hasil penelitian dan pembahasan -...
TRANSCRIPT
113
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Margarin
Hasil penelitian ini menjelaskan tentang profil perusahaan dan pelanggan
margarin.Pada bagian kedua menjelaskan mengenai pengujian hipotesis
pengaruh kualitas produk dan persepsi harga terhadap loyalitas pelanggan.
Bagian selanjutnya mengenai pembahasan gambaran variabel kualitas produk,
persepsi harga dan loyalitas pelanggan serta bagaimana pengaruhnya antara
ketiga variabel tersebut yaitu antara seberapa besar pengaruh kualitas produk
terhadap loyalitas pelanggan, seberapa besar pengaruh persepsi harga terhadap
loyalitas pelanggan dan seberapa besar pengaruh kualitas produk dan persepsi
harga terhadap loyalitas pelanggan. Bagian keempatmenjelaskan mengenai
implikasi penelitian terhadap pendidikan.
4.1.1 Profil Perusahaan Margarin
Margarin pertama kali ditemukan di Perancis oleh seorang ahli Kimia
bernama Hippolyte Mege-Mouries pada tahun 1869. Penemuan margarin
disebabkan oleh keadaan di Perancis pada saat itu dimana harga mentega
sangat mahal sehingga banyak masyarakat yang tidak mampu membelinya. Hal
ini terjadi sebagai akibat pengaruh revolusi industri dimana banyak petani yang
meninggalkan lahan pertaniannya kemudian mereka menuju kota dan bekerja di
industri-industri. Akibatnya, terjadi kekurangan produksi mentega sehingga harga
mentega menjadi mahal karena permintaan mentega tinggi. Kemudian, untuk
mengatasi keadaan ini maka pada tahun 1869 Napoleon III sebagai penguasa
114
Perancis pada saat itu mengadakan sayembara dan akan memberikan hadiah
kepada siapa saja yang dapat menemukan pengganti mentega yang murah,
tentu pengganti tersebut memiliki sifat-sifat seperti mentega. Hippolyte Mege-
Mouries memenangkan sayembara itu karena beliau mampu menemukan apa
yang diinginkan oleh Napoleon III yaitu pengganti mentega yang murah. Mege-
Mouries menamakan hasil penemuannya dengan nama margarin, nama ini
berasal dari kata Yunani margarites yang memiliki arti mutiara. Menururt
Apriyantono (2008:4) disebut mutiara karena lemak margarin ketika membentuk
butiran padat berbentuk seperti kristal yang mengkilap seperti mutiara. Ciri-ciri
margarin yang menonjol adalah bersifat plastis, padat pada suhu ruang, agak
keras pada suhu rendah, teksturnya mudah dioleskan, serta segera dapat
mencair di dalam mulut.
Margarin dibedakan atas margarin dapur dan margarin meja. Pada
margarin dapur tidak dipersyaratkan adanya penambahan vitamin A dan D.
Margarin merupakan produk makanan berbentuk emulsi campuran air di dalam
minyak, yaitu sekitar 16 persen air di dalam minimal 80 persen minyak atau
lemak nabati. Fase lemak umumnya terdiri dari minyak nabati, yang sebagian
telah dipadatkan agar diperoleh sifat plastis yang diinginkan pada produk akhir.
Awalnya margarin dibuat dari lemak hewan namun sekarang margarin
ekslusif dibuat hanya dari minyak tumbuhan. Margarin secara praktis memiliki
nilai kalori yang setara dengan mentega, mudah dicerna, biasanya dilengkapi
dengan vitamin A dan D. Margarin sayuran telah direkomendasikan sejak lama
sebagai pengganti mentega karena mengandung lemak tak jenuh dan sedikit
kolesterol. Menurut salah satu penelitian yang dipublikasikan di Journal of the
American Medical Association, mengganti mentega dengan margarin dalam
115
makanan secara signifikan menurunkan kadar kolesterol darah.
Awalnya margarin dibuat dengan mengkonversi lemak tak jenuh (hidrokarbon
ikatan rangkap) menjadi lemak jenuh (ikatan tunggal) melalui proses
hidrogenisasi. Lemak jenuh yang membentuk kristal lemak berperan penting
dalam menentukan tekstur margarin dan membuatnya tetap padat pada suhu
ruangan. Namun proses hidrogenasi yang tidak sempurna mengakibatkan
terbentuknya asam lemak trans yang dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL
dan menekan HDL.(Hakim:2008)
Menurut Almatsier (2003:59) “Margarin di Indonesia dibuat dari minyak
kelapa dan minyak kelapa sawit melalui proses hidrogenasi. Dalam proses ini
tidak semua asam lemak tidak jenuh diubah menjadi asam lemak jenuh.” Pada
margarin yang terbuat dari minyak nabati, lemak yang terkandung di dalamnya
pun adalah asam lemak tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap. Konfigurasi di
sekitar ikatan rangkap apa saja dalam asam lemak alamiah adalah cis, suatu
konfigurasi yang menyebabkan titik leleh lemak itu rendah.
Menurut Fessenden (1986:409) :
Asam lemak jenuh membentuk rantai ”zig-zag” yang dapat cocok satu sama lain secara mampat, sehingga gaya tarik Van Der Waalsnay tinggi, oleh karena itu lemak-lemak jenuh itu bersifat padat. Jika beberapa ikatan rangkap cis terdapat dalam rantai, molekul itu tidak dapat membentuk kisi yang rapi dan mampat. Molekul yang tidak mampat tersebut menjadikannya berbentuk minyak (liquid) dalam suhu rendah. Sehingga untuk menjadikannya asam lemak jenuh, margarin harus mengalami proses hidrogenasi.
Menurut Departemen Gizi FKM UNAIR:2008 “Hidrogenasi adalah proses
penambahan atom H pada ikatan tidak jenuh dalam asam lemak yang
mengeliminasi ikatan rangkapnya sehingga menjadi ikatan tunggal yang jenuh.”
Keuntungan dari proses hidrogenasi ini adalah dapat melindungi dari proses
116
oksidasi dengan membuat asam lemak tak jenuh berikatan rangkap banyak ini
menjadi lebih jenuh. Keuntungan kedua adalah mengubah tekstur makanan
dengan menjadikan minyak nabati yang cair menjadi lebih padat.Namun
sayangnya proses hidrogenasi ini sering tidak sempurna.
Proses hidrogenasi yang tidak sempurna dapat menyebabkab struktur
kimia rantai asam lemak ini berubah menjadi asam lemak trans. Asam
lemak trans dapat membahayakan kesehatan, karena dapat
meningkatkan kadar kolesterol LDL ( kolesterol jahat ) dan menurunkan kadar
kolesterol HDL ( kolesterol baik ).
Pembentukan Low Density Lipoprotein (LDL) oleh reseptor LDL ini penting
daalm pengontrolan kolesterol darah. Disamping itu dalam pembuluh darah
terdapat sel-sel perusak yang dapat merusak LDL. Melalui sel-sel perusak ini
molekul LDL dioksidasi, sehingga tidak dapat masuk kembali kedalam aliran
darah. Kolesterol yang banyak terdapat dalam LDL akan menumpuk dalam sel-
sel perusak.Hal ini terjadi selama bertahun-tahun, kolesterol akan menumpuk
pada dinding pembuluh darah dan membentuk plak. Plak akan bercampur
dengan protein dan akan ditutupi oleh sel-sel otot dan kalsium. Hal inilah yang
kemudian dapat berkembang menjadi aterosklerosis. (Almatsier, 2003:68)
High Density Lipoprotein (HDL). Bila sel-sel lemak membebaskan gliserol
dan asam lemak, kemungkinan kolesterol dan fosfolipida akan dikembalikan pula
ke dalam aliran darah. Hati dan usus halus akan memproduksi HDL (lipoprotein
dengan densitas tinggi) yang masuk ke dalam aliran darah. HDL mengambil
kolesterol dan fosfolipida yang ada di dalam aliran darah. HDL menyerahkan
kolesterol ke lipoprotein lain untuk diangkut kembali ke hati guna diedarkan
kembali atau dikeluarkan dari tubuh. Nilai LDL dan HDL mempunyai implikasi
117
terhadap kesehatan jantung dan pembuluh darah. Nilai LDL yang tinggi terhadap
serangan jantung. Sebaliknya HDL tinggi dikaitkan dengan resiko rendah.
(Almatsier, 2003:68)
Secara umum margarin adalah bahan semipadat yang mempunyai sifat
dapat dioleskan yang mengandung lemak minimal 80% dan maksimum 90%.
Bahan untuk membuat margarin secara umum adalah minyak dan lemak, baik
yang berasal dari nabati (tumbuh-tumbuhan), hewani maupun ikan. Berdasarkan
definisi yang ditetapkan oleh badan yang berwenang di Eropa, margarin adalah
produk yang berasal dari lemak padat atau cair yang berasal dari nabati dan/atau
hewani, artinya bisa seluruhnya berasal dari minyak/lemak nabati, seluruhnya
dari lemak hewani atau campuran minyak/lemak nabati dan lemak hewani. Di
Amerika, margarin dapat dibuat dari lemak makan dan/atau campuran minyak
dan lemak dimana asal minyak dan lemak tersebut adalah nabati, karkas hewan
dan hewan laut (minyak ikan). Di Kanada margarin dapat dibuat dari minyak dan
lemak apa saja asalkan bukan dari lemak susu.(Apriyantono:2008)
Namun dengan teknologi sekarang produsen margarin di negara maju
telah memfokuskan diri untuk memproduksi margarin tanpa asam lemak trans
dengan menjauhi proses hidrogenisasi dan menggantinya dengan proses
penambahan minyak bibit kelapa sawit. Proses ini menghasilkan margarin yang
lebih lembut dibandingkan margarin yang dibuat dengan proses
hidrogenisasi.(Hakim:2008)
Fase minyak dari margarin dan spread biasanya terdiri dari: minyak (30 -
79.5%), emulsifier (0.1 - 0.5%), lesitin (0.0 - 0.3%), pewarna (beta-karoten atau
anato), perisa (flavouring) dan vitamin. Fase air (aqueous) mengandung air,
garam (1.0 - 2.0%), padatan susu (whey, nonfat dry milk, padatan sweet
118
creambuttermilk sebanyak 0.0 - 1.6%), pengawet (0.2%, biasanya potasium
sorbat dan sodium benzoat), asam (asam fosfat, sitrat atau laktat), pengental (0.0
- 0.5%, maltodekstrin, gelatin, pektin dan gum lainnya), perisa (flavouring)
.(Apriyantono:2008)
Di Indonesia sendiri terdapat 17 perusahaan yang memproduksi margarin,
namun hanya tiga perusahaan yang produknya tersebar luas di pasaran dan
yang paling sering dipilih konsumen.
4.1.2 Identitas Perusahaan Margarin
Tiga nama merek yang paling sering dipilih konsumen yaitu Blue Band,
Simas Palmia, dan Forvita. Produsen margarin Blue Band yaitu PT. Unilever
Indonesia, Simas Palmia yaitu PT. Salim Invomas Pratama (PT Indofood Sukses
Makmur) dan Forvita yaitu PT Bina Karya Prima. Berikut akan dijelaskan
mengenai identitas ketiga perusahaan margarin tersebut.
1. PT Unilever Indonesia
Sejak didirikan pada 5 Desember 1933Unilever Indonesia
telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan terdepan untuk
produk Home and Personal Care serta Foods & Ice Cream di
Indonesia.
Rangkaian Produk Unilever Indonesia mencangkup brand-brand ternama
yang disukai di dunia seperti Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear,
Rexona, Vaseline, Rinso, Molto, Sunlight, Walls, Blue Band, Royco, Bango, dan
lain-lain.
Visi Misi dari PT. Unilever Indonesia adalah :
• Bekerja untuk membangun masa depan yang lebih baik setiap hari
119
• Membantu orang-orang merasa nyaman, berpenampilan baik dan
lebih menikmati kehidupan dengan brand dan pelayanan yang baik
bagi mereka dan bagi orang lain
• Menjadi sumber inspirasi orang-orang untuk melakukan hal kecil
setiap hari yang dapat membuat perbedaan besar bagi dunia
• Mengembangkan cara baru dalam melakukan bisnis dengan tujuan
membesarkan perusahaan kami dua kali lipat sambil mengurangi
dampak lingkungan
Tujuan corporatePT Unilever Indonesia adalah bahwa kesuksesan
memerlukan “Standar tertinggi dari perilaku corporate terhadap setiap orang
yang bekerja dengan kami, komunitas yang kami sentuh dan lingkungan yang
terdampak dari pekerjaan kami.”
Sejarah singkat PT Unilever Indonesia :
PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5
Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang
dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh
Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16
Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada
tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada
tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22
Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta
no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997,
120
nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui
oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98
tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal
15 Mei 1998 Tambahan No. 39.
Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana
Pasar Modal (Bapepam) No.SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.
Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24
Juni 2003, para pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan
mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per
saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat
oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan
keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak
sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari
teh dan produk-produk kosmetik.
Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal
13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh
notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak
sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini
disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri
121
Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No.C-18482HT.01.04-
TH.2000.
Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933.
Perluasan Unilever Indonesia
Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan
PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah
Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran
dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang
Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan
kepada PT Al.
Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem
Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia
Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang
dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7
November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli
saham dengan Technopia Singapore Pte.Ltd, yang dalam perjanjian tersebut
Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia
Lever kepada Technopia Singapore Pte.Ltd.
Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8
Desember 2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham
122
minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever
Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal
penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever
Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004.Pada tanggal 30 Juli
2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan
dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan
saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima
penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi
badan hukum yang terpisah.Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No.
740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.
Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani
perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk
(Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui
pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah
terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan
Januari 2008.
Kronologi
1920-30 Import oleh van den Bergh, Jurgen and Brothers
1933 Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV Lever – Angke, Jakarta
1936 Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV –
Angke, Jakarta
1941 Pabrik komestik – Colibri NV, Surabaya
1942-46 Kendali oleh unilever dihentikan (Perang Dunia II)
1965-66 Di bawah kendali pemerintah
123
1967 Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan undang-undang
penanaman modal asing
1981 Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta
1982 Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya
1988 Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Pabrik Rungkut,
Surabaya
1990 Terjun di bisnis teh
1992 Membuka pabrik es krim
1995 Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi
1996-98 Penggabungan instalasi produksi – Cikarang, Rungkut
1999 Deterjen Cair NSD – Cikarang
2000 Terjun ke bisnis kecap
2001 Membuka pabrik teh – Cikarang
2002 Membuka pusat distribusi sentral Jakarta
2003 Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar
2004 Terjun ke bisnis makanan ringan
2005 Membuka pabrik sampo cair – Cikarang
2008 Terjun ke bisnis minuman sari buah
2. PT Indofood Sukses Makmur
Dalam beberapa dekade ini PT Indofood
Sukses Makmur Tbk (Indofood) telah bertransformasi menjadi sebuah
perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup
seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan
124
bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang
eceran. Kini, Indofood dikenal sebagai perusahaan yang mapan dan terkemuka
di setiap kategori bisnisnya.
Margarin Simas Palmia merupakan salah satu rangkaian produk yang
dihasilkan oleh PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood).
Visi
Perusahaan Total Food Solutions
Misi
• Memberikan solusi atas kebutuhan pangan secara berkelanjutan
• Senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi dan
teknologi kami
• Memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan
lingkungan secara berkelanjutan
• Meningkatkan stakeholders’values secara berkesinambungan.
Sejarah singkat PT Indofood Sukses Makmur :
1990
Didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma.
1994
• Berganti nama menjadi PT Indofood Sukses Makmur.
• Penawaran Saham Perdana sebanyak 763 juta saham dengan harga
nominal Rp1.000 per saham, tercatat di Bursa Efek Indonesia.
1995
Mengakuisisi pabrik penggilingan gandum Bogasari.
1996
Melaksanakan pemecahan saham dengan perbandingan 1:2
125
1997
• Mengakuisisi 80% saham perusahaan yang bergerak di bidang
perkebunan, agribisnis serta distribusi.
• Melakukan penawaran umum terbatas dengan perbandingan 1:5, total
penambahan saham sebanyak 305,2 juta.
2000
• Melaksanakan pemecahan saham dengan perbandingan 1:5.
• Menerbitkan Obligasi Seri I sebesar Rp1 triliun.
2001
Menerima persetujuan atas rencana pembelian kembali saham dan pelaksanaan
Employee Stock Ownership Plan (ESOP).
2002
• Melaksanakan ESOP tahap I sebanyak 228,9 juta saham.
• Melakukan pembelian kembali saham sebanyak 915,6 juta saham.
• Menerbitkan Eurobonds sebesar US$280 juta.
2003
• Melaksanakan ESOP tahap II sebanyak 58,4 juta saham.
• Menerbitkan Obligasi Seri II sebesar Rp1,5 triliun.
2004
• Melaksanakan ESOP tahap III sebanyak 919,5 ribu saham.
• Menerbitkan Obligasi Seri III sebesar Rp1 triliun.
• Mengakuisisi 60% saham perusahaan kemasan karton.
2005
• Membentuk perusahaan patungan dengan Nestlé.
• Mengakuisisi perusahaan perkebunan di Kalimantan Barat.
126
• Mengakuisisi Convertible Bonds yang diterbitkan oleh perusahaan
perkapalan, setara dengan 90,9% kepemilikan saham.
2006
• Melakukan pelunasan Eurobonds sebesar US$143,7 juta.
• Mengakuisisi 55,0% saham perusahaan perkapalan Pacsari Pte. Ltd.
• Mengakuisisi beberapa perusahaan perkebunan di Kalimantan Barat.
2007
• Mencatatkan saham Grup Agribisnis di Bursa Efek Singapura dan
menempatkan saham baru.
• Menerbitkan Obligasi Seri IV sebesar Rp2 triliun.
• Menambah sebesar 35% kepemilikan saham perusahaan perkapalan
Pacsari Pte. Ltd. menjadi 90% kepemilikan
• Mengakuisisi 60% kepemilikan saham di perusahaan perkebunan Rascal
Holding Limited.
• Partisipasi dalam pengeluaran saham baru PT Mitra Inti Sejati Plantation
dan memiliki sebesar 70% kepemilikan.
• Mengakuisisi 64,41% kepemilikan saham PT PP London Sumatra
Indonesia Tbk.
2008
• Partisipasi dalam pengeluaran saham baru PT Lajuperdana Indah dan
memiliki sebesar 60% kepemilikan.
• Menjual kembali 251.837.500 lembar treasury stock dan menarik kembali
663.762.500 lembar treasury stock.
• Mengakuisisi 100% saham Drayton Pte. Ltd. yang memiliki secara efektif
68,57% saham di PT Indolakto, sebuah perusahaan dairy terkemuka.
127
3. PT Bina Karya Prima
Sejak BKP memulai bisnis pada tahun 1981, perusahaan ini
telah mengelola untuk memperkuat posisi dalam bisnis
kelapa sawit yang terintegrasi dan selalu melanjutkan usaha tanpa henti dalam
menjelajahi pasar ekspor baru.
• Mengakuisisi 100% saham di beberapa perusahaan perkebunan yang
memiliki fasilitasbulking.
2009
• Menerbitkan Obligasi Seri V sebesar Rp1,6 triliun.
• Grup Agribisnis menerbitkan Obligasi Rupiah Seri I sebesar Rp452 miliar
dan Sukuk Ijarah I sebesar Rp278 miliar.
• Memulai proses restrukturisasi internal Grup CBP melalui pembentukan
PT Indofood CBP Sukses Makmur (ICBP) dan pemekaran kegiatan usaha
mi instan dan bumbu yang diikuti dengan penggabungan usaha seluruh
anak perusahaan di Grup Produk Konsumen Bermerek (CBP), yang
seluruh sahamnya dimiliki oleh Perseroan, ke dalam ICBP.
