding abdomen

    dengan melewati lokasi obstruksi kedalam duodenum. Prosedur ini

    dikerjakan untuk membentuk kembali sistem drainase bilier,

    mengurangi tekanan serta rasa nyeri karena penumpukan empedu akibat

    obstruksi, dan meredakan gejala pruritus serta ikterus. Sebagai hasil

    dari prosedur ini, pasien merasa lebih nyaman, dan kualitas hidup serta

    kelangsungan hidupnya meningkat. Selma beberapa hari setelah di

    pasang, kateter tersebut di buka untuk drainase eksternal. Cairan

    empedu yang mengalir keluar diobservasi dengan ketat untukmengetahui jumlah, warna dan adanya darah serta debris. (Brunner &

    Suddarth, 2002)

    b) Tatalaksana Bedah

    Lobektomi hati untuk penyakit kanker dapat sukses dikerjakan

    apabila tumor primer hati dapat dilokalisir atau pada kasus metastasis,

    apabila lokasi lokasi primernya dapat dieksisi seluruhnya dan metastasis

    terbatas. Meskipun demikian, metastasis kedalam hati jarang bersifat

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    16/31

    16

    terbatas atau soliter. Dengan mengandalkan pada kemampuan sel-sel

    hati untuk beregenerasj, sebagian dokter bedah telah melakukan

    pengangkatan 90% dari organ hati dengan hasil yang baik. Meskipun

    demikian, adanya sirosis akan membatasi kemampuan hati untuk

    beregenerasi.

    Transplantasi hati meliputi pengangkatan total hati yang sakit

    dengan menggantikan hati yang sehat. Pengangkatan hati yang sakit

    akan menyediakan tempat bagi hati yang baru dan memungkinkan

    rekonstruksi anatomis vaskuler hati serta saluran bilier mendekati

    keadaan normal. Transplantasi hati ini digunakan untuk mengatai

    penyakit hati stadium-terminal yang mengancam jiwa penderitanya

    setelah bentuk terapi yang lain tidak mampu menanganinya.

    Keberhasilan transplantasi tergantung keberhasilan terapi imunosupresi.

    (Brunner & Suddarth, 2002)

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    17/31

    17

    BAB III

    ASUHAN KEPERAWATAN

    3.1

    Pengkajian

    1. Biodata

    Karsinoma merupakan tumor ganas nomor 2 diseluruh dunia , di Asia

    Pasifik terutama Taiwan ,hepatoma menduduki tempat tertinggi dari

    tumor-tumor ganas lainnya. Perbandingan antara laki : wanita sama

    dengan 4-6: 1. Umur tergantung dari lokasi geografis. Terbanyak

    mengenai usia 50 tahun. Di Indonesia banyak dijumpai pada usia kurang

    dari 40 tahun bahkan dapat mengenai anak-anak

    2. Riwayat Keperawatan

    Keluhan utama : Adanya pembesaran hepar yang dirasakan semakin

    mengganggu sehingga bisa menimbulkan keluhan sesak napas yang

    dirasakan semakin berat disamping itu disertai nyeri abdomen yang

    mengakibatkan mual dan muntah

    a. Riwayat Penyakit sekarang

    Pasien mempunyai kebiasaan merokok, mengkonsumsi alcohol dan

    agen hepatotoxic (obat atau jamu) yang berlebihan

    b. Riwayat Penyakit Dahulu

    Pasien pernah mengalami penyakit hepatitis atau sirosis hati yang lama

    atau menahun.

    c. Riwayat Penyakit Keluarga

    Diketahui bahwa keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit

    Hepatoma

    3.2 Data Fokus Terkait Perubahan Pola Fungsi

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    18/31

    18

    Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya pada kerusakan atau

    gangguan hati menurut doengoes, 1999 adalah :

    a.

