tutor 28 b.docx

26
Nama : Tiara Putri Ramadhani NIM : 04121401026 Nomor : 5 Analisis masalah 1.a Apa saja kemungkinan penyebab masalah kesehatan yang terjadi pada : - sesak nafas Jawab: Penyebab Sesak Nafas Tiba-Tiba (Akut) Sesak nafas yang tiba-tiba dan tak terduga kemungkinan besar disebabkan oleh salah satu kondisi kesehatan berikut ini: Masalah pada paru-paru atau saluran nafas - Asma. Pada penderita asma terjadi penyempitan saluran nafas dan tak jarang menghasilkan lebih banyak dahak (lendir lengket), yang akan menyebabkan mengi dan batuk. - Pneumonia (radang paru-paru). Menyebabkan batuk, sesak nafas dan demam. Hal ini biasanya disebabkan oleh infeksi, sehingga pengobatan akan membutuhkan antibiotik . - Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Seseorang yang memiliki penyakit ini kemudian tiba-tiba sesak nafas maka kemungkinan penyakit PPOKnya ini tiba-tiba memburuk. - Sumbatan pada saluran nafas bagian atas Masalah jantung - Serangan Jantung. Ada jenis serangan jantung tanpa mengalami semua gejala yang jelas, seperti nyeri dada dan kecemasan yang luar biasa. Dalam hal ini, sesak napas

Upload: anonymous-atpgwh

Post on 31-Jan-2016

225 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tutor

TRANSCRIPT

Page 1: tutor 28 B.docx

Nama : Tiara Putri Ramadhani

NIM : 04121401026

Nomor : 5

Analisis masalah

1.a Apa saja kemungkinan penyebab masalah kesehatan yang terjadi pada :

- sesak nafas

Jawab:

Penyebab Sesak Nafas Tiba-Tiba (Akut)

Sesak nafas yang tiba-tiba dan tak terduga kemungkinan besar disebabkan oleh salah satu

kondisi kesehatan berikut ini:

Masalah pada paru-paru atau saluran nafas

- Asma. Pada penderita asma terjadi penyempitan saluran nafas dan tak jarang

menghasilkan lebih banyak dahak (lendir lengket), yang akan menyebabkan mengi

dan batuk.

- Pneumonia (radang paru-paru). Menyebabkan batuk, sesak nafas dan demam. Hal ini

biasanya disebabkan oleh infeksi, sehingga pengobatan akan membutuhkan

antibiotik .

- Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Seseorang yang memiliki penyakit ini

kemudian tiba-tiba sesak nafas maka kemungkinan penyakit PPOKnya ini tiba-tiba

memburuk.

- Sumbatan pada saluran nafas bagian atas

Masalah jantung

- Serangan Jantung. Ada jenis serangan jantung tanpa mengalami semua gejala yang

jelas, seperti nyeri dada dan kecemasan yang luar biasa. Dalam hal ini, sesak napas

mungkin satu-satunya tanda peringatan bahwa seseorang mengalami serangan

jantung.

- Gagal jantung. Kondisi ini juga bisa menjadi penyebab sesak nafas yang mengancam

jiwa dimana jantung mengalami kesulitan memompa cukup darah ke seluruh tubuh,

biasanya karena otot jantung telah menjadi terlalu lemah atau kaku sehingga tak dapat

berfungsi dengan benar. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan air di dalam paru-

paru, sehingga menimbulkan sesak nafas.

Page 2: tutor 28 B.docx

- Penyebab Sesak napas lainnya yaitu berhubungan dengan masalah denyut jantung

atau iramanya, seperti fibrilasi atrium (denyut jantung tidak teratur dan cepat) atau

takikardia supraventricular (denyut jantung yang teratur dan cepat).

- Tamponade jantung

Serangan panik atau kecemasan

Serangan panik atau kecemasan dapat menyebabkan sesak napas yang berupa nafas

cepat atau dalam, yang dikenal sebagai hiperventilasi.

Penyebab sesak nafas akut lainnya

- Keracunan karbon monoksida (CO) Collapse (runtuh) sebagian paru-paru yang

disebabkan oleh sobekan kecil di permukaan paru-paru, sehingga udara terjebak

dalam ruang di sekitar paru-paru (pneumotoraks)

- Penyumbatan di salah satu pembuluh darah di paru-paru (pulmonary embolism)

Fibrosis paru idiopatik, suatu kondisi paru-paru yang langka dan kurang dipahami

yang menyebabkan jaringan parut pada paru-paru

- Koleksi cairan di samping paru-paru (efusi pleura)

- Komplikasi diabetes yang dikenal sebagai diabetic ketoacidosis, dimana asam sangat

tinggi kadarnya dalam darah dan urine

Penyebab Sesak Nafas Jangka Panjang (Kronis)

Sesak napas jangka panjang biasanya disebabkan oleh:

- Obesitas atau berat badan berlebih

- Asma yang tidak terkontrol dengan baik Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK),

yaitu kerusakan permanen pada paru-paru biasanya disebabkan oleh perilaku merokok

dalam kurun waktu tahunan.