2010
• Menyelesaikan restrukturisasi internal Grup CBP melalui pengalihan
kepemilikan saham anak perusahaan di Grup CBP dengan jumlah
kepemilikan kurang dari 100% ke ICBP dan melakukan Penawaran
Saham Perdana yang dilanjutkan dengan pencatatan saham ICBP di
Bursa Efek Indonesia pada tanggal 7 Oktober 2010.
• Meningkatkan kepemilikan saham Pacsari Pte. Ltd. sebesar 10% menjadi
100% kepemilikan.
128
Sekarang, perusahaan ini telah sepenuhnya terlibat dalam pemurnian dan
pengolahan minyak sawit mentah (CPO) dan dikembangkan menjadi tiga operasi
yaitu: penyulingan kelapa sawit dan fraksinasi, lemak, dan manufaktur sabun.
Margarin Forvita merupakan salah satu produk yang di hasilkan oleh PT Bina
Karya Prima.
Kesuksesan perusahaan ini telah dijamin melalui keahlian dan pengalaman
orang-orang di dalamnya serta kerjasama yang baik dengan mitra bisnis
perusahaan, yang semuanya telah memberikan dasar yang kokoh bagi
pertumbuhan berkelanjutan BKP dan mitra bisnis.
Untuk tetap berada di depan dalam persaingan, BKP memiliki tujuan
jangka panjang untuk memperkuat reputasi perusahaan dan memberikan
kualitas produk yang tinggi dan kepuasan pelayanan. Informasi lebih lanjut dapat
diperoleh di www.bkp.com.
4.1.3 Profil PelangganMargarin
Setiap pengguna margarin di Desa Banjaran yang menjadi responden
dalam penelitian ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik
responden menggambarkan keadaan keseluruhan pengguna margarin di Desa
Banjaran. Karakteristik berdasarkan demografi memberikan data yang obyektif
tentang sifat-sifat populasi seperti usia, pendidikan terakhir,pekerjaan dan
pendapatan.
129
4.1.3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Pengumpulan data melalui kuesioner mengenai karakteristik responden
berdasarkan usia terhadap 100 responden, diperoleh hasil seperti pada Tabel
4.1berikut ini:
TABEL 4.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN
BERDASARKAN USIA
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
Tabel 4.1 menjelaskan karakteristik responden berdasarkan usia,
berdasarkan data dapat dilihat bahwa sebagian besar pengguna margarin
didominasi oleh usia 30 - 39 tahun yaitu sebanyak71 orang atau persentase
sebesar 71%. Sebagian kecil pengguna margarin pada kelompok usia 40 - 49
tahun sebanyak15 orang atau 15 %, sedangkan pada kelompok usia 22 - 29
tahun sebanyak 10 orang atau 10% dan pada kelompok usia 50 – 60 tahun
sebanyak 4 orang atau 4%. Hal ini menggambarkan bahwa usia 30 – 39 tahun
mendominasi penggunaanmargarindi Desa Banjaran dibandingkan kelompok
usia yang lain, ini disebabkan karena pada usia tersebut ibu-ibu rumah tangga
berada pada usia produktif.
Hampir setengahnya margarin yang digunakan pada usia 30 – 39 tahun
adalah margarin Blue Band yaitu sebanyak 28 orang, dan hampir setengahnya
pengguna margarin Simas Palmia pada usia 30 - 39 tahun yaitu sebanyak 26
orang, sebagian kecil pengguna margarin Forvita sebanyak 17 orang. Sebagian
kecil pada kelompok usia 40 – 49 tahun ibu-ibu yang menggunakan margarin
USIA FREKUENSI (F)
PERSENTASE (%)
22 - 29 10 10 30 - 39 71 71 40 - 49 15 15 50 - 60 4 4 Total 100 100
130
Blue Band sebanyak 9 orang, yang menggunakan Simas Palmia sebanyak 5
orang dan 1 orang yang menggunakan margarin Forvita. Selanjutnya, sebagian
kecil pada usia antara 20 – 29 tahun yang menggunakan Blue Band yaitu
sebanyak 6 orang, yang menggunakan Simas Palmia sebanyak 1 orang dan
yang menggunakan margarin Forvita sebanyak 3 orang. Sebagian kecil pada
usia antara 50 – 60 tahun yang menggunakanmargarin Blue Band sebanyak 3
orang, Simas Palmia sebanyak 1 orang dan tidak seorangpun yang
menggunakan margarin Forvita. Berikut ini Gambar 4.1 yang menggambarkan
keterkaitan usia ibu-ibu dengan margarin yang digunakan di Desa Banjaran.
0
5
10
15
20
25
30
22-29 30-39 40-49 50-60
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.1 KETERKAITAN USIA DENGAN PRODUK MARGARIN YANG DIGUNAKAN
4.1.3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pengumpulan data melalui kuesioner mengenai karakteristik responden
berdasarkan pendidikan terakhir terhadap 100 responden, diperoleh hasil
seperti pada Tabel 4.2berikut ini.
131
TABEL 4.2 KARAKTERISTIK RESPONDEN
BERDASARKAN PENDIDIKAN TERAKHIR
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
Hasil pengolahan data dari 100 responden pada Tabel 4.2
menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu sebanyak 72 responden (72%)
memiliki pendidikan terakhir dibangku SMA. Sebagian kecil yatu sebanyak 10
responden(10%) memiliki pendidikan terakhir dibangku SMP dan sebagian
kecilnya lagi yaitu sebanyak 11 responden (11%) memiliki pendidikan
terakhirSarjanadan 7 responden (7%) memiliki pendidikan terakhir dibangku
Diploma.
Hampir setengahnya margarin yang digunakan oleh tingkat pendidikan
terakhir SMA yaitu margarin Simas Palmia sebanyak 29 orang, dan margarin
Blue Band sebanyak 26 orang. Sebagian kecil pengguna margarin Forvita
sebanyak 17 orang. Pada tingkat pendidikan terakhir SMP sebagia kecil ibu-ibu
menggunakan Blue Band sebanyak 8 orang, pengguna Simas Palmia sebanyak
2 orang dan tidak seorangpun yang menggunakan margarin Forvita. Pada
tingkat pendidikan terakhir sarjana sebagian kecil yaitu sebanyak 8 orang
menggunakan margarin Blue Band, 1 orang menggunakan margarin Simas
Palmia dan 2 orang menggunakan margarin Forvita. Tingkat pendidikan terakhir
Diploma seagian kecil yaitu sebanyak 4 orang menggunakan Blue Band, 2
orang menggunakan Simas Palmia, dan 1 orang menggunakan margarin
PENDIDIKAN TERAKHIR
FREKUENSI (F)
PERSENTASE (%)
SMP 10 10 SMA 72 72 DIPLOMA 7 7 SARJANA 11 11 Total 100 100
132
Forvita. Berikut ini Gambar 4.2 yang menggambarkan keterkaitan pendidikan
terakhir responden dengan margarin yang digunakan di Desa Banjaran.
0
5
10
15
20
25
30
SMP SMA Diploma Sarjana
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
Sumber : Hasil Pengolaha Data 2011
GAMBAR 4.2 KETERKAITAN PENGGUNA MARGARIN DENGAN
PENDIDIKAN TERAKHIR
4.1.3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pengumpulan data melalui kuesioner mengenai karakteristik responden
berdasarkan pekerjaan terhadap 100 responden, diperoleh hasil seperti pada
Tabel 4.3 berikut ini.
TABEL 4.3 KARAKTERISTIK RESPONDEN
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
Hasil pengolahan data dari 100 responden, hampir setengahnya yaitu
sebanyak 48 responden (48%) memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta, dan 39
responden (39%) sebagai ibu rumah tangga. Sebagian kecil yaitu sebanyak 10
PEKERJAAN FREKUENSI (F)
PERSENTASE (%)
GURU 10 10 WIRASWASTA 48 48 PNS 3 3 IRT 39 39 Total 100 100
133
responden (10%) memiliki pekerjaan sebagai guru, dan 3 responden(3%)
memiliki pekerjaan sebagai PNS. Hal ini menunjukkan bahwa hampir
setengahnya responden pengguna margarin memiliki pekerjaan sebagai
wiraswasta dan ibu rumah tangga. Dimana penggunan margarin kebanyakan
digunakan untuk kebutuhan sehari-hari oleh kalangan wiraswasta dan
kebutuhan rumah tangga.
Sebagian kecil margarin yang paling banyak digunakan oleh ibu-ibu
rumah tangga yang sekaligus sebagai wiraswasta yaitu margarin Simas Palmia
sebanyak 20 orang, pengguna margarin Blue Band sebanyak 19 orang dan
pengguna margarin Forvita sebanyak 9 orang. Sebagian kecil margarin yang
digunakan ibu-ibu rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan lain selain
mengurus rumah tangga yaitu kebanyakan dari mereka memilih margarin Blue
Band untuk kebutuhan sehari-seharinya sebanyak 20 orang, 10 orang
menggunakan margarin Forvita dan 9 orang menggunakan margarin Simas
Palmia. Selanjutnya ibu rumah tangga yang berprofesi juga sebagai guru
sebagian kecil dari mereka menggunakan Blue Band yaitu sebanyak 6 orang, 3
orang menggunakan margarin Forvita dan 1 orang menggunakan margarin
Simas Palmia. Berikut ini Gambar 4.3 yang menggambarkan keterkaitan
pekerjaan responden dengan margarin yang digunakan di Desa Banjaran.
0
5
10
15
20
Guru Wiraswasta PNS IRT
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.3
134
KETERKAITAN PEKERJAAN DENGAN MARGARIN YANG DIGUNAKAN
4.1.3.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan
Pengumpulan data melalui kuesioner mengenai karakteristik responden
berdasarkan pendapatan per bulan terhadap 100 responden, diperoleh hasil
seperti pada Tabel 4.4.
TABEL 4.4 KARAKTERISTIK RESPONDENBERDASARKAN PENDAPATAN
PENDAPATAN FREKUENSI (F)
PERSENTASE (%)
<1.000.000 4 4 1.000.000 - 5.000.000 80 80 >5.000.000 16 16 Total 100 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat di lihat bahwa responden pengguna
margarin sebagian besar memperoleh rata-rata pendapatan per bulan antara
Rp. 1.000.000,- s.d Rp. 5.000.000,- sebanyak 80 responden atau sebesar 80%
dari seluruh responden. Sebagian kecilpendapatankurang dari Rp. 1.000.000,-
sebanyak 4 responden atau 4%. Sebagian kecil rata-rata pendapatan lebih dari
Rp. 5.000.000,- sebanyak 16responden atau 16%. Berdasarkan data tersebut
dapat dilihat bahwa pengguna margarin kebanyakan dari kalangan menengah
dan menengah keatas.Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada kalangan bawah
margarin masih terbilang sangat jarang dibeli oleh kalangan bawah itu artinya
bahwa margarin hanyalah sebagai barang pelengkap saja bagi kalangan
bawah.
Sebagian besarresponden yang memperoleh pendapatan sekitar
Rp.1.000.000 – Rp.5.000.000 menggunakan margarin Blue Band sebanyak 60
orang, sebagian kecil sebanyak 11 orang menggunakan margarin Simas
135
Palmia, dan 9 orang menggunakan margarin Forvita. Responden yang
memperoleh pendapatan < Rp.1.000.000 sebagian kecil menggunakan
margarin Simas Palmia yaitu sebanyak 4 orang. Sedangkan yang memperoleh
pendapatan sebesar > Rp.5.000.000 sebagian kecil responden yang
menggunakan margarin Blue Band sebanyak 16 orang. Berikut ini Gambar 4.4
yang menggambarkan keterkaitan perolehan pendapatan responden dengan
margarin yang digunakan di Desa Banjaran.
0
10
20
30
40
50
60
<1.000.000 1.000.000-
5.000.000
>5.000.000
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.4 KETERKAITAN PENDAPATAN DENGAN MARGARIN YANG
DIGUNAKAN
4.1.4 Pengalaman Responden Pengguna Margarin
Pengalaman responden yang digambarkan dalam penelitian ini meliputi
dari mana responden mengetahui tentang informasi margarin, merek margarin
yang digunakan oleh responden, alasan menggunakan margarin, kemasan
margarin yang digunakan, tempat membeli margarin, dan frekuensi pembelian
margarin.
136
4.1.4.1 Pengalaman Responden Berdasarkan Pemilihan Merek Margarin
yang Digunakan
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang responden,
diperoleh data mengenai pengalaman berdasarkanpemilihan merek margarin
yang digunakan.Hasil datanya dapat dilihat pada Tabel 4.5berikut ini.
TABEL 4.5 PENGALAMAN RESPONDEN BERDASARKAN DARI PEMILIHAN MEREK MARGARIN YANG DIGUNAKAN
Merek Margarin
Frekuensi (F)
Persentase (%)
Blue Band 46 46 Simas Palmia 33 33 Forvita 21 21
Total 100 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.5 mengenai pengalaman responden berdasarkan
dari pemilihan merek margarin yang digunakan, dapat dilihat bahwa hampir
setengahnya responden memilih margarin merek Blue Band yaitu sebanyak 46
orang atau 46%. Sedangkan responden yang memilih margarin merek Simas
Palmia sebesar 33 orang atau 33%, dan sebagian kecil responden yaitu
sebanyak 21orang atau 21% responden memilih margarin merek Forvita.
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa hampir setengahnya
responden memilih margarin merek Blue Band dikarenakan merek ini pertama
kali dikenal dan yang paling diingat oleh masyarakat. Berikut ini Gambar 4.5 yang
menggambarkan pengalaman responden berdasarkan merek margarin yang
digunakan.
137
Simas Palmia
Forvita
Blue Band
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.5
PEMILIHAN MEREK MARGARIN YANG DIGUNAKAN
4.1.4.2 Pengalaman Responden Berdasarkan Alasan Memilih Margarin
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang,diperoleh
data mengenai pengalaman responden berdasarkanalasan memilihmargarin.
Hasil datanya dapat dilihat pada Tabel 4.6berikut ini.
TABEL 4.6 PENGALAMAN RESPONDEN
BERDASARKAN ALASAN MEMILIH MARGARIN
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.6 mengenai pengalaman responden berdasarkan
alasan memilih margarin dapat dilihat bahwa hampir setengahnya responden
memilih margarin karena faktor kualitas yaitu sebanyak 46 orang atau 46%,
berdasarkan faktor harga yaitu sebanyak 30 orang atau 30%. Sedangkan
ALASAN FREKUENSI (F)
PERSENTASE (%)
Kualitas 46 46 Harga 30 30 Merek 15 15 Kemasan 9 9 Total 100 100
138
sebagian kecil lainnya yaitu 15 orang atau 15% yang memilih berdasarkan merek
dan 9 orang atau 9% memilih berdasarkan kemasan. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa hampir setengahnya responden memilih margarin
berdasarkan faktor kualitas dan harga margarin.
Blue Band dikenal oleh responden sebagai merek margarin yang
mempunyai kualitas paling bagus maka dari itu hampir setengahnya responden
memilih margarin karena kualitasnya sebanyak 40 orang, dan sebagian kecil
responden menggunakan margarin Blue Band berdasarkan merek yaitu
sebanyak 6 orang. Sedangkan margarin Simas Palmia yang selama ini dikenal
sebagai margarin yang murah tetapi kualitasnya baik juga masih banyak
digunakan oleh responden dan menjadi pilihan kedua setelah Blue Band,
sebagian kecil yaitu sebanyak 21 responden memilih margarin Simas Pamia
berdasarkan harga margarin, 9 responden memilih margarin Simas Palmia
berdasarkan nama merek, dan 3 responden memilih margarin Simas Palmia
berdasarkan kualitasnya. Selain margarin Blue Band dan Simas Palmia juga ada
pesaing lain sebagai follower margarin Simas Palmia, karena memposisikan
produknya sebagai produk margarin yang murah, dengan kemasan yang lebih
menarik dari Simas Palmia yaitu margarin Forvita. Sebagian kecil responden
memilih margarin Forvita berdasarkan harga dan kemasan yaitu sebanyak 9
orang dan 3 orang memilih margarin Forvita berdasarkan kualitasnya. Berikut ini
Gambar 4.6 yang menggambarkan pengalaman responden berdasarkan alasan
memilih margarin.
139
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Kualitas Harga Merek Kemasan
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.6 PENGALAMAN RESPONDEN BERDASARKAN
ALASAN MEMILIH MARGARIN
4.1.4.3 Pengalaman Responden Berdasarkan Kemasan Margarin yang
Dipilih
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang,diperoleh
data mengenai pengalaman responden berdasarkankemasan margarin yang di
pilih. Hasil datanya dapat dilihat pada Tabel 4.7berikut ini.
TABEL 4.7 PENGALAMAN RESPONDEN
BERDASARKAN KEMASAN MARGARIN YANG DIPILIH
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.7 mengenai pengalaman responden berdasarkan
kemasan margarin yang dipilih dapat dilihat bahwa hampir setengahnya
responden menggunakan kemasan margarin cup yaitu sebanyak 46 orang atau
46%, responden yang menggunakan kemasan sachet sebanyak 40 orang atau
40%. Sebagian kecil responden menggunakan kemasan kaleng yaitu sebanyak
KEMASAN FREKUENSI (F)
PERSENTASE (%)
Sachet 200gr 40 40 Cup 250/350gr 46 46 Refil 1kg 4 4 Kaleng 1kg 10 10 Total 100 100
140
10 orang atau 10% dan sebagian kecilnya lagi menggunakan kemasan refil
sebanyak 4 orang atau 4%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
kebanyakan responden memilih kemasan cup karena mudah diisi ulang,praktis,
dan bentuknya yang unik.
Responden pengguna margarin Blue Band sebagian kecil memilih
kemasan cup 250 gr sebanyak 22 orang, 11 orang memilih sachet 200gr, 10
orang memilih refil 1 kg, dan 4 orang memilih refil 1 kg. Responden pengguna
margarin Simas Palmia sebagian kecil memilih kemasan sachet yaitu sebanyak
24 orang, dan yang memilih kemasan cup 250 gr sebanyak 8 orang. Sedangkan
responden pengguna margarin Forvita sebagian kecil lebih memilih kemasan
ukuran cup 350gr yaitu sebanyak 16 orang. Hal ini disebabkan karena kemasan
cup Forvita dengan ukuran 350 gr lebih murah dan isi yang lebih banyak, jadi
dapat menghemat kebutuhan sehari-hari. Responden pengguna margarin Forvita
sebagian kecil memilih kemasan sachet 200gr yaitu sebanyak 5 orang. Berikut ini
Gambar 4.7 yang menggambarkan pengalaman responden berdasarkan
kemasan margarin yang dipilih.
0
5
10
15
20
25
Sachet 200gr Cup
250/350gr
Refil 1kg Kaleng 1kg
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.7 PENGALAMAN RESPONDEN BERDASARKAN
KEMASAN MARGARIN YANG DIPILIH
141
4.1.4.4 Pengalaman Responden Berdasarkan Tempat Pembelian
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang,diperoleh
data mengenai pengalaman responden berdasarkan tempat pembelian margarin.
Hasil datanya dapat dilihat pada Tabel 4.8berikut ini.
TABEL 4.8 PENGALAMAN RESPONDEN
BERDASARKAN TEMPAT PEMBELIAN MARGARIN
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.8 mengenai pengalaman responden berdasarkan
tempat pembelian margarin dapat dilihat bahwa hampir setengahnya responden
memilih membeli margarin di Supermarketyaitu sebanyak 43 orang atau 43%,
sebagian kecil memilih membeli di minimarketyaitu sebanyak 22 orang atau 22%.