    Aktivitas : Klien akan mengalami kelelahan , kelemahan, malaiseb. Sirkulasi : Bradikardi akibat hiperbilirubin berat, akterik pada sclera,

    kulit dan membran mukosa.

    c. Eliminasi: Warna urin gelap ( seperti teh ), diare feses warna tanah liat.

    d. Makanan dan cairan : Anoreksia, berat badan menurun, perasaan mual

    dan muntah, terjadi peningkatan edema, asites.

    e. Neurosensori : Peka terhadap rangsangan, cenderung tidur, asteriksis

    f.

    Nyeri / Kenyamanan : Kram abdomen, nyeri tekan pada abdomen

    kuadran kanan atas, mialgia, sakit kepala, gatalgatal.

    g. Keamanan : Urtikaria, demam, eritema, splenomegali, pembesaran nodus

    servikal posteior

    h. Seksualitas : Perilaku homoseksual aktif atau biseksual pada wanita

    dapat meningkatkan faktor resiko. (Doengoes, 1999)

    3.3 Pemeriksaan Fisik

    Tanda tanda vital : Tekanan darah meningkat, nadi brakikardial, suhu

    meningkat, pernafasan meningkat. (Price, Sylvia. 2006)

    Kepala:

    Ekspressi : Normal

    Simetris Muka : Simetris

    Deformitas : (-)

    Rambut : beruban, tidak mudah dicabut. Mata:

    Eksoptalmus/ Enoptalmus : (-)

    Kelopak mata : Normal, tidak ditemukan kelainan

    Konjungtiva : anemis (+)

    Sklera : ikterus (+)

    Kornea : reflex cahaya (+)/(+).

    Pupil : isokor, diameter 2,5 mm / 2,5 mm.

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    19/31

    19

    Hidung:

    Perdarahan : (-)

    Telinga:

    Tophi : (-)

    Pendengaran : normal

    Nyeri tekan di proc. Mastoideus : (-)

    Mulut: mulut dan mukosa kering, bibir pucat

    Oral ulcer : (-)

    Gigi geligi : caries (+) Gusi : perdarahan (-)

    Tonsil : T1/T1, dalam batas normal.

    Pharynx : Hiperemis (-)

    Leher:

    Kelenjar getah bening : tanpa pembesaran

    Kelenjar gondok : tanpa pembesaran

    DVS : R -2 cmH2O

    Pembuluh darah : pulsasi (+),

    dilatasi (-)

    Kaku kuduk : tidak ada

    Tumor : tidak ditemukan

    Thoraks:

    Inspeksi : simetris kiri dan kanan, Bentuk normochest, sela

    Iga tidak ada pelebaran sela iga, Spider Nevi (-)

    Palpasi : MT (-) Nyeri tekan (-) VF: ki =ka

    Perkusi : Paru kiri dan kanan : sonor

    Auskultasi : Bunyi pernapasan bronchovesikuler, Rh ++ basah

    kasar(D dan S pada daerah basal) , wh -/-

    Jantung:

    Inspeksi : ictus cordis tidak nampak

    Palpasi : ictus cordis tidak teraba

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    20/31

    20

    Perkusi : pekak, batas jantung kesan normal

    Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni reguler

    Bunyi tambahan : (-).

    Abdomen:

    Inspeksi : cembung, ikut gerak napas, Caput Medusa (-)

    Auskultasi : peristaltik (+)

    Palpasi : teraba hepar 5 jari dibawah arcus Costa ( 10 cm) dengan

    permukaan tidak rata, konsistensi keras berbenjol benjol dan tepi

    tumpul serta nyeri tekan (+) di regio hipochondrium dextra-

    epigastrium.

    Perkusi : tympani (+) pada semua regio kecuali

    hipocondrium dextra-epigastrium perkusi pekak, acites (-)

    Punggung:

    Inspeksi : simetris kiri kanan

    Palpasi : massa tumor (-), nyeri tekan (-)

    Nyeri ketok: (-)

    Ekstremitas: kulit mengalami hiperpigmentasi, gatal-gatal (pruritus)

    Edema (-)/(-)

    Manus : tampak eritema palmaris dextra dan sinistra

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    21/31

    21

    Eritema palamaris (S)

    Eritema palamaris(D)

    3.4

    Diagnosa dan Intervensi3.5 Diagnosa dan Intervensi

    1. Nyeri akut berhubungan dengan kompresi sel tumor pada sel sehat

    Tujuan : Setelah dilakukan intervensi diharapkan nyeri dapat

    berkurang atau hilang.

