hasil dan pembahasan a. hasil penelitian...

22
54 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Proses Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran Seni Tari di SMP Negeri 1 Lembang SMP Negeri 1 Lembang yang sudah terakreditasi “A” ini beralamat di Jl. Raya No 357 Lembang 40391, Kab. Bandung Barat adalah sekolah yang berprestasi baik di tingkat nasional, dan sekolah ini memiliki sarana yang cukup memadai untuk standarisasi tingkat SMP. Meskipun ada beberapa hal yang kurang dalam segi wawasan seni, tetapi sekolah ini termasuk sekolah yang melaksanakan KTSP seni budaya, yang di dalamnya terdapat materi mengenai seni tari. Mesti belum sepenuhnya proses pelaksanaannya dijalankan atau belum mencapai tingkat yang diharapkan sesuai dengan KTSP, tetapi minimalnya sekolah ini telah menjalankan program sesuai dalam KTSP. Pembelajaran seni di sekolah menengah pertama 1 Lembang ini terwadahi dalam dua kegiatan pembelajaran, satu ekstrakurikuler dan satu mata pelajaran intrakurikuler yaitu mata pelajaran seni budaya. Di dalam mata pelajaran seni budaya tersebut, mencakup beberapa materi yang diberikan yakni materi seni musik, seni tari, dan seni rupa. Kaitannya dengan

Upload: vuongnguyet

Post on 29-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_c0951_0700924_chapter4(1).pdf · 55 kepentingan penelitian yang dilakukan, mata pelajaran seni budaya

54

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Proses Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran Seni Tari di SMP

Negeri 1 Lembang

SMP Negeri 1 Lembang yang sudah terakreditasi “A” ini beralamat di Jl.

Raya No 357 Lembang 40391, Kab. Bandung Barat adalah sekolah yang

berprestasi baik di tingkat nasional, dan sekolah ini memiliki sarana yang

cukup memadai untuk standarisasi tingkat SMP. Meskipun ada beberapa hal

yang kurang dalam segi wawasan seni, tetapi sekolah ini termasuk sekolah

yang melaksanakan KTSP seni budaya, yang di dalamnya terdapat materi

mengenai seni tari. Mesti belum sepenuhnya proses pelaksanaannya

dijalankan atau belum mencapai tingkat yang diharapkan sesuai dengan

KTSP, tetapi minimalnya sekolah ini telah menjalankan program sesuai dalam

KTSP.

Pembelajaran seni di sekolah menengah pertama 1 Lembang ini

terwadahi dalam dua kegiatan pembelajaran, satu ekstrakurikuler dan satu

mata pelajaran intrakurikuler yaitu mata pelajaran seni budaya. Di dalam mata

pelajaran seni budaya tersebut, mencakup beberapa materi yang diberikan

yakni materi seni musik, seni tari, dan seni rupa. Kaitannya dengan

Page 2: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_c0951_0700924_chapter4(1).pdf · 55 kepentingan penelitian yang dilakukan, mata pelajaran seni budaya

55

kepentingan penelitian yang dilakukan, mata pelajaran seni budaya yang

diamati hanya difokuskan pada materi mengenai seni tari.

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan, data di lapangan

menunjukan bahwa proses pembelajaran seni tari di SMP Negeri 1 Lembang

ini disosialisasikan pada siswa laki-laki dan perempuan. Materi yang

diberikan pun sama (pencak silat) antara siswa laki-laki dan siswa perempuan.

Materi yang diberikan pada siswa disesuaikan dengan alokasi waktu yang

dibatasi oleh pihak sekolah yaitu 2 x 40 menit.

Proses pembelajaran seni tari untuk satu kelas dan dalam waktu yang

dibatasi di atas, pola pembelajarannya disatukan antara siswa laki-laki dan

siswa perempuan. Dalam pelaksanaannya, siswa tidak dituntut untuk mahir

dalam menguasai gerakan, tetapi materi yang diberikan hanya bersifat tarian

dasar yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Dalam hal ini tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai melalui proses pembelajaran seni tari di SMP

Negeri 1 Lembang “ menyajikan bentuk tari tunggal tradisi sesuai dengan

iringan “. Bentuk evaluasi yang dipakai di dalam mengukur tingkat

psikomotorik siswa melalui praktek tari secara perorangan dan kelompok, hal

ini dilakukan pada setiap akhir pembelajaran agar guru dapat mengetahui

kemampuan siswa.