Sedangkan yang memilih membeli di pasar sebagian kecil yaitu sebanyak 20
orang atau 20%, dan sebagian kecilnya lagi memilih membeli di toko terdekat
sebanyak 15 orang atau 15%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar responden memilih membeli margarin di supermarket
dikarenakan harga di supermarket lebih murah dibandingkan dengan membeli di
tempat lain selain itu responden juga dapat mendapatkan kenyamanan saat
berbelanja.
Sebagian kecil dari responden pengguna Blue Band memilih membeli
margarin Blue Band di supermarket yaitu sebanyak 24 orang, masing-masing
responden yang memilih membeli Blue Band di mini market dan di pasar
sebanyak 9 orang dan di toko terdekat sebanyak 6 orang. Pengguna margarin
TEMPAT FREKUENSI (F)
PERSENTASE (%)
Supermarket 43 43 Mini market 22 22 Toko terdekat 15 15 Pasar 20 20 Total 100 100
142
Simas Palmia sebagian kecil membeli di pasar yaitu sebanyak 11 orang, 8 orang
membeli di mini market, 7 orang membeli di toko terdekat dan 6 orang membeli
di supermarket. Sedangkan pengguna margarin Forvita sebagian kecil membeli
di supermarket yaitu sebanyak 13 orang, 5 orang membeli di mini market dan 2
orang membeli di toko terdekat. Berikut ini Gambar 4.8 yang menggambarkan
pengalaman responden berdasarkan tempat membeli margarin.
0
5
10
15
20
25
Supermarket Minimarket Toko terdekat Pasar
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.8 PENGALAMAN RESPONDEN BERDASARKAN TEMPAT MEMBELI
MARGARIN
4.1.4.5 Pengalaman Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 100 orang,diperoleh
data mengenai pengalaman responden berdasarkanfrekuensi pembelian
margarin. Hasil datanya dapat dilihat pada Tabel 4.9berikut ini.
TABEL 4.9 PENGALAMAN RESPONDENBERDASARKAN FREKUENSI PEMBELIAN
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
FREKUENSI PEMBELIAN
FREKUENSI (F)
PERSENTASE (%)
1 X 38 38 2 X 48 48 3 X 4 4 4 X 10 10
Total 100 100
143
Berdasarkan Tabel 4.9 mengenai pengalaman responden berdasarkan
frekuensi pembelian margarin dapat dilihat bahwa hampir setengahnya
responden membeli margarin dalam satu bulan sebanyak 1x yaitu sebanyak 38
orang (38%), dan hampir setengahnya responden membeli margarin sebanyak
2x dalam 1 bulan yaitu 48 orang (48%) . Sedangkan sebagian kecil lainnya yaitu
sebanyak 4x dalam sebulan sebanyaks 10 orang (10%), dan yang membeli 3x
dalam satu bulan yaitu sebanyak 4 orang (4%). Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa hampir setengahnya responden membeli margarin sebanyak
1x dalam satu bulan karena kebanyakan margarin digunakan hanya untuk
pelengkap saja.
Sebagian kecil responden yang menggunakan margarin Blue Band
membeli margarin dalam satu bulan yaitu 1x sebanyak 20 orang, frekuensi
pembelian sebanyak 2x dalam satu bulan yaitu sebanyak 18 orang, frekuensi
pembelian 3x dalam sebulan sebanyak 2 orang, 4x dalam sebulan sebanyak 6
orang. Responden pengguna margarin Simas Palmia sebagian kecil membeli
margrin 1x dalam satu bulan sebanyak 16 orang, frekuensi pembelian 2x
sebanyak 13 orang, frekuensi pembelian 3x sebanyak 2 orang dan frekuensi
pembelian 4x dalam satu bulan sebanyak 2 orang. Selanjutnya responden
pengguna margarin Forvita sebagian kecil membeli margarin 2x dalam satu
bulan yaitu sebanyak 17 orang dan 1x dalam sebulan sebanyak 4 orang. Berikut
ini Gambar 4.9 yang menggambarkan pengalaman responden berdasarkan
frekuensi pembelian margarin dalam satu bulan.
144
0
5
10
15
20
1x 2x 3x 4x
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.9
PENGALAMAN RESPONDEN BERDASARKAN FREKUENSI PEMBELIAN MARGARIN DALAM SATU BULAN
4.2 Gambaran Variabel Kualitas Produk, Persepsi Harga dan Loyalitas
Pelanggan
4.2.1 Tanggapan Responden terhadap Kualitas Produk
4.2.1.1 Raw Materials Quality
1) Aroma masakan yang dihasilkan jika menggunakan margarin.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat
diperoleh hasil tanggapan responden mengenai aroma masakan yang dihasilkan
jika menggunakan margarindi Desa Banjaranpada Tabel 4.10 sebagai berikut.
TABEL 4.10 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP AROMA MASAKAN YANG
DIHASILKAN
No Pernyataan Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%) Skor
1 Aroma masakan yang dihasilkan jika menggunakan margarin
Sangat kuat 33 33 165 Kuat 52 52 208
Cukup Kuat 14 14 42 Lemah 1 1 2
Sangat Lemah 0 0 0 TOTAL 100 100 417
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
145
Berdasarkan Tabel 4.10 di atas terlihat bahwa responden setuju terhadap
tanggapan tentang aroma masakan yang dihasilkan jika menggunakan margarin,
sebagian kecil14 responden (14%) menyatakan cukup kuat, sebagian besar52
responden (52%) menyatakan aromanya kuat, hampir setengahnya 33
responden (33%) menyatakan sangat kuat dan sebagian kecil 1 responden (1%)
meyatakan aromanya lemah. Dengan demikian dapat disimpulkan hampir
seluruhnyayaitu sebanyak 92% [35%+50%+(14%:2)] responden menyatakan
bahwa masakan yang menggunakan margarin beraroma kuat.
Hampir setengahya responden pengguna margarin Blue Band yang
menyatakan aroma masakan sangat kuat sebanyak 26 orang, sebagian kecil
yang menyatakan kuat sebanyak 16 orang, dan yang menyatakan cukup kuat
sebanyak 4 orang. Sebagian kecil responden pengguna margarin Simas Palmia
yang menyatakan aroma masakan sangat kuat yaitu sebanyak 5 orang, yang
menyatakan kuat sebanyak 22 orang dan cukup kuat sebanyak 6 orang.
Sedangkan responden pengguna margarin Forvita sebagian kecil yang
menyatakan sangat kuat sebanyak 4 orang, yang menyatakan kuat 12 orang,
yang menyatakan cukup kuat yaitu sebanyak 4 orang dan yang menyatakan
lemah yaitu sebanyak 1 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
responden yang paling banyak menyatakan aroma masakan sangat kuat yaitu
responden pengguna margarin Blue Band. Berikut ini Gambar 4.10 yang
menggambarkan tanggapan responden terhadap aroma masakan yang
dihasilkan dengan margarin yang digunakan.
146
0
5
10
15
20
25
30
Sangat
Kuat
Kuat Cukup
Kuat
Lemah Sangat
Lemah
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.10 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP AROMA MASAKAN YANG
DIHASILKAN DENGAN MARGARIN YANG DIGUNAKAN
2) Tingkat ketahanan margarin bila disimpan dalam suhu tertentu
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat
diperoleh hasil tanggapan responden mengenai tingkat ketahanan margarin bila
disimpan dalam suhu tertentudi Desa Banjaranpada Tabel 4.11 sebagai berikut :
TABEL 4.11 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KETAHANAN MARGARIN
BILA DISIMPAN DALAM SUHU TERTENTU
No Pernyataan Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%) Skor
2 Tingkat ketahanan margarin bila disimpan dalam suhu tertentu
Sangat tahan 31 31 155 Tahan 53 53 212
Cukup Tahan 14 14 42 Tidak Tahan 2 2 4 Sangat Tidak
Tahan 0 0 0
TOTAL 100 100 413 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.11 di atas terlihat bahwa responden setuju
terhadap tanggapan tentang tingkat ketahanan margarin bila disimpan dalam
suhu tertentu, sebagian kecil14 responden (14%) menyatakan cukup tahan,
147
sebagian besar53 responden (53%) menyatakan tahan, hampir setengahnya
yaitu sebanyak31 responden (31%) memilih sangat tahan dan sebagian kecil
yaitu sebanyak 2 responden (2%) menyatakan tidak tahan. Dengan demikian
dapat disimpulkan hampir seluruhnyayaitu sebanyak 91% [31%+53%+(14%:2)]
responden menyatakan bahwa margarin memiliki tingkat daya tahan yang tinggi.
Responden pengguna margarin Blue Band sebagian kecil menyatakan
sangat tahan sebanyak 17 orang, responden yang menyatakan tahan sebanyak
19 orang dan yang menyatakan cukup tahan sebanyak 10 orang. Sedangkan
responden pengguna margarin Simas Palmia sebagian kecil menyatakan tahan
yaitu sebanyak 18 orang, yang menyatakan sangat tahan sebanyak 11 orang
dan 4 orang menyatakan cukup tahan. Responden margarin Forvita sebagian
kecil menyatakan tahan sebanyak 16 orang, yang menyatakan sangat tahan
sebanyak 3 orang, dan tidak tahan sebanyak 2 orang. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa margarin yang memiliki tingkat daya tahan yang sangat kuat
yaitu margarin Blue Band dan kebanyakan menyatakan tahan yaitu margarin
Simas Palmia. Berikut ini Gambar 4.11 yang menggambarkan mengenai
tanggapan responden terhadap tingkat daya tahan margarin bila disimpan dalam
suhu tertentu.
0
5
10
15
20
Sangat
tahan
Tahan Cukup
Tahan
Tidak
Tahan
Sangat
Tidak
Tahan
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.11 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP DAYA TAHAN
MARGARIN YANG DIGUNAKAN
148
3) Tingkat kandungan gizi margarin.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat
diperoleh hasil tanggapan responden mengenai Tingkat kandungan gizi
margarindi Desa Banjaranpada Tabel 4.12 sebagai berikut :
TABEL 4.12 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KANDUNGAN GIZI
MARGARIN
No Pernyataan Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%) Skor
3 Tingkat kandungan gizi margarin
Sangat lengkap
23 23 115
Lengkap 48 48 192 Cukup
Lengkap 25 25 75
Tidak Lengkap 4 4 8 Sangat Tidak
Lengkap 0 0 0
TOTAL 100 100 390 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.12dapat dilihat tanggapan responden tentang
tingkat kandungan gizi margarinsebagian kecil sebanyak 4 responden (4%)
menyatakan tidak lengkap, hampir setengahnya 48 responden (48%)
menyatakan lengkap, sebagian kecil yang menyatakan cukup lengkap sebanyak
25 responden (25%) dan yang menyatakan sangat lengkap yaitu sebanyak 23
responden (23%). Dengan demikian dapat disimpulkan hampir seluruhnyayaitu
sebanyak 79.5% [10%+57%+(25%:2)] responden menyatakan bahwa margarin
memiliki kandungan gizi yang lengkap.
Sebagian kecil responden pengguna margarin yang menyatakan
kandungan gizi margarin Blue Band sangat lengkap yaitu sebanyak 13 orang,
yang menyatakan lengkap sebanyak 24 orang dan 9 orang menyatakan cukup
lengkap. Sebagian kecil responden pengguna margarin Simas Palmia
149
kebanyakan menyatakan lengkap sebanyak 15 orang, yang menyatakan cukup
lengkap sebanyak 9 orang dan sangat lengkap 9 orang. Sedangkan pengguna
margarin Forvita sebagian kecil responden menyatakan cukup lengkap sebanyak
7 orang, yang menyatakan lengkap sebanyak 9 orang, yang menyatakan tidak
lengkap 4 orang dan sangat lengkap 1 orang. Berikut ini Gambar 4.12 yang
menggambarkan tanggapan responden terhadap kandungan gizi margarin yang
digunakan.
0
5
10
15
20
25
Sangat
Lengkap
Lengkap Cukup
Lengkap
Tidak
Lengkap
Sangat
Tidak
Lengkap
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.12 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP KELENGKAPAN KANDUNGAN GIZI
MARGARIN YANG DIGUNAKAN
4.2.1.2 Sanitation
1) Tingkat keamanan mengkonsumsi margarin
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat
diperoleh hasil tanggapan responden mengenai tingkat keamanan
mengkonsumsi margarindi Desa Banjaranpada Tabel 4.13 sebagai berikut :
150
TABEL 4.13 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KEAMANAN
MENGKONSUMSI MARGARIN
No Pernyataan Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%) Skor
4 Tingkat keamanan mengkonsumsi margarin
Sangat Aman 19 19 95 Aman 64 62 256
Cukup Aman 17 17 51 Tidak Aman 0 0 0
Sangat Tidak Aman
0 0 0
TOTAL 100 100 402 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.13dapat dilihat tanggapan responden tentang
tingkat keamanan mengkonsumsi margarinsebagian kecil17 responden (17%)
menyatakan cukup aman, sebagian besar64 responden (64%) menyatakan
aman, dan sebagian kecil 19 responden (19%) menyatakan sangat aman.
Dengan demikian dapat disimpulkan hampir seuruhnyayaitu sebanyak 91,5%
[19%+64%+(17%:2)] responden menyatakan bahwa margarin aman dikonsumsi.
Responden pengguna margarin Blue Band sebagia kecil menyatakan
aman sebanyak 26 orang, yang menyatakan sangat aman sebanyak 12 orang
dan yang menyatakan cukup aman sebanyak 8 orang. Sedangkan responden
pengguna margarin Simas Palmia sebagian kecil menyatakan aman sebanyak
22 orang, yang menyataan sangat aman 6 orang dan cukup aman 4 orang.
Responden pengguna margarin Forvita sebagian kecil menyatakan aman 16
orang, 4 orang menyatakan cukup aman dan yang menyatakan sangat aman
yaitu 1 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan dari keseluruhan responden
menyatakan bahwa margarin aman dikonsumsi. Berikut ini Gambar 4.13 yang
menggambarkan tanggapan responden terhadap tingkat keamanan
mengkonsumsi margarin dengan margarin yang digunakan.
151
0
5
10
15
20
25
30
Sangat
Aman
Aman Cukup
Aman
Tidak
Aman
Sangat
Tidak
Aman
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
Sumber : Hasil Pengolahan data 2011
GAMBAR 4.13 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KEAMANAN
MARGARIN YANG DIGUNAKAN
2) Tingkat Kebersihan Produk dan Kemasan Margarin
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat
diperoleh hasil tanggapan responden mengenai tingkat kebersihan produk dan
kemasan margarindi Desa Banjaranpada Tabel 4.14 sebagai berikut :
TABEL 4.14 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN PRODUK
DAN KEMASAN MARGARIN
No Pernyataan Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%) Skor
5 Tingkat kebersihan produk dan kemasan margarin
Sangat Bersih 29 29 145 Bersih 68 68 272
Cukup Bersih 3 3 9 Tidak Bersih 0 0 0 Sangat Tidak
Bersih 0 0 0
TOTAL 100 100 426 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.14dapat dilihat bahwa sebagian besar68 responden
(68%) menyatakan bersih terhadap produk margarin, sebagian kecil3 responden
(3%) menyatakan cukup bersih, hampir setengahnya 29 responden (29%)
menyatakan sangat bersih. Dengan demikian dapat disimpulkan hampir
152
seluruhnyayaitu sebanyak 98.5% [29%+68%+(3%:2)] responden menyatakan
bahwa produk margarin dan kemasannya bersih.
Responden pengguna margarin Blue Band hampir setengahnya
menyatakan bersih sebanyak 30 orang, sebagian kecil yang menyatakan sangat
bersih sebanyak 16 orang. Responden pengguna margarin Simas
Palmiasebagian kecil menyatakan bersih sebanyak 25 orang dan yang
menyatakan sangat bersih 8 orang. Sedangkan responden pengguna margarin
Forvita sebagian kecil menyatakan bersih sebanyak 13 orang, yang menyatakan
sangat bersih sebanyak 5 orang dan yang menyatakan cukup bersih sebanyak 3
orang. Hampir seluruh responden menyatakan produk margarin bersih. Berikut
ini Gambar 4.14 yang menggambarkan tanggapan responden terhadap
kebersihan produk margarin yang digunakan.
0
5
10
15
20
25
30
Sangat
Bersih
Bersih Cukup
Bersih
Tidak
Bersih
Sangat
Tidak
Bersih
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.14 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN PRODUK
MARGARIN YANG DIGUNAKAN
3) Tingkat kemungkinan margarin menimbulkan penyakit
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat
153
diperoleh hasil tanggapan responden mengenai tingkat kemungkinan margarin
menimbulkan penyakitdi Desa Banjaranpada Tabel 4.15 sebagai berikut :
TABEL 4.15 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KEMUNGKINAN
MARGARIN MENIMBULKAN PENYAKIT
No Pernyataan Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%) Skor
6 Tingkat kemungkinan margarin menimbulkan penyakit
Sangat Rendah
47 47 235
Rendah 30 30 120 Cukup
Rendah 21 21 63
Tinggi 2 2 4 Sangat Tinggi 0 0 0
TOTAL 100 100 422 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.15dapat dilihat tanggapan responden tentang
tingkat kemungkinan margarin menimbulkan penyakit, sebagian kecil2 responden
(2%) menyatakan tinggi, hampir setengahnya47 responden (47%) menyatakan
sangat rendah, 30 responden (30%) menyatakan rendah dan sebagian kecil yaitu
sebanyak 21 responden (21%) yang menyatakan cukup rendah. Dengan
demikian dapat disimpulkan hampir seluruhnyayaitu sebanyak 87,5%
[47%+30%+(21%:2)] responden menyatakan bahwa kemungkinan margarin
menimbulkan penyakit sangat rendah.
Responden pengguna margarin Blue Band sebagia kecil menyatakan
sangat rendah yaitu sebanyak 22 orang, yang menyatakn rendah sebanyak 18
orang dan yang menyatakan cukup rendah sebanyak 6 orang. Responden
pengguna margarin Simas Palmia sebagian kecil menyatakan sangat rendah
yaitu sebanyak 19 orang, yang menyatakan rendah sebanyak 8 orang dan cukup
rendah sebanyak 6 orang. Sedangkan pengguna margarin Forvita sebagian kecil
menyatakan rendah yaitu sebanyak 4 orang, yang menyatakan sangat rendah
154
sebanyak 6 orang, yang menyatakan cukup rendah sebanyak 9 orang dan yang
menyatakan tinggi sebanyak 2 orang. Dengan demikian kesimpulannya bahwa
semua margarin tersebut kemungkinan menimbulkan penyakitnya sangat
rendah. Berikut ini Gambar 4.15 yang menggambarkan tanggapan responden
terhadap margarin yang digunakan kemungkinan menimbulkan penyakit.
0
5
10
15
20
25
Sangat
Rendah
Rendah Cukup
Rendah
Tinggi Sangat
Tinggi
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.15 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP KEMUNGKINAN MARGARIN
MENIMBULKAN PENYAKIT
4.2.1.3 Knowledge and Experience
1) Tingkat pengetahuan responden terhadap produk margarin
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat
diperoleh hasil tanggapan responden mengenai tingkat pengetahuan responden
terhadap produk margarindi Desa Banjaranpada Tabel 4.16 sebagai berikut :
TABEL 4.16 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN
RESPONDEN TERHADAP PRODUK MARGARIN
No Pernyataan Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%) Skor
7 Tingkat pengetahuan responden terhadap produk margarin
Sangat Tinggi 4 4 20 Tinggi 29 29 116
Cukup Tinggi 41 41 123 Tidak Tinggi 24 24 48
155
Sangat Rendah
2 2 2
TOTAL 100 100 309 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.16dapat dilihat tanggapan responden tentang
tingkat pengetahuan terhadap margarin, sebagian kecil2 responden (2%)
menyatakan sangat rendah, hampir setengahnya41 responden (41%)
menyatakan cukup tinggi, 29 responden (29%) menyatakan tinggi, dan sebagian
kecil yang menyatakan tidak tinggi sebanyak 24 responden (24%). Sebagian
kecilnya lagi sebanyak 4 responden (4%) menyatakan sangat tinggi. Dengan
demikian dapat disimpulkan sebagian besar yaitu sebanyak53.5%
[4%+29%+(41%:2)] responden menyatakan bahwa pengetahuannya terhadap
margarin cukup tinggi.
