hd bloodleak

Upload: nurudin-aja

Post on 16-Oct-2015

248 views

Category:

Documents


29 download

DESCRIPTION

makalah tentang cara mengetahui adanya kebocoran dialyzer dan penanganan nya

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGHemodialisa adalah suatu tekhnologi tinggi sebagai terapi pengganti ginjal untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu dari peredaran darahmanusia seperti air, Na, K, hidrogen, urea, kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semipermeabel sebagai pemisah drah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi osmosis dan ultrafiltrasi (Setyawan, 2001)Dialisis merupakan suatu proses yang di gunakan untuk mengeluarkan cairan dan produk limbah dari dalam tubuh ketika ginjal tidak mampu melaksanakan fungsi tersebutPerkembangan mesin hemodialisa yang sangat pesat dewasa ini, yang di sertai aplikasi tekhnologi yang tinggi dan faktor keamanan dan kenyamanan yang memadai bagi pasien, membutuhkan sumber daya manusia yang handal (dalam hal ini perawat sebagai operator) dalam menjalankan dan perawatan mesinKemampuan dan keterampilan perawat dalam menjalankan berbagai merek mesin HD menjadi faktor utama tercapainya proses dialisis yang adekuat. Akan tetapi, adakalanya pada saat proses HD berjalan terjadi kendala pada mesin HD maupun pada dializer sehingga menggangu proses HD peran perawat sebagai operator manual dalam menjalankan mesin HD haruslah sanggup dan mampu mengatasi kendala awal yang terjadi baik secara klinikal maupun tehknikal .Kejadian blood leak merupakan salah satu gangguan yang sangat fatal bila perawat kurang tanggap dalam penanganan kejadian blood leak. Masalah yang akan muncul pada kejadian blood leak adalah pasien dapat mengalami kehilangan darah yang cukup banyak, bahkan dapat menyebabkan terjadinya hemolisis bila kejadian blood leak tidak di atasi dengan cepat.Angka kejadian blood leak di RSKG Ny.Habibie jarang terjadi namun kami dari kelompok 3 merasa penting untuk memberikan gambaran penanganan blood leak yang kami bahas melalui konsep teori dan kasus blood leak yang terjadi pada asien Tn.M di ruang Melati.

BAB IITINJAUAN TEORITIS

A. MEMBRAN DIALYZER 1. PengertianPada proses hemodialisa, peralatan yang memiliki peran paling penting adalah ginjal buatan atau membran dialyzer. Membran ini berperan menggantikan fungsi ginjal yang tidak bisa bekerja lagi dari seorang pasien. Membran dialyzer ini harus dirancang sedemikian rupa sehingga menyerupai basal membran glomerulus. Membran dialyzer dapat dibuat dari beberapa bahan seperti selulosa, selulosa tersubtitusi, selulo sintetik dan polimer buatan. Bahan-bahan ini ada yang bersifat hidrofilik dan hidrofobik. Membran yang bersifat hidrofobik terbukti dapat mengabsorbsi protein lebih porotis dan mempunyai koefisien ultrafiltrasi paling tinggi. Implikasi klinis yang terjadi adalah eliminasi toksin lebih efektif dan beresiko kehilangan protein (hipoproteinemia).Membran semipermeabel adalah suatu selaput atau lapisan yang sangat tipis dan mempunyai lubang (pori) sub mikroskopis. Dimana partikel dengan BM kecil & sedang (small dan middle moleculler) dapat melewati pori membran, sedangkan partikel dengan BM besar (large moleculler) tidak dapat melalui pori membran tersebut. Dialyzer merupakan suatu tabung yang terdiri dari 2 ruangan (2 kompartemen) yang dipisahkan oleh selaput semi permeabel. Proses yang terjadi pada membran dialyzer ini adalah terjadi pertukaran zat-zat dan cairan dalam darah dan dialisat. Berikut ini adalah penjelasan proses-proses yang terjadi selama pertukaran zat-zat pada membran dialyzer:a. Proses DifusiDifusi merupakan proses berpindahnya suatu zat terlarut yang disebabkan karena adanya perbedaan konsentrasi zat-zat terlarut dalam darah dan dialisat. Perpindahan molekul terjadi dari zat yang berkonsentrasi tinggi ke yang berkonsentrasi lebih rendah. Pada hemodialisa pergerakan molekul / zat ini melalui suatu membran semi permeabel yang membatasi kompartemen darah dan kompartemen dialisat. Proses difusi dipengaruhi oleh: Perbedaan konsentrasi Berat molekul (makin kecil BM suatu zat, makin cepat zat itu keluar) QB (Blood Pump) Luas permukaan membrane Temperatur cairan Tahanan / resistensi membrane Besar dan banyaknya pori pada membrane Ketebalan / permeabilitas dari membranFaktor-faktor di atas menentukan klirens dialyzer. Klirens suatu dialyzer adalah kemampuan dialyzer untuk mengeluarkan zat-zat yang harus dibuang dari darah. Jumlah atau banyaknya darah yang dapat dibersihkan dari suatu zat secara komplit oleh suatu dialyzer yang dinyatakan dalam ml/mnt.b. Proses UltrafiltrasiBerpindahnya zat pelarut (air) melalui membran semi permeabel akibat perbedaan tekanan hidrostatik pada kompartemen darah dan kompartemen dialisat. Tekanan hidrostatik / ultrafiltrasi adalah yang memaksa air keluar dari kompartemen darah ke kompartemen dialisat. Besar tekanan ini ditentukan oleh tekanan positif dalam kompartemen darah (positive pressure) dan tekanan negative dalam kompartemen dialisat (negative pressure) yang disebut TMP (trans membran pressure) dalam mmHg. Driving force yang digunakan pada ultrafiltrasi ini adalah perbedaan tekanan hidrostatik antara darah dan dialyzer.Perpindahan & kecepatan berpindahnya dipengaruhi oleh: TMP Luas permukaan membrane Koefisien Ultra Filtrasi (KUf) Qd & Qb Perbedaan tekanan osmotikProses ultrafiltrasi adalah proses pergeseran zat terlarut dan pelarut secara simultan dari kompartemen darah kedalam kompartemen dialisat melalui membran semipermiabel. Proses ultrafiltrasi ini terdiri dari ultrafiltrasi hidrostatik dan osmotic,yaitu:

a. Ultrafiltrasi hidrostatik Transmembran pressure (TMP)TMP adalah perbedaan tekanan antara kompartemen darah dan kompartemen dialisat melalui membran. Air dan zat terlarut didalamnya berpindah dari darah ke dialisat melalui membran semipermiabel adalah akibat perbedaan tekanan hidrostatik antara kompertemen darah dan kompartemen dialisat. Kecepatan ultrafiltrasi tergantung pada perbedaan tekanan yang melewati membran. Koefisien ultrafiltrasi (KUf)Besarnya permeabilitas membran dialyzer terhadap air bervariasi tergantung besarnya pori dan ukuran membran. KUf adalah jumlah cairan (ml/jam) yang berpindah melewati membran per mmHg perbedaan tekanan (pressure gradient) atau perbedaan TMP yang melewati membran.b. Ultrafiltrasi osmoticDimisalkan ada 2 larutan A dan B dipisahkan oleh membran semipermiabel, bila larutan B mengandung lebih banyak jumlah partikel dibanding A maka konsentrasi air dilarutan B lebih kecil dibanding konsentrasi larutan A. Dengan demikian air akan berpindah dari A ke B melalui membran dan sekaligus akan membawa zat-zat terlarut didalamnya yang berukuran kecil dan permiabel terhadap membran, akhirnya konsentrasi zat terlarut pada kedua bagian menjadi sama.