- Tuberkulosis (TBC)

- Anemia

- Gagal jantung

- Masalah denyut jantung atau iramanya, seperti fibrilasi atrium (denyut jantung tidak

teratur dan cepat) atau takikardia supraventricular (denyut jantung yang teratur dan

cepat).

Penyebab sesak napas jangka panjang lainnya yang jarang :

Page 3: tutor 28 B.docx

- Bronkiektasis. Suatu kondisi paru-paru, di mana saluran napas melebar secara

abnormal dan penderita mengalami batuk berdahak persisten serta sesak napas.

- Penyumbatan berulang di salah satu pembuluh darah di paru-paru (pulmonary

embolism)

- Collapse sebagian paru-paru yang disebabkan oleh kanker paru-paru Koleksi cairan di

samping paru-paru (efusi pleura) yang tak segera teratasi Penyempitan katup jantung

utama, membatasi aliran darah ke seluruh tubuh  sering serangan panik , yang dapat

menyebabkan Anda hiperventilasi (mengambil napas cepat atau mendalam)

Bersumber dari: Berbagai Penyebab Sesak Nafas | mediskus.com

http://mediskus.com/penyakit/penyebab-sesak-nafas

1.c Bagaimana prioritas dari masalah kesehatan yang harus diselesaikan terlebih dahulu ?

Jawab:

- Diare

- Sesak nafas

- Cedera terinjak bahan bangunan

- Terjatuh dari tangga

2.a Apa saja masalah yang dapat ditimbulkan dari keadaan lingkungan Fk seperti :

- Karyawan merokok

Jawab:

Masalah yang dapat muncul jika ada karyawan yang merokok di ruang terbuka adalah:

- Pencemaran udara

- Berisiko timbulnya kebakaran jika puntung rokok tidak dimatikan dengan benar

- Sampah puntung rokok yang berserakan

- Karyawan yang merokok bisa berisiko untuk mengalami sesak napas, radang

paru-paru, dan penyakit saluran pernapasan lainnya

2.b Apa solusi untuk menangani masalah-masalah seperti :

- Karyawan merokok

Jawab:

Solusi :

- Ditetapkan suatu regulasi untuk mengurangi karyawan yang merokok

Page 4: tutor 28 B.docx

- Diberikan jadwal snack untuk mencegah karyawan bosan dan merokok

3.a Apa saja masalah yang dapat ditimbulkan dari keadaan lingkungan Fk seperti :

- Mahasiswa banyak makan dikantin

Jawab:

Jika banyak mahasiswa yang makan di kantin, hal berikut kemungkinan dapat terjadi:

- menumpuknya piring-piring kotor dan sampah di sekitar kantin

- kebersihan alat dan tempat makan kurang dapat terjaga karena terlalu ramai

- higienitas makanan di kantin belum tentu terjamin sehingga memungkinkan mahasiswa

terkena penyakit

- angka kecukupan gizi makanan di kantin belum tentu memenuhi kebutuhan mahasiswa

3.b Apa solusi untuk menangani masalah-masalah seperti :

- membeli makanan online

Jawab:

Solusi:

- Meningkatkan kualitas dan kuantitas makanan di kantin fakultas

- Mengimbau mahasiswa untuk membawa dan membuat bekal sendiri dari rumah

- Menyediakan beragam pilihan makanan untuk mahasiswa di kantin

4.b Bagaimana metode promosi kesehatan pada masalah yang ada di FK unsri ?

Jawab:

Metode promosi kesehatan yang bisa digunakan adalah dengan menggunakan poster,

menetapkan regulasi untuk masalah kesehatan tertentu, mengadakan kegiatan bersih-bersih

bersama, imbauan untuk menggunakan APD atau masker untuk melindungi dari debu dan

bahan-bahan bangunan.

Learning Issue

Negosiasi dan advokasi pada DOGA

POKOK BAHASAN I: ADVOKASI

A. Latar Belakang

Advokasi merupakan suatu rangkaian kegiatan strategis, terencana dan terorganisir yang

ditujukan kepada para penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isu kebijakan yang

Page 5: tutor 28 B.docx

spesifik yang dapat mempengaruhi para pengambil keputusan untuk pemecahan suatu

masalah. Negosiasi merupakan salah satu metode advokasi yang bertujuan untuk

menghasilkan kesepakatan. Koordinasi sebagai suatu proses pengintegrasian tujuan-tujuan

dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang

fungsional) dari suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien.

Istilah advocacy (advokasi) mulai digunakan secara progresif sejak itu, karena advokasi

merupakan upaya untuk menghasilkan kebijakan publik yang merupakan strategi pertama

dalam Ottawa Charter. Dan dalam perkembangannya kelima strategi tersebut dikemas

menjadi Advokasi, Bina Suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat

(Empowerment). Selanjutnya advokasi terus dikembangkan sebagai salah satu strategi global

dan Promosi Kesehatan.

B. Pengertian Advokasi

Advokasi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terencana ditujukan kepada para

penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isu kebijakan yang spesifik.

Advokasi selalu ditujukan untuk mempengaruhi, melakukan perubahan terhadap kebijakan

undang-undang peraturan program dan atau pencarian dana. Keputusan yang ditetapkan

umumnya pada tingkat teratas sektor umum maupun sektor swasta.