Berdasarkan observasi di lapangan, ada dua substansi yang khas terkait

dengan proses pembelajaran seni tari tersebut, yakni kegiatan kreasi dan

kegiatan apresiasi. Dalam kegiatan kreasi ini menggambarkan mengenai suatu

Page 3: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_c0951_0700924_chapter4(1).pdf · 55 kepentingan penelitian yang dilakukan, mata pelajaran seni budaya

56

strategi guru dalam upaya penyampaian materi pelajaran dengan pendekatan

persuasif, yakni pendekatan yang mengedepankan kedekatan guru dengan

siswanya. Adapun dalam kegiatan apresiasi menggambarkan strategi guru

agar siswa dapat tetap nyaman pada saat menerima materi pelajaran.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, dipaparkan lebih lanjut

mengenai kegiatan kreasi dan apresiasi yaitu sebagai berikut.

a) Proses Pembelajaran dengan Pendekatan Persuasif dalam Kegiatan Kreasi

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, didapatkan bahwa

guru seni tari yang mengajar di kelas VII F ini memakai metode atau

pendekatan khusus dalam menghadapi siswanya, salah satunya dalam

kegiatan berkreasi. Dalam proses belajar mengajar peran guru seni tari

pada saat di kelas tentunya menjadi sentral bagi keberlangsungan

pembelajaran. Pada saat membuka pelajaran nampak guru sudah

menguasai lingkungan kelas yang akan diberi materi belajar. Guru

nampak dekat dengan siswa, sehingga proses pembelajaran pun terasa

nyaman. Kedekatan guru dengan siswa tersebut terlihat dari cara

mereka berkomunikasi, siswa nampak tidak canggung tidak kaku pada

gurunya tetapi bukan berarti tidak sopan.

Selain itu juga, guru dapat menarik perhatian siswa dengan

cara memberikan contoh-contoh gerak yang unik menarik serta lucu,

sehingga dapat mudah diingat oleh siswa dalam menerima materi

Page 4: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_c0951_0700924_chapter4(1).pdf · 55 kepentingan penelitian yang dilakukan, mata pelajaran seni budaya

57

pembelajaran. Materi yang diajarkan pada pembelajaran seni tari ini

adalah mengenai tari tradisi daerah setempat (pencak silat), contoh

dari guru dalam menarik perhatian siswanya dengan cara

mencontohkan salah satu gerakan yang mirip dengan gerakan hewan

yang dapat membuat mereka tertawa. Hal ini dilakukan guru agar

mengingat materi pelajaran yang disampaikan. Dari hasil pengamatan,

guru berusaha untuk mengarahkan kemauan siswa. Sebagai contoh

Yulianti (salah satu siswi kelas VII F) menginginkan gurunya untuk

mempraktekan suatu gerakan yang dia anggap sulit, dengan tidak

canggung guru langsung melakukan permintaan Yulianti tersebut.

Dalam hal ini secara tidak langsung, guru merespon dan mengarahkan

kemauan siswa dalam proses pembelajaran seni tari, sehingga tercipta

suasana nyaman dengan menggunakan pendekatan persuasif melalui

kegiatan kreasi.

Kadangkala guru memberi nama gerakan pada materi

pembelajarannya dengan kata-kata yang mudah diingat dan dimengerti

oleh siswa, misalnya pada materi yang diajarkan (pencak silat)

terdapat gerakan menonjok lawan, guru menanyakan gerakan tersebut

kepada siswa, lalu siswa memberikan gerakan tersebut dengan gerakan

bandul, dan guru pun menamai gerakan tersebut dengan mana gerakan

bandul. Berdasarkan hal tersebut, dengan cara demikian siswa pun

akan mudah mengingatnya karena bahasa yang digunakan berasal dari

Page 5: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_c0951_0700924_chapter4(1).pdf · 55 kepentingan penelitian yang dilakukan, mata pelajaran seni budaya

58

siswa dan guru, bukan berasal dari nama asli gerakan tersebut, tetapi

guru tetap memberitahu siswa mengenai nama asli dari gerakan

tersebut. Dalam hal ini secara tidak langsung, guru memberikan

pemahaman bahwa gerak dapat diciptakan dari gerak-gerak hewan.

Disini guru memberi suatu motivasi belajar untuk

meningkatkan kemampuan psikomotorik siswa, khususnya dalam

mengembangkan pola-pola gerak sederhana daerah setempat, hal itu

sesuai dengan materi yang diajarkan yaitu mengenai tari daerah

setempat. Salah satu cara guru memberi motivasi belajar, yakni dengan

menyuruh siswa untuk sedikit bereksplorasi untuk mengembangkan

gerak sederhana dari materi yang diajarkan, walaupun untuk

selanjutnya guru yang memberi contoh kepada siswa dalam

menyampaikan materi pelajaran.

Dari observasi yang telah dilakukan, peneliti melihat contoh

lain dari suatu kegiatan kreasi guru untuk meningkatkan kemampuan

siswa. Di sini guru mampu memberikan kasih sayang kepada siswa,

apabila siswa melakukan kesalahan dalam gerak, guru mengangap hal

yang biasa dalam proses pembelajaran, karena sesuatu yang benar

berawal dari kesalahan, sehingga proses pembelajaran pun terlihat

nyaman. Dengan cara yang demikian guru mampu mengajak kepada

siswa untuk lebih menikmati pembelajaran seni tari ini.