c. Proses OsmosisBerpindahnya air karena tenaga kimiawi yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan osmotik (osmolalitas) darah dan dialisat. Proses osmosis ini lebih banyak ditemukan pada peritoneal dialysis.Ada 3 tipe dialyzer yang siap pakai, steril dan bersifat disposibel yaitu bentuk hollow-fiber (capillary) dialyzer, parallel flat dialyzer dan coil dialyzer. Setiap dialyzer mempunyai karakteristik tersendiri untuk menjamin efektifitas proses eliminasi dan menjaga keselamatan penderita. Yang banyak beredar dipasaran adalah bentuk hollowfiber dengan membran selulosa.Berikut ini adalah beberapa sifat dari membran dialyzer yang harus diperhatikan, karena akan menentukan proses-proses yang terjadi berjalan dengan semestinya1. Luas permukaan dialyzer2. Ukuran besar pori atau permeabilitas ketipisanya3. Koefisien ultrafiltrasi4. Volume dialyzer5. Kebocoran darah tidak boleh terjadi6. Dapat di re-use tanpa merubah kemampuan klirens dan ultrafiltrasinya7. HargaPada mulanya HD dilakukan dengan menggunakan membran yang mempunyai klirens dan ultrafiltrasi yang rendah yang memerlukan waktu sampai 6 jam untuk mendialisis pasien. Kemajuan biomaterial dialyzer memungkinkan dialysis lebih pendek lagi (4 jam) dalam 3 kali seminggu.Adapun pemilihan membran dialyzer dapat berdasarkan pertimbangan teoritis (biokompatibilitas dan fluks), berdasarkan pertimbangan klinis(gejala intradialisis, morbiditas dan mortalitas). Secara praktis pemilihan membran dialyzer berdasarkan Bahan membran sintesis dan tidak sintesis, KoA dialyzer, Koeffisient Ultrafiltrasi, Dialyzer standard, Dialyzer high efficiency atau high flux, Model Sterilisasi, Desain plat paralel atau hollow-fiber (capillary). 2. Pemilihan dialyzer berdasarkan pertimbangan teoritis.a. BiokompatibilitasSecara teori, membran yang mengaktifkan komplemen dan mengakibatkan pelepasan fragmen komplemen tidak disukai, karena pengaktifan komplemen dapat meningkatkan produksi superoksida neutrophil. Secara kronis terpajan terhadap membran pelepasan fragmen komplemen bisa mengganggu kemampuan fagositosis granulosit dan kemampuan leukosit untuk menciptakan superoksida. Pada sisi lain, pada pemakaian ulang, apabila blach (obat pengelantang) tidak dipakai, membran sellulosa yang belum disubstitusikan menjadi terlapis dengan protein darah selama pemakaian pertama, pada pemakaian berikutnya komplemen sangat direduksi.

b. FluksMembran sintesis cenderung lebih terbuka, yakni memiliki permeabilitas yang lebih tinggi terhadap solut berat molekul besar dan memiliki klearansi molekul yang tinggi, dalam rentang BM 1000. Pada saat sekarang membran sintesis dengan karakteristik fluks rendah, atau membran fluks tinggi yang terbuat dari sellulosa yang belum disubstitusi ataupun dari sellulosa asetat. Penghilangan yang meningkat dari ``molekul tengah`` yang berhubungan dengan pemakaian membran fluks tinggi kadang dapat menguntungkan secara klinis. Beta-2 mikroglobulin adalah molekul lain justru lebih banyak dihilangkan secara efektif oleh banyak membran sintesis dari pada membran selulosa. Akumulasi beta-2 mikroglobulin pada penderita hemodialisis dapat mengakibatkan amyloidosis yang bermanifestasi sebagai sindroma tunnel carpal, arthropathy, dan kista tulang. c. Backfiltrasi (filtrasi-balik)Kemungkinan terdapat kelemahan pada pemakaian membran fluks tinggi, karena sangat tembus terhadap air dan membutuhkan pemakaian mesin dialisis yang mahal dengan sirkuitas kontrol ultrafiltrasi volumetris. Sebagian mesin dialisis ini sulit dibebaskan dari infeksi secara tepat karena kompleksitas jalur cairannya. Jika tidak dibersihkan dengan baik setelah pemakaian, mesin tersebut dapat berhubungan dengan reaksi pirogen selama dialisis. Di banyak pusat dialisis, air yang dipakai untuk membuat larutan dialisis mengandung tingkat bakteri yang tinggi dan pirogen. Dengan membran fluks tinggi akan ada fluks balik yang meningkatkan material pirogen dari larutan dialisis ke darah (karena perbedaan tekanan yang lebih rendah antara darah dan kompartemen dialisat dan pembukaan membran).3. Pemilihan dialyzer berdasarkan pertimbangan klinisa. Gejala-gejala intradialisisPenelitian terkontrol yang baik saat ini, tidak melaporkan perbedaan dalam hal gejala intradialisis diantara beberapa membran dalam mengaktifkan komplemen. Kelemahan teori dari filtrasi balik adalah sulitnya untuk mendapatkan secara klinis terjadinya reaksi pirogen karena pemakaian membran dialisis fluks tinggi. Reaksi dialyzer karena membran, sterilant, larutan dialisis terkontaminasi, ataupun bahan kimia lain dalam sirkuit dialisis dapat menjadi masalah klinis penting.b. Morbiditas dan mortalitasSejumlah penelitian tidak-acak telah menunjukkan bahwa morbiditas dan mortalitas lebih rendah pada penderita yang didialisis dengan membran sintesis daripada membran sellulosa yang belum disubstitusi. Alasannya belum jelas tetapi dapat disebabkan kejadian infeksi yang lebih rendah pada penderita yang didialisis dengan membran sintesis.