Advokasi adalah suatu upaya yang terencana dan terorganisir untuk mempengaruhi para

pengambil keputusan.

Advokasi adalah dukungan terhadap suatu permasalahan dan mengajak yang lainnya untuk

mendukungnya.

Advokasi adalah usaha untuk mendapatkan atau menciptakan perhatian terhadap suatu

permasalahan atau isu penting yang mengarahkan para pembuat keputusan untuk langsung

membuat pemecahannya.

Advokasi merupakan suatu proses yang rentang waktunya sulit dibatasi, bisa singkat atau

panjang.

Advokasi merupakan kegiatan yang strategis, terencana, ditujukan kepada stakeholders dan

para penentu kebijakan.

Dari berbagai pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa advokasi merupakan suatu

rangkaian kegiatan yang strategis, terencana dan terorganisir ditujukan kepada para penentu

kebijakan dalam rangka mendukung suatu isu kebijakan yang spesifik yang dapat

mempengaruhi para pengambil keputusan untuk pemecahan suatu masalah.

C. Tujuan Advokasi

Page 6: tutor 28 B.docx

Dari pengertian advokasi yang telah Anda pelajari, secara inklusif terkandung tujuantujuan

advokasi. yakni : Komitmen Politis (Political Commitment), Dukungan Kebijakan (Policy

Support), Penerimaan Sosial (Social Acceptance), dan Dukungan Sistem (System Support).

Selanjutnya mari kita bahas satu per satu tujuan advokasi tersebut.

1. Komitmen Politis (Political Commitment):

Komitmen Politis adalah komitmen para pembuat keputusan atau penentu kebijakan

di tingkat wilayah / sektor terhadap permasalahan kesehatan dan upaya pemecahan

permasalahan kesehatan. Pembangunan nasional tidak terlepas dari pengaruh

kekuasaan politik yang sedang berjalan. Oleh sebab itu pembangunan di sektor

kesehatan juga tidak terlepas dari kondisi dan situasi politik pada saat ini. Baik

kekuasaan eksekutif maupun legislatif di negara manapun ditentukan oleh proses

politik utamanya hasil pemilihan umum pada waktu yang lampau. Seberapa jauh

komitmen politik para pemangku kepentingan terhadap masalah kesehatan

masyarakat sangat ditentukan oleh pemahaman mereka terhadap masalah-masalah

kesehatan. Demikian pula seberapa jauh mereka mengalokasikan anggaran

pembangunan bagi sektor kesehatan juga tergantung pada cara pandang dan

kepedulian mereka terhadap permasalahan kesehatan. Oleh sebab itu untuk

meningkatkan komitmen para pemangku kepentingan terhadap kesehatan perlu

dilakukan advokasi. Komitmen politik dapat diwujudkan antara lain dengan

pernyataan-pernyataan, baik secara lisan maupun tulisan dari para pemangku

kepentingan mengenai dukungan atau persetujuan terhadap isu-isu kesehatan.

Keputusan politik harus didukung oleh semua pejabat lintas sektor di semua tingkat

administrasi pemerintah dalam pencapaian pelaksanaan kinerjanya.

2. Dukungan Kebijakan (Policy Support)

Dukungan Kebijakan adalah dukungan nyata yang diberikan oleh para pemimpin

institusi di semua tingkat dan semua sektor yang terkait dalam rangka mewujudkan

pembangunan di sektor kesehatan. Dukungan politik tidak akan berarti tanpa

dilanjutkan dengan dikeluarkan kebijakan yang konkrit dari para pembuat keputusan.

Oleh sebab itu setelah adanya dukungan politik dari pemerintah daerah maka perlu

ditindaklanjuti dengan advokasi lagi agar dikeluarkan kebijakan untuk mendukung

program tersebut. Dukungan kebijakan ini dapat berupa Peraturan Daerah, Surat

Keputusan pimpinan institusi baik pemerintah maupun swasta, Instruksi atau Surat

Edaran dari para pemimpin lembaga /institusi, dan sebagainya.

3. Penerimaan Sosial (Social Acceptance)

Page 7: tutor 28 B.docx

Penerimaan Sosial adalah diterimanya suatu program oleh masyarakat. Suatu program

kesehatan apapun hendaknya memperoleh dukungan dari sasaran utama program

tersebut yakni masyarakat, terutama tokoh masyarakat. Oleh sebab itu apabila suatu

program kesehatan yang telah memperoleh komitmen dan dukungan kebijakan, maka

langkah selanjutnya adalah mensosialisasikan program tersebut untuk memperoleh

dukungan masyarakat. Untuk sosialisasi program ini maka para petugas tingkat

operasional atau lokal, misalnya Petugas Dinas Kesehatan dan puskesmas mempunyai

peranan yang sangat penting. Oleh sebab itu para petugas tersebut juga memerlukan

kemampuan advokasi. Untuk petugas kesehatan lintas kabupaten/kota, sasaran

advokasi adalah Kepala Daerah, DPRD, pejabat lintas sektor ditingkat kabupaten/kota

dan sebagainya. Sedangkan sasaran advokasi puskesmas antara kepala wilayah

kecamatan, pejabat lintas sektor tingkat sub kabupaten/kota, para tokoh masyarakat

setempat, dan sebagainya.