    Kriteria hasil : Selama 2x24 jam pasien tidak lagi mengeluh nyeri, tidak

    menunjukkan ekspresi meringis kesakitan, nadi 70-80kpm

    Skala Nyeri Intervensi Rasional

    Ringan Ajarkan pasien teknik

    pengendalian nyeri

    alternatif seperti hipnosis

    diri dan relaksasi

    Mengurangi

    ketergantungan pada

    analgesik, beradaptasi

    dengan nyeri dan

    mengurangi nyeri

    Beri informasi yang

    akurat untuk meluruskan

    kesalahan konsep pada

    Informasi yang salah

    tentang nyeri bisa

    membuat pasien semakin

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    22/31

    22

    keluarga misalnya ragu-

    ragu tentang nyeri

    cemas dan meningkatkan

    nyeri nya

    Monitor tingkat nyeri dan

    kefektivan pengobatan

    nyeri

    Untuk mengetahui

    perkembangan apakah

    intervendi perlu diulang

    atau dilanjutkan

    SedangBerat Kolaborasi pemberian

    analgesik

    Analgesik bekerja

    mengurangi reseptor nyeri

    dalam mencapai sistem

    saraf sentral

    Ajarkan pasien teknik

    pengendalian nyeri

    alternatif seperti hipnosis

    diri dan relaksasi

    Mengurangi

    ketergantungan pada

    analgesik, beradaptasi

    dengan nyeri dan

    mengurangi nyeri

    Beri informasi yang

    akurat untuk meluruskan

    kesalahan konsep pada

    keluarga misalnya ragu-

    ragu tentang nyeri

    Informasi yang salah

    tentang nyeri bisa

    membuat pasien semakin

    cemas dan meningkatkan

    nyeri nya

    Monitor tingkat nyeri dan

    kefektivan pengobatan

    nyeri

    Untuk mengetahui

    perkembangan apakah

    intervendi perlu diulang

    atau dilanjutkan

    2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

    dengan

    Tujuan : Kebutuhan nutrisi selama masa penyembuhan terpenuhi

    Kriteria hasil : Selama 2x24 jam nutrisi klien dapat terpenuhi sesuai

    dengan yang ditetapkan oleh tim medis

    Intervensi Rasional

    Observasi dan catat asupan pasien

    (cair dan padat)

    Untuk mengetahui perlu tidaknya

    penambahan suplemen pada

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    23/31

    23

    makanan

    Ciptakan lingkungan yang

    menyenangkan saat makan

    Lingkungan yg menyenangkan

    menambah nafsu makan

    Kolaborasi dengan ahli gizi,

    dukungan tim nutrisi untuk

    memberikan diet sesuai kebutuhan

    pasien (diet tinggi kalori rendah

    protein)

    Untuk membuat program diet

    memenuhi kebutuhan metabolisme

    lemak. Akumulasi akhir

    metabolisme protein mencetuskan

    hepatik enselopati.

    Monitor intake makanan/cairan.