4. Pemilihan dialyzer secara praktisa. Bahan membran sintesis dan tidak sintesis Material dari membran terbuat dari:1) Sellulose seperti cuprammonium cellulose (cuprophan), cuprammonium rayon, saponified cellulose ester. 2) Sellulose yang disubstitusi seperti cellulose acetat, dacetat, triacetat.3) Cellulosynthetic seperti cellosyn atau hemophan. 4) Synthetic seperti polyacrylonitrile (PAN) seperti polysulfone, polycarbonate, polyamide, dan polymethylmethacrylate (PMMA).b. KoA dialyzer.KoA merupakan koeffisien luas permukaan transfer adalah kemampuan penjernihan dalam ml/menit dari ureum pada kecepatan aliran darah dan kecepatan aliran dialisat tertentu. Luas permukaan membran berkisar 0,8 s/d 2,2 m2 . KoA terdiri dari dialyzer effisiensi rendah terutama untuk penderita berat badan kecil dengan KoA 700. KoA equivalen dengan luas permukaan membran, makin luas permukaan membran semakin tinggi klearensi ureum. Nilai KoA dari dialyzer yang sering dipakai ada yang telah didaftarkan. Nilai KoA dari dialiser yang belum didaftarkan bisa diperoleh dari lembar rincian dialyzer.

c. Koeffisient Ultrafiltrasi (KUf)KUf disebut juga dengan permiabilitas air merupakan spesifikasi dialyzer. Kuf terdiri dari KUf rendah 2,0 , KUf sedang 4,0 dan KUf tinggi dan high flux >10,0. Contoh; KUf 2,0 adalah memerlukan TMP 500 untuk ultrafiltrasi 1000 ml, sedang KUf 8,0 hanya memerlukan TMP 125 ml untuk ultrafiltrasi 1000 ml. Pemilihan dialyzer berdasarkan pada permeabilitas air. Apabila tersedia kontroler ultrafiltrasi, pemakaian dialyzer dengan permeabilitas air yang tinggi (Kuf>6,0) akan menjadi pilihan. Apabila tidak tersedia kontroler ultrafiltrasi, maka dialyzer dengan KUf yang lebih rendah menjadi pilihan. Pemakaian dialyzer dengan KUf relatif rendah membutuhkan pemakaian tekanan transmembran yang lebih tinggi untuk mempengaruhi penghilangan jumlah cairan. Keadaan ini meminimalkan pengaruh variasi dalam tekanan transmembran terhadap penghilangan cairan. Sebagai suatu aturan baku, apabila kontroller ultrafiltrasi tidak tersedia, KUf dialiser in vivo (ml/jam/mmHg) akan sekitar 4 kali angka penghilangan cairan yang diharapkan dalam liter/jam. Contoh; jika ingin menghilangkan cairan 0,75 liter/jam, KUf dialyzer in vivo akan 4 x 0,75 = 3,0. Tekanan tansmembran yang dibutuhkan kemudian menjadi 750/3 = 250 mmHg. d. Dialyzer standardTerdiri dari klearensi ureum 250 ml/menit, high-flux dengan Kuf >15 ml/mmHg/jam, dan membrannya adalah Polysulfone, Celuloasa triasetat, dan AN-69.f. Desain plat paralel terhadap hollow-fiber (capillary). Dengan tersedianya dewasa ini dialiser plat paralel dan hollow-fiber, hanya sedikit alasan untuk memilih satu konfigurasi atas yang lain.