4. Dukungan Sistem (System Support)

Dukungan sistem teridentifikasi dengan adanya sistem kerja atau organisasi kerja

yang memasukkan unit pelayanan kesehatan atau program kesehatan dalam sektor

pembangunan. Agar suatu program atau kegiatan berjalan baik, maka perlu adanya

sistem, mekanisme, atau prosedur kerja yang jelas untuk mendukungnya. Oleh sebab

itu sistem kerja atau organisasi kerja yang melibatkan kesehatan perlu dikembangkan.

Mengingat bahwa masalah kesehatan adalah segala dampak dari berbagai sektor,

maka program untuk pemecahannya atau penanggulangannya harus bersama-sama

dengan sektor lain. Dengan perkataan lain semua sektor pembangunan yang

mempunyai dampak terhadap kesehatan harus mempunyai sistem atau unit yang

menangani masalah kesehatan di dalam struktur organisasinya. Unit ini secara internal

menangani masalah-masalah kesehatan yang dihadapi oleh karyawannya, dan secara

eksternal mengatasi dampak institusi tersebut terhadap kesehatan masyarakat.

Misalnya, suatu industri harus mempunyai poliklinik atau Kegiatan Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3), mempunyai surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan

pemantauan lingkungan hidup, atau hasil analisis dampak lingkungan (AMDAL).

Dalam mengembangkan organisasi atau sistem kerja suatu institusi terutama yang

mempunyai dampak terhadap kesehatan perlu mempertimbangkan adanya unit

kesehatan tersebut. Terwujudnya unit kesehatan dalam suatu organisasi kerja di

industri-industri atau institusi-institusi kerja tersebut diperlukan pendekatan advokasi

oleh sektor kesehatan di semua tingkat.

Page 8: tutor 28 B.docx

D. Sasaran dan Manfaat Advokasi

Advokasi diartikan sebagai upaya pendekatan (approches) terhadap orang lain yang dianggap

mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kegiatan yang dilaksanakan.

Oleh karena itu orang yang menjadi sasaran atau target advokasi adalah para pemimpin suatu

organisasi atau institusi kerja baik di lingkungan pemerintah maupun swasta dan organisasi

kemasyarakatan. Dari segi yang ditujukan kepada para penentu kebijakan (policy makers)

atau para pembuat keputusan (decision makers) pada semua tingkat dan tatanan nasional. Di

sektor kesehatan, sasaran advokasi adalah para pemimpin sektor lain yang terkait dengan

kesehatan, PEMDA dan lembaga legislatif. Di tingkat pemerintah daerah (local government)

kabupaten/kota, advokasi kesehatan dapat dilakukan terhadap para pejabat pemerintah

daerah. Tujuan utama advokasi di tingkat ini adalah agar program kesehatan memperoleh

prioritas tinggi dalam pembangunan daerah yang bersangkutan. Implikasinya alokasi sumber

daya manusia atau petugas kesehatan, seperti pelatihan-pelatihan dan pendidikan lanjut, maka

untuk sektor kesehatan juga memperoleh prioritas. Advokasi bukan hanya ditujukan kepada

para pembuat keputusan daerah dalam arti pemerintah saja, namun juga dilakukan kepada

pimpinan sektor swasta atau pengusaha, dan para pemimpin Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM). Dengan kata lain advokasi juga digunakan untuk menjalin kemitraan (partnership)

dengan para pengusaha dan LSM. Tujuan kemitraan dengan kelompok pengusaha dan LSM

adalah untuk memperoleh dukungan program kesehatan dan meningkatnya ketahanan sumber

daya manusia yang produktif.

E. TAHAPAN ADVOKASI

Dalam suatu advokasi kita perlu melakukan tahapan sebagai berikut.

Tahapan 1 Mendefinisikan Isu-Isu dan Topik Kepedulian

Perlu disepakati Isu dan topik kepedulian yang akan menjadi fokus dalam rangka perubahan

kebijakan. Hal ini bisa dilakukan melalui analisa data mengenai pembangunan berwawasan

lingkungan dan masalah-masalah yang membutuhkan aksi kebijakan.

Untuk bisa mengangkat isu yang tepat, ada beberapa hal-hal yang perlu Anda perhatikan

dalam penetapan isu, yaitu: - Mengapa isu tersebut penting waktu itu ? Apa contoh solusi

kebijakan? - Isu mencakup apa saja? seberapa mudah menggalang kemitraan? - Apa saja

dampak yang akan terjadi sekaitan isu terhadap lingkungan eksternal?

Tahapan 2: Menentukan Tujuan Advokasi

Setelah menetapkan isu advokasi, tahapan selanjutnya adalah menentukan tujuan advokasi.

Tujuan advokasi adalah hasil yang ingin dicapai dalam jangka pendek, yakni 1-3 tahun.

Tujuan haruslah memenuhi kriteria spesifik, terukur, dan realistis.