Responden pengguna margarin Blue Band sebagian kecil menyatakan
cukup tinggi sebanyak 25 responden, yang menyatakan tinggi sebanyak 17
responden dan yang menyatakan sangat tinggi yaitu sebanyak 4 orang.
Respoden pengguna margarin Simas Palmia sebagian kecil menyatakan cukup
tinggi yaitu sebanyak 12 orang, yang menyatakan rendah 10 orang, yang
menyatakan tinggi 9 orang dan yang menyatakan sangat rendah 2 orang.
Sedangkan responden pengguna margarin Forvita sebaagian kecil menyatakan
pengetahuannya terhadap margarin rendah sebanyak 14 orang yang
menyatakan cukup tinggi 4, dan yang menyatakan tinggi 3 orang. Dari ketiga
pengguna margarin, yang memiliki pengetahuan yang tinggi terhadap margarin
adalah pengguna margarin Blue Band. Berikut ini Gambar 4.16 yang
menggambarkan tanggapan responden mengenai pengetahuannya terhadap
margarin yang digunakan.
156
0
5
10
15
20
25
Sangat
Tinggi
Tinggi Cukup
Tinggi
Rendah Sangat
Rendah
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
Sumber : Hasil Pengoahan Data 2011
GAMBAR 4.16 TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI PENGETAHUANNYA TERHADAP
MARGARIN YANG DIGUNAKAN
2) Tingkat pengalaman responden terhadap margarin
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat
diperoleh hasil tanggapan responden mengenai tingkat pengalaman responden
terhadap margarindi Desa Banjaranpada Tabel 4.17 sebagai berikut.
TABEL 4.17 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT PENGALAMAN
RESPONDEN TERHADAP MARGARIN
No Pernyataan Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%) Skor
8 Tingkat pengalaman responden terhadap margarin
Sangat Tinggi 1 1 5 Tinggi 21 21 84
Cukup Tinggi 49 49 147 Tidak Tinggi 15 15 45
Sangat Rendah
14 14 14
TOTAL 100 100 295 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.17dapat dilihatmengenai tingkat pengalaman
responden terhadap margarinyang dikonsumsi, sebagian kecil1 responden (1%)
menyatakan pengalamannya sangat tinggi, hampir setengahnya49 responden
(49%) menyatakan cukup tinggi, sebagian kecil 21 responden (21%) menyatakan
157
tinggi, sebagian kecil 14 responden (14%) yang menyatakan pengalamannya
sangat rendah dan 15 responden (15%) menyatakan pengalamannya tidak tinggi
terhadap mergarin. Dengan demikian dapat disimpulkan hampir setengahnya
yaitu sebanyak46,5% [1%+21%+(49%:2)] responden menyatakan bahwa
pengalamannya terhadap margarin cukup tinggi.
Sebagian kecil responden pengguna margarin Blue Band menyatakan
cukup tinggi terhadap tingkat pengalamannya menggunakan margarin yaitu
sebanyak 23 orang, yang menyatakan tinggi sebanyak 14 orang, yang
menyatakan sangat tinggi sebanyak 1 orang, dan yang menyatakan rendah 8
orang. Sebagian kecil responden pengguna margarin Simas Palmia yang
menyatakan cukup tinggi sebanyak 26 orang, dan yang menyatakan rendah
sebanyak 7 orang. Sedangkan responden pengguna margarin Forvita sebagian
kecil menyatakan pengetahuannya terhadap margarin tinggi sebanyak 7 orang,
dan yang menyatakan sangat rendah 14 orang. Berikut ini Gambar 4.17 yang
menggambarkan tanggapan responden mengenai pengetahuannya terhadap
margarin yang digunakan.
0
5
10
15
20
25
30
Sangat
Tinggi
Tinggi Cukup
Tinggi
Rendah Sangat
Rendah
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.17 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT PENGALAMANNYA
DALAM MENGGUNAKAN MARGARIN
158
Berdasarkan hasil tanggapan responden pada hasil penelitian dapat
diketahui hasil gambaran mengenai kualitas produk dari hasil rekapitulasi yang
disajikan pada Tabel 4.18.
TABEL 4.18 REKAPITULASI INDIKATOR KUALITAS PRODUK
No Ukuran Perolehan Skor
Skor Ideal %
1 Raw Materials Quality (Kualitas bahan baku) Penilaian responden terhadap tingkat aroma masakan jika menggunakan margarin.
417 500 83.4
Penilaian responden terhadap tingat ketahanan margarin bila disimpan dalam suhu tertentu
413 500 82.6
Penilaian responden terhadap tingkat kandungan gizi margarin
390 500 78.
Sub Total 1220 1500 81.3 2 Sanitation (sanitasi)
Tingkat keamanan mengkonsumsi margarin
402 500 80.4
Penilaian responden terhadap tingkat kebersihan produk margarin.
426 500 85.2
Penilaian respoden terhadap tingkat kemungkinan menimbulkan penyakit
422 500 84.4
Sub Total 1250 1500 83.3 3 Knowledge and experience(pengetahuan dan pengalaman)
Tingkat pengetahuan responden terhadap produk margarin
309 500 61.8
Tingkat pengalaman konsumen terhadap produk margarin
295 500 59.
Sub Total 604 1000 60.4 TOTAL SKOR KUALITAS PRODUK 3074 4000 76.9
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.18 aspek kualitas produk pada margarin
memperoleh skor 3.074 apabila di persentasekan kedalam skor ideal maka
diperoleh persentase sebesar 76.9% yang artinya menurut Moh Ali (1985:184)
termasuk kedalam kategori “hampir seluruhnya” responden menyatakan bahwa
kualitas produk pada margarin baik. Indikator paling tinggi yaitu sanitation
(sanitasi) sebesar 83.3%, selanjutnya indikator raw materials quality (kualitas
159
bahan baku) dengan skor 81.3%, dan indikator yang paling rendah yaitu
knowledge and experience(pengetahuan dan pengalaman) dengan skor 60.4%.
Indikator dari kualitas produk yaitu raw materials quality (kualitas bahan
baku) terdapat 3 item pertanyaan mengenai penilaian responden terhadap
tingkat aroma masakan jika menggunakan margarin, penilaian responden
terhadap tingkat ketahanan margarin bila disimpan dalam suhu tertentu, dan
penilaian responden terhadap tingkat kandungan gizi margarin. Indikator
sanitation (sanitasi) terdapat 3 item pertanyaan mengenai tingkat keamanan
mengkonsumsi margarin, penilaian responden terhadap tingkat kebersihan
produk margarin, dan penilaian responden terhadap tingkat kemungkinan
menimbulkan penyakit. Sedangkan indikator knowledge and experience
(pengetahuan dan pengalaman) terdapat 2 item pertanyaan mengenai tingkat
pengetahuan responden terhadap produk margarin dan tingkat pengalaman
responden terhadap produk margarin.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya indikator kualitas produk yang
mendapat skor paling tinggi yaitu sanitation (sanitasi) sebesar 83.3%, Hal ini
terbukti bahwa produk margarin dapat memperbaiki kualitasnya dengan tidak
mengabaikan faktor kesehatan bagi pelanggannya. Saat ini faktor kesehatan
merupakan faktor penting dalam kehidupan manusia. Dalam menciptakan
generasi sehat yang mempunyai kualitas terbaik, makanan sehat menjadi poin
penting yang harus diperhatikan untuk diberikan pada setiap manusia. Dengan
makanan sehat, manusia diharapkan dapat menciptakan karya terbaiknya
melalui pengoptimalan produktifitas dari aktivitas mereka. Dalam pemenuhan
kebutuhan gizi bagi tubuh, makanan tidak selalu harus mahal karena esensi
makanan sehat tidak bisa dilihat semata.
160
Sedangkan indikator kualitas produk yang mempunyai skor terrendah
yaitu knowledge and experience(pengetahuan dan pengalaman) dengan skor
60.4%. Hal ini terbukti bahwa responden tidak terlalu mengetahui lebih banyak
mengenai produk margarin. Misalnya, mengenai perbedaan margarin dengan
mentega, produsen dari margarin yang digunakannya dan pengalamannya dalam
bereksplorasi menggunakan margarin, karena rata-rata respoden menggunakan
margarin hanya untuk olesan roti dan memasak saja.
Skor ideal kualitas produk adalah 4000 untuk 8 item pertanyaan.
Perolehan skor berdasarkan hasil pengolahan data pada variabel kualitas produk
adalah 3.074. Sedangkan untuk mencari daerah kontinum yang menunjukkan
wilayah ideal dari tanggapan responden terhadap kualitas produk, berdasarkan
rumus menurut Sugiyono (2008:135) adalah sebagai berikut.
Mencari Skor Tertinggi Penerapan Kualitas Produk
Skor Ideal = Skor
Tertinggi
x Jumlah Butir
Pertanyaan
X Jumlah
Responden
Skor Ideal = 5 x 8 X 100 =4.000
Mencari Skor Terendah PenerapanKualitas Produk
Skor Terendah = Skor
Terendah
x Jumlah Butir
Pertanyaan
x Jumlah
Responden
Skor Terendah = 1 x 8 x 100 = 800
Mencari Panjang Interval Kelas Penerapan Kualitas Produk
Panjang Kelas Interval = Skor
Ideal
: Banyak Kelas
Interval
161
Panjang Kelas Interval = 4000 : 5 = 800
Hal ini secara kontinum dapat dibuat kategori sebagai berikut:
Sumber: Diolah Dari Hasil Penelitian 2011
GAMBAR 4.18 HASIL KONTINUM KUALITASPRODUK
Berdasarkan gambar 4.18 nilai kontinum penerapan Kualitas Produk yaitu
3.074 sesuai dengan data penelitian, termasuk dalam kategori baik. Jadi
tanggapan responden terhadap kualitas produk pada Margarin yang terdiri dari
raw materials quality (kualitas bahan baku), sanitation (sanitasi), dan knowledge
and experience (pengetahuan dan pengalaman) termasuk dalam kategori baik.
Ini berarti penerapan kualitas produk dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan.
Sebuah perusahaan dengan produknya akan berhasil jika produk tersebut
mempunyai posisi khusus dalam benak konsumen. Karena proses memposisikan
diri didasarkan pada persepsi pembeli, maka dasar untuk dapat mengelola
produk tersebut dengan baik adalah mengelola persepsi. Untuk menciptakan
produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan, maka
perusahaan harus memproduksi produk yang berkualitas dan bermanfaat secara
optimal. Harus diingat bahwa, tinggi rendahnya kualitas produk di pasar
ditentukan oleh konsumen bukan produsen.
800 1600 3200 2400 4000
Sangat Buruk
CukupBaik
Baik SangatBaik
Buruk
3074
162
Perlu diketahui, banyak zat gizi lain yang terdapat pada bahan makanan
margarin. Selain vitamin A dan D, juga terdapat zat besi, fosfor, natrium, kalium
serta omega-3 dan omega-6.Lemak dan minyak merupakan zat gizi penting
untuk menjaga kesehatan manusia. Selain itu, lemak dan minyak merupakan
sumber energi yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein.
Sumbangan energi per gram lemak, protein, dan karbohidrat masing-masing 9, 4,
dan 4 kkal.
Margarin tergolong lemak yang siap dikonsumsi tanpa dimasak (edible fat
consumed uncooked). Keduanya memiliki fungsi sama, yaitu sebagai sumber
energi, meningkatkan daya terima makanan, membentuk struktur, serta
memberikan cita rasa enak.Margarin umumnya dibuat dari minyak nabati, jenis
bahan pangan margarin merupakan emulsi dengan tipe fase air yang berada
dalam fase minyak (water in oil).
Air dan minyak merupakan cairan yang tidak saling berbaur karena
memiliki berat jenis yang berbeda. Untuk menjaga agar butiran minyak tetap
tersuspensi di dalam air, pada margarin diperlukan suatu zat pengemulsi
(emulsifier).Bahan yang dapat berperan sebagai pengemulsi antara lain kuning
telur, kasein, albumin, atau lesitin. Daya kerja emulsifier didukung oleh bentuk
molekulnya yang dapat terikat pada minyak maupun air.
Pada pembuatan margarin, penambahan emulsifier berfungsi untuk (1)
mengurangi daya percik produk apabila digunakan untuk menggoreng karena air
yang ada di dalam produk diikat oleh lemak, (2) memperpanjang daya simpan,
sebab produk dinyatakan rusak apabila terjadi pemisahan komponen lemak dan
air, (3) memperkeras tekstur agar tidak meleleh pada suhu kamar, dan (4)
mempertinggi titik didih untuk memenuhi tujuan penggorengan.
163
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 01-3541-1994), margarin
adalah produk makanan berbentuk emulsi padat atau semipadat yang dibuat dari
lemak nabati dan air, dengan atau tanpa penambahan bahan lain yang diizinkan.
Margarin dibedakan atas margarin dapur dan margarin meja. Pada
margarin dapur tidak dipersyaratkan adanya penambahan vitamin A dan D.
Margarin merupakan produk makanan berbentuk emulsi campuran air di dalam
minyak, yaitu sekitar 16 persen air di dalam minimal 80 persen minyak atau
lemak nabati. Fase lemak umumnya terdiri dari minyak nabati, yang sebagian
telah dipadatkan agar diperoleh sifat plastis yang diinginkan pada produk akhir.
Margarin dimaksudkan sebagai pengganti mentega dengan rupa, bau,
konsistensi, rasa, dan nilai gizi yang hampir sama dengan mentega.Minyak
nabati yang umum digunakan dalam pembuatan margarin adalah minyak kelapa,
minyak inti sawit, minyak biji kapas, minyak kedelai, minyak wijen, minyak kapuk,
minyak jagung, dan minyak gandum.
Agar dapat diolah menjadi margarin, minyak nabati berbentuk cair tersebut
dikristalisasi terlebih dahulu menjadi lemak padat melalui proses hidrogenasi
(penjenuhan asam lemak). Komponen lain yang sering ditambahkan adalah air,
garam flavor mentega, zat pengemulsi (berbentuk lesitin, gliserin, atau kuning
telur), zat pewarna (minyak sawit merah atau betakaroten sintetik), bahan
pengawet (sodium benzoat, asam benzoat atau potassium sorbat), serta vitamin
A dan D.
Ciri-ciri margarin yang menonjol adalah bersifat plastis, padat pada suhu
ruang, agak keras pada suhu rendah, teksturnya mudah dioleskan, serta segera
dapat mencair di dalam mulut.http://www.kerjatop.com/1874/kandungan-gizi-
pada-mentega-dan-margarin/
164
Kotler dan Keller (2009:143) menyatakan bahwa “Kualitas produk
mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja produk dan jasa, yang dapat
mendekatkan pada nilai dan kepuasan pelanggan.” Oleh karena itu kualitas
produk merupakan salah satu faktor kunci sukses bagi perusahaan.
Bagi banyak perusahaan kegagalan dalam meningkatkan kualitas
merupakan persoalan hidup dan mati bagi perusahaan tersebut. Kualitas juga
berperan sebagai pembeda bagi pelanggan terhadap produk perusahaan
dengan produk pesaing dalam industri. Kualitas didefinisikan sebagai persepsi
superioritas atau kesempurnaan produk dibandingkan dengan produk pesaing
dari perspektif pasar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas produk dapat
membentuk persepsi konsumen terhadap produk, dimana produk yang
mempunyai kualitas yang terbaiklah yang akan mempengaruhi perilaku
konsumen dalam kesetiaannya menggunakan produk tersebut. Hal ini sesuai
dengan yang diungkapkan oleh Li dan Calantone (2008:145) ”Kualitas produk
dapat diartikan sebagai pertanda bahwa pelanggan akan lebih loyal, membeli
lebih banyak lagi dan promosi gratis bagi perusahaan”.
4.2.2 Tanggapan Responden terhadap Persepsi Harga Margarin
4.2.2.1 Persepsi Kualitas
1) Penilaian Responden terhadap tingkat harga berdasarkan citra
merek margarin.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat
diperoleh hasil tanggapan mengenai penilaian responden terhadap tingkat harga
165
berdasarkan citra merek margarindi Desa Banjaranpada Tabel 4.19 sebagai
berikut :
TABEL 4.19 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT HARGA BERDASARKAN
CITRA MEREK MARGARIN
No Pernyataan Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%) Skor
9 Penilaian responden terhadap tingkat harga berdasarkan citra merek margarin
Sangat Sesuai 19 19 95 Sesuai 56 56 224
Cukup Sesuai 25 25 75 Tidak Sesuai 0 0 0 Sangat Tidak
Sesuai 0 0 0
TOTAL 100 100 394 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.19dapat dilihat tentangpenilaian responden
terhadap tingkat harga berdasarkan citra merek margarinyang dikonsumsi,
sebagian besar56 responden (56%) menyatakan sesuai, sebagian kecil yaitu
sebanyak 19 responden (19%) menyatakan sangat sesuai, dan 25 responden
(25%) yang menyatakan cukup sesuai. Dengan demikian dapat disimpulkan
hampir seluruhnya yaitu sebanyak87.5% [19%+56%+(25%:2)] responden
menyatakan bahwa harga sesuai dengan citra merek margarin.
Sebagian kecil responden pengguna Blue Band menyatakan sangat
sesuai sebanyak 9 orang, hampir setengahya menyatakan sesuai sebanyak 30
orang dan sebagian kecil yang menyatakan cukup sesuai sebanyak 7 orang.
Sebagian kecil responden pengguna margarin Simas Palmia menyatakan sangat
sesuai sebanyak 10 orang, dan sesuai sebanyak 15 orang sedangkan sisanya
menyatakan cukup sesuai sebanyak 8 orang.Sebagian kecil responden
pengguna margarin Forvita kebanyakan menyatakan sesuai sebanyak 14 orang,
yang menyatakan cukup sesuai sebanyak 7 orang. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa harga margarin sesua
margarin tersebut.
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT HARGA BERDASARKAN
2) Penilaian Responden
Perusahaan Produsen Margarin
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat
diperoleh hasil tanggapan responden
tingkat harga berdasarkan citra perusahaan/produsen
Banjaranpada Tabel 4.
PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP TINGKAT HARGA BERDA
No Pernyataan
10 Penilaian respondenterhadap tingkat harga berdasarkan citra perusahaan produsen margarin.
Sumber: Hasil Pengolahan Data 201
0
5
10
15
20
25
30
Sangat
Sesuai
disimpulkan bahwa harga margarin sesuai berdasarkan citra merek dari ketiga
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.19 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT HARGA BERDASARKAN
CITRA MEREK MARGARIN
Responden terhadap Tingkat Harga Berdasarkan Citra
Perusahaan Produsen Margarin.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat
diperoleh hasil tanggapan responden mengenai penilaian konsumen terhadap
berdasarkan citra perusahaan/produsen margarin
Tabel 4.20 sebagai berikut :
TABEL 4.20 PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP TINGKAT HARGA BERDA
CITRA PERUSAHAAN MARGARIN
Pernyataan Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase(%)
responden terhadap tingkat harga berdasarkan citra perusahaan produsen margarin.