B. CAIRAN DIALISAT1. Dialisat asetatDialisat asetat telah dipakai secara luas sebagai dialisat standard untuk mengoreksi asidosis uremikum dan untuk mengimbangi kehilangan bikarbonat secara difusi selama HD. Dialisat asetat tersedia dalam bentuk konsentrat yang cair dan relative stabil. Dibandingkan dengan dialisat bikarbonat, maka dialisat asetat harganya lebih murah tetapi efek sampingnya lebih banyak. Efek samping yang sering seperti mual, muntah, kepala sakit, otot kejang, hipotensi, gangguan hemodinamik, hipoksemia, koreksi asidosis menjadi terganggu, intoleransi glukosa, meningkatkan pelepasan sitokin.2. Dialisat bikarbonatDialisat bikarbonat terdiri dari 2 komponen konsentrat yaitu larutan asam dan larutan bikarbonat. Kalsium dan magnesium tidak termasuk dalam konsentrat bikarbonat oleh karena konsentrasi yang tinggi dari kalsium, magnesium dan bikarbonat dapat membentuk kalsium dan magnesium karbonat. Larutan bikarbonat sangat mudah terkontaminasi mikroba karena konsentratnya merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri. Kontaminasi ini dapat diminimalisir dengan waktu penyimpanan yang singkat. Konsentrasi bikarbonat yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya hipoksemia dan alkalosis metabolik yang akut. Namun dialisat bikarbonat bersifat lebih fisiologis walaupun relatif tidak stabil. Biaya untuk sekali HD bila menggunakan dialisat bikarbonat relatif lebih mahal dibanding dengan dialisat asetat.

C. BLOOD LEAK1. PengertianBlood leak adalah komplikasi akibat prosedure HD berupa rupture dializer. Blood leak terjadi karena robekan membran semipermeabel pada dializer sehingga terjadi kebocoran dari kompartemen darah ke kompartemen dialisat dan sebaliknya.Blood leak adalah kebocoran membran semi permiable dialyzer yang menyebabkan darah dan dialisat antar kompartemen bercampur.

2. EtiologiProsedure HD menyebabkan terjadinya rupture dializer sehingga menimbulkan blood leak karena di pengaruhi:a. TMP yang terlalu tinggi, penarikan UF yang terlalu tinggi dengan perbandingan Kuf kecil dan time dialisis yang singkat menyebabkan TMP menjadi tinggib. Tindakan Re Use, pemaparan H2O2 dan havox pada saat Re Use dengan waktu yang melebihi batas ketentuan (3-5 menit) menyebabkan membaran semipermeabel cepat rusak atau rupturec. Jenis membran dializerd. Adanya tekanan pada saat sirkulasi tertutup (karena klem inlet dan outlet pada BL tertutup tetapi QB jalan).e. Suhu dialisat terlalu tinggi.

3. Jenis-Jenis Blood LeakJenis dari blood leak ada 2 yaitu:a. Blood leak palsuBlood leak palsu adalah blood leak yang terjadi karena mesin memberi sensor adanya molekul yang besar menyerupai darahatau adanya penumpukan lemak pada chamber blood leakFaktor-faktor yang mempengaruhi blood leak palsu adalah:a) Desinfeksi mesin yang tidak sempurnab) Udara yang masuk hands conector mesinc) Pencampuran dialisat yang tidak sempurna sehingga serbuk dialisat yang belum tercampur di interpretasikan sebagai darahd) Tingkat kebersihan chamber blood leakb. Blood leak asli Blood leak asli adalah blood leak yang benar- benar terjadi karena adanya robekan membran semipermeabel sehingga ketika darah keluar dari kompartemen darah dan bercampur memasuki kompartemen dialisat dengan ukuran 0,02 mm mesin menyensor adanya kebocoran darah dan dengan otomatis mesin mengeluarkan alarm blood leak, kadang-kadang di ikuti blood pump yang berhenti, faktor yang mempengaruhi berdasarkan penyebab yaitu :a) TMP yang terlalu tinggib) Tindakan Re-Use

4. Tanda-Tanda Blood Leaka. Blood leak palsu : Mesin menyensor adanya blood leak dalam hal adanya molekul menyerupai darah tanpa adanya darah yang memasuki bagian kopartemen dialisat dan handsen conector mesin.b. Blood leak asli : Mesin menyensor adanya blood leak dengan adanya darah yang tampak dengan mata telanjang memasuki kompartemen dialisat setelah itu memasuki handsen conector mesin.