    Berikan makanan sedikit tapi

    sering dan tawarkan makan pagi

    porsi besar

    Untuk pasien tidak mau makan

    karena mual dan muntah paling

    mudah menawarkan makan dalam

    porsi besar pada saat pagi

    3. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan pembesaran hepar yang

    mendesak sistem diatas diafragma

    Tujuan : Pernapasan kembali efektif setelah dilakukan penanganan

    Kriteria Hasil : Selama 1x24 jam pasien tidak mengeluh sesak napas, RR

    20-24kpm, hasil lab BGA normal

    Intervensi Rasional

    Pertahankan posisi semifowler Posisi ini memungkinkan tidak

    terjadinya penekanan isi perut terhadap

    diafragma sehingga meningkatkan

    ruangan untuk ekspansi paru

    maksimal. Selain itu posisi ini

    mengurangi peningkatan volume darahparu sehingga memperluas ruangan

    yang dapat diisi oleh udara

    Kolaborasi pemberian oksigen dan

    pemeriksaan BGA (jika diperlukan)

    Pemberian oksigen membantu

    pernapasan. Pemeriksaan gas darah

    untuk mengetahui kemampuan

    bernapas

    Edukasikan mengenai penyebab sesak Pemahaman klien akan mengundang

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    24/31

    24

    dan motivasi untuk membatasi

    aktivitas yang berlebihan

    partisipasi klien mengatasi

    permasalahan yang terjadi

    Observasi dan monitor gejala kardinal

    dan monitor tanda ketidakefektifan

    jalan napas

    Pemantauan dini terhadap perubahan

    yang terjadi dapat mengambil tindakan

    penanganan yang segera

    4. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penumpukan cairan di

    intertitial

    Tujuan : intake = output

    Kriteria hasil :

    a.

    Mengungkapkan pemahaman tentang kebutuhan akan pemantauanyang ketat dari berat badan, tekanan darah, protein urin, dan edema.

    b.

    Berpartisipasi dalam regimen terapeutik dan pemantauan sesuai

    indikasi.

    c. Menunjukkan hematokrit (Ht) = 3xHb, dan edema fisiologis tanpa

    adanya tanda pitting.

    d. Bebas dari tanda-tanda edema umum (misal: nyeri epigastrik, gejala-

    gejala serebral, dispnea, mual/muntah)

    Intervensi Rasional

    1. Timbang berat badan klien

    secara rutin.

    2. Kaji ulang masukan diet dari

    protein dan kalori. Berikan

    informasi sesuai kebutuhan.

    1. Penambahan berat badan yang

    bermakna dan tiba-tiba (misal:

    lebih dari 1,5 kg/bulan dalam

    trimester kedua atau lebih dari

    0,5 kg/minggu pada trimester

    ketiga) menunjukkan retensi

    cairan. Gerakan cairan dari

    vaskuler ke ruang interstitial

    mengakibatkan edema.

    2. ketidakadekuatan protein/kalori

    meningkatkan risiko

    pembentukan edema dan

    hipertensi. Untuk menggantikan

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    25/31

    25

    3. Tinjau ulang masukan natrium

    sampai 6 g/hari. Instruksikan

    klien untuk menghindari

    makanan tinggi natrium (misal:

    daging babi diasinkan, hot dog,

    keripik kentang)

    4. Kolaborasi ekspander plasma

    atau diuretik osmotik, bila perlu.

    5.

    Pantau asam urat serum dan

    kadar kreatinin, dan BUN.

    kehilangan mungkin diperlukan

    masukan protein 80-100 g tiap

    hari.

    3. Beberapa masukan natrium perlu

    karena kadar di bawah 2 sampai

    4 g/hari mengakibatkan dehidrasi

    lebih besar pada beberapa pasien.

    4.

    Membantu untuk megalirkan

    kembali cairan ke dalam ruang

    intravaskuler. Tindakan ini

    kontroversi karena dapat

    menurunkan fungsi jantung dan

    sirkulasi plasenta

    5. Peningkatan kadar terutama asam

    urat, menandakan kerusakan

    fungsi ginjal.