Sangat Sesuai 13 13Sesuai 66 66
Cukup Sesuai 21 21Tidak Sesuai 0 0Sangat Tidak
Sesuai 0 0
TOTAL 100 100Pengolahan Data 2011
Sangat
Sesuai
Sesuai Cukup
Sesuai
Tidak
Sesuai
Sangat
Tidak
Sesuai
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
166
i berdasarkan citra merek dari ketiga
PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT HARGA BERDASARKAN
Tingkat Harga Berdasarkan Citra
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat
penilaian konsumen terhadap
margarindi Desa
PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP TINGKAT HARGA BERDASARKAN
Persentase (%) Skor
13 65 66 264 21 63 0 0 0 0
100 392
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
167
Berdasarkan Tabel 4.20dapat dilihat tentangpenilaian konsumen terhadap
tingkat harga berdasarkan citra perusahaan produsen margarin, sebagian
besar66 responden (66%) menyatakan sesuai, sebagian kecil 21 responden
(21%) menyatakan cukup sesuai dan 13 responden (13%) menyatakan sangat
sesuai. Dengan demikian dapat disimpulkan hampir selruhnyayaitu sebanyak
89.5% [13%+66%+(21%:2)] responden menyatakan harga sesuaidengan citra
perusahaan.
Produsen Blue Band yaitu PT Unilever Indonesia yang hampir seluruh
produknya dikenal diseluruh dunia. Responden pengguna Blue Band hampir
setengahnya menyatakan sesuai sebanyak 27 orang, sebagian kecil menyatakan
sangat sesuai sebanyak 12 orang, dan yang menyatakan cukup sesuai sebanyak
7 orang. Produsen margarin Simas Palmia yaitu PT Indofood Sukses Makmur.
Perusahaan tersebut mempunyai misi sebagai perusahaan penghasil makanan
yang berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau. Responden pengguna
margarin Simas Palmia sebagian kecil menyatakan sesuai sebanyak 22 orang,
yang menyatakan sangat sesuai sebanyak 1 orang,dan 10 orang menyatakan
cukup sesuai. PT Bina Karya Prima merupakan perusahaan yang kurang
dikenaloleh responden, selain memproduksi sabun perusahaan ini juga
menghasilkan produk pangan seperti margarin misalnya yaitu margarin Forvita,
sebagian kecil responden menyatakan sesuai sebanyak 17 orang, 4 orang
menyatakan cukup sesuai. Berikut ini Gambar 4.19 yang menggambarkan
tanggapan responden terhadap tingkat kesesuaian harga berdasarkan citra
perusahaan produsen margarin yang digunakan.
168
0
5
10
15
20
25
30
Sangat
Sesuai
Sesuai Cukup
Sesuai
Tidak
Sesuai
Sangat
Tidak
Sesuai
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
Sumber : Hasil Pengolaha Data 2011
GAMBAR 4.20 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KESESUAIAN HARGA BERDASARKAN CITRA PERUSAHAAN MARGARIN YANG DIGUNAKAN
4.2.2.2 Persepsi Biaya yang Dikeluarkan
1) Penilaian Responden terhadap Tingkat Kewajaran Harga Margarin
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat
diperoleh hasil tanggapan responden mengenai penilaian konsumen terhadap
tingkat kewajaran harga margarindi Desa Banjaranpada Tabel 4.21 sebagai
berikut :
TABEL 4.21 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KEWAJARAN HARGA
MARGARIN
No Pernyataan Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%) Skor
11 Penilaian responden terhadap tingkat kewajaran harga margarin
Sangat Wajar 58 58 290 Wajar 42 42 168
Cukup Wajar 0 0 0 Tidak Wajar 0 0 0
Sangat Tidak Wajar
0 0 0
TOTAL 100 100 458 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
169
Berdasarkan Tabel 4.21dapat dilihat tentangpenilaian konsumen terhadap
tingkat kewajaran harga margarin, hampir setengahnya42 responden (42%)
menyatakan wajar, dan sebagian besar58 responden (58%) menyatakan sangat
wajar. Dengan demikian dapat disimpulkan seluruhnyayaitu sebanyak100%
[58%+42%+(0%:2)] responden menyatakan harga margarinwajar.
Responden pengguna margarin Blue Band sebagian kecil menyatakan
wajar terhadap harga margarin Blue Band sebanyak 25 orang, dan yang
menyatakan sangat wajar sebanyak 21 orang. Responden pengguna margarin
Simas Palmia sebagian kecil menyatakan harga margarin sangat wajar sebanyak
16 orang, yang menyatakan wajar 17 orang. Sedangkan pengguna margarin
Forvita sebagian kecil menyatakan harga margarinsangat wajar 15 orang, dan 6
orang menyatakan wajar. Dapat disimpulkan bahwa harga margarin Blue Band,
Simas Palmia, dan Forvita dinyatakan wajar. Berikut ini Gambar 4.21 yang
menggambarkan tanggapan responden terhadap tingkat kewajaran harga
margarin yang digunakan.
0
5
10
15
20
25
Sangat
Wajar
Wajar Cukup
Wajar
Tidak
Wajar
Sangat
Tidak
Wajar
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.21 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KEWAJARAN HARGA
MARGARIN YANG DIGUNAKAN
170
2) Penilaian Responden terhadap Tingkat Kesesuaian Harga berdasarkan
Nama Merek Margarin.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat
diperoleh hasil tanggapan responden mengenai penilaian responden terhadap
tingkat kesesuaian harga berdasarkan nama merek margarindi Desa
Banjaranpada Tabel 4.22 sebagai berikut.
TABEL 4.22 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KESESUAIAN HARGA
BERDASARKAN NAMA MEREK MARGARIN
No Pernyataan Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%) Skor
12 Penilaian responden terhadap tingkat kesesuaian harga berdasarkan nama merek margarin.
Sangat Sesuai 52 52 260 Sesuai 39 39 156
Cukup Sesuai 9 9 27 Tidak Sesuai 0 0 0 Sangat Tidak
Sesuai 0 0 0
TOTAL 100 100 443 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.22 dapat dilihat tentangpenilaian responden
terhadap tingkat kesesuaian harga berdasarkan nama merek margarin, sebagian
kecilmenyatakancukup sesuai9 responden (9%). Sebagian besar52responden
(52%) menyatakan sangat sesuai, 39 responden (39%) menyatakan sesuai.
Dengan demikian dapat disimpulkan hampir seluruhnya yaitu sebanyak 95,5%
[52%+39%+(9%:2)] responden menyatakan harga sesuaidengan nama merek
margarin.
Hampir seluruh responden mengenal ketiga merek margarin Blue Band,
Simas Palmia, dan Forvita. Ketiga merek margarin tersebut merupakan margarin
yang paling sering dipilih konsumen. Margarin Blue Band merupakan margarin
yang paling mahal dibandingkan pesaingnya, meskipun demikian kebanyakan
171
responden menggunakan margarin tersebut. Sebagian kecil responden
pengguna margarin Blue Band yang menyatakan sangat sesuai sebanyak 24
orang, yang menyatakan sesuai sebanyak 22 orang. Margarin Simas Palmia
memposisikan produknya sebagai margarin dengan harga yang murah dan
dengan kualitas yang baik. Sebagian kecil responden pengguna margarin Simas
Palmia kebanyakan menyatakan sesuai sebanyak 17 orang, yang menyatakan
sangat sesuai sebanyak 16 orang. Margarin Forvita merupakan margarin dengan
harga yang murah, sebagian kecil yaitu sebanyak 16 orang menyatakan harga
margarin Forvita sangat sesuai dengan merek margarin, yang menyatakan
sesuai sebanyak 5 orang. Berikut ini Gambar 4.22 yang menggambarkan
tanggapan responde terhadap tingkat kesesuaian harga berdasarkan nama
merek margarin yang digunakan.
0
5
10
15
20
25
Sangat
Sesuai
Sesuai Cukup
Sesuai
Tidak
Sesuai
Sangat
Tidak
Sesuai
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.22 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KESESUAIAN HARGA
BERDASARKAN NAMA MEREK MARGARIN YANG DIGUNAKAN 3) Penilaian Responden terhadap Tingkat Harga berdasarkan
Fungsi/kegunaan Margarin.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat
172
diperoleh hasil tanggapan responden mengenai penilaian responden terhadap
tingkat harga berdasarkan fungsi/kegunaan margarindi Desa Banjaranpada
Tabel 4.23sebagai berikut :
TABEL 4.23 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT HARGA BERDASARKAN
FUNGSI/KEGUNAAN MARGARIN
No Pernyataan Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%) Skor
13 Penilaian responden terhadap tingkat harga berdasarkan fungsi/kegunaan margarin.
Sangat Sesuai 55 55 275 Sesuai 37 37 148
Cukup Sesuai 4 4 12 Tidak Sesuai 0 0 0 Sangat Tidak
Sesuai 0 0 0
TOTAL 100 100 435 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.23dapat dilihat tentangpenilaian responden
terhadap tingkat harga berdasarkan fungsi/kegunaan margarin,sebagian kecil 4
responden (4%) menyatakan cukup sesuai.Sebagian besar55 responden (55%)
menyatakan sangat sesuai, hampir setengahnya 37 responden (37%)
menyatakan sesuai. Dengan demikian dapat disimpulkan hampir seluruhnyayaitu
sebanyak 94% [55%+37%+(4%:2)] responden menyatakan harga margarin
sesuai dengan fungsi/kegunaannya.
Hampir setengahnya responden pengguna Blue Band menyatakan tingkat
harga margarin berdasarkan fungsi/kegunaan sangat sesuai yaitu sebanyak 30
orang, sebagian kecil yang menyatakan sesuai sebanyak 16 orang. Sebagian
kecil responden pengguna margarin Simas Palmia kebanyakan menyatakan
sesuai sebanyak 16 orang, yang menyatakan sangat sesuai sebanyak 15 orang
dan yang menyatakan cukup sesuai sebanyak 2 orang. Sebagian kecil
responden pengguna margarin Forvita kebanyakan menyatakan sangat sesuai
yaitu sebanyak 10 orang, yang menyatakan sesuai yaitu sebanyak 9 orang dan
masing-masing yang menyatakan
ini Gambar 4.23
fungsi/kegunaan margarin yang digunakan.
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
PENILAIAN RESPONDEN FUNGSI DAN KEGUNAAN MARGARIN
Berdasarkan hasil tanggapan responden pada hasil penelitian dapat
diketahui hasil gambaran mengenai
rekapitulasi yang disajikan pada Tabel 4.
REKAPITULASI INDIKATOR No.
1. Persepsi KualitasPenilaian responden terhadap tingkat kesesuaian harga berdasarkan citra merek margarinPenilaian responden terhadap tingat kesesuaian harga berdasarkan citra perusahaan produsen margarin.
2. Persepsi biaya yang dikeluarkanPenilaian responden terhadap tingkat kewajaran harga margarin Penilaian responden terhadap kesesuaian harga berdasarkan nama merek margarin.
0
5
10
15
20
25
30
Sangat
Sesuai
yaitu sebanyak 10 orang, yang menyatakan sesuai yaitu sebanyak 9 orang dan
masing yang menyatakan cukup sesuai yaitu sebanyak
yang menggambarkan tingkat harga berdasarkan
gunaan margarin yang digunakan.
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.23 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT HARGA BERDASARKAN
FUNGSI DAN KEGUNAAN MARGARIN
Berdasarkan hasil tanggapan responden pada hasil penelitian dapat
diketahui hasil gambaran mengenai tanggapan persepsi harga
rekapitulasi yang disajikan pada Tabel 4.24 sebagai berikut:
TABEL 4.24 REKAPITULASI INDIKATOR PERSEPSI HARGA
Ukuran Perolehan Skor
Persepsi Kualitas Penilaian responden terhadap tingkat kesesuaian harga berdasarkan citra merek margarin
394
Penilaian responden terhadap tingat kesesuaian harga berdasarkan citra perusahaan produsen margarin.
392
Sub Total 786 Persepsi biaya yang dikeluarkan Penilaian responden terhadap tingkat kewajaran harga margarin
402
Penilaian responden terhadap tingkat kesesuaian harga berdasarkan nama merek margarin.
404
Sangat
Sesuai
Sesuai Cukup
Sesuai
Tidak
Sesuai
Sangat
Tidak
Sesuai
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
173
yaitu sebanyak 10 orang, yang menyatakan sesuai yaitu sebanyak 9 orang dan
sesuai yaitu sebanyak 2 orang. Berikut
yang menggambarkan tingkat harga berdasarkan
TERHADAP TINGKAT HARGA BERDASARKAN
Berdasarkan hasil tanggapan responden pada hasil penelitian dapat
persepsi harga dari hasil
PERSEPSI HARGA Skor Ideal
%
500 78.8
500 78.4
1000 78.6
500 80.4
500 80.8
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
174
Penilaian responden terhadap tingkat harga berdasarkan fungsi/kegunaan margarin.
435 500 87
Sub Total 1241 1500 82.7 Total Skor 2027 2500 81.1
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.24 aspek persepsi harga pada Margarin memperoleh
skor 2.027 apabila di persentasekan kedalam skor ideal maka diperoleh
persentase sebesar 81.1% yang artinya menurut Moh Ali (1985:184) termasuk
kedalam kategori “hampir seluruhnya” responden menyatakan bahwa persepsi
harga pada Margarin baik. Indikator paling tinggi yaitu persepsi biaya yang
dikeluarkan sebesar 82.7%, dan indikator yang paling rendah yaitu persepsi
kualitas dengan skor 78.4%.
Indikator dari persepsi harga yaitu persepsi kualitas dan persepsi biaya
yang dikeluarkan. Indikator persepsi kualitas terdiri dari 2 item pertanyaan
mengenai penilaian responden terhadap kesesuaian harga berdasarkan citra
merek margarin dan penilaian responden terhadap tingkat kesesuaian harga
berdasarkan citra perusahaan produsen margarin. Sedangkan indikator persepsi
biaya yang dikeluarkan terdiri dari 3 item pertanyaan yaitu mengenai penilaian
responden terhadap tingkat kewajaran harga margarin, penilaian responden
terhadap tingkat kesesuaian harga berdasarkan nama merek margarin dan
penilaian responden terhadap tingkat harga berdasarkan fungsi/kegunaan
margarin.
Indikator persepsi biaya yang dikeluarkan memperoleh skor tertinggi yaitu
sebesar 82.7%. perolehan skor tertinggi yaitu pada item pertanyaan mengenai
penilaian responden terhadap tingkat kesesuaian harga berdasarkan
fungsi/kegunaan margarin. Hal ini terbukti bahwa margarin yang ada sudah
175
memenuhi kriteria berdasarkan fungsi dan kegunaan margarin. Sehingga harga
yang ditawarkan di pasaran sesuai dengan harapan pelanggan.
Sedangkan indikator yang memperoleh skor terendah yaitu persepsi
kualitas dengan item pertanyaan yaitu penilaian responden terhadap tingkat
kesesuaian harga berdasarkan citra perusahaan produsen margarin dengan skor
sebesar 78.4%. kebanyakan dari responden tidak mengetahui nama produsen
penghasil margarin yang mereka gunakan. Misalnya, merek Blue Band tidak
diketahui bahwa produsennya adalah PT Unilever Indonesia, begitu juga halnya
dengan merek margarin Simas Palmia dari PT Indofood Sukses Makmur apalagi
merek margarin Forvita yang dihasilkan oleh PT Bina Karya Prima, produk-
produk yang dihasilkan oleh produsen PT Bina Karya Prima tidak begitu dikenal
oleh konsumen, sehingga tingkat harganya sesuai dengan citra perusahaan, lain
halnya dengan PT unilever Indonesia.
Skor ideal persepsi harga adalah 2500 untuk 5 item pertanyaan.
Perolehan skor berdasarkan hasil pengolahan data pada variabel persepsi harga
adalah 2.027. Sedangkan untuk mencari daerah kontinum yang menunjukkan
wilayah ideal dari tanggapan responden terhadap persepsi harga, berdasarkan
rumus menurut Sugiyono (2008:135) adalah sebagai berikut:
Mencari Skor Tertinggi Penerapan Persepsi Harga
Skor Ideal = Skor
Tertinggi
x Jumlah Butir
Pertanyaan
X Jumlah
Responden
Skor Ideal = 5 x 5 X 100 =2.500
Mencari Skor Terendah PenerapanPersepsi Harga Skor Terendah = Skor
Terendah
x Jumlah Butir
Pertanyaan
x Jumlah
Responden
Skor Terendah = 1 x 5 x 100 = 500
176
Mencari Panjang Interval Kelas Penerapan Persepsi Harga
Hal ini secara kontinum dapat dibuat kategori sebagai berikut:
Sumber: Diolah Dari Hasil Penelitian 2011
GAMBAR 4.24 HASIL KONTINUM PERSEPSI HARGA
Berdasarkan Gambar 4.24 nilai kontinum persepsi harga yaitu 2.027
sesuai dengan data penelitian, termasuk dalam kategori sangat baik. Jadi
tanggapan responden terhadap persepsi harga pada margarin yang terdiri dari
persepsi kualitas dan persepsi biaya yang dikeluarkan termasuk dalam kategori
sangat baik. Ini berarti persepsi harga dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan.
Menurut Setiadi (2003:15) ”Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana
seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk
menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.”
Menurut William J. Stanton (dalam Setiadi, 2003:160) ”Persepsi dapat
didefinisikan sebagai makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman masa
lalu, stimuli (rangsangan–rangsangan) yang kita terima melalui lima indera.”
Sedangkan menurut Webster (dalam Setiadi 2003:160) ”Persepsi adalah
proses bagaimana stimuli–stimuli itu diseleksi, diorganisasi, dan
diinterpretasikan.”
Oleh sebab itu karakteristik konsumen yang beranekaragam menyebabkan
munculnya persepsi yang berbeda-beda mengenai harga yang ditawarkan oleh
produsen. Menurut Frreddy Rangkuti (2009:103) ”Persepsi harga adalah biaya
500 1000 2000 1500 2500
Sangat Buruk
Cukup Baik Baik
Sangat Baik Buruk
2027
177
relatif yang harus ia keluarkan untuk memperoleh produk atau jasa yang ia
inginkan”.
Informasi harga yang ditawarkan oleh produsen akan dibandingkan dengan
harga atau rentang harga yang telah terbentuk dalam benak konsumen untuk
produk yang akan mereka beli. Oleh karena itu produsen harus memberikan
persepsi yang lebih baik terhadap produk atau jasa yang mereka jual.
4.2.3 Tanggapan Responden terhadap Loyalitas Pelanggan Margarin
4.2.3.1 Pembelian Ulang (repeat purchase)
1) Tingkat Pembelian Ulang
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat
diperoleh hasil tanggapan responden mengenai tingkat pembelian ulang
margarindi Desa Banjaranpada Tabel 4.25sebagai berikut :
TABEL 4.25 TINGKAT PEMBELIAN ULANG MARGARIN
No Pernyataan Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%) Skor
14 Tingkat pembelian ulang
Sangat Sering 10 10 50 Sering 4 4 16
Cukup Sering 48 48 144 Jarang 38 38 76
Sangat Jarang 0 0 0 TOTAL 100 100 286
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.25dapat dilihat tentangtingkat pembelian ulang
margarin,sebagian kecilyaitu sebanyak 10 responden (10%) menyatakan sangat
sering membeli margarin. Hampir setengahnya40 responden (40%) menyatakan
jarang membeli margarin, 48 responden (48%) menyatakan cukup sering dan
sebagian kecil yaitu sebanyak 4 responden (4%) menyatakan jarangmembeli
178
margarin. Dengan demikian dapat disimpulkan hampir setengahnyayaitu
sebanyak 38% [10%+4%+(48%:2)] responden menyatakan cukup sering
membeli margarin.