5. Penatalaksanaana. Blood leak palsu Jika blood leak palsu yang terjadi karena udara atau pencampuran dialisat yang tidak sempurna dengan molekul yang menyerupai darah sehingga di alarmkan oleh mesin sebagai blood leak yang dapat di lakukan adalah :a) Memperbaiki posisi handsen conector agar tepat menutupi kompartemen darah dan dialisat b) Pastikan dializer dalam posisi tegak lurusc) Pastikan campuran citric acid dan bicarbonat tercampur rata sehingga tidak ada serbuk yang menegendap di kompartemen dialisatd) Setelah adanya alarm blood leak dan di pastikan bahwa itu blood leak palsu dengan menekan tombol start/reset pada mesin dan mesin menunjukkan program diaisis masalah teratasie) Membuka dan langsung menutupi kembali shunt cover / handsen connectorMemahami masalah blood leak palsu karena udara, penekanan tombol overide blood leak juga dapat mengatasi blood leak palsu. Jika, terjadi karena chamber blod leak yang kotor akibat proses desinfektan yang tidak sempurna maka chamber tersebut harus di bersihkan dahulu baru blood leak palsu akan teratasib. Blood leak asliIstirahatkan HD untuk mengganti dializer ang leak dengan dializer yang baru, penatalaksanaannya:1. Pastikan adanya tanda-tanda blood leak dengan melihat bagian aoulet dialisat.2. Bila terdeksi adanya blood leak QB otomatis mati, segera matikan aliran dialisat dengan menekan tombol bypass.3. Jelaskan pada pasien dialyzer mengalami kebocoran dan akan segera diganti dengan dialyzer baru4. Cuci tangan5. Memakai sarung tangan dan masker6. Dekatkan alat-alat7. Klem dan lepaskan arteri blood line dari inlet fistula8. Sambungkan arteri blood line dengan infuse menggunakan konektor blood line9. Bilas darah yang ada di fistula inlet dengan NaCl 0,9% dengan bersih10. Jalankan QB 100 cc/mnt, masukan darah ke sirkulasi intracorporeal sampai blood line bersih11. Matikan QB12. Klem dan lepaskan vena blood line dan fistula outlet13. Lepaskan inlet dan outlet dialisat konektor dari dialyzer14. Klem ujung arteri dan vena blood line dengan arteri klem 15. Lepaskan dialyzer dari blood line, tutup dengan penutup dialyzer, siapkan dialyzer baru16. Lakukan soaking 5-10 menit pada dializer baru 17. Hubungkan arteri dan vena blood line ke dialyzer yang baru18. Lakukan priming pada dialyzer baru dengan QB 200 cc/mnt19. Lakukan rinsing dengan NaCl 0,9% 500 cc sambil membebaskan udara20. Jika sudah 500 cc matikan QB, sambung inlet dan outlet untuk sirkulasi tertutup, berikan heparin sirkulasi (5000 IU untuk blood leak yang terjadi di awal dan tengan HD, 3000 IU untuk yang mendekati akhir HD) dan buka klem21. Jalankan QB kurang lebih 10-15 mnt untuk sirkulasi tertutup.22. Matikan QB, Sambung untuk memulai HD lagi (buang NaCl 0,9% seperti saat menyambung HD23. Rapihkan alat-alat24. Jelaskan ke pasien tindakan penggantian dialyzer sudah selesai25. Cuci tangan26. Lakukan dokumentasi tindakan

BAB IIITINJAUAN KASUS

A. Identitas Klien Nama Pasien : Tn.MTempat/ tanggal lahir: Sibolga, 15-02-1955Jenis kelamin: Laki-lakiUmur: 58 tahunAlamat : Jl. Pasantren permai v no 10 RT 05/05CibabatRuang : MelatiTanggal Pemeriksaan: 25 Oktober 2013Gol darah: OB. Riwayat kesehatan Saat IniKeluhan Utama : Pasien mengeluh badan terasa lemesRiwayat Kesehatan sekarang : Pasien mengatakan badan terasa lemes, lemes dirasakan kadang-kadang, lemes dirasakan bertambah bila pasien banyak aktivitas dan berkurang bila pasien istirahat.