Page 6: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_c0951_0700924_chapter4(1).pdf · 55 kepentingan penelitian yang dilakukan, mata pelajaran seni budaya

59

Dalam proses belajar mengajar cara lain kegiatan kreasi guru

yaitu dengan memberikan nilai yang bagus pada siswa yang merespon

terhadap pembelajaran seni tari. Mereka menganggap bahwa dengan

cara merespon dengan lebih baik pembelajaran seni tari ini, mereka

akan mendapat nilai yang lebih baik pula, sehingga mereka pun akan

berusaha untuk menjadi lebih aktif lagi, agar mendapat nilai yang

mereka inginkan. Hal ini ditujukan untuk menstimulus siswa yang lain

agar termotivasi menjadi yang lebih baik, dan juga dapat merangsang

kemampuan psikomotorik siswa. Berdasarkan pengamatan, cara guru

menstimulus kemampuan siswa dengan memberikan nilai kepada

siswa yang dapat menggerakan gerakan dengan baik, secara tidak

langsung setiap siswa berusaha untuk melakukan gerakan dengan baik.

Dari pengamatan yang telah dilakukan peneliti, guru memakai

pendekatan dalam kegiatan kreasi ditujukan untuk meningkatkan

kemampuan kreasi siswa, yang berawal dari minat siswa terhadap

pembelajaran seni tari. Minat siswa dalam pembelajaran seni tari akan

turut mendukung keberhasilan siswa dalam hal peningkatan

psikomotorik yang dapat dikatakan sebagai kemampuan siswa dalam

bergerak, mengingat dalam pembelajaran seni tari lebih

mengutamakan pembelajaran praktek daripada pembelajaran teori.

Dalam pengamatan peneliti, terkadang muncul beberapa siswa yang

terlihat mempunyai bakat tetapi siswa tersebut kurang memperlihatkan

Page 7: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_c0951_0700924_chapter4(1).pdf · 55 kepentingan penelitian yang dilakukan, mata pelajaran seni budaya

60

peningkatan psikomotorik yang signifikan. Melihat hal tersebut, disini

sangat diperlukan kegiatan kreasi guru dalam pembelajaran seni tari.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran seni

tari, Eulis Tutiasih, pada pembelajaran seni tari ini penggunaan media

pembelajaran cukup menunjang pada kegiatan kreasi. Terlihat dari

tersedianya media di sekolah ini, contoh adanya tape recorder, kaset

pembelajaran, dan sepasang speaker aktif yang terkadang digunakan.

Hal itu membuat siswa semakin aktif dalam pembelajaran seni tari ini,

karena suara yang jelas dari media tersebut akan membuat siswa

semakin semangat, sehingga pada pembelajaran seni tari tersebut, guru

akan lebih mudah untuk membimbing dan mengarahkan kemampuan

psikomotorik siswa. Berbeda dengan pembelajaran tanpa musik, yang

hanya menggunakan hitungan atau aba-aba dari guru saja.

Pembelajaran akan terasa hampa dan siswa pun akan sulit untuk

dibimbing dan diarahkan kemampuan psikomotoriknya.

b) Proses Pembelajaran dengan Pendekatan Persuasif dalam Kegiatan Apresiasi

Apresiasi dalam pendidikan seni untuk siswa sangat

diperlukan, karena untuk membentuk masyarakat yang menghargai

dan menerima seni secara semestinya, serta menghindari jarak antara

seni dan masyarakat. Pengamatan terhadap apresiasi seni siswa

dilakukan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas.

Page 8: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_c0951_0700924_chapter4(1).pdf · 55 kepentingan penelitian yang dilakukan, mata pelajaran seni budaya

61

Adapun aspek yang dikembangkan pada tahap apresiasi yaitu aspek

kognitif (pengetahuan) yang meliputi tugas-tugas dan tes yang

diberikan oleh guru, aspek afektif (sikap) yang dapat dikembangkan

melalui aspek perasaan senang dan tidak senang, serta perilaku

psikomotorik yang dikembangkan di dalam kelas melalui kegiatan

praktik kreatif.

Perolehan data yang didapat dari hasil pengamatan ini, untuk

mensejajarkan tingkat psikomotorik seluruh siswa khususnya di kelas

VII F ini, guru mengadakan kegiatan apresiasi. Kegiatan apresiasi

tersebut tentunya dibarengi dengan pendekatan persuasif, yaitu

pendekatan yang lebih mengutamakan kedekatan guru dengan

siswanya yang di dalamnya terdapat sifat kebapaan atau keibuan guru

dalam mengajar. Kegiatan apresiasi itu berlangsung dengan beberapa

cara, salah satunya dengan cara guru mencontohkan terlebih dahulu

materi belajar secara utuh, selanjutnya siswa berapresiasi dan

menirukan contoh guru tersebut. Apabila siswa kurang mengerti guru

dapat mencontohkan sekilas secara perlahan kepada siswa. Selain itu,

komunikasi antara guru dan siswa sangat diharapkan mengingat untuk

mengetahui perkembangan psikomotorik siswa tersebut.