Page 9: tutor 28 B.docx

Tahapan 3: Merencanakan, Mengembangkan, Menyampaikan Pesan

Dalam mengembangkan pesan ada formula singkatan sebagai panduan Anda untuk

memudahkan dalam mengingatnya, yaitu BISS-WTS yang kepanjangannya sebagai berikut:

Bahasa

Ide/Isi Pesan

Subyek Sasaran

Si pembawa Pesan/Sumber Pesan

Waktu

Tempat

Saluran komunikasi pesan/jenis atau adonan atau multi-media yang digunakan

1. Bahasa

Harus dipilih bahasa yang cocok dan biasa digunakan oleh sasaran advokasi. Bila

diperlukan bisa menggunakan bahasa, logat atau dialek setempat. Bahasa harus padat,

singkat, jelas dan jangan sampai menimbulkan arti ganda. Selanjutnya jangan

memakai kata-kata emosional. Aksi advokasi yang diharapkan, adalah apa yang ingin

Anda lakukan setelah Anda mendengarkan isi pesan tersebut.

2. Ide Pesan

Isi merujuk pada inti pesan. Sebaiknya berupa ide tunggal yang jelas dan mudah

dipahami serta harapan anda agar sasaran bisa beraksi. Pesan harus efektif, sederhana,

menarik, jelas, dan konsisten berkesinambungan

Ciri pesan yang efektif sebagai berikut:

Sederhana Singkat Bahasa yang cocok

Isi pesan sejalan dengan bentuk pesan Pembawa pesan dihargai, didengar

Nada dan bahasa ejaan pesan menarik Bisa serius, bisa humoris

Ide/isi pesan dapat disiapkan secara artistik dalam bentuk slide (power point atau

film) atau transparasi yang menarik.

3. Subyek Sasaran

Subyek sasaran dalam advokasi ini adalah para penentu kebijakan (pemangku

kepentingan). Usahakan agar pesan advokasi yang disampaikan cukup menarik

perhatian mereka sehingga diharapkan mereka bisa memahami dan dapat memberi

dukungan terhadap isu advokasi. Subyek sasaran antara lain para pejabat pemerintah,

petugas kesehatan, media massa, wartawan, swasta/dunia usaha, dan masyarakat. Bagi

mereka yang menghambat program, sebaiknya dipengaruhi agar menjadi netral

terhadap isu advokasi.

Page 10: tutor 28 B.docx

Jadi kesimpulannya, subyek sasaran tergantung tujuan advokasi, yaitu untuk apa?

a. Subyek Sasaran Advokasi: Para penentu kebijakan punya banyak urusan dan waktu

yang terbatas. Maka pesan harus merupakan fakta, dapat memberikan informasi yang

mudah dipahami, dan sebaiknya bisa menggerakkan aksi secepatnya.

b. Form Analisa

Sasaran Primer : Perorangan atau institusi penentu kebijakan.

Sasaran Sekunder : Perorangan atau institusi yang dapat mempengaruhi kebijakan.

Pilihlah skala peringkat 1 (terendah) – 5 (tertinggi) untuk sasaran primer dan sasaran

sekunder.

4. Si Pembawa Pesan / Sumber Pesan

Sangat penting ditentukan siapa yang akan membawa pesan advokasi kepada penentu

keijakan. Petakan dan urutkan siapa yang akan menjadi sasaran untuk tujuan

advokasi. Contoh : Bila ditentukan sasaran lobi adalah Bupati, tentukan : Siapa yang

mempunyai keahlian untuk melobi dan tampaknya mempunyai kredibilitas untuk

berbicara dengan Bupati. Perhatikan juga adat istiadat di daerah tersebut, adakah bias

gender, atau justru wanita lebih efektif menjadi si pembawa pesan advokasi dalam

melobi Bupati.

5. Waktu

Kapankah waktu yang tepat untuk menyampaikan pesan advokasi? Apakah ada

peristiwa politik tertentu yang dapat dikaitkan dan dipakai sehingga dapat

menimbulkan perhatian yang lebih besar, apakah ada kampanye pemilihan kepala

daerah atau DPRD, sehingga isu pesan advokasi turut diperhitungkan dan didengar

oleh penentu kebijakan pada waktu yang tepat, dan suasana yang cocok. Penting

sekali ditentukan waktu yang sesuai sehingga dapat menimbulkan dampak perhatian

yang jauh lebih besar.

6. Tempat

Penting sekali ditentukan tempat yang sesuai sehingga dapat menimbulkan dampak

perhatian yang lebih besar. Advokasi bisa dilakukan di tempat formal dan informal.

Tempat formal, seperti temu Bupati/Walikota di Balai Kota atau bila perlu temu

DPRD di forum, ruang kerja atau ruang sidang DPRD. Sedangkan tempat informal,

seperti tempat makan dan tempat olah raga, lebih cocok untuk melakukan lobi.

7. Saluran Komunikasi

Page 11: tutor 28 B.docx

Saluran komunikasi adalah media penyampaian pesan yang efektif dan efisien,

didukung oleh sumber daya. Pemilihan media sangat ditentukan dengan kesesuaian

pesan advokasi yang akan disampaikan kepada subyek sasaran.

Tahapan 4 : Membuat Pesan Advokasi Satu Menit

Pesan advokasi satu menit harus mencakup 4 komponen, yaitu: Pernyataan + Bukti + Contoh

+ Aksi advokasi yang diharapkan.

Kini kita sampai pada tujuan akhir pembuatan pesan dalam proses advokasi, yaitu

menciptakan pesan advokasi satu menit.

