bab iv hasil penelitian dan pembahasan - a...

36
65 Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian yang akan memberikan jawaban atas permasalahan yang diteliti. Penelitian ini secara umum ingin mengetahui pengaruh terapi musik Mozart dalam meningkatkan kemampuan bahasa reseptif dan ekspresif anak autistik kelas VIII SMPLB di SLB BC Pambudi Dharma 1. Target Behavior dalam penelitian ini adalah kemampuan bahasa reseptif dan ekspresif anak autistik yang ditujukan dengan persentase perilaku yang muncul. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Single Subject Research (Penelitian dengan Subjek Tunggal) dengan pola disain A-B-A. Pencatatan data pada penelitian ini diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Kemampuan Bahasa Reseptif a. Hasil Baseline 1 (A1) Proses baseline 1 dilaksanakan sebagai langkah awal dalam pengambilan data yang merujuk pada target behavior yang telah ditentukan sebelumnya yaitu kemampuan bahasa reseptif dan ekspresif anak autistik. Peneliti menjabarkan deskripsi data kemampuan bahasa reseptif dan ekspresif secara terpisah supaya mudah memahaminya. Data baseline 1 ini diperoleh dari hasil tes lisan dan tes perbuatan sebanyak 20 soal berkenaan dengan bahasa reseptif yang diberikan tanpa

Upload: buidung

Post on 01-Apr-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

65

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas tentang hasil penelitian yang akan memberikan

jawaban atas permasalahan yang diteliti. Penelitian ini secara umum ingin

mengetahui pengaruh terapi musik Mozart dalam meningkatkan kemampuan

bahasa reseptif dan ekspresif anak autistik kelas VIII SMPLB di SLB BC

Pambudi Dharma 1. Target Behavior dalam penelitian ini adalah kemampuan

bahasa reseptif dan ekspresif anak autistik yang ditujukan dengan persentase

perilaku yang muncul. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Single Subject Research (Penelitian dengan Subjek Tunggal)

dengan pola disain A-B-A. Pencatatan data pada penelitian ini diolah dan

disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Kemampuan Bahasa Reseptif

a. Hasil Baseline 1 (A1)

Proses baseline 1 dilaksanakan sebagai langkah awal dalam

pengambilan data yang merujuk pada target behavior yang telah ditentukan

sebelumnya yaitu kemampuan bahasa reseptif dan ekspresif anak autistik.

Peneliti menjabarkan deskripsi data kemampuan bahasa reseptif dan

ekspresif secara terpisah supaya mudah memahaminya.

Data baseline 1 ini diperoleh dari hasil tes lisan dan tes perbuatan

sebanyak 20 soal berkenaan dengan bahasa reseptif yang diberikan tanpa

66

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

adanya perlakuan atau intervensi. Pada tahap ini dilakukan selama 4 sesi

dengan alokasi waktu 1x30 menit. Selanjutnya data yang diperoleh berupa

skor kemampuan anak di persentasekan (%), dengan cara membagi skor

yang diperoleh anak dengan jumlah skor maksimum lalu dikalikan 100.

Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.1 Fase Baseline 1 (A1)

Kemampuan Bahasa Reseptif

Sesi

(S)

Jumlah Tes Skor Perolehan Persentase

Nilai (N)

1 20 9 45%

2 20 9 45%

3 20 9 45%

4 20 8 40%

Rata-rata (x) atau x = 𝐍

𝐒 43,75%

Hasil dari tabel di atas dijabarkan dalam grafik berikut :

Grafik 4. 1 Fase Baseline 1 (A1)

Kemampuan Bahasa Reseptif

45% 45% 45%40%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

1 2 3 4Sesi

Kem

ampuan

Bah

asa

Res

epti

f

67

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

Mengacu pada tabel dan grafik di atas, maka diperoleh data hasil

pengamatan penelitian tentang kemampuan bahasa reseptif pada subjek

AK dengan rata-rata (mean level) 43,75%.

b. Hasil Intervensi

Langkah selanjutnya setelah fase baseline 1 adalah intervensi. Fase

intervensi ini dilakukan terhadap target behavior, yaitu kemampuan bahasa

reseptif dan ekspresif anak autistik, dimana perlakuannya adalah dengan

menerapkan terapi musik Mozart.

Proses intervensi ini dilakukan dalam kegiatan pembelajaran

tematik yaitu 2x30 menit, dimana subjek dikondisikan untuk mengikuti

kegiatan pembelajaran seperti biasanya, namun diberikan suatu perlakuan

yaitu peneliti memperdengarkan musik Mozart selama kegiatan

pembelajaran berlangsung. Adapun hasil intervensi yang dilakukan

terhadap subjek adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Fase Intervensi (B)

Kemampuan Bahasa Reseptif

Sesi Jumlah Tes Skor Perolehan Persentase

Nilai (N)

5 20 13 65%

6 20 15 75%

7 20 16 80%

8 20 16 80%

9 20 17 85%

10 20 18 90%

11 20 18 90%

12 20 18 90%

68

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

Rata-rata (x) atau x = 𝐍

𝐒 81,87%

Hasil dari tabel di atas dijabarkan dalam grafik berikut :

Grafik 4.2 Fase Intervensi (B)

Kemampuan Bahasa Reseptif

Mengacu pada tabel dan grafik di atas, maka diperoleh data hasil

pengamatan penelitian tentang kemampuan bahasa reseptif pada subjek

AK selama diberikan terapi musik Mozart dengan rata-rata (mean level)

81,87%. Dari data tersebut terlihat adanya peningkatan sebesar 38,12%

dari baseline 1.

c. Hasil Baseline 2 (A2)

Langkah terakhir dalam penelitian ini adalah fase baseline 2,

dimana peneliti perlu mengadakan kontrol untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh intervensi yang telah diberikan kepada subjek.