Di sini peneliti menemukan beberapa cara guru membimbing

dan mengarahkan siswa untuk meningkatkan kemampuan

psikomotorik siswa khususnya saat siswa memahami dan menirukan

Page 9: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_c0951_0700924_chapter4(1).pdf · 55 kepentingan penelitian yang dilakukan, mata pelajaran seni budaya

62

gerak-gerak yang khas dari tarian tradisi daerah setempat tersebut

(pencak silat). Salah satu caranya yakni, guru mencontohkan tiap

gerakan pada siswa secara perlahan-lahan dan bertahap, sehingga

siswa pun dapat menerima dengan cepat materi yang diajarkan. Selain

itu guru pun secara teliti memeriksa gerakan siswa, sehingga tidak ada

kesalahan pada saat penyampaian materi pembelajaran. Apabila diteliti

dari pemilihan materi atau bahan ajar yang dipersiapkan oleh guru seni

tari, peneliti melihat materi pembelajaran yang disampaikan

difokuskan pada aspek gerak yang tidak rumit, sehingga materi

tersebut tidak terlalu menyulitkan siswa. Cara yang demikian pun

dapat membantu siswa untuk mudah menghapal setiap gerakan yang

diberikan, selain itu siswapun mampu dibimbing dan diarahkan

dengan mudah dalam memahami dan menirukan gerak-gerak yang

khas dari tari tradisi setempat tersebut, sehingga dapat meningkatkan

kemampuan psikomotoriknya.

Berdasarkan pengamatan peneliti, contoh lain sebagai bahan

kegiatan apresiasi siswa yaitu dengan cara menyuruh siswa yang

terlihat lebih berpotensi untuk menjadi contoh bagi siswa lainnya. Hal

ini dapat dijadikan sebagai ajang memotivasi siswa dalam hal

peningkatan psikomotoriknya. Tetapi situasi ini guru tidak bertujuan

untuk membeda-bedakan siswa tetapi hanya sebagai salah satu cara

pendekatan persuasif untuk mengajak siswa agar berani atau

Page 10: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_c0951_0700924_chapter4(1).pdf · 55 kepentingan penelitian yang dilakukan, mata pelajaran seni budaya

63

mempunyai kemauan menggerakan anggota tubuhnya, sehingga

psikomotoriknya dapat terarahkan dengan baik.

Berdasarkan pengamatan guru pun tidak lupa memberikan

evaluasi agar siswa dapat intropeksi diri pada pembelajaran seni tari

ini, sehingga kemampuan siswa dalam memperagakan kembali

mengenai gerakan khas tentang materi tersebut masih sesuai dengan

nilai estetis dari daerah setempat tersebut. Berdasarkan wawancara

yang dilakukan peneliti kepada guru mata pelajaran seni tari, evaluasi

dilakukan secara individu dan kelompok. Evaluasi yang dilakukan

secara individu, yakni guru menyuruh siswa untuk memperagakan

kembali materi yang diajarkan secara individu, selanjutnya apabila

siswa melakukan kesalahan pada gerakan itu guru akan memperbaiki

gerakan tersebut sesuai dengan nilai estetis daerah setempat, sehingga

siswa dapat mengintropeksi dirinya sendiri mengenai materi yang

disampaikan. Begitu pula dengan evaluasi secara kelompok.

Pada pembelajaran seni tari ini peneliti melihat cara lain yang

dilakukan oleh guru dalam upaya untuk meningkatkan kemampuan

siswa, yakni dengan cara memberikan reward atau penghargaan

terhadap siswa yang menunjukan respon yang baik terhadap

pembelajaran seni tari ini. Salah satu contoh siswa yang lebih aktif dan

memperhatikan secara seksama mengenai materi yang disampaikan,

akan diberi nilai yang lebih tinggi apabila sewaktu-waktu ada tes.

Page 11: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_c0951_0700924_chapter4(1).pdf · 55 kepentingan penelitian yang dilakukan, mata pelajaran seni budaya

64

Menurut guru seni tari, hal ini dapat memotivasi siswa yang lain untuk

bersikap teladan seperti temannya yang lain. Selain itu, guru mampu

mengakui kemampuan siswa, dengan menanggapi sesuatu yang dia

lakukan, karena sebuah reward tidak hanya berbentuk nilai, tetapi juga

bisa berupa pujian, sehingga siswa merasa terapresiasi dengan hal ini.

Contohnya saja, Adi (salah satu siswa VII F) melakukan gerakan

melompat, padahal ia sedang bercanda dengan temannya, tetapi

gurunya menganggap gerakan tersebut sebagai salah satu gerakan dari

materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini secara tidak langsung, Adi

merasa terapresiasi oleh guru dan teman yang lainnya.