Riwayat Kesehatan Masa Lalu : Pasien mengatakan riwayat hipertensi sejak 10 tahun yang lalu, untuk diabetes tidak ada, hanya saja keluarga mempunyai riwayat penyakit DM.C. Pemeriksaan Fisik Saat DatangKeadaan umum : BaikRespirasi: Frekuensi 19x/menitNadi: Reguler, frekuensi 82x/menitTekanan darah: 150/80 mmHgSistem KardiovaskulerAnamnesa: Pasien mengatakan tidak ada keluhan pusingInspeksi: tampak udema pada ekstremitas, tidak ada cyanosis.Auskultasi: Ronchi +/+, HR : 97x/menitPerkusi : pekak

Sistem PerkemihanAnamnesa:pasien mengatakan masih kencing

Hasil Laboratotium

NOTANGGALHASILKET

115-10-20136,3 g/dlTranfusi PRC 2 labu

225-10-20137,8 g/dl-

D. Preskripsi HD Dialisis ke: 128Dializer: Tipe Dializer :LOPS 15, New:17/09/2013, 25/10/2013 Reuse ke: 7Mesin no: G.4. Jenis dialisat: Bicarbonat Kalium : 2.0 mEq Conductivity: 14,0 msHeparin: Free heparin ec riwayat melena programbilas dengan NaCl 0,9% 100cc/jam.Dosis Sirkulasi : 5000 IUVaskular acses: AV shunt kiriMulai HD jam: 13.00Selesai HD jam: 17.00Waktu HD (TD): 4 jamBB post HD yang lalu: 94 kgBB Pre HD: 83 kgBB kering: 54,5 kgTarget ultrafiltrasi (UF Goal): 4500 mlTMP: 110 mmHgKecepatan aliran darah (Qb): 200 ml/menitKecepatan aliran dialisat (Qd): 500 ml/menitTekanan vena: 123Base Na: 138Suhu Mesin: 36,5oCObat-obatan rutin: Amlodipin 1 x 5 mg Virinon 1x1 tablet Lenal act 3x1 tablet Allopurinol 1 x 100mg Furosemide 2-1-0 Propepsa 4x2 cth Ardium 2x1 tablet Lactulac 2x1 cc Lansoprazole 1 x 30mg Analisa Data : DATAETIOLOGIMASALAH

DO : Tampak darah dalam handsen konektor Tampak alarm blood leak nyala

Kejadian Blood LeakResiko tinggi kehilangan darah

Diagnosa Keperawatan :1. Resiko tinggi kehilangan darah berhubungan dengan kejadian blood leak.

Rencana KeperawatanNoDiagnosa KeperawatanTujuanIntervensi

1.Resiko tinggi kehilangan darah berhubungan dengan kejadian blood leak ditandai dengan :DO : - tampak adanya darah di hands on konektor- tampak alarm blood leak nyala

Kehilangan darah tidak terjadi dalam jangka waktu kurang dari 5 menit yang ditandai dengan : Pasien tampak tidak anemis Tidak tampak adanya darah yang terbuang

1. Pastikan adanya tanda-tanda blood leak dengan melihat bagian aoulet dialisat.2. Bila terdeksi adanya blood leak QB otomatis mati, segera matikan aliran dialisat dengan menekan tombol bypass.3. Jelaskan pada pasien dialyzer mengalami kebocoran dan akan segera diganti dengan dialyzer baru4. Cuci tangan5. Memakai sarung tangan dan masker6. Dekatkan alat-alat7. Klem dan lepaskan arteri blood line dari inlet fistula8. Sambungkan arteri blood line dengan infuse menggunakan konektor blood line9. Bilas darah yang ada di fistula inlet dengan NaCl 0,9% dengan bersih10. Jalankan QB 100 cc/mnt, masukan darah ke sirkulasi intracorporeal sampai blood line bersih11. Matikan QB12. Klem dan lepaskan vena blood line dan fistula outlet13. Lepaskan inlet dan outlet dialisat konektor dari dialyzer14. Klem ujung arteri dan vena blood line dengan arteri klem 15. Lepaskan dialyzer dari blood line, tutup dengan penutup dialyzer, siapkan dialyzer baru16. Lakukan soaking 5-10 menit pada dializer baru 17. Hubungkan arteri dan vena blood line ke dialyzer yang baru18. Lakukan priming pada dialyzer baru dengan QB 200 cc/mnt19. Lakukan rinsing dengan NaCl 0,9% 500 cc sambil membebaskan udara20. Jika sudah 500 cc matikan QB, sambung inlet dan outlet untuk sirkulasi tertutup, berikan heparin sirkulasi (5000 IU untuk blood leak yang terjadi di awal dan tengan HD, 3000 IU untuk yang mendekati akhir HD) dan buka klem21. Jalankan QB kurang lebih 10-15 mnt untuk sirkulasi tertutup.22. Matikan QB, Sambung untuk memulai HD lagi (buang NaCl 0,9% seperti saat menyambung HD23. Rapihkan alat-alat24. Jelaskan ke pasien tindakan penggantian dialyzer sudah selesai25. Cuci tangan26. Lakukan dokumentasi tindakan