65%

75%80% 80%

85%90% 90% 90%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

5 6 7 8 9 10 11 12

69

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

Proses baseline 2 dilaksanakan sama seperti pada proses baseline 1

yaitu peneliti memberikan tes lisan dan tes perbuatan sebanyak 20 soal

pada anak namun tidak diberikan perlakuan atau intervensi. Adapun

hasilnya dijabarkan sebagai berikut :

Tabel 4.3 Fase Baseline 2 (A2)

Kemampuan Bahasa Reseptif

Sesi

(S)

Jumlah Tes Skor Perolehan Persentase

Nilai (N)

13 20 15 75%

14 20 16 80%

15 20 16 80%

16 20 16 80%

Rata-rata (x) atau x = 𝐍

𝐒 78,75%

Hasil dari tabel di atas dijabarkan dalam grafik berikut :

Grafik 4. 3 Fase Baseline 2 (A2)

Kemampuan Bahasa Reseptif

75%80% 80% 80%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

13 14 15 16Sesi

70

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

Mengacu pada tabel dan grafik di atas, maka diperoleh data hasil

pengamatan penelitian tentang kemampuan bahasa reseptif setelah

diberikan terapi musik Mozart pada subjek AK yang dilakukan sebanyak 4

sesi, dimana setiap sesinya menghabiskan waktu 30 menit. Bila dirata-

ratakan (mean level) dengan persen (%) diperoleh hasil 78,75 % dari

seluruh jumlah tes yang ada.

Rekapitulasi mengenai kemampuan bahasa reseptif subjek dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4

Rekapitulasi Perkembangan Kemampuan Bahasa Reseptif Subjek

dengan Terapi Musik Mozart

Sesi

Baseline 1

(A-1)

dalam %

Sesi Intervensi (B)

dalam % Sesi

Baseline 2

(A-2)

dalam %

1 45% 5 65% 13 75%

2 45% 6 75% 14 80%

3 45% 7 80% 15 80%

4 40% 8 80% 16 80%

9 85%

10 90%

11 90%

12 90%

Data tabel 4.1, 4.2, 4.3 menunjukkan bahwa pengamatan penelitian

pada semua fase, yaitu fase baseline 1 (A1), intervensi (B) dan baseline 1

(A2) dapat digambarkan sebagai berikut :

71

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

Grafik 4. 4

Rekapitulasi Perkembangan Kemampuan Bahasa Reseptif Subjek

Melalui Terapi Musik Mozart

Berdasarkan grafik 4.4 pada fase baseline 1 (A1), intervensi (B)

dan baseline 2 (A2) yang pada sesi 1 menunjukkan adanya peningkatan

mean level. Peningkatan tersebut dapat divisualisasikan sebagai berikut :

Grafik 4.5

Mean Level Kemampuan Bahasa Reseptif Subjek

45%45%45%40%

65%

75%80%80%

85%90%90%90%

75%80%80%80%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

44%

82% 79%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

A-1 B A-2

72

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

2. Deskripsi Data Kemampuan Bahasa Ekspresif

a. Hasil Baseline 1 (A1)

Data baseline 1 ini diperoleh dari hasil tes lisan dan tes perbuatan

sebanyak 20 soal mengenai kemampuan bahasa ekspresif anak tanpa

diberikannya perlakuan atau intervensi.

Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.5 Fase Baseline 1 (A1)

Kemampuan Bahasa Ekspresif

Sesi

(S)

Jumlah Tes Skor Perolehan Persentase

Nilai (N)

1 20 4 20%

2 20 4 20%

3 20 4 20%

4 20 4 20%

Rata-rata (x) atau x = 𝐍

𝐒 20%

Hasil dari tabel di atas dijabarkan dalam grafik berikut :

Grafik 4.6 Fase Baseline 1 (A1)

Kemampuan Bahasa Ekspresif

20% 20% 20% 20%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

1 2 3 4

Kem

ampuan

Bah

asa

Eksp

resi

f

Sesi

73

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

Mengacu pada tabel dan grafik di atas, maka diperoleh data hasil

pengamatan penelitian tentang kemampuan bahasa ekspresif pada subjek

AK dengan rata-rata (mean level) 20%. Sesi yang dilakukan pada tahap ini

sebanyak 4 kali dengan durasi waktu 1x30 menit.

b. Hasil Intervensi (B)