Responden pengguna margarin Blue Band sebagian kecil menyatakan
sering sebanyak 4 orang, hampir setengahnya menyatakan cukup sering
membeli margarin Blue Band sebanyak 33 orang dan yang menyatakan sangat
sering membeli margarin sebanyak 9 orang. Responden pengguna margarin
Simas Palmia sebagian kecilyang menyatakan jarang sebanyak 18 orang dan
cukup sering 15 orang. Sedangkan responden pengguna margarin Forvita
sebagian kecil menyatakan jarang membeli margarin sebanyak 20 orang dan
yang menyatakan sangat sering 1 orang. Berikut ini Gambar 4.25 yang
menggambarkan tingkat pembelian ulang margarin yang digunakan responden.
0
5
10
15
20
Sangat
Sering
Sering Cukup
Sering
Jarang Sangat
Jarang
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.25 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT PEMBELIAN ULANG
MARGARIN YANG DIGUNAKAN
2) Tingkat keinginan untuk terus menggunakan margarin dengan merek
yang sama
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat
179
diperoleh hasil tanggapan responden mengenai keinginan untuk terus
menggunakan margarin dengan merek yang samadi Desa Banjaranpada Tabel
4.26sebagai berikut :
TABEL 4.26 TINGKAT KEINGINAN UNTUK TETAP MENGGUNAKAN MARGARIN
DENGAN MEREK YANG SAMA
No Pernyataan Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%) Skor
15 Tingkat keinginan untuk terus menggunakan margarin dengan merek yang sama
Sangat Tinggi 0 0 0 Tinggi 29 29 116
Cukup Tinggi 43 43 129 Tidak Tinggi 11 11 22
Sangat Rendah
17 17 17
TOTAL 100 100 284 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.26dapat dilihat tentangtingkat keinginan untuk terus
menggunakan margarin dengan merek yang sama,sebagian kecil11 responden
(11%) menyatakan keinginannya untuk membeli margarin tidak tinggi, 17
responden (17%) menyatakan sangat rendah. Hampir setengahnya43 responden
(43%) menyatakan keinginannya cukup tinggi dalam membeli margarin dan 29
responden menyatakan tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan
setengahnyayaitu sebanyak 50,5% [0%+29%+(43%:2)] responden menyatakan
keinginannya cukup tinggi dalam menggunakan margarin.
Sebagian kecil responden pengguna margarin Blue Band menyatakan
keinginanya tinggi untuk terus menggunakan margarin dengan merek yang sama
sebanyak 12 orang, yang memiliki keinginan cukup tinggi sebanyak 24 orang dan
yang memiliki keinginan sangat rendah sebanyak10 orang. Sebagian kecil
responden pengguna margarin Simas Palmia kebanyakan memiliki keinginan
untuk membeli kembali margarin dengan merek yang sama sangat rendah
sebanyak 7 orang, yang memiliki keinginan tinggi sebanyak 13 orang, yang
180
memiliki keinginan cukup tinggi sebanyak 10 orang dan keinginanya rendah
sebanyak 3 orang. Sedangkan responden pengguna margarin Forvita sebagian
kecil keinginanya tinggi sebanyak 4 orang, cukup tinggi 9 orang dan yang
menyatakan rendah 8 orang. Berikut ini Gambar 4.26 yang menggambarkan
tanggapan responden terhadap keinginannya untuk membeli kembali margarin
dengan merek yang sama.
0
5
10
15
20
25
Sangat
Tinggi
Tinggi Cukup
Tinggi
Rendah Sangat
Rendah
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.26 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KEINGINANNYA DALAM
MENGGUNAKAN KEMBALI MARGARIN DENGAN MEREK YANG SAMA
4.2.3.2 Penolakan terhadap Produk Pesaing (immunity)
1) Tingkat Penolakan Responden terhadap Produk Pesaing
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat
diperoleh hasil tanggapan responden mengenai tingkat penolakan responden
terhadap produk pesaingdi Desa Banjaranpada Tabel 4.27sebagai berikut :
TABEL 4.27 TINGKAT PENOLAKAN RESPONDEN TERHADAP PRODUK PESAING
No Pernyataan Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%) Skor
16 Tingkat penolakan responden terhadap produk pesaing.
Sangat Tinggi 0 0 0 Tinggi 32 32 128
Cukup Tinggi 48 48 144 Tidak Tinggi 7 7 14
181
Sangat Rendah
13 13 13
TOTAL 100 100 299 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.27dapat dilihat tentangtingkat penolakan responden
terhadap produk pesaing,sebagian kecil7 responden (7%) menyatakan tidak
tinggi dan 13 responden (13%) menyatakan sangat rendah. Hampir
setengahnya48 responden (48%) menyatakan penolakannya cukup tinggi
terhadap produk pesaing. 32 responden (32%) menyatakan tinggi. Dengan
demikian dapat disimpulkan sebagian besar yaitu sebanyak 69%
[13%+32%+(48%:2)] responden menyatakan penolakannya cukup tinggi
terhadap produk pesaing.
Sebagian kecil responden pengguna margarin Blue Band menyatakan
penolakannya cukup tinggi terhadap produk pesaing sebanyak 20 orang, yang
menyatakan tinggi sebanyak 19 orang dan yang menyatakan sangat rendah
sebanyak 7 orang. Sebagian kecil responden pengguna margarin Simas Palmia
yang menyatakan penolakannya cukup tinggi sebanyak 17 orang, yang
menyatakan tinggi 11 orang dan yang menyatakan sangat rendah sebanyak 5
orang. Sedangkan responden pengguna margarin Forvita sebagian kecil
menyatakan penolakannya cukup tinggi sebanyak 11 orang, yang menyatakan
tinggi 2 orang, yang menyatakan sangat rendah sebanyak 1 orang dan yang
menyatakan rendah sebanyak 7 orang. Berikut ini Gambar 4.27 yang
menggambarkan tanggapan responden mengenai tingkat penolakannya
terhadap produk pesaing.
182
0
5
10
15
20
Sangat
Tinggi
Tinggi Cukup
Tinggi
Rendah Sangat
Rendah
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
Sumber : Hasil pengolahan data 2011
GAMBAR 4.27 TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI TINGKAT PENOLAKAN TERHADAP
PRODUK PESAING
4.2.3.3 Penciptaan Prospek /menarik Pelanggan Baru(refers other)
1) Tingkat merekomendasikan produk margarinkepada orang lain
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat
diperoleh hasil tanggapan responden mengenai tingkat merekomendasikan
produk margarin kepada orang lain di Desa Banjaranpada Tabel 4.28sebagai
berikut :
TABEL 4.28 TINGKAT MEREKOMENDASIKAN PRODUK MARGARIN
KEPADA ORANG LAIN
No Pernyataan Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%) Skor
17 Tingkat merekomendasikan produk margarin kepada orang lain.
Sangat Sering 0 0 0 Sering 18 18 72
Cukup Sering 41 41 123 Jarang 37 37 74 Sangat Jarang
4 4 4
TOTAL 100 100 273 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.28dapat dilihat tentangtingkat merekomendasikan
produk margarin kepada orang lain, hampir setengahnya 18 responden (18%)
183
menyatakan sering, 41 responden (41%) menyatakan cukup sering dalam
merekomendasikan margarin kepada orang lain dan 37 responden (37%)
menyatakan jarang. Dengan demikian dapat disimpulkan hampir
setengahnyayaitu sebanyak38,5%[0%+18%+(41%:2)] responden menyatakan
tingkat merekomendasikan produk margarin kepada orang lain cukup sering.
Responden pengguna margarin Blue Band sebagian kecil menyatakan
sangat jarang yaitu sebanyak 4 orang. Yang menyatakan jarang sebanyak 19
orang, yang menyatakan sering sebanyak 8 orang dan cukup sering sebanyak 15
orang. Responden pengguna margarin Simas palmia sebagian kecil menyatakan
cukup sering sebanyak 16 orang, yang menyatakan sering sebanyak 7 orang,
dan yang menyatakan jarang sebanyak 10 orang. Responden pengguna
margarin Forvita sebagian kecil menyatakan jarang sebanyak 8 orang, yang
menyatakan cukup sering 12 orang. Berikut ini Gambar 4.28 yang
menggambarkan tingkat merekomendasikan produk margarin yang digunakan
kepada orang lain.
0
5
10
15
20
Sangat
Sering
Sering Cukup
Sering
Jarang Sangat
Jarang
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.28 TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI TINGKAT MEREKOMENDASIKAN
MARGARINYANG DIGUNAKAN KEPADA ORANG LAIN
184
2) Tingkat ajakan responden kepada orang lain untuk terus menggunakan
margarin
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat
diperoleh hasil tanggapan responden mengenai tingkat ajakan responden
kepada orang lain untuk terus menggunakan margarindi Desa Banjaranpada
Tabel 4.29sebagai berikut :
TABEL 4.29 TINGKAT AJAKAN KEPADA ORANG LAIN UNTUK
TERUS MENGGUNAKAN MARGARIN
No Pernyataan Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%) Skor
18 Tingkat ajakan responden kepada orang lain untuk terus menggunakan margarin.
Sangat Sering 0 0 0 Sering 0 0 0
Cukup Sering 46 46 138 Jarang 42 42 84
Sangat Jarang 12 12 12 TOTAL 100 100 234
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.29dapat dilihat tentangtingkat ajakan responden
kepada orang lain untuk terus menggunakan margarin, sebagian kecil
menyatakan sangat jarang yaitu sebanyak 12 responden (12%), hampir
setengahnya46 responden (46%) menyatakan cukup sering dalam mengajak
orang lain untuk menggunakan margarin kepada orang lain dan 42 responden
(42%) menyatakan jarang. Dengan demikian dapat disimpulkan sebagian kecil
yaitu sebanyak 23%[0%+0%+(46%:2)] responden menyatakan jarang untuk
mengajak orang lain menggunakan margarin.
Responden pengguna margarin sebagian kecil menyatakancukup sering
mengajak orang lain untuk menggunakan Blue Band yaitu sebanyak 26 orang,
yang menyatakan jarang sebanyak 14 orang, sebanyak 6 orang menyatakan
185
sangat jarang. Responden pengguna margarin Simas Palmia sebagian kecil
menyatakan cukup sering mengajak orang lain menggunakan margarin Simas
Palmia, yang menyatakan cukup sering sebanyak 20 orang, yang menyatakan
jarang sebanyak 8 orang dan yang menyatakan sangat jarang sebanyak 5 orang.
Sedangkan responden pengguna margarin Forvita sebagian kecil menyatakan
jarang sebanyak 20 orang, dan yang menyatakan sangat jarang sebanyak 1
orang. Berikut ini Gambar 4.29 yang menggambarkan tanggapan responden
terhadap tingkat ajakan menggunakan margarin yang digunakan kepada orang
lain.
0
5
10
15
20
25
30
Sangat
Sering
Sering Cukup
Sering
Jarang Sangat
Jarang
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.29 TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI TINGKAT AJAKAN KEPADA
ORANG LAIN UNTUK TERUS MENGGUNAKAN MARGARIN
3) Tingkat menceritakan hal positif tentang margarinkepada orang lain
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat
diperoleh hasil tanggapan responden mengenai tingkat menceritakan hal positif
tentang margarin kepada orang lain di Desa Banjaranpada Tabel 4.30sebagai
berikut :
186
TABEL 4.30 TINGKAT MENCERITAKAN HAL POSITIF TENTANG MARGARIN KEPADA
ORANG LAIN
No Pernyataan Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%) Skor
19 Tingkat menceritakan hal positif tentang margarin kepada orang lain
Sangat Sering 0 0 0 Sering 0 0 0
Cukup Sering 47 47 141 Jarang 41 41 82
Sangat Jarang 12 12 12 TOTAL 100 100 235
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.30dapat dilihat tentangtingkat menceritakan hal
positif tentang margarin kepada orang lain,sebagian kecilsebanyak 12 responden
(12%) menyatakan sangat jarang. Hampir setengahnya47 responden (48%)
menyatakan cukup sering, 41 responden (41%) menyatakan jarang. Dengan
demikian dapat disimpulkan sebagian kecilyaitu sebanyak
23,5%[0%+0%+(47%:2)] responden menyatakan jarang dalam menceritakan hal
positif tentang margarin kepada orang lain.
Responden pengguna margarin Blue Band sebagian kecil menyatakan
cukup sering sebanyak 23 orang, yang menyatakan jarang sebanyak 17 orang
yang menyatakan sangat jarang sebanyak 6 orang. Responden pengguna
margarin Simas Palmia sebagian kecil menyatakan cukup sering sebanyak 20
orang, yang menyatakan sangat jarang5 orang dan 8 orang menyatakan jarang.
Sedangkan responden pengguna margarin Forvita sebagian kecil menyatakan
jarang sebanyak 13 orang, yang menyatakan cukup sering sebanyak 7 orang
dan paling sedikit yaitu sebanyak 1 orang menyatakan sangat jarang
menyatakan hal positif tentang margarin. Berikut ini Gambar 4.30 yang
menggambarkan mengenai tanggapan responden terhadap tingkat menceritakan
hal positif tentang margarin yang digunakan.
187
0
5
10
15
20
25
Sangat
Sering
Sering Ckup
Sering
Jarang Sangat
Jarang
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.30 TANGGAPAN RESPONDEN TERHADAP TINGKAT MENCERITAKAN HAL
POSITIF MARGARIN YANG DIGUNAKAN KEPADA ORANG LAIN
4.2.3.4 Pembelian Di luar Lini Produk(purchase across product or service
lines)
1) Tingkat pembelian di luar lini produk
Berdasarkan hasil pengolahan data yang diambil dari jawaban responden
atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang diberikan, maka dapat
diperoleh hasil tanggapan responden mengenai tingkat pembelian di luar lini
produk di Desa Banjaranpada Tabel 4.31sebagai berikut :
TABEL 4.31 TINGKAT PEMBELIAN DI LUAR LINI PRODUK
No Pernyataan Alternatif Jawaban
Frekuensi (F)
Persentase (%) Skor
20 Tingkat pembelian di luar lini produk
Sangat Tinggi 20 20 100 Tinggi 44 44 176
Cukup Tinggi 31 31 93 Tidak Tinggi 4 4 8
Sangat Rendah
1 1 1
TOTAL 100 100 378 Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
188
Berdasarkan Tabel 4.31dapat dilihat tentangtingkat pembelian di luar lini
produk,sebagian kecilsebanyak 1 responden (1%) menyatakan sangat rendah, 4
responden (4%) menyatakan rendah. Hampir setengahnya44 responden (44%)
menyatakan tinggi, 31 responden (31%) menyatakan cukup tinggi dan sebagian
kecil 20 responden (20%) menyatakan sangat tinggi . Dengan demikian dapat
disimpulkan hampir seuruhnya yaitu sebanyak 79.5%[20%+44%+(31%:2)]
responden menyatakan pembelian di luar lini produk tinggi.
Responden pengguna margarin Blue Band kebanyakan menyatakan tinggi
sebanyak 20 orang, yang menyatakan sangat tinggi yaitu sebanyak 15 orang dan
yang menyatakan cukup tinggi sebanyak 11 orang. Responden pengguna
margarin Simas Palmia sebagian kecil menyatakan tinggi sebanyak 21 orang,
yang menyatakan sangat tinggi yaitu sebanyak 5 orang dan 7 orang menyatakan
cukup tinggi. Sedangkan responden pengguna margarin Forvita sebagian kecil
menyatakancukup tinggi yaitu sebanyak 13 orang, yang menyatakan tinggi
sebanyak 3 orang, yang menyatakan tidak tinggi sebanyak 1 orang dan sangat
tidak tinggi sebanyak 4 orang.Berikut ini Gambar 4.31 yang menggambarkan
tanggapan responden mengenai tingkat pembelian di luar lini produk.
0
5
10
15
20
25
Sangat
Tinggi
Tinggi Cukup
Tinggi
Rendah Sangat
Rendah
Blue Band
Simas Palmia
Forvita
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
GAMBAR 4.31 TANGGAPAN RESPONDEN MENGENAI TINGKAT PEMBELIAN DILUAR LINI
PRODUK
189
Berdasarkan hasil tanggapan responden pada hasil penelitian dapat
diketahui hasil gambaran mengenai loyalitas pelanggandari hasil rekapitulasi
yang disajikan pada Tabel 4.32 sebagai berikut:
TABEL 4.32 REKAPITULASI INDIKATOR LOYALITAS PELANGGAN
No. Ukuran Perolehan Skor
Skor Ideal
%
1. Repeat Purchase (pembelian ulang) Tingkat pembelian ulang 286 500 57.2 Tingkat keinginan untuk terus menggunakan margarin dengan merek yang sama
284 500 56.8
Sub Total 570 1000 57. 2. Immunity (penolakan terhadap produk pesaing)
Tingkat penolakan responden terhadap produk pesaing
299 500 59.8
Sub Total 299 500 59.8 3. Refers Other (penciptaan prospek)
Tingkat merekomendasikan produk margarin kepada orang lain.
273 500 58.4
Tingkat ajakan responden kepada orang lain untuk terus menggunakan margarin
234 500 46.8
Tingat menceritakan hal positif tentang margarin kepada orang lain.
260 500 52.4
Sub Total 767 1500 51. 4. Purchase across product or service lines Retention(Pembelian di
luar lini produk)
Tingkat Pembelian di luar lini produk 378 500 75.6 Sub Total 378 500 75.6
TOTAL SKOR 2014 3500 57.5 Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.32 aspek loyalitas pelanggan pada margarin
memperoleh skor 2.014 apabila di persentasekan kedalam skor ideal maka
diperoleh persentase sebesar 57.5% yang artinya menurut Moh Ali (1985:184)
termasuk kedalam kategori “sebagian besar” responden menyatakan bahwa
loyalitas pelanggan pada margarin cukup tinggi. Indikator paling tinggi yaitu
purchase across product or service lines retention(Pembelian di luar lini
190
produk)dengan skor 75.6%, indikator lainnya yaitu Immunity (penolakan terhadap
produk pesaing)dengan skor 59.8%,repeat purchase (pembelian ulang) sebesar
57%, dan indikator yang paling rendah yaitu refers other (penciptaan
prospek)dengan skor 51%.
Indikator loyalitas pelanggan terdiri dari repeat purchase (pembelian
ulang) terdapat 2 item pertanyaan yaitu mengenai tingkat pembelian ulang dan
tingkat keinginan untuk terus menggunakan margarin dengan merek yang sama.
Indikator immunity (penolakan terhadap produk pesaing) terdiri dari 1 item
pertanyaan yaitu mengenai tingkat penolakan responden terhadap produk
pesaing. Indikator refers other (penciptaan prospek) terdiri dari 3 pertanyaan
mengenai tingkat merekomendasikan produk margarin kepada orang lain, tingkat
ajakan responden kepada orang lain untuk terus menggunakan margarin dan
tingkat menceritakan hal positif tentang margarin kepada orang lain. Indikator
purchase across productor service lines retention(Pembelian di luar lini produk)
terdiri dari 1 item pertanyaan mengenai tingkat pembelian di luar lini produk.
Berdasarkan Tabel 4.32 dapat diketahui bahwa indikator yang
memperoleh skor paling tinggi yaitu purchase across productor service lines
retention(Pembelian di luar lini produk) dengan item pertanyaan tingkat
pembelian di luar lini produk. Hal ini disebabkan karena responden banyak
menggunakan produk dari nama produsen yang sama dengan produk yang
berbeda seperti PT Unilever Indonesia, misalnya Axe untuk merek deodoran,
Blue Band untuk margarin, Domestos untuk obat nyamuk, Omountuk sabun
deterjen, Pepsodent untuk pasta gigi dan Sunsilk untuk sampo. PT Indofood
Sukses Makmur selain merek Simas Palmia untuk margarin, terdapat produk lain
yang banyak dibeli responden yaitu Indomie untuk mie instant, segitiga biru untuk
191
tepung terigu, Bimoli untuk minyak goreng, Indomilk untuk susu kental manis.