2. Faktor - Faktor yang Mendukung Pendekatan Persuasif pada

Pembelajaran Seni Tari di SMP Negeri 1 Lembang

Dalam pembelajaran seni tari ini ada beberapa hal yang mendukung

pendekatan persuasif pada proses pembelajarannya, yang dapat menunjang

kelancaran dan keberhasilan tujuan pembelajaran seni tari. Adapun faktor

tersebut yaitu kompetensi guru, siswa, bahan ajar dan media pembelajaran.

Menurut penelitian dalam pembelajaran seni tari, kompetensi guru sangat

diperlukan, mengingat bahwa dalam pembelajaran seni tari cenderung

menggunakan kegiatan prktik. Hal yang harus diperhatikan untuk menjadi

guru tari, yaitu memiliki kompetensi yang baik dalam menari. Dalam

pembelajaran seni tari guru harus mampu mempraktekan atau

Page 12: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_c0951_0700924_chapter4(1).pdf · 55 kepentingan penelitian yang dilakukan, mata pelajaran seni budaya

65

mengapresiasikan meteri pelajaran, sehingga siswa dapat melihat secara

langsung materi pelajaran yang akan disampaikan, selain itu siswa akan lebih

termotivasi apabila mendapat stimulus atau rangsangan dari gurunya.

Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran, di SMP Negeri 1

Lembang ini siswa kelas VII F termasuk kelas yang memiliki minat yang

cukup besar terhadap pembelajaran seni tari. Terlihat dari antusias mereka

mengikuti proses pembelajaran ini, bila dibandingkan dengan kelas lainnya.

Hal tersebut dapat terbukti dari perhatian mereka terhadap gurunya pada saat

menyampaikan meteri pelajaran, walaupun kadang kala ada saja beberapa

siswa yang kurang respon terhadap pembelajaran seni tari ini.

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu

guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar ini

merupakan salah satau faktor yang mendukung pendekatan persuasif. Bahan

yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis dan bahan tidak tertulis. Dalam

proses pembelajaran seni tari di SMP Negeri 1 Lembang ini menggunakan

bahan ajar tidak tertulis, dapat diartikan bahwa siswa belajar dengan

menggunakan media tubuh dengan kata lain materi yang disampaikan oleh

guru mata pelajaran berupa materi praktek (pencak silat).

Media belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran ini adalah

sebuah kaset CD dan tape recorder. Media tersebut diperlukan dalam proses

pembelajaran pada saat siswa mempraktekan materi pelajaran yang diberikan.

Siswa akan lebih bersemangat apabila menggunakan media belajar ini, karena

Page 13: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_c0951_0700924_chapter4(1).pdf · 55 kepentingan penelitian yang dilakukan, mata pelajaran seni budaya

66

dengan menggunakan media ini mereka akan dapat mengatur tempo gerakan

dan konsentrasi pun akan lebih terfokus, sehingga proses pembelajaran dapat

berjalan dengan baik. Berbeda dengan pembelajaran tanpa menggunakan

media, siswa akan tidak bersemangat, yang dampaknya siswa akan tidak

fokus terhadap materi pelajaran yang diberikan, seperti bercanda atau sekedar

bersenda gurau, yang akhirnya proses pembelajaran pun tidak akan berjalan

dengan baik.

3. Kelemahan dan Kelebihan Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran

Seni Tari di SMP Negeri 1 Lembang

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran seni tari, Eulis

Tutiasih, ada beberapa hambatan internal yang terjadi dalam pembelajaran

seni tari ini yang menjadi kelemahan dalam pendekatan persuasif tersebut.

Selain itu, mengenai masalah siswa yang tidak mau ditunjuk ke depan kelas

untuk memperagakan materi yang telah diajarkan, padahal kegiatan tersebut

dapat dilakukan sebagai ajang untuk mengukur kemampuan psikomotorik

siswa dan sabagai bahan evaluasi kegiatan pembelajaran seni tari.

Sejauh pengamatan peneliti, ada beberapa kelemahan dari pendekatan

persuasif ini. Kelemahan dari pembelajaran dengan pendekatan persuasif ini

yaitu proses pembelajaran menyita waktu dan tenaga bagai pihak guru. Proses

pembelajaran yang menyita waktu terlihat dalam hal penyampaian materi

pelajaran, guru mata pelajaran harus memiliki sejumlah waktu, karena dalam

Page 14: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_c0951_0700924_chapter4(1).pdf · 55 kepentingan penelitian yang dilakukan, mata pelajaran seni budaya

67

proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan persuasif ini guru

perlu melakukan serangkaian tahapan-tahapan yang diperlukan, seperti

menarik perhatian siswa agar siswa tetap fokus pada materi pelajaran yang

sedang diberikan, cara guru memotivasi siswa agar siswa menjadi lebih aktif,

kreatif, dan inovatif, guru membimbing dan mengarahkan siswa (dalam

menyusun pengembangan gerak tari ), guru membimbing dan mengarahkan

kemampuan siswa (dalam hal menirukan gerak tari ), guru memberikan

evaluasi kepada siswa agar kemampuannya sesuai dengan nilai estetis, dan

selanjutnya guru memberikan reward / penghargaan kepada siswa yang

respon terhadap pembelajaran.