Data kemampuan bahasa ekspresif anak pada saat intervensi adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.6 Fase Intervensi (B)

Kemampuan Bahasa Ekspresif

Sesi Jumlah Tes Skor Perolehan Persentase

Nilai (N)

5 20 8 40%

6 20 9 45%

7 20 9 45%

8 20 11 55%

9 20 13 65%

10 20 14 70%

11 20 15 75%

12 20 15 75%

Rata-rata (x) atau x = 𝐍

𝐒 58,75%

Hasil dari tabel di atas dijabarkan dalam grafik berikut :

74

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

Grafik 4.7 Fase Intervensi (B)

Kemampuan Bahasa Ekspresif

Mengacu pada tabel dan grafik di atas, maka diperoleh data hasil

pengamatan penelitian tentang kemampuan bahasa ekspresif pada subjek

AK selama diberikan terapi musik Mozart dengan rata-rata (mean level)

58,75%. Dari data tersebut terlihat adanya peningkatan sebesar 38,75%

dari baseline 1.

c. Hasil Baseline (2)

Data kemampuan bahasa ekspresif anak pada kondisi baseline 2

disajikan dalam bentuk tabel dan grafik berikut ini:

Tabel 4.7 Fase Baseline 2 (A2)

Kemampuan Bahasa Ekspresif

Sesi

(S)

Jumlah Tes Skor Perolehan Persentase

Nilai (N)

13 20 12 60%

14 20 13 65%

40%45% 45%

55%

65%70%

75% 75%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

5 6 7 8 9 10 11 12

75

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

15 20 13 65%

16 20 13 65%

Rata-rata (x) atau x = 𝐍

𝐒 63,75%

Hasil dari tabel di atas dijabarkan dalam grafik berikut :

Grafik 4. 8 Fase Baseline 2 (A2)

Kemampuan Bahasa Ekspresif

Mengacu pada tabel dan grafik di atas, maka diperoleh data hasil

pengamatan penelitian tentang kemampuan bahasa ekspresif setelah

diberikan terapi musik Mozart pada subjek AK yang dilakukan sebanyak 4

sesi, dimana setiap sesinya menghabiskan waktu 30 menit. Bila dirata-

ratakan (mean level) dengan persen (%) diperoleh hasil 63,75% dari

seluruh jumlah tes yang ada.

Rekapitulasi mengenai kemampuan bahasa reseptif subjek dapat

dilihat pada tabel berikut :

60%65% 65% 65%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

13 14 15 16

Sesi

76

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

Tabel 4.8

Rekapitulasi Perkembangan Kemampuan Bahasa Ekspresif Anak

Autistik dengan Terapi Musik Mozart

Sesi

Baseline 1

(A-1)

dalam %

Sesi Intervensi (B)

dalam % Sesi

Baseline 2

(A-2)

dalam %

1 20% 5 40% 13 60%

2 20% 6 45% 14 65%

3 20% 7 45% 15 65%

4 20% 8 55% 16 65%

9 65%

10 70%

11 75%

12 75%

Data tabel 4.1, 4.2, 4.3 menunjukkan bahwa pengamatan penelitian

pada semua fase, yaitu fase baseline 1 (A1), intervensi (B) dan baseline 1

(A2) dapat digambarkan sebagai berikut :

Grafik 4.9

Rekapitulasi Perkembangan Kemampuan Bahasa Ekspresif dengan

Terapi Musik Mozart

20%20%20%20%

40%45%45%

55%

65%70%

75%75%

60%65%65%65%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

77

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

Berdasarkan grafik 4.4 pada fase baseline 1 (A1), intervensi (B)

dan baseline 2 (A2) yang pada sesi 1 menunjukkan adanya peningkatan

mean level. Peningkatan tersebut dapat divisualisasikan sebagai berikut :

Grafik 4.10

Mean Level Kemampuan Bahasa Ekspresif

3. Analisis Data

Analisis data merupakan tahap akhir sebelum penarikan kesimpulan.

Analisis data dalam modifikasi perilaku dilakukan untuk mengetahui efek

atau pengaruh intervensi terhadap target behavior. Dalam analisis data

terdapat komponen-komponen yang dianalisis yaitu dalam kondisi dan antar

kondisi.

a. Analisis Dalam Kondisi

Analisis perubahan dalam kondisi merupakan analisis perubahan

data dalam suatu kondisi baseline atau intervensi. Karena penelitian ini

20%

59% 64%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

A-1 B A-2

78

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

menggunakan desain A-B-A, maka komponen-komponennya adalah

sebagai berikut:

1) Panjang Kondisi

Panjang kondisi menunjuk pada banyaknya data dalam suatu

kondisi (banyaknya sesi yang dilakukan dalam satu kondisi). Pada

penelitian ini terdapat tiga tahap, diantaranya tahap baseline 1 (A1) yang

terdiri dari empat sesi, tahap intervensi (B) yang terdiri dari delapan sesi

dan tahap baseline 2 (A2) yang terdiri dari empat sesi. Kondisi dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.9

Data Panjang Kondisi Penelitian

Kondisi Baseline 1 (A1) Intervensi (B) Baseline (A2)