Sadangkan PT Bina Karya Prima selain margarin Forvita juga ada sabun Shinzui
yang dibeli responden.
Sedangkan perolehan skor terendah yaitu indikator refers other
(penciptaan prospek) pada item pertanyaan tingkat ajakan responden kepada
orang lain untuk terus menggunakan margarin. Hal ini disebabkan karena produk
margarin sudah lama berkembang di pasaran dan setiap orang sudah memiliki
pilihannya masing-masing sehingga sudah sangat jarang orang
merekomendasikan margarin. Selain itu margarin merupakan kebutuhan
sekunder atau sifatnya hanya melengkapi saja.
Skor ideal loyalitas pelanggan adalah 3500 untuk 7 item pertanyaan.
Perolehan skor berdasarkan hasil pengolahan data pada variabel loyalitas
pelanggan pembelian adalah 2.014. Sedangkan untuk mencari daerah kontinum
yang menunjukkan wilayah ideal dari tanggapan responden terhadap loyalitas
pelanggan, berdasarkan rumus menurut Sugiyono (2008:135) adalah sebagai
berikut:
Mencari Skor Tertinggi LoyalitasPelanggan
Skor Ideal = Skor Tertinggi
x Jumlah Butir Pertanyaan
X Jumlah Responden
Skor Ideal = 5 x 7 X 100 =3.500
Mencari Skor TerendahLoyalitas Pelanggan
Skor Terendah = Skor
Terendah
x Jumlah Butir
Pertanyaan
x Jumlah
Responden
Skor Terendah = 1 x 7 x 100 = 700
Mencari Panjang Interval Kelas Loyalitas Pelanggan
Hal ini secara kontinum dapat dibuat kategori sebagai berikut:
192
Sumber: Diolah Dari Hasil Penelitian 2011
GAMBAR 4.32 HASIL KONTINUM LOYALITAS PELANGGAN
Berdasarkan gambar 4.32 nilai kontinum loyalitas pelanggan yaitu 2.014
sesuai dengan data penelitian, termasuk dalam kategori tinggi. Jadi tanggapan
responden terhadap loyalitas pelanggan pada margarin yang terdiri dari repeat
purchase (pembelian ulang), immunity (penolakan terhadap produk pesaing),
refers other (penciptaan prospek) dan purchase across product or service lines
retention (pembelian di luar lini produk) termasuk dalam kategori tinggi.
Berdasarkan indikator tersebut maka faktor yang berpengaruh besar pada tingkat
loyalitas pelanggan adalah purchase across product or service lines
retention(Pembelian di luar lini produk)dengan skor 75.6%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat loyalitas pelanggan
pada margarin tinggi. Tujuan utama dari setiap perusahaan yang berorientasi
kepada pasar sasarannya adalah pencapaian kepuasan pelanggan, memenuhi
kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ekspektasi pelanggan. Kepuasan
merupakan perasaaan yang timbul dari pemenuhan antara kinerja yang diterima
pelanggannya dengan harapannya. Kepuasan pelanggan dapat menghasilkan
pembelian kembali dan akan berlanjut menjadi kesetiaan atau loyalitas.
Loyalitas tidak lepas dari adanya kepuasan pelanggan (customer
satisfaction). Karena menurut beberapa pakar, terdapat hubungan yang erat
700 1400 2800 2100 3500
SangatRendah
CukupTinggi Tinggi
SangatTinggi Rendah
2014
193
antara kepuasan konsumen dengan loyalitas pelanggan. Diantaranya menurut
Barnes (2003:41) mengatakan bahwa untuk meningkatkan loyalitas, maka
kepuasan pelanggan harus dapat ditingkatkan dan mempertahankan tingkat
kepuasan tersebut dalam jangka panjang. Menurut Matt Hasan (2007:8)
berpendapat bahwa ”A loyal customer in this context probably refers to a
customer who continues to do business with the company.” Artinya pelanggan
yang setia dalam konteks ini adalah pelanggan yang terus melakukan bisnis
dengan perusahaan.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut diatas bahwa kualitas produk
dan jika harga yang ditawarkan oleh perusahaan mampu diterima dengan baik
oleh konsumen, dalam hal ini kualitas produk yang baik dan didukung dengan
persepsi konsumen yang positif terhadap harga akan membuat konsumen
tertarik untuk melakukan pembelian dan akhirnya menimbulkan sikap loyalitas
dan tidak beralih kepada merek lain.
4.2.4 Pengaruh Kualitas Produk terhadap Loyalitas Pelanggan Margarin
Berdasarkan hasil analisis data, maka diperoleh kesimpulan bahwa
kualitas produk mempunyai hubungan dengan loyalitas pelanggan, dimana nilai
korelasi (r) adalah sebesar 0,224. Hal ini berarti bahwa antara kualitas produk
dengan loyalitas pelanggan yang akan dibentuk mempunyai korelasi dalam
kategori rendah. Hal ini terbukti dengan hasil perhitungan koefisien determinasi
yaitu dengan menguadratkan koefisien korelasi r2X100%= (0,224)2X100%
diperoleh hasil sebesar 5.02% berarti bahwa perubahan variabel loyalitas
pelanggan sebesar 5.02% dipengaruhi oleh kualitas produk. Sedangkan 94.98%
perubahan loyalitas pelanggan dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian.
194
Adapun untuk menguji loyalitas pelanggan maka dapat diketahui melalui
tabel anova atau Ftest dimana Fhitung yaitu sebesar 28.290 dengan taraf signifikansi
sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 5%, sedangkan Ftabel sebesar
3.26 (dapat dilihat dalam lampiran) dikarenakan nilai Fhitung > Ftabel (28.290>
3.26), maka dapat disimpulkan Ho ditolak, artinya terdapat hubungan linear
antara kualitas produk dengan loyalitas pelanggan.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel
perhitungan uji signifikansi dengan menggunakan alpha 0,05 pada uji satu pihak
dengan derajat kebebasan (dk)n-2, (dk)=100-2 maka dk=98 diperoleh thitung dan
ttabel dengan taraf kesalahan 5%.
Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan uji t secara parsial
yang dilakukan untuk kualitas produk yaitu 5.319 > 1,98 yang berarti kualitas
produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan.
Pernyataan tersebut diperoleh melalui pengujian hipotesis yang
menggunakan metode regresi linier, regresi tersebut ditunjukkan dengan
perolehan loyalitas pelanggan sebesar 12.989 dimana hasil tersebut dapat
diartikan bila nilai setiap penambahan 1 satuan nilai kualitas produk akan
meningkatkan loyalitas pelanggan yaitu sebesar 12.989 ditambah 0.562 dari
kualitas produk (Y=12.989 +0.562X1), dimana koefisien determinasi (r2) yaitu
0,224 termasuk kategori rendah berada diantara (0,20 - 0,399). Ini berarti kualitas
produk dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan.Salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi loyalitas pelanggan adalah kualitas produk. Salah satu cara yang
dapat dilaksanakan perusahaan adalah dengan mempertahankan kualitas
produk untuk mencapai tingkat loyalitas pelanggan.
195
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa suatu produk harus
memiliki kualitas yang optimal dan mampu memenuhi kebutuhan pelanggan
dengan bahan baku yang berkualitas tinggi serta memperhatikan kesehatan bagi
tubuh (sanitasi) maka pelanggan akan mampu mengingat produk tersebut
berdasarkan pengalaman dan pengetahuannya dalam menggunakan produk
tersebut, yang pada akhirnya dapat meningkatkan loyalitas.
Menurut J.Paul Peter and James H. Donnelly,Jr (2007:82) bahwa “Kualitas
dapat didefinisikansebagaiderajat keunggulan atau suatu produk memiliki
superioritas yang tinggi sehingga dapat memuhi kebutuhan konsumen dan
kembali lagi membeli produk yang sama.”
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa apabila dapat
meningkatkan kualitas produk margarin sehingga bisa memuaskan kebutuhan
konsumen maka konsumen akan semakin loyal pada produk margarin.
4.2.5 Pengaruh Persepsi Harga terhadap Loyalitas Pelanggan
Berdasarkan hasil analisis data, maka diperoleh kesimpulan bahwa
persepsi harga mempunyai hubungan dengan loyalitas pelanggan, dimana nilai
korelasi (r) adalah sebesar 0,203. Hal ini berarti bahwa antara kualitas produk
dengan loyalitas pelanggan yang akan dibentuk mempunyai korelasi dalam
kategori rendah. Hal ini terbukti dengan hasil perhitungan koefisien determinasi
yaitu dengan menguadratkan koefisien korelasi r2X100%= (0,203)2X100%
diperoleh hasil sebesar 5.02% berarti bahwa perubahan variabel loyalitas
pelanggan sebesar 4.12% dipengaruhi oleh persepsi harga. Sedangkan 95.88%
perubahan loyalitas pelanggan dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian.
196
Adapun untuk menguji loyalitas pelanggan maka dapat diketahui melalui
tabel anova atau Ftest dimana Fhitung yaitu sebesar 25.005 dengan taraf signifikansi
sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 5%, sedangkan Ftabel sebesar
3.26 (dapat dilihat dalam lampiran) dikarenakan nilai Fhitung > Ftabel (25.005>
3.26), maka dapat disimpulkan Ho ditolak, artinya terdapat hubungan linear
antara persepsi harga dengan loyalitas pelanggan.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel
perhitungan uji signifikansi dengan menggunakan alpha 0,05 pada uji satu pihak
dengan derajat kebebasan (dk)n-2, (dk)=100-2 maka dk=98 diperoleh thitung dan
ttabel dengan taraf kesalahan 5%.
Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan uji t secara parsial
yang dilakukan untuk persepsi harga yaitu 5 > 1,98 yang berarti persepsi harga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan.
Pernyataan tersebut diperoleh melalui pengujian hipotesis yang
menggunakan metode regresi linier, regresi tersebut ditunjukkan dengan
perolehan loyalitas pelanggan sebesar 18.502 dimana hasil tersebut dapat
diartikan bila nilai setiap penambahan 1 satuan nilai persepsi harga akan
meningkatkan loyalitas pelanggan yaitu sebesar 18.502 ditambah 0.569 dari
persepsi harga (Y=18.502 +0.569X2), dimana koefisien determinasi (r2) yaitu
0,203 termasuk kategori rendah berada diantara (0,20 - 0,399). Ini berarti
persepsi harga dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan.Salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan adalah persepsi harga. Salah satu cara
yang dapat dilaksanakan perusahaan adalah dengan mempertahankan persepsi
harga yang baik untuk mencapai tingkat loyalitas pelanggan.
197
Menurut Jarvenppa dan Todd, (1997:120); Liu dan Arnett, (2000:34)
bahwa “Persepsi harga memainkan peranan yang cukup penting dalam
penentuan kepuasan setelah pembelian dan untuk mempengaruhi konsumen
untuk kembali membeli produk yang sama.”
Valerie dan Zeithaml (2009:14) menyatakan “Nilai pelanggan diartikan
sebagai “Seluruh penilaian konsumen terhadap kegunaan produk berdasarkan
pada persepsi apa yang diterima dan apa yang diberikan”. Terdapat dua
gambaran pokok pada nilai yang diterima pelanggan (Costumer Perceived
Value). Pertama, Costumer Perceived Value (CPV) merupakan hasil dari
persepsi pelanggan sebelum pembelian (harapan), evaluasi selama transaksi
(harapan versus penerimaan), dan penilaian setelah pembelian (setelah
penggunaan). Kedua, CPV melibatkan perbedaan antara manfaat yang diterima
dan pengorbanan yang diberikan. Menurut Monroe (2003:46) “Persepsi para
pembeli terhadap nilai menggambarkan sebuah pertukaran antara kualitas atau
manfaat yang diterima dari produk dengan pengorbanan yang mereka berikan
dan biaya yang dikeluarkan untuk membayar harga peroduk.”
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa apabila harga
sesuai dengan produk margarin yang ditawarkan sehingga bisa memuaskan
kebutuhan konsumen maka konsumen akan kembali membeli produk tersebut
dan semakin loyal pada produk margarin.
4.2.6 Pengaruh Persepsi Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Loyalitas
Pelanggan
Berdasarkan hasil analisis data, maka diperoleh kesimpulan bahwa
kualitas produk dan persepsi harga mempunyai hubungan dengan loyalitas
198
pelanggan, dimana nilai korelasi (r) adalah sebesar 0,304. Hal ini berarti bahwa
antara kualitas produk dan persepsi harga dengan loyalitas pelanggan yang akan
dibentuk mempunyai korelasi dalam kategori rendah. Hal ini terbukti dengan hasil
perhitungan koefisien determinasi yaitu dengan menguadratkan koefisien
korelasi r2X100%= (0,304)2X100% diperoleh hasil sebesar 9.25% berarti bahwa
perubahan variabel loyalitas pelanggan sebesar 9.25% dipengaruhi oleh kualitas
produk dan persepsi harga. Sedangkan 90.75% perubahan loyalitas pelanggan
dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian.
Adapun untuk menguji loyalitas pelanggan maka dapat diketahui melalui
tabel anova atau Ftest dimana Fhitung yaitu sebesar 21.135 dengan taraf signifikansi
sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 5%, sedangkan Ftabel sebesar
3.26 (dapat dilihat dalam lampiran) dikarenakan nilai Fhitung > Ftabel (21.135>
3.26), maka dapat disimpulkan Ho ditolak, artinya terdapat hubungan linear
antara kualitas produkdan persepsi harga dengan loyalitas pelanggan.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel
perhitungan uji signifikansi dengan menggunakan alpha 0,05 pada uji satu pihak
dengan derajat kebebasan (dk)n-2, (dk)=100-2 maka dk=98 diperoleh thitung dan
ttabel dengan taraf kesalahan 5%.
Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan berdasarkan uji t secara parsial
yang dilakukan untuk kualitas produkyaitu 3.736> 1,98 yang berarti kualitas
produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan.
Sedangkan hasil dari uji t untuk persepsi harga yaitu 3.328> 1,98 hal tersebut
berarti persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas
pelanggan.
199
Pernyataan tersebut diperoleh melalui pengujian hipotesis yang
menggunakan metode regresi linier ganda, regresi tersebut ditunjukkan dengan
perolehan loyalitas pelanggan sebesar 10.312 dimana hasil tersebut dapat
diartikan bila nilai setiap penambahan 1 satuan nilai kualitas produk dan persepsi
hargaakan meningkatkan loyalitas pelanggan yaitu sebesar 10.312 ditambah
0.412 dari kualitas produk ditambah 0.390 dari persepsi harga (Y=10.312
+0.412X1 + 0.390X2), dimana koefisien determinasi (r2) yaitu 0,304 termasuk
kategori rendah berada diantara (0,20 - 0,399). Ini berarti kualitas produk dan
persepsi harga dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan.Salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan adalah kualitas produk dan persepsi
harga. Untuk dapat mencapai tingkat loyalitas pelanggan yang tinggi, salah satu
cara yang dapat dilaksanakan perusahaan adalah dengan mempertahankan
kualitas produk dan dengan harga yang dipersepsikan baik oleh konsumen.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa suatu produk harus
memiliki kualitas yang optimal dengan harga yang dipersepsikan dengan baik
dan mampu memenuhi kebutuhan pelanggan dengan bahan baku yang
berkualitas tinggi serta memperhatikan kesehatan bagi tubuh (sanitasi) maka
pelanggan akan mampu mengingat produk tersebut berdasarkan pengalaman
dan pengetahuannya dalam menggunakan produk tersebut, yang pada akhirnya
dapat meningkatkan loyalitas.
Griffin (2005:31) berpendapat bahwa “Pelanggan yang loyal memandang
seberapa besar harga yang ditawarkan suatu produk jika sesuai dengan kualitas
yang dirasakan, pelanggan akan merasa puas dan loyal terhadap produk
tersebut”.
200
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa apabila dapat
meningkatkan kualitas produk margarin dan dengan harga yang dipersepsikan
baik sehingga bisa memuaskan kebutuhan konsumen maka konsumen akan
semakin loyal pada produk margarin.
Menjadi konsumen yang loyal, seseorang harus melalui beberapa tahapan
yang melalui suatu proses yang dapat berlangsung lama. Dalam memperhatikan
masing-masing tahap dan memenuhi kebutuhan dalam setiap tahap tersebut,
perusahaan memiliki peluang yang lebih besar untuk membentuk calon pembeli
menjadi konsumen yang loyal. Hill (2000:61) menjelaskan bahwa tahapan
loyalitas terbagi atas enam tahapan sebagai berikut :
1. Suspect (Tersangka)
This segment includes all the buyer of the product/service category in
the market place. Suspect are either unware of your organization’s
product or service or have no inclination to purchase it.
Segmen ini meliputi semua kategori pembelian barang/jasa dalam
pasar.Suspect tidak hanya menyadari keberadaan produk dari suatu
perusahaan atau tidak ada kecenderungan untuk membeli.
2. Prospect (Calon Pelanggan)
Prospect are potensial customers who have some attraction towards
your organization but have not yet taken to step of doing business with
you.
Prospek adalah pelanggan potensial yang memiliki daya tarik
terhadap suatu organisasi atau perusahaan tetapi belum terjadi
tindakan bisnis dengan perusahaan tersebut.
3. Customer (Pelanggan)
201
Typically a one-of purchaser of your product (although the category
may include some repeat buyers) who has no feeling of loyalty
towards your organization.
Pembeli produk suatu perusahaan, termasuk beberapa pembeli ulang
yang belum merasa loyal terhadap perusahaan tersebut.
4. Clients (Klien)
Repeat customers who have positive felings of loyalty towards your
organization but who support is passive rather than active towards
your organization.
Pelanggan yang memiliki perasaan positif untuk loyal terhadap suatu
perusahaan tetapi dukungannya terhadap perusahaan masih pasif.
5. Advocate (Pendukung)
Clients who actively support your organization by recommending it to
others.
Pelanggan yang secara aktif mendukung suatu perusahaan dengan
merekomendasikan kepada orang lain.
6. Partners (Mitra)
A partnership is the strongest form of customer supplier relationship
which is sustained both parties it as mutually beneficial.
Persekutuan adalah bentuk hubungan saling menguntungkan antara
supplier (pemasok) dan pelanggan yang berlangsung terus menerus.
Lebih jelasnya mengenai tingkat loyalitas pelanggan di atas dapat dilihat
pada gambar piramida loyalitas pelanggan menurut Hill berikut ini.
THE LOYALTY PYRAMID
Berdasarkan Gambar 4.33 di atas dapat dilihat
di Desa Banjaran 100% termasuk kategori
perusahaan margarin
loyal terhadap produk
artinya bahwa pelanggan margarin di Desa Banjaran memiliki perasaan positif
untuk loyal terhadap
Sebesar 32% pelanggan margarin termasuk kategori
yang secara aktif mendukung suatu perusahaan dengan merekomendasikan
kepada orang lain.
4.3 Pengujian Hipotesis Pengaruh
terhadap Loyalitas Pelanggan Margarin
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur seberapa besar pengaruh
Kualitas Produkdan Persepsi Harga
bagaimana pengaruh
GAMBAR 4.33
THE LOYALTY PYRAMID PELANGGAN MARGARIN DI DESA BANJARAN
Gambar 4.33 di atas dapat dilihat bahwa pela
di Desa Banjaran 100% termasuk kategori customersyaitu pembeli produk suatu
margarin, termasuk beberapa pembeli ulang yang belum merasa
produk tersebut. Sebesar 68% termasuk kategori
artinya bahwa pelanggan margarin di Desa Banjaran memiliki perasaan positif
untuk loyal terhadap margarin tetapi dukungannya pada perusahaan masih pasif.