    5. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang proses

    penyakit

    Tujuan : Cemas berkurang setelah mendapatkan pemahaman

    Kriteria hasil : klien dapat tenang menghadapi penyakitnya selama proses

    penyembuhan

    Intervensi Rasional

    Jelaskan kepada klien setiap kali

    melakukan prosedur

    Dengan penjelasan diharapkan klien

    dapat kooperatif dan cemas berkurang

    Kolaborasi dengan tim medis lain

    untuk health education

    Dengan penjelasan dari tim kesehatan

    lainnya diharapkan akan menambah

    kepercayaan dari klien

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    26/31

    26

    Berikan dorongan untuk

    mendiskusikan perasaan klien

    Membantu klien memahami

    keadaannya

    Monitor apakah ansietas klien

    berkurang, tetap atau semakin menjadi

    Ansietas berkurang dapat membantu

    proses penyembuhan. Deteksi dini

    lebih cepat tentang ansietas akan

    membantu evaluasi

    6. Resiko infeksi berhubungan dengan port de entry mikroorganisme

    Tujuan : Klien terhindar dari risiko infeksi

    Kriteria hasil : Tidak ditemukan komplikasi cidera maupun pada luka

    bekas jahitan pembedahan

    No. Intervensi Rasional

    1. Kolaborasi pemberian antibiotik Meningkatkan pemulihan pasca

    bedah

    2. Kolaborasi pemberian Tc (trombosit) Meningkatkan pemulihan bekas

    jahitan pasca bedah

    3. Monitoring kondisi klinis klien Mencegah terjadinya infeksi dengan

    deteksi lebih dini saat monitoring

    dan bisa untuk evaluasi intervensi

    yang sudah dimplementasikan

    4. Lakukan rawat luka minimal sehari

    sekali

    Merawat luka bekas post-op untuk

    menghindari infeksi pada luka

    bekas post op

    7. Gangguan citra diri berhubungan dengan jaudience dan ikterik

    Tujuan : klien dapat meningkatkan kepercayaan dirinya

    Kriteria hasil : Klien dapat memahami efek kemoterapi terhadap citra

    tubuhnya

    No. Intervensi Rasional

    1. Dorong klien untuk mengungkapkan

    perasaanya mengenai citra tubuhnya

    Faktor psikologis sangat

    mendukung proses penyembuhan

    2. Kolaborasi dengan dokter untuk Faktor psikologis sangat

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    27/31

    27

    meningkatkan koping klien mendukung proses penyembuhan

    3. HE : motivasi klien untuk

    memahami proses penyakitnya

    Faktor psikologis sangat

    mendukung proses penyembuhan

    4. HE : dorong keluarga untuk

    memberikan support system selama

    pengobatan

    Faktor psikologis sangat

    mendukung proses penyembuhan

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Hepatocellular Carcinoma (HCC) atau disebut juga hepatoma atau

    kanker hati primer atau Karsinoma Hepato Selular (KHS) adalah satu dari

    jenis kanker yang berasal dari sel hati. Hepatoma biasa dan sering terjadi pada

    pasien dengan sirosis hati yang merupakan komplikasi hepatitis virus kronik.

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    28/31

    28

    Hepatitis virus kronik adalah faktor risiko penting hepatoma, virus

    penyebabnya adalah virus hepatitis B dan C.

    Beberapa bahan Hepatokarsinogenik antara lain :1. Aflatoksin

    2.

    Alkohol

    3. Penggunaan steroid anabolik

    4. Penggunaan androgen yang berlebihan

    5.

    Bahan kontrasepsi oral

    6. Penimbunan zat besi yang berlebihan dalam hati (Hemochromatosi)

    (Purwanto, 2010).

    Hepatoma seringkali tak terdiagnosis karena gejala karsinoma tertutup

    oleh penyakit yang mendasari yaitu sirosis hati atau hepatitis kronik. Pada

    permulaannya penyakit ini berjalan perlahan, malah banyak tanpa keluhan.

    Lebih dari 75% tidak memberikan gejala-gejala khas. Ada penderita yang

    sudah ada kanker yang besar sampai 10 cm pun tidak merasakan apa-apa.