Panjang Kondisi 4 8 4

2) Estimasi Kecenderungan Arah

Estimasi kecenderungan arah adalah melihat perilaku dengan

menarik garis naik, sejajar atau turun dengan membelah dua (split-middle)

dengan cara:

a) Membagi data pada tahap baseline atau intervensi menjadi dua bagian.

b) Bagian kanan kiri juga masing-masing dibagi dua lagi.

c) Tarik garis sejajar dengan absis yang menghubungkan titik temu antar

garis grafik dengan garis belahan kanan dan kiri. Garisnya naik,

mendatar atau turun. Penjelasan tersebut digambarkan pada grafik

berikut :

79

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

Grafik 4.11

Estimasi Kecenderungan Arah

Kemampuan Bahasa Reseptif

Grafik di atas dimasukan ke dalam bentuk tabel estimasi

kecenderungan arah, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.10

Estimasi Kecenderungan Arah

Kemampuan Bahasa Reseptif

Kondisi Kecenderungan Arah

A1 B A2

Estimasi Kecenderungan Arah

Menurun Meningkat Meningkat

Berdasarkan grafik dan tabel di atas dapat dilihat bahwa

kecenderungan data baseline-1 (A-1) menurun dan pada fase intervensi

dan baseline-2 (A2) kurvanya naik. Pada fase baseline-2 (A-2) garisnya

45% 45% 45%40%

65%

75%80% 80%

85%90% 90% 90%

75%80% 80% 80%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

80

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

menunjukkan adanya perubahan yang signifikan akibat diberikannya

intervensi.

Grafik 4.12

Estimasi Kecenderungan Arah

Kemampuan Bahasa Ekspresif

Grafik di atas dimasukan ke dalam bentuk tabel estimasi

kecenderungan arah, dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.11

Estimasi Kecenderungan Arah

Kemampuan Bahasa Ekspresif

Kondisi Kecenderungan Arah

A1 B A2

Estimasi Kecenderungan Arah

Mendatar Meningkat Meningkat

20% 20% 20% 20%

40%45% 45%

55%

65%70%

75% 75%

60%65% 65% 65%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

81

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

Berdasarkan grafik dan tabel di atas dapat dilihat bahwa

kecenderungan data baseline-1 (A-1) mendatar dan pada fase intervensi

dan baseline-2 (A2) kurvanya naik. Pada fase baseline-2 (A-2) garisnya

menunjukkan adanya perubahan yang signifikan akibat diberikannya

intervensi.

3) Kecenderungan Stabilitas

Menentukan kecenderungan stabilitas kemampuan anak dalam

kondisi baseline maupun intervensi, dalam hal ini menggunakan kriteria

stabilitas 15%. “Secara umum jika 85%-90% data masih berada pada 15%

di atas dan di bawah mean, maka dikatakan stabil.” (Sunanto et.al, 2005:

112-113). Maka perhitungannya sebagai berikut :

a) menghitung rentang stabilitas 15% (nilai tertinggi x 0,15), b)

menghitung mean level (jumlah persentase dibagi banyaknya sesi),

c) menentukan batas atas (mean level ditambah setengah dari rentang

stabilitas), d) menentukan batas bawah (mean level dikurangi

setengah dari rentang stabilitas), e) menentukan kecenderungan

stabilitas data point (menghitung banyaknya data sesi yang berada

dalam rentang batas atas dan batas bawah, dibagi banyaknya sesi).

Jika persentase stabilitas sebesar 85% - 90% maka data dikatakan

stabil, sedangkan di bawah itu tidak stabil atau variabel. Berikut adalah

perhitungan kecenderungan stabilitas:

a) Menghitung rentang stabilitas 15% (nilai tertinggi x 0,15), dimana

nilai tertinggi untuk tahap baseline 1 (A1), intervensi (B) dan baseline

2 (A2) pada kemampuan bahasa reseptif dan ekspresif, masing-masing

nilai tersebut dikalikan 0,15. Hasilnya dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

82

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

Tabel 4.12

Rentang Stabilitas

Target Behavior Rentang Stabilitas

A1 B A2

Kemampuan Bahasa

Reseptif

(45 x 0,15)

6,75

(90 x 0,15)

13,5

(80 x0,15)

12

Kemampuan Bahasa

Ekspresif

(20 x 0,15)

3

(75 x 0,15)

11,25

(65 x 0,15)

9,75

b) Menghitung mean level (jumlah point data dibagi banyaknya sesi)

Jumlah nilai setiap sesi untuk tahap baseline 1 (A1), intervensi (B)

dan tahap baseline 2 (A2) pada kemampuan bahasa reseptif dan

ekspresif, dimana masing-masing nilai tersebut dibagi banyaknya sesi

pada setiap tahap. Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.13

Mean Level

Target Behavior Mean Level

A1 B A2

Kemampuan Bahasa

Reseptif

(175 : 4)

43,75

(655 : 8)

81,87

(315 : 4)

78,75

Kemampuan Bahasa

Ekspresif

(80 : 4)

20

(470 : 8)

58,75

(255 : 4)