ImplementasiTanggalJamTindakan KeperawatanParaf

25-10-20114.201. Memastikan adanya tanda-tanda blood leak dengan melihat bagian aoulet dialisat.2. Mematikan aliran dialisat dengan menekan tombol bypass.3. Menjelaskan pada pasien dialyzer mengalami kebocoran dan akan segera diganti dengan dialyzer baru4. Mencuci tangan5. Memakai sarung tangan dan masker6. Menyiapkan alat-alat ( dializer, Nacl 0,9% 500 cc, heparin, kassa alkohol, spuit 1 cc, ember, matkan, handscoen ) 7. Mengklem dan melepaskan arteri blood line dari inlet fistula8. Menyambungkan arteri blood line dengan infuse menggunakan konektor blood line9. Membilas darah yang ada di fistula inlet dengan NaCl 0,9% dengan bersih10. Menjalankan QB 100 cc/mnt, masukan darah ke sirkulasi intracorporeal sampai blood line bersih11. Mematikan QB12. Mengklem dan melepaskan vena blood line dan fistula outlet13. Melepaskan inlet dan outlet dialisat konektor dari dialyzer14. Mengklem ujung arteri dan vena blood line dengan arteri klem 15. Melepaskan dialyzer dari blood line, tutup dengan penutup dialyzer, siapkan dialyzer baru16. Melakukan soaking 5-10 menit pada dializer baru 17. menghubungkan arteri dan vena blood line ke dialyzer yang baru18. Melakukan priming pada dialyzer baru dengan QB 200 cc/mnt19. Melakukan rinsing dengan NaCl 0,9% 500 cc sambil membebaskan udara20. jika sudah 500 cc matikan QB, sambung inlet dan outlet untuk sirkulasi tertutup, berikan heparin sirkulasi (5000 IU untuk blood leak yang terjadi di awal dan tengan HD, 3000 IU untuk yang mendekati akhir HD) dan buka klem21. Menjalankan QB kurang lebih 10-15 mnt untuk sirkulasi tertutup.22. Mematikan QB, Sambung untuk memulai HD lagi (buang NaCl 0,9% seperti saat menyambung HD23. Merapihkan alat-alat24. Menjelaskan ke pasien tindakan penggantian dialyzer sudah selesai25. Mencuci tangan26. Melakukan dokumentasi tindakan

EvaluasiTanggalJamEvaluasiParaf

25-10-201314.30S : -O : - Pasien tidak tampak anemis Tidak tampak adanya kebocoran darahA : Masalah teratasiP : Intervensi di hentikan

Lisbeth dan Rizal

E. Observasi Pasien Selama HemodialisisCairan yang masuk selama proses HD : Cairan masuk : 200 cc Sisa Priming: 20 cc Drip cairan: 200 cc Washout: 100 ccJumlah: 500 cc

JamQbTek. VenaTMPUF GoalTekanan DarahNadiKeterangan

13.10100150200123110-150/8082x/mntKeluhan : tidak adaHD mulai

14.10200991120,78130/8080x/mntBilas Ns 0,9% 100cc, ada alarm blood leak

14.20200130/80Leak dializer, HD di istirahatkan ganti dializer .

14.30200941381,4130/8082x/mntHD di mulai lagi

15.30200941352,40130/8080x/mntBilas Nacl 0,9% 100 cc

17.004500150/8082x/mntHD selesai

Pre HDPost HD

Berat Badan94 kg89 kg

Tekanan darah150/80 mmHg150/80 mmHg

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULANBlood leak merupakan salah satu komplikasi hemodialisis dimana terjadi kebocoran pada membran semipermiable dialyzer yang menyebabkan darah dan dialisat antar kompartemen bercampur yang ditandai dengan keluarnya darah dari outlet dialisat. Jika terjadi demikian maka hentikan HD dengan menekan tombol by pass dan mengganti diayzer yang baru sesuai dengan penatalaksanaan blood leak asli.

B. SARANDengan adanya makalah blood leak ini penulis mengharapkan agar pembaca dapat pembaca berpikir kritis tentang maslah dialyzer dengan blood leak sehingga mampu menerapkan cara cara penanganannya pada saat dilapangan.

30