Seperti contoh pada saat guru menarik perhatian siswa, beberapa siswa

terlihat tidak fokus dan respon terhadap materi pelajaran yang sedang

disampaikan. Hal tersebut membuat guru memasang trik atau strategi untuk

dapat menarik perhatian siswanya. Contohnya guru dapat menyelipkan sedikit

candaan agar suasana belajar dapat terarah pada materi pelajaran yang sedang

disampaikan. Secara tidak langsung waktu atau jam pelajaran yang digunakan

akan terpakai untuk membujuk serta menarik perhatain siswa tersebut, belum

lagi jika siswa tidak terpengaruh oleh aksi guru tersebut, maka guru pun mesti

melakukan hal lain agar siswa dapat menerima materi pelajaran dengan baik.

Dalam hal ini guru juga perlu memiliki tenaga dan energi yang cukup

karena dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan persuasif

guru dituntut untuk aktif pula. Hal yang dapat dijadikan contoh yaitu, pada

Page 15: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_c0951_0700924_chapter4(1).pdf · 55 kepentingan penelitian yang dilakukan, mata pelajaran seni budaya

68

saat Ryan (salah satu siswa kelas VII F ) sedang melakukan pembelajaran di

kelas tiba-tiba temannya dari kelas yang lain datang mengganggu Ryan, dalam

hal ini guru perlu memiliki sejumlah keterampilan untuk dapat menarik

perhatian Ryan, agar Ryan tetap dapat menerima materi pelajaran dengan

baik. Secara tidak langsung guru harus ikut aktif dalam mengalihkan perhatian

siswa agar siswa dapat tetap fokus dalam menerima materi pelajaran, yang

dimana guru harus mengeluarkan tenaga dan energi yang cukup agar dapat

mengalihkan perhatian siswa tersebut.

Solusi yang dilakukan oleh guru untuk Ryan pada saat itu adalah menerik

perhatian Ryan, yakni dengan cara menyuruh Ryan dan beberapa orang

lainnya untuk mempraktekan gerakan pada materi yang sedang diajarkan,

apabila Ryan dan teman-temanya tidak mau guru akan memberi suatu appeals

positif yaitu membujuk mereka dengan nilai, jika mereka mau

mempraktekannya mereka akan diberi nilai tambahan. Memeng tidak nmudah

utuk membujuk siswa agar dapat tetap fokus pada materi pelajaran yang

sedang diajarkan. Hal tersebut dirasa akan lebih efektif, karena dengan

demikian siswa tersebut akan termotivasi untuk tetap pada materi pelajaran

yang sedang diajarkan.

Dari hasil pengamatan sesuai di lapangan, selain ada kelemahan pada

pendekatan persuasif dalam pembelajaran seni budaya khususnya materi seni

tari, terdapat pula kelebihan dari pendekatan persuasif tersebut. Kelebihan dari

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan persuasif ini yaitu materi

Page 16: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_c0951_0700924_chapter4(1).pdf · 55 kepentingan penelitian yang dilakukan, mata pelajaran seni budaya

69

pelajaran dapat tersampaikan dengan baik. Dalam pembelajaran dengan

menggunakan persuasif ini suasana atau kondisi kelas akan lebih kondusif,

pendekatan persuasif guru akan lebih mengerti keadaan siswanya karena

konsentrasi siswa akan lebih terfokus.

Kelebihan pendekatan persuasif dapat terlihat dari kegiatannya yakni,

pendekatan persuasif yang dilakukan pada pembelajaran seni tari ini dapat

meningkatkan kemampuan siswa. Hal ini terlihat dari hasil proses

pembelajaran seni tari, yakni siswa menjadi lebih aktif, kreatif, dan inovatif.

Siswa pun terlihat lebih nyaman mengikuti proses belajar mengajar, tidak ada

rasa tegang atau kaku, seperti pembelajaran yang lain. Karena di SMP Negeri

1 Lembang pendekatan persuasif ini lebih mengedepankan kedekatan guru

dengan siswa. Guru mampu berdialog dengan siswa mengenai materi yang

disampaikan, sehingga guru yang komunikatif sangat dibutuhkan pada

pendekatan persuasif ini. Komunikasi antara guru dengan siswa pun menjadi

hal yang wajib untuk dilakukan. Guru dalam hal ini perlu membuka diri dan

berdialog dengan siswa mengenai masalah materi belajar yang diajarkan.

Dalam mengikuti pembelajaran seni tari ini sebagian siswa kadang masih sulit

untuk melakukan gerakan, tetapi secara bertahap mereka mampu

melakukannya. Melihat hal tersebut, maka pendekatan persuasif ini dirasa

penting untuk dilakukan.