63,75

c) Menghitung batas atas (mean level ditambah setengah dari rentang

stabilitas), dimana masing-masing nilai pada setiap tahap tersebut

ditambah setengah dari rentang stabilitas pada setiap tahapnya,

hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

83

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

Tabel 4.14

Batas Atas

Target Behavior Batas Atas

A1 B A2

Kemampuan Bahasa

Reseptif

(43,75 + 3,37)

47,12

(81,87 + 6,75)

88,62

(78,75 + 6)

84,75

Kemampuan Bahasa

Ekspresif

(20 + 1,5 )

21,5

(58,75 + 5,62)

64,37

(63,75 + 4,87)

68,62

d) Menghitung batas bawah (mean level dikurangi setengah dari rentang

stabilitas), dimana masing-masing nilai pada setiap tahap tersebut

dikurangi setengah dari rentang stabilitas pada setiap tahapnya, hasilnya

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.15

Batas Bawah

Target Behavior Batas Bawah

A1 B A2

Kemampuan Bahasa

Reseptif

(43,75 – 3,37)

40,38

(81,87 – 6,75)

75,12

(78,75 – 6)

72,75

Kemampuan Bahasa

Ekspresif

(20 – 1,5 )

18,5

(58,75 – 5,62)

53,13

(63,75 – 4,87)

58,88

e) Menghitung persentase data point atau persentase stabilitas (banyaknya

data point yang ada dalam rentang : banyaknya data). Dimana banyaknya

data point yang ada dalam rentang batas atas dan batas bawah pada setiap

tahap.

84

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

Grafik 4.13

Jumlah Point Dalam Rentang Setiap Tahap

Kemampuan Bahasa Reseptif

Pada grafik di atas, terlihat untuk tahap baseline 1 (A1) sebanyak 3 point,

tahap intervensi (B) sebanyak 3 point dan tahap baseline 2 (A2) sebanyak

4 point, masing-masing nilai pada setiap tahap tersebut dibagi banyaknya

data pada setiap tahapnya, hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.16

Persentase Stabilitas

Kemampuan Bahasa Reseptif

Target Behavior Persentase Stabilitas

A1 B A2

Kemampuan Bahasa

Reseptif

(3 : 4)x 100%

75%

(Variabel)

(3 : 8)x100%

37,5%

(Variabel)

(4 : 4)x100%

100%

(Stabil)

30

35

40

45

50

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

85

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

Grafik 4.14

Jumlah Point Dalam Rentang Setiap Tahap

Kemampuan Bahasa Ekspresif

Pada grafik di atas, terlihat untuk tahap baseline 1 (A1) sebanyak 4 point,

tahap intervensi (B) sebanyak 1 point dan tahap baseline 2 (A2) sebanyak

4 point, masing-masing nilai pada setiap tahap tersebut dibagi banyaknya

data pada setiap tahapnya, hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.17

Persentase Stabilitas

Kemampuan Bahasa Ekspresif

Target Behavior Persentase Stabilitas

A1 B A2

Kemampuan Bahasa

Ekspresif

(4 : 4)x100%

100%

(Stabil)

(1 : 8)x100%

12,5%

(Variabel)

(4 : 4)x100%

100%

(Stabil)

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

86

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

4) Kecenderungan Jejak Data

Menentukan kecenderungan jejak data sama halnya dengan

menentukan arah naik turunnya data. Kecenderungan data dijabarkan pada

tabel berikut :

Tabel 4.18

Kecenderungan Jejak Data

Kondisi A1 B A2

Kecenderungan jejak data

kemampuan bahasa reseptif

(-)

(+)

(+)

Kecenderungan jejak data

kemampuan bahasa ekspresif

(=)

(+)

(+)

5) Level Stabilitas Rentang

Menentukan level stabilitas dan rentang adalah dengan cara

memasukan masing-masing kondisi angka terkecil dan angka terbesar

sebagaimana terlihat pada tabel sebelumnya. Hasil dapat terlihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 4.19

Level Stabilitas dan Rentang

Kondisi A1 B A2

Level stabilitas dan

rentang kemampuan

bahasa reseptif

Variabel

40%-45%

Variabel

65%-90%

Stabil

75%-80%

Level stabilitas dan

rentang kemampuan

bahasa ekspresif

Stabil

20%-20%

Variabel

40%-75%

Stabil

60%-65%

87

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

6) Level Perubahan

Menentukan level perubahan yaitu dengan cara menghitung selisih

data sesi pertama pada setiap kondisi, hal tersebut menentukan arah naik atau

menurun, dan diberi tanda (+) jika membaik, menurun atau memburuk diberi

tanda (-), dan tanda (=) jika tidak ada perubahan. Baik buruknya kondisi

sesuai dengan tujuan penelitian. Data tersebut dimasukkan ke dalam tebel

berikut :