Perkenalkan pentingnya kegiatan menyampaikan pesan yang jelas, singkat, menarik, dan

padat.

Gambarkan pesan satu menit pada lembar berita.

Pelaksana advokasi dapat mengundang wartawan menghadiri beberapa pilihan peristiwa

untuk menampilkan isu dan memastikan pesan yang dapat menjangkau sasaran yang lebih

luas, masyarakat atau publik.

Kalau kita melihat iklan atau sebagainya maka format satu menit ini cukup handal.

Tahapan 5 : Penggalangan Sumber Daya, Termasuk Dana

Kenali dan coba dapatkan sumber daya (uang, tenaga, keahlian, jejaring dan perlengkapan

lainnya) untuk melaksanakan kegiatan advokasi. Petugas jejaring memobilisasi sumber daya.

Bagi pemerintah daerah, persoalan pendanaan untuk program kesehatan haruslah

diperjuangkan oleh daerah. Hal ini merupakan perubahan paradigma, kini jajaran dinas

kesehatan harus berjuang keras untuk mendapatkan porsi dana pendukung program dari

jajaran eksekutif (bupati/walikota) dan jajaran legislatif (DPRD).

Tahapan 6 : Mengembangkan Rencana Kerja

Dalam menyusun rencana kerja advokasi, maka perlu diingat bahwa pelaksanaan kegiatan

tersebut perlu disesuaikan dengan identifikasi kegiatan, tugas pokok dan fungsi dari para

pelaksana advokasi, jangka waktu, serta sumber daya yang dibutuhkan. Pada bagian ini akan

dijelaskan tahapan dalam membuat rencana kerja (plan of actionPOA). Pelaksanaan rencana

kerja disajikan secara sederhana didasarkan atas tujuan advokasi. Mengembangkan rencana

kerja memberikan peluang bagi anggota jejaring bekerja sama dalam kelompok. Rencana

kerja harus bisa menampung aneka masukan anggota dan menggalang konsensus dan

kesepakatan. Sehingga tercipta rasa kepemilikan bersama terhadap rencana kegiatan,

termasuk melaksanakan strategi pelaksanaannya.

Berikut ini adalah panduan dalam membuat rencana kerja advokasi

Page 12: tutor 28 B.docx

1. Tetapkan satu isu advokasi untuk satu aksi.

2. Tetapkan tujuan advokasi, mengandung unsur SMART.

SMART S – Specific (Spesifik); M – Measureable (Terukur); A – Achievable (Dapat

dicapai); R – Realistic (Realistik, wajar); T – Time Bound (Batas rentang waktu)

3. Tetapkan dukungan, hambatan dan tentukan sasaran primer dan sekunder.

4. Kembangkan pesan dan praktekkan penyampaian pesan advokasi terhadap anggota utama

sasaran.

5. Lakukan telaah pengumpulan data teknik analisa mendukung pesan advokasi.

6. Tetapkan strategi awal penggalangan dana.

7. Setelah kelompok menetapkan urutan tahapan dan tujuan advokasi, siapkan rencana kerja.

8. Bagikan bahan rencana kerja pelaksanaan advokasi:

Tuliskan relevansi tujuan advokasi pada puncak kertas kerja.

Tetapkan kegiatan yang dibutuhkan mencapai tujuan, rincikan kegiatan, contoh: Masukan

informasi pengembangan pesan dan metode.

Tentukan dukungan sumber daya untuk setiap masa kegiatan.

Tentukan jadual untuk tiap kegiatan.

Lakukan telaah pada kertas kerja.

Ringkaskan dengan komentar dan untuk pengecekan ajukan pertanyaan terakhir terhadap

pelaksanaan. Bila peserta puas dengan rencana, artinya sudah siap dilanjutkan ke pemantauan

dan evaluasi.

Tahapan 7 : Indikator Spesifik

Sewaktu rencana advokasi dilaksanakan, maka diperlukan indikator untuk memandu

kemajuan proses advokasi, dimana indikator kesuksesan adalah terjadinya perubahan

kebijakan akibat aksi advokasi tersebut.

Lakukan pengumpulan data yang sahih, tepat mendukung tiap tahapan proses serta data

untuk pemantauan evaluasi.

Penetapan indikator digunakan sebagai alat pemantauan dan evaluasi hasil kegiatan.

Advokasi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang strategis, terencana dan terorganisir

ditujukan kepada para penentu kebijakan dalam rangka mendukung suatu isu kebijakan yang

spesifik yang dapat mempengaruhi para pengambil keputusan untuk Pemecahan suatu

masalah. Untuk mancapai tujuan yang diharapkan, maka kegiatan advokasi harus melalui

berbagai tahapan, mulai dari penetapan isu sampai pada penetapan indikator spesifik. Pada

setiap tahapan banyak hal yang harus dilakukan terutama dalam hal pengelolaan data dan

fakta yang sesuai serta pengembangan jejaring dengan unsur terkait.