Sebesar 32% pelanggan margarin termasuk kategori advocates
yang secara aktif mendukung suatu perusahaan dengan merekomendasikan
Pengujian Hipotesis Pengaruh Persepsi Kualitas Produk dan Harga
terhadap Loyalitas Pelanggan Margarin
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur seberapa besar pengaruh
Persepsi Hargaterhadap Loyalitas Pelanggan
bagaimana pengaruh Kualitas produkdan Persepsi Harga hingga menimbulkan
Partners
Advocates
32%
Clients
68%
Customers 100%
Prospect
Suspect
202
PELANGGAN MARGARIN DI DESA BANJARAN
pelanggan margarin
embeli produk suatu
, termasuk beberapa pembeli ulang yang belum merasa
Sebesar 68% termasuk kategori clients yang
artinya bahwa pelanggan margarin di Desa Banjaran memiliki perasaan positif
perusahaan masih pasif.
advocatesyaitu pelanggan
yang secara aktif mendukung suatu perusahaan dengan merekomendasikan
Kualitas Produk dan Harga
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur seberapa besar pengaruh
Loyalitas Pelanggan pada margarin,
hingga menimbulkan
203
Loyalitas Pelanggan. Untuk menguji pengaruh antara pelaksanaan Kualitas
Produkdan Persepsi Harga dengan tingkat Loyalitas Pelanggan, maka dilakukan
uji statistik regresi ganda dengan aplikasi software SPSS (Statistical Product for
Service Solution) 18,0 dan dibantu software microsoft excel. Hasil uji statistik
yang dilakukan dengan analisis regresi ganda untuk mengetahui pengaruh
antara variabel pengaruh Kualitas Produkdan Persepsi Harga terhadap Loyalitas
Pelanggan ini disajikan hasilnya dalam beberapa tabel sebagai berikut.
4.3.1 Analisis Korelasi
Hasil dari pengolahan data untuk mengetahui korelasi atau hubungan
antara Kualitas Produkdan Persepsi Harga dengan Loyalitas Pelanggan dapat
dilihat pada Tabel 4.33.
TABEL 4.33 OUTPUT KOEFISIEN KORELASI
Loyalitas
Pelanggan Kualitas Produk
Persepsi Harga
Pearson Correlation
Loyalitas Pelanggan
1,000 ,473 ,451
Kualitas Produk ,473 1,000 ,409 Persepsi Harga ,451 ,409 1,000
Sig. (1-tailed) Loyalitas Pelanggan
. ,000 ,000
Kualitas Produk ,000 . ,000 Persepsi Harga ,000 ,000 .
N Loyalitas Pelanggan
100 100 100
Kualitas Produk 100 100 100 Persepsi Harga 100 100 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
Nilai yang diperoleh dari Tabel 4.32 di atas yaitu kualitas produksebesar
0,473 dan persepsi hargasebesar 0,451 artinya terdapat hubungan yang sedang
antara variabel kualitas produk, persepsi hargadanvariabel loyalitas pelanggan,
berdasarkan interpretasi koefisien korelasi nilai r (0,40-0,599). Nilai p-value pada
204
kolom sig. (1-tailed) 0,000 <0,05 level of significant (α) berarti Ha diterima dan
Ho ditolak. Artinya, kualitas produkdan persepsi harga berkorelasi dengan
loyalitas pelanggan. Secara spesifik, jika kualitas produk dan persepsi
hargamengalami kenaikan maka loyalitas pelanggan akan mengalami kenaikan,
atau jika kualitas produk dan persepsi hargamengalami penurunan maka
loyalitas pelanggan akan mengalami penurunan.
Berdasarkan tabel model summary dengan menggunakan aplikasi
software SPSS 18 maka dapat diperoleh hubungan antara kualitas produk dan
persepsi hargadengan loyalitas pelanggan pada margarin yang terlihat pada
tabel berikut ini:
TABEL 4.34 MODEL SUMMARY
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,551a ,304 ,289 3,661 a. Predictors : (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable : Loyalitas Pelanggan (Y) Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan tabel model summary output SPSS 18, dapat diketahui
bahwa korelasi atau hubungan antara variabel kualitas produk dan persepsi
harga dengan variabel loyalitas pelanggan memperoleh hasil sebesar 0,551
(positif), ini artinya sesuai dengan pedoman untuk memberikan interpretasi
terhadap koefisien korelasi (Sugiyono, 2008:250) maka korelasi antara kualitas
produk dan persepsi harga dengan loyalitas pelanggan termasuk kategori
sedang (0,40–0,599) dengan Standar Error Of Estimate (SEE) sebesar
3,661untuk variabel loyalitas pelanggan. Jika dibandingkan dengan angka
Standar Deviasi (STD) loyalitas pelanggan sebesar 4,342, maka angka ini lebih
kecil, dapat dilihat dalam Tabel 4.31 Ini artinya angka (SEE) baik untuk dijadikan
205
prediktor dalam menentukan loyalitas pelanggan, di mana angka yang baik untuk
dijadikan sebagai prediktor variabel tergantung harus lebih kecil dari angka
Standar Deviasi (SEE<STD), semakin kecil SEE akan membuat regresi semakin
tepat dalam memprediksi variabel tergantung. Kemudian dari model summary di
atas diperoleh angka R square yang diperoleh sebesar 0,551. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel kualitas produk (X1) dan persepsi harga (X2)
berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan (Y) sebesar 55.1%, yang artinya
55.1% perubahan loyalitas pelanggan disebabkan oleh kualitas produk (X1) dan
persepsi harga (X2), dan sisanya 44.9% dipengaruhi oleh faktor lain diluar
penelitian ini.
TABEL 4.35 DESCRIPTIVE STATISTICS
Mean Std. Deviation N
Loyalitas Pelanggan 28,42 4,342 100 Kualitas produk 27,47 3,658 100 Persepsi Harga 17,42 3,438 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data 2011
4.3.2 Analisis Regresi Ganda
Analisis regresi ganda dimaksudkan untuk mengetahui hubungan
fungsional secara linear antara ketiga variabel. Analisis ini juga dapat digunakan
untuk memperkirakan berapa tingkat perubahan variabel loyalitas pelanggan
apabila variabel kualitas produk (X1)dan persepsi harga (X2) mengalami
perubahan. Regresi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
kualitas produk (X1)dan persepsi harga (X2) terhadap loyalitas pelanggan (Y),
output ANOVA dapat dilihat pada Tabel 4.36 dibawah ini:
TABEL 4.36 OUTPUT ANOVAb
206
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel ANOVA, dapat diketahui besarnya Fhitung melalui uji
ANOVA atau Ftest, yaitu sebesar 21.135, sedangkan Ftabel = 3.26 (dapat dilihat
dalam lampiran), karena nilai Fhitung>Ftabel, yaitu 21.135 > 3.26 maka dapat
disimpulkan Ho DITOLAK dan Ha DITERIMA,artinya ada hubungan linier antara
kualitas produk (X1)dan persepsi harga (X2) dengan loyalitas pelanggan dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 5%.
Karena probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi bisa
dipakai untuk memprediksi loyalitas pelanggan (Y) atau dapat disimpulkan bahwa
kualitas produk (X1)dan persepsi harga (X2) berpengaruh terhadap loyalitas
pelanggan (Y).
TABEL 4.37 OUTPUT KOEFISIEN REGRESI
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 10.312 2.901 3.555 .001
Kualitas Produk
.412 .110 .347 3.736 .000
Persepsi Harga
.390 .117 .309 3.328 .001
a. Dependent Variable: Loyalitas Pelanggan Sumber: Hasil Pengolahan Data 2011
Berdasarkan Tabel 4.37 diperoleh nilai t hitung untuk masing-masing
variabel independent, sebagai berikut:
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 566,468 2 283,234 21.135 .000a
Residual 1299,892 97 13,401
Total 1866,360 99 a. Predictors: (Constant), Persepsi Harga, Kualitas Produk
b. Dependent Variable: Loyalitas Pelanggan
207
1. Uji t untuk Variabel Kualitas Produk
Nilai t hitung untuk variabel kualitas (X1), yaitu sebesar 3.736.Karena t hitung
> t tabel, yakni 3.736> 1.98 (dapat dilihat pada lampiran) maka hal ini dapat
disimpulkan bahwa H0 DITOLAKdanHa DITERIMA.Artinya secara parsial,
kualitas produk berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan.
2. Uji t untuk Variabel Persepsi Harga
Nilai t hitung untuk variabel Persepsi Harga (X2), yaitu sebesar 3.328.Karena
t hitung > t tabel, yakni 3.328> 1.98 maka hal ini dapat disimpulkan bahwa H0
DITOLAKdanHa DITERIMA.Artinya secara parsial, persepsi harga
berpengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan.
Berdasarkan tabel koefisien regresi di atas, maka diperoleh persamaan
regresi linier ganda antara kualitas produk (X1)dan persepsi harga (X2) dengan
loyalitas pelanggan (Y), yaitu sebagaiberikut: Y = a + b1X1 + b2X2adalah loyalitas
pelanggan (Y) = 10.312 + 0.412X1 + 0.390X2 . Artinya besar perubahan loyalitas
pelnggan (Y) yang terjadi mengikuti perubahan kualitas produk (X1)dan
persepsiharga(X2).
Dari persamaan tersebut dapat ditarik kesimpulan yang menyatakan bahwa:
1. Setiap terjadi peningkatan kualitas produk akan meningkatkan loyalitas
pelanggan sebesar 0.412 satu satuan nilai dan sebaliknya jika terjadi
penurunan kualitas produk akan menurunkan loyalitas pelanggan sebesar
0.412 satu satuan nilai.
2. Setiap terjadi peningkatan persepsi harga akan meningkatkan loyalitas
pelanggan sebesar 0.390 satu satuan nilai dan sebaliknya jika terjadi
Y = a + b1X1 + b2X2
Loyalitas Pelanggan (Y) = 10.312 + 0.412X1 + 0.390X2
penurunan persepsi harga
0.390 satu satuan nilai
Untuk lebih jelasnya, persamaan tersebut akan digambarkan ke dalam sebuah
diagram garis regresi linier
DIAGRAM GARIS LINIERTERHADAP
Gambar tersebut menunjukan bahwa data menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah diagonal. Maka, model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
4.3.3 Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya pengaruh
maka digunakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
= (0,551
= 30.36
persepsi harga akan menurunkan loyalitas pelanggan
satu satuan nilai.
Untuk lebih jelasnya, persamaan tersebut akan digambarkan ke dalam sebuah
diagram garis regresi linier ganda pada Gambar 4.34.
GAMBAR 4.34 DIAGRAM GARIS LINIER KUALITAS PRODUK DAN PERSEPSI
TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN MARGARIN
Gambar tersebut menunjukan bahwa data menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah diagonal. Maka, model regresi memenuhi asumsi
Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel X1 dan X
maka digunakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut:
x 100%
551)2 x 100%
36%
208
loyalitas pelanggan sebesar
Untuk lebih jelasnya, persamaan tersebut akan digambarkan ke dalam sebuah
PERSEPSI HARGA LOYALITAS PELANGGAN MARGARIN
Gambar tersebut menunjukan bahwa data menyebar disekitar garis
diagonal dan mengikuti arah diagonal. Maka, model regresi memenuhi asumsi
dan X2 terhadap Y,
209
Nilai tersebut dapat dilihat pula pada output koefisien korelasi pada
lambang R square. Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa besarnya KD
(koefisien determinasi) adalah 30.36% yang berarti bahwa perubahan pada
variabel Y sebesar 30.36% dipengaruhi oleh perubahan pada variabel X1 dan X2.
Dengan kata lain loyalitas pelanggan 30.36% dipengaruhi oleh kualitas produk
dan persesi harga. Sedangkan(100% - 30.36% = 69.63%) sisanya sebesar
69.63% dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain di luar penelitian ini.
4.4 Implikasi Penelitian Terhadap Pendidikan
Pendidikan merupakan komponen yang memiliki peran yang strategis bagi
bangsa Indonesia dalam mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan. Salah satu
tujuan bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 pada
alinea ke empat adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Untuk mewujudkan
hal tersebut dibutuhkan usaha yang terencana dan terprogram dengan jelas
dalam agenda pemerintahan yang berupa penyelenggaraan pendidikan.
Berhasil tidaknya penyelenggaraan pendidikan merupakan tanggung jawab
berbagai pihak, antara lain pemerintah, masyarakat, keluarga dan sekolah.
Penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di tingkat persekolahan merupakan
tanggung jawab pihak sekolah dan terutama para guru yang langsung
berinteraksi dengan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
pendidikan sangat diperlukan dalam perkembangan hidup manusia oleh karena
itu pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam Undang
Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa:
210
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam
aspek praktis (guna laksana) yaitu untuk memberikan masukan dalam bidang
pendidikan dalam membangun suatu organisasi yang handal dan kompeten
dalam dunia pendidikan. Sehingga dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam
mengembangkan strategi belajar mengajar guna meningkatkan kualitas di masa
yang akan datang melalui temuan hasil penelitian yang dapat diterapkan ke
dalam proses belajar mengajar yang didasari oleh visi dan misi yang telah
dirumuskan oleh sekolah.
Dengan mengimplikasikan konsep pemasaran (kualitas produk dan
persepsi harga)kedalam pemasaran jasa (pendidikan di SMK). Dalam hal ini
penulis mengimplikasikan konsep kualitas produk dan persepsi hargapada
margarinke dalam konsep pendidikan di SMK. Berdasarkan hasil penelitian
kualitas produkdan persepsi harga berpengaruh positif terhadap loyalitas
pelanggan/pengguna jasa. Kualitas produkterdiri atas raw materials
quality(kualitas bahan baku), sanitation(sanitasi), knowledge and
experience(pengetahuan dan pengalaman).
Faktor yang paling dominan terhadap loyalitas pelanggan adalah
sanitation(sanitasi). Jika diimplikasikan ke dalam bidang pendidikan
makasanitation(sanitasi) atau bisa diartikan sebagai segala daya upaya yang
dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan
211
kesehatanmerupakan faktor utama yang harus diperhatikan dalam menawarkan
jasa pendidikan agar siswa merasakan kenyamanan saat menuntut ilmu.
Menurut Mendiknas (pada pembukaan Rakernas UKS ke IX, 2008, Bali) :
Sekolah sebagai tempat belajar, tidak saja perlu memiliki lingkungan bersih dan sehat, yang mendukung berlangsungnya proses belajar dan mengajar yang baik. Namun, juga diharapkan mampu membentuk siswa yang memiliki derajat kesehatan yang lebih baik."
Lingkungan sekolah yang sehat, tentu akan sangat mendukung
pencapaian tujuan pendidikan. Lingkungan sekolah adalah lingkungan kehidupan
sehari-hari siswa. Jika lingkungan sekolah dapat ditata dan dikelola dengan baik,
maka akan menjadi wahana efektif pembentukan perilaku peduli lingkungan.
Ini sangat penting, menanamkan kesadaran berperilaku hidup bersih dan
sehat sejak di usia sekolah. Bagaimana pun warga lingkungan sekolah sangatlah
beragam, mereka datang dari berbagai lingkungan. Diharapkan ketika berada di
luar lingkungan sekolah, mampu menerapkan hidup bersih dan sehat seperti saat
di sekolahnya.
Lingkungan sekolah yang kondusif sangat diperlukan dalam menghasilkan
lulusan yang cakap melalui proses belajar mengajar berbasis sistem pendidikan
yang bermutu. Tidak itu saja, lingkungan sekolah yang kondusif juga akan ikut
mendorong terwujudnya pola hidup bermutu yang pada saat ini sangat
diperlukan dalam meningkatkan daya saing bangsa dimata dunia sekaligus
melestarikan kekayaan sumber daya alam hayati Indonesia.
Perwujudan sekolah yang sehat atau sekolah hijau adalah sekolah yang
memiliki komitmen dan secara sistematis mengembangkan program-program
untuk menginternalisasikan nilai-nilai lingkungan dalam seluruh aktivitas sekolah.
Sekolah dengan visi, misi, tujuan dan kebijakan yang mengacu pada mutu
212
sekolah, sangat berkepentingan mewujudkan pola hidup bermutu melalui
program Green School.
Sebenarnya tidaklah mudah mewujudkan kesejatian sekolah sehat karena
tidak sekedar lingkungan fisik bersih yang terlihat, namun lebih pada
terbangunnya kesadaran lingkungan warga sekolah yang tercermin dalam
perilaku keseharian sebagai tuntutan peningkatan mutu hidup
Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang diberikan tugas
untuk mewujdkan tujuan pendidikan nasional harus menjalankan perannya
dengan baik. Dalam menjalankan peran sebagai lembaga pendidikan ini, sekolah
harus dikelola dengan baik agar dapat mewujudkan tujuan pendidikan yang telah
dirumuskan dengan optimal. Pengelolaan sekolah yang tidak profesional dapat
menghambat proses pendidikan yang sedang berlangsung dan dapat
menghambat langkah sekolah dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga
pendidian formal.
Agar pengelolaan sekolah tersebut dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan
rencana strategis sebagai suatu upaya/cara untuk mengendalikan organisasi
(sekolah) secara efektif dan efisien, sehingga tujuan dan sasarannya tercapai.
Perencanaan strategis merupakan landasan bagi sekolah dalam menjalankan
proses pendidikan.
SMK Negeri 3 Bandungmerupakan sekolah yang telah berupaya menjadi
sekolah yang memenuhi kriteria utama dari sekolah yang sehat yaitu adanya
program pendidikan dan pelayanan kesehatan (health education and treatment),
makanan sehat (healthy eating), pendidikan olahraga (physical activity),
pendidikan mental (emotional health and well being) serta program lingkungan
sekolah sehat dan aman (safe and healthy environment). Jika SMk Negeri 3
213
Bandung telah melaksanakan 5 kriteria sekolah sehat tersebut di atas secara
integratif dan berkesinambungan maka bisa dikatakan bahwa sekolah tersebut
memenuhi standar sekolah sehat secara internasional.
Tahapan-tahapan yang perlu dilaksanakan demi terwujudnya harapan
diatas adalah:
1. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan 2. Perwujudan Sekolah Sejuk dan Produktif 3. Tanaman Sayuran Untuk Dimanfaatkan 4. Pramuka Cinta Lingkungan 5. Kantin Sehat 6. Pengelolaan Sampah 7. Budaya Hidup Sehat Dalam dunia pendidikan tidak terlepas dari adanya biaya yang dikeluarkan,
sampai saat ini SMK Negeri 3 Bandung merupakan sekolah bagi kalangan
menengah ke bawah, namun tidak menutup kemungkinan bagi kalangan
menengah atas, hal ini dapat menarik banyak lulusan SMP untuk dapat
melanjutkan sekolahnya ke SMK. Dengan demikian strategi yang dapat ditempuh
oleh setiap sekolah adalah dengan kualitas dan harga/biaya yang diperspsikan
baik.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pentingnya sekolah
yang sehat sebagai pertanda bahwa sekolah itu berkualitas yang mendukung
kesuksesan sekolah dan lulusannya, selain itu biaya yang dipersepsikan baik
dapat dijangkau oleh semua kalangan.Dengan adanya sekolah yang sehat yang
mencerminkan keunggulan sekolah, dan biaya sekolah yang dapat terjangkau
diharapkan dapat mempengaruhi masyarakat untuk bersekolah di sekolah
unggulan tersebut.