Tabel 4.20

Data Level Perubahan

Kondisi A1 B A2

Data Level Perubahan

Kemampuan Bahasa Reseptif

40%-45% 90%-65% 80%-75%

Hasil Perhitungan -5 +25 +5

Data Level Perubahan

Kemampuan Bahasa

Ekspresif

20%-20% 75%-40% 65-40%

Hasil Perhitungan = 0 +35 +25

Level perubahan ini adalah untuk melihat bagaimana data pada sesi

terakhir. Dapat dilihat pada kemampuan bahasa reseptif bahwa terjadi

penurunan pada baseline 1 dari sesi pertama hingga sesi terakhir. Sedangkan

pada tahap intervensi dan baseline 2 kondisi membaik. Pada kemampuan

bahasa ekspresif, tidak terjadi perubahan pada tahap baseline 1 (A1) dari sesi

pertama hingga akhir, sedangkan pada tahap intervensi perubahan yang

terjadi adalah sebesar (+35%) dan pada tahap baseline 2 (A2) perubahan yang

terjadi adalah sebesar (+5%).

88

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

Apabila keenam komponen analisis dalam kondisi dimasukan ke

format rangkuman, maka hasilnya seperti tabel di bawah ini:

Tabel 4.21

Hasil Analisis Dalam Kondisi

Kemampuan Bahasa Reseptif

Kondisi A1 B A2

Panjang Kondisi 4 8 4

Estimasi Kecenderungan

Arah

(-)

(+)

(+)

Kecenderungan Stabilitas 75%

(Variabel)

37,5%

(Variabel)

100%

(Stabil)

Jejak Data

(-)

(+)

(+)

Level Stabilitas dan Rentang 40%-45%

Variabel

65%-90%

Variabel

75%-80%

Stabil

Level Perubahan 40%-45% 90%-65% 80%-75%

-5 +25 +5

Tabel 4.22

Hasil Analisis Dalam Kondisi

Kemampuan Bahasa Ekspresif

Kondisi A1 B A2

Panjang Kondisi 4 8 4

Estimasi Kecenderungan

Arah

(=)

(+)

(+)

Kecenderungan Stabilitas 100%

(Stabil)

12,5%

(Variabel)

100%

(Stabil)

Jejak Data

(=)

(+)

(+)

89

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

Level Stabilitas dan Rentang 20%-20%

Stabil

40%-75%

Variabel

60%-65%

Stabil

Level Perubahan 20%-20% 75%-40% 65-40%

= 0 +35 +25

b. Analisis Antar Kondisi

1) Jumlah Variabel yang Diubah

Pada data rekaan variabel yang diubah pada kondisi baseline 1

(A1) ke intervensi (B) adalah 1, dengan demikian format atau tabel akan

terlihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.23

Data Jumlah Variabel yang Diubah

Perbandingan Kondisi Intervensi (B) ke

Baseline-1 (A-1)

Intervensi (B) ke

Baseline-2 (A-2)

Jumlah variabel yang diubah 1 1

2) Perubahan Kecenderungan Efeknya

Menentukan perubahan kecenderungan arah dengan mengambil

data pada analisis dalam kondisi di atas (naik, tetap atau turun), yaitu

untuk melihat perubahan perilaku.

Tabel 4.24

Perubahan Kecenderungan Arah

Perbandingan Kondisi Intervensi (B) ke

Baseline-1 (A-1)

Intervensi (B) ke

Baseline-2 (A-2)

Perubahan Kecenderungan

Arah Kemampuan Bahasa

Reseptif

(+) (-)

(+) (+)

90

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

Perubahan Kecenderungan

Arah Kemampuan Bahasa

Ekspresif

(+) (=)

(+) (+)

3) Perubahan Kecenderungan Stabilitas

Perubahan kecenderungan stabilitas yaitu langkah untuk melihat

stabilitas perilaku subjek dalam kondisi baseline dan intervensi. Hasil

dari perubahan kecenderungan stabilitas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.25

Perubahan Kecenderungan Stabilitas

Perbandingan Kondisi Intervensi (B) ke

Baseline-1 (A-1)

Intervensi (B) ke

Baseline-2 (A-2)

Perubahan Kecenderungan

Stabilitas Kemampuan

Bahasa Reseptif

Variabel ke Variabel Stabil ke Variabel

Perubahan Kecenderungan

Stabilitas Kemampuan

Bahasa Ekspresif

Variabel ke Stabil Stabil ke Variabel

4) Perubahan Level Data

Perubahan level data yaitu langkah dalam mengetahui selisih

yang terjadi antara sesi terakhir dengan sesi awal pada fase berikutnya,

kemudian hasil dari pada selisih tersebut ditandai dengan (+,-,=). Baik

buruknya kondisi sesuai dengan tujuan penelitian.