Page 13: tutor 28 B.docx

POKOK BAHASAN II: NEGOSIASI

Negosiasi merupakan salah satu metode advokasi yang bertujuan untuk menghasilkan

kesepakatan. Dalam hal ini, pihak yang bernegosiasi menyadari bahwa masing-masing pihak

mempunyai kepentingan yang sama tentang upaya mengatasi permasalahan kesehatan,

sekaligus menyatukan upaya mencapai kepentingan tersebut sesuai tupoksi masing-masing.

A. Pengertian Negosiasi

- Proses interaksi antara dua pihak atau yang lebih yang perlu terlibat secara bersama-sama

untuk mendapatkan hasil akhir, yang pada awalnya mempunyai sasaran yang berbeda,

berusaha menggunakan argumen dan persuasi untuk menghilangkan atau mengurangi

perbedaan tersebut dalam rangka mencari jalan keluar yang dapat diterima bersama.

Proses untuk menyesuaikan pandangan kedua belah pihak tentang hasil ideal menjadi hasil

yang dapat diterima oleh semua pihak.

B. Ciri-ciri negosiasi

ciri–ciri negosiasi sebagai berikut :

1. Melibatkan dua orang atau lebih, tak ada negosiasi sendirian.

2. Pihak-pihak yang bersangkutan harus membutuhkan keterlibatan satu sama lain untuk

mencapai yang diinginkan.

3. Masing-masing pihak harus mulai dari minat dan sasaran yang berbeda pihak-pihak yang

bersangkutan menganggap NEGOSIASI sebagai suatu cara yang lebih memuaskan perbedaan

yang ada.

4. Masing-masing harus beranggapan bahwa ada kemungkinan membujuk pihak lain untuk

merubah posisi awal mereka.

5. Mereka harus punya tingkat kuasa atau kemampuan pihak lain untuk bertindak.

6. Proses negosiasi merupakan salah satu interaksi diantara mereka.

C. Tujuan Negosiasi

Dari pengertian dan ciri – ciri negosiasi, maka anda dapat merumuskan bahwa tujuan

negosiasi adalah untuk mencapai kesepakatan dari kedua belah pihak yang terlibat negosiasi,

baik dalam hal pembagian tugas dan wewenang, pelaksanaan program/kegiatan terpadu, dan

penyelesaian masalah.

D. Elemen Negosiasi

Negosiasi tidak akan berhasil bila tidak didukung dari berbagai hal. Hal–hal tersebut dikenal

sebagai elemen negosiasi, yang terdiri dari :

1. Alternatif

Page 14: tutor 28 B.docx

Alternatif adalah kemungkinan jalan keluar yang dipunyai pihak-pihak yang

bernegosiasi apabila tidak diperoleh kesepakatan, yaitu tindakan yang dilakukan

untuk memenuhi kebutuhan sendiri tanpa persetujuan pihak lain. Akan tetapi sedapat

mungkin sebuah kegiatan negosiasi dapat menghasilkan kesepakatan yang terbaik

buat semua pihak (win win solution), atau apabila terpaksa melakukan tindakan tanpa

persetujuan pihak lain setidak-tidaknya tidak merugikan pihak lain tersebut.

2. Kepentingan (harapan, keinginan dan kebutuhan)

Kedua belah pihak memiliki kepentingan masing-masing yang menjadi dasar ketika

melakukan negosiasi. Kepentingan yang menyangkut orang banyak hendaknya jangan

dikorbankan ketika melakukan negosiasi, akan tetapi kepentingan yang bersifat

individu atau kelompok sebaiknya tidak mengorbankan kepentingan bersama bersama

(yang bermanfaat bagi orang banyak).

3. Opsi (pilihan)

Di dalam proses negosiasi seringkali menghasilkan tidak hanya satu pilihan, beberapa

pilihan inilah yang disebut opsi. Negosiasi yang baik akan menghasilkan kesepakatan

yang berupa pemilihan Opsi yang terbaik diantara beberapa Opsi yang ada.

4. Legitimasi

Negosiasi dapat dikatakan berlangsung dengan baik, apabila kesepakatan yang

dihasilkannya mendapat legitimasi/ pengakuan baik dari pihak internal (kedua belah

pihak yang melakukan negosiasi) maupun dari pihak eksternal (pihak ketiga).

5. Hubungan kerja

Hubungan kerja dalam negosiasi adalah hubungan antara pihak-pihak yang terlibat

dalam proses negosiasi. Hubungan kerja ini sebaiknya dilandasi saling percaya, saling

menghargai dan tidak ada pihak yang merasa lebih tinggi atau lebih rendah

kedudukannya selama proses negosiasi. Hubungan kerja yang baik ini hendaknya

tetap dijaga walaupun tidak tercapai kesepakatan dalam bernegosiasi.

6. Komitmen

a) Komitmen adalah pernyataan lisan maupun tertulis mengenai hal yang diinginkan

atau yang tidak diinginkan oleh pihak-pihak yang melakukan negosiasi.

b) Komitmen dapat berkembang selama proses negosiasi dan dapat dicantumkan

sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam perjanjian/ kesepakatan yang dihasilkan.

c) Komitmen hendaknya dirancang yang prktis, tahan lama, mudah dipahami

bersama, dan dapat diverifikasi dengan mudah apabila diperlukan.