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    29/31

    29

    DAFTAR PUSTAKA

    Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

    Baradero,Mari, Dayrit,Mary W, & Siswadi, Yakobus.2005.Seri Asuhan

    Keperawatan Klien Gangguan Hati.Jakarta.EGC

    Kusuma, Hambing W.2008. Tumpas hepatitis dengan ramuan

    herbal.Jakarta.Pustaka Bunda

    Nugroho, Sri Heryanto.2009.Terapi Pengobatan Tumor-

    Kanker.Yogyakarta.Kamisius

    Sabiston, David C.1992.Buku Ajar Bedah.bag 1.Jakarta.EGC

    Sabiston, David C.1994.Buku Ajar Bedah.bag 2.Jakarta.EGC

    http://asuhankeperawatans.blogspot.com/2011/01/asuhan-keperawatan-hepatoma-

    tumor-hati.html diakses 16 Oktober 2012 pukul 20.14

    http://wantohape.wordpress.com/2010/01/07/askep-hepatoma/ diakses 16

    Oktober 2012 pukul 20.22

    Price Sylvia A, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Pennyakit Edisi 6

    Volume 1, Jakarta : Buku Kedokteran EGC.2006.p.476

    Budihussodo, Unggul. 2006. Karsinoma Hati. Editor: Aru W. Suyono dalam Buku

    Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 edisi keIV. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.

    http://asuhankeperawatans.blogspot.com/2011/01/asuhan-keperawatan-hepatoma-tumor-hati.htmlhttp://asuhankeperawatans.blogspot.com/2011/01/asuhan-keperawatan-hepatoma-tumor-hati.htmlhttp://asuhankeperawatans.blogspot.com/2011/01/asuhan-keperawatan-hepatoma-tumor-hati.htmlhttp://wantohape.wordpress.com/2010/01/07/askep-hepatoma/http://wantohape.wordpress.com/2010/01/07/askep-hepatoma/http://asuhankeperawatans.blogspot.com/2011/01/asuhan-keperawatan-hepatoma-tumor-hati.htmlhttp://asuhankeperawatans.blogspot.com/2011/01/asuhan-keperawatan-hepatoma-tumor-hati.html
  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    30/31

    30

    LAMPIRAN

    Pertanyaan 1 : Afining

    1.

    Penatalaksanaan dan intervensi dari puasa serta diet pada hepatoma ?

    Jawaban : untuk penatalaksanaan pemeriksaan diagnostik seperti FNAB

    dan diet yang sangat diperlukan adalah diet rendah lemak untuk

    mengontrol kadar lemak. Diet yang dibutuhkan juga berupa porsi yang

    ditawarkan pada pagi hari karena rangsang nafsu makan dan lapar sangat

    tinggi.

    Pertanyaan 2 : Amal

    2. Etiologi hubungan antara penggunaan kontrasepsi oral dengan penyakit

    hepatoma ?

    Jawaban : karena pemakaian kontrasepsi tersebut mempengaruhi system

    dan kadar hormone dalam tubuh yaitu hormone steroid, estrogen dan

    kortikosteroid yang mengakibatkan kerusakan dalam gen p53 yang

    meningkatkan rangsangan tumbuhnya tumor termasuk hepatoseluler

    karsinoma dan tumor supresornya terhambat (TSF)

    Pertanyaan 3 : Titin

    3. Bagaimana cara penularan hepatitis B carier ?

    Jawaban : yang dimaksud carier di sini adalah dari ibu karena sebenarnya

    bukan berarti ibu tersebut telah mengidap penyakit hepatitis B, virus

    tersebut sudah ada dalam badan dan bayi bisa tertular saat proses

    persalinan. Presentase bayi dengan hepatitis B carier adalah 70-80%

    4. Jelaskan PQRST nyeri

    Jawaban :

  • 8/10/2019 Hepatoma kelas B.docx

    31/31

    P : nyeri yang dirasakan secara spontan atau tiba-tiba

    Q : terasa sebah, ditusuk-tusuk

    R : di bagian abdomen kiri atas

    S : berdasarkan skala nyeri terdapat nilai 5-6

    T : sewaktu-waktu karena spontan