91

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

Tabel 4.26

Perubahan Level Data

Perbandingan Kondisi Intervensi (B) ke

Baseline-1 (A-1)

Intervensi (B) ke

Baseline-2 (A-2)

Perubahan Level Data

Kemampuan Bahasa

Reseptif

90%-45%

(+45)

80%-65%

(+15)

Perubahan Level Data

Kemampuan Bahasa

Ekspresif

75%-20%

(+55)

65%-40%

(+25)

5) Persentase Overlap

Overlap dalah kesamaan kondisi antara baseline 1 (A1) dengan

intervensi (B), dengan kata lain semakin kecil persentase overlap maka

semakin baik pengaruh intervensi terhadap target behavior.

a) Overlap tahap baseline 1 (A1) dan intervensi (B) adalah untuk

mengetahui apakah dalam intervensi ada skor yang masuk ke dalam

batas atas dan batas bawah baseline 1, seperti tampak pada grafik

berikut ini:

92

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

Grafik 4.15

Overlap Kondisi Baseline 1 (A1) terhadap Intervensi (B)

Kemampuan Bahasa Reseptif

b) Overlap tahap intervensi (B) dan baseline 2 (A2) adalah untuk

mengetahui apakah dalam tahap baseline 2 (A2) ada skor yang masuk

ke dalam batas atas dan batas bawah intervensi. Dapat dilihat pada

grafik berikut ini:

404244464850525456586062646668707274767880828486889092949698

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

93

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

Grafik 4.16

Overlap Kondisi Baseline 2 (A2) terhadap Intervensi (B)

Kemampuan Bahasa Reseptif

Berdasarkan kedua grafik tersebut, maka data disimpulkan

dalam tabel berikut :

Tabel 4.27

Data Persentase Overlap

Kemampuan Bahasa Reseptif

Perbandingan

Kondisi

Baseline-1 (A-1)

terhadap Intervensi

(B)

Intervensi (B)

terhadap Baseline-2

(A-2)

Persentase Overlap 0 : 8 x 100%

0%

3 : 4 x 100%

75%

404244464850525456586062646668707274767880828486889092949698

100

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

94

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

Tabel di atas menunjukkan pengertian bahwa kondisi baseline-

1 terhadap kondisi intervensi tidak terdapat data yang tumpang tindih

atau overlap, sedangkan pada intervensi terhadap baseline-2 terdapat

dua data yang tumpang tindih sebesar 75% dari empat sesi baseline-2.

Grafik 4.17

Overlap Kondisi Baseline 1 (A1) terhadap Intervensi (B)

Kemampuan Bahasa Ekspresif

101214161820222426283032343638404244464850525456586062646668707274767880

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

95

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

Grafik 4.18

Overlap Kondisi Baseline 2 (A2) terhadap Intervensi (B)

Kemampuan Bahasa Ekspresif

Berdasarkan kedua grafik tersebut, maka data disimpulkan

dalam tabel berikut :

20222426283032343638404244464850525456586062646668707274767880

5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

96

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

Tabel 4.28

Data Persentase Overlap

Kemampuan Bahasa Ekspresif

Perbandingan

Kondisi

Baseline-1 (A-1)

terhadap Intervensi

(B)

Intervensi (B)

terhadap Baseline-2

(A-2)

Persentase Overlap 0 : 8 x 100%

0%

1 : 4 x 100%

25%

Tabel di atas menunjukkan pengertian bahwa kondisi baseline-

1 terhadap kondisi intervensi tidak terdapat data yang tumpang tindih

atau overlap, sedangkan pada intervensi terhadap baseline-2 terdapat

dua data yang tumpang tindih sebesar 25% dari empat sesi baseline-2.

Tabel 4.29

Hasil Analisis Antar Kondisi

Kemampuan Bahasa Reseptif

Perbandingan Kondisi B/A-1 A2-B

Jumlah Variabel yang Diubah 1 1

Perubahan Kecenderungan

Arah dan Efeknya

(+) (-)

(+) (+)

Perubahan Kecenderungan

Stabilitas Variabel ke Variabel Stabil ke Variabel

Perubahan Level 90%-45%

(+45)

80%-65%

(+15)

Persentase Overlap 0 : 8 x 100%

0%

3 : 4 x 100%

75%

97

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

Tabel 4.30

Hasil Analisis Antar Kondisi

Kemampuan Bahasa Ekspresif

Perbandingan Kondisi B/A-1 A2-B

Jumlah Variabel yang Diubah 1 1

Perubahan Kecenderungan

Arah dan Efeknya

(+) (=)

(+) (+)

Perubahan Kecenderungan

Stabilitas

Variabel ke Stabil Stabil ke Variabel

Perubahan Level 75%-20%

(+55)

65%-40%

(+25)

Persentase Overlap 0 : 8 x 100%

0%

1 : 4 x 100%

25%

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data serta grafik disain A-B-A yang diuraikan

sebelumnya ternyata menghasilkan suatu penilaian bahwa terapi musik Mozart

telah terbukti memberikan pengaruh terhadap kemampuan bahasa reseptif dan

ekspresif anak autistik di SLB BC Pambudi Dharma 1 Cimahi. Hal ini sesuai

dengan kajian teori pada bab sebelumnya yang menyatakan bahwa musik Mozart

dapat menstimulasi saraf-saraf di otak khususnya di lobus temporalis sebagai

pusat bahasa sehingga dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak termasuk

perbendaharaan kata, kemampuan berekspresi dan kelancaran berkomunikasi.