Page 15: tutor 28 B.docx

E. LANGKAH - LANGKAH NEGOSIASI

Negosiasi akan menolong untuk menciptakan solusi yang saling menguntungkan dalam

situasi konflik. Dalam suatu negosiasi kita perlu melakukan langkah-langkah sebagai

berikut :

1. Persiapan

a. Penyamaan pemahaman/persepsi

Sebelum pelaksanaan negosiasi, masing-masing pihak hendaknya melakukan kegiatan

persiapan intern, kegiatan persiapan tersebut pada hakekatnya berupa penyamaan

pemahaman/persepsi diantara anggotanya yang akan terlibat dalam kegiatan negosiasi dengan

pihak lain. Hal-hal yang perlu disamakan pemahaman/persepsinya adalah tujuan negosiasi,

isu yang perlu dibahas, kepentingan, apa saja alternatifnya, Opsi keputusan terbaik, kriteria

keberhasilan, posisi yang akan diajukan dan lain sebagainya.

b. Mencari tahu keadaan pihak lain

Hal-hal yang perlu diketahui dari pihak lain adalah tujuan, kepentingan, opsi, keputusan

terbaik, posisi yang akan diajukan, dan lain sebagainya, untuk memperlancar jalannya

negosiasi.

c. Persiapan fisik meliputi persiapan ruangan pertemuan, akomodasi, transportasi, dan

kegiatankegiatan penunjang lainnya.

2. Pelaksanaan

a. Menyepakati agenda negosiasi, termasuk apa yang akan dibicarakan.

b. Masing-masing mempresentasikan tujuan, isu, ungkapan posisi.

c. Memberi kesempatan pihak lain meminta klarifikasi atau penjelasan tentang apa yang

dikemukakan.

d. Mencermati kepentingan masing-masing untuk dipertemukan dengan kepentingan pihak

lain.

e. Pertemuan hendaknya didasari saling mempercayai dan saling menghargai.

f. Masing-masing pihak hendaknya bersedia menggeser posisinya agar dapat dicapai

kesepakatan.

Sehingga seorang negosiator mempunyai kemampuan 'SHAPE'

o Sincene/ sensitive (tulus/peka)

o Honest/ Humoris (jujur/humoris)

o Attentive/ articulate (menarik/pandai bicara)

o Proficient (pandai/cakap)

Page 16: tutor 28 B.docx

o Enthusiastic/ Emphaty (antusias/ tegas)

o Analisis

Negosiasi mungkin dapat berlangsung tidak hanya satu kali, tetapi bisa berkali-kali

tergantung berat ringannya masalah yang dihadapi. Untuk itu maka jika pada pertemuan

pertama belum menunjukkan adanya kemajuan maka perlu dianalisis apa penyebabnya.

Sehingga pada waktu pertemuan berikutnya akan ada kemajuan, demikian seterusnya.

3. Peninjauan

Yang dimaksud disini hasil kesepakatan yang telah dicapai, kemudian diterapkan dan

dilaksanakan, apabila terdapat hal-hal yang menyimpang maka perlu diadakan peninjauan ,

kemudian rencanakan bagaimana meluruskannya dan strategi apa yang akan digunakan untuk

re-negosiasi.

F. KENDALA-KENDALA DALAM NEGOSIASI DAN SOLUSINYA

Menurut William Ury dan Roger Fisher mengemukakan bahwa minimal ada 4 (empat)

kendala utama yang sering dihadapi dalam negosiasi :

1. Reaksi kita.

Bila kita merasa tertekan karena argumen lawan, biasanya kita akan membalas dengan

serangan juga. Hal inilah akan menimbulkan aksi reaksi. Sehingga jika hal ini

berlangsung terus maka kedua belah pihak tidak akan mendapatkan apaapa. Solusinya

kita harus menghentikan ini, bila perlu kita minta untuk menunda negosiasi. Hal ini

untuk merendam konflik di antara kedua belah pihak. Sehingga pikiran kita akan

menjadi tenangdan kita bisa berpikir jernih dan obyektif tidak emosional.

2. Emosi Mereka.

Sikap lawan tidak kooperatif dan selalu mempertahankan posisinya. Hal ini

dilatarbelakangi oleh rasa marah, takut, curiga, sehingga untuk mendengar kitapun

mereka menolak. Solusinya, kita perlu menciptakan atmosfir yang baik pada

pertemuan pertama. Yaitu menetralisir kecurigaan, ketidakpercayaan dari pihak

lawan.

3. Kekuatan Mereka.

Sering kali lawan melihat negosiasi bertujuan untuk menciptakan win-lose. sehingga

mereka berambisi mengalahkan kita. Apabila pihak lawan merasa tanpa negosiasipun

mereka menang maka kita perlu mendidik mereka. cara dengan meyakinkan bahwa

Page 17: tutor 28 B.docx

beban yang dipikul mereka sangat besar jika negosiasi ini gagal. tentunya kita sendiri

jelas mempunyai kelebihan juga.

Sumber: http://lrc.bbpkciloto.or.id/userfiles/file/modul/Modul%206%20Advokasi.pdf ,

BBPK Ciloto-Kemenkes RI. Modul 6 : ADVOKASI, NEGOSIASI DAN KOORDINASI

PROGRAM/ KEGIATAN P2NHA.