Perolehan data yang didapat dari hasil pengamatan tingkat psikomotorik

siswa dalam pembelajaran seni tari melalui pendekatan persuasif, hasil

Page 17: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_c0951_0700924_chapter4(1).pdf · 55 kepentingan penelitian yang dilakukan, mata pelajaran seni budaya

70

pengamatan ini berdasarkan data di lapangan yang diperoleh dari hasil

observasi, wawancara dengan guru mata pelajaran seni tari dan siswa kelas

VII F, serta hasil dokumentasi yang dilakukan peneliti. Wawancara yang

dilakukan kepada guru dan siswa, yaitu mengenai seputar pembelajaran seni

tari yang berlangsung.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Proses Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran Seni Tari di SMP

Negeri 1 Lembang

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dianalisis bahwa, proses

pembelajaran seni tari di SMP Negeri 1 Lembang ini, sudah menggunakan

pendekatan persuasif. Hal ini dapat terlihat dari dari hasil penelitian mengenai

kegiatan kreasi. Dalam kegiatan kreasi tersebut, guru nampak berusaha untuk

membujuk dan mengajak siswa secara halus agar dapat mengikuti proses

pembelajaran seni tari ini dengan baik. Seperti contoh di atas, yaitu di dalam

proses pembelajaran guru dapat menarik perhatian siswa agar tetap terfokus

pada pembelajaran seni tari. Selain itu, guru menggunakan pendekatan

persuasif yang berupa appeals positif, yaitu pendekatan yang dilakukan

melaui perangsang, ini sejalan dengan contoh teori dari pendekatan persuasif

yang dikemukakan oleh Aries Toleles dan Corax Syracuse, hal ini terlihat dari

cara guru menstimulus siswa dengan suatu nilai atau imbalan nilai.

Page 18: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_c0951_0700924_chapter4(1).pdf · 55 kepentingan penelitian yang dilakukan, mata pelajaran seni budaya

71

Guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

persuasif harus dapat mengendalikan karakter yang dimilikinya. Karakter guru

harus mengikuti tujuan dari pendekatan persuasif, seorang guru adalah orang

tua siswa di sekolah, dengan kata lain guru perlu memiliki sifat kebapakan

atau keibuan seperti orang tua mereka di rumah. Dalam proses pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan persuasif ini guru harus dapat mengelola

image, agar suasana belajar tetap nyaman dan terkendali. Sebagai contoh,

guru tidak membawa masalah di rumah ke sekolah, seorang guru harus dapat

membedakan kepentingan pribadinya dengan kepentingan sekolah yaitu

sebagai seorang pengajar atau pendidik. Suasana dalam proses pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan persuasif ini semestinya tidak longgar dan

tidak kaku, ada kalanya seorang guru dapat membawa suasana belajar menjadi

serius dan ada kalanya seorang guru dapat membawa suasana belajar menjadi

santai. Suasana belajar yang serius yaitu suasana belajar yang dapat membawa

siswa agar tetap fokus terhadap materi pelajaran yanng sedang disampaikan,

sehingga materi pelajaran pun dapat tersampaikan dengan baik. Adapun pada

suasana belajar yang santai, seorang guru dapat memberikan candaan-

candaan, atau dapat juga siwa sesekali diajak untuk tanya jawab seputar

materi pelajaran yang sedang disampaikan. Hal tersebut dilakukan agar siswa

tidak bosan dengan proses pembelajaran yang mengandalkan keseriusan,

karena pada dasarnya pembelajaran seni ( seni tari ) adalah suatu

pembelajaran yang dimana siswanya dapat mengekpresikan diri, sehingga

Page 19: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_c0951_0700924_chapter4(1).pdf · 55 kepentingan penelitian yang dilakukan, mata pelajaran seni budaya

72

mereka dapat sedikit santai dari pembelajaran lainnya seperti matematika,

fisika,dsb.

Dari hasil analisis di atas, dapat dikatakan pembelajaran di SMP Negeri 1

Lembang ini melakukan pendekatan persuasif melalui kegiatan apresiasi. Hal

ini terbukti dengan adanya suatu komunikasi dalam kegiatan apresiasi

tersebut, karena dalam pendekatan persuasif komunikasi atau hubungan

timbal balik antara guru dan siswa sangat diperlukan. Hal ini terlihat dari

pemberian pujian kepada siswa yang kurang respon terhadap pembelajaran

seni tari, sehingga siswa tersebut merasa diakui keberadaannya dan merasa

terapresiasi oleh guru dan siswa lainya. Hal lain yang relevan atau

berhubungan dengan pendekatan persuasif yakni, pada saat guru memberikan

suatu evaluasi kepada siswa, sehingga mereka dapat mengintropeksi diri pada

materi tarian tersebut. Jadi secara tidak langsung tingkat kemampuan siswa

siswa dapat tergali.