Anak autistik mengalami gangguan dalam tiga aspek perkembangan yaitu,

interaksi sosial, komunikasi dan perilaku. Kemampuan komunikasi dan bahasa

mereka sangat berbeda dengan anak pada umumnya dan tidak menunjukkan

98

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

perkembangan yang semestinya, khususnya dalam bahasa berbahasa baik secara

reseptif dan ekspresif. Oleh karenanya diperlukan suatu upaya pembelajaran yang

mampu meningkatkan kemampuan bahasa reseptif dan ekspresif mereka agar

lebih bermakna, yaitu melalui terapi musik Mozart.

Melalui hasil analisis dan pengolahan data yang telah dilakukan dan

disajikan dalam bentuk grafik garis maupun batang dengan menggunakan disain

A-B-A, dapat dilihat bahwa penggunaan terapi musik Mozart mampu memberikan

efek positif terhadap kemampuan bahasa bahasa reseptif dan ekspresif anak

autistik dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini mengacu pada perolehan persentase

yang diperoleh subjek secara keseluruhan, mulai dari fase baseline 1, intervensi,

dan fase baseline 2.

Berdasarkan hasil penelitian pada subjek AK menunjukkan adanya tingkat

perkembangan dalam kemampuan bahasa reseptif yang dicapai pada fase baseline

1 selama empat kali pengukuran, fase intervensi selama delapan kali, dan fase

baseline 2 selama empat kali. Pada fase baseline 1, persentase tertinggi yang

dicapai subjek adalah 45% di sesi satu sampai tiga, sedangkan persentase terendah

adalah 40% di sesi ke empat. Pada fase intervensi, persentase tertinggi yang

dicapai subjek adalah 90% yang diperoleh pada sesi terakhir, sedangkan

persentase terendah didapat pada fase lima yaitu 65%. Dan pada fase baseline 2,

subjek mendapat persentase tertinggi sebesar 82,5% pada sesi 15 dan 16,

sedangkan persentase terendah yakni pada sesi 13 sebesar 75%. Sedangkan pada

aspek kemampuan bahasa ekspresifnya di fase baseline anak tidak mengalami

peningkatan apapun dengan persentase sebesar 20% dari sesi satu sampai empat,

99

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

lalu pada fase intervensi anak mendapat persentase terendah sebesar 40% dan

persentase tertinggi sebesar 75%. Dan pada fase baseline 2 anak mendapat

persentase terendah 60% dan tertinggi 65%.

Grafik 4.5 (mean level) rata-rata perkembangan kemampuan bahasa

reseptif subjek pada fase baseline 1 yaitu sebesar 43,75% yang dibulatkan

menjadi 44%, fase intervensi sebesar 81,87% yang kemudian dibulatkan menjadi

82%, dan fase baseline 2 sebesar 78,75% yang dibulatkan menjadi 79%. Dan pada

grafik 4.10, mean level kemampuan bahasa ekspresif pada fase baseline 1 sebesar

20%, intervensi 58,75% dan baseline 2 63,75%.

Analisis terhadap persentase stabilitas kemampuan bahasa reseptif AK,

yakni memperoleh persentase sebesar 75% pada fase baseline 1, 37,5% pada fase

intervensi, dan 100% pada fase baseline 2. Sedangkan untuk kemampuan bahasa

reseptifnya memperoleh persentase sebesar 100% pada fase baseline 1, 12,5%

pada fase intervensi dan 100% pada fase baseline 2.

Mengkaji hasil pengolahan data dan analisis data, ternyata secara

keseluruhan tingkat penguasaan dalam kemampuan bahasa reseptif dan ekspresif

subjek mengalami peningkatan. Melihat peningkatan tersebut, hal ini

menunjukkan bahwa terapi musik Mozart dapat dikatakan mempunyai pengaruh

dalam meningkatkan kemampuan bahasa reseptif dan ekspresif.

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data di lapangan, tingkat

kemampuan bahasa reseptif dan ekspresif pada subjek terlihat adanya kenaikan

pada grafik. Hal ini menunjukkan persentase kemampuan bahasa reseptif dan

ekspresif pada subjek semakin membaik, walaupun peningkatan yang dicapai dari

100

Friska Nisa Khairin, 2012 Pengaruh Terapi Musik Mozart Dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif Dan Ekspresif Pada Anak Autistik Di Slb Bc Pambudi Dharma 1 Cimahi Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Daftar: 019/Skripsi/PLB/Oktober/2012

segi analisis stabilitas masih ada fase yang mempersentasekan hasil tidak stabil

atau variabel. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hambatan, diantaranya:

karakteristik yang dimiliki subjek seperti konsentrasi yang mudah teralih dan

cepat bosan, juga adanya gangguan dari luar sehingga membuat suasana belajar

menjadi kurang kondusif.

Mengacu pada data yang diperoleh subjek pada kondisi baseline-1 (A1),

intervensi (B) dan baseline-2 (A2), telah terjadi peningkatan dalam kemampuan

bahasa bahasa reseptif dan ekspresif anak autistik. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa penerapan terapi musik Mozart dapat meningkatkan kemampuan bahasa

reseptif dan ekspresif anak autistik kelas VIII SMPLB C1 di SLB BC Pambudi

Dharma 1 Cimahi.