2. Faktor - Faktor yang Mendukung Pendekatan Persuasif pada

Pembelajaran Seni Tari di SMP Negeri 1 Lembang

Dari hasil penelitian faktor-faktor yang mendukung pendekatan persuasif

pada pembelajaran seni tari di SMP Negeri 1 Lembang ini adalah guru, minat

siswa, bahan ajar, dan media belajar. Guru dalam proses pembelajaran seni

tari ini dapat menyampaikan materi pelajaran dengan cukup baik, guru dapat

menarik perhatian siswa agar siswa dapat tetap fokus terhadap materi

pelajaran yang sedang disampaikan. Minat siswa pada proses pembelajaran

Page 20: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_c0951_0700924_chapter4(1).pdf · 55 kepentingan penelitian yang dilakukan, mata pelajaran seni budaya

73

seni tari ini pun cukup baik, mereka menunjukan antusiasnya pada materi

pelajaran yang sedang disampaikan. Bahan ajar yang disampaikan pada proses

pembelajaran seni tari ini cukup menarik dan dapat membuat siswa antusias

terhadap materi yang sedang disampaikan. Materi pembelajaran yang

disampaikan yaitu mengenai pencak silat, guru menggunakan metode praktik

dalam penyampaiannya. Materi pencak silat ini dirasa cukup menarik, karena

materi pencak silat ini cocok untuk siswa laki-laki dan siswa perempuan,

sehingga tidak ada masalah apabila materi tersebut dapat disampaikan secara

bersama-sama. Mengenai media belajar yang digunakan di SMP Negeri 1

Lembang ini sudah cukup memadai untuk proses pembelajaran seni tari.

Media yang digunakan yaitu tape recorder, media ini sangat membantu untuk

proses pembelajaran seni tari, karena proses pembelajaran seni tari yang

disampaikan menggunakan metode praktik, sehingga dalam prosesnya materi

pencak silat diperlihatkan secara langsung, baik dalam hal gerakannya

maupun bentuk musiknya. Media belajar sangat membantu proses

pembelajaran seni tari karena pembelajaran seni tari tidak hanya

mengandalkan gerak sebagai medianya tetapi juga unsur musik dari tarian

yang akan disampaikan, hal ini untuk merangsang kepekaan siswa terhadap

perpaduan musik dan gerakanya.

Page 21: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_c0951_0700924_chapter4(1).pdf · 55 kepentingan penelitian yang dilakukan, mata pelajaran seni budaya

74

3. Kelemahan dan Kelebihan Pendekatan Persuasif pada Pembelajaran

Seni Tari di SMP Negeri 1 Lembang

Berdasarkan pengamatan di lapangan, terdapat kelemahan yang dapat

membuat proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan persuasif ini

menjadi sedikit terhambat, karena guru semestinya menggunakan pendekatan

individual dan bukan classical dengan demikian waktu yang dipelukan dalam

PBM lebih lama. Pendekatan individual yang dilakukan oleh gruu akan lebih

efektif dibandingkan dengan endekatan secara classical, karena perhatian guru

akan terfokus dan terarah pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Walaupun demikian ada pula kelebihan dari proses pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan persuasif ini, terlihat bahwa pembelajaran seni tari

dengan pendekatan persuasif dapat meningkatkan psikomotorik siswa.

Terlihat dari peningkatan kemampuan siswa melalui kegiatan kreasi. Hal ini

terbukti pada saat menggerakan anggota tubuh, siswa dapat melakukan

dengan baik, mereka mampu menerima dan mempraktekan materi belajar

dengan baik pula. Berdasarkan hasil penelitian, selain melaui kegiatan kreasi,

siswa dapat pula mengaplikasikan kegiatan apresiasi, baik apresiasi melalui

guru maupun teman sebayanya, sehingga mereka dapat termotivasi untuk

melakukan gerakan dengan baik. Selain itu dengan proses pembelajaran

melalui pendekatan persuasif, guru dan siswa akan lebih dekat dan akrab,

karena dalam pendekatan persuasif kedekatan dan komunikasi antara guru dan

Page 22: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.a-research.upi.edu/operator/upload/s_c0951_0700924_chapter4(1).pdf · 55 kepentingan penelitian yang dilakukan, mata pelajaran seni budaya

75

siswa sangat dibutuhkan. Hal ini membuat siswa mampu menjadi aktif,

kreatif, dan inovatif.

Pada dasarnya setiap metode atau pendekatan pembelajaran memiliki

beberapa kelamahan dan kelebihan masing-masing. Tingkat keberhasilan

tergantung metode atau pendekatan tersebut tergantung pada kerjasama antara

guru dan siswa, sehingga tujuan dari proses pembelajaran akan tercapai

dengan baik pula. Begitu pula pada proses pembelajaran seni tari dengan

menggunakan pendekatan persuasif, keberhasilan pada pendekatan ini

tergantung pada kerjasama antara guru dan siswanya pula.